komunikasi dalam pengajian ar-ruhul jadid...

79
KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID JATICEMPAKA PONDOK GEDE Oleh: CHOIRUNNISA NIM: 104051001780 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Upload: others

Post on 07-Sep-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID

JATICEMPAKA PONDOK GEDE

Oleh:

CHOIRUNNISA

NIM: 104051001780

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 2: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID

JATICEMPAKA PONDOK GEDE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk memenuhi syarat-syarat mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

CHOIRUNNISA

NIM : 104051001780

Di bawah Bimbingan:

Umi Musyarrofah, MA.

NIP : 150281980

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 3: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL

JADID JATICEMPAKA PONDOK GEDE” telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 29 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 29 Mei 2008

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap

Anggota,

Dr. Murodi, M.A Dra. Sukmayeti

NIP: 150254102 NIP: 150234867

Anggota:

Penguji I Penguji II

Drs. Study Rizal LK, M.A Drs. Wahidin Saputra, M.A

NIP: 150262876 NIP: 150276299

Pembimbing

Umi Musyarrofah, M.A

NIP: 150281980

Page 4: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Mei 2008

Choirunnisa

Page 5: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

ABSTRAK

Choirunnisa, 104051001780, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Komunikasi Dalam Pengajian Ar-Ruhul

Jadid Jaticempaka-Pondok Gede.

Komunikasi dalam kehidupan manusia semakin dirasakan urgensinya,

bukan saja disebabkan kemajuan teknologi tetapi karena hasrat dasar sosial yang

terdapat dalam diri manusia. Karena komunikasi merupakan hal yang mendalam

di kehidupan manusia. Manusia tidak bisa berinteraksi kalau tidak berkomunikasi.

Karena manusia adalah makhluk sosial yang hanya dapat hidup, berkembang, dan

berperan sebagai manusia dengan berhubungan dengan manusia lain. Salah satu

cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah

dengan melakukan komunikasi.

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia tidak dapat

dipungkiri, begitu juga halnya dalam suatu lembaga organisasi. Yang mana

organisasi merupakan suatu wadah sekumpulan orang yang mempunyai

kepentingan dan tujuan yang sama, di mana dalam aktivitasnya membutuhkan pembagian kerja. Untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya dibutuhkan

komunikasi yang baik bagi anggotanya. Dalam mengemban tugas, para anggota suatu organisasi sangat membutuhkan proses komunikasi yang baik demi

terlaksananya program kerja untuk kepentingan dan tujuan organisasi. Salah satu organisasi yang dimaksud ialah menggunakan sarana atau

tempat yang ada, dan dikenal oleh masyarakat luas, yaitu pengajian. Karena pengajian sangat cocok digunakan dikalangan masyarakat, khususnya dikalangan

remaja. Pengajian merupakan organisasi pendidikan non formal, yang

memberikan pengajaran khusus keagamaan. Contohnya dengan mengadakan

pengajian secara berkala, belajar membaca Al-Qur’an, Fiqih, dan sebagainya.

Analisis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analisis, melalui wawancara dan observasi langsung ke tempat

penelitian. Objek penelitian meliputi kegiatan di pengajian Ar-Ruhul Jadid yang

terdapat aktivitas komunkasinya.

Hasil observasi menemukan bahwa bentuk komunikasi dalam pengajian

Ar-Ruhul Jadid ada lima, yaitu komunikasi verbal, komunikasi non verbal,

komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi medio. Selain

itu, metode-metode yang digunakan oleh ustadz dalam pengajian adalah metode

ceramah, tanya jawab, diskusi dan pendekatan secara pribadi. Sedangkan faktor

pendukung komunikasi di pengajian antara lain adanya dukungan dari masyarakat sekitar, adanya dukungan dari orang tua, dan adanya dukungan dari remaja.

Sedangkan faktor penghambat komunikasi dalam pengajian yaitu diantaranya hambatan semantik, hambatan status dan hambatan kerangka berfikir.

Page 6: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah wa syukurillah, lafadz inilah yang patut penulis ucapkan

kepada Allah SWT, atas segala Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga

penulis mendapatkan kemudahan dalam menyusun skripsi ini, walaupun harus

dengan mencurahkan segenap tenaga, pikiran dan biaya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW

yang diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam dan pembawa risalah Diinul

Islam sebagai suatu ajaran bagi seluruh umat Islam.

Penulisan skripsi ini terdapat beberapa hambatan dan rintangan, tetapi atas

bantuan beberapa pihak, maka hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. H. Murodi, M. A., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M. A., Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Umi Musyarrofah, M. A., Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku dosen pembimbing skripsi,

yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi motivasi

kepada penulis sehingga dapat segera terselesaikannya proses pembuatan

skripsi ini.

Page 7: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

4. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan

ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mencari literatur untuk penyelesaian skripsi ini.

6. KH. Bahruddin Abd Djalil selaku pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Al-

Ihya, Ustadz H. Ahmad Turmudzi, Lc., selaku Pembina Pengajian Ar-Ruhul

Jadid dan seluruh pengurus Pengajian Ar-Ruhul Jadid Jaticempaka Pondok

Gede masa kepengurusan 2008-2011 yang telah menerima dan membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

7. Orang tua ku tercinta, Ayahanda Muhammad Djawaz dan Ibunda Mahfuzoh,

yang telah membesarkan, mendidik, dan membimbing dengan penuh kasih

sayang, memberikan motivasi dan segala pengorbanan serta doa yang tiada

henti diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan bakti yang sedalam-

dalamnya dan teriring do’a semoga diberikan umur yang panjang, sehat selalu

dan senantiasa diberikan kebahagiaan oleh allah SWT. Juga kepada kakakku

Ipung, dan adikku Azizah. Terima kasih atas do’a dan semangatnya.

8. Bregas Dwinanto Adhiluhur, S.E., yang telah memberikan banyak bantuan,

do’a, dukungan, kasih sayang, perhatian dan semangatnya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah menemani dan

dengan sabar mendengarkan keluhan-keluhan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 8: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

9. Teman-temanku di KPI B angkatan 2004 dan teman-teman KKS 2007, Ida,

Ika, Yayu, Mika, Eza, Ani, Mutmainnah, Aminah, Aal, Mba Restifa, Daseva,

dan juga sahabat-sahabatku, Tya, Sarah, dan Iik, terima kasih atas motivasi

dan persahabatan yang telah diberikan. U’re all the best..

Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi

penghargaan sebagaimana mestinya selain memohon kepada Allah SWT semoga

amal dan jasa yang diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT

sebagai amal shaleh disisi-Nya. Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga

mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini.

Bekasi, 06 Mei 2008

Penulis

Page 9: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….. ii

ABSTRAK……………………………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. vii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………. 5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian…………………………………………. 5

E. Metodologi Penelitian……………………………………… 6

F. Tinjauan Pustaka…………………………………………... 9

G. Sistematika Penulisan……………………………………… 10

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………. 12

A. Komunikasi………………………………………………… 12

1. Pengertian Komunikasi…………………………….... 12

2. Unsur-unsur Komunikasi……………………………. 13

3. Bentuk-bentuk Komunikasi…………………………. 17

4. Hambatan Komunikasi………………………………. 22

B. Pengajian…………………………………………………… 24

1. Pengertian Pengajian………………………………… 24

2. Ciri-ciri Pengajian…………………………………… 25

3. Peran Pengajian……………………………………… 26

Page 10: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

4. Unsur-Unsur Pengajian……………………………... 27

5. Tujuan Pengajian……………………………………. 30

6. Beberapa Metode Pengajian………………………… 31

BAB III GAMBARAN UMUM………………………………………. 36

A. Sejarah Berdiri……………………………………………. 36

B. Visi, Misi dan Tujuan…………………………………….. 39

C. Kepengurusan dan Struktur Organisasi…………………… 40

D. Program Kegiatan…………………………………………. 44

BAB IV KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL

JADID…………………………………………………………. 45

A. Proses Pelaksanaan Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul

Jadid……………………………………………………….. 45

B. Bentuk Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid……. 47

C. Metode-metode yang digunakan Ustadz dalam Pengajian

Ar-Ruhul Jadid……………………………………………. 55

D. Fakto-faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi

dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid………………………….. 60

BAB V PENUTUP…………………………………………………..... 64

A. Kesimpulan……………………………………………….. 64

B. Saran………………………………………………………. 65

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dalam kehidupan manusia semakin dirasakan

urgensinya, bukan saja disebabkan kemajuan teknologi tetapi karena hasrat

dasar sosial yang terdapat dalam diri manusia. Karena komunikasi

merupakan hal yang mendalam di kehidupan manusia. Manusia tidak bisa

berinteraksi kalau tidak berkomunikasi.

Manusia adalah makhluk sosial yang hanya dapat hidup,

berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dengan

manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja

sama dengan manusia adalah komunikasi.

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan

berupa pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang

lain (komunikan) untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat dan

perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung, dan yang terpenting

penyampaian pesan tersebut terjadi secara utuh dan jelas. Pikiran bisa

merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,

kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan lain sebagainya yang timbul dari

Page 12: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

lubuk hati.1 Dalam kondisi tertentu, komunikasi juga dapat dilakukan

dengan bahasa isyarat atau dengan kode.

Berkomunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat

popular dan pasti dijalankan dalam pergaulan manusia. Sebagaimana

aksioma komunikasi mengatakan bahwa manusia selalu berkomunikasi dan

tidak dapat menghindari komunikasi. Komunikasi adalah proses kegiatan

pengoperan dan penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain,

dalam usaha mendapatkan pengertian.

Untuk kegiatan komunikasi, seseorang dapat melakukannya

melalui lembaga-lembaga atau pranata yang terdapat di lingkungan

masyarakat. Seperti lembaga keagamaan, lembaga politik, lembaga hukum,

maupun lembaga-lembaga lainnya. Semua lembaga atau pranata itu dapat

dipakai sebagai sarana bagi terjadinya kegiatan komunikasi diantara

masyarakat.

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia tidak dapat

dipungkiri, begitu juga halnya dalam suatu lembaga organisasi. Yang mana

organisasi merupakan suatu wadah sekumpulan orang yang mempunyai

kepentingan dan tujuan yang sama, di mana dalam aktivitasnya

membutuhkan pembagian kerja. Untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya

dibutuhkan komunikasi yang baik bagi anggotanya. Dalam mengemban

tugas, para anggota suatu organisasi sangat membutuhkan proses

komunikasi yang baik demi terlaksananya program kerja untuk kepentingan

dan tujuan organisasi.

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2005), cet.ke-19, h.11

Page 13: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Salah satu organisasi yang dimaksud ialah menggunakan sarana

atau tempat yang ada, dan dikenal oleh masyarakat luas, yaitu pengajian.

Karena pengajian sangat cocok digunakan dikalangan masyarakat,

khususnya dikalangan remaja. Pengajian merupakan organisasi pendidikan

non formal, yang memberikan pengajaran khusus keagamaan. Contohnya

dengan mengadakan pengajian secara berkala, belajar membaca Al-Qur’an,

Fiqih, dan sebagainya.

Pengajian adalah salah satu media terbaik dalam menyampaikan

dakwah, dan pengajian ini biasanya diberikan di tengah-tengah orang

banyak, yang kemungkinan semuanya dikenal oleh juru dakwah atau hanya

sebagian saja. Selain itu, pengajian juga biasanya dipergunakan untuk

menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits, atau menerangkan suatu

masalah agama, seperti Fiqh.

Mengingat pentingnya komunikasi dalam sebuah organisasi, tentu

hal ini sangat dirasakan pula oleh Pengajian Ar-Ruhul Jadid dalam

menjalankan program kerja, kegiatan antar sesama pengurus dan anggota

pengajian.

