komunikasi antara masyarakat muslim dengan masyarakat … · 2017-01-19 · masyarakat muslim...

158
KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT NON-MUSLIM DALAM KONTEKS TOLERANSI BERAGAMA PADA BULAN RAMADHAN DI KELURAHAN PARAPAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Ratih Pratiwi NIM: 1112051000016 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN

MASYARAKAT NON-MUSLIM DALAM KONTEKS TOLERANSI

BERAGAMA PADA BULAN RAMADHAN DI KELURAHAN PARAPAT,

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Ratih Pratiwi

NIM: 1112051000016

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 3: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 4: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 5: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

i

ABSTRAK

Nama : Ratih Pratiwi

NIM : 1112051000016

Judul : Komunikasi Antara Masyarakat Muslim dengan Masyarakat

Batak non-Muslim dalam konteks Toleransi Beragama pada bulan

Ramadhan di Kelurahan Parapat, Sumatera Utara

Manusia tidak akan lepas dari komunikasi antar pribadi dan antar

kelompok dengan berbagai latar belakang budaya dan agama. Jika komunikasi di

antara mereka berlangsung tidak efektif maka akan terjadi konflik di antara

kelompok masyarakat itu. Agar tidak terjadi konflik di antara mereka maka

diperlukan sikap toleransi beragama. Di kelurahan Parapat masyarakat Muslim

adalah kelompok minoritas dan masyarakat non-Muslim adalah kelompok

mayoritas. Pada bulan Ramadhan belum pernah terjadi konflik di antara mereka

walaupun terdapat banyak perbedaan di antara mereka.

Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan tulisan ini adalah menjawab

pertanyaan. Adapun pertanyaannya adalah, Bagaimana pola komunikasi yang

terjadi antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat dalam konteks toleransi beragama di bulan Ramadhan? Bagaimana

toleransi beragama di antara kedua kelompok? Apa saja faktor pendukung dan

penghambat terjadinya komunikasi antara masyarakat Muslim dengan masyarakat

non-Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi beragama di bulan

Ramadhan?

Sikap Empatik adalah salah satu elemen penting dalam komunikasi.

Komunikasi empatik akan efektif bila memiliki pengertian dan perhatian antara

komunikator dan komunikan. Empati memberikan kekuatan untuk mengubah

kondisi-kondisi negatif ketika seseorang berusaha meningkatkan interaksi dengan

orang lain. Empati memungkinkan untuk memahami secara emosional dan

intelektual mengenai sesuatu yang dialami orang lain.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan datanya dengan teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya

menggunakan teknik etnografi.

Pola komunikasi yang terjadi di antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat adalah pola komunikasi pribadi dan

pola komunikasi kelompok. Toleransi beragama yang ditunjukkan masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim sangat baik karena mereka saling

menghargai satu sama lain dan tidak mengganggu ibadah masing-masing agama.

Karena toleransi beragama yang baik sehingga tidak pernah terjadi konflik di

antara kedua kelompok masyarakat itu di bulan Ramadhan bahkan mereka saling

menjaga keamanan satu sama lain. Adapun faktor pendukung komunikasi diantara

masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan,

rasa saling menghargai satu sama lain, sikap gotong royong, imitasi, rasa simpati

dan sikap kekeluargaan. Adapun faktor penghambat terjadinya komunikasi di

antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah adanya sikap

stereotipe dan prasangka sosial.

Kata Kunci: Komunikasi, Toleransi Beragama, Empati, Ramadhan, Konflik.

Page 6: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulilah, segala puja-puji bagi Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat kesehatan yang diberikan kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

“KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN

MASYARAKAT NON-MUSLIM DALAM KONTEKS TOLERANSI

BERAGAMA DI KELURAHAN PARAPAT, SUMATERA UTARA”. Shalawat

serta salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW serta

keluarganya, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penelitian ini bukan semata-mata hasil karya penulis sendiri, tetapi juga

merupakan hasil serta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis juga

merasa bahwa dalam skripsi ini terdapat banyak kekurangan, terutama disebabkan

karena keterbatasan penulis sebagai manusia, untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan. Selanjutnya tidak lupa penulis haturkan

terima kasih kepada semua pihak atas segala bimbingan dan bantuannya, semoga

amal baik tersebut mendapatkan balasan dari Allah SWT. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang penulis sayangi dan hormati, terima kasih

telah merawat dan mengajarkan hal-hal yang positif kepada penulis serta

motivasi baik berupa moril dan material dan juga atas doa yang

dipanjatkan untuk penulis. Kedua adikku M. Haro Baskoro dan Mira

Praptiningsih yang selalu menjadi penyemangat dan pengingat skripsi ini,

Page 7: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

iii

dan juga buat semua keluarga penulis yang selalu menyemangati dan

mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

3. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan

Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Ade Masturi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang bersedia

membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama

penulisan skripsi saya.

6. Bapak Parningotan Girsang selaku lurah kelurahan Parapat beserta staff

kelurahan Parapat yang telah membantu penulis dalam memberikan data-

data penelitian skripsi ini.

7. Ustadz Suadji selaku pemuka agama di kelurahan Parapat, Pdt Anggiat

Hutahuruk sebagai Pendeta di gereja HKBP Parapat, Bapak Sumari selaku

ketua kenaziran mesjid Raya Taqwa Parapat, Bapak H. Maimun selaku

ketua MUI kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Bapak Jan Warisman

Damanik selaku pimpinan Gereja GKPS Parapat dan Bapak Ramsion

Barutu selaku pengurus gereja Katolik Parapat yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan informasi kepada penulis.

Page 8: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

iv

8. Kepada masyarakat kelurahan Parapat yang secara langsung dan tidak

langsung sudah menjadi objek penulisan skripsi ini. Kepada mereka yang

sudah memberi informasi mengenai permasalahan dalam skripsi ini.

9. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

terima kasih telah mengajari dan memberikan ilmu kepada penulis, dan

saya ucapkan mohon maaf apabila dalam proses perkuliahan, ada sikap

atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu, penulis sangat

harapkan doa dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah Bapak/ Ibu berikan

menuai banyak keberkahan.

10. Seluruh kayawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta

pengelola perpustakaan Fakultas dan perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas layanannya, semoga pelayanan

kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

11. Teman-teman KKN Mahatma, Zaky, Dea, Afni, Imam, Bahri, Roni, Tian,

Alif, Julham yang selalu memberi semangat dan mendoakan penulis dalam

penulisan skripsi ini.

12. Teman-teman kelas KPI A, sahabat penyemangat dalam menyelesaikan

penelitian ini Aisyah, Rohima, Mia, Nisa, Faizah, Ajeng, Dani, Kiki,

Ricca, Akbar, Mamat, Tiwi, Nunu, Wiwi, Diana, Ami, dan lain-lain terima

kasih atas segalanya.

13. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun tidak mengurangi

rasa hormat saya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

keikhlasan yang diberikan kepada penulis.

Page 9: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

v

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, semoga segala apa yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat

membuahkan manfaat serta memberikan nilai kebaikan terkhususnya bagi para

penulis maupun pembaca sekalian. Dan semoga dapat menjadi suatu amalan

kebaikan dalam bidang dakwah di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2016

Ratih Pratiwi

Page 10: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin sadar atau tidak telah melakukan

komunikasi dengan orang yang berbeda ras, etnik, kelompok dan budaya

dengannya, karena berkomunikasi adalah salah satu hal yang selalu di lakukan

dalam kehidupan sehari-hari. Manusia tidak bisa lepas dari yang namanya

komunikasi. Bahkan dengan orang yang berbeda budaya dan agama dengannya

sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak peduli dimana berada, selalu

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari

kelompok ras, etnik atau budaya lain. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan

orang-orang yang berbeda kebudayaan, merupakan pengalaman baru yang selalu

dihadapi.1

Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi dengan

lingkungannya. Karena manusia saling membutuhkan satu sama lainnya guna

memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak akan lepas dari komunikasi antar

pribadi dan antar kelompok dengan berbagai latar belakang budaya yang ada.

Begitu pula dengan orang yang memiliki latar belakang agama yang berbeda.

Dalam kehidupan di masyarakat pasti sering ditemui orang yang bertetangga

adalah orang yang berbeda agama dan mereka melakukan interaksi sosial dengan

cara berkomunikasi.

1Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),h. 5.

Page 11: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

2

Hubungan individu atau kelompok dari lingkungan kebudayaan yang berbeda

akan mempengaruhi pola komunikasi, karena perbedaan budaya yang memiliki

sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup

yang berbeda.2

Jika komunikasi yang berlangsung tidak efektif maka yang terjadi adalah

timbul pertikaian atau konflik antara dua budaya yang berbeda. Komunikasi yang

tidak efektif ini kerap kali terjadi jika tidak ada kesamaan persepsi tentang pesan

yang disampaikan. Dalam komunikasi antar budaya dan agama hambatan yang

sering muncul adalah dikarenakan perbedaan bahasa, norma dan adat kebiasaan

yang dijadikan pedoman dalam melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Karena itu peran komunikasi dalam mengurangi terjadinya perbedaan makna

sangat penting. Agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis di dalam

masyarakat dan bisa terwujud kesadaran bahwa masyarakat yang berbeda budaya

ini tetaplah masih dalam wilayah kesatuan Negara Indonesia, serta dapat

menghormati dan menghargai perbedaan tersebut.

Ketika berkomunikasi dengan orang lain, dihadapkan dengan bahasa-bahasa,

aturan-aturan dan nilai-nilai yang berbeda. Sulit bagi seseorang untuk memahami

komunikasi mereka bila sangat etnosentrik. Menurut Summer dalam Mulyana

etnosentrik adalah “memandang segala sesuatu dalam kelompok sendiri sebagai

pusat segala sesuatu itu dan hal-hal lainnya diukur dan dinilai berdasarkan rujukan

kelompoknya.” Pandangan-pandangan etnosentrik itu antara lain berbentuk

2Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi antar Budaya, (Bandung: PT Remaja

Rosadakarya,2005), h. vi.

Page 12: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

3

stereotipe yaitu suatu generalisasi atas sekelompok orang, objek atau peristiwa

secara luas dianut suatu budaya. Ini tidak berarti bahwa stereotipe salah. Ada

setitik kebenaran dalam stereotipe dalam arti bahwa stereotipe cukup akurat

sebagai informasi terbatas untuk menilai sekelompok orang yang hampir tidak di

kenal. Namun bila di terapkannya kepada individu tertentu, kebanyakan stereotipe

tidak tepat dan banyak keliru. Situasi-situasi yang memalukan bisa muncul bila

bergantung pada streotipe ketimbang persepsi langsung.3

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,

abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

masyarakat.4 Agama adalah merupakan bagian dari budaya. Hal yang menarik dari

agama adalah bahwa hal-hal yang sakral telah mengikat orang bersama-sama

dalam memelihara cara pandang budaya mereka selama ribuan tahun. Kaitan

antara agama dan budaya adalah sangat jelas. Guruge dalam Larry Samover juga

menyatakan hal yang sama ketika ia mengamati bahwa “agama dan peradaban

saling bergandengan tangan dalam evolusi manusia sampai pada tahap yang tidak

dapat disimpulkan seseorang dimana setara dan berdampingan.”5

Menurut Emile Durkheim agama adalah suatu sistem yang terpadu yang

terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Di

dunia ini umat manusia tidak hanya menganut satu agama tetapi banyak agama.

3Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi antar Budaya, h. viii.

4Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi antar Budaya, h. 24.

5Larry, A. Samovar, dkk., Komunikasi Lintas Budaya. Penerjemah Indri Margaretha

Sidabalok (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 123-126.

Page 13: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

4

Ada delapan agama terbesar di dunia menurut kitab suci mereka yaitu Kristen

dengan populasi penduduk terbesar saat ini dengan 2,1 milliar pemeluknya di

seluruh dunia terkonsentrasi di Eropa, Amerika, Australia dan Afrika Tengah dan

Selatan. Yang kedua ada agama Islam dengan jumlah pemeluk sekitar 1,7 milliar

dengan konsentrasi di Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara dan Asia

Tenggara. Yang Ketiga ada agama Hindu dengan jumlah pemeluk sekitar 800 juta

yang terbanyak di India, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Yang keempat ada

agama Budha dengan jumlah pemeluk 600 juta jiwa dengan konsentrasi di China,

Tibet, Thailand dan Asia Selatan. Yang kelima ada agama Konghucu dengan

jumlah pemeluk 100-150 juta jiwa dan berkembang pesat di China. Yang keenam

ada Sikhism berkembang pesat di Pakistan dan India di sekitar wilayah Punjab,

memiliki pengikut sebanyak 25 juta jiwa. Yang ketujuh agama Yahudi dengan

terbesar di Israel, Amerika Utara dan Eropa dengan jumlah pengikut 15 juta jiwa.

Yang terakhir ada Zoroaster yang berkembang 2500 tahun yang lalu di Persia,

sekarang di Iran dan India dengan jumlah pengikut sebanyak 4 juta jiwa.6

Begitu pula di Indonesia menganut berbagai agama. Menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) dalam hasil sensus penduduk tahun 2010, pemeluk agama Islam

pada tahun 2010 tercatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18%), pemeluk agama

Kristen Protestan sebanyak 16,5 juta jiwa (6,96%), pemeluk agama Kristen

Katolik sebanyak 6,9 juta jiwa (2,9%), pemeluk agama Hindu sebanyak 4.012.116

juta jiwa (1,69%) dan pemeluk agama Budha sebanyak 1.703.254 juta jiwa

6R Lord, 8 Agama Terbesar di Dunia, diakses pada tanggal 10 Juni 2016 pada pukul 08.00 dari

https://sites.google.co./site/lordcomputert/unida/agama/8-agama-terbesar-di-dunia

Page 14: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

5

(0,72%). Sementara itu, agama Khong Hu Cu sebagai agama termuda yang diakui

oleh pemerintah Indonesia dianut sekitar 117,1 ribu jiwa (0,05%).7 Mayoritas

penduduk Indonesia beragama Islam tetapi di beberapa wilayah di Indonesia Islam

menjadi agama yang minoritas seperti di Papua, Sulawesi Utara, NTT dan lainnya.

Termasuk juga di provinsi Sumatera Utara yaitu di kecamatan Girsang

Sipanganbolon agama Islam menjadi agama yang minoritas, sedangkan agama

terbanyak adalah agama Protestan. Hal ini terlihat dari laporan kependudukan

kecamatan Girsang Sipanganbolon, bahwa 993 orang beragama Islam, 9.187 orang

beragama Protestan, 1.939 orang beragama Katolik dan 47 orang beragama Budha.

Sementara itu di kelurahan Parapat terdapat 395 orang beragama Islam, 3.686

orang beragama Protestan, 810 orang beragama Katolik dan 34 orang beragama

Budha.8 Tetapi kedua kelompok masyarakat yang berbeda ini sudah lama hidup

berdampingan sehingga sudah terjalin komunikasi antara masyarakat Muslim dan

masyarakat non-Muslim. Bahkan antara masyarakat Muslim dan non-Muslim di

kelurahan Parapat belum pernah terjadi konflik yang menyebabkan kedua

kelompok masyarakat ini saling bermusuhan.9 Hal ini tentunya dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti kepercayaan, perdagangan, aktivitas sehari-hari dan toleransi

beragama.

Toleransi beragama adalah suatu sikap menghargai dengan sabar

menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Toleransi

7 Badan Pusat Statistik (BPS), Hasil Sensus Penduduk 2010: Kewarganegaraan, Suku, Bangsa,

Agama dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia (Jakarta: BPS, 2010), h. 10. 8 Data Monografi Kecamatan Girsang Sipanganbolon Mei 2016.

9Hasil Wawancara dengan Ustad Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada tanggal 13 Juni

2016

Page 15: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

6

hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama dan

berdampingan bersama dengan masyarakat penganut agama lainnya, dengan

memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan masing-masing

tanpa adanya paksaan atau tekanan.Apabila toleransi ini tidak dilakukan maka

yang terjadi adalah timbulnya konflik di antara umat beragama. Seperti yang telah

beberapa kali terjadi di Indonesia, beberapa contoh terjadinya konflik antar agama,

seperti kasus Tolikara pada Juli 2015 lalu10

dan juga peristiwa Poso dari tahun

1998-2002.11

Tujuan toleransi beragama tentu untuk menciptakan perdamaian dan

menghindari perpecahan antarumat beragama. Al-qur’an telah jelas

memerintahkan hal tersebut dalam surah Asy-Syura ayat 13:

10

(Kasus ini adalah terjadinya pembakaran mesjid Baitul Muttaqin hari Jumat 17 Juli 2015 ketika

warga Muslim sedang melaksanakan Shalat Ied pada pukul 07.00 WIT. Kasus ini bermula dari

surat edaran tentang pelarangan bagi umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri dikarenakan

Sinode Gereja Injil Indonesia juga mengadakan pertemuan nasional yang mengahadirkan 2000

orang perwakilan daerah. Peristiwa ini menyebabkan satu orang meninggal dan puluhan lainnya

terluka. Sumber: Joko Panji Sasongko, Kapolri Beberkan Kronologi Insiden Tolikara, CNN

Indonesia 23-07-2015) 11

(Rangkaian peristiwa kerusuhan dan konflik di Poso mencapai puncaknya pada tahun 2000 dan

2002, tetapi sudah dimulai sejak akhir Desember 1998, di sekitar hari Natal dan bulan suci

Ramadhan, lalu berkepanjangan secara bergelombang hingga tahun 2003. Konflik ini berawal dari

masalah sepele, perkelahian antar pemuda yang kebetulan berbeda agama gara-gara minuman keras

yang bercampur dengan persaingan dalam kampanye politik lokal lalu berkembang menjadi

pertikaian antar agama antara lain dalam bentuk pemukiman dan rumah ibadah. Jan S. Aritonang,

Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), h. 538.

Page 16: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

7

Artinya: Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah

diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan

apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah

agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-

orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada

agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -

Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Selain larangan menghina kepercayaan orang lain, Islam juga menjelaskan

hubungan yang harus dibangun seorang Muslim dengan masyarakat yang lain.

Masyarakat Muslim bertanggung jawab untuk mengadopsi akhlak Nabi dan

menjadi toleran serta adil kepada masyarakat lain. Termasuk percaya terhadap

seluruh kitab suci ciptaanNya serta menghormati kepercayaan orang lain. Orang

ini bisa jadi apa saja. Orang Budha, orang Yahudi, orang Kristen bahkan orang

Atheis. Sikap-sikap jujur dan asil seperti itu akan menimbulkan dampak positif di

hati mereka, tidak peduli apa atau siapa saja yang mereka percayai. Bahkan jika

mereka tidak memiliki kepercayaan sekalipun. Hal ini akan membuat mereka

merasa lebih dekat dengan Islam.12

Di kelurahan Parapat terdapat sekolah STT (Sekolah Tinggi Teologi) Trinity

yang merupakan sekolah milik non-Muslim, setiap pagi dari hari senin sampai

minggu dari pukul 06.00-07.00 WIB mereka memperdengarkan kajian mereka

menggunakan pengeras suara sehingga suaranya kedengaran sampai ke rumah-

rumah warga kelurahan Parapat. Bahkan ketika bulan Ramadhan mereka tetap

memperdengarkan kajian mereka tersebut. Sedangkan masyarakat Muslim

memperdengarkan adzan memakai pengeras suara hanya shalat Subuh, Maghrib

dan Isya saja sedangkan Zuhur dan Ashar tidak memperdengarkan Adzan

12

Harun Yahya, Keadilan dan Toleransi dalam Alqur’an, (Jakarta: Iqra Insan Press, 2004), h.44.

Page 17: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

8

memakai pengeras suara. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi

konflik diantara masyarakat yang berbeda agama ini dikarenakan masyarakat

Muslim adalah minoritas di kelurahan Parapat.

Secara umum, kehidupan beragama antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat pada bulan Ramadhan terjalin

dengan harmonis. Mereka saling menghargai satu sama lain, karena buat mereka

kata “agamaku adalah buatku dan agamamu buatmu” itu dijalankan oleh mereka.

Mereka tidak mengganggu agama orang lain yang berbeda dengan agamanya

terutama pada bulan Ramadhan masyarakat non-Muslim menghargai dan

menghormati ibadah yang dilakukan oleh masyarakat Muslim. Bahkan mereka

saling menjaga satu sama lain agar tidak terjadi konflik diantara mereka.

Adanya hubungan komunikasi yang terjalin antara masyarakat Muslim

minoritas dan masyarakat Batak non-Muslim mendorong penulis untuk melihat

secara jelas bagaimana gambaran secara jelas mengenai pola komunikasi,

prasangka dan sterotipe yang muncul dan faktor pendukung dan penghambat serta

melihat berbagai bentuk kegiatan yang menunjang terbentuknya hubungan

tersebut. Untuk itu penulis mengambil judul skripsi ini dengan judul “Komunikasi

Antara Masyarakat Muslim dengan Masyarakat Batak non-Muslim dalam konteks

Toleransi Beragama pada bulan Ramadhan di Kelurahan Parapat, Sumatera

Utara.”.

Page 18: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

9

B. Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi/penelitian ini lebih terarah, penulis merasa perlu

membuat pembatasan masalah .Adapun pembatasan masalah dalam penulisan

skripsi/penelitian ini adalah pertama terkait masalah tempat penelitian yaitu

penulis membatasi wilayah yang menjadi objek penelitian yaitu kelurahan Parapat

kecamatan Girsang Sipanganbolon kabupaten Simalungun. Kedua terkait dengan

fokus penelitiannya, penulis akan memfokuskan penelitian/skripsi ini pada

toleransi beragama pada saat bulan Ramadhan oleh masyarakat Muslim di

kelurahan Parapat. Ini dikarenakan karena di bulan Ramadhan itu biasanya syiar

agama terdengar dengan jelas dan lebih menonjol dibandingkan bulan-bulan

lainnya. Penelitian/skripsi ini melihat bagaimana toleransi beragama yang

ditunjukkan masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat

pada bulan Ramadhan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi

beragama di bulan Ramadhan?

2. Bagaimana toleransi beragama yang ditunjukkan kedua kelompok tersebut?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat terjadinya komunikasi antara

masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat

dalam konteks toleransi beragama di bulan Ramadhan.

Page 19: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

10

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara masyarakat Muslim

dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi

beragama di bulan Ramadhan.

2. Untuk mengetahui toleransi beragama yang ditunjukkan oleh kedua kelompok

tersebut di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi beragama pada bulan

Ramadhan.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi yang

terjadi dalam masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat dalam konteks toleransi beragama di bulan Ramadhan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk

penelitian selanjutnya, khususnya dalam kajian komunikasi antar agama dan

budaya dan juga dalam konteks toleransi beragama.

2. Manfaat Praktis

Memberikan masukan kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya

konflik, akibat kesalahpahaman cara pandang dalam memahami atau

menafsirkan sebuah pesan yang digunakan oleh komunikator yang berbeda

agama dan budaya.

Page 20: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

11

F. Tinjauan Pustaka

Penulis telah melakukan tinjauan pustaka sebelum menentukan judul

penelitian ini. Tinjauan pustaka yang penulis lakukan adalah di perpustakaan yang

terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga perpustakaan

Utama Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Penulis juga

mencari-cari judul yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan ini

di Internet. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, terdapat beberapa

judul skripsi yang memiliki kesamaan, yaitu:

Skripsi karya Muhammad Yusup Supandi pada tahun 2010 yang berjudul“

Komunikasi Antar Budaya (Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab dengan

Masyarakat Pribumi di Kelurahan Empang Bogor).13

Subjek pada penelitian ini

adalah etnis Arab dan masyarakat Pribumi yang maksudnya adalah masyarakat

Sunda di kelurahan Empang Bogor. Objek pada penelitian ini adalah pola

komunikasi antarbudaya. Subjek pada penelitian ini dan penelitian yang akan

penulis lakukan berbeda sedangkan objek penelitiannya sedikit berbeda, pada

skripsi ini objek pada penelitian yaitu mengenai pola komunikasi. Sedangkan

objek penelitian yang penulis lakukan adalah pola komunikasi terkait dengan

toleransi beragama pada bulan Ramadhan.

Hasil dari penelitian ini adalah hubungan antara etnis Arab dengan masyarakat

pribumi di Kelurahan Empang Kota Bogor berlangsung secara alamiah serta

terjalin dengan baik. Faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya pola

13

Muhammad Yusup Supandi, Komunikasi Antar Budaya (Studi pada Pola Komunikasi Etnis Arab

dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Empang Bogor), (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2010).

Page 21: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

12

hubungan komunikasi etnis Arab dengan masyarakat Pribumi adalah adanya peran

agama yang sama dan banyak kegiatan keagamaan yang sering dilakukan.

