kompetensi sosial guru pai di sma negeri 1...

152
KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 CIAMPEA BOGOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Oleh ALI ZUHDAN Nim 1111011000112 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: lethien

Post on 30-Jan-2018

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1

CIAMPEA BOGOR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh

ALI ZUHDAN

Nim 1111011000112

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

Skripsi berjudul *Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor"

disusun oleh Ali Zuhdan, NIM. 1111011000112, Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, l-iniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang

berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Jakarta,20 Apil2016

Yang rnengesahkan,

Pembimbing

+tr1-'--*Dr. Jejen Musfah. M.A

NIP: 19770602 200501 1 004

ruRUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 3: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

SURAT PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul "Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri I CiampeaBogor" di susun oleh Ali Ztthdan, NIM.11l10l'1000112. Di ajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Di nyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tatggal 16 Juni 2016 di depan

Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I).

Jakarta, l6 Juni 2016

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)Dr.H. Abd+l Majid Khon. M.AgNIP.19580707 198703 1 005

Sekretaris JurusanMarhamah Shaleh. Lc. MANIP. 19720313 200801 2 010

Penguji IProf. Dr. A,budinNata. MA.NrP. 19s40802 198s03 1 002

Penguji IIDrs. Abdul Haris. M.AgNrP. 19660901 199503 l 001

Dekan Fakultas I

e-o 4

lz -7 - ,e-a 16

lrh.zo""'r"i""""" Iq

203 1 007

Page 4: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

KEMENTERIAN AGAMAIIINJAKARTAFITKJl. It. H. .1@da ]b 95 Ctpuw I54D lrdMio

FORM (rR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

Tgl. Te$it : I Maret 2010

No. Revisi: : 0lHd ur

SURAT PERNYATAA}I KARYA SENTDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

TempaUtgl lahir

NIM

Jurusan

Angkatan

Alamat

Nama

NIP

AliZldlrdan

Pemalang, 20 htli 1987

r I l 101 10001 12

Pendidikan Agama Islam

20ltJl. Kyai Kart4 Komp. Al-Falatu Gendoang Karanganyar, Rt

09/01 No 383. Kec. Moga, Kab. Pemalang.52354.

MENYATAKAI\I DENGAI\I SESTINGGTIHIYYA

Bahwa Skripsi yang berjudul "Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri I

Ciampea Bogor". Adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

: Dr. Jejen Musfah, MA.

: 19770602200501 1004

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabilaternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakart+21 April2016Mahasiswa Ybs.

NrM. l ll/0110001r2

Page 5: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

i

ABSTRAK

Ali Zuhdan (NIM : 1111011000112). Kompetensi Sosial Guru Pendidikan

Agama Islam di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk

mengetahui kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan

dengan kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi,

bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan, dan

juga dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat,

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali peserta didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek yang

diteliti dan ditunjang oleh referensi-referensi yang berkaitan dengan tema yang

dibahas pada skripsi ini. Adapun yang menjadi tolok ukur kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Ciampea adalah hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi yang mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam

berkompetensi sosisal tinggi, sedang atau rendah. Tujuan dari penelitian ini ialah

untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan juga mendapatkan data-data yang

akurat mengenai objek yang akan diteliti.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka sampailah kepada

kesimpulan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Ciampea

Bogor memiliki kompetensi sosial yang cukup baik, dari mulai berkomunikasi,

penggunaan teknologi, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan bergaul secara

santun dengan masyarakat sekitar, namun masih sangat kurang dalam

berkomunikasi secara tulisan, kemudian upaya yang dilakukan sekolah dalam

mengembangkan kompetensi sosial guru PAI diantaranya yaitu; Mengikuti

MGMP, seminar pendidikan di dalam maupun luar sekolah, pendekatan pada

siswa, mengenal beberapa kepribadian guru, kunjungan ke rumah siswa, guru dan

keluarga besar SMA Negeri 1 Ciampea. Selanjutnya manfaat guru yang

mempunyai kompetensi sosial adalah ia akan diteladani oleh siswa-siswanya.

Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, siswa juga perlu

diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (sosial intellegence). Hal tersebut

bertujuan agar siswa memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati kepada

sesama.

Kata Kunci : Kompetensi Sosial Guru PAI

Page 6: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

ii

ABSTRACT

Ali Zuhdan (NIM : 1111011000112). Social Competence of Islamic Education

Teachers of SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

This Skripsi examines the social competence of Islamic education teachers of

SMA Negeri 1 Ciampea, Bogor. This Skripsi is intended to know the social

competence of Islamic education teachers related to social skills including the

teachers’ ability to communicate, cooperate, and socialize, their cheerful

character, their ability to communicate well either in oral, writing, or cues using

communications and information technology functionally, and their ability to

interact effectively with students, fellow teachers, staffs, students’ parents /

guardians and interact politely with the society.

The study in this Skripsi uses qualitative research method that describes the

actual state of the object phenomenon studied and that is supported by the

references related to the themes discussed in this Skripsi. As for the measure of

social competence of Islamic education teachers of SMA Negeri 1 Ciampea is the

result of interview, observation and documentation that categorizes Islamic

education teachers into high, medium or low social competence.

From this study, the writer concludes that the Islamic education teachers of SMA

Negeri 1 Ciampea Bogor have quite good social competence, in their way to

communicate, use the technology, interact effectively with students, fellow

educators, staffs, students’ parents / guardians and interact politely with the

society. Hence, they are still lack of the ability to communicate in writing, as it is

proved from all the informants who all said that the Islamic education teachers of

SMA Negeri 1 Ciampea Bogor have never made a published scientific work.

Keyword : Social Competence Of PAI

Page 7: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor”. Shalawat dan

salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah

membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah

diperjuangkan dengan segala keterbatasan yang penulis miliki demi

terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak yang

telah membantu sehingga tiada kata yang pantas terucap melainkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Dr. Jejen Musfah, MA., pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan

keikhlasan meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk

membimbing penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Akhmad Sodiq, MA., penasehat akademik yang telah membantu

penulis baik berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran

perkuliahan.

Page 8: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

iv

6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

7. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Bapak Drs. Arif Setiawan,

MM., Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Staf T.U, para dewan guru

Pendidikan Agama Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi

ini (Bapak Drs. Nur Salim dan Bapak Drs. Zaenal Musthafa), serta seluruh

peserta didik SMA Negeri 1 Ciampea Bogor.

8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan

FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman

buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan

skripsi ini.

9. Ayah Shonhaji dan Ibu Azarah yang tak henti-hentinya meneteskan air

mata di atas sajadah untuk memohon kepada Sang Pengasih demi

kesuksesan penulis dalam segala hal husunya dalam penulisan skripsi ini,

semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, umur yang berkah serta

kebahagiaan dunia akhirat.

10. Kakak Drs. Nur Salim, Nur Falah, S.Pd.I, Firqutun Najiah, dan adik Intan

Aenurrohmah, Naelul Authon, Ani Mahbubah, yang telah memberikan

warna-warni kehidupan dan semangat serta inspirasi yang sangat berharga

bagi penulis.

11. Teman-teman seperjuangan PAI khususnya kelas C angkatan 2011

teruntuk anggota CMPS (Abdul Aziz, Ahmad Widadi, Ahmad Syauqi,

Ahmad Irfan, Arvin Syazi, Firman, Wiguna Miharja) yang tidak akan

terlupakan sampai kapanpun kebersamaan kita baik senang, sedih, canda

tawa, haru, marah, bahagia dan yang selalu memberikan motivasi,

masukan serta bersama-sama mengukir kenangan, terimakasih untuk

semua dukungan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada teman-temanku yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat.

Page 9: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

v

12. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP) Jakarta,

Hadhrah Cafe, Sedulur-sedulur pencak silat PSHT (Persaudaraan Setia

Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat MATAN

(Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah) Cabang

Ciputat dan seluruh kawan-kawan yang penulis tidak bisa sebutkan satu

persatu namanya, semoga kebersamaan kita selalu ada manfaat dan

barokah buat kehidupan kita.

13. Tidak lupa kepada Murobbi Ruuhina KH. Maimoen Zubair (Pengasuh

Ponpes al-Anwar) Sarang - Rembang, Dr. KH. Aufal Marom, M.Pd.I

(Pengasuh Ponpes Nurul Anwar) Sarang – Rembang, Sayyid al-Habib

Sholeh bin Muhammad al-Jufri, SH.I (Pengasuh Ponpes Darul Musthafa)

Solo, Ust. Muhammad Munhanif Ali, S.Pd.I (Pengasuh Ponpes Darus

Sholihin) Solo, berkat bimbingan selama penulis nyantri di pondok

pesantrennya serta motivasi dan do’a-do’a yang dipanjatkan sehingga

penulis bisa melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di perguruan

tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga Allah SWT memberikan

kesehatan dan keberkahan serta kebahagiaan dunia akhirat.

Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT agar seluruh

pengorbanan yang telah diberikan akan mendapatkan balasan yang setimpal di

sisi-Nya. Semoga ukiran tinta hitam yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri

saya sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

jazakumullah khairan katsiran.

Jakarta, 20 April 2106

Ali Zuhdan

Page 10: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9

BAB II KAJIAN TEORI KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI

A. Pengertian Kompetensi .................................................................... 11

B. Pengertian Kompetensi Sosial ......................................................... 14

C. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial Guru ............................ 18

D. Fungsi Kompetensi Sosial Guru ...................................................... 26

E. Indikator-Indikator Kompetensi Sosial ........................................... 28

F. Konsep Dasar Guru PAI34

G. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian .............................................................................. 43

B. Desain Penelitian ............................................................................. 43

C. Sumber Data .................................................................................... 44

Page 11: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

vii

D. Metode Penelitian ............................................................................ 45

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 46

F. Analisis Data49

G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA

NEGERI 1 CIAMPEA BOGOR

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Ciampea..................................... 52

1. Sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Ciampea .............................. 52

2. Visi dan Misi ............................................................................. 52

3. Tujuan ........................................................................................ 53

4. Sasaran ....................................................................................... 54

5. Data Guru dan Staf TU .............................................................. 55

6. Sarana dan Prasarana ................................................................. 56

7. Struktur Organisasi .................................................................... 57

B. Hasil Pengolahan Data .................................................................... 58

1. Berkomunikasi secara lisan dan tulisan .................................... 60

2. Menggunakan teknologi komunikasi ........................................ 63

3. Bergaul secara efektif ................................................................ 68

4. Bergaul santun dengan masyarakat sekitar ............................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 77

B. Saran ................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 79

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 12: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Uji Referensi

2. Lampiran Hasil Wawancara

3. Lampiran Hasil Observasi

4. Lampiran Dokumentasi

a. Dokumentasi Sekolah

b. Dokumentasi Kegiatan

Page 13: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

karena itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai

sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.

Begitu pun juga, Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang

penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alenia IV

yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa.1

Pendidikan merupaka icon fundamental dalam rangka membenahi

kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Dengan pendidikan, manusia akan

memiliki akhlak, moral, ataupun etika yang baik sehingga tercipta kehidupan yang

teratur. Dengan pendidikan yang sesungguhnyalah manusia akan mampu

merekonstruksi pola pikirnya.

Pada dasarnya ada tiga aspek yang ingin dikembangkan dalam sebuah

pendidikan, yaitu pertama aspek kognitif yaitu meliputi pengembangan ilmu

pengetahuan, potensi, daya intelektualisme dan pengembangan keterampilan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua aspek afektif yang

meliputi penanaman nilai-nilai moralitas dan religius serta pemupukan sikap

emosionalitas dan sensitivitas. Dan ketiga aspek psikomotorik yang meliputi

peningkatan performan dalam kehidupan berbangsa, pengembangan kemampuan,

adaptasi terhadap perubahan, pemupukan daya sensitivitas terhadap persoalan

sosial kemasyarakatan, pembinaan kapasitas diri dan pengetahuan untuk

1 Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. V.

Page 14: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

2

memperluas berbagai pilihan di berbagai bidang pekerjaan, kesehatan, kehidupan

keluarga dan masalah-masalah praktis lainnya.2

Guru merupakan komponen utama dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Guru mempunyai tanggung jawab yang utama, karena langsung berinteraksi

dengan peserta didik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Tugas guru

adalah mentransfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan, juga mengantarkan anak

didiknya menjadi manusia yang mandiri, cerdas dan berilmu pengetahuan yang

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, sesuai dengan bakat dan

kemampuannya3. Jadi, guru merupakan komponen paling menentukan dalam

sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,

pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis

ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen

manapun dalam sistem pendidikan.

Komunikasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Komunikasi tidak saja dibutuhkan dalam dunia bisnis dan ekonomi tapi juga

sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Bahkan komunikasi menjadi sesuatu

yang tak dapat dipisahkan dari dunia yang terakhir disebut ini. Kenapa

komunikasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan? Sebab, melalui

komunikasilah seorang guru dapat menyampaikan pesan dan gagasannya kepada

anak didik. Melalui komunikasi pula, sikap dan perasaan siswa dapat dipahami

dan dimengerti.4

Namun demikian, pengamat pendidikan Darmaningtyas mengaku

pesimistis para guru di Indonesia mampu bersaing dengan guru-guru di negara-

negara Asia Tenggara lainnya. “Guru Indonesia nggak mampu menghadapi MEA

karena negara-negara lain itu sudah mulai belajar bahasa Indonesia sehingga guru

dari negara lain dengan mudah bisa masuk ke Indonesia,” ucapnya.5

2 Zakiyah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. I, 1995), h. 197. 3Ibid.

4 Imam Tholkhah, Profil Ideal Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Titian Pena, Cet.

I, 2008), h. 85. 5 Heri Ruslan (ed.), “Bersaing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”, Harian Umum

Republika, Jakarta, 25 November 2015, h. 24-25.

Page 15: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

3

Kekhawatiran yang sama juga diungkapkan dewan Pembina Federasi

Serikat Guru Indonesia (FSGI), Doni Koesoema. Pada era MEA, kata dia,

pekerjaan guru di sektor pendidikan akan banyak terpengaruh karena masih

rendahnya kualitas guru di Indonesia.6

Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan dari sebuah proses

pendidikan. Pada dasarnya guru merupakan pendamping dari peserta didik dalam

rangka mengembangkan potensinya dan mencapai tujuan pendidikan yang

diinginkan. Proses pendidikan atau pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik

apabila guru tidak mampu berkomunikasi dengan peserta didik. Oleh karena itu,

guru haruslah memiliki sebuah kemampuan dalam bergaul ataupun berkomunikasi

denga peserta didik. Tidak hanya itu, guru juga harus dapat berkomunikasi dengan

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sosial, karena faktor hubungan dengan masyarakat serta peran guru

dalam mendukung kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat

meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin

direalisasikan sekolah.

Menurut Abudin Nata:

Kualitas profesi tenaga pendidik pada umumnya saat ini belum

menggembirakan. Hal ini antara lain terlihat pada masih rendahnya mutu

lulusan pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas profesi guru tersebut

antara lain dapat dilihat dari masih rendahnya dalam penguasaan proses

belajar mengajar (PBM) dengan berbagai aspeknya, yakni penguasaan

terhadap pencapaian tujuan pengajaran (kognitif, afektif dan

psikomotorik), pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik. Untuk itu

para guru perlu meningkatkan wawasan pengetahuan, keterampilan, dan

pengalamannya dalam rangka meningkatkan mutu lulusan yang dilakukan

antara lain dengan menyediakan waktu untuk merenung, membaca,

meningkatkan perhatian, kesabaran, ketelatenan dalam membimbing

peserta didik yang tertinggal atau yang memiliki motivasi dan kecerdasan

yang tinggi, meningkatkan simpati dan empati terhadap lingkungan sosial,

serta memiliki pergaulan yang luas dengan berbagai kalangan yang

relevan.7

6 Ibid.

7 Abuddin Nata, Menuju Sukses Sertifikasi Guru & Dosen, (Jakarta: Faza Media, Cet. I,

2009), h. 21.

Page 16: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

4

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat

dikatagorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru

yang profesional, mereka harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan

khusus, mencintai pekerjaanya, menjaga kode etik guru dan lain sebagainya.8

Kemampuan khusus memang sebagaimana cangkul untuk Pak Tani atau

sepeda motor untuk tukang ojek sehingga jika kita tidak mempunyai, pekerjaan

tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itulah, perlu adanya kemampuan khusus

pada setiap guru agar dapat melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajarannya.

Sebagai seorang profesionalis, guru harus menyiapkan diri dengan berbagai

kemampuan sebelum, selama, dan sesudah melaksanakan kegiatan pendidikan dan

pembelajarannya. Kemampuan sebelum melaksanakan kegiatan sangat penting

sebab inilah modal utamanya. Pada saat melaksanakan proses, tentunya pada saat

itu guru mendapatkan kenyataan adanya kekmampuan yang belum dimilikinya

sehingga guru harus terus mencoba untuk merencanakan peningkatan kualitas

kemampuan dirinya. Setelah melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran

yang harus dilaksanakan guru adalah mewujudkan rencana peningkatan kualitas

kompetensi dirinya.9

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu

dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu

memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses

pembelajaran yang efektif. Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam

berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang

menyenangkan. Guru harus dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan,

dan isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali peserta didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

8 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, Cet.

II, 2007), h. 22. 9 Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. I,

2011), h. 94.

Page 17: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

5

Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih

rendah, hal tersebut bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, peringkat

Humam Development Index (HDI) Indonesia yang masih rendah, (tahun 2004

peringkat 111 dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 dibawah vietnam

dengan peringkat 108).10

Ketertinggalan bangsa Indonesia dalam bidang IPTEK

dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan

Thailand.11

Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan dan juga sebagai

anggota masyarakat, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan

seorang pendidik. Guru harus bisa digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa

pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola

hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh

masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan

berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.

Peran guru sangat penting dalam mengajar dan mendidik siswa, serta

dalam memajukan dunia pendidikan. Mutu siswa dan pendidikan bergantung pada

mutu guru. Karena itu guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan

standar nasional pendidikan, agar ia dapat menjalankan tugas dan peraturannya

dengan baik dan berhasil.12

Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh

peserta didik. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta

didik perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial agar mereka memiliki rasa

perduli, empati dan simpati kepada sesama. Tugas dan fungsi guru tidak hanya

memberikan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan saja, akan tetapi tugas yang

melekat pada dirinya bukan sekedar di sekolah, melainkan juga di luar sekolah.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian dari guru adalah tugas mendidik, tugas ini

10

Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 1 11

Ibid., h. 2 12

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. III,

2015), h.vii.

Page 18: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

6

adalah sangat berat, karena mendidik tidak saja menjadikan seorang anak yang

semula berperilaku tidak terpuji, akan tetapi berubah menjadi seorang anak baik.

Seorang guru harus bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, baik

tingkah lakunya, ucapannya, pergaulan, maupun ketaatannya kepada Allah SWT.

Salah satu keberhasilan Rasulullah Muhammad SAW. Dalam mendidik umatnya

adalah karena diri Rasul sendiri dijadikan suri tauladan seperti apa yang

diajarkannya. Allah SWT. berfirman:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-

Ahzab: 21).13

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak

menjadi panutan atau teladan bagi masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama

akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang

ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan

pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan

kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta

cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering

menjadi perhatian masyarakat luas.14

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, guru masih menunjukkan

kelemahannya dalam bergaul terhadap masyarakat, hal ini disampaikan oleh

Siswono Yudo Husodo, menurutnya:

13

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Forum Pelayanan al-

Qur’an, Cet. I, 2013), h. 420. 14

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, ( Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II, 2004),

h. 42.

Page 19: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

7

Saat ini, di Tanah Air kita, perilaku menyimpang meluas di kalangan

eksekutif, legislatif, yudikatif, dan di masyarakat luas walaupun pada saat

yang sama, sarana-sarana ibadah dipenuhi jamaah. Kondisi kita seperti

Italia, sebuah negeri maju yang sejahtera, yang gereja-gerejanya di hari

Minggu penuh sesak, bersamaan dengan itu banyak politisinya

bermasalah, sistem hukumnya dipengaruhi suap dan ancaman mafia,

penjaranya pun penuh sesak. Berbeda dengan Austria, yang gerejanya tak

penuh, tetapi penjaranya juga kosong. Dengan kondisi negara kita ini,

kalangan pendidik, para guru bisa jadi tempat menggantungkan harapan

akan negara yang lebih baik ke depan.15

Guru tidak hanya dituntut untuk menjadi orang yang baik, tapi dia juga

harus mampu menjadi sosok yang terbaik. Dan seseorang bisa menjadi yang

terbaik apabila dia mampu menjadikan dirinya sebagai sosok yang pantas

diteladani. Saking pentingnya sikap keteladanan, sampai-sampai Al-Qur’an

melukiskan sebuah ancaman bagi mereka yang hanya dapat berkata-kata tanpa

bisa menjalankannya:

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa

yang tidak kamu kerjakan. (Q.S. Ash-Shaff: 3).16

Murid-murid tidak hanya butuh kepada teori dan nasehat saja, tapi pada

dasarnya mereka lebih butuh kepada sosok yang sikap dan prilakunya dapat

diteladani. Sesungguhnya mereka lebih butuh kepada figur yang mampu

memberikan bimbingan moral. Karena itulah keteladanan menjadi faktor

signifikan dalam rangka menciptakan anak didik yang unggul dan mumpuni.17

Rendahnya kualifikasi akademik dan kompetensi guru terjadi di semua

wilayah Indonesia, termasuk kabupaten bogor yang secara geografis terletak tidak

jauh dari pusat pemerintahan, Ibu Kota Jakarta. Dan menunjukkan bahwa,

“jumlah guru yang belum S-1 sebanyak 2.810 orang di Kota Bogor; Kabupaten

15

Siswono Yudo Husodo, “Guru, “Sing Digugu lan Ditiru””, Harian Umum Kompas,

Jakarta, 25 November 2015, h. 7. 16

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Forum Pelayanan al-

Qur’an, Cet. I, 2013), h. 551. 17

Imam Tholkhah, op. cit., h. 29.

Page 20: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

8

Bogor 9.488 orang atau setara dengan 82,58 persen. Sejak dari sebelum otonomi

daerah, sampai tahun 2006 Kabupaten Bogor hampir tidak pernah memberikan

beasiswa kepada guru.”18

(Hardini, 2008: iv). Sementara menurut Disdik

Kabupaten Bogor, Ukah, lulusan madrasah aliyah (MA) dipastikan tidak ada lagi.

(radar-bogor.co.id, 17-10-2010). Menurut Badan Kepegawaian Pendidikan dan

Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor, “Bogor membutuhkan 22.143 orang guru,

namun pada kenyataanya hanya ada 11.260 orang sehingga dibutuhkan sekitar

10.883 orang. (poskota.co.id, 17-10-2010). Rendahnya kualifikasi akademik guru

secara tidak langsung berhubungan dengan kompetensi guru.19

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh

tentang “Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

Dilihat dari berbagai aspeknya memungkinkan munculnya berbagai

permasalahan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah mendasar

yang dapat diidentifikasi terdiri dari permasalahan-permasalahan yaitu:

1. Kurangnya kemampuan guru dalam berkomunikasi secara lisan.

2. Masih minimnya kemampuan guru dalam berkomunikasi secara tulisan.

3. Guru banyak yang belum akrab dengan internet.

4. Kurangnya pergaulan guru dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta dengan masyarakat

sekitar.

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas, nampak bahwa

masalah-masalah tersebut sangat penting untuk dijawab. Namun, permasalahan

tersebut masih sangat luas, maka perlu adanya pembatasan. Masalah-masalah itu

dibatasi pada Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1

Ciampea Bogor.

18

Jejen Musfah, op. cit., h. 7. 19

Ibid., h. 8.

Page 21: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

9

D. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimana kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor ?

2. Bagaimana upaya sekolah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru PAI ?

E. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kompetensi sosial yang dilakukan oleh guru PAI di

SMA Negeri 1 Ciampea Bogor.

b. Untuk mengetahui upaya guru PAI dalam meningkatkan kompetensi

sosial di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritik

1) Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dunia pendidikan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya Pendidikan

Agama Islam.

