kitab mormon : kedudukan dan fungsinya bagi gereja yesus...
TRANSCRIPT
Kitab Mormon : Kedudukan dan Fungsinya Bagi Gereja
Yesus Kristus Dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
(OSZA)
SKRIPSI
Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun Oleh :
NOVI KARYAHTI
NIM : 1113032100027
PROGRAM STUDI
STUDI AGAMA- AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
iv
ABSTRAK
Novi Karyahti
Judul Skripsi : “Kitab Mormon: Sejarah Kedudukan dan Fungsinya Bagi
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah munculnya dan kodifikasi
Kitab Suci Mormon, untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan
penggunaannya dalam Gereja Yesus Kristus dan memahami fungsi Alkitab
terhadap Kitab Mormon serta hubungan yang dibangun keduanya.
Dalam Melakukan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian Deskriptif
analisis, penulis mewawancarai narasumber langsung dari Misionaris Gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir serta berkunjung ke Kantor
Gereja Yesus Kristus untuk mengetahui informasi mengenai Kitab Mormon.
Metode yang digunakan dalam Penulisan ini menggunakan Metode
penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari perilaku
seseorang yang dapat diamati.
Hasil peneliatian menyimpulkan Joseph Smith seorang Nabi dan pendiri
agama Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir mendapatkan
petunjuk wahyu dari Allah mengenai keberadaan Kitab Suci Mormon yang
awalnya berasal dari Lempingan-lempingan emas yang kemudian ditulis dan
diterjemahkan Oleh Joseph Smith kedalam Bahasa Inggris. Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir mengakui Alkitab sebagai wahyu dari Allah.
Alkitab merupakan rekanan dari Kitab Mormon dan Kitab Mormon melengkapi
dan menyempurnakan Alkitab dalam memulihkan ajaran-ajaran dari Allah.
Kata Kunci : Kitab Mormon, Alkitab, Joseph Smith, Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir.
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT untuk segala berkat dan rahmat-
Nya, yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi yang berjudul ―Kitab Mormon: Sejarah Kedudukan dan Fungsinya Bagi
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)‖, Untuk
meraih gelar Sarjana Agama di Program Studi Agama-Agama Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam tersampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya, semoga
kelak kita semua mendapat rahmat dan Syafaat beliau.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
hal itu disadari karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya. Dalam penyusunan Skripsi ini,
penulis banyak mendapat pelajaran, motivasi, bimbingan yang sangat berharga
dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orang-orang yang penulis hormati dan cintai yang
membantu secara langsung maupun tidak langsung selama penulis menimba ilmu
dikampus tercinta hingga penyelesaian skripsi ini.
1. Bapak Drs. Dadi Darmadi, MA. Selaku Dosen Pembimbing Penulis
yang dengan tulus dan sangat baik memberikan arahan dan
pandangan-pandangan agar skripsi ini memperoleh hasil yang
memuaskan. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan
kemudahan bagi beliau dan keluarga.
2. Bapak Prof Kautsar Azhari Noer, selaku Dosen Penasehat Akademik
Penulis yang telah memberikan solusi dan bantuan ketika penulis
berkonsultasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan
baik.
vi
3. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA. Sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran Dekanat, semoga
Bapak diberikan kesehatan dan kelancaran dalam memimpin
Ushuluddin.
4. Bapak Syaiful Azmi, MA. dan Ibu Lisfa Sentosa, MA. sebagai Ketua
dan Sekertaris Program Studi, Studi Agama-Agama yang selalu
memberikan dukungan terhadap penulis dalam mengerjakan Skripsi
juga setiap proses birokrasi dan administrasi di Prodi. Semoga Allah
SWT membalas kebaikan Bapak dan Ibu dengan kelimpahan berkah
dan karunia yang luarbiasa.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin yang telah dengan sabar
memberikan ilmu dalam setiap Mata Kuliah yang diikuti penulis,
khususnya bagi Dosen-Dosen Program Studi Agama-Agama. Semoga
kesehatan dan kesuksesan selalu menyertai beliau-beliau.
6. Seluruh Staff dan Karyawan di Bagian Tata Usaha dan Fakultas
Ushuluddin, terutama Bapak Toto Tohari, M.Ag. yang telah
membantu penulis dalam setiap birokrasi dan administrasi kampus di
Ushuluddin. Semoga Allah SWT membalas dengan keberkahan dan
karunia berlimpah untuk Bapak dan Ibu sekalian.
7. Para Karyawan/Karyawati Perpustakaan Utama dan Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan
fasilitas untuk penulis dalam memperoleh referensi pada masa studi
hingga penyelesaian penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk
pelayanan yang begitu ramah kepada penulis dan seluruh Mahasiswa.
8. Para Misionaris Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir (OSZA), Elder Nelson, Elder Nielsen, Elder Asmadi, dan Elder
Siregar yang telah bersedia menjadi narasumber bagi penulis untuk
memberikan informasi-informasi yang penulis perlukan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibunda tercinta Chairiyah dan Almarhum Ayahanda tersayang Bapak
Karli Suantoro yang dengan tulus merawat, mendidik, dan
vii
memberikan support baik moral maupun material, serta doa-doa yang
tak pernah putus dipanjatkan untuk kebaikan dan kebahagiaan anak-
anaknya. Kemudian Kakak-kakak yang penulis sayangi yaitu, K.
Gema Haryanto, Nursini Karyahti, Gema K. Hariyanto, Siti Rodiah,
Parta Suandana dan adik penulis yaitu, Afrida Karyahti yang
senantiasa mendoakan yang terbaik bagi penulis dan selalu
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Terimakasih untuk limpahan kasih sayang yang begitu tulus, semoga
Allah SWT senantisa memberikan kesehatan, keberkahan dan
kebahagiaan untuk kalian semua.
10. Suami tercinta yaitu, Asep Mutibyan yang telah membantu,
mendukung, mendampingi dan mendoakan penulis untuk
menyelesaikan studi. Putra pertamaku yaitu, Akhtar Haikal Mutibyan
yang menjadi penyemangat penulis lahir dan batin, terimakasih telah
menjadi anak yang baik. Keluarga baruku di Sukabumi, terimakasih
untuk doa yang tak pernah henti dipanjatkan untuk keluarga kecil
kami. Semoga kalian selalu sehat, senantiasa berada dalam lindungan
dan kasih sayang Allah SWT.
11. Untuk kawan-kawan dan sahabat-sahabat dalam Program Studi SAA
2013 yang berjuang bersama dalam proses pembelajaran di
Ushuluddin, terkhusus untuk sahabat-sahabat penulis yaitu, Mursanah,
S.Ag, Fuji Ayu Amalia, Pipit Fitrianti, Yuliana, S.Ag, Fadilah Yusuf,
Sarah Muthia Maghfiroh, S.Ag (lala), Nur Fitri Barliyana (Fitri).
Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT.
12. Sahabat-sahabat penulis Elza Mahfudzoh, Dena Nuraida, Retno
Rahayu, Dwijayanti Ayuningtyas, terimakasih untuk support kalian
kepada penulis, semoga Allah SWT melindungi kalian selalu.
Begitu berartinya peran-peran beliau semua, namun penulis hanya bisa
mendokan semoga beliau-beliau mendapatkan imbalan yang sepantasnya dan
mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah
viii
ini masih jauh dari sempurna dan perlu untuk dikembangkan lagi dalam karya-
karya ilmiah selanjutnya dari berbagai pihak. .
Tangerang , Juli 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7
F. Metodologi Penelitian ..................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10
BAB II GAMBARAN UMUM KITAB SUCI ................................................. 12
A. Pengertian Kitab Suci ...................................................................... 12
B. Aspek-aspek dalam Kitab Suci ........................................................ 14
C. Kedudukan Kitab Suci ..................................................................... 29
D. Fungsi Kitab Suci ............................................................................ 30
BAB III SEJARAH DAN KEDUDUKAN KITAB MORMON ...................... 33
A. Biografi Penulis Kitab Mormon ...................................................... 33
B. Proses Kodifikasi Kitab Mormon dan Sejarah Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ............................................... 35
C. Otoritas Kebenaran Kitab Mormon ................................................. 52
D. Kedudukan dan Penggunaan Kitab Mormon dalam Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir .................................. 63
BAB IV FUNGSI KITAB SUCI MORMON DALAM GEREJA YESUS
KRISTUS DARI ORANG-ORANG ZAMAN AKHIR ..................... 65
A. Fungsi Kitab Mormon terhadap Alkitab.......................................... 65
x
B. Fungsi Kitab Mormon sebagai Rujukan Dogmatika Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
C. Pandangna dan Sikap Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman terhadap Kitab Suci Mormon .............................................. 73
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 76
A. Kesimpulan ...................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77
LAMPRIAN
GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kitab suci merupakan pedoman bagi umat beragama dalam
menjalankan ibadah, dan menjadi kompas hidup bagi setiap penganut agama.
Karena dari kitab suci itulah seseorang dapat mengetahui banyak hal yang
berkaitan dengan agama yang bersangkutan, seperti konsep ketuhanan, ajaran,
ritual-ritual peribadatan, hukum dan peraturan, dan banyak lagi yang lainnya.
Selain itu, kitab suci juga dapat dikatakan sebagai ‗jendela‘ yang bisa
digunakan untuk melihat lebih jauh sebuah agama. Banyak ahli yang dapat
mengetahui dan memahami sebuah agama secara mendalam hanya dengan
mengkaji kitab sucinya. Dari sini kita bisa melihat betapa pentingnya peran
sebuah kitab suci dalam sebuah agama. Peran teks kitab suci, peran yang
telah berjalan selama berabad-abad. Dengan menjadi kitab suci, teks memiliki
peran yang kaya, kompleks, dan kuat dalam kehidupan masyarakat dan
kesalehan pribadi.1
Menurut Wilfred Cantwell Smith kitab suci merupakan realitas dan
konsep yang diwarisi masa lalu, dan terkait dengan sesuatu yang baru dan
plurasime dunia modern. Selama ini kita hanya menerima begitu saja kitab
suci yang sejak dahulu telah ada. Namun, Apa yang kita sebut ‗Kitab Suci‘
ternyata tidak semudah itu untuk kita pahami, dimana kitab-kitab suci itu
berbeda satu sama lain maupun berbeda dalam cara penerimaannya oleh
berbagai era atau kelompok komunitas.2 Kitab suci yang merupakan
kumpulan teks Illahi ada yang berupa tulisan (Scipture) maupun bersifat
lisan/pendengaran (orall/aural), bisa kita katakan sebagai sebuah aktivitas
manusia yang berjalan terus dan penting. Sejumlah kitab suci yang berbeda-
beda ini telah dihargai di seluruh dunia, dan memainkan peran yang sangat
1 Wilfred Cantwell Smith, Kitab Suci Agama-agama (Jakarta: PT MIzan Publika, 2005), h.
4-5. 2 Wilfred Cantwell Smith, Kitab Suci Agama-agama, h. 11.
2
signifikan, namun beragam, dalam sejarah manusia karena keberadaannya
dinyatakan sebagai kitab suci, dan masing-masing telah terbukti telah dibaca
dengan sejumlah cara yang berbeda, dari abad ke abad, daerah ke daerah,
desa ke kota, dari tempat belajar ke istana. 3
Agama-agama di dunia mengenal beberapa kitab suci, seperti Agama
Islam, dikenal dengan kitab sucinya Al Qur‟an. Begitu juga dengan Kristen,
dengan kitab sucinya yang bernama Alkitab. Agama Yahudi dengan kitab
sucinya yang bernama Tanakh. Agama Buddha dengan kitab sucinya yang
bernama Tripitaka. Agama Hindu dengan Kitab sucinya yang bernama Weda.
Agama Zaratrusta dengan kitab sucinya yang bernama Avesta. Agama
Khonghucu dengan kitab sucinya yang bernama Su Si. Pada beberapa agama
lahir aliran-aliran baru, contohnya Agama Islam dan Agama Kristen masing-
masing dari dua agama tersebut, mengalami pembagian kepada beberapa
aliran. Pada aliran-aliran mayoritas tetap memegang teguh pada kitab sucinya
semula. Tapi dalam perjalanannya, lahir sebuah aliran yang memiliki kitab
suci yang berbeda dari ‗induk‘ agamanya tersebut, salah-satunya aliran
Mormon sebuah sekte dalam Agama Kristen.
Mormonisme menyebut dirinya sebagai ―The Church of Jesus Christ of
the Latter-Day Saints‖ (Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir) atau dikenal Gereja Mormon. Gereja Mormon secara resmi berdiri
pada tanggal 6 April 1830 di New York.4 Berdirinya gereja ini
dilatarbelakangi oleh suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur laut AS
pada awal abad ke-19. Kebangunan rohani yang besar gelombang pertama
dimulai dari 1740-an dan disusul dengan kebangunan rohani kecil-kecilan.
Namun, pada tahun 1800 kebangunan rohani telah padam sehingga
mengakibatkan semangat dan kehidupan rohani sangat merosot atau berada di
titik terendah di sepanjang sejarah bangsa itu.5
3 Wilfred Cantwell Smith, Kitab Suci Agama-agama, h. 19.
4Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan (Batu: Departemen
Literatur PPII, 2010), h. 445. 5Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 1995), h. 343.
3
Sebagai respons terhadap keadaan pada waktu itu, sejak 1820-an
berlangsunglah kebangunan rohani yang besar gelombang kedua, dengan
tokoh-tokohnya, antara lain Charles G. Finney6 dan Alexander Campbell
7.
Akibatnya, semangat kerohanian dan penginjilan ke dalam dan ke luar negeri
kembali berkobar di negara tersebut. Namun, masing-masing penginjil atau
denominasi menyebut ajarannya sebagai yang paling alkitabiah dan paling
benar.8 Dampaknya adalah orang-orang yang diinjili, termasuk Joseph Smith
9
menjadi bingung dalam memilih ajaran mana yang paling alkitabiah dan
paling benar yang harus diikuti. Ia merasa kekurangan hikmat lalu ia teringat
sebuah ayat yang ada di dalam Alkitab, maka kemudian dia mengikuti nasihat
Alkitab yang berbunyi:
“Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat,
hendaknya ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua
orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu
akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:50).
Joseph Smith memutuskan untuk merenung dan bertanya kepada Allah
apa yang hendaknya dia lakukan. Ketika Joseph berdoa untuk mengetahui
kebenaran, Bapa Surgawi kita dan Yesus Kristus menampak diri kepadanya.
Yesus memberitahu Joseph untuk tidak bergabung dengan gereja mana pun,
karena kesemua sekte itu salah.10
Sejak saat itulah ia memulai pencariannya
dan mendirikan Agama Mormon.
6 Charles G. Finney adalah seorang tokoh gerakan Kesucian Gereja Presbyterian pada abad
ke-19 yang sangat giat mengupayakan kesucian masyarakat, yang salah satunya adalah
bentukeadilan. Ia juga membela hak-hak kaum wanita, mengambil bagian dalam anti perbudakan,
menentang perang dan sebagainya. Aritonang. Berbagai Aliran dalam dan Sekitar Gereja, h. 169. 7 Alexander Campbell adalah salah seorang yang getol sekali menekanan pemulihan
kembali gereja kepada bentuk, ciri, dan tatanan aslinya. Sebagaimana yang dikemukakan dalam
Perjanjian Baru. Ia kemudian membentuk Gereja Baru, Disciples of Christ, yang belakangan
menggunakan nama Christiant Chruch, salah satu Gereja yang cukup besar di Amerika. Aritonnag.
Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 169. 8Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 344.
9 Joseph Smith adalah seorang pemuda yang kemudian menjadi seorang Nabi dan sebagai
pendiri Agama Mormon. 10
Pemulihan Injil Yesus Kristus (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir, 2005), h. 11.
4
Padahal menurut pandangan umat Kristen itu sendiri, melihat bahwa
Mormon sebagai sekte yang menyimpang, menyatakan tidak ada keselamatan
kecuali dalam Agama Kristen (oleh Yesus). Bahwa Yesus adalah Tuhan dan
percaya dalam hatimu bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan. Ini adalah salah satu rumusan iman
yang paling awal akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penyelamat. Bagi
orang Kristen, Yesus Kristus adalah segala-galanya.11
Meskipun Mormon sebagai sekte dari Agama Kristen, namun agama
tersebut tidak menjadikan Alkitab sebagai sumber utama dan satu-satunya,
sebagaimana yang ditetapkan oleh doktrin Agama Kristen. Sehingga dalam
beberapa ajarannya sedikit berbeda dari ajaran Kristen, seperti dalam konsep
ketuhanan, keselamatan, hinggan konsep manusia.
Perbedaan-perbedaan tersebut bisa dilihat dari beberapa uraian berikut:
1. Kitab Mormon berkata: Keselamatan diperoleh melalui anugerah dan
usaha (2 Nefi. 25:23). Alkitab berkata: Keselamatan hanya melalui kasih
karunia (anugerah) (Ef. 2:8,9).
2. Kitab Mormon berkata: Kejatuhan manusia adalah suatu bagian penting
rencana Allah (2 Nefi. 2:23-25). Alkitab berkata: Kejatuhan manusia
semata-mata karena pelanggaran manusia terhadap perintah Allah (Rom.
5:12-14).
3. Kitab Mormon berkata: Yesus lahir di Yarusalem (Alma. 7:10). Alkitab
berkata: Yesus lahir di Betlehem (Mat. 2:1).
4. Kitab Mormon berkata: Bayi lahir tanpa dosa/suci (Moroni 8:8). Alkitab
berkata: Sejak dalam kandungan pun bayi sudah berdosa (Maz. 51:7).
5. Kitab Mormon berkata: Jabatan keimamatan tidak hanya untuk suku
Lewi (2 Nefi. 5:26). Alkitab berkata: Jabatan keimamatan adalah hanya
melalui jalur keturunan Harun dan suku Lewi (Bilangan. 3: 9-10).
6. Kitab Mormon berkata: Bait suci diperintahkan akan dibangun di
Amerika (Alma. 16:13). Alkitab berkata: Yarusalem adalah tempat yang
11
Suharyo PR, Katekismus Kristologi (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994), h. 5.
5
telah dipilih Allah sebagai satu-satunya untuk membangun bait suci (1
Raj. 8:44-48).
7. Kitab Mormon berkata: Saat penyaliban Yesus, terjadilah kegelapan
selama 3 hari (Halaman. 14:27). Alkitab berkata: Saat penyaliban Yesus,
kegelapan hanya terjadi 3 jam (Luk. 23:44).
8. Kitab Mormon berkata: Ketika peristiwa menara Babel, Yared ternyata
memiliki bahasa yang berbeda dan bertahan dari kekacauan bahasa itu
(Eter. 1:34-35). Alkitab berkata: Ketika peristiwa menara Babel, hanya
ada satu bahasa, yang kemudian dikacaukan oleh Allah (Kej. 11:6-9).
Pengakuan kebenaran Kitab Mormon itu sendiri, tercantum dalam Kitab
Mormon, 1 Nefi 1:3, yaitu: ―Dan aku tahu bahwa catatan yang aku buat
adalah benar; dan aku membuatnya dengan tanganku sendiri; dan aku
membuatnya menurut pengetahuanku.‖
Kitab Mormon diyakini merupakan bukti yang meyakinkan dari
Pemulihan Injil melalui Joseph Smith dan sebuah saksi yang kuat mengenai
Yesus Kristus. Sebagai bagian dari Pemulihan Injil, Allah mengeluarkan
Kitab Mormon: Satu Kesaksian Lagi tentang Yesus Kristus. Oleh kuasa
Allah, Joseph Smith menerjemahkan kitab ini dari sebuah catatan kuno yng
ditulis diatas Lemping-lemping Emas.12
Namun, kebenaran yang disampaikan
oleh Kitab Suci Mormon ada perbedaan dengan Kitab Suci agama Kristen
yaitu, Alkitab. Timbul pertanyaan penulis sesungguhnya Bagaimana Sejarah
Kitab Mormon? Bagaimana Kedudukan Kitab Mormon serta Fungsi Kitab
Mormon dan Alkitab dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir? Maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang
―Kitab Mormon: Kedudukan dan Fungsinya Bagi Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Zaman Akhir (OSZA).‖
B. Batasan dan Rumusan Masalah
12
OSZA, Pemulihan Injil Yesus Kristus, h. 15.
6
Agar tidak menjadi sebuah masalah yang nantinya menjadi persoalan
yang rumit, penulis hanya membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam (
library research ) ini pada lingkungan sosial, maupun agama. Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis membatasi dan mengambil pokok
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Kitab Mormon?
2. Bagaimana Kedudukan Kitab Mormon serta Fungsi Kitab Mormon dan
Alkitab dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sejarah penulisan kitab
Mormon.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan penggunaan Kitab Mormon sebagai
sumber ajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi dan hubungan Kitab Mormon dengan Alkitab.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah kontribusi
ilmiah bagi pengembangan penelitian lanjutan terutama mengenai Kitab
Mormon itu sendiri.
b. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan
akhir perkuliahan untuk gelar Strata 1 (S1), Sarjana Agama (S.Ag)
dalam Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan penulis dan pembaca dapat mengerti tentang
sejarah penulisan Kitab Mormon.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai
latarbelakang tokoh penulis Kitab Mormon.
7
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai
kedudukan Kitab Mormon serta fungsi Kitab Mormon dan Alkitab
sebagai pedoman dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir.
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang
berkaitan dengan topik pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi
dan mendasari dilakukannya penelitian. Pustaka yang diulas hendaknya
mencakup pustaka terbaru, dan juga pustaka terbitan lama, yang relevan
dengan bidang yang diteliti.13
Tinjauan pustaka perlu penulis lakukan agar
terhindar dari Plagiatisme. Diantara hasil penelitian tentang agama maupun
yang ada kaitannya dengan judul ini, sepanjang pencarian penulis
menemukan beberapa Tema yang berkaitan dengan Agama Mormon yaitu,
Skripsi Ahmad Paoji tahun 2005, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin yang berjudul ―Eskatologi
dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OZA)”.
Skripsi James Tangkawarouw tahun 2016 Mahasiswa Universitas Sam
Ratulangi, Fakultas Ilmu Budaya yang berjudul “Analisis Koherensi pada
Kitab Mormon”. Skripsi Nurdewi Mayang tahun 2017 Mahasiswi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin yang
berjudul ―Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon.”. Dan Skripsi
Muniri tahun 2019, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin yang berjudul “Konsep Manusia
Dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.”
Sedangkan tema yang penulis bahas adalah Kitab Mormon : Kedudukan
dan Fungsinya Bagi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Zaman Akhir
(OSZA), dengan metode analisis deskriptif yang dikombinasikan dalam
bentuk pendekatan teologis, historis, dan sosiologis yang di dalam
13
Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Ciputat: CeQDA (Center for
Quality Development and Assurance), 2007), h. 20.
8
konteksnya mengarah untuk mengetahui bagaimana kedudukan, fungsi
terhadap Alkitab, otoritas kebenaran serta sejarah kodifikasi Kitab Mormon.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan peneliti gunakan ialah metode
kualitatif. Metode kualitatif ialah sebuah penelitian yang berusaha
mengungkapkan keadaan yang bersifat alamiah atau faktual apa yang ada
di lokasi tersebut. Penelitian kualitatif tidak hanya menggabungkan
variabel-variabel tunggal melainkan dapat menghubungkan antara
variabel ke variabel lainnya.14
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini dengan tiga
model pendekatan yaitu, pendekatan historis, pendekatan sosiologis dan
pendekatan teologis.
Pendekatan historis ini mengasumsikan bahwa realitas sosial yang
terjadi sekarang ini sebenarnya merupakan hasil proses sejarah yang
terjadi sejak beberapa tahun, ratusan tahun, atau bahkan ribuan tahun
yang lalu.15
Dengan menelaah mengenai sejarah tersebut yang terdapat
pada dokumen masa lampau, buku-buku, maupun arsip yang tersedia.
Pendekatan sosiologis ialah penelitian yang menggunakan logika-logika
dan teori sosiologi baik teori klasik maupun modern untuk
menggambarkan fenomena social keagamaan serta pengaruh suatu
fenomena terhadap fenomena lain.16
Sedangkan pendekatan teologis
merupakan pendekatan yang mengaitkan unsur ketuhanan.
14
M. Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002),
h. 58. 15
Prof. Dr. Mastuhu M.Ed. Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktikh (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada,2016), h. 149 16
Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed. Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktik, h. 128.
9
3. Sumber Data
a. Sumber Primer
1. Kitab Mormon.
2. Website resmi Gereja OSZA
3. Pemulihan Injil Yesus Kristus.
4. Ensyclopedy Of Mormonism.
5. Saya Tahu Tulisan Suci Benar.
6. Asas-asas Injil.
7. Wawancara dengan Tokoh atau Pembimbing Rohani Agama
Mormon.
b. Sumber Sekunder
Sementara data sekunder penulis dapatkan dari buku-buku
refrensi pelengkap berupa buku-buku, jurnal, dan artikel yang
berkaitan dengan bahan yang sedang penulis teliti.17
1. Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja.
2. Agama dan Budaya Amerika.
3. Kitab Suci Agama-agama.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi kepustakaan (Library research), Studi kepustakaan ialah suatu
teknik untuk mengumpulkan data dengan cara membedah buku-buku
yang berkaitan dengan tema yang penulis buat sebagai dasar untuk
memperoleh data, baik sebuah data primer maupun data sekunder,
yang bersumber dari buku, majalah, artikel, jurnal, koran dan lain-
lain.
b. Wawancara (interview), dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu
masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu, merupakan
pembantu utama dalam metode observasi.18
Dalam hal ini penulis
akan melakukan dialog kepada para narasumber yang dianggap
17
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2008) h. 32. 18
Koentjaningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta : Gramedia, 1986), h. 129.
10
berkompeten dan mengetahui serta memiliki data-data dan informasi
yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam hal ini penulis
mewawancarai Tokoh-tokoh yang berada di Gereja Mormon serta
Pembimbing Rohani Agama Mormon.
5. Analisa Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah metode desktiptif
analitik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan
sekaligus menganalisis data-data yang menjadi hasil pengkajian dan
pendalaman atas bahan-bahan penelitian. Metode deskriptif lebih banyak
berkaitan dengan kata-kata, di mana semua data-data hasil penelitian
diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Kemudian, data-data yang berbentuk bahasa ini dianalisis sesuai dengan
tujuan penelitian sehingga menghasilkan kesimpulan.19
Dengan menguraikan (deskriptif) dan menganalisa (analitik),
penulis berharap dapat memberikan gambaran secara maksimal atas
objek penelitian yang dikaji dan di dalami dalam penelitian ini. Hasil
kajian dan penelitian dalam skripsi ini disajikan dalam bentuk narasi.
6. Panduan Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam Penulisan skripsi ini, Penulis
menggunakan buku Pedoman Akademik Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Memaparkan pendahuluan berisi latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika
penulisan.
19
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 337.
11
BAB II Gambaran umum Kitab Suci.
A. Pengertian Kitab Suci.
B. Aspek-aspek dalam Kitab suci.
C. Kedudukan Kitab Suci
D. Fungsi Kitab Suci
BAB III Sejarah dan Kedudukan Kitab Mormon.
A. Biografi Penulis Kitab Mormon.
B. Proses Kodifikasi Kitab Mormon dan Sejarah Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.
C. Otoritas Kebenaran Kitab Mormon.
D. Kedudukan dan Penggunaan Kitab Mormon dan Alkitab dalam
Kristen Mormon.