Skripsi karya Muchammad Arief Sigit Muttaqien pada tahun 2009 yang

berjudul “ Komunikasi Antar Budaya (Study Pada Pola Komunikasi Masyarakat

Muhammadiyah dan NU di Desa Pringapus, Semarang, Jawa Tengah).14

Subjek

pada penelitian ini adalah masyarakat Muhammadiyah dan NU di desa Pringapus,

Semarang, Jawa Tengah. Objek pada penelitian ini adalah pola dari komunikasi

antara masyarakat Muhammadiyah dan masyarakat NU. Dalam penelitian ini

memakai teori komunikasi organisasi. Dalam penelitian ini meneliti tentang dua

organisasi besar Islam yang terdapat di desa Pringapus sedangkan pada penelitian

yang penulis lakukan adalah dua kelompok masyarakat yang berbeda agama yaitu

masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim. Pola komunikasi yang lebih

di tonjolkan dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi dalam kontes

komunikasi antarbudaya sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan

pola komunikasi yang akan diteliti adalah semua pola komunikasi yang terdapat

dalam masyarakat kelurahan Parapat terkait dengan toleransi beragama pada bulan

Ramadhan.

Hasil dari penelitian ini adalah komunikasi antarbudaya masyarakat

Muhammadiyah dengan masyarakat NU adalah pola komunikasi kelompok kecil

dalam hal keagamaan. Tidak semua kegiatan keagamaan dapat menjadikan

komunikasi yang terjadi antara masyarakat Muhammadiyah dengan masyarakat

14

Arief Sigit Muttaqien, Komunikasi Antar Budaya (Study Pada Pola Komunikasi

Masyarakat Muhammadiyah dan NU di Desa Pringapus, Semarang, Jawa Tengah), (Skripsi

S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2009).

Page 22: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

13

NU berjalan efektif, hal ini disebabkan adanya perbedaan dalam pengalaman

ibadah mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Skripsi karya Siti Aisyah pada tahun 2013 yang berjudul “Pola Komunikasi

antar Umat Beragama (Studi Komunikasi Antarbudaya Tionghoa dengan Muslim

Pribumi di RW 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang).” 15

Subjek pada penelitian

ini adalah warga Tionghoa dan masyarakat Muslim pribumi yang tinggal di

lingkungan RW 04 Kelurahan Mekarsari, kecamatan Neglasari kota Tangerang.

Sedangkan objek penelitiannya adalah pola komunikasi yang terjadi pada etnis

Tionghoa dan masyarakat Muslim pribumi dalam kajian komunikasi antarbudaya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah kedua

subjek pada penelitian ini berbeda dan juga objek pada penelitiannya sedikit

berbeda karena pada penelitian ini fokusnya adalah hanya membahas pola

komunikasi dalam komunikasi antarbudaya khususnya asimilasi, akulturasi dan

enkulturasi sedangkan objek penelitian pada penelitian yang penulis lakukan

adalah bukan hanya pola komunikasi saja yang dibahas tetapi juga toleransi

beragama antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat.

Hasil dari penelitian ini adalah pola komunikasi antara etnis Tionghoa dengan

Muslim pribumi umumnya terdiri dari pola komunikasi antarpribadi dan

kelompok. Dalam kedua pola komunikasi tersebut tidak terlepas dari proses

akulturasi, asimilasi dan enkulturasi.

15

Siti Aisyah, Pola Komunikasi Antar Umat Beragama(Studi Komunikasi Antarbudaya Tionghoa

dengan Muslim Pribumi di RW 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang), (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2013)

Page 23: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

14

Skripsi karya Nurul Ain Kabarokan pada tahun 2014 yang berjudul “

Komunikasi Intra dan Antarbudaya masyarakat Muslim Kei di Kota Tual”.16

Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat Muslim Kei dengan masyarakat non-

Muslim Kei dan masyarakat non-Muslim Kei di kota Tual. Sedangkan objek

penelitiannya adalah pola komunikasi yang terjadi pada masyarakat Muslim Kei

dengan masyarakat non-Muslim Kei dalam kajian komunikasi intra dan

antarbudaya. Penelitian ini dan penelitian yang penulis lakukan mempunyai

perbedaan yaitu di subjek penelitiannya dan juga objek penelitiannya sedikit

berbeda pada penelitian ini fokusnya adalah dalam kajian komunikasi intra dan

antar budaya sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan adalah dalam

konteks toleransi beragama pada bulan Ramadhan tetapi memiliki persamaan yaitu

membahas tentang komunikasi antarbudaya.

Hasil dari penelitian ini adalah dalam kebudayaan masyarakat Kei, ditemukan

bahwa terdapat nilai-nilai yang berharga untuk kehidupan bersama dan sesuai

dengan ajaran-ajaran agama Islam. Nilai tersebut terungkap dalam hukum adat

terttingginya yaitu hukum Larvul Ngabal. Keselarasan antara nila-nilai budaya dan

agama membuat masyarakat Muslim Kei di kota Tual dapat memadukan nilai-nilai

budaya dan agama dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama

masyarakat di sekelilingnya.

Skripsi karya Ricca Junia Ilprima pada tahun 2016 yang berjudul “Analisis

Wacana Pesan Toleransi Antarumat Beragama dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2

16

Nurul Ain Kabarokan, Komunikasi Intra dan AntarBudaya Masyarakat Muslim Kei di Kota Tual,

(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2014).

Page 24: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

15

Karya Habiburrahman El Zhirazy”.17

Subjek dalam penelitian ini adalah Novel

Ayat-ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy, sedangkan objek

penelitiannya adalah kontruksi sosial wacana dari segi dimensi teks sosial, kognisi

sosial dan konteks sosial. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang penulis

lakukan, penelitian ini dilakukan pada analisis teks dalam novel yang di dalamnya

terkandung toleransi beragama sedangkan penulis melakukan penelitian pada

kelompok masyarakat tetapi ada persamaan dari keduanya yaitu membahas

masalah toleransi antarumat beragama.

Hasil dari penelitian ini adalah pesan toleransi beragama dalam bentuk ajakan

berbaik sangka dan tetap menciptakan perdamaian dengan orang-orang

Islamophobia dan pesan toleransi beragama bahwa semua agama itu sama atau

meniadakan agama agar tercipta perdamaian adalah salah manusia tanpa agama.

Pesan toleransi beragama dalam novel ini dipengaruhi oleh fenomena sosial di

masyarakat.

G. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian diatas, maka peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan secara

mendalam situasi atau peristiwa dan pada penelitian ini tidak mencari atau

17

Ricca Junia Ilprima, Analisis Wacana Pesan Toleransi Antarumat Beragama dalam Novel Ayat-

ayat Cinta 2 Karya Habiburrhman El shirazy, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negri Jakarta, 2016).

Page 25: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

16

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi tetapi

membuat penyataan penelitian.18

Berangkat dari permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan

deskriptif. Metode deskriptif merupakan dugaan terhadap suatu variabel

mandiri.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim yang tinggal di Kelurahan Parapat, Kecamatan

Girsang Sipanganbolon, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Alasan

saya mengambil subjek penelitian ini adalah dikarenakan masyarakat

Muslim adalah minoritas dan masyarakat non-Muslim adalah mayoritas

dengan perbandingan penduduk yang cukup jauh. Tetapi mereka hidup

berdampingan dan saling menjaga bahkan belum pernah terjadi konflik

yang melibatkan kedua kelompok tersebut. Sedangkan objek penelitiannya

adalah pola komunikasi masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim

di kelurahan Parapat.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis telah terlebih dahulu

mengadakan preliminary research atau pratinjau penelitian. Peninjauan

sebelum penelitian dilakukan pada Desember 2015 sampai pada Maret

18

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya. 1984),

h. 53.

Page 26: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

17

2016, sepanjang itu penulis mencari tahu dan menelaah tentang gejala-

gejala serta fenomena yang terjadi pada masyarakat setempat dan membaca

serta memperdalam kajian ilmu yang berhubungan dengan komunikasi

antar budaya dan agama untuk memperkuat teori yang digunakan pada

penelitian. Sedangkan proses penelitian dan penggarapannya dilakukan

pada April 2016 sampai Agustus 2016.

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian ini adalah kelurahan

Parapat, kecamatan Girsang Sipanganbolon, kabupaten Simalungun,

Sumatera Utara.

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung kelancaran penelitian dalam pengumpulan data,

maka diperlukan teknik yang tepat. Adapun teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1) Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

bertujuan mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung

kepada narasumber. Wawancara merupakan suatu poses interaksi dan

komunikasi. Dalam wawancara ini hasil ditentukan oleh beberapa

faktor yang berinteraksi dan yang mempengaruhi arus informasi.

Faktor-faktor tersebut adalah pewawancara, responden, narasumber,

Page 27: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

18

objek-objek penelitian yang tertuang dalam pertanyaan dan situasi saat

wawancara dilakukan.19

Kegunaan wawancara adalah untuk mendapatkan data di

tangan pertama dan pengumpul teknik pengumpulan data lainnya dan

untuk menguji hasil dari teknik pengumpulan data lainnya.20

Pada

teknik wawancara ini, pertanyaan diajukan kepada informan, yang

telah disiapkan secara lengkap dan cermat akan tetapi cara

penyampaian pertanyaan tersebut dilangsungkan secara bebas. Dengan

demikian sekalipun pewawancara telah terikat oleh pedoman

wawancara tetapi pelaksanaannya dapat berlangsung dalam suasana

tidak terlalu formal, harmonis dan tidak kaku.21

Teknik wawancara ini untuk mengungkapkan data mengenai

pola komunikasi pribadi dan kelompok yang terjadi antara masyarakat

Muslim dan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat dalam

konteks toleransi beragama di bulan Ramadhan. Adapun orang-orang

yang akan penulis wawancarai disini adalah Ustadz, Ketua Kenaziran

Mesjid Raya Taqwa Parapat dan ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon untuk mewakili masyarakat Islam, pendeta gereja

19

Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, Metode penelitian Survey,

(Yogyakarta:Lp3S,1987), h. 192. 20

Husaini Usman dan Purnomo Setiad Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi

Aksara, 1996). H. 58-59. 21

Dudung Abdul Rahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:Kurnia Kalam

Semesta,2003), h. 63.

Page 28: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

19

HKBP, Pimpinan Jemaat GKPS Parapat dan Pengurus gereja Katolik

Parapat yang mewakili masyarakat non-Muslim.

2) Teknik Observasi

Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat dengan

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.22

Teknik observasi ini

digunakan untuk menambah atau menguatkan hasil-hasil yang

diperoleh dari hasil wawancara. Dalam teknik observasi ini penulis

melakukan pengamatan bagaimana pola komunikasi yang dilakukan

oleh masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat terkait toleransi beragama di bulan Ramadhan.

3) Teknik Dokumentasi

Berkaitan dengan data dokumentasi peneliti menggunakan data

kependudukan sipil dari kelurahan Parapat.Data demografi dan

monografi juga termasuk di dalamnya.Data ini diperoleh dari arsip

kependudukan di kecamatan Girsang Sipanganbolon. Teknik

dokumentasi ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi dan

data-data sekunder yang berhubungan dengan fokus penelitian.

b. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik etnografi.

Etnografi dalam komunikasi adalah metode analisis yang berfokus pada usaha

22

Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta:Gramedia, 1991), h.

13.

Page 29: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

20

peneliti dalam mengobservasi dan meneliti tentang satu komunitas atau suatu

budaya agar bentuk komunikasi yang digunakan komunitas atau budaya

tersebut dapat diterima secara rasional. Littejohn menjelaskan bahwa etnografi

fokus pada beberapa faktor, yaitu:23

1. Pola komunikasi yang digunakan dalam sebuah kelompok.

2. Mengartikan semua kegiatan dalam kelompok.kapan dan dimana anggota

kelompok menggunakan kegiatan ini.

3. Bagaimana praktik komunikasi yang digunakan

4. Keberagaman kode yang digunakan oleh sebuah kelompok.

Teknik etnografi utama adalah wawancara yang panjang dan berkali-

kali dengan beberapa informan kunci. Fokus peneliti dalam melakukan

penelitian etnografi berkaitan dengan perubahan total dan kebudayaan. Tujuan

dari etnografi adalah untuk mendapatkan gambaran masa lalu masyarakat

tersebut. Namun, etnografi berkembang dan dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu etnografi awal dan etnografi modern. Jika etnografi awal lebih

mementingkan hal yang berhubungan dengan sejarah kebudayaan suatu

masyarakat, maka etnografi modern lebih fokus pada kehidupan masa kini

yang sedang dijalani oleh masyarakat.24

Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan.

Tujuan utamanya adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut

23

Stephen Littlejohn dan Karen Foss, Teori Komunikasi, Penerjemah Muhammad Yusuf

Hamdan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h.460. 24

James P. Sparadley, Metode Etnografi, Penerjemah Misbah Zulfa Elizabeth,

(Yogyakarta:Tiara Wacana, 1997), h.4.

Page 30: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

21

pandang masyarakat pribumi. Oleh karena itu, penelitian etnografi tidak hanya

mempelajari masyarakat, namun juga belajar dari masyarakat. Seorang

peneliti etnografi melakukan proses memahami apa yang dilihat dan di dengar

lalu menyimpulkannya. Proses ini memerlukan pemikiran atas kenyataan atau

kejadian yang disaksikan oleh peneliti dan hal yang diduga.25

Spradley

mengungkap tentang langkah-langkah melakukan wawancara etnografis

dengan metode etnografi, yaitu:

1. Menetapkan seorang informan.

2. Melakukan wawancara etnografis. Wawancara etnografis merupakan

jenis peristiwa percakapan yang khusus. Tiga unsur yang penting

dalam wawancara etnografis adalah tujuan yang eksplisit, penjelasan

dan pertanyaannya yang bersifat etnografis.

3. Membuat catatan etnografis. Sebuah catatan etnografis meliputi

catatan lapangan, alat perekam gambar, artefak dan benda lain yang

mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.

4. Mengajukan pertanyaan deskriptif. Etnografer perlu untuk mengetahui

paling tidak satu setting yang di dalamnya informan perlu melakukan

aktivitas rutinnya.

5. Melakukan analisis wawancara etnografis. Analisis ini merupakan

penyelidikan berbagai bagian sebagaimana dikonseptualisasikan oleh

informan.

25

James P. Spradley, Metode Etnografi, h.4.

Page 31: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

22

6. Membuat analisis domain. Analisis ini dilakukan untuk mencari

domain awal yang memfokuskan pada domain-domain yang

merupakan nama-nama benda.

7. Mengajukan pertanyaan struktural yang merupakan tahap lanjut

setelah mengidentifikasi domain.

8. Membuat analisis taksonomik.

9. Mengajukan pertanyaan kontras dimana makna sebuah simbol diyakini

dapat ditemukan dengan menentukan bagaimana sebuah simbol

berbeda dari simbol-simbol lainnya.

10. Membuat analisis komponen. Analisis komponen merupakan suatu

pencarian sistematik berbagai atribut yang berhubungan dengan

simbol-simbol budaya.

11. Menentukan tema-tema bdaya. Langkah terakhirnya yakni menulis

sebuah etnografi.26

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah

perpaduan antara etnografi awal dan etnografi modern. Etnografi awal

diperlukan untuk mengetahui bagaimana sejarah komunikasi yang

terjadi antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di

kelurahan Parapat. Lalu etnografi modern untuk mengedepankan

bagaimana kehidupan masyarakat Muslim dengan masyarakat non-

Muslim di kelurahan Parapat pada saat sekarang.

26

James P. Spradley, Metode Etnografi, h. 17.

Page 32: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

23

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sumber

data dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari komunikasi antarbudaya, pola komunikasi, agama sebagai

elemen budaya, pengertian prasangka dan stereotype, toleransi beragama dan

komunikasi empatik.

BAB III GAMBARAN UMUM

Terdiri dari gambaran umum masyarakat kelurahan Parapat yang

dilihat dari beberapa keadaan yaitu: demografi, penduduk dan monografi yang

meliputi letak daerah, kegiatan ekonomi, pendidikan, mata pencaharian dan

keagamaan.

BAB IV ANALISIS DATA

Terdiri dari memaparkan hasil dari variabel yaitu pola komunikasi

masyarakat muslimminoritas dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat. Melihat bagaimana toleransi beragama yang ditunjukkan masyarakat

Muslim dan Masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat dan faktor

pendukung dan penghambat terjadinya komunikasi antara masyarakat Muslim

dan Masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi

beragama di bulan Ramadhan.

Page 33: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

24

BAB V PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan

yang dibahas dan saran atas permasalahan yang dibahas.

Page 34: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

25

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi Antarbudaya

1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan

komunikasi pun berasal dari unsur persuratkabaran, yakni journalism.

Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut

bahasa(etimologi) dan dari sudut istilah(terminologi). Komunikasi

menurut bahasa atau etimologi diartikan dengan “Perhubungan”,

sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan

latin, yaitu communication berasal dari kata latin Communicatio yang juga

bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya

sama makna.1 Persepsi mengenai satu kata diantara orang yang berbicara

haruslah sama, bila tidak sama berarti tidak sama makna. Contoh adalah

kata “atos”, dalam bahasa Sunda “atos” berarti sudah tetapi dalam bahasa

Jawa kata “atos” berarti keras. Hal ini menandakan itu tidak termasuk

komunikasi karena tidak sama makna.

Adapun pengertian komunikasi menurut istilah (termonologi)

banyak dikemukakan oleh sarjana-sarjana yang menekuni ilmu

komunikasi, antara lain: Menurut Carl I.Hovland, mengatakan bahwa

komunikasi adalah “The process by which individuals (the communicator)

1Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN

Jakarta Press, 2007), h. 18.

Page 35: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

26

transmits stimuli(usually verbal symbols) to modify the behavior of other

individuals(communicant)” yang berarti “proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-

lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang

lain (komunikan). Laswell, 1960, mengatakan bahwa “komunikasi pada

dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan

apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil

apa?” (who? Says what? In which channel? To whom? With what

effect?)”. Everett M. Rogers, mengemukakan bahwa komunikasi adalah

“proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima

atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”2

Penulis menyimpulkan komunikasi adalah serangkaian proses dimana

pesan/ide disampaikan komunikator kepada komunikan untuk

mendapatkan umpan balik yang diberikan komunikan kepada

komunikator.

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses peralihan dan

pertukaran informasi oleh manusia melalui adaptasi dari dan ke dalam

sebuah sistem kehidupan manusia dan lingkungannya. Proses peralihan

dan pertukaran informasi itu dilakukan melalui simbol-simbol bahasa

verbal dan non verbal yang dipahami bersama.3

a. Sifat Komunikasi

Di tinjau dari sifatnya, komunikasi diklasifikasikan sebagai

berikut: komunikasi verbal (verbal communication) yaitu komunikasi

2Roudhonah, M.Ag, Ilmu Komunikasi, h. 20-21.

3Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2011), h. 5.

Page 36: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

27

dengan ciri bahwa pesan yang dikirimkan berupa pesan verbal atau dalam

bentuk ungkapan kalimat, baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi

nonverbal (nonverbal communication) yaitu komunikasi dengan ciri pesan

yang disampaikan berupa komunikasi kial (gestural/body communication),

komunikasi gambar (pictorial communication) dan lain-lain. Komunikasi

tatap muka (face-to-face communication) yaitu dalam hal ini pihak-pihak

yang berkomunikasi saling bertemu dalam suatu tempat tertentu. Dan

komunikasi bermedia (mediated communication) yaitu komunikasi yang

menggunakan media seperti telepon, surat, radio dan sebagainya.4

b. Tujuan Komunikasi

Adapun tujuan dalam komunikasi adalah untuk mengubah sikap (to

change the attitude), mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the

opinion), mengubah prilaku (to change behavior) dan mengubah

masyarakat (to change the society).5

c. Teknik Komunikasi

Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani “technikos” yang berarti

keterampilan atau keperigelan.6

Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan

komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi komunikasi

informatif (informative communication) yaitu teknik komunikasi dengan

menyampaikan pesan berulang-ulang untuk memberikan informasi kepada

komunikan, proses komunikasi ini satu arah dari pihak komunikator

kepada komunikan dalam penyebaran informasi. Komunikasi persuasif

4Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.14.

5Onong U. Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 55.

6Onong U. Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 55.

Page 37: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

28

(persuasive communication) yaitu komunikasi yang dilakukan dengan cara

halus dan membujuk komunikan. Komunikasi pervasif (perpasive

communication) yaitu komunikasi yang perlahan atau merembes tapi

berpengaruh. Komunikasi koersif (coersive communication) yaitu

komunikasi yang menggunakan paksaan atau kekerasan yang hasilnya

menampakkan hal yang negatif. Komunikasi instruktif (instructive

communication) yaitu komunikasi yang bersifat memerintah atau

mengarahkan. Dan hubungan manusiawi (human relations) yaitu teknik

komunikasi yang memperhatikan nilai-nilai etis untuk menciptakan

suasana atau iklim komunikasi yang manusia.7

Sedangkan pengertian Budaya adalah suatu konsep yang

membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan

pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki,

agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-

objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari

generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya

menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan model bagi tindakan-

tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan

orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan geografis

tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu

saat tertentu. Budaya juga berkenaan dengan sifat-sifat dari objek materi

yang memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.8

7Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, h.14.

8Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 18.

Page 38: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

29

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah”

yang merupakan kata jamak “buddhi” yang berarti budi atau akal.

Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau

akal.9

Pengertian paling tua atas kebudayaan diajukan oleh Edward

Burnett Tylor dalam karyanya berjudul Primitive Culture, bahwa

kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan

yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Atau seperti

kata Hebding dan Glick (1992) bahwa kebudayaan dapat dilihat secara

material maupun non material. Kebudayaan material tampil dalam objek

material yang dihasilkan, kemudian digunakan oleh manusia. Sebaliknya

budaya non material adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep

norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan/keyakinan serta bahasa.10

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan simbol,

pemaknaan, penggambaran (image), struktur, aturan, kebiasaan, nilai,

pemrosesan informasi dan pengalihan pola-pola konvensi pikiran,

perkataan atau perbuatan/tindakan yang dibagikan diantara para anggota

suatu sistem sosial dan kelompok sosial dalam suatu masyarakat.11

Penulis

menyimpulkan kebudayaan adalah kebiasaan, adat istiadat, nilai yang

dimiliki oleh manusia sebagai suatu anggota dalam masyarakat yang

dihasilkan dari kesepakatan bersama di masyarakat.

9Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 150

10 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), hal.107. 11

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, h. 4.

Page 39: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

30

Kebudayaan dihasilkan oleh suatu perasaan komitmen yang

dibangun oleh keseluruhan sistem sosial karena keintiman hubungan

timbal balik, kesejawatan dan kesetiakawanan, keramahtamahan,

kekeluargaan dari kelompok kecil, kelompok etnik, organisasi dan bahkan

oleh seluruh masyarakat.12

Tujuh unsur kebudayaan yang culture universals, yaitu:13

Pertama, peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan,

alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport dan

sebagainya). Kedua, mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi

(pertanian, peternakan, sistem poduksi, sistem distribusi dan sebagainya).

Ketiga, sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,

sistem politik, sistem hukum, sistem perkawinan). Keempat, bahasa (lisan

maupun tulisan). Kelima, kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan

sebagainya). Keenam, sistem pengetahuan. Ketujuh, religi (sistem

kepercayaan).

Kebudayaan sebagai konsep sistem sekaligus menerangkan bahwa

“keseluruhan” seluruh arti dan makna simbol dapat dibedakan namun arti

dan makna simbol-simbol itu tidak dapat dipisahkan. Manusia dapat

membedakan arti dan makna simbol melalui kebudayaan. Simbol-simbol

itu mewakili struktur aturan budaya, konvensi pikiran dan pandangan

namun konsep-konsep itu sendiri tidak bisa dipisahkan berhubung fungsi

setiap konsep itu saling berhubungan.14

12

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, h. 4. 13

Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 154. 14

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011), h. 4-5.

Page 40: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

31

Apa yang disebut dengan “keseluruhan” tersebut menerangkan

bahwa kebudayaan merupakan sistem untuk mengorganisasikan simbol

hasil ciptaan bersama. Simbol-simbol itu kelak digunakan bersama-sama

untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok yang diwujudkan dalam

proses komunikasi antara anggota kelompok tersebut. Pada akhirnya “isi

kebudayaan” itu diadaptasi ke dalam proses suatu proses yang disebut

“adaptasi budaya” yang terjadi tatkala para individu atau kelompok

menggunakan peta persepsi yang mereka miliki lalu membangun suatu

gambaran atau struktur kognisi tentang dunia lingkungan mereka.15

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya

tidak hanya menentukan siapa berbicara dengan siapa, tentang apa dan

bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan

kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan

pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku kita sangat bergantung

pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekwensinya, budaya merupakan

landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam maka beraneka ragam

pula praktik-praktik komunikasi.16

Selanjutnya, Komunikasi antarbudaya terjadi jika sumber dan

penerimanya berasal dari budaya yang berbeda meliputi agama, ras, etnik,

suku, golongan dan sebagainya. Ini menjadi ciri yang memadai untuk

mengidentifikasi suatu bentuk interaksi komunikatif yang unik.

