komunikasi the asian muslim action network (aman...

117
KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN) INDONESIA DALAM MEMBANGUN PERDAMAIAN DI POSO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Laily Rahmawati NIM: 1111051000160 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016M

Upload: buikien

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN)

INDONESIA DALAM MEMBANGUN PERDAMAIAN DI POSO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Laily Rahmawati

NIM: 1111051000160

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/2016M

Page 2: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998
Page 3: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998
Page 4: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Desember 2016

Laily Rahmawati

Page 5: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Laily Rahmawati

Komunikasi The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam

Membangun Perdamaian di Poso

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak budaya, suku bangsa,

bahkan agama. Oleh karena itu, saat berbicara dengan masyarakatnya tidak bisa

luput dari keagamaan dan keberagaman. Kondisi yang beragam ini salah satu

faktor yang dapat memicu konflik. Konflik yang terjadi seringkali memicu

terjadinya kekerasan yang lebih banyak terjadi pada perempuan. Namun

perempuan ternyata juga dapat menjadi agen perdamaian. Dalam kasus Poso

contohnya, inisiasi pembangunan perdamaian juga dilakukan oleh perempuan.

The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia merupakan lembaga yang

berkontribusi dalam membangun perdamaian di Poso dengan mengedepankan

partisipasi perempuan. Dalam prosesnya tentu AMAN Indonesia membutuhkan

komunikasi khusus hingga mencapai tujuannya.

Merujuk dari latar belakang di atas, akhirnya timbul pertanyaan bagaimana

proses komunikasi AMAN Indonesia dalam membangun perdamaian di Poso?

Metodologi penelitian yang menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan sosiologis. Penelitian ini menggunakan teori Komunikasi

Nirkekerasan dari Marshall Rosenberg. Teori ini menjelaskan bahwa komunikasi

nirkekerasan merupakan salah satu cara untuk membimbing kita agar bisa

berkomunikasi dengan hati melalui empat proses yakni observasi, perasaan,

kebutuhan dan permintaan. Komunikasi nirkekerasan biasanya digunakan dalam

proses bina damai atau resolusi konflik.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa proses komunikasi AMAN

Indonesia dalam membangun perdamaian di Poso menggunakan komunikasi

nirkekerasan dengan empat prosesnya. Tahapan observasi dilakukan dengan

datang langsung ke Poso dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat Poso.

Tahap perasaan diimplementasikan lewat aktivitas sharing perasaan sebelum

program dimulai. Tahap kebutuhan dilakukan dengan memberikan program yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat Poso. Tahap permintaan dilakukan salah

satunya dengan selalu berkata positif.

Kata kunci: AMAN Indonesia, perempuan, perdamaian, komunikasi

nirkekerasan,.

Page 6: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa

untuk nikmat sehat yang selalu Allah berikan kepada penulis sehingga penulis

masih bisa merasakan indahnya kehidupan. Sholawat dan salam tidak pernah lupa

penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw. kekasih setiap hamba yang telah

mengajarkan kepada kita tentang indahnya keberagaman.

Bahagia rasanya karena atas izin Allah Swt. penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan judul: Komunikasi The Asian Muslim Action Network

(AMAN) Indonesia dalam Membangun Perdamaian di Poso.

Penyelesaian skripsi ini tentu tidak mulus, banyak aral dan rintangan yang

dihadapi. Namun penulis selalu berusaha untuk mensyukuri setiap detik dalam

perjuangan yang dijalani. Karena penulis meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia

dalam perjuangan selagi ia berada dalam jalan kebaikan. Sejujurnya, butuh waktu

yang lama bagi penulis dalam menggarap dan menyelesaikan skripsi ini. Mulai

dari riset tentang permasalahan yang akan diangkat hingga penentuan judul. Bagi

penulis, menyusun skripsi bukan suatu hal yang mudah. Butuh pendalaman

masalah dan fokus yang tepat hingga akhirnya dapat melakukan penelitian.

Meskipun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini,

namun skripsi ini adalah hasil dari usaha terbaik penulis.

Page 7: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan semua pihak.

Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Arif Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Masran M.Ag. selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

dan Fita Faturrokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Ade Masturi, MA. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sangat

bijaksana memberi motivasi dan arahannya kepada penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Rachmat Baihaky, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan arahannya dalam pembuatan judul skripsi hingga

terbentuklah judul tersebut.

6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan banyak ilmu kepada

penulis selama menempuh pendidikan di jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 8: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

7. Orang tua tercinta, Bapak Slamet Riyadi & Ibu Satifah yang telah

memberikan do’a tulusnya untuk penulis dan juga dengan kesabaran dan

dukungan yang luar biasa dari mereka, penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

8. Untuk Lembaga The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia

khususnya kepada Bapak Gufron dan Mbak Siti Hanifah serta pendeta

Roswin Wuri yang telah memberikan banyak informasi dan telah

meluangkan waktunya dalam penyelesaian penelitian ini.

9. Untuk saudara tersayang, Mustaghferi El-Riyadi dan Arini Robbi Izzati.

Kalian adalah sumber semangat dan motivasi bagi penulis. Love you both!

10. Untuk suami tercinta, Hasbul. Thank’s for supporting me and always been

here. I’m proud for having you.

11. Untuk teman-teman KPI E yang sedari awal bersama melalui “lika-liku”

jalannya perkuliahan. Semoga silaturrahmi kita tetap terjaga.

12. Untuk Radio Dakwah dan Komunikasi (RDK FM) dan teman-teman se-

organisasi. Terrima kasih untuk moment dan pelajaran yang sangat

berharga.

13. Untuk teman-teman Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar

(FKMSB) Jakarta dan teman-teman Forum Mahasiswa Madura

(FORMAD). Dukungan kalian sangat berarti bagi penulis.

14. Untuk teman-teman KKN RICKS. Terima kasih untuk sepenggal kisah

yang tertoreh.

Page 9: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

15. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Doa dan dukungan kalian sangat

berarti bagi penulis. Semoga Allah Swt. Senantiasa membalas kebaikan

kalian semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga

skripsi ini dapat memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya.

Jakarta, 01 Oktober 2016

Peneliti

Page 10: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10

D. Metodologi Penelitian .......................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 15

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 17

BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................... 19

A. Komunikasi Nirkekerasan Marshall Rosenberg ................... 19

B. Konseptualisasi Perdamaian .................................................. 25

C. Partisipasi Perempuan dalam Membangun Perdamaian ....... 33

BAB III GAMBARAN UMUM AMAN INDONESIA ........................ 38

A. Sejarah The Asian Muslim Action Network

(AMAN) Indonesia............................................................. 38

B. Struktur Badan Pekerja The Asian Muslim Action

Network (AMAN) Indonesia ..................................................... 46

Page 11: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

vi

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA ........................... 48

A. Komunikasi Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia dalam membangun perdamaian di Poso ............... 48

1. Empat proses komunikasi nirkekerasan AMAN

Indonesia........ ............................................................... 48

a) Tahap Observasi (Observe) ..................................... 51

b) Tahap Perasaan (Feeling) ........................................ 57

c) Tahap Kebutuhan (Need) ........................................ 60

d) Tahap Permintaan (Request) ................................... 64

BAB V PENUTUP ................................................................................. 73

A. Kesimpulan ........................................................................... 73

B. Saran ..................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ ...... 75

LAMPIRAN ................................................................................................. 78

Page 12: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak budaya, suku

bangsa, bahkan agama. Penduduk di Indonesia kebanyakan beragama

Islam, namun banyak juga penduduk yang menganut agama Kristen,

Hindu, Buddha dan agama lain. Berdasarkan sensus penduduk 2010 yang

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penganut agama di Indonesia

yaitu Islam 87,2 %, Kristen 6,9 %, Katolik 2,9 %, Hindu1,7 %, Buddha

0,7 % dan Konghucu 0,005 %.1 Oleh karena itu, saat berbicara dengan

masyarakatnya tidak bisa luput dari keagamaan dan keberagaman.

Keberagaman merupakan sunnatullah yang harus direnungi dan diyakini

setiap umat, kesadaran umat beragama menjadi kunci bagi

keberlangsungan dalam menjalankan agamanya masing-masing.2

Kondisi yang beragam ini dapat dikatakan sebagai pluralitas. Kata

pluralitas diartikan sebagai keadaan atau fakta yang bercorak majemuk.3

Pluralitas merupakan agenda kemanusiaan dan dianggap sebagai salah satu

faktor yang dapat memicu konflik.4 Anggapan ini bisa jadi benar, jika

1“Agama di Indonesia” dilansir pada Senin, 30 Oktober 2016 pkl. 16.00 WIB melalui

www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/item69 2M. Syaiful Rahman, “Islam dan Pluralisme”, diakses pada 28 Februari 2016 dari

http://journal.stainkudus.ac.id/index..php/Fikrah/article/view/666 3

Faisal Ismail, Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 42 4Tobroni dan Syamsul Arifin, Islam: Pluralisme Budaya dan Politik, Refleksi Teologi

untuk Aksi dalam Keragaman dan Pendidikan, (Yogyakarta: SIPRESS, 1994), h.34

Page 13: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

2

masyarakat bersifat acuh dan tidak pandai menerima dan mengelola

perbedaan. Namun jika masyarakat bersifat peduli, dan mau menerima

perbedaan maka ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa untuk

membangun keharmonisan, kesejahteraan dan peradaban umat manusia.

Secara singkat, konflik dapat didefinisikan sebagai persaingan atau

perjuangan antar orang-orang yang memiliki kebutuhan ide, kepercayaan,

nilai, atau tujuan yang berbeda. Dalam definisi ini, adanya konflik ditandai

oleh kondisi yang menunjukkan oposisi atau ketidaksesuaian sebagai inti

dari konflik, baik antar individu, kelompok atau posisi-posisi sosial, yang

disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau kepercayaan, atau karena

eksistensi material atau terwujud melalui wacana.5

Sedangkan dalam hal konflik bernuansa agama, maksudnya adalah

permasalahan yang timbul dengan melibatkan agama baik secara langsung

maupun tidak langsung. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, pertama,

karena faktor sosial-ekonomi: kesenjangan ekonomi, sedangkan dalam

ranah politik seringkali agama dijadikan alasan untuk mendapat kekuasaan

atau senjata untuk melawan kelompok lawan politik. Kedua, faktor dari

alam. Dengan kata lain konflik yang bernuansa agama bisa terjadi secara

alamiah sebagai konsekuensi logis dari perbedaan tetapi juga bisa terjadi

karena direkayasa.6

5

Ani Soetjipto dan Pande Trimayuni, Gender & Hubungan International Sebuah

Pengantar, (Yogyakarta: Jalasutra anggota IKAPI, 2013), h. 41 6Syafa‟atun Elmirzanah, dkk., Pluralisme, Konflik dan Perdamaian Studi Bersama Antar-

Iman, (Yogyakarta: DIAN, 2002), h.10-11

Page 14: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

3

Sebagai contoh, konflik yang terjadi di kabupaten Poso tahun

1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998 bertepatan

dengan hari Natal. Tiga pemuda Kristen (satu di antaranya bernama Roy)

mendatangi Akhmad Ridwan (muslim, 21 tahun) yang sedang tidur di

mesjid Darussalam Sayo. Diduga ketiga pemuda Kristen ini sedang

mabuk. Tiba-tiba ketiga pemuda Kristen itu membacok Ridwan. Ridwan

melawan dan berteriak meminta tolong. Warga muslim sekitar mesjid

yang sedang makan sahur berlarian ke luar rumah mengejar ketiga pemuda

Kristen pelaku pembacokan itu. Peristiwa inilah yang memicu pecahnya

konflik Muslim-Kristen di Poso. Selain pembakaran dan pembunuhan,

Konflik Poso juga diwarnai oleh pelecehan seksual dan pelecehan terhadap

martabat kemanusiaan (martabat wanita). Konflik Poso juga telah

mengakibatkan terjadinya pengungsian secara besar-besaran dari

penduduk setempat. Mereka berhamburan ke daerah-daerah yang dirasa

aman untuk menyelamatkan diri.7

Pada akhirnya konflik yang terjadi di Poso saat muncul ke

permukaan lebih terlihat mengandung isu SARA (suku, agama, ras dan

antar golongan). Menurut Ketua Umum Forum Silaturahmi dan

Perjuangan Umat Islam (FSPUI) Poso, H. Muh. Adnan Arsal, konflik

tersebut terus terjadi dan bertujuan kembali mengadu domba antarumat

beragama di Poso. Akan tetapi, bila diperhatikan secara jeli, ketegangan di

Poso pada awalnya lebih didasarkan pada kesenjangan politik

7 Faisal Ismail, Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 86-87

Page 15: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

4

pemerintahan yang dipicu oleh pergeseran tampuk pemerintahan

daerah/lokal dan kesenjangan sosial ekonomi.8

Sebagian kalangan berpendapat bahwa perbedaan konsep

keagamaanlah yang menjadi sumber konflik dan ketiadaan rasa aman

antarumat beragama. Akan tetapi, beberapa hal menunjukkan bahwa

ketidakamanan antarumat beragama terjadi justru berkaitan erat dengan

faktor-faktor yang berada di luar lingkup agama9, meskipun sedikit banyak

agama memberikan pertimbangan tersendiri bagi penganutnya. Padahal

jika saja baju agama tersebut dikesampingkan dan lebih mengedepankan

sisi humanisme mungkin konflik yang terjadi bisa diselesaikan dengan

cara damai. Maka bukan lagi waktunya untuk terus mengklaim agama

mana yang benar dan agama mana yang salah. Namun sudah waktunya

berpikir lebih daripada itu, yakni mengenai bagaimana cara membangun

perdamaian antarumat beragama di Indonesia.

Dalam konteks adanya konflik atau ketegangan, perempuan

sebagai bagian dalam masyarakat dan fenomena sosial tidak luput dan

cenderung berada dalam posisi yang rentan. Seperti yang dikatakan oleh

feminis sosialis kontemporer, Julliet Mitchel, status dan fungsi perempuan

ditentukan secara jamak oleh perannya pada produksi, reproduksi, serta

seksualitas. Dalam hal ini, ideologi patriarkal telah menyebabkan

8

Wa Ode Zainab Z.T, „Konflik Poso’, diakses pada 24 Februari 2016 dari

http://www.academia.edu/7099104/Konflik_Poso 9Bahtiar Effendy, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan, (Yogyakarta: Galang

Press, 2001), h. 24

Page 16: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

5

subordinasi perempuan oleh laki-laki. Posisi perempuan sebagai korban

yang rentan dalam konflik juga tidak lepas dari ketidaksetaraan yang

disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin. Subordinasi perempuan dan

posisi perempuan sebagai korban konflik, karena jenis kelamin dan

fisiknya, serta kontruksi sosial yang menempatkan dominasi laki-laki

terhadap perempuan, membuat perempuan menjadi pihak yang paling

rentan menjadi korban dalam konflik. Misalnya lewat perkosaan baik yang

dilakukan secara individu maupun masal.10

Konflik yang terjadi seringkali memicu terjadinya kekerasan. Akan

tetapi yang menjadi pokok permasalahannya adalah ketika hal itu terjadi,

kekerasan justru lebih banyak terjadi pada perempuan. Kekerasan terhadap

perempuan mencapai lebih dari 216 ribu11

kasus sepanjang tahun 2012.

Sementara itu, data Komnas Perempuan pada 2014 menunjukkan jumlah

kekerasan terhadap perempuan sebanyak 293 ribu lebih. Hasil tersebut

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya

berjumlah sekitar 279 ribu kasus.12

Raimundo Panikkar menggambarkan bahwa perdamaian ini ibarat

suatu atau beberapa simbol positif untuk mengikat cita-cita kehidupan

manusia, sehingga semua manusia harus selalu dan terus berpikir tentang

10

Ani Soetjipto dan Pande Trimayuni, Gender & Hubungan International Sebuah

Pengantar, (Yogyakarta: Jalasutra anggota IKAPI, 2013), h. 41-43 11

http://www.voaindonesia.com/content/kekerasan-seksual-terhadap-perempuan-di-indonesia-meningkat/2782786.html diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015 okl. 11.08 WIB

12http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/07/063647808/indonesia-darurat-

kekerasan-terhadap-perempuan diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015.

Page 17: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

6

perdamaian tersebut.13

Namun berpikir saja tentu tidak cukup, harus ada

tindakan nyata yang dilakukan baik oleh individu maupun lembaga. Salah

satu yang menajdi faktor penting dalam membangun perdamaian adalah

dengan komunikasi. Komunikasi yang baik dapat membuat hubungan

antar individu atau kelompok juga baik. Kuncinya adalah dengan

mengedepankan empati daripada keegoisan.

Dalam kasus Poso beberapa tahun lalu, inisiasi pembangunan

perdamaian juga dilakukan oleh perempuan. Sebagaimana dituliskan oleh

Dwi Rubby Khalifah, Country Representative AMAN Indonesia

menyebutkan bahwa perempuan desa Tangkura di Poso pada pertengahan

kurun waktu 2002 telah menginisiasi perdamaian. Tangkura adalah salah

satu desa di kabupaten Poso yang cukup kuat. Seperti daerah yang lainnya,

keluarga muslim dan kristen di desa tangkura juga mengungsi di

pegunungan terdekat dari desa mereka. Selama mengungsi kebanyakan

mereka mengkonsumsi ketela pohon, satu-satunya sumber makanan yang

tersedia di pegunungan. Menipisnya stok makanan di pengungsian,

memaksa perempuaan untuk mengambil inisiatif “turun gunung” dan

kembali ke desa dan mengumpulkan makanan yang ada dan dibawa ke

tempat pengungsian. Setelah melihat kondisi dirasa relatif aman, mereka

akhirnya memulai untuk menjual hasil kebun mereka berupa sayur-

sayuran, buah-buahan dan ikan dari pintu ke pintu di desa tetangga. Proses

komunikasi dari pintu ke pintu di mulai untuk saling bertukar informasi

13

Mohammad Abdus Sobur, “Visi Perdamian Generasi Muda”, dalam Amana Magazine

Vol.2 Iss.1 Indonesia, (2008), h. 3

Page 18: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

7

keberadaan saudara masing-masing baik dari keluarga Kristen maupun

Muslim. Banyak keluarga mendapatkan manfaat dari pertukaran informasi

yang dimotori oleh perempuan karena dirasa lebih jujur dan apa adanya

menggunakan bahasa perempuan “selamatkan kehidupan”. Kepala desa

Tangkura memonumenkan tempat pertukaran informasi ini sebagai pasar

rekonsiliasi untuk mengenang gerakan rakyat untuk perdamaian.14

Komunikasi dalam prosesnya bisa saja menyebabkan permusuhan

namun juga dapat digunakan dalam proses bina-damai. Komunikasi

tersebut menurut Marshall Rosenberg disebut sebagai nonviolent

communication (Komunikasi Nirkekerasan). Tujuan daripada komunikasi

nirkekerasan adalah untuk membuat hubungan manusia yang

memberdayakan kasih, memberi dan menerima dan membuat struktur

pemerintahan/kehidupan dan korporasi yang mendukung penuh kasih

memberi dan menerima.15

Komunikasi nirkekerasan dapat dilihat baik

sebagai praktek spiritual yang membantu kita melihat kemanusiaan kita,

menggunakan kekuatan kita dengan cara yang menghormati kebutuhan

semua orang, dan keterampilan konkret yang membantu kita menciptakan

kehidupan melayani keluarga dan masyarakat. Komunikasi nirkekerasan

adalah komunikasi untuk menciptakan perdamaian satu sama lain.16

14

Dwi Ruby Khalifah, “Gerakan Perdamaian Perempuan?”, diakses pada 26 Februari

2016 dari diakses pada 26 Februari 2016 dari

http://amanindonesia.org/discourse/2010/12/01/gerakan-perdamaian-perempuan[ask].html 15

Lini Zurlia, “Dialog Antaragama dan Peran Perempuan; Analisis Semiotika Pesan Film

Where Do We Go Now?,” (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 2 16

Lini Zurlia, “Dialog Antaragama Dan Peran Perempuan,” h. 2

Page 19: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

8

Maka dalam menyebar arti pentingnya membangun perdamaian,

The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia hadir di tengah-

tengah masyarakat. AMAN Indonesia adalah lembaga yang bekerja untuk

pembangunan perdamaian melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi

perempuan. Lembaga ini berdiri sejak tanggal 1 Maret 200717

dan hingga

saat ini masih menampakkan eksistensinya.

AMAN Indonesia sebagai fasilitator Sekolah Perempuan (SP) yang

dibangun di Poso.18

Sekolah Perempuan (SP) yang diinisiasi oleh AMAN

Indonesia merupakan sebuah media bagi perempuan untuk berpartisipasi

aktif dalam proses pembangunan perdamaian. Melalui media Sekolah

Perempuan dan fokus pada pendidikan perempuan, perempuan memiliki

ruang mengekspresikan hasrat belajarnya sekaligus memiliki kesempatan

belajar dari pengalaman sesama secara terencana. Melalui pendidikan pula

perempuan akan lebih percaya diri menyampaikan pengetahuannya kepada

orang-orang sekitar dan masyarakat luas. Sirkulasi pengetahuan

pembangunan perdamaian inilah yang diharapkan mampu mempengaruhi

tindakan sehari-hari masyarakat.19

Sekolah Perempuan merupakan wadah

belajar yang menggunakan kurikulum berbasis budaya perdamaian dan ke-

17 http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015. 18

Mukhlison S. Widodo dan Rach Alida Bahaweres, “Lian Gogali: Ruang Bicara

Perempuan Poso”, diakses pada 26 Februari 2016 dari http://www.gatra.com/fokus-berita/22876-

lian-gogali-ruang-bicara-perempuan-poso.html 19

Tentang Sekolah Perempuan,diakses pada 26 Februari 2016 dari

http://amanindonesia.org/sekolah-perempuan/2010/12/20/tentang-sekolah-perempuan.html

Page 20: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

9

Islaman dengan tingkat kelenturan waktu, tempat dan metode yang mampu

mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan peserta.20

Berdasarkan hal di atas, AMAN Indonesia mempunyai tugas dalam

bidang garapannya sebagai lembaga yang bergerak dalam pembangunan

perdamaian melalui kapasitas dan partisipasi perempuan di Indonesia.

Selanjutnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

AMAN Indonesia mengenai komunikasi yang digunakan AMAN

Indonesia dalam membangun perdamaian antarumat beragama di

kabupaten Poso. Maka, skripsi ini memiliki judul: “Komunikasi The

Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam Membangun

Perdamaian di Poso”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah hanya

pada komunikasi The Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia dalam membangun perdamaian di Poso.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan

masalah yang akan diteliti yaitu:

a. Bagaimana proses komunikasi AMAN Indonesia dalam

membangun perdamaian di Poso?

20

Dwi Ruby Khalifah, “Perempuan Mengelola Perdamaian”, diakses pada 25 Februari

2016,dari http://amanindonesia.org/discourse/2010/09/30/perempuan-mengelola-perdamaian.html

Page 21: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berkenaan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Ingin mengetahui proses komunikasi AMAN Indonesia dalam

membangun perdamaian di Poso.

2. Manfaat Penelitian

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat dari

segi akademisi dan praktisi, yaitu:

Secara akademisi yaitu: untuk pengembangan ilmu

komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan

referensi dan peningkatan wawasan akademis khususnya dalam

komunikasi nirkekerasan.

Secara praktis yaitu: memberikan informasi bagi akademisi dan

masyarakat luas mengenai komunikasi AMAN Indonesia dalam

membangun perdamaian di Poso dimana dalam membangun

perdamaiannya juga melibatkan partisipasi perempuan.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan menggunakan jenis

penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis. Penelitian kualitatif

adalah mengemukakan gambaran dan atau pemahaman mengenai

Page 22: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

11

mengapa dan bagaimana suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.21

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif akan

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan

terhadap sesuatu yang diamati dan menemukan kebenaran yang dapat

diterima akal sehat.

2. Sifat penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin

tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.22

Penelitian deskriptif

adalah data yang dikumpulkan merupakan kata-kata, gambar-gambar,

dan bukan merupakan angka-angka (statistik). Data tersebut mugkin

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape,

catatan atau memo atau teks tertentu, serta dokumen-dokumen resmi

lainnya. 23

3. Metode penelitian

Studi kasus merupakan bagian dari penelitian kualitatif,

dimana data atau hasilnya tidak diperoleh dan disajikan dengan

menggunakan angka-angka atau data statistik, melainkan menghasilkan

dan mengolah data yang deskriptif dengan harapan dapat diperoleh

gambaran secara menyeluruh tentang subyek terhadap keadaan yang

21

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara,

2007), h. 35 22

Ronny kountur, Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis

(Jakarta; Penerbit PPM, 2004), h. 25 23

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta :PT

Indeks Kelompok Granmedia), h. 70

Page 23: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

12

dialaminya, oleh karena itu maka diperlukan data yang bersifat khusus

dan individual untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kasus ini

dapat berupa individu, kelompok kecil, organisasi, komunitas, bahkan

suatu bangsa.24

Studi kasus digunakan karena pendekatannya yang

efektif untuk mengumpulkan data observasi yang luas dan terinci, yang

di dasari atas satu atau beberapa subyek saja. Penelitian dengan studi

kasus dapat menyoroti kejadian- kejadian dan gejala- gejala social

dalam kehidupan seorang responden dalam suatu kelompok untuk

memahami dinamika social dari kelompoknya, serta kemungkinan

untuk membuka aspek-aspek dari kehidupan seseorang yang biasanya

lebih banyak tersembunyi.25

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April-September 2016 di

kantor AMAN Indonesia yaitu Komplek Rawa Bambo 1 Jl. L No. 3,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penulis berkunjung ke kantor AMAN

sebanyak 6 kali karena data yang didapat telah mencukupi.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian di sini adalah The Asian Muslim Action

Network (AMAN) Indonesia dan objek penelitian di sini adalah proses

komunikasi AMAN Indonesia dalam membangun perdamaian di Poso.

24

Kristi E poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Jakarta:LPSP UI,2001), h. 28 25

J.Vredenbergt. metode dan teknik penelitian masyarakat ( Jakarta ,

PT.Gramedia,1978 )h. 42-43

Page 24: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

13

6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan penginderaan.26

Maka, dalam penelitian ini

peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap AMAN

Indonesia dengan datang langsung ke kantor AMAN Indonesia.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.27

Penulis mewawancarai dan bertanya langsung kepada informan

untuk mendapatkan informasi yang tepat, wawancara ini

ditujukan kepada Gufron selaku Program Manager AMAN

Indonesia, Siti Hanifah selaku Koordinator Divisi Pendampingan

AMAN Indonesia, dan Roswin Wuri selaku sekretaris Pengurus

Persekutuan Perempuan Sinode GKST (Gereja Kristen Sulawesi

Tengah) sebagai perwakilan dari Poso.

26

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2009), h. 115 27

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),

h. 186

Page 25: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

14

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang

diteliti tidak hanya dokumen resmi.28

Teknik dokumentasi

sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk

meramalkan.29

Untuk melengkapi data yang sudah diperoleh

melalui wawancara, peneliti juga menggunakan metode

dokumentasi untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan

dengan penelitian. Data-data tersebut dapat berasal dari artikel,

media elektronik dan lain sebagainya.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat dekriptif

kualitatif, yaitu setelah data diklasifikasikan sesuai aspek data yang

terkumpul lalu diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan

tergambar sejauh mana komunikasi nirkekerasan diterapkan dalam

membangun perdamaian melalui partisipasi perempuan di kabupaten

Poso yang dilakukan AMAN Indonesia dengan melihat data-data

yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Setelah itu dianalisis dan kemudian disusun dalam

laporan penelitian ini.

28

Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.

70 29

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),

h. 217

Page 26: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

15

8. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam teknik penulisan proposal ini penulis menggunakan

buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang disusun oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CEQDA 2007. Selain itu

penulis juga menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

Metode Penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi atau penelitian Mahasiswa Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

yang bahasannya hampir sama dengan yang penulis bahas, yaitu:

1. A. Maulidal Mukarrom, Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah,

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. “Implementasi

Perencanaan Strategis Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Asian

Muslim Action Network (AMAN) Indonesia.”30

Skripsi beliau

memiliki fokus kajian terhadap proses perencanaan strategis

AMAN Indonesia dalam membuat program dan menentukkan job

description pengurus maupun staff AMAN Indonesia. Identifikasi

masalah dan isu-isu yang berkembang dijadikan prioritas dalam

merencanakan dan mengambil keputusan untuk masa depan yang

sesuai dengan Visi dan Misi AMAN Indonesia. Sementara itu,

skripsi penulis lebih fokus kepada model komunikasi AMAN

30

A. Maulidal Mukarrom,“Implementasi Perencanaan Strategis Pada Lembaga Swadaya

Masyarakat Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia.” (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2010), h. 1

Page 27: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

16

Indonesia dalam membangun perdamaian melalui partisipasi

perempuan.

2. Lini Zurlia, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. “Dialog Antaragama dan

Peran Perempuan; Analisis Semiotika Pesan Film Where Do We

Go Now?.”31

Dalam skripsi ini Lini Zurlia mengemukakan bahwa

yang ingin disampaikan dalam film tersebut adalah untuk selalu

percaya kepada Allah, saling tolong menolong dan menyelesaikan

konflik dengan jalan damai. Sementara peran perempuan dalam

penyelesaian konflik dalam film tersebut cukup signifikan.

Komunikasi yang digunakan perempuan dalam bina damai pun

adalah komunikasi nirkekerasan. Skripsi tersebut jelas berbeda

dengan penelitian penulis baik dari subjek maupun objeknya.

Subjek dalam skripsi tersebut adalah film dan objeknya adalah

simbol-simbol dan dialog yang ada dalam film tersebut. Sementara

penulis subjeknya adalah sebuah lembaga yaitu AMAN Indonesia.

Hanya saja dalam skripsi tersebut maupun skripsi penulis sama-

sama menggunakan teori komunikasi nirkekerasan Marshall

Rosenberg.

3. Putri Hadiyati Rizkiyah, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. “Resolusi

Konflik antara Betawi dan Madura di Pedaengan Jakarta Timur:

31

Lini Zurlia,“Dialog Antaragama dan Peran Perempuan; Analisis Semiotika Pesan

Film Where Do We Go Now?.”, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 1

Page 28: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

17

Perspektif Komunikasi Antarbudaya.”32

Dalam skripsi ini Putri

menyebutkan bahwa resolusi konflik antara masyarakat Betawi dan

Madura di Pedaengan Jakarta Timur diselesaikan dengan dialog

dan mengikursertakan perwakilan dari tokoh Betawi dan Madura.

Skripsi tersebut jelas berbeda dengan penelitian penulis. Dalam

penelitian tersebut komunikasi yang digunakan adalah komunikasi

antarbudaya sementara skripsi penulis menggunakan komunikasi

nirkekerasan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan menjadi

lima bab yang meliputi:

BAB I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan

argumentasi mengenai studi ini. Dalam bab ini penulis

menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II berisi tentang tinjauan teoritis mengenai konseptualisasi

komunikasi nirkekerasan, konseptualisasi perdamaian

meliputi makna perdamaian, perdamaian menurut islam,

dan partipasi perempuan dalam membangun perdamaian.

32

Putri Hadiyati Rizkiyah, “Resolusi Konflik antara Betawi dan Madura di Pedaengan

Jakarta Timur: Perspektif Komunikasi Antarbudaya.”, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.

1

Page 29: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

18

BAB III membahas sekilas tentang gambaran umum AMAN

Indonesia, meliputi sejarah berdirinya lembaga AMAN

Indonesia, visi dan misi, pendekatan-pendekatan dalam

membangun perdamaian oleh AMAN Indonesia, konsep

besar aktivitas AMAN Indonesia dan struktur badan

pengurus AMAN Indonesia.

BAB IV dalam bab ini menjelaskan tentang hasil temuan dan analisis

terkait bagaimana komunikasi AMAN Indonesia dalam

membangun perdamaian di Poso.

BAB V Penutup. Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan

dari penulisan skripsi, serta saran-saran yang dianggap perlu.

Page 30: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

19

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Komunikasi Nirkekerasan Marshall Rosenberg

1. Definisi dan Tujuan Komunikasi Nirkekerasan Marshall

Rosenberg

Nonviolent Communication (NVC) merupakan evolutionary

imperative of human communication yang diperkenalkan oleh

Marshall Rosenberg. Marshall Rosenberg lahir 6 Oktober 1934 di

Canfon, Ohio/Amerika Serikat. Rosenberg dikenal sebagai salah

seorang ahli psikologi ternama di Amerika yang merintis Nonviolent

Communication, yakni komunikasi yang berfungsi membantu para

pihak membangun resolusi konflik bagi terciptanya perdamaian.1

Pada November 2004, Rosenberg memberikan kuliah umum di

Lausanne/Switzerland. Pada saat itu mengemukakan definisi

komunikasi nirkekerasan sebagai berikut; nonviolent communication

(komunikasi nirkekerasan) merupakan keterampilan berkomunikasi

yang ditampilkan dalam cara membahasakan maksud, pikiran,

perasaan yang dapat mempengaruhi orang lain.2 Komunikasi

nirkekerasan adalah salah satu cara untuk membimbing kita agar bisa

1Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.ke-1,

h. 978 2 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.ke-1,

h. 979

Page 31: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

20

berkomunikasi dengan hati.3 Komunikasi nirkekerasan mulai

berkembang pada awal tahun 1960 dengan kerangka teori.

Ada dua inti ajaran berkomunikasi tanpa kekerasan/NVC atau

yang sering “berkomunikasi dengan kasih”, bahwa:

a. Pada hakikatnya, semua manusia ketika berusaha untuk

memenuhi kebutuhannya selalu ramah dan tidak saling

menyakitkan. Hal ini sesuai dengan dalil NVC bahwa

konflik antara individu atau kelompok merupakan akibat

dari miskomunikasi antarmanusia.

b. Betapa sering dalam berkomunikasi untuk memenuhi

kebutuhan itu manusia menggunakan bahasa pemaksaan

atau manipulatif sehingga membuat orang lain merasa

takut, bersalah, malu, hingga sampai kepada taraf

mengancam untuk memberikan hukuman atau menjanjikan

hadiah.4 Terkadang tanpa disadari dalam komunikasi

sehari-hari banyak menggunakan komunikasi kekerasan

baik dengan keluarga, tetangga, maupun orang lain.

Kekerasan adalah perilaku emosional, baik ucapan maupun

tindakan yang mendominasi dan mengurangi sisi

kemanusiaan. Bentuk kekerasan dapat berupa fisik

(pemukulan, menampar dan lain-lain), verbal (mencaci

3Marshall B. Rosenberg, Nonviolent Communication (A Language of Life), (USA:

PuddleDancer Press, 2013), h. 3 4 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.ke-1,

h. 983

Page 32: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

21

maki dan lain-lain), dan psikis (mengintimidasi dan lain-

lain).5

Salah satu tujuan komunikasi nirkekerasan adalah untuk

menciptakan situasi dimana dengan berkomunikasi tanpa kekerasan,

maka semua kebutuhan sesama dapat terpenuhi. Alasannya adalah

dari situasi kebatinan saling pengertian dan kasih sayang, maka akan

timbul strategi baru komunikasi yang membuat pihak-pihak yang

berkomunikasi dapat memenuhi kebutuhan masing-masing. Maka,

benar sebagaimana dikatakan Marshall B. Rosenberg bahwa bahasa,

pikiran, dan keterampilan berkomunikasi merupakan cara terbaik

untuk mempengaruhi orang lain.6

Sementara itu, ada beberapa hal yang menjadi fokus komunikasi

nirkekerasan dan tertuju pada tiga nilai, yaitu:

a. Self-emphaty yakni berempati pada diri sendiri yang dapat

menghasilkan energi untuk membangun empati kepada

orang lain.

b. Honest self-expression, pernyataan diri secara jujur, jadi

jujur terhadap diri sendiri sebelum jujur kepada orang lain.

c. Emphaty for others, berempati kepada orang lain karena

sebelumnya telah berempati terhadap diri sendiri.7

5Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian

2014-2017, (Jakarta: AMAN Indonesia, 2015), h. 122-123 6Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.ke-1,

h. 983 7 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, h. 979-980

Page 33: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

22

2. Proses Komunikasi Nirkekerasan

Model dasar komunikasi nirkekerasan (nonviolent

communication) dikembangkan sebagai keterampilan melalui empat

komponen dan sekaligus menjadi tahapan proses komunikasi

nirkekerasan. Keempat komponen tersebut yaitu8:

a. Observe (mengamati): mengamati tanpa evaluasi, penilaian,

atau analisis.9 Kita mengamati apa yang benar-benar terjadi

dalam suatu situasi. Kiatnya adalah mampu

mengartikulasikan pengamatan itu tanpa memasukkan

penilaian atau evaluasi apapun. Dalam Modul Sekolah

Perempuan untuk Perdamaian disebutkan bahwa observasi

adalah pengamatan atas suatu kondisi bukan penilaian

terhadap sesuatu tersebut.10

b. Feelings (perasaan): bagaimana menyatakan apa yang kita

rasa, saat kita mengamati suatu tindakan. Hal ini berkaitan

dengan bagaimana perasaan atau emosional positif dan

negatif yang ada dalam diri kita.11

c. Needs (kebutuhan): bagaimana mengungkapkan kebutuhan

yang berhubungan dengan perasaan. Kita mengatakan apa

8Marshall B. Rosenberg, Ph. D, Nonviolent Communication a Language of Life

Komunikasi Nirkekerasan Bahasa Kehidupan, Penerjemah: Alfons Taryadi, (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2010), h. 8-9 9Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), cet.ke-1,

h. 980-981 10

Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian

2014-2017, (Jakarta: AMAN Indonesia, 2015), h. 121 11

Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian

2014-2017, h. 121

Page 34: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

23

kebutuhan kita yang terhubungkan dengan perasaan-

perasaan yang telah kita identifikasikan. Dalam hal ini juga

turut mampu untuk membedakan mana kebutuhan dan mana

keinginan. Dalam segala hal kebutuhan seharusnya

mendapatkan prioritas daripada keinginan.12

d. Request (permintaan): bagaimana meminta bantuan dari

orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita, atau membuat

orang lain merasakan hidup yang sejahtera. Tahapan ini juga

mengurusi apa yang kita inginkan dari orang lain yang akan

memperkaya hidup kita. Adalah penting untuk diperhatikan

bahwa orang lain juga harus dibiarkan bebas untuk

menghormati atau menolak permintaan.13

Jadi, komunikasi nirkekerasan adalah mengekspresikan empat

komponen tersebut dengan cara sangat jelas, entah secara verbal atau

dengan cara lain. Bagian lain komunikasi ini terdiri atas menerima

empat komponen tersebut dari orang lain. Kita berhubungan dengan

mereka dengan pertama-tama merasakan apa yang mereka amati,

mereka rasakan, dan mereka inginkan; kemudian kita menemukan apa

12

Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian

2014-201, h. 121 13

Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian

2014-2017, (Jakarta: AMAN Indonesia, 2015), h. 122

Page 35: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

24

yang akan memperkaya hidup dengan menerima komponen

keempat—permintaan mereka.14

Ketika kita menggunakan proses ini, kita boleh memulai dari

diri sendiri dengan mengungkapkan diri kita atau dengan secara

empatik menerima empat komponen tersebut dari orang lain.

Meskipun kita belajar mendengarkan serta secara verbal

mengekspresikan setiap komponen tersebut, penting untuk mengingat

bahwa komunikasi nirkekerasan bukan suatu set formula tetapi

sesuatu yang menyesuaikan diri pada pelbagai situasi. Sementara itu

ketika merujuk pada komunikasi nirkekerasan sebagai suatu “proses”

dan “bahasa”, adalah mungkin untuk mengalami empat potong proses

itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Esensi dari komunikasi

nirkekerasan ada di dalam kesadaran kita tentang empat komponen

itu, bukan di dalam kata-kata yang dipertukarkan.15

Komunikasi nirkekerasan juga mengasumsikan bahwa kita

semua sama, kebutuhan dasar manusia, dan bahwa setiap tindakan kita

adalah strategi untuk memenuhi satu atau lebih dari kebutuhan ini.

Komunikasi nirkekerasan yang mengedepankan empati dan

mengedepankan kejujuran dengan asumsi dasar tersebut dianggap

mampu untuk mengatasi kemungkinan terjadinya konflik oleh

14

Marshall B. Rosenberg, Ph. D, Nonviolent Communication a Language of Life

Komunikasi Nirkekerasan Bahasa Kehidupan, Penerjemah: Alfons Taryadi (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2010), h. 9 15

Marshall B. Rosenberg, Ph. D, Nonviolent Communication a Language of Life

Komunikasi Nirkekerasan Bahasa Kehidupan, Penerjemah: Alfons Taryadi (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2010), h. 10

Page 36: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

25

Marshall Rosenberg. Model komunikasi ini juga dapat diterapkan

dalam membangun upaya-upaya perdamaian. Model komunikasi

inilah yang banyak diterapkan oleh banyak pendamping dalam

menyelesaikan konflik atau bahkan mencegah konflik terjadi.16

B. Konseptualisasi Perdamaian

1. Makna Perdamaian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, damai berarti tidak

ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tentram. Sementara

perdamaian adalah penghentian permusuhan (perselisihan dan

sebagainya).17

Konsep tentang perdamaian merentang antara agama

dan kebudayaan karena dia berkaitan dengan nilai-nilai seperti

keamanan dan keselarasan, martabat dan keadilan. Karena itu, tidaklah

mengherankan apabila setiap sistem agama dan kepercayaan, apakah

yang bersifat sekuler atau religious, bagaimanapun juga mempunyai

ajaran tentang perdamaian baik yang nyata maupun perdamaian akhirat

yang dijanjikan sebagai implementasi tentang ajaran-ajaran.18

Dengan cara demikian maka secara implisit, kita juga dapat

membatasi arti perdamaian untuk mengakomodasi suatu sistem

pemikiran tentang kepercayaan dari agama-agama atau ajaran sosial-

kultural lainnya yang selama ini tersembunyi namun belum terungkap

16

Lini Zurlia, “Dialog Antaragama dan Peran Perempuan; Analisis Semiotika Pesan Film

Where Do We Go Now?,” (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 20 17

http://kbbi.web.id/damai diakses pada 27 Januari 2016, pkl. 08.44 WIB 18

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011), cet.ke-1, h. 434

Page 37: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

26

sama sekali. Kita semua tentunya berharap agar ideal perdamaian

memang harus dicita-citakan oleh masyarakat beragama dan berbudaya

di mana pun dan kapan pun dia berada. Karena itu pula, maka

perdamaian selain harus dijadikan sebagai cita-cita tetapi juga harus

diimplementasikan dalam praktek kehidupan agama dan kultural,

sekurang-kurangnya menjadi semacam prioritas dalam semua kerja

kehidupan dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun juga. Dan

jika perlu, perdamaian ibarat sebagai “doa bersama” dari semua

agama-agama di dunia untuk mengimplementasikan ajaran agama

ini.19

Meskipun tidak ada definisi tunggal tentang kata “damai”,

tetapi beberapa tokoh (scholars) mendefinisikan kata damai sebagai

berikut:

1. Menurut Reardon (1988) bahwa damai adalah ketiadaan

kekerasan dalam berbagai bentuk, apakah itu bentuk fisik,

sosial, psikologis, dan struktural.20

2. Menurut Galtung, damai memiliki dua wajah. Pertama, damai

yang negatif adalah ketidakadaan perang atau konflik

langsung. Damai negatif membutuhkan kontrol kekerasan yang

dilakukan oleh pemerintah melalui pengamanan dan

19

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, h. 434 20

Riri Khariroh, Fokus Edisi 35: “Merajut Yang Terkoyak: Seputar Perempuan dan

Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding)”, diakses pada 18 Januari 2016 pkl. 14.00 WIB dari

http://www.rahima.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=778:fokus-edisi-35--

merajut-yang-terkoyak-seputar-perempuan-dan-pembangunan-perdamaian-

peacebuilding&catid=32:fokus-suara-rahima&Itemid=47

Page 38: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

27

perlindungan. Strateginya adalah melalui pemisahan, sehingga

pihak-pihak yang berkonflik tidak bertemu satu dengan lain.

