knee replace men therapy
TRANSCRIPT
Definisi
Knee artroplasti atau operasi penggantian lutut adalah Arthroplasty biasanya diartikan
penggantian lutut. Penggantian lutut total adalah sedikit dari ungkapan karena lutut tidak
sepenuhnya diganti namun hanya dilapisi kembali.natomi
Anatomi lutut
Sendi terdiri dari 3 kompartemen berbeda yang sedikit terpisah ssl. Di depan, kompartemen
PF, patella berartikulasi dengan sulkus femoral hingga sekitar 90D, setelah itu faset lateral
dan medial berartikulasi secara terpisah dengan masing-masing kondilus femurnya. Dalam
fleksi yang ekstrem, kontak PF passes dari fasies medial onto odd facet.
Patella memiliki 7 fasies. Kedua fasies medial dan fasies lateral terbagi secara vertikal
menjadi tiga bagian yang sama, sementara fasies ke tujuh atau odd facet berada di sepanjang
paling tepi medial. Fasies medial lebih kecil dan sedikit cembung, dan fasies lateral yang
merupakan 2/3 bagian adalah konveks secara sagital dan konkav secara koroner. Patella tidak
secara sempurna fit/pas dengan permukaan femurnya. Sulkus femoral terdiri dari medial dan
lateral lip, yang mana lateral lebih lebar dan lebih tinggi dan keduanya memiliki konveks
sagital. Sulkus femoral terpisah dari kedua kondilus oleh satu ridge yang tak jelas dan lebih
menonjol jelas di lateral. Contact patch antara femur dan patella bervariasi sesuai posisi saat
patella bergeser di permukaan femur. Daerah kontak tidak pernah melebihi 1/3 total
permukaan patella, di mana kontak terbesar terjadi saat 45 D saat mana menunjukkan patch
berupa ellipse meliputi central medial dan lateral facet. Saat ekstensi penuh, fasies medial
bagian bawah dan fasies lateral terletak pada sulkus femoral bagian atas. Saat 90D, daerah
kontak bergeser ke fasies lateral dan medial bagian atas dan bila fleksi berlanjut daerah
kontak terpisah menjadi daerah lateral dan medial.
Kedua kondilus femur asimetris berdasarkan bentuk dan dimensinya, dengan kondilus medial
yang lebih besar memiliki kurvatura yang lebih simetris. Kondilus lateral dilihat dari samping
memiliki kurvatura yang menajam ke posterior. Kondilus femur dilihat dari permukaan
artikulasinya dengan tibia menunjukkan bahwa kondilus lateral sedikit lebih pendek dari
medial. Axis panjang dari kondilus lateral sedikit lebih panjang dari kondilus medial dan
terletak dalam bidang yang lebih sagital, sementara kondilus medial berada rata-rata pada
posisi menyudut sekitar 22D dan terbuka ke posterior. Lebar kondilus lateral sedikit lebih
besar pada pusat intercondyler notch.
Permukaan femoral dan tibial tidaklah conform benar. Plateau tibia medial yang lebih besar
adalah mendekati datar, sedangkan plateau lateral konkav. Keduanya berinklinasi posterior
mendekati 10D terhadap shaft tibia.
Porsi tengah tibia antara kedua plateau dipenuhi oleh sebuah elevasi yang disebut spina tibia.
Di depannya terdapat satu cekungan yang disebut fosa interkondiloid anterior, yang mana
dari anterior ke posterior melekat tanduk anterior meniscus medial, ACL, dan tanduk anterior
meniscus lateral. Di belakang daerah ini terdapat dua buah elevasi, yaitu tuberkulum medial
dan lateral. Keduanya dipisahkan oleh sulkus intertuberkel. Kedua ligamen dan meniscus
tidak melekat pada tuberkel, yang mana tuberkel menonjol ke dalam sela interkondiler
sehingga berperan sebagai side-to-side stabilizer. Bersama-sama, kedua meniscus & spina
tibia meningkatkan impression cupping. Dalam fosa interkondiler posterior di belakang
kedua tuberkel melekat pertama meniscus medial kemudian meniscus lateral dan di belakang
mereka di tepi posterior antara kedua kondilus tibia, melekat PCL.
