kompetensi bahasa arab untuk calon guru mi ةيملاسالإ

12
KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI مية س بتدائية دارسن في ادرسيرشحي ا غة العربيةلءات ال كفاPaper Seminar Nasional PGMI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2015” Oleh: Raswan, M.Pd., M.Pd.I (Lektor Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FITK UIN Jakarta) Pendahuluan Paper ini dilatarbelakangi oleh pengalaman penulis menjadi guru MI selama kurang lebih 5 tahun sejak 2006 hingga 2011. Perasaan satu hati dengan guru-guru MI serta jurusan PGMI lah yang membangkitkan dan kemudian penulis terpancing untuk menulis satu paper sederhana. Banyak problematika di MI khususnya mengenai pembelajaran bahasa Arab padahal bahasa Arab merupakan materi inti/tuan rumah MI menurut sejarahnya. Masalah yang utama adalah mengenai berbagai kebijakan di MI, diantaranya kualifikasi guru dan kompetensinya. Guru kelas di MI sebelumnya banyak bukan merupakan alumni PGMI, kini guru kelas wajib atau dianjurkan merupakan lulusan PGMI. Imbasnya kemenag membuka program S1 kedua bagi guru PAI yang terlanjur sudah mendapatkan sertfikasi guru kelas. Untuk guru bahasa Arab di MI, banyak simpang siur informasi, bahkan ada isu bahwa guru bahasa Arab MI bukan merupakan guru mata pelajaran seperti di M.Ts dan MA, sehingga sejak tahun 2009, di madrasah pembangunan saja tidak ada lagi peserta sertifikasi guru bahasa Arab untuk MI. Bahkan guru bahasa Arab alumni PBA, karena mengajar sebagai guru kelas maka sertifikasinya dilibatkan sebagai profesional guru kelas MI. Kesimpangsiuran itu alhamdulillah terjawab sudah setelah penulis melakukan beberapa wawancara dengan peserta PLPG bahasa Arab tahun 2014, Bahwa diantara peserta PLPG ada guru bahasa Arab MI-nya. Meskipun di Madrasah pembangunan sebagai tempat penulis pernah mengembangkan diri belum ada lagi sertifikasi guru bahasa Arab MI. Namun penulis melihat bahwa bahasa tidak akan berhasil jika tidak dibudayakan dan dibiasakan. Jika guru bahasa Arab hanya masuk kelas 2 JP dalam satu minggu, dan guru kelaslah yang lebih sering ketemu dengan siswa, maka tidak akan mungkin pembelajaran bahasa Arab tanpa pelibatan guru kelas dalam membudayakan siswa. untuk mensukseskannya guru kelas harus memiliki komptensi minimal dalam bahasa Arab meski bukan sebagai guru mata pelajaran Atas dasar itu, penulis tertarik untuk mendiskusikan beberapa hal diantaranya pertama, siapa yang berhak mengajar bahasa Arab MI berdasarkan aturan yang berlaku?, Kedua, apa tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI secara umum yang sesungguhnya?, ketiga, apakah poisi lingkungan bahasa itu penting dilakukan dengan sinergi guru bahasa Arab dengan guru kelas, dan bagaimana jika lingkungan bahasa Arab tidak tercipta? Jika penting apakah guru kelas yang alumni PGMI perlu diberikan bekal yang lumayan bahasa Arab minimal untuk mencipta lingkungan bahasa Arab di MI? Jika itu tuntutannya bagaimana seharusnya kurikulum dan silabus di PGMI terkait dengan bahasa Arab dan pembelajaran bahasa Arab di MI atau minimal kompetensi bahasa Arab apa yang harus dimiliki guru kelas MI atau calon guru kelas MI? Insya

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI

كفاءات اللغة العربية لمرشحي المدرسين في المدارس الابتدائية الإسلاميةPaper Seminar Nasional PGMI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2015”

Oleh: Raswan, M.Pd., M.Pd.I

(Lektor Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FITK UIN Jakarta)

Pendahuluan

Paper ini dilatarbelakangi oleh pengalaman penulis menjadi guru MI selama kurang lebih 5

tahun sejak 2006 hingga 2011. Perasaan satu hati dengan guru-guru MI serta jurusan PGMI lah

yang membangkitkan dan kemudian penulis terpancing untuk menulis satu paper sederhana.

Banyak problematika di MI khususnya mengenai pembelajaran bahasa Arab padahal bahasa

Arab merupakan materi inti/tuan rumah MI menurut sejarahnya.

Masalah yang utama adalah mengenai berbagai kebijakan di MI, diantaranya kualifikasi

guru dan kompetensinya. Guru kelas di MI sebelumnya banyak bukan merupakan alumni PGMI,

kini guru kelas wajib atau dianjurkan merupakan lulusan PGMI. Imbasnya kemenag membuka

program S1 kedua bagi guru PAI yang terlanjur sudah mendapatkan sertfikasi guru kelas. Untuk

guru bahasa Arab di MI, banyak simpang siur informasi, bahkan ada isu bahwa guru bahasa

Arab MI bukan merupakan guru mata pelajaran seperti di M.Ts dan MA, sehingga sejak tahun

2009, di madrasah pembangunan saja tidak ada lagi peserta sertifikasi guru bahasa Arab untuk

MI. Bahkan guru bahasa Arab alumni PBA, karena mengajar sebagai guru kelas maka

sertifikasinya dilibatkan sebagai profesional guru kelas MI.