2) Sebagai sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan dan disiplin

ilmu lainnya, bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Memberikan sumbangan sebagai bahan pertimbangan dalam

pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, sehingga tujuan

Pendidikan Agama Islam dapat tercapai serta pembelajaran di

SMA Negeri 1 Ciampea Bogor dapat terus ditingkatkan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, memberikan pengalaman yang cukup besar karena

dengan diadakan penelitian secara langsung dapat menambah

wawasan pengetahuan tentang kompetensi sosial guru PAI.

Page 22: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

10

2) Sebagai masukan bagi para guru terutama guru Pendidikan Agama

Islam dalam kompetensi sosial guru serta usaha mencapai tujuan

Pendidikan Agama Islam.

3) Memberikan wawasan atau informasi kepada para pembaca tentang

kompetensi sosial guru SMA Negeri 1 Ciampea Bogor.

Page 23: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

11

BAB II

KAJIAN TEORI

KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI

A. Pengertian Kompetensi

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris,

competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan

pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.1

Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan)

kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.2

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat

jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.3

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelola peserta didik

yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b)

pemahaman tentang peserta didik; (c) pengembangan kurikulum atau

silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran

yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi haril belajar; dan (g)

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.4

1 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. III,

2015), h. 27. 2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: Remaja Rosyda karya, Cet.

XVII, 2005), h. 14. 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional

Pendidikan, (Jakarta: Eko Jaya, 2005), h. 26. 4 Jejen Musfah, op. cit., h. 31.

Page 24: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

12

2. Kompetensi kepribadian, yaitu “kemampuan kepribadian yang: (a)

berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d)

menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan

diri; dan (g) religius.”5

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan

masyarakat sekitar.6

4. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep,

struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren

dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c)

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep

keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara

profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan

budaya nasional.7

Kompetensi merupakan suatu tugas memadai atas kepemilikan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Kompetensi juga

berarti sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.8

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya

kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan.

Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan,

5 Ibid., h. 42.

6 Ibid., h. 52.

7 Ibid., h. 54.

8 Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.

Page 25: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

13

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa

kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap,

sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang

untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar

kualitas dalam pekerjaan nyata. Jadi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru untuk

dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.9

Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan dengan sebuah profesi yaitu guru

atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti kemampuan seorang

guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak

atau kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus

ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.10

Menurut E. Mulyasa, “kompetensi guru merupakan perpaduan antara

kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah

membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan

pribadi dan profesionalitas”.11

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kompetensi guru adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik.

9 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, Cet. IV, 2013), h. 23. 10

Kunandar, op. cit., h. 55. 11

E. Mulyasa, Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet.

VI, 2012), h. 26.

Page 26: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

14

B. Pengertian Kompetensi Sosial

Dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah orang yang memberikan

pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer

pengetahuan kepada siswa diperlukan kecakapan atau keterampilan sebagai guru.

Tanpa ini semua tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dapat berjalan

secara kondusif. Disinilah kompetensi dalam arti kemampuan mutlak diperlukan guru

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Kompetensi sosial atau interpersonal skills, yaitu kemampuan membangun

relasi dengan orang lain, secara efektif berupa kecakapan komunikasi, kecakapan

memberikan motivasi, kecakapan bekerja sama, kecakapan memimpin, mempunyai

kharismatik, keterampilan melakukan mediasi.12

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (d)

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan

guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Adapun kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:13

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Komunikasi merupakan suatu proses berbagi pengalaman sampai pengalaman

tersebut menjadi milik umum. Proses berbagi pengalaman ini memodifikasi disposisi

kedua belah pihak yang ambil bagian di dalamnya. Dewey mencatat bahwa efek dari

12

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, Cet. IV, 2015), h. 236. 13

Subijanto, “Sosok Guru Profesional Pasca Undang-Undang Guru dan Dosen”, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, 2006, h. 495.

Page 27: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

15

komunikasi semacam ini merupakan “peningkatan kualitas pengalaman.” Ia juga

mengatakan bahwa ”dengan komunikasi normal berarti bahwa di dalamnya terdapat

kepentingan bersama, sehingga seseorang ingin memberi dan yang lain menerima.”

Proses ini berbeda dengan menceritakan atau menyatakan sesuatu yang hanya untuk

membuat mereka terpesona satu sama lain, sekedar untuk menguji dia untuk

mengetahui seberapa bnyak ia telah memperoleh dan secara harfiah menghasilkan

kembali.14

a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.

Made Pidarta dalam bukunya Landasan Kependidikan, menuliskan pengertian

komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang

lain atau sekelompok orang. Ada sejumlah alat yang dapat dipakai megadakan

komunikasi. Alat dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Melalui pembicaraan dengan segala macam nada seperti berbisik-bisik,

halus, kasar, dan keras bergantung kepada tujuan pembicaraan dan sifat

orang yang bicara.

2) Melalui mimik , seperti raut muka, pandangan dan sikap.

3) Dengan lambang, contohya ialah bicara isyarat untuk orang tuna rungu,

menempelkan telunjuk di depan mulut, menggelengkan kepala,

membentuk huruf “O” dengan tujuan, dengan tangan dan sebagainya.

4) Dengan alat-alat seperti alat elektronik dan sejumlah media cetak.15

Dengan adanya komunikasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran berarti

bahwa guru memberikan dan membangkitkan kebutuhan sosial siswa. Siswa akan

merasa bahagia karena adanya perhatian yang diberikan guru sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Bobbi DePorter dalam buku terkenalnya Quantum Teaching menyebutkan

prinsip komunikasi ampuh yakni menimbulkan kesan, mengarahkan atau fokus pada

14

Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. II, 2015), h. 26. 15

Made Pidarto, Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Kependidikan Bercorak Indonesia,

(Jakarta; PT Runeka Cipta, 2007), h. 156.

Page 28: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

16

materi yang disampaikan, dan spesifik. Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan

kemampuan kinerja otak sebagai tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut

mampu menentukan kata-kata yang tepat dalam memberi penjelasan pada siswa.

Oleh karena itu, sebaiknya guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun

untuk pembelajaran yang berkesan dan bermakna.

Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memiliki 3 kunci

utama. Pertama, mendengar tentang kepribadian orang itu sebelumnya. Kedua,

menghubungkan perilaku orang itu dengan cerita-cerita yang pernah

didengar. Ketiga, mengaitkan dengan latar belakang situasi pada waktu itu.16

Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka materi yang harus

disampaikan kepada murid akhirnya tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan

murid kebingungan dan tidak mengerti dengan penjelasan guru.

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi;

Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi

secara umum. Banyak orang berpikir bahwa teknologi adalah hanya mesin atau alat-

alat, akan tetapi teknologi memiliki makna sebagai proses yang meningkatkan nilai

tambah. Pengertian teknologi sendiri sangat luas dan beragam.17

Pengertian teknologi (termasuk teknologi pendidikan) secara umum adalah:

proses yang meningkatkan nilai tambah, produk yang digunakan dan atau dihasilkan

untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja, struktur atau sistem di mana proses

dan produk itu dikembangkan dan digunakan.18

Dalam perkembangan globalisasi yang semakin meningkat, kebutuhan untuk

menguasai teknologi komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan, ketika seorang

guru tidak menguasainya, maka dalam hal pembelajaran maupun cara komunikasi

dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini jaringan sosial untuk membangun

komunikasi semakin luas misalnya dengan adanya facebook, twitter, blog, e-mail, e-

16

Made Pidarta, Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak

Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 220 17

Ibid., h. 106. 18

Ibid., h. 108.

Page 29: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

17

learning maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan sarana untuk

berkomunikasi dan mencari ilmu pengetahuan selain di kelas. Berikut adalah manfaat

adanya teknologi komunikasi dan informasi:

1) Memperluas kesempatan belajar

2) Meningkatkan efisiensi

3) Meningkatkan kualitas belajar

4) Meningkatkan kualitas mengajar

5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan

6) Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan

7) Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen

8) Mengurangi kesenjangan digital

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik:

Maksudnya adalah adanya saling menghormati dan menghargai baik itu

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta

didik.

Menurut Musaheri, bergaul secara efektif mencakup mengembangkan

hubungan secara efektif dengan siswa yang memiliki ciri; mengembangkan hubungan

dengan prinsip saling menghormati, mengembangkan hubungan berasakan asah, asih,

dan asuh. Sedangkan ciri bekerja sama dengan prinsip ketebukaan, saling memberi

dan menerima.19

Dari pernyataan di atas, jelas bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran,

guru memang harus memperhatikan pergaulan yang efektif dengan siswa. Hal

tersebut dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan memperhatikan

aturan yang berlaku dalam masyarakat.

19

Musaheri, ke-PGRI-an, (Jogjakarta, DIVA Press, 2009), h. 203.

Page 30: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

18

Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki

kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga,

keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan,

maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

Untuk memiliki kemampuan pergaulan, hal-hal yang harus dimiliki guru adalah:

1) Pengetahuan tentang hubungan antar manusia

2) Memiliki keterampilan membina kelompok

3) Keterampilan bekerjasama dalam kelompok

4) Menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

C. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial Guru

Kemasan pengembangan kompetensi sosial untuk guru, calon guru, dan siswa

tentu berbeda. Kemasan itu harus memperhatikan karakteristik masing-masing, baik

yang berkaitan dengan aspek psikologi maupun sistem yang mendukungnya. Untuk

mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu tahu atau dimensi-

dimensi kompetensi ini.

Beberapa dimensi ini misalnya dapat kita saring dari konsep life skills. Dari

35 life skills atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang dapt dimasukkan kedalam

dimensi kompetensi sosial yaitu:20

1)Kerja tim, 2) Melihat peluang, 3) Peran dalam kegiatan kelompok, 4) Tanggung

jawab sebagai warga, 5) Kepemimpinan, 6) Relawan sosial, 7) Kedewasaan dalam

berelasi, 8) Berbagi, 9) Berempati, 10) Kepedulian terhadap sesama, 11) Toleransi,

12) Solusi konflik, 13) Menerima perbedaan, 14) Kerjasama, 15) Komunikasi

Kelima belas kecerdasan hidup ini dapat dijadikan sebagai pengembang

kompetensi sosial bagi pendidik dan calon pendidik. Topik-topik ini dapat

dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan kasus-kasus yang aktual

dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat.

20

Kompetensi Sosial Guru dalam www.gamadidaktika.com

Page 31: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

19

Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi,

berani menghadapi masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan

lingkungan sosial yang beragam.

Kunci keberhasilan komunikasi antara mentor dan menti adalah saling

percaya, sejalan dengan substansi informasi yang dapat diandalka. Di lain pihak,

perselisihan, disintegrasi dalam komunikasi, ketidakmampuan mentor dan menti

saling percaya ialah sumber utama kegagalan program induksi. Jika pada saat tertentu

menti merasa curiga dengan mentornya, maka proses komunikasi tidak berjalan

dengan baik. Isi komunikasi diantara mereka diterima dalam keadaan tidak utuh.

Kegagalan pada satu pihak berarti kegagalan bagi semuanya, karena komunikasi

merupakan proses yang dinamis.21

Seorang guru harus mempunyai kemampuan dan kepandaian berkomunikasi.

Adanya satu prinsip komunikasi dalam suatu kelas dapat dibedakan menjadi tiga

kategori diantaranya adalah:22

Pertama, Sifat individu. Mempertinggi hubungan yang baik terhadap

siswanya dengan membina sikap yang baik kepada semua siswa. Sikap yang baik dan

kepercayaan yang kaut merupakan hal yang penting jika guru dan siswa dapat

menciptakan suatu komunikasi yang baik dalam situasi belajar. Sifat yang bijaksana

dari guru adalah mampu menjadi seorang pendengar yang aktif. Siswa akan merespon

guru yang dapat mendengarkan dengan baik terhadap apa yang ingin disampaikan

siswa.

Kedua, Penggunaan kepandaian berkomunikasi. Komunikasi akan lebih

efektif ketika guru menggunakan contoh yang berkaitan dengan kehidupan siswanya

seperti cita-cita, pengalaman dan gaya hidup.

21

Ibid, h. 75. 22

Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, Cet. I, 2011), h. 49.

Page 32: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

20

Ketiga, Pengembangan komunikasi diantara siswa. Komunikasi kelas harus

diarahkan kepada pembelajaran yang berguna. Pinnel dan Jagger (1991) memberikan

penilaian pentingnya pengembangan keterampilan berbicara dan mendengar di kelas.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru yang berhubungan dengan

partisipasi sosialnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, baik di tempat kerja

maupun di tempat tinggalnya. Misalnya kemampuan berkomunikasi dengan

siswanya, sesama teman guru, kepala sekolah, orang tua, pegawai tata usaha, dan

lain-lain, baik secara formal maupun informal. Kompetensi ini temasuk juga

kemampuan berkomunikasi dan berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan di

lingkungan sekitarnya.23

Kompetensi sosial guru berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam

berkomunikasi dengan masyarakat, baik yang ada di lingkungan sekolah maupun

yang ada di lingkungan tempat tinggal guru. Dalam bermasyarakat, peran guru dan

cara berkomunikasi tentulah memiliki perbedaan dengan orang lain yang bukan guru.

Guru adalah tokoh dan tipe manusia yang mengemban tugas untuk membina

dan membimbing masyarakat agar memiliki norma yang baik. Itulah sebabnya misi

yang diemban guru sebenarnya adalah misi kemanusiaan.

Berdasarkan pengertian kompetensi sosial diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa kompetensi sosial guru berarti kemampuan dan kecakapan seorang guru

dengan kecerdasan sosial yang dimiliki dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan

orang lain yakni siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Secara

sederhana kompetensi dapat diartikan sebagai satu kemampuan yang harus dimiliki

oleh seseorang untuk dapat menjalankan tugas yang diembannya. Suatu tugas

pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik sebagai tanda telah dimilikinya

kemampuan adalah yang bersangkutan telah terampil menjalankan tugas

pekerjaannya.

23

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, Cet. III,

2013), h. 59.

Page 33: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

21

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial

dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berprilaku santun,

mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan

menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik,

sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik,

masyarakat sekolah dan dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak

berkepentingan dengan sekolah.

Dapat ditarik benang merahnya bahwa komunikasi adalah pendidikan dan

pendidikan adalah komunikasi. Dalam komunikasi ada proses pembelajaran bagi

kedua belah pihak sehingga terjadi kesamaan pemahaman. Demikian pula dalam

proses pendidikan dan pembelajaran, terdapat proses pemahaman terhadap pesan-

pesan dalam berbagai bentuk dan perilaku komunikasi yang ditampilkan baik oleh

peserta didik maupun gurunya.24

Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru

agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di

masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama

2. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

3. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

4. Memiliki pengetahuan tentang estetika

5. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

6. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

7. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.25

Pada kompetensi sosial, masyarakat adalah perangkat perilaku yang

merupakan dasar bagi pemahaman diri dengan bagian yang tidak terpisahkan dari

lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara objektif dan efisien. Ini

24

Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, op. cit., h. 22. 25

E. Mulyasa, op. cit., h. 176.

Page 34: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

22

merupakan penghargaan guru di masyarakat, sehingga mereka mendapatkan

kepuasan diri dan menghasilkan kerja yang nyata dan efisien, terutama dalam

pendidikan nasional. Kompetensi sosial mencakup perangkat perilaku yang

menyangkut: Kemampuan interaktif yaitu kemampuan yang menunjang efektivitas

interaksi dengan orang lain seperti keterampilan ekspresi diri, berbicara efektif,

memahami pengaruh orang lain terhadap diri sendiri, menafsirkan motif orang lain,

mencapai rasa aman bersama orang lain; Keterampilan memecahkan masalah

kehidupan seperti mengatur waktu, uang, kehidupan berkeluarga, memahami nilai

kehidupan dan sebagainya. Sedangkan kompetensi spiritual yaitu pemahaman,

penghayatan dan pengamalan kaidah agama dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian indikator kemampuan sosial guru adalah mampu berkomunikasi

dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang

tua dan wali murid, masyarakat dan lingkungan sekitar, dan mampu mengembangkan

jaringan.26

Dengan kompetensi sosial yang dimiliki dan diharapkan guru PAI mampu

untuk mengatasi masalah yang dialami siswa yaitu kurangnya pembentukan karakter

yang baik bagi siswa, dengan melihat indikator-indikator kompetensi sosial guru,

yaitu:

a. Bersikap adil

b. Berlaku sabar

c. Bersifat kasih dan penyayang

d. Berwibawa

e. Menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela

f. Memiliki pengetahuan dan keterampilan

g. Medidik dan membimbing

h. Bekerjasama dan demokratis.27

26

Sudarwan Danim, op. cit., h. 39. 27

Akmal Hawi, Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2013), h. 95.

Page 35: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

23

Pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik

harus dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh

seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai pengaruh terhadap

perubahan perilaku peserta didik.

Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri tauladan) bagi peserta

didik, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok orang pada

suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan menjadi teladan, yang dapat

digugu dan ditiru.

Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat

ditunjukkan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi

seorang guru profesional maka sudah seharusnya ia dapat selalu meningkatkan

wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui jalur pendidikan berjenjang

ataupun up grading dan atau pelatihan yang bersifat in service training dengan rekan-

rekan sejawatnya.28

Perilaku individu dan masyarkat selalu menjadi ukuran tingkatan moral dan

akhlak. Hilang kendali menjadi salah satu penyebab lemahnya ketahanan bangsa.

Lantaran rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan. Hilangnya panutan, lemahnya

peran tokoh dan pemangku adat dalam mengawal budaya, serta pupusnya

kewibawaan keilmuan di dalam mengamalkan syariat agama Islam selama ini, telah

memperlemah daya saing anak negeri. Lemahnya tanggung jawab masyarakat juga

berdampak pada tindak kejahatan secara meluas. Interaksi nilai budaya asing yang

bergerak kencangtelah ikut melumpuhkan kekuatan budaya luhur di negeri ini. Dalam

struktur kekerabatan, terasa pagar adat budaya mulai melemah. Fungsi lembaga

pendidikan mulai bergeser ke budaya bisnis. Generasi mulai malas menambah ilmu.

Hilanglah keseimbangan dan hanya mendatangkan frustasi sosial yang makin parah.29

Berpijak dari pendapat di atas tentu berbeda dengan kompetensi guru dalam

pandangan pendidikan Islam. Secara umum kompetensi yang harus dimiliki untuk

28

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2008), h. 17. 29

Iif Khoiru Ahmadi, dkk., op. cit., h. 80.

Page 36: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

24

menjadi guru profesional menurut pandangan islam ialah: Sehat jasmani dan rohani,

bertakwa, berilmu pengetahuan yang luas, berlaku adil, berwibawa, ikhlas,

mempunyai tujuan rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi

pendidikan, dan menguasai bidang yang ditekuni.30

Dalam menjalankan tugasnya, guru Pendidikan Agama Islam hendaknya

mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta

didik, orang tua atau wali, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Tanggung

jawab sosial guru PAI diwujudkan melalui kompetensi sosial guru dalam memahami

dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki

kemampuan berinteraksi sosial. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan

melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa

tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila

kompetensi ini tidak ada pada diri seseorang guru, maka ia tidak akan berkompeten

dalam melakukan tugasnya dan hasilnya juga tidak akan optimal. Dalam syari’at

Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional, dalam artian harus

dilakukan secara baik dan benar. Hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang

yang telah ahli. Sebagaimana dalam Hadis Nabi dijelaskan:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinnan berkata, telah menceritakan

kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula hadis serupa dari jalan lain, yaitu

30

Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group,

Cet. III, 2010), h. 130.

Page 37: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

25

telah telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al Munzir berkata, telah

menceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan

kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal bin Ali dari Atho‟ bin

Yasar dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi Muhammad SAW berada dalam suatu

majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu

bertanya: “Kapan datangnya hari kiamat?” Namun Nabi SAW. Tetap melanjutkan

pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum berkata; “Beliau mendengar

perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu”, dan

ada pula sebagian yang mengatakan; “Bahwa beliau tidak mendengar

perkataannya.” Hingga akhirnya nabi SAW. Menyelesaikan pembicaraannya, seraya

berkata: “Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi ?” orang itu berkata:

“Saya wahai Rasulullah!”. Maka Nabi SAW. Bersabda: “Apabila sudah hilang

amanah maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu bertanya: “Bagaimana

hilangnya amanah itu?” Nabi SAW. Menjawab: “Jika urusan diserahkan bukan

kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat (HR Bukhori).31

Pada hadis ini dijelaskan bahwa seseorang yang menduduki suatu jabatan

tertentu, niscaya akan mempunyai ilmu atau keahlian (kompetensi) yang sesuai

dengan kebutuhan jabatan tersebut. Hal ini sejalan dengan pesan kompetensi itu

sendiri yang menuntut adanya profesionalitas dan kecakapan diri. Namun bila

seseorang tidak mempunyai kompetensi di bidangnya (pendidik), maka tunggulah

saat-saat kehancurannya.32

Dari uraian diatas inti dari kompetensi sosial adalah kemampuan guru

melakukan interaksi sosial melalui komunikasi. Guru dituntut berkomunikasi dengan

sesama guru, peserta didik, orang tua atau wali, serta masyarakat sekitar. Dengan

adanya interaksi sosial guru dapat mengetahui berbagai masalah pembelajaran dan

masalah masyarakat yang ada. Tanpa interaksi sosial tidak mungkin terjadi kehidupan

bersama yang terwujud dalam pergaulan.

Komunikasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Sebab, keterampilan ini sangat relevan dengan kompetensi sosial guru atau

interpersonal skills. Komunikasi sangat berperan dalam menunjang keberhasilan

seorang guru, baik ketika berhadapan dengan peserta didik di kelas, berkomunikasi

dengan sesama kolega guru dan kepala sekolah, serta masyarakat luas. Guru harus

31

Imam Bukhori, Shahih Bukhori, (Jakarta: Wijaya, Cet XIII, 1992), Jilid I, h. 40. 32

Asrorun Niam Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: elsas, 2006), h. 135.

Page 38: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

26

memahami dengan siapa berhadapan, sebab hal ini akan berpengaruh terhadap bahasa

yang digunakan.

D. Fungsi Kompetensi Sosial Guru

Fungsi guru secara umum yaitu motivator bagi siswa, sebagai orang yang

mengajarkan tentang makna pengabdian diri, sebagai orang yang mengajarkan arti

keikhlasan yang sebenarnya.

Interaksi dan komunikasi berperan penting terhadap kelancaran pendidikan.

Karena itu, guru dituntut memiliki kompetensi sosial. Rubin Ali menguraikan

manfaat guru yang berkompetensi sosial dengan mengatakan bahwa bila guru

memiliki kompetensi, maka ia akan diteladani siswa-siswanya. Sebab selain

kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, siswa juga perlu diperkenalkan

dengan kecerdasan sosial (sosial intellegence). Hal ini bertujuan agar siswa memiliki

hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati kepada sesama.33

Suparlan memasukkan puisi tentang guru karya Hatoyo Adangjaya yang

menggambarkan guru sebagai agen sosial sebagi berikut:34

Dari Seorang Guru kepada Muridnya

Apakah yang kupunya anak-anakku,

Selain buku dan sedikit ilmu,

Sumber pengabdian kepadamu

Kalau di hari minggu engkau datang ke rumahku,

Aku tahu anak-anakku,

Kursi tua yang di sana,

Dan meja tulis sederhana,

Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya,

Semua padamu akan bercerita,

Tentang hidupku di rumah tangga,

Ah, tentang ini aku tak pernah bercerita di depan kelas,

Menatap wajahmu remaja,

___ Horizon yang selalu biru bagiku ___

Karena ku tahu anak-anakku,

33

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(pdt.RubinAdiAbraham), diakses senin,

30 Maret 2015 34

Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), h. 129-130.

Page 39: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

27

Engkau terlalu bersih dari dosa,

Untuk mengenal semua ini.

