komisi penanggulangan aids nasionalaidsindonesia.or.id/repo/lapapr2011.pdf · yang benar bagi...

8
Bulan April 2011 KPAN melakukan kegiatan sesuai dengan peran dan fungsi dalam Perpres 75 tahun 2006, yaitu Pertemuan Tim Pelaksana yang dilaku- kan di Kantor Kementerian Kebudayaan Pari- wisata, Pertemuan Pengembangan Program di Lingkungan Kementerian Agama, serta pertemuan pokja buruh migran. Sementara itu, kegiatan pe- latihan yang dilaksanakan sepanjang bu- lan ini adalah Pe- latihan Adiksi dan Harm Re- duction (Pengurangan dampak buruk napza suntik) untuk angkatan ketiga dan Lokakarya Kurikulum HIV dan AIDS untuk perguruan tinggi. Dari kegiatan studi banding ke Australia, diperoleh pembelajaran tentang program di- versi bagi pengguna napza suntik.yang bisa menjadi alternatif pengembangan program HR di masa yang akan datang. Pada laporan ini juga disajikan Perkembangan HIV dan AIDS hingga Maret 2011, dimana penularan HIV melalui transmisi seksual mengalami peningkatan disusul penggunaan napza suntik, dan perinatal. Kabar Menara Topas 9 KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665 — www.aidsindonesia.or.id www.aidsindonesia.or.id Laporan Kegiatan Bulan April 2011 Acara Sosialisasi HIV dan AIDS di Kutai Timur Kal-Tim Pelatihan HR Gelombang 3 Dat a t erbaru Laporan AIDS sampai dengan M aret 20 11 dari Ditjen P2PL Kemkes Diskusi Penasun Pertemuan Tim Pelaksana KPAN

Upload: trinhkiet

Post on 12-May-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

Bulan April 2011 KPAN melakukan kegiatan sesuai

dengan peran dan fungsi dalam Perpres 75 tahun

2006, yaitu Pertemuan Tim Pelaksana yang dilaku-

kan di Kantor Kementerian Kebudayaan Pari-

wisata, Pertemuan Pengembangan Program di

Lingkungan Kementerian Agama, serta pertemuan

pokja buruh migran. Sementara itu, kegiatan pe-

latihan yang

dilaksanakan

sepanjang bu-

lan ini adalah Pe-

latihan Adiksi dan Harm R e -

duction (Pengurangan dampak buruk napza

suntik) untuk angkatan ketiga dan Lokakarya

Kurikulum HIV dan AIDS untuk perguruan

tinggi.

Dari kegiatan studi banding ke Australia,

diperoleh pembelajaran tentang program di-

versi bagi pengguna napza suntik.yang bisa

menjadi alternatif pengembangan program HR di

masa yang akan datang.

Pada laporan ini juga disajikan Perkembangan HIV

dan AIDS hingga Maret 2011, dimana penularan HIV

melalui transmisi seksual mengalami peningkatan

disusul penggunaan napza suntik, dan perinatal.

Kabar Menara Topas 9

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta

Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665 — www.aidsindonesia.or.id

www.aidsindonesia.or.id

Laporan Kegiatan Bulan April 2011

Acara Sosialisasi HIV dan AIDS di Kutai Timur Kal-Tim

Pelatihan HR Gelombang 3

Data terbaru Laporan AIDS sampai

dengan Maret 2011 dari

Ditjen P2PL Kemkes

Diskusi Penasun Pertemuan Tim Pelaksana KPAN

Page 2: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

H A L 2

Pelatihan Dasar Jender

Pertemuan Tim Pelaksana KPAN Pertemuan Tim Pelaksana

KPAN dilaksanakan Kamis,

21 April 2011 di kantor

Kembudpar, dihadiri oleh

25 Kementerian/Lembaga,

Jaringan Populasi Kunci,

dunia usaha dan organisasi

profesi. Agenda yang diba-

has dalam antara lain:

upaya pencapaian

pencegahan HIV pada

kelompok umur 15-24 ta-

hun, paparan program

penanggulangan AIDS di

beberapa kementerian dan

persiapan Hari AIDS Se-

dunia (HAS) 2011.

