komentar yang dapat diberikan adalah sungguh ironi kehidupan bangsa indonesia yang telah tertumpah...

2
Komentar yang dapat diberikan adalah sungguh ironi kehidupan Bangsa Indonesia yang telah tertumpah pada pemikiran Yudi Latif. Penggunaan bahasa, kalimat dan kata-kata sangat menggambarkan keadaan Indonesia pada kenyataannya. Selain itu juga penggunaan kata-kata yang berbau istia-istilah bernegara seringkali dilontarkan oleh Yudi Latif sebagai sindirian yang terkait dengan “Fact Of Indonesia” . Saya berpendapat untuk setuju pada pemikiran-pemikiran beliau. Indonesia yangkaya akan sumber daya, indah-permai bagai untaian zamrud yang melilit khatulistiwa, serta mata air kehidupan tersebut berubah menjadi air mata rakyat Indonesia. Istilah yang menyatakan bahwa Indonesia “ Tanah Surga Katanya” seriring berubah menjadi “Neraka di tanah Surga”. Memang benar, pada kenyataannya koperasi yang dibuat dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat Indonesia mati dan hacur ditikam oleh usaha perseorangan . Kesekarakahan dari manusia ini lah yang menjadi inti dari permasalahan. Mereka tak pernah bisa untuk puas selalu haus akan kekuasaan. Sehingga perbuatan mereka yang ingin menguasai dari harta negara menjadikan rakyat indonesia yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Oknum-oknum yang bertugas untuk menjaga keamaan di lingkungan negara Indonesia pun sama sekali tidak bis untuk jujur. Suap demi suap diberikan kepada mereka, mereka selalu benar walalupun pada keadaan sang pengendara tersebut tidak melakukan kesalahan. Apa degan cara ini mereka memberi nafkah kepada keluarganya ? Mereka menyoroti dan memberi hukuman kepada nenek- nenek yang menebang pohon jatinya sendiri. Apa ini sudah berlandaskan “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Sungguh gagal indonesia untuk mewujudkannya. Korupsi yang merajalela! Kejujuran yang hanya wacana! Ya itulah indonesia. Saya sangat setuju dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Yudi Latif “di seberang jembatan emas kemerdekaan adalah jalan bercabang dua. Jalan yang satu adalah jalan mulus bagi segelintir orang yang hidup berkelimpahan; sama dapat, sama bahagia; sedangkan jalan yang satu lagi adalah jalan terjal bagi kebanyakan orang yang hidup berkekurangan; sama ratap,

Upload: stella-oktavia

Post on 17-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

komentar

TRANSCRIPT

Komentar yang dapat diberikan adalah sungguh ironi kehidupan Bangsa Indonesia yang telah tertumpah pada pemikiran Yudi Latif. Penggunaan bahasa, kalimat dan kata-kata sangat menggambarkan keadaan Indonesia pada kenyataannya. Selain itu juga penggunaan kata-kata yang berbau istia-istilah bernegara seringkali dilontarkan oleh Yudi Latif sebagai sindirian yang terkait dengan Fact Of Indonesia . Saya berpendapat untuk setuju pada pemikiran-pemikiran beliau. Indonesia yangkaya akan sumber daya, indah-permai bagai untaian zamrud yang melilit khatulistiwa, serta mata air kehidupan tersebut berubah menjadi air mata rakyat Indonesia. Istilah yang menyatakan bahwa Indonesia Tanah Surga Katanya seriring berubah menjadi Neraka di tanah Surga. Memang benar, pada kenyataannya koperasi yang dibuat dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat Indonesia mati dan hacur ditikam oleh usaha perseorangan . Kesekarakahan dari manusia ini lah yang menjadi inti dari permasalahan. Mereka tak pernah bisa untuk puas selalu haus akan kekuasaan. Sehingga perbuatan mereka yang ingin menguasai dari harta negara menjadikan rakyat indonesia yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Oknum-oknum yang bertugas untuk menjaga keamaan di lingkungan negara Indonesia pun sama sekali tidak bis untuk jujur. Suap demi suap diberikan kepada mereka, mereka selalu benar walalupun pada keadaan sang pengendara tersebut tidak melakukan kesalahan. Apa degan cara ini mereka memberi nafkah kepada keluarganya ? Mereka menyoroti dan memberi hukuman kepada nenek-nenek yang menebang pohon jatinya sendiri. Apa ini sudah berlandaskan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sungguh gagal indonesia untuk mewujudkannya. Korupsi yang merajalela! Kejujuran yang hanya wacana! Ya itulah indonesia.Saya sangat setuju dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Yudi Latif di seberang jembatan emas kemerdekaan adalah jalan bercabang dua. Jalan yang satu adalah jalan mulus bagi segelintir orang yang hidup berkelimpahan; sama dapat, sama bahagia; sedangkan jalan yang satu lagi adalah jalan terjal bagi kebanyakan orang yang hidup berkekurangan; sama ratap, sama sengsara. Pernyataan ini benar-benar menggambarkan dari kehidupan di Indonesia. Siapa yang berkuasa maka seluruh keluarga, kerabat,relasi, teman juga ikut berkuasa. Bagaimana dengan yang tidak mempunyai sanak, kerabat, relasi, ataupun keluarga yang berkuasa ? maka habislah mereka, tertindas lah mereka yang sama sekali tidak mempunyai tittle dari pendidikan ataupun tidak mempunya kemewahan dan harta.Mereka yang kaya dan mempunyai kekuasaan sering kali tidak menghargai rakyat lainnya yang tidak mempunyai semua itu. Padahal apabila kita lihat pada sila kedua yaitu berbunyikan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Jelas seharusnya kita harus adil dan menghargai satu sama lain terhadap mereka yang tidak punya apa-apa. Lantas Mengenai apa yang harus dilakukan oleh kita sang Penerus generasi muda ? Lagi-lagi saya setuju dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Yudi Latif yaitu Mengobarkan Revolusi Pancasila. Dimana kita harus melakukan gerakan nasional yang dikerjakan secara bergotong-royong oleh para patriot Pancasilais segala kalangan, guna merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia; dalam waktu segera dansecepat-cepatnya! Dengan itu kita harus Bertanggung-jawab artinya adalah, bahwa setiap orang dan kelompok kerja di dalam Revolusi Pancasila bertanggung-jawab untuk kerja masing-masing. Moral, karakter dan disiplin pribadi menjadi prasyarat utama bagi para pekerja/para pejuang Revolusi Pancasila.