Dari puisi tersebut, jelas terlihat fungsi guru secara umum yaitu;

1. Motivator bagi siswa.

2. Sebagai orang yang mengajarakan tentang makna pengabdian diri.

3. Sebagai orang yang mengajarkan arti keikhlasan yang sebenarnya.

Interaksi dan komunikasi berperan penting terhadap kelancaran pembelajaran.

Karena itu, guru dituntut memiliki kompetensi sosial. Rubin Ali menguraikan

manfaat guru yang berkompetensi sosial dengan mengatakan bahwa bila guur

memiliki kompetensi, maka ia akan diteladani oleh siswa-siswanya. Sebab selain

kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, siswa juga perlu diperkenalkan

dengan kecerdasan sosial (sosial intellegence). Hal tersebut bertujuan agar siswa

memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati kepada sesama. Sedangkan

pribadi yang memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya hubungan dengan adanya

hubungan yang kuat dengan Allah, memberi manfaat kepada lingkungan, santun,

peduli sesama, jujur, dan bersih dalam berperilaku.35

Nyata dari pernyataan Rubin bahwa manfaat kompetensi sosial guru

mengarahkan siswa untuk memiliki kecerdasan sosial yang dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari di tengah lingkungan sosial.

E. Indikator-Indikator Kompetensi Sosial

Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Keberhasilan pendidikan

dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang diinginkan sangat tergantung pada aktor atau

pelaku pendidikan itu sendiri. Aktor yang dimaksud adalah para guru atau pendidik,

baik di lingkungan formal, informal maupun nonformal. Hal ini menunjukkan bahwa

pendidik mengemban tanggung jawab yang demikian besar terhadap keberhasilan

proses pendidikan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang pendidik di

lingkungan formal khususnya, mau tidak mau mesti memiliki sejumlah kompetensi

35

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham).

Page 40: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

28

atau kemampuan khusus yang mendukung bagi pelaksanaan profesinya sebagai

guru.36

Guru di mata masyarakat pada umumnya dan di mata para siswa merupakan

panutan dan anutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam

kehidupannya sehari-hari.37

Dalam konsepsi Islam, kompetensi sosial religius seorang pendidik

dinyatakan dalam bentuk kepedulian terhadap masalah-masalah sosial yang selaras

dengan Islam. Sikap gotong royong, suka menolong, egalitarian, toleransi dan

sebagainya yang merupakan sikap yang harus dimiliki pendidik yang dapat

diwujudkan dalam proses pendidikan.38

Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang

diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus menjalankan

peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi sosial. Kelakuan yang

tidak sesuai dengan peranan itu akan mendapatkan kecaman dan harus dielakannya.

Sebaliknya kelakuan yang sesuai akan dimantapkan dan norma-norma kelakuan akan

diinternalisasikan dan menjadi suatu aspek dari kepribadiannya.39

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

sosial guru tercermin melalui indikator :

1. Hubungan Guru dengan Peserta Didik

Peranan guru terhadap murid-muridnya merupakan peran vital dari sekian

banyak peran yang harus ia jalani. Hal ini dikarenakan komunitas utama yang

menjadi wilayah tugas guru adalah di dalam kelas untuk memberikan keteladanan,

pengalaman serta ilmu pengetahuan kepada mereka. Hubungan guru dengan murid

antara lain:

a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri tauladan bagi

anak didiknya.

36

Ramayulis, op. cit., h. 233 37

Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyan, op. cit., h. 181. 38

Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, Cet. I, 2006), h. 121. 39

Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 103.

Page 41: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

29

b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil serta

menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.

c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.

d. Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada muridnya sendiri

dengan memungut bayaran.40

Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al-Din mengungkapkan etika yang

wajib dilakukan oleh seorang guru dalam hubungannya dengan siswa adalah sebagai

berikut :

a. Bersikap lembut dan kasih sayang kepada para pelajar.

b. Seorang guru tidak meminta imbalan atas tugas mengajarnya.

c. Tidak menyembunyikan ilmu yang dimilikinya sedikitpun, ia harus sungguh-

sungguh tampil sebagai penasehat, pembimbing para pelajar ketika pelajar itu

membutuhkannya.

d. Menjauhi akhlak yang buruk dengan cara menghindarinya sedapat mungkin.

e. Tidak mewajibkan kepada para pelajar agar mengikuti guru tertentu dan

kecenderungannya.

f. Memperlakukan murid sesuai dengan kesanggupaannya.

g. Kerja sama dengan para pelajar di dalam membahas dan menjelaskan.

h. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya.41

Begitupun peranan guru atas murid-muridnya tadi bisa dibagi menjadi dua

jenis menurut situasi interaksi sosial yang mereka hadapi, yakni situasi formal dalam

proses belajar mengajar di kelas dan dalam situasi informal di luar kelas. Dalam

situasi formal, seorang guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai seorang yang

mempunyai kewibawaan dan otoritas tinggi, guru harus bisa menguasai kelas dan

bisa mengontrol anak didiknya. Hubungan guru dengan murid di sekolah tampak

dalam kemampuannya menciptakan situasi belajar siswa yang kondusif dan

40

Akmal Hawi, op. cit, h. 51. 41

Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001), h. 97.

Page 42: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

30

kemampuannya dalam mengorganisasi seluruh unsur serta kegiatan belajar siswa

untuk mencapai tujuan belajarnya. Situasi kelas atau sekolah yang kondusif tersebut

ditandai oleh semangat kerja yang tinggi, terarah, kooperatif, tenggang rasa, etis dan

efektif-efisien.

Di wilayah informal guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi

dengan siapapun demi tujuan yang baik. Guru mampu menghayati serta

mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan keimanan). Mengamalkan nilai

hidup berarti guru yang bersangkutan dalam situasi tahu, mau dan melakukan

perbuatan nyata yang baik. Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam

lingkup sekolah maupun di luar sekolah.

2. Hubungan Guru dengan Sesama Guru/Tenaga Kependidikan

Diantara kode etik hubungan guru dengan sesama guru adalah :

a. Di dalam pergaulan sesama guru, hendaknya bersifat terus terang, jujur, dan

sederajat.

b. Di dalam menunaikan tugas dan memecahkan persoalan bersama hendaknya

saling tolong menolong dan penuh toleransi.

c. Guru hendaknya mencegah pembicaraan yang menyangkut pribadi sesama

guru.42

Guru diharapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesama teman sekerja,

dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang dihadapi guru lain baik di

bidang akademis ataupun sosial. Ia selalu siap memberikan bantuan kepada guru-guru

secara individual, sesuai dengan kondisi sosial psikologis guru dan sesuai pula

dengan latar belakang sosial ekonomi dan pendidikannya.

Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor

penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat guru

berpikir dengan tenang dan terkosentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan.

42

Akmal Hawi, op. cit., h. 51.

Page 43: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

31

3. Hubungan Guru dengan Orang Tua/Wali Murid

Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua siswa, baik melalui bahasa

lisan maupun tertulis, sangat diperlukan oleh guru. penggunaan bahasa lisan dan

tulisan yang baik dan benar diperlukan agar orang tua siswa dapat memahami bahan

yang disampaikan oleh guru, dan lebih dari itu, agar guru dapat menjadi teladan bagi

siswa dan masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.43

Mengingat siswa dan orang tuanya berasal dari latar belakang pendidikan dan

sosial ekonomi keluarga yang berbeda, guru dituntut untuk mampu menghadapinya

secara individual dan ramah. Ia diharapkan dapat menghayati perasaan siswa dan

orang tua yang dihadapinya sehingga ia dapat berhubungan dengan mereka secara

luwes.44

Adapun kode etik hubungan guru dengan orang tua siswa diantaranya :

a. Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan orang

tua/wali anak, dalam rangka kerjasama untuk memecahkan persoalan di

sekolah dan pribadi anak.

b. Segala kesalah-pahaman yang terjadi antara guru dan orang tua/wali anak,

hendaknya diselesaikan secara musyawarah mufakat.45

4. Hubungan Guru dengan Masyarakat

Guru profesional tidak dapat melepaskan dirinya dari bidang kehidupan

kemasyarakatan. Di satu pihak dia adalah warga masyarakat dan dilain pihak dia

bertanggung jawab turut serta memajukan kehidupan masyarakat. Guru turut

bertanggung jawab memajukan kesatuan dan persatuan bangsa, dan turut bertanggung

jawab mensukseskan pembangunan sosial umumnya dan tanggung jawab

pembangunan daerah khususnya yang dimulai dari pembangunan daerah yang lebih

kecil ruang lingkupnya dimana ia tinggal.

43

Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyan, op. cit., h. 181. 44

Ibid. 45

Akmal Hawi, op. cit., h. 51.

Page 44: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

32

Untuk melaksanakan tanggung jawab turut serta memajukan kesatuan dan

persatuan bangsa, maka guru harus menguasai atau memahami semua hal yang

berkaitan dengan kehidupan nasional misalnya tentang suku bangsa, adat istiadat,

kebiasaan, norma-norma, kebutuhan, kondisi lingkungan, dan sebagainya.

Selanjutnya dia harus mampu bagaimana cara menghargai suku bagsa lainnya,

menghargai agama yang dianut oleh orang lain, menghargai sifat dan kebiasaan suku

lain dan sebagainya.

Diantara kode etik hubungan guru dengan masyarakat:

a. Guru hendaknya selalu berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga

serta organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang berhubungan dengan

usaha pendidikan.

b. Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah

yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.46

Guru merupakan kunci penting dalam menjalin hubungan antara sekolah

dengan masyarakat. Oleh karena itu, ia harus memiliki kompetensi untuk melakukan

beberapa hal sebagai berikut:47

a. Membantu sekolah dalam melaksanakan tekhnik-tekhnik hubungan sekolah

dan masyarakat.

b. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam masyarakat karena pada dasarnya guru

adalah tokoh milik masyarakat.

c. Guru merupakan teladan bagi masyarakat sehingga ia harus melaksanakan

kode etiknya.

` Adapun peran guru di masyarakat dalam kaitannya dengan kompetensi sosial

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Guru sebagai Petugas Kemasyarakatan

Guru memegang peranan sebagai wakil masyarakat yang representatif

sehingga jabatan guru sekaligus merupakan jabatan kemasyarakatan. Guru

46

Akmal Hawi, op. cit., h. 52. 47

E. Mulyasa, op. cit., h. 181.

Page 45: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

33

bertugas membina masyarakat agar mereka dapat berpartisipasi dalam

pembangunan.

2) Guru sebagai Teladan di Masyarakat

Dalam kedudukan ini, guru tidak lagi dipandang sebagai pengajar di kelas,

akan tetapi diharapkan pula tampil sebagai pendidik di masyarakat yang

seyogyanya memberikan teladan yang baik kepada masyarakat.

3) Guru Memiliki Tanggungjawab Sosial

Peranan guru di sekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan pembelajaran,

akan tetapi harus memikul tanggungjawab yang lebih besar, yakni

bekerjasama dengan pengelola pendidikan lainnya di dalam lingkungan

masyarakat. Untuk itu, guru harus lebih banyak melibatkan diri dalam

kegiatan di luar sekolah.48

Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab turut serta mensukseskan

pembangunan dalam masyarakat, maka guru harus kompeten bagaimana cara

memberikan pengabdian terhadap masyarakat, kompeten bagaimana melaksanakan

kegiatan gotong royong di desanya, mampu bertindak turut serta menjaga tata tertib

di desanya, mampu bertindak dan memberikan bantuan kepada orang yang miskin,

pandai bergaul dengan masyarakat sekitarnya, dan sebagainya.

F. Konsep Dasar Guru PAI

1. Pengertian Guru PAI

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang

yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga

pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushalla, di rumah, dan

sebagainya.49

48

Ibid., h. 184. 49

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), h. 31.

Page 46: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

34

Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.

Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak

meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak

didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan

atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar

mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah,

khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang

sanggup berdiri sendiri.50

Dalam literatur kependidikan Islam, seorang guru biasa disebut sebagai

ustadz, mu‟allim, murabby, mursyid, mudarris, dan muaddib. sebagaimana dijelaskan

oleh Muhaimin sebagai berikut:

Kata ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor. Ini

mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap

profesionalisme dalam mengembang tugasnya.51

Seseorang dikatakan profesional, bilamana pada dirinya melekat sikap

dedikatif dan komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja.

Kata mu‟allim berasal dari kata dasar „ilm yang berarti menangkap hakikat

sesuatu. Dalam setiap „ilm terkandung dimensi teoritis dan dimensi amaliah.52

Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk mampu

menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya, serta menjelaskan dimensi

teoritis dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan siswa untuk mengamalkannya.

Kata murabby berasal dari kata “Rabb”. Tuhan adalah sebagai Rabb

al‟‟alamin yakni yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam seisinya

termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-Nya diberi tugas untuk

menumbuh kembangkan kreativitasnya agar mampu mengkreasi, mengatur,

dan memelihara alam seisinya.53

50

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka Setia, Cet.

III, 2007), h. 93. 51

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), h. 309. 52

Ibid. 53

Ibid.

Page 47: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

35

Dilihat dari pengertian ini, maka serang guru adalah orang yang mendidik dan

menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi sekaligus mengatur dan memelihara

hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan

alam sekitarnya.

Kata “mursyid” biasa digunakan untuk guru dalam thariqah (tasawuf).

Seorang mursyid berusaha menularkan penghayatan (transinternalisasi)

akhlak dan/atau kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa

etos ibadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya, maupun dedikasinya yang

serba liLlahi Ta‟ala (karena mengharapkan ridla Allah semata).54

Dalam konteks pendidikan mengandung makna bahwa guru merupakan model

atau sentral identifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi

peserta didiknya.

Kata mudarris berasal dari akar kata “darasa-yadrusu-darsan wa durusan wa

dirasatan”, yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan

usang, melatih, mempelajari.55

Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan

peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan

mereka, serta melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya.

Sedangkan kata muaddib bearasal dari kata adab, yang berarti moral, etika,

dan adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan batin.56

Kata peradaban (Indonesia) juga berasal dari kata dasar adab, sehingga guru

adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun

peradaban yang berkualitas di masa depan.

Pendidik, menurut Noeng Muhadjir, adalah seseorang yang mempribadi

(personifikasi pendidik), yaitu mempribadinya keseluruhan yang diajarkan, bukan

hanya isinya, tapi juga nilainya.57

54

Ibid. 55

Ibid. 56

Ibid. 57

Toto Suharto, op. cit., h. 119.

Page 48: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

36

Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk

mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam

adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik

dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi

afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.58

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI

Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di

luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi,

tetapi juga suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.59

Pendidik selain bertugas

melakukan transfer of knowledge, juga seorang motivator dan fasilitator bagi proses

belajar peserta didiknya. Menurut Hasan Langgulung, dengan paradigma ini, seorang

pendidik harus dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik agar dapat

mengaktualisasikan sifat-sifat Tuhan yang baik, sebagai potensi yang perlu

dikembangkan.

Guru adalah sebuah profesi. Profesionalitas guru tentunya sangat terkait

dengan unsur-unsur manajemen kerja guru; bagaimana guru membuat perencanaan,

kemudian mengaplikasikannya dengan mengajar di kelas, lalu harus ada evaluasi

tentang kualitas pembelajaran itu hari demi hari. Nah, jika kita punya anggapan

bahwa tidak ada siswa yang bodoh, kita juga harus percaya bahwa tidak ada guru

yang tidak bisa mengajar, masalah yang ada hanyalah kesulitan guru menuju tangga

profesional.60

Dalam melakukan tugas profesinya, pendidik bertanggung jawab sebagai

seorang pengelola belajar (manager of learning), pengarah belajar (director of

learning), dan perencana masa depan masyarakat (plannerof the future society).

Dengan tanggung jawab ini, pendidik memiliki tiga fungsi yaitu (1) Fungsi

instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran; (2) fungsi edukasional yang

58

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, Cet. II,

2005), h. 41. 59

Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 37. 60

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, Cet. XII, 2013), h. xvii.

Page 49: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

37

bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan; dan (3) fungsi

managerial yang bertugas memimpin dan mengelola proses pendidikan.61

Menurut Ahmad. D. Marimba, tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah:

“membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan

situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan, menambah dan

mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta

didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan atau

kekurangannya”.62

Hujjah al-Islam, Imam al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik yang

utama adalah : “menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati

manusia untuk taqarrub ila Allah. Para pendidik hendaknya mengarahkan peserta

didik untuk mensucikan jiwa peserta didiknya. Hanya dengan melalui jiwa-jiwa yang

suci manusia akan dekat dengan khaliq-Nya”.63

Berkenaan dengan konsep ini, al-Nahlawi menyimpulkan bahwa selain

bertugas mengalihkan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik,

tugas utama yang perlu dilakukan pendidik adalah tazkiyah al-nafs, yaitu

mengembangkan, membersihkan, mengangkat jiwa peserta didik kepada khlaiq-Nya,

serta menjauhkannya dari kejahatan, dan menjaganya agar tetap berada pada fitrah-

Nya yang hanif.64

Dalam diskusi pengembangan model pendidikan profesional tenaga

kependidikan yang diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan

sepuluh ciri suatu profesi, yaitu:

(1) Memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (2) Memiliki keahlian dan

keterampilan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah, (3) Didasarkan

atas disiplin ilmu yang jelas, (4) Diperoleh dengan pendidikan dalam masa

tertentu yang cukup lama, (5) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional,

(6) Memiliki kode etik, (7) Kebebasan untuk memberikan keputusan dalam

61

Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 121. 62

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, op. cit., h. 44. 63

Ibid. 64

Ibid.

Page 50: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

38

memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya, (8) Memiliki tanggung jawab

profesional dan otonomi (9) Memperoleh pengakuan dari masyarakat dan (10)

Mendapatkan imbalan atas kerja profesionalnya.65

Ag. Soejono merinci tugas pendidik (termasuk guru) sebagai berikut :

(1) Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan

berbagai cara, seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan

sebagainya, (2) Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan

yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak

berkembang. (3) Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa

dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar

anak didik memilihnya dengan tepat. (4) Mengadakan evaluasi setiap waktu

untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik. (5)

Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan

dalam mengembangkan potensinya.66

Al-Ghazali menjelaskan tugas pendidik, yaitu:

1. Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya.

“Adapun syarat bagi seorang guru, ia layak menjadi ganti Rasulullah saw,

dialah sebenar benarnya „alim (berilmu, intelektual). Tetapi tidak mesti untuk

tiap-tiap orang alim itu layak menempati kedudukan sebagai pengganti

Rasulullah saw itu”.67

Dengan demikian, seorang guru hendaknya menjadi wakil dan

pengganti Rasulullah SAW. yang mewarisi ajaran-ajarannya dan

memperjuangkan dlam kehidupan masyarakat di segala penjuru dunia,

demikian pula harus mencerminkan ajaran-ajarannya sesuai dengan ahlak

Rasulullah.

2. Menjadi teladan bagi anak didik

Al-Ghazali mengatakan :

“Seorang guru itu harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataannya jangan

membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat

dengan mata hati. Sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala.

Padahal yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak”.68

65

Abudin Nata, op. cit., h. 48. 66

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

Cet. IX, 2010), h. 79. 67

Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004), h. 180. 68

Ibid.

Page 51: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

39

Dengan perkataan tersebut jelaslah bahwa seorang guru hendaklah

mengerjakan apa yang diperintahkan, menjauhi apa yang dilarang dan

mengamalkan segala ilmu pengetahuan yang diajarkannya, karena segala

aktivitas guru akan menjadi teladan bagi anak didik.

3. Menghormati kode etik guru

Al-Ghazali mengatakan :

“Seorang guru yang memegang salah satu mata pelajaran, sebaiknya jangan

menjelek-jelekkan mata pelajaran lainnya”.69

Pandangan Al-Ghazali tersebut dalam dunia pendidikan sekarang

dikembangkan menjadi kode etik pendidikan dalam arti yang luas, misalnya

hubungan guru dengan soal-soal kenegaraan dan hubungan guru dengan

jabatan. Kode etik guru yang telah digariskan oleh al-Ghazali ratusan tahun

yang silam masih mempunyai relevansi dengan teori-teori pendidikan

modern, bahkan dasar-dasar yang telah ditetapkan kini dikembangkan secara

luas dalam lapangan operasional pendidikan Islam.70

Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa tugas guru PAI ialah mendidik

siswanya, dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya, menuju tercapainya

perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

3. Syarat Menjadi Guru PAI

Guru yang diharapkan bagi lulusan jurusan Pendidikan Agama Islam (calon guru

PAI) adalah:

a. Mampu merencanakan program pengajaran bidang studi PAI

b. Mampu mengajar bidang studi PAI di sekolah dan luar sekolah

c. Mampu membimbing peserta didik dalam kehidupan beragama

d. Mampu menganalisis masalah-masalah yang muncul dalam proses belajar

mengajar

69

Ibid. 70

Ibid.

Page 52: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

40

e. Mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang muncul dalam proses

belajar mengajar

f. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat dalam pengamalan ajaran

agama Islam

g. Mampu mengidentifikasi potensi masyarakat untuk digerakkan dalam

meningkatkan pendidikan.71

Sedangkan lulusan program pascasarjana, khususnya IAIN/UIN menurut

Azyumardi Azra harus menguasai beberapa hal, diantaranya: Pertama, penguasaan

terhadap paradigma umum keilmuan Islam. Kedua, penguasaan dan keahlian dalam

bidang tertentu, Ketiga, penguasaan dan kemampuan dalam ilmu-ilmu bantu,

Keempat, penguasaan dan kemampuan dalam melakukan penelitian, dan Kelima,

sebagai tambahan, kemampuan mengabstraksikan dan melakukan teoritisasi bidang

keilmuan, setidak-tidaknya keahlian dalam keilmuan konsentrasinya dalam bentuk

karya-karya akademis.72

Imam Al-Ghazali menasehati para pendidik Islam agar memiliki sifat-sifat

sebagai berikut :

(a) Seorang guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid-muridnya

dan memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka kepada anaknya

sendiri. (b) Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih,

tetapi dengan mengajar itu ia bermaksud mencari keridlaan Allah dan

mendekatkan diri kepada-Nya. (c) Hendaklah guru menasehatkan kepada

siswa supaya tidak sibuk dengan ilmu-ilmu yang gaib dan abstrak, sebelum

selesai pelajaran dan pengertiannya dalam ilmu yang jelas, konkret dan ilmu-

ilmu yang pokok. Terangkanlah bahwa niat belajar itu supaya dapat

mendekatkan diri kepada Allah. (d) Mencegah murid dari suatu akhlak yang

tidak baik dengan jalan sindiran jika mungkin, dan jangan dengan terus

terang, dengan jalan halus dan jangan mencela. (e) Memperhatikan tingkat

akal pikiran anak-anak dan jangan menyampaikan sesuatu yang melebihi daya

tangkap siswa agar ia tidak lari dari pelajaran, atau bicaralah dengan bahasa

mereka. (f) Jangan menimbulkan rasa benci pada diri murid pada cabang ilmu

yang lain, tetapi seyogyanga membukakan jalan bagi mereka untuk belajar

71

Akmal Hawi, op. cit,. h. 79. 72

Ibid., h. 84.

