kloramfenikol eye drop. teori. dock(2).docx

Upload: desy-seila-aditria

Post on 30-Oct-2015

193 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM STERIL : PEMBUATAN SEDIAAN EYE DROP

Desi Syifa NH, Desti Isindari,Khalida Handayani, Luluk Khoiriah Pembimbing : Nelly Suryani, Ph.D, Apt.

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENDAHULUANDefenisi Obat MataSediaan obat mata adalah sediaan steril berupa salep, larutan atau suspensi, digunakan pada mata dengan meneteskan, mengoleskan pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Berbeda dengan mukosa usus yang merupakan organ untuk proses absorpsi, permukaan mata bukanlah suatu tempat yang baik untuk proses penyerapan obat oleh mata. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran dan pengaliran air mata bertentangan dengan arah penembusan obat serta struktur kornea mata yang khas. Oleh sebab itu penelitian pada akhir-akhir ini ditujukan pada sifat fisiko kimia dan stabilitas bahan aktif serta bagaimana meminimalkan kontaminasi mikroba dan partikel asing baik bahan kimia maupun bukan bahan kimia.Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk dimasukkan ke dalam mata. Selain steril preparat tersebut memerlukan per-timbangan yang cermat terhadap faktor-faktor famasi seperti kebutuhan bahan antimikroba, isotonisita, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok.Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian.Sediaan larutan mata adalah yang paling umum digunakan dan juga paling disukai karena pemberiannya yang lebih mudah.

Kategori Farmakologi Produk Obat MataPembahasan yang menyeluruh tentang bahan terapeutik dan farmakologi yang digunakan di dalam ophtalmologi akan bermanfaat untuk memahami pengembangan sediaan-sediaan obat mata. Beberapa obat ini bekerja pada sistem syaraf otonomik sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Sebagian besar produk obat mata adalah sebagai berikut:1.Bahan untuk pengobatan Glaukoma2.Midriatik dan Sikloplegik3.Bahan anti mikroba dan anti inflamasi4.Pengobatan dry eye syndrome5.Produk intra okularAbsorpsi Obat Pada MataAbsorpsi produk obat mata yang diberikan secara topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu volume kapasitas mata yang terbatas untuk menahan bentuk sediaan yang diberikan, laju sekresi dan laju aliran air mata, absorpsi oleh jaringan vaskular konjungtiva, penetrasi obat-obat melintasi kornea dan sklera, laju kedipan dan refleks tangisan yang disebabkan oleh pemberian obat. Mata manusia dapat menerima sampai 3 l larutan jika tidak berkedip. Beberapa obat tetes mata di pasaran dikemas dalam botol polietilen atau polipropilen dengan lubang yang dapat meneteskan 20-60 l. Karena kapasitas Cul-de-sac terbatas, maka sekitar 70-75% dari tetesan 50 l akan terbuang karena luapan dan mengalir dari puncta lakrimal ke dalam saluran naso lakrimal. Jika terjadi kedipan, dapat dihitung bahwa 90 % dari volume yang diberikan dari 2 tetesan akan terbuang karena vlume sisa ditemukan 10 l. Kelebihan cairan memasuki puncta lakrimal superior dan inferior turun melalui kanalikuli dan kemudian masuk ke dalam lakrimal sac dan kemudian masuk ke dalam saluran gastro intestinal. Efek samping sistemik yang signifikan telah dilaporkan terhadap pengobatan obat mata keras tertentu dengan mekanisme seperti ini. Hal ini juga merupakan mekanisme dimana pasien kadang-kadang dapat merasakan rasa pahit setelah pemberian obat tetes mata tertentu.

Faktor Faktor yang penting dalam Tetes MataFaktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan2. Sterilitas sediaan dan adanya bahan pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme pada saat digunakan (Untuk dosis ganda)3. Larutan dibuat isotonisitas, jika tidak memungkinkan larutan dibuat hipertonis dan pH dicapai melalui tekhnik euhidri4. pH optimum lebih diutamakan untuk menjamin kestabilan sediaan5. Adanya air mata dapat mempersingkat waktu kontak dengan zat aktif dengan mata maka ditambahkan bahan pengental

Syarat Syarat Sediaan Tetes MataTetes mata adalah larutan berair atau larutan berminyak yang idealnya harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :1. Sediaan harus steril2. Sediaan bebas dari efek iritan3. Jika dimungkinkan larutan berair harus isotonis dengan sekresi lakrimal konsentrasi ion hidrogen sebaliknya cocok untuk obat khusus, dan idelanya tidak terlalu jauh dari netral.4. Sediaan harus stabil secara kimia.