BAB IV Fungsi Kitab Suci Mormon dalam Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir
A. Fungsi Kitab Mormon terhadap Alkitab dalam Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
B. Fungsi Kitab Mormon sebagai Rujukan Dogmatika Gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
C. Pandangan dan Sikap Gereja Yeus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir terhadap Kitab Mormon
BAB V Penutup. Meliputi kesimpulan dan saran.
12
BAB II
GAMBARAN UMUM KITAB SUCI
A. Pengertian Kitab Suci
Kitab suci merupakan gabungan dari dua kata yaitu kitab dan suci.
Kitab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti buku, bacaan atau
wahyu Tuhan yang dibukukan. Sedangkan suci berarti bersih (dalam arti
keagamaan, seperti tidak kena najis, bebas dari dosa, bebas dari noda, dan
bebas dari cela).1
Sedangkan dalam bahasa Yunani kata kitab berasal dari kata ta biblia
(kitab-kitab). Kemudian, dikenal menjadi sebagai he biblia yang berarti
khusus, kudus atau suci.2 Sedangkan dalam bahasa Arab berasal dari kata
kitabullah yang berarti kitab (secara harfia kitab berarti tulisan, buku, atau
ketetapan) yang berasal dari Tuhan. Term itu mengacu kepada Firman-
firman-Nya yang diwahyukan dalam rangkaian kata-kata kepada setiap nabi
atau rasul-Nya.3
Kitab suci juga umumnya digunakan untuk penyebutan suatu naskah
keagamaan yang bercorak normatif dan merupakan dasar bagi apa yang
dipercaya dan dilakukan oleh kelompok agama atau kepercayaan tertentu
dalam ibadat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Isi dari kitab suci dapat
berbentuk ajaran, lagu pujian, mitos, wahyu, kenabian, perintah atau larangan
etis, petunjuk untuk ibadat, hukum, ritus upacara, berita dan kejadian. Isi
kitab suci tersebut dianggap tidak berasal dari sumber kodrati atau manusiawi
belaka. Naskah kitab suci tidak boleh diubah, dan bahasanya pun dianggap
keramat.4 Setiap agama memiliki kitab suci masing-masing. Artinya, walau
mereka mengenal dan mengakui adanya sejumlah kitab suci pada agama lain,
1Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
2St. Darmawijaya, Pr., Seluk Beluk Kitab Suci (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 23.
3IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta: Djambatan, 2002) Jilid
4, h. 640. 4A. Heukuen SJ, Ensiklopedia Gereja (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2005), Vol.
IV, h. 231.
13
tapi pedoman ajaran masing-masing agama tetap berdasarkan kitab sucinya
sendiri.5
Dalam ucapan pengantarnya pada sebuah buku karya Wilfred Cantwell
Smith, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah mengatakan, bahwa ada banyak
kesulitan dalam mendefinisikan kitab suci. Diantaranya, pertama, kitab suci
memiliki isi dan bentuk khusus yang berbeda dari satu tradisi ke tradisi,
bahkan didalam satu buah korpus. Didalam kata kitab suci tercakup ritual,
kode legal, mitos dan legenda, catatan sejarah, wahyu Tuhan, visi apokaliptik,
puisi ekstatik, kata-kata para guru dan nabi, himne, dan doa pada tuhan.
Kedua, persoalan kitab suci juga terletak pada cara penyampaiannya. Istilah
kitab suci biasanya merujuk pada teks-teks keagamaan yang telah ditulis.
Padahal, dalam banyak kasus teks-teks suci semula disebarluaskan secara
lisan di tempat ia beredar, dan baru kemudian ditulis. Bahkan teks yang
tertulis pun belum mesti dipandang lebih otoritatif dibandingkan teks-teks
yang lisan. Ketiga, persoalannya terletak pada bagaimana membedakan teks-
teks suci yang utama dari yang dianggap sekunder. Dalam beberapa kasus,
jumlah teks yang dihormati begitu besar dan perbedaan relative antara
otoritas dan sakralitas tidaklah jelas atau tidak penting sehingga semua teks
diklaim sebagai kitab suci.6
Dalam Islam kata kitab tidak hanya diperuntukkan bagi Al-Qur‘an.
Pada konteks tertentu, umat muslim selain mengakui Al-Qur‘an ada juga
beberapa kitab-kitab lain yang diakui oleh muslim yaitu kitab Taurat, Zabur
dan Injil.7 Kitab tersebut diyakini oleh muslim sebagai kitab yang diturunkan
oleh Allah SWT sebelum Al-Qur‘an diturunkan. Beriman dengan kitab-kitab
Allah adalah salah satu dari lima rukun iman yang terdapat dalam Al-Qur‘an.
Itu berarti bahwa umat Islam selain harus mengakui dan menghormati
kedudukan Al-Qur‘an sebagai pedoman hidup yang paling utama, mereka
juga mengakui dan menghormati kedudukan kitab-kitab Allah yang lain
5Abujamin Roham, Ensiklopedi Lintas Agama (Jakarta: Emerald, 2009), h. 418.
6Wilfred Cantwell Smith, Kitab Suci Agama-agama. Penerjemah Dede Iswadi (Jakarta:
PT.Mizan Publika, 2005), h. xi. 7Abujamin Roham, Ensikopedia Lintas Agama, h. 420.
14
sebagai pedoman hidup yang paling utama bagi umat-umat pada periode
sebelum turunnya Al-Qur‘an.8 Islam juga mengenal Suhuf yaitu lembaran-
lembaran yang dahulu tertulis ayat-ayat suci, sebelum akhirnya dibukukan
pada masa setelah Rasulullah wafat, yang sekarang kita sebut dengan Al-
Qur‘an.
Dalam agama Kristen, yang dimaksud firman Tuhan sendiri adalah
pribadi Yesus Kristus yang turun ke bumi. Agama Kristen bukanlah agama
kitab. Bagi umat Kristen, wahyu Tuhan yang utama adalah pribadi Kristus
dengan Bibel sebagai dokumen dari wahyu itu. Sebaliknya, dalam Islam
dokumen wahyu itu adalah hadist yaitu sebagai sumber kedua dalam Islam
yang kompleks dan penting, namun sekunder. Para pemikir muslim maupun
sarjana komparatif Barat mulai mengakui bahwa kesejajaran yang sejati
adalah antara Al-Qur‘an dan Kristus sebagai dua tema yang paling tinggi. Al-
Qur‘an bagi muslim sama dengan Kristus bagi umat Kristen.9
Kitab suci di dunia bukan hanya satu, namun banyak; masing-masing
kitab suci hanyalah sebagian dari campur tangan Tuhan dalam kehidupan
manusia di satu ruang dan waktu tertentu. Al-Qur‘an, Injil, Taurat, Zabur dan
seterusnya bukanlah satu-satunya kitab suci di dunia. Ia hanyalah satu
diantara yang banyak, Ia adalah wahyu diantara wahyu-wahyu. Masing-
masing umat dituntu untuk menyadari bahwa Tuhan juga hadir pada bangsa
dan kelompok manusia lain dengan cara dan keadaan sesuai dengan umat itu.
B. Aspek-Aspek dalam Kitab Suci
Beberapa aspek yang terkandung dalam kitab suci di antaranya ialah:
1. Teologis/Ketuhanan
Manusia disebut sebagai homo religiosus yaitu makhluk yang
memiliki naluri religius. Karen Amstrong adalah salah satu pengamat
yang mengutarakan pendapat itu. Dalam karyanya A History of God,
Karen Amstrong menulis bahwa ada alasan kuat untuk mempercayai
8Kedudukan kitab-kitab Allah (Taurat, Zabur, dan Injil) yang terdahulu, sebagai pedoman
hidup utama tersebut, berakhir dengan lahirnya Al-Qur‘an. Dengan kedudukan Al-Qur‘an sebagai
pengganti atau pelanjut kitab-kitab Allah terdahulu dan penyempurna kitab-kitab sebelumnya. 9Wilfred Cantwell Smith, Kitab Suci Agama-Agama, h. 76-77.
15
kodrat religius manusia.10
Karen Amstrong mempelajari data-data sejarah
yang menunjukkan bahwa sejak dahulu kala manusia menyembah dewa-
dewa. Mereka meyakini bahwa dibalik alam semesta ini terdapat
kekuatan supranatural yang mengatur dan menciptakan mereka. kekuatan
ini tidak nampak tetapi mereka percaya atas keberadaannya.11
Keyakinan tersebut kemudian bergeser jauh seiring lahirnya
agama-agama. Tidak ada yang memastikan agama apa yang pertama kali
dipeluk manusia, tetapi menurut Amstrong, sejauh agama didefinisikan
dalam kaitannya dengan wahyu ketuhanan, agama pertama yang tercatat
adalah yang dibawa oleh Ibrahim.12
Tokoh yang hidup pada sekitar 2000
tahun sebelum Masehi ini membawa suatu pola keberagamaan yang
berbeda dari kayakinan-keyakinan sebelumnya yang politeistik. Ia
memperkenalkan suatu pandangan ketuhanan baru yang didasarkan pada
keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan di alam semesta. Pandangan
monoteisme inilah yang kemudian menjadi cikal pandangan ketuhanan
tiga agama besar didunia: Islam, Yahudi, dan Kristen.13
Monoteisme Ibrahim sering disebut sebagai ―monoteisme radikal‖
(radical monotheism), karena dia sampai pada kesadaran tentang Tuhan
setelah melewati serangkaian pencarian yang terus menerus. Semangat
monoteisme itu terus tumbuh setelah Ibrahim wafat dan meninggalkan
pengaruh mendalam pada generasi sesudahnya. Setelah wafatnya
Ibrahim, spirit monoteis itu mulai menemukan perwujudannya dalam
10
Karen Amstrong, A history of God : The 4.000 -Year Quest of Judaism, Christianity and
Islam (New York : Ballantine, 1993), h. xix. 11
Muhammad Al-Fayyadl, Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan
(Yogyakarta, LkiS Yogyakarta, 2012) h. 1-2 12
Karen Amstrong, A History of God : The 4.000 -Year Quest of Judaism, Christianity and
Islam (New York : Ballantine, 1993), h. 13 . pandangan Amstrong ini merefleksikan narasi sejarah
agama yang disusun dalam kerangka akademis para sejarawan agama, di mana ―agama‖ dipahami
sebagai institusionalisasi dari kepercayaan religius berdasarkan wahyu yang tertulis, yang bukti-
bukti fisiknya dapat ditelusuri dalam setidaknya 4.000 tahun terakhir. Namun, bagi para pemeluk
agama dalam hal ini Islam, misalnya, ―agama‖ telah muncul jauh sebelum Ibrahim, yaitu dengan
diturunkannya nabi pertama, Adam, ke bumi, dengan ajaran monoteismenya yang mendahului
ajaran monoteisme Ibrahim. Ibrahim, dari sudut pandang internal ini, dilihat sebagai pelanjut
tradisi monoteisme yang telah dibawa sejak Adam. 13
Al-Fayyadl, Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan, h.2.
16
agama-agama besar yang kelak disebut sebagai agama-agama
Abrahamik-Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiga agama tersebut
berkembang dengan klaim monoteismenya masing-masing dan, dengan
merujuk kepada Ibrahim, agama-agama tersebut mengklaim sebagai
pihak yang paling berhak terhadap warisan monoteismenya.14
Dalam
klaim tersebut, sebuah tradisi baru pun muncul dalam agama-agama
Abrahamik. Keimanan yang dicapai dan diperoleh dengan pencarian,
mulai coba dipahami dan dirumuskan dalam sebuah bentuk
konseptualisasi. Adanya wahyu yang resmi yang dibukukan dalam ketiga
agama tersebut membuat keimanan yang semula berada dalam taraf
pencarian, mulai dirumuskan dalam sebuah konsep baku yang kemudian
disebut sebagai ―teologi‖.15
Secara harfiah, ―teologi‖ berasal dari dua akar kata dalam istilah
Yunani, theos dan logos. Theos berarti ‗Allah‘ atau ‗Illah‘ ; dan logos
berarti ‗perkataan/firman/wacana‘. Jadi makna istilah teologi adalah
―wacana (ilmiah) mengenai Allah atau Illah-illah‖.16
Istilah ini telah dipakai oleh orang Yunani jauh sebelum munculnya
gereja Kristen untuk menunjuk pada ilmu mengenai hal-hal ke-Illahi-an.
Bahkan sampai sekarang kata ―teologi‖ dapat dipakai dengan makna
umum yang luas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai
―teologi‖ sebagai ―pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat-sifat Allah,
dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan agama terutama berdasarkan
pada kitab-kitab suci)‖. Kalangan muslim sendiri menggunakan sebutan
―ilmu kalam‖ atau ―ilmu tauhid‖. 17
Definisi ini membuka banyak dimensi dalam teologi, yang
menunjukkan bahwa teologi merupakan sebuah upaya untuk
membicarakan Tuhan. Namun tidak sekedar ―membicarakan‖ dalam
14
Al-Fayyadl, Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan, h.2. 15
Al-Fayyadl, Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan, h. 3 16
Pdt. B.F. Drewes, M.Th. dan Pdt. Julianus Mojau, M.Th., Apa itu Teologi? Pengantar ke
Dalam Ilmu Teologi (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2007), h.16. 17
Drewes dan Mojau, Apa itu Teologi? Pengantar ke Dalam Ilmu Teologi (Jakarta, BPK
Gunung Mulia, 2007), h. 16-17.
17
pengertian vebal, logos dalam teologi juga berarti ―pengetahuan‖.
Dengan kata lain, teologi, karena pembicaraannya menyangkut Tuhan,
pada akhirnya akan membawa sang pembicara kepada ―pengetaahuan
tentang Tuhan‖. Pengetahuan ini bersifat niscaya karena lahir dari
pembicaraan yang mendalam tentang Tuhan. Disisi lain logos juga
berarti ―kebenaran‖, yaitu ―kebenaran‖ yang diperoleh setelah orang
berhasil dalam membicarakan Tuhan dan mengetahui-Nya.18
Secara implisit teologi bertumpu pada tiga hal, yaitu
―pembicaraan‖, ―pengetahuan‖, dan ―kebenaran‖. Ketiga matra ini
tidaklah terpisahkan. Ketiganyalah yang menjadikan teologi sebagai
sebuah disiplin ilmu tentang Tuhan yang berbeda dengan ilmu-ilmu
lainnya. Perbedaan ini sangatlah fundamental dan mendasar, karena,
sebagai sebuah disipin ilmu, teologi mempunyai objeknya yang khas
untuk dibicarakan, dan objek tersebut adalah sesuatu yang transendental
(Tuhan).19
Dengan kata lain pengertian teologi dapat dikatakan sebagai upaya
penghayatan dan pemahaman manusia beriman tentang Tuhan dan
Karya-Nya dalam hubungan manusia sejauh Allah sendiri
menyatakannya.20
Secara teologis iman dipertanggungjawabkan apabila
dapat ditunjuk bahwa apa yang diimani, serta kehidupan yang dijalani
berdasarkan iman itu, adalah sesuai dengan sumber iman itu. Jadi teologi
berdasarkan wahyu agama yang bersangkutan. Wahyu itulah sumber
kebenaran. Karena setiap agama mempunyai wahyu atau dasarnya
sendiri, setiap agama mempunyai teologinya sendiri.
Pertanggungjawaban iman secara teologis terjadi dalam rangka refleksi
dan diskursus iman di dalam umat agama yang bersangkutan. Orang luar
18
Al-Fayyadl, Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan, h. 4. 19
Al-Fayyadl, Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan,h. 5. 20
Celia Deane-Drummond, Teologi dan Ekologi Buku Pegangan. Penerjemah Pdt. Dr.
Robert P. Borrong (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2006), h. xi.
18
tidak dapat masuk karena tidak mengakui wahyu agama itu sebagai
sumber kebenaran.21
2. Sejarah
Sejarah adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan
berlangsung terus menerus sepanjang usia manusia. Tujuan mempelajari
sejarah agar pengalaman dirinya sendiri maupun pengalaman dari
manusia lain dimasa lampau dapat menjadi sebuah pelajaran, pengingat,
inspirasi, sekaligus motivasi dalam menjalani kehidupan dimasa sekarang
dan masa mendatang. Pengabaian sejarah akan mengakibatkan amnesia
terhadap kejadian masa lampau yang diikuti dengan kehilangan identitas
diri. Seseorang yang mengalami identitas hanya akan menjadi pengekor,
latah, dan ikut-ikutan tanpa memahami apa yang sedang dilakukannya. Ia
tidak akan mampu membangun dan mengupayakan kehidupan yang lebih
baik apalagi menjadi seorang pelopor dalam suatu peradaban.22
Istilah sejarah memiliki pengertian serta kedekatan pelafalannya,
yaitu, berasal dari kata Syajarah yang berarti pohon atau Syajara yang
berarti terjadi (Kuntowijoyo, 2005:1). Kedua kata tersebut berasal dari
bahasa Arab dan kemudian dalam bahasa Indonesia dilafalkan sebagai
Sejarah.23
Selain kata Syajarah, dalam bahasa Yunani Kuno memiliki istilah
lain yaitu Historia yang kemudian berkembang menjadi kata History
dalam bahasa Inggris, yang berarti orang pandai. Kuntowijoyo,
Sjamsuddin dan Ismangun menjelaskan bahwa istilah historia atau
history mengandung pengertian belajar dengan bertanya-tanya.
Dijelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat kuno di Yunani dan
Inggris, terdapat keinginan yang kuat untuk mengetahui suatu peristiwa
yang terkait dengan manusia secara kronologis. Keingintahuan tersebut
mendorong mereka untuk membuat dan menyampaikan pertanyaan-
21
Franz Magnis-Suseno, Menalar Tuhan (Jakarta: Kanisius, 2006), h. 5-6. 22
M. Dien Madjid dan Johan Wahyudin, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar (Jakarta: Pernada
Media Group, 2014), h.1. 23
Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 7.
19
pertanyaan seperti: apa yang telah terjadi, kapan peristiwa itu terjadi,
dimana peristiwa itu terjadi. Dengan begitu akan mendapatkan suatu
gambaran peristiwa yang utuh tentang kehidupan manusia pada masa
lampau. Dalam hal ini memungkinkan munculnya orang pandai, dalam
arti memiliki pemahaman yang lengkap dan utuh tentang peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan manusia pada masa lampau.24
Dalam sebuah kitab suci, sejarah jelas mendapatkan tempat
terpenting. Bahkan, di setiap kitab suci terdapat bab khusus untuk
menjelaskan mengenai sejarah. Seperti dijelaskan diatas bahwa sejarah
berguna untuk memahami secara utuh peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, agar kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang dapat
berupa contoh panutan ataupun peringatan agar kita dapat menghindari
peristiwa serupa yang terjadi pada masa lampau. Dapat pula dalam
bentuk memahami perjuangan-perjuangan para Nabi maupun para Alim
yang diceritakan dalam kitab suci agar kita bisa merasakan semangat
dalam kebaikan. Dengan begitu kita bisa memahami apa yang terjadi dari
waktu ke waktu sampai akhirnya kita berada diperadaban yang seperti
sekarang ini. Dalam setiap kitab suci tentu saja memiliki cerita yang
berbeda sesuai dengan masaF peradaban dimana Agama dan kitab suci
tersebut lahir.
Woolever dan Scoot (1988:115) mendefinisikan sejarah sebagai
suatu kajian tentang aktivitas manusia pada masa lampau, baik dalam
bidang politik, militer, sosial, agama, ilmu pengetahuan, dan hasil
kreativitas seni. Sedangkan Heyking (2003) menyatakan bahwa sejarah
merupakan suatu kegiatan inkuiri yang membantu dalam membangun
pemahaman tentang kehidupan, baik yang bersifat individu maupun
kolektif, dalam kurun waktu tertentu.25
Salah satu yang terkandung dalam Al-Qur‘an adalah berisikan
mengenai petunjuk yang menyerupai ringkasan sejarah manusia baik
24
Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, h. 8-9. 25
Muhammad Arif, Pengantar Sejarah, h. 9-10.
20
rakyat biasa, raja, orang-orang suci, maupun para nabi dan rasul.
Walaupun petunjuk dalam bentuk sejarah, tetapi hal itu ditunjukkan
kepada manusia, bukan hanya pada para tokoh sejarah belaka. Petunjuk
yang dimaksud, diturunkan kepada manusia di masa lalu, kini, dan akan
datang, meskipun mengambil tempat dan waktu yang telah lalu. Para
pendusta yang mendustakan kebenaran Al-Qur‘an dan agama Islam
selalu ada pada setiap saat. Maka Al-Qur‘an merupakan kitab suci yang
berlaku di segala zaman, maka mereka yang diberi siksa-Nya dan mereka
yang diberi karunia-Nya selalu ada pada setiap ruang dan waktu. Bagi
kita semua Al-Qur‘an mengandung sejarah untuk kita lebih memahami
peristiwa yang baik maupun yang buruk yang terjadi pada masa lampau.26
3. Hukum/Syariat
Hidup dan kehidupan ini akan tegak bila berdiri di atas sebuah
aturan atau hukum. Orang-orang beragama menyebut aturan atau hukum
itu sebagai Hukum Tuhan. Aturan ini dalam bahasa Inggris disebut
―sanction ordered by God”, yaitu hukum yang ditentukan oleh Tuhan.
Kita peru berhati-hati dalam memahami pengertian hukum yang
ditentukan Tuhan atau Hukum Tuhan, sebab Tuhan atau Allah itu tidak
serupa dengan segala sesuatu. Oleh karena Allah tidak serupa dengan
segala sesuatu, tentunya hukum yang ditetapkan-Nya pun tidaklah berupa
buku yang dijatuhkan dari langit dihadapan manusia Hukum Tuhan telah
bekerja sebelum segala makhluk hidup ada. Jadi hukum Tuhan yang
dimaksud yaitu pertama, aturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh
Tuhan di alam semesta. Para ilmuwan hukum ini dikenal sebagai Hukum
Alam (Natural law). Hukum ini dinyatakan sebagai Takdir Allah atau
ketetapan Allah. Kedua, hukum Tuhan berupa turunan dari hukum yang
telah ditetapkan di alam semesta. Hukum ini diwahyukan oleh Allah
kepada utusan-utusan-Nya yang dalam bahasa Arab utusan itu disebut
26
Mukhlisin Purnomo,S.Th.I,M.Pd.I, Sejarah-sejarah kitab kitab suci (Yogyakarta: Forum,
2013), h. 330.
21
Nabi atau Rasul. Hukum ini dikenal sebagai Sunatullah, kebiasaan Allah.
Yang termasuk hukum tersebut yaitu,
Tidak menyekutukan Tuhan; berbuat baik kepada orang tua;
memberikan hak kepada kerabat; orang miskin, dan ibnu sabil; tidak
berbuat boros; tidak kikir; tidak membunuh anak (generasi muda)
karena takut miskin; tidak berzina;tidak membunuh manusia tanpa
hak;tidak mengambil harta anak yatim; memenuhi janji (tidak ingkar);
tidak mengurangi timbangan (tidak berlaku curang);tidak melakukan
sesuatu tanpa pengetahuan; dan tidak berprilaku sombong.
Yang Ketiga, hukum yang dirumuskan oleh para bijak dalam hal
tata-negara untuk melindungi setiap warga negara, mengatur hak dan
kewajiban mereka, dan menciptakan ketertiban dan keteraturan hidup
dalam bermasyarakat dan bernegara sehingga terwujudlah negara yang
sejahtera dan senantiasa dalam lindungan Tuhan semesta alam. Hukum
dan undang-undang yang dirumuskan dengan bijak akan menempatkan
manusia sebagai subjek hukum bukan dijadikan sebagai objek hukum.
Tentu, hukum disini sebaiknya dibuat dengan tidak bertentangan dengan
Hukum Tuhan dari kitab agama manapun ataupun ajaran Agama
manapun, agar sungguh-sungguh tercipta keharmonisan Hukum pada
sesama dalam bermasyarakat dan bernegara. Dlam Al-Quran disebut habl
min al nas (baca hablum minan nas) yang berarti tali pengikat sesama
manusia dalam kehidupan bersama. Orang yang berpegang pada Hukum
Allah adalah orang yang menjalani hidupnya sesuai dengan ketetapan
Allah di alam semesta maupun turunan hukum tersebut yang diwahyukan
kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Mereka juga hidup berdasarkan
undang-undang dan peraturan yang dirumuskan oleh para pakar dalam
ketatanegaraan. Kembali pada tata-cara kehidupan yang benar, sesuai
dengan aturan yang telah Dia tetapkan. Konsekuensi logis dari kehidupan
yang benar adalah kedamaian dan kebahagiaan, begitulah cara Al-Qur‘an
22
memotivasi manusia agar kembali kejalan yang benar dan mendapatkan
balasan surga di akhir kehidupn nanti.27
Syariat adalah kalam nafsi azali yang hanya Allah SWT. sendiri
yang mengetahui maksud dan tujuannya. Kalam lafzi itu diturunkan
dalam bentuk Al-Qur‘an. Dengan demikian, yang membuat syariat
adalah Allah SWT. Selama melaksanakan tugas kerasulannya, Rasuullah
SAW. selalu berpedoman pada wahyu Illahi. Apa yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. adalah murni syariat sebagaimana yang dimaksudkan
oleh Allah SWT. Maka, sumber pokok syariat adalah Al-Quran dan
Sunnah Nabi. Tanpa kedua pokok sumber itu, mustahil kita mengetahui
syariat. Al-Qur‘an sebagai kitab suci umat islam dan sebagai kitab suci
terakhir yang merangkum semua kitab suci sebelumnya dan
diperuntukkan bagi seluruh manusia hingga akhir zaman, telah mengatur
semua ketentuan hukum bagi setiap perbuatan atau peristiwa hukum
dalam masyarakat. Satu-satunya jaminan bagi kebahagiaan manusia di
dunia dan di akhirat adalah mengikuti tuntutan Tuhan yang telah
diberikan dalam Al-Quran. Rasulullah SAW. telah mencontohkan bahwa
ketika menghadapi berbagai peristiwa hukum pada masyarakatnya Beliau
menggunakan tuntutan Illahi. Apa yang tertera didalam Al-Qur‘an dan
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. itulah yang disebut syariat. 28
Al-syari‟ah maslahah (syariat adalah kemaslahatan) bermakna
bahwa tujuan syariat adalah mendatangkan kemaslahatan bagi manusia,
mewujudkan kemaslahatan, menjaga dan memeliharanya, serta memberi
kegembiraan pada manusia. Karena bagaimanapun juga pemilik syariat
adalah Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Sedangkan Al-
maslahah syari‟ah maknanya adalah penegasan bahwa tujuan syariat
adalah demi kebaikan dan kemaslahatan manusia. Memahami Tuhan,
agama, dan syariat, berarti keyakinan bahwa segala sesuatu yang kita
27
Achmad Chodjim, Menerapkan keajaiban surah yasin dalam kehidupan sehari-hari
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2011), h.55-57. 28
Drs. Amrullah Ahmad, SF, dkk., Dimensi hukum islam dalam sistem hukum nasional
(Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 27.
23
kerjakan yang mendatangan kebaikan dan kemaslahatan merupakan
perintah agama dan menjadi tujuan syariat. Kemudian ditetapkan amalan
baik dan dimasukan menjadi aturan-aturan legal dan atas landasan
kemaslahatan pula kita legalkan. Segala yang mendatangkan kebaikan,
keadilan, kemanfaatan, dan kemaslahatan adalah perintah syariat.