Kesimpangsiuran itu alhamdulillah terjawab sudah setelah penulis melakukan beberapa

wawancara dengan peserta PLPG bahasa Arab tahun 2014, Bahwa diantara peserta PLPG ada

guru bahasa Arab MI-nya. Meskipun di Madrasah pembangunan sebagai tempat penulis pernah

mengembangkan diri belum ada lagi sertifikasi guru bahasa Arab MI. Namun penulis melihat

bahwa bahasa tidak akan berhasil jika tidak dibudayakan dan dibiasakan. Jika guru bahasa Arab

hanya masuk kelas 2 JP dalam satu minggu, dan guru kelaslah yang lebih sering ketemu dengan

siswa, maka tidak akan mungkin pembelajaran bahasa Arab tanpa pelibatan guru kelas dalam

membudayakan siswa. untuk mensukseskannya guru kelas harus memiliki komptensi minimal

dalam bahasa Arab meski bukan sebagai guru mata pelajaran

Atas dasar itu, penulis tertarik untuk mendiskusikan beberapa hal diantaranya pertama,

siapa yang berhak mengajar bahasa Arab MI berdasarkan aturan yang berlaku?, Kedua, apa

tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI secara umum yang sesungguhnya?, ketiga, apakah poisi

lingkungan bahasa itu penting dilakukan dengan sinergi guru bahasa Arab dengan guru kelas,

dan bagaimana jika lingkungan bahasa Arab tidak tercipta? Jika penting apakah guru kelas yang

alumni PGMI perlu diberikan bekal yang lumayan bahasa Arab minimal untuk mencipta

lingkungan bahasa Arab di MI? Jika itu tuntutannya bagaimana seharusnya kurikulum dan

silabus di PGMI terkait dengan bahasa Arab dan pembelajaran bahasa Arab di MI atau minimal

kompetensi bahasa Arab apa yang harus dimiliki guru kelas MI atau calon guru kelas MI? Insya

Page 2: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

Allah paper ini akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Paper yang dimaksud

bertajuk “Kompetensi Bahasa Arab untuk Calon Guru MI كفاءات اللغة العربية لمرشحي .”المدرسين في المدارس الابتدائية الإسلامية

Urgensi Bahasa Arab di Madrasah untuk Pendidikan Indonesia

Pendidikan berupaya mencipatakan generasi muda untuk siap menghadapi tantangan zaman.

Tentunya empat kompetensi menjadi tumpuan dalam pelaksanaan pendidikan mulai dari

kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3-nya menegaskan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. (Lihat Matsna dan Raswan 2015: 84).

Kompetensi spiritual atau dalam undang-undang disebut beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia merupakan kompetensi yang erat kaitannya dengan

nilai-nilai Agama. Lembaga yang paling konsen dengan kompetensi spiritual di Indonesia

khususnya agama Islam adalah madrasah. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) merupakan madrasah yang

setara dengan Sekolah Dasar (SD) plus materi agama dan bahasa Arab. Jika agama di SD hanya

satu bidang studi, di MI terdiri dari empat bidang studi yakni Qur‟an Hadits, Akidah Akhlak,

Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam plus bahasa Arab. Jika materi agama minimal ada 7 jam

pelajaran ditambah bahasa Arab 2 jam pelajaran, maka materi plus bagi MI sesungguhnya ada 7

JP. Kenapa bahasa Arab, karena kesempurnaan pemahaman agama sangat erat kaitannya dengan

pemahaman bahasa Arab.

Bagaimanapun guru MI harus plus dari SD, dari namanya saja beda MI hanya pada bahasa

meskipun sesungguhnya ada salah kaprah penamaan1, karena sudah terlanjur ya tidak apa-apa.

Jika guru MI tidak plus untuk apa, plus-nya harus dalam bidang agama dan bahasa Arab, Agama

yang dimaksud terdiri dari al-Qur‟an al-Hadits, Fiqh, SKI dan Akidah Akhlak plus bahasa Arab.

Dalam pembahasan dan kajian ilmiah bahasa Arab beda dengan PAI, meski menurut

pandangan umum orang awam, keduanya mirip. Walau demikian tidak menapikan bahwa

pemaham agama Islam yang mumpuni akan terjadi hanya jika memahami bahasa Arab dengan

baik. Bahkan semua bidang kajian agama Islam mewajibkan pengetahuan dan kemahiran bahasa

Arab.

