kohort

10
KOHORT A. Definisi Penelitian prospektif merupakan salah satu penelitian yang bersifat longitudinal dengan mengikuti proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu. Penelitian prospektif ini dimaksudkan untuk menemukan insidensi penyakit pada kelompok yang terpajan oleh faktor risiko maupun pada kelompok yang tidak terpajan, kemudian insidensi penyakit pada kedua kelompok tersebut secara statistik dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan sebab-akibat antara pajanan dan penyakit yang diteliti. Kelompok yang diikuti tersebut dinamakan kohort. Penelitian prospektif kohort ini mengikuti paradigma dari sebab ke akibat. Dari uraian singkat di atas dapat dijelaskan bahwa secara garis besar proses perjalanan penelitian prospektif sebagai berikut: 1. Pada awal penelitian, kelompok terpajan maupun kelompok tidak terpajan belum menampakkan gejala penyakit yang diteliti.

Upload: pipit-ratnasari

Post on 06-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOHORT

KOHORT

A. Definisi

Penelitian prospektif merupakan salah satu penelitian yang bersifat longitudinal

dengan mengikuti proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu.

Penelitian prospektif ini dimaksudkan untuk menemukan insidensi penyakit pada

kelompok yang terpajan oleh faktor risiko maupun pada kelompok yang tidak

terpajan, kemudian insidensi penyakit pada kedua kelompok tersebut secara statistik

dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan sebab-akibat antara

pajanan dan penyakit yang diteliti. Kelompok yang diikuti tersebut dinamakan kohort.

Penelitian prospektif kohort ini mengikuti paradigma dari sebab ke akibat. Dari uraian

singkat di atas dapat dijelaskan bahwa secara garis besar proses perjalanan penelitian

prospektif sebagai berikut:

1. Pada awal penelitian, kelompok terpajan maupun kelompok tidak terpajan belum

menampakkan gejala penyakit yang diteliti.

2. Kedua kelompok diikuti ke depan berdasarkan sekuens waktu (prospektif).

3. Dilakukan pengamatan untuk mencari insidensi penyakit (efek) pada kedua

kelompok.

4. Insidensi penyakit pada kedua kelompok dibandingkan dengan menggunakan

perhitungan statistik untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat

antara pajanan dan insidensi penyakit (efek).

B. Macam Penelitian Kohort

Penelitian yang ditinjau dari proses perjalanan penyakit disebut penelitian prospektif

dan bila ditinjau dari tujuannya disebut penelitian insidensi, sedangkan bila ditinjau

dari kelompok yang diikuti disebut penelitian kohort.

Page 2: KOHORT

Penelitian prospektif dapat dibagi menjadi penelitian observasional dan intervensional

(eksperimen) berdasarkan keterlibatan peneliti dalam intervensi. Bila peneliti secara

pasif hanya mengamati proses perjalanan penyakit alamiah disebut penelitian

observasional, tetapi apabila peneliti secara aktif dan terencana melakukan intervensi

disebut penelitian intervensional. Penelitian kohort dapat terdiri dari satu kohort atau

dua kohort.

1. Penelitian Satu Kohort

Penelitian dengan satu kohort pada dasarnya bersifat deskriptif karena pada awal

penelitian tidak terdapat kelompok terpajan dan kelompok tidak terpajan sebagai

kontrol. Setelah dilakukan pengamatan diketahui bahwa dalam kohort tersebut

terdapat kelompok individu yang akan terpajan oleh faktor risiko dan dari

kelompok tersebut sebagian akan menderita penyakit akibat pajanan dan sebagian

tidak. Selain itu, terdapat pula kelompok yang tidak terpajan oleh faktor risiko dan

sebagian menderita penyakit tersebut dan kelompok ini dianggap sebagai kontrol

kemudian dianalisis secara analitis. Kelompok kontrol demikian sering disebut

sebagai kontrol interna.

2. Penelitian Dua Kohort

Pada penelitian prospektif dengan dua kohort, sejak awal penelitiannya telah

dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok terpajan oleh faktor risiko

timbulnya penyakit tertentu dan kelompok lain yang tidak terpajan oleh faktor

risiko kemudian proses perjalanan alamiah kedua kelompok tersebut diikuti untuk

menemukan insidensi penyakit yang dimaksud kemudian dianalisis dengan

menghitung risiko relatif, risiko atribut, dan perhitungan statistik untuk menguji

hipotesis. Dalam hal ini kelompok pembanding disebut kelompok kontrol

eksterna.

Page 3: KOHORT

C. Observasional vs Intervensional

Antara penelitian prospektif yang bersifat observasional dengan intervensional

terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut:

1. Pada studi observasional, pemajanan terhadap faktor risiko dilakukan oleh alam

atau yang bersangkutan baik secara sengaja atau tidak sengaja dan peneliti hanya

mengadakan pengamatan secara pasif terhadap proses perjalanan penyakit secara

alamiah. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dimasukkan ke dalam eksperimen,

sedangkan pada penelitian intervensional pemajanan atau intervensi dilakukan

oleh peneliti secara aktif dan terencana.

2. Karena pada studi observasional peneliti tidak secara aktif melakukan intervensi

maka tidak terdapat hambatan faktor etis. Sedangkan pada eksperimen, faktor etis

memegang peran penting dalam pelaksanaan suatu penelitian, misalnya

mengetahui efektivitas obat untuk pengobatan suatu penyakit karena pada

kelompok kontrol hanya diberi plasebo atau tanpa pengobatan.