Sedangkan segala hal yang mendatangkan kerusakan, kebatilan,
kehancuran, dan kebahayaan adalah larangan syariat.29
4. Larangan dan Perintah
Berkaitan dengan moral (akhlak) Islam, sebagaimana yang
diketahui merupakan perintah dan larangan. Syari‘at islam dibangun atas
dasar dua kata: kerjakan dan jangan lakukan. Pengertian perintah adalah
kewajiban, dalam arti tunduk secara sempurna; sementara pengertian
larangan adalah haram, dalam arti sama sekali tidak boleh melakukan.
Perintah mengasumsikan kebaikan, sementara larangan mengasumsi
keburukan.30
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonnesia, perintah berarti perkataan
yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu, suruhan; aba-aba,
komando;aturan dari pihak atas yang harus dilakukan. Sedangkan
larangan adalah perintah (aturan) yang melarang suatu perbuatan; sesuatu
yang terlarang karena dipandang buruk. 31
5. Eskatologi
Dalam bahasa Yunani eskatologi berasal dari kata eskhatos
(‗terakhir‘), serta logos yang berarti teori, ilmu, ide atau gagasan.32
Namun, secara harfiah eskatologi berasal dari kata Escaton dimaknai
‗doktrin tentang hari akhir‘, sebuah doktrin yang membahas keyakinan
yang berhubungan dengan kejadian-kejadian akhir hidup manusia, seperti
29
Ahmad Al Raysuni dan M. Jamal Barut, Ijtihad antara teks, realitas & kemaslahatan
sosial (Jakarta: Erlangga, 2002), h.104-105. 30
Adnois, Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam. penerjemah Khairon Nahdiyyin (LkiS
Yogyakarta, 2015), h.27. 31
KBBI onine, https://kbbi.web.id/perintah, diakses pada tanggal 23 September 2019 32
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru Eklesiologi, Eskatologi, Etika (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009) h.129.
24
kematian, hari kiamat, berakhirnya dunia, kebangkitan kembali,
pengadilan akhir, surga-neraka, dan lain sebagainya.33
Sementara dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia eskatologi berarti ajaran teologi
mengenai akhir zaman (seperti hari kiamat, kebangkitan segala manusia
dan pemulihan firdaus/surga).34
Eskatologi adalah ajaran teologi mengenai kehidupan sesudah mati.
Eskatologi yang merupakan bagian dari agama dan filsafat berbicara
secara teratur mengenai persoalan dan pengetahuan tentang akhir
kehidupan manusia.35
The New Ensyclopedia Britanica menjelaskan
bahwa eskatologi merupakan doktrin tentang akhir segala sesuatu,
khususnya dalam Yahudi dan Kristen yang menyangkut kepercayaan
terhadap akhir dari sejarah, kebangkitan dari kematian, pengadilan
terakhir dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengannya.
Keimanan pada keesaan Tuhan berkaitan erat dengan keimanan
pada kehidupan akhirat. Dengan kata lain, keimanan pada keesaan Tuhan
tidak akan sempurna kecuali disertai dengan keimanan pada kehidupan
akhirat. Hal ini disebabkan keimanan pada keesaan Tuhan menuntut amal
perbuatan yang nyata. Motivasi amal perbuatan itu baru sempurna jika
disertai dengan keyakinan akan adanya hari akhir karena kesempurnaan
pahala dan balasan amal perbuatan itu hanya dapat ditemukan pada hari
akhir nanti. 36
Pemikiran tentang akhirat sebenarnya sudah ada sejak dahulu, setua
manusia itu sendiri. Hari kebangkitan yang merupakan awal dari
kehidupan akhirat telah diyakini adanya oleh manusia sejak sebelum
wahyu diturunkan. Misalnya, bangsa Mesir Kuno yang hidup 2500 tahun
SM percaya bahwa Osiris adalah dewa yang mengadili manusia di
33
Dr. Kholid Al Walid, Perjalanan Jiwa Menuju Akhirat Filsafat Eskatologi Mulla Sadra
(Jakarta: Sadra Internasional Institute, 2012) h. xxvi. 34
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, cet. Ke-2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1989) h. 236. 35
Ahmad Taufiq, Negeri Akhirat Konsep Eskatologi Nuruddin Ar-Raniri (Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2003) h. 8. 36
Taufiq, Negeri Akhirat Konsep Eskatologi Nuruddin Ar-Raniri, h. 11.
25
akhirat. Oleh karena, menurut kepercayaan bangsa Mesir Kuno, setiap
manusia akan mendapatkan balasan dari perbuatan yang dilakukan di
dunia di depan Mahkamah Tuhan di akhirat. Seribu tahun berikutnya
pemikiran akhirat kembali diyakini oleh agama Zoroaster di Persia.
Kepercayaan tentang hari akhir juga telah diyakini oleh bangsa Yunani
Kuno. Dalam legenda mereka keyakinan tentang alam akhirat tampak
pada Odessa karya Homerus. Pemikiran tentang alam akhirat itu terus
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan kebudayaan manusia.37
Islam merupakan salah satu agama yang membicarakan eskatologi,
tertera dalam Ensiklopedia Islam pengertian eskatologi yaitu, doktrin
tentang hari akhir yang menerangkan dua hal pokok yaitu zaman akhir
sebelum berakhirnya segala sesuatu selain Allah SWT. dan kehidupan
akhir itu sendiri.38
Eskatologi atau yang lazim disebut dalam Islam adalah
akhirat atau juga dikenal dengan sebutan Ma‟ad, merupakan salah satu
rukun iman yang harus dipercayai dan diyakini kebenaran dan
keberadaannya, lewat sumber dasarnya, yaitu Al-Qur‘an dan hadis Nabi
Muhammad yang mutawatir. Al-Qur‘an sebagai kitab suci sekaligus
sumber kebenaran dalam islam secara tegas meyakinkan manusia bahwa
sesudah kehidupan di dunia ini terdapat kehidupan akhirat.39
Dari pengertian dan penjabaran diatas penulis menyimpulkan
bahwa eskatologi adalah doktrin yang ada dalam ajaran agama tentang
hari akhir, balasan, surga/neraka, pembaharuan kehidupan, yang masing-
masing agama memiliki makna tersendiri yang terbentuk sesuai konteks
zaman.
6. Kepercayaan/keyakinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepercayaan diartikan
sebagai anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercaya itu benar
atau nyata;sesuatu yang dipercaya;harapan dan keyakinan (akan
37
Taufiq, Negeri Akhirat Konsep Eskatologi Nuruddin Ar-Raniri, h. 1-2. 38
Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, penerjemah Ghufon Mas‟adi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1999), cet. Ke.2, h. 81. 39
Taufiq, Negeri Akhirat Konsep Eskatologi Nuruddin Ar-Raniri, h. 8.
26
kejujuran, kebaikan, dan sebagainya);sebutan bagi sistem religi di
Indonesia yang tidak termasuk salah satu dari kelima agama resmi.40
Dalam tata bahasa kepercayaan berasal dari kata ―percaya‖ yang
artinya menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar ada. Setelah
ditambah awalan ke- dan akhiran -an, ―kepercayaan‖ artinya keyakinan
bahwa sesuatu yang dipercayai benar atau nyata. Menganggap dengan
pasti bahwa (jujur, kuat, baik, dsb), mengharapkan benar atau
memastikan (bahwa akan dapat memenuhi harapannya, dsb).
Adapun pengertian kepercayaan menurut ilmu sematik mempunyai arti
a. Iman kepada agama.
b. Anggapan keyakinan bahwa bener sungguh ada, misalnya kepada
dewa-dewa dan orang-orang halus.
c. Dianggap benar dan jujur misalnya orang kepercayaan, setuju
kepada kebijaksanaan.
d. Setuju kepada kebijaksanaan pemerintah tau pengurus.
Definisi kepercayaan secara terminology di indonesia pada saat ini
ialah keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau bisa disebut
kepercayaan lokal adat, di luar agama atau tidak termasuk kedalam lima
agama yang di akui di Indonesia.41
Kata ―kepercayaan‖ disebutkan berasal dari kata kerja bahasa
Inggris Tengah yaitu, bileven, berarti ―mencintai; menjunjung;
menyayang‖; kata benda bileve berarti ―kesetiaan; kepercayaan;
komitmen; keterlibatan.‖ Terkait dengan kata liebe berarti ―tercinta‖
dalam bahasa jerman dan kata libido berarti ―hasrat‖ dalam bahasa Latin
dalam Alkitab versi Inggris, para penerjemah menggunakan kata-kata ini
untuk menerjemahkan kata bahasa Yunani pistis; pisteuo dan bahasa
Latin fides; credo. Jadi, ―kepercayaan‖ menjadi setara dengan ―iman‖.
Tetapi ―kepercayaan‖ mulai berubah makna pada akhir abad ke-17. Kata
tersebut mulai digunakan dalam pengertian modern ini pertama-tama
40
KBBI online, https://kbbi.web.id/percaya, diakses pada, 25 september 2019. 41
Sa‘diyah El Adawiyah, Buku Ajar Human Relations (Yogyakarta: CV. Budi Utama,
2019), h.193.
27
oleh para filsuf dan ilmuwan, dan pengguaan baru tersebut tidak menjadi
umum dalam konteks agama hingga abad ke-19.42
7. Etika
Etika (Etimologik), berasal dari kata Yunani ―Ethos‖ yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Etika juga identik dengan perkataan moral
yang berasal dari kata Latin ―Mos‖ yang dalam bentuk jamakknya
―Mores‖ yang berarti juga adat atau cara hidup.43
Dalam bahasa
sansekerta etika disebut dengan istilah ―susila‖, yang lebih merujuk
kepada dasar, prinsip aturan hidup(sila) yang lebih baik (su).
Etika juga disebutkan dalam bahasa latin sebagai ―ethicus‖, yang
berarti kesusilaan atau moral. Maksudnya adalah tingkah laku yang ada
kaitannya dengan norma-norma sosial, baik yang sedang berjalan
maupun yang akan terjadi. Maka, secara etimologi etika mempelajari
kebiasaan yang dilaksanakan manusia yang terdiri dari konvensi
(kebiasaan) seperti cara berpakaian, tata karma, etiket dan sebagainya.44
Sedangkan dalam bahasa Arab menggunakan istilah Akhlak yang
sama artinya dengan moral atau etika. Makna tersebut dikatakan senada
karena bahasa arab akhlak yaitu jamak dari kata khulqun yang berarti
budi pekerti, perangai tingkah laku, dan tabiat. Akhlak bukan saja
merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan
antar sesama manusia, melaikan juga mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan, bahkan, dengan alam semesta sekalipun. Karena itu,
dalam akhlak sudah tercakup etika lingkungan hidup yang tengah
digalakkan pertumbuhannya, guna menjaga keharmonisan system
lingkungan akibat proses pembangunan. Yang lebih mendalam lagi
adalah ketika akhlak diartikan sebagai tindakan yang segala motivasinya
harus diacukan kepada Tuhan.45
42
Karen Armstrong, Masa Depan Tuhan: Sanggahan Terhadap Fundamentaisme Dan
Atheisme. penerjemahYuliani Liputo (Bandung: PT. Mizan Pustaka, tt), h.17. 43
Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 13 44
Rosmaria Sjafariah Widjajanti, Etika (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2008) h. 23-24. 45
IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jilid 1, h. 64.
28
Etika memiliki banyak definisi dari berbagai tokoh maupun dalam
prinsip-prinsip ilmu lain. Salah satu pengertian dari tokoh Ki Hajar
Dewantara yang mengatakan bahwa etika adalah ―Ilmu yang
mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan didalam kehidupan
semua manusia, terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang
merupakan pertimbangan dan perasaan, sehingga sampaipada tujuannya
dalam bentuk perbuatan.‖46
Etika disebut juga filsafat Moral, yaitu meneliti kaidah-kaidah yang
membimbing manusia mengatur kelakuannya, sehingga baik dan lurus.
Menurut tujuannya kelakuan dapat dibagi, berupa Etika Hedonis, Etika
Eudaimonid dan Utilaris (nikmat, bahagia, berguna). Keharusan yang
mengatur kelakuan manusia dapat bersifat otonom atau heteronom (ada
didalam diri manusia atau diluar diri manusia). Dapat didasari apriori
atau empiris. Selanjutnya dibedakan etika individual dan sosial, Etika
situasi dan Etika Esensial. Etika tergantung pada citra manusia, apa yang
menjadi tujuannya dan bagaimana jalan menuju tujuannya itu.
Dalam filsafat India pemikiran etika berpangkal pada ajaran
tentang karma dan dharma. Di Cina ajaran mengenai Tao, jalan lurus
yang memisahkan yang baik dari yang jahat, yang indah dari yang jelek.
Sedangkan, Etika jawa menekankan keselarasan antara individu dengan
masyarakat, dengan Tuhan dan dengan masyarakat.s47
Ilmu etika merupakan salah satu yang diajarkan bahkan dituntut
untuk dilaksanakan pada setiap aspek kehidupan. Bagi umat beragama
karena etika merupakan ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah perbuatan.
Dalam islam mengenai etika terteta pada kitab suci Al-Qur‘an dan juga
hadis. Terlebih banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan mengenai ilmu
tersebut dalam sebuah kitab suci yang diajarkan pada setiap agama.
Dalam islam mengenai etika tertera pada Al-Qur‘an dan juga hadis
Rasulullah.
46
Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, h. 15. 47
Dick Hartoko, Kamus Populer Filsafat (Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2002), h. 23.
29
C. Kedudukan Kitab Suci
Setiap agama, termasuk dengan sendirinya agama Islam berakar tunjang
pada sikap percaya yang sungghuh-sungguh atau tulus (iman). Meskipun
mungkin pendekatan empiris dilakukan, untuk menguji kebenaran suatu nilai
keagamaan, dasar suatu nilai keagamaan tidak terletak dalam verifikasi
empiris, tetapi dalam percaya kepada pemberitaan dari atas (wahyu). Oleh
karena itu, kedudukan sebuah kitab suci dalam agama adalah mutlak.48
Pada
haikatnya, semua kitab suci mengajarkan ketauhidan kepada Allah dan
merupakan pedoman kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama
manusia, maupun dengan alam semesta. Kedudukan kitab suci merupakan
sebagai pedoman dan aturan yang menjelaskan bagaiman manusia bertauhid
dengan benar dan dapat beribadah dengan baik. Sementara kitab suci dalam
kehidupan bermasyarakat yaitu, sebagai pedoman kehidupan yang memuat
aturan dan penjelasan agar manusia dapat berinterasi dalam masyarakat
dengan baik dan benar.49
Kitab suci mengambil banyak peran dalaam masyarakat agama,
terutama dalam tahap kebudayaan awal dimana tata kehidupan masih terasa
utuh, kegiatan mereka belum terpilah-pilah, belum mengalami diverifikasi
dalam pemikiran maupun kelembagaan. Kitab suci kemudian berperan
sebagai ajaran moral dan aturan hukum, yang mengarahkan kehidupan
maupun menghukum, menjadi sumber inspirasi, spiritualitas, yang
mendorong dan memberi semangat untuk hidup yang lebih baik. Kitab suci
juga menawarkan ―pandangan hidup‖, semacam filsafat awal yang memberi
gambaran mengenai struktur dan susunan kenyataan, hierarki kekuasaan, atau
semacam pengetahuan menyeluruh, yang menjadi pedoman perjalanan hidup
manusia.50
Kedudukan Kitab Suci dalam setiap agama adalah khas dan
48
Nurchois Madjid, Islam, kemodernan dan keindoneisaan (Bandung: PT Mizan Pustaka,
1987) h. 311. 49
Bachrul Ilmy, Ahmad Dimyati, Anan, Pendidikan Agama Islam untuk sekolah menengah
kejuruan (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008), h.85-86. 50
A. Sudiarja, Agama (di Zaman) Yang Berubah (Yogyakarta: kanisius, 2006), h.95.
30
merupakan salah satu unsur penting dari agama tersebut.51
Sehubung dengan
kedudukan Kitab-kitab Suci, dapat dibedakan dua tradisi keagamaan.
Pertama, pendiri agama atau seorang nabi dan utusan Illahi diberi tahu
tentang kehendak Illahi supaya meneruskannya kepada suatu
umat/bangsa/kelompok/orang. Bahasa penyampaian itu dipandang juga
sangat penting. Pesan Illahi itu dihafalkan dengan teliti, diteruskan secara
lisan sampai kemudian catat dan dipelihara dengan seksama. Yang termasuk
dalam tradisi ini adalah agama Yahudi dan agama Islam dengan Kitab Taurat
dan Alquran.
Kedua, Yang Kudus atau Yang Mahatinggi memanifestasikan atau
menjelmakan diri dalam yang manusiawi, tetapi bukan terutama dalam
perkataan yang dikumpulkan dalam suatu kitab, yang terutama adalah
penjelmaan diri itu. Kitab Suci mungkin penting, tetapi bersifat sekunder
dibandingkan dengan manifestasi personal dari Yang Illahi itu. Agama Hindu
dan Buddha sebagian besar temasuk tradisi ini.
Dalam agama Kristen terdapat kedua unsur tradisi tersebut. Yang
Kudus menyampaikan firman dan kehendak-Nya melalui utusan-Nya untuk
disampaikan kepada manusia, tetapi juga menjelmakan diri-Nya secara
manusiawi di tengah umat manusia seperti yang dikisahkan dalam kitab Suci
Perjanjian Baru.52
D. Fungsi Kitab Suci
Kitab suci memiliki fungsi tersendiri bagi setiap komunitas agama.
Diantaranya adalah fungsi informatif dan performatif. Fungsi informatif
adalah bagaimana itab suci memberikan informasi pengetahuan yang ada
dalam pembahasan suatu agama. Dalam Islam, misalnya, salah satu fungsi
Al-Qur‘an adalah sebagai landasan hukum yang berisi perintah dan larangan
baik itu terkait dengan ibadah maupun mu‘amalah. Sedangkan fungsi
51
Yosef Lalu, Pr, Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik (Yogyakarta: Kanisius, 2010),
h.63. 52
Yosef Lalu, Pr, Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik (Yogyakarta: Kanisius, 2010)
h.58.
31
performatif adalah bagaimana masyarakat atau komunitas agama
memperlakukan kitab sucinya. Contoh fungsi performaatif Al-Qur‘an adalah
bagaimana masyaraat muslim melantunannya dengan lagu, menghafalkan,
dan memperlakukannya dengan perlakuan tertentu seperti menggunakan Al-
Qur‘an untuk pengobatan atau untuk mengikat sumpah dalam acara
pelanatikan pejabat.53
Disamping fungsi informatif seperti yang disebutkan di
atas, kitab suci seringkali digunakan sebagai alat legitimasi atas suatu
tindakkan. Dala hal ini,ketika ada kepentingan atau persoalan datang lebih
dahulu kemudian mencari petunjuk di dalam kitab suci untuk mengetahui
apakah ada ayat yang mendukung tindakannya atau tidak. Maka dalam hal
ini, kitab suci difungsikan sebagai pembenar atas suatu tindakan.54
Kebanyakan agama memiliki kitab Suci dan kitab ajaran kepercayaan
masing-masing. Kitab tersebut disebut suci karena memuat Firman Tuhan.
Kitab Suci agama berfungsi sebagai petunjuk, isyarat, perintah, ajaran yang
berasal dari Tuhan sendiri yang disampaikan kepada manusia dengan
perantara nabi, rasul, maupun penulis kitab suci agama itu sendiri. Kitab Suci
memuat firman Tuhan yang berisi gagasan, kehendak, petunjuk dan perintah
dari Tuhan. Karena memuat Firman Tuhan, Maka kitab suci memiliki
kewibawaan sebagai pegangan hidup, sumber ajaran moral keagamaan, serta
kriteria menilai hidup beriman, beragama dan berkepercayaan. Oleh karena
itu, menjadi jelaslah bahwa hidup beragama dan berkepercayaan serta hidup
bermasyarakat sangan membutuhkan kitab suci. Kitab suci berfungsi juga
untuk mendidik, mengajar, menegur, dan memberi petunjuk bagi setiap orang
dalam menjalani hidup kesehariannya, sehingga diharapkan hidupnya akan
menjadi lebih baik dan sempurna. Tuhan berfirman melalui dan dalam Kitab
suci untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kebahagiaan semua orang
tanpa terkecuali. Firman Tuhan memberikan dampak yang nyata dalam
53
Helmy Zakariya, “Ragam Penafsiran Netizen Tentang Pemimpin Non-Muslim (Telaah
Penafsiran Muratal-Ma‟idah ayat 51)‖ Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim
Society, Vol. 2, No. 2, 2017, h.166. 54
Helmy Zakariya, “Ragam Penafsiran Netizen Tentang Pemimpin Non-Muslim (Telaah
Penafsiran Muratal-Ma‟idah ayat 51)” Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim
Society, Vol. 2, No. 2, 2017, h.167.
32
kehidupan sehari-hari. Apabila kita menghadapi kenyataan yang sulit, Firman
Tuhan memberikan kekuatan dan harapan. Sebaliknya, dalam menghadapi
kenyataan yang menyenangkan maka firman Tuhan dapat mengingatkan dan
menghidarkan agar tidak sombong dan melupakan Tuhan.55
55
Komisi kateetik keuskupan agung semarang, Agama dan kepercayaan membawa
pembaruan, (Yogyakarta: kanisius, 2006) h. 37-38.
33
BAB III
SEJARAH DAN KEDUDUKAN KITAB MORMON
A. Biografi Penulis Kitab Mormon
Orangtua Joseph bernama Joseph Smith Sr. dan Lucy Mack Smith
(sebelum pernikahan namanya adalah Mack, Putri dari Solomon Mack) yang
menikah pada tahun 1796 di Tunbridge Vermont. Mereka adalah pasangan
yang bekerja keras dan takut akan Allah. Mereka memulai hidup diawal
pernikahan dalam keadaan ekonomi yang cukup baik. Sayangnya, Joseph
Smith Sr. kehilangan rumah serta tanah pertaniannya yang pertama dan
menderita beberapa pukulan ekonomi di tahun-tahun berikutnya. Keluarga
Smith terpaksa berpindah ke beberapa tempat sewaktu Joseph Smith Sr. ayah
dari Joseph Smith Jr. berusaha untuk mencari nafkah dengan bertani di bukit-
bukit pepohonan di New England, menawarkan jasa untuk bekerja di tanah
pertanian lain, mengelola bisnis dagang, atau mengajar di sekolah.1
Pada tanggal 23 Desember 1805 Joseph Smith. Jr lahir di Sharon,
Windsor County, Vermont. Joseph adalah anak kelima dari sebelas
bersaudara. Dia dinamai seperti nama ayahnya. Saudara Joseph antara lain
yaitu, seorang putra saudara pertama yang meninggal tidak lama setelah
dilahirkan, ia tidak sempat diberi nama, kemudian Alvin, Hyrum, Sophronia,
Joseph, Samuel, Ephraim (Yang bertahan hidup kurang dari 2 minggu),
William, Katharine, Don Carlos, dan Lucy.2
Antara tahun 1808 sampai 1816 keluarga Smith berpindah ke beberapa
tempat dalam upaya mencari kesempatan hidup yang lebih baik.3 Pada tahun
1813 saat keluarga Smith tinggal di West Lebanon, New Hampshire usia
Joseph 7 tahun, Joseph terkena demam tifus dan komplikasi yang
mengharuskan operasi di kaki kirinya. Bukti dari karakter Nabi yang luar
biasa tampak sejak dini dalam hidupnya. Terlebih ketika ada wabah penyakit
1 Ajaran-ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-
orang Suci Zaman Akhir, 2007) h. 2. 2 OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 2.
3 OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. xv.
34
demam tifus yang mematikan menyerang banyak orang termasuk keluarga
Smith. Sementera semua anak lain sembuh tanpa komplikasi, Joseph yang
berusia sekitar tujuh tahun, menderita infeksi serius dibagian kaki kirinya. Dr.
Nathan Smith dari Datrmouth Medical School (Sekolah Kedokteran
Dartmouth) di Hanover, New Hampshire, tak jauh dari sana sepakat untuk
melakukan sebuah prosedur operasi bedah yang baru untuk mencoba
menyelamatkan kaki Joseph. Sewaktu Dr. Nathan Smith dan rekan-rekannya
mempersiapkan diri untuk melakukan operasi, Joseph meminta ibunya
meninggalkan ruangan agar ia tidak perlu menyaksikan penderitaannya. Dan
Joseph menolak untuk meminum minuman keras untuk mengurangi rasa sakit
dan bersandar hanya kepada ayahnya yang menguatkannya. Joseph berani
bertahan saat dokter bedah itu mengebor dan membuang sebagian dari tulang
kakinya. Operasi berjalan dengan baik, meskipun Joseph harus jalan
menggunakan kruk selama beberapa tahun berikutnya dan memperlihatkan
tanda-tanda adanya sedikit kepincangan pada sepanjang sisanya hidupnya.4
Pada tahun 1816, ketika usia Joseph 10 tahun, setelah mengalami
beberapa kali gagal panen Joseph pindah bersama keluarganya dari Norwich,
Vermont ke desa Palmyra, New York, berharap menemukan keadaan yang
makmur. Lalu, kira-kira pada tahun1818-1819 saat Joseph berusia 12/13
tahun, bersama keluarganya pindah dari desa Palmyra ke sebuah rumah kayu
gelo ndongan di Palmyra Township, New York. Joseph mengatakan ―[kami]
terpksa harus bekerja keras untuk menafkahi keluarga yang besar…., dan
karena dituntut usaha keras dari semua yang mampu memberikan bantuan
untuk menunjang keluarga, karenanya kami kehilangan kesempatan untuk
memetik manfaat dari pendidikan. Cukuplah untuk dikatakan, saya hanya
diajar dalam hal membaca, menulis dan dasar-dasar ilmu berhitung.‖
Pada tahun 1820 ketika Joseph Smith berusia 14 tahun, saat awal
musim semi. Ia berdoa dengan sungguh-sungguh di hutan kecil di dekat
rumahnya. Ia ingin mengetahui gereja manakah yang harus dia ikuti. Saat
itulah kali pertama penglihatan Joseph Smith, Allah Bapa dan Putra-Nya,
4 OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 2-3.
35
Yesus Kristus, menampakan diri kepada Joseph5. Penulis akan membahas hal
ini lebih mendalam pada pembahasan selanjutnya. Joseph Smith meninggal
dalam memperjuangkan ajaran dan Gerejanya, Ia ditembak mati oleh
segerombolan besar orang yang menyerang mereka pada tanggal 27 Juni
1844 di Carthage, Illinois. Ketika itu Ia dan beberapa pengikutnya termasuk
saudara lelakinya yaitu Hyrum Smith sedang berada dalam penjara. Pada
tanggal 29 Juni 1844 Ia dimakamkan bersama Hyrum di Nauvoo, Illunois.6
B. Proses Kodifikasi Kitab Mormon dan Sejarah Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir
1. Konteks Zaman
Kitab Mormon hadir berawal dari penglihatan Joseph Smith, yang
pada saat itu tengah berada dalam kebingungan untuk memilih gereja
mana yang akan Dia ikuti. Memasuki abad ke-19, kekristenan Amerika
terutama yang bercorak protestan. Warna Puritan-Pietis-Injilinya lebih
mencolok ketimbang di Eropa. Sementara itu hanya sebagian kecil (10-
15%) saja penduduk yang terdaftar sebagai anggota gereja resmi,
meskipun negeri itu pada abad ke-18 sudah mengalami Kebangunan Besar
gelombang pertama (dengan tokoh-tokohnya anatara lain, George
Whitefield dan Jonathan Edwars) yang dimulai dari tahun 1740-an. Bisa
diartikan bahwa dampak kebangunan rohani itu terwujud dalam bentuk
persekutuan-persekutuan yang independen dan tidak formal. Kenyataan ini
berkaitan erat dengan pengesahan Konstitusi (Undang-undang Dasar) AS
tahun 1789, dimana antara lain dinyatakan bahwa gereja terpisah dari
Negara dan Negara tidak berwewenang mencampuri urusan agama, baik
dalam soal pembentukan wadahnya maupun yang menyangkut
kebebasannya. Maka, bisa dibayangkan sejak pada saat itu terjadinya
kemajemukan agama, meskipun ada ‗payung besar‘ Protestan (yang
5 Kesaksian Nabi Joseph (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir, 1999), h. 1. 6 OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 619.
