kinerja balai perlindungan sosial dalam …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/skripsi cikita...

237
KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL LANJUT USIA TERLANTAR DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh CIKITA RAHMAWATI 6661112199 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2015

Upload: lamkien

Post on 28-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL

DALAM PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN

SOSIAL LANJUT USIA TERLANTAR DI

PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

CIKITA RAHMAWATI

6661112199

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2015

Page 2: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : CIKITA RAHMAWATI

Nim : 6661112199

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 27 Oktober 1993

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan skripsi yang berjudul “KINERJA BALAI PERLINDUNGAN

SOSIAL DALAM PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL LANJUT

USIA TERLANTAR DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2015”. Adalah hasil

karya saya sendiri, dan sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung

unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Oktober 2015

Cikita Rahmawati

Page 3: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 4: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 5: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak Anda menghafal

dan seberapa banyak yang mampu Anda jelaskan, melainkan, pengetahuan

yang benar adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah

larang dan bertindak atas apa yang Allah amanatkan).

(Abu Na’im)

Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan itu

Anda dapat mengubah dunia.

(Nelson Mandela)

“Skripsi Ini Kupersembahkan untuk Kedua Orangtuaku Tercinta yang tidak pernah lelah untuk memberikan dukungan dan doa yang tidak

pernah putus serta Adik-adikku, Suamiku dan Anakku Tercinta yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Teman-temanku yang aku Sayangi.”

Page 6: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

ABSTRAK

CIKITA RAHMAWATI, NIM. 6661112199. Kinerja Balai Perlindungan Sosial

dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi

Banten. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I : Arenawati, S.

Sos, M. Si. Pembimbing II: Listyaningsih, S. Sos, M. Si.

Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut

Usia Terlantar di Provinsi Banten. Dalam penelitian ini ada beberapa permasalahan

yaitu: masih banyaknya jumlah lansia terlantar di Provinsi Banten, minimnya

sosialisasi dan informasi tentang keberadaan balai, kurang tanggapnya pegawai balai

terhadap kesehatan, belum optimalnya aturan pelayanan penerimaan. Tujuan

Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten. Ditinjau

dari indikator Efisiensi, Efektifitas, Keadilan, dan Daya Tanggap. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Data didapatakan

dengan cara penyebaran kuesioner, teknik sampling yang digunakan untuk

pengambilan sampel adalah sampel jenuh. Hasil penelitian ini adalah kinerja Balai

Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial lanjut usia terlantar di

Provinsi Banten sudah baik. Hal itu dapat dilihat dari nilai hasil pencapaian skor

68%. Jadi kesimpulannya adalah bahwa dari keempat indikator yang dapat dijadikan

tolak ukur ada satu indikator yang memiliki skor rendah yaitu indikator efisiensi

sebesar 63%. Saran yang diajukan peneliti yaitu: dilakukannya perekrutan pegawai

sesuai dengan kebutuhan, disediakan fasilitas khusus dan fasilitas yang lebih luas

untuk para lanjut usia yang ada di balai, lanjut usia disabilitas lebih diperhatikan dan

tersedianya dokter tetap di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Kata Kunci : Kinerja, Pelayanan, Perlindungan Sosial.

Page 7: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

ABSTRACT

CIKITA RAHMAWATI, NIM. 6661112199. Performance of Social Protection Public

house of parliament in Attendance and Social Protection on Derelict Old Fellow at

Province Banten. Program Study Administration State of Science. Faculty Science of

Social and Politic. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Advisor I : Arenawati, S. Sos,

M. Si. Advisor II : Listyaningsih, S. Sos. M. Si.

Performance of Social Protection Public house of parliament in Attendance and

Social Protection on Derelict Old Fellow at Province Banten. In this research there

is some problems: many old fellow derelict at Province Banten, less socialization and

information about house of parliament, less service house of parliament worker

concerning healthy of occupant, there is no have explicit rule about occupant receive.

The purpose of this research is to find out performance of social protection public

house of parliament in attendance, and social protection on derelict old fellow at

Provinci Banten. The indicator observations there is from: efficiency, effectiveness,

justness, and shrewdness. This research use a method quantitative descriptive. The

result of data obtained with distributing questioner. The sampling technical used for

sampling is simple jenuh. The result of research is performance of social protection

public house of parliament in attendance and protection social on derelict of old

fellow at Province Banten already good. That result we can see from out put value

accomplishment score 68%. The conclusion is from 4 (four) indicator in using

criterion, only one indicator having low score that is efficiency indicator in amount

63%. The suggestion submitted researchers is: do the recruitment according to the

needs, the availability of special facilities and more extensive facilities for the elderly

in house of parliament , elderly disability more attention and availability of doctors

remain in house of parliament Social Protection Banten Province.