Pengajian Ar-Ruhul Jadid terbentuk pada tanggal 25 Mei 2002

dengan tujuan membuat sebuah wadah untuk para remaja agar dapat

melakukan kegiatan positif khususnya di bidang keagamaan. Hal ini

dikarenakan semakin menurunnya pengaruh baik di lingkungan sekitar.

Karena pada kenyataannya, saat ini banyak sekali di kalangan remaja yang

belum paham membaca Al-Qur’an, dan kurang memahami tentang ajaran

Page 14: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Islam. Kenyataan seperti ini sungguh ironis mengingat remaja merupakan

salah satu generasi penerus bangsa.

Pengajian Ar-Ruhul Jadid merupakan sebuah wadah atau tempat

untuk belajar agama Islam, menanamkan norma agama melalui pengajian

dan dakwah atau pembacaan Al-Qur’an, sebagai usaha meningkatkan

pemahaman agama dilingkungan masyarakat yang ditujukan kepada

kalangan remaja.

Sebagai forum komunikasi umat Islam, Pengajian Ar-Ruhul Jadid

mempunyai fungsi, peranan dan potensi yang besar dalam mensyiarkan

agama Islam dikalangan remaja dan meningkatkan kecerdasan para remaja

tentang agama. Meskipun pengajian ini terbuka untuk kalangan umum, akan

tetapi dalam realitanya anggota Pengajian Ar-Ruhul Jadid kebanyakan

adalah remaja.

Berdasarkan tujuan Pengajian Ar-Ruhul Jadid yaitu meningkatkan

pemahaman agama kepada anak remaja itulah yang membuat Pengajian Ar-

Ruhul Jadid berkembang dari sejak awal berdirinya sampai sekarang. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah anggota remaja yang mengikuti pengajian ini

semakin bertambah.

Setiap menjalankan aktivitasnya, Pengajian Ar-Ruhul Jadid selalu

berkomunikasi antar sesama pengurus ataupun anggota. Hal ini tentunya

untuk melancarkan jalannya Pengajian dan kerukunan antar sesama

pengurus dan anggota. Salah satunya, pengurus selalu melibatkan anggota

setiap kali mengadakan kegiatan dalam pengajian.

Page 15: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Maka sebagai organisasi, sudah sewajarnya jika dalam Pengajian

Ar-Ruhul Jadid selalu tercipta komunikasi yang baik, tidak hanya antar

sesama pengurus, anggota dan juga kepada Ustadz yang memberikan materi

pengajian setiap minggunya. Hal ini tentunya agar sesama pengurus,

anggota dan Ustadz yang mengajar tercipta sebuah kerja sama yang baik

dalam menjalankan Pengajian Ar-Ruhul Jadid.

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid dalam menciptakan

kebersamaan dan kekompakkan dalam menjalankan pengajiannya. Untuk itu

penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian yang berjudul

“Komunikasi Dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid Jaticempaka-Pondok

Gede”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka penulis membatasi

hanya kepada komunikasi dalam Pengajian Ar Ruhul Jadid.

Adapun rumusan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana komunikasi dalam Pengajian Ar Ruhul Jadid?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang ada dalam Pengajian

Ar Ruhul Jadid.

Page 16: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan Manfaat dari Penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademik

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai komunikasi

dalam sebuah pengajian.

2. Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pengurus

Pengajian Ar-Ruhul Jadid Jaticempaka Pondok Gede untuk melakukan

komunikasi internal dan eksternal yang efektif dalam menjalankan

program kerja, khususnya agar tujuan dari pengajian tersebut dapat

tercapai.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan

pendekatan deskriptif analisis. Penelitian kualitatif adalah sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dengan orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.2

Sedangkan metode deskriptif analisis yaitu suatu cara melaporkan data

dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengkualifikasikan serta

2 Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, ed Revisi, (Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2007), cet.ke-23, h.4

Page 17: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya, setelah itu

baru disimpulkan.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah pengajian Ar Ruhul Jadid. Adapun objek

penelitian adalah komunikasi di Pengajian Ar Ruhul Jadid Jaticempaka

Pondok Gede.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui gejala-

gejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti

melalui pengamatan dari dekat dengan harapan akan memperoleh

suatu kelengkapan data.3

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan

dengan penelitian ini. Adapun observasi yang penulis lakukan hanya

kepada kegiatan di Pengajian Ar Ruhul Jadid yang terdapat aktifitas

komunikasi.

b. Wawancara

Wawancara yaitu memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara penanya dengan si

3 Syamsir Salam, Pedoman Penulisan Skripsi, Diktat Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Jakarta, 2003, h. 17

Page 18: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamai

interview guide (panduan wawancara).4

Dalam hal ini wawancara atau interview dilakukan untuk

mendapatkan keterangan tentang bagaimana komunikasi dalam

Pengajian Ar-Ruhul Jadid. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

wawancara dilakukan dengan Ketua Pengajian yaitu saudara Imron

Wahyudin, Ustadz yang mengajar yaitu Ustadz H. Ahmad Turmudzi,

Lc., dan beberapa jama’ah anggota pengajian Ar-Ruhul Jadid sebagai

sampel penelitian.

c. Dokumentasi

Sumber datanya adalah mengenai hal-hal yang terkait dengan

penelitian, baik berupa catatan, buku, atau berkas-berkas yang ada

dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid.

Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data-data hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu wawancara dan observasi.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti,

untuk itu pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan

wawancara kepada Ustadz yang mengajar, ketua pengajian dan

beberapa anggota pengajian. Selain itu dengan observasi dan

penelusuran dokumen yang dilakukan penulis terhadap Pengajian

Ar-Ruhul Jadid.

4 M. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), h. 63

Page 19: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari buku-buku

artikel, majalah dan bahan informasi lainnya yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

5. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel

adalah sebagian wakil populasi yang akan diteliti”.5 Dalam penelitian

ini, yang menjadi populasi adalah anggota pengajian yang mengikuti

pengajian Ar-Ruhul Jadid yang berjumlah 90 orang. Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini penulis pilih secara acak (random

sampling). Pemilihan sampel ini penulis lakukan dengan sistem undi,

yaitu penulis membuat lintingan kertas yang jumlahnya sesuai dengan

jumlah anggota pengajian, dan di dalam lintingan kertas tersebut ada 9

(sembilan) kertas yang bertuliskan “diwawancarai”, kemudian kertas

tersebut dibagikan ke semua anggota pengajian. Anggota pengajian yang

mendapatkan kertas yang bertuliskan “diwawancarai” lah, yang akan

penulis jadikan sebagai sampel, yaitu sebanyak 9 orang.

6. Tekhnik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Adapun metode yang penulis gunakan adalah menggunakan metode

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996), h. 117

Page 20: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

analisis deskriptif, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan

menerangkan, dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul

secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun skripsi, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh penulis

dan ternyata secara khusus skripsi yang membahas tentang komunikasi

dalam pengajian belum ada, maka penulis akan membahas permasalahan ini

ke dalam bentuk skripsi.

Kemudian penulis menggunakan referensi dari Onong Uchjana Effendy,

Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, di dalam buku tersebut membahas

tentang ilmu komunikasi secara lengkap. Hafied Cangara, dengan judul:

Pengantar Ilmu Komunikasi; di dalam buku tersebut juga dijelaskan tentang

bentuk-bentuk komunikasi, serta unsur-unsur komunikasi seperti sumber,

pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan balik dan lingkungan.

A. Rosyad Shaleh, dengan judul: “ Manajemen Dakwah Islam”, di dalam

buku tersebut membahas tentang tujuan dari pengajian. Asmuni Syukir,

dengan judul: “ Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam”, di dalam buku tersebut

membahas tentang metode-metode yang biasa digunakan oleh seorang da’i

atau mubaligh dalam sebuah pengajian (dakwah Islam).

G. Sistematika Penulisan

Page 21: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Bab I : Pendahuluan, mencakup Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Landasan Teoritis, yang mencakup Pengertian

Komunikasi, Unsur-unsur Komunikasi, Bentuk-bentuk Komunikasi,

Hambatan Komunikasi, Pengertian Pengajian, Ciri-ciri Pengajian, Peran

Pengajian, Unsur-unsur Pengajian, Tujuan Pengajian dan Beberapa Metode

Pengajian.

Bab III : Gambaran Umum, mencakup Sejarah Berdirinya

Pengajian Ar Ruhul Jadid, Visi dan Misi Pengajian Ar Ruhul Jadid, Struktur

Organisasi dan Kegiatan.

Bab IV : Komunikasi Dalam Pengajian Ar Ruhul Jadid,

mencakup Proses Pelaksanaan Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul

Jadid, Bentuk Komunikasi dalam Pengajian Ar Ruhul Jadid, Metode yang

digunakan Ustadz dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid serta Faktor-faktor

Pendukung dan Penghambat Komunikasi dalam Pengajian Ar Ruhul Jadid.

Bab V :Penutup, mencakup Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 22: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi

berasal dari bahasa Latin communicatio, yang bersumber dari kata

communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama

makna.6 Pendapat hampir sama juga dikemukakan oleh Astrid Susanto,

yaitu perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang di dalam

bahasa latin memiliki arti ‘berpartisipasi’ atau ‘memberitahukan’. Kata

communis berarti ‘milik bersama’ atau ‘berlaku dimana-mana’.7

Sedangkan ditinjau dari segi terminologis (istilah), para ahli

komunikasi mendefinisikan komunikasi antara lain sebagai berikut:

Berelson dan Steiner sebagaimana yang dikutip oleh Sasa

Djuarsa Sendjaja dalam bukunya “Pengantar Komunikasi” mengatakan

bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan,

emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti

kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.8

Wilbar Schramm dalam uraiannya mengatakan bahwa

sebenarnya definisi komunikasi berasal dari bahasa latin communis,

common, bilamana kita mengadakan komunikasi, itu artinya kita mencoba

6 Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2000) cet. Ke-4, h.3-4 7 Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi dsalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta,

1998), cet. Ke-3, h.1 8 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Universitas Terbuka, 1998), h.7

Page 23: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

untuk berbagi informasi, ide atau sikap. Jadi esensi dari komunikasi itu

adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si

penerima guna menyampaikan isi pesan.9

Sedangkan menurut Onong Uchana Effendy, komunikasi berarti

proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain

untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik

langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.10

Dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli komunikasi,

dapat dikatakan bahwa seseorang berkomunikasi berarti mengharapkan

agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan,

harapan dan isi pesan yang disampaikan. Jadi diantara orang yang terlibat

dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan arti, dan harus sama-

sama mengetahui hal yang dikomunikasikan. Sehingga kegiatan

komunikasi dapat berlangsung efektif.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas

bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang

yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu,

artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber,

pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut

komponen atau elemen komunikasi.

9 T. A. Lathief Rosyidi, Dasar-dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi,

(Medan:1985), h. 48 10 Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.4

Page 24: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur

atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai

bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur,

sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan

selain kelima unsur yang telah disebutkan.11

Jadi untuk lebih jelasnya, unsur-unsur komunikasi adalah sebagai

berikut:

a. Sumber

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan

dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.12

Semua

peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri

dari satu orang, tetapi bisa juga dalam satu kelompok, misalnya partai,

organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator,

atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder13

.

Dalam penelitian yang penulis lakukan, sumber disini berarti adalah ustadz

yang menyampaikan atau memberikan materi pengajian kepada jama’ah

anggota pengajian.

b. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan dapat disampaikan melalui lisan, tatap muka

langsung, atau menggunakan media atau saluran. Pesan yang disampaikan

11

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,

2007), h.22 12

T. A. Lathief Rosyidi, Dasar-dasar Rethorika, (Medan:1985), h.48 13 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.24

Page 25: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

harus tepat dan dapat dimengerti oleh komunikan. Sebelum pesan itu

disampaikan kepada komunikan, ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh

komunikator, yaitu: pertama,

1. Pesan harus direncanakan secara baik, sesuai dengan kebutuhan kita.

2. Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh

kedua pihak.

3. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan.14

Dalam penelitian yang penulis lakukan, pesan yang dimaksud

disini adalah materi pengajian atau pesan yang disampaikan oleh ustadz

yang mengajar.

c. Media

Media adalah saluran penyampaian pesan yang diterima melalui

panca indera atau menggunakan media. Media komunikasi dapat

dikategorikan dalam dua bagian:

1. Media Umum, adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk

komunikasi, contohnya adalah radio, OHP dan lain-lain.

2. Media massa, adalah media yang digunakan untuk komunikasi masal.

Disebut demikian karena sifatnya yang massal, contohnya: pers, radio,

film dan televisi.15

14

H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studii, (Jakarta:Rineka Cipta,2000), cet

ke-2, h.102-103 15

H. A.W., Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:Bumi

Aksara,1997), cet.ke-3, h.12

Page 26: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok, partai atau Negara. Penerima adalah elemen penting dalam

proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi.16

Dalam penelitian yang penulis lakukan, penerima pesan yang

dimaksud adalah jama’ah pengajian yang menerima materi pengajian atau

pesan dari sumber, yaitu ustadz yang mengajar.

e. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima

pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku

seseorang (De Fleur, 1982). Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan

perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.17

f. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah

salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan

tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti

pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima18

.

16

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.26 17

Ibid, h.26 18 Ibid, h.27

Page 27: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat

mempengaruhi jalannya komunikasi.

3. Bentuk-bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan

symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau

lisan maupun secara tulisan. Komunikasi verbal dapat dibedakan atas

komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.

Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses

dimana seseorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi

tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada

tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan kepada karyawan yang dimaksudkan.19

Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa dipandang sebagai suatu wahana penggunaan tanda-tanda atau simbol-simbol untuk

menjelaskan suatu konsep tertentu. Bahasa memiliki kekayaan

simbolisasi verbal dan dipandang sebagai upaya manusia

mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia,

medium untuk beromunikasi secara santun dengan diri sendiri maupun

dengan orang lain.20

b. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan

dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang

19

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-4, h.

95-96 20

Alo Liliweri, Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal, (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 1994), cet. Ke-1, h.2

Page 28: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata,

kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.21

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya

dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam kehidupan

nyata komunikasi nonverbal ternyata jauh lebih banyak dipakai

daripada komunikasi verbal, dengan kata-kata. Dalam berkomunikasi

hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut pula terpakai.

Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.

Komunikasi nonverbal jujur mengungkapkan hal yang mau

diungkapkan karena lebih spontan.22

c. Komunikasi Personal

1). Komunikasi Intra Pribadi (Intrapersonal Communication)

Komunikasi Intra Pribadi adalah proses komunikasi yang terjadi

dalam diri seseorang, berupa proses pengolahan informasi melalui

panca indera dan system saraf.23

Menurut Hafied Changara sebagaimana yang dikutip oleh Nurudin

dalam bukunya “Sistem Komunikasi Indonesia”, terjadinya proses

komunikasi ini karena adanya seseorang yang menginterpretasikan

sebuah objek yang dipikirkannya. Dan objek tersebut bisa berupa

benda, informasi, alam, peristiwa, pengalaman atau fakta yang

dianggap berarti bagi manusia. Yang kemudian objek tersebut diberi

21

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.130 22

Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta:

Kanisius,2003), cet. Ke-1, h.26 23

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998),

h.39

Page 29: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

arti, diinterpretasikan berdasarkan pengalaman yang berpengaruh pada

sikap dan perilaku dirinya.24

Meskipun demikian, menurut Rakhmat (1991) ada tanda-tanda

umum sesuatu dapat dikatakan komunikasi intrapribadi, yaitu:

a). Keputusan merupakan hasil berpikir atau hasil usaha intelektual.

b). Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif.

c). Keputusan selalu melibatkan tindakan yang nyata, walaupun

pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

2). Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi Antar Pribadi adalah proses penyampaian paduan

pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain agar

mengetahui, mengerti atau melakukan kegiatan tertentu.25

Secara ringkas Nurudin mengatakan mengenai komunikasi antar

pribadi, yaitu suatu proses komunikasi secara tatap muka yang

dilakukan dua orang (atau lebih). Hal ini seperti yang dikatakan oleh

R. Wayne Pace (1979), “Interpersonal communications is

communications involving two or more in a face to face setting”26

Sebagai komunikasi tatap muka, komunikasi antar pribadi

memiliki tujuan sebagai berikut:

a) Mengenal diri sendiri dan orang lain,

b) Mengetahui dunia luar, c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih bermakna,

24

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) cet.

Ke-2, h.30 25

Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-6, h.60-61 26 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, h.31

Page 30: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

d) Mengubah sikap dan perilaku

e) Bermain dan mencari hiburan, dan f) Membantu orang lain.27

Bentuk komunikasi antar pribadi dianggap oleh para ahli

komunikasi sebagai komunikasi yang paling efektif dalam mengubah

sikap, pandangan atau perilaku seseorang.

Hal ini didasari karena komunikasinya yang dua arah secara timbal

balik, arus balik berlangsung seketika dan kerangka acuan komunikan

dapat diketahui segera. Yang dimaksud kerangka acuan (frame of

reference) adalah paduan dari nilai-nilai yang terbentuk oleh

pengalaman, pendidikan, norma-norma, agama dan lain-lain.28

d. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Komunikasi kelompok adalah penyampaian pesan oleh seseorang

komunikator kepada sejumlah komunikan untuk mengubah sikap,

pandangan atau perilakunya.29

Kelompok ini bisa kecil, dapat juga besar, tetapi beberapa yang

termasuk dalam kelompok kecil dan kelompok besar tidak ditentukan

dengan perhitungan eksak.

Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena, pertama, proses

komunikasi yang mana pesan-pesanya disampaikan oleh seseorang

pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap

muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan

antar sumber dan penerima. Yang menyebabkan komunikasi sangat

27

H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000)

cet. Ke-2, h.67 28

Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.61 29 Ibid, h.62

Page 31: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

terbatas sehingga umpan baliknya tidak leluasa karena waktu terbatas

dan khalayak relative besar. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana

dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.30

Komunikasi kelompok ini digunakan untuk bertukar informasi,

menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan

perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan

kesadaran.31

e. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Komunikasi Massa adalah suatu proses penyampaian informasi

atau pesan-pesan yang ditujukan kepada khalayak massa dengan

karakteristik tertentu. Sedangkan media massa hanya salah satu

komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya proses

yang dimaksud.32

Sedangkan Bitner dalam bukunya “Mass Communication An

Introduction” sebagaimana yang dikutip oleh Sasa Djuarsa,

menyatakan bahwa “komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”.33

Menurut Wilbar Scram seperti yang dikutip oleh Wiryanto dalam

bukunya “Teori Komunikasi Massa”, menyatakan bahwa komunikasi

massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder.34

30

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, h.33 31

Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2005), cet. Ke-8, h.7.1 32

Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h.5 33

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, h. 158 34 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h.10

Page 32: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Komunikasi Massa, menurut McQuail (1975), mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1) Biasanya membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk

operasinya. 2) Komunikasi Massa ditujukan kepada khalayak luas.

3) Isi pesannya bersifat public dan distribusinya relatif tidak berstruktur serta bersifat informal.

4) Khalayaknya bersifat heterogen

5) Media massa dapat melakukan kontak yang simultan dengan orang

dalam jumlah besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisah-pisah

satu sama lain.

6) Hubungan antara komunikator dengan khalayak bersifat

inpersonal, karena khalayak yang dituju anonim.

7) Khalayaknya merupakan suatu kolektivitas yang merupakan

keunikan masyarakat modern dengan beberapa sifatnya yang

distink.35

f. Komunikasi Medio (Medio Communication)

Mengenai pengertian komunikasi medio, memang belum ada yang

memberikan pengertian tentang komunikasi medio ini baik secara

bahasa ataupun istilah.

Adapun bentuk komunikasi medio ini dilakukan dengan

menggunakan media, antara lain: surat, telepon, pamphlet, poster,

spanduk dan lain-lain.36

4. Hambatan Komunikasi

Hambatan yang terjadi di dalam proses komunikasi tidak sampai

menyebabkan komunikasi tersebut berhenti, tetapi ia menahan

(menimbulkan kesulitan) pada aliran pesan itu. Menurut Hafied Cangara,

di dalam bukunya “Pengantar Ilmu Komunikasi”, mengatakan bahwa

rintangan komunikasi adalah adanya hambatan yang membuat proses

35

Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, h.7 36 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.7

Page 33: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

komunikasi tidak berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan

penerima.37

Gangguan atau hambatan komunikasi pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi tujuh macam, yakni sebagai berikut:38

a. Hambatan Teknis, yakni terjadi jika salah satu alat yang digunakan

dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang

ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan.

b. Hambatan Semantik, yakni gangguan komunikasi yang disebabkan

karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.

c. Hambatan Fisik, ialah gangguan yang disebabkan karena kondisi

geogrfis. Misalnya, jarak jauh sehingga sulit untuk ditempuh, tidak

adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan lain

sebagainya.

d. Hambatan Status, ialah gangguan yang disebabkan karena adanya jarak

social diantara peserta komunikasi. Misalnya, perbedaan status antara

senior dan junior atau status atasan dan bawahan.

e. Hambatan Psikologis, terjadi karena adanya gangguan yang

disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya,

rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena

gangguan kejiawaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian

imformasi tidak sempurna.

f. Hambatan Kerangka Berpikir, yakni gangguan yang disebabkan

adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap

37

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 153 38 Ibid, h. 153-156

Page 34: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya, latar belakang

pengalaman dan pendidikan yang berbeda.

g. Hambatan Budaya, yakni gangguan yang disebabkan karena adanya

perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-

pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.

B. Pengajian

1. Pengertian Pengajian

Pengajian menurut bahasa berasal dari kata “kaji” yang berarti

pelajaran (agama dsb), penyelidikan (tentang sesuatu).39

Kata Kaji diberi

awalan pe- dan akhiran -an menjadi pengkajian yang berarti mengkaji Al-

qur’an yang berarti juga mengkaji agama Islam. Dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia, kata Pengajian berarti pengajaran (agama Islam);

menanamkan norma agama melalui pengajian dan dakwah; pembacaan Al-

Qur’an.40

Pengajian adalah salah satu media terbaik dalam menyampaikan

dakwah, dan pengajian ini biasanya diberikan di tengah-tengah orang

banyak, yang kemungkinan semuanya dikenal oleh juru dakwah atau

hanya sebagian saja. Selain itu, pengajian juga biasanya dipergunakan

untuk menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits, atau menerangkan

suatu masalah agama, seperti Fiqh.

39

Purwadarminta, Ws, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),

h.291 40

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), ed.3, cet. Ke-2, h.491

Page 35: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Adapun pengertian pengajian menurut Drs. Abdul Karim Zaidan

adalah suatu forum yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang sengaja

datang untuk mendengarkan materi pengajian, diantaranya keterangan

ayat-ayat Al-Qur’an, hadits atau menerangkan suatu masalah agama Islam

seperti masalah akhlak, aqidah, fiqh dan sebagainya.41

Pengertian yang ditulis Ibnu Hibban pada penelitian “minat

warga komplek IAIN dan sekitarnya terhadap pengajian ahad pagi di

Masjid Fathullah”. Dikatakan bahwa pengajian atau disebut dengan Majlis

Ta’lim adalah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan pendidikan

dan pengajaran di bidang agama Islam secara non formal.42

Dalam Ensiklopedi Islam dikatakan bahwa pengajian atau Majlis

Ta’lim adalah “suatu tempat yang di dalamnya terkumpul sekelompok

manusia untuk melakukan aktivitas atau perbuatan”.43

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa

pengajian adalah suatu kegiatan atau aktifitas, bimbingan dan pembinaan

umat baik secara perorangan maupun kelompok dalam rangka

mewujudkan manusia yang sadar, menghayati, dan mengamalkan ajaran

agama dengan sebaik-baiknya.