Dalam sambutan, Sekre-

taris KPAN, Ibu Nafsiah

Mboi menekankan

pentingnya upaya

pencegahan komprehensif

pada penduduk usia 15-24

tahun yang masih meru-

pakan tantangan bagi Indo-

nesia untuk mampu menca-

pai target MDG’s 2015.

Dari Kembudpar, menye-

butkan telah gencar mela-

kukan kampanye dan

sosialisasi HIV dan AIDS di

lokasi wisata dan hiburan,

mulai dari sosialisasi dalam

tiap pertemuan hingga ik-

lan media massa. Dari Kem-

hub, telah dilakukan

sosialisasi HIV dan AIDS

terutama untuk sasaran

high risk man, misalnya

supir truk, pekerja pelabu-

han dan pelaut. Sedangkan

di Kemhukham, terutama di

Ditjen Pemasyarakatan

telah dilakukan inovasi pen-

yampaian informasi HIV

dan AIDS kepada warga

binaan, melalui program CO

Nge-Rap, yaitu upaya pen-

guatan komunitas melalui

seni di dalam Lapas dengan

cara cepat, dengan peli-

batan aktif warga binaan.

Dalam pertemuan juga di-

bahas persiapan peringatan

HAS 2011 oleh Kemnaker-

trans sebagai tuan rumah

pelaksana.

Tindak lanjut pertemuan ini

yaitu, ditetapkan untuk

pertemuan selanjutnya Juli

2011 di Kementerian PP-

PA, persiapan HAS, serta

undangan kepada tim pe-

laksana untuk berpartisi-

pasi dalam Pernas AIDS di

Jogjakarta.

bulnya ketidakadilan dan

ketimpangan gender yang

berakibat pada pemisahan

tugas dan fungsi sosial pada

laki-laki dan perempuan

termasuk juga pola relasi

yang terbentuk. Akibat dari

ketidaksetaraan gender,

maka timbul hal-hal yang

disebut dengan margin-

alisasi/ peminggiran,

kekerasan, beban ganda,

stereotype, dan sub-

ordinasi.

Karena itu diperlukan se-

buah upaya untuk mere-

duksi ketidak adilan dan

ketimpangan gender, teru-

tama dalam upaya penang-

gulangan HIV dan AIDS di

Pada tanggal 1 April 2011,

telah diadakan diskusi ter-

batas untuk staf sekretariat

KPAN dan rekan-rekan dari

populasi kunci mengenai

Konsep umum gender dan

isu gender di bidang kese-

hatan. Narasumber pada

diskusi terbatas tersebut

adalah Bapak Laode

Musafin, fasilitator nasional

Kementerian Kesehatan

untuk Perencanaan dan

Penganggaran Responsif

Gender Bidang Kesehatan.

Presentasi dimulai dengan

paparan mengenai konsep

umum gender, mengenai

bagaimana budaya Pa-

triarkhi menyebabkan tim-

Indonesia, yang dalam hal

ini akan terus menjadi ko-

mitmen KPAN dalam semua

prinsip program dan

kegiatannya.

Pertemuan yang diikuti

oleh Staf KPAN, pewakilan

OPSI, IPPI, dan GWL Ina ini

juga dimaksudkan untuk

menjadi awal dari program

penguatan kapasitas pelak-

sana program di sekretariat

KPAN untuk dapat meren-

canakan dan mengembang-

kan program yang responsif

gender. Kegiatan lanjutan

adalah Pelatihan untuk staf

mengenai Perencanaan dan

Penganggaran Responsif

Gender.

Sesi Diskusi dalam Pertemuan

Bapak La Ode Musafin, na-

rasumber Pelatihan Jender

Page 3: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

H A L 3

Sekretaris KPAN ini dilakukan di

ruang rapat KPAN pada Senin

25 April 2011, dan dihadiri oleh

14 orang peserta aktif.

Dalam arahannya, Sekretaris

KPAN menekankan perlindun-

gan bagi buruh migran baik di

luar maupun dalam negeri, laki-

laki dan perempuan, dimana

keduanya amat rentan tertular.

Pada laki-laki, buruh migran

merupakan bagian dari kelom-

pok high risk man, sedangkan

pada perempuan selain rawan

terinfeksi, juga rawan

kekerasan seksual. Oleh

karena itu keduanya, baik laki-

laki dan perempuan harus

mendapat perhatian serius.