1 Salah kaprah penamaan misal M.Ts sebagai SMP padahal االإدرشت الثاهىيت الؤشلاميت di Arab artinya SMA,

sementara MA atau االإدرشت العاليت maknanya adalah sekolah tinggi. Harusnya dalam bahasa Arab yang benar MTs

adalah MM maksudnya االإدرشت االإخىشطت الؤشلاميت baru kemudian MA yang benar M.Ts atau االإدرشت االإخىشطت .الؤشلاميت

Page 3: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

Dengan demikian rasanya tidak berlebihan jika kemampuan bahasa Arab penting untuk

meningkatkan keimanan dan akhlak siswa khususnya yang beragama Islam. Bagaimana pun

membaca al Qur‟an dengan pemahaman makna akan lebih efektif dibanding dengan hanya

membaca tanpa faham makna. Demikian juga shalat yang akan menjauhkan muslim dari

perbuatan keji dan munkar diawali dengan shalat yang difahami maknanya dan bukan sekedar

ritual saja.

Kualifikasi Guru Bahasa Arab di MI

Siapa yang mengajar bahasa Arab di MI? alumni PBA, PAI atau PGMI?

Jurusan pendidikan Bahasa Arab menargetkan alumninya untuk mencetak guru bahasa

untuk tingkat M.Ts dan MA plus SMA program bahasa. Artinya sejak awal PBA tidak

menyiapkan alumninya untuk mengajar ditingkat MI –secara formal- walaupun kenyataan di

lapangan banyak diantaranya alumni PBA yang menjadi guru bahasa Arab di MI, terutama di

lembaga swasta. Lalu pertanyaannya siapa yang berwenang mengajar bahasa Arab jika guru

alumni PBA tidak bisa? Jawaban sepintas mungkin akan mengarah ke guru Agama, karena ada

anggapan bahasa Arab dekat dengan agama menurut orang awam.

Oleh karenanya, tak berlebihan kiranya jika guru MI atau alumni PGMI atau calon guru MI

harus bisa mengajarkan bahasa Arab. Permen no 16 tahun 2007 secara jelas menyatakan bahwa

guru MI adalah sarjana PGMI dan psikologi meski dipandang paradok dengan PP standar

nasional pendidikan no19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa kualifikasi guru MI bukan hanya

sarjana PGMI atau psikologi namun juga sarjana kependidikan lainnya. Meski, jika dilihat

hirarkinya PP lebih tinggi dari Permen. Akan tetapi dari waktu lahirnya terkesan bahwa permen

telah menghapus PP tersebut terutama dalam hal kualifikasi “kependidikan lainnya” dalam

mengajar siswa MI.

Akibat pemahamahan ini pula kemenag membuka program sarjana ke dua bagi guru PAI

yang ingin linear untuk mengajar di MI dengan sertifikat profesinya yang sudah terlanjur di guru

kelas. Padahal diantaranya ada yang sudah bergelar magister seperti M. Faiz, MA, guru MI

Pembangunan UIN Jakarta yang ikut kembali dalam program sarjana kedua bagi guru PAI.

Jika sertifikasi guru bahasa Arab alumni bahasa Arab akan bermasalah di MI atau paling

tidak lebih sulit dengan hanya berbekal sarjana pendidikan bahasa Arab bukan sarjana PGMI,

kecuali yang sudah terlanjur mendapatkan sertifikasi, maka ke depan guru bahasa Arab di MI

mutlak harus diajar oleh guru MI/kelas/alumni PGMI atau paling tidak guru agama. Karena di

SD/MI mewajibkan minimal ada guru tambahan olahraga dan agama (PMA), bisa saja difahami

bahwa guru bahasa Arab bagian dari guru kelas.

Ini semua memberikan argumen kuat pentingnya kompetensi bahasa Arab guru MI /calon

guru MI/mahasiswa PGMI, Apalagi mata kuliah bahasa Arab menjadi salah satu mata kuliah

wajib di UIN Jakarta. Implikasinya adalah bahwa guru PGMI harus disiapkan mengenai hal itu

melalui mata kuliah wajib ke-UIN-an atau perlu diberikan vitamin tambahan.

Sebab jika kebijakan mahasiswa PGMI hanya mendapatkan dua SKS dengan logika

apapun tidak akan mampu menciptakan guru yang bisa mengajar siswa MI sesuai dengan materi

Page 4: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

yang ada di SD plus juga bisa membelajarkan bahasa Arab. Dengan demikian Silabus bahasa

Arab perlu disesuaikan dengan kebutuhan mereka sesuai standar mahasiswa UIN juga untuk

bekal mengajar bahasa Arab kepada siswa MI.

Menurut Prof. Dr. Aziz Fachrurrozi, MA bahwa guru yang mengajar bahasa Arab

seharusnya alumni pendidikan bahasa Arab bukan alumni lainnya. Bukan alumni PGMI, karena

sangat „ceroboh‟ jika mengamanatkan bahasa Arab kepada alumni PGMI apalagi hanya dibekali

dengan beberapa SKS. Begitupun jika bahasa Arab diajarkan oleh alumni PAI, akan sangat

membahayakan. Jika PAI diajar oleh PBA masih mungkin. Jadi sesungguhnya kesalahan atau

kekurangperhatian berada pada tataran kementrian agama dalam memposisikan guru bahasa

Arab MI sebagai mata pelajaran karena ia memiliki kesulitan khusus.

