komplikasi dm

15
Komplikasi DIabetik I. Diabetes Melitus Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya. (Waspadji, halm. 1911). Diabetes Melitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Diabetes Melitus seringkali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskuler dan makrovaskuler, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik. (Baradero, dkk. 2009. halm 85) II. Kaki diabetes Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi. Kaki diabetes melitus yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalami luka, dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren dan tidak ditanggulangi. Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian ulkus gangren pada penyandang diabetes melitus berkisar 17%-32%, sedangkan angka laju amputasi berkisar antara 15%- 30%. Para ahli diabetes memperkirakan ½ sampai ¾ kejadian amputasi dapat dihindarkan dengan perawatan kaki yang baik. (Fakultas Kedokteran UI, hal.283). a. Gangguan Pembuluh Darah Keadaan hiperglikemia yang terus menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain: 1. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik 2. Jika diraa kaki terasa dingin, tidak hangat 3. Rasa nyeri kaki pada waktu istirahat dan malam hari

Upload: pemburugratis

Post on 17-Jul-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Diabetes Melitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Diabetes Melitus seringkali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskuler dan makrovaskuler, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik

TRANSCRIPT

Page 1: Komplikasi DM

Kompl ikas i D Iabet ik

I. Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia  yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya. (Waspadji, halm. 1911).

Diabetes Melitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Diabetes Melitus seringkali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskuler dan makrovaskuler, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik. (Baradero, dkk. 2009. halm 85)

II. Kaki diabetes

Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi. Kaki diabetes melitus yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalami luka, dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren dan tidak ditanggulangi. Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian  ulkus gangren pada penyandang diabetes melitus berkisar 17%-32%, sedangkan angka laju amputasi berkisar antara 15%-30%.  Para ahli diabetes memperkirakan ½ sampai ¾ kejadian amputasi dapat dihindarkan dengan perawatan kaki yang baik. (Fakultas Kedokteran UI, hal.283).

a. Gangguan Pembuluh Darah

Keadaan hiperglikemia yang terus menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain:

1.      Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik2.      Jika diraa kaki terasa dingin, tidak hangat3.      Rasa nyeri kaki pada waktu  istirahat dan malam hari4.      Sakit pada telapak kaki setelah berjalan5.      Jika luka sukar sembuh

6.      Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang7.      Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru-kebiruan

b. Gangguan Persyarafan (Neuropati)

Page 2: Komplikasi DM

Neuropati akan menghamabat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke otak, sehingga menyadarkan kita akan adanya bahaya pada kaki, misalnya kena paku atau benda-benda panas. Kaki diabetes dengan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik dan otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama ujung kaki terhadap rasa panas dan sakit, kadang disertai pegal dan nyeri di kaki. Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan sistem otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik kulit kaki akan terlihat kering, pecah dan tidak ada keringat.

c. Infeksi

Penurunan sirkulasi darah kaki menghambat proses penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk kedalam  luka dan terjadi infeksi. Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus gangren dan terjadi perluasan infeksi sampai ketulang (osteomielitis), bila tidak diketahui dan ditanggulangi. Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi.

Adanya masalah tersebut pada kaki diabetes, akan menimbulkan beberapa masalah yang umumnya terjadi antaralain:

A.     Kapalan, Mata ikan dan MelepuhKapalan (Callus), mata ikan (kutilmulmul) merupakan penebalan atau pengerasan kulit

yang juga terjadi pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah dan juga gesekan atau tekanan yang berulang-ulang pada daerah tertentu dikaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi ulkus.

GambarB.     Cantengan (kuku masuk kedalam jaringan)

Cantengan merupakan luka infeksi pada jaringan disekitar kuku yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah (seperti terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencukil kuku yang kotor. Seperti kita ketahui kuku juga merupakan sumber kuman, jadi bila ada luka mudah infeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan bengkak dan keluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi.

gambar

C.     Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu AirKerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit sangat kering, bersisik, retak dan pecah-

pecah, terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah memudahkan berkembangnya infeksi jamur dikenal dengan kutu air, yang dapat berlanjut menjadi ulkus gangren.

