komposisi sampah

Upload: kngean

Post on 30-Oct-2015

603 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. Komposisi SampahKomposisi sampah merupakan penggambaran dan masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik). Pengelompokkan sampah yang paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dan kertas, kayu, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan dan sampah-sampah lain (Damanhuri dan Padmi, 2010).Menurut Tchobanoglous et al. (1993), komposisi sampah dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu:1. Komposisi fisik sampahSecara fisik terdiri dari sampah basah (garbage), sampah halaman, taman, kertas, kardus, kain, karet, plastik, kulit, kayu, kaca, logam, debu, dan lain-lain. Informasi mengenai komposisi fisik sampah diperlukan untuk memilih dan menentukan cara pengoperasian setiap peralatan serta fasilitas-fasilitas lainnya, memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumber daya dan energi dari sampah, serta sebagai perencanaan fasilitas pembuangan akhir.2. Komposisi kimia sampahUmumnya komposisi kimia sampah terdiri dari unsur Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, serta unsur lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat, dan lemak. Untuk mengetahui komposisi kimia sampah, perlu dilakukan analisa kandungan kimia sampah di laboratorium. Unsur-unsur kimia yang diselidiki tergantung dari alternatif cara pengolahan sampah yang akan dievaluasi.Komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Damanhuri dan Padmi, 2010):1. Cuaca: di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan cukup tinggi2. Frekuensi pengumpulan: semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah organik akan berkurang karena membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi3. Musim: jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung4. Tingkat sosial ekonomi: Daerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya5. Pendapatan per kapita: masyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen dibanding tingkat ekonomi lebih tinggi.6. Kemasan produk: kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi. Negara maju cenderung tambah banyak yang menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan karakteristik sampah, potensi daur ulang sampah, serta cara pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan proses pengolahannya. Tabel 2.1 menggambarkan tipikal komposisi sampah pemukiman di kota di negara maju.

Tabel 2.1 Komposisi Sampah DomestikKategori Sampah% berat% volume

Kertas dan bahan-bahan kertas32,9862,61

Kayu/produk kayu0,380,15

Plastik, kulit, dan produk karet6,849,06

Kain dan produk tekstil6,365,1

Gelas16,65,31

Logam10,749,12

Bahan batu, pasir0,260,07

Sampah organik26,388,58

Sumber: Damanhuri dan Padmi (2010)

Pengertian sampah organik seperti tercantum dalam Tabel 2.1 lebih bersifat untuk mempermudah pengertian umum, untuk menggambarkan komponen sampah yang cepat terdegradasi (cepat membusuk), terutama yang berasal dari sisa makanan. Sampah yang membusuk adalah sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena aktivitas mikroorganisme. Sampah yang tidak membusuk atau refuse pada umumnya terdiri atas bahan-bahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan lain-lain. Kelompok sampah ini dikenal pula sebagai sampah kering, atau sering pula disebut sebagai sampah anorganik (Damanhuri dan Padmi, 2010). Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat pendapatan ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% berat basah)KomposisiPemukimanLow IncomePemukimanMiddle IncomePemukimanHigh Income

Kertas1-1015-4015-40

Kaca, keramik1-101-104-10

Logam1-51-53-13

Plastik1-52-62-10

Kulit, karet1-5--

Kayu1-5--

Tekstil1-52-102-10

Sisa makanan 40-8520-6520-50

Lain-lain1-401-301-20

Sumber: Damanhuri dan Padmi (2010)

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan nilai komposisi sampah (SNI 19-3964-1994):Komposisi sampah x 100% (1)Keterangan untuk persamaan diatas:B= Berat komponen sampah (kg)BBS= Berat total sampah yang diukur (kg)

Dapus:Damanhuri, E., dan Padmi, T., 2010. Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Teknologi Bandung. 15-17.

SNI 19-3964-1994, Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.

Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S. A., 1993. Integrated Solid Waste Management. Mc. Graw Hill Inc, New York.

Masuk sumber sampah:1. Sampah dari Gedung Perkuliahan dan PerkantoranSampah ini dihasilkan oleh dosen, mahasiswa, dan orang-orang yang berada diruang kuliah dan diruang kerja. Sampah dari tempat ini, misalnya berupa kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, dan spidol), toner foto copy, pita printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, computer rusak, botol, bungkusan makanan yang terbuat dari plastik, kaleng, dan lainnya.2. Sampah dari Kantin atau PerdaganganSampah ini berasal dari kantin yang ada di dalam kampus dan pedagang pedagang yang berjualan di pinggir jalan di lingkungan kampus.3. Sampah tamanSampah yang berasal dari hasil babatan taman, contoh: daun-daunan, sisa tanaman, dan rumput rumputan.Dapus:Harahap, M. F., 2011. Evaluasi Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 10-11.