komisi penanggulangan aids nasionalaidsindonesia.or.id/repo/lapapr2011.pdf · yang benar bagi...
TRANSCRIPT
Bulan April 2011 KPAN melakukan kegiatan sesuai
dengan peran dan fungsi dalam Perpres 75 tahun
2006, yaitu Pertemuan Tim Pelaksana yang dilaku-
kan di Kantor Kementerian Kebudayaan Pari-
wisata, Pertemuan Pengembangan Program di
Lingkungan Kementerian Agama, serta pertemuan
pokja buruh migran. Sementara itu, kegiatan pe-
latihan yang
dilaksanakan
sepanjang bu-
lan ini adalah Pe-
latihan Adiksi dan Harm R e -
duction (Pengurangan dampak buruk napza
suntik) untuk angkatan ketiga dan Lokakarya
Kurikulum HIV dan AIDS untuk perguruan
tinggi.
Dari kegiatan studi banding ke Australia,
diperoleh pembelajaran tentang program di-
versi bagi pengguna napza suntik.yang bisa
menjadi alternatif pengembangan program HR di
masa yang akan datang.
Pada laporan ini juga disajikan Perkembangan HIV
dan AIDS hingga Maret 2011, dimana penularan HIV
melalui transmisi seksual mengalami peningkatan
disusul penggunaan napza suntik, dan perinatal.
Kabar Menara Topas 9
KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta
Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665 — www.aidsindonesia.or.id
www.aidsindonesia.or.id
Laporan Kegiatan Bulan April 2011
Acara Sosialisasi HIV dan AIDS di Kutai Timur Kal-Tim
Pelatihan HR Gelombang 3
Data terbaru Laporan AIDS sampai
dengan Maret 2011 dari
Ditjen P2PL Kemkes
Diskusi Penasun Pertemuan Tim Pelaksana KPAN
H A L 2
Pelatihan Dasar Jender
Pertemuan Tim Pelaksana KPAN Pertemuan Tim Pelaksana
KPAN dilaksanakan Kamis,
21 April 2011 di kantor
Kembudpar, dihadiri oleh
25 Kementerian/Lembaga,
Jaringan Populasi Kunci,
dunia usaha dan organisasi
profesi. Agenda yang diba-
has dalam antara lain:
upaya pencapaian
pencegahan HIV pada
kelompok umur 15-24 ta-
hun, paparan program
penanggulangan AIDS di
beberapa kementerian dan
persiapan Hari AIDS Se-
dunia (HAS) 2011.
Dalam sambutan, Sekre-
taris KPAN, Ibu Nafsiah
Mboi menekankan
pentingnya upaya
pencegahan komprehensif
pada penduduk usia 15-24
tahun yang masih meru-
pakan tantangan bagi Indo-
nesia untuk mampu menca-
pai target MDG’s 2015.
Dari Kembudpar, menye-
butkan telah gencar mela-
kukan kampanye dan
sosialisasi HIV dan AIDS di
lokasi wisata dan hiburan,
mulai dari sosialisasi dalam
tiap pertemuan hingga ik-
lan media massa. Dari Kem-
hub, telah dilakukan
sosialisasi HIV dan AIDS
terutama untuk sasaran
high risk man, misalnya
supir truk, pekerja pelabu-
han dan pelaut. Sedangkan
di Kemhukham, terutama di
Ditjen Pemasyarakatan
telah dilakukan inovasi pen-
yampaian informasi HIV
dan AIDS kepada warga
binaan, melalui program CO
Nge-Rap, yaitu upaya pen-
guatan komunitas melalui
seni di dalam Lapas dengan
cara cepat, dengan peli-
batan aktif warga binaan.
Dalam pertemuan juga di-
bahas persiapan peringatan
HAS 2011 oleh Kemnaker-
trans sebagai tuan rumah
pelaksana.