2. Ciri-ciri Pengajian

Adapun ciri-ciri khusus pengajian yang dimiliki pengajian yaitu

adanya kyai atau ustadz, adanya jama’ah atau peserta, adanya sarana serta

41

Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1984),

h.270 42

Hasanudin Ibnu Hibban, h.7 43

Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtar Baru Van Hoeve,1994), cet. Ke-

3, h.720

Page 36: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

materi pelajaran.44

Pada prinsipnya dalam pengajian setiap murid atau

santri diajarkan secara perorangan (sendiri-sendiri) atau kelompok,

menurut kemampuan masing-masing.

Dalam pelaksanaannya, seperti yang dapat disaksikan di langgar

atau musholla pada setiap maghrib, dalam pengajaran guru dan murid

duduk-duduk bersila di lantai mengitari sebuah meja pendek, tempat

meletakkan buku yang akan dibaca, sementara yang lainnya menunggu

satu demi satu dan secara bergantian murid menghampiri gurunya.

3. Peran Pengajian

Apabila melihat keatas dari beberapa pengertian tentang arti, cirri

dan fungsi pengajian, maka dipastikan akan adanya peran. Peran pengajian

tersebut yaitu:

a. Dilihat dari pelaksanaannya, pengajian termasuk pembelajaran

pendidikan luar sekolah (non formal) yang berlandaskan Islam.

b. Dilihat dari tinjauan fungsi, pengajian termasuk pelaksana dakwah

sebagai syiar Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.

c. Dilihat dari strategi, pengajian merupakan upaya pembinaan umat.

Pengajian juga merupakan upaya dakwah Islamiyah yang murni

ajarannya yang memiliki peran sentral pada pembinaan dan

peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama

dan lainnya guna menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati,

memahami dan mengamalkan ajaran agamanya.

44 H.M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogya: Al-Amin Press, 1997)

Page 37: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Jadi, peran pengajian secara fungsional adalah mengokohkan

landasan hidup manusia khususnya dibidang mental spiritual

keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan integritas lahiriyah dan

bathiniyah, duniawiyah dan ukhrowiyah bersamaan sesuai tujuan

ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan

duniawi dalam segala bidang.45

4. Unsur-unsur Pengajian

a. Subyek Pengajian

Subyek pengajian memiliki arti yang sangat penting dalam

keberlangsungan suatu dakwah. Adapun arti dari subyek pengajin

adalah seseorang yang melaksanakan dakwah dan lebih sering disebut

dengan mubaligh atau da’i. Adapun tugas dari seorang da’i adalah

untuk menyuruh terhadap yang ma’ruf dan melarang mengerjakan

yang munkar, maka secara umum dapat diketahui bahwa yang menjadi

subyek pengajian adalah kaum muslim yang pada hakekatnya

mempunyai kewajiban dalam menyampaikan dakwah Islamiyah.

Dalam menyampaikan dakwah atau pengajian, hendaknya seorang

da’i memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Mengetahui tentang isi Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah serta hal-

hal yang berhubungan dengan Islam.

2. Mengetahui bahkan sebaiknya menguasai ilmu pengetahuan yang

ada hubungannya dengan tugas-tugas berdakwah, seperti ilmu sejarah, perbandingan agama, dsb.

3. Memahami terlebih dahulu hal-hal yang akan disampaikan kepada mad’u (sasaran dakwah).

45

M. Arifin, M.ed, Kapitaselekta Pendidikan: Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara),

cet. Ke-4, h.119-120

Page 38: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

4. menggunakan contoh-contoh yang biasa dilihat oleh mad’u atau

gambar-gambar yang mereka dapat pahami. 5. Bertekad dan berusaha mengamalkan apa yang disampaikan

kepada mad’u dan masyarakat.46

Dengan memperhatikan hal diatas, diharapkan apa yang akan

disampaikan da’i dapat diterima oleh mad’unya. Sebab bagi da’i yang

tidak melengkapi dirinya dengan pengetahuan dan pengalaman

terutama yang berkaitan dengan masalah ajaran agama Islam dan

kemasyarakatan sering mendapatkan perhatian yang kurang baik.

Bila seperti ini keadaannya, maka proses dakwah Islamiyah

dianggap kurang berhasil, untuk menghindari hal seperti itu, seorang

da’i harus mampu membaca situasi dan kondisi, serta mampu menarik

perhatian mad’unya jangan sampai membingungkan tetapi bimbinglah

mereka dengan senang terhadap apa yang mereka ilhami dan

dirasakannya sehingga mereka tidak lari dari majlis.47

b. Objek Pengajian

Sasaran pengajian adalah mereka kumpulan dari individu dimana

benih dari materi dakwah akan ditabur.48

Yang menjadi objek

pengajian atau dakwah adalah masyarakat mulai dari keluarga sampai

dengan masyarakat lingkungan sekitar. Masyarakat sebagai objek

dakwah adalah salah satu unsur yang penting dalam dakwah. Dalam

lingkungan masyarakat terdiri dari tingkatan-tingkatan yang perlu

mendapatkan perhatian dari da’i sebagai subyek dakwah, karena ini

46

Iskandar Zulkarnaen, Skripsi Peranan Pengajian Agama Dalam Meningkatkan

Kesadaran Beragama, Jurusan Ilmu Dakwah Fakultas Ushuludin Universitas Islam As-Syafi’iyah,

(Jakarta:1992). 47

Barmawi, Azas-Azas dan Ilmu Dakwah, (Solo: Ramadhani, 1984), cet.ke-1, h.61 48

Hamzah Ya’kub, Publisistik Islam, Tekhnik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV.

Diponegoro, 1981), cet.ke-II, h.2

Page 39: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

memudahkan tersebarnya dakwah dan sasaran dakwah menjadi lebih

mengena.

c. Materi Pengajian

Pada dasarnya materi pengajian tergantung pada tujuan dakwah

yang hendak dicapai, namun secara global dapat dikatakan bahwa

materi pengajian dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah Keimanan (Akidah)

Akidah dalam Islam mencakup masalah-masalah yang erat

hubungannya dengan rukun iman. Dibidng akidah ini bukan saja

pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani,

akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang

dilarang sebagai lawannya, seperti syirik, ingkar dengan Tuhan dan

sebagainya.

2. Masalah Syar’iyah

Syar’iyah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata)

dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna

mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan

mengatur pergaulan antar sesama manusia.

3. Masalah Budi Pekerti (Akhlakul Karimah)

Masalah akhlak dalam aktivitas pengajian (sebagai materi)

merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan

keIslaman seseorang. Meskipun akhlak itu sebagai pelengkap,

bukan berarti masalah akhlak itu kurang penting, dibandingkan

Page 40: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah

masalah sebagai penyempurna keimanan dan keIslaman.

Materi pengajian pada dasarnya mencakup ajaran Islam yang

terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena agama Islam

yang menganut kedua kitab tersebut merupakan sumber utama ajaran-

ajaran Islam.49

5. Tujuan Pengajian

Untuk mengetahui tujuan pengajian, dapat dilihat pada firman

Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 104:

�������� ���� �� ������ �������

����� � !"��#$% ��!�&'���

($!*�+&,$$�- ���./0���

1�� 2!"��3☺��$% 5 .689:"�'���

�*; <=�3"�>�?3☺��$% 1@AB

Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan

mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS: Ali Imran-104)

Ayat tersebut menjelaskan tentang tujuan pengajian (dakwah)

yaitu mengikuti jalan atau tuntutan Allah SWT dan mewujudkan kebaikan

dengan cara menyuruh orang berbuat baik dan mencegah orang dari

berbuat jelek, dengan harapan mereka dapat hidup bahagia sejahtera di

dunia dan akhirat.

Menurut Drs. A. Rosyad Shaleh, tujuan pengajian (dakwah

Islam) adalah:

49

Drs. Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-

Ikhlas, 1994), cet.ke-1, h.46

Page 41: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

a. Meningkatkan dan memperdalam kesadaran dan pengertian umat islam

tentang ajaran Islam. b. Menanamkan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

c. Memperhatikan kehidupan dan perkembangan masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

d. Membendung tindakan-tindakan dari golongan agama atau aliran lain yang berusaha untuk merubah Islam dalam keyakinan agamanya.

e. Menghidupkan dan membina kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam.50

Dari uraian diatas, nampak bahwa kegiatan pengajian

mempunyai tujuan tertentu, yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan

akhirat.

6. Beberapa Metode Pengajian

Metode adalah cara yang dalam fungsinya alat untuk mencapai

tujuan.51Metode dalam kaitannya dengan pelaksanaan pengajian adalah

jalan atau cara yang dipakai, agar pengajian agama mendapatkan hasil atau

sampai pada sasaran dengan baik dan tepat sesuai dengan yang

diharapkan.

Dalam ajaran Islam, penggunaan metode pengajian agama

(dakwah) diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat

125:

�CD$% 5����� BEF�G.H .6��-�I

�.☺� ��#$$�-

�"K �.☺��$%� ��0LM���#$% N

O3/�� �:.P� QARS�$$�- TI ;

3�LM�U� 5 ���� .6V-�I ��*;

50

A. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h.80 51

B. Suryobroto, Mengenai Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam

Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Amarta, 1986), h.3

Page 42: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

WO�>�� �.☺�- �EL@ ��

X ��%F�G.H N ��*;� WO�>��

�YZ ��[�/3☺��$$�- 1@\�B

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dia-lah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari Jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS: An-Nahl-125)

Ayat tersebut menjelaskan tentang metode atau cara dalam

mengajak manusia kepada jalan Allah SWT, yaitu dengan cara yang

bijaksana, nasehat yang baik, dan berdebat dengan cara yang baik pula.

Pada dasarnya ketiga unsur inilah yang merupakan induk metode

pengajian agama (dakwah).

Dilihat dari segi jama’ah pengajian agama, metode yang

disebutkan diatas berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,

diantaranya adalah:

a. Metode Personal Approach

Metode personal approach yaitu metode yang dilaksanakan dengan

cara langsung melakukan pendekatan kepada setiap pribadi.52

Metode

ini pada prakteknya dilaksanakan secara individu, yaitu dari pribadi ke

pribadi secara tatap muka. Meskipun jama’ah yang dihadapi berjumlah

banyak, tetapi cara menghadapinya melalui satu persatu.

Kelebihan dari memakai metode pendekatan pribadi antara lain

dapat mengetahui secara langsung situasi dan kondisi individu.

52

Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutbah Agama Islam Pusat, Risalah

Metodologi dakwah Terhadap Narapidana, (Jakarta: 1978), h.36

Page 43: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Sedangkan kekurangannya antara lain memerlukan tenaga dan waktu

yang banyak.

b. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode yang banyak diwarnai oleh

ciri karakteristik bicara oleh seorang mubaligh pada suatu aktivitas

dakwah.53

Metode ceramah ini sangat tepat apabila jamaah yang

dihadapi merupakan kelompok yang berjumlah besar dan perlu

dihadapi secara sekaligus.