Pertemuan ini juga mendiskusi-

kan temuan sementara peneli-

tian yang dilakukan oleh

Icodesa. Diskusi ditutup dengan

pembahasan Kerangka Kebija-

Buruh migran merupakan salah

satu kelompok yang rentan

resiko tertular dan menularkan

HIV dalam lingkup kerjanya.

Kelompok ini seringkali diabai-

kan haknya untuk mendapat

informasi serta perlindungan.

Karena itu KPAN mengadakan

pertemuan yang bertujuan

menyusun kebijakan

penanggulangan AIDS pada

buruh migran dengan

melibatkan para pihak

pemangku kepentingan.

Kebijakan ini diharapkan

mampu secara efektif untuk

mendukung upaya

penanggulangan AIDS pada

buruh migran. Tujuan

pertemuan ini adalah

tersusunnya strategi yang

kompherensif dalam

menanggulangi HIV dan AIDS.

Pertemuan yang dipimpin oleh

kan Penanggulan-

gan AIDS pada

buruh migran,

dimana kebijakan

ini sudah menjadi

kebutuhan yang

serius.

Tindak lanjut

pertemuan ini

adalah, segera dilakukan peru-

musan kebijakan pada buruh

migran yang merupakan bagian

dari SRAN 2010-2014. Kebijakan

yang diusulkan adalah Rencana

Aksi Penanggulangan AIDS pada

Buruh Migran, dan dokumen ini

harus diperkuat dengan dasar

hukum, paling tidak SK

Menkokesra selaku Ketua

KPAN. Untuk menyusun ini juga

akan dibentuk tim kecil yang

merupakan perwakilan dari

KPAN, LSM dan pemangku ke-

pentingan terkait.

Kristen, Budha dan jajaran di

lingkungan Kemenag lainnya.

Secara umum acara ini

bertujuan menghimpun

pemikiran serta menyusun

pengembangan kebijakan

penanggulangan AIDS dari

sudut pandang Agama dan

kebijakan strategi program

penanggulangan HIV dan AIDS

dari sudut pandang Agama.

Pertemuan ini berlangsung

produktif dan banyak muncul

masukan positif dari seluruh

peserta. Beberapa rekomendasi

dan kesimpulan pada perte-

muan ini, antara lain:

1. Menyempurnakan pan-

duan atau

modul yang se-

belumnya telah

ada, serta dila-

kukan finalisasi

oleh bagian hu-

kum.

2. Akan dilaku-

kan usulan pro-

gram kegiatan

2011-2014, ter-

kait dengan upaya penanggu-

langan AIDS

3. Memasukkan penyuluhan

penanggulangan AIDS dalam

setiap agenda yang dilakukan di

setiap unit.

Sektor agama memiliki peran

penting dalam upaya

penanggulangan AIDS di

Indonesia, karena itu

pelibatan tokoh agama dalam

upaya pemberian informasi

yang benar bagi masyarakat

akan mampu meningkatkan

kepedulian serta pemahaman

masyarakat. Untuk itulah pada

tanggal 21 April 2011

bertempat di Ruang Sidang

Setjen Kemenag RI Lt 2, Ja-

karta telah dilakukan Perte-

muan Penyusunan Kebijakan

penanggulangan AIDS bidang

agama. Acara ini dihadiri oleh

antara lain staf di lingkungan

Bimas Islam, Hindu, Katolik,

Penyusunan Panduan Kebijakan AIDS Bidang Agama

Penyusunan Panduan Kebijakan AIDS Pada Buruh Migran

Page 4: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

H A L 4

Lokakarya Pengembangan Kurikulum HIV dan AIDS Pendidikan Pemberian informasi HIV

dan AIDS yang kompre-

hensif mutlak membu-

tuhkan keterlibatan

dunia pendidikan, teru-

tama yang berhubungan

langsung dengan pen-

didikan kesehatan.

Dalam hal ini kurikulum

yang spesifik tentang HIV

dan AIDS telah menjadi

keharusan. Untuk itulah

KPAN terus melakukan

upaya pengembangan

kurikulum bekerja sama

dengan perguruan tinggi

melalui serangkaian lo-

kakarya.