15

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, h. 5. 16

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung:PT

Remaja Rosdakarya, 2005), h. 19.

Page 41: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

32

Komunikasi antarbudaya merupakan prilaku yang unik, yang

memperhitungkan peranan dan fungsi budaya dalam proses komunikasi.17

Definisi paling sederhana dari komunikasi antarbudaya adalah

komunikasi pribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar

belakang kebudayaan. Dengan pemahaman yang sama, maka komunikasi

antarbudaya dapat diartikan melalui pernyataan sebagai berikut:18

a. Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang

disampaikan secara lisan, tulisan, bahkan secara imajiner antara dua

orang yang berbeda latar belakang budaya.

b. Komunikasi antarbudaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk

informasi atau hiburan yang disampaikan lisan atau tertulis atau

metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar

belakang budaya.

c. Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seseorang

yang berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudayaan lain.

d. Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yang berbentuk

simbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budaya.

e. Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang

dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang

keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan

menghasilkan efek tertentu.

17

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, h. 20. 18

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), h. 9-10.

Page 42: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

33

f. Komunikasi antarbudaya adalah setiap poses pembagian informasi,

gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang

budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan,

tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi atau

bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan.

g. Penulis menyimpulkan komunikasi antarbudaya adalah pertukaran

pesan, ide ataupun makna diantara dua orang atau lebih yang memiliki

latar belakang budaya yang berbeda untuk menghasilkan efek tertentu.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dari

komunikasi antarbudaya ini, diantaranya:19

a. Samovar dan Porter mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya

terjadi diantara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang

kebudayaannya berbeda.

b. William B. Hart II, komunikasi antarbudaya tidak dapat dielakkan dari

pengertian kebudayaan (budaya). Komunikasi dan kebudayaan tidak

sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, “harus

dicatat bahwa komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi

yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi.”

c. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi

komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili

pribadi, antarpribadi dan kelompok dengan tekanan pada perbedaan

latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi prilaku komunikasi

para peserta.

19

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, h. 10-12.

Page 43: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

34

d. Guo-Ming Chen dan William J. Strarosta mengatakan bahwa

komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran

sistem simbolik yang membimbing prilaku manusia dan membatasi

mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya

komunikasi antarbudaya itu dilakukan:

1) Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam

pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema

(penyampaian tema melalui simbol) yang sedang

dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna

tetapi dia dapat berarti ke dalam suatu konteks dan makna-

makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan.

2) Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari

persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi,

sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses

pemberian makna yang sama.

3) Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram

namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap

perilaku kita.

4) Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat

membedakan diri dari kelompok lain dan

mengidentifikasikannya dengan pelbagai cara.

Pengertian-pengertian komunikasi antarbudaya tersebut

membenarkan sebuah hipotesis proses komunikasi antarbudaya, bahwa

semakin besar derajat perbedaan antarbudaya maka semakin besar pula

Page 44: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

35

kita kehilangan peluang untuk merumukan suatu tingkat kepastian sebuah

komunikasi yang efektif. Jadi harus ada jaminan terhadap akurasi

interpretasi pesan-pesan verbal maupun non verbal. Hal ini disebabkan

karena ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan

berbeda, maka kita memiliki pula perbedaan dalam sejumlah hal. Dengan

demikian manakala suatu masyarakat berada pada kondisi kebudayaan

yang beragam maka komunikasi antarpribadi dapat menyentuh nuansa-

nuansa komunikasi antarbudaya. Disini, kebudayaan yang menjadi latar

belakang kehidupan, akan mempengaruhi perilaku komunikasi manusia.

Oleh karena itu di saat kita berkomunikasi antarpribadi dengan seseorang

dalam masyarakat yang makin majemuk, maka dia merupakan orang yang

pertama dipengaruhi oleh kebudayaan kita.20

2. Agama sebagai Elemen Budaya

Fitur lain dari semua budaya adalah agama. Menurut Parkes,

Laungani dan Young sebagaimana dikutip Larry dkk, semua budaya

“memiliki agama yang dominan dan terorganisasi dimana aktivitas dan

kepercayaan mencolok (upacara, ritual, hal-hal tabu dan perayaan) dapat

berarti dan berkuasa. Pengaruh agama dapat dilihat dari semua jalinan

budaya karena hal ini berfungsi dasar. Ferraro menuliskan bahwa fungsi

ini meliputi kontrol sosial, penyelesaian konflik, penguatan kelompok

solidaritas, penjelasan dari sesuatu yang sukar dijelaskan dan dukungan

emosional. Fungsi-fungsi ini, baik secara sadar maupun tidak berdampak

pada semua hal mulai dari paktik bisnis (etika kerja orang Puritan) sampai

20

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, h. 19.

Page 45: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

36

kepada politik (hubungan antara Islam dan pemerintahan) hingga tingkah

laku individu (kode etik). Karena agama itu berpengaruh kuat dan

pervasive.21

Agama sebagai cara pandang telah ditemukan dalam setiap budaya

selama ribuan tahun. Seperti yang dinyatakan oleh Haviland dan rekannya,

“cara pandang erat kaitannya dengan kepercayaan dan praktik agama.”

Dengan kata lain, “semua masyarakat memiliki kepercayaan dan praktik

(umumnya disebut sebagai) agama.” Kebutuhan manusia untuk

menghidupi isu penting begitu universal, sehingga tidak diketahui

“kelompok manusia di manapun di muka bumi ini yang selama lebih dari

10.000 tahun berlalu, tanpa manifestasi spiritual atau agama. ”Sama seperti

elemen struktur dalam, sejarah panjang dari agama berhubungan langsung

dengan budaya. Coogan mengulangi poin yang sama pentingnya dalam

tulisannya, “manusia percaya akan adanya sesuatu yang lebih besar dari

manusia sebagai penentu dan pencipta budaya.” 22

Kata agama (religion) berasal dari bahasa Latin religare yang

berarti “untuk mengikat”. Hal ini dengan jelas menandakan bahwa agama

mengikat manusia dengan hal-hal yang sakral. Hal yang menarik dari

agama adalah bahwa hal tersebut telah mengikat orang bersama-sama

dalam dan memelihara cara pandang budaya mereka selama ribuan tahun.

Baik melalui institusi seperti gereja Katolik, pemimpin spiritual dan sosial

seperti Budha dan Confucius maupun melalui ajaran Alkitab, Weda,

21

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya, (Jakarta:Salemba Humanika, 2010), h. 29-30. 22

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya, h. 121.

Page 46: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

37

Quran, Torah dan I Ching, manusia selalu merasakan suatu kebutuhan

untuk melihat ke luar diri mereka sendiri akan nilai-nilai yang mereka

gunakan dalam mengatur hidup mereka. Kelihatannya untuk ribuan tahun

milliaran orang telah setuju, sadar atau tidak sadar dengan pribahasa Latin

yang mengatakan, “manusia tanpa agamasama halnya seperti kuda tanpa

tali kekang.”

Agama merupakan aspek sentral dan fundamental dalam

kebudayaan dan kebudayaan dalam arti keseluruhan, isi konkrit yang

terkandung di dalamnya bisa saja harmonis atau konflik dengan situasi

yang ada dalam masyarakat atau dengan proses transformasinya ke depan.

Anggapan agama sebagai salah satu unsur inti dalam kebudayaan akan

membantu kita meringkas arti penting agama bagi manusia. Seperti

kebudayaan, agama pun dapat digambarkan sebagai suatu “rancangan

dramatis” yang berfungsi untuk mendapatkan kembali sense of flux atau

gerak yang sinambung dengan cara menanamkan pesan dan proses

serentak dengan penampilan, tujuan, maksud dan bentuk historis. Agama,

seperti halnya kebudayaan merupakan transformasi simbolis pengalaman.

Rancangan yang diberikan agama terhadap kehidupan dianggap oleh orang

yang beragama sebagai suatu penyelamatan, natural atau supernatural

dalam makna pengalaman yang lebih dalam, sedangkan bagi orang-orang

skeptis, agama dilihat sebagai seperangkat persetujuan yang menghambat

terjadinya peristiwa-peristiwa dan menganggap jagad raya sebagai tidak

ada artinya bagi manusia. Telah dinyatakan bahwa kebudayaan dalam

artitotal adalah keunggulan penemuan manusia, walaupun sangat kabur

Page 47: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

38

sifatnya. Jika bukan karena campur tangan kepentingan manusia, maka

berubahnya alam dan bergesernya waktu akan terlihat tanpa arti dan tanpa

arah.23

Seperti halnya kebudayaan, agama juga merupakan “suatu

pertahanan” dalam arti sebagai seperangkat kebudayaan dan sikap yang

akan melindungi kita melawan kesangsian, kebimbangan dan agresi yang

menjengkelkan. Agama merupakan salah satu bentuk perlindungan budaya

melalui mana secara sadar atau tidak ketakutan dan agresi yang timbul

diantara individu dan masyarakat dapat diredakan. Yang ketiga, seperti

halnya kebudayaan, agama juga merupakan “suatu pengarahan” yang

tersusun dari unsur-unsur normatif yang membentuk jawaban kita pada

berbagai tingkat pemikiran, perasaan dan perbuatan. Ia membuat kita

“menerima, merasakan, memikirkan serta melaksanakan dengan cara-cara

yang diinginkan.” Yang terakhir seperti halnya kebudayaan, agama juga

mencakup “simbol ekonomi”.Ia menyangkut pengalokasian nilai-nilai

simbolis dalam bobot yang berbeda-beda.24

Agama yang terlihat sebagai pusat kebudayaan dan penyaji aspek

kebudayaan yang tertinggi dan suci, menunjukkan mode kesadaran

manusia yang menyangkut bentuk-bentuk simbolik sendiri. Sama halnya

kompleks idea dan semua perspektif duniawi seperti semua sistem simbol

yang dianut oleh manusia dengan berbagai cara dijalankan dengan

beberapa bentuk pola berpikir dan dengan kompleksitas hubungan manusia

dengan masyarakat, termasuk lembaga-lembaga. Namun demikian, sifat

23

Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1995), h. 215. 24

Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal, h. 216-217.

Page 48: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

39

agama yang luhur dan suci ini memunculkan suatu unsur yang lain pada

agama.25

Dalam konteks kekinian, ada tiga bagian tipologi sikap beragama

dalam perspektif teologis. Pertama, Ekslusivisme yaitu memandang bahwa

agamanya sajalah yang benar dan agama yang lain salah dan sesat. Kedua,

Inklusifisme yaitu memandang bahwa “kesalamatan” bukan monopoli

agamanya. Penganut agama lain yang secara implisit berbuat benar

menurut agamanya, akan mendapatkan keselamatan juga. Ketiga,

Pluralisme yaitu memandang bahwa semua agama benar dan sama. Oleh

karena itu, orang yang bersifat pluralis berpandangan bahwa tidak

seharusnya umat beragama bersifat ekslusif dengan serangkaian klaim

kebenaran dan keselamatan yang khusus menjadi atribut bagi mereka.26

Pada zaman modern beragam wacana muncul untuk

mengklasifikasikan atau mengidentifikasikan suatu kelompok penganut

agama terhadap agama lain. Ninian Smart membaginya dalam lima

kategori, yaitu:27

1. Ekslusifisme absolute merupakan pandangan umum dari mayoritas

pemeluk agama yang menyatakan bahwa kebenaran mutlak untuk

agama yang dipeluknya. Sedangkan agama lainnya dianggap tidak

benar. Posisi ini apabila diacukan pegangan secara saklek akan

melahirkan kesulitan berupa setiap orang dapat mengklaim kebenaran

25

Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal, h. 217. 26

M. Irfan Riyadi M.Ag dan Basuki M.Ag, Membangun Inklusifisme Faham Keagamaan,

(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009) h.2 27

M. Irfan Riyadi M.Ag dan Basuki M.Ag, Membangun Inklusifisme Faham Keagamaan,

h.4-5

Page 49: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

40

sehingga karena paling benar, maka yang lain salah dan karena salah

maka harus dimusnahkan.

2. Relativisme absolute yang berpandangan bahwa sebagai sistem

kepercayaan agama tidak dapat diperbandingkan satu sama lain, karena

orang ingin melakukan terlebih dahulu harus menjadi orang dalam,

sehingga mengerti kebenaran agama masing-masing agama.

Konsekwensi dari pandangan ini setiap agama tidak pernah

mempunyai akses terhadap kebenaran agama lain.

3. Inklusifisme hegemonistik merupakan pandangan yang lebih terbuka

yang menganggap agama lain terdapat kebenaran namun menyatakan

prioritas terhadap agamanya sendiri.

4. Pluralisme realistik yaitu pandangan yang mengatakan bahwa semua

agama merupakan jalan yang berbeda-beda namun mengarah ke

tempat yang sama yaitu kebenaran.

5. Pluralisme regulative, merupakan paham bahwa berbagai agama

memiliki nilai-nilai dan kepercayaan masing-masing, mereka

mengalami evolusi histois dan perkembangan kearah suatu kebenaran

bersama, hanya saja kebenaran tersebut belum lagi terdefinisikan.

Pandangan ini tampak jelas dalam beberapa dialog antar umat

beragama yang tidak menentukan hasil akhir dari dialog tersebut.

3. Pola Komunikasi

Pola komunikasi merupakan terdiri dari dua kata.Karena keduanya

mempunyai keterkaitan makna sehingga mendukung dengan makna

Page 50: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

41

lainnya. Maka lebih jelasnya dua kata tersebut akan diuraikan tentang

penjelasannya masing-masing.

Kata “pola” dalam Kamus besar Bahasa Indonesia artinya bentuk

atau sistem, cara atau bentuk (stuktur) yang tetap, yang mana pola dapat

dikatakan contoh atau cetakan.28

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pola komunikasi

yang sesuai dengan arti pola di atas lebih tepat untuk mengambil

kesimpulan bahwa bentuk-bentuk komunikasi terdapat empat macam,

yaitu:

1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication), adalah

komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan

baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara

kepada diri sendiri, dia berdialog dengan diri sendiri, dia bertanya

kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya sendiri.29

2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), adalah

menurut Joseph A. Devito yaitu proses pengiriman dan penerimaan

pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-

orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.30

3. Komunikasi kelompok (group communication), adalah komunikasi

yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok

orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang

menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang

28

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka,1996), h. 778. 29

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 57. 30

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 59-60.

Page 51: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

42

yang dalam kelompok itu sedikit berarti kelompok itu kecil dan disebut

komunikasi kelompok kecil (small group communication). Jika

jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan

komunikasi kelompok besar (large group communication).31

4. Komunikasi massa (mass communication), adalah komunikasi melalui

media modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi

yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan

film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.32

Komunikasi

massa adalah penyampaian pesan komunikasi melalui/menggunakan

media massa modern, yang meliputi surat kabar, siaran radio dan

televisi yang ditujukan kepada umum. Termasuk juga film yang

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.33

B. Budaya dan Individu: Identitas Budaya

Identitas merupakan konsep yang abstrak, kompleks dan dinamis.

Oleh karena itu, identitas itu tidak mudah untuk diartikan sehingga ada

banyak gambaran yang disediakan oleh ahli komunikasi. Fong

berpendapat “budaya dan identitas budaya dalam pembelajaran hubungan

antarbudaya menjadi payung untuk menggolongkan identitas ras dan

etnik.” Ia menjelaskan identitas budaya sebagai “identifikasi komunikasi

dari sistem perilaku simbolis verbal dan nonverbal yang memiliki arti dan

yang dibagikan di antara anggota kelompok yang memiliki ras saling

31

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 75. 32

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 79. 33

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN

Jakarta Press, 2007), h. 137.

Page 52: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

43

memiliki dan yang membagi tradisi, warisan, bahasa dan norma-norma

yang sama. Identitas budaya merupakan konstuksi sosial.”34

Banyak peneliti telah membuat kategori untuk mengelompokkan

berbagai jenis identitas. Turner menawarkan tiga kategori untuk

mengklasifikasikan identitas. Pertama, identitas manusia yaitu pandangan

yang menghubungkan anda dengan seluruh manusia dan memisahkan anda

dari bentuk kehidupan yang lain. Kedua, identitas sosial yaitu perwakilan

dari kelompok dimana anda tergabung, seperti ras, etinisitas, pekerjaan,

umur, kampung halaman dan lain-lain. Ketiga, identitas pribadi yaitu

timbul dari hal-hal yang membedakan anda dari yang lainnya dan

menandakan anda sebagai pribadi yang spesial dan unik.35

Hall menawarkan kategori identitas yang sama. Ia berkata “

masing-masing kita memiliki tiga level identitas yang tergantung dari

konteksnya, mungkin atau tidak mungkin menonjol dalam hubungan kita

dengan yang lain. Pertama, identitas pribadi merupakan hal-hal yang

membuat anda unik dan berbeda dengan orang lain. Kedua, identitas

hubungan yaitu hasil dari hubungan anda dengan orang lain seperti

suami/isteri ataupun guru/murid. Ketiga, identitas komunal merupakan

biasanya dihubungkan dengan komunitas berskala besar seperti

kewarganegaraan, etnis, gender atau agama dan aliran politik.36

34

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 184. 35

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 185-186. 36

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 185-186.

Page 53: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

44

Persamaan dan perbedaan juga berperan dalam hubungan sosial.

Psikolog yang mengadakan penelitian tentang daya tarik interpersonal

menghasilkan sebuah prinsip penting yaitu semakin mirip seseorang

dengan yang lainnya, semakin suka mereka satu sama lainnya. Namun

dalam pengertian komunikasi antarbudaya melibatkan orang-orang dari

budaya berbeda dan hal ini membuat perbedaan itu sebagai kondisi yang

normatif.J adi, reaksi dan kemampuan kita untuk mengatasi perbedaan-

perbedaan tersebut adalah kunci sukses suatu interaksi antarbudaya.

Kecenderungan kita terhadap sesuatu yang kita mengerti dan kita kenal

dapat mempengaruhi persepsi pada sterotipe, prasangka, rasisme dan

etnosentrisme.37

1. Stereotipe

Stereotipe merupakan bentuk kompleks dari pengelompokan yang

secara mental mengatur pengalaman anda dan mengarahkan sikap anda

dalam menghadapi orang-orang tertentu. Menurut psikolog Abbate, Boca

dan Bocchiaro, stereotipe merupakan susunan kognitif yang mengandung

pengetahuan, kepercayaan dan harapan si penerima mengenai kelompok

sosial manusia. Alasan mengapa stereotipe itu begitu mudah menyebar

adalah karena manusia memiliki kebutuhan psikologis untuk

mengelompokkan dan mengkalsifikasikan suatu hal. Dunia dimana kita

tinggal ini terlalu luas, terlalu kompleks dan terlalu dinamis untuk

diketahui secara detail. Masalahnya bukan pada pengelompokan atau

37

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 202-203.

Page 54: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

45

pengotakan tersebut, namun pada overgeneralisasi dan penilaian negatif (

tindakan atau prasangka) terhadap anggota kelompok tersebut.38

Ketika kita berkomunikasi dengan orang dari suku, agama atau ras

lain, kita dihadapkan dengan sistem nilai dan aturan yang berbeda. Sulit

memahami komunikasi mereka bila kita sangat etnosentrik. Melekat dalam

etnosentrisme adalah stereotip, yaitu generalisasi (biasanya bersifat

negatif) atas sekelompok orang dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan

individual. 39

Menurut penulis stereotip adalah peniliaian terhadap

seseorang bedasarkan kelompok dimana seseorang itu berada, bisa bersifat

negatif dan positif. Seseorang dinilai berdasarkan penilaian kelompok

tersebut walaupun seseorang itu tidak sama tindakannya.

Stereotipe dapat berupa positif dan negatif. Stereotipe yang

merujuk sekelompok orang sebagai orang malas, kasar, jahat atau bodoh

jelas-jelas stereotipe negatif. Tentu saja, ada stereotipe yang positif, seperti

asumsi pelajar dari Asia yang pekerja keras, berkelakuan baik dan pandai.

Stereotipe cenderung untuk menyamarkan ciri-ciri sekelompok orang.40

Adler mengingatkan akan efek membahayakan dari stereotipe

terhadap komunikasi antarbudaya dalam tulisannya, yaitu “stereotipe

menjadi masalah ketika kita menempatkan orang di tempat yang salah,

ketika kita menggambarkan norma kelompok dengan tidak benar, ketika

kita mengevaluasi suatu kelompok dibandingkan menjelaskannya, ketika

38

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 203. 39

Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya Satu Perspektif Multidimensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2013), h. 120-121. 40

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 203.

Page 55: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

46

kita mencampuradukkan stereotipe dengan gambaran dari seorang individu

dan ketika kita gagal untuk mengubah stereotipe berdasarkan pengamatan

dan pengalaman kita sebenarnya”.41

Ada empat alasan lain mengapa stereotipe itu menghambat

komunikasi antar budaya, yaitu:42

1. Stereotipe merupakan sejenis penyaring, menyediakan informasi

yang konsisten dengan informasi yang dipercayai oleh seseorang. Dengan

ini, suatu hal yang tidak benar tidak memiliki kesempatan untuk diketahui.

Misalnya perempuan sejak lama distereotipekan sebagai kelompok satu

dimensional. Stereotipe perempuan sebagai ibu rumah tangga menghalangi

perempuan untuk maju dalam dunia kerja.

2. Bukan pengelompokan tersebut yang menyebabkan masalah

antarbudaya, namun asumsi bahwa semua informasi spesifik mengenai

suatu budaya diterapkan pada semua orang dari kelompok tertentu. Suatu

stereotipe menganggap semua orang dalam suatu kelompok memiliki sifat

yang sama.

3. Stereotipe menghalangi keberhasilan anda sebagai seorang

komunikator, karena stereotipe biasanya berlebihan, terlalu sederhana, dan

terlalu menyamaratakan. Guirdham menegaskan poin penting ini ketika ia

mengingatkan kita bahwa stereotipe mengubah komunikasi antar

kelompok, karena mengarahkan orang pada dasar pesan mereka, cara

untuk menyampaikannya dan penerimaan terhadap asumsi yang salah.

41

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 205. 42

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 205-206.

Page 56: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

47

4. Stereotipe jarang berubah, karena stereotipe biasanya berkembang

sejak awal kehidupan dan terus berulang dan diperkuat dalam suatu

kelompok, stereotipe berkembang setiap waktu. Sebenarnya hubungan

antara kelompok dalam dan kelompok luar kadang hanya menegaskan

stereotipe. Seperti yang dituliskan oleh Meshel dan McGlynn, “sekali

terbentuk, stereotipe tidak akan berubah dan hubungannya langsung

kadang memperkuat asosiasi yang sudah ada mengenai kelompok target

dan ciri-ciri stereotipe.

2. Prasangka

Dalam pengertian luas prasangka merupakan perasaan negatif yang

dalam terhadap kelompok tertentu. Macionis memberikan pengertian

yang lengkap mengenai prasangka, yaitu “Prasangka merupakan

generalisasi kaku dan menyakitkan mengenai sekelompok orang.

Prasangka menyakitkan dalam arti bahwa orang yang memiliki sikap

yang tidak fleksibel yang didasarkan atas sedikit atau tidak ada bukti

sama sekali. Orang-orang dari kelas sosial, jenis kelamin, orientasi

seks, usia, partai politik, rasa tahu etnik tertentu dapat menjadi target

prasangka”. 43

Gerungan mengartikan prasangka sosial sebagai sikap

perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu. Golongan

rasa tau golongan kebudayaan yang berlainan dengan orang yang

berprasangka itu. Prasangka sosial itu terdiri atas sikap-sikap sosial

yang negatif terhadap golongan lain dan mempengaruhi tingkah laku

43

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 207.

Page 57: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

48

manusia tadi.44

Penulis menyimpulkan prasangka adalah penilaian dari

satu kelompok atau individu yang terutama didasarkan pada

keanggotaan kelompok. Efek dari prasangka adalah merusak dan

menciptakan jarak yang luas.

Ada empat fungsi umum dari prasangka, yaitu:45

1. Fungsi Pertahanan Ego, suatu prasangka memungkinkan orang

untuk memiliki prasangka tanpa harus mengakui bahwa mereka memiliki

suatu kepercayaan mengenai suatu kelompok luar.

2. Fungsi Utilitarian, memungkinkan orang untuk berpikir bahwa

mereka mendapatkan penghargaan dengan mempertahankan prasangka

yang mereka miliki.

3. Fungsi Menyatakan Nilai, fungsi menyatakan nilai ketika orang-

orang percaya bahwa perilaku mereka menunjukkan nilai tertinggi dan

paling bermoral dari semua budaya. Hal ini biasanya berputar pada nilai-

nilai yang berhubungan dengan agama, pemerintah dan politik.

4. Fungsi Pengetahuan, orang dapat mengelompokkan, mengatur dan

membentuk persepsi mereka terhadap orang lain dalam cara yang masuk

akal bagi mereka bahkan jika hal itu tidak akurat bagi mereka.