Keyword : Performance, Attendance, Protection Social.

Page 8: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan

inayah-Nya, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan yang berjudul “Kinerja

Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia

Terlantar di Provinsi Banten”. Beranjak dari ketidak sempurnaan dan keterbatasan

kemampuan yang peneliti miliki, peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan

Skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan I.

4. Bapak Imam Mukhroman, S. Sos, M. Si Sebagai Wakil Dekan II

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si Sebagai Wakil Dekan III.

6. Ibu Listyaningsih,S. Sos, M.Si, sebagai Ketua Prodi Administrasi Negara

dan juga sebagai Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

Page 9: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

ii

7. Bapak Riswanda, S.Sos, MPA sebagai Sekretaris Prodi Administrasi

Negara.

8. Ibu Arenawati, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan sabar

memberikan arahan dan pengetahuan dalam menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini.

9. Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak membantu dari awal sampai akhir kuliah dan juga sebagai

Penguji Seminar Proposal yang telah banyak memberikan saran dan

masukan kepada peneliti.

10. Seluruh Dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah

memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

11. Bapak/ibu pegawai Dinas Sosial Provinsi Banten dan Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten yang telah memberikan serta membantu peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan data-data yang

dibutuhkan yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

12. Bapak dan mamahku tercinta terima kasih atas dukungan dan do’anya,

adik-adikku, suamiku Tercinta dan anakku terima kasih atas dukungan dan

do’anya yang senantiasa memberikan semangat kepada peneliti untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Indri DP, Reni Indri, Ida Komala, Hasanahtun, Jelita Amalia,

Wida R, Nita Soraya, Amelia Rizky, Nisa, Amel, Mayang, Vera, Ucha,

Page 10: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

iii

Lita, Kantina, Nia, Danang, Jaka, Nendy, Tomy, Novega, Oky, Ervin,

Ardi, Randi, Ubay, dan lainnya yang sudah bersama-sama dalam

menyelesaikan tugas-tugas kuliah selama perkuliahan serta motivasi yang

diberikan kepada peneliti.

14. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tidak lupa juga peneliti memohon maaf atas semua kekurangan dan

kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

dan turut serta memperkaya dalam bidang Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, serta dapat dijadikan

sebagai landasan bagi peneliti-peneliti berikutnya. Hasil penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan, dan masih terdapat banyak kesalahan berupa ejaan, tanda

baca, dan urutan yang tidak sistematis, serta gagasan yang belum tepat sehingga

penulis masih membutuhkan saran dan kritik para cendekia yang membangun

agar dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dengan demikian penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga apa yang telah

dilakukan ini mendapat ridho-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Oktober 2015

Peneliti

Page 11: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR .................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................... viii

DAFTAR DIAGRAM…………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 10

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 10

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 10

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 11

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 12

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Deskripsi Teori ...................................................................... 19

2.1.1 Definisi Kinerja …....................................................... 20

2.1.2 Pengertian Kinerja Organisasi ……………………..... 21

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ................. 25

Page 12: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

v

2.1.4 Deskripsi Pelayanan Publik …………………………. 28

2.1.5 Asas Pelayanan Publik ................................................. 29

2.1.6 Prinsip Pelayanan Publik …………………………….. 30

2.1.7 Definisi Lansia ……………………………………….. 31

2.1.7.1 Batasan Umur Lansia ....................................... 36

2.1.7.2 Klasifikasi Lansia ............................................. 37

2.1.7.3 Karakteristik Lansia ………………………….. 37

2.1.7.4 Tipe Lansia ........................................................ 38

2.1.8 PMKS ............................................................................. 39

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 44

2.3 Kerangka Berfikir .................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Dan Metodologi Penelitian ................................... 49

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .............................................. 49