Model ini dapat dilakukan dalam situasi konflik baru terjadi,

tetapi untuk jangka waktu lama sebaiknya tidak dilakukan.

Kedua, damai yang positif. Suasana dimana terdapat

kesejahteraan, kebebasan, dan keadilan. Sebabnya, damai

hanya dapat terjadi jika terdapat kesejahteraan, kebebasan, dan

keadilan di dalam masyarakat. Tanpa itu tidak akan pernah

terjadi kedamaian yang sesungguhnya di dalam masyarakat.21

2. Lima Paradigma Perdamaian

Ada beberapa paradigma dalam perdamaian sebagaimana

ditulis oleh Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi: Serba Ada Serba

Makna sebagai berikut22

:

1. Perdamaian melalui Tekanan Kekuasaan

Paradigma ini merupakan suatu kerangka tradisional

yang dominan dalam interaksi sosial manusia pada semua level

kehidupan. Paradigma ini bersumber dari karya-karya klasik

Thucydides Hostory of the Pelonnesian War hingga ke

pemikiran-pemikiran teori politik dari Machiavelli, Hobbes, dan

Hans Morgenthau, yang sebagian besarnya berisi sikap manusia

dalam kompetisi politik international. Para pendukung

paradigma political realism ini berpendapat bahwa tidak ada

21

Novri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik Dan Isu-Isu Konflik Kontemporer, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2010), cet. Ke-2, h. 131-132 22

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, h. 448-453

Page 39: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

28

nilai-nilai universal yang dapat dipegang oleh semua actor

dalam sistem international. Juga, tidak ada pemerintahan di

dunia atau “kekuatan yang lebih tinggi” dari suatu bangsa dan

Negara mana pun yang menyatakan bahwa dialah yang paling

berkuasa dan berhak menyelesaikan atau mendorong

perdamaian di dunia, meskipun hanya sekedar mencegah situasi

politik anarkis yang tidak terduga atau sekedar menghindari

ancaman kekerasan. Pendukung paradigma ini selalu

mengatakan bahwa kekerasan yang muncul pasti bersumber dari

daya saing manusia, karena ketamakan namun perdamaian juga

dijamin melalui pengenaan ketertiban yang kuat oleh pelbagai

sistem pengaturan bersama.

2. Tatanan Dunia, Perdamaian melalui Kekuasaan Hukum

Paradigma “kekuasaan hukum sebagai penata dunia”

memandang bahwa semua “perintah” dalam bentuk apa pun

diciptakan oleh praktik-praktik kekuasaan politik sebagai bentuk

gangguan. Oleh karena itu, maka peru ada kerja sama

berkelanjutan antara Negara-negara dan aktor-aktor penting lain

seperti aktivitas lembaga non-pemerintah, organisasi, dan

organisasi antar-pemerintah bagi menerjemahkan hukum secara

benar ke arah tercapainya perdamaian. Kerja sama ini

dimungkinkan karena sifat manusia mengandung dua potensi

yaitu, egoisme dan altruisme, dan hal ini hanya dibatasi oleh

Page 40: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

29

kerja sama untuk mengelola tata ke pemerintahan yang baik

yang tidak mendorong Negara yang rakyatnya menjadi sangat

egois atau altruisme.

3. Resolusi Konflik, Perdamaian melalui Komunikasi

Paradigma ketiga, resolusi konflik, menawarkan

pendekatan yang sangat pragmatis terhadap perdamaian melalui

pengembangan dan perbaikan keterampilan untuk menganalisis

konflik dan menanggapinya dengan strategi efektif komunikasi

dan negosiasi. Paradigma ini menganjurkan kepada para praktisi

resolusi konflik agar lebih berfokus pada proses-proses interaksi

individu-individu dan kelompok sebagaimana hubungan yang

menjadi ciri khas mereka.

4. Perdamaian, Antara Yang Nonviolence dan Seni Berkuasa

Menurut paradigma antikekerasan, kekuasaan yang asli

itu berasal dari kemauan dan solidaritas manusia, bukan dari

kekerasan yang merusak masyarakat dengan menabur benih-

benih kehancuran sendiri. Tindakan anti-kekerasan menawarkan

suatu pendekatan untuk perdamaian yang telah digunakan tidak

hanya untuk melawan bentuk diskriminasi sosial dan represi

politik, tetapi juga untuk melawan imperialisme asing dalam

bentuk apapun.

Page 41: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

30

5. Transformasi Perdamaian melalui Kekuatan Cinta

Pendekatan ini memandang bahwa transformasi

perdamaian tidak hanya merupakan upaya untuk mengakhiri

sengketa dan perang, menghapus kekerasan structural atau

menetapkan adanya kondisi tertentu yang menyenangkan dua

pihak dari tekanan eksternal. Yang lebih penting adalah harus

ada proses internal yang mendalam bagai perdamaian, dimana

harus ada transformasi dari individu sebagai sebuah metafora

dan instrumen untuk melakukan perubahan yang lebih luas.

3. Konsep Perdamaian dalam Islam

Konsep tentang perdamaian dalam Islam sebenarnya sudah

tercermin dalam namanya. Kata “Islam” berasal dari kata aslama,

yuslimu, islaman yang berarti tunduk, patuh, berserah dir, dan

damai. Dalam pengertian seperti ini, alam semesta berislam

(tunduk, patuh, dan berserah diri) kepada Allah, Sang Maha

Pencipta. Juga, dalam pengertian seperti ini, totalitas diri manusia

dengan segala anggota badan dan kompleksitas jaringan syaraf

yang ada dalam tubuhnya berislam (tunduk dan patuh) kepada-

Nya, tunduk dan patuh kepada hukum-hukum-Nya sehingga

semuanya bekerja dalam sistem hukum-hukum-Nya yang berjalan

dengan amat rapi, harmonis, dan sinergis.23

23

Faisal Ismail, Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama Konflik, Rekonsiliasi, dan

Harmoni, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 2

Page 42: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

31

Sebagai agama, Islam adalah tatanan ajaran akidah, ibadah

dan akhlak yang diberikan oleh Allah kepada nabi Muhammad

untuk disampaikan kepada manusia kepada manusia sebagai

bimbingan, pedoman dan petunjuk agar manusia dapat menjalani

hidupnya di dunia ini sesuai kehendak-Nya dalam rangka mencapai

keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karakteristik,

watak dasar, visi dan misi Islam adalah totalitas ajaran

komprehensif-integralistik tentang perlunya bagi umat muslim

untuk selalu menyebarkan keselamatan, menciptakan kedamaian,

dan menegakkan perdamaian dalam aspek hidup dan kehidupan

manusia di dunia ini. Islam, sebagai agama yang memuat

seperangkat tatanan ajran dan sistem norma ilahi, diturunkan oleh

Allah untuk membawa misi yang mulia dengan tujuan utama

untuk mewujudkan salam (keselamatan), kedamaian dan

perdamaian di antara para manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah

ketika mengutus Nabi Muhammad untuk membawa dan

mendakwahkan agama Islam:

“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk

(menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS: Al-Anbiya: 107)24

24

Al-quran dan terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI), h. 331

Page 43: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

32

Demikian secara jelas dan gambling penegasan dan jaminan

Tuhan dalam Al-Qur’an. Kedatangan Muhammad sebagai rasul

yang membawa agama Islam merupakan ramat bagi manusia,

bahkan bagi makhluk seluruh alam. Islam identik dengan rahmah

kesejukan, rahmat keselamatan, rahmat kedamaian, dan rahmat

perdamaian. Islam menyuruh pengikutnya untuk mengucapkan

salam perdamaian (assalamu’alaikum warahmatullahi wa

barkatuh, semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah selalu

tercurah kepada Anda) ketika berjumpa dan mengucapkan salam

usai melaksanakan shalat seraya menoleh ke kanan dan ke kiri. Itu

merupakan simbol dan ajaran bahwa Islam dan orang-orang Islam

harus selalu menyemai dan menabur kedamaian, perdamaian, dan

keselamatan. 25

Pada prinsipnya, Islam adalah agama yang mengajarkan

kepada para pemeluknya di mana saja dan kapan saja untuk

melaksanakan toleransi, harmoni, dan perdamaian. Dengan kata

lain, Islam sangat menekankan perlunya ditegakkan kerukunan,

toleransi, harmoni dan perdamaian baik kepada sesame muslim

maupun kepada non-muslim.26

Di dalam Islam gagasan tentang

perdamaian merupakan pemikiran yang sangat mendasar dan

mendalam karena berkait erat dengan watak agama Islam, bahkan

25

Faisal Ismail, Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama Konflik, Rekonsiliasi, dan

Harmoni, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 3 26

Faisal Ismail, Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama Konflik, Rekonsiliasi, dan

Harmoni, h. 2-3

Page 44: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

33

merupakan pemikiran universal Islam mengenai alam, kehidupan

dan manusia. Semua tatanan Islam bertitik tolak dari pemikiran

tersebut. Semua pengarahan dan penetapan hukum islam bertemu

di dalam pemikiran itu, dan semua ketentuan syari’at serta syiar-

nya pun terpadu dengan pemikiran tersebut.27

C. Partisipasi Perempuan dalam Membangun Perdamaian

Proses perdamaian yang menghasilkan perdamaian positif hampir

selalu tak lepas dari sentuhan perempuan.28

Di dalam situasi konflik dan

upaya pembangunan perdamaian, kelompok perempuan memegang

peranan yang penting. Jaringan kelompok perempuan sangat kuat dalam

membuat sistem pengamanan untuk perempuan dan anak-anak serta

memberdayakan perempuan untuk menghadapi konflik maupun

membangun kembali kehidupan yang telah hancur. Sebagai contoh,

dalam kasus Poso beberapa tahun lalu, inisiasi pembangunan perdamaian

justru dilakukan oleh perempuan. Sebagaimana dituliskan oleh Dwi Rubby

Khalifah, Country Representative AMAN Indonesia menyebutkan bahwa

perempuan desa Tangkura di Poso pada pertengahan kurun waktu 2002

telah menginisiasi perdamaian. Tangkura adalah salah satu desa di

kabupaten Poso yang cukup kuat. Seperti daerah yang lainnya, keluarga

muslim dan kristen di desa tangkura juga mengungsi di pegunungan

terdekat dari desa mereka. Selama mengungsi kebanyakan mereka

27

Sayyid Qutub, Islam Dan Perdamaian Dunia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Kotak Pos,

1987), cet.ke-1, h. 7 28

Nur imroatus S., “Jalan Damai Perempuan Berland-Palmeriam”, (Jakarta: The Asian

Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, 2011), Edisi: II, h. 6

Page 45: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

34

mengkonsumsi ketela pohon, satu-satunya sumber makanan yang tersedia

di pegunungan. Menipisnya stok makanan di pengungsian, memaksa

perempuaan untuk mengambil inisiatif “turun gunung” dan embai ke desa

dan mengumpulkan makanan yang ada dan dibawa ke tempat pengunsian.

Setelah melihat kondisi dirasa relatif aman, mereka akhirnya memulai

untuk menjual hasil kebun mereka berupa sayur-sayuran, buah-buahan dan

ikan dari pintu ke pintu di desa tetangga. Proses komunikai dari pintu ke

pintu dimulai untuk saling bertukar informasi keberadaan saudara masing-

masing baik dari keluarga kristen maupun muslim. Banyak keluarga

mendapatkan manfaat dari pertukaran informasi yang dimotori oleh

perempuan karena dirasa lebih jujur dan apa adanya menggunakan bahasa

perempuan “selamatkan kehidupan”. Kepala desa Tangkura

memonumenkan tempat pertukaran informasi ini sebagai pasar rekonsiliasi

untuk mengenang gerakan rakyat untuk perdamaian.29

Perempuan sebagai pelaku rekonsiliasi atau sebagai peace

negotiator bukanlah hal baru. Kelebihan dan keistimewaan perempuan

dalam proses rekonsiliasi ini sebagian karena di balik kodratnya

perempuan mempunyai sifat-sifat yang menyejukkan seperti penyayang

dan pengasih yang dapat dimanfaatkan sebagai bentuk pendekatan

terhadap kelompok yang terlibat konflik.30

Perempuan dan perdamaian

29

Dwi Ruby Khalifah, “Gerakan Perdamaian Perempuan?”, diakses pada 26 Februari

2016 dari diakses pada 26 Februari 2016 dari

http://amanindonesia.org/discourse/2010/12/01/gerakan-perdamaian-perempuan[ask].html 30

Riri Khariroh, Fokus Edisi 35: “Merajut Yang Terkoyak: Seputar Perempuan dan

Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding)”, diakses pada 25 Januari 2015 pkl. 15.00 WIB

Page 46: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

35

dipertemukan dalam sebuah indikator yaitu terwujudnya masyarakat yang

bisa merasakan cinta dan keadilan. Akan tetapi cinta dan keadilan hanya

bisa dilakukan dalam ruang-ruang yang bisa membuat perempuan tidak

takut mengekspresikan potensinya.31

Selain itu, perempuan sebagai pelaku rekonsiliasi juga berperan

aktif dalam mempromosikan apa yang dikenal dengan sebutan “budaya

perdamaian” atau culture of peace. Dalam konteks masyarakat

international, istilah culture of peace telah digemakan sejak tahun 1997.

Resolusi PBB no. 52/13 Tanggal 15 Januari 1998 menjelaskan culture of

peace sebagai berikut: “Budaya perdamaian didasarkan pada prinsip-

prinsip yang sudah ditetapkan dalam piagam PBB, dengan menghormati

hak asasi manusia, demokrasi dan toleransi, pemajuan pembangunan,

pendidikan untuk perdamaian, arus bebas informasi, dan partisipasi luas

perempuan sebagai pendekatan integral untuk mencegah kekerasan dan

konflik, serta berupaya menciptakan kondisi-kondisi bagi perdamaian dan

konsolidasinya.”32

Perdamaian tidak akan terwujud tanpa cinta dan keadilan, seperti

yang dikatakan oleh Helder Camara. Dimensi cinta inilah yang akan

mengatasi ketakutan. Maka yang perlu kita lakukan adalah menciptakan

31

Maskur Hasan & Nur Imroatus S.,”Mengikis Rasa Takut Di Ruang Perempuan”,

(Jakarta: The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, 2010), Edisi: I/022-12.10, h. 2 32

Riri Khariroh, Fokus Edisi 35: “Merajut Yang Terkoyak: Seputar Perempuan dan

Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding),

http://www.rahima.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=778:fokus-edisi-35--

merajut-yang-terkoyak-seputar-perempuan-dan-pembangunan-perdamaian-

peacebuilding&catid=32:fokus-suara-rahima&Itemid=47 diakses pada 25 Januari 2015 pkl. 15.00

WIB

Page 47: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

36

sebanyak-banyaknya ruang bagi perempuan untuk mengungkapkan

cinta dan kasih sayangnya. Dalam ruang tersebut kita bisa

mengupayakan keadilan. Bukan sembarang keadilan, tapi keadilan yang

bersumber pada semangat mencintai.33

Beberapa bentuk partisipasi perempuan dalam membangun

perdamaian di Poso yaitu:34

a. Bidang sosial

1) Pertemanan perempuan lintas agama dan budaya kian

terawat melalui Sekolah Perempuan.

2) Aktif melakukan kampanye untuk kerukunan beragama.

b. Politik

1) Beberapa kader dari Sekolah Perempuan menjadi

anggota legislatif, ini diharapkan dapat

memperjuangkan kepentingan-kepentingan perempuan.

2) Anggota-anggota Sekolah Perempuan sudah diikutkan

dalam rapat-rapat desa/kelurahan.35

3) Anggota Sekolah Perempuan juga pernah mewakili

pemerintah untuk ikut dalam lomba-lomba di tingkat

provinsi.36

33

Maskur Hasan & Nur Imroatus S., “Mengikis Rasa Takut Di Ruang Perempuan”,

(Jakarta: The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, 2010), Edisi: I/022-12.10, h. 7 34

Wawancara via email dengan Pendeta Roswin Wuri, Sekretaris Pengurus Persekutuan

Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), 29 April 2016 35

Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, Koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016

Page 48: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

37

c. Ekonomi:

1) Anggota-anggota Sekolah Perempuan mencari dan

memiliki peluang-peluang untuk meningkatkan

ekonomi keluarga dan komunitas dengan cara: belajar

membuat dan mengemas kue, cemilan-cemilan, ikan

Roa dan lain-lain. Ada juga Sekolah Perempuan yang

menekuni Kebun sayur organik.

36 Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, Koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016

Page 49: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

38

BAB III

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Gambaran Umum The Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia

1. Sejarah berdirinya The Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia

The Asian Muslim Action Network (AMAN) adalah jaringan

Muslim dan non Muslim -baik individu maupun institusi- di Asia.

Didirikan tahun 1990, AMAN bekerja untuk mempromosikan keadilan

dan perdamaian, termasuk pemberdayaan masyarakat, dialog antar umat

beragama, serta advokasi atas hak-hak asasi manusia dan perempuan.

Sebelum AMAN Indonesia didirikan, AMAN International lebih

dulu ada. Lembaga AMAN International ini berdiri tahun 1990 dan

berpusat di Bangkok, Thailand. Berdasarkan kesepakatan beberapa ulama

dan pemikir-pemikir Islam yang ingin memberikan kontribusi lebih

banyak dalam penanganan konflik khususnya di negara-negara Islam,

maka dibentuklah lembaga AMAN International. Lembaga ini lebih fokus

terhadap komunikasi antarumat beragama. Hal tersebut juga disampaikan

oleh Program Manager AMAN Indonesia ketika ditemui penulis di kantor

AMAN Indonesia.

“AMAN International itu di Bangkok pusatnya berdiri tahun 1990,

itu karena beberapa ulama, beberapa pemikir islam ingin turut

berkontribusi dalam penyelesaian konflik di Negara-negara islam,

misalnya bantuan untuk bencana alam dan sebagainya. Lebih fokus

Page 50: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

39

pada upaya-upaya untuk membangun komunikasi antarumat

beragama.”1

Meski telah terbentuk AMAN International yang memiliki fokus

terhadap pembangunan perdamaian, namun belum ada negara yang diberi

mandat khusus dalam membangun perdamaian yang memiliki concern

terhadap perempuan. Sehingga pada tahun 2007 AMAN Indonesia

terbentuk sebagai perwakilan AMAN International yang diberi mandat

khusus dalam menjalankan program khusus untuk perempuan. AMAN

Indonesia merupakan lembaga yang bekerja untuk Pembangunan

Perdamaian melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan yang

berdiri pada tanggal 1 Maret 2007.

“AMAN Indonesia itu baru tahun 2007 terbentuk, itu memang

karena tidak ada Negara yang diberi mandat secara khusus untuk

menjalankan program-program ini terkait dengan perempuan.

Karena memang tidak ada, maka tahun 2007 Indonesia diberi

mandat untuk menjalankan program khusus yang juga memang di

bawah AMAN International untuk lebih fokus pada isu

perempuannya.”2

Sejak awal terbentuknya, AMAN Indonesia memiliki fokus isu

dalam bidang peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam

membangun perdamaian. Perempuan yang seringkali dinilai rentan

mengalami permasalahan gender seperti kekerasan, subordinasi,

marjinalisasi dan sebagainya ternyata juga mampu dan memiliki potensi

untuk menjadi agen perdamaian. Hal ini tak lepas dari sifat nurturer

1Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4

April 2016 2Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4

April 2016

Page 51: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

40

perempuan seperti mengandung, melahirkan dan menyusui, perempuan

turut dikenal sebagai makhluk yang memiliki sifat penyayang, lemah

lembut dan berbagai sifat yang halus lainnya. Sehingga sifat-sifat yang

ada pada perempuan tersebut, memiliki potensi yang sangat baik dalam

membangun perdamaian. Maka dua fokus isu tersebut tidak bisa

dipisahkan dan memiliki keterkaitan yang sangat dekat.

“Perempuan itu dalam bahasa kita yang melahirkan kehidupan

maka pasti dia itu punya potensi besar untuk menjaga kehidupan itu

sendiri. Karena itu kita percaya bahwa dengan potensi perempuan

kita bisa menjaga perdamaian ini, menciptakan perdamaian. Jadi

korelasinya sangat kuat karena perempuan yang memiliki rahim,

rahim itu kan yang identik dengan cinta kasih. Trus juga identik

dengan nurturing, nurturing itu kan merawat, menjaga cinta kasih.

