komunikasi ahli gizi

24
TUGAS ILMU SOSIAL DAN PERILAKU DALAM KESEHATAN MASYARAKAT DOSEN : Dra. Sumarni, M.si NAMA : KURNIATI DWI UTAMI NIM : 11/322667/PKU/12332 Minat Gizi dan Kesehatan Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FAKULTAS KEDOKTERAN 2012

Upload: ati-azzahra

Post on 23-Jul-2015

723 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi Ahli Gizi

TUGAS ILMU SOSIAL

DAN PERILAKU DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

DOSEN : Dra. Sumarni, M.si

NAMA : KURNIATI DWI UTAMI

NIM : 11/322667/PKU/12332

Minat Gizi dan Kesehatan

Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KEDOKTERAN

2012

Page 2: Komunikasi Ahli Gizi

PENTINGNYA KOMUNIKASI BAGI AHLI GIZI

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain

dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu

hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan

sesama dalam kelompok dan masyarakat. Dalam kelompok dan masyarakat inilah manusia

dituntut untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Istilah

komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau

menjadikan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar

apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut dapat dipahami. Beberapa definisi komunikasi

adalah :

1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu

dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi

2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi

tentang pikiran atau perasaan

3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang

lain

4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain

5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain

Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai

berikut:

1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

2. Mempengaruhi perilaku seseorang

3. Mengungkapkan perasaan

4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

5. Berhubungan dengan orang lain

6. Menyelesaian sebuah masalah

7. Mencapai sebuah tujuan

8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik

9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain

Page 3: Komunikasi Ahli Gizi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :

Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan

Sebagai seorang ahli gizi yang bergerak di bidang manajemen. Semua fungsi manajer melibatkan

proses komunikasi dibawah ini :

Diagram 1 : Proses Komunikasi

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang

dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang

dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh

pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir

secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya

Gangguan Gangguan Balikan

Pengirim

Pesan

Penerima

Pesan

Simbol/Isyarat Mengartikan

Kode/Pesan

Media

(Saluran)

( Saluran )

Page 4: Komunikasi Ahli Gizi

2. Simbol (isyarat)

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat

dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk

kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan

penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau

menunjukkan arah tertentu.

3. Media (penghubung)

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan

pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan

yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode (isyarat)

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima

pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti

dan dipahaminya.

5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun

dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam

bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu

dampak pesannya terhadap penerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim

pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan

tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima

pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan

langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan

apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.

Feedback yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan

terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku

penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk

memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk

Page 5: Komunikasi Ahli Gizi

menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat

memperjelas persepsi.

7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai

pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang

mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi

sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya. Pada dasarnya komunikasi

digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau

kelompok

Pada tataran teoritis, terdapat manfaat komunikasi dari dua perspektif, yaitu:

1. Perspektif Kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif

kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan

makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian. Informasi adalah sesuatu

(fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan

kata-kata atau lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat,

receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh karena itu

tindak komunikasi telah terjadi.

2. Perspektif Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku memandang

komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender berusaha mendapatkan

satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Komunikasi adalah adanya satu respons

melalui lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai

stimuli untuk memperoleh respons. Kedua pengertian komunikasi tersebut, mengacu

pada hubungan stimulus respons antara sender dan receiver.

A. Komunikasi Ahli Gizi sebagai Konsultan

Sebagai seorang ahli gizi yang bekerja dalam ranah klinis yaitu sebagai konsultan,

penting sekiranya mengetahui komunikasi interpersonal yang baik agar dapat menggali data

yang dibutuhkan dan memberikan konsultasi yang mudah dipahami oleh pasien sehingga

hasil konsultasi dapat efektif dan mudah dilaksanakan.