Lokakarya yang meru-

pakan lanjutan dari lo-

kakarya sebelumnya ini

dilaksanakan pada 13 –

15 April 2011, bertempat

di Hotel Park Jakarta.

Sejumlah 34 orang un-

dangan menghadiri

pertemuan, yang me-

wakili UNAIR

(Kedokteran dan Keper-

awatan), UI

(Keperawatan) UGM

(FK), UAJ, UNUD (FK),

UNSRI (FKM), USU

(FKM), Univ. Mulyawar-

wan (FKM), UNDIP

(FKM), UNAN (FK), UNS-

RAT(FKM), BPPK Ciloto,

Poltekkes Jakarta III Ke-

bidanan dan Keperawa-

tan, IAKMI Pusat, IAKMI

Kalbar, Riau, Kaltim, Pus-

diklat Aparatur, serta

Subdit AIDS P2M Kemkes

RI, dan juga anggota tim

G20.

Lokakarya diawali den-

gan sambutan Kepala

BP2SDM, Dr. Bambang

Giatno, dan dilanjutkan

dengan arahan dan pem-

bukaan oleh Sekretaris

KPA Nasional - diwakili

oleh DR. Kemal Siregar,

Deputi Sekretaris bidang

Pengembangan Program.

Paparan mengenai Kuri-

kulum HIV dan AIDS dila-

kukan oleh Prof. Dr. Su-

harto (FK UNAIR), Ibu

Zahroh Saluhiya, PhD,

MPH (FKM UNDIP), Ibu

Yupi Supartini, MSc.

(Pendidikan D3 Keper-

awatan), Ibu Dra. Sri Mul

-yati (Pendidikan D3 Ke-

bidanan), dan Ibu Pur-

waningsih Skp, MKes

(Dekan Fak Keperawatan

UNAIR). Selanjutnya un-

tuk mendapat hasil yang

lebih maksimal peserta

dibagi dalam 3 kelom-

pok: FK, FKM, dan Pen-

didikan Kebidanan – Ke-

perawatan untuk diskusi

intensif

Lokakarya berjalan pro-

duktif dan mendapat

banyak masukan positif

mengenai strategi pe-

manfaatan draft kuriku-

lum bagi pusat pendidi-

kan di Indonesia. Per-

wakilan peserta yang

hadir akan menyiapkan

rapat kerja yang akan

dilaksanakan pada bulan

Juli 2011.

Beberapa rekomendasi

yang dihasilkan serta

tindak lanjut lainnya lan-

tara lain: Memasukkan

konteks MDG dalam se-

mua kurikulum HIV,

menajamkan rumusan

kompetensi, mengem-

bangkan program, men-

gidentifikasikan pe-

mangku kepentingan,

menyusun Kertas Kerja

(antara lain modul seba-

gai bahan untuk mem-

bangun komitment) dan

rencana Pengembangan

Tenaga Pengajar.

Page 5: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

H A L 5

WHOs (We Help Our Selves): Lembaga

yang melaksanakan terapi den-

gan misi utama mengupayakan

perkembangan yang lebih baik

bagi pecandu narkotika melalui

drug free therapeutic program.

NUAA (NSW Users & AIDS Associa-

tion): Organisasi di New South

Wales (NSW) yang didirikan oleh

penasun dan bekerja spesifik

pada isu-isu yang terkait dengan

penasun (HIV, Hep C)

ACON: Organisasi di NSW yang awal-

nya didirikan oleh para gay yang

terdampak oleh AIDS. ACON juga

memiliki program terkait alkohol

dan pengguna napza lain pada

kelompok LGBT.

Drug Court: yaitu pengadilan khusus

untuk para pecandu narkotika.

NSW Police: Lembaga kepolisian

daerah NSW untuk unit narkotika.

KRC (Kirketon Road Center): Lembaga

layanan swasta yang dibiayai pe-

merintah bagi populasi kunci den-

gan pendekatan primary health

care dan one stop service bagi 3

populasi kunci yaitu remaja ber-

isiko, penasun dan pekerja seks.

MSIC (Medically Supervised Injecting

Center): Tempat penyuntikan

napza yang diawasi secara medis

yaitu untuk mencegah kematian

dari overdosis dan mendorong

penasun untuk mendapatkan laya-

nan kesehatan (termasuk untuk

rehabilitasi)

CDTCC (Compulsory Drug Treatment

Correction Centers): Lembaga yang

melaksanakan program khusus

yaitu drug treatment wajib bagi

narapidana narkotika.