3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................... 50

3.4 Variabel Penelitian .................................................................... 50

3.4.1 Definisi Konsep ............................................................... 50

3.4.2 Definisi Operasional ........................................................ 51

3.5 Instrumen Penelitian .................................................................. 51

3.5.1 Jenis dan Data Sumber .................................................... 52

3.5.1.1 Jenis Data .................................................... 52

3.5.1.2 Sumber Data.................................................. 53

Page 13: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

vi

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 53

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 54

3.6.1 Populasi ........................................................................... 54

3.6.2 Sampel ............................................................................ 55

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 56

3.7.1 Uji Validitas ................................................................... 57

3.7.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 58

3.7.3 Uji Normalitas .............................................................. 58

3.7.4 Uji t-Test ......................................................................... 59

3.7.5 Uji Pihak Kanan .............................................................. 60

3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................ 61

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 63

4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Banten ................................... 63

4.1.2 Gambaran Umum Balai Perlindungan Sosial ................... 64

4.1.3 Visi dan Misi Balai Perlindungan Sosial .......................... 68

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi ……………….......................... 69

4.1.5 Struktur Organisasi Balai Perlindungan Sosial ............... 72

4.2 Deskripsi Data .............................................................................. 73

4.2.1 Uji Validitas Instrumen .................................................. 73

4.2.2 Identitas Responden ….................................................. 75

4.3 Pengujian Prasyaratan Statistik ................................................... 132

4.3.1 Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 132

Page 14: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

vii

4.3.2 Uji Normalitas …………...................................................... 133

4.4 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 134

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian ........................................................ 137

4.6 Pembahasan .................................................................................. 139

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 145

5.2 Saran .............................................................................................. 146

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Lanjut Usia Terlantar Di Provinsi Banten Tahun 2013 – 2014 .4

Tabel 1.2 Tenaga Kerja di Balai Perlindungan Sosial (BPS) Provinsi Banten ...5

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................51

Tabel 3.2 Skoring Item Insrumen........................................................................52

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian.................................................................................62

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Insrumen ..............................................................73

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Data ............................................................................133

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data ............................................................................134

Tabel 4.4 Indikator Skor Hasil Penelitian ...........................................................139

Tabel 4.5 Skor Masing-masing Jawaban Dari Indikator Kinerja ........................143

Page 16: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................................... 76

Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ..................................................... 77

Diagram 4.3 Ketersedian Pegawai di Balai Perlindungan Sosial Sudah

Mencukupi .............................................................................................. 78

Diagram 4.4 Bapak/ibu mengetahui adanya standar oprasional prosedur (SOP) di

Balai Perlindungan Sosial ....................................................................... 80

Diagram 4.5 Pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial dalam melakukan

pelayanan sesuai dengan Tupoksi ........................................................... 81

Diagram 4.6 Balai Perlindungan Sosial dapat mengurangi jumlah Lanjut Usia

Terlantar yang ada di Provinsi Banten .................................................... 82

Diagram 4.7 Bapak/ibu mengetahui adanya donatur untuk membantu kebutuhan di

Balai Perlindungan Sosial ....................................................................... 84

Diagram 4.8 Alat-alat yang di sediakan di Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu dan tepat guna (Toilet duduk, alat-alat

kesehatan standar, tongkat dan kursi roda) ............................................. 85

Diagram 4.9 Biaya pemeliharaan Fasilitas umum di Balai Perlindungan Sosial

dilakukan secara rutin (Fasilitas umum berfungsi baik) ......................... 87

Diagram 4.10 Pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial sudah sesuai

Tupoksinya ............................................................................................. 88

Diagram 4.11 Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan pelayanan kepada

Bapak/ibu selalu tepat waktu .................................................................. 89

Diagram 4.12 Pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial dilakukan

dengan cepat ........................................................................................... 90

Diagram 4.13 Pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial Bapak/ibu

Page 17: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

x

sudah sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang ada di

Balai Perlindungan Sosial ....................................................................... 92

Diagram 4.14 Balai Perlindungan Sosial memberikan bantuan sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu .............................................................................. 93

Diagram 4.15 Adanya perubahan fisik yang dirasakan setelah tinggal di Balai

Perlindungan Sosial ................................................................................ 94

Diagram 4.16 Bantuan yang diberikan dapat memperbaiki kehidupan

Bapak/ibu ................................................................................................ 96

Diagram 4.17 Pelatihan yang diberikan sesuai dengan keinginan Bapak/ibu ................ 97

Diagram 4.18 Pelatihan membuat kerajinan yang diberikan oleh Balai Perlindungan

Sosial kepada Bapak/ibu memberikan dapak yang baik ......................... 98

Diagram 4.19 Pembinaan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu .............................................................................. 100

