komunitasku terbaru

15
SAP TENTANG GIZI BALITA O L E H SI-KEPERAWATAN SEMESTER VI-A KELOMPOK I NAMA: 1. AHMAD TURMUZI SATRIAWAN 2. DEDY GIGIH APRIA PRATAMA 3. DESAK KETUT KENCANA WATI 4. FANNY FEBRIANTY NGABA 5. JEMMY SAPUTRA 6. KADEK DEVI PRAMANA 7. NELLY JUMALIAH

Upload: yupripto-turnawan

Post on 12-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNITASKU terbaru

SAP TENTANG GIZI BALITA

O

L

E

H

SI-KEPERAWATAN

SEMESTER VI-A

KELOMPOK I

NAMA:

1. AHMAD TURMUZI SATRIAWAN

2. DEDY GIGIH APRIA PRATAMA

3. DESAK KETUT KENCANA WATI

4. FANNY FEBRIANTY NGABA

5. JEMMY SAPUTRA

6. KADEK DEVI PRAMANA

7. NELLY JUMALIAH

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKES ) MATARAM

2015

Page 2: KOMUNITASKU terbaru

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok Bahasan : Peningkatan Kesehatan pada Balita

Sub Pokok Bahasan : Gizi Balita

Sasaran : Ibu – Ibu yang Memiliki Anak Balita

Hari/ Tanggal :

Waktu : 45 menit

Tempat :

I. ANALISA SITUASIA. Peserta

Peserta yang akan diberikan pendidikan kesehatan yaitu ibu – ibu yang memiliki anak balita sebanyak 15 orang.

B. Ruangan .

C. Pengajar Pendidikan kesehatan Gizi Balita akan di lakukan oleh Mahasiswa atau

mahasiswi stikes mataram semester VIA. Keperawatan.

II. TUJUAN ISTRUKSIONAL UMUMSetelah dilakukan pendidikan kesehatan gizi balita selama 45 menit,

diharapkan ibu – ibu dapat mengetahui tentang gizi balita.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti kegiatan tentang penyuluhan kesehatan diharapkan ibu- ibu

yang memiliki balita dapat :A. Menyebutkan pengertian giziB. Menyebutkan karakteristik gizi balita

Page 3: KOMUNITASKU terbaru

C. Menyebutkan peran makanan bagi balitaD. Menyebutkan kebutuhan gizi balitaE. Menyebutkan hal – hal yang mendorong gangguan gizi balitaF. Menyebutkan akibat kekurangan energy protein balitaG. Menyebutkan makanan balitaH. Menyebutkan makanan selingan bagi balita.

IV. MATERI Terlampir

V. METODEA. CeramahB. Tanya jawab

VI. MEDIA dan ALAT BANTU PENDIDIKAN KESEHATANA. MEDIA

1. Poster

VII. KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

No. Waku Pelaksanaan Kegiatan Respon Keluarga

1 Pembukaan 5 menit

Mengucapkan salam Memperkenalkan diri dan anggota Apersepsi Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan Kontrak waktu Menyebutkan materi yang akan

diberikan

Menjawab salamMendengarkanMendengarkanMendengarkan

MendengarkanMendengarkan

2 Pengembangan31 menit

Menjelaskan pengertian gizi

Menjelaskan karakteristik gizi balita

Menjelaskan peran makanan bagi balita

Menjelaskan kebutuhan gizi bgi balita

Menjelaskan hal yang mendorong gangguan gizi balita

Menjelaskan akibat kekurangan energi protein

Mendengarkan & mencatat

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Page 4: KOMUNITASKU terbaru

Menjelaskan menu makanan balitaMendengrkan

Menjelaskan makanan selingan bagi balita.

Mendengarkan

4 Penutup4 menit

Mengucapkan terimakasih atas peran serta ibu – ibu.

Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

VIII. KRITERIA EVALUASIA. Indikator/Standar

Ibu – ibu dapat :1. Menyebutkan pengertian gizi2. Menyebutkan karakteristik gizi balita3. Menyebutkan peran makanan bagi balita4. Menyebutkan kebutuhan gizi balita5. Menyebutkan hal – hal yang mendorong gangguan gizi balita6. Menyebutkan akibat kekurangan energi protein balita7. Menyebutkan makanan balita8. Menyebutkan makanan selingan bagi balita.

B. Proses1. Ibu – ibu antusias terhadap materi pendidikan kesehatan yang diberikan2. Tidak ada ibu – ibu yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan di tengah

penyampaian materi3. Ibu – ibu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

C. Pertanyaan Evaluasi1. Sebutkan pengertian gizi2. Sebutkan karakteristik gizi balita3. Sebutkan peran makanan bagi balita4. Sebutkan kebutuhan gizi balita5. Sebutkan hal – hal yang mendorong gangguan gizi balita6. Sebutkan akibat kekurangan energy protein balita7. Sebutkan makanan balita8. Sebutkan makanan selingan bagi balita.

Page 5: KOMUNITASKU terbaru

IX. DAFTAR PUSTAKA

Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92

Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.

Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Page 6: KOMUNITASKU terbaru

Lampiran

A. DEFINISI

Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat

B. KARAKTERISTIK BALITA

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

C. PERAN MAKANAN BAGI BALITA

Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.

1.      Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

2.      Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.

3.      Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.

a)      Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b)      Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c)      Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Page 7: KOMUNITASKU terbaru

D. KEBUTUHAN GIZI BALITA

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

1.       Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

2.      Kebutuhan zat pembangu

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

3.       Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.

E. BEBERAPA HAL YANG MENDORONG TERJADINYA GANGGUAN GIZI

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:

a.       Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b.      Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap

Page 8: KOMUNITASKU terbaru

bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c.       Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.

d.      Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein.

Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

e.       Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

f.       Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.

g.      Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.

h.      Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

i.        Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.

Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

j.        Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.

Page 9: KOMUNITASKU terbaru

k.      Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

F. KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

a.       Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

b.      Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

c.       Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu

d.      Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:

a.       Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis

b.      Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan

c.       Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

d.      Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan

e.       Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan )

1)      Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter.

2)      Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

a. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.

b. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak.

c. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)

Page 10: KOMUNITASKU terbaru

d. Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.

Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini.

a.       Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus

b.      Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.

c.       Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.

d.      Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.

e.       Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

G. MENU MAKANAN BALITA

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :

• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:

o Pagi hari waktu sarapan.

o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

o Pukul 16.00 sebagai selingan

o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun

Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)

• Pukul 06.00 : Susu

• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

Page 11: KOMUNITASKU terbaru

• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

• Pukul 14.00 : Susu

• Pukul 16.00 : Makanan selingan

• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim

• Pukul 20.00 : Susu.

H. MAKANAN SELINGAN BALITA

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1.         Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.

2.         Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).

3.         Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah.

Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan

Page 12: KOMUNITASKU terbaru

menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu