komposit kelompok 1
TRANSCRIPT
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 1/11
SINTESIS KOMPOSIT Al/Gr
(Tugas Matakuliah Komposit)
Oleh:
Kelompok I
1. Yuant Tiandho 0817041062
2. Weny Eka Rosaline 0817041013
3. Fitri Afriani 0857041002
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 2/11
2
BANDAR LAMPUNG
2011
I. PENDAHULUAN
A. Komposit Al/Gr
Komposit adalah suatu golongan material yang terdiri dari gabungan atau
kombinasi dari dua atau lebih material yang secara makro atau mikro berbeda
dalam bentuk (fisis) dan komposisi kimianya dan akan membentuk suatu
material baru yang berbeda sifat namun material tersebut tidak larut antara
satu dengan lainnya/tetap terpisah (Smith, 1996).
Al/Gr merupakan komposit dengan matriks aluminium dan reinforcement berupa grafit. Berdasarkan jenis matriksnya maka Al/Gr dapat digolongkan
sebagai komposit jenis MMC (Metal Matrix Composite). MMC adalah
material komposit dengan setidaknya dua bagian konstituen, dengan satu
bagiannya adalah logam. Bahan lain mungkin berupa logam yang berbeda
atau bahan lain, seperti keramik atau senyawa organik (Department of
Defense Handbook, 2002).
Aluminium adalah suatu logam dengan nomor atom 13 dan memiliki warna
keperakan hingga agak abu-abu kusam seperti pada Gambar 1. Aluminium
memiliki sifat ringan, tahan lama, bukan bahan magnetik, serta memiliki
tingkat keuletan dan kelenturan yang tinggi. Kekuatan strength dari
aluminium murni adalah 7-11 MPa. Selain sifat tersebut, aluminium memiliki
sifat yang sangat baik yaitu dapat memiliki tingkat ketahanan korosi yang
sangat tinggi (Thomson, 2006). Namun, dibalik keunggulan tersebut
aluminium memiliki kekurangan berupa, tidak mampunya bahan tersebut
untuk bertahan pada kondisi kekurangan pelumas. Hal ini dikarenakan
aluminium merupakan material yang memiliki tingkat ketahanan aus yang
rendah dalam bidang industri (Baradeswaran et.al., 2011).
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 3/11
3
Gambar 1. Hasil etching permukaan dari Aluminium murni (99,9998%)
Grafit adalah salah satu alotrop dari karbon dengan bentuk paling stabil di
bawah kondisi standar. Oleh karena itu penggunaan fiber karbon cenderung
merujuk kepada penggunaan dari fiber grafit. Grafit memiliki bentuk seperti
pada Gambar 2a dengan sistem kristal hexagonal seperti Gambar 2b
(Wikipedia, 2011). Selain itu grafit merupakan material semi logam yang
dapat mengahantarkan listrik. Penggunaan bubuk grafit dalam aplikasi dunia
industri cukup tinggi. Hal ini dikarenakan bahan grafit merupakan suatu
bahan unik yang dapat digunakan sebagai pelumas diri sendiri ( self-
lubricating ) dan pelumas kering (dry lubricating ) sehingga dapat
meningkatkan daya tahan terhadap keausan suatu logam (Sherif et.al., 2011).
(a) (b)
Gambar 2. (a) bentuk makroskopik grafit (b) sistem hexagonal grafit
Oleh karena itu dengan memadukan material aluminium dengan grafit dengan
tepat akan menghasilkan suatu material komposit yang memiliki sifat kuat,
ringan, kaku, tahan terhadap korosi, memiliki elektrisitas baik, serta memiliki
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 4/11
4
tingkat ketahanan aus yang tinggi. Adapun sifat-sifat Al/Gr secara kuantitatif
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat-sifat komposit Al/Gr (Rawal et.al , 2001).