Kelebihan dari metode ceramah ini adalah dalam waktu cepat

penceramah dapat menyampaikan materi yang sebanyak-banyaknya

kepada jama’ah. Sedangkan kekurangannya adalah jika penceramah

tidak memperhatikan segi psikologis jama’ahnya, maka ceramah dapat

bersifat melantur-lantur dan membosankan.

c. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan

cara mendorong sasarannya untuk menanyakan suatu masalah yang

dirasa belum dimengerti dan mubaligh sebagai penjawabnya.54

Kelebihan metode Tanya jawab adalah kegiatan pengajian agama

berlangsung lebih hidup yaitu mubaligh dan jama’ah sama-sama aktif

dan memberi kesempatan kepada jama’ah untuk mengemukakan hal-

hal yang dirasa kurang jelas. Sedangkan kekurangan dari metode

53

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, cet. Ke-1),

h. 104 54 Ibid, h.127-128

Page 44: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Tanya jawab adalah apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak

waktu untuk menyelesaikannya.

d. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari atau

menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikan materinya sehingga

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku.55

Kelebihan dari metode diskusi antara lain kesimpulan yang

dihasilkan dari diskusi mudah dipahami. Adapun kekurangan dari

metode diskusi antara lain sulit untuk meramalkan arah penyelesaian

diskusi dan diskusi akan gagal bila tidak dapat mengarahkannya.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu metode dengan cara

memperlihatkan contoh, baik berupa benda, peristiwa, perbuatan, dan

sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang mubaligh yang

bersangkutan menggunakan metode demonstrasi.56

Kelebihan yang dimiliki metode ini antara lain memungkinkan

jama’ah lebih menghayati sepenuh hati, karena dapat memberikan nilai

lebih dibandingkan dengan metode yang lain. Sedangkan

kekurangannya adalah metode demonstrasi memerlukan waktu

persiapan yang banyak dan memerlukan banyak pemikiran, karena

tidak wajar bila alat peraga yang ditampilkan tidak dapat diamati

55

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Guru Agama Sekolah

Lanjutan Atas, 1974/1975, h.15 56 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h.145

Page 45: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

dengan seksama, karena tidak semua materi dakwah dapat di

demonstrasikan dan memerlukan keahlian khusus bagi para subyek,

dalam hal ini adalah mubaligh.

f. Metode Khalaqah

Dalam metode khalaqah, peserta jama’ah terlibat langsung dalam

arti turut aktif dalam pembicaraan.

Kelebihan metode khalaqah ditinjau dari segi pendidikan, dapat

meningkatkan kualitas kepribadian seperti kerjasama, toleran, kritis,

dan disiplin. Sedangkan kalau ditinjau dari segi ilmu jiwa akan

menimbulkan persaingan yang positif.57

Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah memerlukan

persiapan yang agak rumit dan apabila terjadi persaingan yang negatif,

maka hasil pekerjaan akan lebih memburuk, serta bagi jama’ah yang

malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok dan

kemungkinan akan mempengaruhi kelompok.58

57

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, h.58 58

Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah Kepada Anak-anak, (Jakarta: 1979/1980),

h.37

Page 46: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID

JATICEMPAKA PONDOK GEDE

A. Sejarah Berdiri

Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah salah satu bagian dari Yayasan

Pendidikan Islam Al-Ihya Jaticempaka (YASPIKA) yang berlokasi di Jl.

Keahlian Jati Cempaka Pondok Gede yang memiliki bidang pendidikan

dan keagamaan, yaitu Pondok Pesantren, SMU Islam, MTs, TPA, Majlis

Ta’lim, dan Pengajian Remaja Ar-Ruhul Jadid. Yayasan Pendidikan Islam

Al-Ihya berdiri pada tanggal 16 November 1999 dengan akte No.2/1999,

dengan Notarisnya adalah Evawani Chairil Anwar, SH. Pendiri dari

Yayasan Pendidikan Islam Al-Ihya adalah KH. Bahrudin Abd Jalil

Ibrahim.

Latar belakang didirikannya Yayasan Pendidikan Islam Al-Ihya

adalah untuk melaksanakan kegiatan dalam bidang pendidikan, keagamaan

dan sosial dengan usaha mendirikan tempat pendidikan,

menyelenggarakan majlis ta’lim, mendirikan tempat-tempat ibadah serta

meningkatkan usaha-usaha untuk kepentingan dakwah Islam serta

membina persatuan dan kesatuan umat (Ukhuwah Islamiyah).59

Kemudian, pada tahun 2002, KH. Bahrudin Abd Jalil bekerjasama

dengan H. Ahmad Turmudzi, Lc., mendirikan Pengajian Remaja Ar-Ruhul

59

KH. Bahruddin Abd Djalil Ibrahim, Pendiri Yayasan Pendidikan Islam Al-Ihya,

Wawancara Pribadi, 21 April 2008.

Page 47: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Jadid pada tanggal 25 Mei 2002. Pengajian ini termasuk salah satu tempat

pendidikan dan keagamaan yang berada dalam naungan Yayasan

Pendidikan Islam Al-Ihya.

Latar belakang ddirikannya Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah

karena keinginan KH. Bahrudin Abd Jalil dan H. Ahmad Turmudzi untuk

membuat sebuah wadah pengajian untuk para remaja. Karena sebelumnya,

sudah didirikan SMU Islam, MTs, TPA, Majlis Ta’lim untuk kaum Bapak

dan Ibu. Lalu kemudian didirikanlah Pengajian Ar-Ruhul Jadid yang

diorientasikan untuk anak-anak remaja. 60

Tujuan didirikannya Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah sebagai

wadah berkumpulnya para remaja yang dilandasi oleh nilai kebersamaan

para remaja agar terciptanya generasi muda yang memiliki tujuan antara

lain turut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

sekaligus menanamkan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk generasi

muda yang berkepribadian dan berakhlak mulia serta bertakwa kepada

Allah SWT.

Niat semula pembentukkan Pengajian Ar-Ruhul Jadid Jaticempaka

Pondok Gede ini adalah untuk membuat sebuah wadah agar para remaja

dapat melakukan kegiatan positif khususnya di bidang keagamaan. Hal ini

dikarenakan semakin menurunnya pengaruh baik di lingkungan sekitar.

Karena pada kenyataannya, saat ini banyak sekali di kalangan remaja yang

belum paham membaca Al-Qur’an, dan kurang memahami tentang ajaran

60 KH. Bahrudin Abd Djalil Ibrahim, Wawancara Pribadi, 21 April 2008.

Page 48: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Islam. Kenyataan seperti ini sungguh ironis mengingat remaja merupakan

salah satu generasi penerus bangsa.

Kesibukan yang dialami para remaja, ditambah pergaulan yang

bebas, yang selalu ingin berhura-hura membuat para remaja enggan untuk

belajar memahami agama secara mendalam, sehingga tidak sedikit tingkah

laku dan perbuatan para remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma

yang diajarkan oleh agama Islam.

Berdasarkan hal tersebut, maka dibentuklah Pengajian Remaja Ar-

Ruhul Jadid yang dipimpin oleh Ustadz H. Ahmad Turmudzi yang

ditunjuk langsung oleh KH. Bahrudin Abd Jalil Ibrahim sebagai pimpinan

sekaligus pengajar. Pengajian ini diadakan setiap hari Minggu ba’da Isya

bertempat di Mushalla Uswatun Hasanah, Jl. Gondang Dia Rt 05 Rw 009

No.47 Jaticempaka Pondok Gede.

Pada awal pembentukkannya, jumlah remaja yang mengikuti

pengajian ini semula hanya 30 orang. Tetapi mengikuti perkembangannya

sampai sekarang, anggota pengajian semakin hari semakin bertambah. Hal

ini tidak luput dari perjuangan Ustadz, pengurus dan para anggota yang

terus berusaha memajukan Pengajian Ar-Ruhul Jadid.

Anggota pengajian sampai sekarang berjumlah 90 orang dengan

rincian laki-laki sebanyak 47 orang dan perempuan sebanyak 43 orang.

Latar belakang pendidikan mereka pun berbeda, mulai dari tingkat SMP,

SMA, Universitas dan ada yang sudah bekerja. Jama’ah yang masih SMP

Page 49: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

ada 9 orang, MTs ada 6 orang, SMA ada 18 orang, MA ada 13 orang, yang

sudah kuliah ada 8 orang dan yang sudah bekerja ada 36 orang.61

Materi yang diberikan dalam pengajian ini adalah pembahasan

Fiqih, Aqidah, Akhlak dan Ibadah. Metode yang digunakan dalam

pengajian ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab

diskusi dan pendekatan secara pribadi (personal approach). 62

B. Visi, Misi dan Tujuan

Visi dari Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan agama dikalangan remaja.

Misi dari Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah:

1. Membangun tali silaturahmi dikalangan remaja guna mempererat

hubungan Ukhuwah Islamiyah.

2. Meningkatkan kualitas remaja baik secara spiritual maupun

intelektual.63

Tujuan dari Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan para remaja dan peranannya

dilingkungan masing-masing.

61

Imron Wahyudin, Ketua pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara Pribadi, 16 April

2008. 62

H. Ahmad Turmudzi, Pimpinan dan Pengajar Pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara

Pribadi, 15 April 2008. 63 H. Ahmad Turmudzi, Wawancara Pribadi, 15 April 2008.

Page 50: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

2. Membentuk generasi muda yang berkepribadian dan berakhlak mulia

serta bertakwa kepada Allah SWT.

3. Untuk meningkatkan kualitas pemahaman agama dan pengamalannya

pada setiap diri remaja yang tertuju pada keseimbangan antara

keimanan dan ketakwaan dengan ilmu pengetahuan.

4. Membuka wawasan berfikir para remaja tentang nilai-nilai ajaran

agama Islam yang lebih luas.

5. Untuk menyadarkan kepada remaja akan pentingnya pembelajaran

agama.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pengajian Ar-Ruhul Jadid

melakukan beberapa usaha diantaranya adalah:

1. Meningkatkan kualitas pengurus, pengajar, anggota dan metode

pengajaran.

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap bisa mempererat

Ukhuwah Islamiyah dan kerjasama yang baik antara pengurus,

pengajar dan anggota pengajian.

3. Menciptakan kekompakkan dan keharmonisan antara pengurus,

pimpinan dan anggota demi tercapainya tujuan pengajian.

4. Menyadarkan para remaja akan pentingnya kesadaran beragama untuk

ditanamkan dalam diri masing-masing. 64

C. Kepengurusan dan Struktur Organisasi

64 H. Ahmad Turmudzi, Wawancara Pribadi, 15 April 2008.

Page 51: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

1. Kepengurusan

Pengurus di Pengajian Ar-Ruhul Jadid Jaticempaka Pondok Gede

terdiri dari: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan wakilnya, dan

Bendahara dan wakilnya. Yang merupakan pengurus harian.

Selain itu, pengurus harian juga dibantu oleh beberapa bidang

dalam menjalankan kegiatan pengajian, yaitu bidang Humas, bidang

perlengkapan dan bidang informasi.

Pemilihan ketua dan pengurus di Pengajian Ar-Ruhul Jadid

diadakan secara langsung jika masa kepengurusan sebelumnya telah

berakhir. Ketua pengajian yang lama mengajukan beberapa kandidat

yang akan menjadi ketua pengajian yang baru. Lalu kemudian,

diadakan pemilihan umum oleh anggota untuk memilih ketua

pengajian yang baru. Ketua yang baru inilah yang akan menyusun

kepengurusan selanjutnya dan bertanggung jawab atas jalannya

pengajian. Ketua dan pengurus yang baru inilah yang akan

bertanggung jawab kepada pimpinan, anggota dan pengajian selama

masa kepengurusan mereka, yaitu 3 tahun.

Dari sejak tahun berdirinya yaitu tahun 2002, kepengurusan di

Pengajian Ar-Ruhul Jadid telah berganti kepengurusan sebanyak 3

(tiga) kali.

Adapun yang menjadi anggota Pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah

para remaja yang mengikuti pengajian Ar-Ruhul Jadid. Sampai saat ini

Page 52: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

anggota pengajian terus bertambah dari sejak berdiri tahun 2002.

Anggota pengajian sekarang jumlahnya mencapai 90 orang.65

2. Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi pengajian Ar-Ruhul Jadid terdapat

dewan penasehat yang merupakan orang-orang yang telah berjasa

dalam pembentukan pengajian dan dianggap dapat memberikan

kontribusi kepada pimpinan dan pengajian.