Page 53: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

41

ilmu tersebut. (g) Seorang guru harus mengamalkan ilmunya, dan jangan

berlainan kata dengan perbuatannya.73

Munir Mursi menyatakan syarat terpenting bagi guru dalam Islam adalah

syarat keagamaan. Dengan demikian, syarat guru dalam Islam adalah sebagai berikut:

a. Umur, harus sudah dewasa.

b. Kesehatan , harus sehat jasmani dan rohani.

c. Keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu

mendidik.

d. Harus berkepribadian muslim.74

Al-Abrasyi menyebutkan bahwa guru dalam Islam sebaiknya memiliki sifat-

sifat sebagai berikut ini :

a. Zuhud, Tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencari

keridaan Allah.

b. Bersih tubuhnya, penampilan lahiriahnya menyenangkan.

c. Bersih jiwanya, tidak mempunyai dosa besar.

d. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati.

e. Tidak menyukai permusuhan.

f. Ikhlas dalam melaksanakan tugas.

g. Sesuai perbuatan dengan perkataan.

h. Tidak malu mengakui ketidaktahuan.

i. Bijaksana.

j. Tegas dalam perkataan dan perbuatan, tetapi tidak kasar.

k. Rendah hati (tidak sombong).

l. Lemah lembut.

m. Pemaaf.

n. Tidak merasa rendah diri.

o. Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan. Kebiasaan, perasaan, dan

pemikiran.75

Dalam hal ini. dapat dijelaskan bahwa seorang guru PAI harus memenuhi

persyaratan ahlak dan kepribadian yang terpuji, fisiologis (jasmani) dan psikologis

(rohani) yang sehat, serta wawasan dan keahlian di bidangnya.

73

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, op. cit., h. 105. 74

Ahmad Tafsir, op. cit., h. 81. 75

Ibid., h. 82.

Page 54: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

42

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penulisan skripsi ini, skripsi-skripsi yang ada sebelumnya memberikan

gambaran skripsi yang ditulis dengan melihat diantara skripsi-skripsi yang telah ada.

Penulis sudah banyak menemukan penulisan skripsi yang berkaitan dengan

kompetensi guru. Akan tetapi, sejauh ini penulis belum menemukan ada penelitian

yang mengkaji khusus mengenai kompetensi sosial guru pendidikan agama islam.

Namun ada beberapa penelitian ilmiah sebelumnya yang relevan dengan penelitian

ini antara lain:

Skripsi yang ditulis oleh Sarya dengan judul Pengembangan Kompetensi

Profesional Guru Pendidikan Guru Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama

Islamiyah Ciputat, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Hasil penelitian pada skripsi ini

menyimpulkan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar PAI, para guru SMP

Islamiyah Ciputat sudah memiliki kompetensi profesional yang baik, dan usaha-usaha

yang dilakukan pihak sekolah dalam hal peningkatan dan pengembangan kompetensi

profesional guru PAI di SMP Islamiyah Ciputat sudah cukup baik.76

Skripsi yang ditulis oleh Sri Wahyuni dari jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Dengan judul Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan Kontribusinya Terhadap

Pembentukan Akhlak Siswa di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe, hasil

penelitiannya adalah guru Pendidikan Agama Islam memiliki kompetensi kepribadian

yang baik serta mempunyai kontribusi positif terhadap pembentukan akhlak siswa.77

Tesis karya Fauziyah yang berjudul Pengembangan Kompetensi Guru

Sekolah Smart Ekselensia Indonesia Parung Bogor, Jurusan Pendidikan Agama Islam

76

Sarya, Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Guru Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama Islamiyah Ciputat, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,

2014). 77

Sri Wahyuni, Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan Kontribusinya Terhadap

Pembentukan Akhlak Siswa di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe, (Jakarta: Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah, 2014).

Page 55: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

43

Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor pendukung pengembangan kompetensi guru di sekolah

SEI. Adalah sarana dan prasarana yang cukup lengkap berupa pusat sumber belajar

yang di dalamnya terdapat perpustakaan dan berbagai fasilitas penunjang kreatifitas

guru, serta semangat guru-guru yang tinggi dalam mengikuti pengembangan

kompetensi.78

Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian ini menjelaskan mengenai

Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Ciampea Kab.

Bogor.

78

Fauziyah, Pengembangan Kompetensi Guru Sekolah Smart Ekselensia Indonesia Parung

Bogor, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2014).

Page 56: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti

dari problematika penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah Kompetensi Sosial

guru PAI. Sedangkan objek sasaran dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan

Agama Islam di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat.

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 yang beralamatkan di

Jalan Raya Cibadak KM. 15, Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 16620. Waktu penelitian pada bulan Desember 2015-

Januari 2016. Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah

yaitu obyek yang apa adanya, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis yakni suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa

bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan

antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya.1 Penelitian deskriptif

mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan bahwa :

1 Nana Syaudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 72

Page 57: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

44

1. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa

adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan

obyektifitas, dan dilakukan secara cermat.

2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan,

3. Tidak adanya uji hipotesis.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yakni

sumber primer dan skunder.

1. Sumber primer, yaitu sumber yang diperoleh secara langsung dari

informan melalui observasi dan wawancara. Penentuan informan dari

karakteristik tertentu, yaitu orang yang mengetahui informasi dan masalah

secara mendalam serta dapat dipercaya menjadi sumber data yang akurat

dan terlibat langsung dalam kegiatan ini. Oleh karenanya yang menjadi

informan adalah :

a. Kepala Sekolah

Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai arah kebijakan

sekolah dalam menerapkan sistem pendidikan kompetensi sosial guru

PAI.

b. Guru PAI

Guru PAI adalah salah satu sumber yang akan memberikan informasi

kepada peneliti menyangkut semua hal yang berkaitan dengan peran

guru dalam bersosial kepada peserta didik, pendidik dan masyarakat

sekitar.

c. Para Guru

Untuk medapatkan informasi dari para guru yang berlainan bidang

mengenai Kompetensi Sosial guru PAI.

d. Peserta didik

Page 58: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

45

Untuk mendapatkan respon dari peserta didik mengenai kinerja guru

PAI dalam melaksanakan Kompetensi Sosial.

2. Data skunder, yaitu berbagai catatan dan data Base, Profil Sekolah, buku-

buku, majalah, koran yang sifatnya mendukung data primer. Data yang

bisa diambil berupa kata-kata atau tindakan yang dilakukan untuk

mengetahui kebenaran data yang diperoleh peneliti dari pihak sekolah. Di

sisi lain juga diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada, yang berupa

dokumen-dokumen laporan-laporan dan arsip-arsip lain yang relevan

termasuk mengamati fakta-fakta di lapangan.

D. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan data kualitatif yang merupakan suatu

pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala

yang bersifat alami yang biasa disebut dengan field study atau naturalistic inquiry.2

Pendekatan naturalistik digunakan untuk mencari dan menemukan pengertian atau

pemahaman tentang fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., “secara holistik, dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.3

Pendekatan ini digunakan dengan menggambarkan secara umum tentang

kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor. Selanjutnya

pendekatan analisis dilakukan supaya penulis mengetahui lebih jauh tentang

bagaimana kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor. Data-data

yang diperoleh dihimpun dalam satu susunan serta diinterpretasikan sehingga

mendapat kesimpulan dari sasaran objek yang diteliti.

2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 89

3 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), h. 89

Page 59: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

46

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam

usaha pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan, penelitian ini

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikuit:

1. Observasi

Menurut mahmud “observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan

sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk

menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa)

secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan”.4

Observasi dilakukan secara langsung (direct observation) yaitu melalui pengamatan

langsung ke lokasi penelitian seraya mencermati hal-hal yang berhubungan dengan

objek penelitian, selain itu dilakukan dengan cara door to door ke dalam kelas untuk

mengetahui gambaran riil melalui pengamatan dengan memperhatikan situasi dan

kondisi.

Selain itu juga mencatat hasil pengamatan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran serta sarana pendukung bagi kelancaran pembelajaran agama Islam di

lingkungan SMA Negeri 1 Ciampea Bogor. Observasi dilakukan terhadap guru,

siswa, sarana prasarana, administrasi dan aktifitas belajar mengajar serta perilaku

siswa di luar kelas.

Menurut Abudin Nata observasi dilakukan dalam rangka memahami konteks

dalam keseluruhan situasi sosial, juga memberikan pengalaman langsung sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, dapat melihat hal-hal

yang kurang atau tidak diamati orang lain, menemukan hal-hal yang semula tidak

akan diungkapkan oleh responden dalam wawancara, menemukan hal-hal yang

berada di luar persepsi responden, mengumpulkan data yang kaya, kesan-kesan

pribadi serta merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.5

4 Mahmud, op. cit., h. 168

5 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatif

parenalis, sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen, teknologi, informasi, kebudayaan, politik,

hokum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 367

Page 60: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

47

Metode ini digunakan untuk mengamati perilaku guru Pendidikan Agama

Islam di dalam dan luar kelas, antara lain :

a. Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam komunikasi secara

lisan dan tulisan

b. Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi

c. Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/

wali peserta didik

d. Kemampuan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mendatangi berbagai pihak yang dianggap

mengetahui permasalahan yang hendak dibahas.6 Penggalian data melalui wawancara

ini dilakukan terhadap kepala sekolah, para guru SMA Negeri 1 Ciampea Bogor,

peserta didik serta pegawai sekolah. Berkaitan dengan masalah yang diteliti mengenai

Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor. Penelitian ini

menggunakan teknik wawancara semi struktur. Sebelum melakukan wawancara

peneliti menyusun dan menyiapkan pedoman wawancara. Jenis wawancara ini sudah

termasuk dalam kategori in-depth interview, atau wawancara mendalam dimana

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara berstruktur. Tujuan

dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat

apa yang dikemukakan oleh informan. Adapun instrumen wawancara yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Kisi-kisi instrumen wawancara untuk Guru Pendidikan Agama Islam

6 Husaini usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1996), h. 73

Page 61: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

48

Dimensi Indikator No. Item Jml. Item

a. Kompetensi

Sosial Guru

b. Upaya

Peningkatan

Kompetensi

Sosial Guru

- Berkomunikasi secara lisan

dan tulisan

- Menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi

- Bergaul secara efektif dengan

peserta didik, pendidik,

tenaga kependidikan, orang

tua/ wali peserta didik

- Begaul secara santun dengan

masyarakat

- Melaksanakan pendidikan

dan pelatihan

- Memenuhi sarana dan

prasarana

3,4,8. 6,7 4,5,9,10,11,12 13,14 1,11,16 1,2,5,15,16

3 2 6 2 3 5

3. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan

harian, cendera mata, laporan, artefak, foto dan sebagainya. Sifat utama data ini tak

terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.7

Metode dokumentasi dimaksudkan untuk mencari data mengenai hal-hal

yang berupa catatan, transkrip, buku, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif. Dokumen-dokumen yang dapat dikumpulkan melalui

metode ini adalah tentang data sejarah berdirinya sekolah, kondisi dan letak

7 Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011), h. 171

Page 62: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

49

geografis, kondisi guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana fisik maupun non

fisik serta struktur organisasi sekolah.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu proses yang dilakukan secara sistematis

untuk mencari, menemukan dan menyusun transkip wawancara, catatan-catatan

lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-

teknik pengumpulan data lainnya. Peneliti diharapkan dapat meningkatkan

pemahamannya tentang data yang terkumpul dan memungkinkannya menyajikan data

tersebut secara sistematis guna menginterpretasikan dan menarik simpulan.8 Dapat

dipahami bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Analisis data ini bertujuan untuk menyampaikan dan membatasi penemuan-

penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, tersusun dan lebih berarti.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, dan conclution

drawing/ verification.9

1. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, mencari pola dan temanya kemudian

membuang pola yang tidak perlu.

2. Paparan data (data display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal

8 Ibid.

9 Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, Cet. 8, 2009), h. 246

Page 63: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

50

ini Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono menyatakan “the most

frequent of display data for kualitative research data in the pas has been

narrative tex” yang paling sering digunakan dalam penyajian data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion drawing verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila data-data atau bukti pengumpulan data berikutnya. Dan

langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

yang dikutip oleh Sugiono adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.10

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berlandaskan

perspektif kependidikan Islam dan sosial. Analisis data yang peneliti gunakan adalah

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data itu.11

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan teknik.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan untuk mengetahui validitas dan

realibitasnya. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel

yang diuji validitas dan realibitasnya adalah datanya. Temuan atau data dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan

apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini

pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara triangulasi.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Dalam

penelitian ini hanya digunakan triangulasi sumber sebagai keabsahan data.

10

Ibid., h. 252 11

Lexy J. Maleong, op. cit., h. 178

Page 64: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

51

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang diperoleh melalui sumber.

Untuk menganalisa data dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai

berikut.

1. Menelaah seluruh data yang berhasil dikumpulkan yaitu data hasil

pengamatan (observasi, wawancara, dan dokumentasi).

2. Mengadakan reduksi data yakni merangkum, mengumpulkan dan memilih

data yang relevan, dapat diolah dan disimpulkan.

3. Display data yakni berusaha mengorganisasikan dan memaparkan secara

keseluruhan guna memperoleh gambaran yang lengkap dan utuh.

4. Menyimpulkan dan verifikasi yakni melakukan penyempurnaan dengan

mencari data baru yang diperlukan guna mengambil kesimpulan.

Page 65: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Ciampea 1

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

Berdasarkan dokumentasi yang penulis dapatkan bahwa: SMA

Negeri 1 Ciampea berdiri pada tahun 1996 dan beroperasi pada tahun 1997,

status akreditasi A pada tahun 2008, berlokasi di Desa/ Kelurahan Cibadak

KM. 15. Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Kode Pos

16620. Dengan luas tanah yang dimiliki 6099 m2 serta status tanah yang

tercatat adalah Hak Guna Pakai.

2. Visi dan Misi

a. Visi

”Terbentuknya Warga Sekolah yang Peduli Lingkungan dan

Berprestasi Berlandaskan Iman dan Taqwa”

Indikator Visi:

1) Berprestasi dalam perolehan nilai UN dan US.

2) Berprestasi dalam berbagai lomba mata pelajaran.

3) Berprestasi dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

4) Berprestasi dalam bidang kewirausahaan.

5) Berdisiplin tinggi sesuai dengan norma yang ada.

6) Menjadi sekolah adiwiyata

b. Misi

1) Mempertinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

2) Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru dan

peserta didik..

1 Buku Profil Sekolah SMA Negeri 1 Ciampea, 2015.

Page 66: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

53

3) Menumbuhkan semangan berprestasi warga sekolah dalam berkarya

sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

ramah lingkungan.

4) Mendorong peserta didik mengenali potensi dirinya untuk

meningkatkan motivasi berprestasi.

5) Mendorong peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

6) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran

agama yang dianut.

7) Mewujudkan sekolah yang nyaman dan dipercaya sebagai wujud

Wawasan Wiyatamandala dan Wawasan Lingkungan yang prima.

8) Mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab terhadap

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

3. Tujuan

Pada tahun 2014, SMA Negeri 1 Ciampea Kabupaten Bogor,

diharapakan:

a. Melaksanakan secara efektif Program Sekolah Kategori Mandiri

(SKM/SSN).

b. Memiliki Bahan ajar yang dikembangkan oleh Guru untuk setiap

mata pelajaran.

c. Memiliki Sarana komputer, Jaringan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dan laboratorium Multimedia untuk menunjang

KBM, administrasi sekolah dan komunikasi internal dan eksternal.

d. Memiliki Lingkungan dan suasana belajar yang kondusif.

e. Memiliki Rata-rata peningkatan nilai Ujian Nasional dan Ujian

Sekolah + 1,00.

f. Menjadi juara KIR, Olimpiade Sains, Komputer dan Sosial

Ekonomi tingkat Kabupaten.

Page 67: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

54

g. Lima puluh persen peserta didiknya mampu berkomunikasi dalam

bahasa Inggris.

h. Tim kesenian dan olah raga menjadi finalis di tingkat Kabupaten.

i. Sembilan puluh persen peserta didik mampu melaksanakan ibadah

dengan benar sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

j. Enam puluh persen peserta didik memiliki keterampilan dalam

bidang wirausaha.

4. Sasaran

Pada tahun 2014, SMA Negeri 1 Ciampea Kabupaten Bogor mampu

mencapai prestasi sebagai berikut:

a. Rata-rata nilai KKM meningkat + 0,25.

b. Rata-rata nilai Ujian Nasional meningkat + 0,25.

c. Rata-rata nilai Ujian Sekolah meningkat + 0,25.

d. Menjadi juara pada empat kegiatan ekstrakurikuler di tingkat

kabupaten.

e. Meningkatnya 1 dari 2 bidang kesenian yang dikembangkan.

f. Menjadi juara 1 pada 2 cabang seni di tingkat kabupaten.

g. Terdapat peningkatan 5% dari 70% guru menggunbakan variasi

model-model pembelajaran.

h. Terdapat peningkatan 5% dari 60% guru menggunakan alat peraga

dalam pembelajaran.

i. Menjadi juara sekolah sehat di tingkat provinsi.

j. Terdapat peningkatan 20% dari 70% siswa dalam menjalankan

ibadah.

Page 68: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

55

5. Data Guru dan Staf TU Tahun 2015

a. Data Guru :

No

Status

Kepega-

Waian

Tingkat Pendidika2

Jml. SLTA D 1 D 2 D 3 S 1 S 2 S 3

1. PNS - - - - 14 7 - 21

2. GBS - - - - - - - -

3. Honorer - - - - 16 - - 16

Jumlah - - - - 30 7 - 37

Data Kelayakan (Ketersesuaian) Guru dengan Mata Pelajaran yang diajarkan :

1) Guru yang mengajar sesuai latar belakang pendidikan : 32 (dua

puluh tujuh) orang.

2) Guru yang mengajar mata pelajar yang serumpun dengan latar

belakang pendidikan: 3 (tiga) orang

3) Guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikan : 4 (lima) orang

b. Data Staf Tata Usaha (TU) Tahun 2015 :

No. Status

TU

Tingkat Pendidikan Jml.

SD SLTP SLTA D 1 D 2 D 3 S 1

1. PNS - - - - - - - -

2. Honorer 3 2 6 - - 1 1 13

Jumlah 3 2 6 - - 1 1 13

Page 69: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

56

6. Sarana dan Prasarana

No

Nama Ruangan Kebutuhan

Ruangan Kondisi Ket.

Ada

(layak)

Ada(tida

k layak)

Kekura-

ngan

1 Ruang Kep. Sek 1 1 - - -

2 Ruang Guru 1 1 - - -

3 Ruang Tata Usaha 1 1 - - -

4 Ruang Kegiatan

Belajar 18 10 8 -

Rehab

Mendesak

5 Ruang

LaboratoriumBahasa 1 1 - - -

6 Ruang Laboratorium

Biologi 1 - 1 -

Rehab

Mendesak

7 Ruang Laboratorium

Fisika 1 - - 1 -

8 Ruang Laboratorium

Kimia 1 1 - - -

9 Ruang Keterampilan 1 - - 1 -

10 Ruang Ibadah 1 - 1 - -

11 Ruang BP 1 - 1 - -

12 Ruang OSIS 1 - 1 - -

13 Ruang UKS 1 1 - - -

14 Toilet siswa 18 6 10 3 Mendesak

15 Toilet Guru 4 3 - 1 Mendesak

16 Ruang Kantin 1 - 1 1 Mendesak

Jumlah 53 44 4 6 -

Page 70: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

57

7) Struktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah

Drs. Arif Setiawan, MM.

Ketua Komite Sekolah

Ir. Aji Asyhari

Kepala Urusan TU

----

Wakasek Urs

Kesiswaan

Trisnani ESP, M. Pd

Wakasek Urs.

Sarana/Prasarna

Dra. Rukmini

Wakasek Urs.

Humas

Sawitri Dewi, S. Pd.

Wakasek Urs.

Kurikulum

Drs. Maryana

Wali Guru Guru Petugas

Kelas MP MP Perpustakaan

Koordinator Guru

BP/BK

Dra. Endang Pusporini

Peserta Didik/Siswa

Page 71: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

58

B. Hasil Pengolahan Data

Pendidikan mengacu pada usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dan

guru pendidikan agama untuk membuat anak memiliki perilaku terpuji dan perilaku

tersebut bersifat tetap dalam diri anak. Ibarat membuat sebuah guci keramik yang

membutuhkan beberapa tahapan agar bisa menghasilkan keramik yang berkualitas

baik. Dimana pengrajin harus memilih kualitas tanah liat yang baik, dicampur air,

kemudian dibentuk dengan kelembutan tangan si pengrajin, kemudian dijemur dan

dibakar lalu diukir seindah mungkin. Begitu pun dengan membentuk perilaku yang

baik pada anak bukanlah hal yang dapat dengan mudah dilakukan. Butuh proses yang

panjang dan tahapan-tahapan yang harus dilalui yang berlangsung secara terus-

menerus dan juga peran dari semua orang yang terkait seperti orang tua, guru, teman,

dan lingkungan sekitar.

Pendidikan adalah suatu proses menanamkan, membentuk, dan

mengembangkan nilai-nilai positif dalam diri mereka. Pendidikan juga suatu proses

yang mengajarkan dan membentuk anak menjadi anak yang berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku serta kemampuan intelektual yang matang.

Nilai-nilai tersebut pertama kali dibentuk dan berkembang di keluarga

kemudian melalui jalur pendidikan yang dinamakan sekolah. Selain untuk menambah

pengetahuan anak juga bertanggung jawab terhadap perkembangan moral dan

perilaku anak. Perkembangan moral dan perilaku pada anak dilakukan dengan

menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak. Sehingga anak berperilaku baik bukan

karena paksaan tapi karena kebiasaan dan ciri khas pada anak.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan yang penting,

peranan guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi,

internet, komputer maupun teknologi yang paling moderen. Banyak unsur-unsur

manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan keteladanan,

yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran yang tidak dapat dicapai kecuali

melalui pendidik.

Page 72: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

59

Maka untuk itu diperlukan guru-guru yang profesional yang mampu

menanamkan nilai-nilai luhur dan kemampuan intelektual yang baik pada anak. Hal

ini menjadi kebutuhan yang sangat penting disamping untuk menambah ilmu

pengetahuan peserta didik. Untuk mendapatkan guru yang profesional maka

diperlukan uji keprofesionalannya tersebut. Dengan adanya sertifikasi benar-benar

guru yang sudah memenuhi kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru.

Kompetensi itu dipandang perlu sebagai bagian atau komponen yang tidak

terpisahkan dari eksistensi guru dalam melaksanakan profesinya sebab pekerjaan guru

tidak gampang dan tidak sembarangan dilaksanakan melainkan harus memenuhi

beberapa persyaratan sebagai pendukung dan penunjang pelaksanaan profesi. Jika

guru tidak mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan sangat mustahil akan

terwujud pelaksanaan kegiatan proses pendidikan di sekolah akan menjadi lebih baik

dan terarah. Kompetensi tersebut merupakan modal dasar bagi guru dalam membina

dan mendidik peserta didik sehingga tercapai mutu pendidikan yang akan

menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

paripurna.

Seorang guru itu layaknya manusia lainnya adalah seorang makhluk sosial,

yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru diharapkan

memberi contoh baik terhadap lingkungannya, dengan menjalankan hak dan

kewajiban sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya. Guru harus berjiwa sosial

tinggi, mudah bergaul, dan suka menolong, bukan sebalinya, yaitu individu yang

tertutup dan tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya.2

Karena tidak ada manusia yang bisa hidup dalalm kesendirian. Manusia

adalah makhluk yang saling ketergantungan dengan manusia lain. Maka dari itulah

ranah sosoial pun hadir dalam kehidupan manusia. Dan disinilah karakter (watak)

manusia bisa dilihat. Baik atau buruk karakter kepribadian seseorang terlihat dari

kehidupan sosial manusia itu sendiri. Mereka yang memiliki kehidupan sosial yang

2 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. III,

2015), h. 52.

Page 73: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

60

tinggi ialah mereka yang pasti juga mempunyai kepribadian yang baik seperti pandai

bergaul, berkomunikasi dengan baik serta berperilaku santun dalam diri mereka.

Sebaliknya mereka yang mempunyai kepribadian yang buruk seperti tertutup dengan

masyarakat sekitar, acuh terhadap tetangga dan jarang berkomunikasi dengan

tetangga maka akan berdampak tidak baik pada kehidupan sosial mereka.

1. Berkomunikasi Secara Lisan dan Tulisan

Guru dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan

komunikasi baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, guru dengan

siswa, dan guru dengan personalia lainnya di sekolah. Hubungan dan komunikasi

yang baik membawa konsekwensi terjalinnya interaksi seluruh komponen yang ada

dalam sistem sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru akan berhasil jika

ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan siswa sebagai komponen yang

diajar. Kinerja guru akan meningkat seiring adanya kondisi hubungan dan

komunikasi yang sehat di antara komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan

komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan

tugas dengan baik.

