komunikasi interpersonal

Upload: tuthymaloha

Post on 01-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ILMU KOMUNIKASI

TRANSCRIPT

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek yang besar dalam hal memepengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara komunikator dengan komunikan. Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi antarpribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada pada diri individu. Faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap kepribadiannya. Faktor Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai kondisi jiwanya. Secara kontekstual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana individu-individu tersebut secara fisik saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik, dan menggunakan indera sebagai sensor untuk mengenali partner komunikasi. komunikasi interepersonal yang bersifat faktual, mendasarkan pada fakta empiris. Komunikasi interpersonal diistilahkan sebagai komunikasi yang terjadi antara beberapa individu yang saling kenal satu sama lainnya dalam periode waktu tertentu. FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan anda dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi interpersonal yang efektif, akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Apapun kedudukan anda, keterampilan berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan. Lima Hukum Komunikasi Efektif 1.Respect 2.Empathy 3.Audible 4.Clarity 5.Humble Job Board About Press Blog Stories We're hiring! Help Terms Privacy Copyright Send us Feedback Academia 2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi komunikasi interpersonal adalah Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau infomrasi.Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara komunikator dengan komunikan (face to face). Oleh karena saling berhadapan muka, maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang diberikan, serta mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi komunikasi. Sedangkan apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder, sehingga antara komunikator dan komunikan terhubung media, efek komunikasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik interpersonalnya. Misalnya dua orang saling berkomunikasi melalui media telepon selulur, maka efek komunikasi tidak semata-mata dipengaruhi oleh kualitas pesan dan kecanggihan media, namun yang lebih penting adalah adanya ikatan interpersonal yang bersifat emosional.Meskipun komunikasi interpersonal ini merupakan aktivitas yang rutin kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan bahwa proses kounikasi interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat tertentu, kita menyadari bahwa perbedaan latar belakang sosial budaya antar individu telah menjadi faktor potensial menghambat keberhasilan komunikasi. Di saat Anda berbicara dengan orang lain, kadang-kadang diikuti oleh pertanyaan: mengapa berbicara dengan orang lain ini rasanya susah?, mengapa orang ini tidak merespon gagasan saya?. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasi ke dalam beberapa kategori. Dengan demikian kami akan menyusun makalah berjudul Efektivitas Komunikasi Interpersonal

B. Rumusan MasalahDari latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah, ialah:1. Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal?2. Bagaimana komunikasi interpersonal yang efektif?3. Apa fungsi komunikasi interpersonal yang efektif?4. Apa hukum komunikasi interpersonal yang efektif?5. Apa faktor-faktor keefektifan komunikasi interpersonal?

C. TujuanDari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan pembuatan makalah ini ialah:1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal.2. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang efektif.3. Untuk mengetahui fungsi komunikasi interpersonal yang efektif.4. Untuk mengetahui hukum komunikasi interpersonal yang efektif.5. Untuk mengetahui faktor-faktor keefektifan komunikasi interpersonal.

BAB IIKAJIAN TEORI

Secara kontektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi antar dua individu atau sedikit individu, yang mana individu tersebut secara fisik saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik, dan menggunakan indera sebagai sensor untuk mengenali patner komunikasi. Jadi dalam komunikasi interpersonal itu ada proses transaksi pesan yang bersifat dua arah, dan perhatian masing masing pihak tidak semata mata tertuju pada isi pesan itu, melainkan juga pada perilaku lawan komunikasi. Akan tetapi, menggunakan definisi kontektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karena tiap tiap hubungan yang dijalani individu berbeda satu dengan yang lainnya. Hubungan anda dengan orang tua saja tentu tidak sama persis, artinya pasti ada perbedaan karakteristik hubungan antara anda dengan ayah dibandingkan dengan ibu. Kita tidak mungkin menyama ratakan setiap jenis komunikasi antara dua individu atau sedikiit individu. Komunikasi yang terjadi antara penjaga warung dan konsumenya tentu saja berbeda dengan komunikasi dua orang yang sudah bersahabat baik, meskipun keduanya merupakan komunikasi dua individu. Komunikasi yang terjadi antara seorang guru dengan muridnya, tentu saja berbeda dengan komunikasi antarguru. Oleh karena itu peneliti membuat suatu definisi komunikasi interpersonal yang bersifat factual, mendasarkan pada fakta empiris. Komunikasi interpersonal diistilahkan sebagai komunikasi yang tetrjadi antara beberapa individu (bukan banyak individu) yang saling kenal satu sama lainnya dalam periode waktu tertentu. Degnan kata lain, seseorang akan memandang individu lain sebagai seorang yang unik, tergantung dari kualitas hubungan interpersonal dengan orang tersebut. Dengan demikian, ada fakta yang harus kita perhatikan, bahwa dalam berkomunikasi perhatian kita justru lebih tertuju kepada figur orang yang berkomunikasi dengan kita. Dari perbedaan latar belakang pendidikan, latar belakang budaya, perbedaan kemampuan, perbedaan karakter dari tiap orang dan faktor-faktor lainnya akan mempengaruhi tingkat keefektifan komunikasi. BAB IIIPEMBAHASAN