Oleh karena kurikulum K.13 yang tetap dipakai oleh kemenag menjadikan bahasa Arab

sebagai materi wajib sejak kelas 1 yang sebelumnya di KTSP hanya diwajibkan sejak kelas IV

meski beberapa madrasah sudah menjadikannya mulok sejak kelas 1 di kurikulum KTSP maka

tentunya pertimbangan pengembangan silabusnya pun harus disesuaikan dengan kurikulum yang

ada. Meski tidak untuk menjadi guru bahasa Arab, minimal bisa menjadi guru pengganti bahasa

Arab, serta membantu guru bahasa Arab dalam menciptakan budaya bahasa Arab di madrasah.

Pada paper ini penulis hanya akan batasi pada aspek materi yang urgen dikuasai mahasiswa

PGMI untuk bisa membelajarkan atau mencipta lingkungan bahasa Arab di MI.

Diskusi dengan Iriani Apriliani, salah satu guru bahasa Arab MI di DKI Jakarta melalui

media facebook dan dengan Hj. Istianah, M.Pd, yang tahun 2013 ikut PLPG di kemenag melalui

BBM, dengan Ustadz. Zakaria, MA melalui SMS, serta kepala MI Pembangunan UIN Jakarta

melalui inbox facebook memberikan sedikit pencerahan bahwa guru bahasa Arab di MI bukan

termasuk materi guru kelas. Meskipun akhir-akhir ini di Madrasah Pembangunan beberapa guru

bahasa Arab MI justru sertipikat pendidiknya mengikuti jalur guru kelas. Beberapa sumber

tersebut khususnya tiga pertama menunjukan bahwa di tahun 2014 peserta sertifikasi itu di

dalamnya ada guru bahasa tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Jadi mitos bahwa di MI tidak ada lagi

sertifikasi guru bahasa Arab sudah terpecahkan. Meski demikian untuk mencipatakan lingkungan

bahasa sebagai syarat mutlak keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di MI, guru kelas harus

dibekali kompetensi minimal yang mengarah ke situ.

Kualifikasi Guru MI dalam dokumen

Pasal 1 Permendiknas nomor 16 tahun 2007 disebutkan bahwa (1) Setiap guru wajib

memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. (2)

Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2-nya menjelaskan Ketentuan mengenai

guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri. (Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik

Dan Kompetensi Guru)

Page 5: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

Selanjutnya Kualifikasi Akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang

sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi

yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. (Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik Dan Kompetensi Guru, hal. 3)

Hal itu berbeda dengan PP no 19 tahun 2005 yang dengan tegas menjelaskan bahwa

Pendidik pada SD/MI atau bentuk la in ya ng s ede rajat memiliki: a) kua fika s i akademik

pendidikan minimum diploma empa t (D-IV) a tau s arjana (S1); b) Latar belakang pendidikan

tinggi di bidang pendidikan SD /MI , kependidikan la in, atau psikologi; dan c). sertifikat profesi

guru untuk SD/MI. (Pasal 29 PP no 19 tahun 2005 tentang Sisdiknas)

Sementara Komptensi Guru Bahasa Arab pada SMA/MA, SMK/MAK* adalah pertama,

memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam bahasa Arab (linguistik,

wacana, sosiolinguistik dan strategis). Kedua, menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif

dan produktif dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan

strategis). (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, hal. 30).

Dalam permendiknas no 16 tahun 2007 tidak ada penjelasan mengenai kualifikasi guru

bahasa Arab pada MI. ditambah dengan pernyataan bahwa kualifikasi guru MI adalah diploma

IV atau sarjana (S1) program studi PGMI atau psikologi. Meski dalam PMA no 90 tahun 2013

disebutkan bahwa minimal ada guru tambahan olahraga dan agama di MI selain guru kelas, yang

bisa saja difahami bahwa guru bahasa Arab bagian dari guru kelas atau bagian dari guru agama,

walaupun bisa juga ada guru lain selain guru kelas akan tetapi tidak menjadi proioritas sehingga

guru bahasa Arab bisa diambil alih guru agama atau guru kelas tadi.

Kompetensi Guru ; Guru MI

Ada empat kompetensi guru yang wajib menjadi bagian dari lahir batin guru yakni

pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Guru harus memiliki kompetensi yang empat ini.

Untuk mengukur apakah guru memiliki keempat kompetensi maka guru perlu menguasai

kompetensi apa saja yang harus dimiliki beserta jabarannya. Berikut adalah jabaran masing-

masing keempat kompetensi:

1. Kompetensi Pedagogik

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,

dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan

kegiatan pengembangan yang mendidik.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagaipotensi yang dimiliki.

Page 6: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

g) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagaipotensi yang dimiliki.

h) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional

Indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta

didik dan masyarakat.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

d) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri.

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri danprofesi lain secara lisan dan tulisan

atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

a) Menguasai materi,struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar matapelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan

diri.

Problem alumni PGMI di Lapangan

Oleh karena MI 90% lebih adalah swasta maka pembukaan lowongan CPNS untuk guru

MI sangat terbatas. Hal itu jauh dengan lowongan CPNS guru pada SD bagi alumni PGSD.