Diagram 4.20 Prosedur penerimaan Bapak/ibu yang tersedia mudah diberikan oleh

Balai Perlindungan Sosial ....................................................................... 101

Diagram 4.21 Aturan penerimaan lanjut usia mudah dipahmi oleh Bapak/ibu ............. 102

Diagram 4.22 Pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan

tujuan Balai Perlindungan Sosial untuk memberikan perlindungan

kepada Bapak/ibu .................................................................................... 104

Diagram 4.23 Pembinaan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial merata

kepada seluruh lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial ................ 105

Diagram 4.24 Fasilitas yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sudah sesuai

dengan kebutuhan bapak/ibu .................................................................. 106

Diagram 4.25 Balai Perlindungan Sosial memberikan fasilitas kesehatan yang sama

kepada seluruh lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial ................ 108

Page 18: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

xi

Diagram 4.26 Balai Perlindungan Sosial memberikan fasilitas yang sama kepada para

lanjut usia berupa kamar, tempat tidur, tivi, dll ...................................... 109

Diagram 4.27 Bantuan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial baik berupa

materil atau non materil sudah mencukupi kebutuhan Bapak/ibu .......... 110

Diagram 4.28 Rumah huni yang disediakan oleh Balai Perlindungan Sosial untuk

Bapak/ibu sudah layak ............................................................................ 112

Diagram 4.29 Rumah huni bagi Bapak/ibu yang disediakan oleh Balai Perlindungan

Sosial sesuai dengan kapasitas lanjut usia yang ada ............................... 113

Diagrma 4.30 Bantuan materil yang diberikan oleh donatur untuk Bapak/ibu melalui

Balai Perlindungan Sosial merata kepada seluruh lanjut usia ................. 115

Diagram 4.31 Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan bantuan dan pelayanan

kepada Bapak/ibu tidak dibeda-bedakan ................................................ 116

Diagram 4.32 Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan makanan lima sehat

empat sempurna setiap hari sudah cukup baik ....................................... 118

Diagram 4.33 Balai Perlindungan Sosial cepat dalam menanggapi usulan-usulan dan

keluhan dari Bapak/ibu .......................................................................... 119

Diagram 4.34 Kemampuan Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan pelayanan

dengan cepat kepada Bapak/ibu .............................................................. 121

Diagram 4.35 Tanggung jawab yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial kepada

Bapak/ibu sangat baik ............................................................................ 122

Diagram 4.36 Balai Perlindungan Sosial cepat dalam memberikan bantuan yang

diperlukan Bapak/ibu .............................................................................. 123

Diagram 4.37 Daya tanggap yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial terhadap

keluhan Bapak/ibu dilakukan dengan cepat ........................................... 125

Diagram 4.38 Balai Perlindungan Sosial memberikan kesempatan kepada Bapak/ibu

Page 19: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

xii

untuk ikut menjaga dan memelihara fasilitas yang disediakan ............... 126

Diagram 4.39 Balai Perlindungan Sosial selalu mengontrol kebutuhan yang

dibutuhkan oleh Bapak/ibu tiap bulanya................................................. 127

Diagram 4.40 Balai Perlindungan Sosial selalu melakukan pengawasan pemeliharaan

fasilitas yang ada guna menunjang kebutuhan kepada Bapak/ibu .......... 129

Diagram 4.41 Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan perawatan kepada lanjut

usia yang sudah bedtrest dilakukan dengan baik .................................... 130

Diagram 4.42 Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan kebutuhan kepada

Bapak/ibu dengan cepat .......................................................................... 131

Page 20: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................ 48

Gambar 4.1 Struktur Organisai Balai Perlindungan Sosial ................. 72

Gambar 4.2 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis …………… 137

Page 21: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,

keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau

gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat

menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak

dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai

dan wajar.Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,

keterlantaran, kecacatan, ketunasosialan, keterbelakangan atau keterasingan dan

kondisi atau perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung

atau menguntungkan. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dapat

dibagi menjadi tujuh kriteria kelompok yaitu : 1) Anak/Keterlantaran, 2)

Kemiskinan, 3) Kedisabilitasan, 4) Ketunaan Sosial dan Penyimpangan Perilaku,

5) Korban Tindak Kekerasan, Eksploitasi dan Diskriminasi , 6) Keterpencilan,

dan 7) Korban Bencana

Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 28 huruf H menyebutkan bahwa

setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan

dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Sedangkan dalam Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia juga

menegaskan bahwa Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan

perlindungan sosial bagi lanjut usia agar mereka dapat mewujudkan dan

Page 22: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

2

menikmati taraf hidup yang wajar. Mewujudkan dan memelihara taraf

kesejahteraan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memperpanjang usia

harapan hidup, penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia agar dapat

menikamati taraf hidup yang wajar.