Page 3: Komplikasi DM

Gambar

D.    Kutil Pada Telapak KakiKutil pada telapak kaki disebabkan oleh virus dan sangat sulit dibersihkan. Biasanya

terjadi pada telapak kaki hamper mirip dengan callus, jangan diobati sendiri, periksakan ke dokter.

GambarE.     Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)

Pemakain sepatu yang terlalu sempit dapat  menimbulkan luka pada jari-jari kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu jari dan kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil (hammer toe). Kejadian ini dapat juga disebabkan adanya kelainan anatomic yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang-kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.

Gambar

B. Etiologi

Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki, yaitu :

1.                   Berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Mulanya luka hanya kecil, kemudian meluas dan akan menjadi borok yang menimbulkan bau yang disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Dan untuk mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan tulang).

2.                   Sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.

3.                   Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena penyebaran kuman akan menambah persoalan baru pada borok. Kuman pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat).

Page 4: Komplikasi DM

Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain:

a)      Luka kecelakaanb)      Trauma sepatuc)      Stress berulangd)     Trauma panase)      Iatrogenikf)       Oklusi vaskularg)      Kondisi kulit atau kuku

Ada beberapa faktor resiko pada penderita kaki diabetes melitus, antara lain :

A. Faktor risiko demografis

1.      Usia2.      Jenis kelamin3.      Etnik4.      Situasi sosial5.      Hidup sendiri dua kali lebih tinggi

B. Faktor risiko perilaku

Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi kaki diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan.

C. Faktor risiko lain

1)      Ulserasi terdahulu (inilah faktor risiko paling utama dari ulkus)2)      Berat badan3)      Merokok

C. Patofisiologi

Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas.

D. Klasifikasi

Page 5: Komplikasi DM

Suatu klasifikasi lain yang juga sangat praktis dan sangat erat dengan pengelolaan adalah klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah kaki diabetes (Edmons 2004-2005):

1)      Stage 1 : Normal Footgambar

2)      Stage 2 : High Risk Footgambar

3)      Stage 3 : Ulcerated Footgambar

4)      Stage 4 : Infected Footgambar

5)      Stage 5 : Necrotic Footgambar

6)      Stage 6 : Unsavable Footgambar

Untuk stage 1 dan 2, peran pencegahan primer sangat penting, dan semuanya dapat dikerjakan pada pelayanan kesehatan primer. Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudah memerlukan perawatan ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih memadai umumnya sudah memerlukan pelayanan spesialistik. Untuk stage 5, apalagi 6, jelas merupakan kasus rawat inap, dan jelas sekali memerlukan suatu kerjasama tim yang sangat erat, dimana harus ada dokter bedah, utamanya dokter ahli bedah vaskular/ ahli bedah plastik dan rekonstruksi.

E. Tanda dan Gejala

Orang yang menderita DM dapat diamati gejalanya. Gejala tersebut dapat digolongkan menjadi gejala akut dan kronis.

Gejala akut

1.      Pada fase awal biasanya biasanya penderita menunjukan BB yang terus naik, karena pada saat itu insulin masih mencukupi. Gejala pada tahap ini ditunjukan dengan adanya “tiga serba banyak” yaitu bnayak amakn (polifagia), bamyak minum (polidipsia), banyak kencing (poliuria), atau disingkat “3P”.

2.      Pada fase selanjutnya timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Penderita masih mengalami poliuria dan polidipsi namun tak lagi polifagia. Nafsu makan mulai berkurang, bahkan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500mg/dl. BB mengalami penurunan dengan cepat (bisa 5-10kg dalam waktu 2-4minggu). Badan terasa mudah lelah.

Gejala kronis

1.      Berikut gejala kronik yang sering timbul :2.      Sering mengalami kesemutan

Page 6: Komplikasi DM

3.      Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum4.      Rasa tebal dikulit sehingga kalau berjalan seperti diatas abantal atau kasur5.      Sering mengalami keram6.      Cepat merasa lelah, mudah mengantuk7.      Pandangan kabur, biasanya sering berganti kacamata8.      Rasa gatal disekitar kemaluan, terutama pada wanita9.      Gigi mudah goyah dan mudah lepas10.  Menurunyya kemampuan seksual, atau bahkan impoten11.  Keguguran atau kematian janin dalam kandungan pada ibu hamil, atau melahirkan dengan berat

badan bayi >4kg.