Komunikasi digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal

maupun non verbal antara pengirim informasi dengan penerima informasi untuk

mengubah tingkah laku. Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan

guru terutama dalam proses pembelajaran dan pada situasi interaksi lain di sekolah

memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk dapat memperlancar

pelaksanaan tugas, segala persoalan yang dihadapi guru baik dalam pelaksanaan tugas

utama maupun tugas tambahan dapat diselesaikan melalui penyelesaian secara

bersama dengan rekan guru yang lain, tanpa hubungan dan komunikasi yang baik di

dalam lingkungan sekolah apapun bentuk pekerjaan yang kita lakukan tetap akan

mengalami hambatan dan kurang lancar.

Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan kinerja otak sebagai

tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-kata yang

Page 74: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

61

tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru

menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang

berkesan dan bermakna.

Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses

komunikasi. Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai salah satu daya atau

kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang baik

serta kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat dalam menghadapi

masa yang akan datang. Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka

materi yang harus disampaikan kepada peserta didik akhirnya tidak jelas

tersampaikan yang mengakibatkan peserta didik kebingungan dan tidak mengerti

dengan penjelasan guru.

Dari hasil penelitian melalui wawancara terhadap beberapa peserta didik

menunjukkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea baik dalam berkomunikasi.

Hal ini dikatakan oleh 2 dari 3 peserta didik. Vivin Sofianti siswa kelas XI – MIA 3

menjelaskan “Bahasa yang digunakan oleh guru PAI ketika mengajar di kelas sangat

mudah difahami”.3 Kemudian Refina Cahyani siswa kelas XII – MIA 3 juga

mengatakan “ Saat mengajar guru PAI menggunakan bahasa yang mudah difahami

ini terbukti ketika beliau mengajar jarang anak-anak yang bergurau ataupun ngobrol

sendiri-sendiri dibandingkan ketika mata pelajaran lain”.4 Namun beda dengan

Mediana siswa kelas XI – MIA 3 yang mengatakan bahwa “Tidak semua yang

dijelaskan oleh guru PAI menggunakan bahasa yang mudah difahami, mungkin

karena saya baru menjumpai materi tersebut sehingga butuh pemahaman yang sangat

jelas”.5 Selain dari siswa guru PAI (Bapak Zaenal Musthafa) sendiri ketika

diwawancarai keduanya mengatakan bahwa peserta didik sangat antusias ketika

3 Wawancara dengan Vivin Sofianti di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18

Desember 2015. 4 Wawancara dengan Revina Cahyani di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18

Desember 2015. 5 Wawancara dengan Mediana di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18

Desember 2015.

Page 75: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

62

menerima pelajaran PAI ini disebabkan karena mereka berasal dari daerah serta

mempunyai latar belakang agama yang sangat kental.6

Bagi guru, kemampuan berkomunikasi merupakan syarat wajib yang harus

dimiliki. Dengan berkomunikasi, maka akan terjadi pertukaran informasi timbal balik

dengan orang tua untuk kepentingan anaknya. Guru harus menerima dengan lapang

dada setiap kritikan orang tua siswa yang bersifat membangun dan mampu memberi

teladan bagi masyarakat dan para siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi secara baik dan benar.

Seorang guru harus memiliki keluwesan dalam bergaul, karena jika seorang

guru tidak memiliki keluwesan bergaul maka pergaulannya akan menjadi kaku dan

akan mnyebabkan orang yang bersangkutan kurang diterima oleh masyarakat. Jika di

dalam lingkungan sekolah seorang guru diamati dan dinilai oleh peserta didik, maka

di lingkungan masyarakat seorang guru akan diamati dan dinilai oleh anggota

masyarakat itu sendiri.

Tidak hanya di dalam kelas ketika mengajar, di luar kelas pun guru PAI

menggunakan bahasa yang baik, hal ini disampaikan oleh Drs. Maryana. Seorang

guru yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah bagian kurikulum, beliau

mengatakan “ setiap guru dituntut untuk mempunyai kompetensi sosisal yang baik.

Di SMA Negeri 1 Ciampea, semua guru saya nilai sudah memenuhi kompetensi

sosial yang baik, terlebih guru PAI yang erat kaitannya dengan kompetensi sosial,

Alhamdulillah sampai saat ini telah memenuhi syarat kompetensi sosial”.7 Begitu

juga yang disampaikan oleh Ibu Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si, menurutnya “Guru

PAI sudah baik dalam mensosialkan ilmu agama terhadap teman-teman guru, kepala

sekolah terutama kepada anak didik bahkan kepada karyawan pun juga demikian”.8

kemudian ditegaskan kembali oleh Ibu Ina Diana yang bertugas sebagai koordinator

6 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea

pada Selasa 22 Desember 2015. 7 Wawancara dengan Drs. Maryana (wakasek. Urs. kurikulum) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Sabtu 19 Desember 2015. 8 Wawancara dengan Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea

pada Sabtu 19 Desember 2015.

Page 76: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

63

Tata Usaha, dalam wawancaranya beliau menyampaikan “ saya sangat nyaman ketika

ngobrol dengan guru PAI, bahkan saya sendiri sering bertanya masalah agama

mengenai hukum yang sekiranya saya belum tahu, dan beliaupun menjawab/

menerangkan dengan sangat gamblang”.9

Dari keterangan yang diperoleh dari beberapa informan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea sudah baik dalam

berkomunikasi secara lisan. Namun tidak dalam komunikasi secara tulisan, hal ini

terbukti dari beberapa informan yang peneliti wawancarai hanya kepala sekolah

Bapak Drs. Arif Setiawan, MM. saja yang mengatakan bahwa “Guru PAI (Bapak Nur

Salim) sudah pernah membuat karya ilmiyah, namun sampai saat ini belum di

publikasikan”.10

Selain dari kepala sekolah semua informan mengatakan guru PAI

belum pernah membuat karya ilmiyah atau sejenisnya bahkan Bapak Drs. Zaenal

Musthafa sendiri selaku guru PAI beliau mengatakan “sampai saat ini saya belum

pernah membuat karya ilmiyah atau semisalnya”.11

2. Menggunakan Tekonologi Komunikasi

Guru merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam proses belajar

mengajar di kelas, sehingga dibutuhkan sosok guru yang inspiratif, kreatif, inovatif

dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses

pembelajaran bukan guru yang gagap terhadap teknologi (gaptek).

Perkembangan iptek yang cepat dan mendasar mendorong guru harus bisa

menyesuaikan diri dengan responsive, arif, dan bijaksana. Responsif artinya guru

harus bisa menguasai dengan baik produk iptek, terutama yang berkaitan dengan

dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan menggunakan multimedia.

9 Wawancara dengan Ina Diana di ruang TU. SMA Negeri 1 Ciampea pada Senin 21

Desember 2015. 10

Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruang kepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada

Rabu 23 Desember 2015. 11

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015.

Page 77: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

64

Dalam menyampaikan materi kebanyakan guru hanya mengandalkan ilmu

yang didapatkannya tanpa mengelaborasikan informasi dari sumber-sumber yang

lain seperti buku yang relevan, internet, koran, majalah, TV dan lain-lain. Dengan

kemampuan elaborasi tersebut guru mampu membuat materi pelajaran yang sulit

menjadi mudah dipahami oleh siswanya, sehingga terciptalah suasana belajar yang

nyaman, senang bagi siswa, dan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru

mudah dipahami oleh siswanya dengan bantuan teknologi informasi.

Guru dalam menyampaikan materi tidak lagi banyak ceramah atau mencatat

materi pelajaran di papan tulis, tetapi dengan metode/media yang menarik dan

memanfaatkan teknologi informasi. Guru bisa memanfaatkan jejaring internet untuk

browsing informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan dalam

menyampaikan materi presentasi dengan microsoft powerpoint yang menarik,

sehingga siswa merasa tidak bosan dan merasa senang serta menimbulkan rasa

keingintahuan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya.

Guru yang profesional adalah guru yang mampu menguasai materi dan

mampu memanfaatkan sumber yang ada termasuk dalam hal ini guru memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Guru yang memiliki

wawasan luas dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan materi pembelajaran lebih yakin di dalam merumuskan tujuan

belajar mengajar di kelas. Selanjutnya guru yang menguasai materi dengan baik

senantiasa mencoba metode dan media pembelajaran untuk diterapkan sesuai dengan

materi dan perkembangan situasi di kelas. Guru yang menguasai materi pembelajaran

dengan baik akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi

pembelajaran.12

Menurut hasil observasi, peneliti melihat guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea

Bogor dalam menyampaikan materi pelajaran tidak monoton dengan menggunakan

metode ceramah, namun sudah menggunakan berbagai metode diantaranya adalah

12

Riyan Hidayat, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru Sosiologi

dalam Menyampaikan Materi Pembelajaran di Kelas, diakses 17 Juni 2015, (www.compasiana.com)

Page 78: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

65

power point, pada mata pelajaran fikih di kelas XI-MIA peneliti mengamati, guru

PAI sudah baik dalam menggunakan metode power point dan terbukti peserta didik

sangat antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut, kemudian di akhir pelajaran

ketika guru PAI melakukan evaluasi 70% peserta didik bisa menjawab soal yang

diberikan oleh guru.13

Selain observasi ketika peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa

informan rata-rata mereka menjawab guru PAI sudah baik dalam menggunakan

metode power poin, diantaranya adalah Bapak Ibnu Tri Cahyono, S.Pd, beliau

mengatakan “Guru PAI dalam menyampaiakan materi sudah baik dengan

memanfaatkan berbagai media dan model pembelajaran sehingga peserta didik sangat

antusias dalam kegiatan belajar mengajar, tidak hanya menggunakan metode ceramah

namun juga sering menggunakan beberapa metode lain seperti diskusi, tanya jawab,

power pont, permainan dll.14

Terlepas dari itu semua SMA Negeri 1 Ciampea sudah didukung dengan

adanya proyektor di setiap kelas, hal ini dinyatakan oleh kepala sekolah ketika

peneliti menanyakan apakah sudah tersedia pryoktor di kelas, beliau menjawab

“Alhamdulillah, di SMA Negeri 1 Ciampea sebagian besar tiap kelas sudah

menggunakan proyektor, kurang lebih sekitar 75%”.15

Tidak hanya kepala sekolah

guru PAI juga mengatakan demikian “Rata-rata kami menggunakan proyektor pada

saat kegiatan belajar mengajar mungkin sekitar 80%, apalagi di sekolah ini sudah

menggunakan kurikulum 2013 sehingga kalau tidak menggunakan proyektor

penyampaian materi kepada peserta didik agak sedikit terhambat”.16

Dari segi penggunaan TIK memerlukan perencanaan yang baik dan efisien

agar pembelajaran dapat lebih maksimal kepada setiap siswa. TIK yang digunakan

13

Hasil observasi terhadap guru PAI di ruang kelas pada Selasa 12 Januari 2016 14

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 15

Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruang kepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada

Rabu 23 Desember 2015. 16

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015.

Page 79: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

66

dalam pengajaran dapat membuat metode pembelajaran yang lebih efektif, menarik

dan menyenangkan bagi siswa, selain itu integrasi pengajaran turut membawa

dimensi baru dalam budaya mengajar dan budaya belajar di sekolah. Oleh karena itu

seorang guru seharusnya melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan serta terus menerus memperbaharuinya untuk

memenuhi kebutuhan siswa dan lingkungannya saat ini, karena dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak menutup kemungkinan akan

membuat siswa kita lebih mengenal dan telah menggunakan produk teknologi di luar

jam sekolah, misalnya sekarang ini telah banyak siswa SD, SMP dan SMA yang telah

bergabung di media sosial seperti facebook, twitter dan BBM dan sebaginya maka

dibutuhkan pengawasan oleh guru.

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju merupakan

tantangan bagi guru, khususnya guru agama islam, sama halnya dengan mata

pelajaran lainnya pendidikan agama islam juga dapat mengintegrasikan TIK dalam

subyek pembelajaran misal penggunaan TIK secara audio, visual dan audio visual.

a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan bahan cetak (printed) seperti

antara lain : handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

waltchart, foto/gambar.

b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio dan compack disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk dan film

d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti Bahan

ajar berbasis web.

Beberapa bentuk pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI adalah :

a. Penggunaan program power point dalam proses pembelajaran PAI di kelas,

melalui program tersebut guru tinggal menulis poin-poin penting materi yang

akan disampaikan. Dalam Microsoft Power Point juga dapat menyisipkan

suara-suara dan animasi serta video pada presentase dalam pembelajaran.

b. Menggunakan e – mail untuk mengumpulkan tugas dari peserta didik.

Page 80: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

67

c. Menggunakan web blog untuk pembelajaran di dalam atau di luar kelas,

hubungan dengan pembelajaran guru dapat mengunggah (up load) semua

materi pembelajaran PAI ke Website melalui media ini peserta didik dapat

belajar tanpa dibatasi dengan ruang kelas.

Apabila guru PAI menggunakan ketiga bentuk pemanfaatan TIK diatas, maka

proses pembelajaran secara tidak langsung akan menjadi hidup dalam artian guru dan

siswa akan berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena materi pembelajaran

akan bersifat menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam bukan sekedar upaya dalam membantu guru dalam mengajar, tetapi

lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam

mempelajari dan memahami pengajaran agama, namun sekarang ini tidak sedikit guru

PAI dalam pembelajaran dikelas masih monoton dan menggunakan metode

tradisional yaitu ceramah mengajar di depan kelas. Peserta didik mau tidak mau harus

mendengarkannya, sehingga berakibat peserta didik menjadi bosan.17

Di SMA Negeri 1 Ciampea guru PAI juga menggunakan teknologi internet,

disamping sekolah sudah menyediakan fasilitas hotspot guru juga sering memberikan

tugas kepada peserta didik yang hasilnya dikirim melalui e-mail, baik itu tugas

membuat makalah, artikel, dll.18

Dalam hal lain juga demikian, seperti dalam kegiatan

kepramukaan, OSIS, ROKHIS, dikatakan oleh beberapa peserta didik yang aktif

dalam kegiatan tersebut, setiap informasi yang berkaitan dengan kegiatan biasanya

dishare ke dalam grup WhatsApp atapun BBM, karena mayoritas peserta didik sudah

menggunakan Handphone yang sudah memiliki aplikasi tersebut, kemudian

dokumentasi yang berupa foto biasanya di up load ke dalam Facebook.19

17

Bahruddin, Kompetensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Guru Pendidikan Agama

Islam, diakses 29 Juni 2015, (www.disdikbud.sultengprov.go.id) 18

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 19

Wawancara dengan Vivin Sofianti dkk. di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at

18 Desember 2015.

Page 81: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

68

Dalam menggunakan alat komunikasi ini, guru memberikan teladan yang

baik. Artinya, komunikasi yang dibangun berisi hal-hal yang positif, menasehati,

motivasi, arahan, dan sejenisnya, bukan hal-hal yang bermuatan negatif, seperti

marah, mencela, menjelekkan, membuka aib orang lain, memfitnah, dan hal-hal yang

dilarang agama dan membuat ketidakharmonisan sosial.

3. Bergaul Secara Efektif

Di sekolah hubungan dapat terjadi antara kepala sekolah dengan guru, antara

guru dengan guru serta guru dengan siswa. Hubungan guru dengan siswa lebih sering

dilakukan dibandingkan dengan hubungan guru dengan guru atau hubungan guru

dengan kepala sekolah. Setiap hari guru harus berhadapan dengan siswa yang

jumlahnya cukup banyak yang terkadang sangat merepotkan tetapi bagi guru interaksi

dengan siswa merupakan hal sangat menarik dan mengasyikkan apalagi dapat

membantu siswa dalam menemukan cara mengatasi kesulitan belajar siswa.

Seorang guru harus memiliki keluwesan dalam bergaul, karena jika seorang

guru tidak memiliki keluwesan bergaul maka pergaulannya akan menjadi kaku dan

akan menyebabkan orang yang bersangkutan kurang diterima oleh masyarakat. Jika

di dalam lingkungan sekolah seorang guru diamati dan dinilai oleh peserta didik,

maka di lingkungan masyarakat seorang guru diamati dan dinilai oleh anggota

masyarakat itu sendiri.

Bergaul secara efektif mencakup mengembangkan hubungan secara efektif

dengan siswa yang memiliki ciri mengembangkan hubungan dengan prinsip saling

menghormati, mengembangkan hubungan berasakan asah, asih, dan asuh. Sedangkan

ciri bekerja sama dengan prinsip keterbukaan, saling memberi dan menerima. Jadi

jelas bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru memang harus

memperhatikan pergaulan yang efektif dengan siswa. Hal tersebut dapat memotivasi

siswa untuk lebih giat belajar.

Guru di harapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh teman sejawat dan

orang tua peserta didik, dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang

Page 82: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

69

dihadapi guru lain atau orang tua berkenaan dengan anaknya, baik di bidang

akademis ataupun sosial. Sebagai ilustrasi kehidupan di sekolah merupakan gambaran

kehidupan di masyarakat yang penuh dinamika. Oleh karena itu, guru dan peserta

didik yang ada di dalamnya memiliki sifat yang berbeda, ada yang pendiam, pemalu,

pemarah, penakut, agresif dan sebagainya. Untuk itu terutama guru harus mampu

menjalin hubungan yang harmonis di antara mereka sendiri dan tidak segan untuk

saling berbagai pengalaman sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dalam

membina pendidikan di sekolah. Sebagai contoh seorang guru yang sedang

mengalami musibah akan merasa ringan dan terbantu karena rekan guru yang lain

memperhatikan dan membantunya dalam mengatasi persoalan yang dihadapi.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Drs. Zaenal Musthafa (Guru PAI)

ketika wawancara yang berkaitan dengan hal ini beliau mengatakan ” ketika anak

didik mempunyai masalah baik pribadi atau sesama teman biasanya tidak sungkan

minta bantuan untuk pemecahan masalahnya baik lewat media online ataupun

langsung bertemu dengan saya”.20

Begitu juga yang disampaikan oleh Bapak Drs.

Nur Salim mengenai keefektifan menjalin hubungan baik kepada peserta didik, teman

sejawat karyawan ataupun orang tua/ wali peserta didik, beliau menuturkan “salah

satu kegiatan yang menunjang adanya hubungan yang efektif adalah kunjungan ke

rumah (home visit) kepada siswa yang memiliki masalah, observasi siswa, perkenalan

diri dengan sesama. Sedangkan untuk sesama guru/teman sejawat adalah mengadakan

arisan keluarga, family gathering, diskusi permasalahan siswa, dan permasalahan

dalam kegiatan pembelajaran”.21

Mengingat peserta didik dan orang tuanya berasal dari latar belakang

pendidikan dan sosial ekonomi keluarga yang berbeda, guru dituntut untuk mampu

menghadapinya secara individual dan ramah. Ia diharapkan dapat menghayati

perasaan peserta didik dan orang tua yang dihadapinya sehingga dapat berhubungan

20

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 21

Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada

Selasa 22 Desember 2015.

Page 83: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

70

dengan mereka secara luwes. Mereka selalu siap memberikan bantuan kepada guru

secara individual dengan kondisi sosial psikologis guru dan sesuai dengan latar

belakang sosial ekonomi dan pendidikannya.

Menurut hasil wawancara terhadap Bapak Ibnu Tri Cahyono, S.Pd, beliau

menjelaskan “ketika ada permasalahan yang terjadi antara sesama guru, karyawan

ataupun terhadap peserta didik, guru PAI selalu aktif dalam menyelesaikan masalah

tersebut”.22

Selain itu Bapak Drs. Maryana dalam wawancara mengatakan “semua

guru selalu dilibatkan dalam penyelesaian masalah yang terjadi di sekolah ini,

terlebih guru PAI yang ilmu agamanya lebih mumpuni dan tidak jarang beliau selalu

menawarkan ide-ide/ solusi dalam pemecahan masalah tersebut”. 23

Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya

keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain itu

seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana

guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat

berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan

mempengaruhi karakter dari siswa yang diajarkan oleh guru tersebut, sehingga

mereka akan lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru sampaikan. Guru

juga harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok

sehingga terbentuk ikatan emosional dengan teman-temannya.

Dalam wawancara terhadap peserta didik (Mediana siswi kelas XI-MIA 3)

mengatakan guru PAI selain melakukan diskusi di akhir pelajaran, di awalpun sudah

memulai diskusi, dan itu sangat menyenangkan.24

Jadi ini salah satu dari bentuk

adanya hubungan yang efektif antara guru PAI dengan peserta didik.

22

Wawancara dengan Ibnu Tri Cahyono, S.Pd. di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada

Sabtu 19 Desember 2015. 23

Wawancara dengan Drs. Maryana (wakasek. Urs. kurikulum) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Sabtu 19 Desember 2015. 24

Wawancara dengan Mediana di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18

Desember 2015.

Page 84: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

71

Selain dari hasil wawancara, ada juga hasil observasi yang peneliti temukan di

lapangan, ketika itu peneliti sedang ngobrol santai dengan satpam (bapak Irianto) di

ruangan kerjanya, tiba-tiba ada seorang perempuan datang menyerahkan kantong

plastik kepada pak Irianto sambil mengatakan “mohon maaf bapak ini ada titipan dari

Hilmida untuk bapak dan beberapa guru yang lain, sebelumnya saya ucapkan terima

kasih”, kurang lebih seperti itu kalimat yang peneliti pahami, karena peneliti kurang

menegerti bahasa sunda yang dikatakan perempuan tersebut. Setelah dibuka ternyata

isinya undangan pernikahan, ada sekitar 10 buah undangan untuk beberapa guru dan

karyawan termasuk di dalamnya adalah guru PAI (bapak Nur Salim). Dan yang lebih

mengejutkan lagi menurut bapak Irianto mempelai wanita tersebut adalah lulusan

SMA Negeri 1 Ciampea sekitar 6 tahun yang lalu.25

Ini bukti bahwa peserta didik

walaupun sudah lulus dengan waktu yang relatif lama masih menganggap bahwa

SMA Negeri 1 Ciampea adalah keluarga besarnya.

Terbinanya hubungan dan komunikasi di dalam lingkungan sekolah

memungkinkan guru dapat mengembangkan kreativitasnya sebab ada jalan untuk

terjadinya interaksi dan ada respon balik dari komponen lain di sekolah atas

kreativitas dan inovasi tersebut, hal ini menjadi motor penggerak bagi guru untuk

terus meningkatkan daya inovasi dan kreativitasnya yang bukan saja inovasi dalam

tugas utamanya tetapi bisa saja muncul inovasi dalam tugas yang lain yang

diamanatkan sekolah. Ini berarti bahwa pembinaan hubungan dan komunikasi yang

baik di antara komponen dalam sekolah menjadi suatu keharusan dalam menunjang

peningkatan kinerja.

Salah satu penunjang untuk mempererat hubungan antara guru dan peserta

didik adalah melalui organisasi sekolah seperti OSIS, Pramuka, ROHIS dll. Disinilah

peran guru PAI untuk memberikan contoh mengaplikasikan ilmu yang telah didapat,

seperti yang dikatakan bapak Zaenal Musthafa sebagai pembina ROHIS, salah satu

programnya adalah pada setiap hari jum’at seluruh siswa di wajibkan untuk

25

Hasil observasi di pos satpam pada Selasa 12 Januari 2016.

Page 85: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

72

mengikuti sholat Dhuha secara berjamaah dan mendengarkan ceramah.26

Begitu pula

dengan bapak Nur Salim yang menjabat sebagai pembina Pramuka, mungkin tidak

asing lagi dalam fikiran kita bagaimana pendidikan yang diajarkan di pramuka seperti

kedisiplinan, tolong-menolong, tanggung jawab dll.27

4. Bergaul santun dengan masyarakat sekitar

Guru menyebarkan dan turut merumuskan program-program pendidikan

kepada masyarakat sekitarnya sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai pusat

pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempat itu. Guru berperan agar dirinya

dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaruan bagi kehidupan dan

kemajuan daerahnya. Untuk lebih memahami dunia sekitarnya, guru turut bersama-

sama masyarakat sekitarnya dalam berbagai aktivitas dan mengusahakan terciptanya

kerja sama yang sebaik-baiknya antara sekolah, orang tua dan masyarakat bagi

kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antar pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat.