Lanjut usia merupakan salah satu dari delapan kelompok penyandang masalah

kesejahteraan sosial, dimana lanjut usia merupakan seseorang yang telah

mencapai usia 60 tahun ke atas dan dilihat secara fungsional, mereka cenderung

mengalami penurunan baik dari segi fisik maupun mental. Berbagai permasalahan

lanjut usia sangat beragam, salah satunya adalah keterlantaran. Menurunnya

kemampuan secara fisik dan mental serta tidak terpenuhinya kebutuhan, yang

kondisinya diperparah dengan tidak mempunyai sanak saudara mengakibatkan

mengalami berbagai permasalahan lainnya seperti keadaan fisik yang lemah

(sering sakit-sakitan) dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

sehingga harus bergantung pada orang lain, yang pada akhirnya mengalami

kerentanan secara ekonomi (Undang-Undang No. 13 Tahun 1998).

Pada umumnya, setiap orang memiliki kebutuhan di tiap-tiap fase

kehidupannya, termasuk juga dalam rentang kehidupan lanjut usia. Masalah lanjut

usia terlantar biasanya disebabkan kerena ketidak berdayaan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Kebutuhan pada rentang kehidupan lanjut usia seperti

kebutuhan primer (kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomi, kebutuhan kesehatan,

kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial) dan kebutuhan sekunder (kebutuhan

dalam melakukan aktifitas, kebutuhan yang bersifat keagamaan, kebutuhan dalam

pengisian waktu luang, kebutuhan yang bersifat kebudayaan dan kebutuhan yang

Page 23: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

3

bersifat politis). Dengan terpenuhinya kebutuhan baik lahir maupun batin serta

kebutuhan sosial adalah dambaan setiap orang termasuk lanjut usia terlantar

karena mereka ingin hidup secara layak.

Pada saat ini terdapat tiga kategori orang lanjut usia. Pertama, orang lanjut

usia (jompo) tidak terlantar; dalam kategori ini mempunyai fungsi sosial yang

baik, terutama kemampuan berinteraksi sosial, maupun faktor ekonomi (mampu

mencukupi kebutuhan hidupnya dengan layak secara mandiri) sehingga mencapai

tataran hidup yang sejahtera. Beberapa dari kelompok ini, sering dijumpai masih

produktif. Kedua, orang lanjut usia terlantar ; kelompok ini terdiri dari para lanjut

usia yang kurang beruntung. Penyebabnya, karena faktor ekonomi sehingga tidak

mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara layak. Selain itu, lanjut usia

kelompok ini memiliki keterbatasan dalam mengakses fasilitas umum, dan rendah

dalam berinteraksi sosial. Ketiga, orang lanjut usia yang diterlantarkan; lanjut usia

kelompok ini bertolak belakang dengan kondisi yang sebenarnya. Secara umum,

keadaan ekonomi keluarga lanjut usia cukup mapan atau berkecukupan, namun

karena alasan kesibukkan bekerja, asumsi yang keliru terhadap peran dan

tanggung jawab anak dalam mengasuh/merawat orang tua, atau karena adanya

konflik keluarga sehingga keberadaan orang tua cenderung diabaikan.

Berdasarkan Keputusan Mentri Sosial RI No. 06/Huk/1979 tentang

kesejahteraan lanjut usia, maka didirikan Panti Tresna Wreda di Banten, tepatnya

pada tanggal 28 Februari 1979. Panti tersebut dinamakan Sasana Tresna Wreda

(STW).Karena lokasinya di Kelurahan Cipocok Jaya Kabupaten Serang,

masyarakatnya lebih mengenalnya sebagai Panti Wreda Cipocok Jaya. Pada tahun

Page 24: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

4

1994 berganti nama kembali menjadi Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Cipocok

Jaya Serang, pergantian nama tersebut dikuatkan dalam Surat Keputusan Mentri

Sosial RI No. 14 tahun 1994 tanggal 23 April 1994. Delapan tahun kemudian,

seiring dengan diberlakukannya Otonomi Daerah dan dimekarkannya Banten

menjadi Provinsi tersendiri, maka status Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW)

Cipocok Jaya Serang juga berganti nama kembali menjadi Balai Perlindungan

Sosial. Jumlah lanjut usia yang dititipkan dipanti sekitar 60 orang di antaranya 24

lansia laki-laki dan 36 lansia perempuan, dalam jumlah keseluruhan lanjut usia

yang ada di Provinsi Banten kurang lebih sekitar 26.873 orang .

