diagnosis, tatalaksana, prognosis, komplikasi,
DESCRIPTION
MorbiliTRANSCRIPT
Diagnosis, Tatalaksana, Prognosis, Komplikasi, Pencegahan Rubeola
Dewi Larasati
Diagnosis : Anamnesis dan PF• Pengamatan faktor risiko
– Riwayat terpapar campak– Usia– Musim– Epidemiologi– Vaksinasi
• Pengamatan klinis– Batuk kering– Sakit tenggorokan– Konjungtivitis– Demam– Ruam merah
Diagnosis Penunjang
• IgM– Sensitivitas >95%
• IgG– Infeksi baru atau pernah terinfeksi– Spesimen diambil 10 hari dari sebelumnya
• RT PCR– Melihat variasi genomik– Dapat mendeteksi virus yang tidak aktif
• Kultur Virus– Jarang digunakan
Tatalaksana
• Self Limiting• Simptomatik– Istirahat– Antipiretik– Nutrisi– Menekan batuk– Cairan tubuh
• Vitamin A oral untuk semua anak (memperbaiki epitel saluran pernapasan yang erupsi akibat infeksi Morbili)– Dosis:– <6 bln: 50.000– 6 bln – 1 thn: 100.000– >1 thn: 200.000
• Sesuai Komplikasi– Ensefalitis: antibiotik– Dehidrasi berat, diare: antibiotik, cairan rehidrasi– Konjungtivitis: tidak perlu diobati, jika ada pus, bersihkan
mata dengan kain bersih yang dibasahi air bersih dan berikan salep mata tetrasiklin 3 kali sehari selama 7 hari.
– Luka pada mulut: gunakan NGT jika mengganggu masuknya makanan, berikan gentian violet 0.25% pada luka di mulut setelah dibersihkan.
– Kejang: diberikan antikonvulsi
Prognosis
• Campak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai penyulit maka prognosisnya baik.
Komplikasi
• Bronkopneumonia– Infeksi morbili / sekunder oleh bakteri
pneumococcus, streptococcus, staphylococcus, haemophillus influenza
– Ronki basah halus, batuk, meningkatnya RR• Ensefalitis– Muncul pada stadium erupsi 8 hari setelah onset
penyakit (prodromal)– Kejang, letargi, koma, nyeri kepala, disorientasi
• Subacute Sclerosing Panencephalitis– Degenerasi susunan saraf pusat– Desteririsasi tingkah laku dan intelektual– Muncul 7 tahun setelah infeksi campak pertama
• Diare– Invasi virus ke mukosa saluran cerna– Infeksi sekunder bakteri akibat sistem imun yang
sedang lemah• Konjungtivitis– Infeksi sekunder bakteri– Dapat menyebabkan kebutaan
Pencegahan
• Imunisasi• Aktif– Virus hidup yang dilemahkan– Virus mati sudah tidak digunakan– Proteksi 20 tahun– Antibodi hanya 20% dari infeksi alamiah– 0.5 mL injeksi subkutan– Anak usia 12-15 bulan– Kontraindikasi: hamil, demam tinggi, terapi
imunosupresi, alergi
• Pasif Profilaksis– Pencegahan dan meringankan infeksi morbili– 0,25 mL/KgBB– Maksimal diberikan 5 hari setelah terinfeksi
• Jadwal Pemberian
Referensi• Talaro KP, Chess B. Foundations in microbiology. 8th ed. New York:
McGraw-Hill Inc; 2012.• World Health Organization. Manual for the laboratory diagnosis of
measles and rubella virus infection. 2nd ed. Switzerland: WHO; 2007.• Centers for Disease Control and Prevention. Measles (rubeola) [Internet].
[Cited: Jan 17 2016] [Reviewed: Nov 2015]. Available from: http://www.cdc.gov/measles/hcp/index.html