F. Pengelolaan

Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu pencegahan terjadinya kaki diabetes dan terjadinya ulkus (pencegahan primer sebelum terjadi perlukaan pada kulit) dan pencegahan agar tidak terjadi kecacatan yang lebih parah (pencegahan sekunder dan pengelolaan ulkus/gangren diabetik yang sudah terjadi).

Upaya Pencegahan PrimerPerawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada pengelolaan

kaki diabetic yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka.

Upaya pencegahan primer antara lain:

1.      Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan kesehatan kaki2.      Status gizi yang baik dan pengendalian DM3.      Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya4.      Pemeriksaan berkala kaki penderita5.      Pencegahan/perlindungan terhadap trauma-sepatu khusus6.      Higiene personal termasuk kaki7.      Menghilangkan factor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus

Pencegahan sekunder

Pengelolaan holistic ulkus/gangren diabetic

Pengelolaan ulkus diabetik yang optimal:

Kontrol metabolik. Kadar glukosa darah pasien diusahakan agar selalu senormal mungkin untuk memperbaiki berbagai faktor terkait hiperglikemia yang dapat menghambat penyembuhan luka. Umunya diperlukan insulin untuk menormalkan kadar gula darah. Status nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. Karena nutrisi yang baik justru membantu kesembuhan luka. Berbagai hal lain juga harus diperhatikan dan diperbaiki, seperti kadar albumin serum,

Page 7: Komplikasi DM

kadar HB dan kadar oksigenasi jaringan. Demikian juga fungsi ginjalnya. Semua faktor tersebut akan dapat menghambat kesembuhan luka .

Kontrol vaskular. Kedaan vaskular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan luka. Umumnya pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai cara sederhana seperti: warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior serta ditambah pengukuran tekanan darah. Disamping itu saat ini juga tersedia berbagai fasilitas mutakhir untuk mengevaluasi kedaan pembuluh darah dengan cara non-invasif maupun yang invasif dan semiinvasif, seperti pemeriksaan ankle brachial index, ankle pressure, toe pressure, TcPO2,dan pemeriksaan echodopplerdan kemudian pemeriksaan arteriografi.

Setelah dilakukan diagnosis keadaan vaskulernya, dapat dilakukan pengelolaan untuk kelainan pembuluh darah perifer dari sudut vaskuler yaitu berupa:

Modifikasi faktor Resiko

a)      Stop merokokb)      Memperbaiki berbagai faktor resiko terkait aterosklerosis

-hiperglikemia-hipetensi-dislipidemiaWalking program –Latihan kaki merupakan domain usaha yang dapat diisi oleh jajaran rehabilitasi medik.

Dasar-dasar dari pengobatan diabetes adalah kepatuhan terhadap diit, olahraga, dan obat-obat antibiotika. Mengatur makanan ber-diit merupakan usaha pertama dalam mengontrol penyakit ini disamping olahraga dan obat-obatan.

a)      Terapi farmakologis

Jika mengacu pada berbagai penelitian yang sudah dikerjakan pada kelaian akibat aterosklerosis ditempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan lain sebagainya yang jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk pembuluh darah kaki penyandang DM. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang cukup kuat untuk menganjurkan pemakaian obat secara rutin guna memperbaiki pasien pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang DM.

b)      Revaskularisasi

Jika kemungkinan proses penyembuhan luka rendah atau jikalau ada klaudikasio intermiten yang hebat, tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan revaskularisasi diperlukan pemeriksaan arteriografi untuk mendapatkan pembuluh darah yang lebih jelas, sehingga dokter ahli baedah vaskular dapat lebih mudah melakukan rencana tindakan dan mengerjakanya.