C. Toleransi Beragama

Istilah toleransi berasal dari bahasa Inggris yaitu “tolerance” yang berarti

sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa

44

W. A Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Eresco, 1996) cet-13, h. 167 45

Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas

Budaya Edisi 7, h. 207-208.

Page 58: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

49

memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menerjemahkan dengan “tasamuh”

yang berarti saling mengizinkan dan saling memudahkan.46

Poerwadarminta mengartikan toleransi itu dengan sifat atau sikap

menenggang, menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian atau

pendapat, pandangan, kepercayaan dan kelakuan yang lain yang bertentangan

dengan pendiriannya sendiri, misalnya: agama, ideologi, ras dan sebagainya.

Dalam arti suku rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau

berpendirian lain, tidak mau mengganggu kebebasan berpikir dan

berkeyakinan lain.47

Sullivan, Pierson dan Marcus, sebagaimana dikutip

Saiful Mujani, toleransi didefinisikan sebagai a willingness to “put up with”

those things one rejects or opposes, yakni kesedian untuk menghargai,

menerima atau menghormati segala sesuatu yang ditolak atau ditentang oleh

seseorang.48

Menurut penulis toleransi adalah menunjukkan sikap kesediaan

seseorang untuk menerima dan menghargai sesuatu yang tidak sepandang ata

sesuatu yang bertentangan dengan kepercayaannya.

Dalam hubungannya dengan agama dan kepercayaan, toleransi berarti

menghargai, membiarkan, membolehkan kepercayaan, agama yang berbeda

itu tetap ada, walaupun berbeda dengan agama dan kepercayaan seseorang.

Toleransi tidak berarti bahwa seseorang harus melepaskan kepercayaannya

atau ajaran agamanya karena berbeda dengan yang lain, tetapi mengizinkan

perbedaan itu tetap ada. Toleransi beragama pertama kali ditelaah oleh John

46

Said Agil Husin AlMunawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press,

2003), h. 13. 47

W J S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka Cet

5, 1976), h.1084) 48

Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, budaya Demokrasi dan Partisipasi Politik di

Indonesia Pasca Orde Baru, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 162.

Page 59: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

50

Locke dalam konteks hubungan antara gereja dan Negara di Inggris.

Toleransi disini mengacu pada kesedian untuk tidak mencampuri keyakinan,

sikap dan tindakan orang lain, meskipun mereka tidak suka. Negara tidak

boleh terlibat dalam urusan agama dan juga tidak boleh ditangani oleh

kelompok agama tertentu. Dalam masyarakat muslim, toleransi merujuk pada

sikap dan perilaku kaum muslim terhadap kaum non muslim dan sebaliknya.

Toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak

mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah

penganut agama-agama lain.49

Menurut penulis toleransi beragama adalah

sikap saling menghargai dan tidak mengganggu umat agama lain dalam

melaksanakan ibadah mereka.

Toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama yang didasarkan

kepada setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan

mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan sistem dan cara sendiri yang

ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang

pemeluknya atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat

beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan

perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan

hidup antara orang yang tidak seagama dalam masalah-masalah

kemasyarakatan atau kemashalatan umum.50

49

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi

Tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama

dan Lingkungan Pendidikan Terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7

Perguruan Tinggi Umum Negri, (Jakarta, Maloho Jaya Abadi Press, 2010), h. 55. 50

Said Agil Husin AlMunawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003),

h. 14.

Page 60: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

51

Dalam mewujudkan kemashalatan umum, agama telah menggariskan dua

pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya, yaitu

hubungan secara vertikal dan hubungan secara horizontal. Yang pertama

adalah hubungan antara pribadi dan Khaliknya yang direalisasikan dalam

bentuk ibadat sebagaimana yang telah digariskan oleh setiap agama.

Hubungan ini dilaksanakan secara individual, tetapi lebih diutamakan secara

kolektif atau berjamaah (shalat dalam Islam). Pada hubungan yang pertama

ini berlaku toleransi beragama yang hanya terbatas dalam lingkungan atau

intern suatu agama saja. Hubungan kedua adalah hubungan antara sesama

manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini tidak hanya terbatas pada

lingkungan suatu agama saja, tetapi juga berlaku kepada orang yang tidak

seagama, yaitu dalam bentuk kerja sama dalam masalah-masalah

kemasyarakatan atau kemashalatan umum. Dalam hal seperti inilah berlaku

toleransi dalam pergaulan antara umat beragama. Perwujudan toleransi seperti

ini walaupun tidak berbentuk ibadat, namun bernilai ibadat, karena kecuali

melaksanakan suruhan agamanya sendiri, juga bila pergaulan antara umat

beragama telah memelihara eksistensi agama masing-masing.51

Terdapat dua macam penafsiran tentang konsep toleransi menurut Prof Dr.

Nurcholish Majid. Pertama, penafsiran negatif (negative interpretation of

tolerance) yang menyatakan bahwa toeransi itu hanya mensyaratkan cukup

dengan membiarkan dan tidak menyakiti orang/kelompok lain. Kedua

penafsiran positif (positive interpretation of tolerance) yang menyatakan

bahwa toleransi itu membutuhkan lebih dari sekedar membiarkan. Toleransi

51

Said Agil Husin AlMunawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003),

h. 14.

Page 61: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

52

membutuhkan adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan

orang/kelompok lain. Hanya saja, interpretasi positif ini hanya boleh terjadi

dalam situasi di mana objek dari toleransi itu tidak tercela secara moral dan

merupakan sesuatu yang tak dapat dihapuskan, seperti dalam kasus toleransi

rasial.52

Toleransi dalam pergaulan umat beragama bukanlah toleransi statis yang

pasif, melainkan toleransi dinamis yang aktif. Toleransi statis adalah toleransi

dingin tidak melahirkan kerja sama. Bila pergaulan umat beragama hanya

dalam bentuk statis, maka kerukunan antara umat beragama hanya dalam

bentuk teoritis. Kerukunan teoritis melahirkan toleransi semu. Toleransi

dinamis aktif melahirkan kerjasama untuk tujuan bersama, sehingga

kerukunan antara umat beragama bukan dalam bentuk teoritis tetapi sebagai

refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa. 53

Sebagaimana

juga disampaikan oleh Yusuf al-Qardhawi bahwa toleransi sebenarnya

tidaklah bersifat pasif, tetapi dinamis. Sehubungan dengan hal tersebut, al-

Qardhawi mengkategorikan toleransi keagamaan dalam tiga tingkatan.

Pertama, toleransi dalam bentuk hanya sebatas memberikan kebebasan

kepada orang lain untuk memeluk agama yang diyakininya, tetapi tidak

memberinya kesempatan untuk melaksanakan tugas-tugas keagamaan yang

diwajibkan atas dirinya. Kedua, memberinya hak untuk memeluk agama yang

diyakininya, kemudian tidak memaksanya mengerjakan sesuatu sebagai

larangan dalam agamanya. Ketiga, tidak mempersempit gerak mereka dalam

52

Nurcholish Majid, Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman), (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas), h.13. 53

Said Agil Husin AlMunawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003),

h. 16.

Page 62: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

53

melakukan hal-hal yang menurut agamanya halal, meskipun hal tersebut

diharamkan menurut agama kita.54

Perwujudan toleransi dalam pergaulan hidup umat beragama direalisasikan

dengan cara, pertama setiap penganut agama mengakui eksistensi agama-

agama lain dan menghormati segala hak asasi penganutnya. Kedua, dalam

pergaulan bermasyarakat setiap golongan umat beragama menampakkan

sikap saling mengerti, menghormati dan menghargai. Toleransi beragama

adalah pengakuan adanya kebebasan setiap warga untuk memeluk agama

yang menjaga keyakinannya dan kebebasan untuk menjalankan ibadatnya.

Toleransi beragama meminta kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan

tanggung jawab, sehingga menumbuhkan perasaan solidaritas dan

mengeliminir egoistis golongan. Toleransi hidup beragama itu bukan suatu

campur aduk, melainkan terwujudnya ketenangan, saling menghargai bahkan

sebenarnya lebih dari itu, antar pemeluk agama harus dibina gotong royong di

dalam membangun masyarakat kita sendiri dan demi kebahagian bersama.

Sikap permusuhan, sikap prasangka harus dibuang jauh-jauh diganti dengan

saling menghormati dan menghargai setiap menganut agama-agama.55

Sikap toleran merupakan sikap yang berada diantara sikap ekslusif dan

inklusif. Sikap ekslusif ada pada orang-orang yang menutup diri dari seluruh

atau sebagian kebenaran lain di luar yang ia percayai. Sedangkan sikap

inklusif adalah sikap dimana seseorang meyakini kebenaran diri sendiri,

sambil berusaha memahami dan menerima kemungkinan kebenaran yang lain

54

Yusuf al-Qardhawi, Minoritas NonMuslim di dalam Masyarakat Islam, Penerjemah

Muhammad Baqir, (Bandung: Mizan, 1985), h. 95-97. 55

Said Agil Husin AlMunawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003),

h. 16-17.

Page 63: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

54

bahkan siap untuk bekerja sama secara aktif di tengah perbedaan itu. Sikap

toleran berada di tengah kedua sikap tersebut, yakni sikap membiarkan yang

lain namun masih secara pasif. Pasif yang dimaksud adalah tidak ada

keinginan untuk sampai memahami dan terlibat aktif dalam perbedaan-

perbedaan yang dijumpai.56

Toleransi mengarah pada sikap terbuka dan mau mengakui adanya

berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa,

adat-istiadat, budaya, bahasa serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan

sunatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan pemikiran ini

adalah firman Allah SWT dalam QS Al-Hujarat ayat 13:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang

paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di

antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ayat ini menjelaskan bahwa pluralitas memang dikehendaki oleh Allah

SWT. Tetapi perbedaan tersebutdalam kerangka yang baik.Islam

mengajarkan persamaan antara sesama manusia. Perbedaan warna kulit,

bahasa, budaya, jenis kelamin dan sebagainya bukan alasan manusia merasa

memiliki derajat yang lebih tinggi diantara yang lainnya. Pada kenyataannya

yang membedakan manusia dengan manusia lainnya dihadapan Allah adalah

ketakwaannya. Oleh karena itu, adanya suatu perbedaan diantara manusia

56Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural, Menghargai Kemajukan Menjalin

Kebersamaan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003)

Page 64: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

55

bukan maksud Allah ingin merendahkan mereka diantara yang lainnya,

melainkan Allah menciptakan mereka dengan sebaik-baiknya. Serta

kenyataan perbedaan itu adalah ujian keimanan masing-masing pemeluk

agama.

D. Komunikasi Empatik

Kata empati berasal dari kata “einfuhlung” yang semula disunakan

oleh seorang psikolog Jerman. Kata ini secara Harfiah berarti merasa

terlibat (feeling into). Empati menurut Onong Uchana Effendy adalah

kemampuan memproyeksikan diri kepada orang lain. Dengan kata lain,

empati adalah kemampuan menghayati perasaan orang lain atau

merasakan sesuatu yang dirasakan orang lain. Empati memfasilitasi

komunikasi, kerjasama, sikap menghormati dan sifat kasih sayang.57

Dalam penggunaan sehari-hari, empati didefinisikan sebagai

berada pada posisi orang lain, sebagai simpati yang dalam, sebagai

kepekaan pada kebahagiaan bukan pada kesedihan dan sinonim langsung

dari simpati. Menurut Bennet sebagaimana dikutip Dedy Mulyana empati

didefinisikan sebagai partisipasi emosional dan intelektual secara

imajinatif pada pengalaman orang lain. Dalam empati kita berpartisipasi

bukan menempatkan dan kita berhubungan dengan pengalaman dan bukan

posisi. Kita harus memasuki kepala dan hati orang lain, berpartisipasi

57

Ade Masturi, Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik(Perspektif

Psikologi Komunikasi), Komunikasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 4, Nomor 1

Januari-Juni 2010, h 16.

Page 65: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

56

dalam pengalamannya seakan-akan kita betul-betul orang lain itu.58

Penulis menyimpulkan komunikasi empatik adalah dapat merasakan apa

yang dirasakan orang lain dengan bagaimana perasaan orang lain itu

rasakan.

Kegagalan komunikasi salah satunya karena kurangnya

kemampuan mendengarkan dengan empati. Oleh karenanya Floyd yakin

bahwa empati adalah “the key to effective listening and therefore to

communication”, empati adalah kunci untuk mendengarkan secara efektif

sehingga menghasilkan komunikasi yang efektif pula. Komunikasi

empatik merupakan salah satu keterampilan berkomunikasi untuk

mendukung pencapaian tujuan komunikasi dari sisi persuasif maupun

informatif. Komunikasi empatik berarti komunikasi yang dilandasi

kesadaran untuk memahami dengan perasaan, kepedulian dan perhatian

terhadap komunikan. Karena itu, dalam komunikasi empaik yang perlu

diperhatikan adalah cara memahami orang lain.59

Ada enam langkah yang manjadi petunjuk mengembangkan

keterampilan empati, yaitu:60

1. Mengasumsikan Perbedaan, membayangkan diri sebagai asing secara

potensial adalah salah satu diantara aspek yang paling sukar dalam

memikirkan realitas majemuk. Tetapi, pendekatan ini diperlukan untuk

menjembatani pemisahan individu yang terkandung pada asumsi

58

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung:PT

Remaja Rosdakarya, 2005), h. 87-88. 59

Ade Masturi, Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik(Perspektif

Psikologi Komunikasi), Komunikasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 4, Nomor 1

Januari-Juni 2010, h 18-19. 60

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung:PT

Remaja Rosdakarya, 2005), h. 89-92.

Page 66: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

57

perbedaan yang dengan cara lain tidak mungkin dilakukan. Jika kita

menerima bahwa kita bisa saja berbeda dan menghadapi kontruksi dan

situasi berbeda maka kita akan bebas membayangkan pikiran dan

perasaan kita dari perspektif yang lain. Selama kita dapat

menghubungkan perspektif dari hasil bayangan kita dengan perspektif

orang lain yang sebenarnya, maka barulah kita dapat melakukan

empati.

2. Mengenali diri, persiapan yang diperlukan adalah mengenal diri kita

secukupnya sehingga dimungkinkan peneguhan kembali identitas

individual secara mudah. Jika kita menyadari nilai, asumsi dan

keyakinan individual secara kultural kita sendiri yakni bagaimana kita

mendefinisikan identitas kita maka kita tidak perlu takut kehilangan

diri kita. Kita tidak akan kehilangan sesuatu yang dapat diciptakan

kembali sekehendak kita. Titik berat pada pengetahuan diri tidak boleh

jatuh menjadi pemujaan diri.

3. Menunda diri, salah satu cara memikirkan prosedur ini adalah

membayangkan bahwa diri atau identitas adalah batas arbitrer yang

kita tarik antara diri kita dengan dunia yang lain, termasuk orang lain.

Penangguhan diri adalah perluasan batas ini secara sementara

menghilangkan pemisahan antara diri dan lingkungan. Penundaan

batas diri diperlancar dengan mengetahui dimana batas-batas itu

(pengetahuan diri), tetapi ini hanya terjadi jika orang pertama-tama

memiliki asumsi realitas ganda yang dirujukkan pada diri sendiri.

Page 67: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

58

4. Melakukan Imajinasi Terbimbing, agar empati interpersonal yang

cermat terjadi, kita harus membiarkan imajinasi kita dibimbing ke

dalam pengalaman orang lain yang tertentu. Jika kita berusaha secara

aktif membimbing imajinasi, yang terjadi lebih menyerupai berpikir.

Jika kita berhasil membiarkan imajinasi kita disedot oleh orang lain,

kita sedang berpartisipasi secara imajinatif pada pengalaman orang

lain. Menurut Bennet perasaan pergeseran kesadaran ini sangat mirip

dengan partisipasi imajinatif dalam permainan teater atau novel. Hal

lain yang sejalan dengan imajinasi terbimbing adalah penggunaan

intuisi dalam pemecahan masalah kreatif.

5. Membiarkan pengalaman empati, jika kita membiarkan imajinasi kita

dibimbing ke dalam orang lain, kita sedang mengalami seakan-akan

orang itu adalah diri kita sendiri. Intensitas pengalaman empati, bahkan

bisa jadi lebih besar, sejajar dengan intensitas drama yang kadang-

kadang lebih besar dari kehidupan. Pengalaman empati seperti

imajinasi harus dibiarkan mengarahkan pengalaman secara sadar,

menurut definisi adalah kegiatan sadar diri dan karena itu tidak tepat

untuk batas yang diperluas, yang bergerak pada langkah ini.

6. Meneguhkan kembali diri, dalam kebudayaan kita paling tidak

peneguhan diri itu adalah komponen yang diperlukan untuk

komunikasi empati. Tujuan empati bukanlah kehidupan terus menerus

seperti alam semesta ini, sebaliknya empati interpersonal membiarkan

penundaan identitas secara terkendali dan sementara untuk mencapai

tujuan khusus, memahami orang lain. Jika tujuan ini tercapai, batas-

Page 68: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

59

batas diri dapat ditegakkan kembali. Identitas diteguhkan kembali

dengan pertama-tama menciptakan lagi rasa keterpisahan antara diri

dengan orang lain yang merupakan keadaan normal dalam kebudayaan

kita.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam komunikasi

empatik, yaitu: pertama, lingkungan keluarga, empati sulit tumbuh dalam

keluarga yang orangtuanya tidak punya rasa empatik. Kedua,

menyembunyikan kekecewaan atau kemarahan, empati lebih kentara

ketika orang lain berprilaku dan bersikap sesuai dengan prefensi (orang

lebih mudah berempati pada temannya yang bersikap baik kepadanya).

Ketiga, membuat asumsi tentang motivasi orang lain, perasaan empatik

berkurang bila prasangka (negatif) muncul dalam komunikasi, hal ini akan

mendistorsi hubungan dan akan mengakibatkan rusaknya komunikasi.

Keempat, terlalu berempati, sikap empati seing dirancukan dengan sikap

mengalah, tidak jujur mengutarakan perasaan, tidak tegas atau tidak terus

terang, empati seharusnya mempertimbangkan secara mendalam perasaan

orang laindan kemudian membuat keputusan-keputusan cerdas yang

berhasil merespon perasaan-perasaan itu.61

Agar komunikasi berjalan efektif, para pelaku komunikasi harus

mempertahankan dan menerapkan prinsip komunikasi empatik, yaitu:

pertama, prinsip keseluruhan bukan sebagian. Kedua, moral. Ketiga,

berusaha mengerti baru dimengerti. Keempat, diagnosa sebelum respon.

61

Ade Masturi, Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik(Perspektif

Psikologi Komunikasi), Komunikasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 4, Nomor 1

Januari-Juni 2010, h 19-21.

Page 69: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

60

Kelima, keyakinan. Keenam, kontak mata. Ketujuh, senyuman. Kedelapan,

saling menyukai.62

62

Ade Masturi, Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik(Perspektif

Psikologi Komunikasi), Komunikasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 4, Nomor 1

Januari-Juni 2010, h 24-27.

Page 70: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

61

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Kelurahan Parapat

Kelurahan Parapat adalah salah satu dari tiga kelurahan dan dua nagori

yang ada di kecamatan Girsang Sipanganbolon dan masuk dalam kabupaten

Simalungun provinsi Sumatera Utara yang terletak pada ketinggian 910 meter

dari permukaan laut. Secara umum kelurahan Parapat beriklim dingin dan

sejuk dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan

kecamatan Dolok Panribuan, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan

Tigaraja/ kabupaten Tobasa, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan

Girsang dan sebelah barat berbatasan dengan Nagori Sibaganding. Kelurahan

Parapat mempunyai topografi yang bervariasi yaitu datar, bergelombang dan

berbukit hingga kemiringan 750.1

B. Luas Wilayah

Luas wilayah kelurahan Parapat adalah 1.452 Ha yang terdiridari:2

1. PemukimanUmum : 192 Ha

2. Perkantoran : 3 Ha

3. Pertokoan/Perdagangan : 3 Ha

4. Sekolah : 6 Ha

5. Terminal : 2,5 Ha

6. Peribadatan/Mesjid, Gereja, Vihara : 14 Ha

1Data Monografi Kelurahan Parapat pada Tahun 2016

2Data Monografi Kelurahan Parapat pada Tahun 2016

Page 71: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

62

7. Kuburan : 1,5 Ha

8. SawahPengairan ½ Teknis : 6 Ha

9. Jalan : 6 Ha

10. Ladang/Tegalan : 58 Ha

11. Perkebunan Rakyat : 20 Ha

12. HutanAsli :1,116 Ha

13. TempatRekreasi : 2 Ha

14. RekreasiOlahraga : 2 Ha

15. Danau : 6 Ha

16. Padang/Ilalang : 3 Ha

17. Padang Rumput : 2 Ha

18. Lain-lain : 10 Ha

C. Lingkungan

Di kelurahan Parapat tidak terdapat RT maupun RW, tetapi yang terdapat

adalah pembagian lingkungan. Ada 7 lingkungan yang terdapat di kelurahan

Parapat, yaitu terdiri dari:3

Tabel 01

Lingkungan di Wilayah Kelurahan Parapat

No Lingkungan Wilayah

1. Lingkungan I JlnAnggarajim, JlnSisimangaraja sampai Parit

Ganjang

2. Lingkungan II Terminal, Jln Bangun Dolok, Sosor Saba dan

Jln Sisingamangaraja Atas

3Data Monografi Kelurahan Parapat pada Tahun 2016

Page 72: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

63

No Lingkungan Wilayah

3. Lingkungan III Kampung Bangun Dolok dan Buntu Malasang

4. Lingkungan IV Jln Pemuda, Jln Jonatan Sinaga, Jln Josep

Sinaga, Buntu Pasir Tigarihit

5. Lingkungan V Jln Merdeka, Jln Gotong Royong, Pangasean,

Jln Sisingamangaraja Atas dan Sosor Tolong

6. Lingkungan VI Jln Merdeka, Jln Josep Sinaga, Jln Pendidikan

dan Jln Pembangunan

7. Lingkungan VII Kampung Simangaruntak, Jln RSU, Jln

Sisingamangajara Atas batas lapangan Golf

D. Jumlah Penduduk

Adapun jumlah kepala keluarga yang ada di kelurahan Parapat adalah

berjumlah 1.487 orang dengan rincian jumlah kepala keluarga laki-laki

sebanyak 1.423 orang dan kepala keluarga perempuan berjumlah 64 orang.

Adapun jumlah penduduk di kelurahan Parapat menurut laporan bulanan

kependudukan kelurahan Parapat bulan Mei 2016 adalah berjumlah 6.563

orang dengan jumlah penduduk usia 0-16 tahun berjumlah 2.506 orang dan

penduduk usia 17 tahun ke atas yaitu berjumlah 4.057 orang.

Page 73: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

64

Tabel 02

Jumlah Penduduk Kelurahan Parapat Berdasarkan Kepala Keluarga

No

Kelurahan

KepalaKeluarga Usia

L P 0-16 tahun 17 tahun

keatas

1. Lingkungan I 186 11 382 759

2. Lingkungan II 268 12 479 779

3. Lingkungan III 51 4 79 160

4. Lingkungan IV 277 16 553 790

5. Lingkungan V 297 13 526 801

6. Lingkungan VI 241 6 334 622

7. Lingkungan VII 103 2 153 106

Jumlah 1.423 64 2.056 4.057

Adapun jumlah penduduk kelurahan Parapat berdasarkan agamanya adalah

yang beragama Islam berjumlah 395 orang, beragama Katolik berjumlah 810

orang, beragama Kristen Protestan berjumlah 3.686 orang dan beragama

Budha berjumlah 34 orang.

Page 74: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

65

Tabel 03

Jumlah Penduduk Kelurahan Parapat Berdasarkan Agama

No

Kelurahan

JumlahPendudukMenurut Agama

Islam Katolik Kristen

Protestan

Budha

1. Lingkungan I 90 101 709 31

2. Lingkungan II 90 123 706 -

3. Lingkungan III 9 - 174 3

4. Lingkungan IV 75 248 665 -

5. Lingkungan V 80 214 587 -

6. Lingkungan VI 42 107 525 -

7. Lingkungan VII 9 17 320 -

Jumlah 395 810 3.686 34

Adapun mata pencaharian yang ada di kelurahan Parapat adalah bertani,

wiraswasta, TNI/POLRI, PNS dan lain-lain. Berikut adalah grafik mata

pencaharian yang ada di kelurahan Parapat berdasarkan wilayah

lingkungannya.