Jenis komunikasi yang penting dilakukan oleh ahli gizi sebagai konsultan adalah:

1. Komunikasi verbal dengan kata-kata

2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh

Page 6: Komunikasi Ahli Gizi

Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan

disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi

penting dalam berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara

dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan

menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara

yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan

catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa

mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan

satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,

langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena

berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat

menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi

non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Komunikasi non verbal mencangkup:

a. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah

cerminan suasana emosi seseorang.

b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan

kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan

menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar

mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain

untuk mengobservasi yang lainnya

Page 7: Komunikasi Ahli Gizi

c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat

spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-

sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui

sentuhan.

d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak

memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi,

konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan

perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan

dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat

menjadi pesan yang sangat jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat

sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan

tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau

sebagai upaya untuk menghilangkan stress

Komunikasi Konseling sebagai Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan

orang lain atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui umpan baliknya.

(Muhammad, 2005,p.158-159). Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah

penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok

kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan

balik segera. Menurut Effendi (2003), pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling

efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang

dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui

tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator

mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya.

Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

(Sunarto, 2003, p. 13).

Page 8: Komunikasi Ahli Gizi

Menurut Muhammad (2004) tujuan komunikasi interpersonal, antara lain :

a. Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila

kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali

tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan

kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah

sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah

laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan

sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang

diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita

ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang

datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya

dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara

hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi

interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang

lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan

pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,

misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis

membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari

kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan,

berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu

adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan

Page 9: Komunikasi Ahli Gizi

komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting

dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi

interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita

semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari.

Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan

mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang

dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung

(supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997)

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.

Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang

diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan

semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan

informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak

tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin

orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak

mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan

ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan

cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan”

perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah

mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda

dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini

adalah dengan pesan yang menggunakan kata saya (kata ganti orang pertama tunggal).

Page 10: Komunikasi Ahli Gizi

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk

„mengetahui‟ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut

pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah

merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah

merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan

merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu

memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan

dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati

baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan

empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi

wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur

tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang

sepantasnya

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung

(supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack

Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang

tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,

bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya

dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang

menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari

komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang

memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi

komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang

lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati

interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

Page 11: Komunikasi Ahli Gizi

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih

pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak

pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari

ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.

Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai

dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk

disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,

ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan

yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan

tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan

nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah

Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak

bersyarat” kepada orang lain.

B. Komunikasi Ahli Gizi sebagai Penyuluh

Sebagai seorang penyuluh gizi merupakan hal yang penting untuk dapat menguasai

komunikasi massa dan metode public speaking yang baik. Komunikasi massa yaitu

komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak

dikenal. Komunikasi masa yang baik harus :

a. Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele

b. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

c. Bentuk gambar yang baik (presentasi atau media yang mendukung)

d. Ada timbal balik antara komunikator dan komunikan

Beberapa Hambatan yang Perlu Diperhatikan dari Proses Komunikasi :

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi

dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai

arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak

sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

Page 12: Komunikasi Ahli Gizi

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,

misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan

pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si

penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima

/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari

informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa

adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan

sebagainya.

Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat

komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan

sebagainya.

Hambatan Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti

mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya;

perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

C. Peran Komunikasi bagi Ahli Gizi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi menempati urutan vital. Sasaran komunikasi dalam

organisasi dapat diterapkan baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun

organisasi perusahaan. Tujuan utama komunikasi dalam organisasi adalah untuk

mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.

Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam

Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:

1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator

memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa

mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.

Page 13: Komunikasi Ahli Gizi

2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap

ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua

arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu

saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.

3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami

dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini

menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak

dapat dikomunikasikan.

Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu

hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari

batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:

1. Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu

dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff

pimpinan dan karyawan.

2. Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang

komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi

tanggungjawabnya.

Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang

telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi

secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi

dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi

organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya

saling bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent

relationships). Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan

komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan

fungsi yang sangat tegas. Adapun masing-masing, fungsi dari kedua arus komunikasi

dalam organisasi tersebut sebagai berikut:

Page 14: Komunikasi Ahli Gizi

1. Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang

berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus

komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:

a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)

b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job

retionnale)

c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and

practices)

d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate)

mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:

a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah

dilaksanakan

b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak

dapat diselesaikan oleh bawahan

c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

3. Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan

ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini

adalah:

a) Memperbaiki koordinasi tugas

b) Upaya pemecahan masalah

c) Saling berbagi informasi

d) Upaya pemecahan konflik

e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama.