Page 8: Komplikasi DM

Dengan berbagai tekhnik bedah tersebut, vaskularisasi daerah distal dapat diperbaiki, sehingga hasil pengelolaan ulkus diharapkan lebi baik. Paling tidak faktor vaskular lebih memadai, sehingga kesembuhan luka tinggal tergantung pada berbagai faktor lain yang juga masih banyak jumlahnya.

Terapi hiperbarik dilaporkan juga bermanfaat untuk memperbaiki vaskularisasi dan oksigenasi jaringan luka pada kaki diabetes sebagai terapi ajuvan. Wlaupun demikian masih banyak kendala untuk menerapkan terapi hiperbarik secara rutin pada pengelolaan umum kaki diabetes.

Upaya pencegahan bagi penyandang diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kadar gula darah selalu mendekati nilai normal. Hal ini karena komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat dengan mengendalikan kadar gula darah. 

Ada empat hal utama yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:

1. Pengaturan makan/diet dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan.

2. Olahraga/aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit.

3. Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat dikendalikan dengan pengaturan pola makan dan latihan fisik.

4. Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan laboratorium.

Sementara bagi penyandang diabetes yang telah terlanjur mengalami komplikasi kaki diabetik, tetap harus mengendalikan kadar gula darah dan ditambah dengan perawatan kaki yang baik. Jika terjadi luka, harus ditangani segera oleh tenaga medis. Dokter akan memberikan antibiotik jika luka anda telah mengalami infeksi. Jangan merawat sendiri luka anda, karena jika terjadi salah penanganan dapat menyebabkan luka meluas dan infeksi menyebar sehingga dapat menimbulkan gangren (pembusukan) yang selanjutnya perlu dilakukan amputasi. 

            Hal terpenting yang perlu diperhatikan setiap penyandang diabetes adalah mencegah terjadinya luka pada kaki, sehingga kemungkinan timbulnya komplikasi kaki diabetik dapat dicegah. Pada akhirnya, kemungkinan infeksi yang meluas sampai berkembang menjadi gangren dan risiko amputasi dapat dihindari.

Beberapa tindakan bedah khusus diperlukan dalam pengelolaan kaki diabetik ini, sesuai indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti :

Page 9: Komplikasi DM

1. Insisi : abses atau selullitis yang luas

2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II

3. Debridement/nekrotomi : pada kaki diabetik derajat II, III, IV dan V

4. Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV dan V

5. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V

G. Perawatan Kaki Diabetes

Perawatan penderita DM selain memperhatikan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan zat gizi, olahraga teratur, jadwal pengaturan makan juga harus diperhatikan adalah kebersihan diri terutama perawatan pada bagian perifer dari tubuh yaitu tangan dan kaki. Oleh karena itu sangat penting bagi penderita untuk menjaga dari kemungkinan luka terkena pisau, gunting, paku atau lainnya.

Penderita DM beresiko terhadap ulkus diabetik karena ; sirkulasi darah kaki kurang baik, indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun.

Perawatan yang harus dilakukan pada penderita kaki diabetes :

1.      Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka, perdarahan. Gunakan cermin untuyk melihat bagian bawah kaki, atau minta bantuan oranglain untuk memeriksa.

2.      Bersiuhkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, yakinkan daerah sela-sela jari kaki dalam keadaan kering, terutama sela jari ketiga-keempat dan keempat-kelima.

3.      Berikan pelembab atau lotion pada daerah kaki yang kering, tetapi tidak pada sela-sela jari kaki. Pelembab gunanya untuk menjaga agar kulit tidak retak.

4.      Gunting kukiu kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Bila penglihatan kurang baik minta bantuan oranglain untuk memotong kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan terjadi lukan pada jaringan sekitar kuku. Ila kuku keras sulit untuk dipotong, rendam kaki dengan air hangat kuku (37 C) selama kurang lebih 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun air bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi an berikan cream pelembab kuku.

5.      Memakai las kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar gtidak terjadi luka, jugfa didalam rumah.

6.      Gunakan sepatu ataua sandal yang baik yang sesuai untuk ukurtan dan enak untuk dipakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakalilah kaus/stoking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic:

Page 10: Komplikasi DM

-Ukuran : -sepatu lebih dalam                  -panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari jari-jaroi kaki terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki)-Bentuk : ujung tidak runcing                  Tinggi tumit kuranmg dari 2 inchi-Bagian dalam bawah (insole) tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan busa karet, plastic dengan tebal 10-12mm.

