komplikasi oral pasca kemoterapi

Upload: resti-ayu-indriana

Post on 08-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

komplikasi oral pasca kemoterapi

TRANSCRIPT

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    PREVALENSI KOMPLIKASI ORAL AKIBAT

    KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER DI RSUP

    H. ADAM MALIK MEDAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

    syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

    Oleh :

    NOR AZEE AZWA BINTI KAMARUDIN NIM : 050600163

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

    Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

    di hadapan tim penguji skripsi

    Medan, 1 Pebruari 2009

    Pembimbing : Tanda tangan

    Syuaibah Lubis, drg. ...................................................

    NIP : 130 365 329

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    TIM PENGUJI SKRIPSI

    Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

    pada tanggal 30 Januari 2009

    TIM PENGUJI

    KETUA : Syuaibah Lubis, drg.

    ANGGOTA : 1. Wilda Hafny Lubis, drg., Msi.

    2. Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Fakultas Kedokteran Gigi

    Departemen Ilmu Penyakit Mulut

    Tahun 2009

    Nor Azee Azwa

    Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP

    H. Adam Malik Medan.

    xi + 47 halaman

    Kemoterapi merupakan suatu terapi kanker yang digunakan untuk membunuh

    sel-sel maligna yang berkembang-biak dengan cepat. Agen kemoterapi ini juga dapat

    menimbulkan komplikasi oral berupa mukositis oral, xerostomia, infeksi, perdarahan

    dan gangguan pengecapan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi setiap

    komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker yang mendapat perawatan

    kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

    Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian

    ini melibatkan 67 orang subjek (18 orang laki-laki dan 49 orang perempuan) dan

    subjek penelitian yang paling banyak adalah pasien kanker payudara yang mendapat

    kemoterapi.

    Persentase komplikasi oral pasien kanker yang mendapat kemoterapi adalah

    63% mukositis oral, 93% xerostomia, 24% kandidiasis, 12% perdarahan dan 19%

    gangguan pengecapan. Golongan obat kemoterapi yang paling sering menimbulkan

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    mukositis oral adalah dari golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan

    cyclophosphamide. Hal ini karena golongan obat ini paling banyak digunakan untuk

    perawatan kemoterapi kanker di RSUP H Adam Malik Medan khususnya untuk

    perawatan kanker payudara. Kebanyakan pasien mengalami mukositis oral pada

    perawatan kemoterapi siklus ke-5 ke atas.

    Daftar rujukan : 28 ( 1984 2008 )

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW sehingga skripsi yang

    berjudul Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker di

    RSUP H Adam Malik Medan, selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis

    sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

    Dengan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

    kepada orang tua tersayang yaitu abah (Alm. Kamarudin Bin Ibrahim Aravi) dan

    ummi (Norisah Binti Ab. Ghani), juga baba (Che Samsudin Bin Mat) yang telah

    memberikan kasih sayang, doa restu, material dan dukungan tanpa batas. Rasa kasih

    dan sayang untuk abang, kakak dan adik yang banyak memberi semangat dan

    mendukung penulis dalam keadaan suka maupun duka. Selanjutnya penulis

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Syuaibah Lubis, drg. selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu yang

    diberikan untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    2. Prof. Ismet Danial Nst, drg., Ph.D., Sp. Prost. selaku dekan Fakultas

    Kedokteran Gigi Universitas sumatera Utara.

    3. Wilda Hafny Lubis, drg., Msi., selaku Ketua Departemen Penyakit Mulut

    Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga tim penguji skripsi.

    4. Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM., selaku koordinator skripsi dan juga tim

    penguji skripsi.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    5. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg,. Sp. Perio. selaku pembimbing

    akademik penulis.

    6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi terutama staf pengajar dan

    staf di Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

    Utara.

    7. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPd., SpJP(K) selaku ketua komisi etik

    penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    8. Dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, Fina Cs, direktur SDM dan Pendidikan

    RSUP H Adam Malik Medan atas bantuan dan izin yang diberikan kepada penulis

    selama penelitian.

    9. Dr. Muhammad Tenang Sibayang. MARS, selaku kepala instalasi ruang

    Rindu A, RSUP HAM.

    10. Ns. Misrah Panjaitan, S Kep, selaku kepala instalasi ruang Rindu B,

    RSUP HAM.

    11. Seluruh staf perawat di RSUP H Adam Malik Medan terutama di bagian

    RINDU A, RINDU B dan ruang kemoterapi.

    12. Saudara-saudaraku tercinta dan teman-teman seperjuangan di Fakultas

    Kedokteran Gigi Lindawaty, Yana, Balqish, Yufi, Arifah, Izzah, Zu, Hanim,

    Shafeeqa, Huda, Mimi, Nadia, Arfah, Mat No, Hafiz, Yani, Naim, Putra, Nik, Sherry,

    Liza, Shaz, Che-che dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

    skripsi ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    penulis. Untuk itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan dan masukan

    yang sangat berharga bagi kualitas skripsi ini.

    Akhinya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf bila terdapat

    kesalahan selama melakukan penelitian ini. Penulis juga mengharapkan semoga

    skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan disiplin ilmu di

    Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Penyakit Mulut.

    Medan, 1 Pebruari 2009

    Penulis,

    ( Nor Azee Azwa Binti Kamarudin )

    NIM.: 050600163

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PERSETUJUAN

    HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

    KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

    DAFTAR ISI..................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL............................................................................................. ix

    DAFTAR GRAFIK........................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi

    BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 4

    1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5 2.1 Definisi Kanker dan Epidemiologi............................................... 5 2.2 Faktor Predisposisi Kanker.......................................................... 5 2.3 Terapi Kanker.............................................................................. 6 2.3.1 Kemoterapi Kanker................................................................ 7 2.3.1.1 Jenis Obat Kemoterapi dan Efek Samping....................... 7 2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker............................... 9 2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien Kemoterapi Kanker.. 12 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 17 3.1 Rancangan Penelitian.................................................................... 17 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 17

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    3.3 Populasi dan Sampel..................................................................... 17 3.4 Besar Sampel................................................................................ 17 3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi........................................................ 18

    3.5.1 Kriteria Inklusi....................................................................... 18 3.5.2 Kriteria Eksklusi.................................................................... 18

    3.6 Variabel Penelitian....................................................................... 19 3.6.1 Variabel Bebas....................................................................... 19 3.6.2 Variabel Terikat..................................................................... 19 3.6.3 Variabel Terkendali................................................................ 19 3.6.4.Variabel Tak Terkendali......................................................... 19

    3.7 Definisi Operasional..................................................................... 20 3.8 Alat dan Bahan Penelitian............................................................ 20 3.8.1 Alat Pemeriksaan Lesi Oral.................................................... 21 3.8.2 Alat Pencatatan Data Kemoterapi dan Komplikasi Oral........ 21 3.8.3 Bahan Penelitian..................................................................... 21 3.9 Prosedur Penelitian....................................................................... 21 3.10 Pengolahan Data......................................................................... 22 3.11 Analisis Data............................................................................... 22 BAB 4 HASIL PENELITIAN........................................................................ 23 4.1 Data Demografis........................................................................... 23 4.2 Prevalensi Komplikasi Oral.......................................................... 26 4.3 Distribusi Komplikasi Oral........................................................... 29 4.4 Hasil Kuesioner............................................................................. 33 BAB 5 PEMBAHASAN................................................................................ 34 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 38 7.1 Kesimpulan................................................................................... 38 7.2 Saran.............................................................................................. 38 DAFTAR RUJUKAN........................................................................................ 39 LAMPIRAN......................................................................................................

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1 Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    di RSUP HAM................................................................................. 23

    2 Persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    berdasarkan jumlah lesi.................................................................... 28

    3 Jumlah pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan

    jumlah dan jenis lesi......................................................................... 28

    4 Distribusi komplikasi oral berdasarkan umur pasien....................... 29

    5 Distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis kanker....................... 30

    6 Distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis obat........................... 30

    7 Hasil kuesioner pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    di RSUP HAM................................................................................ 32

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik Halaman

    1 Persentase pasien laki-laki dan perempuan yang mendapat

    perawatan kemoterapi di RSUP HAM.............................................. 25

    2 Persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM.......................................... 25

    3 Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien

    kanker di RSUP HAM....................................................................... 26

    4 Persentase mukositis oral berdasarkan siklus

    perawatan kemoterapi........................................................................ 27

    5 Persentase jenis obat kemoterapi yang menimbulkan

    mukositis oral akibat kemoterapi....................................................... 31

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian

    bidang kesehatan.................................................................................. 40

    2 Lembar penjelasan kepada subjek penelitian....................................... 41

    3 Lembar persetujuan subjek penelitian.................................................. 42

    4 Contoh kuesioner................................................................................. 43

    5 Contoh rekam pasien kemoterapi......................................................... 44

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesakitan dan

    kematian pada manusia.1 Di Indonesia diperkirakan terdapat 113 penderita kanker

    baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Prevalensi penderita kanker

    meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial

    ekonomi, serta perubahan pola penyakit.2

    Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, kanker

    menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di

    Indonesia. Laporan Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) memberi gambaran bahwa 12%

    dari seluruh kematian dunia disebabkan oleh penyakit kanker.3

    Terdapat 3 cara dan terapi/perawatan pada kasus kanker yaitu; terapi

    pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Terapi lainnya adalah imunoterapi dan

    terapi hormon. Hanya terapi pembedahan yang mengangkat seluruh jaringan kanker

    sedangkan radioterapi dan kemoterapi hanya menghambat dan merusak pertumbuhan

    sel kanker.1

    Kemoterapi adalah obat yang digunakan dalam terapi kanker untuk merusak,

    menekan dan mencegah penyebaran sel kanker yang berkembangbiak dengan cepat.