A. Keberhasilan komunikasi interpersonalPerbedaan keberhasilan komunikasi, ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang berpusat paa persona (person-centered prespective) dan yang berpusat pada situasi (situation centered perspektive) . Faktor yang berpusat pada persona, misalnya kecakapan berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.1. Faktor Personal Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi antarpribadi, akan dipenngaruhi beerbagai keadaan yang ada pada diri individu. Secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.a. Faktor BiologisManusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku biologis antarmanusia. Tahun 1950 keys dan rekan rekanya menyelediki pengaruh rasa lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen, terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak dapat konsentrasi. Pada akhir minggu ke 25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki laki lebih senang membayanngkan cokelat daripada wanita cantik. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap kepribadianya. Artinya dalam proses komunikasi interpersonal, suatu symbol atau pesan akan diprepsi berbeda oleh orang yang secara personal dalam keadaan lapar dan tidak lapar.Dilihat dari variable jenis kelamin yang dihubungkan dengan kegemaran atau hobi, juga menunjukkan adanya perbedaan karakterik biologis antara pria dan wanita. Pada umumnya wanita menyukai makanan sejenis rujak, acara televise yang disukai adalah sinetron keluarga dll.Sedangkan Pada umumnya pria menyukai makanan sate kambin, acara televise yang disukai adalah siaran sepak bola atau tinju, rela menghabiskan waktu dengan memancing dan sebagainya. Perbedaan kesenangan ini, dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam merangsang komunikasi interpersonal.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi biologis yang memadai seperti : kesehatan yang baik, konsentrasi yang bagus, dan sebagainya akan mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Penerapan konsep ini, apabila kita ingin berkomunikasi dengan mengusung tujuan yang penting, maka sebaiknya memepertimbangkan koondisi biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan kita ajak berkomunikasi.b. Faktor PsikologisManusia adalah makhluk yang mempunyai daya psikolgis : pengetahuan, kehendak, sikap, dan sebagainya. Kita dapat mengklarifikasikan ke dalam tia komponen, yaitu komponen kgnitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif adalah aspek intelektual,yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Ketika terlibat dalam proses komunikasi interpersonal, maka komponen kkognitif ini memiliki perana yang penting dalam memaknai pesan dan symbol.Artnya, maka symbol itu elalu terkait dengan apa yang diketahuinya. Contoh : orang Yogjakarta ketika melihat bendera warna putih, memaknai sebagai pertanda bahwa ada rang yang meninggal. Permaknan itu menunjuk adanya pengetahuan yang dimilikinya. Masyarakat pendesaan di Jawa ketika mendegar bunyi pengeras mengalunkan gending - gending jawa, meberi makna ada yang melangsungkan acara hajatan, kemudian mereka akan mendatanginya untuk memberikan sumbangan sebagai ungkapan kebersamaan. Komponen kognitif merupakan aspek emosional, seperti sikap simpati, ragu ragu, setuju, curiga, benci, dan sebagainya. Komponen afektif inijuga mempunyai pengaruh dalam komunikasi interpersonal. misalnya dengan orang yang kita senangi, kita selalu mempeercayai ucapanya. Terhadap orang yang kita benci, kita selalu berseberangan dengan ide idenya. Komponen afektif terdiri dari (1) motif sosiogenetif, (2) sikap, dan (3) emosi.1) Motif sosiogenetifMotif sosiogenetif sering juga disebut dengan motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis). Motif sosiogenetif ini sangat besar perananya dalam mebentuk perilaku komunikasi. Berbagai klarifikasi motif sosiogenetif menurut berbagai ahli.W. I. Thomas dan Florian Znaniekcki :a) Keinginan memperoleh pengalamamn barub) Keinginan untuk mendapatkan responc) Keinginan akan pengakuand) Keinginan akan rasa amanDavid McCleilanda) Kebutuhan berprestasi (need for achieveiment)b) Kebutuhan akan kasih saying (need for afflliation)c) Kebutuhan berkuasa(need for power)Ketika seseorang berkomunikasi, maka disadari atau tidak akan mengukur apakah aktivitas komunikasi yang ia jalankan sesuai dengan motif sosiogenetifnya. Misalnya motif sosiogenetis yang diperjuangkan oleh sesorang adalah ingin memperoleh pengalaman baru. Apabila kepadanya ditawari aktivitas komunikasi yang tidak memberikan pengalaman baru kepadanya, mungkin ia akan bersifat pasif, tidak merespon ajakan komunikasi tersebut. Sebaliknya apabila kepadanya ditawarkan aktivitas komunikasi dan ia menganggap bahwa dari aktivitas tersebut akan ada pengalaman baru yang ia peroleh, maka ia berusaha untuk terlibat didalamnya. 2) SikapSikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak suka. Sikap bersifat positif, neatif, atau netral. Sikap dapat mendorong seseorang menjadi ambivalen terhadap objek, yang berart ia terus menerus mengalami keragu raguan berpendirian positif dan negative terhadap peristiwa tertentu. Terdapat pengaruh sikap terhadap perilaku komuikasi interpersonal., dan sering kali bersifat irasional.3) EmosiEmosi menunjukkan kegonjangan organisme yang disertai oleh gejala gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiollogis. Bila orang yang anda cintai melecehkan anda, anda akan berekasi secara emosional, karena itu dilakukan secara sadar. Jantung anda kan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respon dengan mengeluarkan keringat, dan napas terengah engah ( proses fisiollogis). Anda mungkin membalah cemoohan itu dengan kata kata keras. 2. Faktor SituasiSalah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa a. faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim b. faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang c. faktor temporal, misal keadaan emosi d. suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara e. teknologi f. faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu g. lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya h. stimuli yang mendorong dan memperteguh perilakuB. Komunikasi Interpersonal Yang EfektifKomunikasi dapat di katakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di masut oleh pengirim pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi,dan tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :a. Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.Salah satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh komunikator.b. Melaksanakan pesan secara suka rela.Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai suasana yang tertekan.c. Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.Efektivitas dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang baik di mata masyarakat.