7.  Periksa sepatu sebelum duipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum       dan duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta pergerakan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap b aik teritama pada pemakaina sepatu baru,

8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang.

9. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka

10. Periksakan kaki kedokter secara rutin.

Cara memilih sepatu bagi penderita kaki diabetes :

½ inchi lebih panjang dari jari kaki.1.      Ukuran : jangan terlalu sempit/longgar,

2.      Bentuk : ujung sepatu jangan runcing, tinggi tumit < 2 inchi.

3.      Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut.

4.      Insole terbuat dari bahan yang tidak licin.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada penderita kaki diabetes :1.      Jangan merendam kaki2.      Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki3.      Jangan gunakan batu/silet untyk mengurangi kapalan (callus)4.      Jangan merokok5.      Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit6.      Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan ‘mata ikan’7.      Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki8.      Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut

Apa yang dilakukan bila kaki terluka ?

1.      Bila luka kecil : bersihkan dengan anti septik, tutup luka dengan kasa steril dan bila      dalam waktu 2 hari tidak sembuh segera periksa ke dokter.

2.      Bila luka cukup besar/kaki mengalami kelainan segera pergi kedokter

Page 11: Komplikasi DM

Hal-hal yang perlu dihindari sehubungan dengan perawatan kaki diabetes :

1.      Hindari terlalu sering merendam kaki.

2.      Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik.

3.      Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku/ menghilangkan kalus

4.      Hindari kaos kaki/sepatu yang terlalu sempit.

5.      Hindari rokok.

Senam kaki diabetes

Kaki diabetes mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati dianjurkan untuk  melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan kondisi kemampuan tubuh. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki   (deformiotas). Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis dan otot paha (Gastrocnemeus, Hamsring, Quadriceps), dan juga mengatasi keterbatasan gerak sendi (Limitiation of joint mobility).

Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur, dengan cara menggerakan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau kedalam dan mencengkram pada jari-jari kaki. Latihan senam kaki diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai dirumah bersama keluarga, juga waktu kaki terasa dingin, lakukan senam ulang.

Misnadiarly (2006) menjelaskan beberapa latihan senam kaki yang dapat dialakukan :

1.      Duduk secara benar diatas kursi dengan meletakan kaki dilantai2.      Dengan meletakan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokan

kembali kebawah sebanyak 10 kali3.      Dengan meletakan tumit dilantai, angkat telapak kaki keatas. Kemudian jari-jari kaki diletakan

dilantai dengan tumit kaki diangkat keatas. Cara ini diulangi ebanyak 10 kali.4.      Tumit kaki diletakan dilantai. Bagian depan kaki diangkat keatas dan buat putaran 360 dengan

pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10kali5.      Jari-jari kaki diletakan dilantai. Tumit diangkat dan buat putaran 360 dengan pergerakan pada

pergelangan kaki sebanyak 10kali.6.      Lutut diluruskan lalu dibengkokan kembali kebawah sebanyak 10kali. Ulangi langkah ini untuk

kaki yang sebelahnya7.      Letakan sehelai kertas koran dilantai. Bentuklah kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua

belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan sekali saja.  

Page 12: Komplikasi DM

H. Perawatan Luka

Perawatan luka kaki ulkus diabetes

Perlengkapan :

1.      Sarung tangan bersih2.      Sarung tangan steril3.      Penggaris milimeter disposabel4.      Kertas atau plastik untuk menjiplak luka (pilihan)5.      Lidi kapas steril6.      Pencahayaan adekuat

Persiapan:

Jika luka dibalut atau akan dibalut setelah pengkajian, kumpulkan suplai tambahan yang sesuai sebelum melakukan pengkajian.

Pelaksanaan :

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerjasama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan dalam merencanakan perwatan atau terapi selanjutnya.

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai.

3. Berikan privasi klien.

4. Pasang sarung tangan bersih.

5. Jika perlu, lepaskan balutan yang ada