    Obat-obat ini mempengaruhi sel kanker maupun sel normal dan dalam jumlah yang

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    tertentu dapat menimbulkan efek samping terhadap mukosa oral dan gastrointestinal,

    folikel rambut, sistem reproduktif dan sistem hematopoitik.4

    Kemoterapi dan radioterapi menimbulkan efek samping atau komplikasi di

    rongga mulut.1,4 Tidak semua pasien kemoterapi kanker memiliki risiko yang sama

    untuk mendapat komplikasi oral.4 Risiko terjadinya komplikasi oral tergantung pada

    beberapa faktor yaitu mukosa oral, mikrorganisme rongga mulut, trauma pada

    jaringan oral dan perubahan anatomi dan fungsi oral akibat kanker yang diderita.4

    Komplikasi oral akibat kemoterapi dibagi atas 2 bentuk utama yaitu;

    komplikasi dari obat kemoterapi yang langsung menimbulkan efek pada mukosa oral

    (direct stomatotoxity) dan efek dari perubahan mukosa (indirect stomatotoxity)

    dalam keadaan mielosupresi.1,5,6 Efek stomatotoksitas langsung di antaranya adalah

    mukositis, xerostomia dan neurotoksik sedangkan efek stomatotoksik tidak langsung

    adalah infeksi bakteri, virus dan fungi dan perdarahan akibat trombositopeni.1

    Di antara komplikasi oral yang sering terjadi akibat kemoterapi adalah

    mukositis, xerostomia, neurotoksik, infeksi, perdarahan dan gangguan pengecapan.1,4

    Manifestasi oral pada mukositis termasuk eritema, ulser, perdarahan dan eksudat

    berupa cairan inflamasi.6,7 Hampir 75% pasien mengalami mukositis setelah

    mendapat kemoterapi dosis tinggi atau kombinasi kemoradioterapi.6 Lebih 40%

    pasien kemoterapi kanker mengalami komplikasi oral.16

    Satu penelitian dilakukan terhadap 57 pasien dewasa yang mendapat

    kemoterapi sekurang-kurangnya 2 siklus dalam 12 bulan dan dibantu dengan

    kuesioner. Hasil yang didapat adalah mukositis oral 75,4% dari 57 pasien yang hanya

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    mendapat sekali perawatan kemoterapi. Mulut kering (n = 20, 54,1% sebelum; n =

    14, 73,7% semasa). Ulser (n = 14, 87,5% sebelum; n = 8 100% semasa). Sakit dan

    sulit menelan (n = 14, 87,5% sebelum; n = 4, 100% semasa). Penelitian ini

    membuktikan insidensi terjadinya mukositis oral tinggi pada pasien kemoterapi.

    Dengan ini, terbukti bahwa kemoterapi memiliki hubungan dengan masalah di rongga

    mulut.22

    Mahasiswa Universiti Sains Malaysia telah melakukan penelitian pada 30

    pasien kanker yang mendapat kemoterapi di wad onkologi (3S) HUSM. Hasil yang

    didapat adalah mukositis oral (46.7%) dengan komplikasi bibir kering, ulserasi dan

    perdarahan. Mulut kering (90.0%), membran mukosa kering (96.7%), keadaan

    saliva kering (70.0%) serta kepekatan saliva (30.0%). Persentase mikrorganisme

    gram negatif bertambah 63.3% pada hari kelima sedangkan gram positif 16,7% dan

    kandida 10.0%.10

    Di RSUP H. Adam Malik Medan, terdapat 7 orang pasien setiap harinya yang

    datang ke ruangan kemoterapi untuk mendapatkan terapi kanker yang dideritanya.

    Jenis kanker yang diderita sangat bervariasi. Kebanyakan penderita kanker ialah

    wanita dan jenis kanker yang sering mendapatkan kemoterapi adalah kanker

    payudara.

    1.2 Perumusan Masalah

    Bagaimanakah komplikasi/kondisi oral pasien kanker yang mendapat

    kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan dan secara khususnya:

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Apakah komplikasi oral yang timbul?

    Berapakah prevalensi setiap lesi oral?

    Apakah jenis obat yang dapat menimbulkan lesi oral tersebut?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui jenis komplikasi oral yang dialami pada pasien kanker

    yang mendapat kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

    2. Untuk mengetahui prevalensi setiap komplikasi oral yang terlihat pada

    rongga mulut pasien kanker yang mendapat kemoterapi.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. Meningkatkan derajat kesehatan mulut pasien kanker yang mendapat

    kemoterapi agar komplikasi oral lainnya dapat dikurangi.

    2. Sebagai usaha dalam mengatur rencana perawatan bagi setiap komplikasi

    oral yang timbul pada pasien kanker akibat kemoterapi.

    3. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut, baik mengenai cara penanggulangan

    komplikasi oral akibat kemoterapi atau yang lainnya.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Kanker

    Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tak terkontrol dan penyebaran

    dari sel-sel tidak normal jaringan tubuh. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian

    tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker dapat disebabkan oleh

    faktor eksternal ( tembakau, bahan kimia, radiasi dan infeksi mikroorganisme ) dan

    faktor internal ( mutasi genetik, hormon, kondisi sistem imun dan mutasi yang terjadi

    dari proses metabolisme ). Kedua faktor penyebab ini dapat bergabung atau berdiri

    sendiri dapat memicu terjadinya proses karsinogenesis. Kanker dapat dideteksi

    setelah 10 tahun atau lebih terpapar oleh faktor eksternal.11

    2.2 Faktor Predisposisi Kanker

    Semua kanker melibatkan gen abnormal atau malfungsi sel yang mengontrol

    pertumbuhan dan pembelahan sel. Kira-kira 5% dari seluruh kanker adalah herediter.

    Namun beberapa kanker dapat terjadi karena faktor herediter tetapi akibat mutasi gen

    yang terjadi selama waktu hidup.11 Faktor-faktor atau zat-zat yang dapat

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    menyebabkan kanker disebut karsinogen.12 Faktor-faktor predisposisi tersebut antara

    lain:

    1. Bahan Kimia: Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru

    pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup

    asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri

    serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan

    seorang pekerja industri menderita kanker.12

    2. Penyinaran yang berlebihan: Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari

    dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif yaitu sinar X yang berlebihan atau

    sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.3,12,13

    3. Virus: Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal

    menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus

    onkogenik.12

    4. Hormon: Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang

    fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada

    beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan

    dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara,

    rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).3,12

    5. Rangsangan fisik berulang: Gesekan atau benturan yang berulang pada

    salah satu bagian tubuh dalam waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat

    mengakibatkan terjadinya kanker disebabkan luka atau cedera yang tidak sempat

    sembuh dengan sempurna.12,13

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2.3 Terapi Kanker

    Pengobatan kanker di antaranya pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan

    terapi kombinasi.21 Pembedahan merupakan pengambilan seluruh jaringan kanker dan

    jaringan sehat sekitarnya yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.1 Radioterapi

    merupakan terapi penyinaran yang bertujuan menghancurkan sel-sel kanker yang

    membelah dengan cepat.21 Radiasi tidak mampu membedakan antara sel normal dan

    sel kanker sehingga merusak sel normal.4

    2.3.1 Kemoterapi Kanker

    Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk

    pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak

    hanya sel kanker, tapi dapat memberi efek di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi,

    pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan

    yang diberikan pada saat kemoterapi.27

    Terdapat 5 cara pemberian perawatan kemoterapi yaitu kemoterapi adjuvan

    diberikan setelah pembedahan, kemoterapi neoadjuvan sebelum pembedahan,

    kemoterapi primer digunakan secara sendiri pada pasien leukemia dan limfoma,

    kemoterapi induksi sebagai kemoterapi pertama dan kemoterapi kombinasi

    menggunakan obat kemoterapi lebih dari dua jenis obat.27

    2.3.1.1 Jenis Obat Kemoterapi dan Efek Samping

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Jenis Kemoterapi yang digunakan untuk terapi kanker adalah :

    a. Obat golongan Alkylating agent, Platinum Compounds, dan Antibiotic

    Anthrasiklin, obat golongan ini bekerja antara lain dengan mengikat DNA di inti sel,

    sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. Efek sampingnya berupa

    mual, muntah, rambut rontok, iritasi kandung kemih (sistitis) disertai terdapatnya

    darah dalam air kemih, jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit

    menurun, jumlah sperma berkurang (pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang

    menetap) dan dapat meningkatnya resiko leukemia.13,23

    b. Obat golongan Antimetabolit bekerja langsung pada molekul basal inti sel,

    yang berakibat menghambat sintesis DNA. Obat golongan ini menimbulkan efek

    yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna

    kulit menjadi lebih gelap (meningkatnya pigmentasi) atau gagal ginjal.13,23

    c. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca alkaloid dan Taxanes

    bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.

    Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents.13,23

    d. Obat golongan Enzim seperti L-A Sparaginase bekerja dengan

    menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan

    RNA dari sel sel kanker tersebut.23

    e. Kemoterapi herbal yang terkandung dalam bawang putih. Selenium, suatu

    komponen yang terkandung di dalam bawang putih.23

    f. Kemoterapi herbal dengan senyawa polifenol yang terdapat di dalam teh

    mampu mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung koroner.23

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Agen/obat kemoterapi yang berpotensi merusak mukosa oral adalah dari

    golongan alkylating (busulfan, cyclophosphamide, procarbazine dan thiothepa),

    anthracyclines (daunorubicin, doxorubicin dan epirubicin), antimetabolites (cytosine

    arabinoside, hydroxyurea, 5-fluoracil, methotrexate, 6-mercptopurine dan 6-

    thioguanine), antibiotics (actinomycin D, amsacrine, bleomicyn dan mitomycin), dan

    vinka alkaloids (vinblastine dan vincristine).16

    2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker

    Obat yang digunakan sebagai agen kemoterapi memberi efek destruktif pada

    mukosa oral. Agen kemoterapi ini bereaksi secara langsung menyebabkan terjadinya

    mielosupresi dan imunosupresi.4 Komplikasi oral spesifik akibat terapi kanker adalah

    mukositis/stomatitis, infeksi, perdarahan, xerostomia, gangguan pengecapan dan

    defisiensi nutrisi 1,14,16

    Mukositis menggambarkan adanya suatu reaksi efek toksik pada saluran

    pencernaan dari mulut sampai anus, yang merupakan akibat dari agen-agen

    kemoterapi atau radiasi.14 Mukositis ditandai dengan adanya daerah eritema, ulser

    dan kemudian menjadi lapisan putih kekuning-kuningan (pseudomembran), nekrosis

    dan perdarahan spontan.7,14 Erythematous mucositis terlihat 3 hari setelah pemberian

    kemoterapi pertama, tetapi lebih khusus atau jelas terlihat dalam 5-7 hari.1,14

    Sedangkan mukositis yang disertai ulkus muncul setelah hari ke-7 dimulainya

    kemoterapi.14

    Proses terjadinya mukositis secara biologi terbagi dalam 5 fase yang timbal

    balik, yaitu: fase awal inflamasi atau fase vaskular, fase informasi genetik, fase

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    amplifikasi sinyal, fase ulseratif atau fase bakteriologi dan fase penyembuhan.4,6,17

    Mukositis menyebabkan rasa sakit, susah membuka mulut, kesulitan mengunyah

    makanan dan dapat menjadi pintu gerbang masuknya bakteri.7 Lesi biasanya terjadi

    pada daerah non-keratinisasi seperti: mukosa bukal dan labial, lateral lidah, dasar

    mulut dan palatum lunak.1,4,5

    Obat anti kanker yang dapat menyebabkan terjadinya mukositis yaitu:

    amsacrine, bleomicyn, cisplatin, cytarabine, daunorubicin, doxorubicin, epirubicin,

    etoposide, 5-fluorouracil, idarubucin, methotrexate, mitoxantrone, dan

    vinblastine.4,14,16

    Infeksi oral terjadi dengan adanya agen sitotoksik sebagai faktor predisposisi.

    Infeksi oral disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri.1,5 Tidak hanya mulut yang

    terinfeksi, tetapi karena kehilangan epitel oral yang berperan sebagai barier pelindung

    mengakibatkan infeksi lokal dan merupakan pintu gerbang masuknya

    mikroorganisme kedalam sirkulasi sistemik. Bila integritas mukosa rusak, infeksi

    lokal dan sistemik dapat terjadi, yang disebabkan flora normal di rongga mulut

    seperti nosocomial dan organisme oportunistik.14 Ruescher dkk melaporkan adanya

    bakteri streptococcal alfa-hemolitikus pada pasien kemoterapi.7 Draizen dkk

    melaporkan 70% infeksi oral disebabkan oleh Candida Albicans.14

    Kandidiasis sering terjadi pada infeksi oral pasien kemoterapi kanker dengan

    lesi berwarna merah (erythematous), berbentuk makula dan manifestasi biasanya

    pada palatum, lidah dan sudut mulut.5

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Perdarahan terjadi akibat trombositopenia ( < 20x109/L )16 yang disebabkan

    oleh obat anti kanker sehingga menyebabkan perdarahan gingiva, petechiae mukosa

    atau ecchymosis.18 Petechiae biasanya terlihat pada gingiva, mukosa bukal, lidah,

    dasar mulut dan palatum keras dan lunak. Sedangkan ecchymosis lebih sering pada

    lidah dan dasar mulut. Pencegahan merupakan tindakan yang efektif untuk

    menghindari terjadinya perdarahan. Menghilangkan daerah yang menimbulkan

    trauma ( restorasi yang tajam dan gigi fraktur ) dan mengobati penyakit intraoral

    sebelum kemoterapi untuk mengurangi perdarahan.16

    Xerostomia adalah pengurangan sekresi saliva14 yang menyebabkan saliva

    sangat kental dan pH rendah sehingga mempermudah terjadinya karies dan infeksi

    oral lainnya.16 Agen sitotoksik ( khususnya adriamicyn ) dapat menyebabkan

    xerostomia.1 Gejala klinis adalah mulut kering, perubahan pada permukaan lidah,

    bibir pecah-pecah dan adanya lesi di sudut mulut. Xerostomia akan mempersulit

    pemakaian protesa sehingga memerlukan peningkatan frekuensi dan volume asupan

    cairan.14

    Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa asam, manis, pedas. Hal ini

    menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan defisiensi

    protein dan kalori. Gangguan tersebut dapat berkurang sedikit, hilang sama sekali,

    atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal. Hal ini disebabkan karena adanya

    destruksi dari taste bud.

    Neurotoksik yaitu pasien mengeluh adanya rasa sakit yang terus menerus, rasa

    sakit seperti terbakar dan kadang-kadang seperti sakit gigi. Walaupun tidak

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    ditemukan adanya gigi atau mukosa yang sakit. Komplikasi ini adalah efek dari

    beberapa golongan obat anti kanker, contohnya Vinka alkaloid.16 Obat anti kanker

    dari golongan alkaloid sering menimbulkan neurotoksik.1

    Defisiensi nutrisi juga terjadi akibat kemoterapi. Efek sitotoksik agen

    kemoterapi terhadap mukosa oral menimbulkan rasa sakit, gangguan pengunyahan,

    dan disfagia karena atrofi mukosa. Gangguan ini akhirnya menyebabkan mukositis

    dan ulser.16

    2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien dengan Kemoterapi Kanker

    Idealnya, pasien yang dijadwalkan untuk menerima kemoterapi harus melalui

    penilaian dental terlebih dahulu. Pemeriksaan dan penilaian dental dilakukan

    secepatnya untuk memudahkan tindakan dental lain dan memberikan penyembuhan

    kanker yang adekuat. Jika diindikasikan tindakan dental, pasien harus diberikan

    perawatan dental sebelum perawatan kanker.20

    Evaluasi oral melalui perawatan pendahuluan atau pre-treatment dapat

    mendeteksi komplikasi yang akan terjadi dan dapat mendidik pasien agar menjaga

    kesehatan rongga mulut. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi yang

    berpengetahuan dan bekerjasama dengan tim dental di setiap rumah sakit. Evaluasi

    pra perawatan merupakan suatu pemeriksaan pada jaringan lunak dan keras yang

    didukung dengan gambaran radiografi yang tepat untuk mendeteksi kemungkinan

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    sumber infeksi dan keadaan patologi lainnya. Sebelum kemoterapi dimulai, dokter

    gigi harus melaksanakan prosedur perawatan gigi yang mencakup:20

    1. Mengidentifikasi jaringan rongga mulut dan merawat infeksi yang terjadi,

    termasuk karies dan trauma pada jaringan.

    2. Menstabilkan atau menghilangkan sumber infeksi.

    3. Melepaskan band ortodontik jika memerlukan perawatan kemoterapi

    dengan tingkat stomatoksik yang tinggi.

    4. Melakukan evaluasi prostodontik, bila pasien memakai protesa dan

    dilepas pada waktu tidur untuk mencegah iritasi.

    5. Melakukan ekstraksi gigi yang dikhawatirkan dapat memperparah

    komplikasi oral. Prosedur bedah mulut dilakukan 7-10 hari terakhir sebelum pasien

    menerima kemoterapi.