C. Fungsi Komunikasi Interpersonal Yang EfektifKomunikasi interpersonal dianggap efektif,jika orang lain memahami pesan anda dengan benar,dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi membantu anda untuk :1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.2. Menyampaikan pengetahuan.3. Mengubah sikap dan perilaku.4. Pemecahan masalah hubungan antar pribadi5. Citra diri menjadi lebih baik.Komunikasi interpersonal yang efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Jika komunikasi interpersonal tidak berhasil,akibatnya bisa apa saja,dari sekedar membuang waktu,sampai akibat buruk yang tragis. Misalnya saja,kegagalan komunikasi antara pengatur perjalanan kereta api dengan masinis,dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan sesama kereta api yang membawa korban harta dan nyawa. Kita harus menyadari, bahwa komunikasi interpersonal merupakan jalan menuju sukses. Adapun kedudukan Anda, keterampilan berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.D. Hukum Komunikasi Efektif1. Lima hukum komunikasi efektifKeefektifan komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari prespektif The 5 Inevitable Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi efektif (ajimahendra.blogspot.com). Lima hukum itu meliputi: Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble disingkat REACH yang berarti meraih. Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi interpersonal, yakni sebagai upaya bagaimana meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih, simpati, maupun respom positif dari orang lain.a. Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.b. Empathy Empathy (empati) dalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerimaan komunikan menerimanya. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.c. AudibleMakna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.d. Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.e. Humble Hukum ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.2. Lima Sikap Positif yang Mendukung Komunikasi InterpersonalDevito (1997:259-264) mengemukakan lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif tersebut, meliputi:a. Keterbukaan (openness)Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dalam proses komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini disebabkan, dengan keterbukaan, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.b. Empati (empathy)Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain.c. Sikap mendukung (supportiveness)Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.d. Sikap positif (positiveness)Sikap positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap, antara lain: Menghargai orang lain Berfikiran positif terhadap orang lain Tidak menaruh curiga secara berlebihan Meyakini pentingnya orang lain Memberikan pujian dan penghargaan Komitmen menjalin kerjasamae. Kesetaraan (equality)Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Indicator kesetaraan meliputi: Menempatkan diri setara dengan orang lain Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda Mengakui pentingnya kehadiran orang lain Tidak memaksa kehendak Komunikasi dua arah Saling memerlukan Suasana komunikasi akrab dan nyaman

E. Faktor keefektifan Komunikasi InterpersonalKomunikasi interpersonal yang efektif menjadi keinginan semua orang. Dengan komunikasi efektif tersebut, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi interpersonal apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan, dan pesan.a. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan1) Kredibilitas: ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan. Pesan yag disampaikan oleh seorang komunikator yang kredibitilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan.2) Daya tarik: ialah daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan mengudang simpati penerima pesan komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.3) Kemampuan intelektual: ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator. Kemampuan intelektual itu diperlukan seorang komunikator, terutama dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga bisa mewujdukan cara komunikasi yang sesuai.4) Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan.5) Ketepercayaan: kalau komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan leibh udah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain.6) Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan hidupnya. Apabila situasi lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu lain yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain.7) Kematangan tingkat emosional, ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak.8) Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara. Diharapkan komunikator dapat memilih saat yang paling tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.9) Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas.b. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan1) Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan oleh komunikator.2) Komunikan yang mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat menrima informasi yang diberikan komunikator.3) Komunikan harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi yang lancar.4) Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara.5) Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator.c. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan1) Pesan komunikasi interpersonal perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan.2) Lambang-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu komunikator dan komunikan.3) Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun situasi setempat.4) Tidak menimbulkan multi interprestasi atau penafsiran yang berlainan.5) Sediakan informasi yang praktis, berguna, dan membantu komunikan melakukan tindakan yang diinginkan.6) Berikan fakta, buka kesan dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail, dan spesifik disertai bukti untuk mendukung opini.7) Tawarkan rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-langkah yang disarankan untuk membantu komunikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.