Keuntungan Dan Kerugian Keuntungan1. Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan, bioavaibilitas, dan kemudahan dalam penanganan2. Suspensi mata mempunyai keuntungan dimana adanya partikel zat aktif dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga me- ningkatkan waktu terdisolusi nya dengan air mata, sehingga terjadi peningkatan bioavaibiltas dan efek terapinya. Kekurangan1. Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas, maka larutan yang berlebihan dapat masuk ke dalam nasal cavity lalu masuk ke saluran GI menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak diinginkan.2. Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskuralisasi, selain itu kapiler pada retina dan iris relatif non permeabel sehingga umumnya sediaan untuk mata hanya berefek lokal saja.

KloramfenikolKloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae. Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya sangat pahit.

KloramfenikolFarmakologi Bahan ObatKloramfenikol merupakan antibiotika yang mempunyai daya antimikroba yang kuat. Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptide pada proses sintesis protein kuman. Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi, kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum antibaktei kloramfenikol cukup luas dan kebanyakan kuman anaerob. Indikasi: Konjungtivitis akut dan kronis disebabkan mikroorganisme E. coli, H. influenzae, Staph. aureus, Strep. hemolitikus; keratokonjungtivitis, iritis, uveitis, trakoma, dakriosistitis. Kontraindikasi: Hipersensitivitas, myelosuppresion, histori diskaria, anemia aplastik. Efek samping: Dapat terjadi pembengkakan sekitar mata atau eritema yang hebat, erupsi papilomakuler sekitar mata, alergi. (Farmakoterapi UI)

Sifat Fisika Kimia Bahan Rumus Molekul dan Berat MolekulC11H12Cl2N2O5 323.1 Struktur Molekul

Kelarutan Dalam air : sukar larut dalam air (1 : 400) Dalam etanol : mudah larut (1: 2,5) Dalam CHCL3 : sukar larut Kelarutan dalam propilen glikol 1:7, sukar larut dalam eter, mudah larut dalam aseton, dalam etil asetat, sedikit larut dalam asam dan alkali, tidak larut dalam benzena. Penambahan benzalkonium klorida (BKC) dapat meningkatkan kelautan dalam air Stabilitas Terhadap cahaya: tidak stabil Terhadap suhu:tidak stabil Terhadap pH: pH larutan jenuh 4,5-7,5 pH stabilitas optimum 6,0 Terhadap oksigen: tidak stabil Titik Didih : 149C -153C Inkompatibilitas: Dengan parasetamol : menurunkan waktu paruh kloramfenikol dan meningkatkan klirens Dengan kontrasepsi oral : menurunkan efikasi kontrasepsi oral Dengan diuretik : meningkatkan ekskresi kloramfenikol (furosemid)

Farmakodinamik Bahan ObatKloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum anti bakteri meliputi D.pneumoniae, S. Pyogenes, S.viridans, Neisseria, Haemophillus, Bacillus spp, Listeria, Bartonella, Brucella, P. Multocida, C.diphteria, Chlamidya, Mycoplasma, Rickettsia, Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob.

Penggunaan Kloramfenikol Pada praktikum ini, bahan aktif yang digunakan adalah kloramfenikol. Kloramfenikol tidak stabil terhadap cahaya dan suhu. Oleh karena itu diperlukan perlakuan tertentu untuk menjaga stabilitas, yaitu menggunakan wadah sediaan yang tidak tembus cahaya serta menggunakan metode filtrasi untuk sterilisasi sediaan. Selain itu perlu ditambahkan dapar untuk menjaga pH sediaan agar sesuai dengan pH stabilitas kloramfenikol (4,5 7,5) dan diusahakan tidak terlalu jauh dari pH fisiologis mata (3,5 10,5) agar tidak menimbulkan rasa sakit dan iritasi saat penggunaan. Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih dapar sitrat dengan pH 6.Tetes mata kloramfenikol di kontra indikasikan untuk orang yang memiliki sejarah hipersesitif pada kloramfenikol ataupun zat kandungan pada tetes mata. Myelosuppression pada saat penggunaan pertama chloramfenikol dan pasien dengan sejarah keluarga dyscrasias darah termasuk aplastic anemia. Dosis kloramfenikol penggunaan tetes mata secara klinik untuk pengobatan topical dari infeksi akut konjungtifitis bacterial pada orang dewasa, orang tua, maupun anak-anak umur 2 tahun atau lebih. Digunakan sebanyak 1 - 2 tetes pada mata yang terinfeksi selama dua jam pada 48 jam awal dan empat jam setelahnya. Tidur tidak perlu untuk pemberian tetes mata. Pengobatan yang biasa dibutuhkan selama lima hariSterilisasi Sediaan Tetes MataSterilisasi C yaitu Penyaringan. Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah akhir yang steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptis.