No Sifat Nilai
1 Densitas (gr/cm3) 2,45
2 Modulus Young (GPa) 88,7
3 Kekuatan tekan (MPa) 109,6
4 Kekuatan tensil (MPa) 76,8
5 Koefisien ekspansi termal (CTE) (x-y) (10-6/K) 6,5-9,5
6 Konduktivitas termal (W/m-K) (x-y)
(z)
190
150
7 Resistivitas (m-ohm-cm) 6,89
B. Aplikasi Komposit Al/Gr
Aplikasi dari komposit Al/Gr diantaranya adalah sebagai komponen pesawat
ruang angkasa. Hal ini dikarenakan komposit Al/Gr memiliki sifat yang
ringan, kaku, serta kuat. Salah satu contoh bagian pesawat luar angkasa yang
menggunakan Al/Gr adalah pemandu/tiang pemancar gelombang pada
teleskop luar angkasa Hubble ( Hubble Telescope Space) seperti pada Gambar
3 (a dan b).
(a) (b)
Gambar 3. (a) Tiang pemancar gelombang teleskop Hubble sebelumdiintegrasikan pada teleskop Hubble (b) setelah diintegrasikan
pada teleskop Hubble
Selain itu, karena memiliki koefisien ekspansi termal yang tinggi, densitas
yang rendah, dan elektrisitas yang baik maka Al/Gr telah banyak diterapkan
pada komponen elektronik yang membutuhkan massa yang ringan seperti
pada komponen elektronik pada pengontrol satelit luar angkasa seperti pada
Gambar 4.
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 5/11
5
Gambar 4. Komponen elektronik komposit Al/Gr
(Badiey et.al , 2010).
II. METODE SINTESIS Al/Gr
Untuk melakukan sintesis komposit Al/Gr dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu
dengan metode penuangan konvensional dan metode ultrasonikasi.
1. Metode penuangan
Untuk mensintesis Al/Gr dengan metode penuangan bahan-bahan yang
digunakan adalah: 1,5 kg aluminium serta grafit yang jumlahnya divariasikan
mulai dari 10, 15, dan 20% dari berat total. Langkah-langkah sintesis dengan
metode ini dilakukan sebagai berikut, sebelumnya aluminium dipanaskan
hingga mencair. Setelah aluminium tersebut mencair kemudian diletakkan
pada suatu cawan lalu serbuk grafit yang telah dipanaskan dituangkan
kedalamnya dan aluminium tersebut terus dijaga pada suhu 150ºC diatas suhu
cairnya (liquidos).
Pengadukan dilakukan dengan tujuan agar distribusi grafit dalam aluminium
menjadi homogen. Setelah penuangan tersebut selesai dilakukan kemudian
logam paduan tersebut dituangkan ke dalam cetakan baja permanen.
Penuangan material komposit ini dibuat dengan berdasarkan variasi grafit.
Komposit tersebut dipreparasi dengan pemanasan untuk kondisi T-6.
Pemanasan T-6 untuk aluminium adalah pemanasan pada suhu berkisar
antara 160-250ºC. Setelah komposit tersebut dingin dan memadat maka
karakterisasi untuk materian ini siap untuk dilakukan (Baradeswaran et.al ,
2011).
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 6/11
6
2. Metode Ultrasonikasi
Pada prinsipnya metode ultrasonikasi merupakan metode yang dilakukan
dengan cara mendispersi partikel penyusun dengan menggunakan gelombang
suara. Dengan memasukkan energi suara tersebut maka partikel akan
terdispersi dan dapat bergerak lebih cepat sehingga tumbukan antar partikel
lebih cepat dan lebih banyak terjadi. Apabila tumbukan banyak terjadi tentu
saja partikel-partikel tersebut dapat bergabung.
Untuk melakukan metode ini bahan yang digunakan adalah, serbuk Al
kemurnian tinggi sekitar 99,99% dan memiliki ukuran partikel rata-rata 20
μm. Grafit digerus sehingga memiliki diameter rata-rata 8 μm dan
ketebalannya 5-10 nm, serta aseton. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
metode ini adalah, grafit yang sebelumnya divariasikan jumlahnya yaitu pada
0, 1, 2, dan 3% dari berat, didispersikan dalam aseton dengan menggunakan
ultrasonikasi pada frekuensi 50 kHz selama 1 jam. Kemudian serbuk Al
secara perlahan ditambahkan dalam larutan dan disonikasi selama 4 jam
sehingga didapatkan campuran yang homogen. Campuran kemudian disaring
dan dikeringkan pada suhu 90ºC selama 6 jam. Serbuk kemudian di- press
pada tekanan 520 MPa selama 5 menit sehingga berbentuk silinder dengan
rasio antara tinggi dan lebarnya 1:1. Sampel yang telah di- press tersebut
kemudian disintering pada suhu 500ºC selama 6 jam dalam furnace. Sampel
yang telah disintering tersebut kemudian siap untuk dikarakterisasi (Sherif,
et.al, 2011).