Guru disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing di sekolah,

mereka juga diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan

masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan

adat istiadat, mengerti aspirasinya, mampu membawa diri di tengah-tengah

masyarakat, bisa berkomunikasi dengan mereka dan mewujudkan cita-cita mereka.

Untuk mencapai hal itu diperlukan kompetensi dan perilaku dari guru yang cocok

dengan struktur sosial masyarakat setempat, sebab ketika kompetensi dan perilaku

guru tidak cocok dengan struktur sosial dalam masyarakat maka akan terjadi

benturan.

Sesibuk apapun guru ketika ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan

maka harus meluangkan waktunya untuk membantu masyarakat, hal ini membantu

26

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 27

Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada

Selasa 22 Desember 2015.

Page 86: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

73

guru dalam menyampaikan visi misinya yaitu digugu lan ditiru, karena bagaimanapun

juga ketika masyarakat sudah percaya terhadap guru maka akan mudah guru

menyampaikan ilmunya atau dalam artian nasihat yang disampaikan oleh guru akan

mudah diterima oleh masyarakat, Alhamdulillah, dari kedua guru PAI SMA Negeri 1

Ciampea beliau semua sudah mempunyai posisi di masayrakat.

Bapak Zaenal Musthafa menuturkan beliau dipercaya oleh masyarakat sebagai

ketua DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) di tempat tinggalnya, banyak kegiatan

yang beliau lakukan diantaranya adalah mengisi kajian fiqih setelah maghrib pada

malam minggu untuk umum.28

Begitu juga dengan Bapak Nur Salim, beliau juga

mempunyai peran penting di masyarakat yaitu sebagai ketua RT di kampung Pulekan,

Tegal Waru, Ciampea. Beliau menjelaskan akhir-akhir ini di tempat tinggalnya

banyak musibah yang menimpa masyarakat seperti kehilangan sepeda motor yang

sekarang lagi marak terjadi, ataupun masyarakat yang minta bantuan untuk mengurus

surat nikah, dan lain sebagainya.29

Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki

kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga,

keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan,

maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

Untuk memiliki kemampuan pergaulan, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki

seorang guru diantaranya adalah; pengetahuan tentang hubungan antar manusia,

memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam

kelompok, menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok, dsb.

Dari hasil wawancara terhadap guru PAI, mereka berbaur dengan masyarakat

menggunakan pendekatan dengan olahraga, seperti bapak Nur Salim, beliau sering

28

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 29

Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada

Selasa 22 Desember 2015.

Page 87: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

74

bermain bad minton dengan para pemuda di tempat tinggalnya.30

Sama halnya

dengan bapak Zaenal Musthafa, beliau pun juga aktif bermain sepak bola (futsal).31

Namun intinya adalah mereka melakukan pendekatan tersebut hanya untuk kedekatan

emosional supaya apa yang mereka sampaikan bisa diterima di masyarakat.

Peranan guru dalam masyarakat berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi.

Di sekolah guru menjadi pengajar, pembimbing serta teladan bagi murid-muridnya.

Kemudian di masyarakat guru merupakan figur teladan bagi masyarakat di sekitarnya

yang memberikan kontribusi positif dalam norma-norma sosial di masyarakat.

Di dalam masyarakat yang sangat menghargai guru, peranan guru sangat sulit

kalau tidak diimbangi dengan kecakapan dan kompetensi dalam bidangnya. Ia akan

tersisih dengan sendirinya karena persaingan dengan guru-guru yang lebih mumpuni.

Apalagi bila ada guru yang tidak mampu memberikan keteladanan untuk peserta

didiknya, pasti ia akan tersisih karena banyak masyarakat yang menjadikanyan

sebagai bahan pembicaraaan yang tidak baik.

Kedudukan guru sebagai seorang teladan dan fungsi tanggung jawab moral di

masyarakat menjadi tugas yang begitu berat. Mengapa? Karena baik secara langsung

dan tidak langsung guru bertanggung jawab atas generasi bangsa yang dihasilkannya.

Prilaku anak bangsa menjadi salah satu tolak ukur bukti pendidikannya. Namun,

bukan berarti ini menjadi tanggung jawab para guru sepenuhnya. Keterlibatan

keluarga dan masyarakat di sekitarnya pun memiliki andil prilaku tersebut. Apakah

norma dan nilai sosial yang ditanamkan selama pendidikan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari?

Pelaksanaan tanggung jawab tentulah diiringi dengan penghargaan yang

berlaku. Penghargaan atas peranan guru dapat dibedakan menjadi dua macam. Yang

pertama yaitu penghargaan sosial. Yakni, penghargaaan atas jasa guru dalam bersikap

sosial kepada anggota masyarakat serta penempatan posisi guru dalam stratifikasi

30

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 31

Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada

Selasa 22 Desember 2015.

Page 88: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

75

sosial masyarakat yang bersangkutan. Hal ini akan mudah kita temui di masyarakat

pedesaan dimana rasa hormat dan santun pada guru sangat ditekankan. Kedua adalah

pengharagaan ekonomik, yaitu penghargaan atas peran guru dalam bidang gaji yang

diterimanya.

Guru adalah bagian dari perangkat komunitas masyarakat yang tidak bisa

dipisahkan segala aktifitas kehidupannya sekalipun tugas pokoknya di lingkungan

sekolah, sebab ia pergi dan pasti kembali ke tengah masyarakat. Semestinya sebagai

guru harus menyadari bahwa ia tidak sekedar menyampaikan teori ilmu pada anak

didiknya namun harus mampu mengaplikasikan nilai ilmu itu sendiri. Dengan

demikian seorang guru akan menjadi panutan yang baik bagi anak didiknya di

sekolah maupun di lingkungan masyarakat dimana ia tinggal.

Dan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, maka jasanya akan selalu dikenang

walaupun masa tugasnya telah habis bahkan sungguh berbahagia bila ia telah tiada

ilmu yang diajarkannya akan menjadi amal jariyah yang tiada putus-putusnya.

Dalam hal ini bisa dikatakan seluruh informan mengatakan bahwa guru PAI di

SMA Negeri 1 Ciampea sudah bisa dikatakan sebagai guru teladan, seperti yang

dikatakan oleh Bapak Irianto yang bertugas sebagai satpam beliau menuturkan bahwa

guru PAI sudah patut dikatakan sebagai guru teladan baik untuk sesama guru peserta

didik dan bahkan masyarakat sekitar karena prilakunya bagus tidak pernah terlibat

kasus dan yang paling saya kagumi adalah guru PAI tidak pernah berkata kasar, itu

yang saya ketahui selama 19 tahun bekerja di sini.32

Bahkan sebagaimana yang telah

di sampaikan Ibu Ina Diana dalam wawancaranya mengatakan “guru PAI harus

menjadi teladan yang baik karena mereka yang lebih mengetahui masalah agama

yang berkaitan dengan budi pekerti, jadi harus lebih baik dari yang lain”.33

Tidak dapat dipungkiri siapapun akan menilai bahwa guru itu adalah mereka

orang yang berilmu, tapi perlu diingat sebenarnya yang menjadi sorotan masyarakat

32

Wawancara dengan Irianto di pos satpam SMA Negeri 1 Ciampea pada Senin 21 Desember

2015. 33

Wawancara dengan Ina Diana di ruang TU. SMA Negeri 1 Ciampea pada Senin 21

Desember 2015.

Page 89: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

76

bukanlah tergantung pada kualitas keilmuannya dan kefigurannya, namun yang

terpenting bagaimana seorang guru menempatkan dirinya dalam beradaptasi dengan

lingkungan masyarakatnya, kepekaannya dengan segala hal dan aturan atau kebiasaan

yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Sementara itu, upaya pihak sekolah dalam melakukan pengembangan

kompetensi sosial guru PAI melalui beberapa cara, seperti yang disampaikan oleh

Bapak Drs. Nur Salim “upaya yang saya lakukan dalam meningkatkan kompetensi

sosial adalah dengan pendekatan kepada siswa, mengenal beberapa kepribadian guru,

kunjungan ke rumah siswa, guru dan keluarga besar SMA Negeri 1 Ciampea”.34

Hal

yang sama juga dilakukan oleh Bapak Drs. Zaenal Musthafa, dalam wawancaranya

beliau mengatakan “Saya sering melakukan silaturrahmi kepada siswa ataupun

kepada orang tua siswa, selain itu terkadang saya sengaja mengundang mereka untuk

mengadakan pertemuan dengan siswa ataupun dengan masyarakat”.35

Sedangkan

menurut kepala sekolah SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Bapak Drs. Arif Setiawan,

MM. “Upaya sekolah untuk meningkatkan kompetensi sosial adalah, guru PAI

dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi

seperti MGMP, seminar-seminar, dan sebagainya”.36

34

Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada

Selasa 22 Desember 2015. 35

Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) di ruang guru SMA Negeri 1

Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 36

Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruang kepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada

Rabu 23 Desember 2015.

Page 90: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea

Bogor Jawa Barat maka dapat dipahami dan disimpulkan sebagai berikut :

1. Kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat

dilihat dari berkomunikasi secara lisan, berkomunikasi secara efektif dengan

orang tua/wali peserta didik, berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat

sekitar, berada dalam kategori baik, namun masih kurang dalam komunikasi

secara tulisan, oleh karena itu diharapkan kepada para guru agar dapat

meningkatkan cara berkomunikasi secara efektif dengan orang tua/wali

peserta didik sehingga orang tua merasa bertanggungjawab terhadap

pendidikan anaknya.

2. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi sosial guru PAI

diantaranya; Mengikuti MGMP, seminar pendidikan di dalam maupun luar

sekolah, pendekatan pada siswa, mengenal beberapa kepribadian guru,

kunjungan ke rumah siswa, guru dan keluarga besar SMA Negeri 1 Ciampea.

B. Saran

1. Disarankan kepada PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat agar

dapat mempertahankan cara berkomunikasi secara efektif dengan peserta

didik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

2. Dianjurkan kepada guru PAI untuk lebih aktif dalam mengikuti pelatihan-

pelatihan, diklat atau seminar yang berkaitan dengan pengembangan

komunikasi secara tulis, agar penyampaian ilmu tidak monoton dengan

menggunakan lisan, karena saat ini zaman sudah canggih, rata-rata semua

sudah menggunakan elektronik, jadi lewat tulisan guru bisa menyampaikan

ilmu yang dimilikinya.

Page 91: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

78

3. Diharapkan kepada para guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa

Barat agar dapat mempertahankan cara berkomunikasi secara efektif dengan

sesama pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bogor.

4. Mempertahankan komunikasi dengan masyarakat yang sudah terjalin cukup

baik kemudian memperbanyak lagi kegiatan-kegiatan kemasayrakatan,

sehingga bisa menyampaikan tujuan dari sabda Nabi Muhammad SAW. Yang

artinya “sampaikanlah apa-apa dariku walaupun satu ayat”. Karena mengajar

tidak harus di dalam kelas di luar kelas pun bisa menyampaikan pelajaran.

Page 92: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan. Teknologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. II, 2015.

Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, Cet. I, 2011.

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, Cet.

II, 2005.

Arifin, Zaenal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011.

B. Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2008.

Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta, 2000.

Bahruddin, Kompetensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Guru Pendidikan

Agama Islam. diakses 29 Juni 2015, (www.disdikbud.sultengprov.go.id)

Bukhori, Imam. Shahih Bukhori. Jakarta: Wijaya, Cet XIII, 1992.

Buku Profil Sekolah SMA Negeri 1 Ciampea, 2015.

Chatib, Munif. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa, Cet. XII, 2013.

Danim, Sudarwan. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media,

Cet. II, 2012.

--------. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, Cet. III, 2013.

Darajat, Zakiyah. dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. I, 1995.

Page 93: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

80

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Forum Pelayanan al-

Qur’an, Cet. I, 2013.

Fauziyah, Pengembangan Kompetensi Guru Sekolah Smart Ekselensia Indonesia

Parung Bogor. Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Hawi, Akmal. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2013.

Hidayat, Riyan. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru

Sosiologi dalam Menyampaikan Materi Pembelajaran di Kelas. diakses 17

Juni 2015, (www.compasiana.com).

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(pdt.RubinAdiAbraham), diakses

senin, 30 Maret 2015.

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham).

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia,

Cet. III, 2007.

Kompetensi Sosial Guru dalam www.gamadidaktika.com

Kunandar. Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Page 94: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

81

Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya,

Cet. VI, 2012.

Musaheri, ke-PGRI-an, Jogjakarta, DIVA Press, 2009.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenadamedia Group, Cet.

III, 2015.

Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Nata, Abuddin. Menuju Sukses Sertifikasi Guru & Dosen. Jakarta: Faza Media, Cet. I,

2009.

--------. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001.

--------, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner: Normatif

parenalis, sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen, teknologi,

informasi, kebudayaan, politik, hokum, Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Nurdin, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Group, Cet. III, 2010.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta: Eko Jaya, 2005.

Pidarta, Made. Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak

Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.

Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. IV, 2015.

Rosyadi, Khoiron. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004.

Page 95: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

82

Ruslan, Heri. (ed.). “Bersaing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”, Harian Umum

Republika. Jakarta, 25 November 2015.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:

Saroni, Muhammad. Personal Branding Guru. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, Cet. I,

2011.

Sarya. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Guru Agama Islam

di Sekolah Menengah Pertama Islamiyah Ciputat. Jakarta: Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah, 2014.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: elsas, 2006.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. II, 2004.

Subijanto. “Sosok Guru Profesional Pasca Undang-Undang Guru dan Dosen”, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan. 2006.

Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, Cet. 8, 2009.

Suharto, Toto. Filsafat Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz, Cet. I, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaudih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006.

Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005.

Syukur, Imam Abdul. “Profesionalisme Guru dalam Mengimplementasikan

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Nganjuk”, Jurnal

Pendidikan & Kebudayaan. Vol. 3, 1995.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda

Karya, Cet. IX, 2010.

Page 96: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

83

Tholkhah, Imam. Profil Ideal Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Titian Pena,

Cet. I, 2008.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosyda karya, Cet.

XVII, 2005.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

Bumi Aksara, 1996.

Wahyuni, Sri. Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan Kontribusinya Terhadap

Pembentukan Akhlak Siswa di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe. Jakarta:

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Wijaya, Cece dan, A. Rusyan. Thabrani. Kemampuan Dasar Guru dalam Prosses

Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. IV, 1994.

Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Ciputat: Gaung

Persada Press, Cet. II, 2007.

--------. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Putra Grafika, Cet. II,

2007.

Yudo Husodo, Siswono. “Guru, “Sing Digugu lan Ditiru””, Harian Umum Kompas.

Jakarta, 25 November 2015.

Page 97: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

I. WAWANCARA

1. Nama : Vivin Sofianti

Ttl : Bogor, 21 Desember 1999

Jabatan : Siswa kelas X - MIPA 1

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ?

Jawab: Pernah, seperti tugas membuat makalah.

2. Selain mengajar apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain seperti

OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Ya, pak Zaenal Arifin sebagai pembina ROHIS dan pak Nur

Salim sebagai pembina Pramuka.

3. Apakah guru PAI menggunakan proyektor saat mengajar ?

Jawab: Ya, sering menggunakan proyektor saat mengajar.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Tidak, karena menurut saya guru PAI sangat baik dan sabar.

5. Menurut adik apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, karena sangat aktif dalam berorganisasi.

6. Apakah guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam

menyampaikan materi ?

Jawab: Ya, sangat mudah difahami.

7. Apakah cara guru PAI mengajar menyenangkan ?

Jawab: Ya, cukup menyenangkan, tapi saat mengajar terkadang

monoton.

8. Apakah guru PAI selalu mengajak diskusi di setiap akhir pelajaran ?

Jawab: Ya, dan itu sangat meyenangkan saat diskusi.

9. Apakah adik merasa paham/mengerti setelah diajarkan oleh guru PAI ?

Page 98: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Kadang mudah dipahami namun juga kadang sulit untuk

memahami, karena mungkin itu mata pelajaran baru yang belum

pernah saya ketahui maka butuh waktu untuk memahami.

10. Bagaimana sikap guru PAI saat bertemu dengan adik di luar sekolah ?

Jawab: Sikapnya ramah, beliau tidak sombong karena sering menyapa.

Informan

Vivin Sofianti

Page 99: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

2. Nama : Mediana

Ttl : Bogor, 16 Desember 1998

Jabatan : Siswa kelas XI - MIA 3

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ?

Jawab: Setahu saya belum pernah membuat karya ilmiah.

2. Selain mengajar apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain seperti

OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Tentu saja, dalam kegiatan perlombaan pihak OSIS meminta

bantuan kepada guru untuk menjadi juri dalam perlombaan

keagamaan, untuk ROHIS biasanya beliau menjadi penceramah atau

memimpin saat shalat dalam kegiatan siraman rohani, bila di Pramuka,

guru PAI saya yaitu bapak Nur Salim ia sebagai pembina Pramuka.

3. Apakah guru PAI menggunakan proyektor saat mengajar ?

Jawab: Ya, menggunakan proyektor.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Setahu saya tidak pernah, karena seorang guru harus memberi

contoh baik, jika ada masalahpun mungkin di forum mereka tersendiri,

tidak tersebar ke lingkungan sekolah khususnya pada siswa.

5. Menurut adik apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, beliau merupakan panutan siswa, bukan hanya beliau guru

lainpun merupakan penutan bagi para siswa.

6. Apakah guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam

menyampaikan materi ?

Jawab: Tidak semua yang dijelaskan menggunakan bahasa yang

mudah dipahami.

7. Apakah cara guru PAI mengajar menyenangkan ?

Page 100: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Ya, menyenangkan biasanya mengadakan kuis melalui materi

yang disampaikan.

8. Apakah guru PAI selalu mengajak diskusi di setiap akhir pelajaran ?

Jawab: Tidak hanya di akhir pelajaran, di awalpun sudah memulai

diskusi. Dan selanjutnya setiap kelompok menjelaskan materinya

kepada kelompok lain.

9. Apakah adik merasa paham/mengerti setelah diajarkan oleh guru PAI ?

Jawab: Saya mengerti tetapi adakalanya saya tidak mengerti karena

materinya sulit dipahami.

10. Bagaimana sikap guru PAI saat bertemu dengan adik di luar sekolah ?

Jawab: Ramah, bertegur sapa.

Informan

Mediana

Page 101: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

3. Nama : Refina Cahyani

Ttl : Bogor, 27 Juni 1998

Jabatan : Siswa kelas XII - MIA 3

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ?

Jawab: Belum pernah

2. Selain mengajar apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain seperti

OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Ya, guru PAI ikut serta dalam kegiatan Jumsiroh, maulid Nabi,

kegiatan Isra’ Mi’raj, dan lain-lain.

3. Apakah guru PAI menggunakan proyektor saat mengajar ?

Jawab: Ya, selain menggunakan silabus di buku paket guru PAI juga

menggunakan proyektor untuk media sebagai sarana pembelajaran.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Tidak pernah.

5. Menurut adik apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, karena guru PAI dapat menjadi panutan bagi kita karena

sikap dan perilaku menginspirasi saya untuk menjadi lebih baik.

6. Apakah guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam

menyampaikan materi ?

Jawab: Ya, guru PAI menggunakan bahasa yang mudah dipahami

karena tergantung sosialisasi guru tersebut kepada muridnya.

7. Apakah cara guru PAI mengajar menyenangkan ?

Jawab: Terkadang menyenangkan terkadang juga membosankan.

8. Apakah guru PAI selalu mengajak diskusi di setiap akhir pelajaran ?

Jawab: Ya, tetapi tidak setiap akhir pembelajaran.

9. Apakah adik merasa paham/mengerti setelah diajarkan oleh guru PAI ?

Page 102: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Ya, paham, karena setiap menyampaikan materi, beliau

menyampaikan dengan jelas.

10. Bagaimana sikap guru PAI saat bertemu dengan adik di luar sekolah ?

Jawab: Ramah dan murah senyum kepada saya.

Informan

Refina Cahyani

Page 103: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

4. Nama : Ibnu Tri Cahyono, S.Pd

Ttl : Cilacap, 10 April 1965

Jabatan : Guru

1. Apakah yang bapak/ibu guru ketahui tentang guru PAI baik hubungan

dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat ?

Jawab: Guru PAI memiliki hubungan baik dengan sesama guru, kepala

sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat dan bahkan sering menjalin

komunikasi dengan berbagai acara atau kegiatan.

2. Menurut bapak/ibu bagaimana cara penyampaian materi guru PAI ?

Jawab: Guru PAI dalam menyampaikan materi sangat baik dengan

memanfaatkan berbagai media dan model pembelajaran sehingga

peserta didik antusias dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Apakah guru PAI sudah baik dan bagus dalam penerapan metode

belajar ?

Jawab: Guru PAI sudah baik dalam penggunaan metode belajar, tidak

hanya ceramah namun juga sering menggunakan beberapa metode lain

seperti diskusi, tanya jawab, permainan dll.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa,

sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Guru PAI belum pernah terlibat dalam tindakan atau kasus

kekerasan dengan peserta didik maupun dengan guru-guru atau

karyawan sekolah.

5. Ketika terjadi permasalahan di sekolah baik tentang keluhan dari guru

dalam mengajar, tugas karyawan, siswa yang kurang bersemangat

dalam belajar dan hubungan dengan orang tua wali, apakah guru PAI

selalu merespon dan berusaha mencari solusi bersama dengan guru-

guru lain ?

Page 104: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Guru PAI selalu aktif dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan yang ada di sekolah baik yang terjadi terhadap guru

maupun peserta didik.

6. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Menurut pribadi saya guru PAI sudah bisa dijadikan contoh

yang baik bagi siswa maupun guru-guru yang lain dalam bersikap dan

berperilaku.

7. Apakah guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah ?

Jawab: Belum pernah membuat

Informan

Ibnu Tri Cahyono, S.Pd

Page 105: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

5. Nama : Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si

Ttl : Bogor, 12 September 1967

Jabatan : Guru

1. Apakah yang bapak/ibu guru ketahui tentang guru PAI baik hubungan

dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat ?

Jawab: Baik, dapat mensosialisasikan ilmu agama baik dengan guru-

guru, kepala sekolah, karyawan, siswa maupun masyarakat.

2. Menurut bapak/ibu bagaimana cara penyampaian materi guru PAI ?

Jawab: Bagus, guru PAI mampu menyampaikan materi dengan baik.

3. Apakah guru PAI sudah baik dan bagus dalam penerapan metode

belajar ?

Jawab: Sudah bagus, yang saya ketahui guru PAI sudah mampu

menerapkan metode pembelajaran dengan baik.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa,

sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Selama saya mengajar di sini (SMA Negeri 1 Ciampea) belum

pernah mendengar kasus kekerasan, apalagi itu terjadi sama guru PAI.

5. Ketika terjadi permasalahan di sekolah baik tentang keluhan dari guru

dalam mengajar, tugas karyawan, siswa yang kurang bersemangat

dalam belajar dan hubungan dengan orang tua wali, apakah guru PAI

selalu merespon dan berusaha mencari solusi bersama dengan guru-

guru lain ?

Jawab: Ya, apalagi beliau mempunyai latar belakang Pendidikan

Agama Islam, maka ketika ada permasalahan yang kaitannya dengan

siswa beliau selalu tampil dengan memberikan motivasi kepada siswa.

6. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Page 106: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Ya, sudah barang tentu sebagai guru agama harus memiliki

perilaku yang baik agar memberi contoh terhadap siswa maupun guru-

guru yang lain, dan sifat itu sudah ada pada guru PAI.