Tindak lanjut pertemuan ini
yaitu, ditetapkan untuk
pertemuan selanjutnya Juli
2011 di Kementerian PP-
PA, persiapan HAS, serta
undangan kepada tim pe-
laksana untuk berpartisi-
pasi dalam Pernas AIDS di
Jogjakarta.
bulnya ketidakadilan dan
ketimpangan gender yang
berakibat pada pemisahan
tugas dan fungsi sosial pada
laki-laki dan perempuan
termasuk juga pola relasi
yang terbentuk. Akibat dari
ketidaksetaraan gender,
maka timbul hal-hal yang
disebut dengan margin-
alisasi/ peminggiran,
kekerasan, beban ganda,
stereotype, dan sub-
ordinasi.
Karena itu diperlukan se-
buah upaya untuk mere-
duksi ketidak adilan dan
ketimpangan gender, teru-
tama dalam upaya penang-
gulangan HIV dan AIDS di
Pada tanggal 1 April 2011,
telah diadakan diskusi ter-
batas untuk staf sekretariat
KPAN dan rekan-rekan dari
populasi kunci mengenai
Konsep umum gender dan
isu gender di bidang kese-
hatan. Narasumber pada
diskusi terbatas tersebut
adalah Bapak Laode
Musafin, fasilitator nasional
Kementerian Kesehatan
untuk Perencanaan dan
Penganggaran Responsif
Gender Bidang Kesehatan.
Presentasi dimulai dengan
paparan mengenai konsep
umum gender, mengenai
bagaimana budaya Pa-
triarkhi menyebabkan tim-
Indonesia, yang dalam hal
ini akan terus menjadi ko-
mitmen KPAN dalam semua
prinsip program dan
kegiatannya.
Pertemuan yang diikuti
oleh Staf KPAN, pewakilan
OPSI, IPPI, dan GWL Ina ini
juga dimaksudkan untuk
menjadi awal dari program
penguatan kapasitas pelak-
sana program di sekretariat
KPAN untuk dapat meren-
canakan dan mengembang-
kan program yang responsif
gender. Kegiatan lanjutan
adalah Pelatihan untuk staf
mengenai Perencanaan dan
Penganggaran Responsif
Gender.
Sesi Diskusi dalam Pertemuan
Bapak La Ode Musafin, na-
rasumber Pelatihan Jender
H A L 3
Sekretaris KPAN ini dilakukan di
ruang rapat KPAN pada Senin
25 April 2011, dan dihadiri oleh
14 orang peserta aktif.
Dalam arahannya, Sekretaris
KPAN menekankan perlindun-
gan bagi buruh migran baik di
luar maupun dalam negeri, laki-
laki dan perempuan, dimana
keduanya amat rentan tertular.
Pada laki-laki, buruh migran
merupakan bagian dari kelom-
pok high risk man, sedangkan
pada perempuan selain rawan
terinfeksi, juga rawan
kekerasan seksual. Oleh
karena itu keduanya, baik laki-
laki dan perempuan harus
mendapat perhatian serius.
Pertemuan ini juga mendiskusi-
kan temuan sementara peneli-
tian yang dilakukan oleh
Icodesa. Diskusi ditutup dengan
pembahasan Kerangka Kebija-
Buruh migran merupakan salah
satu kelompok yang rentan
resiko tertular dan menularkan
HIV dalam lingkup kerjanya.
Kelompok ini seringkali diabai-
kan haknya untuk mendapat
informasi serta perlindungan.
Karena itu KPAN mengadakan
pertemuan yang bertujuan
menyusun kebijakan
penanggulangan AIDS pada
buruh migran dengan
melibatkan para pihak
pemangku kepentingan.
Kebijakan ini diharapkan
mampu secara efektif untuk
mendukung upaya
penanggulangan AIDS pada
buruh migran. Tujuan
pertemuan ini adalah
tersusunnya strategi yang
kompherensif dalam
menanggulangi HIV dan AIDS.
Pertemuan yang dipimpin oleh
kan Penanggulan-
gan AIDS pada
buruh migran,
dimana kebijakan
ini sudah menjadi
kebutuhan yang
serius.