36
sebenarnya semu).7 Kemajemukan dan kebebasan beragama itu termasuk
juga kebebasan untuk tidak beragama, hal ini semakin nyata akibat
pengaruh rasionalisme dan deisme8 dari Eropa, maupun arus imigran yang
semakin deras dari sana. Masing-masing membawa agama atau aliran
kepercayaannya maupun berbagai paham dan ideologi yang sejalan
maupun yang berlawanan dengan agama.
Abad ke-19 juga merupakan masa ekspansi geografis dari bangsa
Amerika yang baru terbentuk itu, berbarengan dengan ekspansi gereja-
gereja mereka. Kalau sebelumnya mereka berpusat di kawasan timur, pada
abad ini ekspansi ke arah barat dan selatan diintensifkan, sehingga bangsa
itu menguasai seluruh [bagian] benua dari pantai Atlantik hingga Pasifik.
dalam hal ini mereka berhasil dan keberhasilan ini melahirkan optimism
besar, yang biasanya di sebut sebagai keagamaan. Mereka memahami diri
sebagai ‗bangsa pilihan Allah‘ atau Israel baru‘, dan memandang benua
Amerika (khususnya AS) sebagai ‗tanah perjanjiam‘ atau Yarusalem
Baru.‘ Kebangitan semangat nasionalisme ini dimateraikan dengan
semboyan-semboyan religius. 9
Pada saat itu bagian barat yaitu, Negara Bagian New York di awal
tahun 1800-an dikenal sebagai ―Burned Over District.‖ Semangat terhadap
agama sangat kuat. Banyak agama mengirimkan para pendeta mencari
orang yang insaf ke dalam kumpulan mereka. Begitu banyaknya sehingga
tidak ada seorang pun yang tersisa untuk diinsafkan. Itu merupakan waktu
dan tempat kekacauan keagamaan.10
Sebagai respons terhadap keadaan
pada saat itu, sejak 1820-an berlangsunglah kebangunan rohani gelombang
kedua, dengan tokoh-tokohnya, antara lain Charles G. Finney dan
7Dr. Jan S. Ariitonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja (Jakarta: PT. BPK
Gunung Mulia, 2010) h. 291. 8 Deisme adalah pemahaman tentang Allah yang didasarkan pada rasio (akal-budi).
Menurut deisme, setelah Allah menciptakan alam semesta dan manusia, Allah kemudian tidak ikut
campur tangan lagi atas ciptaanNya; Ia membiarkan ciptaanNya ‗mengurus dirinya sendiri‘,
sehingga manusia memiliki wewenang untuk menentukkan nasib sendiri dan menguasai alam
semesta. Yesus Kristus dipahami sebagai manusia teladan, tetapi bukan sebagai Tuhan dan Juru
selamat. Sehubungan dengan itu tidak ada pengertian tentang dosa dan keselamatan. 9 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h.292.
10 Joseph Smith, www.mormon.org diakses pada tanggal 7 Juli 2018, pukul 19:15 WIB
37
Alexander Campbell.11
Maka di mana-mana pun, terutama di Negara
bagian New York, terlihatlah kembali berbagai kegiatan kebangunan
rohani, lengkap dengan perkemahannya. Semangat menginjili ke dalam
dan ke luar negeri pun dikobarkan. Para pengkhotbah yang berasal dari
berbagai aliran berlomba-lomba untuk ‗mentobatkan‘ atau ‗mentobatkan
kembali‘ masyarakat, salah satunya dengan cara membanjiri mereka
dengan Alkitab, traktat, dan majalah. Masing-masing dari mereka
menyebut bahwa ajarannya lah yang paling Alkitabiah dan paling benar.
Hal ini tak jarang membuat mereka yang hendak ‗diinjili‘ dan ‗ditobatkan‘
menjadi kebingungan, termasuk Joseph Smith.
Pada tahun kedua setelah kepindahan Joseph Smith di Manchester,
terjadilah suatu keributan yang tak lazim ditempat kami tinggal yaitu,
tentang pokok agama. pada awalnya itu dimulai dengan penganut Metodis,
tetapi kemudian segerlah keributan tersebut menjadi umum diantara semua
sekte di daerah itu. Tentu, seluruh distrik daerah tersebut tampak
terpengaruh dan banyak orang-orang yang akhirnya menggabungkan diri
mereka ke kelompok agama yang berbeda, yang menciptakan kegemparan
dan perpecahan yang tidak kecil diantara orang-orang, sebagian berseru
―Tengoklah, ke sini!‘ dan yang lain, ―Tengoklah, ke sana!‖ Sebagian
sedang berjuang untuk kepercayaan Metodis, sebagian untuk Presbiterian,
dan sebagian untuk Baptis. Joseph Smith pada dasarnya dilahirkan dalam
keluarga yang taat pada Allah, orangtuanya tidak tanggung-tanggung
dalam mengajarinya agama Kristen. Seperti kebanyakan orang Kristen
lainnya, orang tua Joseph menyadari bahwa beberapa asas Injil yang
diajarkan oleh Yesus dan para Rasul-Nya tidak terlihat dalam gereja-gereja
modern.12
Ketika itu semangat besar yang dimiliki untuk menginsafkan
membuat mereka aktif dalam membangun dan mengobarkan pandangan
11
Alexander Campbell pembentuk gereja baru, Disciples of Christ, yang belakangan
menggunakan nama Christian Church, salah satu gereja yang cukup besar di AS. Sedangkan
Charles G. Finney adalah seorang tokoh pada abad ke-19 dari Gereja Presbyterian yang giat
mengupayakan kesucian masyarakat, yang salah satunya adalah keadilan. Membela hak-hak kaum
wanita, ambil bagian dalam gereja anti perbudakan, menentang perang dan sebagainya. 12
OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 4.
38
luar biasa terhadap perasaan keagamaan agar setiap orang bisa diinsafkan.
Kemudian mereka bergabung kepada sekte mana yang mereka senangi.
Namun ketika orang insaf mulai memisah-misahkan diri, sebagian ke satu
kelompok, dan sebagian ke yang lain, terlihatlah bahwa perasaan yang
menggebu terhadap agama lebih terlihat kepura-puraan dari pada yang
sebenarnya. karena terlihat setelah itu yang terjadi adalah pemandangan
yang kacau dan perasaan yang buruk. Pendeta berselisih pendapat
melawan pendeta, dan orang insaf melawan orang insaf sehingga segala
perasaan baik mereka satu sama lain sama sekali hilang dalam pertikaian,
perkataan dan perbantahan tentang pendapat. (Joseph Smith-Sejarah 1: 5-
6).13
Ketika Joseph Smith berada pada situasi ini, Joseph berusia kurang
dari 15 tahun, (dalam sumber lain mengatakan berusia 14 tahun). Pada saat
itu Keluarga ayah Joseph Smith ditarik masuk pada kepercayaan
Presbiterian, dan empat dari mereka bergabung dengan gereja itu, yaitu
ibunya Lucy, saudara laki-lakinya Hyrum dan Samuel Harrison, dan
saudara perempuannya Sophronia. Selama keributan ini berlangsung,
pikiran Joseph tergugah pada pemikiran yang serius dan keresahan yang
hebat, tetapi walau merasa perasaannya begitu mendalam dan sering perih,
Joseph masih memisahkan diri dan tidak bergabung pada kelompok
manapun. Namun, Joseph menghadiri beberaapa pertemuan mereka ketika
ada kesempatan. Dalam pergerakan waktu dan pikiran Joseph menjadi
agak berpihak kepada sekte Metodis, Joseph merasa bahwa ada hasrat
yang seperti ingin menyatu dengan mereka tetapi dengan keadaan dan
pertikaian seperti ini Joseph yang masih berusia muda dan tidak begitu
mengenal dan tau banyak tentang segala sesuatu maka tidaklah mungkin
untuk sampai kepada kesimpulan siapa yang benar dan siapa yang keliru.
Seruan dan kegaduhan sedemikian hebatnya dan tak ada habisnya.
Penganut Presbiterian paling bertekad keras menentang penganut Baptis
13
Mutiara yang sangat berharga (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir, 2010), h. 67.
39
dan penganut Metodis, dan menggunakan segala kekuatan baik dengan
nalar maupun pengelabuan untuk membuktikan bahwa keliru dan berada
dalam kekhilafan. Sebaliknya, penganut Metodis pada giliran mereka
dengan setara bersemangatnya dalam berikhtiar untuk menegakkan doktrin
mereka sendiri dan menyanggah semua yang lain. (Joseph Smith-Sejarah
1: 7-9) 14
2. Penglihatan pertama
Di tengah perang perkataan dan kegaduhan pendapat, Joseph Smith
sering berkata kepada dirinya sendiri: Apa yang mesti dilakukan? Siapa
dari semua kelompok ini yang benar? Atau, apakah mereka semua sama-
sama salah? Jika siapa pun dari mereka adalah benar, yang manakah itu,
dan bagaimana aku akan mengetahuinya?. Sampai kemudian suatu hari
Joseph Smith membaca surat Yakobus pasal pertama dan ayat ke lima,
yang berbunyi :
“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat
hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada
semua orang dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan
diberikan kepadanya.”15
Belum pernah ada suatu bagian pun dari ayat-ayat suci yang sangat
meresap lebih kuat ke dalam hatinya daripada ayat ini bagi Joseph saat itu.
Joseph merenungkannya berulang-ulang. Akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa Ia harus tetap berada dalam kegelapan dan
kebingungan, atau Ia harus melakukan seperti yang ditunjukkan Yakobus,
yaitu menanyakan kepada Allah. Akhirnya Ia memutuskan untuk
menanyakan kepada Allah. Joseph pergi ke hutan untuk bertanya kepada
Allah. Pada pagi hari yang indah dan cerah itu di awal musim semi tahun
1820. Ini adalah kali pertama dalam hidupnya mencoba hal seperti ini,
sebelumnya Ia tidak pernah merasakan suatu kecemasan yang
membuatnya berdoa dengan bersuara seperti ini.16
Setelah itu Joseph pergi
14
OSZA, Mutiara Yang Sangat Berharga, h.68. 15
Alkitab (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2013), h. 271. 16
OSZA, Kesaksian Nabi Joseph Smith, h. 2.
40
mengsingkan diri ke tempat yang ia pilih sebelumnya, ia seorang diri dan
berlutut menyampaikan hasrat keinginan hati, namun baru saja ingin
melakukan Joseph merasa seperti dicekam oleh kekuatan yang seutuhnya
menguasai diri Joseph. Kekuatan tersebut membuatnya sulit berbicara,
kegelapan yang tebal mengelilinginya sehingga ia merasa seolah-olah
terhukum oleh kematian mendadak.
Dengan segenap kekuatan yang ada Joseph berusaha terlepas dari
cengkraman kekuatan yang ia anggp musuh itu, tetapi pada saat ia hampir
tenggelam dalam keputusasaan dan memasrahkan dirinya pada
kebinasaan, bukan pada suatu keruntuhan khayalan tetapi pada makhluk
yang memiliki kekuatan yang tidak pernah ia jumpai sebelumnya. Pada
saat kejadian yang membahayakan itu ada tiang cahaya yang terangnya
lebih terang dari sinar matahari yang perlahan turun hingga mengenai
tubuhnya. Ketika cahaya itu berhenti tepat berada diatas kepalanya, ia
melihat dua sosok yang terang dan kemuliaan-Nya tidak dapat dilukiskan,
perwujudan yang agung ini ialah Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus
yang berada diatas udara. Salah seorang di antara mereka berkata
kepadanya dengan memanggil namanya dan mengatakan sambil menunjuk
kepada yang lain— ―Inilah Putra-Ku yang Kukasihi. Dengarlah Dia!‖17
Kemudian ketika tubuhnya terasa terlepas dari cengkraman yang ia
rasakan beberpa saat tadi, ia teringat akan tujuan ia disitu yaitu
menanyakan kepada Tuhan mengenai sekte mana yang harus ia ikuti.
Kemudian ia bertanya kepada kedua sosok yang berdiri diatasnya dalam
cahaya, lalu Joseph mendapat jawaban bahwa ia tidak mesti bergabung
dengan yang manapun,karena semuanya keliru. Salah satu sosok itu
berfirman bahwa segala pernyataan keyakinan mereka itu adalah suatu
kekejian pada pandanganNya; bahwa para penganut itu semuanya busuk;
bahwa: ―Mereka mendekat kepada-Ku dengan bibir mereka, tetapi hati
merek jauh dari-Ku, mereka mengajarkan sebagai ajaran perintah-perintah
17
OSZA, Mutiara yang sangat berharga, (Joseph smith-Sejarah 2:17) .
41
manusia, yang berselubung keillahian, tetapi mereka menyangkal kuasa
Illahi itu.‖18
sekali lagi sosok tersebut melarang untuk joseph bergabung dengan
salah satu dari mereka dan banyak hal yang dikatakan-Nya yang tidak bisa
ia tuliskan pada waku ini. Ketika ia sadar kembali, ia mendapati dirinya
berbaring diatas punggungku sambil memandang ke langit. Setelah cahaya
itu lenyap, joseph yang tida bertenaga menunggu semuanya baik kembali
setelah itu Ia pulang ke rumah.19
3. Penganiayaan dan kedatangan malaikat Moroni
Setelah penglihatan pertamanya di sebuah hutan dekat rumahnya
dengan Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus, dalam raangka mencari
jawaban mengenai sekte yang benar, Joseph kini sudah meyakini bahwa
tidak ada satupun sekte yang benar yang harus ia ikuti dan
menggabungkan diri. Saat sedang membicarakan tentang pokok agama,
Joseph pun memaparkan penglihatan tersebut yang kebetulan adalah salah
seorang pengkhotbah dari aliran Metodis yang sangat aktif dalam
keributan agama saat itu. Joseph pun terkejut dengan prilakunya yang
menyangkal penglihatannya dan menganggap remeh dan mengatakan,
bahwa itu semua berasal dari iblis, lanjutnya orang tersebut mengatakan,
bahwa penglihatan atau wahyu seperti itu telah berhenti bersama para rasul
dan tidak ada lagi hal hal seperti itu dizaman ini.20
Setelah Joseph bercerita tentang penglihatannya itu kemudian
melahirkan prasangka diantara para penganut agama terhadapnya, dan
menyebabkan penganiayaan terhadap dirinya. Namun, hal ini membuat
Joseph merenung, mengapa bisa anak kecil yang usianya belum genap 15
tahun, yang tidak pula dikenal dan seorang pekerja yang bergaji rendah ini
mendadak menjadi tokoh penting yang cukup menarik perhatian orang-
orang terkemuka pada masa itu untuk dicari, dikejar, diumpat dan
18
Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith (Jakarta: Gereja Yesus Kristus dari Orang-
orang Suci Zaman Akhir, 2007), h. 5-6. 19
OSZA, Kesasian Nabi Joseph, h.3. 20
OSZA, Mutiara yang sngat berharga, (Joseph Smith-Sejarah), h.71.
42
dianiaya. Dalam renungannya Joseph yang merasa bersedih hati atas hal
yang terjadi terhadap dirinya, Joseph berpikir bahwa bagaimana pun
orang-orang menyangkal penglihatannya itu, tidak bisa merubah
kenyataan bahwa ia telah benar-benar mengalami penglihatan tersebut.
Maka ia tetap yakin dengan apa yang di alaminya dan tidak berani untuk
ikut menyangkal karena takut akan dosa juga hukuman dari Allah.
Keyakinan Joseph akan surat Yakobus itu adalah benar, bahwa
seseorang yang kurang hikmat dapat memintanya kepada Allah, dan
mendapatkannya serta tidak dibangkit-bangkit. Joseph telah tercerahan
dengan jawaban akan kegelisahannya terhadap sekte-sekte kala itu. Maka
ia yakin akan apa yang ia jalani sekarang, sambil ia menunggu petunjuk
selanjutnya. Joseph pun menjalani kesibukannya sehari-hari dan juga
pekerjaannya. Selama itu pula ia mengalami pengejaran dan penganiayaan
hebat dari berbagai lapisan masyarakat karena Joseph tegas pada
pendiriannya bahwa ia benar-benar melihat sebuah penglihatan.
Pada malam tanggal 21 september 1823, Joseph pergi ke kamarnya
di loteng dalam rumah kayu gelondongan milik keluarganya di Palmyra,
New York. Ketika semua tertidur, ia masih tetap terjaga dan berdoa
dengan khusyunya meminta petunjuk dan pengampunan atas kebodohan
belianya kepada Allah Yang Maha Kuasa dan memohon petunjuk tentang
kedudukan dirinya di hadapan Allah, ia yakin bahwa ia akan memperoleh
jawaban seperti sebelumnya tentang surat Yakobus.21
Sebagai jawaban atas Doanya, seketika Joseph melihat bahwa
kamarnya menjadi terang benderang dan ada sosok yang mengenakan
jubah longgar yang tampak melayang diudara dan rupanya begitu
cemerlang. Kemudian sosok itu memanggil nama Joseph dan mengatakan
bahwa ia adalah utusan yang diutus dari hadirat Allah untuk bertemu
Joseph, sosok itu memperkenalkan diri bahwa ia adalah Moroni. Nabi dari
bangsa Nefi yang terakhir, yang berabad-abad telah menguburkan
lempingan-lempingan emas kira-kira pada tahun 421 M dan dimateraikan
21
OSZA, Ajaran ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 65.
43
catatan sakral tersebut, yang diatas lempingan-lempingan tersebutlah
tertulis Kitab Mormon.
4. Lempingan-lempingan emas
Nabi moroni yang telah menghampiri Joseph pada malam tanggal
21 September 1823 di dalam kamarnya, moroni menyampaika bahwa
Allah mempunyai suatu tugas yang harus ia lakukan, dan moroni juga
menyampaikan bahwa nama Joseph akan terkenal dengan baik maupun
buruk diantara semua bangsa, suku, dan bahasa, bahkan semua orang
didunia. Moroni mengatakan bahwa ada sebuah kitab tersimpan yang
tertulis di atas lempingan-lempingan emas, kitab yang mengisahan riwayat
penghuni sebelumnya dari benua Amerika. Moroni juga mengatakan
bahwa kegenapan Injil yang abadi terdapat didalamnya, sebagaimana
disampaikan oleh juruselamat kepada penduduk kuno zaman dahulu dan
ditulis oleh nabi-nabi yang hidup pada zaman dahulu di benua Amerika.
Catatan kudus itu menjabaran suatu Bangsa yang telh Allh pimpin dari
Yerusalem menuju Belahan Duni Barat 600 tahun sebelum kelahiran
Yesusu. Moroni adalah Nabi terakhir Nabi terakhir diantara bangsa ini
yang telah menguburkan catatan tersebut, yng Allah janjikan akan
ditampilkan di zaman akhir. Joseph harus menerjemahkan catatan kudus
ini ke dalam bahasa inggris. 22
Kemudian terdapat pula dua buah batu dalam busur perak yang
diikatkan pada lempengan-lempengn tersebut, yang disebut Urim dan
Tumim. Dengan memiliki dan menggunakan Urim dan Tumim inilah
seseorang dapat menjadi ‗pelihat‘ pada zaman dahulu, dan sebagai alat
yang Allah sediakan untuk menerjemahkan kitab tersebut yang tertulis
pada lempengan-lempengan emas. Namun Joseph belum bisa memperoleh
lempingan-lempingan tersebut, Moroni mengatakan bahwa ia baru bisa
memperoleh setelah empat tahun berikutnya, Ia harus melakukan masa
persiapan terlebih dahulu. Saat melakukan masa persiapan Moroni tiga
kali melakukan kunjungan menemui Joseph. Setiap tanggal 22 september
22
OSZA, Ajaran Presiden Gereja Joseph Smith ,h. 6-7.
44
Moroni mengunjungi Joseph untuk menerima pengeahuan dan petunjuk
tambahan. Moroni memperingati bahwa sebelum waktunya tiba, sebelum
ia digenapi, Joseph tidak boleh memperlihatkan lempengan-lempengan
serta Urim dan Tumim kepada siapapun kecuali kepada yang
diperkenankan untuk melihatnya, jika Joseph melanggar maka ia akan
dihancurkan. Kemudian setelah menyampaikan hal tersebut Joseph di
perlihatkan tempat sedemikian jelasnya hingga Joseph dapat mengenali
tempat tersebut, tempat dimana lepengan-lempengan itu terkubur disana
bersama dengan urim dan Tumim.23
Kemudian Moroni juga mengatakan
kepada Joseph bahwa setan akan mencoba menggodanya, dengan keadaan
Joseph yang hidup dalam ekonomi yang tidak begitu memadai maka setan
akan membuat Joseph berpikir bahwa ia memperoleh lempingan-
lempingan emas itu untuk menjadi kaya raya. Moroni mengingatkan agar
Joseph senantiasa memurikan tujuannya hanya untuk memuliakan Allah
dan membangun kerajaan-Nya semata. Jika Joseph mempunyai motif lain
maka ia tidak akan mendapatkan lempingan-lempingan emas tersebut.
Dalam semalam Moroni mengunjungi Joseph sebanyak tiga kali dan
melakukan obrolan yang panjang, sehingga saat pagi hari ketika Joseph
hendak bekerja diladang bersama ayahnya Joseph pingsan tak sadarkan
diri. dan ketika sadar yang pertama kali ia dengar adalah suara yang
berbicara dan memanggil nama Joseph, ketika ia menengadah kepada
sosok Moroni yang embali datang dan menyampaikan hal yang sama pada
malam sebelumnya. Kemudian setelah itu Moroni memerintahkan Joseph
agar pergi menghadap ayahnya dan menceritaan penglihatan serta
perintah-perintah yang Joseph terima. Ayah Joseph pun mengatakan
bahwa hal itu berasal dari Allah dan ayahnya memerintaan untuk pergi dan
melakukan apa yang diperintahan oleh utusan itu (Moroni). Kemudian
Joseph pun meninggalkan ladang dan pergi ke tempat dimana
tersimpannya lempingan-lempingan tersebut. Berkat penglihatan yang
23
Urim dan Tumim merupakan batu-batu sebagai alat bantu ‗pelihat‘ yang dipersiapkan
oleh Allah untuk tujuan menterjemahkan Kitab Mormon tersebut.
45
Joseph dapatkan ia dapat langsung mengenali tempat tersebut dan tiba
disana.
5. Tulisan Suci
Bertem pat di dekat desa Manchester, provinsi Ontario, New York,
ada sebuah bukit yang cukup besar dan paling menonjol didaerah
sekitarnya yaitu bukit Kumorah. Di sebelah barat bukit ini, tidak jauh dari
puncaknya, di bawah sebuah batu yang cukup besar, terletak lemping-
lemping itu, tersimpan di dalam sebuah peti batu. Batu ini tebal dan
membulat di bagian tengah sebelah atasnya, dan menipis pada tepinya,
sehingga bagian tengahnya itu dapat dilihat di atas tanah, tetapi bagian
pinggir sekelilingnya tertutup tanah. Setelah menyingkirkan tanah, Joseph
mengambil sebuah pengungkit yang sengaja ia pasang di bawah pinggiran
batu itu, dan dengan sedikit tenaga ia mengangkatnya. Kemudian telihatlah
kedalam, sungguh Joseph melihat lempingan-lempingan, Urim dan
Tumim, dan baju Zirah, seperti yang dikatakan oleh Moroni.peti tempat
benda-benda suci itu terbuat dari batu-batu yang diletakkan dengan
semacam semen. Pada dasar peti itu ditaruh dua batu-batu yang
memanjang letaknya pada peti itu, dan diatas batu-batu inilah diletakkan
lempingan-lempingan serta benda-benda lainnya.
Ketika Joseph hendak mengeluarkan benda-benda tersebut, Moroni
melarang, Moroni mengatakan bahwa belum waktunya untuk
mengeluarkan benda-benda tersebut, Joseph harus menunggu selama
empat tahun untuk memperolehnya. Joseph harus datang ketempat itu
setiap tahun sekali selama empat tahun bertemu dengan utusan itu yaitu
Moroni dan mendapat unjungan dari para malaikat. Maka setiap tahun
Joseph pergi ke bukit Kumorah menemui Moroni, dan setiap Joseph ke
tempat itu, ia mendapatkan petunjuk serta pengetauan dan mengenai
Kerajaan Tuhan pada zaman akhir.24
Selama masa penantian memperoleh
benda-benda suci tersebut, Joseph melakukan kegiatannya sehari-hari
termasuk bekerja dengan gigih untuk menafkahi keluarganya, keluarganya
24
OSZA, Kesaksian Joseph Smith, h. 8-9.
46
yang miskin mengharuskannya bekerja keras. Pada tahun 1825 Joseph
berpindah karena memperoleh pekerjaan di Provinsi Chenango, New
York. Joseph bertemu dengan Emma Hale sewaktu ia bekerja di Harmony
yang kemudian dinikahinya pada tangga 18 Januari 1827.25
Akhirnya tiba waktunya untuk Joseph memperoleh lempingan-
lempingan, Urim dan Tumim, dan baju Zirah. Tepatnya tanggal 22
September 1827, di bukit tersebut yang biasa Joseph datangi kemudian
Moroni menyerahan benda-benda suci tersebut ke tangan Joseph. Moroni
memerintahkan Joseph untuk menjaga benda-benda tersebut dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, karena apabila benda-benda
tersebut hilang karena kelalaian maka Joseph akan dibinasakan. Maka
Joseph harus menyimpannya dengan baik hingga Moroni datang untuk
meminta kembali benda-benda tersebut. pantas saja Moroni dengan
tegasnya mengingatkan Joseph, karena setelah menerima benda-benda
tersebut banyak yang menginginkannya, banyak yang ingin mencurinya
dan banyak penganiayaan yang Joseph terima. Joseph dan istrinya pun
berencana untuk pergi ke Susquehanna Country, di Negara bagian
Pennsylvania. Ketika hendak mempersiapkan keberangatan ada pria
terhormat yang membantu kami dengan memberikan uang lima puluh
dolar untuk bekal perjalanan kami, pria tersebut adalah Martin Harris,
beliau adalah penududk kota Praja Palmyra, Wayne Country, di Negara
Bagian New York, beliau merupakan petani yang dihormati. Dengan
bantuan tersebut maka Joseph dan istri sampai pada tempat tujuan yaitu
Pensylvania, dirumah mertuanya yaitu ayah Emma Hale. Disana Joseph
mulai menyalin aksara dari lempengan-lempengan tersbut melalui sarana
Urim dan Tumim, ia menerjemahkannya yang dilakukan pada bulan
Desember, dan bulan Februari berikutnya. Pada bulan Februari, Tuan
Martin Harris datang mengambil aksara yang telah Joseph terjemahkan
lalu membawanya kepada seorang profesor Charles Anthon di New York,
seorang terhormat, termasyhur untuk pencapaian kesustraannya. Profesor
25
OSZA, Ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 67.