METODE PEMBUATANAlat-alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan sediaan kloramfenikol eye drop antara lain wadah eye drop, gelas kimia, batang pengaduk, kaca arloji, cawan, corong, kertas saring, spatula, erlenmeyer, gelas ukur, pinset, pipet tetes, membran penyaring dan timbangan analitik digital. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan sediaan eye drop ini adalah kloramfenikol, asam borat, natrii tetra borat, fenilhidrargiri nitrat, indikator pH universal, aqua pro injection (API) bebas O2.Praktikum ini dilakukan pada hari kamis tanggal 30 Mei 2013 dan bertempat di laboratorium steril, program studi farmasi, fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahapan kerjanya adalah sebagai berikut : a. Penyiapan alat dan bahan

Alat Pada praktikum kali ini, sterilisasi menggunakan metode filtrasi membrane. Semua peralatan yang digunakan harus disterilkan terlebih (dispensasi). Bahan Semua bahan ditimbang dengan timbangan analitik yang telah disediakan di ruangan grey area. Dilakukan dengan cara steril, semua alat dan bahan yang boleh dipegang tangan atau tidak boleh dipeggang tangan diperlakukan sesuai dengan caranya. Dan bahan yang telah ditimbang diserahkan ke white area melalui pasbox, untuk dicampur. Resep/ formulasi akhir

Kloramfenikol Eye DropR/ Kloramfenikol50mg Asam borat150mgNatrii tetra borat30mgFenilhidrargiri nitrat200ugA.p.i ad10 mlMf. Eye Drop. da in 10 ml no. I S 2 dd gtt I

b.Pembuatan aqua pro injection (API) bebas O2

Pembuatan API yang dilakukan adalah skala laboratorium. Yang pertama dilakukan adalah mendidihkan aquades selama 30 menit dalam erlenmeyer yang ditutup dengan kapas berbalut kasa. Kemudian dididihkan kembali selama 10 menit untuk pembebasan oksigen.

d.Pembuatan Kloramfenikol Eye Drop

Hal pertama yang dilakukan adalah penimbangan bahan, yakni kloramfenikol 0.2 g, asam borat 0.6 g, natrii tetra borat 0.12 g, dan fenilhidrargiri nitrat 200 ug dalam pelarut 40 ml. pelarut yang digunakan adalah API bebas O2. Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian dilewatkan melalui passbox untuk dilakukan pencampuran di white area. Asam borat dan natrii tetra borat masing-masing dilarutkan dalam bekker glass dengan menggunakan sedikit pelarut. Kemudian dicampur dan di cek pH-nya. Setelah itu tambahkan fenilhidrargiri nitrat yang sebelumnya telah dilarutkan dengan sedikit pelarut. Aduk sampai tercampur homogen. Dalam bekker glass lain, larutkan kloramfenikol dan di cek pH-nya. Kloramfenikol kemudian dicampurkan kedalam larutan buffer sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen. Kemudian dimasukkan sisa API dan di cek pH campuran tersebut (pH yang diinginkan yaitu 7). Setelah itu dilakukan penyaringan dengan kertas saring yang sebelumnya telah dibasahi dengan API bebas O2. Dengan menggunakan spuit yang telah diberi penyaring membrane (dispensasi) masukkan sebanyak 10 ml larutan kedalam wadah eye drop yang sebelumnya telah dikalibrasi. Sediaan jadi kemudian di evaluasi.

e. Evaluasi SediaanEvaluasi sediaan sediaan tetes mata mencakup evaluasi fisika diantaranya organoleptik, uji kejernihan larutan, uji volume terpindahkan, penetapan pH dan uji kebocoran. Namun, tidak semua evaluasi sediaan dilakukan karena keterbatasan waktu dan alat praktikum. Sehingga evaluasi yang dilakukan hanya organoleptik, evaluasi kejernihan sediaan dan PH sediaan. Sediaan yang dihasilkan berwarna bening, transparan.Evaluasi kejernihan pH dilakukan secara manual atau secara kasat mata, kemudian dilihat apakan masih ada partikel melayang atau tidak. Dan pada sediaan kami didapatkan sediaan jernih tanpa partikel melayang.Tes selanjutnya yakni dicek PH pada sediaan yakni mengukur PH dengan menggunakan kertas PH indikator, didapatkanlah PH sediaan yaitu 7.