Potensi-potensi itu kan lengkap ada di perempuan.”3

Perempuan dikatakan sebagai seseorang yang melahirkan

kehidupan karena pada dasarnya perempuanlah yang melahirkan,

merawat dan menjaga anak yang ia lahirkan hingga tumbuh besar.

Kendati begitu, bukan berarti laki-laki tidak turut serta dalam menjaga

dan merawat sang anak namun jiwa keibuan seorang perempuan lebih

kuat dalam menjaga dan merawat sang anak karena perempuan yang

merasakan bagaimana rasanya melahirkan. Program manager AMAN

Indonesia juga turut menjelaskan terkait fokus isu perempuan dan

perdamaian yang diusung AMAN Indonesia,

“Kami percaya bahwa perempuan punya potensi yang luar biasa

untuk membangun perdamaian. Kuncinya adalah membangun skill

3Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, Koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016

Page 52: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

41

dan membangkitkan kembali potensi yang dimiliki oleh kelompok

perempuan itu sebagai agen perdamaian. Itu alasannya mengapa

perempuan dan perdamaian.”4

AMAN Indonesia merupakan reperesentasi AMAN national

chapter Bangkok yang mewadahi Muslim Indonesia secara individu

maupun lembaga ataupun kelompok yang memiliki komitmen dalam

pemberdayaan masyarakat sipil terutama kelompok perempuan dan

generasi muda Indonesia dalam membangun perdamaian, dialog

antaragama, keadilan hukum, dan mempromosikan gerakan anti

kekerasan.5

Sesuai dengan fokus isu lembaga AMAN Indonesia, yaitu

perempuan dan perdamaian, maka tujuan dari lembaga ini adalah untuk

meningkatkan kapasitas perempuan sebagai peace agent. Ini dikarenakan

selama ini jika dilihat konflik biasanya didominasi laki-laki, perempuan

cenderung netral, bisa dipercaya dan tidak punya kepentingan meski

sebenarnya perempuan memiliki banyak cerita dalam membangun

perdamaian hanya saja tidak terekspos ke publik. Maka AMAN

Indonesia mencoba untuk mengangkat cerita atau proses perdamaian yang

dibangun oleh perempuan ini dengan dibarengi pendidikan yang diberikan

untuk mengembangkan potensi dan skill yang dimiliki perempuan dalam

membangun perdamaian.

4Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4

April 2016 5 http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada 05 Januari 2016 pkl. 08.40 WIB

Page 53: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

42

2. Visi dan Misi Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia

a. Visi: Terciptanya masyarakat harmoni tanpa kekerasan.

b. Misi: Meningkatkan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam

pengambilan kebijakan dengan spirit cinta kasih, saling pengertian

dan tanpa kekerasan.6

3. Nilai-Nilai dalam Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia

a. Terpenuhinya Hak Dasar Manusia

Adanya rasa keadilan, perdamaian, keamanan dan harmoni

untuk kesejahteraan sosial yang menyumbang pada ilmu

pengetahuan.

b. Cinta Kasih

Mengedepankan sikap sederhana, memaafkan, hormat,

peduli dan bertanggungjawab

c. Transformasi Nilai

Membumikan semangat religiusitas sebagai pijakan dalam

kehidupan sosial.

d. Penegakan Kebenaran

Usaha dalam bersikap, bertindak dan berucap untuk

memerjuangkan hak-hak korban dengan berlandaskan pada HAM.

6 http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada 05 Januari 2016 pkl. 08.40 WIB

Page 54: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

43

e. Keberlanjutan

Adanya jaminan pemenuhan kebutuhan hidup dan

kehidupan secara terus menerus.7 “Bagaimana apa yang kita cita-

citakan itu tidak berhenti di situ saja tapi punya keberlanjutan.”

4. Konsep Besar Aktivitas Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia

Konsep besar aktivitas Asian Muslim Action Network

(AMAN) Indonesia diterjemahkan dalam bentuk8:

a. Pendidikan

Mengembangkan strategi pendidikan perempuan dan

pembangunan perdamaian untuk memperkaya model dan

inisiatif pembangunan perdamaian. Beberapa aktivitasnya

antara lain berupa:

1. Perumusan desain besar dan kurikulum Sekolah

Perempuan untuk perdamaian.

2. Desain dan pelaksanaan pelatihan tentang

Pembangunan Perdamaian.

3. Pembuatan modul-modul pelatihan.

4. Perencanaan proses peningkatan kapasitas staff.

Seperti misalnya Minggu Pintar dan InHouse

Training.

7http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada 05 Januari 2016 pkl. 08.40 WIB

8 http://amanindonesia.org/activity.html diakses pada 05 Januari 2016 pkl. 08.45 WIB

Page 55: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

44

Implementasi pendidikan yang dilakukan AMAN

Indonesia dapat terlihat dari adanya Sekolah Perempuan di

beberapa wilayah, misalnya di Jakarta (SP Pondok Bambu dan

SP Cakung Barat), Jawa Barat (SP Pagentongan), Sulawesi

Tengah (SP Sintuwu Raya Malei, SP Mandiri Pamona, SP

Poso).9

b. Pendampingan

Mengupayakan proses fasilitasi masyarakat menuju

kemandirian kapasitas, institusi dan keberlanjutan, melalui:

1. Fasilitas Sekolah Perempuan untuk Perdamaian.

2. Penguatan kapasitas komunitas.

3. Pendampingan dan fasilitas komunitas.

Pendampingan ini dilakukan sebagai tahap lanjutan

setelah pendidikan. Selanjutnya Hanifah juga menjelaskan

bahwa,

“Pedampingan ini ditujukan bagaimana materi yang

dipelajari di kelas itu bisa dipraktekan oleh ibu-ibu

dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya berhenti di

ibu-ibu tapi bagaimana pembelajaran itu sampai kepada

ke keluarganya, biasanya di dalam sekolah itu ada PR

yang harus diisi oleh ibu-ibu dengan pasanganya

dengan anak-anaknya dengan tetangganya,

pendampingan ini memantau itu jadi bagaimana ilmu

9Draft SOP PSPP (Persatuan Sekolah Perempuan untuk Perdamaian), AMAN Indonesia.

Page 56: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

45

yang di dapatkan di kelas dipraktikkan di rumah,

tetangga, lingkungan dan sekitarnya.”10

c. Kampanye

Mengelola data dan informasi tentang kerja-kerja dan

nilai-nilai perdamaian yang diperjuangkan AMAN Indonesia

yang dipromosikan melalui kerja jejaring, media cetak atau

elektronik dan media-media alternative lainnya. Aktifitas ini

meliputi antara lain:

1. Pengelolaan database dan dokumentasi.

2. Penelitian.

3. Penerbitan media

4. Jejaring (network building).

Beberapa contoh kampanye yang dilakukan AMAN

Indonesia adalah sebagai berikut:

10

Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, Koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016

Page 57: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

46

B. Struktur Badan Pekerja Asian Muslim Action Network (AMAN)

Indonesia 2010

a. Struktur Badan Pekerja Asian Muslim Action Network

(AMAN) Indonesia 2010

Adapun struktur badan pekerja Asian Muslim Action Network

(AMAN) Indonesia sebagaimana terlampir.11

11

http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada 05 Januari 2016 pkl. 08.40 WIB

Page 58: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

48

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Komunikasi AMAN Indonesia dalam Membangun Perdamaian di Poso

Dalam bab ini, akan dijelaskan tentang model komunikasi AMAN

Indonesia dalam membangun perdamaian antarumat beragama di

Kabupaten Poso melalui partisipasi perempuan. AMAN Indonesia

merupakan lembaga yang memiliki fokus terhadap pembangunan

perdamaian dengan mengedepankan kapasitas dan partisipasi perempuan

sebagai agen perdamaian. Begitu pula dalam membangun perdamaian

antarumat beragama di Poso.

Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2002 terjadi konflik

yang cukup besar di wilayah Poso dan melibatkan penganut agama Islam

dan Kristen. Peliknya konflik yang terjadi saat itu serta tuntutan

kebutuhan yang harus dipenuhi memaksa mereka berpikir untuk mencari

jalan keluar. Ternyata perempuan yang dianggap sebagai makhluk lemah

justru mendapatkan jalan keluar sekaligus mengabarkan perdamaian

pertama kali khususnya di wilayah Poso. Hal ini sesuai dengan penjelasan

Program Manager AMAN Indonesia,

“Di Poso misalnya, perdamaian-perdamaian itu diinisiasi oleh

kelompok-kelompok perempuan misalnya ketika mereka bertemu di

pasar, ketika mereka mengungsi. Kelompok-kelompok Islam

Page 59: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

49

mengungsi, kelompok Kristen juga mengungsi, nah ketika mereka

butuh kebutuhan pokok yang berani ke pasar kan perempuan, laki-

laki gak berani. Laki-laki keluar bisa dibunuh dan bahaya bagi

mereka. Jadi perempuan yang punya sikap netralitas itu sehingga

mereka punya inisiasi harus mempertahankan hidup. Makanya mau

ga mau mereka ke pasar, kalau tidak begitu anak-anaknya mau

makan apa. Sehingga dengan sikap keibuannya, mereka berani

untuk bertemu dengan mereka yang saling bermusuhan. Nah dari

situlah dia mengabarkan perdamaian.”1

Situasi konflik membuat hubungan antara dua kelompok yang

berbeda itu menjadi berubah. Selain itu mereka terpaksa mencari tempat

aman untuk mengungsi, baik kelompok Muslim ataupun kelompok

Kristen. Namun ternyata perempuan dengan sikap netralitas ternyata

memiliki inisiasi untuk membangun perdamaian. Hal ini berawal dari

tanggung jawab perempuan untuk mempertahankan hidupnya, dan

keluarganya dalam masa pengungsian, sehingga kendati konflik masih

berkecamuk, mereka (perempuan) diharuskan untuk mencari jalan keluar

untuk mempertahankan hidup salah satunya adalah dengan ke pasar. Jika

dilihat secara sekilas tampak sederhana, tapi di dalam tindakan yang

dilakukan perempuan ini terkandung nilai-nilai perdamaian. Bagaimana

kelompok muslim dan kelompok Kristen ternyata mampu berinteraksi

satu sama lain dalam satu tujuan yakni upaya mempertahankan hidup.

Contoh ini kemudian menjadi salah satu contoh inisiasi perdamaian yang

dibangun oleh perempuan di Poso.

1Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016

Page 60: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

50

AMAN Indonesia berkontribusi dalam membangun perdamaian di

Poso melalui Sekolah Perempuan (SP) untuk perdamaian. Program ini

khusus dibuat untuk perempuan-perempuan di sana. Nama Sekolah

Perempuan dipilih karena para perempuan belajar bersama memahami

tentang makna perdamaian dan bagaimana seharusnya perempuan

bersikap dalam membangun perdamaian dan sebagainya melalui program

tersebut. Selain itu, kelompok-kelompok yang terpisah karena konflik

kembali dipertemukan untuk mengurai kesalahpahaman dan membangun

komunikasi dan perdamaian antara keduanya melalui Sekolah Perempuan

pula.

Kemudian jika melihat komunikasi AMAN Indonesia dengan

menggunakan teori komunikasi nirkekerasan (nonviolent communication)

oleh Marshall Rosenberg yang menjelaskan mengenai model komunikasi

dalam proses bina-damai atau model komunikasi yang biasa dipakai

dalam proses membangun perdamaian, penulis menemukan kesamaan

atau kecocokan di dalam lembaga AMAN Indonesia yang telah

diaplikasikan ke dalam program lembaga tersebut.

Menurut teori komunikasi nirkekerasan ada empat tahap atau

proses yang harus dilakukan untuk menerapkan model komunikasi

tersebut. Empat model proses komunikasi nirkekerasan tersebut adalah

observasi (observe), perasaan (feeling), kebutuhan (need) dan permintaan

Page 61: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

51

(request). Tahap-tahap tersebut juga dilalui oleh AMAN Indonesia dalam

membangun perdamaian di Poso melalui pertisipasi perempuan.

a. Tahap Observasi (observe)

Observasi adalah mengamati tanpa evaluasi, penilaian atau

analisis. Dalam tahap ini dianjurkan untuk melakukan observasi atau

memperhatikan objek terlebih dahulu. Dalam Modul Sekolah

Perempuan untuk Perdamaian disebutkan bahwa observasi adalah

pengamatan atas suatu kondisi bukan penilaian terhadap sesuatu

tersebut.2 Observasi ini dilakukan untuk mengetahui apa yang

sebenarnya terjadi agar tidak salah menilai dan menerapkan program.

Namun dalam melakukan observasi ini hal yang perlu diperhatikan

adalah dalam pelaksanaannya tidak diperbolehkan meng-evaluasi,

mengkritik atau memberikan penilaian terhadap objek. Jadi hanya

memperhatikan apa yang terjadi tanpa perlu memberikan penilaian

ataupun men-judge.

“Maka bagaimana menggunakan komunikasi tanpa kekerasan

itu, ya observasi. Observasi adalah datang bertemu langsung

dan berkomunikasi dengan mereka. Kuncinya di dalam

komunikasi ini adalah jangan men-judge dan berkomunikasi

langsung dengan objeknya, maka cara AMAN adalah kita

observasi dan berkomunikasi langsung. Kami bertemu dengan

tokoh agama, pemerintah di sana juga dengan masyarakatnya.

2Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian 2014-

2017, (Jakarta: AMAN Indonesia, 2015), h. 121

Page 62: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

52

Kami melihat kondisi di sana secara langsung. Awalnya

memang mereka curiga dan itu wajar karena memang kondisi

di sana belum pulih sepenuhnya jika ada kesalahpahaman

sedikit saja mungkin bisa terjadi konflik kembali apalagi kami

merupakan lembaga muslim tapi kok mau ikut serta

membangun perdamaian di sana. Namun lama kelamaan

mereka mengerti bahwa maksud kami memang untuk

berkontribusi membangun perdamaian di sana dengan

melibatkan perempuan.”3

AMAN Indonesia menerapkan tahapan pertama ini dengan

mendatangi langsung tempat tejadinya konflik yakni di Poso. Ini

dilakukan untuk menghilangkan prasangka dan memastikan langsung

seperti apa kondisi di sana. Menurut penjelasan di atas, awal mula

masyarakat masih merasa curiga karena AMAN Indonesia

merupakan lembaga muslim namun memiliki keinginan untuk ikut

berkontribusi dalam membangun perdamaian di Poso. Namun pada

akhirnya, masyarakat Poso mengerti maksud kedatangan AMAN

Indonesia untuk ikut serta membangun perdamaian di Poso dengan

melibatkan perempuan.

Sementara itu, dalam proses observasi tersebut AMAN

Indonesia hanya mengamati dan berkomunikasi dengan

masyarakatnya tanpa memberikan penilaian. Roswin Wuri selaku

perwakilan perempuan Poso menjelaskan dalam hasil wawancara

3Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016

Page 63: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

53

dengan penulis bahwa, “Saya tidak merasa AMAN Indonesia

memberikan penilaian ketika di sini.”4

Observasi merupakan sebuah unsur penting dalam komunikasi

nirkekerasan, tempat kita berhasrat secara jelas dan jujur

mengungkapkan bagaimana ada kita terhadap orang lain. Ketika kita

menggabung observasi dengan evaluasi, orang lain cenderung

mendengar kritikan dan menolak apa yang kita katakan.5 Dalam

psikologi komunikasi ada yang dinamakan sikap suportif yang salah

satu ciri-cirinya adalah evaluasi dan deskripsi. Evaluasi artinya

penilaian terhadap orang lain baik memuji atau mengencam

sedangkan deskripsi adalah penyampaian perasaan dan persepsi

seseorang tanpa menilai.6

Maka observasi dalam teori komunikasi nirkekerasan lebih

dekat dengan yang disebut deskripsi dalam psikologi komunikasi

yakni sikap dimana seseorang hanya memperhatikan tanpa

memberikan penilaian. Penilaian terhadap orang lain sebaiknya

dihindari karena bisa saja penilaian yang diberikan salah dan tidak

4Wawancara via email dengan Pendeta Roswin Wuri, Sekretaris Pengurus Persekutuan

Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), 29 April 2016 5Marshall B. Rosenberg, Ph. D, Nonviolent Communication a Language of Life Komunikasi

Nirkekerasan Bahasa Kehidupan, Penerjemah: Alfons Taryadi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2010), h. 36-44 6Ade Masturi, “Membangun Relasi Sosial melalui Komunikasi Empatik (Perspektif Psikologi

Komunikasi)” Komunika Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol. 4, Nomor 1, (Januari-Juni 2010), h.

21-22

Page 64: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

54

sesuai dengan yang sebenarnya terjadi. Sehingga untuk menghindari

penilaian yang salah dan juga menghindari prasangka, maka AMAN

Indonesia melakukan observasi dengan bertemu langsung dan

berkomunikasi dengan masyarakat Poso.

Islam berpandangan bahwa prasangka atau memberikan

penilaian terhadap orang lain tanpa mengetahui kebenarannya

sebaiknya tidak dilakukan. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Al-

Hujuraat ayat 12 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),

karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari

keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang

diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka

tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-

Hujuraat, 49 : 12)7

Sementara itu, dalam proses menciptakan perdamaian yang

AMAN Indonesia lakukan salah satunya adalah dengan

7Al-qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI), h. 517

Page 65: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

55

mempertemukan dua kelompok Muslim dan Kristen untuk

melakukan komunikasi di antara keduanya.

“Itu juga kita terapkan pada konteks yang di Poso, kalo hanya

denger muslim yah seperti ini, takut segala macem, maka kita

harus mempertemukan mereka. Mereka melakukan sendiri

observasi ke kelompok Kristen begitupun sebaliknya. Ini

dilakukan dalam rangka membangun komunikasi yang lebih

baik sehingga penilaian yang negative itu tidak ada lagi. Kita

datang langsung dan berkomunikasi dengan mereka dan

mempertemukan mereka (Islam dan Kristen). Mereka

membangun komunikasi yang lebih baik sehingga penilaian

yang buruk tadi itu tidak ada lagi.”8

Yurlianti Adimala, Ketua Sekolah Perempuan di Malei Lage

memberikan pernyataan dalam sebuah video yang diunggah oleh

AMAN Indonesia melalui channel youtube-nya. Beliau

mengungkapkan bahwa,

“Setelah kami dipertemukan sebulan dua kali melalui Sekolah

Perempuan, rasa curiga, rasa sakit di hati yang masih ada jadi

hilang dan tidak ada.”9

Upaya ini dilakukan agar mereka dapat melakukan observasi

langsung dan berkomunikasi dengan kelompok yang berbeda

sehingga dapat mengurai kesalahpahaman dan menepis prasangka

yang ada. Proses tersebut menjadi penting untuk mengurai prasangka,

8Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016 9The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, “Sekolah Perempuan” diakses pada

28 Agustus 2016 pkl. 13.05 melalui http//www.youtube.com/watch?v=xIQGatXFizw

Page 66: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

56

mengurai kecurigaan dan penilaian yang buruk terhadap kelompok

yang berbeda. Karena pasca konflik kecurigaan terhadap kelompok

yang lain masih ada. Sedangkan paradigma perdamaian yang terdapat

dalam proses tersebut adalah melakukan paradigma resolusi konflik

melalui komunikasi, dimana paradigma ini menganjurkan kepada

praktisi resolusi konflik agar lebih fokus pada proses-proses interaksi

individu-individu atau kelompok.10

Prinsip utama kehidupan bersama antara muslim dan

nonmuslim meliputi berbagai aspek penting, salah satunya adalah

menyemai komunikasi. Tidak ada yang menyangkal bahwa

komunikasi merupakan faktor penting untuk mewujudkan kerukunan

di tengah masyarakat. Komunikasi merupakan jalan untuk

membangun keharmonisan. Untuk membangun sikap toleran, maka

diperlukan komunikasi yang intensif di antara umat beragama.11

Maka apa yang dilakukan AMAN Indonesia dengan mempertemukan

dua kelompok tersebut untuk berkomunikasi merupakan cara yang

tepat dalam membangun keharmonisan.

10

Prof. Alo Liliweri, M. S., Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2011), h. 449 11

Amirulloh Syarbini, dkk., Al-Qur’an dan Kerukunan Hidup Umat Beragama, (Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2011), h. 23-24

Page 67: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

57

b. Tahap Perasaan (feeling)

Tahap perasaaan (feeling) adalah bagaimana menyatakan apa

yang kita rasa, saat kita mengamati suatu tindakan. Hal ini berkaitan

dengan bagaimana perasaan atau emosional positif dan negatif yang

ada dalam diri kita.12

AMAN Indonesia turut merasakan apa yang

dirasakan oleh masyarakat di Poso itu sendiri sehingga program yang

dilaksanakan lebih sensitive terhadap perasaan yang mereka rasakan.