NSW Health: Kantor otoritas kesehatan

negara bagian NSW, yang menjelas-

kan 1) program-program berbasis

masyarakat (yang didanai oleh NSW

Health) dan 2) MERIT system

(dimana petugas kesehatan terlibat

didalamnya).

BOCSAR (Bureau of Crime Statistics &

Research): yaitu lembaga statistik

dan penelitian dibawah Departe-

men Kejaksaan dan Keadilan NSW.

Beberapa rekomendasi penting dari

rangkaian studi tur ini adalah, para pe-

mangku kepentingan tentang isu napza

dan AIDS semakin peka dalam memberi-

kan penanganan program yang lebih

manusiawi serta memperhatikan per-

lindungan hukum yang lebih baik. Dalam

hal ini akan dilakukan kajian penerapan

program agar bisa diadaptasi sesuai

dengan situasi dan kondisi di Indonesia.

BNN juga mencoba mengadaptasi

pendekatan ini dalam program rehabili-

tasinya. Di lingkungan Kemenkokesra

dan Kemenkopolhukam juga telah dila-

kukan inisiatif untuk pengarusutamaan

pendekatan diversi dalam penanga-

nanan kasus napza. Di lingkup KPA,

KPAN mendorong KPA di tingkat

Provinsi untuk mulai melakukan kajian

agar bisa dilakukan adaptasi jika dibu-

tuhkan, misalnnya dengan membentuk

pokja di KPAP. Dan yang paling penting

adalah makin terbangunnya komunikasi

serta koordinasi yang kuat diantara pe-

mangku kepentingan, termasuk juga

KPAN.

Untuk meningkatkan dan mem-

perkuat program harm reduction di

Indonesia, KPAN telah mengikuti

serangkaian program studi tur yang

terkait dengan Program Diversi,

yaitu: upaya penanganan kasus

penyalahgunaan napza dengan me-

madukan pendekatan hukum de-

ngan pendekatan sosial dan kese-

hatan masyarakat. Melalui program

ini juga dilakukan upaya meng-

alihkan penyalahguna Napza dari

sistem pemenjaraan ke sistem lain-

nya, terutama rehabilitasi dan pe-

ngobatan.

Program ini melibatkan pemangku

kepentingan program HR lainnya

seperti BNN, POLRI, Kejaksaan, Ke-

mensos, Kemenhukham, MA, Ke-

menkes, PKBI, HCPI, AUSAID dan

UNODC. Secretariat KPAN sendiri

telah mengikuti 3 kali kegiatan yang

masing-masing diwakili oleh Staf

Program, dan yang terakhir diikuti

oleh Halik Sidik, Koordinator Pem-

bina Wilayah pada tanggal 5-13

April 2011. Semua kegiatan ber-

pusat di Negara bagian New South

Wales Australia. HCPI memberi du-

kungan teknis untuk pelaksanaan

kegiatan ini.

Studi tur ini bertujuan untuk mem-

beri gambaran serta pengalaman

yang komprehensif kepada peserta

tentang program diversi yang dila-

kukan oleh Pemerintah Australia.

Kunjungan dilakukan di beberapa

lembaga, yaitu:

ANCD (Australia Nasional Council

on Drugs): Lembaga utama

yang bertanggungjawab mem-

berikan masukan kepada Per-

dana Menteri Australia dan

memastikan suara dari komuni-

tas dapat diakomodasi dalam

penyusunan kebijakan dan

strategi terkait penanggulan-

gan napza.

Laporan Study Tour Program Diversi di Sydney - Australia

Salah satu sesi diskusi di WHOS

Page 6: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

Lokakarya Evaluasi Kegiatan Diskusi Penasun

H A L 6

Buku Panduan diskusi

penasun diterbitkan KPAN

pada tahun 2010 dan telah

digunakan oleh kelompok

penasun dalam melakukan

diskusi bersama, baik dalam

kelompok, maupun diskusi

bersama keluarga dan

masyarakat. Diskusi telah

berjalan lebih dari satu tahun,

untuk itu perlu dilakukan

evaluasi apakah buku tersebut

telah sesuai dengan

kebutuhan penasun. Untuk

mendapatkan gambaran

kualitas diskusi, diadakan

evaluasi yang melibatkan para

fasilitator dan perwakilan

masing-masing Puskesmas.