BAB IIIKESIMPULANKeberhasilan komunikasi interpersonal ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat dikalsifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang perpusat pada persona dan yang berpusat pada situasi. Faktor personal ini terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor situasi terdiri dari faktor ekologis, faktor rancangan, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor sosial, lingkungan psikososial, dan stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku. Komunikasi yang efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuha perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan dan meningkatakan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak tidak ada hambatan untuk hal itu.Fungsi komunikasi interpersonal yang efektif ialah membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu, menyampaikan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar pribadi dan citra diri menjadi lebih baik. Hukum komunikasi efektif meliputi respect, empathy, audible, clarity dan humble. Sedang untuk sikap positif yang mendukung komunikasi interpersonal adalah keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Faktor keefektifan komunikasi interpersonal dapat dipandang darisudut komunikator, komunikan, dan pesa

DAFTAR PUSTAKA

Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama

Anggota IKAPI. 1987. Komunikasi Mengena. Yogyakarta: Kanisius

Citrobroto, Suhartin. 1989. Prinsip-prinsip dan Teknik Berkomunikasi. Jakarta: PT Citra Aditya Bakti

http://massofa.wordpress.com/2008/03/26/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-berkomunikasi/ diunduh tanggal 24 April 2012

Kirimkan Ini lewat Email

BAB IPENDAHULUAN

A.LatarBelakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Dari mulai kita bangun tidur sampai kemudian tertidur kembali, komunikasi selalu menjadi kegiatan utama kita entah itu komunikasi verbal atau non verbal, entah itu komunikasi antar pribadi atau komunikasi organisasi.Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat kita sebagai seorang manusia yang memang tidak dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain disekitar kita, walaupun hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai kebudayaan. Tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan punya arti atau bahkan manusia tidak akan dapat bertahan lama.

Menyandang predikat sebagai mahkluk sosial, manusia selalu terlibat dan berinteraksi dengan orang lain baik secara kelompok maupun secara personal. Dalam keterlibatannya dalam interaksi antar pribadi, manusia melakukan pertukaran pesan melalui berbagai macam simbol yang disepakati bersama dimana penggunaan pancaindra yang dimiliki dapat secara maksimal dan saling memberikan umpan balik. Komunikasi yang memang terjadi di dalam lingkup kecil (hanya antara 2-3 orang) ini memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan psikologis dan mutu hubungan kita dengan orang lain.Komunikasi antarpribadi (interpersonal) adalah komunikasi antara dua orang atau lebih secara langsung atau tatap muka, dan biasanya feedbacknya langsung diketahui serta efeknya pun cepat diketahui. Dimana pesertanya dapat menangkap reaksi orang yang bersangkutan secara langsung, baik verbal maupun nonverbal.Pengertian komunikasi interpersonal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan luas. Komunikasi interpersonal dalam arti luas adalah interaksi antara dua orang atau lebih tanpa mempersoalkan kenal atau tidak lawan bicaranya. Sedangkan komunikasi interpersonal dalam arti sempit adalah interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sudah saling mengenal dengan baik.

Komunikasi interpersonal merupakan proses terjadinya interaksi antar individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil, yaitu suatu tindakan yang berbalasan yang saling pengaruh mempengaruhi. Dalam hal ini telah terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan, sedangkan obyek yang ditransaksikan berupa pesan atau informasi. Sehingga proses tersebut menjadi sebuah rangkaian atau sistem komunikasi interpersonal, yang sebagai sumberdaya penggerak adalah aturan dan harapan, persepsi serta konsep diri pada individu, baik komunikator maupun komunikan, sebagain wujud respon terhadap stimulus yang didapatkannya.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas,terdapat hal menarik yang perlu kita kaji lebih mendalam, diantaranya adalah sebagai berikut:a.Bagaimana komunikasi interpersonal sebagai sebuah sistem?b.Bagaimana aturan dan harapan dalam proses komunikasi interpersonal?c. Bagaimana persepsi dan konsep diri individu dalam proses komunikasi interpersonal? BABIIPEMBAHASANA.Komunikasi Interpersonal sebagai SistemSistem berasal dari bahasa Yunani, sistema, yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Pendapat yang lain, sistem sebagai seperangkat hal-hal yang saling mempengaruhi dalam suatu lingkungan dan membentuk suatu keseluruhan (sebuah pola yang lebih besar yang berbeda dari setiap bagian-bagiannya).

Geoffrey Gordon mendefinisikan sistem sebagai suatu agregasi atau kumpulan objek-objek yang terangkai dalam sebuah pola interaksi dan saling ketergantungan yang teratur. Togar M Simatupang menyebutkan lima unsur utama yang terdapat dalam sistem, yaitu:1. Elemen-elemen atau bagian-bagian2. Adanya interaksi atau hubungan antar lemen-elemen atau bagian-bagian3. Adanya sesutau yang mengikat elemen-elemen atau bagian-bagian tersebut menjadi suatu kesatuan4. Terdapat tujuan bersama sebagi hasil akhir5. Berada dalam suatu lingkungan yang komplekDi dalam sistem itu, terdapat komponen-komponen yang saling berpengaruh yang sangat menentukan efektivitas kerja sebuah sistem. Ada tiga komponen sistem, yaitu input, proses (pengolah), dan output. Input merupakan komponen penggerak, proses merupakan sistem operasi, dan output menggambarkan hasil-hail kerja sistem.

