komplikasi dan tatalaksana

6
pathway/web of caution, tnda dan gejala, tatalaksana, komplikasi Pathway/Web of Caution Tanda dan Gejala Tatalaksana Penatalaksanaan Hemodialisa meliputi:

Upload: ekayasas

Post on 20-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Komplikasi Dan Tatalaksana hemodialisa

TRANSCRIPT

pathway/web of caution, tnda dan gejala, tatalaksana, komplikasi

Pathway/Web of Caution

Tanda dan Gejala

TatalaksanaPenatalaksanaan Hemodialisa meliputi: a. Penderita yang menjalani dialisa memerlukan makanan dan obat khusus. Nafsu makan penderita menurun dan terjadi kehilangan protein selama dialisa , karena itu penderita biasanya memerlukan diet tinggi protein (secara kasar sebanyak 1 gram/kg BB). b. Asupan natrium dan kalium harus dibatasi sampai 2 gram/hari. Asupan makanan kaya fosfat juga harus dibatasi. Asupan cairan pada penderta yang memiliki kadar natrium rendah harus dibatasi.c. Sangat penting untuk melakukan penimbangan berat badan setiap hari. Penambahan berat badan yang berlebihan menunjukkan terlalu banyaknya asupan cairan. d. Multivitamin dan tambahan zat besi perlu diberikan untuk menggantikan zat gizi yang hilang pada proses dialisa. e. Penderita yang menjalani dialisa dan menerima banyak transfusi darah seringkali mendapatkan terlalu banyak zat besi karena darah mengandung sejumlah besar zat besi. Karena itu penderita tidak mendapatkan tambahan zat besi.

Komplikasia. Komplikasi teknis1) Pemulihan cairan tidak sempurna.Cairan yang keluar harus berbanding /lebih banyak dari gairan yang dimasukkan kemasan preparat dialysis komersial berisi 1000 2000 lm cairan bila setelah beberapa kali pertukaran volume yang dikeluarkan kurang ( sampai 500 ml lebih )dari jumlah yang dimasukkan,harus evaluasi tanda tanda retensi cairan meliputi distensi abdomen / keluhan begah. Indikasi yang paling akurat tentang jumlah cairan yang terkumpul kembali adalah berat badan,bila cairan keluar dengan lambat,ujung kateter mungkin terbenam dalam omentum / tersumbat fibrin.2) Kebocoran disekitar kateter.Kebocoran superficial setelah operasi dapat dikontrol dengan penjahitan ekstradan mengurangi jumlah dialisat yang dimasukkan dalam peritoneal.Peningkatan tekanan intra abdomen juga menyebabkan kebocoran dialisat, oleh karena itu harus dihindari terjadinya muntah kontinyu, batuk, dan gerakan selama periodeawal pasca operasi.3) Cairan peritoneal bersemu darah.Warna ini ditemukan pada awal aliran keluar tetapi harus bersih setelah beberapa waktu.Perdarahan banyak setiap waktu merupakan indikasi masalah yang serius dan harus diselidiki dengan cepat.

b. Komplikasi fisiologis1) Ketidakseimbangan cairana) HipervolemiaTemuan berikut ini mengisyaratkan adanya kelebihan cairan seperti tekanan darah naik, peningkatan nadi, dan frekuensi pernafasan, peningkatan tekanan vena sentral, dispnea, batuk, edema, penambahan BB berlebih sejak dialysis terakhirb) HipovolemiaPetunjuk terhadap hipovolemia meliputi penurunan TD, peningkatan frekuensi nadi, pernafasan, turgor kulit buruk, mulut kering, tekanan vena sentral menurun, dan penurunan haluaran urine. Riwayat kehilangan banyak cairan melalui lambung yang menimbulkan kehilangan BB yang nantinya mengarah ke diagnosa keperawatan kekurangan cairan.c) Ultra filtrasiGejala ultrafiltarasi berlebihan adalah mirip syok dengan gejala hipotensi, mual muntah, berkeringat, pusing dan pingsan.d) Rangkaian ultrafiltrasi (Diafiltrasi)Ultrafiltrasi cepat untuk tujuan menghilangkan atau mencegah hipertensi, gagal jantung kongestif, edema paru dan komplikasi lain yang berhubungan dengan kelebihan cairan seringkali dibatasi oleh toleransi pasien untuk memanipulasi volume intravaskular.2) HipotensiHipotensi selama dialysis dapat disebabkan oleh hipovolemia, ultrafiltrasi berlebihan, kehilangan darah ke dalam dialiser, inkompatibilitas membran pendialisa, dan terapi obat antihipertensi3) HipertensiPenyebab hipertensi yang paling sering adalah kelebihan cairan, sindrom disequilibrium, respon renin terhadap ultrafiltrasi, dan ansites.4) Sindrome disequilibrium dialisisDimanifestasikan olehh sekelompok gejala yang diduga disfungsiserebral dengan rentang dari mual muntah, sakit kepala, hipertensi sampai agitasi, kedutan, kekacauan mental, dan kejang.5) Ketidakseimbangan ElektrolitElektrolit merupakan perhatian utama dalam dialisis, yang normalnya dikoreksi selama prosedur adalah natrium, kalium, bikarbonat, kalisum, fosfor, dan magnesium.6) InfeksiPasien uremik mengalami penurunan resisten terhadap infeksi, yang diperkirakan karena penurunan respon imunologik. Infeksi paru merupakan penyebab utama kematian pada pasein uremik.7) Perdarahan dan HeparinisasiPerdarahan selama dialysis mungkin karena konsidi medik yang mendasari seperti ulkus atau gastritis atau mungkin akibat antikoagulasi berlebihan. Heparin adalah obat pilihan karena pemberiannya sederhana, meningkatkan masa pembekuan dengan cepat, dimonitor dengan mudah dan mungkin berlawanan dengan protamin.8) Nyeri otot tiba-tiba, biasanya terjadi karena keterlambatan cairan dialisis dan elektrolit dapat dengan cepat hilang pada CES. 9) Disrithmia disebabkan oleh pertukaran eletrolit dan pH atau dari perpindahan anti airhythmic selama pengobatan dialisis.10) Emboli udara biasanya jarang tetapi biasanya terdapat jika udara masuk ke saluran pembuluh darah pasien. 11) Nyeri dada yang disebabkan oleh anemia atau pesien dengan penyakit arteriosklerosis hati.

Mutaqin Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2006. Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.