    6. Pada anak-anak dipertimbangkan mencabut gigi desidui yang mobiliti dan

    gigi yang diduga akan tanggal selama kemoterapi.

    7. Mengusahakan oral hygiene yang baik dengan sedikit komplikasi.20

    8. Memberi edukasi tentang penatalaksanaan muntah yaitu berkumur setelah

    muntah dengan larutan normal saline untuk mengembalikan pH rongga mulut yang

    asam akibat muntah.

    Pada pemeriksaan tersebut, pasien juga akan mempelajari cara memelihara

    mukosa oral dan meminimumkan komplikasi oral. Dokter gigi atau hygienis harus

    menginstruksi pasien tentang teknik penyikatan gigi dan flos yang khusus, penyegar

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    mulut, dan pendekatan lainnya untuk memastikan rongga mulut dalam keadaan bersih

    untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi dan rasa sakit.20

    Evaluasi oral secara terus-menerus perlu dilakukan sesudah evaluasi

    pendahuluan atau pre-treatment. Perancangan dan komunikasi antara tim onkologi

    dan dokter gigi dapat membantu meminimumkan risiko terjadinya komplikasi oral

    dan memaksimumkan keberhasilan pemeliharaan dental. Pertimbangan kesehatan

    oral yang sfesifik harus diketahui dalam melakukan perawatan kemoterapi di

    antaranya adalah:20

    1. Mempertimbangkan adanya demam akibat kondisi oral. Demam yang

    tidak diketahui penyebabnya mungkin berasal dari infeksi oral. Jadi, pasien perlu

    dikonsultasi.

    2. Menjadwalkan pertemuan dengan dokter gigi. Prosedur bedah mulut

    dilakukan 7-10 hari terakhir sebelum pasien menerima kemoterapi myelosupresif.

    3. Menentukan status hematologi. Sebelum perawatan gigi, perlu ada data

    dari tim dokter tentang jumlah platlet, faktor pembekuan darah dan jumlah neutrofil

    absolut sangat penting untuk mencegah pendarahan dan infeksi.

    4. Memberikan perawatan profilaksis antibiotika.20

    Prosedur perawatan ini tidak akan berhasil secara maksimal tanpa adanya

    kerja sama yang baik dari pasien dan keluarganya. Dokter gigi harus memotivasi dan

    memberitahukan pasien bahwa perawatan rongga mulut sama pentingnya dengan

    kemoterapi yang dijalani. Beberapa petunjuk atau nasehat yang dapat disampaikan

    kepada pasien antara lain:20

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    1. Menyikat gigi, lidah dan gingiva dengan bulu sikat yang lembut dan

    menggunakan pasta gigi yang berfluorida setiap setelah sarapan dan sebelum tidur.

    2. Membersihkan gigi dengan benang gigi yang lembut.

    3. Menghindari obat kumur yang mengandung alkohol.

    4. Mencuci mulut dengan larutan garam dan baking soda.

    5. Melakukan latihan otot rahang sebanyak 3 kali sehari, buka dan tutup

    mulut sejauh mungkin tanpa menyebabkan sakit dan diulangi sebanyak 20 kali.

    6. Menghindari permen dan permen karet kecuali bebas gula.

    7. Menghindari makan asam, pedas dan keras.

    8. Mengindari tembakau dan alkohol.

    9. Mengikuti jadwal pertemuan yang diatur oleh dokter gigi.20

    National Institutes of Health menyatakan bahwa setiap pasien kanker harus

    melakukan pemeriksaan oral sebelum memulai terapi kanker dan perawatan penyakit

    mulut untuk mengurangi komplikasi oral. Potensi terjadinya komplikasi oral dapat

    dikurangi dengan pemeliharaan gigi yang tepat. Penyikatan gigi menggunakan sikat

    gigi yang lembut harus diteruskan selama kemoterapi. Pencegahan dan pemeliharaan

    terjadinya komplikasi oral pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi berhasil

    dengan kerjasama antara klinisi, dokter gigi, perawat onkologi dan spesialis gizi.

    Selain itu, dukungan keluarga penting untuk memberi dorongan pada pasien untuk

    keberhasilan perawatan.16

    KERANGKA TEORI

    Terapi Utama

    Kanker

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    KERANGKA KONSEP

    Pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    Komplikasi oral

    Variabel tidak terkendali Oral higiene Penyakit sistemik Obat-obatan yang digunakan

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan

    rancangan cross sectional.

    3.2 Tempat dan Waktu

    Tempat : RSUP H. Adam Malik ( RSUP HAM ).

    Waktu : 3 bulan (Desember 2008 Pebuari 2009).

    3.3 Populasi dan Sampel

    Infeksi (bakteri,virus, jamur)

    Mukositis Xerostomia Gangguan pengecapan

    Perdarahan

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Populasi : Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM.

    Sampel : Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM di

    ruang RINDU A dan RINDU B.

    3.4 Besar Sampel

    Dalam penelitian ini, teknik perhitungan besar sampel untuk menaksir

    proporsi populasi dengan ketelitian absolut menggunakan rumus n = Za2. p .(1-p) /d2

    dan besar sampel yang digunakan adalah 67 orang pasien kanker yang mendapat

    kemoterapi di RSUP HAM.

    p = Prakiraan proporsi populasi dengan confidence level 100 (1-)%

    a = Absolute precision yang dibutuhkan untuk nilai taksiran proporsi tersebut.

    Jumlah pasien kanker yang dipilih sebagai sampel dengan taksiran akhir

    diharapkan berada dalam 10% dari proporsi sebenarnya dengan confidence level

    90%. Diketahui bahwa prakiraan proporsi populasinya adalah 46.7% berdasarkan

    penelitian mahasiswa Universitas Sains Malaysia yaitu 46.7% menderita komplikasi

    oral setelah kemoterapi kanker.

    Perhitungan : Prakiraan proporsi populasi = 46.7%

    Confidence level = 90%

    Absolute precision = 10%

    n = Za2 . p . (1-p) / d2

    = ( 1.645 )2 . 0.467 ( 1-0.467 ) / 0.12 = 67 orang pasien.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    3.5.1 Kriteria Inklusi

    a) Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM.

    b) Pasien yang bersedia diperiksa rongga mulutnya.

    c) Pasien yang dapat membuka mulut dengan baik.

    3.5.2 Kriteria Eksklusi

    a) Pasien kanker yang tidak mendapat kemoterapi di RSUP HAM.

    b) Pasien yang tidak bersedia diperiksa rongga mulutnya.

    c) Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan baik.

    3.6 Variabel Penelitian

    3.6.1 Variabel Bebas

    Variabel bebas Pasien kanker

    dengan kemoterapi Jenis kelamin Umur Jenis kanker Lama kemoterapi Jenis obat-obatan

    Variabel tergantung Komplikasi oral

    Variabel terkendali Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

    Variabel tidak terkendali Cara pemeliharaan kesehatan rongga

    mulut Penyakit sistemik Obat-obatan yang digunakan

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Pasien kanker dengan kemoterapi, jenis kelamin, umur, jenis kanker, lama

    pengobatan dan jenis obat kemoterapi.

    3.6.2 Variabel Tergantung

    Komplikasi oral pasien kemoterapi kanker.

    3.6.3 Variabel Terkendali

    Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM.

    3.6.4 Variabel Tidak Terkendali

    Cara pemeliharaan kesehatan rongga mulut, penyakit sistemik yang dideritai

    dan obat-obatan lain yang digunakan.

    3.7 Definisi Operational

    a) Pasien kanker yang mendapat kemoterapi adalah penderita kanker yang

    datang ke RSUP HAM untuk mendapat perawatan kemoterapi kanker dengan

    regimen kemoterapi tertentu tergantung jenis kanker yang diderita.

    b) Mukositis oral: bila terlihat adanya daerah eritema pada permukaan

    mukosa, atau ulkus yang ditutupi oleh lapisan putih kekuning-kuningan

    (pseudomembran). Disertai dengan rasa sakit dan rasa panas seperti terbakar.

    c) Xerostomia: bila terlihat keadaan saliva yang kental dengan kondisi

    rongga mulut kering. Apabila diperiksa menggunakan spatula kayu, spatula seperti

    lengket atau susah lepas dari mukosa bukal.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    d) Gangguan pengecapan: bila adanya ganggguan rasa masam, manis, pedas

    sehingga menyebabkan nafsu makan menurun.

    e) Infeksi jamur ( kandidiasis ): bila dijumpai daerah lesi atau plak yang

    berwarna putih dan dapat dihapus pada mukosa bukal, lidah dan palatum atau lesi

    merah.

    e) Perdarahan: bila terlihat ada perdarahan di rongga mulut terutama pada

    gusi. Juga bila ditemukan petekie (bintik merah di bawah mukosa) atau ekimosis

    (area ungu di bawah mukosa mulut).