Page 75: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

66

Tabel 04

Jumlah Penduduk Kelurahan Parapat Berdasarkan Mata Pencaharian

No

Kelurahan

Mata Pencaharian

Bertani Wiraswasta TNI/P

OLRI

PNS DLL

1. Lingkungan I 100 392 2 20 189

2. Lingkungan II 200 547 7 15 190

3. Lingkungan III 100 21 - - 15

4. Lingkungan IV 150 397 1 16 85

5. Lingkungan V 34 297 2 30 201

6. Lingkungan VI 47 248 1 50 114

7. Lingkungan VII 138 83 - 11 56

Jumlah 769 1.985 13 142 850

E. Tempat Ibadah

Adapun tempat ibadah yang ada di kelurahanParapat adalah Gereja

yang berjumlah 4, Mesjid berjumlah 1, Mushala berjumlah 1 dan Vihara

berjumlah 1 bangunan.

F. Struktur Kepemimpinan di KelurahanParapat

Berikut merupakan bagan organisasi Kelurahan Parapat Perda

Kabupaten Simalungun No.17 Tahun 2008:

Lurah : Parningotan Girsang

Sekretaris : Riemsi Manik

Page 76: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

67

Kasi Pemerintahan : Rohana Sampetua Sinaga, SH

Kasi Kesra : Ramasa, Spd

Kepling 1 : Alter Silalahi

Kepling 2 : Yull Bryner Pakpahan

Kepling 3 : Ramses Sidabutar

Kepling 4 : Jamian Sigiro

Kepling 5 : Huala Sinaga

Kepling 6 : Wilman Sagala

Kepling 7 : Posder Sirait

G. Iklim

Curah hujan tahunan rata-rata 4.417 mm dengan 120 hari hujan dan

curah hujan tertinggi adalah pada bulan September dan terendah pada

bulan Juni.Temperatur rata-rata adalah 22° – 24° C.4

H. Produksi Utama Pertanian

Adapun produksi utama pertanian di kelurahan Parapat adalah:5

1. Padi sawah

2. Kopi Ateng

3. Jagung

4. Tomat

5. Cabai

4Data Monografi Kelurahan Parapat Tahun 2016

5Data Monografi Kelurahan Parapat Tahun 2016

Page 77: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

68

I. Pariwisata

Kelurahan Parapat banyak didatangi oleh parawisatawan karena di

kelurahan Parapat terdapat objek wisata yang terkenal yaitu Danau Toba

yang tersebar di sekitar wilayah kelurahanParapat. Di sekitar Danau Toba

memiliki fasilitas hotel, bungalow dan restaurant, yaitu:

Tabel 05

Hotel/Restaurant di Kelurahan Parapat

No. Hotel / Restaurant

1. Hotel Niagara

2. Hotel Parapat

3. Siantar Hotel

4. Wisma Danau Toba AL/Wisata Bahari

5. Hotel Atsari

6. Hotel Tara Bunga Sibigo

7. Hotel Danau Toba Intl’

8. Danau Toba Cottage

9. Parapat View Hotel

10. Hotel Toba

11. Hotel Budi Mulya

12. Hotel Darma Agung Beach

13. Hotel I and You

14. Hotel Soloh Jaya

15. Hotel Toba Hill

16. Riris Inn

Page 78: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

69

No Hotel/Restaurant

17. Pakan Baru Hotel

18. Hotel Sinar Baru

19. Penginapan Romeos

20. Hotel Olibert

21. Hotel Tobali

22. Penginapan Mars

23. Hotel New Cendrawasih

24. Wisma Pandu

25. Hotel Sapadia

26. Hotel Pelangi

27. Hotel Sedayu

28. Losmen Saur

29. WismaRetta

30. Penginapan Bina Guna

31. Aek Sere Hotel

32. Star Inn

33. Restaurant Singgalang

34. Restaurant Hongkong

35. Restaurant Sehat

36. Restaurant City

37. Restaurant Sinar Pagi

38. Restaurant Gundaling

Page 79: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

70

No Hotel/Restaurant

39. Restaurant Asia

40. Restaurant Istana

J. Fasilitas Perkantoran dan Bangunan Pemerintah Lainnya

1. Kantor Polisi Sektor (Polsek) : 1 unit

2. Kantor Lurah : 3 unit

3. Kantor Pangulu : 3 unit

4. Kantor Pos dan Giro : 1 unit

5. Kantor PT. PLN : 1 unit

6. Kantor PT. Telkom : 1 unit

7. Kantor BMG : 1 unit

8. Kantor Satpol Airud : 1 unit

9. Kantor Dikjar : 1 unit

10. Kantor KUA : 1 unit

11. Kantor PDAM : 1 unit

12. Kantor LLASD : 1 unit

13. Terminal : 1 unit

14. Rumah Sakit Umum : 1 unit

15. Puskesmas : 1 unit

16. Puskesmas Pembantu (Pustu) : 2 unit

17. Bank BRI : 1 unit

18. Bank Sumut : 1 unit

19. ATM Bank BNI : 1 unit

Page 80: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

71

20. ATM Bank Mandiri : 1 unit

21. ATM Bank Sumut : 2 unit

22. SMA Negeri : 1 unit

23. SMA Swasta HKBP : 1 unit

24. SMP Negeri : 2 unit

25. SMP Swasta HKBP : 1 unit

26. MTS MRT. Parapat : 1 unit

27. SD Negeri : 17 unit

28. TK : 7 unit

K. Sosial Budaya, Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat

1. Sosial Budaya

a. Penduduk Kelurahan Parapat terdiri dari suku Batak Toba dan

Simalungun (mayoritas) serta suku lainnya suku Jawa, Minang,

Melayu, Aceh, Karo dan Nias. Bahasa yang dipergunakan dalam

kehidupan sehari-hari adalah bahasa Batak Toba dan bahasa Indonesia.

b. Penduduk Kelurahan Parapat mempunyai Kesenian Khas Toba dan

Simalungun dan kesenian yang paling diminati masyarakat adalah seni

tari dan seni suara.

2. Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat

Berbicara tentang ketentraman dan ketertiban di Kelurahan Parapat

pada dasarnya telah didukung oleh faktor kepatuhan / kesadaran

masyarakat terhadap adat istiadat dan agama, namun tidaklah kurang

artinya langkah yang ditempuh pemerintah dalam menangani bidang

Page 81: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

72

keamanan dan ketertiban yaitu bentuk organisasi Perlindungan

Masyarakat dan Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling).

Gangguan keamanan yang bersifat kriminalitas dapat dikatakan

tidak ada yang menyolok baik dilingkungan masyarakat maupun

terhadap wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Parapat.

Demikian juga pedagang kaki lima maupun pedagang asongan

tidak ada saling berebutan tempat, semua ditempatkan pada tempat

yang ditentukan. Dan yang paling penting adalah keamanan dan

ketentraman wisatawan yang berekreasi di danau Toba sangat

terjaga.Hal ini dapat terlaksana berkat kesiapan / kesadaran masyarakat

serta Petugas Lalu Lintas Sungai dan Danau (LLASD) serta Tim SAR

Parapat berkoordinasi dengan Polisi Parapat.

Jadi secara umum keamanan dan ketertiban masyarakat di

Kelurahan Parapat dapat dikatakan aman, tentram dan tertib serta

terkendali.

L. Suku

Dalam cerita rakyat disebtkan bahwa masyarakat Batak berasal dari dua

orang manusia ciptaan Mulaji Nabolon yang dinamakan Siraja

Ilhatmanisia (laki-laki) dan Siboru Ilhatmanisia (perempuan). Siraja

Ilhatminisia mempunyai tiga orang anak, salah seorang diberi nama Raja

Miokmok. Kemudian anak Raja Miokmok bernama Engbanua yang

memiliki seorang anak bernama Raja Bonangbonang. Raja Bonangbonang

ino mempunyai tiga orang anak bernama Guru Tantan Debata, Si Asi dan

Si Jau. Guru Tantan Debata memiliki dua orang anak bernama Guru Tatea

Page 82: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

73

Bulan dan Raja Isumbaon. Pada generasi berikutnya Guru Tatea Bulam

memiliki lima orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan, dua

diantaranya melakukan kawin sumbang dan mempunyai tiga orang anak

bernama Siraja Lontung, Siraja Borbor dan Babiat. Ketiga orang inilah

sebagai nenek moyang masyarakat Batak selain dari keturunan Raja

Isumbaon.6

Keturunan Siraja Batak terbagi atas dua bagian besar, yaitu: Pertama

adalah belahan Lontung yang merupakan himpunan dari Borbor dan

sejumlah marga yang lebih kecil (babiat), yang berasal dari keturunan

Guru Tatea Bulan. Marga yang termasuk dalam belahan Lontung adalah

Pasaribu, Batubara, Parapat, Tarihoran, Matondang, Saruksuk, Sahang

Maima, Sipahutar, Harahap, Tanjung, Pusuk, D. Pulungan, Lubis, Nahulu,

Sahang Mataniari, Gultom, Pakpahan, Sitinjak, Siahaan, Sianturi,

Rajagukguk, Ritonga, Siagian. Kemudian belahan Sumba yang ke

dalamnya termasuk kelompok marga turunan Raja Isumbaon. Kelompok

marga yang termasuk belahan Smba adalah Simbolon, Sitanggang,

Simanik, Rumabolon, Ruma Ganjang, Sitindaon, Sidabtar, Sijabat, Sidari,

Sidabalok, Turnip, Sidauruk, Sitio, Sialagan, Sinapitu, Simarmata, Saragi,

Manurung, Pane, Sirait, Siahaan, Siagian, Purba, Tampubolon, Silaen,

Simanjuntak, Nasutian, Dalimunte, Hutagaol, Panjaitan, Silitonga,

Marpaung, Napitupulu, Simangunsong, Pangaribuan, Hutajulu, Sihaloo,

Sipayng, Lumbanpea, Lumbangaol7

6 Tim Penulis Balai Arkeologi Medan, Sumatera Utara: Catatan Sejarah dan Arkeologi,

(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), h. 126. 7 Tim Penulis Balai Arkeologi Medan, Sumatera Utara: Catatan Sejarah dan Arkeologi,

h. 126-127.

Page 83: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

74

Masyarakat Batak Toba menganut sistem patrilinier dan marga disusun

berdasarkan garis keturunan laki-laki. Sistem marga itu diatur berdasarkan

Dalihan Na Tolu yang terdiri dari tiga unsur: saudara semarga (dongan

sabutuha), pihak pemberi istri (hula-hula), dan penerima istri (boru).

Sedangkan sistem pelapisan sosial masyarakat Batak Toba didasarkan atas

senioritas, jabatan dan sifat keaslian.8

8 Tim Penulis Balai Arkeologi Medan, Sumatera Utara: Catatan Sejarah dan Arkeologi,

h. 127.

Page 84: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

75

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pola Komunikasi Masyarakat Muslim dengan Masyarakat non-Muslim di

Kelurahan Parapat

Setelah penulis melakukan penelitian di kelurahan Parapat, penulis

melihat komunikasi yang terjalin antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim terjalin dengan baik. Di kelurahan Parapat

mayoritas dihuni oleh masyarakat bersuku Batak dan ada pula yang

bersuku Minang dan Jawa tetapi itu minoritas. Masyarakat Muslim di

kelurahan Parapat banyak yang bersuku Minang dan Jawa, ini terlihat dari

banyaknya rumah makan yang bernuansa Minang dan Jawa karena

memang Parapat merupakan daerah pariwisata sehingga banyak ditemukan

rumah makan dengan berbagai pilihan menu.

Selain itu terlihat pula dari nama-nama mereka yang tidak

bermarga karena dalam suku Batak dibelakang nama orang terdapat marga

yang merupakan turunan dari Ayahnya seperti Nasution, Lubis, Sinaga,

Sirait dan lain-lain. Masyarakat Batak ada juga yang beragama Islam,

kebanyakan dari mereka adalah berasal dari Batak Mandailing dan

biasanya marga mereka adalah Lubis, Tampubolon dan Nasution dan juga

Gultom. Masyarakat yang bersuku Minang dan Jawa juga ada pula yang

menikah dengan masyarakat Batak asli (Muslim) di kelurahan Parapat dan

ada pula masyarakat Batak (non-Muslim) yang menikahi masyarakat yang

bersuku Minang dan Jawa dan mereka pindah agama dan memeluk agama

Page 85: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

76

Islam dan juga ada pula masyarakat Minang dan Jawa yang menikahi

masyarakat Batak (non-Muslim) dan mereka murtad dari Islam.

Hal ini adalah merupakan proses asimilasi, dimana similasi itu

adalah prilaku sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia

dengan latar belakang kebudayaan berbeda-beda, saling bergaul secara

intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan

golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-

unsur masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan

campuran.1 Biasanya golongan yang berada pada proses asimilasi adalah

golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Sama seperti di

kelurahan Parapat yaitu golongan mayoritasnya adalah mereka yang

bersuku Batak dan golongan-golongan minoritasnya adalah mereka yang

bersuku Jawa, Minang dan Aceh.

Penulis menemukan interaksi yang terjalin baik di kalangan

generasi tua masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di

kelurahan Parapat, terlihat dari ketika mereka bertemu di jalan saling

menyapa dan mengajak untuk berkunjung ke rumahnya. Tetapi ini sedikit

berbeda dengan generasi setelahnya yaitu anak muda kelurahan Parapat

mereka menganggap orang yang berbeda agama dan sekolah bukanlah

temannya dan tidak saling mengenal walaupun orang tua mereka saling

kenal satu sama lain. Ini dikarenakan kurang berinterakasinya mereka

dalam pergaulan sehari-hari, mereka hidup dalam satu lingkungan tetapi

tidak dekat secara emosional. Mereka akan berbaur bila ada acara yang

1 Koentojoraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Aksara Baru, 1981), h. 255.

Page 86: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

77

melibatkan mereka atau ketika ada kegiatan yang meilbatkan mereka. Lalu

berbeda pula dengan generasi anak-anaknya, seperti kebanyakan anak-

anak di Indonesia jika mereka sudah bermain bersama maka mereka

semua membaur walaupun mereka itu berbeda agama, suku dan lainnya.2

Masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim ketika sedang

berinteraksi memakai bahasa Indonesia dan terkadang pula memakai

bahasa daerah yaitu terutama bahasa Batak. Masyarakat Muslim yang

bukan bersuku Batak pun telah pandai dalam bahasa Batak, ini

dikarenakan kebiasaan mendengarkan masyarakat yang bersuku Batak

dalam berinteraksi sehari-hari. Bahkan masyarakat Batak mengajarkan

masyarakat Muslim untuk berbahasa daerah dan ini merupakan toleransi

masyarakat non-Muslim untuk mengajak berbahasa daerah. Karena bila

mereka hendak mengatakan keburukan orang Muslim dalam bahasa Batak

sudah tidak bisa lagi karena masyarakat Muslim sudah mengerti dengan

bahasa Batak.3 Tapi terkadang ada beberapa di antara masyarakat Muslim

yang bersuku Jawa ataupun Minang memakai bahasa Jawa ataupun

Minang, bila mereka bertemu dengan orang yang satu suku juga maka

mereka pun menggunakan bahasa Jawa atau Minang. Masyarakat Minang

dengan masyarakat Minang dan masyarakat Jawa dengan masyarakat

Jawa. Tetapi ini bukanlah merupakan bahasa utama bila sedang

berinteraksi di antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim.

Adapun bentuk komunikasi yang dilakukan masyarakat Muslim

dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks

2Hasil Observasi PenulisPada kurun waktu Mei-Juli 2016

3Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada

tanggal 13 Juni 2016

Page 87: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

78

toleransi beragama pada bulan Ramadhan adalah komunikasi antarpribadi

dan komunikasi kelompok.

1. Komunikasi antarpribadi masyarakat Muslim dengan masyarakat non-

Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi beragama pada

bulan Ramadhan

Kegiatan-kegiatan masyarakat Muslim di bulan Ramadhan di

kelurahan Parapat cukup banyak diantaranya, melaksanakan shalat

Taraweh, Tadarus, buka puasa bersama, pesantren kilat dan

diadakannya acara gebyar Ramadhan.4 Adapun acara gebyar

Ramadhan ini adalah dibukanya kantin-kantin menjelang buka puasa.

Dalam kegiatan Ramadhan yang diadakan ini tidak hanya melibatkan

masyarakat Muslim saja tetapi masyarakat non-Muslim pun ikut

meramaikannya. Seperti, saat hendak melaksanakan shalat Taraweh

supir-supir angkot yang notabene beragama non-Muslim langsung

mengantarkan penumpang nya ke Mesjid karena mereka mengetahui

karena hendak buru-buru shalat Taraweh.5

Contoh lainnya adalah dalam kegiatan gebyar Ramadhan

diadakannya berjualan makanan menjelang berbuka puasa, yang

membeli makanan itu tidak hanya masyarakat Muslim saja tetapi

masyarakat non-Muslim pun ikut membeli makanan tersebut dan ini

mendatangkan rezeki bagi masyarakat Muslim.6 Selain itu, ketika

4Hasil Wawancara dengan Bapak Sumari sebagai Ketua Kenaziran Mesjid Raya Taqwa

Parapat pada tanggal 15 Juni 2016 5Hasil Wawancara dengan Bapak H. Maimun selaku ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon pada Tanggal 15 Juni 2016 6Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada

tanggal 13 Juni 2016

Page 88: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

79

masyarakat Muslim mengadakan buka puasa bersama yang

diselenggarakan oleh pihak hotel yang ada di sekitar kelurahan

Parapat, mereka tidak hanya mengundang masyarakat Muslim saja

tetapi beberapa perwakilan dari pihak non-Muslim pun diundang untuk

ikut dalam acara buka puasa bersama tersebut.7 Masyarakat non-

Muslim sejauh ini belum ada yang mengadakan acara buka puasa

bersama untuk masyarakat Muslim.

Dalam hal supir angkot yang langsung mengantarkan penumpang

ke mesjid agar tidak terlambat dalam melaksanakan shalat taraweh itu

termasuk ke dalam komunikasi empatik yang langkah keempat yaitu

melakukan imajinasi terbimbing. Dimana agar komunikasi empati

interpersonal yang cermat terjadi, kita harus membiarkan imajinasi kita

dibimbing ke dalam pengalaman orang lain yang tertentu. Disini sopir

angkot melakukan imajinasi terbimbing yang dimana dia merasa

seolah-oleh dia adalah orang yang hendak melaksanakan shalat

Taraweh dan akan segera dilaksanakan. Karena itu dia terlebih dahulu

menurunkan penumpang yang hendak ke mesjid untuk melaksanakan

shalat taraweh.

Dalam hal masyarakat Muslim mengundang perwakilan dari

masyarakat non-Muslim untuk ikut dalam acara buka puasa bersama,

ini juga dapat membangun komunikasi empatik. Karena di dalam

komunikasi empatik komunikator harus mampu memahami, memiliki

kepedulian dan penghargaan serta perhatian terhadap orang lain.

7Hasil Wawancara dengan Jan Warisman sebagai Pimpinan Jemaat Gereja GKPS Parapat

pada tanggal 15 Juli 2016

Page 89: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

80

Masyarakat Muslim sebagai komunikator telah menunjukkan rasa

memiliki kepedulian serta perhatian terhadap orang lain dengan ikut

mengundang masyarakat non-Muslim untuk ikut acara buka puasa

bersama. Masyarakat non-Muslim juga turut melakukan komunikasi

empatik dengan turut hadir untuk memenuhi undangan dari masyarakat

Muslim, mereka menghargai undangan dari pihak Muslim.

Dalam hal ini masyarakat Muslim yang berjualan dengan pembeli

masyarakat non-Muslim telah melakukan komunikasi antarpribadi.

Dimana komunikasi antarpribadi itu adalah adalah menurut Joseph A.

Devito seperti yang dikutip oleh Onong U. Effendy yaitu proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau

diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika.8 Masyarakat Muslim mendapatkan

efeknya berupa rezeki yang diberikan masyarakat non-Muslim melalui

makanan yang dibelinya dan masyarakat non-Muslim mendapatkan

efek berupa kepuasan telah membeli makanan siap saji tanpa harus

memasak lagi.

Komunikasi yang terjadi antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim ini juga termasuk ke dalam salah satu tipologi

sikap beragama yaitu inklusif. Inklusifisme adalah memandang bahwa

“keselamatan” bukan monopoli agamanya, penganut agama lain yang

secara emplisit berbuat benar menurut agamanya akan mendapatkan

8Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2003) h. 59-60.

Page 90: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

81

keselamatan juga.9 Di Kelurahan Parapat masyarakat menjalankan

agamanya menurut perintah agamanya masing-masing. Masyarakat

Muslim dan masyarakat non-Muslim juga saling menghargai ibadah

masing-masing agama. Mereka tidak mudah curiga pada agama lain

dan mereka juga tidak saling mengganggu satu sama lain. Buat mereka

ungkapan “agamamu lah untukmu dan agamaku lah untukku”

dijalankan dengan baik sehingga tidak pernah terjadi konflik diantara

mereka yang melibatkan perpecahan agama.

2. Komunikasi Kelompok masyarakat Muslim dengan masyarakat non-

Muslim di kelurahan Parapat dalam konteks toleransi beragama pada

bulan Ramadhan

Pihak kenaziran Mesjid selaku panitia Ramadhan juga

mengkomunikasikan acara-acara di Ramadhan melalui surat edaran

yang disampaikan kepada pihak kelurahan Parapat.10

Di kelurahan

Parapat juga diadakannya Jumat bersih yang dilakukan tiap dua

minggu sekali pada hari Jumat. Dalam kegiatan acara Jumat bersih ini

masyarakat Muslim bekerja sama dengan masyarakat non-Muslim

dalam membersihkan lingkungannya masing-masing karena di

kelurahan Parapat ini terbagi-bagi atas lingkungan, seperti di daerah

lain itu dinamakan RT atau RW. Dalam bulan Ramadhan pun tetap

dilaksanakan Jumat bersih ini.Jumat bersih ini diliburkan apabila di

hari itu ada acara besar seperti jika hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

9Thomas F O’Dea, Sosiologi Agama Suatu Pengantar Awal, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1995(, h.217. 10

Hasil Wawancara dengan Bapak Sumari sebagai Ketua Kenaziran Mesjid Raya Taqwa

Parapat pada tanggal 15 Juni 2016

Page 91: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

82

jatuh pada hari Jumat dan juga jika jatuh pada Jumat agung yang

dirayakan oleh masyarakat non-Muslim.11

Dalam kegiatan ini terlihat komunikasi kelompok yang terjadi

antara masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat.Dimana, komunikasi kelompok adalah adalah komunikasi

yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok

orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang

menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang

yang dalam kelompok itu sedikit berarti kelompok itu kecil dan disebut

komunikasi kelompok kecil (small group communication). Jika

jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan

komunikasi kelompok besar (large group communication).12

Pihak

Kelurahan Parapat mengundang masyarakat Muslim dan masyarakat

non-Muslim untuk duduk bersama-sama membicarakan masalah

kebersihan di kelurahan Parapat. Sehingga dalam forum itu ditetapkan

bahwa tiap Jumat dua minggu sekali diadakannya Jumat bersih. Ini

bisa dikatakan termasuk dalam komunikasi kelompok besar karena

melibatkan banyak orang dalam masyarakat di kelurahan Parapat.

Di kelurahan Parapat suasana sahurnya sedikit berbeda dengan

suasana di daerah lain di Indonesia. Di daerah lain seperti Jakarta dan

sekitarnya untuk membangunkan dan juga mengingatkan warga sekitar

rumah untuk sahur biasanya dengan cara berkeliling rumah dan

meneriakan sahur atau memakai pengeras suara di mesjid atau mushala

11

Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada

tanggal 13 Juni 2016 12

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 75.

Page 92: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

83

terdekat. Hal ini berbeda dengan di kelurahan Parapat, hal seperti itu

tidak ada. Ketika sahur maka tidak ada membangunkan warga sekitar

dengan berkeliling dan juga membangunkan memakai pengeras suara

dari mesjid. Hal ini dilakukan karena rumah masyarakat Muslim yang

satu dan Muslim yang lainnya di kelurahan Parapat berjauhan dan juga

untuk menghargai masyarakat non-Muslim yang sedang beristirahat

pada jam sahur. 13

Menurut penulis, sikap yang ditunjukkan masyarakat Muslim

kepada masyarakat non-Muslim dengan membangunkan sahur tanpa

memakai pengeras suara termasuk dalam komunikasi empatik.

Masyarakat Muslim mampu menghayati perasaan masyarakat non-

Muslim atau merasakan apa yang dirasakan masyarakat non-Muslim.

Karena bila membangunkan sahur memakai pengeras suara maka akan

mengganggu waktu tidur dan istirahat masyarakat non-Muslim di

sekitar wilayah Mesjid Raya Taqwa Parapat. Masyarakat Muslim dapat

memahami apa yang dirasakan oleh masyarakat non-Muslim dan juga

menghormati hak-hak masyarakat non-Muslim yang hendak istirahat

dengan tenang.