Suranto AW mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal sebagai sistem, yaitu apabila dalam proses komunikasi itu terdapat juga komponen input, proses dan output. Beliau menggambarkan sistem komunikasi interpersonal sebagai berikut:Komponen input adalah penggerak, antara lain yang menggerakan proses komunikasi interpersonal adalah harapan dan aturan dalam masyarakat.Tidak ada dua orang manusia, bagaimanapun akrabnya hubungan mereka, benar-benar hidup terlepas dari aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan hubungan mereka, mereka juga mengembangkan sejenis masyarakat miniatur suatu sistem sosial dua orang yang dilengkapi beberapa aturan dan harapan, beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku di antara mereka berdua. Elemen input yang juga menggerakkan proses komunikasi interpersonal ialah persepsi interpersonal dan konsep diri.

Komponen proses, yaitu komponen proses komunikasi interpersonal itu sendiri. Aturan dan harapan tersebut menggerakkan komunikator dan komunikan berinteraksi. Materi yang diinteraksikan adalah pesan atau informasi. Proses komunikasi interpersonal tersebut hendak mencapai tujuan tertentu yang mengejawantah dalam komponen output atau produk, berupa pengetahuan, sikap atau perilaku.Jadi, konsep komunikasi interpersonal sebagai sebuah sistem, terjadi karena adanya interaksi interpersonal yang digerakkan oleh komponen input yang terdiri dari aturan dan harapan, persepsi dan konsep diri pada individu. Sedangkan output atau produk aktivitas dari komunikasi interpersonal yaitu memberikan informasi atau pengetahuan, mengubah sikap ataupun mengubah perilaku komunikan.

B. Aturan dan Harapan Setiap masyarakat memiliki peraturan yang berbeda-beda dalam lingkungan kemasyarakatannya. Masyarakat memberlakukan adanya aturan, baik nilai-nilai, norma, maupun etika. Tujuannya adalah untuk ketertiban berinteraksi bagi individu-individu masyarakat dengan benar. Dengan demikian pola perilaku dan cara berkomunikasi tiap individu akan diwarani oleh segala aturan yang terjelma kedalam kebiasaan atau kebudayaan yang berlaku dilingkungan tersebut.Aturan dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Artinya bahwa, cara berkomunikasi ditentukan oleh baik-buruk dan salah-benar. Baik-buruk ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu itu tinggal.Aturan yang ada di dalam masyarakat beraneka ragam, oleh karena itu beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi. Resikonya adalah, terjadi perbedaan parameter benar-salah dan baik-buruk dalam diri sendiri satu orang dengan lainnya.masalah komunikasi verbal, kadang-kadang terjadi dan menjadi serius ketika yang saling berkomunikasi adalah orang-orang yang memiliki perbedaan latar belakang sosial budaya. Misalnya orang Jawa dan Sunda. Ungkapan verbal yang di Jawa dianggap halus, di Sunda justru kasar. Ketika kita menggunakan bahasa daerah, sifat daerah yang mengandung derajat tata krama berkomunikasi itu,memaksa kita untuk mencermati dan mengindentifikasi siapa orang yang bekomunikasi dengan kita.

Selain itu, tiap individu mempunyai harapan,tujuan, keinginan, cita-cita. Harapan itu dipengaruhi oleh motivasi, pengalaman, dan kepribadian setiap individu. Aktivitas komunikasi interpersonal yang dilakukan setiap orang senantiasa terkait dan tergerakan oleh harapan. Sehingga dapat dikatakan aturan dan harapanmenjadi input yang menggerakan individu untuk melakukan komunikasi interpersonal. Jika dianalisis lebih jauh, adanya harapan perlu dipandu dengan aturan. Harapan saja tanpa aturan, cenderung mendorong manusia untuk serakah, melakukan berbagi hal untuk mengejar keuntungan sendiri dan mengabaikan hak orang lain.Dari suatu proses belajar yang berkesinambungan tiap manusia menganut suatu nilai yang diperoleh dari lingkungannya. Dengan demikian cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial (teman sebaya, masyarakat, sekolah, dan lain-lain) indvidu tersebut bertempat tinggal.