Meniskus merupakan lamela kresentik yang berfungsi memperdalam permukaan fosa
artikularis kaput tibia untuk menerima kedua kondilus femur. Setiap meniscus menutupi
sedikitnya 2/3 bagian perifer masing-masing permukaan artikuler tibia. Batas perifer masing-
masing meniscus tebal, konveks, dan melekat dengan kapsul sendi, sedangkan sisi dalamya
tipis, bebas tidak melekat. Permukaan proximal meniscus adalah konkav dan kontak dengan
kondilus femur, sedang permukaan distal flat dan terletak pada kaput tibia.
Bentuk meniskus medial mendekati semicircular dengan panjang sekitar 3.5cm. Potongan
melintang berbentuk triangular dengan bagian posterior yang lebih lebar dari anterior. Ia
melekat erat pada fosa interkondiler posterior tibia (gb.1.2). Perlekatan anteriornya lebih
bervariasi; biasanya melekat secara firmly pada fosa interkondiler anterior, namun perlekatan
ini dapat berupa flimsy masih dalam batas-batas normal. Terdapat juga satu fibrous band
dengan ketebalan bervariasi yang menghubungkan kedua tanduk anterior lateral dan medial
meniscus (ligamen transversum). Di perifer, medial meniscus melekat pada kapsul sendi baik
tibia maupun femur. Perlekatannya ke tibia disebut coronary ligament. Pada titik tengah, ia
melekat lebih kuat ke femur dan tiba melalui satu kondensasinya dalam kapsul sendi yang
dikenal dengan ligamen medial profundus dari MCL.
Coronary ligament melekat ke tepi tibia beberapa milimeter di distal dari permukaan sendi,
yang memberi satu synovial recess. Ke posteromedial, meniscus menerima satu bagian
insersi semimembranosus melalui kapsul sendi.
Bentuk meniscus lateral adalah mendekati sirkuler dan menutup bagian yang lebih besar
permukaan sendi dibanding meniscus medial. Tanduk anteriornya melekat pada interkondiler
fosa, di sisi lateral dan posterior ACL. Tanduk posterior melekat pada fosa interkondiler di
sisi anterior terhadap ujung posterior meniscus medial. Perlekatan posterior terdiri dari
fibrous band yang menghubungkan lengkungan posterior meniscus lateral ke kondilus medial
femur dalam fosa interkondiler, embracing PCL. Ini dikenal sebagai ligamen dari Humphry
& Wrisberg (gb.1.3). Ke posterolateral, meniscus lateral di grooved oleh tendon popliteus, di
mana beberapa seratnya bersinsersi ke tepi perifer dan superior meniscus lateral.
Ligamen patela merupakan bagian sentral dari tendo komunis quadriceps femoris. Ia
merupakan ligamentous band yang kuat, flat, dengan panjang sekitar 6cm melekat ke
proximal pada apex patela dan pada caking kasar di permukaan posterior patela, dan di distal
melekat pada tuberositas tibia; serat-serat superficial berlanjut di depan patella dengan tendo
quadriceps femoris. Bagian medial dan lateral tendon quadriceps lewat ke bawah pada kedua
sisi patela kemudian berinsersi pada kedua sisi tuberositas tibia. Porsi ini menyatu dengan
kapsul sendi membentuk retinakulum patela medial dan lateral. Permukaan posterior
ligament patela terpisahkan dari membran sinovial oleh satu pad of fat infrapatela yang besar,
dan terpisah dari tibia oleh satu bursa.
LIGAMEN LUTUT
Kapsul artikularis merupakan satu membran fibrus dengan ketebalan bervariasi
mengandung daerah-daerah menebal yang dapat disebut sebagai satu ligamen. Di
depan, kapsul digantikan oleh ligamen patela. Di posterior, kapsul terdiri dari serat-
serat vertikal yang berawal dari kedua kondilus dan dari sisi-sisi fosa interkondiler
femur. Ini diaugmentasikan oleh serat-serat yang berasal dari tendon
semimembranosus, membentuk ligamen popliteal oblikuus, satu band yang lebar, flat
melekat di proximal pada tepi fosa interkondiler dan permukaan posterior femur dekat
dengan tepi-tepi artikuler kondilus femur, dan di distal melekat pada tepi posterior
kaput tibia. Serat-serat ini berjalan utamanya ke arah bawah dan medial, dan
fasikulanya dipisahkan oleh apertura untuk lewatnya pembuluh darah dan syaraf.
Ligamen popliteal oblikuus membentuk sebagian dasar fosa poplitea dan arteri
poplitea terletak di atasnya.