“Di dalam Sekolah Perempuan sebelum memulai pelajaran itu

ada yang namanya sharing perasaan tujuannnya itu adalah

bagaimana seseorang belajar untuk terbuka dengan orang lain

dan orang lain belajar mendengarkan. Karena tidak semua

orang berani jujur terhadap dirinya sendiri atau terhadap

orang lain. Pernah satu kelas bubar karena nangis karena

mereka merasa cerita satu orang mewakili semuanya, entah

karena sedih atau empati. di komunikasi kekerasan kan juga

mencakup itu kan kejujuran, empati, maka kita melakukan

olah rasa itu di awal sebelum sekolah dimulai.”13

Berkaitan dengan tahap perasaan, AMAN Indonesia

melakukannya melalui proses sharing perasaan sebelum memulai

materi. Tujuannya adalah agar ada keterbukaan dan kedekatan antar

individu, bersikap jujur terhadap dirinya sendiri dan belajar

mendengarkan terhadap orang lain. Fokus komunikasi nirkekerasan

menyebutkan terdapat tiga hal penting, self-emphaty (berempati

12

Tim AMAN Indonesia, Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian 2014-

2017, (Jakarta: AMAN Indonesia, 2015), h. 121 13

Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016

Page 68: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

58

terhadap diri sendiri), honest self-expression (pernyataan diri secara

jujur), emphaty for other (berempati kepada orang lain).14

Self-emphaty atau berempati terhadap diri sendiri dilakukan

ketika seseorang mencoba mendalami perasaannya dan

mendengarkan dirinya sendiri kemudian mengekpresikannya dengan

jujur terhadap orang lain. Mungkin tidak banyak orang yang dapat

menerapkan ini terhadap dirinya namun dalam Sekolah Perempuan

hal ini perlu diterapkan karena sebelum jujur terhadap orang lain,

mereka dituntut untuk jujur terhadap diri sendiri.

Sedangkan emphaty for others adalah seseorang yang

bersedia mendengarkan orang lain dan juga mendalami apa yang dia

dengar dan berusaha merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan empati

sebagai partisipasi emosional dan intelektual secara imajinatif pada

pengalaman orang lain.15

Maka dalam proses sharing terlebih ketika

kejadian satu kelas menangis hanya karena cerita satu orang

mewakili cerita mereka semua menunjukkan apa yang disebut empati

menurut Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Gambaran

mengenai pengalaman ini menunjukkan betapa kuat perasaan

14

Prof. Alo Liliweri, M. S., Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2011), h. 980 15

Dr. Deddy Mulyana, M.A. & Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Komunikasi Antarbudayya

Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), cet.ke-9, h. 87

Page 69: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

59

masing-masing perempuan dalam mendalami pengalaman yang

terjadi terhadap perempuan lainnya.

Selain itu, beberapa contoh tahap perasaan (feeling) adalah

pernyataan beberapa perempuan Poso yang dipertemukan oleh

AMAN Indonesia dalam sebuah training toleransi dan perdamaian

yang diadakan pada tanggal 20-23 Januari 2010 di Pamona, Poso.

Pernyataan ini dikutip dari newsletter AMAN Indonesia yakni

SALAM edisi I/003-04.10. Beberapa pernyataan tersebut di

antaranya:

“Saya sangat ingin menyapa ibu Salma. Sampai suatu hari

saya langsung dekap tangan ibu salma (muslim). Ibu, saya

ingin sekali menyapa ibu kemarin-kemarin tapi ragu. Saya

ingin kenalan, saya Dayce dari Pamona.”16

“Saya takut sekali sampai akhirnya saya pergi ke warung

dekat hotel dan kemudian ditanya, dari mana bu? Saya bilang

aja dari Pamona, karena kalau dibilang dari Tentena saya

takut. Saya mulai lega setelah di sana tidak terjadi apa-apa.” 17

Pernyataan di atas menunjukkan perasaan ibu-ibu Poso yang

berasal dari Pamona dan Malei Lage ketika pertama kali

dipertemukan pasca konflik. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat

terlihat bahwa mereka masih menyimpan prasangka dan mengalami

ketakutan. Ketakutan ini bagi sebagian orang muncul karena hampir

16

Dwi Ruby Khalifah, “Rajutan Keberagaman Perempuan Pamona”, (Jakarta: The Asian

Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, 2010), edisi: I/003-04.10, h. 5 17

Dwi Ruby Khalifah, “Rajutan Keberagaman Perempuan Pamona”, h. 5

Page 70: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

60

tidak pernah tahu perkembangan di luar Pamona terkait dengan relasi

muslim dan kristen. Sehingga tidak ada referensi yang cukup untuk

ibu-ibu Pamona. Namun setelah AMAN Indonesia mempertemukan

mereka dan membiarkan mereka berkomunikasi langsung ternyata

kecurigaan dan ketakutan itu menghilang, justru rasa lega yang

mereka rasakan karena dapat kembali menyambung silaturahmi yang

sempat terputus.

c. Tahap Kebutuhan (need)

Kebutuhan (need) adalah bagaimana mengungkapkan

kebutuhan yang berhubungan dengan perasaan. Dalam tahap ini

komunikator dituntut untuk dapat membuat komunikan

mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhannya sesuai dengan

perasaan yang dirasakan komunikan tersebut. Tahap ini menjadi

penting karena jika mengetahui apa yang menjadi kebutuhan obyek

maka program yang dirancang juga akan sesuai dengan kebutuhan

tersebut.

Komunikasi nirkekerasan mengasumsikan bahwa kita semua

sama, sama-sama memiliki kebutuhan dasar manusia, dan bahwa

setiap tindakan kita adalah strategi untuk memenuhi satu atau lebih

dari kebutuhan ini. Asumsi dasar sebagaimana dikemukakan oleh

Marshall Rosenberg, Inbal Kashtan, Miki Kashtan bahwa semua

manusia adalah memiliki kebutuhan yang sama. Berkaitan dengan

Page 71: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

61

asumsi tersebut, maka AMAN Indonesia juga melihat apa yang

dibutuhkan oleh perempuan Poso sebelum membuat program. Tahap

ini tidak lepas dari hasil tahapan observasi dan tahapan perasaan yang

sebelumnya dilakukan.

“Lalu kita bicara kebutuhan, kebutuhan apa yang tepat. Kalau

AMAN itu kita punya mekanisme bagaimana membangun

program bersama komunitas perempuan dan

stakeholder/pemerintah dan tokoh-tokoh agama. Jadi progam

ini bukan harga mati, jadi program yang dibangun bersama.

Kita punya tawaran iya, hasil dari observasi maupun hasil dari

riset tapi di dalam mengkomunikasikan dengan masyarakat

itu pasti melibatkan partisipasi mereka sehingga tidak ada

kesan kalo ini monopoli atau memaksa dalam menjalankan

pogram kita.”18

Dalam tahap ini yang dilakukan AMAN Indonesia untuk

membangun perdamaian adalah dengan melibatkan perempuan dan

juga melibatkan stake holder atau pemerintah di sana serta tokoh-

tokoh agama. Meskipun fokus program hanya untuk perempuan

namun stake holder juga dilibatkan, hal ini untuk memudahkan bagi

AMAN Indonesia dalam menerapkan program. Tokoh agama

dilibatkan agar turut mengetahui maksud dan tujuan dari program

tersebut sekaligus agar tidak ada kecurigaan-kecurigaan yang muncul

nantinya. Selain itu, AMAN Indonesia dalam menjalankan program

18

Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016

Page 72: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

62

di Poso juga turut dibantu oleh Komisi Wanita Sinode Gereja Kristen

Sulawesi Tengah (KWSGKST).

“KWSGKST (Komisi Wanita Sinode Gereja Kristen Sulawesi

Tengah) itu salah satu partnernya AMAN sejak tahun 2009 di

sana untuk mendorong bagaimana perempuan itu bisa berdaya

dan mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin perempuan.”19

Proses membangun perdamaian dengan menjalin kerjasama

dengan tokoh-tokoh dan organisasi yang dilakukan AMAN Indonesia

ini menjadi contoh paradigma perdamaian melalui kekuasaan hukum.

Paradigma ini memandang bahwa semua “perintah” dalam bentuk

apa pun diciptakan oleh praktik-praktik kekuasaan politik sebagai

bentuk gangguan. Oleh karena itu, maka perlu ada kerja sama

berkelanjutan antara Negara-negara dan aktor-aktor penting lain

seperti aktivitas lembaga non-pemerintah, organisasi, dan organisasi

antar-pemerintah bagi menerjemahkan hukum secara benar ke arah

tercapainya perdamaian.20

Roswin Wuri selaku perwakilan perempuan Poso yang

penulis wawancarai menyebutkan bahwa,

“Untuk kebutuhan cukup terpenuhi dengan adanya Sekolah

Perempuan yang memang sangat kami butuhkan. Program-

19

Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016 20

Prof. Alo Liliweri, M. S., Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011),

cet.ke-1, h. 449

Page 73: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

63

program AMAN Indonesia sangat bermanfaat bagi

pengembangan diri perempuan dan Sekolah Perempuan adalah

wadah untuk mencetak agen-agen perdamaian terutama untuk

warga Poso sendiri. Berkat Sekolah Perempuan, saya

mempunyai banyak teman, saya bisa memberikan pendidikan

perdamaian dalam keluarga, saya diberi ruang untuk turut

merajut damai di Poso mulai dari komunitas Sekolah

Perempuan yang majemuk.”21

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa program yang

dilakukan AMAN Indonesia di Poso khususnya Sekolah Perempuan

diterima baik oleh perempuan Poso dan juga dapat memenuhi

kebutuhan yang selama ini diinginkan oleh perempuan Poso dalam

membangun perdamaian di Poso.

Hal lain yang dapat dilihat dari tahapan komunikasi ini adalah

gambaran tentang musyawarah. Musyawarah merupakan prinsip

utama dari sifat yang lazim yang dapat memberikan kemaslahatan. Ia

merupakan suatu hal yang utama bagi manusia, karena dengan

musyawarah mereka bisa mendapatkan solusi yang benar atau paling

tidak mendekati kebenaran permasalahan-permasalahan yang

dihadapinya.22

Ajaran Islam menganjurkan adanya musyawarah

dalam membuat suatu keputusan yang melibatkan banyak orang.

21

Wawancara via email dengan Pendeta Roswin Wuri, Sekretaris Pengurus Persekutuan

Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), 29 April 2016 22

Akhmad Saehudin, “Tesis Konsep Musyawarah Menurut Al-Qur’an Suatu Kajian Tematik”,

Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999, h. 20

Page 74: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

64

Anjuran untuk melakukan musyawarah juga disebutkan dalam Al-

Qur’an misalnya pada surat Asy-Syura (26) ayat 38 yaitu:

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat

antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami

berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura, 42 : 38)23

d. Tahap permintaan (request)

Tahap yang kelima adalah tahap permintaan (request).

Permintaan (request) maksudnya adalah bagaimana meminta bantuan

dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita, atau membuat orang

lain merasakan hidup yang sejahtera. Tahapan ini merupakan tahapan

terakhir dari proses komunikasi nirkekerasan. Dalam konteks AMAN

Indonesia, penulis melihat tahapan ini ditandai dengan adanya

beberapa praktik atau pemberian Pekerjaan Rumah dari fasilitator

AMAN Indonesia terhadap anggota Sekolah Perempuan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Program Manager AMAN Indonesia,

“Ada sekolahnya, ada teorinya, ada praktiknya sehingga itu

dapat menularkan kepada orang lain untuk tidak

berkomunikasi dengan kekerasan. Dan ini harus dilatih,

23

Alqur-an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI), h. 488

Page 75: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

65

misalnya di Poso kita suruh bikin surat cinta untuk suami,

bikin PR bersama suami, kita minta mereka untuk menuliskan

kata-kata positif sehari berapa, dan juga menghindari

penggunaan kata-kata negative. Ada pilihan-pilihan kata baik

yang tidak menyinggung orang dan berdasarkan kebutuhan.

Maka itu kita sebut nonviolent action, aksi tanpa kekerasan,

dan apapun itu ya cara-cara dalam membangun perdamaian

tidak boleh dengan cara-cara kekerasan.”24

Pembelajaran tanpa adanya praktek rasanya kurang sempurna.

Maka untuk menyempurnakan pembelajaran dalam Sekolah

Perempuan, peserta diminta untuk mengerjakan hal tersebut di atas.

Seluruh upaya-upaya di atas bertujuan untuk mengurangi

penggunaan bahasa atau tindakan kekerasan dan lebih

mengedepankan kasih sayang. AMAN Indonesia menyebutnya

sebagai aksi tanpa kekerasan atau nonviolent action. Dalam tahapan

ini penulis melihat bahwa paradigma perdamaian yang dibangun

adalah perdamaian, antara yang nonviolence atau seni berkuasa atau

disebut pula paradigma antikekerasan. Menurut paradigma ini

kekuasaan yang asli itu berasal dari kemauan dan solidaritas manusia,

bukan dari kekerasan yang merusak masyarakat dengan menabur

benih-benih kehancuran sendiri. Tindakan anti-kekerasan

24

Wawancara pribadi dengan Gufron, Program Manager AMAN Indonesia, Jakarta, 4 April

2016

Page 76: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

66

menawarkan suatu pendekatan untuk perdamaian melawan bentuk

diskriminasi sosial.25

Dalam wawancara lain yang dilakukan penulis dengan

pendeta Roswin Wuri, beliau juga menegaskan bahwa:

“Salah satu penerapan komunikasi nirkekerasan adalah

dengan selalu berkata positif. Selain itu, ketika ada

perwakilan dari AMAN datang ke Poso maka mereka tidak

alergi mengunjungi rumah orang nasrani bahkan rumah

ibadahnya, juga sebaliknya.”26

Menurut penjelasan di atas dapat dilihat bahwa implementasi

komunikasi nirkekerasan yang dilakukan salah satunya adalah

dengan selalu berkata positif. Sementara mengenai implementasi

membangun perdamaian antarumat beragama ditunjukkan dengan

tidak menunjukkan rasa ketidaksukaan dan tetap mau mengunjungi

rumah pemeluk agama lain bahkan mengunjungi tempat ibadahnya.

Proses bina-damai yang dilakukan oleh AMAN Indonesia

melalui beberapa tahap di atas adalah upaya yang dilakukan sebagai

jalan resolusi konflik. Upaya ini menggunakan pendekatan

nirkekerasan. Nirkekerasan dalam pendekatan bina-damai adalah

sekumpulan sikap, pandangan, dan aksi yang ditujukan untuk

mengajak orang di pihak lain agar mengubah pandangan, pendapat

25

Prof. Alo Liliweri, M. S., Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2011), h. 449 26

Wawancara via email dengan Pendeta bRoswin Wuri, Sekretaris Pengurus Persekutuan

Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), 29 April 2016

Page 77: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

67

dan aksi mereka. Nirkekerasan menggunakan cara-cara damai untuk

mencapai hasil yang damai. Nirkekerasan berarti menyampaikan

pesan atau berkomunikasi dengan tidak menggunakan kekerasan,

para aktor tidak membalas tindakan musuh dengan kekerasan.

Sebaliknya, mereka menyerap kemarahan dan kerusakan sambil

menyampaikan pesan ketabahan dan desakan untuk mengatasi

ketidakadilan.27

Definisi nirkekerasan dalam perspektif bina-damai

antaragama ini sangat dekat dengan ajaran-ajaran Islam. Ajaran Islam

yang mengarahkan pada cinta kasih dan menghargai antarsesama

manusia tanpa membedakan sebagaimana pesan Allah SWT dalam

Q.S. An-Nahl, 16: 90

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

27

Abu-Nimer, Mohammad, Nirkekerasan dan Bina-Damai dalam Islam; Teori dan Praktik.

Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Alvabet 2010), h. 122

Page 78: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

68

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS.

An-Nahl, 16 : 90)28

Komunikasi nirkekerasan yang diterapkan AMAN Indonesia

dapat menjadi representasi bahwa proses bina-damai dapat terjadi

dari hal-hal kecil namun mempunyai efek yang besar. Adanya

pembelajaran dalam Sekolah Perempuan untuk perdamaian bagi para

perempuan pasca konflik di Poso menjadi contoh proses adanya

pembangunan perdamaian antarumat beragama. Diawali dengan

merajut kembali komunikasi dan silaturahmi untuk memperbaiki

keadaan yang terkoyak pasca konflik akhirnya membentuk suatu

keinginan bersama untuk menciptakan perdamaian dan merawat

perdamaian hingga kini sampai pada pencapaian di beberapa bidang.

Lembaga AMAN Indonesia adalah lembaga yang dalam

setiap programnya sarat akan pesan nirkekerasan dengan

mengedepankan komunikasi nirkekerasan. Membangun perdamaian

di wilayah pasca konflik dengan memaksimalkan potensi perempuan

menjadi suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan. Apa yang

penulis paparkan sebelumnya menunjukkan bagaimana perempuan

dengan potensi dan skill-nya mampu membangun dan merawat

perdamaian tersebut hingga kini. Penerapan komunikasi nirkekerasan

28

Al-qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI), h. 277

Page 79: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

69

juga memiliki peranan yang sangat penting dalam kesuksesan

membangun perdamaian dan menciptakan agen perdamaian

khususnya perempuan sebagai agen perdamaian.

Perempuan sebagai pelaku rekonsiliasi atau sebagai peace

negotiator bukanlah hal baru. Kelebihan dan keistimewaan

perempuan dalam proses rekonsiliasi ini sebagian karena di balik

kodratnya perempuan mempunyai sifat-sifat yang menyejukkan

seperti penyayang dan pengasih yang dapat dimanfaatkan sebagai

bentuk pendekatan terhadap kelompok yang terlibat konflik.29

Perempuan dan perdamaian dipertemukan dalam sebuah indikator

yaitu terwujudnya masyarakat yang bisa merasakan cinta dan

keadilan. Akan tetapi cinta dan keadilan hanya bisa dilakukan dalam

ruang-ruang yang bisa membuat perempuan tidak takut

mengekspresikan potensinya.30

Dalam konteks Poso, perempuan mulai menebarkan nilai

perdamaian melalui pasar yakni melalui interaksi antara para

perempuan meski dengan kelompok yang berbeda. Potensi

perempuan dalam membangun dan merawat perdamaian kemudian

dimanfaatkan oleh AMAN Indonesia untuk mengembangkan dan

29

Riri Khariroh, Fokus Edisi 35: “Merajut Yang Terkoyak: Seputar Perempuan dan

Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding)”, diakses pada 25 Januari 2015 pkl. 15.00 WIB 30

Maskur Hasan & Nur Imroatus S.,”Mengikis Rasa Takut Di Ruang Perempuan”, (Jakarta:

The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, 2010), Edisi: I/022-12.10, h. 2

Page 80: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

70

melatih skill tersebut melalui sebuah program yaitu Sekolah

Perempuan untuk perdamaian. Sebenarnya partisipasi perempuan

dalam membangun perdamaian khususnya perdamaian antarumat

beragama dapat terlihat dari tergabungnya para perempuan dalam

Sekolah Perempuan. Hal ini dikarenakan para peserta Sekolah

Perempuan di Poso bukan hanya diikuti oleh perempuan Muslim

namun juga perempuan Kristen. Sehingga jika melihat perdamaian

antarumat beragama di Poso bisa dikatakan telah terlaksa dan

berjalan dengan baik. Hal ini juga disebutkan oleh Siti Hanifah ketika

penulis mewawancarainya mengenai resolusi konflik antarumat

beragama di Poso, “Kalo yang di kita sudah selesai tinggal rasa dan

prasangka.”31

Selanjutnya partisipasi perempuan di Poso berlanjut ke

beberapa bidang seperti sosial, politik, ekonomi. Tentunya partisipasi

yang mereka lakukan saat ini tidak lepas dari peran Sekolah

Perempuan yang diinisiasi oleh AMAN Indonesia. Berikut beberapa

partisipasi perempuan Poso dalam berbagai bidang, berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan Pendeta Roswin Wuri, Sekretaris

Pengurus Persekutuan Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi

Tengah (GKST) dan juga wawancara dengan Hanifah selaku

31

Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016

Page 81: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

71

koordinator divisi Community and Empowerment AMAN

Indonesia32

:

a. Bidang sosial

1) Pertemanan perempuan lintas agama dan budaya kian

terawat melalui Sekolah Perempuan.

2) Aktif melakukan kampanye untuk kerukunan beragama.

b. Politik

1) Beberapa kader dari Sekolah Perempuan menjadi anggota

legislatif, ini diharapkan dapat memperjuangkan

kepentingan-kepentingan perempuan.

2) Anggota-anggota Sekolah Perempuan sudah diikutkan

dalam rapat-rapat desa/kelurahan.33

3) Anggota Sekolah Perempuan juga pernah mewakili

pemerintah untuk ikut dalam lomba-lomba di tingkat

provinsi.34

c. Ekonomi:

1) Anggota-anggota Sekolah Perempuan mencari dan

memiliki peluang-peluang untuk meningkatkan ekonomi

32

Wawancara via email dengan Pendeta Roswin Wuri, Sekretaris Pengurus Persekutuan

Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), 29 April 2016 33

Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, Koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016 34 Wawancara pribadi dengan Siti Hanifah, Koordinator Divisi Pendampingan AMAN

Indonesia, Jakarta, 5 April 2016

Page 82: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

72

keluarga dan komunitas dengan cara: belajar membuat dan

mengemas kue, cemilan-cemilan, ikan Roa dan lain-lain.

Ada juga Sekolah Perempuan yang menekuni Kebun sayur

organik.

Partisipasi yang mereka lakukan hingga saat ini bukan

hanya untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi perempuan namun juga

untuk tetap merawat perdamaian yang telah mereka rajut dengan

cinta kasih dan semangat menuju keadilan. Perdamaian tidak akan

terwujud tanpa cinta dan keadilan. Dimensi cinta inilah yang akan

mengatasi ketakutan. Maka yang perlu dilakukan adalah

menciptakan sebanyak-banyaknya ruang bagi perempuan untuk

mengungkapkan cinta dan kasih sayangnya.35

Para anggota

Sekolah Perempuan di Poso dapat menjadi contoh bahwa

perempuan juga dapat berperan dalam berbagai bidang dan dapat

menjadi agen perdamaian.

35

Maskur Hasan & Nur Imroatus S., “Mengikis Rasa Takut Di Ruang Perempuan”, (Jakarta:

The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, 2010), Edisi: I/022-12.10, h. 7

Page 83: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan mengenai

bahwa AMAN Indonesia membangun perdamaian di Poso sejak tahun

2009 hingga sekarang. Proses komunikasi AMAN Indonesia dalam

membangun perdamaian di Poso menggunakan komunikasi nirkekerasan.