Tindak lanjut
pertemuan ini
adalah, segera dilakukan peru-
musan kebijakan pada buruh
migran yang merupakan bagian
dari SRAN 2010-2014. Kebijakan
yang diusulkan adalah Rencana
Aksi Penanggulangan AIDS pada
Buruh Migran, dan dokumen ini
harus diperkuat dengan dasar
hukum, paling tidak SK
Menkokesra selaku Ketua
KPAN. Untuk menyusun ini juga
akan dibentuk tim kecil yang
merupakan perwakilan dari
KPAN, LSM dan pemangku ke-
pentingan terkait.
Kristen, Budha dan jajaran di
lingkungan Kemenag lainnya.
Secara umum acara ini
bertujuan menghimpun
pemikiran serta menyusun
pengembangan kebijakan
penanggulangan AIDS dari
sudut pandang Agama dan
kebijakan strategi program
penanggulangan HIV dan AIDS
dari sudut pandang Agama.
Pertemuan ini berlangsung
produktif dan banyak muncul
masukan positif dari seluruh
peserta. Beberapa rekomendasi
dan kesimpulan pada perte-
muan ini, antara lain:
1. Menyempurnakan pan-
duan atau
modul yang se-
belumnya telah
ada, serta dila-
kukan finalisasi
oleh bagian hu-
kum.
2. Akan dilaku-
kan usulan pro-
gram kegiatan
2011-2014, ter-
kait dengan upaya penanggu-
langan AIDS
3. Memasukkan penyuluhan
penanggulangan AIDS dalam
setiap agenda yang dilakukan di
setiap unit.
Sektor agama memiliki peran
penting dalam upaya
penanggulangan AIDS di
Indonesia, karena itu
pelibatan tokoh agama dalam
upaya pemberian informasi
yang benar bagi masyarakat
akan mampu meningkatkan
kepedulian serta pemahaman
masyarakat. Untuk itulah pada
tanggal 21 April 2011
bertempat di Ruang Sidang
Setjen Kemenag RI Lt 2, Ja-
karta telah dilakukan Perte-
muan Penyusunan Kebijakan
penanggulangan AIDS bidang
agama. Acara ini dihadiri oleh
antara lain staf di lingkungan
Bimas Islam, Hindu, Katolik,
Penyusunan Panduan Kebijakan AIDS Bidang Agama
Penyusunan Panduan Kebijakan AIDS Pada Buruh Migran
H A L 4
Lokakarya Pengembangan Kurikulum HIV dan AIDS Pendidikan Pemberian informasi HIV
dan AIDS yang kompre-
hensif mutlak membu-
tuhkan keterlibatan
dunia pendidikan, teru-
tama yang berhubungan
langsung dengan pen-
didikan kesehatan.
Dalam hal ini kurikulum
yang spesifik tentang HIV
dan AIDS telah menjadi
keharusan. Untuk itulah
KPAN terus melakukan
upaya pengembangan
kurikulum bekerja sama
dengan perguruan tinggi
melalui serangkaian lo-
kakarya.
Lokakarya yang meru-
pakan lanjutan dari lo-
kakarya sebelumnya ini
dilaksanakan pada 13 –
15 April 2011, bertempat
di Hotel Park Jakarta.
Sejumlah 34 orang un-
dangan menghadiri
pertemuan, yang me-
wakili UNAIR
(Kedokteran dan Keper-
awatan), UI
(Keperawatan) UGM
(FK), UAJ, UNUD (FK),
UNSRI (FKM), USU
(FKM), Univ. Mulyawar-
wan (FKM), UNDIP
(FKM), UNAN (FK), UNS-
RAT(FKM), BPPK Ciloto,
Poltekkes Jakarta III Ke-
bidanan dan Keperawa-
tan, IAKMI Pusat, IAKMI
Kalbar, Riau, Kaltim, Pus-
diklat Aparatur, serta
Subdit AIDS P2M Kemkes
RI, dan juga anggota tim
G20.