    3.8 Alat dan Bahan Penelitian

    3.8.1 Alat Pemeriksaan Oral

    Alat yang tepat harus digunakan untuk prosedur ini. Alat yang digunakan

    untuk pemeriksaan oral adalah:

    a. Kaca mulut, digunakan untuk menarik pipi/lidah untuk melihat lesi

    dengan jelas.

    b. Sonde tumpul, digunakan untuk mengidentifi lesi yang terlihat.

    c. Pinset, digunakan untuk mengambil gulungan kapas atau bulatan kapas

    dari tray ke mulut maupun sebaliknya.

    d. Tray, digunakan untuk meletakkan alat dan bahan pada saat melakukan

    pemeriksaan. Alat-alat yang digunakan haruslah dalam keadaan baik dan bersih agar

    dapat melakukan pemeriksaan dengan lebih efektif.

    e. Lampu, digunakan sebagai pencahayaan untuk melihat lesi oral.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    3.8.2 Alat Pencatatan Data Kemoterapi dan Komplikasi Oral

    a. Kuesioner pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi.

    b. Rekam medik pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi.

    3.8.3 Bahan-bahan

    Bahan yang digunakan adalah:

    a. Gulungan kapas (cotton roll), digunakan untuk menyerap saliva.

    b. Sarung tangan dan masker, digunakan untuk mencegah infeksi silang.

    c. Spatula kayu, digunkan untuk memeriksa keadaan saliva.

    3.9 Prosedur Penelitian

    Pada tahap awal dilakukan pengumpulan informasi tentang kemoterapi,

    jumlah kasus kanker dan studi pustaka efek kemoterapi dari sumber kepustakaan dan

    data di RSUP HAM. Kemudian dilakukan persiapan pengurusan izin meneliti ke

    RSUP HAM. Kemudian dipersiapkan informed concent bagi pasien dan petugas di

    rumah sakit H. Adam Malik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan prosedur

    penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Pengumpulan data diambil dari catatan

    medik pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data nama, umur, jenis kelamin, lama

    tinggal di rumah sakit; riwayat penyakit dan komplikasi, lama menjalani kemoterapi,

    dan obat yang diperoleh. Setelah pasien setuju untuk menjadi subjek penelitian,

    pasien diminta menandatangani informed concent. Selanjutnya dilakukan

    pemeriksaan langsung terhadap pasien yang mendapat kemoterapi menggunakan kaca

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    mulut, spatula kayu dan lampu senter untuk melihat keadaan mukosa oral. Kemudian

    wawancara dilakukan oleh operator dengan mengemukakan beberapa pertanyaan

    untuk memperoleh gambaran tentang kondisi rongga mulut pasien kemoterapi pada

    saat tersebut. Data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan dan wawancara

    tersebut dicatat sesuai dengan yang didapat dan catatan medik pasien.

    3.10 Pengolahan Data

    Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan ditabulasikan.

    3.11 Analisis Data

    Data yang sudah dikumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan cara

    perhitungan persentase setiap komplikasi oral yang terlihat pada penderita kanker

    yang mendapat kemoterapi. Selanjutnya dilihat jenis atau golongan obat yang

    memberikan pengaruh yang besar terhadap komplikasi oral tersebut.

    BAB 4

    HASIL PENELITIAN

    4.1 Data Demografis Subjek Penelitian

    Tabel 1 : Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM

    VARIABEL PASIEN KANKER YANG MENDAPAT KEMOTERAPI ( N = 67 ) 1. Jenis Kelamin (%) a. Laki-laki

    b. Perempuan

    18 (27%)

    49 (73%)

    2. Umur (%)

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    a. < 35 tahun

    b. 36 41 tahun

    c. 42 47 tahun

    d. 48 53 tahun

    e. 54 > 59 tahun

    f. > 60 tahun

    3 (5%)

    8 (12%)

    11 (16%)

    19 (28%)

    10 (15%)

    16 (24%)

    3. Jenis Kanker a. Payudara

    b. Prostat

    c. Usus

    e. Nasofaring

    f. Limfoma

    h. Paru

    k.Ovari

    l. Pankreas

    m. Lain-lain

    32 (47%)

    1 (2%)

    2 (3%)

    7 (10%)

    9 (13%)

    7 (9%)

    7 ( 9%)

    1 (2%)

    3 (5%)

    Data demografis yaitu data pasien kanker yang datang ke RSUP H Adam

    Malik Medan untuk mendapat perawatan kemoterapi berdasarkan jenis kelamin,

    umur dan jenis kanker. Dari 67 orang pasien kanker yang mendapat kemoterapi di

    RSUP HAM, jumlah pasien perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pasien

    laki-laki yaitu sebanyak 49 orang pasien perempuan (73%) dan 18 orang pasien laki-

    laki (27%). Jumlah pasien kanker yang datang ke RSUP HAM untuk mendapat

    kemoterapi, paling banyak dijumpai pada kelompok umur 48 - 53 tahun dengan

    persentase 28%, diikuti oleh kelompok umur 60 tahun ke atas 24% dan jumlah pasien

    yang paling sedikit adalah dari kelompok umur 35 tahun ke bawah yaitu hanya 15%.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Jumlah pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP

    HAM paling banyak adalah kanker payudara (47%), diikuti kanker limfoma (13%)

    dan kanker nasofaring (10%). (Tabel 1) Secara rinci, grafik persentase pasien laki-

    laki dan perempuan yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM dapat dilihat pada

    Grafik 1 dan persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jenis

    kanker di RSUP HAM dapat dilihat pada Grafik 2.

    Grafik 1 : Persentase Pasien Laki-laki dan Perempuan

    Persentase Pasien Kanker Laki-laki dan Perempuan yang Mendapat Kemoterapi di

    RSUP HAM 27%

    73%laki-lakiperempuan

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM

    Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM

    3%

    9% 2%5%

    13%

    9% 47%

    2%10%

    payudara prostat ususnasofaring limfoma paruovari pankreas lain-lain

    Grafik 2 : Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi

    Berdasarkan Jenis Kanker di RSUP HAM

    4.2 Prevalensi Komplikasi Oral

    Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker dibagi atas

    beberapa komplikasi yaitu mukositis oral, xerostomia, infeksi (kandidiasis),

    perdarahan dan gangguan pengecapan.Prevalensi komplikasi oral akan disajikan pada

    Grafik 3.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    63

    93

    2412

    19

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    Jum

    lah

    Pasi

    en (

    % )

    MukositisOral

    Xerostomia Kandidiasis Perdarahan Gangguanpengecapan

    Komplikasi Oral

    Prevalensi Komplikasi Oral akibat Kemoterapi pada Pasien Kanker di RSUP HAM

    Grafik 3 : Prevalensi Komplikasi Oral akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker

    di RSUP HAM

    Grafik 3 menunjukkan prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada

    pasien kanker di RSUP HAM Medan. Dari 67 orang pasien kanker, persentase pasien

    kanker yang mendapat kemoterapi dengan komplikasi mukositis oral adalah 63% (42

    orang) dengan keluhan mulut kering dan mulut terasa panas serta terjadi ulserasi

    mukosa. Xerostomia sebanyak 93% (62 orang) dengan keluhan air ludah terasa

    sedikit dengan pemeriksaan langsung menggunakan spatula kayu. Kandidiasis oral

    dijumpai sebanyak 24% dengan adanya plak berwarna putih dan dapat dihapus,

    persentase perdarahan 12% dengan perdarahan bentuk ecchymosis adalah paling

    banyak ditemui pada pasien kemoterapi kanker dan gangguan pengecapan sebanyak

    19%.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Persentase Mukositis Oral berdasarkan Siklus Perawatan Kemoterapi

    12%

    24%7%

    32%

    25%

    siklus 1 siklus 2siklus 3 siklus 4siklus 5 >

    Grafik 4 : Persentase Mukositis Oral berdasarkan

    Siklus Perawatan Kemoterapi

    Grafik 4 menunjukkan persentase mukositis oral berdasarkan siklus perawatan

    kemoterapi. Dari 42 pasien yang mengalami mukositis oral, dijumpai pasien yang

    mendapat perawatan kemoterapi pada siklus ke-5 ke atas adalah paling sering

    mengalami mukositis oral dengan persentase 32%. Kemudian diikuti pada siklus ke-3

    (25%) dan ke-2 (24%). Pasien dengan perawatan kemoterapi pada siklus pertama dan

    keempat masih jarang menimbulkan mukositis oral.

    Tabel 2 : Persentase Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan Jumlah Lesi

    JUMLAH LESI JUMLAH PASIEN PERSENTASE (%)

    Tidak ada lesi 4 6%

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Ada Lesi : a) 1 lesi

    b) 2 lesi

    c) 3 lesi

    d) > 3 lesi

    63 18

    23

    14

    8

    94% 29%

    37%

    22%

    12%

    Tabel 2 menunjukkan persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    berdasarkan jumlah lesi yang dialami. Jumlah pasien yang ada lesi adalah 63 orang

    (94%). Dari 63 pasien yang ada lesi oral, 18 orang dijumpai satu lesi (29%), 37% dua

    lesi, 22% tiga lesi dan 12% lebih dari 3 lesi. Pasien sering mengalami kombinasi 2

    lesi oral. Pada penelitian ini, lesi oral yang sering menjadi kombinasi dengan lesi oral

    lainnya ialah xerostomia. Secara rinci jumlah pasien kanker yang mendapat

    kemoterapi berdasarkan jumlah dan jenis lesi dapat dilihat pada table 3.