Di sisi medial lutut, struktur penunjang terdiri dari 3 lapis (gb.1.4). Lapis 1 adalah
yang paling superficial tepat di bawah kulit. Lapis ini merupakan fasia profundus, dan
bidangnya ditentukan oleh fasia yang menerima m. sartorius. Sartorius berinsersi pada
jaringan serat-serat fasia ini dan tidak memiliki satu tendon insersi tertentu
sebagaimana m. gracilis dan semitendinosus di bawahnya. Menuju lebih ke posterior,
lapis 1 merupakan lembaran (sheet) di mana kedua kaput gastroknemius dan semua
struktur fosa poplitea terletak. Lapis ini berfungsi sebagai penyokong bagi otot dan
struktur neurovascular dalam daerah poplitea. Lapis 1 selalu dapat dipisahkan dari
bagian-bagian paralel dan oblik ligamen medial superficial di bawahnya, dan bila satu
incisi vertikal dibuat di posterior serat paralel dari ligamen, maka bagian anterior lapis
1 dapat di refleksikan ke depan sehingga menampakkan keseluruhan ligamen medial
superficial. Lebih ke depan lagi, lapis 1 menyatu dengan bagian anterior lapis 2 dan
retinakulum patela medial yang berasal dari vastus medialis. Di belakang terdapat satu
lapis jaringan lemak yang terletak antara lapis 1 dan struktur-struktur lebih dalam.
Tendon gracilis dan semitendinosus terletak di daerah ini. Ke anterior dan distal, lapis
1 menyatu dengan periosteum tibia.
Lapis 2 merupakan bidang (plane) dari ligamen superficial medial (gb.1.5). Ligamen
medial superficial terdiri dari bagian paralel dan oblik. Serat-serat anterior atau paralel
dimulai dari epikondilus medial femur dan terdiri dari serat-serat besar dan
berorientasi vertikal berlanjut ke distal ke satu insersi pada permukaan medial tibia
sekitar 4.6 cm inferior permukaan artikular tibia tepat di posterior insersi pes
anserinus. Serat-serat oblik posterior berasal dari epikondilus femur dan menyatu
dengan lapis 3 di bawahnya (kapsul), dan melekat tepat di inferior permukaan
artikuler posterior tibia dan meniscus medial. Serat ini diperkuat oleh kontribusi dari
selubung tendon semimembranosus.
Ke anterior, lapis 2 terbelah secara vertikal. Bagian depan belahan berlanjut ke arah
cranial menuju vastus medialis dan menyatu dengan bidang lapis 1 membentuk serat-
serat retinakulum parapatela. Bagian posterior belahan, berlanjut ke cranial menuju
kondilus femur dari mana serat-serat transvers berjalan ke arah depan dalam bidang
lapis 2 menuju patela membentuk ligamen patelofemoral. Karena ligamen
patelofemoral merupakan kelanjutan dari lapis2, maka letaknya lebih dalam dari
bidang lapis 1.
Lapis 3 merupakan kapsul sendi (gb. 1.6) dapat dipisahkan dari lapis 2 kecuali pada
tepi patela; ke depan, kapsul sangatlah tipis. Di balik ligamen medial superficial, lapis
3 menjadi lebih tebal dan membentuk satu band serat pendek berorientasi ke vertikal
yang dikenal dengan nama ligamen medial profundus. Ligamen profundus meluas
dari femur menuju bagian tengah dari tepi perifer meniscus dan tibia. Di anterior,
ligamen profundus jelas dapat dipisahkan dari ligamen superficial dengan adanya
bursa yang interposes, namun di posterior, lapisan ini menyatu ketika bagian
meniscal-femoral ligamen profundus cenderung menyatu dengan ligamen superficial
di atasnya dekat dengan perlekatan kranialnya. Bagian menisco-tibial nya memang
terpisah dari ligamen superficial. Lebih ke posterior, lapis 3 menyatu dengan lapis 2
membentuk conjoin kapsul posteromedial yang menyelimuti kondilus medial femur.
Jadi, ketiga lapisan paling mudah dapat dipisah-pisahkan dalam daerah ligamen
medial superficial. Ke posterior, lapis dalam dan tengah menyatu dan lapis luar
menjadi fasia profunda. Ke depan, lapis luar dan tengah menyatu dengan retinakulum
diatasnya yang merupakan ekspansi quadriceps. Lapis dalam meskipun tetap terpisah,
menjadi sangat tipis. Lapis tengah membelah anterior ligamen medial superficial,
hingga bagian cranial tetap sebagai satu lapis terpisah membentuk ligamen
patelofemoral.