Lokakarya yang dilakukan di

Jakarta pada tanggal 12 – 14

April 2011, ini dihadiri 52 pe-

serta yang terdiri dari Petugas kesehatan di Puskes-

mas yang menjadi tempat layanan alat suntik steril

(LASS) dan fasilitator diskusi penasun di PKM yang

terdapat di 10 Provinsi, 26 Kab/Kota serta 26 PKM

LASS. Lokakarya berjalan menarik dan memunculkan

pembelajaran serta pengalaman yang unik, seperti

masih adanya kebingungan dan memulai pertemuan

penasun, siapa yang bertanggung jawab memfasili-

tasi dan keterlibatan KPA Kab/Kota.

Beberapa masukan dari lokakarya ini antara lain,

perlu ada perbaikan atau usulan dalam penyelengga-

raan pertemuan penasun baik dalam hal teknis mau-

pun materi pertemuan, dibu-

tuhkan peningkatan kapasitas

fasilitator, termasuk fasilitator

perempuan untuk menyikapi

kebutuhan spesifik dari

penasun perempuan, perlu

sosialisasi terhadap buku

panduan ke semua layanan

alat suntik steril, LSM dalam

memfasilitasi penasun dengan

layanan.

Dalam evaluasi umum, semua

peserta mengakui bahwa den-

gan pertemuan penasun di

Puskesmas sangat membantu

perluasan jangkauan serta

telah meningkatkan kualitas

layanan. Karena itu proses ini

diharapkan dapat terus ber-

jalan.

Jadwal dan Waktu Penting

• Periode registrasi regular : 1 Juli- 30 September 2011

• Periode pengajuan abstrak dan beasiswa : 1 April-30 Juni 2011

• Periode pengajuan proposal symposium : 1 April-30 Juni 2011

• Periode pengajuan proposal satelite meeting : 1 April-30 Juni 2011

• Periode pengajuan proposal skill building : 1 April-30 Juni 2011

• Periode pengajuan proposal pameran : 1 April-31 Agustus 2011

• Pengumuman abstrak dan beasiswa : Bulan Juli 2011

Pertemuan Nasional (PERNAS) IV

bertujuan untuk melakukan re-

view bersama atas situasi epidemi

HIV dan AIDS di Indonesia, teru-

tama untuk membahas kemajuan

dan tantangan dalam upaya pen-

capaian target MDG untuk HIV

dan AIDS, serta memberikan reko-

mendasi konsolidasi upaya

penanggulangan untuk memper-

cepat upaya pencapaian terget

MDG tersebut. Untuk informasi

lebih lengkap, silakan kunjungi

website kami di

www.pernasaids.org

Page 7: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

Laporan Perkembangan AIDS hingga Maret 2011

H A L 7

Kementerian Kesehatan

(Kemkes) pada tahun 2009,

memperkirakan total jumlah

186.257 orang yang terinfeksi

HIV di Indonesia. Laporan kumu-

latif triwulan yang disampaikan

Kemkes menunjukkan hingga

Maret 2011 terdapat 24.482

kasus AIDS dan 59.941 kasus

HIV, dengan total berjumlah

84.423 kasus atau sekitar 45%

dari estimasi nasional. Data yang

masuk berasal dari 32 provinsi

dan 300 kabupaten/kota.

Dari risiko cara penularan, penu-

laran melalui transmisi seksual

(heteroseksual dan lelaki seks

lelaki) merupakan yang

tertinggi, sebanyak 56,1%, di-

susul penggunaan narkoba suntik

37,9%, dari Ibu kepada anak

2,6%, dan tranfusi darah 0,2%.

Dari faktor usia, dilaporkan, usia

muda antara 20-29 tahun meru-

pakan kelompok yang tertinggi

47,2%, disusul kelompok umur 30

-39 tahun sebanyak 31,1% dan

usia 40-49 tahun sebesar 9,5%.