Adapun struktur organisasi Pengajian Ar-Ruhul Jadid masa

kepengurusan 2008-2011 adalah sebagai berikut:

65 Imron Wahyudin, Ketua Pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara Pribadi 16 April 2008.

Page 53: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

STRUKTUR ORGANISASI

PENGAJIAN AR-RUHUL JADID

PERIODE 2008-2011

PEMBINA

H. Ahmad Turmudzi, Lc.

PENASEHAT

KETUA

Imron Wahyudin

WAKIL KETUA

Doddy Yanto

SEKRETARIS

Royhatul Jannah

WAKIL SEKRETARIS

Siti Choirany

BENDAHARA

Resi Agusta

WAKIL BENDAHARA

Abih

Page 54: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Sumber data: Pengurus Pengajian Ar-Ruhul Jadid Periode 2008-2011

D. Program Kegiatan

1. Pengajian Rutin

Pengajian rutin diadakan setiap hari Minggu malam senin jam

07.30 (ba’da Isya). Pengajian diadakan di musholla Uswatun Hasanah.

2. Tadabur Alam

Tadabur Alam artinya merenungi alam sebagai ciptaan Allah

SWT. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para remaja dapat melihat

keindahan alam dan senantiasa mensyukuri nikmat pemberian Allah

SWT.

3. Tour (rekreasi)

Diadakan setiap 1 tahun sekali. Tujuan dari rekreasi ini adalah

agar tetap terjalin tali silaturahmi dan rasa kebersamaan antar sesama

pengurus, anggota dan Ustadz.

4. Peringatan Hari Besar Islam

Pengajian dalam rangka memperingati hari besar Islam

diselenggarakan setiap kali ada peringatan Hari Besar Islam, seperti

maulid Nabi, Isra Mi’raj dan sebagainya.66

66

H. Ahmad Turmudzi, Pimpinan dan Pengajar Pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara

Pribadi, 15 April 2008.

HUMAS

Fahmi Idris

Hamdi

Nur Azizah

PERLENGKAPAN

Syamsul Azhari

Ahmad Rifa’i

INFORMASI

M. Aspur

Umi Kulsum

Wahda

Page 55: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

BAB IV

KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID

JATICEMPAKA PONDOK GEDE

A. Proses Pelaksanaan Komunikasi Dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid

1. Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan pengajian adalah setiap hari Minggu

malam Senin pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB. Sebelum

pengajian dimulai, biasanya jama’ah yang laki-laki melaksanakan sholat

isya berjama’ah, setelah itu sambil menunggu ustadz datang, semua

jama’ah membaca shalawat bersama-sama.

2. Ustadz Yang Mengajar

Ustadz yang mengajar yaitu Ustadz H. Ahmad Turmudzi, Lc.

Beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat dan merupakan salah satu

pendiri Pengajian Ar-Ruhul Jadid bersama dengan KH. Bahrudin Abdul

Djalil Ibrahim.67

Meskipun ustadz yang mengajar hanya 1 (satu), akan

tetapi Ustadz H. Ahmad mempunyai beberapa metode yang diterapkan

dalam pengajian seperti tanya jawab, diskusi dan ceramah agar jama’ah

tidak bosan dalam mengikuti pengajian.68

3. Materi Pengajian

67

KH. Bahrudin Abdul Djalil Ibrahim, Pendiri Yayasan Pendidikan Islam Al-Ihya,

Wawancara Pribadi, 21 April 2008. 68

H. Ahmad Turmudzi, Pimpinan dan Pengajar Pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara

Pribadi, 15 April 2008.

Page 56: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Materi pengajian yang diberikan oleh ustadz itu meliputi materi

akidah, akhlak, fiqih dan ibadah. Materi diberikan secara bergiliran dan

berbeda setiap minggunya. Hal ini agar jama’ah tidak bosan dan

mengetahui lebih banyak tentang pembelajaran agama dalam materi yang

disampaikan. Jika ada materi yang belum selesai dibahas pada pertemuan

pengajian dikarenakan mungkin waktunya sudah habis atau ada jama’ah

yang belum mengerti, maka materi tersebut dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya.

4. Jama’ah pengajian

Jama’ah Pengajian Ar-Ruhul Jadid itu berjumlah 90 orang, dengan

rincian laki-laki sebanyak 47 orang, perempuan sebanyak 43 orang.

Sedangkan latar belakang pendidikannya pun berbeda-beda, ada yang

SMP, MTs, SMA, MA, Universitas atau bahkan ada yang sudah bekerja.

Jama’ah yang masih SMP ada 9 orang, MTs ada 6 orang, SMA ada 18

orang, MA ada 13 orang, yang sudah kuliah ada 8 orang dan yang sudah

bekerja ada 36 orang.69

5. Sarana

Sarana yang disediakan Pengajian Ar-Ruhul Jadid diantaranya

adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan pengajian, yaitu bertempat di

Mushalla Uswatun Hasanah, Jl. Gondang Dia Rt 05 Rw 009 No.47

Jaticempaka Pondok Gede. Pengajian juga memiliki alat pengeras suara

(speaker) untuk memudahkan Ustadz dalam memberikan materi ceramah

karena lebih mudah terdengar oleh jama’ah pengajian. Selain itu juga ada

69

Imron Wahyudin, Ketua pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara Pribadi, 16 April

2008.

Page 57: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

beberapa buah Al-Qur’an yang dapat dibaca oleh jama’ah sebelum

pengajian dimulai atau sambil menunggu pengajian dimulai.

B. Bentuk Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid

Setelah penulis membahas tentang proses pelaksanaan komunikasi

dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid seperti yang telah disebutkan diatas,

selanjutnya penulis akan membahas tentang bentuk komunikasi dalam

Pengajian Ar-Ruhul Jadid.

Dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid terdapat bentuk komunikasi yang

baik antara Ustadz yang mengajar, pengurus maupun anggota pengajian sesuai

dengan peran dan tugas mereka. Para pengurus, anggota dan Ustadz yang

mengajar menjalankan perannya masing-masing untuk menjalankan tugas

dengan rasa tanggung jawab demi berlangsungnya pengajian.

Ar-Ruhul Jadid merupakan sebuah pengajian yang berperan

meningkatkan kualitas keimanan para remaja.

Dengan menggunakan tekhnik analisis deskriptif yang berarti

penjelasan atau gambaran yang diberikan merupakan hasil dari berbagai data

dan informasi yang telah diperoleh yang kemudian disajikan dalam bentuk

tulisan dengan disertai analisis, penulis berusaha memberikan gambaran

sejelas-jelasnya kepada pembaca.

Adapun bentuk komunikasi yang ada dalam Pengajian Ar-Ruhul

Jadid agar tercipta kekompakkan antara pengurus, anggota dan Ustadz

didalam pengajian ada lima, yaitu: komunikasi verbal, komunikasi non verbal,

komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi medio.

Page 58: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-

simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun

secara tulisan. Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan

dan komunikasi tulisan.

Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses

dimana seseorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar

untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi tulisan apabila

keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam

symbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa

dibaca, kemudian dikirimkan kepada karyawan yang dimaksudkan.70

Berdasarkan pengertian komunikasi verbal diatas, maka dalam

pengajian Ar-Ruhul Jadid pun sudah sangat jelas bahwa bentuk

komunikasi verbal selalu digunakan dalam melaksanakan pengajian.

Komunikasi verbal dengan menggunakan lisan jelas digunakan

oleh ustadz yang mengajar, pengurus pengajian dan anggota pengajian.

Ustadz menggunakan komunikasi verbal melalui lisan untuk

menyampaikan materi pengajian setiap minggunya. Dengan menggunakan

lisan, materi yang disampaikan akan bisa langsung didengar dan diterima

oleh semua jama’ah pengajian. Komunikasi verbal melalui lisan juga

digunakan oleh pengurus pengajian dalam menginformasikan suatu

70

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-4, h.

95-96

Page 59: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

kegiatan atau acara yang akan dilaksanakan kepada jama’ah anggota

pengajian secara langsung, baik sebelum pengajian dimulai ataupun

setelah pengajian selesai. Begitupun sebaliknya, anggota jama’ah

pengajian juga menggunakan komunikasi verbal dengan lisan untuk

bertanya kepada ustadz, untuk melakukan diskusi dengan anggota yang

lain atau menayakan tentang kegiatan pengajian kepada pengurus.

Komunikasi verbal melalui lisan jelas sangat dibutuhkan dalam

melaksanakan komunikasi yang baik dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid.

Dengan menggunakan lisan, pesan yang disampaikan dari ustadz,

pengurus dan anggota akan diterima dengan baik.

Sedangkan penggunaan komunikasi verbal melalui tulisan hanya

digunakan oleh pengurus dengan menggunakan surat atau undangan jika

akan mengadakan suatu acara atau kegiatan.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan

dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang

menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata,

kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.71

Dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid juga tercipta komunikasi non

verbal. Misalnya, jika ustadz sedang memberikan materi pengajian, semua

jama’ah pengajian duduk dan mendengarkan ustadz yang ceramah dengan

diam dan khusyu. Ini menunjukan bahwa jama’ah pengajian khusyu

71 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.130

Page 60: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

mendengarkan materi yang disampaikan ustdaz. Selain itu, jika ada

jama’ah yang ingin bertanya, mereka mengacungkan atau mengangkat

tangan kanan mereka yang menandakan mereka ingin bertanya kepada

ustadz, setelah mereka mengangkat tangan, baru kemudian dipersilahkan

untuk bertanya kepada ustadz.

Sebagaimana pengertian komunikasi non verbal yang telah

dipaparkan diatas, dalam pengajian pun komunikasi non verbal kerap

terjadi, seperti gerakan tubuh para jama’ah yang khusyu menyimak materi

yang diberikan ustadz atau gerakan tubuh jama’ah yang mengangkat

tangan kanannya jika ingin bertanya.

3. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar pribadi adalah proses penyampaian paduan

pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain agar mengetahui,

mengerti atau melakukan kegiatan tertentu.72

Bentuk komunikasi ini merupakan proses komunikasi tatap muka

yang paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku

seseorang.

Begitu pula dengan Pengajian Ar-Ruhul Jadid, komunikasi antar

pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan oleh

pengurus Pengajian Ar-Ruhul Jadid dalam memperlancar program

kegiatan pengajian. Komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus harian,

yaitu ketua dengan wakilnya, sekretaris dengan wakilnya, bendahara

72

Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-6, h.60-61

Page 61: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

dengan wakilnya. Rapat pengurus harian ini dilakukan untuk

mengevaluasi hasil kerja masing-masing. Selain itu, rapat pengurus juga

dilakukan untuk membicarakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.

Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaan kegiatan pengajian tersebut

terdapat kerjasama yang baik satu sama lain. Seperti misalnya, jika akan

mengadakan sebuah acara atau kegiatan, maka pengurus harian

mengadakan rapat kepada pengurus harian untuk membentuk sebuah

panitia yang akan menjalankan kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan agar

kegiatan yang akan diadakan dapat berjalan dengan lancar.

Pengurus pengajian Ar-Ruhul Jadid juga mengadakan pertemuan

rutin antar pengurus yaitu setiap satu bulan sekali. Rapat pengurus

diadakan untuk membicarakan mengenai kegiatan yang telah dan akan

dilakukan, menentukan panitia untuk acara-acara tertentu, menyusun

program kerja serta mengevaluasi apa yang harus diperbaiki ke depan agar

pengajian Ar-Ruhul Jadid terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi.

Selain itu, pertemuan rutin antar pengurus dilakukan untuk membahas

keadaan pengajian dan anggota pengajiannya, seperti apakah ada masalah

yang dihadapi oleh pengurus, pengajian dan anggota pengajian dan

bagaimana solusinya.73

Suasana rapat yang dilakukan pengurus pun dapat bersifat formal

dan non formal, dikarenakan organisasi pengajian Ar-Ruhul Jadid sendiri

bersifat lembaga pendidikan non formal.