Struktur penyokong di sisi lateral dapat juga dijelaskan sebagai terdiri dari tiga lapis.
Yang paling superficial adalah retinakulum lateral, lapis tengah membentuk LCL,
ligamen fabelofibular dan ligamen arkuatum, dan lapis dalam adalah kapsul lateral.
Retinakulum lateral (gb.1.7). Dimulai pada tepi lateral patela, perluasan fibrous dari
vastus lateralis adalah berorientasi longitudinal sepanjang tepi lateral patela berjalan
ke distal untuk menjadi bagian tendo patela. Yang berinterdigitasi dengan serat-serat
ini adalah retinakulum oblikuus superficial yang berorigo pada iliotibial band.
Sebagian terbesar dari serat-serat ini menyatu dengan bagian anterior tendo patela. Di
posterior terletak fasia lata dan iliotibial band, berlanjut ke distal sepanjang sisi lateral
lutut dan berinsersi pada tuberkel dari Gerdy di tibia. Beberapa dari serat tersebut
melewati tuberkel Gerdy menuju tuberositas tibia. Ke proximal, fascia lata menempel
ke septum intramuscular lateral, di mana ia melekat pada femur. Di posterior, fascia
lata menyatu dengan fascia biceps. Terdapat satu bagian lebih dalam yang terpisah
dari lapis ini berjalan lebih atau kurang transversal dari fascia lata ke lateral patela dan
jke arah caudal bargeman lebih oblik untuk menghubungkan patela dengan tibia
bagian atas. Di cranial, satu band serat-serat ditemukan berjalan dari septum
intramuscular lateral dan epikondilus lateral ke lateral patela (ligamen
epikondilopatela).
LCL berorigo pada epikondilus lateral femur anterior dari origo gastroknemius,
membentuk struktur cordlike yang berjalan di balik retinakulum lateral untuk
berinseri pada kaput fibula, menyatu dengan tendo insersi biceps femoris. Ligamen
fabelofibular adalah satu kondensasi dari serat-serat yang berjalan antara ligamen
arkuatum dan ligamen lateral, yang berjalan dari kaput lateral gastrocnomius ke
styloid fibula. Pada kebanyakan lutut dapat ditemukan adanya ligamen fabelofibular
dan arkuatum, namun pada kasus dengan fabela besar, mungkin tidak terdapat
ligamen arkuatum, dan bila fabela tidak ada juga tidak ditemukan ligamen
fabellofibula.
Knee Motion dan Fungsi Ligamen Pendukung
Kontrol dikerjakan oleh: (1) bony architecture, dan (2) ligamentous attachments.
Pada saat sendi ekstensi maximal, ligamen krusiatum dan kolateral keduanya tegang
dan sisi depan kedua meniscus terjepit ketat di antara kondilus tibia dan femur. Saat
fleksi dimulai, proses unlock terjadi, di mana tibia berrotasi-medial terhadap femur
akibat kontraksi m. popliteus. Permukaan artikuler kondilus medial femur lebih besar
dari pada lateral; saat arah gerakan sebaliknya, pertama, kompartemen lateral
mencapai satu posisi dari ekstensi penuh sesaat sebelum kompartemen medial
ekstensi penuh. Ekstensi terminal tercapai dan lutut di lock oleh gerakan rotasi
eksternal tibia hingga kompartemen medial mencapai batas akhir ekstensinya.
Ketika lutut difleksikan, saat 30D pertama, femur mengalami rollback terhadap tibia
yang lebih banyak terjadi di sisi lateral dari pada medial. Setelah 30D kondilus femur
memutar pada satu titik di kondilus tibia. Meniscus juga mengikuti gerakan ke
belakang sebagaimana femur (lateral lebih banyak dari pada medial).
Tibia berrotasi terhadap femur lebih banyak ke arah lateral dari pada medial, dan
sebagai pusat rotasi adalah melalui kondilus medial femur. Beberapa bagian dari
ligament medial superficial tegang selama fleksi, sedangkan ligament kolateral lateral
tegang hanya saat ekstensi dan relaksasi segera setelah fleksi, sehingga
memungkinkan ekskursi kondilus tibia lateral menjadi lebih besar.
Ligamen kolateral medial superficial merupakan penyetabil terpenting sisi medial.
Serat paralelnya bergerak ke arah posterior saat lutut difleksikan. Perlekatannya pada
kondilus femur sedemikian rupa sehingga saat ekstensi serat posterior tegang dan
serat anterior relaks dan bergeser ke bagian dalam di balik bagian posterior ligamen.