Tabel 1.1

Data Lanjut Usia Terlantar Di Provinsi Banten Tahun 2013 – 2014

No Kabupaten/kota

Lajut Usia Terlantar 2013 Lanjut Usia Telantar 2014

L P Jumlah L P Jumlah

1 Kab. Pandeglang 935 968 1.903 2.006 2.767 4.773

2 Kab. Lebak 5.971 5.628 11.599 4.779 5.643 10.422

3 Kab. Tanggerang 1.502 2.156 3.658 2.671 3.242 5.913

4 Kab. Serang 1.454 4.007 5.461 2.843 3.153 5.996

5 Kota Tanggerang - - 1.816 877 1.647 2.524

6 Kota Cilegon 149 537 686 351 314 665

7 Kota Serang 427 1.106 1.533 427 1.533 1.533

8 Kota Tangsel 90 127 217 841 1.109 1950

Jumlah 26.873 33.796

Sumber : Dinas Sosial Provinsi Banten Tahun 2013-2014

Page 25: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

5

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah lanjut usia terlantar di

Provinsi Banten pada tahun 2013 berjumlah 26.873 jumlah ini lebih meningkat

pada tahun 2014 yang berjumlah 33.796 akan tetapi jumlah lanjut usia terlantar

tidak sebanding dengan tempat yang disediakan untuk menampung para lanjut

usia terlantar di Provinsi Banten. Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

memiliki luas 11.970 m2, dengan jumlah wisma 8 unit, ruang kamar tidur 38 unit

dengan masing-masing kamar menampung 2 orang lanjut usia.

Tabel 1.2

Tenaga Kerja di Balai Perlindungan Sosial (BPS) Provinsi Banten.

NO JABATAN JUMLAH

1 Kepala Balai 1 Orang

2 Kepala Seksi 3 Orang

3 Peksos 2 Orang

4 Tenaga Perawat 6 Orang

5 Supir Oprasional 1 Orang

6 OB 3 Orang

7 Tukang Kebun 2 Orang

8 Tukang Cuci 2 Orang

9 Tukang Masak 3 Orang

10 Tenaga Admin 1 Orang

11 Satpam 3 0rang

Jumlah 31 Orang

Sumber : Balai Perlindungan Sosial (BPS) Provinsi Banten

Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja balai

perlindungan sosial Provinsi Banten berjumlah 31 orang yang terdiri dari kepala

Page 26: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

6

balai berjumlah 1 orang, kepala seksi berjumlah 3 orang, pekerja sosial berjumlah

2 orang, tenaga perawat berjumlah 6 orang, supir operasional berjumlah 1 orang,

OB berjumlah 3 orang, tukang kebun berjumlah 2 orang, tukang cuci berjumlah 2

orang, tukang masak berjumlah 3 orang, tenaga admin berjumlah 1 orang dan

satpam berjumlah 3 orang, sedangkan jumlah lanjut usia yang ada dipanti

berjumlah 60 orang. Dilihat dari jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di

balai perlindungan sosial Provinsi Banten yang berjumlah 31 orang tidak

sebanding dengan jumlah lanjut usia yang berjumlah 60 orang.

Keberadaan pelayanan Lanjut usia atau Panti jompo mendukung upaya

mengidentifikasi, artinya, bahwa panti jompo menjadi pilihan terakhir masyarakat

dalam menyantuni anggota keluarganya, atau lanjut usia yang memerlukan

penanganan secara kelembagaan. Ketika struktur sosial, ekonomi, keluarga dan

masyarakat tidak berfungsi dengan semestinya, maka panti jompo merupakan

tempat yang dianggap tepat. Mereka yang menerima pelayanan sosial dalam panti

adalah para lanjut usia yang termasuk kategori tidak mampu atau tidak

mempunyai sanak saudara, dari kategori tersebut biasa dikenal dengan istilah

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Salah satu fungsi Panti

Sosial atau Panti Jompo, yaitu; untuk menghilangkan pandangan masyarakat yang

terkadang menganggap bahwa orang jompo adalah orang yang sudah “tidak

berguna lagi”. Melalui adanya panti ini, para lanjut usia memiliki banyak teman

dengan usia yang sebaya. Para lanjut usia dapat saling bercengkerama, bertukar

cerita pada masa mudanya yang penuh kejayaan, maupun obsesinya yang belum

terwujud.