C. Persepsi dan Konsep Diri Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Psikologi Sosial, beliau mengemukakan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated (penyatuan) dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu. Dalam ilmu komunikasi, persepsi adalah sebagai inti dalam komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah sebagai inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding). Persepsi mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat-alat/panca indra yaitu merujuk pada pesan yang dikirimkan otak melalui panca indra; atensi: perhatian terhadap kejadian atau rangsangan; dan interpretasi: menafsirkan atau memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra.Persepsi memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan komunikasi. Artinya, kecermatan dalam mempersepsi stimulus inderawi mengantarkan kepada keberhasilan komunikasi. Sebaliknya, kegagalan dalam mempersepsi stimulus, menyebabkan mis-komunikasi. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila kita katakan, bahwa persepsi adalah inti komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi secara efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain, memilih seorang teman dan mengabaikan teman lain.Persepsi menghasilkan makna. Kita sudah mengetahui, bahwa suatu pesan itu terdiri dari simbol-simbol atau isyarat-isyarat yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna baru timbul, jika kita mempersepsi dan menafsirkan simbol tersebut.Konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.Konsep diri juga merupakan gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Pengertian konsep diri menurut Jalaludin Rahmat yaitu konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita. Pengertian konsep diri dalam istilah umum mengacu pada persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman-pengalaman dan persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya.Charles Horton Cooley sebagaimana yang dikutip oleh Siswanto AW, beliau mengemukakan teori looking glass self (melihat diri dengan bercermin), yaitu setiap orang dapat mengenali dirinya sendiri, dengan cara seolah-olah orang menaruh cermin di depannya, dan dengan demikian maka profil diri orang itu dapat dikenalinya. Sesungguhnya kita tidak berhadapan dengan cermin, melainkan berhadapan dengan orang lain yang kita tanyakan penilaiannya mengenai diri kita. Dari penilaian itulah kita mencoba memperoleh gambaran yang objektif tentang diri kita berdasarkan sudut pandangan orang lain.Konsep diri merupakan faktor yang mempengaruhi dan sangat menetukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap melakukan tindakan dilandasi oleh konsep diri.

BAB IIIPENUTUPSistem komunikasi interpersonal merupakan gambaran proses terjadinya komunikasi interpersonal anatar indidvidu atau antar individu di dalam suatu kelompok masyarakat. Dimana sistem komunikasi interpersonal mempunyai komponen-komponen yang menjadi bagian dalam proses komunikasi interpersonal, yang terdiri dari input, proses dan output.Komponen-komponen tersebut bekerja sesuai dengan adanya penggerak pada input, yaitu adanya aturan, baik nilai-nilai, norma, maupun etika yang menjadi kesepakatan oleh indidvidu-indvidu di dalam suatu masyarakat; adanya harapan, tujuan, keinginan, cita-cita dari setiap individu dalam berinteraksi di dalam masyarakat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan hidupnya; adanya persepsi pada diri individu dalam merespon setiap stimulus yang diterimanya; terkait dengan kemampuan persepsi seseorang dipengaruhi oleh konsep diri yang pada dirinya berdasarkan dari pengalaman-pengalaman hidupnya.

Proses komunikasi interpersonal merupakan proses terjadinya interaksi interpersonal dalam mentransaksikan pesan atau informasi. Proses interaksi interpersonal dipengaruhi oleh aturan dan harapan, serta bagaimana persepsi dan konsep diri seseorang dalam merespon dan menerima setiap stimulus dari luar dirinya.

Sedangkan komponen output atau produk dari komunikasi interpersonalbertujuan untuk memberikan informasi atau pengetahuan, mengubah sikap ataupun mengubah perilaku komunikan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://masparjay.blogspot.com/2011/11/sistem-komunikasi-inte

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi IntrapersonalPada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

Tujuan Komunikasi InterpersonalKomunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain :

a. Menemukan Diri SendiriSalah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia LuarHanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh ArtiSalah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah LakuBanyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan KesenanganBermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk MembantuAhli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

B. Pengertian Konsep DiriManusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri, misalnya saya kuat dalam matematika. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik.Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri.] Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu / lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptive.

RENTANG RESPON KONSEP DIRI1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima 2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal hal positif maupun yang negative dari dirinya 3. Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain 4. Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek aspek identitas masa kanak kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis 5. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

Konsep Diri Positif Dan Konsep Diri NegatifKonsep diri merupakan faktor penting didalam berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh setiap individu dalam bertingkah laku sedapat mungkin disesuaikan dengan konsep diri. Kemampuan manusia bila dibandingkan dengan mahluk lain adalah lebih mampu menyadari siapa dirinya, mengobservasi diri dalam setiap tindakan serta mampu mengevaluasi setiap tindakan sehingga mengerti dan memahami tingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan. Dengan demikian manusia memiliki kecenderungan untuk menetapkan nilai-nilai pada saat mempersepsi sesuatu. Setiap individu dapat saja menyadari keadaannya atau identitas yang dimilikinya akan tetapi yang lebih penting adalah menyadari seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut. Tingkah laku individu sangat bergantung pada kualitas konsep dirinya yaitu konsep diri positif atau konsep diri negatif.Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:1. Konsef diri positifa. Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.b. Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.c. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.d. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.2. Konsep diri negatif a. Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.b. Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.c. Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.d. Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.e. Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.

C. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN KONSEP DIRI Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara lain:a. Usia Konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa tidak dipahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, 2008).

b. Inteligensi Inteligensi mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep dirinya, demikian pula sebaliknya (Syaiful, 2008).

c. Pendidikan Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. Jika prestisenya meningkat maka konsep dirinya akan berubah (Syaiful, 2008).

d. Status Sosial Ekonomi Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah. Hal ini didukung oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21).

e. Hubungan Keluarga Seseorang yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, maka akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.

f. Orang Lain Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda mengenal diri saya, akan membentuk konsep diri saya. Sullivan (dalam Rakhmat, 2005:101) menjelaskan bahwa individu diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan dirinya, individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan dirinya, menyalahkan dan menolaknya, ia akan cenderung tidak akan menyenangi dirinya. Miyamoto dan Dornbusch (dalam Rakhmat, 2005:101) mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri dengan skala lima angka dari yang palin jelek sampai yang paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, dan kesukaan orang lain terhadap dirinya. Dengan skala yang sama mereka juga menilai orang lain. Ternyata, orang-orang yang dinilai baik oleh orang lain, cenderung memberikan skor yang tinggi juga dalam menilai dirinya. Artinya, harga diri sesuai dengan penilaian orang lain terhadap dirinya.

g. Kelompok Rujukan (Reference Group) Yaitu kelompok yang secara emosional mengikat individu, dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep dirinya. Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005:105), ciri orang yang memiliki konsep diri negatif ialah peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang lain, merasa tidak diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.Sebaliknya, orang yang memilikii konsep diri positif ditandai dengan lima hal:1) Kemampuan mengatasi masalah.2) Merasa setara dengan orang lain.3) Menerima pujian tanpa rasa malu.4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Dalam konsep diri terdapat beberapa unsur antara lain:1. Penilaian diri merupakan pandangan diri kita terhadap: Pengendalian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri. Bagaimana kita mengetahui dan mengendalikan dorongan, kebutuhan dan perasaan-perasaan dalam diri kita. Suasana hati yang sedang kita hayati seperti bahagia, sedih atau cemas. Keadaan ini akan mempengaruhi konsep diri kita positif atau negatif. Bayangan subyektif terhadap kondisi tubuh kita. Konsep diri yang positif akan kita miliki kalau kita merasa puas (menerima) keadaan fisik kita. Sebaliknya, kalau kita merasa tidak puas dan menilai buruk keadaan fisik kita maka konsep diri kita juga negatif atau kita jadi memiliki perasaan rendah diri.

2. Penilaian sosial merupakan evaluasi terhadap bagaimana kita menerima penilaian lingkungan sosial pada diri kita. Penilaian sosial terhadap diri kita yang cerdas, supel akan mampu meningkatkan konsep diri dan kepercayaan diri kita. Adapun pandangan lingkungan pada kita seperti si gendut, si bodoh atau si nakal akan menyebabkan kita memiliki konsep diri yang buruk terhadap diri kita.3. Konsep lain yang terdapat dalam pengertian konsep diri adalah self image atau citra diri, yaitu merupakan gambaran:a. Siapa saya, yaitu bagaimana kita menilai keadaan pribadi seperti tingkat kecerdasan, status sosial ekonomi keluarga atau peran lingkungan sosial kita.b. Saya ingin jadi apa, kita memiliki harapan-harapan dan cita-cita ideal yang ingin dicapai yang cenderung tidak realistis. Bayang-bayang kita mengenai ingin jadi apa nantinya, tanpa disadari sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokoh ideal yang yang menjadi idola, baik itu ada di lingkungan kita atau tokoh fantasi kita.c. Bagaimana orang lain memandang saya, pertanyaan ini menunjukkan pada perasaan keberartian diri kita bagi lingkungan sosial maupun bagi diri kita sendiri.

Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2004:100) memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri , antara lain:1. Orang lain.Sebagai mana dibahasakan diatas bahwa orang lain mempunyai pengaruh terhadap individu dalam menyimpulkan konsep dirinya. 2. Kelompok rujukanDalam bermasyarakat kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok masyarakat. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri kelompoknya. ketika kita menjadi anggota kelompok persatuan bulu tangkis, ikatan mahasiswa Universitas Trunojoyo madura, dan lain-lain.

Pengaruh Konsep diri pada Komunikasi Interpersonal, antara lain:A. Nubuat yang dipenuhi sendiri Yaitu kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep sendiri. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.Brooks dalam Rakhmat (2004:105), mengindentifikasi konsep diri manusia menjadi positif dan negatif.

Adapun ciri orang yang memiliki konsep diri negatif :1. Peka pada kritik2. sangat responsif terhadap pujian3. Sikap hiperkritis, Sikap berlebihan dalam melakukan penilaian terhadap orang lain. ia selalu mencela, mengeluh, meremehkan, dan tak pandai dan tak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan terhadap kelebihan orang lain.4. merasa tidak disenangi orang lain, merasa tidak diperhatikan, hingga ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tak dapat merasakan kehangatan persahabatan.5. Pesimis untuk bersaing dalam sebuah kompetisi.

Sebaliknya orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal: Yakin pada kemampuannya mengatasi masalah Merasa setara dengan orang lain Ia menerima pujian tanpa rasa malu Ia sadar, bahwa setiap orang mempunyai berbagai macam perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

B. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.

Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan model Johari Window Model ini menerangkan bahwa jendela yang satu tidak terpisah dengan jendela yang lain. pembesaran pada satu jenis jendela akan membuat jendela yang lain akan mengecil.a. Open self, menyajikan informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan motif, dan ide-ide yang diketahui/disadari oleh diri kita dan orang lain.b. Blind self, bagian ini menyajikan hal-hal tentang diri kita yang diketahui/disadari orang lain namun tidak diketahui/disadari oleh diri kita sendiri.c. Hidden self, bagian ini berisikan tentang data-data yang kita ketahui/sadari dari dalam diri kita sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain. yang kita simpan untuk diri kita sendiri.d. Unknown self, bagian ini merupakan aspek dari diri yang tidak kita ketahui ataupun orang lain mengetahuinya.Makin luasnya open self seseorang, makin terbuka pula ia pada orang lain. hal tersebut menjadikan hubungan di antara keduanya semakin erat.

C. Percaya diri (self confident). Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.

D. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).Konsep diri menyebabkan:1.Terpaan selektif2.Persepsi selektif3.Ingatan selektifSalah satu penentu keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.Paraahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi konsep diri sehingga terdapat beberapa pengertian. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut.Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang, pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.Seseorang kerap pesimis merasa ia tidak mempunyai kemampuan padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.

Ada tiga alasan pentingnya konsep diri dalam menentukan perilaku seperti yang diungkapkan Clara R Pudjijogyanti (1995: 5):1. Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan satu sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menyeimbangkan dan menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilakunya.2. Seluruh sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.3. Konsep diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dari konsep diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.

ATRAKSI INTERPERSONALAtraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Faktor-faktor penyebab timbulnya Atraksi Interpersonal, antara lain:1. Faktor personal Faktor personal sangat menentukan timbulnya atraksi sesorang dengan orang lain. Adapun faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal, adalah sebagai berikut:1. Kesamaan karakteristik personalKesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain. Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama lain.2. Tekanan emosional (stres)Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.3. Harga diri yang rendahOrang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyuaki orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang lain.4. Isolasi sosialSebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.

Faktor-faktor situasional. Adapun factor-faktor situasional yang dapat memicu timbulnya atraksi interpersonal, antara lain: 1. Daya tarik fisik (physical attractiveness)Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.2. Ganjaran (reward)Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.3. FamiliaritySeseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.4. Kedekatan (proximity) atau closeness.Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang lain berdekatan tempat tinggal dengannya.5. Kemampuan (competence)Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep diri secara fisiologis, emosional, dan sosial dibentuk berdasarkan reaksi orang lain terhadap klien dan kemudian oleh interpretasi individu tentang reaksi ini pada diri sendiri. Konsep diri dipengaruhi oleh peran kesehatan, pengalaman keluarga, sosial dan okupasi, serta aktivitas intelektual dan kesenangan. Komponen konsep diri adalah identitas, citra tubuh, harga diri, dan peran. Setiap tahap perkembangan melibatkan faktor yang penting untuk perkembangan kesehatan dan konsep diri positif. Identitas adalah rasa konsisten diri sebagai individu yang berbeda dari orang lain. Identitas terutama rentan selama masa remaja. Stresor identitas selama masa remaja mencakup harapan tentang orang lain untuk persiapan karir dan kemandirian, untuk mengatasi seksualitas seseorang, dan membuat pilihan tentang hubungan dan peran, stresor ini dapat menimbulkan kebingungan identitas.

B. SARAN-SARAN

Setelah kami menyimpulkan apa yang telah di jabarkan. Maka jika sekiranya ada kesalahan ataupun kekeliruan dari makalah ini, baik dalam penyusunan maupun penulisan, kritik dan saran pemabaca sangat kami harapkan demi kelangsungan penulisan kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hemoroid, Askep. Askep Psikososial Pada Pasien Dengan Gangguan Konsep Diri, Rabu, 03 Februari 2010, http://ramlankaper.blogspot.com Online, Kapuk. Kamis-Juli-2010, Askep Klien Dengan Gangguan Konsep Diri http://kapukpkusolo.blogspot.com Stuart, Gail W. 2002, Buku Saku Keperawatn Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGCStuart, Gail W dan Sandra J., Sundeen. 2002Buu Saku Keperawatan Jiwa Edis, Jakarta : EGCSusilawati dkk. 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC

Diposkan oleh jingga senja di 22.54 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestTidak ada komentar:Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Arsip Blog 2014 (86) Oktober (2) September (1) Agustus (3) Juli (2) Mei (13) April (10) Maret (12) makalah tentang pertumbuhan dan perkembangan pese... makalah tentang administrasi negara makalah tentang diri dan hubungan interpersonal teori evolusi dan perkembangannya makalah tentang organisasi profesi keguruan makalah tentang tata hukum pemerintahan makalah tentang EYD dan pola pengembangan paragra... makalah tentang aplikasi EYD dan pengembangan par... MAKALAH TENTANG KOMPETENSI PAEDAGOFIK, KEPERIBADIA... makalah tentang teori kepribadian bahasa pertama dan teori - teori bahasa pertama makalah tentang teori belajar bahasa (bahasa perta... Februari (2) Januari (41) Digital clock - DWRMengenai Saya

jingga senja Lihat profil lengkapku

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/03/makalah-tentang-diri-dan-hubungan.html