73

Imron Wahyudin, Ketua Pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara Pribadi, 16 April

2008.

Page 62: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Selain itu, bentuk komunikasi antar pribadi juga digunakan oleh

Ustadz H. Ahmad Turmudzi, Lc., kepada anggota jama’ah pengajian atau

sebaliknya secara pribadi dan tatap muka. Karena dalam pengajian Ar-

Ruhul Jadid juga diterapkan metode personal approach atau pendekatan

secara pribadi antara ustadz dan jama’ahnya. Biasanya bentuk komunikasi

ini digunakan apabila ada jama’ah yang ingin berkonsultasi secara pribadi

dan tatap muka kepada ustadz mengenai materi pengajian yang belum

dimengerti atau masalah pribadi yang dialami oleh jama’ah tersebut.

Bentuk komunikasi seperti ini sangat efektif digunakan oleh ustadz

kepada jama’ah pengajian yang memang membutuhkan perhatian penuh.

Dengan bentuk komunikasi ini, ustadz bisa langsung menyampaikan

nasihat-nasihat, bimbingan, dan solusi atas permasalahan yang dihadapi

langsung kepada jama’ahnya.

Sebagaimana pengertian komunikasi antar pribadi yang telah

penulis paparkan diatas, pengurus pengajian Ar-Ruhul Jadid menggunakan

komunikasi antar pribadi ini untuk penyampaian paduan pikiran dan

perasaan oleh seorang kepada orang lain, dalam hal ini adalah sesama

pengurus, agar saling mengetahui, mengerti atau melakukan kegiatan

tertentu.

4. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah penyampaian pesan oleh seseorang

komunikator kepada sejumlah komunikan untuk mengubah sikap,

Page 63: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

pandangan atau perilakunya.74

Komunikasi kelompok ini digunakan untuk

bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah

sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan

kesadaran.75

Dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid, komunikasi kelompok tercipta

dengan baik. Komunikasi ini digunakan oleh Ustadz yang memberikan

materi pengajian dalam setiap pertemuan pengajian, selain itu bentuk

komunikasi ini juga digunakan oleh pengurus pengajian untuk

mengkomunikasikan suatu hal kepada jama’ah anggota pengajian.

Bentuk komunikasi kelompok digunakan ustadz dalam

menyampaikan materi pengajian kepada jama’ah pengajian. Ustadz

menyampaikan materi pengajian kepada sejumlah jama’ah agar dapat

diterima dan dipahami oleh jama’ah pengajian.

Dalam memberikan materi pengajian, ustadz juga menggunakan

beberapa metode pengajian yang diterapkan agar kegiatan pengajian tidak

bersifat monoton, diantaranya adalah metode personal approach

(pendekatan secara pribadi), metode ceramah, metode tanya jawab dan

metode diskusi. Dari keempat metode tersebut, tiga diantaranya yaitu

metode ceramah, metode tanya jawab dan metode diskusi lah yang

menggunakan bentuk komunikasi kelompok, karena ketiga metode

tersebut melibatkan semua anggota jama’ah pengajian.

Suasana komunikasi kelompok dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid ini

terjadi pada setiap pertemuan pengajian yang dilaksanakan setiap hari

74

Onong Uchana Effendi, Dinamika Komunikasi, h. 61 75

Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2005), cet. Ke-8, h.7.1

Page 64: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Minggu ba’da Isya sampai dengan selesai yang bertempat di Mushalla

Uswatun Hasanah.

Begitu juga halnya dalam kegiatan dan rapat pengurus. Berbeda

dengan bentuk komunikasi antar pribadi yang telah disebutkan diatas,

rapat pengurus disini adalah rapat pengurus yang melibatkan beberapa

anggota yang terlibat dalam sebuah acara kegiatan pengajian. Jika dalam

komunikasi antarpribadi, rapat pengurus dilakukan hanya kepada pengurus

harian saja yang jumlahnya sedikit. Tetapi dalam rapat pengurus yang

melibatkan beberapa anggota yang terlibat dalam sebuah acara kegiatan

pengajian, maka hal ini masuk kedalam bentuk komunikasi kelompok,

karena melibatkan banyak orang. Contohnya dalam melaksanakan

kegiatan pengajian seperti pada saat peringatan hari Kelahiran Nabi atau

peringatan hari-hari besar agama Islam lainnya, proses komunikasi

kelompok ini diciptakan agar sesama pengurus dan anggota terjalin

kerjasama yang baik agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.

5. Komunikasi Medio

Pengajian Ar-Ruhul Jadid dalam melaksanakan kegiatan dan

menjalankan program kerjanya juga menerapkan bentuk komunikasi

medio. Komunikasi medio adalah komunikasi yang menggunakan media.

Adapun bentuk komunikasi medio ini dilakukan dengan menggunakan

media, antara lain: surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk dan lain-

lain.76

76 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.7

Page 65: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Pengajian Ar-Ruhul Jadid juga menerapkan komunikasi medio

dalam menjalankan kegiatan dan program kerja, yaitu dengan

menggunakan surat atau undangan dan telepon. Seluruh pengurus

mendapat undangan atau saling berhubungan menggunakan telepon pada

saat akan mengadakan rapat pengurus atau akan mengadakan kegiatan

lainnya.

Dengan undangan, seluruh pengurus dan anggota menghadiri

setiap acara yang diselenggarakan sebagaimana isi undangan tersebut. Hal

ini dikarenakan setiap pengurus dan anggota menyadari akan tugas dan

tanggung jawab mereka, yang dalam setiap mengadakan kegiatan mereka

harus saling bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik agar kegiatan

pengajian berjalan dan terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan.

Selain itu, Pengajian Ar-Ruhul Jadid juga menggunakan telepon

sebagai media komunikasi antar sesama pengurus, ustadz dan anggota

pengajian. Penggunaan telepon ini merupakan salah satu cara untuk selalu

berhubungan baik dalam menjalankan tugas dan peran dari setiap ustadz,

pengurus, dan anggota. Hal ini juga sebagai solusi dalam memperlancar

kegiatan pengajian Ar-Ruhul Jadid agar ustadz, pengurus, ataupun anggota

bisa selalu mengetahui segala informasi organisasi apabila mereka tidak

dapat hadir dalam pengajian atau rapat pengurus.

C. Metode-Metode Yang Digunakan Ustadz Dalam Pengajian Ar-Ruhul

Jadid

Page 66: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Metode adalah cara yang dalam fungsinya alat untuk mencapai

tujuan.77 Metode dalam kaitannya dengan pelaksanaan pengajian adalah jalan

atau cara yang dipakai, agar pengajian agama mendapatkan hasil atau sampai

pada sasaran dengan baik dan tepat sesuai dengan yang diharapkan.

Bentuk komunikasi dalam kegiatan pengajian dapat diartikan suatu

rencana yang digunakan dalam menyampaikan pesan berupa materi ceramah

yang disampaikan oleh Ustadz kepada jama’ah pengajian selaku komunikan

(mad’u). Metode dalam pengajian yang digunakan oleh seorang ustadz

diperlukan agar dalam menyampaikan materi pengajian dapat diterima dengan

baik dan mudah dipahami oleh jama’ah pengajian. Adapun metode-metode

dalam pengajian yang digunakan oleh H. Ahmad Turmudzi, Lc., dalam

menyampaikan materi pengajian kepada jama’ah pengajian Ar-Ruhul Jadid

adalah sebagai berikut:

1. Ceramah

Ceramah ini dilakukan oleh Ustadz dalam menyampaikan materi

ceramah kepada jama’ah pengajiannya, dengan cara menerangkan dan

menguraikan materi yang bersumber pada buku atau kitab yang menjadi

pegangan Ustadz tersebut. Dalam penyampaian materi ceramah, Ustadz

melakukan pengulangan materi jika ada jama’ah yang belum memahami

tentang materi ceramah yang disampaikan. Hal ini dilakukan agar materi

yang Ustadz sampaikan dapat lebih dipahami dan diterima dengan baik

oleh jama’ah pengajian.

77

B. Suryobroto, Mengenai Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam

Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Amarta, 1986), h.3

Page 67: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Metode ceramah adalah suatu metode yang banyak diwarnai oleh

ciri karakteristik bicara oleh seorang mubaligh pada suatu aktivitas

dakwah.78 Metode ceramah ini sangat tepat apabila jamaah yang dihadapi

merupakan kelompok yang berjumlah besar dan perlu dihadapi secara

sekaligus. Selain itu, ceramah salah satu bentuk komunikasi yang efektif,

karena pesan yang disampaikan oleh Ustadz lebih cepat diterima oleh

jama’ah pengajiannya.

Metode ceramah ini masuk ke dalam kategori komunikasi

kelompok, karena ustadz memberikan ceramah atau menyampaikan materi

pengajian kepada jama’ah pengajian yang berjumlah 90 orang.

2. Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan

cara mendorong sasarannya untuk menanyakan suatu masalah yang dirasa

belum dimengerti dan mubaligh sebagai penjawabnya.79

Tanya jawab dilakukan oleh jama’ah pengajian dengan

mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ustadz. Komunikasi dengan

tanya jawab ini dilakukan agar jama’ah pengajian yang belum mengerti

tentang materi yang disampaikan bisa bertanya langsung kepada

Ustadznya. Selain itu, metode ini juga dapat merangsang jama’ah

pengajian untuk mengingat kembali materi yang telah disampaikan oleh

Ustadz.

78

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, cet. Ke-1),

h. 104 79 Ibid, h.127-128

Page 68: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Menurut informan 2, 3, 4, 6, dan 7 metode tanya jawab sangat tepat

digunakan dalam pengajian karena jama’ah pengajian bisa bertanya

tentang materi yang belum mereka mengerti.

Metode tanya jawab termasuk ke dalam kategori komunikasi antar

pribadi dan komunikasi kelompok. Dikatakan komunikasi antar pribadi

karena dalam tanya jawab hanya melibatkan jama’ah yang bertanya dan

ustadz sebagai penjawabnya. Tetapi ketika ustadz menjawab pertanyaan

dari jama’ah yang bertanya, maka ini termasuk ke dalam komunikasi

kelompok karena jawaban dari ustadz didengarkan oleh semua jama’ah

pengajian.

3. Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari atau

menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikan materinya sehingga

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku.80

Diskusi adalah suatu cara penyampaian materi, dimana Ustadz

memberikan kesempatan kepada anggota jama’ah pengajian untuk

mendiskusikan suatu pembicaraan mengenai materi ceramah yang telah

disampaikan, tujuannya untuk mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan serta untuk dapat memecahkan suatu masalah. Misalnya,

ustadz memberikan materi tentang batasan aurat bagi laki-laki dan

perempuan, setelah itu jama’ah pengajian harus mendiskusikannya dan

memberikan kesimpulan berdasarkan hasil kesepakatan diskusi mereka.

80

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Guru Agama Sekolah

Lanjutan Atas, 1974/1975, h.15

Page 69: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Menurut informan 1, 5, dan 9 metode diskusi sangat tepat

digunakan dalam pengajian agar jama’ah bisa mendiskusikan masalah-

masalah yang rumit dan jama’ah juga bisa mengungkapkan pendapatnya

masing-masing. Selain itu suasana pengajian juga akan terasa lebih hidup

dan tidak membosankan.

Metode diskusi ini termasuk ke dalam komunikasi kelompok,

karena dalam diskusi, melibatkan semua jama’ah pengajian.

4. Personal Approach ( Pendekatan Secara Pribadi)

Metode personal approach yaitu metode yang dilaksanakan

dengan cara langsung melakukan pendekatan kepada setiap pribadi.81

Metode ini pada prakteknya dilaksanakan secara individu, yaitu dari

pribadi ke pribadi secara tatap muka. Meskipun jama’ah yang dihadapi

berjumlah banyak, tetapi cara menghadapinya melalui satu persatu.