    Tabel 3 : Jumlah Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan Jumlah dan Jenis

    Lesi

    JUMLAH LESI JENIS LESI

    JUMLAH PASIEN

    1 lesi Xerostomia

    Kandidiasis

    17

    1

    2 lesi Xerostomia dan mukositis

    Xerostomia dan kandidiasis

    Xerostomia dan perdarahan

    20

    2

    1

    3 lesi Xerostomia, mukositis dan gangguan pengecapan

    Xerostomia, mukositis dan kandidiasis

    Xerostomia, mukositis dan perdarahan

    5

    6

    3 > 3 lesi Xerostomia, mukositis, kandidiasis dan gangguan pengecapan

    Xerostomia, mukositis, perdarahan dan gangguan pengecapan

    Semua lesi

    5

    1

    2

    4.3 Distribusi Komplikasi Oral

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Distribusi komplikasi oral akibat kemoterapi dapat dilihat berdasarkan umur,

    jenis kanker dan jenis obat kemoterapi yang diterima di RSUP HAM.

    Tabel 4 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Umur Pasien

    Umur (thn) Mukositis Xerostomia Kandidiasis Perdarahan

    Gangguan pengecapan

    < 35 3 3 2 1 2

    36 41 5 6 2 1 3

    42 47 10 11 0 2 2

    48 53 11 18 4 2 2

    54 59 6 9 2 1 2

    > 60 7 15 6 1 2

    Total 42 62 16 8 13

    Data pada Tabel 4 di atas menunjukkan jumlah pasien yang mengalami

    komplikasi oral berdasarkan umur. Jumlah pasien yang mengalami komplikasi oral

    paling tinggi adalah pada kelompok umur 48 53 tahun diikuti pada kelompok umur

    60 tahun ke atas. Dari 42 orang yang mengalami mukositis oral, sebanyak 11 orang

    dijumpai pada pasien berumur 48 53 tahun. Xerostomia paling sering dijumpai pada

    kelompok pasien yang berumur 48 53 tahun yaitu 18 orang dan 60 tahun keatas

    sebanyak 15 orang. Jumlah pasien yang mengalami gangguan pengecapan hampir

    sama pada setiap kelompok umur yaitu 2 3 orang pasien. Kandidiasis paling banyak

    dijumpai pada pasien 60 tahun ke atas. Kelompok umur yang paling sedikit

    mengalami komplikasi oral ialah pasien berumur 35 tahun ke bawah.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 5 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Jenis Kanker

    Lesi oral Jenis Kanker (%)

    Payudara Prostat Usus Nasofaring Limfoma Paru Ovari Pankreas Lain

    Mukositis oral

    25 (60%) -

    2 (5%)

    4 (9%)

    5 (12%)

    1 (2%)

    2 (5%)

    - 3 (7%)

    Xerostomia 31 (50%)

    1 (2%)

    2 (3%)

    7 (11%)

    8 (13%)

    4 (6%)

    5 (8%)

    1 (2%)

    3 (5%)

    Infeksi 4 (25%) -

    2 (12%)

    3 (19%)

    1 (6%)

    - 2 (12%)

    1 (6%)

    3 (19%)

    Perdarahan 3 (38%) - - -

    - 1 (12%)

    1 (12%)

    - 3 (38%)

    Gangguan pengecapan

    3 (23%) - -

    4 (31%)

    3 (23%)

    - 1 (8%)

    - 2 (15%)

    Tabel 5 menunjukkan distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis kanker

    yang diderita oleh pasien di RSUP HAM. Dari 42 orang penderita mukositis oral, 25

    orang (60%) adalah penderita kanker payudara diikuti 5 orang (12%) dari kanker

    limfoma dan 4 orang (9%) dari kanker nasofaring. Pada penderita kanker prostat dan

    pankreas tidak dijumpai lesi mukositis oral. Gangguan pengecapan paling sering

    dialami oleh penderita kanker nasofaring yaitu 31% dari 13 orang yang mengalami

    gangguan pengecapan.

    Tabel 6 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Jenis Obat Kemoterapi

    Lesi oral Jenis Obat Kemoterapi (%)

    Alkylating agent Antimetabolites Antibiotics Hormones Vinka Alkaloid

    Mukositis oral 30 (71%) 17

    (40%) 22

    (53%) 5

    (12%) 11

    (26%)

    Xerostomia 47 (76%) 21

    (34%) 35

    (56%) 7

    (11%) 26

    (42%)

    Infeksi 13 (81%) 6

    (38%) 7

    (44%) 1

    (6%) 6

    (38%) Perdarahan 7

    (88%) 3

    (38%) 5

    (63%) - 4

    (50%) Gangguan

    pengecapan 9

    (69%) 4

    (31%) 4

    (31%) 1

    (8%) 4

    (31%)

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 6 menunjukkan distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis obat

    kemoterapi yang digunakan oleh pasien kanker di RSUP HAM. Secara keseluruhan,

    obat kemoterapi dari golongan alkylating agent memberi efek atau komplikasi oral

    yang terbesar bagi setiap lesi oral pada pasein kanker diikuti golongan antibiotics dan

    antimetabolites. Dari 42 orang penderita mukositis oral, 71% disebabkan oleh obat

    kemoterapi dari golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan cyclophosphamides,

    diikuti 53% jenis obat antibiotics yaitu doxorubicin dan epirubicin dan persentase

    jenis obat antimetabolites 40% yaitu 5-fluorouracil (5-FU). Jenis obat yang paling

    sedikit menimbulkan efek mukositis oral adalah dari jenis hormones. Gambaran

    secara grafik persentase jenis obat kemoterapi yang menimbulkan mukositis oral

    dapat dilihat pada Grafik 6.

    71

    40

    53

    12

    26

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Muk

    ositi

    s Ora

    l ( %

    )

    Alkylatingagent

    Antimetabolites

    Antibiotics Hormones Vinka alkaloid

    Jenis Obat

    Persentase Jenis Obat Kemoterapi yang menimbulkan Mukositis Oral

    Grafik 6 : Persentase Jenis Obat Kemoterapi yang Menimbulkan

    Mukositis Oral Akibat Kemoterapi

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    4.4 Hasil Kuesioner Sampel

    Tabel 7 : Hasil kuesioner pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM

    ASPEK YANG DITANYA PASIEN ( N = 18 ) PASIEN ( N = 49 ) TOTAL

    Apakah yang dirasakan pada rongga mulut saat ini ?

    a. Mulut kering

    b. Sulit menelan

    c. Gangguan pengecapan

    d. Mulut terasa panas

    18

    6

    4

    9

    49

    12

    9

    28

    67 (100%)

    18 (27%)

    13 (19%)

    37 (55%)

    Apakah air ludah terasa sedikit? a. Ya

    b. Tidak

    18

    0

    42

    7

    60 (90%)

    7 (10%)

    Apakah membutuhkan air sewaktu makan?

    a. Ya

    b. Tidak

    7

    11

    10

    39

    17 (25%)

    50 (75%)

    Apakah memakai gigitiruan? a. Ya

    b. Tidak

    1

    17

    3

    46

    4 (6%)

    63 (94%)

    Apakah memakai obat-obatan? a. Ya

    b. Tidak

    0

    18

    3

    46

    3 (4%)

    64 (96%)

    Penyakit lain yang diderita? a. DM

    b. Ginjal

    c. Demam

    d. Hipertensi

    e. Jantung

    f .Leukemi / Anemi

    Tidak ada

    0

    0

    2

    1

    0

    4

    0

    0

    2 (3%)

    1 (1%)

    0

    4 (6%)

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Tabel 7 memperlihatkan hasil kuesioner dari pasien kanker yang mendapat

    kemoterapi di RSUP HAM. Secara umum, keseluruhan sampel mengalami mulut

    kering dan air ludah terasa sedikit setelah mendapat perawatan kemoterapi. Keluhan

    utama dari pasien adalah mulut kering dengan persentase terbesar yaitu 100%.

    Keadaan mulut terasa panas adalah 55% yaitu dialami oleh 28 orang pasien

    perempuan dan 9 orang pasien laki-laki. Kebanyakan sampel tidak memakai gigi

    tiruan dan tidak menggunakan obat-obatan lain selain obat kemoterapi. Hanya sedikit

    pasien yang menderita penyakit sistemik lain antaranya demam 3%, hipertensi 1%

    dan anemia 6%. Kesimpulan dari hasil kuesioner, didapati majoritas pasien

    mengalami keadaan mukosa kering dan saliva terasa berkurang diikuti mulut terasa

    panas sehingga membutuhkan air sewaktu makan.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 5

    PEMBAHASAN

    Pada penelitian ini, pasien kanker yang datang ke RSUP HAM Medan untuk

    mendapat perawatan kemoterapi paling banyak adalah perempuan. Hal ini mungkin

    disebabkan karena insidensi kanker payudara di RSUP HAM tinggi dan pasien yang

    mendapat kemoterapi paling banyak adalah perempuan yang menderita kanker

    payudara. Menurut Laporan Profil Kesehatan Indonesia 2005, jumlah pasien kanker

    payudara di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2005 paling tinggi dibandingkan

    dengan kanker lain.3 Secara keseluruhan, pasien kanker yang datang ke RSUP HAM

    untuk mendapat perawatan kemoterapi dalam waktu sebulan lebih dari 70 orang dan

    kebanyakan adalah pasien perempuan dengan kanker payudara.