PEMBAHASANSediaan tetes mata adalah sediaan steril yang bebas dari partikel asing dan mikroorganisme yang dibuat dengan cara yang sesuai serta dikemas untuk digunakan pada mata. Struktur penyusun organ mata bersifat sensitif sehingga mudah terluka dan terinfeksi bila terkena partikel asing dan bakteri.Mata juga dilindungi oleh cairan-cairan (mengandung enzim yang bersifat bakteriostatik) yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. Cairan mata juga merupakan cairan steril yang secara terus menerus membilas mata dari bakteri, debu, dan lain-lain. Karena hal-hal tersebut, maka sediaan mata harus steril.Bahan tambahan dan cara pembuatan obat tetes mata sangat tergantung dari sifat fisika kimia bahan aktifnya. Pada sediaan mata, bahan tambahan yang digunakan tidak terlalu banyak karena mempertimbangkan stabilitas dan tonisitas sediaan. Penggunaan bahan tambahan bertujuan untuk menjaga stabilitas kimia, memperbaiki efek klinis serta mengurangi ketidaknyamanan. Pada pembuatan sediaan obat mata, sediaannya harus benar-benar isotonis untuk mencegah pecahnya sel-sel di mata, dan sediaan sebaiknya isohidri.Pada praktikum ini, bahan aktif yang digunakan adalah kloramfenikol. Kloramfenikol tidak stabil terhadap cahaya dan suhu. Oleh karena itu sediaan ini menggunakan metode sterilisasi C untuk sterilisasi sediaan. Selain itu perlu ditambahkan dapar untuk menjaga pH sediaan agar sesuai dengan pH stabilitas kloramfenikol (4.5-7.5) dan diusahakan tidak terlalu jauh dari pH fisiologis mata (7.1-7.5) agar tidak menimbulkan rasa sakit dan iritasi saat penggunaan. Sebagai pendapar, digunakanlah asam borat dan natrii tetra borat.untuk menjaga sediaan tetap isotonis dan untuk pencegahan kontaminasi bakteri yang dapat mengganggu kestabilan zat aktif maka digunakanlah phenilhidragiri nitrat.Volume sediaan yang dibuat adalah 10 ml. dalam pembuatannya dilakukan secara aseptis dan seharusnya melakukan sterilisasi penyaringan, tetapi karena keterbatasan alat, maka sterilisasi penyaringan dengan membran penyaring tidak dilakukan dan hanya menyaring sediaan dengan kertas saring sebanyak dua kali dengan dua lembar kertas saring. Setelah mencampurkan kedua pendapar sampai larut, maka larutan di cek pHnya agar mencapai rentang 7.1-7.5, pada larutan pendapar yang kami buat, nilai pH mencapai 7 yang masih masuk dalam rentang pH. Hal yang sama juga dilakukan untuk kloramfenikol yang dilarutkan dengan a.p.i, setelah kloramfenikol dicampurkan dengan a.p.i pH larutan kloramfenikol yang sukar larut dalam air tersebut di cek dan didapatkan nilai pH 5, yang masih masuk dalam rentang pH kloramfenikol yaitu 4.5-7.5. kemudian setelah larutan pendapar dicampur dengan larutan kloramfenikol, kembali dilakukan pengecekan pH dimana nilai pH yang diperoleh adalah 7. Setelah dicampur dan di saring dengan kertas saring, larutan steril tetes mata kloramfenikol siap dimasukkan ke dalam wadah obat tetes mata yang sebelumnya telah direndam bersama dengan tutupnya dengan alcohol, sebanyak 10 ml dan dilebihkan menjadi10.5 ml.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanDari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa : 1. Komponen sediaan eye drop Kloramfenikol terdiri Kloramfenikol sebagai zat aktif, Asam borat dan Natrii tetra borat sebagai Buffer, Fenilhidragiri nitrat sebagai pengawet dan aqua pro injeksi sebagai pelarut. 2. Sediaan eye drop Kloramfenikol dibuat menggunakan metode sterilisasi penyaringan membran dengan cara aseptis. 3. Evaluasi fisika yang dilakukan menunjukkan bahwa sediaan aye drop jernih dan tidak ada partikulat melayang dengan pH 7.Saran Pada percobaan selanjutnya sebaiknya evaluasi sediaan steril lainnya juga dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat telah memenuhi standar yang ditetapkan atau tidak. Kemudian sterilisasinya dilakukan dengan membran penyaring, Dan kemudian penyiapan wadah yang sesuai untuk sediaan saat pengemasan.

Daftar Pustaka Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta : UI Press. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi ketiga. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Depkes RI. Formularium Nasional, Ed II. 1978.Jakarta. Tjay, Tan Hoan, Drs, dkk. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo. Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat. 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Anief, Muhamad. 1993. Farmaseutika Dasar. Yogyakarta : UGM Press