Dalam komunikasi organisasi merupakan hal penting bagi seorang pemimpin dan stafnya

untuk saling berkoordinasi sehingga tujuan organisasi dapat berjalan sesuai dengan apa yang

diinginkan.

Page 15: Komunikasi Ahli Gizi

Menurut Jerry W. Koehler, komunikasi dalam suatu organisasi lebih bersifat untuk

mempengaruhi perspektif perilaku secara praktis karena komunikasi dalam organisasi

bertujuan untuk mempengaruhi penerima (receiver). Satu respons khusus diharapkan oleh

pengirim pesan (sender) dari setiap pesan yang disampaikannya. Ketika satu pesan

mempunyai efek yang dikehendaki (mengharapkan seseorang melakukan sesuatu) ,walaupun

bukan merupakan tindak berbagi informasi.

Proses komunikasi organisasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun

kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, diantaranya:

1. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan

atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan

landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.

2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber

menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau

lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan

mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana

sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun

perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.

3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi dalam organisasi adalah penyampaian pesan

yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara

berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah

ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan

suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan

telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis

ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset,

video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk membebaskan saluran

komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada

penerima seperti yang dikehendaki.

Page 16: Komunikasi Ahli Gizi

4. Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat

lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima

tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan

decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan

kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding

dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan

menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons

terhadap pesan tersebut.

5. Proses terakhir dalam proses komunikasi organisasi adalah feedback atau umpan balik

yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah

disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap

pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan

tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan

balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.

D. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi Lingkungan Kerja

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam

organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-

processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat

memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat

memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih

pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan

kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan

informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang

terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi

tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

Page 17: Komunikasi Ahli Gizi

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu

organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap

fungsi regulatif ini, yaitu:

a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang

memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau

perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada

lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana

semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak

bergantung pada:

1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah dan kekuatan pimpinan dalam

memberi sanksi.

2. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai

pribadi.

3. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.

b. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi

pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang

pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa

hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang

lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan

yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih

besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat

dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti

penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan

oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa

istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas

Page 18: Komunikasi Ahli Gizi

ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan

terhadap organisasi.

Memahami Komunikasi dalam Organisasi

Gaya komunikasi atau communication style adalah seperangkat perilaku antarpribadi yang

terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Gaya komunikasi memberikan

pengetahuan tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka

melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi,

kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran

manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam

organisasi, mendefinisikan tujuan sehubungan dengan tugas dalam organisasi, bagaimana

memilih orang yang tepat untuk diajak kerjasama dan bagaimana memilih saluran yang efektif

untuk melaksanakan tugas tersebut. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan

perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam

situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung

pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).

Gaya Komunikasi diantaranya :

1. The Controlling style

Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan, ditandai dengan adanya satu kehendak

atau bermaksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan

orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama

komunikator satu arah atau one-way communications.

Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan

perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka

tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak

mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau

feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah

tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha

menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-

pandangannya.

Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha „menjual‟

gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain

Page 19: Komunikasi Ahli Gizi

apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk

mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya

dalam bentuk kritik. Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini,

tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau

tanggapan yang negatif pula.

2. The Equalitarian style

Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian

style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal

secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).

Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,

setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana

yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap

anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.

Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah

orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina

hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup

hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam

organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam

situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya

komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di

antara para anggota dalam suatu organisasi.

c. The Structuring style

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis

maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan

pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada

keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan

organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.

Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University,

menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur

Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa

(initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan

Page 20: Komunikasi Ahli Gizi

verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

d. The Dynamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim

pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan

(action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru

kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).

Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang

pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini

cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun

dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup

untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

e. The Relinguishing style

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat

ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim

pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.

Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender

sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti

serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang

dibebankannya.

f. The Withdrawal style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi,

artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi

dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang

dihadapi oleh orang-orang tersebut.

Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin

dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan

diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari

berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam

konteks komunikasi organisasi.

Page 21: Komunikasi Ahli Gizi

Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style

of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi

lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk

menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir:

controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya

interaksi yang bermanfaat

E. Peran Komunikasi Media Massa bagi Ahli Gizi

Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan

media massa ,baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televise) yang dikelola

oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan ,yang ditujukan kepada sejumlah besar

orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym, dan heterogen. Pesan-pesanya bersifat

umum,disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik ).

Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung

juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. Proses

komunikasi massa adalah proses masyarakat menanggapi perspektif suatu peristiwa dan

informasi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Media massa memiliki peran diantaranya :

1. Konstruktif : bersifat pengetahuan yang bisa membangun peradaban artinya ada

pembangunan yang mengarah positif yang akhirnya meningkatkan proses pembangunan

maju ke depan.

2. Mengarah pada perubahan sosial : komunikasi selalu membuat perubahan ke arah

sesuatu yang baru misalnya gaya hidup dan perubahan perspektif sosial.

3. Melayani artinya komunikasi massa akan menjadi sesuatu yang baik atau positif apabila

menengahi dan mengarahkan tindakan manusia terhadap proses sosial masyarakat. Dalam

hal ini media massa menjadi suatu sarana yang menyediakan manusia dapat berinteraksi

dengan manusia lain di dalam proses sosialnya. Jadi dalam hal ini dapat dikatakan publik

opini.

Page 22: Komunikasi Ahli Gizi

Ciri-ciri Komunikasi Massa :

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah, Komunikator pada komunikasi massa adalah

lembaga, Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, media komunikasi massa

menimbulkan keserempakan, komunikasi massa bersifat heterogen. Empat komponen

komunikasi dasar dari komunikasi massa yang harus dipahami secra baik yaitu mass

message, mass media, mass communication and mass audiences.

b. Fungsi komunikasi massa menurut Joseph R. Dominick :

- Surveilence : Fungsi ini menunjuk pada kemampuan media untuk melakukan

pengawasan lingkungan,jenis pengawasan tersebut ada dua yaitu beware surveilence dan

instrumental surveilense.

- Interpretasi : bagian yang paling dekat dengan fungsi pengawasan adalah fungsi

interpretasi, media hanya memberikan fakta dan data.

- Correlation : Media massa mampu menghubungkan antara elemen dalam masyarakat

yang tidak berhubungan sama sekali.

Komunikasi media massa bagi seorang ahli gizi yaitu melalui media massa ahli gizi dapat

mempersuasi masyarakat untuk menerapkan pola makan dan hidup yang lebih sehat

melalui media sehingga dapat berdampak positif bagi kesehatan masyarakat secara luas

Page 23: Komunikasi Ahli Gizi

KESIMPULAN

1. Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara

beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi

saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim

untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Dalam proses komunikasi kita juga harus

ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta

hambatan fisik dan psikologis.

2. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti

apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan

dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non

verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan

komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut

komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah berarti sebuah pesan

dikirim dari pengirim ke penerima tanpa ada umpan balik. Komunikasi dua arah terjadi bila

pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Komunikasi berdasarkan

besarnya sasaran terdiri dari komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi

perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah pesan terbagi atas; komunikasi satu

arah dan komunikasi timbal balik.

3. Peranan komunikasi bagi ahli gizi meliputi peranan dalam lingkup interpersonal (konseling),

media massa, penyuluhan, dalam organisasi dan lingkungan kerja

Page 24: Komunikasi Ahli Gizi

DAFTAR PUSTAKA

Ann Marriner,Tomey, Guide to Nursing management and Leadership, Mosby year book Inc

1996

Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan berdasarkan

pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998

Mulyana, Teori Komunikasi-modul 10, 2008

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, 1996

Onong Uchyana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, 2001

Ronald Adler dan George Rodman, Understanding Human Communication, 1997

Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy, Interpersonal communication in Nursing

Theory and Practice, Churcill Livingstone, 1995