Dimana komunikasi ini memiliki empat proses komunikasi, yakni

observasi, perasaan, kebutuhan dan permintaan. Keempat proses tersebut

diimplementasikan oleh AMAN Indonesia melalui berbagai cara. Proses

observasi dilakukan dengan datang dan berkomunikasi langsung dengan

warga Poso, proses perasaan dilakukan dengan adanya aktivitas sharing

perasaan, proses kebutuhan dilakukan dengan penerapan program yang

disesuaikan dengana kebutuhan masyarakat dan proses permintaan salah

satunya dilakukan dengan senantiasa berkata positif. AMAN Indonesia

membangun perdamaian di Poso melalui adanya Sekolah Perempuan (SP)

dengan melibatkan partisipasi perempuan di dalamnya.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian ini, maka penulis merekomendasikan

berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk AMAN Indonesia diharapkan makin gencar menebarkan

arti pentingnya membangun perdamaian dengan menerapkan

komunikasi nirkekerasan.

Page 84: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

74

2. Bagi perempuan, diharapkan mampu mengenali skill dan

potensi yang dimiliki sehingga dapat berpartisipasi lebih

banyak dalam membangun perdamaian.

3. Bagi pemerintah, proses pembangunan perdamaian melalui

partisipasi perempuan patut mendapat dukungan pemerintah

untuk memaksimalkan potensi perempuan agar dapat

berpartisipasi di berbagai bidang .

4. Bagi para akademisi hendaknya dapat melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai kajian tentang komunikasi nirkekerasan

dan sejauh mana pengaruhnya terhadap proses membangun

perdamaian. Sehingga nantinya dapat digunakan dalam

membina kerukunan dan perdamaian antarumat beragama.

Page 85: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial. Jakarta: Prenada Media Grup. 2009.

Effendy, Bahtiar. Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan. Yogyakarta:

Galang Press. 2001.

Elmirzanah, Syafa’atun dkk.. 2002. Pluralisme, Konflik dan Perdamaian Studi

Bersama Antar-Iman. Yogyakarta: DIAN. 2013.

Indonesia, AMAN. Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian 2014-

2017. Jakarta: AMAN Indonesia. 2015.

Ismail, Faisal. Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama Konflik, Rekonsiliasi,

dan Harmoni. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014.

Kriyatono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. 2010.

Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana. 2011.

Modul Pembelajaran Sekolah Perempuan untuk Perdamaian. AMAN Indonesia

(The Asian Muslim Action Network. 2014

Mohammad, Abu-Nimer. Nirkekerasan dan Bina-Damai dalam Islam; Teori dan

Praktik. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Alvabet. 2010.

Moleong, Lexy J.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2009.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2007.

Page 86: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Mulyana, Deddy & Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya Panduan

Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2005.

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.

2007.

Qutub, Sayyid. Islam Dan Perdamaian Dunia. Jakarta: Pustaka Firdaus. 1987.

Rosenberg, Marshall B.. Nonviolent Communication a Language of Life

Komunikasi Nirkekerasan Bahasa Kehidupan. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo. 2010.

Saehudin, Akhmad. “Tesis Konsep Musyawarah Menurut Al-Qur’an Suatu Kajian

Tematik”. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 1999.

Soehartono, Irwan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2004.

Soetjipto, Ani dan Pande Trimayuni. Gender & Hubungan International Sebuah

Pengantar. Yogyakarta: Jalasutra anggota IKAPI. 2013.

Susan, Novri. Pengantar Sosiologi Konflik Dan Isu-Isu Konflik Kontemporer.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.

Syarbini, Amirulloh dkk.. Al-Qur’an dan Kerukunan Hidup Umat Beragama.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2011.

Tobroni dan Syamsul Arifin. Islam: Pluralisme Budaya dan Politik, Refleksi

Teologi untuk Aksi dalam Keragaman dan Pendidikan. Yogyakarta:

SIPRESS. 1994.

Zurlia, Lini. “Dialog Antaragama dan Peran Perempuan; Analisis Semiotika

Pesan Film Where Do We Go Now?,”. Skripsi SI Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2014.

Page 87: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Artikel

“Indonesia Darurat Kekerasan terhadap Perempuan”. Artikel diakses pada Kamis,

8 Oktober 2015 dari

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/07/063647808/indonesia-

darurat-kekerasan-terhadap-perempuan

“Kekerasan Seksual terhadap Perempuan di Indonesia Meningkat”. Artikel

diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015 pkl. 11.08 WIB dari

http://www.voaindonesia.com/content/kekerasan-seksual-terhadap-

perempuan-di-indonesia-meningkat/2782786.html

Hasan, Maskur & Nur Imroatus S..”Mengikis Rasa Takut Di Ruang Perempuan”.

(Jakarta: The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia. 2010.

http://amanindonesia.org/activity.html diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015

http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015

http://amanindonesia.org/profile.html diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015.

http://kbbi.web.id/damai diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015

http://www.baynvc.org/assumptions_and_intentions.php diakses pada Kamis, 8

Oktober 2015

Imroatus, Nur S., “Jalan Damai Perempuan Berland-Palmeriam”. Jakarta: The

Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia. 2011.

Khariroh, Riri. Fokus Edisi 35: “Merajut Yang Terkoyak: Seputar Perempuan dan

Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding)”, diakses pada 18 Januari

2016 pkl. 14.00 WIB dari

http://www.rahima.or.id/index.php?option=com_content&view=article&i

d=778:fokus-edisi-35--merajut-yang-terkoyak-seputar-perempuan-dan-

pembangunan-perdamaian-peacebuilding&catid=32:fokus-suara-

rahima&Itemid=47

Page 88: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Masturi, Ade. “Membangun Relasi Sosial melalui Komunikasi Empatik (Perspektif

Psikologi Komunikasi)” Komunika Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol. 4,

No. 1, (Januari-Juni 2010).

M. Syaiful Rahman, “Islam dan Pluralisme”, diakses pada 24 Februari 2016 dari

http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Fikrah/article/view/666

Sobur, Mohammad Abdus. “Visi Perdamian Generasi Muda”, dalam Amana

Magazine Vol.2 Iss.1 Indonesia. 2008.

The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, “Sekolah Perempuan” diakses

pada 28 Agustus 2016 pkl. 13.05 melalui

http//www.youtube.com/watch?v=xIQGatXFizw

Widodo, Mukhlison S. dan Rach Alida Bahaweres. “Lian Gogali: Ruang Bicara

Perempuan Poso”. Artikel diakses pada 26 Februari 2016 dari

http://www.gatra.com/fokus-berita/22876-lian-gogali-ruang-bicara-

perempuan-poso.html

Zainab, Wa Ode Z.T, “Konflik Poso.” Artikel diakses pada 24 Februari 2016

dari https://www.academia.edu/7099104/Konflik_Poso

Page 89: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998
Page 90: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998
Page 91: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998
Page 92: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Nama : Gufron

Jabatan : Program Manager AMAN Indonesia

Waktu : 4 April 2016

Lokasi : Jl. L No.3 Rawa Bambu 1, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

1. Bagaimana sejarah berdirinya lembaga AMAN Indonesia?

AMAN Indonesia disebut juga perwakilan Negara dari AMAN International,

AMAN International itu di Bangkok pusatnya berdiri tahun 1990, itu karena

beberapa ulama, beberapa pemikir islam ingin turut berkontribusi dalam

penyelesaian konflik di Negara-negara islam, misalnya bantuan untuk bencana

alam dan sebagainya. Lebih fokus pada upaya-upaya untuk membangun

komunikasi antarumat beragama. Nah AMAN Indonesia itu baru tahun 2007

terbentuk, itu memang karena tidak ada Negara yang diberi mandat secara khusus

untuk menjalankan program-program ini terkait dengan perempuan. Karena

memang tidak ada, maka tahun 2007 Indonesia diberi mandat untuk menjalankan

program khusus yang juga memang di bawah AMAN International untuk lebih

fokus pada isu perempuannya.

2. Apa tujuan didirikannya AMAN Indonesia?

Tujuannya, pertama untuk meningkatkan kapasitas perempuan sebagai peace

agent. Kenapa? Karena selama ini kita melihat konflik didominasi laki-laki,

perempuan cenderung netral di dalam konflik dan tidak terlibat dalam konflik dia

bisa dipercaya dan tidak punya kepentingan. Sehingga kalau pun dia melakukan

upaya-upaya perdamaian dia selalu dipercaya dan perempuan punya banyak

cerita dalam potensi mereka dalam membangun perdamaian cuma tidak terekam

ke publik. Di poso misalnya, perdamaian-perdamaian itu diinisiasi oleh

kelompok-kelompok perempuan misalnya ketika mereka bertemu di pasar, ketika

mereka mengungsi. Kelompok-kelompok Islam mengungsi kelompok Kristen

juga mengungsi, nah ketika mereka butuh kebutuhan pokok yang berani ke pasar

kan perempuan laki-laki gak berani. Laki-laki keluar bisa dibunuh dan bahaya

bagi mereka jadi perempuan yang masih punya sikap netralitas itu sehingga

mereka punya inisiasi harus mempertahankan hidup. Makanya mau ga mau

mereka ke pasar, kalau tidak begitu anak-anaknya mau makan apa. Sehingga

dengan sikap keibuannya, mereka berani untuk bertemu dengan mereka yang

Page 93: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

saling bermusuhan nah dari situlah dia mengabarkan perdamaian. Sebenarnya

cerita seperti itu banyak, hanya saja media tidak banyak mengeksplorasi. Artinya

perdamaian itu lahir dari inisiatif kelompok-kelompok perempuan. Maka tujuan

kita salah satunya adalah bagaimana meningkatkan kapasitas itu untuk

kepemimpian yang bisa menyebarkan perdamaian di komunitas mereka terutama

pasca konflik.

3. Apa yang menjadi Nilai-Nilai dasar bagi AMAN Indonesia?

Lima (5) nilai AMAN Indonesia itu memang yang harus dilaksanakan yang

menjadi landasan kita bekerja dan juga merupakan gagasan yang harus ditransfer

ke semua grup kita, misalnya tentang penegakan kebenaran, itu merupakan nilai

dasar yang utama untuk menegakan perdamaian, lalu tentang cinta kasih, karena

memang kita pendekatannya harus begitu, itu tentang bagaimana kita peduli

terhadap orang lain maka itu menjadi semacam spirit pergerakan kita, kemudian

tentang sustainability atau keberlanjutan itu bagaimana apa yang kita cita-citakan

itu tidak berhenti di situ saja tapi punya keberlanjutan.

4. Kenapa memilih fokus terhadap pembangunan peredamaian melalui

partisipasi perempuan?

Kita punya gagasan bahwa pembangunan perdamaian itu adalah upaya yang

komprehensif ya tidak hanya waktu konflik. Pendekatannya itu tidak hanya

sekedar merespon konflik. Tapi bagaimana upaya-upaya pasca konflik dan setelah

itu seperti apa. Ibaratnya kayak siklus, misalnya kadang damai kadang konflik

kadang damai lagi kayak gitu. Nah upaya pembangunan perdamaian itu adalah

upaya yang menyeluruh. Jadi tidak hanya waktu konflik saja kita bekerja tapi juga

bagaimana dalam situasi yang aman kita juga harus bekerja untuk menjaga agen-

agen perdamain tadi agar merawat perdamaian itu termasuk juga bagaimana

mendeteksi dini ketika ada konflik, termasuk juga bagaimana membangun

kekuatan masyarakat kalo nanti ada konflik seperti apa sehingga kalau ada konflik

resikonya tidak terlalu besar. Maka, model dari AMAN Indonesia itu kita gunakan

sebagai basis program kita dan kenapa perempuan? kami percaya bahwa

perempuan punya potensi yang luar biasa untuk membangun perdamaian.

Kuncinya adalah membangun skill dan membangkitkan kembali potensi yang

dimiliki oleh kelompok perempuan itu sebagai agen perdamaian. Itu alasannya

mengapa perempuan dan perdamaian.

Page 94: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

5. Ada klasifikasi khusus gak tentang perdamaian itu sendiri menurut anda?

Ada beberapa segmen kalo kita berbicara soal perdamaian Biasanya terkait

dengan konteks konfliknya. Kalau untuk konflik Poso itu awalnya memang

ditengarai oleh konflik antarumat beragama belakangan itu gak benar tapi kalau

dibilang melibatkan dua kelompok agama, iya. tapi apakah itu konflik agama?

Jawabannya tidak jadi konflik horizontal saja sih. Maka model pembangunan

perdamaiannya pun berbeda, misalnya bagaimana agama itu yang inklusif dan

toleran, jadi tidak terjadi ketika kita melakukan pendampingan-pendampingan

terhadap mereka. Maka soal perdamaian itu bukan hanya soal membangun relasi

tapi juga tentang bagaimana menjadi pemenuhan kebutuhan yang utama.

Pembangunan itu harusnya menyatukan hubungan antaretnis bukan justru

merusak hubungan itu. Jadi harusnya pembangunan dapat membangun solidaritas

kesadaran kelompok yang berbeda bukan sebaliknya. Pembangunan justru

menciptakan pemisahan antar kelompok-kelompok itu.

6. Terkait dengan konflik Poso AMAN Indonesia juga turut serta dalam

resolusi konflik di sana, apa yang menjadi pertimbangan bagi AMAN

sehingga memutuskan untuk berkontribusi dalam proses pembangunan

perdamaian di sana?

Kami melakukan assessment (penelitian) terlebih dulu ternyata setelah perjanjian

damai memang tidak ada konflik di sana tapi aslinya itu masih tersimpan suhu

konflik yang luar biasa, misalnya orang Kristen yang dulunya tinggal dengan

muslim pas waktu konflik kan mereka mengungsi, 5-6 tahun mau balik mereka

kan males pasti karena mereka gak nyaman dengan kelompok yang bereda. Bagi

pemerintah itu tidak terlalu banyak dilihat sehingga seakan-akan beritanya bahwa

poso damai, terus yang kayak gini gimana ini? Orang-orang Kristen yang

mengungsi ketemu dengan orang-orang Kristen yang pribumi. Nah orang pribumi

juga merasa bahwa pemerintah ini berat sebelah, kok yang pendatang diurusin

sementara yang pribumi gak padahal mereka sama-sama korban konflik sehingga

mereka hubungannya tidak harmonis awalnya begitu kondisisnya. Artinya banyak

kebijakan-kebijakan pasca konflik itu yang tidak melakukan rekonsiliasi sepenuh

hati, rekonsiliasi yang sepenuh hati itu ya yang memang bisa mencakup semua

aspek. kalau kamu pake teorinya Johan Galtung, ada situasi dimana perdamaian

itu dikatakan positif dan negatif. Perdamaian negatif itu memang tidak ada

kekerasan, tidak ada perang, tidak ada konflik tapi mereka tidak bisa mengakses

Page 95: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

kehidupan dengan layak, mereka tidak bisa bekerja dengan layak, pendidikannya

masih kurang. Artinya mereka masih menyimpan potensi-potensi untuk

bergejolak, itu yang membuat situasi di Poso itu hampir seperti yang dikatakan

Johan Galtung bahkan sampai sekarang. Ketimpangan coba kamubisa bayangin

bagaimana ketika keluarganya itu banyak terbunuh anaknya gimana waktu bayi,

trus juga bagaimana kemudian ekonomi ketika mereka mengungsi jadi ini bukan

hanya soal tidak ada perang tapi perutnya gimana setelah itu. Misalnya

pendidikannya, ibadahnya. Misalnya, kelompok muslim lebih enak dimana ada

mesjid mereka bisa sholat, bagi kelompok Kristen gak bisa karena mereka punya

ikatan dengan gereja, gak bisa asal gereja dia masuk karena mungkin ada 7-8

aliran di sana. Aspek-aspek kayak gitu kan juga perlu dipertimbangkan kalo

misalnya pembuatan kebijakan itu sensitive terhadap rakyat gitu. Belum lagi

budaya-budaya yang dulunya bisa menyatukan tapi pasca konflik hilang. Atas

dasar itulah kemudian AMAN Indonesia mengembangkan program di Poso untuk

menjawab salah satu kebutuhan dasar manusia, misalnya mereka bisa membangun

rekonsiliasi dengan sepenuh hati, mempertemukan kelompok-kelompok yang

dulunya saudara tapi karena agama mereka terpisah. Pasca konflik ditemukan

kembali, itu yang awal-awal kami lakukan di Poso tahun 2010-2011, setelah itu

kan berkembang.

7. Program apa yang dilakukan oleh AMAN untuk membangun perdamaian

antarumat beragama di Poso?

Sekolah perempuan, itu salah satu program utama atau regular, selain itu juga

banyaklah misalnya diskusi jadi tidak hanya satu program. Program kan didesain

dengan berbagai varian.

8. Apa yang ingin dicapai dari program tersebut?

Salah satu hal yang ingin dicapai dari program tersebut adalah untuk

mempertemukan sesama kerabat. Kedua adalah untuk membangun women

leadership atau kepemimpinan perempuan, itu yang menjadi problem utama

ketika misalnya dalam situasi-situasi konflik banyak muncul yah yang tadi saya

bilang itu. Potensi-potensi yang saya bilang itu bisa muncul cuma dalam ruang

publik mereka masih lemah posisinya. Selama masih ada pandangan laki-laki

yang lebih kuat, potensi perempuan tidak akan dilihat.

Padahal masa depan itu sebenarnya ada di tangan perempuan karena mereka yang

mengandung dan melahirkan. Kalau program itu masih dipikirkan laki-laki yang

Page 96: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

pemikirannya tidak sensitif terhadap perempuan maka yang terjadi adalah

kesejahteraan itu bisa menurun termasuk mengikutsertakan perempuan di dalam

pengambilan kebijakan. Kenapa perempuan kalau rapat atau diskusi itu memilih

jalur damai karena dia tau bagaimana rasanya kalau anak terbunuh karena dia

yang mengandung. Coba bayangin berapa banyak ibu yang kehilangan anaknya di

Poso, mereka yang mati kan anak ibu semua mereka yang mengandung maka

mereka tidak bakal rela jika apapun itu membuat anaknya terbunuh.

Karena dia punya beban dan tanggung jawab untuk hal itu maka seharusnya

perempuan itu harus banyak terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Otaknya laki-laki itu memang kecenderungannya perang. Coba lihat, yang biasa

tawuran itu siapa, laki-laki. Gak ada ibu-ibu tawuran. Maka sebenernya

kelompok-kelompok perempuan ini sangat potensial untuk mencegah konflik

dengan cara dia banyak terlibat di dalam pengambilan keputusan sehingga

keputusan-keputusan tersebut sensitive terhadap perempuan. Maka dia gak mau

ada konflik karena susahnya nyari makan. Waktu konflik di Poso itu kan laki-laki

pada mengungsi ke hutan terus yang nyari makan siapa, perempuan. Perempuan

itu berjuang keras bagaimana caranya agar anaknya bisa makan. Dengan cara apa?

ke pasar mereka. Laki-laki ke pasar pada waktu itu bisa dibunuh mereka.

Sayangnya Negara kita masih begitu jadi waktu ada kesepakatan segala macem

itu, perempuan tidak banyak terlibat. Bahkan sampe FBR itu perempuan tidak

banyak dilibatkan untuk mengambil keputusan. Supaya peran perempuan itu

semakin meluas maka potensi dan kepemimpinan perempuan itu harus didukung.

Sekolah perempuan adalah salah satu yang memberikan wadah bagi perempuan

agar mereka bisa menjadi pemimpin Kalo perempuan jadi pemimpin kan Dia

bisa masuk ke dalam ruang-ruang sehingga apa yang dipikirkan perempuan itu

bisa tersuarakan di dalam forum-forum pengambilan kebijakan sehingga

kebutuhan perempuan itu bisa tercukupi tidak hanya dia menerima pasif saja.

Sekolah perempuan tujuannya adalah untuk membentuk kepemimpian perempuan

yang memiliki perspektif perdamaian. Sekolah perempuan itu yang punya

sensitive terhadap perempuan dan juga damai. Perempuan itu potensial di dalam

membangun perdamaian dan juga untuk merawat perdamaian. Jadi jangan sampe

kebijakan-kebijakan itu justru merusak hubungan itu.

Page 97: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

9. Adakah lembaga atau organisasi lain yang bekerja sama dengan AMAN

Indonesia dalam proses membangun perdamaian di Poso?

Ada, KWSGKST (Komisi Wanita Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah) itu

salah satu partnernya AMAN sejak tahun 2009 di sana untuk mendorong

bagaimana perempuan itu bisa berdaya dan mereka bisa menjadi pemimpin-

pemimpin perempuan.

10. Bagaimana tanggapan masyarakat Poso terhadap program yang diadakan

AMAN Indonesia?