3. Pada studi observasional, keadaan awal sering kali sulit ditentukan secara pasti

terutama bila pemajanan telah berlangsung lama. Oleh karena itu, penelitian ini

berpotensi besar menjadi bias karena harus mengingat masa lampau, misalnya

hubungan antara rokok dengan karsinoma paru-paru untuk mendapatkan informasi

tentang lamanya merokok, jumlah batang rokok yang diisap per hari, dan jenis

rokok. Pada penelitian eksperimental hal seperti itu tidak terjadi.

D. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan yang diperoleh dengan penelitian prospektif sebagai berikut:

1. Penelitian kohort dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan normal

(ontogenik) yang terjadi dengan berjalannya waktu karena intervensi yang

Page 4: KOHORT

dilakukan oleh alam berupa “waktu”. Misalnya, mempelajari pertumbuhan dan

perkembangan anak selama 5 tahun sejak dilahirkan.

2. Penelitian ini dapat pula digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit secara

alamiah akibat pemajanan (patogenik) yang dilakukan oleh orang ynag

bersangkutan secara sengaja, misalnya merokok atau tidak sengaja memakan

makanan atau minuman yang tercemar bakteri patogen. Misalnya, mempelajari

hubungan antara rokok dengan penyakit jantung koroner atau mempelajari

terjadinya kejadian luar biasa pada keracunan makanan.

3. Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari perjalanan klinis suatu

penyakit (patogresif), misalnya perkembangan penyakit karsinoma payudara.

4. Rancanagna penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari hubungan sebab-

akibat.

5. Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari insidensi penyakit yang

diteliti.

6. Penyakit kohort tidak mengalami hambatan masalah etis.

7. Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung.

8. Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji

hipotesis.

9. Pada penelitian kohort dapat diketahui lebih dari satu outcome terhadap satu

pemaparan, misalnya penelitian tentang hubungan antara rokok dan karsinoma

paru-paru ternyata mempunyai hubungan juga dengan penyakit jantung, gastritis,

karsinoma kandung kemih, dan lain-lain.

secara skematis beberapa keuntungan yang diperoleh pada penelitian kohort

seperti ontogenik, patogenik dan patogresif dapat digambarkan sebagai berikut:

Keadaan awal Akibat pajanan Kemudian Tipe penelitian

Page 5: KOHORT

Sehat Pertumbuhan

normal

sehat Ontogenik

Sehat Timbul penyakit sakit Patogenik

Sakit Perjalanan

penyakit

Sehat/sakit/meninggal Patogresif

Kerugian pada penelitian progresif sebagai berikut:

1. Penelitian ini membutuhkan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga

sulit untuk mempertahankan subjek studi agar tetap mengikuti proses

penelitian.

2. Penelitian ini membutuhkan biaya yang besar sebagai akibat besarnya sampel

dan lamanya penelitian. Misalnya, penelitian tentang hubungan alkohol

dengan terjadinya stroke hemoragi membutuhkan waktu 12 tahun.

3. Penelitian ini sulit dilakukan pada penyakit yang jarang terjadi. Hal ini

disebabkan sulitnya memperoleh kelompok yang terpajan. Misalnya, kita

kumpulkan 1000 orang yang berisiko terkena penyakit dan hanya diperoleh 4

kasus; penelitian tentang hubungan kelainan bawaan dengan umur ibu waktu

melahirkan.

4. Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase laten

yang lama.

E. Langkah-langkah

Secara garis besar, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian prospektif

sebagai berikut:

Page 6: KOHORT

1. Tentukan tujuan penelitian. Tujuan dan hipotesis harus dinyatakan dengan jelas

karena dengan tujuan yang jelas akan memudahkan kegiatan selanjutnya.

2. Rancangan penelitian. Dalam merancang penelitian harus ditentukan apakah satu

kohort atau dua kohort dan apakah menggunakan historical control?

3. Tentukna kelompok terpajan dan tidak terpajan (inclution dan exclution criteria).

4. Diagnosis insidensi penyakit yang dicari. Dalam hal ini perlu dijelaskan tentang

alat pemeriksaan dan kriteria positif yang digunakan.

5. Tentukan lamanya pengamatan dan frekuensi pengamatan. Penentuan ini sangat

penting karena bila pengamatan dilakukan terlalu dini maka insidensi yang dicari

belum tampak dan sebaliknya bila terlalu lama insidensi yang dicari akan terlewat.

6. Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan perkiraan

besarnya sampel satu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and Cochran.

Untuk dua kohort, teritama untuk pengujian hipotesis, harus diperhatikan

kekuatan uji yaitu 1-β.

7. Tentukan rancangan analisis yang akan dilakukan.

F. Rancangan Analisis

Dalam merencanakan penelitian prospektif, harus dibuat rancangan analisisnya agar

orang dapat mengetahui analisis yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga mudah

dilakukan evaluasi terhadap hasil penelitian. Secara skematis, analisis dan

perhitungan yang akan dilakukan sebagai berikut:

Pemajanan Insidensi Penyakit Jumlah

Positif

Sakit

+ (a)

Tidak sakit

- (b) a+b

Negatif + (c) - (d) c+d

Page 7: KOHORT

Jumlah a+c b+d N

Risiko kelompok terpajan: a/(a+b) = m

Risiko tidak terpajan: c/(c+d) = n

Perhitungan Risiko Relatif = m/n

Risiko Atribut = m-n