B. Toleransi Beragama Masyarakat Muslim dengan Masyarakat non-Muslim

di Kelurahan Parapat pada Bulan Ramadhan

Agama adalah suatu ciri kehidupan sosial umat manusia yang

universal, dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara

13

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Maimun selaku ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon pada Tanggal 15 Juni 2016

Page 93: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

84

berpikir dan pola-pola prilaku yang memenuhi syarat untuk disebut

“agama”. Banyak dari apa yang disebut agama termasuk dalam

suprastruktur agama terdiri dari pesan-pesan bertipe simbol, citra,

kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana manusia

menginterpretasikan eksistensi mereka. Akan tetapi, agama juga

mengandung kompenen ritual, maka sebagian agama tergolong juga dalam

stuktur sosial bahkan budaya masyarakat.14

Dalam kehidupan masyarakat kita akan dihadapkan dengan

berbagai lapisan masyarakat yang berbeda agama. Agar tidak terjadi

konflik diantara masyarakat yang heterogen maka diperlukan adanya sikap

toleransi beragama. Toleransi beragama adalah saling menghargai antara

agama yang satu dengan agama yang lainnya, tidak saling menggangu dan

saling menjaga bagaimana kegiatan keagamaan itu berjalan sebagaimana

tertulis dalam Alqur’an “Lakum dinukum waliyadin (untukmulah

agamamu dan untukkulah agamaku)”.15

Sedangkan dalam ajaran Kristen

toleransi beragama adalah saling menghargai dan menghormati

sesamanya, sesamanya disini adalah tanpa memandang ras, suku maupun

agama.16

Di Kelurahan Parapat belum pernah terjadi konflik antara

masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di bulan

Ramadhan.Ini dikarenakan masyarakat Muslim dengan masyarakat non-

14

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2011), h. 267. 15

Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada

tanggal 13 Juni 2016 16

Hasil Wawancara dengan Pdt. Anggiat Hutahuruk sebagai Pendeta Gereja HKBP

Parapat pada tanggal 24 Juli 2016

Page 94: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

85

Muslim di kelurahan Parapat memiliki rasa kebersamaan. Dengan adanya

rasa kebersamaan ini maka timbul toleransi beragama yang menjadi faktor

keberhasilan tidak pernah terjadinya konflik antara masyarakat Muslim

dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat. Karena di kelurahan

Parapat ini sistemnya tidak memandang agama, suku, ras dan lainnya

karena prinsipnya agar tetap rukun karena kelurahan Parapat merupakan

kota pariwisata dengan Danau Toba sebagai simbol pariwisata. 17

Masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim sebagai

kelompok masyarakat memang tidak pernah berkonflik karena perbedaan

agama. Tetapi sebagai individu masyarakat Muslim dengan masyarakat

non-Muslim pernah berkonflik. Konflik ini banyak disebabkan oleh ketika

anak-anak mereka bertengkar lalu orang tua nya pun ikut bertengkar, hal

ini biasanya merembet ke masalah perbedaan agama. Akhirnya mereka

pun tidak berbaikan dalam jangka waktu tertentu walaupun anak yang

menyebabkan mereka bertengkar telah kembali bermain bersama lagi.

Contoh lainnya adalah ketika masyarakat non-Muslim yang

memelihara anjing dan dibiarkan berkeliaran. Dalam Islam anjing adalah

salah satu hewan yang haram, bahkan bila kita bersentuhan dengan anjing

pun kita harus mensama’ nya. Biasanya hal ini dapat menimbulkan

keributan diantara tetangga yang di lingkungan itu ada masyarakat non-

Muslim yang memelihara anjing dan dibiarkan berkeliaran. Masyarakat

Muslim tetap pada pendiriannya bahwa anjingnya tidak boleh memasuki

kawasan rumahnya dan masyarakat non-Muslim yang memiliki anjing

17

Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada

tanggal 13 Juni 2016

Page 95: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

86

tersebut tetap ingin memelihara anjing itu tanpa mengkandangkan

anjingnya. Hal ini dapat menyebabkan permusuhan diantara mereka.

Biasanya mereka akan berbaikan bila ada musibah yang menimpa salah

satu diantara mereka, maka tetangga akan berdatangan ke rumahnya dan

orang yang berkonflik pun berbesar hati untuk datang ke rumahnya dan

mereka akan berdamai seperti biasanya.18

Dalam kehidupan masyarakat kelurahan Parapat sebagai kelompok,

baik masyarakat Muslim maupun masyarakat non-Muslim telah

melakukan komunikasi empatik, dimana mereka tidak mengganggu urusan

agama yang lain. Juga sikap saling memiliki dan rasa kebersamaan

mendukung dalam komunikasi empatik diantara mereka. Tetapi

masyarakat non-Muslim sebagai individu ada beberapa yang tidak

memiliki rasa empatik yaitu orang yang membiarkan anjing nya

berkeliaran di sekitar rumahnya. Mereka tidak memahami bahwa anjing

dalam agama Islam merupakan salah satu hewan yang haram dan jika

bersentuhan dengan anjing maka najis baginya. Hal ini juga menandakan

mereka tidak menghormati dan menghargai masyarakat Muslim yang

hidup di sekitar rumahnya. Dalam prinsip komunikasi empatik yang ketiga

yaitu berusaha mengerti baru dimengerti, masyarakat non-Muslim tidak

melakukannya. Mereka tidak mengerti dengan apa yang dirasakan oleh

masyarakat Muslim yang tinggal di sekitar rumahnya sehingga masyarakat

Muslim tidak berusaha mengerti dengan apa yang dilakukan masyarakat

non-Muslim tersebut.

18

Hasil Observasi Penulis pada kurun waktu Mei-Agustus 2016

Page 96: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

87

Sikap toleransi beragama sangat diperlukan agar tidak terjadi

konflik di antara masyarakat yang hidup berdampingan. Semua manusia

yang hidup di muka bumi ini adalah makhluk ciptaan Allah. Sebagaimana

yang tertulis dalam Alqur’an surat Al-Baqarah ayat 21. Sehingga orang-

orang yang beragama lain itu pun manusia juga, seperti di Indonesia

memiliki banyak agama makanya ada kerukunan beragama dan karena

itulah muncul toleransi beragama itu antara agama yang satu dengan

agama yang lainnya. Agama Islam tidak boleh mengganggu agama yang

lainnya, begitu pula sebaliknya agama lain tidak boleh mengganggu agama

Islam ketika beribadah. Pada zaman dahulu, ada yang bertanya kepada

Rasul, siapa orang yang Rasul tidak sukai? Maka Rasul menjawab adalah

orang yang tidak bersyahadat dan orang yang malas untuk berinfaq dan

sedekah dan orang yang tidak mempunyai kesabaran. Rasul memang tidak

menyukai orang yang tidak bersyahadat atau tidak memeluk agama Islam

tetapi Rasul tidak membenci mereka, bahkan Rasul pernah menjenguk

orang yang sakit padahal orang itu sangat membenci Rasullah dan sering

meludah pada Rasullah.19

Tetapi menurut penulis ada ayat Al-qur’an yang lain yang

menunjukkan sikap toleransi beragama yaitu QS Al-Hujarat ayat 13:

19

Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada tanggal

13 Juni 2016

Page 97: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

88

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang

yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling

bertakwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal.”

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia itu

dengan banyak suku dan bangsa. Perbedaan suku, agama, bangsa dan

lainnya bukan alasan manusia untuk merasa lebih tinggi dari manusia

lainnya yang berbeda dengannya. Karena yang membedakan derajat

seseorang itu adalah ketakwaannya kepada Allah SWT. Sehingga dalam

kehidupan sehari-hari seseorang itu tidak boleh merendahkan orang lain

yang berbeda agama dengannya bahkan seharusnya mereka saling

menghargai dan menghormati sesama makhluk ciptaan Allah SWT, maka

dari itu diperlukan sikap toleransi diantara umat beragama.

Pada saat bulan Ramadhan, masyarakat non-Muslim juga

dilibatkan pada rangkaian acara kegiatan pada bulan Ramadhan.Salah satu

contohnya adalah mengundang tokoh-tokoh agama di acara buka puasa

bersama yang diselenggarakan oleh pihak Muslim. Biasanya para tokoh

agama dari masyarakat non-Muslim mendapatkan undangan yang

diberikan pihak Muslim kepada mereka. Mereka pun dengan senang hati

menerima undangan tersebut dan datang ke acara buka puasa bersama

yang diselenggarakan oleh pihak Muslim.20

Ketika Idul Fitri tiba biasanya masyarakat Muslim akan

membagikan kue lebaran kepada tetangga di lingkungan tempat

20

Hasil Wawancara dengan Jan Warisman Damanik sebagai Pimpinan Jemaat Gereja GKPS

Parapat pada tanggal 15 Juli 2016

Page 98: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

89

tinggalnya. Begitu pula sebaliknya ketika Natal tiba masyarakat non-

Muslim akan memberikan kue kepada masyarakat Muslim. Ini dilakukan

setiap tahun dari dulu sehingga ini sudah menjadi budaya yang selalu

dilakukan di kelurahan Parapat.21

Masyarakat Muslim maupun masyarakat

non-Muslim saling perhatian pada tetangga di sekitar rumahnya.

Masyarakat Muslim perhatian pada masyarakat non-Muslim walaupun

masyarakat non-Muslim tidak merayakan hari raya Idul Fitri tetapi mereka

perhatian dengan memberi kue lebaran kepada tetangga di sekitar

rumahnya yang beragama non-Muslim. Begitu pula sebaliknya, ketika

Natal tiba masyarakat non-Muslim memberikan kue pada tetangganya

yang beragama Islam walaupun mereka tidak merayakannya. Mereka

saling menghargai satu sama lain dan ini merupakan salah satu sikap

dalam komunikasi empatik.

Pihak non-Muslim juga sering membagikan sembako kepada pihak

Muslim di bulan Ramadhan. Ini sering terjadi di masa-masa kampanye

jika masa kampanye nya bertepatan dengan bulan Ramadhan. Itu tandanya

pihak non-Muslim menghargai pihak Muslim. Tetapi hal ini tidak hanya

terjadi pada masa kampanye saja, walaupun tidak dalam masa kampanye

pihak non-Muslim yang berkecukupan juga sering memberikan sembako

pada pihak Muslim yang membutuhkan di bulan Ramadhan. Menurut

Ustadz Suadji, pihak non-Muslim yang memberikan sembako pada pihak

Muslim itu tidaklah merupakan nilai ibadah tetapi itu diterima saja sebagai

21

Hasil Wawancara dengan Ramsion Barutu sebagai Pimpinan Gereja Katolik Parapat pada

tanggal 20 Juli 2016

Page 99: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

90

pemberian orang yang peduli kepada kita sepanjang yang diberikan pihak

non-Muslim kepada Muslim itu masih halal.

Selain itu, pihak non-Muslim di bulan Ramadhan juga menghargai

pihak Muslim yang sedang melakukan ibadah puasa. Ini dapat terlihat dari

masyarakat non-Muslim ketika bertemu di jalan mereka merokok dengan

sembunyi-sembunyi, walaupun biasanya di luar bulan Ramadhan mereka

itu merokok dengan terbuka dan juga mengajak untuk kumpul bersama di

rumah makan atau restoran.22

Pihak non-Muslim juga memiliki rasa ketakutan akan memberikan

makanan buka puasa buat pihak Muslim. Mereka takut karena mereka itu

tidak tahu makanan yang akan diberikan itu adalah makanan halal atau

tidak bagi pihak Muslim. Sepengamatan saya di bulan Ramadhan,

masyarakat Muslim malah memberikan makanan kepada masyarakat non-

Muslim ketika hendak berbuka. Ini biasanya dilakukan oleh pihak Muslim

dan non-Muslim yang bertetangga. Pihak Muslim memberikan makanan

mereka yang dimasak berlebihan kepada pihak non-Muslim. Tetapi

sepengamatan saya juga pihak non-Muslim tidak memberikan makanan

yang mereka masak kepada masyarakat Muslim, kecuali makanan ringan

seperi roti, kue atau gorengan yang mereka beli dari toko. Ini dikarenakan

mereka takut makanan yang mereka masak itu tidak halal bagi masyarakat

Muslim, jadi mereka tidak memberikannya. Jadi, mereka memberikan

makanan yang mereka beli di luar saja kepada pihak Muslim.

22

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Maimun selaku ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon pada Tanggal 15 Juni 2016

Page 100: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

91

Selain itu ada cerita yang terjadi pada awal tahun ini, masyarakat

Muslim hendak membangun tembok kuburan Islam dengan biaya hampir

160 juta. Ketika sedang bekerja membangun tembok, masyarakat non-

Muslim mendatangi lokasi pembagunan dan menanyakan kegiatan apa

yang sedang dikerjakan. Ketika mendengar hendak membangun tembok

kuburan, mereka pun dengan sukarela menyumbang sebesar 5 juta untuk

membantu pembangunan tembok kuburan. Dan yang tidak disangka

setelah itu banyak juga yang menyumbang untuk pembangunan tembok

kuburan itu. Mereka menyumbang itu dengan ikhlas tanpa pamrih.23

Dulunya shalat Tarawih di kelurahan Parapat hanya dilaksanakan

di Mesjid Raya Taqwa Parapat. Mesjid ini merupakan satu-satunya mesjid

yang ada di kelurahan Parapat sehingga mesjid ini selalu dipenuhi oleh

masyarakat Muslim di kelurahan Parapat yang hendak melaksanakan

shalat Tarawih. Bahkan mesjid ini telah diperbesar dengan bantuan donasi

dari donatur orang Medan, menjadikan mesjid ini menjadi lebih besar dan

memuat masyarakat Muslim yang hendak melaksanakan ibadah mereka.

Dalam beberapa tahun belakangan ini sudah ada dua mushala yang

mengadakan shalat tarawih juga. Satu nya di daerah dekat hotel dan

pantai-pantai yang ada di sekitar danau toba, alasan melaksanakan shalat

Tarawih disini agar para wisatawan lebih dekat untuk melaksanakan

ibadah dan juga masyarakat sekitar tidak terlalu jauh untuk pergi ke

mesjid. Satu lagi, shalat Tarawih dilaksanakan di mushala yang ada di

hotel Niagara Parapat.Hotel ini berada sedikit di atas kelurahan Parapat

23

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Maimun selaku ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon pada Tanggal 15 Juni 2016

Page 101: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

92

dan hotel ini menyediakan rumah tinggal buat para karyawannya. Alasan

ini jugalah yang melatarbelakangi diadakannya shalat Tarawih disini.

Masyarakat non-Muslim tidak mengganggu masyarakat Muslim

dalam melakukan ibadah di bulan Ramadhan, malah mereka membantu

masyarakat Muslim yang beribadah. Salah satu contohnya adalah

masyarakat non-Muslim membantu dalam mengatur parkiran mesjid

ketika masyarakat Muslim hendak melaksanakan shalat Tarawih. Ini

dilakukan oleh tukang parkir rumah makan yang ada di sekitar mesjid

ataupun anak muda yang sedang nongkrong di mesjid. Mereka membantu

lahan parkir mesjid dengan tidak menerima imbalan apapun dari pihak

mesjid.24

Mesjid Raya Taqwa Parapat memang terletak di jalan lintas

Sumatera sehingga banyak di sekitarnya rumah makan dan restoran.

Sehingga ketika masyarakat Muslim hendak dan setelah melaksanakan

shalat Tarawih, tukang parkir yang ada di rumah makan itu dengan sigap

membantu untuk para masyarakat yang membawa motor ataupun mobil

untuk bisa masuk dan keluar dari mesjid. Tukang parkir ini bukanlah

masyarakat Muslim melainkan Masyarakat non-Muslim, alasan mereka

membantu adalah agar jalanan di sekitar mesjid tidak menjadi macet dan

masyarakat Muslim yang hendak keluar mesjid jadi tidak berebutan.

Mereka juga menjaga kendaraan masyarakat Muslim yang melaksanakan

shalat Tarawih agar tidak terjadi pencurian. Selama dilaksanakannya shalat

Tarawih mereka memantau di sekitar parkiran mesjid orang-orang yang

24

Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada tanggal

13 Juni 2016 dan H. Maimun

Page 102: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

93

mencurigakan. Selama ini belum pernah terjadi pencurian kendaraan

selama melaksanakan shalat Tarawih di mesjid Raya Taqwa Parapat. Ini

dapat terjadi dengan bantuan masyarakat non-Muslim yang ada di sekitar

mesjid juga.

Toleransi beragama yang ditunjukkan oleh masyarakat non-

Muslim tidak hanya sampai disitu saja. Di kelurahan Parapat memang

masyarakat Muslim menjadi kaum minoritas sehingga mereka yang di

bulan-bulan selain bulan Ramadhan berjualan sarapan, di bulan Ramadhan

pun mereka berjualan sarapan seperti lontong, nasi rames dan bubur. Porsi

jualan mereka memang berkurang dibandingkan bulan-bulan lainnya

.Masyarakat non-Muslim yang menjadi langganan mereka tetap membeli

sarapan pada mereka. Tetapi mereka menghormati pihak Muslim yang

sedang melaksanakan ibadah puasa. Mereka membeli sarapan dengan cara

dibungkus dan dibawa pulang ke rumah. Padahal biasanya mereka makan

di warung tempat mereka membeli sarapan itu.25

Ada satu contoh besar lagi tentang toleransi beragama yang

ditunjukkan masyarakat non-Muslim pada masyarakat Muslim di bulan

Ramadhan. Beberapa tahun lalu masyarakat Muslim mengadakan malam

takbiran hari raya Idul Fitri pawai obor dengan menempuh perjalanan

hampir 4KM dengan berjalan kaki. Hal ini sudah mendapatkan izin

Musfika setempat, baik dari Danramil, Kapolsek maupun dari Camat. Pada

saat melakukan pawai obor, tidak disangka anak-anak muda dari gereja

25

Hasil wawancara dengan Ustadz Suadji sebagai Ustadz di kelurahan Parapat pada tanggal

13 Juni 2016

Page 103: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

94

HKBP menjaga sepanjang jalan untuk menjaga keamanan masyarakat

Muslim yang melakukan pawai obor.

Selain itu, beberapa tahun lalu ketika ramai diperbincangkan

tentang pembakaran rumah ibadah, masyarakat Muslim yang

melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan, anak-anak muda masyarakat

non-Muslim menjaga sekitar lapangan bekerja sama dengan aparat

keamanan untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya

shalat Idul Fitri. Begitu juga sebaliknya, ketika masyarakat non-Muslim

melaksanakan Natal, masyarakat Muslim turut menjaga gereja dan tempat

berlangsungnya acara Natal.26

Di kelurahan Parapat acara Natalan tidak hanya dilaksanakan pada

saat malam tanggal 25 Desember dan saat tanggal 25 Desember, tetapi

sebelum atau pun sesudahnya di adakan acara Natalan. Biasanya ini

dilaksanakan per lingkungan yang ada di kelurahan Parapat dan itu

tidaklah dilaksanakan dalam satu hari sekaligus tetapi biasanya satu

lingkungan mengadakan di hari ini dan lingkungan lainnya

melaksankannya di hari lainnya.Sehingga acara Natalan di kelurahan

Parapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Natal lingkungan ini

tidaklah diadakan di gereja tetapi diadakan di lapangan di sekitar

lingkungan tersebut. Masyarakat dari lingkungan lain dapat melihat dan

menyaksikan acara Natalan lingkungan yang lain, begitu pula masyarakat

luas termasuk masyarakat Muslim dapat melihat acara Natal lingkungan

yang diadakan.

26

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Maimun selaku ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon pada Tanggal 15 Juni 2016

Page 104: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

95

Dalam komunikasi empatik, masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim saling memahami dan mengerti sehingga terjalin

komunikasi yang efektif diantara mereka. Masyarakat Muslim maupun

masyarakat non-Muslim mempunyai kemampuan komunikasi empatik

yang baik sehingga belum pernah terjadi konflik diantara mereka pada

bulan Ramadhan. Mereka dapat membangun komunikasi empatik karena

dapat saling memahami satu sama lain, memiliki kepedulian diantara

sesamanya serta perhatian pada orang lain. Masyarakat non-Muslim

menunjukkan sikap komunikasi empatik dengan ikut menyumbang untuk

pembangunan tembok kuburan Islam padahal mereka sebenarnya tidak ada

hubungannya dengan pembangunan tersebut. Masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim saling menjaga saat hari besar mereka seperti saat

takbiran, shalat Idul Fitri dan juga Natalan.

Dalam pemberian zakat di bulan Ramadhan, baik itu zakat fitrah

ataupun zakat mal, masyarakat non-Muslim tidaklah dilibatkan ataupun

tidak diberi zakat.Karena pihak Muslim mengutamakan masyarakat

Muslim yang membutuhkan nya lebih banyak.Sehingga dalam masalah

pembagian zakat di bulan Ramadhan masyarakat non-Muslim tidak ikut

menerimanya.27

Di kelurahan Parapat terdapat sekolah STT(Sekolah Tinggi

Teologi) Trinity yang merupakan sekolah milik non-Muslim, setiap pagi

dari hari senin sampai minggu dari pukul 06.00-07.00 WIB mereka

memperdengarkan kajian mereka yang terdiri dari nyanyian pujian dan

27

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Maimun selaku ketua MUI kecamatan Girsang

Sipanganbolon pada Tanggal 15 Juni 2016

Page 105: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

96

juga ceramah singkat menggunakan pengeras suara sehingga suaranya

sampai terdengar ke rumah-rumah warga kelurahan Parapat. Begitu pula di

saat bulan Ramadhan mereka tetap memperdengarkan kajian mereka

tersebut di jam yang sama. Masyarakat Muslim secara kelompok tidak

menentang dengan adanya kajian itu tetapi masyarakat Muslim sebagai

individu ada yang tidak suka dengan adanya kajian tersebut tetapi mereka

tidak melakukan tindakan lanjutan. Menurut Ustad Suadji masyarakat

Muslim mengambil sisi positif dari adanya kajian tersebut adalah dapat

membangunkan mereka untuk segera shalat Subuh dan segera beraktivitas

agar tidak terlambat dalam aktivitasnya.

Hal menariknya adalah masyarakat non-Muslim yang protes

dengan adanya kajian tersebut .Hal tersebut dilakukan oleh pemilik dan

pegawai kafe yang memang buka pada waktu malam dan beristirahat pada

pagi hari. Mereka melakukan protes kepada sekolah STT Trinity tersebut

karena telah mengganggu waktu istirahat mereka.Tetapi walaupun begitu

mereka tidak mendengar protes tersebut dan tetap mendengarkan kajian

tersebut menggunakan pengeras suara. Hal ini bisa saja menimbulkan

konflik di kemudian hari jika ada yang mempropokasi kemarahan

masyarakat di kelurahan Parapat.

Sedangkan masyarakat Muslim di kelurahan Parapat hanya

memperdengarkan adzan dengan memakai pengeras suara hanya untuk

shalat Subuh, Maghrib dan Isya. Shalat Zuhur dan Ashar tidak memakai

pengeras suara .Hal ini dilakukan karena di saat shalat Zuhur dan Ashar

masyarakat di kelurahan Parapat sedang menjalankan aktivitas sehari-

Page 106: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

97

harinya, sehingga agar tidak mengganggu maka shalat Zuhur dan Ashar

adzannya tidak memakai pengeras suara. Keputusan ini diambil agar tidak

menimbulkan konflik diantara masyarakat Muslim dan masyarakat non-

Muslim dikarenakan suara adzan.

Dalam kasus ini, masyarakat Muslim telah menunjukkan sikap

empatik dimana mereka tidak menggunakan pengeras suara untuk adzan

Zuhur dan Ashar yang dimaksudkan agar tidak mengganggu masyarakat

yang lain dalam menjalankan aktivitasnya. Masyarakat Muslim

menghormati dan menghargai masyarakat non-Muslim yang sedang

beraktivitas di siang hari sehingga suara adzan tidak mengganggu aktivitas

mereka. Mereka memahami perasaan masyarakat non-Muslim jika

mendengarkan adzan di siang dan sore hari sehingga suara adzan pada

shalat Zuhur dan Ashar tidak memakai pengeras suara.

Sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan oleh sekolah STT

Trinity, menurut penulis mereka tidak melakukan komunikasi empatik

kepada masyarakat di kelurahan Parapat baik masyarakat Muslim maupun

masyarakat non-Muslim lainnya. Bahkan ketika bulan Ramadhan mereka

tetap memperdengarkan kajian mereka menggunakan pengeras suara, hal

ini sebenarnya merupakan sikap tidak menghargai kaum Muslim yang

sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Mereka tidak memahami

bagaimana perasaan kaum Muslim dan tidak mempunyai sikap kepedulian

terhadap kaum Muslim padahal kaum non-Muslim lainnya menghormati

masyarakat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan

Ramadhan. Sekolah STT Trinity tersebut tidak mempertimbangkan

Page 107: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

98

perasaan orang lain dan tidak membuat keputusan yang dapat diterima

oleh semua pihak yang ada di kelurahan Parapat. Ini dapat terlihat dari

protes yang datang juga dari masyarakat non-Muslim kepada mereka. Jika

hal ini dibiarkan berlarut-larut maka yang ditakutkan adalah terjadinya

konflik diantara masyarakat di kelurahan Parapat.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi antara Masyarakat

Muslim dengan Masyarakat non-Muslim di Kelurahan Parapat

1. Faktor Pendukung Komunikasi antara Masyarakat Muslim dengan

Masyarakat non-Muslim di Kelurahan Parapat

Ada beberapa karakteristik komunikasi antara masyarakat Muslim

dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat yang menjadi

faktor pendukung dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

a. Rasa Kebersamaan

Di kelurahan Parapat ini tidak memandang agama, suku, ras

dan lainnya, semuanya memiliki rasa kebersamaan yang tinggi.