Pertama pasti ada kecurigaan karena sebenarnya AMAN ini kan lembaga muslim

tapi kenapa melibatkan kelompok-kelompok kristen untuk membangun Sekolah

Perempuan. Kecurigaan itu wajar karena situasinya seperti yang saya jelaskan

tadi yang masih pada posisi yang masih negative. Maka mereka juga mencari tahu

AMAN itu seperti apa, programnya seperti apa, itu wajar karena AMAN

merupakan lembaga muslim jadi mungkin mereka berfikir ada apa di balik smua

itu. Jadi awalanya seperti itu, sehingga kita juga tertantang untuk melakukan

semacam pendekatan-pendekatan khusus terhadap mereka. Misalnya Intensif

melakukan pendampingan terhadap mereka, menjelaskan kepada pemerintah di

sana apa sebenarnya visi misi kita dan apa sebenarnya program utama kita. Nah

seiring berjalannya waktu ya untuk program SP itu akhirnya mereka tau sendiri

apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan program SP. Nah bagaimana sih

rasanya mereka terlibat,banyak reaksi-reaksi positif kemudian bermunculan

misalnya yah baru pertama kali itu mereka bertemu dengan kelompok yang

berbeda, baru pertama kali sejak konflik itu mereka merasa nyaman bertemu

kembali satu ruangan dengan kelompok-kelompok yang berbeda, misalnya saya

muslim ngobrol dengan Kristen dalam pelatihan atau di sekolah itu sendiri. Ruang

perjumpaan perempuan-perempuan itu mereka sama-sama merasakan anaknya

terbunuh, jadi ada perasaan satu nasib trus juga ada keinginan aga anak tidak

terbunuh lagi, nah ruang-ruang itu yang akhirnya membuat mereka akhirnya

mempromosikan kepada yang lain. tidak hanya kita, kalo kita kewalahan

menjelaskan pada orang Poso, orang Poso kan banyak, antar individu gitu dari

siapa ke siapa jadi misalnya aku ngajak kamu trus kamu ngajak siapa gitu. Nanti

dia akan menceritakan ke keluarganya trus ke siapa ke siapa begitu jadi kalo

misalnya soal pandangan mereka terhadap AMAN yah tidak ada masalah akhirnya

karena AMAN tujuannya bukan soal agama tapi bagaimana mereka perempuan

Page 98: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

juga maju cara berfikirnya dan bagaimana cara mereka menjalani kehidupan itu

lebih baik gitu. Kedua peran KWS (Komisi Wanita Sinede) juga cukup besar yah

perannya untuk memberikan garansi sosial. AMAN juga tidak sendirian mereka

juga memanfaatkan gereja, penganut gereja di sana kan juga cukup besar dalam

memberikan efek terhdap jemaat-jemaat sehingga strategi-strategi ini efisien dan

efektif untuk melewati tantangan terhadap isu-isu yang tidak berkenanlah

misalnya bagaimana islam di sana. wajah kita bukan bagian dari wajah islam

“kelompok yang berkonflik” tapi menjadi wajah Islam yang memang mau terbuka

terhadap kelompok yang lain.

11. Apa yang menjadi tantangan dalam menjalankan program tersebut?

Pertama soal perempuan itu bagaimana mereka juga sadar betul terhadap

kekuatannya. Itu menjadi modal utama ketika mereka juga sadar betul apa yang

menjadi kebutuhan dia dan bagaimana caranya meraih mimpinya itu. Kedua soal

bagaimana mereka punya pengalaman konflik yang luar biasa sehingga

pengalaman-pengalaman tersebut membuat mereka mau gak mau harus banyak

melakukan pendidikan dan pelatihan untuk memperkuat skill dan kapasitas

mereka supaya pengalaman itu tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Ada

pengalaman yang luar biasa bagi ibu-ibu itu untuk menghentikan kekerasan

dimulai dari anak mereka misalnya gitu dimulai dari keluarga mereka sehingga

tidak tumbuh apa yang mereka khawatirkan soal bagaimana kekerasan itu tidak

tumbuh lagi.

Ada pengalaman yang membuat mereka tidak ingin mengulang lagi jadi program

itu menjadi semacam jembatan untuk memperkuat kapasitas diri dia misalnya

perspektif tentang perdamaian dan toleransi itu menjadi program pembuka kita.itu

ada anamanya training toleransi dan perdamaian itu sebagai pembuka, training

peunya kekuatan untuk membuka perspektif dia misalnya perspektif apa sih

sebenarnya perdamaian itu?

12. Apa dampak yang timbul dari adanya program tersebut terutama bagi

masyarakat Poso?

Kapasitas mereka labih fresh atau memahami soal konflik seperti apa dan

perdamaian seperti apa. Kedua mereka juga punya pengetahuan-pengetahuan yang

lain terkait misalnya apa sih sebenarnya perdamaian itu. Lalu punya materi-materi

lain terkait dengan keorganisasian, keuangan dan sebagainya terus juga

manajemen organisasi, manajemen sekolah itu sendiri. Ketiga mereka punya

Page 99: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

network jaringan yang luas ya jaringan perempuann di berbagai bidang misalnya

di bidang ekonomi, bidang budaya, sosial. Mereka mendapatkan itu ketika

berjejaring dengan AMAN. Lalu kalau bicara masalah dampak yang paling

dirasakan kalau di keluarga itu ya perubahan ibu yang dulunya lumayan pasif

untuk domestik sekarang itu mereka lumayan keren ya klo misalnya diundang ke

acara apa gitu menjadi leader baru, menjadi fasilitator menjadi guru macam-

macam jadi ada perubahan-perubahan dan itu juga berdampak pada anak-anaknya

ya, kualitas belajarnya juga meningkat seperti itu. Lalu dampak yang lain

misalnya mereka punya pengaruh terhadap kebijakan di tingkat desa. Bagaimana

ibu-ibu di Poso itu terutama di Malei ya mereka mampu mendorong dalam

membangun perekonomian kreatif .

13. Apa saja bentuk-bentuk partisipasi perempuan dalam membangun

perdamaian antarumat beragama khususnya di Poso?

Mereka kan tidak hanya orang yang di rumah tangga saja kan ada anggota jemaat

gereja dan lain-lain mereka juga mentransfer apa yang didapat, misalnya gereja

mereka juga mampu mengajak jemaat untuk melakukan kegiatan bersama, mereka

juga mampu meyakinkan gereja bahwa kader-kader perempuan ini juga bisa

digunakan untuk acara-acara gereja. Jadi gini loh kalau gereja butuh stok orang,

ini banyak dari SP. Jadi kalo diibaratkan kaderisasi SP ini banyak memiliki kader-

kader yang bisa digunukana atau dibutuhkan. Beberapa kader juga melakukan itu

di kelompok lain, mereka juga ada yang menjaadi narasumber untuk kelompok

perempuan lainnya gitu jadi mereka berkembang untuk menjadi pribadi yang

cukup dinamik di dalam mengembangkan atau mentransfer pengetahuan yang ada.

Tantangann terbesar memang di pemerintah karena pemerintah ini masih

dominasi laki-laki dan pemikiran yang sangat patriarkis dan memang cara berfikir

yang tidak terlalu sensitive terhadap perempuan.

14. Berkaitan dengan komunikasi, model komunikasi yang diterapkan AMAN

Indonesia adalah komunikasi nirkekerasan. Ada empat komponen penting

yang ada pada komunikasi nirkekerasan, yaitu observasi, perasaan,

kebutuhan, dan request. Bagaimana proses AMAN Indonesia dalam

menerapkan setiap komponen tersebut?

Jadi begini salah satu materi pokok kita di dalam pembelajaran itu memang

namanya komunikasi nirkekerasan jadi bagaimana kita untuk lebih banyak

mengurangi penilaian terhadap orang lain sebelum kita meng-observasi. Salah

Page 100: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

satu subjek yang diberikan waktu itu adalah bagaimana kita melakukan observasi

lebih dalam sebelum kita penelitian. Maka Penilaian bisa dilakukan berdasarkan

observasi, jadi awalnya intinya adalah bagaimana kita tidak terlalu men-judge

orang lain sebelum kita tahu apa yang terjadi. Itu kan sebenarnya prasangka dan

salah satu program kita adalah untuk menepis prasangka. Maka bagaimana

menggunakan komunikasi tanpa kekerasan itu, ya observasi. Observasi adalah

datang bertemu langsung dan berkomunikasi dengan mereka. Kuncinya di dalam

komunikasi ini adalah jangan men-judge dan berkomunikasi langsung dengan

objeknya, maka cara AMAN adalah kita observasi dan berkomunikasi langsung.

Maka sebenarnya komunikasi itu membantu orang untuk mengawal langsung

sehingga ia tidak akan mudah melakukan kekerasan. Itu juga kita terapkan pada

konteks yang di Poso, kalo hanya denger muslim yah seperti ini, takut segala

macem, maka kita harus mempertemukan mereka. Mereka melakukan sendiri

observasi ke kelompok Kristen begitupun sebaliknya. Ini dilakukan dalam rangka

membangun komunikasi yang lebih baik sehingga penilaian yang negative itu

tidak ada lagi. Kita datang langsung dan berkomunikasi dengan mereka dan

mempertemukan mereka (Islam dan Kristen). Mereka membangun komunikasi

yang lebih baik sehingga penilaian yang buruk tadi itu tidak ada lagi.

Untuk perasaan misalnya begini, program kan tidak serta merta up down yah.

Misalnya kita punya peraturan langsung suruh taati oleh bawahan atau yang lain.

kita juga harus memikirkan apa yang mereka rasakan dan inginkan. Maka

perasaan itu lebih kepada bagaimana program kita itu lebih sensistif gender. Di

dalam SP sebelum memulai pelajaran itu ada yang namanya sharing perasaan

tujuaannnya itu adalah bagaimana seseorang belajar untuk terbuka dengan orang

lain dan orang lain belajar mendengarkan. Karena tidak semua orang berani jujur

terhadap dirinya sendiri atau terhadap orang lain. Maka sharing perasaann itu

adalah untuk saling percaya satu sama lain dan kalo ada masalah diselesaikan

secara cepat jadi komunikasi nirkekerasan menurut kita harus ada semacam

kepercayaan antarindividu tanpa itu mustahil, kamu akan bicara indah saja tapi di

dalamnya itu airnya beriak gitu masih bergejolak. Sehingga sharing perasaan itu

menu wajib sebelum masuk ke materi-materi yang akan disampaikan. Pernah satu

kelas bubar karena nangis karena mereka merasa cerita satu orang mewakili

semuanya, entah karena sedih, empati atau tenggng rasa di komunikasi kekerasan

kan juga mencakup itu kan kejujuran, empati, maka kita melakukan olah rasa itu

Page 101: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

di awal sebelum sekolah dimulai sehingga orang-orang itu plong semua dan

materi yang diberikan akan masuk dan mengalir dengan cepat di otak mereka.

Lalu kita bicara kebutuhan, kebutuhan apa yang tepat. Kalau AMAN itu kita

punya mekanisme bagaimana membangun progam bersama komunitas perempuan

dan stakeholder/pemerintah dan tokoh-tokoh agama. Jadi progam ini bukan harga

mati, jadi program yang dibangun bersama kita punya tawaran tertntu iya, hasil

dari observasi maupun hasil dari riset tapi di dalam mengkomunikasikan dengan

masyarakat itu pasti melibatkan partisipasi mereka sehingga tidak ada kesan kalo

ini monopoli atau kekerasan itu kan bisa muncul jika memaksa dalam

menjalankan pogram kita.

Komunikasi yang baik adalah bagaimana di sini kita mengajak orang untuk

menjelaskan dan dijelaskan. Harus ada komunikasi dengan mereka berupa

observasi atau riset, pertemuan-pertemuan dengan warga kampung, komunikasi

dengan perempuan sehingga semua merasa dilibatkan. Dari situ baru ketemu

mereka membutuhkan apa, karena kalo program ini hanya digantungkan di

AMAN saja maka program itu sulit berjalan tapi kita punya pendekatan

bagaimana program itu masyarakat mempunyai ownership, mereka harus punya

rasa kepemilikan program. Maka bicara soal kebutuhan itu harus ada aspek

bagaimana mereka mengontrol perasaan. Itu penjelasannya terkait dengan apa

yang diterapkan oleh AMAN dalam noncommunication and nonviolent action.

Dua hal itu gak boleh lepas, satu komunikasi nirkekerasan satu lagi aksi tanpa

kekerasan bagaimana program-program itu juga tidak menimbulkan kekerasan

terhadap orang lain, menimbulkan ketersinggungan terhadap orang lain itu harus

dihindari maka kita punya yang namanya asumsi dan resiko di dalam program.

Apa sih yang bisa membuat program ini berhasil dan yang membuat program ini

tidak berhasil, misalnya ada kelompok-kelompok yang memang tidak setuju itu

harus kita ketahui dari awal kalo gak di tengah jalan pasti ada hambatan-hambatan

itu juga kita komunikasi kan dari awal bagaimana kelompok-kelompok yang

terkait ini harusnya bisa berkontribusi maka itu kita sebut nonviolent action, aksi

tanpa kekerasan,dan apapun itu ya cara-cara dalam membangun perdamaian tidak

boleh dengan cara-cara kekerasan. Komunikasi kekerasan itu harus dipraktikkan

misalnya dalam satu hari bisa gak tidak mengeluarkan kata-kata yang kasar.

Ada sekolahnya, ada teorinya ada praktiknya sehingga itu dapat menularkan

kepada orang lain untuk tidak berkomunikasi dengan kekerasan. Dan ini harus

Page 102: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

dilatih, misalnya di Poso kita suruh bikin surat cinta untuk suami, kapan terakhir

bilang cinta untuk suami pasti rata-rata tidak pernah biasanya kalo udah

berkeluarga yang dibicarakan itu adalah duit duit dan hampir semua menggunakan

bahasa negative. Masalah aja dibicarakan tapi hal-hal yang bersifat romantisme

tidak dibahas. Maka salah satu teknik yang AMAN terapkan untuk membangun

hal-hal itu adalah bagaimana ibu-ibu kita minta buat surat cinta, kedua buat PR

bersama suami. Kalo di keluarganya biasanya mintanya palingan duit, panci bocor

dll tapi tiba-tiba misalnya mengerjakan teka-teki silang, pertama mungkin suami

cuek tapi lama-lama dia mau terlibat salah satu komunikasi yang kita terapkan

adalah komunikasi setara dan meningkat.

Maka kita terapinya biasanya kita minta mereka untuk menuliskan kata-kata

positif sehari berapa, menghindari penggunaan kata jangan atau negative lainnya.

Komunikasi itu kan harus dipelajari dan dipraktikkan sebagai sebuah pengetahuan

dan attitude maka orang akan belajar pilihan kata. Ada pilihan-pilihan kata baik

yang tidak menyinggung orang dan berdasarkan kebutuhan. AMAN juga begitu,

kita membuat program berdasarkan kebutuhan kalo mereka gak punya kebutuhan

ya mereka mungkin enggan menjalankan programnya jadi kunci dari program ini

adalah bagaimana kita membangun kebutuhan bersama sesuai dengan sensitivitas

kebutuhan masyarakat. Karena AMAN membangun relasi antar dua kelompok

yang berbeda, maka sensitivitas agama, sensitivitas budaya, gender menjadi

pendekatan kita dalam komunikasi program.

15. Sejauh ini apa saja yang berhasil dicapai oleh AMAN Indonesia?

Banyak itu, misalnya di pendidikan kita sudah 19 cabang SP itu di level wilayah.

Di nasional ikut membidangi Aliansi Nasional Kebebasan Beragama dan

Berkeyakinan, kita juga ikut membidangi Indonesia beragam yang mempunyai 44

jaringan di Indonesia AMAN salah satu koordinatornya, tahun lalu drafter run

P3AKS Rencana Nasional Perlindungan Perempuan dan Anak di wilayah konflik

sekarang sudah disahkan melalui Perpress No.18 thn 2014 itu di Nasional.

16. Apa harapan AMAN Indonesia selanjutnya terutama dalam proses

pembangunan perdamaian melalui partisipasi perempuan di Indonesia?

Harapannya budaya perdamaian di Indonesia lebih inklusif, tantangan yang kita

hadapi sekarang itu soal bagaimana orang akan mudah melakukan tindakan

kekerasan karena identitas keagamaan. Harapan kita ya punya kontribusi ke sana

bagaimana membangun budaya agama itu yang memang inklusif dan ramah

Page 103: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

terhadap kelompok perempuan. Tantangan kita itu adalah bagaimana budaya

pemimpin itu dikembalikan lagi pada budaya moderat, makanya AMAN

mendeklarasikan ini sebagai muslim progresif. AMAN itu jaringan muslim

progresif yang punya cita-cita ingin membangun budaya agama yang lebih santun

lebih toleran, ramah terhadap kelompok perempuan dan sebagai jaringan muslim

progresif maka progressivitas islam yang kita anut dan kita kembangkan. Maka

harusnya, pertama ramah terhadap kelompok perempuan, kedua, turut membela

terhadap hak-hak kelompok minoritas dan kelompok yang didiskriminasi

misalnya ahmadiyah, syiah. Mereka kan termasuk kelompokyang didiskriminasi

maka AMAN pasang badan untuk membela mereka bukan membela agamanya

tapi membela hak-hak-nya. Hak kan banyak hak pendidikan atau hak beribadah,

ketiga adalah bagaimana AMAN juga bisa menjadi perjumpaan kelompok-

kelompok yang berbeda artinya kelompok manapun itu semua bisa masuk di

AMAN tanpa membedakan itu karena nilai yang kita anut adalah soal bagaimana

kebutuhan bersama maka tidak boleh membeda-bedakan. Harapannya perdamaian

bisa terwujud tercipta karena memang sudah tidak ada sekat, sudah tidak ada lagi

istilah mayoritas minoritas, yang ada adalah bagaimana mereka itu sama-sama

punya hak untuk bebas beribadah sesuai dengan aturan yang berlaku. AMAN lahir

dan sekarang menjadi rumah bagi kelompok-kelompok tersebut.

Ciputat, 19 April 2016

Informan Pewawancara

Gufron Laily Rahmawati

Page 104: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Nama : Siti Hanifah

Jabatan : Koordinator Divisi Community and Powerment

Waktu Wawancara : 5 April 2016

Lokasi Wawancara : Jl. L No.3 Rawa Bambu 1, Pasar Minggu Jakarta Selatan

1. Dalam pembangunan perdamaian di Poso AMAN membangun Sekolah

Perempuan untuk Perdamaian (SP), apa sebenarnya SP?

AMAN itu kan memiliki dua model di dalam membangun perdamaian karna kita

fokus pada perempuan dan pembangunan perdamaian. Kita ngambil Poso itu sebagai

representasi dari daerah pasca konflik, sedangkan yang di Jakarta kelompok urban,

yang di bogor itu kita menyebutnya daerah konflik. Nah di Poso itu kita ngambil

sebagai representasi daerah konflik karena sampai sekarang pun konflik itu masih ada

di Poso walaupun konfliknya sudah berbeda kalau dulu kan antaragama kalo sekarang

terorisme. Jadi model SP-nya sama sebenarnya jadi modul kita punya Cuma di dalam

penyampaian materinya disesuaikan dengan permasalahan atau daerah masing-

masing. Kita sesuaikan secara konteks dengan wilayah masing-masing karena di

dalam proses sekolah kita memiliki sesi awal itu sharing. Sharing itu mengggali

pengalaman peserta, menceritakan pengalaman peserta terkait materi yang akan

disampaikan kalo sekarang kita belajar tentang ketidakadilan gender, maka fasilitator

bisa mulai dengan apa sih yang kamu rasa tidak nyaman menjadi seorang perempuan,

itu kan pengalaman-pengalaman mereka berbeda. Nah pengalaman-pengalaman itu

yang kemudian kita rangkum, secara kontekstual kemudian kita tarik dalam sebuah

teori yang disampaikan. AMAN di Poso itu kan sejak 2009 berarti sekarang sudah 7

tahun ya jadi yang kelas lama itu ada dua, Pamona dan di Malei kemudian pada 2013

kita buka kelas baru. Pemimpin-pemimpin yang ada di Poso jadi waktu itu

representasinya ada Aisiyah, ada wanita islam Al-Khairat sama KWS (Komunitas

Wanita Sinode). Kemudian pada perkembangannya setelah kongres tahun 2014 kita

nyatakan bahwa SP adalah organisasi yang mandiri baru kita membentuk yang

namanya PSPP (Persatuan Sekolah Perempuan untuk Perdamaian) PSPP ini yang

menjadi titik awal ibu-ibu mencetuskan pengorganisasian sendiri jadi sudah mulai

mempraktikkan ilmu-ilmu yang mereka dapat setelah mengikuti kelas akhirnya terus

Page 105: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

berkembang, di Poso ini sudah ada berkembang sembilan (9) kelas, artinya kalau kita

yang mendirikan ada 3 kelas sisanya itu ibu-ibu yang mendirikan jadi mereka

excercise ilmu mereka. Ini bagian dari usaha AMAN menuju kemandirian SP, mereka

membuka kelas baru jadi kita menciptakan leader-leader baru di sana.

2. Kalau untuk materi apakah ada materi khusus yang disampaikan dalam

Sekolah Perempuan (SP)?

Kalo yang terbaru kita memakai 4 modul. Modul yang pertama transformasi individu,

transformasi relasional, transformasi struktural, transformasi kultural. Jadi materi-

materi yang ada di tiap-tiap modul ini pasti berbeda-beda. Kalo yang transformasi

relasional dan individu itu bagaimana kita menciptakan kesadaran kritis terhadap

lingkungan jadi sesuatu yang terkait dengan individu peserta, kalo korelasional

bagaimana komunikasi bagaimana negosiasi bagaimana mengoorganisir. Jadi masing-

masing itu berbeda, maka modul ini harus diberikan secara berurutan jadi biar capaian

target pembelajarannya jelas.

3. Adakah nilai-nilai tersendiri yang ingin disampaikan AMAN Indonesia melalui

SP?