Page 27: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

7

Menurut Bapak, Tajul arifin merupakan salah satu pegawai Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten. Pelayanan Peningkatan Interaksi Antar

Lansia adalah pelayanan untuk memberikan kesempatan dan meningkatkan

hubungan sosial antar lansia melalui Karang Werda atau Karang Lansia,

kelompok atau paguyuban lansia.Tujuan pelayanan ini bertujuan agar lansia dapat

memanfaatkan waktu luang secara efektif dan membantu mengatasi masalah-

masalah yang kemungkinan dialami lansia. Sementara itu dibalai perlindungan

sosial Provinsi Banten untuk meningkatkan hubungan sosial lanjut usia di adakan

kegiatan seperti pembutan kerajianan tangan, pengajian, dan senam bersama.

Tujuan Pelayanan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi

kesehatan dan gizi lansia. Sementara didalam balai perlindungan sosial Provinsi

Banten memiliki pelayanan seperti poliklinik namun, tidak ada pekerja medis

sepeti dokter yang menangani ketika ada lanjut usia yang sakit. Tetapi pihak balai

perlindungan sosial bekerjasama dengan puskesmas terdekat. Maka dari itu

penulis ingin mengangkat tema penelitian yang berjudul; Kinerja Balai

Perlindungan Sosial Dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia

Terlantar di Provinsi Banten.

Dengan berbagai hambatan dalam pemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia,

maka diperlukan suatu pelayanan sosial bagi lanjut usia, khususnya lanjut usia

terlantar. Pelayanan sosial bagi lanjut usia dibedakan menjadi dua bentuk yakni

pelayanan sosial di dalam panti (pemenuhan kebutuhan hidup, pemeliharaan

kesehatan, pelaksanaan kegiatan dalam pengisian waktu luang) dan pelayanan

sosial di luar panti (memberikan pembinaan dan bimbingan sosial bagi lanjut usia,

Page 28: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

8

keluarga maupun masyarakat, memberikan bantuan usaha ekonomi produktif bagi

lanjut usia yang secara fisik masih mampu melaksanakan). Dengan adanya

pelayanan sosial bagi lanjut usia diharapkan permasalahan yang dihadapi dapat

ditangani. Berdasarkan temuan lapangan yang peneliti temukan ada beberapa

masalah diantaranya adalah:

Pertama, masih banyaknya jumlah lanjut usia terlantar di Provinsi Banten.

Lanjut usia yang ada di Provinsi Banten pada tahun 2014 mengalami peningkatan

dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 jumlah lanjut usia di Provinsi

Banten berjumlah 26.873 sedangkan ditahun 2014 berjumlah 33.796. dapat dilihat

bahwa pihak Dinas Sosial Provinsi Banten belum secara maksimal meminimalisir

pada lanjut usia terlantar yang ada di Provinsi Banten. Hal ini tidak sesuai dengan

tujuan balai dan dinas sosial yang memiliki misi-misi dan tujuan dari organisasi

tersebut yaitu meminimalisir permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di

masyarakat salah satunya permasalahan lanjut usia terlantar di Provinsi Banten.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Tajul Arifin salah satu pegawai

Balai Perlindungan Sosial di Provinsi Banten.

Kedua, minimnya sosialisasi dan informasi tentang keberdaan Balai

Perlindungan Sosial untuk para lanjut usia terlantar yang didapatkan dari Dinas

Sosial, dimana kurangnya sosialisasi untuk menyampaikan informasi tentang

adanya Balai Perlindungan Sosial di Provinsi Bantenyang terletak di daerah

Serang tepatnya di Kecamatan Cipocok Jaya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

lanjut usia terlantar yang meningkat pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya dan dapat diperluat dengan pernyataan dari ibu Suryati dari Kota

Page 29: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

9

Tanggerang yang menyatakan bahwa dia tidak mengetahui keberdaan balai

maupun prosedur, dan syarat-syarat untuk mendaftarkan diri ke Balai

Perlindungan Sosial.