Saat fleksi, serat anterior bergerak ke arah proximal dan menegang dan siap
mengalami peningkatan ketegangan saat lutut fleksi. Aksi ini dimungkinkan akibat
bentuk oval dari origo femoral yang mengalami perubahan orientasi saat fleksi di
mana bagian perlekatan serat paling anterior dielevasikan. Saat sisi anterior menjadi
tegang, serat posterior slack (ketika fleksi) dan tetap relaks sepanjang fleksi. Serat
oblik posterior relaks saat ekstensi dan letaknya sedikit di balik serat paralel. Saat
fleksi serat ini bergerak ke luar, ini karena perlekatannya pada kapsul sendi dan
bagian perifer meniscus medial, mereka me check sliding meniscus ke belakang yang
terjadi saat fleksi.
Pada keadaan serat paralel MCL intak, maka hanya menimbulkan terbukanya sendi
sekitar 1mm waktu stress valgus. Lutut sedikit lebih tight saat ekstensi penuh; medial
opening terbesar dicapai saat fleksi 45D. Serat panjang ligament medial superfisial
juga mengontrol rotasi (pemotongan kapsul, medial ligamen profundus, dan serat
oblik ligamen superfisial hanya menimbulkan sedikit atau tidak sama sekali
penambahan rotasi). Pemotongan serat panjang, tidak hanya meningkatkan besarnya
medial opening saat stress valgus, juga meningkatkan rotasi eksternal yang bermakna.
Saat ekstensi, serat iliotibial band merupakan bagian terpenting dalam stabilitas
lateral, karena serat ini melekat ke proximal pada femur (serat ini lebih merupakan
true ligament karena kontraksi TFL dan gluteus maximus tidak sampai ditransmisikan
ke tibia). Ketika lutut difleksikan, iliotibial tract bergerak ke posterior dan sedikit
relaks; pada posisi ini, tendon biceps femoris menjadi penyetabil penting.
Ligamen lateral juga tegang saat ekstensi, namun relaks sepanjang fleksi. Demikian
juga ligament arkuatum. Sehingga saat fleksi lebih banyak rotasi dimungkinkan di sisi
lateral dibanding medial. Rotasi ini dimungkinkan oleh perlekatan meniscus lateral
dan keadaan relaksasi ligamen penunjang saat fleksi. Demikian pula terjadinya rolling
femur pada tibia yang lebih besar di sisi lateral, pada mana tidak demikian halnya
terjadi di sisi medial. Perlekatan tendo popliteus pada meniscus lateral akan menarik
meniscus ke posterior dan mencegahnya entrapped saat lutut difleksikan.
ACL terdiri dari dua bagian yaitu anteromedial band dan bagian posterolateral yang
lebih kuat dan tebal. Saat ekstensi, ligamen terlihat sebagai flat band dengan bagian
posterolateral yang tegang. Hampir segera setelah fleksi dimulai, anteromedial band
yang lebih kecil menjadi tight dan bagian besar ligamen relaks. Dalam fleksi,
anteromedial band lah sebagai primary restraint melawan anterior displacement tibia.
PCL terdiri dari dua bagian tak terpisahkan. Bagian anterior membentuk bagian
terbesar dan bagian posterior yang lebih kecil barjalan oblik ke posterior tibia. Saat
ekstensi bagian yang lebih besar relaks dan hanya bagian posterior yang tight. Dalam
fleksi, bagian terbesar ligamen tight dan bagian kecil loose.
ACL merupakan satu check ligament melawan hiperekstensi dan rotasi eksternal.
Sedangkan PCL merupakan satu check ligament melawan instabilitas posterior saat
lutut fleksi, namun tidak untuk hiperekstensi (pada keadaan ACL intak).
Tight nya ACL saat ekstensi memfiksasi kondilus lateral femur di anterior; sehingga
gerakan berlanjut menjadi hiperekstensi hanya dimungkinkan terjadi bila secara
simultan juga terjadi gerakan rotasi internal femur, yaitu suatu gerakan supinasi sendi.
Ini disebut sebagai compulsory final rotation yang disebabkan oleh menegangnya
anterior band.
Rotasi sendi mengambil tempat pada satu aksis yang melalui pusat kondilus femur
medial, dimulai dari tighter anchorage (pemegang kuat) kondilus ini yaitu oleh
ligamen medial superficial. Bila ligamen ini ruptur, maka aksis bergeser ke lateral.