Misalnya saja ada suatu kerjaan yang melibatkan banyak orang

seperti Jumat bersih, masyarakat kelurahan Parapat baik beragama

Islam, Protestan, Katolik ataupun Budha ikut semua untuk

melaksanakan Jumat bersih di lingkungan rumah mereka. Ketika

masyarakat Muslim melakukan ibadah shalat Taraweh di bulan

Ramadhan pun masyarakat non-Muslim ikut membantu lahan

parkir dan begitu pula saat melaksanakan shalat Idhul Fitri

masyarakat non-Muslim turut menjaga di sekitar lokasi

Page 108: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

99

melaksanakan Shalat Idul Fitri.Begitu pun sebaliknya ketika

masyarakat non-Muslim merayakan Natal lingkungan, masyarakat

Muslim ikut membantu dan menjaga di sekitar lokasi perayaan

Natal.

b. Rasa Saling Menghargai Satu Sama Lain

Masyarakat non-Muslim menghargai masyarakat Muslim

ketika melaksanakan ibadah.Masyarakat non-Muslim tidak

mengganggu masyarakat Muslim dalam melaksanakan kegiatan

apapun di dalam mesjid.Padahal di sekitar mesjid Raya Taqwa

Parapat itu banyak dihuni oleh masyarakat non-Muslim. Karena

itulah masyarakat Muslim juga menghargai masyarakat non-

Muslim yang ada di sekitar mesjid dengan tidak membangunkan

sahur dengan cara pakai pengeras suara seperti yang banyak

dilakukan di kota-kota besar. Juga di Kelurahan Parapat ini saling

menjaga saja, seperti bila ada kegiatan di depan Gereja yang

dilakukan oleh pihak Muslim, pihak non-Muslim tidak pernah

melarangnya karena meupakan bagian dari komunitas

masyarakat.28

c. Sikap Gotong Royong

Masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim di

kelurahan Parapat selalu menunjukkan sikap gotong royong.

Seperti dengan adanya Jumat bersih yang diadakan pada hari Jumat

tiap dua minggu sekali, disini masyarakat Muslim dengan

28

Hasil Wawancara dengan Pdt. Anggiat Hutahuruk sebagai Pendeta Gereja HKBP

Parapat pada tanggal 24 Juli 2016

Page 109: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

100

masyarakat non-Muslim bersama-sama untuk membersihkan

lingkungan mereka. Walaupun di bulan Ramadhan mereka tetap

melaksanakan Jumat bersih dan membersihkan di sekitar

lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu, bila ada masyarakat

Muslim maupun masyarakat non-Muslim yang sedang terkena

musibah seperti meninggal, maka masyarakat di kelurahan Parapat

berbondong-bondong untuk melayat dan membantu keluarga yang

di tinggalkan terutama bila keluarga yang tidak mampu. Begitu

pula bila ada keluarga yang ingin menikahkan anaknya, maka

masyarakat disini saling bantu membantu sampai pada acara

pernikahan tersebut.29

d. Rasa Simpati

Simpati adalah menempatkan diri kita secara imajinatif

dalam posisi orang lain. Simpati merupakan proses seolah-olah

terlarut dalam perasaan, pikiran kebahagiaan dan kesedihan orang

lain. Simpati sangat penting dalam menjalin hubungan dan

komunikasi sosial.30

Sikap simpati yang dilakukan masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapatterlihat dari bila ada masyarakat yang meninggal maka

masyarakat di kelurahan Parapat datang melayat dan

mengungkapkan belasungkawa nya kepada keluarga yang

29

Hasil Observasi Penulis pada tanggal 07 Agustus 2016 di saat salah satu keluarga

Muslim menikahkan anaknya, dalam acara tersebt yang menjadi panitia acara bukan

hanya dari masyarakat Muslim tetapi masyarakat non-Muslim juga ikut dilibatkan dalam

acara tersebut bahkan dalam tradisi masyarakat Parapat bila ada keluarga yang sedang ada

acara maka yang lain akan menyumbang seperti gula, kopi dan teh. 30

Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT.

Remaja Rosadakarya, 2005), h. 78.

Page 110: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

101

ditinggalkan. Mereka pun menghibur keluarga yang ditinggalkan.

Jika yang meninggal adalah beragama Islam, masyarakat yang

beragama non-Muslim tetap datang melayat ke rumah duka begitu

pun sebaliknya jika yang meninggal beragama Kristen maka

masyarakat Muslim tetap melayat ke rumah duka walaupun itu

terjadi pada bulan Ramadhan. Masyarakat di kelurahan Parapat

memang saling menghargai dan saling menghormati.31

e. Sikap Kekeluargaan

Masyarakat Muslim yang melakukan ibadah puasa di bulan

Ramadhan terkadang membuat acara buka puasa bersama yang

diselenggarakan oleh pihak Mesjid ataupun ada dari pihak hotel-

hotel di sekitar kelurahan Parapat. Dalam acara buka puasa

bersama itu pemuka agama atau orang yang terpandang dari

masyarakat non-Muslim turut diundang walaupun mereka tidak

menjalankan ibadah puasa. Sebaliknya ketika masyarakat non-

Muslim merayakan Natal, masyarakat Muslim ikut diundang untuk

melihat perayaan Natal lingkungan yang diselenggarakan oleh

masing-masing lingkungan di kelurahan Parapat. Ada juga

beberapa masyarakat Muslim ketika menjelang buka puasa

memberikan makanan kepada masyarakat non-Muslim yang

tinggal berdekatan dengan dirinya. Ataupun ketika lebaran tiba

31

Hasil Observasi Penulis pada bulan Juli 2016, waktu itu ada dari masyarakat

Muslim yang meninggal, yang datang melayat bukan hanya dari masyarakat

Muslim saja tetapi masyarakat non-Muslim yang mengenal Almarhum juga datang

melayat ke rumah duka, lalu di bulan yang sama masyarakat non-Muslim ada yang

meninggal karena dalam tradisi mereka si mayit disemayamkan di rumah selama

beberapa hari maka biasanya bakalan ramai dengan para pelayat di hari pertama

dan juga hari terakhir sebelum dikuburkan. Yang datang melayat ada juga dari

masyarakat Muslim yang mengenal keluarga yang berduka.

Page 111: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

102

masyarakat Muslim memberikan kue lebaran kepada masyarakat

non-Muslim yang menjadi tetangganya dan ketika Natal tiba

masyarakat non-Muslim pun memberikan kue kepada masyarakat

Muslim.

2. Faktor Penghambat Komunikasi Masyarakat Muslim dengan

Masyarakat Non-Muslim di Kelurahan Parapat

Ada beberapa karakteristik komunikasi antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat yang

menjadi faktor penghambat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

a. Prasangka Sosial

Di kelurahan Parapat masyarakat non-Muslim menjadi

penduduk mayoritas dan masyarakat Muslim menjadi penduduk

minoritas .Dalam kehidupan sehari-hari terjadilah komunikasi dan

interaksi diantara mereka, walaupun secara garis besar komunikasi

yang terjadi diantara mereka baik-baik saja tetapi masih saja timbul

prasangka diantara mereka. Contohnya, timbulnya rasa curiga

dalam masyarakat Muslim jika masyarakat non-Muslim

memberikan makanan kepada mereka. Curiga terhadap makanan

tersebut apakah makanan ini halal atau haram buat dimakan,

karena masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat memakan dan

memasak sendiri binatang yang haram buat masyarakat Muslim

yaitu anjing dan babi. Sehingga timbul rasa curiga pada masyarakat

Muslim apakah makanan yang diberikan ini halal atau tidak karena

dimasak dari kuali yang sama dengan memasak anjing dan babi

Page 112: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

103

tadi. Hal ini dapat menimbulkan konflik batin diantara masyarakat,

faktor kurangnya pengetahuan masyarakat juga menimbulkan

prasangka-prasangka sosial lainnya.

Di masyarakat Kristen jika ada keluarga yang meninggal

maka pada hari penguburan itu diadakan seperti pesta saja. Banyak

orang berdandan melayat, disediakan makanan bagi pelayat dan

juga mereka menari tor-tor dan biasanya si mayit itu

disemayamkan di rumah duka sekitar 3 atau 5 atau 7 hari. Berbeda

dengan ajaran Islam yang menyuruh untuk mensegerakan

menguburkan si mayit. Karena perbedaan ini timbul omongan-

omongan diantara masyarakat karena kurangnya pengetahuan

masyarakat. Padahal hal ini telah menjadi budaya di dalam Kristen

dan juga ajaran di Islam.32

b. Stereotip

Dari pengamatan penulis, ada stereotip yang melekat pada

masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim di kelurahan

Parapat. Pada masyarakat non-Muslim stereotip yang melekat

adalah mereka ini jorok dan kotor, alasan pertama adalah karena

mereka ini di rumah memelihara anjing dan anjingnya dilepas saja

di rumah bahkan keluar rumah juga. Selain itu, mereka juga

memelihara babi walaupun babinya di kandangkan di dekat tempat

mereka tinggal. Kotoran dari anjing maupun babi mereka itu

menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mereka ini dikatakan

32

Hasil Observasi Penulis selama penulis tinggal di kelurahan Parapat.

Page 113: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

104

jorok. Lalu alasan lainnya adalah karena kedekatan mereka dengan

hewan peliharaan mereka itu, sehingga aktivitas mereka sehari-hari

pun dilakukan bersama hewan peliharaan mereka. Setelah mereka

bermain dengan anjing mereka biasanya tidak langsung

membersihkan diri dan juga anjingnya tidak dimandikan setiap

harinya, setelah anjingnya bermain di luar rumah dan kembali ke

rumah anjingnya tidak dibersihin terlebih dahulu, maka mereka ini

dibilang kotor.33

Pada masyarakat Muslim juga dikenakan stereotip, dimana

menurut masyarakat non-Muslim itu masyarakat Muslim itu terlalu

bersih, karena mereka itu tidak mau dekat-dekat dengan anjing

malah kadang ada yang takut dan menghindari anjing peliharaan

mereka.

33

Hasil Observasi Penulis Pada Bulan Juni 2016

Page 114: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

105

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komunikasi yang terjalin antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat terjalin dengan baik

walaupun terjadi perbedaan jumlah pemeluk agama yang cukup

signifikan. Toleransi beragama yang di tunjukkan masyarakat Muslim

dengan masyarakat non-Muslim juga sangat baik, ini terlihat tidak

pernah terjadi konflik diantara mereka walaupun mereka sudah hidup

berdampingan selama bertahun-tahun. Komunikasi antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim menggunakan bahasa

Indonesia dan juga menggunakan bahasa Batak. Komunikasi yang

terjadi antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim

adalah komunikasi antarpibadi dan juga komunikasi kelompok.

Komunikasi antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-

Muslim termasuk ke dalam sikap beragama yang inklusif, dimana

mereka menjalankan ibadah agamanya masing-masing tanpa

mengganggu ibadah orang lain.

2. Toleransi beragama antara masyarakat Muslim dengan masyarakat

non-Muslim di bulan Ramadhan terjalin dengan baik. Pihak dari

masyarakat non-Muslim menghargai pihak masyarakat Muslim yang

sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, mereka tidak

mengganggu masyarakat Muslim yang menjalankan ibadah puasa di

bulan Ramadhan. Bahkan masyarakat non-Muslim turut membantu

Page 115: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

106

kegiatan-kegiatan masyarakat Muslim di bulan Ramadhan seperti turut

menjaga parkiran Mesjid dan juga turut menjaga keamanan masyarakat

Muslim yang sedang shalat Idul Fitri. Masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim menunjukkan sikap empatik. Masyarakat

Muslim yang merupakan minoritas di kelurahan Parapat tidak

memperdengarkan adzan Zuhur dan Ashar menggunakan pengeras

suara.

3. Adapun faktor pendukung komunikasi masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim dalam konteks toleransi beragama di

kelurahan Parapat adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai

satu sama lain, sikap gotong royong, rasa simpati dan rasa

kekeluargaan. Sedangkan faktor penghambat terjadinya komunikasi

antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di

kelurahan Parapat adalah prasangkasosial dan stereotip.

B. Saran

1. Hubungan antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim

selalu dijaga tali persaudaraannya. Kerja sama yang telah dijalin agar

tetap dijaga agar tidak mudah dipecah oleh pihak ketiga.

2. Kepada masyarakat non-Muslim yang memelihara Anjing dan Babi

agar dapat menjaga hewan peliharaannya dan menghargai ajaran

masyarakat Muslim mengenai hewan Anjing dan Babi.

3. Kepada sekolah STT Trinity agar tidak terjadi konflik di kemudian

hari diantara masyarakat di kelurahan Parapat seharusnya mengajak

masyarakat untuk berdisukusi mengenai kajian mereka yang tiap hari

Page 116: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

107

menggunakan pengeras suara. Agar semuanya mengungkapkan

pendapat mereka mengenai sekolah STT Trinity.

Page 117: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

108

Daftar Pustaka

Buku

Ali, Muhammad, Teologi Pluralis-Multikultural, Menghargai Kemajukan

Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003).

Al Munawar, Said Agil Husin, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat

Press, 2003).

al-Qardhawi, Yusuf, Minoritas Non Muslim di dalam Masyarakat Islam,

Penerjemah Muhammad Baqir, (Bandung: Mizan, 1985).

Aritonang, Jan S, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, (Jakarta:

Gunung Mulia, 2006).

Aw, Suranto, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010).

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Toleransi Beragama Mahasiswa

(Studi Tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil

Belajar Pendidikan Agama dan Lingkungan Pendidikan Terhadap

Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7 Perguruan Tinggi Umum

Negri, (Jakarta, Maloho Jaya Abadi Press, 2010).

Badan Pusat Statistik (BPS), Hasil Sensus Penduduk 2010: Kewarganegaraan,

Suku, Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia,

(Jakarta: BPS, 2010).

Data Monografi Kelurahan Parapat

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka,1996).

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2003).

-------, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar Maju, 1992).

Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramadia,

1991).

Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikas AntarBudaya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003).

Page 118: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

109

-------, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011).

Littlejohn, Stephen dan Karen Foss, Teori Komunikasi, Penerjemah Muhammad

Yusuf Hamdan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009).

Majid, Nurcholish, Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman), (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas).

Mufid, Muhammad, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta:Kencana, 2009).

Mujani, Saiful, Muslim Demokrat: Islam, budaya Demokrasi dan Partisipasi

Politik di Indonesia Pasca Orde Baru, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2007).

Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar, (Bandung: PT

Remaja Rosadakarya, 2003).

Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi AntarBudaya, (Bandung:

PT. Remaja Rosadakarya, 2005).

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Gadja Mada University

Press, 1990).

O’Dea, Thomas F., Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1995).

Poerwadarminta, W J S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai

Pustaka Cet 5, 1976).

Rahman, Dudung Abdul, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia

Kalam Semesta, 2003).

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: PT Remaja Rosadakarya,

1999).

-------, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya,

1984).

Riyadi, M. Irfan dan Basuki, Membangun Inklusifisme Faham Keagamaan,

(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009).

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan

UIN Jakarta Press, 2007).

Samovar, Larry A, dkk. Komunikasi Lintas Budaya, Penerjemah Indri Margaretha

Sidabalok, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010).

Sihabudin, Ahmad, Komunikasi AntarBudaya :Satu Perspektif Multidimensi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2003).

Page 119: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

110

Singarimbun, Masri dan Soffian Effendy, Metode Penelitian Survei, (Yogyakarta:

Lp3S, 1987).

Soekanto, Soerjono, Sosiologi: SuatuPengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Sparadley, James. P, Metode Etnografi, Penerjemah Misbah Zulfa Elizabeth,

(Yogyakarta: Tiara Kencana, 1997)

Tim Penulis Balai Arkeologi Medan, Sumatera Utara: Catatan Sejarah dan

Arkeologi, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014).

Usman, Husaidi dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1996).

Yahya, Harun, Keadilan dan Toleransi dalam Alqur’an, (Jakarta: Iqra Insan Press,

2004).

Jurnal

Masturi Ade, Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik (Perspektif

Psikologi Komunikasi), (Komunikasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol.

4, Nomor 1 Januari-Juni 2010).

Sasongko, JokoPanji, Kapolri Beberkan Kronologi Insiden Tolikara, (CNN

Indonesia, 23-07-2015)

Skripsi

Aisyah, Siti, Pola Komunikasi Antar Umat Beragama (Studi Komunikasi

Antarbudaya Tionghoa dengan Muslim Pribumi di RW 04 Kelurahan

Mekarsari Tangerang), (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2013)

Kabarokan, Nurul Ain, Komunikasi Intra dan Antar Budaya Masyarakat Muslim

Kei di Kota Tual, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi,

Universitas Islam Negri Jakarta, 2014).

Muttaqien, Arief Sigit, Komunikasi Antar Budaya (Study Pada Pola Komunikasi

Masyarakat Muhammadiyah dan NU di Desa Pringapus, Semarang, Jawa

Tengah), (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Islam Negri Jakarta, 2009).

Supandi, Muhammad Yusup, Komunikasi AntarBudaya (Studi pada Pola

Komunikasi Etnis Arab dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan

Empang Bogor), (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negri Jakarta, 2010).

Page 120: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

111

Ilprima, Ricca Junia, Analisis Wacana Pesan Toleransi Antarumat Beragama

dalam Novel Ayat-ayat Cinta 2 Karya Habiburrhman El shirazy, (Skripsi

S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri

Jakarta, 2016).

Internet

Lord, R, 8 Agama Terbesar di Dunia, diakses pada tanggal 10 Juni 2016 pada

pukul 08.00 dari https://sites.google.co./site/lordcomputert/unida/agama/8-

agama-terbesar-di-dunia

Page 121: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Lampiran

Page 122: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 123: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 124: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 125: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 126: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 127: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Ratih Pratiwi

Narasumber : Ustadz Suadji

Pelaksanaan Wawancara : Hari : Senin, 13 Juni 2016

Pukul : 10.00-11.00 WIB

Tempat : Kediaman Ustadz Suadji

Tanya : Menurut Ustadz, apakah toleransi beragama itu?

Jawab : Menurut saya toleransi beragama itu saling menghargai antara agama

satu dengan agama yang lainnya, tidak saling mengganggu dan saling

menjaga bagaimana kegiatan keagamaan itu berjalan sebagaimana di

dalam Alquran tertulis “Laqum di nukum waliyadin (Untukmulah

agamaku dan untukkulah agamaku)”, kita tidak harus saling

mengganggu dan bagi kita orang Islam kita tidak boleh mempengaruhi

orang yang beragama lain untuk masuk ke agama kita dan kalau ada

orang yang sudah masuk ke agama kita, mereka itu harus mengikuti

ajaran agama Islam. Contohnya Allah itu tidak memaksakan orang itu

untuk masuk ke agama Islam tetapi kalau orang itu sudah masuk ke

agama Islam berarti orang harus mengikuti ajaran dan peraturan dalam

agama Islam.

T : Menurut Ustadz, Perlukah kita melakukan toleransi beragama pada orang

lain?

Page 128: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

J : Perlu kita melakukan toleransi beragama, karena semua manusia yang

diciptakan oleh Allah itu manusia, sebagaimana yang tertulis dalam

Alquran Surah Al-Baqarah ayat 21:

Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu

dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.

Jadi seandainya ada orang yang beragama lain itu kan manusia juga, jadi

manusia seperti apa yang tidak mengikuti perintah agama dari Allah, jadi

karena dia kan punya agama sendiri seperti yang ada di Indonesia itu kan

mempunyai banyak agama karena banyaknya agama itu makanya ada

kerukunan beragama dan karena itu munculah toleransi beragama itu

kepada agama lain, kita jangan mengganggu agama lain dan mereka juga

tidak boleh mengganggu agama kita. Ketika itu ada yang bertanya pada

Rasul, siapa orang yang tidak Rasul suka? Maka Rasul menjawab adalah

orang yang tidak bersyahadat dan orang yang malas untuk berinfaq dan

sedekah dan orang yang tidak punya kesabaran.

T : Sebagai pemuka agama, apakah Ustadz menganjurkan kepada umat

untuk melakukan toleransi beragama?

J : Ya, kita memang harus menganjurkan untuk melakukan toleransi

beragama kepada umat, karena di Parapat ini kan Muslim ini minoritas

Page 129: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

dan mayoritas non-Muslim dan masyarakat non-Muslim juga

menghargai agama Islam dan begitu pula kita harus melakukan toleransi

beragama pada mereka.

T : Lalu bagaimana dengan sikap Ustadz pada orang yang berpindah agama?

J : Memang kita tidak suka pada orang sudah pindah agama dari agama kita,

jangan kan kita Allah juga pasti tidak suka padanya. Allah itu pasti

mengampuni dosa kita sebesar apapun kecuali orang yang durhaka pada

orang tua dan orang yang mensekutukan Allah. Orang yang berpindah

agama itu kan sama artinya dengan orang yang mensekutukan Allah dan

itu tidak akan diampuni oleh Allah. Namun apabila dia itu dengan sadar

dan tobat dengan menyadari apa yang dia lakukan itu salah dan pindah

lagi ke agama Islam dan pertobatan dia itu akan diterima oleh Allah

sepanjang itu belum sampai akhir hayatnya.

T : Sepengetahuan Ustadz pernah gak terjadi konflik antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan?

J : Sepengetahuan saya belum pernah terjadi konflik antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan. Bahkan di

kelurahan Parapat ini toleransi beragama di bulan Ramadhan ini sangat

kental, contohnya kita membuat safari Ramadhan mereka juga

menghargai adanya safari Ramadhan tersebut, bahkan bila ada kantin-

kantin Ramadhan atau acara buka puasa bersama, mereka malah

mensupport hal yang seperti itu. Mereka tidak mengatakan itukan

makanan orang Muslim atau itu kan bukaan orang Muslim, malah

Page 130: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

mereka itu semakin membawa rezeki bagi kita dengan mereka membeli

apa yang kita dagangkan.

T : Ada tidak masyarakat non-Muslim melakukan toleransi beragama pada

masyarakat Muslim di bulan Ramadhan?

J : Ada, seperti ada pembagian sembako, ada juga masyarakat Non-Muslim

membagikan sembako pada masyarakat Muslim dan ini biasanya

dilakukan dimasa-masa kampanye jika masa kampanye nya terjadi pada

bulan Ramadhan. Itu tandanya mereka menghargai pihak Muslim.

T : Bagaimana pandangan Ustadz tentang masyarakat non-Muslim yang

dilibatkan pada kegiatan Ramadhan?

J : Kalau bagi kita itu kita terima saja karena itu merupakan pemberian dari

orang lain tapi buat mereka itu bukan merupakan nilai ibadah. Itu kita

terima saja, contohnya orang dalam melakukan jual beli saja kan

melibatkan non-Muslim dan Muslim, sepanjang yang diberikan non-

Muslim kepada Muslim itu masih halal.

T : Hubungan komunikasi apa yang terjadi antara masyarakat Muslim dan

non-Muslim di bulan Ramadhan ini?

J : Gini, kalo di daerah lain itu kan memakai RT/RW tetapi kalo disinikan

memakai lingkungan, nah kita itu diundang ke kelurahan untuk

mengadakan acara Jumat bersih dan disitu kita campur antara

masyarakat Muslim dan masyarakat non-Muslim. Dalam acara Jumat

bersih ini kita sama-sama bekerja antara masyarakat Muslim dan

masyarakat non-Muslim. Jumat bersih ini juga tetap diadakan di bulan

Ramadhan.

Page 131: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

T : Pernahkah masyarakat Muslim mendapatkan perlakuan Rasis dari

masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan?

J : Tidak pernah kalau di keluraan Parapat ini. Suatu contoh kita

mengadakan Taraweh, mereka itu tidak pernah mengganggu kita. bahkan

yang mengatur parkiran adalah masyarakat non-Muslim.

T : Bagaimana penilaian Ustadz tentang toleransi beragama yang

ditunjukkan masyarakat non-Muslim kepada masyarakat Muslim?

J : Itu merupakan suau keberhasilan dimana mereka mau bekerja sama

dalam melaksanakan Jumat bersih dan mereka itu mau membantu

mengatur lahan parkir di Mesjid saat melaksanakan shalat Taraweh.

Contoh lainnya, kita berdagang buka kantin-kantin Ramadhan dan

mereka itu yang membelinya dan mereka itu tidak makan di tempat

melainkan mereka membawa pulang.