    Menurut mahasiswa Universiti Sains Malaysia (USM) yang melakukan

    penelitian di bagian onkologi USM, perkiraan prevalensi terjadinya mukositis oral

    adalah 46.7%, mulut kering adalah 90.0% dan kandidiasis 10.0%.10 Pada penelitian

    ini, prevalensi mukositis oral adalah 63%. Hasil yang didapat lebih tinggi dari hasil

    yang tersebut di atas karena disebabkan oleh penjagaan oral higiene yang kurang baik

    di kalangan penderita kanker di RSUP HAM. Mukositis oral dapat terjadi dengan

    adanya interaksi kompleks dari kerusakan jaringan lokal, lingkungan lokal mulut,

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    level myelosupresi dan predisposisi intrinsik pasien sehingga efek obat kemoterapi

    terhadap membran mukosa terjadi melalui mekanisme biologis dari mukositis oral.6

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker yang mendapat

    kemoterapi paling banyak mengalami xerostomia yaitu sebanyak 93%, sedikit lebih

    tinggi daripada penelitian tersebut di atas. Kemoterapi dapat menyebabkan

    xerostomia karena kombinasi obat kemoterapi yang diterima pasien kanker selama

    perawatan antaranya obat antisedatif, opiat, antidepresan, antihistamin dan

    antidiuretik yang dapat menghambat saraf simpatetis dan terjadi toksisitas kelenjar

    ludah sehingga mempengaruhi laju aliran saliva.16

    Pada penelitian ini, kandidiasis dijumpai paling banyak pada pasien kanker 60

    tahun ke atas. Menurut literatur, 40% infeksi akibat kemoterapi disebabkan oleh

    jamur Candida albicans, biasanya terjadi pada pasien golongan tua karena sistem

    imun yang rendah dan terjadi kelainan darah.1 Xerostomia paling banyak dijumpai

    pada pasien 48 53 tahun dan 60 tahun keatas. Hal ini mungkin disebabkan oleh

    faktor usia, hormonal dan menopause.

    Selain daripada itu, terdapat pasien yang mengalami perdarahan berupa

    ekimosis. Hal ini mungkin disebabkan oleh trombositopenia akibat perawatan

    kemoterapi sebelumnya. Trombositopenia terjadi karena obat kemoterapi yang

    digunakan mempengaruhi pembentukan sel darah di dalam sum-sum tulang

    (mielosupresi) dan terjadi penurunan proliferasi sel darah menyebabkan

    trombositopenia dan neutropenia.1

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Pada penelitian ini, dijumpai mukositis oral paling banyak terjadi setelah

    siklus ke-5. Sedangkan pada siklus ke-4 jarang dijumpai mukositis oral. Menurut Dr.

    Nugroho Prayogo, Sp. PD., Untuk mencegah kerusakan permanen dari sel sehat, obat

    kanker tidak diberikan sekaligus pada siklus 4-8 untuk memulihkan sel sehat. Hal ini

    mungkin menyebabkan jarang terjadi mukositis pada siklus ke-4 tetapi laporan

    sepenuhnya tentang bagaimana pengaruh siklus terhadap mukositis belum dijumpai.

    Pasien kanker yang mendapat kemoterapi paling banyak mengalami

    kombinasi antara 2 lesi oral. Xerostomia merupakan lesi oral yang sering menjadi

    kombinasi dengan lesi oral yang lain. Menurut Sonis ST dkk, xerotomia adalah salah

    satu faktor risiko terjadinya peningkatan mukositis oral dan komplikasi oral lain.

    Komplikasi ini terjadi karena xerostomia menyebabkan mukosa oral kering dan

    terjadi peningkatan flora normal rongga mulut akibat fungsi saliva yang terganggu.5

    Menurut Sook Bin Woo dkk, insidensi mukositis oral tinggi pada pasien

    kanker payudara dan kanker usus yang mendapat perawatan kemoterapi induksi dan

    kanker nasofaring dengan perawatan kemoterapi adjuvan. Pasien yang lebih muda

    sering mengalami mukositis oral dibandingkan dengan pasien tua.6 Hasil penelitian

    ini menunjukkan bahwa mukositis oral lebih sering dialami oleh pasien terutama

    dengan kanker payudara. Komplikasi oral sering terjadi pada usia 48 53 tahun.

    Penelitian ini dapat membuktikan bahwa mukositis oral sering terjadi pada pasien

    kanker payudara dan nasofaring tetapi tidak dapat membuktikan bahwa mukositis

    sering terjadi pada usia muda karena pada masa penelitian ini dilakukan, tidak ada

    pasien kanker dengan usia muda yang mendapat kemoterapi.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Pada penelitian ini, dijumpai obat kemoterapi yang paling sering

    menyebabkan mukositis oral pada pasien kemoterapi kanker adalah dari golongan

    alkylating agent yaitu cisplatin dan cyclophosphamide. Menurut Tunc Ilgenli dkk,

    prevalensi terjadinya mukositis oral pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi

    adalah 75% dengan obat golongan antimetabolites yaitu 5-fluorouracil.16 Hasil yang

    didapat berbeda dari literatur mungkin karena pasien yang diteliti di RSUP HAM

    paling banyak mendapat perawatan kemoterapi dengan golongan obat alkylating

    agent daripada golongan antimetabolites. Obat golongan alkylating agent

    menimbulkan efek sitotoksik terhadap sel dengan cara mengikat DNA inti sel dengan

    grup alkyl sehingga sel-sel tersebut tidak dapat melakukan replikasi untuk

    pembentukan sel baru.13

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    BAB 6

    KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan

    Kemoterapi kanker menimbulkan komplikasi oral terhadap penderita kanker

    yang mendapat perawatan kemoterapi. Frekuensi komplikasi oral tergantung pada

    jenis obat kemoterapi yang diterima. Obat kemoterapi yang paling banyak

    menimbulkan komplikasi oral adalah golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan

    cyclophosphamide, antibiotics yaitu doxorubicin dan epirubicin, serta antimetabolites

    yaitu 5-fluorouracil. Komplikasi oral akibat obat kemoterapi kanker tidak akan terjadi

    pada penderita kanker dengan oral higiene yang baik dan mendapat perawatan gigi

    dan mulut terlebih dahulu sebelum menerima perawatan kemoterapi.

    7.2 Saran

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    Disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberi perhatian terhadap

    mukositis oral yang terjadi pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi agar tidak

    menimbulkan komplikasi oral yang lebih parah. Antara tindakan yang perlu

    dilakukan adalah debridemen oral, dekontaminasi oral, pegobatan secara topikal atau

    sistemik, pemberian profilaksis, kontrol perdarahan dan nasehat. Selain itu, konsultasi

    dengan dokter gigi dan spesialis penyakit mulut amat penting untuk memastikan

    kesehatan rongga mulut pasien benar-benar terjamin melalui perawatan pendahuan

    sebelum mendapat kemoterapi. Kerjasama antara beberapa pihak amat perlu bagi

    mengurangi prevalensi komplikasi oral yang timbul akibat perawatan kemoterapi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sonis ST. Principles and Practice of Oral Medicine. Philadelphia: WB

    Saunders Company, 1984: 515-537.

    2. World Health Organization. Health Situation in The South-East Asia Region

    1998-2000. India 2002: 140-144.

    3. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta 2007:

    50-53.

    4. Supportive Care Cancer Site Team and Cancer Care Nova Scotia. Best

    Practice Guidelines for The Management of Oral Complications from Cancer

    Therapy. Geoury S. 2006: 3-71.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    5. Sonis ST, Costa JW,. Oral Complication of Cancer Therapy. In Cancer

    Medicine: Kufe et al. Cancer Medicine. Hamilton: BC Decker Inc., 2003:

    2371-2378.

    6. Sook Bin Woo et al. Chemotherapy-Induced Oral Mucositis. 31 Oktober

    2008. emedicine.medspace.com. 20 Januari 2009.

    7. Murphy BA. Clinical and Economic Consequences of Mucositis Induced by

    Chemotherapy and/or Radiation Therapy 2007; 5 (9)(supp 4): 13-21.

    8. Sonis ST. Oral Mucositis in Cancer Therapy 2004; 2(3): 3-8.

    9. Sonis ST. Minimizing Oral Complications of Cancer Treatment 1995; 9(9):

    680-695.

    10. Azlina Binti Daud, Farid Bin Che Ghazali,. Jagarawatan Oral Klien Kanser di

    Hospital Universiti Sains Malaysia 2004; 11(2): 89-117.