III.KARAKTERISASI KOMPOSIT Al/Gr
1. Sifat Korosi
Penentuan sifat korosi pada Al/Gr sangat penting dilakukan. Hal ini
dikarenakan keberadaan grafit yang tidak homogeny akan menciptakan
kondisi adanya anoda dan katoda dalam komposit yang dapat memicu
terjadinya korosi lebih cepat. Grafit pada komposit akan bertindak sebagai
katoda dan aluminium sebagai anoda.
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 7/11
7
Untuk melakukan pengujian sifat korosi dari material komposit Al/Gr
dilakukan dengan cara merendam komposit Al/Gr dalam suatu larutan NaCl.
Perendaman ini dilakukan karena diketahui NaCl dapat membuat suatu
material terkorosi akan mengalami proses korosi lebih cepat. Sehingga
dengan menggunakan larutan ini maka akan didapatkan hasil penentuan sifat
korosi yang lebih cepat pula.
Untuk pengamatan sifat korosi komposit ini dapat dilakukan dengan
menggunakan mikroskop optik, SEM dan EDX, serta dengan
chronoamperometrik. Pada sampel komposit Al/Gr yang disintesis dengan
metode ultrasonikasi didapatkan hasil pengujian dengan mikroskop opticseperti pada Gambar 5, pengujian dengan menggunakan SEW dan EDX
seperti pada Gambar 6, dan pengujian dengan menggunakan
chronoamperometrik seperti pada Gambar 7.
Gambar 5. Hasil mikrograf dengan menggunakan mikroskop optik untuk
(a) aliminium murni (b) komposit 1% grafit (c) komposit 2% grafit
(d) komposit 3% grafit
Dari Gambar 5. Dapat diketahui bahwa komposit Al yang mengandung 1%
grafit menunjukkan hasil yang homogen, hal ini ditunjukkan dari distribusi
grafit seperti pada Gambar 1(b). Grafit yang tidak homogen terdistribusi
seperti pada Gambar 1(c) dan 1 (d) yang ditandai dengan adanya gumpalan-
gumpalan pada komposit dengan gumpalan pada Gambar 1(d) lebih jelas dari
Gambar 1(c). Hal ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi grafit pada
Gambar 1(c) dan 1(d). Ketakhomogenan distribusi grafit ini dapat menjadi
pemicu terjadinya korosi.
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 8/11
8
Gambar 6. Hasil SEM untuk (a) aluminium murni (b) komposit 3% grafit
(c) setelah komposit 3% grafit direndam selama 72 jam dalam
NaCl (d), (e), dan (f) merupakan hasil EDX untuk masing-masing
keadaan (a), (b), dan (c)
Melalui Gambar 6 dapat dilihat bahwa untuk komposit Al/Gr 3% akan
berpotensi terjadi korosi. Hal tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 6 (b)
dimana terjadi cracking yang kemudian apabila sampel tersebut direndam
dalam NaCl selama 72 jam akan memiliki cracking yang lebih lebar lagi
(Gambar 6 (c)).
Gambar 7. Grafik hasil hubungan antara arus dan waktu dari
chronoampermetrik untuk (1) Al murni, (2) Gr-1%, (3) Gr-2%,
dan (4) Gr-3%, setelah direndam (a) 40 menit dan (b) 72 jam
Melalui Gambar 7 dapat dibandingkan bahwa untuk komposit dengan
campuran konsentrasi Gr semakin tinggi akan menyebabkan arus mengalir
lebih tinggi. Arus mengalir lebih tinggi ini mengindikasikan semakin tinggi
pula perbedaan potensial antara anoda dan katoda pada komposit yang
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 9/11
9
mengindikasikan semakin besar pula risiko terjadinya korosi (Sherif et.al ,
2011).