47
Anthon menyatakan bahwa terjemahan itu benar, bahkan lebih dari apapun
yang sebelumnya telah dia lihat diterjemahkannya dari bahasa Mesir.
Kemudian ketika Joseph memperlihatkan kepadanya yang belum ia
terjemahkan, Profesor Anthon mengatakan bahw itu adalah bahasa Mesir,
bahasa Kasdim, bahasa Asiria, dan bahasa Arab, lalu beliau mengatakan
bahwa itu adalah aksra yang benar.ketika Joseph hendak pulang Profesor
Anthon menanyakan bagaimana Joseph memperoleh aksara tersebut dan
menawarkan untuk menerjemahannya jika Joseph membawa lempingan-
lempingan tersebut. Namun Joseph mengatakan bahwa lempingan-
lempingan tersebut sebagian termaterai dan Joseph dilarang untuk
membawanya.26
Pada tanggal 5 April 1829, Oliver Cowdery datang ke rumah
Joseph, sebelumnya Joseph belum pernah melihat Oliver Cowdery. Beliau
menjelaskan kepada Joseph bahwa dia pernah mengajar disekolah di
sekitar tempat kediaman ayahnya Joseph, dan karena ayahnya Joseph
seseorang yang mengantar anak-anaknya ke sekolah itu, dia menumpang
di rumah ayahnya Joseph beberapa waktu. Etika Tuan Cowdery disana,
ayahnya Joseph menceritakan bahwa Joseph menerima lempingan-
lempingan tersebut, maka sebab itu dia datang utung bertanya kepada
Joseph. Dua hari setela kedatangan Tuan Cowdery, tepatnya pada tanggal
7 April 1829 Joseph dan Tuan Codery mulai menerjemahkan Kitab
Mormon, Tuan Cowdery sebagai juru tulis.
―Pada bulan April tahun 1829 Joseph Smith, bersama Oliver
Cowdery sebagai juru tulis, mulai menerjemakan Kitab Mormon melalui
karunia dan kuasa Allah. Setelah Joseph selesai, orang-orang lain
mendapat kesempatan istimewa untuk melihat lempingan-lempingan emas
tersebut, para saksi ini juga telah mencatat kesaksian mereka, karena
“dengan keterangan dari dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.” (2
Korintus 13:1).
26
OSZA, Mutiara Yang Sangat Berharga, (Joseph Smith-Sejarah) h. 1328.
48
Joseph dan Cowdery masih terus melanjutkan pekerjaan
menerjemahkan itu keika pada bulan mei 1829. Pada suatu hari mereka
berdua pergi ket hutan untuk berdoa dan bertanya kepada Tuhan perihal
baptisan untuk pengampunan akan dosa-dosa, yang mereka temukan
tertera di lempengan-lempengan tersebut. ketika sedang sibuk berdoa
turunlah utusan dari surga dalam awan cahaya. Dan setelah
menumpangkan tangannya ke atas kepala kami, dia menahbiskan kami
dengan mengatakan ―Ke atasmu, hamba-hamba sesamaku, dalam nama
Mesias, aku menganugerahkan Imamat Harun yang memegang kunci-
kunci pelayanan malaikat dan Injil pertobatan, dan dari pembaptisan
dengan pencelupan untuk pengampunan dosa, dan ini tidak akan diambil
lagi dari bumi sampai anak-anak laki-laki Lewi mempersembahkan
kembali persembahan kepada Tuhan dalam kebenaran.‖
Maka Joseph dan Oliver pergi dan dibaptiskan. Joseph
membaptiskan Oliver terlebih dahulu, dan sesudah itu Oliver
membaptiskan Joseph sesudah itu Joseph menumpangkan tangannya ke
atas kepalanya Oliver dan menahbiskan Oliver pada Imamat Harun,
kemudian Oliver menumpangkan tangannya ke atas Joseph dan
menahbiskan Joseph pada Imamat yang sama karena seperti itulah
perintahnya. Utusan yang mengunjungi kami pada kesempatan ini dan
menganugerahkan Imamat ini kepada Joseph dan Oliver Cowdery, utusan
itu mengatakan bahwa namanya adalah Yohanes, yang sama yang disebut
Yohanes Pembaptis di dalam Kitab Perjanjian Baru, dan bahwa dia
bertindak di bawah petunjuk Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang
memegang kunci-kunci Imamat Melkisedek. Utusan itu mengatakan pada
waktunya nanti akan dianugerahkan kepada Joseph dan Oliver, dan bahwa
Joseph akan disebut sebagai Penatua yang pertama Gereja dan Oliver
Cowdery sebagai Penatua kedua. Hari itu tanggal 15 Mei 1829, di sungai
Susquehanna,27
waktu Joseph dan Oliver ditahbiskan di bawah tangan
utusan itu serta dibaptiskan. Segera setelah merea keluar dari dalam air
27
OSZA, Ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h xvii.
49
sesudah mereka dibaptiskan, mereka menerima berkat yang besar dan
mulia dari Bapa Surgawi. Baru saja Joseph membaptiskan Oliver
Cowdery, Roh Kudus turun ke atasnya, maka berdirilah dia dan bernubuat
tentang banyak hal yang tidak lama lagi akan terjadi. Demikian pula,
segera setelah Joseph dibaptiskan olehnya, Joseph juga memperoleh roh
nubuat, ketika sambil berdiri, Joseph bernubuat tentang perkembangan
Gereja ini serta banyak hal lain yang berhubungan dengan Gereja, dan
keturunan anak-anak manusia ini. Saat itu mereka dipenuhi dengan Roh
Kudus dan bersukacita dalam Allah keselamatan kita.
Tidak lama merea menerima Imamat Harun, Joseph dan Oliver
diberikan berkat yang dijanjikan oleh Yohanes Pembaptis.rasul zaman
dahulu yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada
mereka di sebuah lokasi terpencil didekat sungai Susquehanna dan
menganugerahkan Imamat Malkisedek.28
―suara Petrus, Yakobus, dan Yohanes di belantara antara
Harmony, Susquehanna Country dengan Colesville, Broome Country,
pada Sungai Susquehanna, yang menyatakan diri mereka sebagai
memiliki kunci-kunci dan masa kelegaan kegenapan zaman!‖ (Ajaran dan
Perjanjian 128:20)
6. Kitab Mormon
Kitab mormon yang awalnya merupakan sebuah lempingan-
lempingan yang terkubur disebuah bukit, beberapa lempingan yang
diatasnya terukir suatu ringkasan dari catatan para Nabi zaman dahulu
yang pernah ada di benua Amerika ini melalui roh nubuat dan wahyu.
Perkataan mereka, yang ditulis diatas lempingan-lempingan emas, dikutip
dan diringkas oleh seorang nabi-sejarahwan bernama Mormon. Catatan itu
memberi laporan tentang dua peradaban besar. Yang satu datang dari
Yarusalem pada tahun 600SM, dan sesudahnya terpisah menjadi dua
bangsa, dikenal sebagai orang-orang Nefi dan orang-orang Laman. Yang
lain datang jauh lebih awal ketika Tuhan mengacaukan bahasa-bahasa di
28
OSZA, Ajaran Presiden Gereja Joseph smith, h. 115.
50
Menara Babel. Kelompok ini dikenal sebagai orang-orang Yared. Setelah
ribuan tahun, semunya dihancurkan kecuali orang-orang Laman, dan
mereka berada di antara leluhur orang-orang Indian Amerika. Peristiwa
puncak yang tercatat dalam Kitab Mormon adalah pelayanan pribadi
Tuhan Yesus Kristus di antara orang-orng Nefi segera setelah
kebangkitan-Nya, menerangkan ajaran-ajaran Injil, menjabarkan rencana
keselamatan, dan memberi tahu mnusia apa yang harus mereka lakukan
untuk memperoleh kedamaian dalam kehidupan ini dan keselamatan kekal
dalam kehidupan yang akan datang. Setelah Mormon menuntaskan
tulisan-tulisannya, lalu menyerahkan laporan itu kepada putranya yaitu
Moroni, yang menambahkan beberapa kata miliknya sendiri dan
menyembunyikan lempingan-lempingan tersebut di bukit Kumorah.
Kemudian pada tanggal 21 September 1823, Moroni yang sama, yang
pada waktu itu dimuliakan, yang kemudian dibangkitkan, dan
menampakkan dirinya kepada Joseph Smith dan memberikan petunjuk
mengenai tulisan tersebut.29
Catatan itu diukirkan di atas lempingan-lempingan yang memiliki
penampilan seperti emas, setiap lempingan enam inci lebarnya dan
delapan inci panjangnya, dan tidak setebal timah biasa. Lempingan-
lempingan itu dipenuhi dengan ukiran, dalam aksara Mesir, dan diikatkan
menjadi satu dalam satu jilid seperti lembaran buku dengan tiga buah
cincin yang melingkari keseluruhannya. Jilid itu kira-kira hampir enam
inci tebalnya, yang sebagian darinya dimateraikan. Aksara yang tertera
dibagian yang tidak dimateraikan kecil-kecil dan diukir dengan indahnya.
Seluruh buku itu menunjukan banyak tanda keantikan dalam bentuknya,
dan keterampilan yang tinggi dalam seni pengukirannya. Berasama catatan
tersebut ditemukan sebuah alat yang unik yang oleh orang zaman dahulu
disebut ‗Urim‘ dan ‗Tumim‘ yang terdiri dari dua buah batu tembus
pandang yang terpasang pada suatu bingkai yang diletakkan pada sebuah
29
Kitab Mormon, Satu Kesaksian Lagi Tentang Yesus Kristus, (Jakarta: Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, 2007), h. v.
51
lempingan dada. Alat tersebut dimaksudkan untuk menerjemahkan catatan
tersebut melalui karunia dan kuasa Allah.30
Kitab Mormon adalah sebuah catatan sakral tentang orang-orang di
Amerika kuno, dan diukir diatas lembaran-lembaran logam. Empat jenis
lempingan logam dibicarakan dalam kitab tersebut:
a. Lempingan-lempingan Nefi, yang terdiri dari dua jenis yaitu,
Lempingan-lempingan Kecil dan Lempingan-lempingan Besar. Yang
terdahulu lebih terutama dibaktikan pada masalah rohani dan
pelayanan dan ajaran para nabi, sementara yang belakangan sebagian
besar diisi oleh sejarah duniawi tentang orang-orang terkait (1 Nefi
9:2-4). Sejak zaman Mosia, meskipun demikian, lempingan-lempingan
besar juga memasukan butir-butir dengan kepentingan rohani yang
utama.
b. Lempingan-lempingan Mormon, yang terdiri dari sebuah ringkasan
oleh Mormon dari Lempingan-lempingan Besar Nefi, dengan banyak
ulasan. Lempingan-lempingan ini juga memuat kelanjutan sejarah oleh
Mormon dn tambahan oleh putranya yaitu, Moroni.
c. Lempingan-lempingan Eter, yang menyajikan sejarah orang-orang
Yared. Catatan ini diringkas oleh Moroni, yang menyisipkan ulasannya
sendiri dan menggabungkan catatan itu dengan sejarah umum di bawah
judul ―Kitab Eter‖.
d. Lempingan-lempingan dari kuningan, dibawa oleh orang-orang Lehi
sari Yarusalem pada tahun 600SM. Ini memuat ―lima Kitab Musa, ….
Dan sebuah catatan tentang orang-orang Yehuda dari awal, … hingga
ke permulaan pemerintahan Zedekia, raja Yehuda; Dan juga nubuat-
nubuat para nabi kudus‖ (1 Nefi 5: 11-13). Banyak kutipan dari
lempingan-lempingan ini, mengutip Yesaya dan para nabi lain dalam
Alkitab dan yang bukan dalam Alkitab, tampak dalam kitab Mormon.
30
OSZA, Ajaran-ajaran Presiden gereja Joseph Smith, h. 68-69.
52
Kitab mormon tersusun dari lima belas bagian atau pembagian utama,
dikenal dengan satu perkecualian, sebagian kitab-kitab, masing-masing
ditandai dengan nama penulis utamanya. Bagian pertama (Kitab Nefi
Pertama, Kitab Nefi Kedua, Kitab Yakub, Kitab Enos, Kitab Yarom, dan
Kitab Omni) adalah terjemahan dari lempingan-lempingan Kecil Nefi. Antara
kitab Omni dan Mosia ada sisipan yang disebut Kata-kata Mormon. Sisipan
ini menghubungkan catatan yang terukir di atas Lempingan-lempingan Kecil
dengan ringkasan Mormon dari Lempingan-lempingan Besar.
Bagian terpanjang (Kitab Mosia, Kitab Alma, Kitab Helaman, Nefi
Ketiga, Nefi Keempt, dan Kitab Mormon sampai pasal 7) adalah terjemahan
ringkasan Nabi Mormon dari Lempingan-lempingan Besar Nefi. Bagian
kesimpulan (dari Mormon pasal 8, sampai akhir dari jilid kitab tersebut,diukir
oleh putra Mormon, yaitu Moroni, yang telah menyelesaikan catatan
kehidupan ayahnya, membuat ringkasan dari catatan-catatan orang Yared
sebagai Kitab Eter, dan kemudian menambahkan bagian-bagian yang dikenal
sebagai Kitab Moroni. Pada kira-kira tahun 421M, Moroni, nabi-sejarahwan
terakhir orang Nefi, memateraikan catatan sakra tersebut dan
mnyembunyikannya bagi Tuhan untuk ditampilkan pada zaman akhir, yang di
tunjukkan kepada Nabi Joseph Smith pada tahun 1823M untuk diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris. Dengan rendah hati dan setia menggunakan karunia
yang Allahberikan kepadanya, Joseph menyelesaikan pekerjaannya itu,
menerjemahkan hampir keseluruhan Kitab Mormon dari awal April sampai
dengan akhir Juni 1829.31
Edisi pertama bahasa Inggris diterbitkan di
Palmyra, New York, AS, pada tahun 1830 dan tersedia untuk umum di toko
buku E.B. Grandin32
.
7. Berdirinya Gereja Yesus Kristus
Setelah proses pencetakan Kitab Mormon yang pekerjaannya mencapai
tujuh bulan penyelesaian dan tersedia untuk umum pada tanggal 26 Maret
1830. Dengan pekerjaan dan penerbitan Kitab Mormon yang telah rampung,
31
OSZA, Ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. xvii. 32
E.B. Grandin adalah seorang pemuda setahun lebih muda daripada Joseph yang memiliki
toko percetakan di Palmyra.
53
Joseph Smith mulai untuk melanjutkan mengorganisasikan Gereja. Pada saat
itu tepatnya di rumah Tuan Peter Whitmer, Sen,. terdapat enam orang. Joseph
Smith mendapatkan perintah dari Tuhan untuk mengorganisasikan Gereja.
Kemudian pada bulan April hari keenam tepatnya pada tanggal 6 April 1830,
sesuai dengan hari ketentuan-Nya. Kira-kira enam puluh orang berdasarkan
ke dalam rumah keluarga Whitmer di Fayette, New York, mengisi dua
ruangan dalam rumah tersebut. Enam diantara pria yang hadir kemudian
diperkenalkan sebagai anggota pendiri Gereja, Nabi Joseph Smith, Oliver
Cowdery, Hyrum Smith, Peter Whitmer Jr., Samuel Smith, dan David
Whitmer.33
Meskipun Gereja amatlah kecil pada awal berdiri tetap Joseph
Smith memiliki bayangan kenabian akan masa depan yang besar. Gereja ini
berdiri dan di organisasikan melalui Kuasa Imamat. Melalui nubuat (Wahyu)
dan melalui penumpangan tangan, melalui komuniksi Illahi, dan suatu cara
yang ditetapkan secara Illahi, melalui perantara Imamat, diorganisasikan
menurut aturan Allah, melalui petunjuk Illahi. Gereja tersebut awalnya
memiliki sebutan ‗Gereja Kristus‘ sesuai ketetapanNya, kemudian diganti
menjadi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.
Dalam mempimpin Gereja wahyu dan kehendak Allah kepada Gereja,
haruslah datang melalui Presidensi/ Presiden Utama. Inilah aturan surga dan
kuasa serta hak istimewa Imamat Malkisedek yang dipulihkan kepada
Presidensi. Kemudian Kourum Dua Belas Rasul yaitu jabatan Dewan Tinggi
yang berkeliling, yang harus mengetuai jemaat para Orang Suci, yang
urusannya adalah untuk mengkhotbahkan Injil kepada setiap makhluk. Inilah
kuasa, wewenang, dan kebajikan dari kerasulan mereka.
Ketika anggota Gereja dengan penuh antusias membagikan kebenaran
yang telah mereka temukan, Gereja yang masih muda ini tumbuh dengan
cepat. Tak ama kemudian cabang-cabang dibentuk di kota-kota New York
seperti Fayette, Manchester dan Colesville. Pada bulan september 1830 Nabi
mendapatkan wahyu dari Tuhan untuk pindah dari Harmony, Pennsylvania ke
Feyette. Perjalanan mereka melalui daerah Kirtland, Ohio yang disana mereka
33
OSZA, Ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 156.
54
mempertobatkan 130 orang ke dalam Gereja OSZA. Pada bulan Juni 1831,
Ketika Gereja OSZA tumbuh kuat di Kirtland Tuhan mengarahkan Nabi
untuk melakukan perjalanan ke Missouri. Hampir 900 mil dari Kirtland ke
Jakson Country, Missouri. Disana Joseph mendapatkan wahyu bahwa tanah
Missouri telah Tuhan kuduskan sebagai Negeri Perjanjian dan tempat untuk
kota Sion (A&P 57:1-3). Setelah meletaan dasar dari kota Sion di amerika,
dibulan Agustus 1831 dan mempimpin pendedikasian tanah itu sebagai
tempat berkumpu dan mendedikasikan lahan Bait Suci, tak ama setelah itu
Nabi kembali ke Ohio, Kirtland. 34
Pada bulan Desember 1832, Tuhan memerintahkan para Orang Suci untuk
mulai membangun bait suci pertama di Ohio, Kirtland. Pada tanggal 27 Maret
1836 Joseph Smith mendedikasihkan Bait Suci di tengah pencurahan Roh.
Seminggu kemudian pada tanggal 3 April 1836, sejumlah peristiwa paling
bermakna terjadi yaitu Tuhan Yesus menampakan diri kepada Joseph Smith
dan Oliver Cowdery di dalam Bait Suci. Tuhan Yesus menytakan:
“Aku telah menerima rumah ini dan nama-Ku ada disini;Aku akan
memperlihatkan diri-Ku kepada umat-Ku di rumah ini dengan dengan belas
kasihan.” (A&P 110:7).
Tiga utusan dari masa kelegaan Perjanjian Lama yaitu, Musa, Elias, dan
Elia juga menampakkan diri. mereka memulihkan kunci-kunci dan wewenang
imamat yang telah lama hilang dari bumi. Nabi Joseph Smith kini memiliki
wewenang untuk mengumpulkan Israel dari keempat penjuru bumi. (A&P
110: 11-16). Pemulihan kunci-kunci imamat ini mengikuti pola Tuhan dalam
memberikan kepada Nabi baris demi baris, ajaran demi ajaran, sedikit demi
sedikit sampai kegenapan Injil Yesus Kristus telah dipulihan ke atas bumi.35
Para Orang Suci di Ohio, Kirtland mengalami penganiayaan dan Joseph
Smith di rundung banyak sekali masalah sehingga Ia dipaksa untu
bersembunyi. Dan pada bulan Januari 1838 Nabi dan keluarganya, yang tidak
bisa di tolerir di Ohio, Kirtland. Nabi dan keluarganya terpaksa meninggalkan
34
OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Joseph Smith, 12.
35
OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Joseph Smith, h. 15-16.
55
Ohio, Kirtland dan berlindung di Far West, Missouri. Sebagian besar Orang
Suci di Kirtland telh mengikuti Joseph meninggalkan rumah mereka dan juga
Bait Suci yang mereka kasihi. Nabi dan keluarganya tiba pada bulan Maret itu
di Far West, tempat permukiman Orang Suci Zaman Akhir yang sedang
berkembang di Caldwell Country dan mengembangkan pusat Gereja disana.
Pada bulan April Tuhan mengarahkan Joseph Smith untuk membangun Bait
Suci di Far West (A&P 115: 7-16). Sayangnya kedamaian tidak berlangsung
lama bagi Orang Suci di bagian Utara Missouri. Pada musim semi 1838,
gerombolan penjahat dan militer menyerang para Orang Suci Zaman Akhir.
Ketika Gereja OSZA membalas dan membela diri, Joseph Smith dan para
pemimpin Gereja lainya ditahan dengan tuduhan pengkhianatan. Pada 1
desember 1838 Joseph Smith di bawa kepenjara Liberty, Missouri. Mereka di
kurung disebuah gudang yang geap diruang bawh tanah dan diperlakukan
tidak manusiawi. Pada bulan April 1839, Nabi dan rekan-rekannya dipindah
ke penjara Gallatin, Missouri. Namun ketika itu Nabi dan rekan-rekannya
diizinkan kabur oleh penjaga dari penawanan yang tidak adil dan
memanusiakan mereka. Mereka pergi ke Quincy, Illinois, tempat sebagian
besar anggota Gereja telah berkumpul setelah lari dari Missouri. Dibawah
arahan Nabi Joseph Smith, kebanyakan Orang Suci mulai menetap 50mil di
sebelah Utara di Commerce, Illinois, sebuah desa di tikungan Sungai
Mississipi yang kemudian Joseph mengubah nama kota mejadi Nauvoo, dan
ditahun-tahun berikutnya anggota dan anggota baru berdatangan ke Nauvoo
dari Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris Raya, menjadikannya salah satu
daerah paling padat di Illinois. Di kota Nauvoo Nabi berkumpul dengan para
Orang Suci dan Nabi banyak menyampaikan ceramah. Kemudian Tuhan
memerintahkan untuk membangun bait Suci disana. Pada tanggal 6 April
1841 diletakkan batu penjuru disana dalam sebuah upacara yang dipimpin
oleh Nabi Joseph Smith. Pada saat di Nauvoo ini Nabi Joseph Smith mulai
memperaktikan perintah Tuhan yang diwahyukan kepadanya yaitu,
pembaptisan orang yang telah meninggal dan pemateraian pernikahan yang
kekal di Bait Suci ini.
56
Di Nauvoo kepemimpinan Joseph Smith meluas, Nabi Joseph Smith
terlibat dalam pelayanan kemasyarakatan, hukum, bisnis, pendidikan, dan
militer. Pada bulan Januari 1844 Joseph mencalonkan diri menjadi Presiden
Amerika Serikat alasannya karena Joseph Smith kecewa pada pejabat negara
dan federal yang gagal menyediakan ganti rugi bagi hak dan harta milik dari
Orang-orang Suci yang diambil di Missouri. Gereja OSZA berkembang pesat
di Nauvoo, hal ini menjadi ancaman besar bagi masyarakat yang bukan
penganut Gereja OSZA, berbagai siasat dilakukan untuk menjatuhkan
gerakan mereka. Pada awalnya para Orang Suci menikmati kedamaian di
Nauvoo tetapi penganiayaan semakin nyata di sekitar Nabi Joseph Smith.
Joseph Smith merasa misi duniawinya sudah mendekati akhir, maka Ia
mengadakan pertemuan pada bulan Maret 1844, Nabi menyatakan tanggung
jawab kepada Dewan Dua Belas untuk memimpin Gereja setelah
kematiannya. Joseph Smith menjelaskan bahwa mereka semua kini memiliki
semua kunci dan wewenang yang diperlukan untuk melakukannya. Wilford
Woodruff, anggota Kourum Dua Belas pada saat itu menyatakan :
―Saya memberikan kesaksian bahwa pada awal musim semi tahun 1844, di
Nauvoo, Nabi Joseph Smith mengumpulkan semua Rasul dan dia
memberikan kepada mereka tata cara-tata cara Gereja dan kerajaan Allah.
Dan semua kunci serta kuasa yang teah Allah berikan kepadanya, Ia
materaikan ke atas kepala kami, dan dia memberitahu bahwa kami haruslah
menegakkan bahu kami dan mengemban kerajaan ini atau kami terkutuk…
Wajah sang Nabi Joseph Smith jernih bagai batu ambar, dan dia diselubungi
dengan suatu kuasa yang belum pernah saya lihat pada manusia manapun
dalam daging sebelumnya.‖
Pada bulan Juni 1844 berbagai tuduhan ditujukan kepada Nabi Joseph
Smith dan dikurung dipenjara setempat. Kemudian pada tanggal 27 Juni 1844
di sore hari, sebuah gerombolan penjahat dengan wajah yang dihitamkan
menyerbu penjara Carthage dan membunuh Joseph Smith dan Hyrum Smith.
57
Mereka mati ditembak, dan kematiannya ini dianggap kesyahidan oleh para
pengikutnya.36
Kematian Joseph Smith dan Hyrum Smith membuat kepemimpinan Gereja
kosong. Para anggota Gereja OSZA terpecah menjadi beberapa kelompok
dengan pemimpin dan pengikutnya masing-masing. Kelompok pertama,
dipimpin oleh Sidney Rigdon yang membentuk Gerejnya sendiri di
Pennsylvnia. Kedua, kelompok yang diketuai oleh Brigham Young yang
diperkuat oleh Dewan Dua Belas. Ketiga, kelompok yang sebagian besar
adalah keluarga Smith (termasuk Emma, Istri Joseph Smith) bersama
beberapa pengikutnya yang membentuk Gereja sendiri dengan nama The
Reorganized Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints dibawah pimpinan
Joseph Smith III yang mengungsi ke Idenpendece, Missouri.37
Sedangkan di Indonesia Gereja OSZA, masuk ke Indonesia pada tanggal 5
Januari 1970 yang sebelumnya dikenal sebagai sebuah yyasan di Indonesia
pada tahun 1969, sempat dihentikan pada tahun 1981. Penghentian ini
terutama menjadi buntut dari SK 70 dan 77 yang membatasi penyiaran agama
kepada masyarakat yang sudah memeluk agama yang resmi diakui negara,
maupun bantuan (dana dan tenaga) dari luar negeri. Dengan sendirinya,
kegiatan misi yang sebelum itu dijalankan oleh tenaga asing dihentikan,
kemudian pada tanggal 1 Juli 1985 misi Gereja dilanjutkan oleh misionaris
pribumi.38
Gereja ini mendaftar ke Departemen Agama Republik Indonesia
sebagai Yayasan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
pada tanggal 18 April 1970 dengan No. Dd/P/VIII/25/294/70 dengan akta
notaris No. 22 tanggal 14 April 1970. Pada tanggal 14 Mei 1987 Gereja
menerima surat keputusan penetapan dari Dirjen Bimas (Kristen) Protestan
Departemen Agama Republik Indonesia dengan No. 63 tahun 1987 tentang
pendaftaran ―Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir‖
yang ditandatangani oleh Direktur Dirjen Bimas (Kristen) Protestan. Untuk
36
OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h. 20-27. 37
Jan Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 2016), h. 446 38
Tabloid Reformata Edisi 21, Desember 2004, h. 5.
58
mengkoordinir pekerjaan misionaris, pada tanggal 1 Juli 1975 diresmikan
Kantor Misi Jakarta-Indonesia di Jl. Senopati No.115 diKebayoran Baru
Jakarta Selatan.39
Untuk pengikutnyaa di Indonesia Kurang lebih sekitar 7000
Orang, yang tersebar dikota-kota besar di seluruh Nusantara, dan menurut
Elder Asmadi dan Elder Siregar yang terbanyak di kota Solo.40
Presidensi Utama mengeluarkan laporan statistik mengenai pertumbuhan
dan status Gereja per tanggal 31 Desember 2017 sebagai berikut, Bait Suci
yang beroperasi saat ini terdapat 159 buah, dengan 3.341 wilayah gereja, 421
misi, 553 distrik, 30.506 Lingkungan dan Cabang. Anggota Gereja OSZA
terus bertambah tercatat 16.118.169 anggota dan penambahan anggota baru
yaitu, anggota anak-anak tercatat 106.771 orang, serta Orang dewasa yang
insaf dan dibaptiskan sebanyak 233.729 orang. Jumlah Misionaris penuh
waktu sebanyak 67.049 orang dan Misionaris Pelayan Gereja sebanyak
36.172 orang.41
C. Otoritas Kebenaran Kitab Mormon
Disini saya ingin menjabarkan mengenai otoritas kebenaran kitab
mormon karena banyak orang diluar sana sanksi akan kitab mormon ini,
terlebih dalam agama Kristen baik Katolik maupun Protestan. Bukti
kebenarannya, bukti keabsahannya di dunia yang cenderung menuntut bukti,
terletak bukan pada ilmu arkeologi atau antropologi, meskipun melalui ini
mungkin membantu bagi beberapa orang. Itu tidak terletak pada riset kata
atau analisis sejarah meskipun ini mungkin dapat menegaskan kebenarannya.
Namun untuk Kitab Mormon bukti akan kebenaran dan keabsahannya terletak
dalam sampul kitab itu sendiri. Pengujian akan kebenarannya terletak pada
membacanya. Itu adalah sebuah kitab dari Allah. Orang-orang yang bernalar
mungkin secara tulus mempertanyakan asal-usulnya, tetapi mereka yang telah
39
Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di
Indonesia (Jakarta: DEPAG, 1984), h. 151. 40
Wawancara Pribadi dengan Elder Asmadi dan Elder Siregar, tanggal 9 Agustus 2020. 41
Presiden Russell M. Nelson, Laporan Statistik per 31 Desember 2017 (OSZA: Majalah
Liahona Mei 2018), h.119.
59
membacanya dengan khusyuk doa yang sungguh-sungghuh maka melalui
kuasa diluar indera, mereka akan merasakan bahwa kitab itu benar, bahwa itu
berisikan firman Allah, bahwa itu menguraikan kebenaran-kebenaran yang
menyelamatkan dari Injil kekal, bahwa itu ―(tampil melalui karunia dan kuasa
Allah… untuk diyakinkannya orang Yahudi dan Orang bukan Israel bahwa
Yesus adalah Kristus.‖ Maka intinya ketika sesuatu hal yang kita ingin tahu
kebenarannya bertanya kepada Allah, maha melalui Kuasa Roh Kudus kita
akan mengetahuinya.42
“Dan melalui Roh Kudus kamu boleh mengetahui kebenaran akan
segala hal.” (Moroni 10 :5).
Otoritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekuasaan yang
sah yang diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan
para pejabatnya menjalanan fungsinya, hak untuk bertindak, kekuasaan,
wewenang, hak melakukan tindakkan atau hak membuat peraturan untuk
memerintah orang lain.43
Dalam bahasa Tulisan suci wewenang ini disebut dengan Imamat.
Imamat yaitu wewenang dan kuasa yang Allah berikan kepada manusia untuk
bertindak dalam segala hal bagi keselamatan manusia.44
Wewenang adalah
izin yang diberikan kepada manusia di bumi yang dipanggil atau ditahbiskan
untuk bertindak bagi dan demi kepentingan Allah Bapa atau Yesus Kristus
dalam melakukan pekerjaan Allah.45
Sementara Kuasa yaitu kemampuan
untuk melaukan sesuatu. Memiliki kuasa atas seseorang atau sesuatu adalah
memiliki kemampuan untuk mengendalikan atau memerintah orang atau
benda itu. Dalam tulisan suci , kuasa sering kali dihubungkan dengan kuasa
Allah tau kuasa surga. Itu sering sekali secara erat berhubungan dengan
wewenang keimamatan, yang adalah izin atau hak untuk bertindak bagi
Allah.46
42
Ajaran-ajaran Presiden Gereja Gordon B.Hinckley , (Gereja Yesus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir: Salt lake city, utah,2016), h.253. 43
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, akses pada tanggal 8 juni 2020. 44
OSZA, Penuntun Tuilisan Suci, h. 56. 45
OSZA, Penuntun Tulisan Suci, h. 219. 46
Penuntun Tulisan suci, h. 102.
60
1. Kuasa Imamat
Kutipan dari Kitab Ajaran dan perjanjian Joseph Smith sebagai berikut:
―Dia yang ditahbiskan oleh Allah dan diutus, orang yang sama
ditetapkan untuk menjadi yang terbesar, sekalipun dia adalah yang terkecil
dan hamba semua orang. Karenanya, dia adalah pemilik segala sesuatu;
karena segala sesuatu tunduk kepadanya, baik di dalam surga maupun di
atas bumi, kehidupan dan terang, Roh dan kuasa, dikirim oleh kehendak
Bapa melalui Yesus Kristus, Putra-Nya. Tetapi tak seorang pun adalah
pemilik segala sesuatu kecuali dia dimurnikan dan dibersihkan dari segala
dosa.‖ (Ajaran dan Perjanjian 50: 26-28).
Dalam Gereja OSZA ada yang namanya Presiden dalam Gereja
tersebut. Presiden sebutan untuk pejabat ketua dari sebuah organisasi.
Presiden Gereja adalah Nabi, Pelihat, serta Pewahyu. Para anggota Gereja
mesti memanggil Nabi Gereja dengan sebutan ―Presiden‖. Dia adalah satu
satunya orang diatas bumi yang diwenangkan untuk menjalankan semua
kunci Imamat. Anggota laki-laki Gereja yang memegang Imamat
diorganisasikan kedalam kuorum-kuorum47
dan diberikan wewenang
untuk melaksanakan tata cara dan fungsi administrasi di dalam Gereja.48
Imamat dibagi menjadi imamat Harun dan Imamat Malkisedek, Joseph
Smith dan Oliver Cowdery telah di anugerahkan keduanya oleh Allah.
Imamat harun adalah Imamat yang lebih rendah, yang melahirkan jabatan-
jabatan seperti uskup, imam, dan pengajar. Imamat harun berurusan
dengan tata cara duniawi dan lahiriah dari hukum dan injil. Imamat ini
memegang kunci-kunci pelayanan para malaikat, Injil pertobatan, dan
baptisan. Imamat Harun dipulihkan ke bumi pada tanggal 15 Mei 1829.
Yohanes pembaptis menganugerahkannya kepada Joseph dan Oliver
Cowdery di tepi sungai Susquehanna, di dekat Harmony Pennsylvania. 49
dan tidak lama setelah itu mereka juga ditahbiskan pada Imamat
47
Kourum adalah kelompok khusus pria yang memegang Imamat yang sama 48
Penuntun Bagi Tulisan Suci, h. 56. 49
Penuntun Bagi Tulisan suci, h. 56.
61
Malkisedek oleh para Rasul zaman dahulu, Petrus, Yakobus dan Yohanes.
(A&P 27:12)
Kemudian yang kedua adalah Imamat Malkisedek yaitu Imamat yang
tertinggi atau lebih agung. Imamat Makisedek; Kuasa; kunci-kunci
Imamat, Imamat Malkisedek mencakup kunci-kunci berkat rohani Gereja.
Melalui tata cara-tata cara yang lebih tinggi ini, kuasa keallahan
dinyatakan kepada manusia. (A&P 84:18-25; 107: 18-21). Dalam imamat
Malkisedek ada jabatan penatua, imam tinggi, bapa bangsa, korum tujuh
puluh dan Rasul (A&P 107). Imamat Malkisedek akan selalu menjadi
bagian dari kerajaan Allah di atas bumi.
Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
adalah presiden Imamat tinggi atau Malkisedek, dan dia memegang semua
kunci yang berkaitan dengan kerajaan Allah diatas bumi. Panggilan
sebagai Presiden dipegang hanya oleh satu orang pada suatu masa, dan dia
adalah satu-satunya orang diatas bumi yang diwenangkan untuk
menjalankan semua kunci imamat. (A&P 107:64-67; A&P 132:7).50
Kunci-kunci Imamat adalah hak presidensi, atau kuasa yang diberikan
kepada manusia oleh Allah untuk mengarahkan, mengendalikan, dan
mengatur Imamat Allah di atas bumi. Para pemegang imamat yang di
panggil pada jabatan presidensi menerima kunci-kunci dari mereka yang
berwenang atas diri mereka. Para pemegang imamat hanya di dalam batas-
batas yang dijabarkan oleh mereka yang memegang kunci-kunci tersebut.
Presiden Gereja emegang semua kunci Imamat. (A&P 107: 65-67, 91-
92;132:7)
2. Kuasa Melalui Saksi Yang ditunjuk oleh Allah
Para Saksi yang ditunjuk langsung oleh Allah untuk menyatakan
bahwa Kitab Mormon adalah benar. Saksi adalah suatu bukti lain bahwa
sesuatu adalah benar; atau yang menyatakan sebuah kesaksian. Saksi juga
dapat seseorang yang memberikan pernyataan atau bukti berdasarkan
pengetahuan pribadi; yaitu seseorang yang memberikan kesaksian.51
50
OSZA, Penuntun Bagi Tulisan Suci, h. 57. 51
OSZA, Penuntun Tulisan Suci, h. 187.
62
Bersaksi yaitu memberikan kesaksian melalui Roh Kudus; membuat
pernyataan khusyuk tentang kebenaran berdasarkan pada pengetahuan atau
kepercayaan pribadi.52
Kesaksian adalah kekuatan besar Gereja. Itu adalah
sumber iman dan kegiatan. Itu adalah nyata dan kuat sama dengan
kekuatan apa pun di bumi. Tuhan menggambarkannya ketika Dia
berbicara kepada Nikodemus dan mengatakan ―Angin bertiup kemana ia
mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tida tahu dari mana
ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah tiap-tiap orang yang lahir dari
Roh.‖ (Yohanes 3 : 8). Hal ini yang kita sebut kesaksian sulit
didefinisikan, tetapi buahnya sangat nyata. Ini adaah Roh Kudus yang
memberikan kesaksian melalui kita.53
―Pengetahuan dan kesaksian rohani diberikan oleh Roh Kudus.
Kesaksian dapat juga pernyataan resmi atau sah tentang apa yang orang
rasakan sebagai kebenaran.‖ (Kitab Ajaran dan Perjanjian 102: 26).54
―Jika ia tidak mendengar engkau, bawalah seorang atau dua orang
orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu
tidak disangsikan.‖ (Matius 18 : 16).55
―Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru
dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.‖ (2
Kortinus 13: 1).56
Dalam hal ini Joseph Smith banyak menyampaikan Firman dari Tuhan
yang menyatakan bahwa Kitab Mormon adalah benar dan memiliki Saksi
Keillahian yang di tunjuk langsung oleh Allah melalui Roh Kudus. Joseph
menjelaskan bahwa ada Tiga saksi yang ditunjuk oleh Allah melalui Roh
Kudus untuk melihat lempingan-lempingan tersebut. penjelasan mengenai
kebenaran dan kesaksian para saksi yang ditunjuk oleh Allah tertera pada
bagian ―Prakata‖ dalam Kitab Mormon, juga pada beberapa Kitab Suci
52
OSZA, Penuntun Bagi Tulisan Suci, h. 22. 53
Ajaran-ajaran Presiden Gereja Gordon B.Hinckley , Gereja Yesus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir: Salt lake city, utah,2016, h. 160. 54
OSZA, Penuntun Tulisan Suci, h. 85. 55
Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) 56
Alkitab, Lembaga Alkitab indonesia (LAI)
63
yang digunakan Kristen Mormon yaitu Kitab Ajaran dan Perjanjian, dan
Kitab Mutiara Yang Berharga.
Dalam Prakata Kitab Mormon tertera Kesaksian Tiga Saksi Dan
Kesaksian Delapan Saksi. Dalam Kesaksian Tiga Saksi yaitu Oliver
Cowdery, David Whitmer dan Martin Haris. Mereka membuat Kesaksian
bahwa mereka benar melihat lempingan-lempingan tersebut di depan mata
mereka melalui kasih karunia Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Dan
kemudian Tuhan memerintahkan mereka untuk memberikan kesaksian
akan hal tersebut.
Kemudian, dalam Kesaksian Delapan saksi yaitu, Christian Whitmer,
Jacob Whitmer, Peter Whitmer, Jun., John Whitmer, Hiram Page, Joseph
Smith, Sen., Hyrum Smith, dan Samuel H. Smith. Mereka memberikan
kesaksian bahwa Joseph Smith atas perintah Tuhan memperlihatkan
lempingan-lempingan tersebut dan memegang dengan tangan mereka
sendiri lembaran-lembaran yang telah diterjemahkan oleh Joseph Smith.57
Tuhan memerintahkan yang lain selain Nabi Joseph Smith untuk
memberikan kesaksian tentang keillahian Kitab Mormon, berikut kutipan
ayatnya :
―Karenanya pada masa itu ketika kitab diserahan kepada pria tetntang
siapa telah aku bicarakan, kitab itu aan disembunyikan dari mata dunia
agar tidak ada mata meihatnya kecuali bahwa tiga saksi akan melihatnya,
melalui kuasa Allah, selain dia kepada siapa kitab itu akan diserahkan dan
mereka akan bersaksi tentang kebenaran kitab itu dan apa yang ada
didalamnya.‖ (2 Nefi 27 : 12).
“Dan lagi, apa yang kita dengar? Kabar gembira dari Cumorah!
Moroni, seorang malaikat dari surga, memaklumkan penggenapan para
Nabi kitab yang akan diungkapkan. Suara Tuhan di Padang Belantara
Fayette, Seneca County, memaklumkan tiga saksi untuk memberikan
kesaksian tentang kitab itu! Suara Mikhael di tepi Sungai Susquehanna,
mengenali iblis ketika dia menampakkan diri sebagai malaikat terang!
57
OSZA, Kitab Mormon, h. vii-viii.
64
Suara Petrus, Yakobus, dan Yohanes di padang belantara antara
Harmony, Susquehanna County, dan Colesville, Broome County, di dekat
Sungai Susquehanna, memaklumkan diri mereka sebagai yang memiliki
kunci-kunci kerajaan, dan dispensasi kegenapan zaman!” (Kitab dan
Ajaran 128 : 20).
3. Kuasa dari Firman Allah yang tertulis dalam Alkitab dan Kitab Mormon
a. Tertulis bahwa suatu suara kebenaran akan berbicara dari tanah,
berikut kutipan ayatnya :
“Maka engkau akan merendahkan diri dan engkau bersuara dari
dalam tanah, perkataanmu kedengaran samar-samar dari dalam debu;
suaramu akan berbunyi seperti suara arwah dari dalam tanah, dan
perkataanmu akan kedengaran seperti bisikan dari dalam debu.”
(Yesaya, 29:4).
“karena mereka yang akan dihancurkan akan berbicara kepada
mereka dari dalam tanah, dan ucapan mereka akan keluar dari dalam
debu, dan suara mereka akan seperti orang yang lazim; karena Tuhan
Allah akan memberikan kepadanya kuasa, agar dia boleh berbisik
mengenai mereka, bahkan seakan-akan dari dalam tanah;dan ucapan
mereka akan berbisik dari dalam debu. Karena demikianlah firman
Tuhan Allah: Mereka akan menuliskan apa yang akan dilakukan di
antara mereka, dan itu akan ditulis dan dimateraikan dalam sebuah
kitab, dan mereka yang telah merosot dalam ketidakpercayaan tidak
akan memilikinya, karena mereka berupaya untuk menghancurkan apa
yang dari Allah.” (2 Nefi, 26: 16-17)
65
b. Penglihatan dari semuanya telah menjadi seperti kata-kata dari sebuah
kitab yang termaterai.
“Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu
tertutup, buta
semata-mata! Jadilah mabuk, tetapi bukan karena
anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak! Sebab TUHAN telah
membuat kamu tidur
nyenyak; matamu
yakni para nabi
telah
dipejamkan-Nya dan mukamu--yaitu para pelihat telah ditudungi-Nya.
Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab
yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu
membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan
menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai"; dan apabila
kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan
mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak
dapat membaca." Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena
bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan
ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang
dihafalkan, maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula
hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang
menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang,
dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi " Celakalah
orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap
TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil
berkata: "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang
mengenal kita?" Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu!
Apakah tanah liat
dapat dianggap sama seperti tukang periuk,
sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang
membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk
berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-
apa"?Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah
menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan
dianggap hutan? Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar
perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelamaan dan
kegelapan mata orang-orang buta akan melihat” (Yesaya 29: 9-18).
Dan akan terjadi bahwa Tuhan Allah akan menampilkan bagi
kamu perkataan dari sebuah kitab, dan itu akan menjadi perkataan
dari mereka yang telah terlelap. Dan lihatlah kitab itu akan
termeterai; dan dalam kitab itu akan ada sebuah wahyu dari Allah,
sejak awal dunia sampai akhirnya. Karenanya, karena apa yang
termeterai, apa yang termeterai tidak akan diserahkan pada masa
66
kejahatan dan kekejian orang-orang. Karenanya kitab itu akan
ditahan dari mereka. Tetapi kitab itu akan diserahkan kepada seorang
pria, dan dia akan menyampaikan perkataan kitab itu, yang adalah
perkataan dari mereka yang telah terlelap di dalam debu, dan dia
akan menyampaikan perkataan ini kepada yang lain; Tetapi perkataan
yang termeterai tidak akan dia sampaikan, tidak juga akan dia
serahkan kitab itu. Karena kitab itu akan dimeteraikan oleh kuasa
Allah, dan wahyu yang dimeteraikan akan disimpan dalam kitab itu
sampai waktu Tuhan sendiri yang tepat, agar itu boleh tampil; karena
lihatlah, itu mengungkapkan segala sesuatu sejak pelandasan dunia
sampai akhirnya. Dan masanya tiba ketika perkataan kitab yang
termeterai itu akan dibacakan di atas atap-atap rumah; dan itu akan
dibacakan melalui kuasa Kristus; dan segala sesuatu akan
diungkapkan. Kepada anak-anak manusia, yang pernah ada diantara
anak-anak manusia, dan yang senantiasa akan ada bahkan sampai
akhir bumi. Karenanya, pada masa itu ketika kitab itu diserahkan
kepada pria tentang siapa telah aku bicarakan, kitab itu akan
disembunyikan dari mata dunia, agar tidak ada mata akan melihatnya
kecuali bahwa tiga saksi akan melihatnya, melalui kuasa Allah, selain
dia kepada siapa kitab itu akan diserahkan; dan mereka akan bersaksi
tentang kebenaran kitab itu dan apa yang di dalamnya. Dan tidak ada
seorang lain pun yang akan melihatnya, kecuali beberapa orang
menurut kehendak Allah, untuk memberikan kesaksian tentang firman
Nya kepada anak-anak manusia; karena Tuhan Allah telah berfirman
bahwa perkataan dari yang setia akan berbicara seolah-olah dari
yang mati. Karenanya, Tuhan Allah akan meneruskan untuk
menampilkan perkataan kitab itu; dan melalui mulut sebanyak saksi
seperti yang tampaknya baik bagi-Nya akanlah Dia tegakkan firman-
Nya; dan celakalah bagi dia yang menolak firman Allah!” (2 Nefi 27:
6-14).
c. Domba-domba lain aku miliki, bukan dari kawanan ini.
“Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang
ini; domba-domba itu harus kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan
dengan satu gembala.” (Yohanes 10:16).
“Sebanyak ini telah Bapa perintahkan kepada-Ku, bahwa Aku
hendaknya memberi tahu kepada mereka: Bahwa domba-domba lain
Aku miliki yang bukan dari kawanan ini; mereka juga mesti Aku bawa,
dan mereka akan mendengar suara-Ku; dan akan ada satu kawanan,
dan satua gembala. Dan sekarang, karena kedegilandan
67
ketidakpercayaan mereka tidak mengerti firman-Ku; oleh karena itu
Aku diperintahkan untuk tidak lagi berfirman oleh Bapa mengenai hal
ini kepada mereka. Tetapi, sesungguhnya, Aku berfirman kepadamu
bahwa Bapa telah memerintahkan-Ku, danAku memberitahukannya
kepadamu, bahwa kamu dipisahkan dari antara mereka karena
kedurhakaan mereka; oleh karena itu adalah karena kedurhakaan
mereka sehingga mereka tidak tahu tentang kamu. Dan sesungguhnya,
Aku berfirman kepadamu lagi bahwa suku-suku lain telah Bapa
pisahkan dari mereka; dan adalah karena kedurhakaan mereka
sehingga mereka tidak tahu tentang mereka. Dan sesungguhnya Aku
berfirman kepadamu, bahwa kamu adalah mereka tentang siapa Aku
berfirman: Domba-domba lain Aku miliki yang bukan dari kawanan
ini; mereka juga mesti Aku bawa, dan mereka akan mendengar suara-
Ku; dan akan ada satu kawanan, dan satu gembala. Dan mereka tidak
memahami-Ku, karena mereka mengira itu adalah orang-orang bukan
Israel; karena mereka tidak mengerti bahwa orang-orang bukan Israel
akan diinsafkan melalui pengkhotbahan mereka. Dan mereka tidak
memahami-Ku bahwa Aku berfirman mereka akan mendengar suara-
Ku; dan mereka tidak memahami-Ku bahwa orang-orang bukan Israel
tidak akan pada waktu kapan pun mendengar suara-Ku—bahwa Aku
tidak akan menyatakan diri-Ku kepada mereka kecuali melalui Roh
Kudus. Tetapi lihatlah, kamu telah mendengar suara-Ku, maupun juga
melihat-Ku; dan kamu adalah domba-domba-Ku, dan kamu terbilang
di antara mereka yang telah Bapa berikan kepada-Ku.” (3 Nefi 15 :
16-24).
d. Tuhan membuat perjanjian dengan Enos untuk menampilkan kitab
mormon pada orang-orang laman.
“karenanya, aku mengetahui bahwa Tuhan Allah sanggup untuk
melindungi catatan-catatan kami, aku berseru kepada-Nya secara
berkelanjutan, karena Dia telah berfirman kepadaku: Apapun yang
akan kamu minta dalam iman, percaya bahwa kamu akan menerima
dalam nama Kristus, kamu akan menerimanya. 1:16. Dan aku
memiliki iman dan aku berseru kepada Allah agar Dia akan
melindungi catatan-catatan itu, dan Dia membuat perjanjian
denganku bahwa Dia akan menampilkan kepada orang-orang Laman
pada waktu-Nya sendiri yang tepat.” (Enos 1 : 15-16).
68
e. Kitab mormon ditulis untuk maksud agar kita boleh mempercayai
alkitab.
“Karena lihatlah, ini dituliskan untuk maksud agar kamu boleh
mempercayai itu; dan jika kamu mempercayai itu kamu akan
mempercayai ini juga; dan jika kamu mempercayai ini kamu akan tahu
mengenai leluhurmu, dan juga pekerjaan menakjubkan yang
dikerjakan melalui kuasa Allah diantara mereka.” (Mormon 7 : 9).
f. Kitab mormon akan berdiri sebagai kesaksian menentang dunia.
“dan dalam mulut tiga saksi hl-hal ini akan ditegakkan; dan
kesaksian dari tiga orang, dan pekerjaan ini, yang didalamnya akan
diperlihatkan kuasa Allah dan juga Firman-Nya, yang mengenainya
Bapa, Putra, dan Roh Kudus memberikan kesaksian—dan semua ini
akan berdiri sebagai kesaksian menentang dunia pada hari akhir.”
(Eter 5 : 4).
g. Kristus memberikan kesaksian bahwa kitab mormon adalah benar
A&P 17:6
“Dan dia telah menerjemahkan kitab itu, bahkan bagian itu yang
telah Aku perintahkan kepadanya, dan sebagaimana Tuhanmu dan
Allahmu hidup itu adalah benar.” (Kitab Ajaran dan Perjanjian 17 : 6).
h. Kitab mormon memuat kegenapan Injil Yesus Kristus A&P 20:9
(A&P 20:8-12; 42:12)
“Dan memberikannya kuasa dari tempat yang tinggi, melalui
sarana yang sebelumnya dipersiapkan, untuk menerjemahkan Kitab
Mormon; Yang memuat sebuah catatan tentang orang-orang yang
terjatuh, dan kegenapan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang bukan
Israel dan kepada orang-orang Yahudi juga; Yang diberikan melalui
ilham, dan dikukuhkan kepada yang lain melalui pelayanan para
malaikat, dan dimaklumkan kepada dunia melalui mereka,
Membuktikan kepada dunia bahwa tulisan suci yang kudus adalah
benar, dan bahwa Allah mengilhami orang-orang dan memanggil
mereka pada pekerjaan kudus-Nya pada zaman dan angkatan ini,
seperti juga pada angkatan-angkatan zaman dahulu;Dengan demikian
memperlihatkan bahwa Dia adalah Allah yang sama kemarin, hari ini,
dan selamanya. Amin.” (Kitab Ajaran dan Perjanjian 20 : 8-12).
“Lagi Aku berfirman kepadamu, bahwa tidak akan diberikan
kepada siapa pun untuk pergi mengkhotbahkan Injil-Ku, atau untuk
membangun gereja-Ku, kecuali dia ditahbiskan oleh seseorang yang
memiliki wewenang, dan diketahui oleh gereja bahwa dia memiliki
69
wewenang dan telah secara resmi ditahbiskan oleh kepala gereja. Dan
lagi, penatua, imam dan pengajar gereja ini hendaknya mengajarkan
asas-asas Injil-Ku, yang ada dalam Alkitab dan Kitab Mormon, yang
di dalamnya adalah kegenapan Injil. Dan mereka hendaknya
mengamati perjanjian dan pasal gereja untuk melakukannya, dan ini
akan menjadi ajaran mereka, sebagaimana mereka akan diarahkan
oleh Roh. (Kitab Ajaran dan Perjanjian 42 : 11-13).
i. Pada pasal kepercyaan tertulis bahwa ―Kami percaya kitab mormon
adalah firman Allah‖
Tertera pada bagian Prakarta dalam kitab mormon, perkataan
Joseph Smith mengenai catatan ini (kitab Mormon) : “saya memberi
tahu saudara-saudara bahwa kitab mormon adalah yang paling benar
dari kitab apapun di atas bumi, dan batu kunci agama kita, dan
seorang akan menjadi lebih dekat kepada Allah dengan menuruti
ajaran-ajarannya, daripada melalui kitab lain apa pun.‖58
D. Kedudukan dan Penggunaan Kitab Mormon dalam Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
Kitab mormon adalah catatan sakral yang berisikan kegenapan Injil
Yesus Kristus yang merupakan identitas dari Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir. Menurut Misionari yaitu Elder59
Asmadi dan
Elder Siregar Kedudukan Kitab Mormon dan Alkitab adalah sebanding
karena sama-sama merupakan Firman Tuhan, namun lanjutnya lagi, untuk
dizaman sekarang Kitab Mormon adalah kitab yang Paling benar, meskipun
mereka tidak menganggap Alkitab itu salah.60
Pernyataan Elder ini sangat
didukung oleh perkataan Joseph Smith yang tertera dalam Prakata Kitab
Mormon yaitu:
“Saya memberi tahu saudara-saudara bahwa kitab Mormon adalah
yang paling benar dari kitab apa pun di atas bumi, dan batu kunci agama
kita, dan seseorang akan menjadi lebih dekat kepada Allah dengan menuruti
ajaran-ajarannya, dari pada melalui kitab lain apa pun.”61
58
OSZA, Kitab mormon, h. v. 59
Elder merupakan sebutan bagi Misionaris Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir. 60
Wawancara Pribadi dengan Elder Asmadi dan Elder Siregar pada 28 Juni 2020. 61
OSZA, Kitab mormon , h. v
70
Kitab mormon merupakan batu Kunci Agama bagi agama Kristen
Mormon, Preiden Ezra Taft Benson mengatakan bahwa, kitab mormon adalah
batu kunci dalam kesaksian kita tentang Yesus Kristus, yang diriNya sendiri
adalah batu kunci dari segala sesuatu yang kita lakukan. Kitab tersebut
memberikan kesaksian tentang kenyataan-Nya dengan kuasa dan kejelasan.
Kitab mormon mengajarkan kepada kita kebenaran dan memberikankesaksian
tentang Kristus, dan lebih banyak lagi. Ada sebuah kuasa dalam Kitab
Mormon yang akan muli mengalir ke dalam kehidupan kita disaat kita
memulai suatu pembelajaran serius tentang kitab tersebut. Kita akan
menemukan kuasa yang lebih besar untuk menolak godaan, menemukan
kuasa untuk menghindari tipuan. Tulisan Suci ini disebut ‗firman kehidupan‘
dan tidak ada yang benar selain dari dalam Kitab Mormon. 62
Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir menerima empat kitab sebagai
tulisan suci: Alkitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, serta Mutiara
yang Sangat Berharga. Kitab-kitab ini disebut kitab standar Gereja. Perkataan
yang terilhami dari para nabi yang hidup juga diterima sebagai tulisan suci
dan mereka menggunakan itu sewaktu kebaktian, menyisipkan ayat-yat dari
dalam kitab suci ketika ceramah.63
Dalam keluarga Kitab Mormon pun
digunakan dan memiliki peran yang sangat penting, Presiden Gereja Spencer
W. Kimball mengatakan bahwa Keluarga merupakan unit dasar kerajaan
Allah di bumi. Gereja tidak dapat lebih sehat daripada keluarga-keluarganya.
Sejak awal, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orangSuci Zaman Akhir telah
menekankan kehidupan keluarga. Kita telah selamanya memahami bahwa
landasan dari keluarga, sebagai sebuah unit yang kekal, telah diletakkan
bahkan sebelum bumi ini diciptakan. Masyarakat tanpa kehidupan keluarga
dasar adalah tanpa landasan dan akan tercerai-berai ke dalam kehampaan.64
62
Asas-asas Injil, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akh
Salt Lake City, Utah, 2009, h.51. 63
Wawancara pribadi dengan Elder Asmadi dan Elder Siregar pada tanggal 28 Juni 2020 64
Ajaran-ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball, Gereja Yesus Kristus dari Orang-
orang Suci Zaman Akhir, Salt Lake, City, Utah.
71
BAB IV
FUNGSI KITAB SUCI MORMON DALAM GEREJA YESUS KRISTUS
DARI ORANG-ORANG ZAMAN AKHIR
A. Fungsi Kitab Mormon terhadap Alkitab
Alkitab merupakan suatu kumpulan tulisan Ibrani dan Kristen yang
memuat wahyu-wahyu illahi. Kata Alkitab berarti ―kitab-kitab.‖ Alkitab
adalah pekerjaan banyak nabi dan penulis yang diilhami bertindak dibawah
pengaruh Roh Kudus
“sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2 Ptr.1:21) .
Alkitab Kristen memiliki dua bagian, secara umum dikenal sebagai
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama terdiri dari kitab-kitab
suci yang digunakan di antara orang-orang Yahudi Palestina pada saat
pelayanan Fana Tuhan. Sedangkan perjanjian Baru memuat tulisan-tulisan
yang menjadi bagian dari zaman para Rasul dan dianggap memiliki
kekudusan dan wewenang yang sama seperti tulisan Suci orang Yahudi. Kitab
perjanjian Lama disalin dari kesusastraan nasional yang terbentang selama
berabad-abad dan dituis hampir seutuhnya dalam bahasa Ibrani, sementara
kitab-kitab Perjanjian Baru adalah pekerjaan dari suatu angkatan tunggal dan
ditulis terutama dalam bahasa Yunani. Perjanjian Lama adalah hukum yang
diberikan kepada Musa ketika Israel menolak kegenapan Injil yang dimiliki
oleh umat Allah sejak awal kefanaan. Perjanjian yang Baru adalah Injil
sebagaimana diajarkan oleh Yesus Kristus.1
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir memuliakan
dan menghormati Alkitab serta menegaskan juga bahwa Tuhan melanjutkan
untuk memberikan tambahan wahyu melalui para nabi-Nya pada zaman akhir
yang mendukung dan membuktikan laporan alkitab tentang urusan Allah
1Web Resmi Gereja OSZA
https://www.churchofjesuschrist.org/study/scriptures/gs/bible?lang=ind, diakses pada tanggal 8
Juli 2020 pukul 23.00 WIB
72
dengan umatnya.2 Dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Zaman
Akhir juga menggunakan Alkitab sebagai sumber ajaran dan meyakini bahwa
Alkitab juga merupakan Firman Allah. Dalam wawancara pribadi, Elder
Siregar dan Elder Asmadi mengatakan bahwa Kitab Mormon dan Alkitab
saling melengkapi satu sama lain dan sebagai penyempurna Alkitab.3 Karena
dua saksi lebih sah dibandingkan dengan satu saksi, hal ini terdapat dalam
Matius 18 : 16, yaitu :
“Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang
lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak
disangsikan.”4
“Kami percaya Alkitab adalah firman Allah sejauh diterjemahkan secara
benar; kami juga percaya Kitab Mormon adalah firman Allah.‖ (Pasal
kepercayaan point 8)
Dalam pasal Kepercayaan diatas mereka mempercayai Alkitab sejauh
diterjemahkan dengan benar, Elder Nielsen dan Elder Nelson menjelaskan
bahwa pada zaman dahulu Alkitab merupaan Kitab suci yang sangat bagus,
namun seiring perkembangannya zaman kitab ini tidak murni lagi banyak
yang mengacaukan Alkitab tersebut. dalam sejarah terdapat orang-orang yang
ingin mempertahankan kekuasaan atau jabatannya maka mereka mengubah
atau menghilangkan apa yang terttulis dalam Alkitab, untuk mempertahankan
kekuasaan dalam Gereja tersebut. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman percaya bahwa masih ada yang benar dalam Alkitab hanya saja
ada yang hilang atau berubah, maka Kitab Mormon yang memulihkan
kembali dan menjelaskan yang kurang Jelas.5
Kemudian Elder Nelson dan Elder Nielsen juga mengatakan bahwa
Gereja Yesusu Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di Indonesia
menggunakan Alkitab terbitan dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), karena
2Web resmi Gereja OSZA
https://www.churchofjesuschrist.org/study/scriptures/gs/bible?lang=ind diakses pada tanggal 8 Juli
pukul 23.00. 3 Wawancara Pribadi dengan Elder Asmadi dan Elder Siregar, via email pada 28 Juni 2020.
4 Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia.
5 Wawancara pribadi dengan Elder nelson dan nielsen, pada 21 Agustus 2019.
73
menghormati hukum negara Indonesia, jika menggunakan terbitan diluar dari
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) itu tidak sah. Namun pada Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di Amerika, mereka
menggunakan Alkitab versi King James.6
Mengenai Alkitab dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir versi King James, Joseph Smith melakukan revisi atau
terjemahan dari Alkitab Versi King James tersebut dalam bahasa Inggris,
Tuhan mengilhami Nabi Joseph Smith untuk memulihkan kebenaran pada
teks Alkitab Raja James yang telah hilang atau berubah sejak kata-kata yang
asli dituliskan. Kebenaran-kebenaran yang dipulihkan ini mengklarifikasi
ajaran dan meningkatkan pemahaman akan tulisan suci. Karena Tuhan
mengungkapkan kepada Joseph kebenaran-kebenaran tertentu yang dahulu
pernah dicatat para penulis aslinya, Terjemahan Joseph Smith tidak seperti
terjemahan Alkitab yang mana pun di dunia. Hal ini juga bagian dari
pemanggilannya sebagai Nabi. Berikut kutipan perintah Allah kepada Joseph
Smith:
―Dan sekarang, lihatlah, Aku berfirman kepadamu, tidak akan diberikan
kepadamu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pasal ini, sampai
Perjanjian Baru diterjemahkan, dan di dalamnya segala hal ini akan
disingkapkan; Karenanya Aku memberikan kepadamu bahwa bolehlah kamu
sekarang menerjemahkannya, agar kamu boleh dipersiapkan untuk hal-hal
yang akan datang.” (Ajaran dan Perjanjian 45 : 60-61)
Nabi Joseph Smith memulai pada bulan Juni 1830, kemudian Joseph
menuntaskan sebagian besar terjemahannya pada bulan Juli 1833, Joseph
melanjutkan sampai kematiannya pada tahun 1844 utuk membuat modifikasi
saat mempersiapkan naskah untuk penerbitan. Walaupun dia menerbitkan
beberapa bagian dari terjemahan tersebut selama masa hidupnya, adalah
mungkin dia akan membuat perubahan-perubahan tambahan seandainya
6 King James adalah seorang Raja di Inggris yang bertengkar dengan Paulus karena ingin
menterjemahan Alkitab kedalam Bahasa Inggris, sementara pada zaman dahulu Gerea Katolik di
Inggris hanya boleh menggunakan Alkitab dalam bahasa Romawi, Ibrani dan Yunani, selain itu
tidak diterima. Kemudian King James akhirnya mendirikan Gereja sendiri dan menterjemahkan
Alkitab kedalam bahasa Inggris yang digunakan dalam Gerejanya.
74
Joseph hidup untuk menerbitkan seluruh pekerjaan tersebut. Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci zaman Akhir yang di organisasi kembali
menerbitkan edisi pertama terjemahan Joseph Smith yang diilhami pada tahun
1867. Mereka telah menerbitkan beberapa edisi sejak waktu itu Nabi belajar
banyak hal selama proses terjemahan. Beberapa bagian dari Ajaran dan
perjanjian diterima karena diilhami dari pekerjaan terjemahannya, Tuhan juga
memberian petunjuk khusus untuk penerjemahan tersebut yang dicatat dalam
Ajaran dan Perjanjian. Dari pekerjaan penerjemahan Alkitab yang diilhami
kepada Joseph Smith tersebut yang sekarang dikenal sebagai Terjemahan
Joseph Smith terhadap Alkitab, yang melaluinya muncul Kitab Musa dan
Joseph Smith—Matius, sekarang dimuat dlam Kitab Mutiara Yang Sangat
Berharga.7 Dalam Prakata Kitab Seleksi dari Terjemahan Joseph Smith
terhadap Alkitab, kebenaran-kebenaran yang dipulihkan ini megklarifikasi
ajaran dan meningkatkan pemahaman akan tulisan suci. Kata terjemahan
digunakan dalam cara yang lebih luas dan berbeda daripada biasanya, karena
terjemahan Joseph merupakan wahyu daripada terjemahan harfiah dari satu
bahasa ke dalam bahasa lain.8 Tak ada kritik yang dimuat dalam Tulisan
Terjemahan Joseph Smith ini, hanya saja penggunaan kata yang sedikit
berbeda tetapi dengan maksud yang tidak jauh beda. Berikut contoh ayatnya:
Pada surat Yohanes 6:44 dalam Terjemahan Joseph Smith. Bandingkan
dengan Yohanes 6:44 dalam Alkitab:
Dalam Alkitab:
44“Tidak ada seseorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia
tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada
akhir zaman.”
Dalam Terjemahan Joseph Smith (TJS):
Kehendak Bapa adalah agar semua orang menerima Yesus. Mereka
yang melakukan kehendak Yesus akan dibangkitkan dalam kebangkitan
orang saleh.
7 Wawancara via Whatsapp dengan Elder Asmadi dan Elder Siregar, pada tanggal 12 Juli
2020. 8OSZA, Prakata Terejemahan Joseph Smith(TJS) Terhadap Alkitab.
75
44”Tak seorang pun dapat datang kepada-Ku, kecuali dia melakukan
kehendak Bapa-Ku yang telah mengutus-Ku. Dan ini adalah kehendak Dia
yang telah mengutus-Ku, agar kamu menerima Putra; karena Bapa
memberikan kesaksian tentang-Nya; dan dia yang menerima kesaksian, dan
melakukan kehendak Dia yang mengutus-Ku, akan Aku bangkitkan dalam
kebangkitan orang saleh.”9
Terjemahan Joseph Smith telah memulihkan sebagian dari apa yang
gamblang dan berharga yang telah hilang dari Alkitab (1 Nefi 13). Walaupun
itu bukan Alkitab resmi dari Gereja, terjemahan ini menyampaikan banyak
wawasan yang menarik dan sangat bernilai dalam memahami Alkitab.
Contoh beberapa ayat yang ada di Alkitab namun diperjelas kembali,
yaitu mengenai Sakramen10
. Dalam Alkitab disebutkan dalam Surat Matius
26: 26-28 , Markus 14: 22-24 , Lukas 22 : 15-20 . Kemudian perintah
Sakramen diperjelas tata cara-tata cara dan Doa pada saat Sakramen yang ada
di dalam Kitab Mormon dan Kitab Ajaran dan Perjanjian. Tulisan Suci
menjelaskan secara tepat bagaimana sakramen harus diselenggarakan.
Sakramen diselenggarakan oleh mereka yang memegang wewenang Imamat
yang diperlukan.11
Kemudian mengenai Pembaptisan Orang meninggal, dalam Gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir memiliki Ajaran untuk
membaptis orang yang telah meninggal. Dalam Alkitab ada suatu surat yang
membicarakan mengenai pembaptisan bagi orang mati, yaitu 1 Kortinus: 29:
“Jika tidak demikian, apa faedahnya perbuatan orang-orang yang
dibaptis bagi orang mati?Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkn,
mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang teah meninggal.” (1
Kortinus:29).
9OSZA, Terjemahan Joseph Smith(TJS) Terhadap Alkitab.
10 Sakramen adalah sebuah tata cara kudus keimamatan yang bertujuan menolong kita
mengingatkan akan Kurban Tebusan Juruselamat dengan cara memakan Roti yang telah di pecah-
pecah melmbangkan Tubuh Yesusu Kritus dan secawan anggur melambangkan Darah Yesus
Kristus, namun pada Orang-orang Suci Zaman Akhir tidak meminum anggur tetapi air. 11
OSZA, Asas-asas Injil, h. 147.
76
Pada bulan Januari 1836 di dalam bait suci di Kirtland, Ohio. Joseph
mendapatkan pengihatan. Setelah bertahun-tahun Alvin adikknya Joseph
Smith meninggal, Joseph mendapat sebuah penglihatan mengenai kerajaan
Selestial12
Joesph melihat bahwa Alvin, ayah dan ibunya kelak mewarisi
kerajaan tersebut. Namun Joseeph heran ketika adiknya yaitu Alvin juga
mendapat kerajaan tersebut, padahal Alvin meninggal sebelum mengenal
Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan ini dan belum pula untuk dibaptis.
Berlanjut pada sebuah penglihatan yang kejadiannya adalah pelaksanaan tata
cara-tata cara dalam persiapan untuk pendedikaisan bait suci. Pada tanggal 15
Agustus 1840, Nabi Joseph Smith berkhotbah pada sebuah upacara
pemakaman di Nauvoo dan, untuk pertama kalinya di depan umum,
mengajarkan ajaran keselamatan bagi mereka yang telah meninggal. Dan hal
ini merupakan ritual yang dipulihkan oleh Orang-orang Suci Zaman Akhir,
kemudian ini tercatat pada Kitab Ajaran dan perjanjian dan dalam Ajaran-
ajaran Presiden Gereja Joseph Smith.13
Sebagaimana Alkitab adalah perjanjian dari Dunia Lama, Kitab
Mormon adalah Perjanjian dari Dunia Baru. Keduanya secara bersama-sama
menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Bapa. Kitab mormon besaksi tentang
Dia yang dilahirkan di Bethlehem dari Yudea dan yang mati di bukit Kalvari.
Alkitab dan kitab mormon keduanya adalah saksi tentang Yesus Kristus,
mengajarkan bahwa Dia adalah Putra Allah, bahwa Dia menjalani hidup yang
penuh teladan, bahwa Dia berkurban menebus seluruh umat manusia, bahwa
Dia mati di atas salib dan bangkit kembali sebagai Tuhan. Kitab-kitab itu
mengajarkan bahwa Dia adalah Juruselamat dunia. Untuk menghindari dunia
yang ragu dalam imannya, Kitab Mormon adalah sebuah kesaksian yang kuat
akan keillahian Tuhan.14
Sebagai rekanan untuk Alkitab, Kitab Mormon
adalah satu kesaksian lagi tentang keilahian Kristus dan peranan-Nya sebagai
12
Kerajaan selestial adalah kerajaan kemuliaan tertinggi dari antara ketiga kerajaan Allah.
Orang-orang yang berada di Kerajaan ini tinggal selamanya di hadirat Allah Bapa dan Putra-Nya,
Yesus Kristus 13
OSZA, Ajaran-ajaran Presiden Gereja Joseph Smith, h.467-468. 14
Ajaran-ajaran Presiden Gereja Gordon B.Hinckley (Gereja Yesus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir: Salt Lake City, Utah, 2016)
77
Juruselamat dunia. Kitab Mormon memulihkan kebenaran-kebenaran yang
gamblang dan berharga yang telah hilang dari Alkitab. Ketika kita menelaah
Kitab Mormon, pemahaman kita tentang ajaran-ajaran dalam Alkitab
diperjelas. Kasih bagi Kitab mormon memperluas kasih seseorang bagi
Alkitab, dan sebaliknya. Seorang malaikat memaklumkan bahwa Kitab
Mormon akan menegakkan kebenaran Alkitab. Dia juga mengungkapkan
bahwa tulisan dalam Alkitab yang tersedia di zaman kita tidakklah selengkap
ketika semula ditulis oleh para nabi dan rasul. Dia menyatakan bahwa Kitab
Mormon akan memulihkan hal-hal yang sederhana dan berharga yang diambil
dari Alkitab.
Tulisan suci Pemulihan ini tidak bersaing dengan Alkitab tetapi saling
melengkapi Alkitab. Saksi jika tulisan suci ini saling mengabsahkan, konsep
ini tertera pada Kitab Mormon, Nabi zaman dahulu sekali menuliskan bahwa
Kitab Mormon dituliskan dengan maksud supaya kamu boleh mempercayai
(Alkitab); dan jika kamu memercayai (Alkitab), kamu akan mempercayai
(Kitab Mormon) juga. Dengan kata lain, semua orang yang mempercayai
Alkitab juga akan mempercayai Kitab Mormon, berikut kutipan ayatnya :15
“……..Karena lihatlah,ini dituliskan untuk maksud agar kamu boleh
memercayai itu; dan jika kamu memercayai itu kamu akan memercayai ini
juga; dan jika kamu memercayai ini kamu akan tahu mengenai leluhurmu,
dan juga pekerjaan menakjubkan yang dikerjakan melalui kuasa Allah di
antara mereka……….” (Mormon : 7:8-10)
Dalam tulisannya penatua Tad R. Callister Dari Presidensi Tujuh Puluh
menjelaskan mengapa perlunya kitab mormon jika kita sudah memiliki Alkitab,
menurutnya ada begitu banyak Gereja Kristen di dunia ini padahal mereka
mendapatkan ajaran-ajaran mereka pada dasarnya dari Alkitab yang sama, ini
dikarenakan penafsiran Alkitab secara berbeda-beda. Padahal bukan seperti ini yang
Tuhan kehendaki, Rasul Paulus telah menyatakan bahwa “satu Tuhan, satu iman,
satu baptisan.” (Efesus 4:5). Untuk itu Tuhan menetapkan suatu hukum Illahi
15
https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/teachings-and-doctrine-of-the-book-
of-mormon-teacher-manual/lesson-7-the-book-of-mormon-and-the-bible?lang=ind,
Russell M.Nelson, ―Saksi Tulisan Suci,‖ Ensign atau Liahona, November 2007, 43–46.
78
mengenai para saksi. Paulus mengajarkan “Baru dengan keterangan dua atau tiga
orang saksi suatu perkara sah” (2Korintus 13:1). Maka Alkitab adalah satu
kesaksian tentang Yesus Kristus; dan Kitab Mormon adalah yang lainnya. Kemudian
Tad R. Calilister mengilustrasikan bahwa ketika ada satu titik tunggal dalam
selembar kertas maka akan dapat banyak garis lurus yang dapat ditarik melaui satu
titik tunggal tersebut. garis lurus yang ditarik melalui titik tunggal tersebut mewakili
penafsiran-penafsiran berbeda dari Alkitab dan bahwa setiap penafsiran tersebut
mewakili Gereja yang berbeda.
Namun, jika pada selembar kertas itu ada titik kedua yang mewakili
Kitab Mormon, maka banyaknya garis yang dapat ditarik antara kedua titik
tersebut hanya ada satu garis lurus diantara dua titik rujukan tersebut. Dengan
kata lain hanya ada satu penafsiran dari kedua saksi tersebut.16
Kemudian ada beberapa ayat mengenai hubungan fungsi Alkitab
dengan Kitab Mormon:
a. Papan Yehuda (Alkitab) dan Papan Yusuf (Kitab Mormon) akan menjadi
satu dalam tangan Tuhan :
“Kemudian datanglah firman Tuhan kepadaku: “Hai engkau anak
manusia, ambillah sepotong papan dan tulis di atasnya: Untuk Yehuda
dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah
papan yang lain dan tulis di atasnya: untuk Yusuf- Papan Efraim- dan
seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan dia. Gabungkanlah
keduanya menjadi satu dalam tanganmu. Maka kalau teman-teman
sebangsamu bertanya kepadamu: Tidakah engkau bersedia
memberitahukan kepada kami , apa artinya ini. Katakanlah kepada
mereka: beginilah firman Tuhan Allah: Aku mengambil papan Yusuf-
yang dalam tangan Efraim- beserta suku-suku Israel yang bersekutu
dengan dia dan menggabungkannya dengan papan Yehuda dan Aku akan
mejadikan mereka satu papan, sehingga mereka menjadi satu dalam
tangan-Ku. (Yeh 37:15-19)
b. Kebenaran penuh Alkitab akan ditegakkan oleh tulisan suci zaman akhir,
“Dan terjadilah bahwa aku melihat sisa benih keturunan kakak-
kakakku, dan juga kitab Anak DombaAlah, yang telah keluar dari mulut
orang-orang Yahudi itu, bahwa itu tampil bukan dari orang-orang bukan
16
penatua Tad R. Callister Dari Presidensi Tujuh Puluh , (―Kitab Mormon Sebuah Kitab
dari Allah,‖ Ensign atau Liahona, November 2011, 75).
79
Israel kepada sisa benih keturunan kakak-kakakku. Dan setelah itu
tampil kepada mereka aku melihat kitab-kitab lain, yang tampil melalui
kuasa Anak Domba, dari orang-orang bukan Israel kepada mereka,
untuk diyakinkannya orang-orang bukan Israel dan benih keturunan
kakak-kakakku, dan juga orang-orang Yahudi yang dicerai-beraikan di
atas seluruh muka bumi, bahwa catatan-catatan dari para nabi dan
kedua belas rasul Anak-anak Domba adaah benar. Dan malaikat itu
berbicara kepadaku mengatakan: Catatan-catatan terakhir ini, yang
telah engkau lihat di antara orang-orang bukan Israel, akan menegakkan
kebenaran dari yang pertama, yang adalah dari kedua belas rasul Anak
Domba, dan akan menyingkapkan apa yang gamblang dan berharga
yang telah diambil darinya; dan akan menyingkapkan kepada segala
kaum, bahasa, khalayak, bahwa Anak Domba Allah adalah Putra Bapa
Yang Kekal, dan Juruselamat Dunia;dan semua orang mesti datang
kepadaNya, atau mereka tidak dapat diselamatkan. (1 Nefi 13 : 38-40)
c. Alkitab akan bergabung dengan Kitab Mormon dalam menumpas ajaran
palsu
Karenanya, buah keturunan auratmu akan menulis; dan buah
keturunan aurat Yehuda akan menulis; dan apa yang akan dituli oleh
buah keturunan auratmu, dan juga apa yang akan ditulis oleh buah
keturunan Yehuda, akan tumbuh bersama sampai dikacaukannya ajaran-
ajaran palsu dan diredamnya perselisihan, dan ditegakkannya
perdamaian di antara buah keturunan auratmu, dan dibawanya mereka
pada pengetahuan tentang leluhur mereka pada zaman akhir,dan juga
pada pengetahuan tentang perjanjian-perjanjian-Ku, Firman Tuhan.” (2
Nefi 3:12).
d. Para penatua hendaknya mengajarkan asas-asas Injil-Ku, yang ada dalam
Alkitab dan Kitab Mormon.
“Dan lagi, penatua, imam dan pengajar gereja ini hendaknya
mengajarkan asas-asas Injil-Ku, yang ada dalam c Alkitab dan Kitab
Mormon, yang di dalamnya adalah kegenapan Injil.” Ajaran dan
Perjanjian 42:12)
Sebuah nubuat dalam Kitab Mormon memperingatkan bahwa
sebagia dari orang akan berkeberatan dengan wacana mengenai tulisan
suci tambahan. Ada beberapa orang atau kalangan dalam agama Kristen
sendiri yang sanksi terhadap Kitab Mormon, maka hal ini sudah
80
diramalkan oleh Nabi terdahulu, kemudian Tuhan Allah benubut sebagai
berikut:
“……….Engkau orang bodoh, yang akan berkata: Sebuah Alkitab,
kami telah memiliki sebuah Alkitab, dan kami tidak butuh Alkitab lain
lagi. Apakah kamu telah mendapatkan sebuah Alkitab kecuali melalui
orang-orang Yahudi? Tidak tahukah kamu bahwa ada lebih banyak
bangsa daripada satu? Tidak tahukah kamu bahwa Aku, Tuhan Allahmu,
telah menciptakan semua orang, dan bahwa Aku mengingat mereka
yang berada di atas pulaupulau di laut; dan bahwa Aku berkuasa di
langit di atas dan dibumi di bawah; dan Aku menampilkan firman-Ku
kepada anakanak manusia, ya, bahkan ke atas segala bangsa di bumi?
Mengapa kamu menggerutu, karena kamu akan menerima lebih banyak
firman-Ku? Tidak tahukah kamu bahwa kesaksian dua bangsa adalah
saksi bagimu bahwa Aku adalah Allah, bahwa Aku mengingat bangsa
yang satu seperti kepada yang lain? Karenanya, Aku mengucapkan
firman yang sama kepada bangsa yang satu seperti kepada bangsa yang
lain. Dan ketika kedua bangsa itu akan berada bersama kesaksian kedua
bangsa itu akan berada bersama juga. Dan Aku melakukan ini agar Aku
boleh membuktikan kepada banyak orang bahwa Aku adalah yang sama
kemarin, hari ini, dan selamanya; dan bahwa Aku menyuarakan firman-
Ku menurut kesenangan-Ku sendiri. Dan karena Aku telah
memfirmankan satu firman kamu tidak perlu mengira bahwa Aku tidak
dapat memfirmankan yang lain; karena pekerjaan-Ku belumlah selesai;
tidak juga akanlah itu terjadi sampai akhir hayat manusia, tidak juga
sejak waktu itu seterusnya dan selamanya. Karenanya, karena kamu
memiliki sebuah Alkitab kamu tidak perlu mengira bahwa itu memuat
seluruh firman-Ku; tidak juga kamu perlu mengira bahwa Aku tidak
menyuruh leb ih banyak untuk dituliskan.” (2 Nefi 29 : 3-10)
B. Fungsi Kitab Mormon sebagai Rujukan Dogmatika Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Pada awal pembentukan Gereja Tuhan memerintahkan untuk
menggunakan nama-Nya dalam penamaan Gereja, maka Joseph Smith
menggunakan nama ―Gereja Kristus‖ di awal berdirinya Gereja. Kutipan ayat
dari kitab mormon sebagai berikut:
“Dan mereka berkata kepada-Nya: Tuhan, kami menghendaki agar
Engkau akan memberitahu kami dengan nama apa kami menamai Gereja ini;
81
karena ada perbantahan diantara orang-orang mengenai masalah ini. Dan
Tuhan berfirman kepada mereka: sesungguhnya, sesungguhnya, Aku
berfirman kepadamu, mengapa kiranya orang-orang mesti menggerutu dan
berbantah karena hal ini? Tidakkah mereka membaca tulisan suci, yang
berkata kamu mesti mengambil ke atas dirimu nama Kristus, yang adalah
nama-Ku? Karena dengan nama ini akanlah kamu dipanggil pada hari
terakhir; dan barang siapa mengambil atas dirinya nama-Ku, dan bertahan
sampai akhir, orang yang sama akan diselamatkan pada hari terakhir. Oleh
karena itu apapun yang akan kamu lakukan, kamu akan melakukannya dalam
nama-Ku; oleh karena itu kamu akan meminta kepada Bapa dalam nama-Ku
agar Dia akan memberkati Gereja demi kepentingan-Ku. Dan bagaimana
mungkin itu Gereja-Ku kecuali dinamai dengan nama-Ku? Karena jika
sebuah Gereja dinamai dengan nama Musa maka itu menjadi Gereja Musa;
atau jika dinamai dengan nama seorang manusia maka itu menjadi Gereja
dari seorang manusia; tetapi jika dinamai dengan nama-Ku maka itu adalah
Gereja-Ku, jika demikian halnya bahwa mereka dibangun atas Injil-Ku” (3
Nefi 27: 3-8).
Kemudian mengenai Sakramen, tidak dijelaskan dalam Alkitab mengenai
cara penatua dan imam memberkati roti sakramen dan air anggur sakramen,
namun kira-kira pada tahun 401-421M hal ini dijelaskan dan tercatat di Kitab
Mormon. Ini merupakan ajaran dogmatika yang dilakukan setiap Sakramen
dilakukan dalam Gereja OSZA hingga sekarang. Kutipan ayatnya sebagai
berikut:
Doa memberkati roti sakramen : “Cara penatua dan imam mereka
memberkati daging dan darah Kristus bagi Gereja, dan mereka memberkati
menurut perintah Kristus; karenanya kami tahu cara itu adalah benar; dan
penatua atau imam memberatinya. Dan mereka berlutut bersama Gereja, dan
berdoa kepada Bapa dalam nama Kristus, mengatakan: Ya Allah, Bapa Yang
Kekal, kami mohon kepada-Mu dalam nama Putra-Mu, Yesus Kristus, untuk
memberkati dan menguduskan roti ini bagi jiwa mereka semua yang
mengambilnya, agar mereka boleh makan sebagai ingatan akan tubuh Putra-
Mu, dan bersaksi kepada-Mu, ya Allah, Bapa Yang Kekal, bahwa mereka
bersedia mengambil ke atas diri mereka nama Putra-Mu, dan selalu
mengingat-Nya, dan menaati perintah-perintah-Nya yang telah Dia berikan
kepada mereka, agar mereka boleh selalu memiiki Roh-Nya bersama mereka.
Amin.” (Moroni 4: 1-3).
Doa memberkati air anggu sakramen:
82
“Cara memberkati air anggur, lihatlah mereka mengambil cawan dan
berkata: Ya Allah, Bapa Yang Kekal, kami mohon kepada-Mu, dalam nama
Putra-Mu, Yesus Kritus, untuk memberkati dan mengudusan air anggur ini
bagi jiwa mereka semua yang meminumnya, agar mereka boleh
melakukannya sebagai ingatan akan darah Putra-Mu yang ditumpahkan bagi
mereka; agar mereka boleh bersaksi kepada-Mu, ya Allah Bapa Yang Kekal,
bahwa mereka selalu mengingat-Nya, agar mereka boleh memiliki Roh-Nya
bersama mereka. Amin.” (Moroni 5: 1-2)
Larangan pembaptisan Bayi baru lahir. Praktik yang tidak perlu untuk
membaptis bayi dan anak-anak dibawah usia pertanggungjawaban, yaitu
delapan tahun. Menurut Kitab Mormon anak terlahir ta bersalah dan tak
berdosa. Setan tidak memiiki kuasa untuk menggoda anak-anak sampai
mereka menjadi bertanggung jawab (Ajaran dan Perjanjian 29:46-47).
Sehingga mereka tidak perlu bertobat atau dibaptis pada usia delapan tahun
(Ajaran dan Perjanjian 68: 25-27). Dalam Kitab Mormon berikut kutipan
ayatnya:
“Dengarlah firman Kristus, penebusanmu, Tuhanmu dan Allahmu.
Lihatlah, Aku datang ke dunia bukan untuk memanggil yang saleh tetapi
pendosa untuk pertobatan; yang sehat tidak perlu tabib, tetapi yang sakit;
karenanya, anak kecil adalah murni, karena mereka tidak mampu berbuat
dosa; karenanya kutukan Adam diambil dari mereka di dalam Aku, sehingga
itu tidak memiliki kuasa atas diri mereka; dan hukum sunat diakhiri di dalam
Aku. Dan dengan cara inilah Roh Kudus menyatakan firman Allah kepadaku;
karenanya, putra terkasihku, aku tahu bahwa adalah ejekan yang serius
dihadapan Allah, bahwa kamu membaptis anak kecil. Lihatlah aku berkata
kepadamu bahwa hal ini akanlah kamu ajarkan, pertobatan dan baptisan
bagi mereka yang bertanggung jawab dengan mampu berbuat dosa; ya,
ajarilah para orang tua bahwa mereka mesti bertobat dan dibapstis, dan
merendahkan hati mereka seperti anak kecil mereka, dan mereka semua akan
diselamatkan bersama anak kecil mereka. Dan anak kecil mereka tidak
memerlukan pertobatan, tidak juga baptisan.lihatlah, baptisan adalah untuk
pertobatan untuk penggenapan perintah bagi pengampunan akan dosa-dosa.
Tetapi anak kecil hidup dalam Kristus, bahkan sejak pelandasan dunia; jika
tidak demikian, Allah adalah Allah yang memihak, dan juga Allah yang
terubahkan, dan orang yang pilih kasih; karena berapa banyak anak kecil
telah mati tanpa baptisan!..........” (Moroni 8 :1-22).
Namun banyak wahyu untuk membangun Gereja yang turun langsung
kepada Joseph Smith, maka pada tahun 1832, sejumlah wahyu yang diterima
83
oleh Nabi Joseph Smith dipersiapkan untuk penerbitan dengan judul Kitab
Perintah-perintah (A Book of Commandments for the Government of the
Church of Chirst) untuk pengaturan Gereja Yesus Kistus. Diantara wahyu-
wahyu yang Nabi terima di Kirtland adalah wahyu-wahyu yang menegakkan
sistem pemerintahan Gereja. Dibawah arahan Tuhan, Joseph Smith
mengorganisasikan Presidensi Utama pada tahun 1832. Ia mengorganisasikan
Kuorum Dua Belas Rasul dan sebuah Kuorum Tujuh Puluh pada tahun 1835.
Sebuah wilayah diorganisasikan di Kirtland pada 1834. Dalam kurun waktu
ini, dia juga membentuk Kuorum-Kuorum Imamat Harun dan Malkisedek
untuk melayani kebutuhan anggota Gereja setempat. Kemudian karena Tuhan
melanjutkan untuk berkomunikasi dengan para hamba-Nya, sebuah
penyusunan yang diperluas diterbitkan dua tahun kemudian di Kirtland, Ohio,
dengan judul Ajaran dan Perjanjian Gereja Orang-orang Suci Zaman Akhir
(Doctrine and Covenants of the Church of the Latter Day Saints).17
Penganut
Gereja OSZA percaya bahwa wahyu terus turun kepada manusia yang teah
memiliki wewenang imamat, maka hingga kini pun Nabi yang hidup
dipercaya memungkinkan untuk menerima wahyu dari Tuhan.
C. Pandangan dan Sikap Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir terhadap Kitab Suci Mormon
Semua berawal dari kemunculan banyaknya aliran Gereja pada saat itu
di Amerika. Kira-kira pada tahun 1820, kehebohan agama menuntun Joseph
Smith kebingungan mencari Gereja yang benar, cara beribadat yang benar,
cara yang baik untuk hidup. Maka dari kebingungannya tersebut Joseph
berdoa dengan sungguh-sungguh meminta petunjuk Tuhan. Kemudian,
Joseph memperoleh jawaban atas doa-doanya tersebut. Pada tahun 1829,
Joseph Smith menerima wewenang Imamat ynag sama yang telah Yesus
Kristus berikan kepada para rasul-Nya. Yohanes Pembaptis yang
membaptiskan Yesus Kristus, menampakkan diri kepada Joseph Smith dan
menganugerahkan kepadanya Imamat Harun. Kemudian beberapa hari
kemudian Petrus Yakobus, dan Yohanes (tiga orang dari para rasul Yesus
Kristus, menampakkan diri kepada Joseph Smith dan menganugerahkan
kepadanya Imamat Malkisedek, atau Imamat yang Lebih Tinggi. Setelah
17
OSZA, Prakarta Kitab Ajaran dan Perjanjian, h. IV-V
84
Joseph menerima wewenang Imamat, Joseph dineri petunjuk untuk
mengorganisasikan kembali Gereja Yesusu Kristus di bumi.18
Pengaruh
Imamat adalah wewenang dari Allah untuk bertindak dalam nama Allah.
Untuk memimpin Gereja dan memulihkan tata cra-tata cara Injil. Imamat
diberikan kepada orang-orang terpercaya. Jauh sebelum Joseph Smith
wewenang Imamat telah ada, kemudian ketika Orang-orang terpilih itu
menyebarkan Injil mereka ditolak dan dibunuh. Setelah itu Imamat hilang
dari duni ini, kemudian kepada Joseph Smith Imamat kembali dipulihkan.
Joseph didtangi oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes.19
Dan kemudian
mendirikan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang suci Zaman Akhir pada
tanggal 6 April 1830.20
Sebagai bagian dari pemulihan Injil, Allah menguluarkan Kitab
Mormon: Satu Kesaksian Lagi tentang Yesus Kristus. Oleh karena kuasa
Allah dan dengan bantuan Imamat Malkisedek, Joseph menerjemahkan kitab
ini dari sebuah catatan kuno yang ditulis di atas lempingan-lempingan Emas.
Kitab Mormon adalah sebuah saksi yang menguatan Yesus Krristus. Gereja
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir menerima sebagaimana
adanya perkataan Yesus: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Meskipun
demikian, kita percaya, bahwa kehidupan yang berkelimpahan diperoleh
bukan hanya dari permuliaan rohani, melainkan juga melalui penerapan
dalam kehidupan sehari-hari asas-asas yang Yesus Kristus ajarkan.21
Kitab
Mormon juga membantu kita memahami ajaran-ajaran-Nya, termasuk ajaran
yang terdapat daam Alkitab. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Zaman
Akhir percaya bahwa munculnya kitab Mormon adalah hasil pemulihan, jadi
ajaran-ajaran yang diajarkan sama dengan ajaran Gereja pada masa lalu.
Mereka percaya bahwa Kitab Mormon sebagai pemulih Alkitab yang
melengkapi ajaran-ajaran yang hilang dari Alkitab. Mengajarkan hal-hal yang
18
OSZA, Pemulihan Injil Yesus Kristus, h.12 19
Wawancara pribadi dengan Elder Nelson dan Nielsen, pada Agusus 2019. 20
Ajaran-Ajaran Presiden Gereja David O Mckay (Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah, AS.)
21
Ajaran-ajaran dari Presiden David O. McKay, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah, AS.
85
baru atau yang hilang tentang Yesus Kristus yang tidak ada dalam Alkitab
dan memperjelas ajaran yang telah ada dalam alkitab sebelumnya. Mereka
percaya bahwa kemunculan Kitab Mormon adalah hasil dari pemulihan Injil,
jadi ajaran dalam Kitab Mormon adalah Ajaran yang sama dengan ajaran
gereja Allah pada masa lalu.22
Mereka percaya bahwa Kitab Mormon adalah
sezaman dengan Alkitab, hanya saja Alkitab ditulis di Isreal dan Kitab
Mormon ditulis di benua Amerika. Dan mereka percaya ketika Yesus Kristus
disalib kemudian diangkat kesurga, setelah itu Yesus Kristus dibangkitkan
mengunjungi benua Amerika.23
Dan ketika kita ingin memperoleh keyakinan
akan kebenaran Kitab Mormon, maka kita berdoa agar diyakinkan dan
memohon dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan bimbingan langsung
dari Roh Kudus.
Dalam Gereja Yesus Kristus memiliki sumber ajaran lain selain Kitab
Mormon dan Alkitab, yaitu Mutiara Yang Sangat Berharga berisikan Kitab
Musa, Kitab Abraham, dan sejumlah tulisan terilhami dari Joseph Smith.
Kitab Musa berisikan laporan tentang sejumlah penglihatan dan tulisan Musa,
yang diwahyukan kepada Joseph Smith, menjelaskan doktrin dan ajaran yang
hilang dari Alkitab serta memberikan informasi tambahan mengenai
Penciptaan bumi. Kitab Abraham diterjemahkan oleh Nabi Joseph Smith dari
sebuah gulungan papirus yang diambil dari katakomba-katakomba Mesir.
Kitab ini berisikan informasi yang berharga mengenai Penciptaan, Injil, sifat
Allah, dan Imamat. Dan tulisan-tulisan Joseph Smith mencakup sebagian dari
terjemahan Joseph Smith yang terilhami terhadap Alkitab, seleksi dari
Sejarah Gereja, dan pasal-pasal kepercayaan.
Kemudian Ajaran dan Perjanjian yang merupakan kumpulan wahyu
modern. Di bagian 1 dari Ajaran dan Perjanjian, Tuhan mengungkapkan
bahwa kitab itu diberitakan kepada para penduduk bumi untuk
mempersiapkan mereka bagi Kedatangan-Nya. Kitab ini berisikan wahyu-
wahyu mengenai Gereja Yesus Kristus sebagaimana itu telah dipuihkan di
zaman akhir ini.
22
Wawancara pribadi Eder Asmadi dan Elder Siregar, pada 12 Juli 2020. 23
Wawancara pribadi dengan Elder Nelson dan nielsen, pada Agusus 2019
86
Perkataan dari Para Nabi yang Hidup, selain keempat kitab, perkataan
yang terilhami dari para nabi yang hidup. Perkataan tersebut disampaikan
melalui konferensi, majalah Liahona atau Ensign, dan petunuk kepada para
imamat seempat.
Urutan semua penggunaan Kitab tersebut di awali dengan kitab
Mormon mengingat bahwa Kitab Mormon merupakan Batu Kunci dari Gereja
OSZA dan identitas mereka, kemudian Alkitab sebagai kesinambungan dari
Kitab Mormon. Ajaran dan Perjanjian pun sangat menjadi penting bagi
jemaat Gereja OSZA dalam mentaati printah dan aturan-aturan Gereja yang
di wahyukan saat zaman modern yang turunkan kepada Joseph Smith. Lalu
kemudian Kitab Mutiara Yang Sangat Berharga yang memuat Terjemahan
Joseph Smith terhadap Alkitab di dalamnya .
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya
bahwa dalam kehidupan dan ajaran-ajaran-Nya, Yesus Kristus memberikan
standar kehidupan Pribadi dan hubungan sosial yang jika diikuti dalam
kehidupan Pribadi serta dalam lembaga-lembaga manusia, bukan saja
mengurangi penyakit masyarakat dewasa ini, melainkan juga mendatangkan
kebahagiaan dan kedamaian bagi umat manusia.24
24
Ajaran-ajaran Presiden Gereja David O‘Mckay, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah, AS.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di akhir penulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir atau yang biasa di sebut dengan
Agama Kristen Mormon, mereka mempunyai identitas tersendiri yang
diwakilkan dengan sebuah Kitab dari Lempingan-lempingan Emas yang
terkubur di Benua Amerika yang merupakan catatan sakral tentang penduduk
Amerika Kuno. Sejarah yang menarik dan Kesaksian para Saksi yang tertulis
dalam Kitab mormon menguatkan akan kebenaran Kitab tersebut.
Agama Kristen Mormon memiliki pandangan sendiri terhadap Alkitab
sebagai Kitab Suci. Mereka mempercayai Alkitab sejauh diterjemahkan
dengan benar, bukan berarti semua salah, tetapi menurut mereka Alkitab
seiring perkembangan zaman dan berbagai kepentingan politik telah banyak
yang hilang dan berubah, maka Kitab Mormon hadir untuk memulihkan hal-
hal yang hilang yang terdapat dalam Alkitab dan yang tidak terdapat dalam
Alkitab, serta sebagai satu lagi saksi yang kuat mengenai Yesus Kristus.
Dalam Kristen Mormon Alkitab dan Kitab Mormon sama-sama Firman Allah
yang di hormati dan dimuliakan. Kitab Mormon berfungsi saling melengkapi
dan menyempurnakan Alkitab, juga sebagai Kitab rujukan yang melahirkan
ajaran yang ada dalam Gereja OSZA yang didukung dengan kedua Kitab
yang lainnya yaitu Kitab Ajaran dan Perjanjian serta Kitab Mutiara yang
Sangat Berharga.
B. Saran
1. Untuk Penelitian Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
lebih mendalam mengenai Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci
Zaman Akhir atau Kristen Mormon, banyak sekali tema-tema menarik
88
yang bisa dikaji sebagai tulisan karya ilmiah. Hendaknya ketika meneliti
hilangkan sikap dan pandangan negatif kepada ajaran yang ada pada
agama lain.
2. Untuk pihak Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,
hendaknya memberikan referensi yang lengkap seperti menyediakan
buku, jurnal, dokumentasi kepada penulis agar memudahkan penulis
yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Dan Misionaris lebih memahami
ajaran-ajaran Agama Kristen Mormon serta bisa meluangkan waktu yang
lebih sebagai narsumber.
89
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari Buku :
Abdullah, Taufik. Metodologi Penelitian Agama. Yogyakarta: Tiara Wacana,
1989.
Adawiyah, Sa‘diyah El. Buku Ajar Human Relations. Yogyakarta: CV. Budi
Utama, 2019.
Adnois. ter, Khairon Nahdiyyin. Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam. LkiS
Yogyakarta, 2015.
Al Raysuni, Ahmad dan Barut, M. Jamal. Ijtihad antara teks, realitas &
kemaslahatan sosial. Jakarta: Erlangga, 2002.
Al Walid, Dr. Kholid Perjalanan Jiwa Menuju Akhirat Filsafat Eskatologi Mulla
Sadra. Jakarta: Sadra Internasional Institute, 2012.
Al-Fayyadl, Muhammad. Teologi Negatif Ibn „Arabi Kritik Metafisik Ketuhanan.
Yogyakarta, LkiS Yogyakarta, 2012.
Ali, M. Sayuthi. Metodologi Penelitian Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Amstrong, Karen. A history of God : The 4.000 -Year Quest of Judaism,
Christianity and Islam. New York : Ballantine, 1993.
Arif, Muhammad. Pengantar Kajian Sejarah. Bandung: Yrama Widya, 2011.
Aritonang, S. Jan. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia, 1995.
Armstrong, Karen. Terj. Yuliani Liputo. Masa Depan Tuhan: Sanggahan
Terhadap Fundamentaisme Dan Atheisme. Bandung: PT. Mizan Pustaka,
tt.
Bachrul Ilmy, Ahmad Dimyati, Anan, Pendidikan Agama Islam untuk sekolah
menengah kejuruan. Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2008.
Callister, Tad R. Kitab Mormon Sebuah Kitab dari Allah. AS:
Ensign atau Liahona, 2011.
Chodjim, Achmad Menerapkan keajaiban surah yasin dalam kehidupan sehari-
hari. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2011.
Deane-Drummond, Celia,terj. Pdt. Dr. Robert P. Borrong. Teologi dan Ekologi
Buku Pegangan. Jakarta: PT. BPK Gunung ,Mulia, 2006.
Drewesdan, Pdt. B.F. dan Mojau, M.Th, Pdt. Julianus. Apa itu Teologi?
Pengantar ke Dalam Ilmu Teologi. Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2007.
Drs. Amrullah Ahmad, SF, dkk., Dimensi hukum islam dalam sistem hukum
nasional. Jakarta: Gema Insani, 2006.
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Gereja Yesus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Penuntun Tuilisan Suci.
Jakarta: Gereja OSZA, 2016.
Gereja Yesus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran-ajaran Presiden
Gereja Gordon B.Hinckley. Jakarta: OSZA, 2016.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran-ajaran
Presiden Gereja: Joseph Smith. Jakarta: Gereja OSZA, 2007.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran-ajaran
Presiden Gereja Spencer W. Kimball. AS: Gereja OSZA,tt.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja David O Mckay. AS: Gereja OSZA, tt.
Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Asas-asas Injil.
Jakarta: Gereja OSZA, 1995.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Kesaksian Nabi
Joseph. Jakarta: Gereja OSZA,1999.
Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Kitab Mormon: Satu
Kesaksian Lagi tentang Yesus Kristus. Jakarta: Gereja OSZA, 2016.
Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Kitab Mormon; Buku
Pedoman Guru Seminari. Jakarta: Gereja OSZA, 2012.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Mutiara yang sangat
berharga. Gereja OSZA: Jakarta, 2010.
Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Pemulihan Injil Yesus
Kristus. Jakarta: Gereja OSZA, 2005.
Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Saya Tahu Tulisan
Suci Benar. Jakarta: Gereja OSZA,2011.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Terjemahan Joseph
Smith(TJS) Terhadap Alkitab.
Glasse, Cyril. Ensiklopedia Islam, penerjemah Ghufon Mas‟adi, cet. Ke.2.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru Eklesiologi, Eskatologi, Etika. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009.
Hamid Nasuhi, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat: CeQDA (Center
for Quality Development and Assurance), 2007.
Hartoko, Dick. Kamus Populer Filsafat. Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2002.
Heukuen,A SJ, Ensiklopedia Gereja, Vol. IV. Jakarta: Yayasan Cipta Loka
Caraka, 2005.
IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Islam Indonesia, Jilid 4. Jakarta:
Djambatan, 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Koentjaningrat. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia, 1986.
Komisi kateetik keuskupan agung semarang. Agama dan kepercayaan membawa
pembaruan. Yogyakarta: kanisius, 2006.
Kutha Ratna, Nyoman. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial.
Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Lalu, Pr, Yosef. Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik. Yogyakarta:
Kanisius, 2010.
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab. Jakarta: LAI, 2013.
Lumintang I., Stevri. Keunikan Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan. Batu.
Departemen Literatur PPII, 2010.
Madjid Nurchois. Islam, kemodernan dan keindoneisaan. Bandung: PT Mizan
Pustaka, 1987.
Madjid, M. Dien dan Wahyudin, Johan. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta:
Pernada Media Group, 2014.
Magnis-Suseno, Franz. Menalar Tuhan. Jakarta: Kanisius, 2006.
Mastuhu M.Ed, Prof. Dr. Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktik.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2016.
Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat: CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance), 2007.
PR, Suharyo,.Katekismus Kristologi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994.
Pr, St. Darmawijaya. Seluk Beluk Kitab Suci. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Purnomo,S.Th.I,M.Pd.I, Mukhlisin. Sejarah-sejarah kitab kitab suci. Yogyakarta:
Forum, 2013.
Roham, Abujamin. Ensiklopedi Lintas Agama. Jakarta: Emerald, 2009.
Seely. R David. ―Scripture‖, In Daniel H. Ludlow, ed., Encyclopedia of
Mormonism, Vol.3. New York: Macmilan Publishing Company, 1992.
Smith, Wilfred Cantwell, terj. Dede Iswadi. Kitab Suci Agama-agama. Jakarta.
PT.Mizan Pelita. 2005
Sudiarja, A. Agama (di Zaman) Yang Berubah. Yogyakarta: kanisius, 2006.
Taufiq, Ahmad. Negeri Akhirat Konsep Eskatologi Nuruddin Ar-Raniri. Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, cet. Ke-2. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Widjajanti, Rosmaria Sjafariah. Etika. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2008.
Zakariya, Helmy. “Ragam Penafsiran Netizen Tentang Pemimpin Non-Muslim
(Telaah Penafsiran Muratal-Ma‟idah ayat 51)‖. Indonesian Journal of
Islamic Literature and Muslim Society, Vol. 2, No. 2, 2017.
Zubair, Achmad Charris. Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Sumber dari Internet:
Joseph Smith, www.mormon.org diakses pada tanggal 7 Juli 2018, pukul 19:15
WIB
KBBI onine, https://kbbi.web.id. Diakses pada tanggal 23 September 2019
Web Resmi Gereja OSZA,
https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/teachings-and-doctrine-
of-the book-of-mormon-teacher-manual/lesson-7-the-book-of-mormon-
and-the-bible?lang=ind, Russell M.Nelson, ―Saksi Tulisan
Suci,‖ Ensign atau Liahona, November 2007.
Web Resmi Gereja OSZA,
https://www.churchofjesuschrist.org/study/scriptures/gs/bible?lang=ind,
diakses pada tanggal 8 Juli 2020 pukul 23.00 WIB
Sumber dari Tabloid/Majalah:
Tabloid Reformata Edisi 21, Desember 2004.
Sumber dari Wawancara:
Misionaris : Elder Nelson
Misionaris : Elder Nielsen
Misionaris : Elder Asmadi
Misionaris : Elder Siregar
Gambar-gambar
1. Joseph Smith, Seorang Nabi Pendiri Gereja Yesus Kristus dari Orang-
orang Suci Zaman Akhir.
Sumber: www.churchofjesuschirst.org
2. Bukit Cumorah, Palmyra, Manchester-New York.
Sumber : www.churchofjesuschirst.org
3. Hutan Kudus tahun 1907, Plmyra, Manchester-New York
Sumber: Buku Ajaran-ajaran Presiden Joseph Smith
4. Kitab Mormon edisi pertama
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Kantor Pusat Gereja OSZA, JL. Senopati No.115, RT 8/RW.3, Senayan, Kec.
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pamulang, Tangerang Selatan.
Serpong, Tangerang Selatan