Lokakarya diawali den-
gan sambutan Kepala
BP2SDM, Dr. Bambang
Giatno, dan dilanjutkan
dengan arahan dan pem-
bukaan oleh Sekretaris
KPA Nasional - diwakili
oleh DR. Kemal Siregar,
Deputi Sekretaris bidang
Pengembangan Program.
Paparan mengenai Kuri-
kulum HIV dan AIDS dila-
kukan oleh Prof. Dr. Su-
harto (FK UNAIR), Ibu
Zahroh Saluhiya, PhD,
MPH (FKM UNDIP), Ibu
Yupi Supartini, MSc.
(Pendidikan D3 Keper-
awatan), Ibu Dra. Sri Mul
-yati (Pendidikan D3 Ke-
bidanan), dan Ibu Pur-
waningsih Skp, MKes
(Dekan Fak Keperawatan
UNAIR). Selanjutnya un-
tuk mendapat hasil yang
lebih maksimal peserta
dibagi dalam 3 kelom-
pok: FK, FKM, dan Pen-
didikan Kebidanan – Ke-
perawatan untuk diskusi
intensif
Lokakarya berjalan pro-
duktif dan mendapat
banyak masukan positif
mengenai strategi pe-
manfaatan draft kuriku-
lum bagi pusat pendidi-
kan di Indonesia. Per-
wakilan peserta yang
hadir akan menyiapkan
rapat kerja yang akan
dilaksanakan pada bulan
Juli 2011.
Beberapa rekomendasi
yang dihasilkan serta
tindak lanjut lainnya lan-
tara lain: Memasukkan
konteks MDG dalam se-
mua kurikulum HIV,
menajamkan rumusan
kompetensi, mengem-
bangkan program, men-
gidentifikasikan pe-
mangku kepentingan,
menyusun Kertas Kerja
(antara lain modul seba-
gai bahan untuk mem-
bangun komitment) dan
rencana Pengembangan
Tenaga Pengajar.
H A L 5
WHOs (We Help Our Selves): Lembaga
yang melaksanakan terapi den-
gan misi utama mengupayakan
perkembangan yang lebih baik
bagi pecandu narkotika melalui
drug free therapeutic program.
NUAA (NSW Users & AIDS Associa-
tion): Organisasi di New South
Wales (NSW) yang didirikan oleh
penasun dan bekerja spesifik
pada isu-isu yang terkait dengan
penasun (HIV, Hep C)
ACON: Organisasi di NSW yang awal-
nya didirikan oleh para gay yang
terdampak oleh AIDS. ACON juga
memiliki program terkait alkohol
dan pengguna napza lain pada
kelompok LGBT.
Drug Court: yaitu pengadilan khusus
untuk para pecandu narkotika.
NSW Police: Lembaga kepolisian
daerah NSW untuk unit narkotika.
KRC (Kirketon Road Center): Lembaga
layanan swasta yang dibiayai pe-
merintah bagi populasi kunci den-
gan pendekatan primary health
care dan one stop service bagi 3
populasi kunci yaitu remaja ber-
isiko, penasun dan pekerja seks.
MSIC (Medically Supervised Injecting
Center): Tempat penyuntikan
napza yang diawasi secara medis
yaitu untuk mencegah kematian
dari overdosis dan mendorong
penasun untuk mendapatkan laya-
nan kesehatan (termasuk untuk
rehabilitasi)
CDTCC (Compulsory Drug Treatment
Correction Centers): Lembaga yang
melaksanakan program khusus
yaitu drug treatment wajib bagi
narapidana narkotika.
NSW Health: Kantor otoritas kesehatan
negara bagian NSW, yang menjelas-
kan 1) program-program berbasis
masyarakat (yang didanai oleh NSW
Health) dan 2) MERIT system
(dimana petugas kesehatan terlibat
didalamnya).
BOCSAR (Bureau of Crime Statistics &
Research): yaitu lembaga statistik
dan penelitian dibawah Departe-
men Kejaksaan dan Keadilan NSW.