2. Sifat Ketahanan Aus
Sifat ketahanan aus dari penambahan Gr dalam MMC telah dipelajari oleh
Basavarajappa dkk. (2005). Teknik pengujian dilakukan dengan cara
menggeserkan sampel dengan suatu kecepatan setelah diberi beban. Pada
penelitiannya sampel digeserkan dengan kecepatan 3 m/s dan diberikan beban
yang bervariasi. Sampel yang digunakan berupa Al murni, Al/SiC, dan
Al/SiC-Gr. Untuk hasil pengujian sifat ketahanan aus dapat dilihat pada
Gambar 8.
(a) (b)
(c)
Gambar 8. Hasil pengujian aus pada (a) Al murni pada kecepatan 3m/s beban
20 N dengan jarak 5000 m (b) Al/Si 10% pada kecepatan3 m/s
beban 40 N dengan jarak 5000 m (c) Al/Si 10%-Gr 3% pada
kecepatan 3 m/s beban 40 N dengan jarak 1000 m
Melalui Gambar 8 dapat dilihat bahwa dengan penambahan Gr dapat
membuat permukaan kontak antar permukaan lebih seragam. Dengan
demikian maka ketahanan aus dari sampel menjadi semakin meningkat.
Terlebih apabila kecepatan sampel ditingkatkan maka tingkat aus dapat
menurun karena adanya pembentukan pelindung dari pelumas grafit.
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 10/11
10
Selain hal tersebut Lu (2009) juga telah melakukan penelitian tentang sifat
redaman dari berbagai MMC. Lu meneliti beberapa sampel dari MMC yaitu
Al/Gr, Al/SIC, dan Al/SiC-Gr. Hasil penelitian tersebut tampak seperti pada
Gambar 9.
Gambar 9. Grafik kapasitas redaman dan modulus elastisitas beberapa MMC
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa Al/Gr memiliki kapasitas redaman
yang paling tinggi namun hal tersebut berbanding terbalik dengan modulus
elastisitasnya.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Penambahan Gr dapat menambah ketahanan aus aluminium.
2. Penambahan Gr terlalu banyak dapat meningkatkan risiko terjadinya
korosi.
3. Penambahan Gr terlalu banyak dapat menurunkan modulus elastisitas.
4. Komposit Al/Gr dapat digunakan sebagai komponen-komponen luar
angkasa karena memiliki sifat kuat, ringan, serta tahan aus.
DAFTAR PUSTAKA
Badiey, M. dan Abedian, A. 2010. Application of Metal Matrix Composites in A
Satellite Boom to Reduce Weight and Vibrations as A Multidisciplinary
Optimization. 27-th International Congress of The Aeronautical Sciences, ICAS 2010.
5/12/2018 Komposit kelompok 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/komposit-kelompok-1 11/11
11
Baradeswaran, A. dan Elayaperumal, A. 2011. Effect of Graphite Content om
Tribological Behaviour of Aluminium Alloy-Graphite Composite.
European Journal of Scientific Research Vol. 53 No. 2 (2011). pp. 163-170
Basavarajappa, S., dan Chandramohan, G. 2005. Dry Sliding Wear Behaviour of Hybrid Metal Matrix Composites. Materials Science (MEDZIAGOTYRA)Vol. 11 No. 3. 2005. pp. 253-257.
Department of Defense Handbook. 2002. Composite Materials Handbook Vol. 4Metal Matrix Composites. USA: Department of Defense Handnook.
Lu, H., Wang, X., Zhang, T. Cheng, Z., dan Fang, Q. 2009. Design, Fabrication,
and Properties of High Damping Metal Matrix Composites. Materials
2009, 2. pp. 958-977.
Rawal, S. 2001. Metal-Matrix Composites for Space Applications. JOM, 53 (4)2001. pp. 14-17.
Sherif, E.M., Almajid, A. A., Latif., F. H., dan Junaedi, H. 2011. Effects of
Graphite on The Corrosion Behavior of Aliminium Graphite Composite in
Sodium Chloride Solutions. Int. J. Electrochem. Sci., 6 (2011). pp. 1085-
1099.
Smith, William F. 1996. Principles of Material Science and Engineering. Mc.
Graw-Hill. United States of America.
Thomson, E. 2006. Base Metal Handbook. Cambridge: Woodhead Publishing.