7. Apakah guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah ?

Jawab: Belum pernah membuat

Informan

Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si

Page 107: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

6. Nama : Drs. Maryana

Ttl : Kulon Progo, 01 Januari 1968

Jabatan : Guru / Wakasek Urs. Kurikulum

1. Apakah yang bapak/ibu guru ketahui tentang guru PAI baik hubungan

dengan guru-guru, kepala sekolah, karyawan, siswa dan masyarakat ?

Jawab: Setiap guru dituntut untuk mempunyai kompetensi sosial yang

baik. Di SMA Negeri 1 Ciampea. Semua guru saya nilai telah

memenuhi kompetensi sosial yang baik, apalagi guru PAI yang erat

kaitannya dengan kompetensi sosial, telah memenuhi syarat

kompetensi tersebut.

2. Menurut bapak/ibu bagaimana cara penyampaian materi guru PAI ?

Jawab: Materi PAI banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

sehingga selain menyampaikan materi di kelas, guru PAI juga harus

memberi contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, apalagi

SMA Negeri 1 Ciampea telah menggunakan kurikulum 2013, sehingga

observasi di luar kelas juga harus dilaksanakan.

3. Apakah guru PAI sudah baik dan bagus dalam penerapan metode

belajar ?

Jawab: Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea telah melaksanakan tugas

dengan baik sesuai amanat kurikulum.

4. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan siswa,

sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Belum pernah terjadi.

5. Semua guru selalu dilibatkan dalam penyelesaian masalah yang terjadi

di sekolah ini, terlebih guru PAI yang ilmu agamanya lebih mumpuni

dan tidak jarang beliau selalu menawarkan ide-ide/ solusi dalam

pemecahan masalah tersebut.

Page 108: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

6. Ketika terjadi permasalahan di sekolah baik tentang keluhan dari guru

dalam mengajar, tugas karyawan, siswa yang kurang bersemangat

dalam belajar dan hubungan dengan orang tua wali, apakah guru PAI

selalu merespon dan berusaha mencari solusi bersama dengan guru-

guru lain ?

Jawab: Semua guru harus menjadi panutan, tidak hanya guru PAI,

sehingga guru PAI pasti telah berusaha untuk menjadi yang lebih baik.

7. Apakah guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah ?

Jawab: Belum pernah membuat

Informan

Drs. Maryana

Page 109: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

7. Nama : Ina Diana

Ttl : Bogor, 10 Maret 1977

Jabatan : Koordinator Tata Usaha

1. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan guru PAI ?

Jawab: Alhamdulillah selama ini sangat baik.

2. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Tidak pernah.

3. Apakah guru PAI sering berbagi cerita bersama bapak/ibu ?

Jawab: Sering berbagi pengalaman, diantaranya bercerita seputar

pengalaman sertifikasi karena guru PAI di sini sertifikasinya dari

Depag.

4. Apakah bapak/ibu merasa nyaman ketika bergaul dengan guru PAI ?

Jawab: Ya, sangat nyaman, saya sendiri sering bertanya masalah

agama kepada beliau.

5. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, menurut saya harus karena guru PAI yang lebih

mengetahui masalah agama yang berkaitan dengan budi pekerti, jadi

harus lebih baik dari yang lain.

Informan

Ina Diana

Page 110: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

8. Nama : Iriyanto

Ttl : Jakarta, 28 Februari 1961

Jabatan : Satpam

1. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan guru PAI ?

Jawab: Sepengetahuan saya sangat baik, tidak pernah ada perselisihan.

2. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Tidak pernah.

3. Apakah guru PAI sering berbagi cerita bersama bapak/ibu ?

Jawab: Sesekali pernah.

4. Apakah bapak/ibu merasa nyaman ketika bergaul dengan guru PAI ?

Jawab: Kita di sini seperti keluarga besar, jadi sistem kekeluargaannya

sangat kental.

5. Menurut bapak/ibu apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab:Ya, karena prilakunya bagus tidak pernah terlibat kasus dan

yang paling saya kagumi adalah guru PAI tidak pernah berkata kasar,

itu yang saya ketahui selama 19 tahun saya bekerja di sini.

Informan

Iriyanto

Page 111: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

9. Nama : Drs. Nur Salim

Ttl : Pemalang, 31 Oktober 1969

Jabatan : Guru PAI

1. Kegiatan apa yang menunjang kompetensi sosial ?

Jawab:

Kepada siswa :

Kunjungan ke rumah (home visit) kepada siswa yang memiliki

masalah, observasi siswa, perkenalan diri dengan sesama.

Kepada sesama guru/teman sejawat :

Arisan keluarga, family gathering, diskusi permasalahan siswa, dan

permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Apa faktor pendukung dan penghambat kompetensi sosial ?

Jawab: Waktu yang terbatas, banyaknya aktifitas dalam pengerjaan

administrasi pembelajaran.

3. Apakah bapak/ibu pernah menulis opini/ buku/ LKS ?

Jawab: Pernah menulis LKS dan buku panduan pengajaran PAI.

4. Bagaimana hubungan bapak/ ibu dengan siswa, sesama guru, kepala

sekolah dan karyawan ?

Jawab: Hubungan dengan semua itu baik, kompak dan solid. Saling

menghargai sesama teman sejawat. Menghormati atasan dan

menyayangi kepada segenap siswa.

5. Adakah kendala dalam pelaksanaan kompetensi sosial ?

Jawab: Kendalanya antara lain kurang terbukanya beberapa siswa,

beberapa guru yang memiliki sifat agak kurang baik (jaga image).

6. Apakah bapak/ibu menggunakan infokus saat mengajar ?

Jawab: Ya, selalu menggunakan proyektor jika mengajar.

7. Apakah bapak/ibu memanfaatkan teknologi internat dalam

mengembangkan materi pendidikan agama islam ?

Page 112: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Ya. Karena itu sangat membantu

8. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran PAI ?

Jawab: Sangat antusias.

9. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan siswa baik di dalam maupun

di luar sekolah ?

Jawab: Baik, bersahabat.

10. Selain mengajar, apakah bapak/ibu ikut serta dalam kegiatan lain

seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Ya, saya mengikuti kegiatan kepramukaan, kebetulan juga

menjabat sebagai pembina Pramuka.

11. Apakah bapak/ibu selalu mengikuti kegiatan baik di sekolah maupun

di luar sekolah ?

Jawab: Tidak, hanya kadang-kadang jika memang diperlukan dan ada

waktu senggang yang tidak mengganggu aktifitas rutin.

12. Apakah bapak/ibu masuk dalam struktur organisasi sekolah ?

Jawab: Ya, masuk.

13. Apakah peran bapak/ibu di masyarakat ?

Jawab: Sebagai ketua RT.

14. Apakah bapak/ibu terlibat sebagai pengurus DKM ?

Jawab: Ya, DKM di sekolah.

15. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan kompetensi

sosial ?

Jawab: Upayanya megenal diri sendiri terlebih dahulu, mencari

permasalahan yang timbul di siswa atau mencari potensi yang dimiliki

siswa dengan wanwancara atau observasi.

16. Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan dan mengembangkan

kompetensi sosial ?

Page 113: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Dengan pendekatan pada siswa, mengenal beberapa

kepribadian guru, kunjungan ke rumah siswa, guru dan keluarga besar

SMA Negeri 1 Ciampea.

Informan

Drs. Nur Salim

Page 114: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

10. Nama : Drs. Zaenal Musthafa

Ttl : Sukabumi, 10 Desember 1966

Jabatan : Guru PAI

1. Kegiatan apa yang menunjang kompetensi sosial ?

Jawab: Pembinaan kesiswaan dan ROHIS, namun yang paling

ditekankan adalah ROHIS, selain di bidang keagamaan pada setiap

hari jum’at seluruh siswa di wajibkan untuk mengikuti sholat Dhuha

secara berjamaah dan mendengarkan ceramah

2. Apa faktor pendukung dan penghambat kompetensi sosial ?

Jawab: Faktor pendukung:

Anak didik berasal dari berbagai daerah dan berbeda-beda latar

belakang yang disiplin lingkungan, pendidikan, pergaulan. Hal inilah

yang menjadi salah satu faktor penyemangat mereka untuk belajar.

Faktor Penghambat:

Anak didik masih mengedepankan ego mereka masing-masing.

3. Apakah bapak/ibu pernah menulis opini/ buku/ LKS ?

Jawab: Belum pernah membuat karya ilmiyah atau semisalnya.

4. Bagaimana hubungan bapak/ ibu dengan siswa, sesama guru, kepala

sekolah dan karyawan ?

Jawab: Sangat baik sekali, mungkin ini bisa ditanyakan kepada siswa

sehingga akurasinya bisa terbukti, di sekolah ini sesama guru atau

karyawan sekolah hubungan kekeluargaannya sangat kental.

5. Adakah kendala dalam pelaksanaan kompetensi sosial ?

Jawab: Ketika mengadakan sosial kepada masyarakat atau siswa

terkendala dengan materi, karena ini berada di daerah jadi masih

terbatas mengenai sumber daya alam (SDA).

6. Apakah bapak/ibu menggunakan infokus saat mengajar ?

Page 115: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Rata-rata menggunakan proyektor pada kegiatan belajar

mengajar, mungkin sekitar 80%, apalagi di sini sudah menggunakan

kurikulum 2013 sehingga kalau tidak menggunakan proyektor

penyampaian materi kepada peserta didik agak terhambat.

7. Apakah bapak/ibu memanfaatkan teknologi internat dalam

mengembangkan materi pendidikan agama islam ?

Jawab: Alhamdulillah menggunakan karena di sini juga sudah ada

fasilitas wifi, sehingga ketika ada materi yang memerlukan kepada

internet anak didik tinggal menggali lewat media tersebut.

8. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran PAI ?

Jawab: Sangat antusias, karena mereka dari daerah serta mempunyai

latar belakang agama yang kental.

9. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan siswa baik di dalam maupun

di luar sekolah ?

Jawab: Cukup baik, harmonis, kekeluargaan bahkan ketika anak didik

mempunyai masalah baik pribadi atau sesama teman biasanya tidak

sungkan minta bantuan untuk pemecahan masalahnya baik lewat

media online ataupun langsung bertemu dengan saya.

10. Selain mengajar, apakah bapak/ibu ikut serta dalam kegiatan lain

seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, atau yang lain ?

Jawab: Saya aktif di ROHIS dan di percaya sebagai pembina.

11. Apakah bapak/ibu selalu mengikuti kegiatan baik di sekolah maupun

di luar sekolah ?

Jawab: Kegiatan di sekolah ini tergantung intruksi dari kepala sekolah,

namun yang sudah berjalan rutin seperti Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) ataupun pelatihan-pelatihan lain yang sifatnya

insidental.

12. Apakah bapak/ibu masuk dalam struktur organisasi sekolah ?

Jawab: Ya.

Page 116: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

13. Apakah peran bapak/ibu di masyarakat ?

Jawab: Hanya sebagai masyarakat biasa.

14. Apakah bapak/ibu terlibat sebagai pengurus DKM ?

Jawab: Ya, sebagai ketua DKM.

15. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan kompetensi

sosial ?

Jawab: Saya sering melakukan silaturahim kepada siswa ataupun

kepada orang tua siswa, selain itu terkadang saya sengaja mengundang

mereka untuk mengadakan pertemuan dengan siswa ataupun dengan

masyarakat.

16. Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan dan mengembangkan

kompetensi sosial ?

Jawab: Diantaranya memberikan motivasi kepada anak didik bahwa

untuk di bidang agama ini tidak hanya berguna untuk masa depan

namun hingga kebahagiaan akhirat, setidaknya membiasakan untuk

melakukan tiga “S” yaitu salam, sapa dan senyum.

Informan

Drs. Zaenal Musthafa

Page 117: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

11. Nama : Drs. Arif Setiawan, MM.

Ttl : Cianjur, 31 Januari 1965

Jabatan : Kepala Sekolah

1. Apakah guru PAI pernah membuat karya tulis atau karya ilmiah ?

Jawab: Guru PAI sudah pernah membuat karya ilmiah, namun sampai

saat ini belum dipublikasikan.

2. Apakah di setiap kelas tersedia proyektor ?

Jawab: Alhamdulillah di sekolah ini sebagian besar tiap kelas sudah

tersedia proyektor, kira-kira sekitar 75%.

3. Apakah guru PAI pernah terlibat kasus kekerasan dengan

siswa/sesama guru/karyawan sekolah ?

Jawab: Sepengetahuan saya di sekolah ini guru PAI tidak pernah

terlibat kasus kekerasan.

4. Menurut bapak apakah guru PAI dapat dikatakan sebagai guru

panutan/teladan di sekolah ?

Jawab: Ya, guru PAI sudah dapat dikatakan sebagai guru teladan.

5. Selain mengajar, apakah guru PAI ikut serta dalam kegiatan lain

seperti OSIS, Pramuka, ROHIS, dsb ?

Jawab: Ya, guru PAI di sekolah kami terlibat dalam kegiatan-kegiatan

OSIS, ROHIS, Pramuka dll. Di sini ada dua guru PAI masing-masing

menjadi pembina, pak Nur Salim sebagai pembina Pramuka dan pak

Zaenal Arifin sebagai pembina ROHIS.

6. Apakah guru PAI sudah memenuhi standar kompetensi sosial ?

Jawab: Menurut saya pribadi beliau-beliau ini sudah memenuhi standar

kompetensi sosial.

7. Bagaimana upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan

kompetensi sosial guru ?

Page 118: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Jawab: Upaya sekolah untuk meningkatkan kompetensi sosial adalah,

guru PAI dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan

peningkatan kompetensi seperti MGMP, seminar-seminar, dan

sebagainya.

8. Sarana dan prasarana apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam

proses pelaksanaan kompetensi sosial guru ?

Jawab: Yang menjadi faktor pendukungnya adalah workshop dan

pelatihan kompetensi sosial.

9. Apakah pihak sekolah mengadakan workshop dan pelatihan tetang

kompetensi sosial ?

Jawab: Sekolah pernah mengadakan peningkatan kompetensi sosial

melalui kegiatan Out Bond dan sebagainya.

10. Apakah bapak melakukan rapat evaluasi dan koordinasi guna

meningkatkan kompetensi sosial dewan guru khususnya guru PAI ?

Jawab: Ya, setelah pelaksaan, alhamdulillah sering diadakan rapat

evaluasi.

Informan

Drs. Arif Setiawan, MM.

Page 119: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

II. OBSERVASI

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Mengajar

dan Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

A. Daftar Nama Guru PAI

1. Nama Guru : Drs. Nur Salim

Hari / Tgl : Senin – Jum’at / 11 - 15

Bulan / Thn : Januari / 2016

Nama Lengkap : Drs. Nur Salim

Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 31 Oktober 1969

Alamat : Kp. Pulekan RT 001/002 Desa Tegalwaru

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

Riwayat Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah : 1975 – 1982

Madrasah Tsanawiyah : 1982 – 1985

P G A Negeri : 1985 – 1988

IAIN Jakarta (S-1) : 1988 – 1993

UIKA Bogor (S-2) : 2008

Riwayat Mengajar : Madrasah Ibtidaiyah : 1993 – 1995

Madrasah Tsanawiyah : 1993 – 1997

SMA Negeri 1 Ciampea : 1998 – sekarang

No Aspek yang diamati YA TIDAK

1 Berpakaian rapi sesuai kode etik guru PAI √

2 Mengucapkan salam ketika masuk kelas √

3 Berkomunikasi dengan baik secara:

a. Lisan

b. Tulisan

Page 120: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

4 Menggunakan IPTEK √

5 Mengguakan bahasa yang mudah difahami √

6 Bergaul secara baik dengan:

b. Peserta didik

c. Sesama Guru

d. Karyawan Sekolah

e. Masyarakat Sekitar

7 Aktif dalam kegiatan sekolah:

a. Pramuka

b. Paskibra

c. OSIS

d. ROHIS

8 Terlibat kasus kekerasan terhadap:

a. Sesama guru

b. Peserta didik

c. Karyawan sekolah

9 Bagus dalam menggunakan metode √

10 Sebagai guru panutan (teladan) √

11 Bersikap diskriminatif terhadap:

a. Peserta didik

b. Sesama guru

c. Karyawan sekolah

12 Mengadakan evaluasi di akhir

pembelajaran (KBM)

13 Mengarahkan tingkah laku siswa dengan

memberikan teguran, nasihat, dan

bimbingan secara individual.

Page 121: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

2. Nama Guru : Drs. Zaenal Arifin

Hari / Tgl : Senin – Jum’at / 11 - 15

Bulan / Thn : Januari / 2016

Nama Lengkap : Drs. Zaenal Musthafa

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 10 Desember 1966

Alamat : Taman Dramaga Permai RT 002/015 Desa Cihideung Udik

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

Riwayat Pendidikan : SD : lulus th. 1979

SMP/MTs : lulus th. 1982

SMA : lulus th. 1985

UIKA Bogor (S-1) : lulus th 1991

Riwayat Mengajar : MTs. Tarbiyatul Falah : 1987 – 1994

SMAS Hanura Bogor : 1994 – 2012

SMA Negeri 1 Dramaga : 2008 -2010

SMA Negeri 1 Ciampea : 2004 – sekarang

SMA Negeri 1 Rancabungur : 2012 – sekarang

No Aspek yang diamati YA TIDAK

1 Berpakaian rapi sesuai kode etik guru PAI √

2 Mengucapkan salam ketika masuk kelas √

3 Berkomunikasi dengan baik secara:

c. Lisan

d. Tulisan

4 Menggunakan IPTEK √

5 Mengguakan bahasa yang mudah difahami √

6 Bergaul secara baik dengan:

Page 122: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

f. Peserta didik

g. Sesama Guru

h. Karyawan Sekolah

i. Masyarakat Sekitar

7 Aktif dalam kegiatan sekolah:

e. Pramuka

f. Paskibra

g. OSIS

h. ROHIS

8 Terlibat kasus kekerasan terhadap:

d. Sesama guru

e. Peserta didik

f. Karyawan sekolah

9 Bagus dalam menggunakan metode √

10 Sebagai guru panutan (teladan) √

11 Bersikap diskriminatif terhadap:

d. Peserta didik

e. Sesama guru

f. Karyawan sekolah

12 Mengadakan evaluasi di akhir

pembelajaran (KBM)

13 Mengarahkan tingkah laku siswa dengan

memberikan teguran, nasihat, dan

bimbingan secara individual.

Page 123: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

III. DOKUMENTASI

A. DOKUMENTASI SEKOLAH

IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 CIAMPEA

NSS : 301020215075

NPSN : 20200676

Status Sekolah : Negeri

Status Akreditasi : A

Tahun Akredatsi : 2008

Alamat : Jl. Raya Cibadak KM. 15 Ciampea Kab.

Bogor

Tahun Pendirian : 1996

Tahun Penegerian : 1997

No. telp. : 0251-8628156

e-mail : [email protected]

Website : http//www. sman1ciampea.blogspot.com

Nama Kepala Sekolah : Drs. Arif setiawan, M.M

NIP. Kepala Sekolah : 196501311992031005

Tahun pengangkatan : 2014

Nomor SK : 821.27/229/Kepts-SEKDA/2014

TMT SK : 15 September 2014

Page 124: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

B. PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ciampea

NSS : 301020215075

NPSN : 20200676

Status Sekolah : Sekolah Negeri

Status Akreditasi : A

Tahun Akreditasi : 2008

Tahun didirikan : 1996

Tahun beroperasi : 1997

Status Tanah : Hak Guna Pakai

2. Alamat Sekolah

Propinsi : Jawa Barat

Kabupaten : Bogor

Kecamatan : Ciampea

Desa : Cibadak

Jalan : Raya Cibadak KM 15

Kode Pos : 16620

Telepon : (0251)8628156

SMS : 085693100005

e-mail : [email protected]

website :

Page 125: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

C. Jumlah Siswa, Lulusan dan Jumlah Rombongan Belajar 3 (tiga) tahun

terakhir:

1. Jumlah Siswa

Kelas Jumlah Siswa

2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016

X 272 256 237 337

XI 225 270 242 228

XII 230 239 262 238

Jumlah 747 765 741 803

2. Jumlah Rombongan Belajar :

Kelas Jurusan Jumlah

Rombel Umum IPA IPS

X - 5 4 9

XI - 3 3 6

XII - 3 3 6

Jumlah 9 9 21

3. Data Kelulusan Siswa :

Tahun Jumlah Siswa Persentase

kelulusan Peserta Ujian Yang Lulus

2012/2013 230 Siswa 230 Siswa 100

2013/2014 239 siswa 239 siswa 100

2014/2015 261 siswa 261 Siswa 100

2015/2016 238 Siswa

Page 126: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

D. Data Guru dan Staf TU Tahun 2015

1. Data Guru :

No

Status

Kepega-

Waian

Tingkat Pendidika2

Jml. SLTA D 1 D 2 D 3 S 1 S 2 S 3

1. PNS - - - - 14 7 - 21

2. GBS - - - - - - - -

3. Honorer - - - - 16 - - 16

Jumlah - - - - 30 7 - 37

Data Kelayakan (Ketersesuaian) Guru dengan Mata Pelajaran yang diajarkan :

a. Guru yang mengajar sesuai latar belakang pendidikan : 27 (dua puluh

tujuh) orang.

b. Guru yang mengajar mata pelajar yang serumpun dengan latar belakang

pendidikan: 3 (tiga) orang

c. Guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan : 5

(lima) orang

2. Data Staf Tata Usaha (TU) Tahun 2015 :

No. Status

TU

Tingkat Pendidikan Jml.

SD SLTP SLTA D 1 D 2 D 3 S 1

1. PNS - - - - - - - -

2. Honorer 3 2 6 - - 1 1 13

Jumlah 3 2 6 - - 1 1 13

E. Jenis Ekstra kurikuler yang diajarkan :

1. Kepramukaan

2. Palang Merah Remaja (PMR )

3. Paskibra

Page 127: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

4. Tae kwon do

5. Futsal

6. Bola Voli

7. Bola Basket

8. Sains Club

9. Kerohanian Islam

10. Seni Musik

11. Majalah siswa

12. Bulu tangkis

13. Bimbingan Konseling

14. Majalah dinding.

F. Data Keadaan Bangunan

No

Nama Ruangan Kebutuhan

Ruangan Kondisi Ket.

Ada

(layak)

Ada(tidak

layak)

Kekura-

ngan

1 Ruang Kep. Sek 1 1 - - -

2 Ruang Guru 1 1 - - -

3 Ruang Tata Usaha 1 1 - - -

4 Ruang Kegiatan Belajar 22 19 - 3

5 Ruang LaboratoriumBahasa 1 1 - - -

6 Ruang Laboratorium

Biologi 1 - 1 -

7 Ruang Laboratorium Fisika 1 - - 1 Rehab

Mendesak

8 Ruang Laboratorium Kimia 1 1 - - -

Page 128: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

9 Ruang Keterampilan 1 - - 1 -

10 Ruang Ibadah 1 - 1 -

Perlu

dibangun

ulang

11 Ruang BP 1 - 1 1 -

12 Ruang OSIS 1 - 1 - -

13 Ruang UKS 1 - 1 1 -

14 WC siswa 18 6 10 6 Mendesak

15 WC Guru 4 3 - 1

16 Ruang kegiatan/sanggar

kesenian 1 - - 1

Jumlah 57 33 15 15 -

G. Visi, Misi, Strategi, Tujuan Sekolah dan Sasaran

1. Visi SMA Negeri 1 Ciampea :

Terbentuknya Warga Sekolah yang Peduli Lingkungan dan Berprestasi

Berlandaskan Iman dan Taqwa

Indikator Visi:

a. Berprestasi dalam perolehan nilai UN dan US.

b. Berprestasi dalam berbagai lomba mata pelajaran.

c. Berprestasi dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

d. Berprestasi dalam bidang kewirausahaan.

e. Berdisiplin tinggi sesuai dengan norma yang ada.

f. Menjadi sekolah adiwiyata

2. Misi SMA Negeri 1 Ciampea :

a. Mempertinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Page 129: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

b. Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru dan peserta

didik..

c. Menumbuhkan semangan berprestasi warga sekolah dalam berkarya

sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ramah

lingkungan.

d. Mendorong peserta didik mengenali potensi dirinya untuk

meningkatkan motivasi berprestasi.

e. Mendorong peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

f. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama

yang dianut.

g. Mewujudkan sekolah yang nyaman dan dipercaya sebagai wujud

Wawasan Wiyatamandala dan Wawasan Lingkungan yang prima.

h. Mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab terhadap

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

3. Strategi :

a. Penataan Kelembagaan

b. Peningkatan Kualitas Kegiatan Belajar Mengajar

c. Peningkatan Profesionalisme Guru dan Staf TU.