Page 7: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

Meski secara kurikulum dan keilmuan antara PGMI dan PGSD sama, bahkan PGMI merupakan

PGSD plus artinya kurikulumnya merupakan kurikulum PGSD plus kurikulum khas PGMI akan

tetapi dalam kerja di lapangan ada dikotomi yang sangat signifikan.

Guru dengan ijzah PGMI tidak sedikit ditolak untuk melamar di instansi SD. Sehingga

problem ini menimbulkan masalah tersendiri bagi alumni PGMI. Sebagai contoh ada berita

bertajuk “Alumni PGMI Ditolak Lamar CPNS” dalam http://www.jambiekspres.co.id/berita-

163-alumni-pgmi-ditolak-lamar-cpns.html. Kejadian serupa pernah terjadi di Brebes dimana

alumni PGMI tidak diperbolehkan melamar CPNS guru kelas SD yang kebetulan lowongan

CPNS yang formasinya paling besar adalah untuk guru kelas SD.

Pentingnya Bahasa Arab di MI

Pepatah Arab mengatakan bahwa “ الخعلم في الصغار كالىقش على الحجز والخعلم في الكبار artinya belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, dan belajar di ”كالىقش على االإاء

waktu besar bagaikan mengukir di atas air. Maknanya sangat jelas, bahwa mempelajari apapun

jika dilakukan di usia kecil maka meski bisa jadi membelajarkannya butuh waktu dan energi

ekstra akan tetapi hasilnya akan awet dan membekas. Sementara belajar di saat sudah dewasa,

meski prosesnya lebih mudah akan tetapi daya bekasnya cepat hilang.

Tujuan materi bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah menurut Permenag no. 2 tahun 2008

sebagai berikut: a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan

maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara

(kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). b. Menumbuhkan kesadaran tentang

pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar,

khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. Dan c. Mengembangkan pemahaman

tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.

Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri

dalam keragaman budaya. (Lihat Matsna dan Raswan 2015: 86-87).

Sementara dalam Standar Isi K.13_, dijelaskan bahwa mata pelajaran bahasa Arab

merupakan materi yang berkaitan dengan materi agama islam yang empat. Dimana bahasa Arab

merupakan bahasa pengantar untuk memahami ajaran Islam. Dengan bahasa Arab ajaran Islam

dapat difahami secara benar dan mendalam dari sumber utamanya, yakni al Qur‟an dan Hadits

ditambah literatur pendukungnya yang berbahasa Arab. Ia merupakan mapel bahasa yang

diupayakan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta

menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, reseptfi (menyimak dan membaca) dan

produktif (bercakap dan menulis). (Lamp. SK-Dirjen-No.2676-2013 hal. 44)

Bahasa Arab di MI, adalah pondasi untuk pembelajaran bahasa Arab tingkat selanjutnya.

Oleh karena di MI baru pondasi maka penanaman kecintaan terhadap bahasa Arab harus menjadi

prioritas. Oleh karena pada dasarnya tidak ada siswa yang menyukai pelajaran apapun, termasuk

pelajaran bahasa Arab, maka harus ada usaha untuk men-cinta-kan siswa terhadap bahasa Arab.

Untuk menanamkan kecintaan itu maka harus ada budaya bahasa yang didukung oleh semua

pihak yang ada di MI. Metode pembelajaran pun harus mengikuti perkembangan dan interes

Page 8: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

siswa di usia tersebut. Termasuk di dalamnya media pembelajaran dan lain sebagainya. Guru

harus berusaha masuk ke dunia anak sehingga apapun yang dia tawarkan kepada anak akan

dengan mudah diterima oleh anak.

Guru kelas memiliki peranan utama karena merekalah yang paling banyak bertatap muka

dengan siswa. Dan penumbuhan motivasi belajar dan minat bahasa Arab akan lebih mudah

dilakukan jika dibantu dengan pelibatan dan kerjasama dengan guru kelas. Sehingga pada tahap

selanjutnya siswa akan tertarik untuk belajar bahasa Arab, terus belajar dan terus meningkatkan

kemampuan bahasa Arab.

Mencipta Lingkungan Bahasa Arab (البيئة العربية) Faktor utama keberhasilan pembelajaran bahasa adalah lingkungan bahasa yang

memadai.lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan dengar dan lingkungan pandang,

lingkungan formal dan non-formal, bergerak dan statis. Untuk mencipta lingkungan bahasa di

suatu lembaga tidaklah gampang, harus ada satu pemahaman dan kesepakatan antar lini yang ada

di lembaga tersebut.

Untuk Madrasah Ibtidaiyyah maka harus ada kerjasama antara kepala, guru, satpam, TU

dan lain sebagainya. Guru memiliki peranan yang paling vital dalam hal ini. Artinya gurulah

yang paling harus menjadi terdepan dalam membudayakan berbahasa Arab dalam setiap

kesempatan di Madrasah. Dan guru kelaslah yang paling sering bertemu dengan siswa

dibandingkan dengan guru-guru lain dalam setiap waktunya. Oleh karenanya maka guru kelas,

minimal harus memiliki bekal minimal agar pada tahap selanjutnya dapat menjalankan

lingkungan bahasa khususnya ketika terjadi pembelajaran materi kelas di madrasah. Dengan itu

maka diharapkan lingkungan bahasa Arab akan tercipta dan pada tahap selanjutnya keberhasilan

pembelajaran bahasa Arab di MI sebagai dasar untuk jenjang lanjutannya akan menjadi

kenyataan.