Beberapa rekomendasi penting dari
rangkaian studi tur ini adalah, para pe-
mangku kepentingan tentang isu napza
dan AIDS semakin peka dalam memberi-
kan penanganan program yang lebih
manusiawi serta memperhatikan per-
lindungan hukum yang lebih baik. Dalam
hal ini akan dilakukan kajian penerapan
program agar bisa diadaptasi sesuai
dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
BNN juga mencoba mengadaptasi
pendekatan ini dalam program rehabili-
tasinya. Di lingkungan Kemenkokesra
dan Kemenkopolhukam juga telah dila-
kukan inisiatif untuk pengarusutamaan
pendekatan diversi dalam penanga-
nanan kasus napza. Di lingkup KPA,
KPAN mendorong KPA di tingkat
Provinsi untuk mulai melakukan kajian
agar bisa dilakukan adaptasi jika dibu-
tuhkan, misalnnya dengan membentuk
pokja di KPAP. Dan yang paling penting
adalah makin terbangunnya komunikasi
serta koordinasi yang kuat diantara pe-
mangku kepentingan, termasuk juga
KPAN.
Untuk meningkatkan dan mem-
perkuat program harm reduction di
Indonesia, KPAN telah mengikuti
serangkaian program studi tur yang
terkait dengan Program Diversi,
yaitu: upaya penanganan kasus
penyalahgunaan napza dengan me-
madukan pendekatan hukum de-
ngan pendekatan sosial dan kese-
hatan masyarakat. Melalui program
ini juga dilakukan upaya meng-
alihkan penyalahguna Napza dari
sistem pemenjaraan ke sistem lain-
nya, terutama rehabilitasi dan pe-
ngobatan.
Program ini melibatkan pemangku
kepentingan program HR lainnya
seperti BNN, POLRI, Kejaksaan, Ke-
mensos, Kemenhukham, MA, Ke-
menkes, PKBI, HCPI, AUSAID dan
UNODC. Secretariat KPAN sendiri
telah mengikuti 3 kali kegiatan yang
masing-masing diwakili oleh Staf
Program, dan yang terakhir diikuti
oleh Halik Sidik, Koordinator Pem-
bina Wilayah pada tanggal 5-13
April 2011. Semua kegiatan ber-
pusat di Negara bagian New South
Wales Australia. HCPI memberi du-
kungan teknis untuk pelaksanaan
kegiatan ini.
Studi tur ini bertujuan untuk mem-
beri gambaran serta pengalaman
yang komprehensif kepada peserta
tentang program diversi yang dila-
kukan oleh Pemerintah Australia.
Kunjungan dilakukan di beberapa
lembaga, yaitu:
ANCD (Australia Nasional Council
on Drugs): Lembaga utama
yang bertanggungjawab mem-
berikan masukan kepada Per-
dana Menteri Australia dan
memastikan suara dari komuni-
tas dapat diakomodasi dalam
penyusunan kebijakan dan
strategi terkait penanggulan-
gan napza.
Laporan Study Tour Program Diversi di Sydney - Australia
Salah satu sesi diskusi di WHOS
Lokakarya Evaluasi Kegiatan Diskusi Penasun
H A L 6
Buku Panduan diskusi
penasun diterbitkan KPAN
pada tahun 2010 dan telah
digunakan oleh kelompok
penasun dalam melakukan
diskusi bersama, baik dalam
kelompok, maupun diskusi
bersama keluarga dan
masyarakat. Diskusi telah
berjalan lebih dari satu tahun,
untuk itu perlu dilakukan
evaluasi apakah buku tersebut
telah sesuai dengan
kebutuhan penasun. Untuk
mendapatkan gambaran
kualitas diskusi, diadakan
evaluasi yang melibatkan para
fasilitator dan perwakilan
masing-masing Puskesmas.