    11. American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2007. Atlanta. 2007; 1-52.

    12. Yunus S. Apa yang harus anda ketahui tentang kanker. 11. juli 2008. http://s-

    e-h-a-t.blogspot.com. 3 September 2008.

    13. Katzung BG, 10th ed. Basic & Clinical Pharmacology. San Fransisco:

    McGraw-Hill Professional, 2006: 882-894.

    14. Oral complications of cancer and cancer therapy, CancerMail from National

    Cancer Institue. Available at http//www.mkdental care.com/oral

    complications of oncology.html. Accsess Augustus 12, 2008.

    15. Sonis ST. Oral Complications of Cancer Therapy 2002; 16(5): 680-695.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    16. LGENL T, REN H, UYSAL K,. The acute effects of chemotherapy upon

    the oral cavity: Prevention and management. Turkish Journal of Cancer 2001;

    31(3): 093-105.

    17. Kstler WJ, Hejna M, Wenzel C, Zielinski CC,. Oral Mucositis Complicating

    Chemotherapy and/or Radiotherapy: Options for Prevention and Treatment

    2001; 51(5): 290.

    18. Scully C, Cawson RA, 2nd ed. Medical Problems in Dentistry. Bristol: British

    Library Cataloguing in Publication Data, 1987: 136-140.

    19. Redding SW. Cancer Therapy-Related Oral Mucositis. Journal of Dental

    Education. 2005; 69(8): 919-929.

    20. National Institutes of Health. Oral Complications of Cancer Treatment: What

    the Oncology Team Can Do, National Institute of Dental and Craniofacial

    Research. Bethesda, MD 2008.

    21. Naidu MUR et al. Chemotherapy-Induced and/or Radiation Therapy Induced

    Oral Mucositis-Complicating the Threatment of Cancer. 2004; Y(10): 1-9.

    22. Chen HM. Patients experiences and perceptions of chemotherapy-induced

    oral mucositis in a day unit. September 2008. http://www.ncbi.nlm.nih.

    gov/pubmed/18772661?ordinalpos=1&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.

    Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DefaultReportPanel.Pubmed_RVDocSum.

    (17 September 2008).

    23. Hayu A. Kemoterapi dan Pengaruhnya pada Penderita Kanker.

    http://www.roche.co.id/bahasa/disease/cancer_id.htm. 3 September 2008.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    24. Thousand Oaks CA. Oral Mucositis Visual Assessement Guide Based on the

    WHO Toxicity Scale. Amgen 2005: 1-23.

    25. Pemerintah Kota Medan ( PEMKO Medan ). Kanker Payudara Mengintai

    Perempuan Indonesia. 7 Augustus 2008. http://www.pemkomedan.go.id/info_

    detail.php?id=58. (20 Januari 2009).

    26. Khan SA, Wingard JR. Infection and Mucosal Injury in Cancer Treaatment

    2001; 29: 31-36.

    27. Calvagna M. Chemotherapy for Cancer Treatment. http://www.healtylibrary.

    epnet.com/GetContent.aspx?token=7. (22 Januari 2009).

    28. National Institute of Health. Oral Complications of Cancer Therapies:

    Diagnosis, Prevention, and Treatment In: NIH, ed. Consensus Development

    Conference Statement, 1989 : 17-19.

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN

    Selamat pagi Saya Nor Azee Azwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara. Saya mengadakan penelitian dengan judul Prevalensi Komplikasi Oral pada Pasien Kanker Akibat Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan. Saya mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi komplikasi oral. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang lesi oral yang terjadi dan dapat menjaga kesehatan rongga mulut agar tidak terjadi komplikasi oral lainnya. Bapak/Ibu sekalian, penderita kanker yang mendapat kemoterapi biasanya akan mengalami penyakit mulut berupa luka, mulut kering, perdarahan gusi, infeksi jamur, bakteri dan virus dan terjadi gangguan pengecapan. Hal ini bisa menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut dan memerlukan penjagaan kesehatan rongga mulut dengan lebih baik. Adapun pemeriksaan akan saya lakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak bapak/ibu. Dalam pemeriksaan ini, Bapak/Ibu diminta untuk membuka mulut selama 2-3 menit. Kemudian saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan spatula kayu yaitu alat untuk melihat keadaan mulut, lidah akan ditekan untuk mengetahui samada timbul rasa sakit atau tidak dan kaca mulut digunakan untuk melihat penyakit mulut lain. Selain itu, bapak/ibu akan ditanya beberapa soalan untuk membantu mengenalpasti jenis komplikasi oral yang dialami. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter bila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu akan tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan standar prosedur pelayanan. Pada penelitian ini, identitas Bpak/Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan kerahasiaan tetap dijaga. Jika selama menjalankan penelitian ini akan terjadi keluhan pada Bapak/Ibu, silahkan menghubungi saya Nor Azee Azwa ( HP:08197275645 ) Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih. Peneliti, ( Nor Azee Azwa binti Kamarudin )

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*) Alamat : Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Mahasiswa peneliti Medan,......November 2008 Peserta penelitian Nor Azee Azwa binti Kamarudin ______________________ Keterangan : *) coret yang tidak perlu

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    CONTOH KUESIONER

    Nama : No. Kartu : Umur : Tanggal : Jenis Kelamin : Alamat : No. Tel/Hp :

    1. Apakah yang dirasakan pada rongga mulut saat ini? Mulut kering

    Sulit menelan

    Gangguan pengecapan

    Mulut terasa panas

    2. Apakah air ludah terasa sedikit? Ya Tidak

    3. Apakah membutuhkan air sewaktu pada saat makan? Ya Tidak

    4. Apakah anda memakai gigitiruan? Ya Tidak

    Jika ya, apakah sulit untuk memakai gigitiruan ? Ya Tidak

    5. Apakah anda sedang memakai obat-obatan? Ya Tidak

    Jika Ya, jenis obat yang digunakan DM Antibiotik

    Anti-hipertensi Obat penenang

    Anti- allergi Lain-lain : ...........

    6. Penyakit lain yang dideritai pasien? DM Hipertensi

    Ginjal Jantung

    Demam Leukemi

    Lain-lain : ..................................

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    CONTOH REKAM PASIEN

    Nama : No. Kartu : Umur : Tanggal : Jenis Kelamin : Alamat : No. Tel/Hp : PEMERIKSAAN :- LABORATORIUM :- Vital Sign : Darah rutin :

    i. Tinggi badan : i. Hb : ii. Berat badan : ii. Platelet :

    iii. Tekanan darah : iii. RBC : JENIS KANKER :-

    1. Kanker payudara 7. Kanker otak 2. Kanker prostat 8. Kanker paru 3. kanker usus 9. Kanker serviks 4. Kanker darah ( leukemia ) 10. Kanker hati 5. Kanker nasofaring 11. Kanker ovari 6. Limfoma 12. Kanker pancreas

    JENIS OBAT KEMOTERAPI :-

    1. Alkylating agent 2. Antimetabolites 3. Antibiotics 4. Hormones 5. Plant Alkaloid 6. Enzim seperti L-A Sparaginase

    Jika no 1, Jika no 2,

    1. Cisplatin 1. Cytarabine HCL 2. Chlorambucil (leukeran) 2. Floxuridine 3. Cyclophosphamide (cytoxan) 3. Fluorouracil 4. Estramunstine phosphate sodium 4. Mercaptopurine 5. Mechlorethamine 5. Methotrexate 6. Melphalan 6. Thioguanine 7. Thiotepa

    Jika no 3,

    1. Asparaginase

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2. Bleomycin 3. Dactinomycin 4. Adriamycin (doxorubicin) 5. Mithramycin 6. Mitomycin

    LAMA KEMOTERAPI :- KEMOTERAPI :- SIKLUS :-

    1. < 1 minggu 1. Siklus 1 2. > 2 minggu 2. Siklus 2 3. > 1 bulan 3. Siklus 3 4. > 3 bulan 4. Siklus 4 5. > 6 bulan 5. Siklus > 5

    KOMPLIKASI ORAL :- 1) Mukositis Oral Lokasi Mukositis

    1. Grade 0 1. Bibir atas/bawah 2. Grade 1 2. Palatum 3. Grade 2 3. Mukosa bukal 4. Grade 3 4. Lidah 5. Grade 4 5. Dasar mulut

    2) Kandidiasis

    1. Ada Jika ada, Lokasi Kandisiasis 2. Tidak 1. Pseudomembran 1. Lidah

    2. Atropik 2. Mukosa pipi 3. Hiperplastik 3. Palatum 3) Perdarahan

    1. Ada Jika ada, 2. Tidak 1. Gingiva

    2. Petechiae 3. Ecchymosis 4) Xerostomia Pemeriksaan klinis :

    1. Spatel lengket pada mukosa pipi Ya Tidak 2. Lipstik lengket pada gigi Ya Tidak 3. Manifestasi klinis Ya Tidak

    Jika ya,

    1. Bibir pecah

  • Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository 2009

    2. Lidah berfisur 3. Mukosa kering