Materi Pelajaran MI pada Kurikulum 2013

Berbagai kalangan pakar bahasa Arab memberikan kesimpulan yang mirip, bahwamateri

bahasa Arab itu dengan kurikulum apapun materinya gak jauh berbeda. Mungkin perbedaan

hanya pada posisi penyajian pembelajaran saja. Pada sisi kompetensi atau kemahiran bahasa

yang menjadi arah tetap sampai kapanpun ada empat yakni menyimak, berbicara, membaca dan

menulis (Murtado 2015).

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 0001512 tahun 2013

tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agma Islam dan Bahasa Arab

termakub bahwa Materi Bahasa Arab untuk Siswa MI yang bisa dieksplor dalam silabus

Pembelajaran bahasa Arab untuk calon guru MI di PGMI terdiri dari enam jenjang yakni kelas 1

s.d kelas 6 dan disetiap kelas ada dua semester, setiap semester antara 3-4 tema, dan di setiap

semester pula dibelajarkan gramatikal bahasa Arab sejak kelas 4 hingga kelas 6 dan dibelajaran

ungkapan komunikatif dari mulai kelas 1 hingga kelas 3.

Page 9: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

Berikut adalah jabaran materi bahasa Arab yang dibelajarkan di MI mulai kelas 1 hingga

kelas 6:

No Kelas/

Semester Tema

Ungkapan Komunikatif/Gramatika

Bahasa Arab

1 1/ganjil ،عمل الكشف، الخعارفالأدواث الكخابيت، الأدواث

االإدرشيت

–وعمل الكشف –بصم الله الزحمن الزحيم عبارة -حاضز، مىجىد، غائب؟ أًن فلان؟

حعمل إلى –اجلض –قف –الخحيت اليىميت –افخاح هذه الصفحت –افخاح الكخاب –الأمام

اشمع!، –اهظز إلى الصبىرة! –اهظز إلى الكخاب! اشأل، أجب، قل –اعد –اشخمع! اشخمع جيدا!

طيب. –اقزأ! –

2 1/genap أشماء الأًام، 11-1العدد ،بعض أشماء الفىاكه، بعض

الألىان

3 2/ganjil ،أفزاد االإدرشت، الزي االإدرس ياالإشزوباث، االإأكىلاث في

االإقصف، مصلى االإدرشت

–وعمل الكشف –بصم الله الزحمن الزحيم عبارة -مىجىد، غائب؟ أًن فلان؟حاضز،

حعمل إلى –اجلض –قف –الخحيت اليىميت –افخاح هذه الصفحت –افخاح الكخاب –الأمام

اشمع!، –اهظز إلى الصبىرة! –اهظز إلى الكخاب! اشأل، أجب، –اعد –جيدا! 5اشخمع! اشخمع

ارفع صىجك –هيا هقزأ –طيب –اقزأ! 6 –قل باالإجمىعت –جميعا –أهت والآن دورك/والآن – مزة أخزي. –

4 2/genap ،آلاث االإىاصلاث، إشارة االإزور الأدواث في البيت

5 3/ganjil أشماء الدروس، أعضاءالىضىء، الصلىاث الخمض،

أشماء الأمزاض

–وعمل الكشف –بصم الله الزحمن الزحيم عبارة -حاضز، مىجىد، غائب؟ أًن فلان؟

حعمل إلى –اجلض –ف ق –الخحيت اليىميت –افخاح هذه الصفحت –افخاح الكخاب –الأمام

اشمع!، –اهظز إلى الصبىرة! –اهظز إلى الكخاب! اشأل، أجب، قل –اعد –اشخمع! اشخمع جيدا!

–ارفع صىجك –هيا هقزأ –طيب –اقزأ! – عتاجمالب –جميعا –والآن دورك/والآن أهت

6 3/genap الت الحدًقت، أعضاء الأشزة، حمىاظز العالم، أشماء

الحيىاهاث

7 4/ganjil الخعزيف بالىفض، الأدواث االإدرشيت، أصحاب االإهىت

اشم الؤشارة + العلم والاشم االإفزد، ضمائز )أها، أهت، أهت، هى، هي( + العلم والاشم االإفزد،

هل. - ما –الاشخفهام: من 8 4/genap العىىان، أفزاد الأشزة، الأشزة

ي البيتفوالضمائز االإخصلت االإفزدة، 11-1الأرقام

الاشخفهام: أًن، والجار: في.9 5/ganjil غزفت الجلىس واالإذاكزة، في

الحدًقت، الألىان الؤشارة للمفزد + الؤشم + الصفاث

10 5/genap ،في الفصل، في مكخبت االإدرشتفي مكخبت، الأدواث الكخابيت، في

االإقصف

الجهاث(، الخبر االإقدم واالإبخدأاالإبخدأ والخبر )

11 6/ganjil ،أعمالىا في االإدرشت وفي البيتكم الصاعت وفي أي شاعت،

الأفعال االإضارعت وأفعال الأمز

Page 10: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

حعلم اللغت العزبيت12 6/genap الأفعال االإاضيت الىاجب االإنزلي، النزهت

Materi Bahasa Arab PGMI, Sebuah Usulan.