Lokakarya yang dilakukan di
Jakarta pada tanggal 12 – 14
April 2011, ini dihadiri 52 pe-
serta yang terdiri dari Petugas kesehatan di Puskes-
mas yang menjadi tempat layanan alat suntik steril
(LASS) dan fasilitator diskusi penasun di PKM yang
terdapat di 10 Provinsi, 26 Kab/Kota serta 26 PKM
LASS. Lokakarya berjalan menarik dan memunculkan
pembelajaran serta pengalaman yang unik, seperti
masih adanya kebingungan dan memulai pertemuan
penasun, siapa yang bertanggung jawab memfasili-
tasi dan keterlibatan KPA Kab/Kota.
Beberapa masukan dari lokakarya ini antara lain,
perlu ada perbaikan atau usulan dalam penyelengga-
raan pertemuan penasun baik dalam hal teknis mau-
pun materi pertemuan, dibu-
tuhkan peningkatan kapasitas
fasilitator, termasuk fasilitator
perempuan untuk menyikapi
kebutuhan spesifik dari
penasun perempuan, perlu
sosialisasi terhadap buku
panduan ke semua layanan
alat suntik steril, LSM dalam
memfasilitasi penasun dengan
layanan.
Dalam evaluasi umum, semua
peserta mengakui bahwa den-
gan pertemuan penasun di
Puskesmas sangat membantu
perluasan jangkauan serta
telah meningkatkan kualitas
layanan. Karena itu proses ini
diharapkan dapat terus ber-
jalan.
Jadwal dan Waktu Penting
• Periode registrasi regular : 1 Juli- 30 September 2011
• Periode pengajuan abstrak dan beasiswa : 1 April-30 Juni 2011
• Periode pengajuan proposal symposium : 1 April-30 Juni 2011
• Periode pengajuan proposal satelite meeting : 1 April-30 Juni 2011
• Periode pengajuan proposal skill building : 1 April-30 Juni 2011
• Periode pengajuan proposal pameran : 1 April-31 Agustus 2011
• Pengumuman abstrak dan beasiswa : Bulan Juli 2011
Pertemuan Nasional (PERNAS) IV
bertujuan untuk melakukan re-
view bersama atas situasi epidemi
HIV dan AIDS di Indonesia, teru-
tama untuk membahas kemajuan
dan tantangan dalam upaya pen-
capaian target MDG untuk HIV
dan AIDS, serta memberikan reko-
mendasi konsolidasi upaya
penanggulangan untuk memper-
cepat upaya pencapaian terget
MDG tersebut. Untuk informasi
lebih lengkap, silakan kunjungi
website kami di
www.pernasaids.org
Laporan Perkembangan AIDS hingga Maret 2011
H A L 7
Kementerian Kesehatan
(Kemkes) pada tahun 2009,
memperkirakan total jumlah
186.257 orang yang terinfeksi
HIV di Indonesia. Laporan kumu-
latif triwulan yang disampaikan
Kemkes menunjukkan hingga
Maret 2011 terdapat 24.482
kasus AIDS dan 59.941 kasus
HIV, dengan total berjumlah
84.423 kasus atau sekitar 45%
dari estimasi nasional. Data yang
masuk berasal dari 32 provinsi
dan 300 kabupaten/kota.
Dari risiko cara penularan, penu-
laran melalui transmisi seksual
(heteroseksual dan lelaki seks
lelaki) merupakan yang
tertinggi, sebanyak 56,1%, di-
susul penggunaan narkoba suntik
37,9%, dari Ibu kepada anak
2,6%, dan tranfusi darah 0,2%.
Dari faktor usia, dilaporkan, usia
muda antara 20-29 tahun meru-
pakan kelompok yang tertinggi
47,2%, disusul kelompok umur 30
-39 tahun sebanyak 31,1% dan
usia 40-49 tahun sebesar 9,5%.
Sedangkan dari wilayah yang me-
laporkan, 10 daerah dengan ka-
sus AIDS tertinggi, berturut-turut
berasal dari DKI Jakarta, Jawa
Timur, Jawa Barat, Papua, Bali,
Kalimantan Barat, Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan, Sumatera Utara
dan DI Yogyakarta.