Oleh karena pergeseran aksis rotasi yang ke medial, rotasi eksterna tibia akan
merelaksasi ACL melalui gerakan kondilus femur lateral ke depan, dan saat yang
sama meregangkan PCL. Gerakan rotasi interna menimbulkan kebalikannya, yaitu
menegangkan ACL dan merelaksasikan PCL.
Satu fibrous band menghubungkan PCL dengan tepi posterior meniscus lateral
(ligamen tibiomeniskal dari Kaplan). Band ini berfungsi menahan gerakan sliding ke
depan meniscus lateral saat rotasi interna.
Rotasi tibia terhadap femur terjadi di sepanjang ROM. ACL merupakan check
ligament melawan rotasi eksterna saat fleksi namun tidak secara bermakna membatasi
rotasi interna. Dalam ekstensi, ACL merupakan check ligament melawan rotasi
eksterna dan sedikit melawan rotasi interna. Sehingga fungsi yang jelas dari ligamen
krusiatum dalam gerakan rotasi tidak diketahui.
Jenis penggantian lutut
Ada 3 jenis penggantian lutut-
Penggantian lutut Arthroplasty atau penggantian lutut parsial-ini berarti pengganti
kompartemen satu lutut. Ini bisa menjadi bagian dalam lutut (medialis) atau bagian
luar (lateral).
Itu lebih disukai pada pasien dengan osteoartritis yang memiliki salah satu bagian dari
lutut yang rusak akibat penyakit. Hal ini tidak cocok untuk pasien dengan rheumatoid
arthritis (RA) yang biasanya akan mempengaruhi seluruh sendi.
Penggantian lutut bicompartmental tidak dibatasi atau penggantian lutut Total-ini
adalah metode yang paling umum dari penggantian lutut total. Ujung bawah tulang
paha digantikan oleh palsu terdiri dari logam (titanium atau kobalt/Kromium-based
paduan) yang mirip dengan tulang yang digantikannya.
Bagian atas shin bone yang membentuk ujung bawah sendi lutut terbuat dari plastik
(polietilena) bantal dan batang yang bergabung dengan shin bone atau tibia di bawah
ini. Fungsi bersama buatan seperti sendi lutut normal.
Penggantian lutut bicompartmental dibatasi-operasi ini dilakukan di tumor tulang dan
jarang. Di sini bersama buatan adalah tetap dan begitu Apakah tidak bergerak atau
menekuk seperti bersama normal.
Komplikasi
Komplikasi dan risiko yang terkait dengan lutut artroplasti termasuk
Bedah luka infeksi-luka operasi mungkin terinfeksi di beberapa individu. Biasanya
kursus antibiotik yang diresepkan untuk semua pasien yang menjalani knee artroplasti
untuk mencegah infeksi seperti itu.
Miskin luka perawatan dan risiko tinggi individu seperti orang-orang dengan diabetes
dapat menyebabkan infeksi pada situs sayatan.
Dalam beberapa infeksi dapat berjalan lebih dalam ke situs bedah. Dalam kasus-kasus
yang parah prostetik mungkin perlu diganti karena infeksi.
Selain infeksi dari situs bedah dapat tersebar di seluruh tubuh yang mengarah ke
sepsis parah dan komplikasi yang mengancam kehidupan. Ini adalah peristiwa yang
langka terjadi.
Pendarahan-kapal biasanya semua perdarahan dijamin selama operasi menggunakan
jahitan atau cauterization listrik. Kadang-kadang fences dapat ditinggalkan dan ini
dapat menyebabkan pendarahan kemudian ke sendi.
Cedera mengelilingi struktur seperti saraf dan jaringan yang terus bersama seperti
ligamen dan tendon. Hal ini dapat mengakibatkan jangka panjang kekakuan dan
kesulitan dalam gerakan sendi.
Foot drop dapat terjadi karena kerusakan atau peregangan dari syaraf yang
mengendalikan otot-otot kaki. Ini mengarah ke kaki lemah dan hatilah terhadap
murung. Komplikasi ini langka; hanya terjadi pada 1in 1000 pasien.
Komplikasi anestesi-ini termasuk berlebihan fluktuasi tekanan darah dan kadang-
kadang bahkan kematian karena komplikasi anestesi. Ini langka.
Deep vein thrombosis atau DVT-ini terjadi karena gumpalan darah yang bentuk di
kaki urat akibat berkepanjangan istirahat dan kurangnya gerakan selama beberapa
minggu pertama setelah operasi.