Pengembangan silabus bahasa Arab untuk PGMI harus dirancang sedemikian rupa

sehingga memenuhi kompetensi minimal bahasa Arab guru MI. jika tidak untuk menjadi guru

mata pelajaran bahasa Arab, minimal untuk menjadi guru yang akan menciptakan lingkungan

bahasa Arab di luar pembelajaran bahasa Arab di jam pelajaran bahasa Arab atau sesekali

menjadi guru pengganti bahasa Arab.

Dengan demikian diantara yang harus menjadi fokus bahasa Arab dan pembelajaran bahasa

Arab di PGMI adalah materi-materi yang memuat tema-tema yang terkait dengan kurikulum

bahasa Arab MI, tarkib (gramatikal) yang menjadi fokus di MI, ungkapan komunikatif yang

dibelajarkan di MI serta berbagai metode pembelajaran bahasa Arab di MI.

Materi yang dimaksud minimal tema-tema seputar

ء ، أشماء الأًام، بعض أشما11-1عمل الكشف، الخعارف، الأدواث الكخابيت، الأدواث االإدرشيت، العدد الفىاكه، بعض الألىان، أفزاد االإدرشت، الزي االإدرس ي، االإشزوباث، االإأكىلاث في االإقصف، مصلى االإدرشتآلاث االإىاصلاث، إشارة االإزور، الأدواث في البيت، أشماء الدروس، أعضاء الىضىء، الصلىاث الخمض،

ىاهاث، الخعزيف بالىفض، أشماء الأمزاض، أعضاء الأشزة، حالت الحدًقت، مىاظز العالم، أشماء الحيالأدواث االإدرشيت، أصحاب االإهىت، العىىان، أفزاد الأشزة، الأشزة في البيت، غزفت الجلىس واالإذاكزة، في الحدًقت، الألىان، في الفصل، في مكخبت االإدرشت، في مكخبت، الأدواث الكخابيت، في االإقصف، أعمالىا في

ت، حعلم اللغت العزبيت، الىاجب االإنزلي، النزهت. االإدرشت وفي البيت، كم الصاعت وفي أي شاعungkapan komunkatifnya adalah sebagai berikut:

–عبارة الخحيت اليىميت -حاضز، مىجىد، غائب؟ أًن فلان؟ –وعمل الكشف –بصم الله الزحمن الزحيم اهظز إلى –اهظز إلى الكخاب! –فحت افخاح هذه الص –افخاح الكخاب –حعمل إلى الأمام –اجلض –قف

ارفع –هيا هقزأ –طيب –اقزأ! –اشأل، أجب، قل –اعد –اشمع!، اشخمع! اشخمع جيدا! –الصبىرة! بالجماعت –جميعا –والآن دورك/والآن أهت –صىجك

tarkib/gramatika bahasa Arab sebagai berikut:

ضمائز )أها، أهت، أهت، هى، هي( + العلم والاشم االإفزد، الاشخفهام: اشم الؤشارة + العلم والاشم االإفزد،والضمائز االإخصلت االإفزدة، الاشخفهام: أًن، والجار: في.، الؤشارة للمفزد + 11-1ما هل.، الأرقام –من

ز، الؤشم + الصفاث ، االإبخدأ والخبر )الجهاث(، الخبر االإقدم واالإبخدأ، الأفعال االإضارعت وأفعال الأم .والأفعال االإاضيت

Sementara metodologi pembelajaran bahasa Arab, minimal dibelajarkan mengenai berbagai

model praktis pembelajaran kemahiran bahasa dan komponen-komponen bahasa. Termasuk

didalamnya berbagai permainan bahasa yang tepat diterapkan untuk siswa tingkat madrasah

Ibtidaiyah (MI).

Page 11: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

PPG untuk Guru MI

Program PPG guru MI prajabatan belum pernah dilakukan. FITK sebagai LPTK dengan

LPTK-LPTK lain dibawah kementrian agama pernah melaksanakan dua kali PPG dalam jabatan.

Namun baru pada materi pendidikan agama islam dan bahasa Arab. Pada PPG pertama semua

kuota yang ada dalam 4 materi pendidikan agama Islam dan bahasa Arab, bahkan ada

penyaringan karena jumlah pendaftar membludak sementara kuota terbatas. Artinya terpenuhi 5

kelas belajar PPG. Sementara di PPG kedua hanya diikuti oleh 4 materi, karena salah satu materi

agama kuotanya tidak mencukupi. Bahkan materi lain pun jumlah peserta perkelas tidak sampai

tiga puluh. Seperti bahasa Arab jumlah pesertanya hanya 25.