Laporan dukungan, perawatan
dan pengobatan menunjukkan,
terdapat 20.069 Odha yang te-
lah menerima ARV, dengan
angka kematian dari 46% di ta-
hun 2006 turun menjadi 22%
pada tahun 2010. Jumlah layanan
kesehatan yang telah melakukan
dukungan perawatan dan pengo-
batan adalah sebagai berikut,
layanan konseling dan tes suka-
rela di 388 di RS, Puskesmas,
Lapas/Rutan, dan LSM, layanan
perawatan dan pengobatan ter-
dapat di 207 RS, layanan Pro-
gram Metadon di 67 lokasi yang
terdiri dari RS, PKM dan Lapas/
Rutan telah menjangkau 2575
orang warga binaan pemasyara-
katan (WBP).
Sumber: Laporan Triwulan Kemkes Maret 2011
Rencana Kegiatan Bulan Mei 2011
No Nama Kegiatan Gambaran Kegiatan Rencana Output
1 Diskusi Evaluasi Program HIV dan
AIDS di Sektor/Kemsos dan TNI
Merupakan bagian dari pengumpu-
lan data kajian evaluasi implemen-
tasi program dan kebijakan di 6
Sektor
Data kajian diskusi seba-
gai bahan evaluasi
2 ToT Fasilitator PMTS Nasional Pelatihan dalam upaya untuk mem-
bentuk tim fasilitator PMTS Na-
sional sehingga mampu diimple-
mentasikan di daerah
Terbentuknya Tim Fasili-
tator PMTS baik dari
KPAN maupun Kemente-
rian Kesehatan
3 Lokakarya Sosialisasi Agenda dan
Pedoman Nasional Penelitian HIV
dan AIDS
Pertemuan membahas rencana
agenda penelitian HIV dan AIDS
untuk tahun 2012 serta pedoman
nasional penelitian
Adanya tema, agenda
dan pedoman penelitian
HIV dan AIDS tahun 2012
4 Workshop Wartawan dan Popu-
lasi Kunci dalam strategi Penang-
gulangan AIDS
Pelatihan bagi para jurnalis agar
mampu menyampaikan berita dan
informasi HIV dan AIDS kepada
masyarakat dengan benar
Terdapat wartawan yang
lebih peka dalam penuli-
san berita tentang HIV
dan AIDS
5 Workshop Penulisan Abstrak Per-
nas AIDS IV
Kegiatan untuk mendorong lebih
banyak lagi anggota masyarakat
yang berpartisipasi dalam kegiatan
Pernas AIDS di Yogyakarta
Makin banyak abstrak
yang masuk dalam Pernas
2011 di Yogyakarta
6 Semi Annual Meeting Program
LSL
Merupakan pertemuan rutin LSL
untuk membahas sosialisasi dan
program bagi LSL
Koordinasi yang semakin
baik dalam program LSL di
Indonesia
7 Pelatihan Pra SCP Pelatihan pembekalan sebelum
dilakukan kegiatan Survei Cepat
Periilaku yang merupakan bagian
dari monev KPAN
Peningkatan keterampilan
bagi staf Monev di KPA
Kabupaten/Kota
8 Penyusunan Modul Penguatan
Populasi Kunci, Peran Pokja dan
Penguatan Rujukan
Kegiatan pertemuan dalam rangka
penguatan pendekatan intervensi
structural yang melibatkan pe-
mangku kepentingan
Adanya modul penguatan
populasi kunci yang lebih
komprehensif
9 Pelatihan dan Pengembangan
Pencatatan dan Pelaporan Lo-
gistik PMTS
Pelatihan dalam rangka penguatan
manajemen, khususnya rantai pa-
sokan kondom, terutama untuk
daerah
Adanya kesamaan dalam
pengelolaan dan mana-
jemen logistik PMTS
H A L 8