Metode personal approach yang digunakan oleh Ustadz ialah

berupa dialog yang merupakan suatu pembicaraan secara pribadi dan tatap

muka yang dilakukan oleh Ustadz terhadap salah satu jama’ahnya, yang

memerlukan perhatian penuh dan nasihat-nasihat untuk mengatasi masalah

yang dihadapi oleh jama’ah tersebut.

Metode seperti ini biasanya dilakukan oleh jama’ah pengajian yang

malu untuk bertanya secara langsung pada saat pengajian berlangsung. Hal

ini biasanya dikarenakan masalah yang dihadapi atau pertanyaan yang

akan diajukan tersebut terlalu pribadi dan tidak ingin diketahui oleh

jama’ah yang lain. Oleh karena itu, metode ini sangat tepat untuk jama’ah

81

Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutbah Agama Islam Pusat, Risalah

Metodologi dakwah Terhadap Narapidana, (Jakarta: 1978), h.36

Page 70: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

yang memerlukan perhatian khusus dan nasihat-nasihat untuk mengatasi

masalah yang dihadapinya.

Menurut informan 8, metode ini bisa menbantu jama’ah pengajian

yang ingin berkonsultasi dengan ustadz mengenai masalah yang dihadapi,

dan ustadz dapat memberikan nasehat atau solusi atas apa yang dihadapi

jama’ah tersebut.

Metode personal approach sudah sangat jelas masuk ke dalam

kategori komunikasi antar pribadi. Dalam metode ini hanya melibatkan

ustadz dengan salah satu jama’ah pengajian yang ingin berkonsultasi

secara pribadi dan tatap muka kepada ustadz.

Dari beberapa metode yang digunakan oleh ustadz dalam pengajian

Ar-Ruhul Jadid, bentuk komunikasi yang paling banyak digunakan dalam

pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah komunikasi kelompok. Komunikasi

kelompok tidak hanya digunakan pada saat ustadz memberikan ceramah

kepada jama’ah pengajian atau pada saat pengurus mengadakan rapat

dengan anggota pengajian. Tetapi, komunikasi kelompok juga digunakan

pada saat tanya jawab dan diskusi yang semuanya melibatkan ustadz dan

jama’ah pengajian.

D. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi dalam Pengajian

Ar-Ruhul Jadid

1. Faktor Pendukung Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid

a. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar

Page 71: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Dukungan dari masyarakat sekitar yang berada dekat dengan tempat

pengajian, memberikan dukungan dan kepercayaan terhadap pengajian

Ar-Ruhul Jadid. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang menyuruh

anak-anak remaja mereka untuk mengikuti pengajian tersebut guna

menambah pengetahuan tentang agama bagi anak-anak mereka.

b. Adanya dukungan dari remaja

Rasa keagamaan yang dimiliki oleh remaja merupakan salah satu dari

faktor pendukung pelaksanaan dakwah melalui pengajian. Dengan

faktor tersebut dapat memotivasi remaja untuk ikut dalam setiap

kegiatan pengajian, sehingga upaya untuk mewujudkan remaja yang

berakhlakul karimah dapat terwujud.

c. Adanya dukungan dari orang tua

Orang tua yang memberikan perhatian terhadap anak-anak remaja

mereka dalam kegiatan pengajian adalah mereka yang mempunyai

semangat keagamaan yang tinggi yang menginginkan anak-anak

remaja mereka mengikuti pengajian untuk menambah pengetahuan

tentang agama. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan

informan 3, yang menyebutkan alasan mengikuti pengajian adalah

karena perintah dari orang tuanya.

d. Materi pengajian

Materi pengajian yang diberikan Ustadz kepada jama’ah pengajian

juga menjadi faktor pendukung, karena materi yang diberikan tidak

hanya menyangkut masalah ibadah saja, tetapi juga meliputi masalah

Page 72: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

fiqh, akidah dan akhlak, sehingga jama’ah pengajian mengetahui lebih

banyak tentang agama.

e. Sarana

Sarana yang dimaksud adalah tempat saat berlangsungnya kegiatan

pengajian. Pengajian Ar-Ruhul Jadid sudah memiliki tempat sendiri

untuk melaksanakan kegiatan pengajian yang diadakan setiap Hari

Minggu ba’da Isya. Selain itu juga ada alat pengeras suara (speaker)

yang digunakan Ustadz dalam menyampaikan materi, sehingga

memudahkan penyampaian pesan kepada jama’ahnya karena lebih

mudah terdengar.

2. Faktor Penghambat Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid

Dalam setiap kegiatan pengajian yang memperoleh keberhasilan,

pasti menempuh berbagai hambatan-hambatan yang harus diatasi, agar

kegiatan pengajian tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan da’i

dan mad’unya. Hambatan-hambatan yang terdapat di Pengajian Ar-Ruhul

Jadid adalah sebagai berikut:

a. Hambatan Semantik

Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis kepada ustadz

pengajian Ar-Ruhul Jadid, bahwa terdapat hambatan semantik dalam

penggunaan bahasa arab atau ketika ustadz membaca ayat-ayat Al-

Qur’an atau hadits dalam menyampaikan materi pengajiannya. Karena

tidak semua jama’ah pengajian mengerti bahasa Arab. Kecuali bagi

Page 73: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

jama’ah yang pemahaman tentang agamanya lebih banyak, sehingga

tidak sulit untuk menerima materi tersebut.

b. Hambatan Status

Yaitu gangguan yang disebabkan karena adanya jarak sosial diantara

peserta komunikasi. Misalnya, perbedaan status antara senior dan

junior atau status atasan dan bawahan. Karena anggota jama’ah dalam

pengajian Ar-Ruhul Jadid itu usianya berbeda-beda, sehingga sering

terjadi perbedaan dan ketidak kompakkan antara anggota yang satu

dengan yang lain. Misalnya, dalam mengadakan suatu kegiatan,

pengurus lebih banyak melibatkan anggota yang lebih tua dikarenakan

lebih dapat diandalkan dari pada anggota yang masih muda. Hal seperti

inilah yang menjadi penghambat bagi pengurus dan anggota pengajian

untuk menciptakan kekompakkan dalam bekerjasama.

c. Hambatan Kerangka Berfikir

Setiap anggota jama’ah pengajian memiliki daya tangkap dan latar

belakang pendidikan yang berbeda sehingga terjadi salah penafsiran

dan pemahaman yang berbeda terhadap materi yang disampaikan oleh

ustadz. Misalnya, ustadz menyampaikan materi dengan menggunakan

bahasa arab atau menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, bagi

jama’ah yang latar belakang pendidikannya sekolah umum dan

pelajaran agamanya sedikit, akan sulit mengerti dan memahami.

Berbeda dengan jama’ah pengajian yang latar belakang pendidikannya

sekolah agama, pesantren atau pendalaman agamanya lebih dalam,

akan mudah mengerti dan memahami materi tersebut. Oleh karena

Page 74: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

itulah, peran ustadz disini sangat diperlukan agar semua jama’ah

pengajian dapat menerima dan memahami semua materi yang

diberikan oleh ustadz dengan baik.

Page 75: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komunikasi dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid antara lain ada komunikasi

verbal, komunikasi non verbal, komunikasi antar pribadi, komunikasi

kelompok dan komunikasi medio. Tetapi komunikasi yang paling banyak

digunakan dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah komunikasi kelompok,

karena dalam komunikasi kelompok melibatkan seluruh elemen dalam

pengajian, baik ustadz, pengurus maupun anggota pengajian. Metode yang

digunakan oleh Ustadz H. ahmad Turmudzi dalam pengajian Ar-Ruhul

Jadid adalah dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan pendekatan

secara pribadi. Dari keempat metode yang digunakan, tiga diantaranya

yaitu metode ceramah, tanya jawab dan diskusi adalah metode yang

termasuk kedalam bentuk komunikasi kelompok. Selain itu, faktor

pendukung komunikasi dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid diantaranya yaitu

adanya dukungan dari masyarakat sekitar, adanya dukungan dari orang tua

dan adanya dukungan dari remaja itu sendiri yang termotivasi untuk ikut

dalam kegiatan pengajian. Sedangkan faktor penghambat komunikasi yang

terjadi dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid adalah hambatan semantik berupa

penggunaan bahasa Arab oleh ustadz, hambatan status berupa perbedaan

usia sehingga terdapat perbedaan pemahaman, dan hambatan kerangka

berfikir berupa daya tangkap dan latar belakang pendidikan yang dimiliki

oleh jama’ah pengajian berbeda.

Page 76: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

B. Saran

1. Hendaknya dari setiap bentuk komunikasi yang sudah dikembangkan

dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid baik antara ustadz, pengurus dan anggota

pengajian lebih ditingkatkan lagi, agar kegiatan dan tujuan dari pengajian

Ar-Ruhul Jadid dapat tercapai dan berjalan dengan baik.

2. Untuk pengurus dan anggota pengajian hendaknya lebih ditingkatkan lagi

kekompakkan dan kerjasamanya dalam menjalankan tujuan dan kegiatan

pengajian, sehingga pengajian bisa menjadi lebih baik lagi dan semakin

berkembang.

3. Untuk lebih meningkatkan kualitas pengajian, alangkah baiknya apabila

pengajian Ar-Ruhul Jadid menambah program kerja dan kegiatan yang

lebih meningkatkan keimanan dan mempererat ukhuwah Islamiyah antar

para remaja.

Page 77: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

DAFTAR PUSTAKA

Abda, Slamet Muhaemin, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1994, cet.ke-1.

Amin, H.M. Mansyur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogya: Al-Amin Press,

1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1996.

Barmawi, Azas-Azas dan Ilmu Dakwah, Solo: Ramadhani, 1984, cet.ke-1.

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Guru Agama Sekolah

Lanjutan Atas, 1974/1975.

Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya,

1992.

_______, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005, cet. Ke-19.

_______, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2002, cet. Ke-2.

Handjana, Agus M., Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Yogyakarta:

Kanisius, 2003.

Hasanuddin, Abu Bakar, Meningkatkan Mutu Dakwah, Jakarta: Media Dakwah,

1999, cet Ke-2.

Liliweri, Alo, Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal, Bandung: PT.

Citra Aditya, 1994.

M. Arifin, M.ed, Kapitaselekta Pendidikan: Islam dan Umum, Jakarta: Bumi

Aksara, cet. Ke-4.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, ed Revisi, Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2007, cet. Ke-23.

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Page 78: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Mutmainah, Siti dan Fauzi, Ahmad, Psikologi Komunikasi, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2005.

Nasution, Zulkarimein, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.

Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005,

cet. Ke-2.

Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutbah Agama Islam Pusat,

Risalah Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana, Jakarta: 1978.

Rhasyidi, Lathief, T.A., Dasar-Dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi,

Medan, 1985.

Salam, Syamsir, Pedoman Penulisan Skripsi, Diktat fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Jakarta, 2003.

Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka,

1998.

Shaleh, A. Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Suryobroto, B., Mengenai Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru

dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: Amarta, 1986.

Ss, Daryanto, Kamus Umum Bahasa nIndonesia, Jakarta: Apollo, 1997.

Susanto, Phil Astrid, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek (1), Bandung: Bina

Cipta, 1998.

Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, cet.

Ke-1.

Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtar Baru Van Hoeve, 1994,

cet. Ke-3.

Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2002, ed.3, cet. Ke-2.

Widjaja, H.A.W., Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2000.

_______,Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, cet. Ke-3

Page 79: KOMUNIKASI DALAM PENGAJIAN AR-RUHUL JADID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19204/1/CHOIRUNNISA-FDK.pdf · cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Grasindo, 2001, Cet. Ke-2.

Ws, Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1999.

Ya’kub, Hamzah, Publisistik Islam, Tekhnik Dakwah dan Leadership, Bandung: CV. Diponegoro, 1981, cet.ke-II.

Zaidan, Abdul Karim, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 1984,

cet. Ke-2.