Merosotnya ketertarikan guru pada program PPG sendiri disebabkan oleh berbagai

alasan. Diantaranya adalah adanya diskriminasi pelaksanaan PPG dengan PLPG, dimana PPG

full setahun sementara PLPG hanya 9 atau 10 hari. Sementara hasilnya sama-sama mendapatkan

sertifikat profesi pendidik. Alasan lainnya adalah kesulitan madrasah ketika banyak gurunya

setahun full ikut program PPG. Banyak guru yang meninggalkan madrasah setahun dan ujungnya

diberhentikan oleh yayasan meski secara hormat. Belum lagi mencari pengganti untuk hanya

setahun sulit dilakukan, maka jalan terakhirnya adalah mencari guru lain yang menggantikan

guru yang ikut dalam pelaksanakan PPG. Masih banyak alasan lain kenapa PPG hilang daya

tariknya di kalangan guru.

Bagi guru kelas MI, PPG baru akan dilakukan. Lagi-lagi program ini pun mendapat kritik

dari pemerhati PGMI sperti dalam penelitian. Karena dari jurusan luar Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyyah bisa mengikuti program PPG. Sehingga sangat merugikan lulusan PGMI

dan pasti akan berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyyah. Pada

gilirannya PPG hanya untuk menjadi pelarian para sarjana bukan PGMI, agar bisa mendapatkan

pekerjaan sebagai seorang guru MI setelah mengikuti program PPG selama dua tahun.

Memang ada baiknya PPG merupakan program yang hanya untuk alumni PGMI bukan

alumni jurusan lainnya. Sebagaimana pendidikan profesi yang dilakukan terhadap calon dokter

hanya untuk sarjana program dokter bukan lulusan selainnya. Jika gaya di pendidikan profesi

seperti program dokter maka kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyyah akan mendapatkan

angin segar ke depannya.

Kesimpulan

Guru MI adalah guru SD plus agama dan bahasa Arab. Khusus untuk bahasa Arab, guru

MI atau calon guru MI harus punya kemampuan materi khusus untuk siswa MI meski bukan

untuk menjadi guru kelas minimal bisa menjadi guru pengganti dan mampu bahu-membahu

menciptakan lingkungan bahasa Arab sebagai materi tuan rumah di madrasah. Dengan demikian

di jurusan PGMI sangat urgen kiranya menyiapkan alumni PGMI, guru MI dengan kompetensi

guru SD plus guru agama (SKI, Qur‟an Hadits, Fiqh dan Akidah Akhlak) dan bahasa Arab.

Bahkan materi agama dan bahasa Arab sesungguhnya merupakan tuan rumah MI, artinya MI

adalah agama dan bahasa Arab plus SD.

Page 12: KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI ةيملاسالإ

Materi bahasa Arab untuk mahasiswa menurut penulis tidak cukup bahkan kurang hanya

dalam 2 SKS untuk bisa membekali mahasiswa bisa mengajarakan bahasa Arab untuk siswa atau

mencipta lingkungan bahasa Arab di MI. Bahasa Arab yang dimaksud perlu dikemas dalam mata

kuliah khusus, selain mata kuliah bahasa Arab yang saat ini diterima mahasiswa sebanyak 2

SKS. Arah pengembangan silabusnya pun fokus ke pendalaman materi bahasa Arab untuk MI

terdiri dari kosa kata, ungkapan komunikatif dan tarkib. Penulis yakin bahwa MI hanya akan plus

jika kemampuan bahasa Arabnya diperhatikan serius. Jika tidak maka MI tak akan plus dari SD

bahkan bisa jadi dalam bidang umum pun akan dipandang lebih rendah dibanding dengan SD

karena meninggalkan jatidirinya.

Kesimpulan ini juga dapat diintisarikan pertama, yang berhak mengajar bahasa Arab di MI

adalah alumni PBA atau alumni PAI dan PGMI dengan syarat telah dibekali beberapa

kompetensi minimal, Kedua, tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI secara umum adalah

menumbuhkan kemampuan serta mencipta sikap positif siswa terhadap bahasa Arab sebagai

sarana untuk mendalami agama Islam langsung dari sumber utamanya, ketiga, lingkungan

bahasa Arab sangat vital dalam memberhasilkan pembelajaran bahasa Arab. Keempat, calon

guru kelas penting untuk diberikan bekal bahasa Arab yang cukup untuk menciptakan

lingkungan bahasa Arab di madrasah (bisa juga bahasa Arab menjadi bagian dari materi tematik

di MI) disamping sebagai guru pengganti bahasa Arab atau bahkan menjadi guru bahasa Arab itu

sendiri. Kelima, silabus bahasa Arab di PGMI disarankan agar diarahkan ke pembelajaran bahasa

Arab di MI plus pendalaman materi bahasa Arab berbasis kurikulum. Dengan itu semoga ke

depan MI semakin jaya dan berkontribusi bagi masa depan bangsa.

Sumber Bacaan

Matsan HS, Moh. dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab I, Jakarta: UIN Press, 2015.

Murtadho, Nurul, Pengembangan Model E-Learning Bahasa Arab Berbasis Riset, disampaikan

pada Studium General Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FITK UIN Jakarta, Rabu, 15

April 2015.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 0001512 tahun 2013 tentang Kurikulum

Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

Standar Isi K.13_Lamp. SK-Dirjen-No.2676-2013.KI-KD-PAI 2013 rivised16Juni2014.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional