kipi

16
KIPI DEFINISI Merupakan reaksi simpang pada suatu kejadian medik yang berkaitan dengan imunisasi, baik berupa efek vaksin atau efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis; atau kesalahan program, koinsidensi, reaksi suntikan atau hubungan kausal. Umumnya dikenal sebagai KIPI; Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (AEFI; Adverse Events Following Immunization). TUJUAN Secara umum KIPI dijabarkan untuk memberikan pedoman pemantauan dan penanggulangan dalam rangka meningkatkan kualitas program imunisasi. Pedoman KIPI, secara khusus dijabarkan untuk: 1. Menemukan kasus KIPI melalui jalur laporan yang efektif dan efisien. 2. Mengetahui jenis dan pola kasus KIPI dengan cepat dan tepat. 3. Menangani kasus KIPI secara komprehensif. 4. Memberikan penyuluhan tentang KIPI dan menentramkan lingkungan masyarakat di daerah sasaran program atau lingkungan sekolah, bila dijumpai dugaan kasus KIPI. 5. Menghimpun dan menganalisa data kasus KIPI yang lengkap dan akurat sehingga dapat diaudit.

Upload: shukri-mohd-sirat

Post on 02-Jan-2016

141 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

KIPI

DEFINISI

Merupakan reaksi simpang pada suatu kejadian medik yang berkaitan dengan imunisasi, baik

berupa efek vaksin atau efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis; atau

kesalahan program, koinsidensi, reaksi suntikan atau hubungan kausal. Umumnya dikenal

sebagai KIPI; Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (AEFI; Adverse Events Following

Immunization).

TUJUAN

Secara umum KIPI dijabarkan untuk memberikan pedoman pemantauan dan penanggulangan

dalam rangka meningkatkan kualitas program imunisasi. Pedoman KIPI, secara khusus

dijabarkan untuk:

1. Menemukan kasus KIPI melalui jalur laporan yang efektif dan efisien.

2. Mengetahui jenis dan pola kasus KIPI dengan cepat dan tepat.

3. Menangani kasus KIPI secara komprehensif.

4. Memberikan penyuluhan tentang KIPI dan menentramkan lingkungan masyarakat di

daerah sasaran program atau lingkungan sekolah, bila dijumpai dugaan kasus KIPI.

5. Menghimpun dan menganalisa data kasus KIPI yang lengkap dan akurat sehingga

dapat diaudit.

SASARAN

Pedoman ini diharapkan mampu diaplikasikan oleh berbagai praktisi yang berkaitan langsung

dengan Program Imunisasi, yang mana adalah:

1. Penanggung Jawab Program Imunisasi

2. Pelaksana Program Imunisasi

3. Komite Nasional PP – KIPI

4. Komite Daerah PP – KIPI

5. Petugas Kesehatan yang menerima rujukan kasus KIPI

Sistem pemantauan (Surveilans) KIPI merupakan kegiatan penemuan, pelaporan dan

pelacakan kasus KIPI secara berkesinambungan. Hasil pemantauan ini kemudian dilakukan

analisa dan diberikan umpan balik kepada pembuat keputusan Program Imunisasi untuk

menjamin keamanan imunisasi dan memberikan perlindungan pada sasaran imunisasi.

Penanggulangan KIPI merupakan suatu kegiatan yang komprehensif meliputi penanganan

medik terhadap kasus KIPI, memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat,

keamanan dan resiko imunisasi.

Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (KOMNAS PP – KIPI):

a. Komite independen di tingkat nasional yang terdiri dari unsur klinisi, pakar dalam

bidang mikrobiologi, virology, vaksin, farmakologi, ahli epidemiologi, ahli forensic,

pakar hukum, yang berada dalam organisasi profesi (IDAI, POGI, PAPD, ISFI),

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Direktorat Jendral Pemberantasan

Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan cq. Sub Direktorat Imunisasi dan Sub

Direktorat Surveilans dan Badan POM.

b. Bertugas menganalisa informasi hasil telaah kasus KIPI, meninjau keseluruhan pola

dari laporan dan pelacakan, membuat penilaian kausalitas KIPI pada kasus yang

belum dan sudah disimpulkan oleh KOMDA PP – KIPI dan melakukan umpan balik

kepada KOMDA PP – KIPI terkait. Jika diperlukan KOMNAS PP – KIPI dapat

melakukan peninjauan lapangan (pelacakan menggunakan otopsi verbal), serta

menjelaskan manfaat, keamanan dan resiko imunisasi pada masyarakat.

c. Bertanggung jawab pada Menteri Kesehatan cq. Direktorat Jenderal Pemberantasan

Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.

d. Memberikan saran, nasehat, pendapat ahli kepada pihak yang memerlukan dalam

rangka penjernihan masalah kasus KIPI dan yang akan diduga sebagai KIPI.

Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (KOMDA PP – KIPI):

a. Komite independen di tingkat propinsi yang terdiri dari unsur profesi di tingkat

propinsi, Dinas Kesehatan Propinsi cq. Subdin Pemberantasan Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan, Pemerintah Daerah Propinsi Bidang Kesejahteraan Sosial,

Hukum dan Organisasi.

b. Menerima informasi dari lapangan, melakukan analisa KIPI secara teratur dan

melakukan umpan balik ke system dibawahnya, melakukan peninjauan lapangan

(pelacakan dengan menggunakan otopsi verbal), menjelaskan manfaat, keamanan dan

resiko imunisasi pada masyarakat.

c. Bertanggung jawab pada Gubernur cq. Dinas Kesehatan Propinsi.

d. Memberikan saran, nasehat, pendapat ahli kepada pihak yang memerlukan

TATA CARA PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

TATA CARA PEMANTAUAN

Membutuhkan kerjasama antara Program Imunisasi Departemen Kesehatan dengan BPOM,

sebagai dua mitra yang bertanggung jawab terhadap keamanan vaksin. Akan tetapi

pemantauan yang efektif melibatkan:

1. Masyarakat atau petugas kesehatan di lapangan, untuk melaporkan jika terdapat

dugaan KIPI kepada petugas kesehatan puskesmas setempat.

2. Supervisor Tingkat Puskesmas dan Kabupaten/ Kota, untuk melengkapi laporan

kronologis dugaan kasus KIPI.

3. Tim KIPI tingkat Kabupaten/ Kota, untuk menilai laporan dan menginvestigasi KIPI

sesuai dengan kriteria klasifikasi lapangan dan melaporkan kesimpulan investigasi ke

KOMDA PP – KIPI.

4. KOMDA PP - KIPI, untuk memeriksa hasil telaah kasus dugaan KIPI di tingkat

propinsi. Serta bertugas melakukan analisa secara teratur dan melakukan umpan balik

ke sistem dibawahnya. Melakukan peninjauan/ pelacakan lapangan jika diperlukan

serta memberikan penjelasan tentang manfaat, keamanan dan resiko imunisasi kepada

masyarakat.

5. KOMNAS PP – KIPI, untuk memeriksa informasi hasil telaah yang dikirimkan

KOMDA PP – KIPI. Melakukan analisa secara teratur, meninjau pola dari hasil

laporan dan pelacakan secara keseluruhan serta membuat penilaian secara kasualitas

pada kasus yang belum dapat disimpulkan. Melakukan peninjauan/ pelacakan

lapangan jika diperlukan serta memberikan penjelasan tentang manfaat, keamanan

dan resiko imunisasi kepada masyarakat.

Pemantauan ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pendeteksian dini, merespon

terhadap kasus dugaan KIPI secara cepat dan tepat, mengurangi dampak negative imunisasi

terhadap individu ataupun program imunisasi. Keseluruhan hal tersebut merupakan indikator

kualitas.

Gambar 1. Skema Penemuan – Pelaporan Dugaan Kasus KIPI

Pemantauan atas kasus dugaan KIPI yang dilakukan meliputi:

Penemuan, pelacakan, menganalisa, menindaklanjuti, melaporkan dan mengevaluasi

kasus dugaan KIPI.

Memperkirakan angka kejadian pada suatu populasi.

Mengidentifikasi besar rasio KIPI yang dianggap tidak wajar pada/ dari vaksin

tertentu.

Memastikan suatu kasus dugaan KIPI sebagai koinsidensi atau bukan.

Mendeteksi, memperbaiki dan mencegah kesalahan pada program imunisasi.

Meresponse dengan cepat dan tepat terhadap perhatian masyarakat mengenai

keamanan imunisasi ditengah adanya resiko imunisasi.

Dari keseluruhan diatas, informasi yang lengkap merupakan bagian terpenting dalam

pemantauan suatu kasus dugaan KIPI. Hal ini supaya cepat dinilai dan dianalisa untuk

identifikasi/ respon suatu permasalahan yang merupakan salah satu aspek penting dalam

tindak lanjut suatu kasus dugaan KIPI. Pada dasarnya pemantauan terdeskripsi pada Gambar

1.

Gambar 2. Skema Alur Pelaporan dan Pelacakan KIPI

KOMNAS PP – KIPI bekerja sama dengan Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Jendral

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan sebagaimana terlihat pada

Gambar 2.

Dalam pelaporan suatu kasus dugaan KIPI juga harus meliputi setiap kasus yang dirawat,

meninggal, ataupun yang berat dan diyakini disebabkan oleh imunisasi. Beberapa kasus

(abses, toxic shock syndrome, sepsis dan limfadenitis BCG) meupakan indikator dari

kesalahan program dan sebaiknya dimonitor untuk mengidentifikasi dan mengkoreksi

kesalahan program.

Tabel 1. Kasus Dugaan KIPI yang Harus Dilaporkan

Tabel 2. Kurun Waktu Pelaporan Berdasarkan Jenjang Administrasi

Dalam melakukan laporan juga terdapat hambatan, untuk mengurangi hal ini dapat dilakukan

hal berikut:

Meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya laporan melalui sistem pelaporan yang

sudah ada.

Membekali dengan pengetahuan KIPI dan safety injection.

Menekankan bahwa investigasi merupakan solusi untuk menemukan masalah pada

sistem sehingga dapt diatasi dengan segera.

Memberikan umpan balik secara positif terhadap suatu laporan.

Menyediakan formulir laporan dan formulir investigasi KIPI.

Gambar 3. Alur Pelaporan - Pelacakan

Suatu laporan dugaan kasus KIPI harus segera dilacak jika:

Terdapat dalam kasus laporan untuk pemantauan.

Disebabkan oleh kesalahan program.

Kasus berat yang penyebabnya tidak bisa dijelaskan.

Menimbulkan perhatian yang serius dari masyarakat.

Tabel 3. Langkah Pelacakan KIPI

Tindak Lanjut Kasus

Dengan data pada kasus dugaan KIPI, dapat segera diberikan pengobatan, jika tergolong

berat harus segera dilakukan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian

pengobatan sesegera mungkin. Setelah didapatkan kesimpulan dari hasil investigasi dari

kasus dugaan KIPI maka dilanjutkan dengan tindakan perbaikan.

Tabel 4. Tindak Lanjut setelah Investigasi

TATA CARA PENANGGULANGAN

Dibutuhkan persiapan khusus untuk menghindari dan mengatasi terjadinya KIPI sebelum dan

pada saat pelaksanaan imunisasi. Seperti tempat yang dibutuhkan ruangan khusus seperti

UKS di sekolah atau ruangan yang memiliki tempat berbaring. Untuk alat medis dan obat

yang harus disiapkan antara lain:

Tensimeter

Infuse set

Alat suntik steril

Adrenalin 1:10000

Deksametason suntik

Cairan infuse NaCl 0.9%

Jika diperlukan juga bisa melakukan rujukan dimana merujuk pada fasilitas kesehatan milik

pemerintah yang dapat melakukan pengobatan/ perawatan KIPI di tingkat kecamatan/

kabupaten/ propinsi. Fasilitas swasta yang telah dikoordinasikan juga bisa digunakan sebagai

rujukan.

Untuk menghindari resiko terjadinya KIPI, prosedur imunisasi harus dilakukan dengan benar

dan sesuai standard. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan imunisasi

adalah:

1. Harus mencuci tangan sebelum dan sesudah penyuntikan untuk menghindari

kontaminasi.

2. Membersihkan kulit di daerah suntikan dengan air matang atau dengan alcohol 70%.

3. Membaca label sebelum melakukan penyuntikan untuk menghindari kekeliruan.

4. Memeriksa vaksin dengan mengocok terlebih dahulu. Jika terdapat perubahan warna

atau gumpalan, vaksin tersebut harus diganti dengan yang lain. Vaksin yang tidak

digunakan tersebut harus dilaporkan ke pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti.

5. Tempat suntikan yang dianjurkan; pada bayi dibagian paha sebelah luar dan pada

anak di lengan kanan atas di daerah pertengahan muskulus deltoideus.

6. Setelah dilakukannya suntikan melakukan observasi keadaan pasien selama minimal

15 menit.

Keseluruhan prosedur diatas dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah ditunjuk dan terlatih

serta dibekali dengan surat tugas.

EPIDEMIOLOGI

KIPI akan muncul setelah pemberian vaksin dalam jumlah besar. Jika diberikan pada jumlah

yang terbatas, kemungkinan hasilnya akan belum terlihat sehingga diperlukan untuk

melakukan uji klinis Post Marketing Surveilance (PMS). Tujuannya untuk memonitor dan

mengetahui keamanan vaksin setelah pemakaian yang cukup luas di masyarakat (program

imunisasi).

ETIOLOGI

KIPI tidak hanya selalu disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada

hubungannya dengan imunisasi. Karenanya untuk menentukan KIPI diperlukan keterangan

mengenai:

1. Besar frekuensi terjadinya KIPI pada pemberian vaksin tertentu.

2. Sifat kelainan yang terjadi apakah lokal atau sistemik.

3. Derajat sakit resipen, apakah memerlukan perawatan, menderita cacat atau

menyebabkan kematian.

4. Apakah penyebab dapat dipastikan, diduga atau tidak terbukti.

5. Apakah KIPI berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi atau kesalahan

prosedur.

GEJALA KLINIS KIPI

Gejala klinis dapat timbul secara cepat ataupun lambat dan terbagi menjadi gejala lokal,

sistematik, reaksi susunan syaraf pusat serta reaksi lainnya. Makin cepat terjadinya KIPI

makin berat gejalanya. Keamanan suatu vaksin dituntut untuk lebih tinggi daripada obat

karena vaksin diperuntukkan kepada orang sehat terutama bayi. Karenanya toleransi efek

samping pada vaksin harus seminimal mungkin. Karena tidak ada vaksin yang aman tanpa

efek samping, setelah diberikan imunisasi harus dilakukan observasi beberapa saat hingga

dipastikan tidak terjadi KIPI.

Tabel 5. Gejala KIPI

IMUNISASI PADA KELOMPOK RESIKO

Untuk mengurangi resiko terjadinya KIPI, harus diperhatikan apakah resipen masuk kedalam

kelompok resiko. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

1. Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu.

2. Bayi berat lahir rendah

3. Pasien imunokompromais

4. Resipen yang mendapatkan human immunoglobin

5. Pasien dengan HIV