T : Menurut Ustadz, faktor apa yang menjadi penyebab masyarakat Muslim

dan non-Muslim itu tidak pernah berkonflik?

J : Rasa kebersamaan, karena disini orang-orangnya misalkan ada kerjaan

ada rasa kebersamaan maka dengan rasa kebersamaan itulah mempunyai

keberhasilan. Karena kalau seandainya tidak ada rasa kebersamaan dan

tidak ada toleransi maka tidak ada keberhasilan. Karena di kelurahan

Parapat ini sistemnya tidak memandang agama, suku dan lainnya karena

prinsip disini tetap rukun karena Parapat ini kan kota pariwisata.

T : Apakah masyarakat non-Muslim mengganggu anda dalam melakukan

ibadah di bulan Ramadhan?

Page 132: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

J : Tidak karena begini itulah yang saya perhatikan selama ini bahkan ketika

kita melaksanakan Taraweh, itu di sekitar Mesjid itu penduduknya

banyak non-Muslim, jadi dengan demikian kita membuat kegiatan

apapun di dalam Mesjid mereka itu tidak ada mengambil pusing bahkan

mereka itu turut membantu dalam peran serta dalam kegiatan ini. Dalam

artian penduduk Muslim yang akan melakukan kegiatan di Mesjid

tersebut, orang non-Muslim ini malah mengatur lahan parkir di Mesjid.

T : Apakah perbedaan agama menghambat terjadinya komunikasi diantara

masyarakat?

J : Sebenarnya tidak karena komunikasi apapun, contohnya disini

masyarakat itu loyal karena disini orang-orang yang berdagang bahan

mentah itu masyarakat non-Muslim dan yang membeli masyarakat

Muslim dan ketika makanan itu diolah jadi makanan matang maka yang

membeli itu masyarakat non-Muslim. Di dalam bulan Ramadhan ini pun

masyarakat Muslim memperoleh rezeki dari masyarakat non-Muslim.

Masyarakat Muslim tetap berjualan sarapan walaupun di bulan

Ramadhan dan yang membeli adalah masyarakat non-Muslim tetapi

sistemnya mereka membeli dan dibawa pulang karena menghargai

masyarakat Muslim yang sedang berpuasa.

T : Apakah masyarakat disini saling menghormati dan menghargai di bulan

Ramadhan?

J : Jelas, kalau masyarakat Muslim ke Muslim mereka yang tidak berpuasa

pasti mempunyai rasa segan untuk makan di luar dan demikian juga

Page 133: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 134: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Ratih Pratiwi

Narasumber : H. Maimun

Pelaksanaan Wawancara : Hari : Rabu, 15 Juni 2016

Pukul : 10.00-11.00 WIB

Tempat : Kediaman H. Maimun

Tanya : Menurut anda, apakah toleransi beragama itu?

Jawab : Menurut saya toleransi beragama itu adalah menjalankan ibadah masing-

masing tanpa mengganggu satu sama lain. Muslim tidak mengganggu

yang non-Muslim dan begitu pula non-Muslim tidak mengganggu yang

Muslim ketika menjalankan ibadah.

T : Perlukah kita melakukan toleransi beragama?

J : Perlu sekali menurut saya.

T : Apakah anda melakukan toleransi beragama pada orang yang berbeda

agama dengan anda?

J : Ya saya melakukannya, contohnya disini kan masyarakat Muslim itu

minoritas jadi bagaimanapun itu kita tidak bisa hidup sendiri tanpa

bantuan dari orang lain, baik itu yang seagama maupun yang tidak

seagama dengan kita. Bila mereka mengundang kita pesta, ya kita datang

memenuhi undangannya. Contoh lainnya, bila ada perayaan Natal, disini

kan perayaan Natal dibikinnya per lingkungan ya jadi walaupun kita

Page 135: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

tidak ikut merayakannya tetapi setidaknya kita ikut menjaga keamanan

acara tersebut.

T : Apakah anda menghargai orang yang berbeda suku dengan anda

walaupun satu agama?

J : Betul, bagi Saya tidak ada bedanya karena kan saya orang Jawa, tidak

ada bedanya saya itu Jawa atau Batak ataupun Minang. Misalnya, bagi

Saya itu tidak ada Saya pilih-pilih, kan saya Bilalzin aja, siapapun yang

meninggal tetap saya laksanakan dari dahulu pun begitu dan tidak ada

perbedaan bagi saya.

T : Interaksi seperti apa yang terjadi antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan?

J : Saling menjaga dan saling menghormati antara sesama umat beragama.

T : Menurut anda, apakah masyarakat non-Muslim melakukan toleransi

beragama pada masyarakat Muslim di bulan Ramadhan? Seperti apa

bentuknya?

J : Betul, contohnya di daerah sini tetap dibuka yang namanya restoran

ataupun warung makan, namun meraka itu kalau biasanya bertemu

merokok sesukanya di depan saya tetapi kalau di bulan Ramadhan

mereka merokok sembunyi-sembunyi.

T : Kebalikannya, apakah masyarakat Muslim juga melakukan toleransi

beragama pada masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan? Seperti apa

bentuknya?

J : Kalau dari Muslim ke non-Muslim bagaimanapun ceritanya mereka

menjalankan agamanya dan kita pun menjalankan agama kita, jadi kita

Page 136: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

tidak pernah mengganggu acara mereka dan mereka pun tidak

mengganggu acara kita dalam menjalankan ibadah kita.

T : Bahasa apa yang digunakan ketika berinteraksi dengan orang yang

berbeda agama dengan anda?

J : Memakai bahasa daerah dan juga terkadang bahasa Indonesia tergantung

situasi dan kondisinya.

T : Apakah anda dan masyarakat Muslim lainnya pernah mendapatkan

perlakuan rasis dari masyarakat non-Muslim?

J : Selama saya tinggal di daerah ini belum pernah mendapatkan rasis dari

masyarakat non-Muslim.

T : Pernahkah terjadi konflik pada saat bulan Ramadhan antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat?

J : Tidak pernah terjadi konflik disini selama saya tinggal di kelurahan

Parapat ini sudah 48 tahun.

T : Bagaimana penilaian anda terhadap toleransi beragama yang ditunjukkan

masyarakat non-Muslim pada anda?

J : Ini termasuk salah satu contoh yang besar ya, pernah masyarakat Muslim

mengadakan takbiran pada malam lebaran dengan pawai obor dengan

jalan kaki sekitar hampir 4km karena keliling dan ini sudah dizinkan

oleh Musfika setempat, baik dari DANRAMIL, Kapolsek maupun dari

Camatnya. Lalu, anak-anak muda dari Gereja HKBP menjaga sepanjang

jalan untuk menjaga masyarakat Muslim yang melakukan pawai obor.

Lalu contoh lainnya, pada beberapa tahun lalu ketika ramai

diperbincangkan tentang pembakaran rumah ibadah, ketika masyarakat

Page 137: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

muslim mengadakan Shalat Ied Fitri di lapangan, anak-anak muda dari

masyarakat non-Muslim menjaga sekitar lapangan tempat

dilaksanakannya Shalat Ied Fitri. Nah, sebaliknya karena mereka telah

berbuat baik kepada masyarakat Muslim maka ketika Natal, masyarakat

Muslim menjaga Gereja. Nah, itulah toleransi beragama yang

ditunjukkan masyarakat disini untuk saling menjaga, karena menurut

saya orang yang memicu terjadinya konflik biasanya adalah orang luar

bukan merupakan warga disini

T : Apakah pawai obor ini dilakukan setiap tahun?

J : Tidak karena itu tergantung dengan izin PEMDA setempat.

T : Apakah tahun ini akan dilakukan pawai obor pada malam takbiran?

J : Tahun ini saya rasa tidak karena cuaca tidak memungkinkan diadakannya

pawai obor.

T : Seperti yang kita ketahui. Di kota-kota besar ketika sahur cara

membangunkan warga untuk sahur kan ada yang memakai pengeras

suara dari Mesjid, apakah disini dilakukan?

J : Tidak, karena kan masyarakat Muslim disini minoritas sekali dan juga

jarak antara rumah masyarakat Muslim yang satu dengan yang lainnya

cukup berjauhan dan juga ini dilakukan untuk saling menjaga dan tidak

mengganggu ketenangan orang lain.

T : Apakah masyarakat disini mudah curiga pada apa yang dilakukan oleh

masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan?

J : Tidak ada rasa saling curiga diantara masyarakat disini.

Page 138: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

T : Apakah masyarakat non-Muslim mengganggu anda dalam melakukan

ibadah di bulan Ramadhan?

J : Tidak ada juga

T : Apakah anda membatasi pergaulan anda dengan masyarakat non-

Muslim?

J : Yang namanya pergaulan sebatas kita bisa menjaga keimanan kita tidak

saya batasi. Saya bergaul dengan semuanya, kita harus saling menjaga

baik itu beda agama, suku maupun budaya lainnya.

T : Apakah anda membatasi pergaulan anda dengan orang yang berbeda

suku dengan anda?

J : Tidak juga.

T : Apakah perbedaan agama menghambat terjadinya komunikasi diantara

masyarakat?

J : Di kelurahan Parapat ini tidak ya karena disini lancar semuanya.

T : Apakah masyarakat non-Muslim disini dilibatkan dalam kegiatan acara

Ramadhan?

J : Ikut, misalnya pada saat pelaksanaan Taraweh angkot-angkot yang

mayoritas supirnya adalah beragama non-Muslim ketika ada penumpang

langsung diantarkan ke Mesjid karena mereka mengetahui masyarakat

Muslim hendak melaksanakan Taraweh. Lalu, kita disini juga saling

menjaga, saya sering berkomunikasi dengan Pendeta-pendeta disini dan

saling menghargai saja.

T : Apakah masyarakat non-Muslim ikut membantu dalam kegiatan

Ramadhan seperti memberi sumbangan atau semacamnya?

Page 139: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 140: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Ratih Pratiwi

Narasumber : Sumari

Pelaksanaan Wawancara : Hari : Rabu, 15 Juni 2016

Pukul : 11.00-11.30 WIB

Tempat : Kediaman Pak Sumari

Tanya : Menurut anda, apakah toleransi beragama itu?

Jawab : Toleransi beragama itu saling mengerti satu sama lain.

T : Pernahkah terjadi konflik pada saat bulan Ramadhan antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat?

J : Kalau di kelurahan Parapat ini belum pernah terjadi konflik antara

masyarakat Muslim dan non-Muslim di bulan Ramadhan karena rasa

toleransi sangat besar sekali di kelurahan Parapat ini.

T : Apa saja kegiatan yang akan dilakukan sepanjang Ramadhan ini?

J : Kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadhan oleh masyarakat Muslim

disini cukup banyak, diantaranya puasa, melaksanakan shalat Taraweh,

Tadarus dan ada acara gebyar Ramadhan, buka puasa bersama, juga

diadakannya nanti pesantren kilat.

T : Kapan diadakannya kegiatan Tadarus?

J : Tadarus diadakannya setelah melaksanakan shalat Taraweh.

T : Apakah kegiatan di Ramadhan ini juga melibatkan masyarakat non-

Muslim? Seperti apa bentuknya?

Page 141: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 142: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Ratih Pratiwi

Narasumber : Pdt. Anggiat Hutahuruk (Pendeta dari Gereja

HKBP)

Pelaksanaan Wawancara : Hari : Senin, 24 Juli 2016

Pukul : 14.00-14.30 WIB

Tempat : Kantor Pdt. Anggiat Hutahuruk

Tanya : Menurut bapak, apakah toleransi beragama itu?

Jawab : Toleransi beragama adalah saling menghargai sesama manusia. Ajaran

Kristen mengajarkan untuk saling menghargai, menghormati dan

menghargai sesamanya, sesamanya disini adalah sesama manusia tanpa

membapakng ras, suku maupun agama.

T : Perlukah kita melakukan toleransi beragama?

J : Sangat perlu sekali dilakukan toleransi beragama antar sesama manusia

agar tidak terjadinya pertikaian.

T : Sepengetahuan Bapak pernahkah terjadi konflik pada saat bulan

Ramadhan antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di

kelurahan Parapat?

J : Belum pernah terjadi konflik antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di bulan puasa kalau di kelurahan Parapat ini.

T : Interaksi seperti apa yang terjadi antara masyarakat Muslim dengan

masyarakat non-Muslim di bulan Ramadhan?

Page 143: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

J : Kita di kelurahan Parapat ini saling menjaga saja, seperti bila kegiatan di

depan Gereja kita tidak melarangnya karena ini merupakan bagian dari

komunitas masyarakat.

T : Menurut bapak, apakah masyarakat non-Muslim melakukan toleransi

beragama pada masyarakat Muslim di bulan Ramadhan? Seperti apa

bentuknya?

J : Saling menghargai saja bila bertemu dengan masyarakat Muslim yang

berpuasa, saya juga dulu saat melayani di gereja di Jambi Pendeta senior

saya juga melakukan puasa tiap hari Kamis dari jam 06.00-18.00.

Pendeta senior ini tidak masalah bila ada orang yang makan atau minum

di depan beliau bahkan saya juga minum di depan beliau dia tidak

pernah marah kepada saya. Hanya saya menghargai beliau yang

berpuasa saja.

T : Bahasa apa yang digunakan ketika berintraksi dengan masyarakat

Muslim?

J : Bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah.

T : Apakah bapak dan masyarakat non-Muslim lainnya pernah mendapatkan

perlakuan rasis dari masyarakat Muslim?

J : Kalau di kelurahan Parapat ini tidak ada rasis karena toleransi beragama

yang ditunjukkan sangat bagus. Saya cerita sedikit waktu saya melayani

di Aceh ada 4 Gereja yang dibakar dan saya melihatnya dengan jelas itu

terjadi pada tanggal 11 Juni 2011. Begitu pula waktu saya di

Banjarmasin terjadi kerusuhan tanggal 23 Mei 1997 dan gereja HKBP

tempat saya melayani pun ikut dibakar. Dalam ajaran Kristen kita tidak

Page 144: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

boleh membalas dendam terhadap orang-orang yang telah menganiaya

kita. Walaupun Gereja dibakar, kita juga turut menyumbangkan sembako

berupa beras kepada masyarakat lain yang rumahnya ikut terbakar

karena kerusuhan tersebut.

T : Apakah bapak pernah dilibatkan dalam acara kegiatan Ramadhan di

kelurahan Parapat?

J : Selama lima tahun saya melayani disini, belum pernah saya terlibat

dalam kegiatan Ramadhan di kelurahan Parapat ini.

T : Bagaimana pbapakngan Bapak terhadap masyarakat Muslim yang

melakukan ibadah di bulan Ramadhan?

J : Menurut saya itu hak mereka yang menjalankannya dan saya tidak

mengganggu mereka yang menjalankan ibadah di bulan puasa.

T : Apakah masyarakat disini mudah curiga pada apa yang dilakukan oleh

masyarakat Muslim di bulan Ramadhan?

J : Saya rasa tidak ya

T : Apakah masyarakat disini saling menghormati dan menghargai di bulan

Ramadhan?

J : Ya, masyarakat disini saling menghormati dan menghargai masyarakat

Muslim yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan.

T : Menurut bapak, faktor apa yang menjadi penyebab masyarakat Muslim

dan non-Muslim itu tidak pernah berkonflik?

J : Karena sikap saling menghargai yang ditunjukkan oleh masyarakat yang

ada di kelurahan Parapat. Masyarakat disini menunjukkan toleransi

Page 145: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

beragama yang cukup baik sehingga tidak pernah terjadi konflik antara

umat beragama disini.

T : Apakah bapak membatasi pergaulan bapak dengan masyarakat Muslim?

J : Tidak saya tidak membatasi pergaulan saya dengan mereka yang

beragama Islam, saya bergaul dengan siapa saja di kelurahan Parapat ini.

T : Apakah perbedaan agama menghambat terjadinya komunikasi diantara

masyarakat?

J : Saya rasa tidak ya, karena masyarakat disini yang saya lihat berbaur saja

jika ada acara nikahan maupun acara kematian.

Pewawancara Narasumber

Ratih Pratiwi Pdt. Anggiat Hutahuruk

NIM 1112051000016

Page 146: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 147: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Ratih Pratiwi

Narasumber : Jan Warisman Damanik (Pimpinan Jemaat GKPS

Parapat)

Pelaksanaan Wawancara : Hari : Jumat, 15 Juli 2016

Pukul : 19.00-19.30 WIB

Tempat : Kediaman Jan Warisman Damanik

T : Menurut bapak, apakah toleransi beragama itu?

J : Saling menghargai ibadah seseorang walaupun aliran kepercayaannya

berbeda.

T : Perlukah kita melakukan toleransi beragama?

J : Perlu, karena situasi kita di Indonesia dengan berbagai suku, agama dan

ras maka diperlukan toleransi beragama.

T : Pernahkah terjadi konflik pada saat bulan Ramadhan antara masyarakat

Muslim dengan masyarakat non-Muslim di kelurahan Parapat?

J : Kalau pengamatan saya, di daerah sini belum pernah terjadi konflik di

bulan Ramadhan.

T : Menurut bapak, faktor apa yang menjadi penyebab masyarakat Muslim

dan non-Muslim itu tidak pernah berkonflik?

J : Karena ada rasa toleransi dan saling menghargai itu yang utama dan juga

budaya kita walaupun berbeda suku tapi tali persaudaraan itu kental

apalagi didaerah Batak.

Page 148: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

T : Bahasa apa yang digunakan ketika berintraksi dengan masyarakat

Muslim?

J : Kalau bertemu dengan orang bersuku Batak maka akan berbahasa Batak

dan bila bertemu dengan orang yang berbeda suku maka akan bebahasa

Indonesia.

T : Apakah bapak dan masyarakat non-Muslim lainnya pernah mendapatkan

perlakuan rasis dari masyarakat Muslim?

J : Saya rasa tidak pernah kita mendapatkan rasis dari masyarakat Muslim.

T : Di dalam kegiatan bulan Ramadhan, apakah masyarakat non-Muslim ikut

dilibatkan dalam acara di bulan Ramadhan?

J : Biasanya saya ikut dalam acara buka puasa bersama yang diadakan di

hotel Inna Parapat.

T : Menurut bapak, apakah masyarakat non-Muslim melakukan toleransi

beragama pada masyarakat Muslim di bulan Ramadhan? Seperti apa

bentuknya?

J : Seperti malam takbiran, kita saling menjaga untuk mencegah agar tidak

terjadi gangguan dan kerusuhan di kelurahan Parapat ini.

T : Apakah masyarakat non-Muslim disini menghargai masyarakat Muslim

yang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan?

J : Pasti menghargai satu sama lain.

T : Bagaimana penilaian bapak terhadap toleransi beragama yang

ditunjukkan masyarakat non-Muslim pada Muslim?

Page 149: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

J : Kalau menurut saya di kelurahan Parapat ini sudah cukup bagus karena

tidak pernah saling berbenturan dan saling menunaikan ibadah kita

masing-masing.

T : Apakah masyarakat disini mudah curiga pada apa yang dilakukan oleh

masyarakat Muslim di bulan Ramadhan?

J : Tidak

T : Apakah masyarakat Muslim disini mengganggu bapak dalam melakukan

ibadah?

J : Tidak, mereka tidak menganggu bapak dalam melakukan ibadah.

T : Apakah bapak membatasi pergaulan bapak dengan masyarakat Muslim?

J : Kalau saya tidak, saya banyak bergaul dengan masyarakat Muslim disini.

Kebetulan keluarga saya juga banyak yang beragama Muslim jadi kita

saling menghormati saja. Ketika Idul Fitri, saya mengunjungi keluarga

yang Muslim dan berlebaran bersama mereka dan begitu pula sebaliknya

ketika kita Natalan keluarga yang Muslim datang mengunjungi kita

untuk ikut merayakan Natal bersama. Itulah contoh toleransi beragama

yang kita lakukan disini.

T : Apakah perbedaan agama menghambat terjadinya komunikasi diantara

masyarakat?

J : Saya rasa tidak karena kita saling menghargai saja tapi tetap ada rasa

segan untuk saling menghormati satu sama lain.

T : Bagaimana pbapakngan Bapak tentang masyarakat Muslim yang

melakukan ibadah di bulan Ramadhan?

J : Kita tetap saling menghormati satu sama lain.

Page 150: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 151: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Ratih Pratiwi

Narasumber : Ramsion Barutu (Pengurus Gereja Katolik

Parapat)

Pelaksanaan Wawancara : Hari : Rabu, 20 Juli 2016

Pukul : 20.00-20.30 WIB

Tempat : Kediaman Ramsion Barutu

T : Menurut bapak, apakah toleransi beragama itu?

J : Menurut saya toleransi beragama itu prakteknya seperti di kelurahan Parapat

ini adalah kerja sama saling menghargai, silaturahmi yang bagus dan

persaudaraan yang baik.

T : Perlukah kita melakukan toleransi beragama?

J : Menurut saya sangat perlu karena itulah yang kita perlukan karena Tuhan

tidak pernah membedakan siapapun manusia, karena semua manusia adalah

ciptaan-Nya.

T : Apakah bapak melakukan toleransi beragama pada orang yang berbeda

agama dengan bapak?

J : Ya jelas, komunikasi yang bagus seperti saat ini suasana lebaran tetangga

saya orang Muslim mereka memberikan kue lebaran kepada saya, begitu

juga sebaliknya pada saat Natal saya memberikan kue kepada mereka dan

itu merupakan budaya yang sudah dijalankan dari dulu. Itulah komunikasi

yang nyata.

Page 152: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

T : Menurut sepengetahuan bapak pernahkah terjadi konflik pada saat bulan

Ramadhan antara masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim di

kelurahan Parapat?

J : Kalau pengamatan saya, di daerah sini belum pernah terjadi konflik di

bulan Ramadhan.

T : Menurut bapak, faktor apa yang menjadi penyebab masyarakat Muslim

dan non-Muslim itu tidak pernah berkonflik?

J : Karena adanya saling pengertian dan saling menghargai kepercayaan

siapapun orang itunya

T : Menurut bapak komunikasi apa yang terjadi antara masyarakat Muslim

dengan masyarakat non-Muslim di bulan ramadhan?

J : Kerja sama yang bagus, contohnya saat di angkot kita tidak merokok di

depan orang berpuasa.

T : Di dalam kegiatan bulan Ramadhan, apakah masyarakat non-Muslim ikut

dilibatkan dalam acara di bulan Ramadhan?

J : Kegiatan secara konkritnya tidak ada, tetapi kita turut menjaga apabila

timbul keributan antara masyarakat. Kita peka terhadap itu dan kita

perhatikan semua warga kita, karena pada saat Natal masyarkat Muslim

turut menjaga keamanan di Gereja.

T : Bahasa apa yang digunakan ketika berintraksi dengan masyarakat

Muslim?

Page 153: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

J : Kalau bertemu dengan orang bersuku Batak maka akan berbahasa Batak

dan bila bertemu dengan orang yang berbeda suku maka akan berbahasa

Indonesia.

T : Apakah bapak dan masyarakat non-Muslim lainnya pernah mendapatkan

perlakuan rasis dari masyarakat Muslim?

J : Saya rasa tidak pernah kita mendapatkan rasis dari masyarakat Muslim

karena disini aman-aman saja.

T : Bagaimana penilaian bapak terhadap toleransi beragama yang

ditunjukkan masyarakat non-Muslim pada Muslim?

J : Bagus karena kita saling mendukung begitu juga sebaliknya Muslim kepada

masyarakat Katolik, karenakita intinya bersaudara.

T : Apakah masyarakat disini mudah curiga pada apa yang dilakukan oleh

masyarakat Muslim di bulan Ramadhan?

J : Tidak pernah.

T : Apakah masyarakat non-Muslim disini menghargai masyarakat Muslim

yang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan?

J : Saling menghargai.

T : Apakah masyarakat Muslim disini menggangu bapak dan masyarakat

Katolik dalam melakukan ibadah?

J : Tidak ada menggangu.

T : Apakah bapak membatasi pergaulan dengan masyarakat Muslim?

J : Tidak, kita sangat terbuka sangat kekeluargaan. Kalau ada pesta kita di

undang dan kalau kita yang pesta kita mengundang mereka.

Page 154: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama
Page 155: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Gambar 1. Saat wawancara dengan

Bapak Ramsion Barutu

Gambar 2. Saat Wawancara dengan

Pdt Anggiat Hutahuruk

Page 156: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Gambar 3. Saat wawancara dengan Bapak H. Maimun

Gambar 4. Saat Wawancara dengan Ustadz Suadji

Page 157: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Gambar 5. Foto dengan staf Kelurahan

Parapat saat ingin meminta data

kelurahan Parapat

Gambar 6. Saat Wawancara dengan Bapak Sumari

Page 158: KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT MUSLIM DENGAN MASYARAKAT … · 2017-01-19 · masyarakat Muslim dengan masyarakat non-Muslim adalah rasa kebersamaan, rasa saling menghargai satu sama

Gambar 7. Suasana Shalat Idul Fitri di kelurahan Parapat