Jadi sejak 2014, PSPP itu sudah memiliki SOP sendiri. Jadi mereka sudah punya visi

dan misi sendiri nah itu yang menjadi panduan kita dari tujuan besar AMAN. Dari

2014 tentu akan terus berkembang kalo yang di Jakarta cuma ada 2, Jawa baru ada 1

jadi ini berkembang dan terus berkembang. Daerah Sulawesi Tengah itu dulu kan

cuma ada 3 sekarang sudah 9. Nah posisi AMAN sekarang sudah setara dengan SP itu

sendiri, kita sebagai partner, tidak lagi sebagai induk. Kalo sebelumnya kan kita

sebagai induk . visi PSPP adalah terwujudnya masyarakat damai, mandiri, sejahtera,

dan adil gender.

4. Adakah hambatan-hambatan yang dialami AMAN Indonesia selama

membangun dan menjalankan SP itu?

Kalo kita tidak menyebutnya hambatan ya karena kalo hambatan itu lebih ke-internal

kita. Kalo yang dari luar kita, kita menyebutnya tantangan bagaimana kita bisa

menghadapi tantangan itu jadi kalo hambatan itu yang sifatnya internal. Kayak

misalnya masyarakat meminta untuk acara ini, tapi ternyata kita tidak punya dana itu

hambatan. Hambatan itu yang kita tidak bisa mengatasinya. Tapi kalo yang dari

eksternal itu tantangan. Kalo hambatan itu lebih pada keinginan masyarakat, mereka

itu sering kali tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan itu yang

kadang menjadi hambatan kita mereka itu merasa bahwa AMAN itu datang ke

Page 106: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

komunitas dan menganggap jika mengikuti program itu membuat mereka kaya raya,

jadi pemberdayaan ekonomi padahal kan AMAN tidak memiliki konsen di situ tapi

bagaimanapun pemberdayaan ekonomi itu harus dilakukan. Kalo ngomong peace

building pemenuhan kebutuhan harus dilakukan akhirnya kita berjejaring dengan

organisasi lain trus kita minta mereka untuk meng-identifikasi kekuatan yang mereka

punya. Karna AMAN memang tidak memiliki spesifikasi di situ jadi kita hanya

linking trus kemudian kita listing apa kekuatan-kekuatan mereka kemudian apa yang

bisa mereka lakukan kita memfasilitasi mempertemukan dengan organisaasi lain yang

memang fokus di situ. Jadi yang menjadi hambatan itu kita tidak bisa memenuhi

semua harapan komunitas karna kadang keinginan komunitas itu berleihan kita

dianggap malaikat yang bisa menyelesaikan semua masalah kemudian mereka

menganggap prosesnya itu kalo AMAN yang datang masalah harus selesai sekarang

juga padahal kan butuh waktu. Trus hambatan di kita juga itu pergantian fasilitator,

masyarakat itu kan trust pada kita itu kadang secara personal mereka lebih nyaman

dengan fasilitator yang A misalnya. Secara kelembagaan berbeda mungkin ketika

saya dengan teman saya yang lain datang kan kadang mereka lebih suka bercerita

dengan saya kemudian saya tiba-tiba keluar. Nah itu kan ketika harus membangun

komunikasi dengan fasilitator yang baru kan harus trust building lagi harus

membangun komunikasi yang intens lagi, itu kan menjadi suatu hambatan. Jadi turn

over fasilitator yang tinggi mungkin ya trust juga mencari fasilitator itu kan gak

gampang. Jadi kita harus memulai dari awal lagi, dia juga belum tau kondisi

komunitas, mengulang-ulang itu kan yang susah buat kita, itu hambatan terbesarnya.

5. Kalau untuk faktor-faktor pendukung sendiri seperti apa?

Faktor pendukung itu masyarakat yang terbuka trus kemudian stake holder yang open

minded, ini mereka terbuka terhadap perubahan itu yang menjadi faktor pendukung

utama buat kita tapi yang paling utama sebenarnya kemauan ibu-ibu yang mau belajar

dan berubah. Karena sebesar apapun prevensi kita kalo ibu-ibunya tidak merasa itu

adalah kebutuhan mereka ya gak papa jadi mereka ngumpul kalo kita yang minta

tanpa inisiatif dari mereka. Trus stake holdernya mendukung itu lebih memudahkan

kita kayak di Poso itu kan stake holder-nya itu membantu betul. Jadi mereka

merekomedasikan adanya kelas baru itu kan medukung dan memudahkan kita ketika

melakukan intervensi kepada masyarakat karena ini sudaah merupakan perintah dari

atasan.

Page 107: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

6. Bagaimana tahapan-tahapan Sekolah Perempuan itu senidiri?

Kalo AMAN itu kita memiliki tahapanya itu ada tiga yaitu,

a. prelearning: jadi sebelum pembelajaran itu isinya Assasment (penelitian singkat),

jadi kondisi wilayah, masalah-masalah yang ada di wilayah itu, apa potensinya,

siapa difider-nya, siapa promotornya, nah setelah kita assessment kita melakukan

community planning. Jadi pre learning itu isinya assessment, community planning,

temuan-temuan yang kita temukan itu kita sampaikan di komunitas saat itu. Setelah

menentukan masalah itu apa yang harus kita lakukan itu dibahas di community

planning. Nah dalam community planning itu kita menghasilkan action plan, hasil

action plan itu kita arahkan ke peningkatan kapasitas dan itu di komunitas

perempuan. Setelah ada action plan kita kerangkai mereka di dalam peace and

tolerance training.

b. proses learning atau proses pembelajaranya nah di situ regular class (kelas regular)

baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas, harus masuk ke pendampingan.

Pedampingan ini ditujukan bagaimana materi yang dipelajari di kelas itu bisa

dipraktekan oleh ibu-ibu dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya berhenti di ibu-

ibu tapi bagaimana pembelajaran itu sampai kepada ke keluarganya, biasanya di

dalam sekolah itu ada PR yang harus diisi oleh ibu-ibu dengan pasanganya dengan

anak-anaknya dengan tetangganya, pendampingan ini memantau itu jadi

bagaimana ilmu yang di dapatkan di kelas dipraktikkan di rumah, tetangga,

lingkungan dan sekitarnya. Trus pendampingan ini juga pendekatan kepada stake

holder supaya stake holder itu juga bisa mendukung adanya pembelajaran ini. Jadi

ibu-ibu tidak hanya berhenti di kelas tapi juga bisa melihat permasalahan yang ada

di sekitarnya trus bagaimana menyelesaikannya trus meng-connect-an ibu-ibu

dengan stake holder di pemerintah. Jadi upaya-upaya itu yang kami lakukan jadi

tidak hanya berhenti di pendidikan tapi juga di pendampingan. Ini yang memang

berat sebenarnya karna kan prakteknya.

c. post learning, ini yang monitoring dan evaluasi. Jadi melihat apakah pembelajaran

itu bisa memberikan perubahan bagi ibu-ibu di 4 level yaitu individu, relasional,

struktural dan kultural.

7. AMAN Indonesia ini kan memiliki fokus isu terhadap perempuan dan

pembangunan perdamaian. Nah bagaimana menurut anda keterkaitan

antarkeduanya?

Page 108: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Perempuan itu dalam bahasa kita yang melahirkan kehidupan maka pasti dia itu punya

potensi besar untuk menjaga kehidupan itu sendiri. Proses-proses pembangunan ini

kan biasanya dan kebanyakan itu yang sukses dilakukan oleh perempuan walaupun

kemudian pada kenyataannya yang kita ketahui proses pembangunan perdamaian di

meja perdamaiannya kebanyakan didominanasi laki-laki tapi itu kan officially tapi di

komunitaas perdamaian itu ya perempuan yang menginisiasi, dimanapun cerita itu

ada. Perempuan itu capek melihat anaknya mati, suaminya mati, anaknya diperkosa,

nah pengalaman-pengalaman itu akhirnya membuat mereka tergerak untuk bertindak

agar perempuan-perempuan juga dapat menghentikan kekerasan-kekerasan itu.

Karena itu kita percaya bahwa dengan potensi perempuan kita bisa menjaga

perdamaian ini, menciptakan perdamaian. Jadi korelasinya sangat kuat karena

perempuan yang memiliki rahim, rahim itu kan yang identik dengan cinta kasih kan.

Trus juga identik dengan nurturing, nurturing itu kan merawat menjaga, cinta kasih.

Potensi-potensi itu kan lengkap ada di perempuan walaupun pada kenyatannya tidak

semua perempuan bisa melakukan itu tapi setidaknya secara dasarnya itu di situ

potensinnya.

8. Sejauh mana intervensi AMAN Indonesia dalam membangun perdamaian

melalui pertisipasi perempuan sejauh ini?

Sekarang AMAN intervensinya kalo di propinsi itu di Jakarta, Sulawesi tengah, Jawa

Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jatim. Nah di 6 propinsi itu kalo di Jawa

Barat ada 5 kelas, di Bogor 3, di tasik 2, kalo di Jakarta tinggal satu 1, di Poso 9, di

Wonosobo 1, di Jogja 1, di Sidoarjo sama di Jember.

9. Apa saja bentuk partispasi perempuan Poso dalam membangunperdamaian

antarumat beragama?

Partisipasi politik mereka terlibat dalam muslembang jadi entah di muslembang desa,

kecamatan, itu mereka dilibatkan. Trus mereka terlibat dalam politik praktis termasuk

yang menjadi anggota dewan. Trus sebenarnya beberapa kali yang di Pamona itu,

mewakili pemerintah untuk ikut dalam lomba-lomba di tingkat provinsi. Artinya

organisasi ini sudah ada pengakuan dari kelurahan bahwa ini memang lumbung

kaderisasi perempuan.

Dalam sector ekonomi khususnya di Poso, lumayan banyak produk yang dihasilkan

ibu-ibu. Di malei itu, merek amembuat piring keranjang dengan abon ikan trus juga

beberapa kue-kue. Nah itu produk yang khas ya. Kalo di Poso bersatu itu sambel tapi

ini sifatnya belum secara umum melibatkan semua perempuan sehingga ini

Page 109: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

meningkatkan perekonomian perempuan tapi ini masih sifatnya individual-individual

memang ini dikelola oleh anggota SP tapi belum menjadi program bersama yang

ekonomi social egalibity, jadi sifatnya masih individu tapi sekian persen masuk ke kas

SP jadi belum menjadi program bersama solidaritas menjadi ekonomi sosial tapi akan

kita arahkan ke sana jadi kita sudah belajar konsep, solidarity suistanibility economy

(solidaritas ekonomi yang berkelanjutan) jadi akan kita arahkan ke sana bahwa yang

kaya jangan satu orang tapi semua perempuan bukan hanya SP tapi semua masyarakat

yang ada di sana.

Ranah sosial, usaha-usaha membentuk perempuan menjadi agen perdamian trus

mereka menjadi pemimpin-pemimpin baru trus juga berkampanye untuk kerukunan-

kerukunan beragama itu sudah aktif dilakukan ibu-ibu. Ke depannya kita bukan hanya

fokus pada internal tapi juga bagaimana kita menyebar manfaat sebanyak-banyaknya

bagi masyarakat sekitar. Misalnya di Poso banyak kasus narkoba, kekerasan seksual,

kehamilan yang tidak diinginkan, SP sudah mulai observasi ke sana. Tapi sifatnya

masih parsial belum massive bahwa ini memberikan kesadaran kepada semua untuk

mengoorganisir mereka supaya waspada terhadap bahaya narkoba itu masih belum.

Dan fokus kepada bagaimana mengawal undang-undang desa karena di dalam

undang-undang desa itu kan ngomongnya pembangunan jadi harus melibatkan

partisipasi semua elemen masyarakat. Jadi SP itu tidak melulu menggarap perempuan

tapi sudah mulai mendekati anak-anak muda untuk dilibatkan. Jadi gerakan ini bukan

hanya gerakan perempuan tapi juga gerakan banyak orang. jadi yang menjadi fokus

framing ke depan ya pembangunan Undang-undang jadi mereka harus merebut slot,

ketika rencana pembangunan trus bagaimana implementasinya, watch dog mereka

yang bagian kontrol trus kemudian mereka meberikan masukan secara akurat. Kalo

mereka bisa mengakses undang-undang desa dan juga dana desa kan lebih baik. Jadi

tidak ada lagi kendala dana.

10. Apakah pembangunan perdamaian antarumat beragama melalui partisipasi

perempuan yang dilakukan di Poso sudah bisa dikatakan berhasil?

Kalo yang di kita sudah selesai tinggal rasa dan prasangka. Jadi kan sebenarnya

menjadi agen perdamaian itu adalah bagaimana mengurangi diskriminasi, kecurigaan.

Syukur-syukur nanti SP ada dimana-mana ini kan bisa dimanage dengan baik tidak

lagi penuh kecurigaan dan lain-lain.

Page 110: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

11. Apa harapan anda selanjutnya terutama dalam membangun perdamaian

dengan melibatkan partisipasi perempuan?

Kita ingin lebih banyak perempuan yang berfikir kritis dan memiliki perspektif damai

dalam menyelesaikan masalah karena itu AMAN terbuka sekali bagi siapapun yang

mau membuka kelas baru dengan modul kita, kita akan izinkan itu. Karena harapan

kita budaya damai ini terus berkembang khususnya di Indonesia karena kan sekarang

kampanye kebencian kan tinggi sekali. Orang itu kan semakin lama bukan semakin

maju tapi semakin mengeras keagamaannya. Orang tidak lagi melihat pada simbol-

simbol keagamaan tapi pada nilai, nilai-nilai agama itu kan semuanya bagus ya kalo

kamu percaya pada agamamu pasti kamu akan baik pada semua orang. itu yang ingin

kita promosikan bahwa strategic planning kita bulan februari kemarin bahwa agama

yang damai itu harus dipromosikan jadi jangan sampai orang-orang melihat islam ini

agama yang jahat, agama teroris, yang menghalalkan orang-orang berbuat jahat itu

yang ingin kita ubah. Jadi harapannya sesuai dengan visi AMAN menciptakan

masyarakat harmoni yang tanpa kekerasan, kita boleh beda tapi gak boleh dengan cara

kekerasan, beda itu boleh kita memang diciptakan untuk berbeda tapi gak boleh ada

kekerasan.

Ciputat, 19 April 2016

Informan Pewawancara

Siti Hanifah Laily Rahmawati

Page 111: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Lembar Wawancara

Nama : Roswin Wuri

Jabatan : Sekretaris Pengurus Persekutuan Perempuan Sinode

Gereja Kristen Sulawesi tengah (GKST)

Tanggal wawancara : 29 April 2016 via email

1. Apakah anda mengikuti atau terlibat dalam program yang dilaksanakan AMAN

Indonesia di kabupaten Poso, misalnya dalam program Sekolah Perempuan

(SP)?

Ya, saya terlibat karena saya merupakan salah seorang anggota Sekolah Perempuan.

2. Apakah anda memiliki peranan tersendiri dalam pelaksanaan program

tersebut? Jika ada, mohon dijelaskan!

Ya, posisi saya sebagai Presidium Persatuan Sekolah Perempuan Perdamaian di

Kabupaten Poso-Sulawesi Tengah, mengkoordinir Sekolah-sekolah perempuan yg ada

di wilayah tersebut.

3. Berapa lama anda mengikuti atau terlibat dalam program tersebut?

Sejak tahun 2013 ketika Aman mengadakan Training Peace and Tolerance di Poso

4. Siapa yang pertama kali memberitahu anda tentang adanya program tersebut?

Saya diberitahu oleh ketua Komisi Wanita Sinode (KWS) Pdt Agustina Lakukua dan

dipercayakan untuk mengikuti Training di Poso.

5. Kenapa anda mau mengikuti dan turut serta dalam program tersebut?

Memang wadah seperti inilah yang saya rindukan pasca konflik Poso

6. Apa saja yang anda pelajari dalam program tersebut? Adakah materi-materi

khusus yang disampaikan?

Diawali dengan transformasi individual inilah fondasi bagi perempuan sehingga

dengan mengenal potensi dirinya dapat membawa perubahan didalam lingkungan

keluarga, dan di dalam masyarakat...dst

7. Menurut anda, bagaimana cara fasilitator dari AMAN Indonesia dalam

menyampaikan materi?

Sangat baik.

Page 112: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

8. Apa dampak yang anda rasakan setelah mengikuti program ini baik untuk diri

sendiri, keluarga maupun masyarakat?

Saya mempunyai banyak teman, saya bisa memberikan Pendidikan Perdamaian

dalam Keluarga, Saya diberi ruang untuk turut merajut damai di Poso mulai dari

komunitas Sekolah Perempuan yang majemuk.

9. Bagaimana tanggapan anda terhadap program tersebut?

Program-program AMAN sangat bermanfaat bagi pengembangan diri perempuan

dan Sekolah Perempuan adalah wadah untuk mencetak agen-agen perdamaian

terutama untuk warga Poso sendiri.

10. Berbicara mengenai pembangunan perdamaian oleh perempuan, apakah

program tersebut sukses dalam memaksimalkan kapasitas dan partisipasi

perempuan sebagai agen perdamaian?

Di satu sisi perempuan berkecimpung di ranah domestik dan ini merupakan peluang

baginya untuk memberi pendidikan damai di dalam keluarga sebagai upaya untuk

menangkal faham radikalisme yang menguat dewasa ini. Di ranah publik perempuan

punya potensi menebar damai tanpa tindakan-tindakan kekerasan.

11. Apa saja yang terlah dicapai komunitas atau perempuan-perempuan Poso

sebagai agen perdamaian baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan lain-

lain?

Di bidang sosial: pertemanan perempuan lintas agama, budaya kian terawat melalui

SP. Politik: Sudah ada kader-kader dari Sekolah Perempuan yang menjadi anggota

legislatif yang diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan-kepentingan

perempuan, anggota-anggota SP sudah diikutkan dalam rapat-rapat desa/kelurahan.

Ekonomi: Anggota-anggota SP tercerahkan untuk mencari peluang-peluang untuk

meningkatkan ekonomi keluarga dan komunitas dengan cara: belajar membuat dan

mengemas Kue, cemilan-cemilan, Ikan Roa dll, Ada SP yang menekuni Kebun sayur

organik.

12. Bagaimana pandangan anda terhadap AMAN Indonesia terutama berkaitan

dengan komunikasi AMAN Indonesia terhadap komunitas atau masyarakat di

kabupaten Poso?

Komunikasinya baik dan lancar. Ketika ada perwakilan dari AMAN datang ke Poso

maka mereka tidak alergi mengunjungi rumah orang nasrani bahkan rumah

ibadahnya, juga sebaliknya.

Page 113: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

13. Berdasarkan informasi yang saya ketahui, AMAN Indonesia menerapkan

komunikasi nirkekerasan (nonviolent communication) dalam proses

pembangunan perdamaian tersebut, apakah AMAN Indonesia sudah

menerapkan komunikasi tersebut dengan baik? Bisa dijelaskan beberapa

implementasinya.

Ya, beberapa implementasinya adalah Selalu berkata yang positif, Tidak ada

desakan/pemaksaan bagi siapapun untuk bergabung dalam SP, Merangkul kembali

ibu-ibu SP yang tidak aktif dengan mendiskusikan kendala-kendala yang ditemui, dll.

14. Berkaitan dengan teori komunikasi nirkekerasan ada empat hal yang menjadi

tahapan yakni observasi (pengamatan tanpa penilaian), perasaan/identifikasi,

kebutuhan, dan permintaan/introspeksi. Bagaimana pandangan anda mengenai

empat tahapan tersebut jika dikaitkan dengan AMAN Indonesia?

Saya rasa semua sudah tercapai. Pada saat observasi saya tidak merasa AMAN

memberikan penilaian ketika mengamati situasi di sini. Untuk perasaan, AMAN

cukup mengerti perasaan kami, untuk kebutuhan cukup terpenuhi dengan adanya SP

yang memang sangat kami butuhkan dan untuk permintaan, kami merasa perlahan-

lahan kami bangkit untuk membuat hidup lebih sejahtera dengan bantuan AMAN.

15. Apa harapan anda kedepannya terhadap perempuan Poso khususnya dan

perempuan di seluruh Indonesia umumnya?

Saya mengharapkan perempuan Poso dan perempuan di Indonesia bisa menjadi

Perempuan-perempuan hebat yang bisa memimpin dirinya, keluarganya, dan bisa

memberi sumbangsih bagi kemajuan desa, daerah serta bangsa.

Page 114: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

LAMPIRAN

Penulis saat sedang melakukan wawancara dengan bapak Gufron dan Mbak Siti

Hanifah

Page 115: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Penulis berkomunikasi dengan pendeta Roswin Wuri via SMS

Bukti wawancara penulis dengan pendeta Roswin Wuri via email

Page 116: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh AMAN Indonesia bersama perempuan Poso.

Foto ini dilansir melalui facebook AMAN Indonesia

Page 117: KOMUNIKASI THE ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40265/1/LAILY... · 1998. Kerusuhan Poso meletus pada tanggal 25 Desember 1998

1

STRUKTUR KEPENGURUSAN ASIAN MUSLIM ACTION NETWORK (AMAN) INDONESIA JUNI

2014

COUNTRY REPRESENTATIF

DWI RUBIYANTI KHOLIFAH

PROGRAM MANAGER

GHUFRON

FINANCE & ADMIN

MANAGER

LYDIA

KOORD. DIVISI

PENDIDIKAN

MZ. FANANI

KOORD. DIVISI

PENDAMPINGAN

SITI HANIFAH

OFFICE ASSISTANT

SUJINEM

ADMIN & CASHIER

OFFICER

ALIFTA ARIANI

KOORD. DIVISI

KAMPANYE

MASKUR

STAFF DIVISI

KAMPANYE

M. HAFIDZ GHOZALI

STAFF DIVISI

PENDIDIKAN

STAFF DIVISI

PENDAMPINGAN

DESY ULFA

BOARD

AZYUMARDI AZRA

AMAN ASSEMBLY