H. Tujuan Sekolah :

Pada tahun 2014, SMA Negeri 1 Ciampea Kabupaten Bogor, diharapakan:

1. Melaksanakan secara efektif Program Sekolah Kategori Mandiri

(SKM/SSN).

2. Memiliki Bahan ajar yang dikembangkan oleh Guru untuk setiap mata

pelajaran.

3. Memiliki Sarana komputer, Jaringan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dan laboratorium Multimedia untuk menunjang

KBM, administrasi sekolah dan komunikasi internal dan eksternal.

4. Memiliki Lingkungan dan suasana belajar yang kondusif.

Page 130: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

5. Memiliki Rata-rata peningkatan nilai Ujian Nasional dan Ujian

Sekolah + 1,00.

6. Menjadi juara KIR, Olimpiade Sains, Komputer dan Sosial Ekonomi

tingkat Kabupaten.

7. Lima puluh persen peserta didiknya mampu berkomunikasi dalam

bahasa Inggris.

8. Tim kesenian dan olah raga menjadi finalis di tingkat Kabupaten.

9. Sembilan puluh persen peserta didik mampu melaksanakan ibadah

dengan benar sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

10. Enam puluh persen peserta didik memiliki keterampilan dalam bidang

wirausaha.

I. Sasaran

Pada tahun 2014, SMA Negeri 1 Ciampea Kabupaten Bogor mampu

mencapai prestasi sebagai berikut:

1. Rata-rata nilai KKM meningkat + 0,25.

2. Rata-rata nilai Ujian Nasional meningkat + 0,25.

3. Rata-rata nilai Ujian Sekolah meningkat + 0,25.

4. Menjadi juara pada empat kegiatan ekstrakurikuler di tingkat

kabupaten.

5. Meningkatnya 1 dari 2 bidang kesenian yang dikembangkan.

6. Menjadi juara 1 pada 2 cabang seni di tingkat kabupaten.

7. Terdapat peningkatan 5% dari 70% guru menggunbakan variasi model-

model pembelajaran.

8. Terdapat peningkatan 5% dari 60% guru menggunakan alat peraga

dalam pembelajaran.

9. Menjadi juara sekolah sehat di tingkat provinsi.

10. Terdapat peningkatan 20% dari 70% siswa dalam menjalankan ibadah

Page 131: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

J. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah

Drs. Arif Setiawan, MM.

Ketua Komite Sekolah

Ir. Aji Asyhari

Kepala Urusan TU

----

Wakasek Urs Kesiswaan

Trisnani ESP, M. Pd

Wakasek Urs. Sarana/Prasarna

Dra. Rukmini

Wakasek Urs. Humas

Sawitri Dewi, S. Pd.

Wakasek Urs. Kurikulum

Drs. Maryana

Wali Guru Guru Petugas

Kelas Mp MP Perpustakaan

Koordinator Guru BP/BK

Dra. Endang Pusporini

Peserta Didik/Siswa

Page 132: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

2. Ketenagaan

a. Tenaga Pendidik terdiri dari guru tetap (GT) dan guru tidak tetap (GTT) .

Yang berkelayakan untuk mengajar di SMA sesuai dengan pendidikna dan

tugas mengajar.

No. Mata Pelajaran Kebutuhan GT GTT

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Pendidikan Agama

Pend. Pancasila & Kewarganegaraan

Bahasa dan Sastra Indonesia

Sejarah Nasional dan Umum

Bahasa Inggris

Matematika

Fisika

Biologi

Kimia

Ekonomi/ Akuntansi

Sosiologi

Geografi

Pendidikan Seni

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Mulok Bahasa Sunda

Bimbingan Penyuluhan dan

Konseling

Komputer

PLH

2

2

3

2

3

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

2

2

2

2

3

1

3

1

1

2

2

-

-

1

-

1

-

2

-

-

-

-

-

1

1

2

1

-

-

2

2

1

2

1

2

-

2

2

b. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pendidikan :

2.1. Magister (S2) : 7 orang

2.2. Sarjana (S1) : 25 orang

Page 133: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

2.3. Sarjana Muda : 0 orang

2.4. Diploma III : 0 orang

c. Latar Belakng Pendidikan Tenaga Administrasi dan Pesuruh/Penjaga

3.1. Diploma III : 1 orang

3.2. SLTA : 7 orang

3.3. SLTP : 2 orang

3.4. SD : 0 orang

3. Daftar Tenaga Administrasi dan Pusuruh/Penjaga

No. Nama / NIP Pangkat/Gol Tugas Pokok

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Ina Diana Maulida

Siti Rohayato

Nandang CS.

Ricky

Iryanto

Ade Bahrudin

Hasanudin

Wandi

Dadi

Padma

Dede

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Keamanan

Pesuruh/Penjaga

Penjaga Kebersihan

Penjaga Kebersihan

Penjaga Kebersihan

Penjaga Kebersihan

Penjaga Kebersihan

4. Sarana dan Prasarana

a. Keadaan Tanah :

1.1. Luas Tanah : 6099 m2

1.2. Status Tanah : Hak Guna Bangunan

1.3. Nomor Sertifikat : -

b. Keadaan Bangunan

2.1. Bangunan : Permanen

Page 134: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

2.2. Jumlah Lokal : 18 (delapan belas) RKB

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

No

Nama Ruangan Kebutuhan

Ruangan Kondisi Keterangan

Ada

(layak)

Ada(tidak

layak)

Kekura

-ngan

1 Ruang Kep. Sek 1 1 - - -

2 Ruang Guru 1 1 - - -

3 Ruang Tata Usaha 1 1 - - -

4 Ruang Kegiatan

Belajar 18 10 8 -

Rehab

Mendesak

5 Ruang Lb. Bahasa 1 1 - - -

6 Ruang Lb. Biologi 1 - 1 - Rehab

Mendesak

7 Ruang Lb. Fisika 1 - - 1 -

8 Ruang Lb. Kimia 1 1 - - -

9 Ruang Keterampilan 1 - - 1 -

10 Ruang Ibadah 1 - 1 - -

11 Ruang BP 1 - 1 - -

12 Ruang OSIS 1 - 1 - -

13 Ruang UKS 1 1 - - -

14 Toilet siswa 18 6 10 3 Mendesak

15 Toilet Guru 4 3 - 1 Mendesak

16 Ruang Kantin 1 - 1 1 Mendesak

Jumlah 53 44 4 6 -

Page 135: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

6. Program Sarana dan Prasarana

a. Pemeliharaan/Perawatan

1) Pemeliharaan kerindangan lingkungan kelas dan sekolah.

2) Pemeliharaan gedung dan sarana prasarana sekolah

b. Pengadaan

1) Pembangunan 2 Ruang Kelas Baru

2) Pembangunan saluran air

3) Pengerasan halaman dan pembuatan tangga lapangan upacara

4) Pengadaan meja kursi siswa

5) Pengadaan mesin tik

6) Pengadaan alat kesenian dan olahraga

7) Pengadaan Komputer Praktek Siswa

8) Pengadaan Pesawat TV

9) Pengadaan Dispenser

7. Hubungan Kerjasama dengan Masyarakat (HUMAS)

a. Rapat Pengurus Komite Sekolah

b. Rapat anggota Komite sekolah

c. Perayaan Hari Ulang Tahun RI

d. Pembinaan Imtaq

e. Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW

f. Pesantren Kilat

g. Nuzulul Qur’an

h. Halal Bil Halal

i. Pelaksanaan sholat Id dan penyembelihan hewan qurban

j. Kegiatan menyambut Tahun Baru Islam

Page 136: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

B. DOKUMENTASI KEGIATAN

SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

Papan nama SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

Wawancara dengan Kepala Sekolah

Page 137: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Wawancara kepada peserta didik

Wawancara kepada peserta didik

Wawancara kepada peserta didik

Page 138: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Wawancara kepada guru PAI

Wawancara kepada guru/teman sejawat

Wawancara kepada guru/teman sejawat

Page 139: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Wawancara kepada karyawan

Wawancara kepada karyawan

Kegiatan Sholat Dhuha berjamaah

Page 140: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Kegiatan Sholat Dhuha berjamaah

Kegiatan Sholat Dhuha berjamaah

Kegiatan pramuka

Page 141: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Kegiatan pramuka

Kegiatan pramuka

Kegiatan pembelajaran

Page 142: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Page 143: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Page 144: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

UJI REFERENSI

Nama : Ali Zuhdan

NIM :1111011000112

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri I Ciampea Bogor

BAB INo No.

FootnotReferensi Hal.

SkripsiParaf

I I Kunandar, Guru Profesional; Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan 6fSD dan Sukses DalamSertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), h.V.

1

2 2 Zakiyah Darajat, dl<k., Metodik Khusus Pengajaran AgamaIslam, (Jakarla: Burni Aksara, Cet. I, 1995), h.197.

2

J 3 Ibid. 2 lt4 4 Imam Tholkhah, Profil ldeal Gurut Pendidikan Agama

Islam, (Jakarla: Titian Pena, Cet. I, 2008), h. 85.

2

5 5 Heri Ruslan (ed.), "Bersaing di Era Masyarakat EkonomiASEAN", Harian Umum Republika, Jakarta,25 November2075,h.24-25.

2

6 6 Ibid. J

7 7 Abuddin Nata, Menuju Sul<ses Sertifikasi Guru & Dosen,(Jakarta: Faza Media, Cet. I, 2009),h.21.

J')

8 8 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Putra Grafika, Cet. 1I, 2007), h. 22.

4

9 9 Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, (Jogjakarta :

Ar-Ruzz Media, Cet. I, 2011), h.94.4 (

10 10 Imam Abdul Syukor, "Profesionalisme Guru dalamMen gimp I emsntasikan Teknolo gi Informasi dan Komunikasidi Kabupaten Nganjuk", Jurnal Pendidikan & Kebudayaan,Vol. 3, 7995,h.200.

5

11 11 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Gttru, (Jakarla:Prenadamedia Group, Cet. III,2015), h.vii.

5 ?

t2 I2 Departemen Agama RI., Al-Qur'an dan Terjemahnya,(Jakarta: Forum Pelayanan al-Our'an. Cet. I. 2013). h.420

5

l3 13 Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, ( Jakarta: RinekaCipta, Cet. II, 2004),h.42.

65

t4 t4 Siswono Yudo Husodo, "Guru, "Sing Digugu lan Ditiru"",Harian Umum Kompas, Jakarta, 25 November 2015,h.7.

6

15 15 Departemen Agama RL, Al-Qur'an dan Terjemahnya,(Jakarta: Forum Pelayanan al-Our'an. Cet. I. 2013). h. 551.

7

I16 16 Imam Tholkhah, op. cit., h. 29. 7 v

17 l7 Jejen Musfah, op. cit., h. 7 .a

18 18 rbid.,h.8. 8

t,

Page 145: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

(Jakarta: Raja Grafindo Persada,20l3), h.95.26 26 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. III, 2008), h. i7.22

27 27 Iif Khoiru Ahmadi, dkk., op. cit.,h.80. 2228 '28 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional,

(Joeiakarta: Ar-Ruzz Media Gror:p. Cet. III. 2010). h. 130.23

29 29 Imam Bukhori, Shahih Bukhori, (Jakarta: Wijaya, Cet XIII,1992), Jilid I, h. 40.

24

30 30 Asrorun Niam Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru,(Jakarta: elsas,2006), h. 135.

24

31 31 Hamzah B.IJno, op. cit., h. 18. 2532 32 Martinis Yamin, Profesionalisasi Gtrnt & Implementasi

KTSP, (Ciputat: Gauns Persada Press. Cet. II. 2001. h.47.26

JJ JJ Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyan, Kemampuan DasarGuru dalam Prosses Belajar Mengajar, (Bandung: RemajaRosda Karya, Cet. IV, 1994), h. 181.

27

34 34 BglqeEUq op. cit., h. 233 28 )

35 35 Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyan, op. cit., h. 181 28 ?36 36 Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-

Rrtzz, Cet. I, 2006), h. l2l.28

37 37 Nasution, Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,1995), h. 103.

28

38 38 Akmal Hawi, op. cit.h.5L 2939 39 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan

Guru-Murid, (Iakafia: Raja Grafindo Persada,200l),h. 97.29 u)

40 40 Akmal Hawi, op. cit.,h.5l 304t 4t Cece Wijaya dan A. Thabrani Rusyan, op. cit., h. 181 31

42 42 Ibid. 31 I

43 43 Akmal Hawi, op. cil.,h.51 31 744 44 A7<nalHawi, op. cit., h. 52. 3245 45 E. Mulyasa, op. cit., h. 181 3246 46 rbid.,h. t84. JJ47 47 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam

Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 31.

34

!48 48 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islom,

(Bandung, Pustaka Setia, Cet. III, 2007), h. 93.34

49 49 Muhaimin, Wacana Pengentbangan Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelaiar, 2003), h. 309.

35

50 50 Toto Suharto, op. cit., h. 1 19. 3551 51 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,

(Jakarta: Ciputat Pers, Cet. II, 2005), h. 41.36 7

52 52 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 37. JO

53 53 Munif Chatib. Gunmya Manusic4 (Bandung: Kaifa, Cet. XII,2073), h. xvii.

36

54 54 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit.,h.l2l 3655 55 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, op. cit.,h.44. a-)t )s6 56 Ibid. 1a)t

\

I

h

Page 146: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

57 57 Ibid. 3758 58 Abudin Nata, op. cit., h. 48. 3859 59 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,

(Bandung: Remaia Rosda Karya, Cet. IX, 2010), h.79.38

60 60 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004), h. 180.

39

6t 61 Akmal Halvi, op. cit,.h.79. 3962 62 Ibid.,h.84. 40 )63 63 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, op. cit., h. 105. 4064 64 Ahmad Tafsir, op. cit., h. 81. 41

65 65 Ibid.,h.82. 41

66 66 Sarya, Pengembangan Kompetensi Profesional GuruPendidikan Guru Agama Islam di Sekolah MenengahPertama Islamiyah Ciputat, (Jakarta: Perpustakaan UINSyarif Hidayatullah, 20 I 4).

42

67 67 Sri Wahyuni, Kompetensi Kepribadian Guru PAI danKontribusinya Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMPKharisma Bangsa Pondok Cabe, (Jakarta: Perpustakaan UINSyarif Hidayatullah, 20 I 4).

42

68 68 Fatziyah, P.engembangan Kompetensi Guru Sekolah SmartElrselensia Indonesia Parung Bogor, (Jakarta: PerpustakaanUIN Svarif Hidavatullah . 20 I 4\.

43 ?

No No.Footnot

Referensi Hal.Skripsi

Paraf

1 1 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (lakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 3.

44

2 2 Ibid.,h.28 443 J Nur Aida alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikqn,

(Ciputat: Islamic Research Publishine. 2009). h. 35.45 /

4 4 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 100.

45

5 5 Depaftemen Agama RI., Al-Qur'an dan Terjemahnya,(Jakarta: Forum Pelayanan al-Our'an. Cet. I. 2013). h.420.

46

i6 6 Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. I, 2011), h. 170.41 )

7 7 Ibid. 478 8 Ibid.,h. tll 489 9 rbid. 48

BAB III

BAB IV

No No.Footnot

Referensi Hal.Skripsi

Paraf

1 1 Buku Profil Sekolah SMA Neeeri 1 Ci'ampea,2015. 502 2 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: 57 )

t

I

Page 147: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

Prenadamedia Group, Cet. III, 2015),h.52J J Wawancara dengan Vivin Sofianti di ruang tamu SMA

Negeri 1 Ciampea pada jum'at 18 Desenrber 2015.59

L4 4 Wawancara dengan Revina Cahyani di ruang.tamu SMA

Negeri 1 Ciampea pada ium'at 18 Desember 2015.59 (

5 5 Wawancara dengan llediana di ruang tamu SMA Negeri 1

Ciampea Dada ium'at 18 Desember 2015.59

6 6 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) diruang guru SMA Negeri I Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

60

7 7 Wawancara dengan Drs. Maryana (wakasek. Urs.kurikulum) di ruang guru SMA Negeri I Ciampea padaSabtu 19 Desember 2015.

60w

8 8 Wawancara dengan Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si di ruangguru SMA Negeri 1 Ciampea pada Sabtu 19 Desember20t5.

60

9 9 Wawancara dengan Ina Diana di ruang TU. SMA Negeri 1

Ciampea pada Senin 21 Desember 2015.6t

10 10 Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruangkepsek SMA Negeri I Ciampea pada Rabu 23 Desember2015.

6l 7

11 11 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) diruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

6l

t2 t2 Riyan Hidayat, Pemanfaatan Telcnologi Informasi danKomunikasi Oleh Guru Sosiologi dalam MenyampaikanMateri Pembelajaran di Kelas, diakses 17 Juni 2015,(www.compasiana.com)

62 Y

13 13 Hasil observasi terhadap guru PAI di ruang kelas padaSelasa 12 Januai20l6

63

t4 t4 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) diruang guru SMA Negeri I Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

63 Y

15 15 Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruangkepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada Rabu 23 Desember2015.

63

t6 t6 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI)ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada SelasaDesember 2015.

di22

63 7

tl t7 Bahruddin, Kompetensi Teknologi Informasi DanKomunikasi Guru Pendidikan Agama Islam, diakses 29 Juni2 0 1 5, (r,r-ww. di s dikbud. sulten gprov. go. id)

65

18 18 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI)ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada SelasaDesember 2015.

di22

65 J

t9 t9 Wawancara dengan Vivin Sollanti dkk. di ruang tamu SMANeeeri 1 Ciampea pada ium'at 1B Desember 2015.

65 I20 20 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (eum PAI) di 67 l

t

Page 148: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

21 2t Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruangguru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember20t5.

67

22 22 Slawancara Cengan Ibnu Tri Cahyono, S.Pd. di ruang guruSIUA Neeeri 1 Ciampea pada-Sabtu 19 Desemb er 2015.

68

23 L) Wawancara dengan Drs. Maryana (wakasek. Urs.kurikulum) di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea padaSabtu 19 Desember2015.

68

24 24 Wawancara dengan Mediana di ruang tamu SMA Negeri 1

Ciampea pada ium'at 18 Desember 2015.68 ",

25 25 Hasil observasi di pos satpam pada Selasa 12 Januari 2016. 6926 26 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAD di

ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

70

27 27 Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruangguru SMA Negeri I Ciampea pada Selasa 22 Desember20t5.

70 ")

28 28 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) diruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

71

29 29 Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruangguru SMA Negeri I Ciampea pada Selasa 22 Desember2015.

71 u)

30 30 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa (guru PAI) diruang guru SMA Negeri I Ciampea pada Selasa 22Desember 2015.

72

31 31 Wawancara dengan Drs. Nur Salim (guru PAI) di ruangguru SMA Negeri I Ciampea pada Selasa 22 Desember2015.

72 1

32 32 Wawancara dengan Irianto di pos satpam SMA Negeri 1

Ciampea pada Senin 21 Desember 2015.t)

1.

33 53 Wawancara dengan Ina Diana di ruang TU. SMA Negeri 1

Ciampea pada Senin 21 Desember 2015.73 )

Page 149: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

"Kompetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor" yang disusun oleh

Ali Zuhdan dengan NIM I l1 1011000112, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20

Apil201,6.

Jakarta,20 April2016

Dosen Pembimbing Skripsi

+t^ [-Dr. Jeien Musfah. M.A

NIP: 19770602 200501 1 004

Page 150: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTA. I, FITK

, Lt k li. Juarda lJo 95 Ciputal 15412 lndane*a

FORM (FR)

No Dokumen . FITK-FR-AKD-081

Tgl Terbit ; 1 Maret 2010

Itlo- Revisi: 01

111Ha

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Lln.01r'F. t1KNt.01.i1.lLti:1.l201 5

Lamp. : -LIal : Bimbingan Skripsi

Nanra

Ntlt'{

J urusalr

Semester

Judul Skrit",si

Jernbusan:t. Dekan l- li'K2- h.lahasisu,a yhs.

Ali Zuhdan

1 r I 101 10001 13.

Pendidikan Agama lslam

9 (sernbilan)

Kornpeiensi Sosial Cruru FAi di S:'"1A |i':geeri l {- i:rcrpea 8nl':r"

Jakarta, 6 MEi :015

Kepada Yth-

l)r. i.'icrr \lLr-lalr. \l \.PernL:irnbilg SkripsiFakultas lhnu Tarbiyah dan KeguruanU N Slarif F{ida-r'atullahJakarta.

As s ol am u' aluiku nt wr-w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pernbirnbing Illl(nlateri,itekn is) pen u I i san skri ps i mahas i s tra :

Judui tersebut telah disetujui oleh Jurusan !.ang bersailgkutan pada tanggal 6 Nlei l0l5 .

ahstraksilr.rrrllire terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul

tersebut- Apabila perubahan substansial dian-egap perlu, rnohon pernbinrbing menghubungi

Junrsan terlebih dahulu,

Bimhingan skripsi ini diharapkarr selesai dalam rvaktu 6 (enant) bulan. dan dapat

diperpanjang selama 6 {enarn) bulan beriktltnYa tanpa surat perpan3angan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara- kami trcapkan terima kasilr.

ll"as s q I unnt' u I a i ku m v' r tt' b.

Islart

Page 151: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juan<b No ffi Cipttat 15412Indr.n5ia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD082Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01

Ha 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01iF.1iKiv'I 01 3i 2015Lamp. : ........, .......Ha1 : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ciampea BogordiTernpat

Assalanru' al a i kum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

NIMJurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:

1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasisrva yang bersangkutan

JakartA 11 Desember 2015

: Ali Zuhdan

:1111011000112

: Pendidikan Agama Islam (PAI): IX (Sembilan)

: Konrpetensi Sosial Guru PAI di SMA Negeri 1 CiampeaBogor

Adalah benar rnahasiswa,ii Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudaradapat mengizinkan mahasiswa tersebut mel aksanakan penelitian dirnaksud.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan tenma kasih.

Was sal amu' al a i kum wr.w b.

a.n. DekanKajur Pendidikan Agama Islam

Majid Khon, M.198703 I 005

Dr. H.

Page 152: KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI DI SMA NEGERI 1 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31921/3/ALI... · (Persaudaraan Setia . Hati Terate) Komisariat UIN Jakarta, Sahabat-sahabat

PEMERINTAH KABUPATEN BOGORDINAS PENDIDIKAN

S1}4A NEGERI 1 CIAMPEAJL Raya Cibadak Km.15 Ciampea Telp. (0251)8628156 Bogor 16620

SURAT KETERANGAN

Nomor l42l.3l 05r. -TU

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMAN i Ciampea Kabupaten Bogor, Sesuai Surat

Pengantar dari UIN Jakarta nomor: Un.01/F.11KM.01.3/2088/2015 tanggal 11 Desember 2015

tentang Permohonan Izin Penelitian dengan ini menerangkan bahwa :

Nama

NIM

Semester

Fakultas

: ALI ZUHDAN

: lll10ll000t12

: IX ( 9 Sembilan )

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

Telah selesai melaksanakan Kegiatan Penelitian mengenai "Kompetensi Sosial Guru PAI di

SMA Negeri 1 Ciampea Bogor" pada Bulan Desember 2015 s.d Pebruari 2016.

Demikian suratKeterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.

Pembina, [V/aNIP. I 9650 l3 I 199203 1005

ARIF SETIAWAN, M.M,