Sedangkan dari wilayah yang me-

laporkan, 10 daerah dengan ka-

sus AIDS tertinggi, berturut-turut

berasal dari DKI Jakarta, Jawa

Timur, Jawa Barat, Papua, Bali,

Kalimantan Barat, Jawa Tengah,

Sulawesi Selatan, Sumatera Utara

dan DI Yogyakarta.

Laporan dukungan, perawatan

dan pengobatan menunjukkan,

terdapat 20.069 Odha yang te-

lah menerima ARV, dengan

angka kematian dari 46% di ta-

hun 2006 turun menjadi 22%

pada tahun 2010. Jumlah layanan

kesehatan yang telah melakukan

dukungan perawatan dan pengo-

batan adalah sebagai berikut,

layanan konseling dan tes suka-

rela di 388 di RS, Puskesmas,

Lapas/Rutan, dan LSM, layanan

perawatan dan pengobatan ter-

dapat di 207 RS, layanan Pro-

gram Metadon di 67 lokasi yang

terdiri dari RS, PKM dan Lapas/

Rutan telah menjangkau 2575

orang warga binaan pemasyara-

katan (WBP).

Sumber: Laporan Triwulan Kemkes Maret 2011

Page 8: Komisi Penanggulangan AIDS Nasionalaidsindonesia.or.id/repo/LapApr2011.pdf · yang benar bagi masyarakat ... gan pendekatan primary health care dan one stop service bagi 3 ... program-program

Rencana Kegiatan Bulan Mei 2011

No Nama Kegiatan Gambaran Kegiatan Rencana Output

1 Diskusi Evaluasi Program HIV dan

AIDS di Sektor/Kemsos dan TNI

Merupakan bagian dari pengumpu-

lan data kajian evaluasi implemen-

tasi program dan kebijakan di 6

Sektor

Data kajian diskusi seba-

gai bahan evaluasi

2 ToT Fasilitator PMTS Nasional Pelatihan dalam upaya untuk mem-

bentuk tim fasilitator PMTS Na-

sional sehingga mampu diimple-

mentasikan di daerah

Terbentuknya Tim Fasili-

tator PMTS baik dari

KPAN maupun Kemente-

rian Kesehatan

3 Lokakarya Sosialisasi Agenda dan

Pedoman Nasional Penelitian HIV

dan AIDS

Pertemuan membahas rencana

agenda penelitian HIV dan AIDS

untuk tahun 2012 serta pedoman

nasional penelitian

Adanya tema, agenda

dan pedoman penelitian

HIV dan AIDS tahun 2012

4 Workshop Wartawan dan Popu-

lasi Kunci dalam strategi Penang-

gulangan AIDS

Pelatihan bagi para jurnalis agar

mampu menyampaikan berita dan

informasi HIV dan AIDS kepada

masyarakat dengan benar

Terdapat wartawan yang

lebih peka dalam penuli-

san berita tentang HIV

dan AIDS

5 Workshop Penulisan Abstrak Per-

nas AIDS IV

Kegiatan untuk mendorong lebih

banyak lagi anggota masyarakat

yang berpartisipasi dalam kegiatan

Pernas AIDS di Yogyakarta

Makin banyak abstrak

yang masuk dalam Pernas

2011 di Yogyakarta

6 Semi Annual Meeting Program

LSL

Merupakan pertemuan rutin LSL

untuk membahas sosialisasi dan

program bagi LSL

Koordinasi yang semakin

baik dalam program LSL di

Indonesia

7 Pelatihan Pra SCP Pelatihan pembekalan sebelum

dilakukan kegiatan Survei Cepat

Periilaku yang merupakan bagian

dari monev KPAN

Peningkatan keterampilan

bagi staf Monev di KPA

Kabupaten/Kota

8 Penyusunan Modul Penguatan

Populasi Kunci, Peran Pokja dan

Penguatan Rujukan

Kegiatan pertemuan dalam rangka

penguatan pendekatan intervensi

structural yang melibatkan pe-

mangku kepentingan

Adanya modul penguatan

populasi kunci yang lebih

komprehensif

9 Pelatihan dan Pengembangan

Pencatatan dan Pelaporan Lo-

gistik PMTS

Pelatihan dalam rangka penguatan

manajemen, khususnya rantai pa-

sokan kondom, terutama untuk

daerah

Adanya kesamaan dalam

pengelolaan dan mana-

jemen logistik PMTS

H A L 8