Ketiga, kurangnya tanggapnya pegawai balai terhadap kesehatan yang diderita

lanjut usia, di balai perlindungan sosial terdapat 60 lanjut usia yang masing-

masing lanjut usia memiliki masalah kesehatan yang berbeda-beda dintaranya

memiliki masalah kesehatan seperti pikun, katarak, kurangnya pendengaran (tuli),

dan asma. Berdasarkan pernyataan dari salah satu lanjut usia yang berada di balai

menyatakan bahwa ketika para lanjut usia mengeluhkan kesehatan yang dirasa

tidak nyaman kepada pegawai maupun perawat tidak langsung menanggapi,

ketika sudah parah baru di tangani.

Keempat, belum optimalnya aturan pelayanan penerimaan lanjut usia terlantar

di balai perlindungan sosial di Provinsi Banten, dikarenakan aturan dalam

penerimaan lanjut usia terlanntar berbelit-belit sehingga lanjut usia yang ingin

mendaftar terlebih dahulu membawa surat rekomendasi dari Dinas Sosial terkait

sesuai dengan wilayah tempat tinggal lanjut usia. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ibu Tuty Herawaty salah satu pegawai Balai Perlindungan Sosial di

Provinsi Banten.

Page 30: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

10

1.2 Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Masih banyaknya jumlah lanjut usia terlantar di Provinsi Banten.

2. Minimnya sosialisasi dan informasi tentang keberadaan balai untuk

para lanjut usia terlanatar yang didapatkan Dinas Sosial Provinsi

Banten.

3. Kurang tanggapnya pegawai balai terhadap kesehatan yang diderita

lanjut usia.

4. Belum optimalnya aturan pelayanan penerimaan lanjut usia terlantar di

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Mengingat masalah yng diteliti merupakan masalah yng kompleks, maka

peneliti akan membatasi ruang lingkup, kajian dengan memfokuskan penelitian

pada Kineja Balai Perlindungan Sosial Dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial

Lanjut Usia Terlantar Di Provinsi Banten.

Pada penelitian ini peneliti akan mengkaji permasalahan dengan rumusan

masalah mengenai “Bagaimana Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

Page 31: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

11

1.4.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

bagaimana Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten .

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan Khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk memperoleh gambaran sejauhmana kinerja balai

perlindungan sosial dalam pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia

terlantar di Provinsi Banten.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,

antara lain:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menemukan dan menambah pengetahuan baru mengenai

kinerja balai perlindungan sosial dalam pelayanan dan perlindungan sosial

lanjut usia terlantar di Provinsi Banten.

2. Untuk mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

Page 32: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

12

3. Memberi pengetahuan baru menganai upaya pemerintah dalam

meningkatkan pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar di

Provinsi Banten.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

pemahaman bagi semua pihak yang berperan sebagai pemangku

kepentingan atau lembaga terkait dalam mengatasi masalah yang terjadi

dalam pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi

Banten.

2. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah

satu bahan untuk penelitian berikutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami maka tugas metode penelitian administrasi ini disusun berdasarkan

ketentuan yang biasa digunakan sesuai petunjuk dari perguruan tinggi dimana

penulis belajar, dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling

umum hingga menukik kea rah yang paling spesifik dan relevan dengan judul.

Page 33: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

13

Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil penelitian dari yang sudah ada

sebelumnya, hasil pengamatan dan wawancara terkait.

1.2 Identifikasi Masalah

Menjelaskan identifikasi penelitian terhadap permasalahan yang muncul

dari uraian pada latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dapat

diajukan dalam bentuk pernyataan.

1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, dalam penelitian ini peneliti membatasi

masalah yang akan dibahas yaitu menenai Kinerja Balai Perlindungan Sosial

dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi

Banten. Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah

yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian.Perumusan masalah

mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam bentuk definisi konsep

dan oprasional, kalimat yang digunakan adalah kalimat pertanyaan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan.Isi

dan tujuan penelitian sejalan dengan isi dari tujuan penelitian.

1.5 Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari hasil penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

Page 34: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

14

Untuk memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami maka tugas Metode Penelitian Administrasi ini disusun berdasarkan

ketentuan yang biasa digunakan sesuai petunjuk dari perguruan tinggi dimana

penulis belajar.

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji terhadap sejumlah teori yang relevan dengan permasalahan yang

variable penelitian, kemudiannya menyusunnya secara teratur dan rapi yang

digunakan untuk merumuskan hipotesis. Dengan mengkaji berbagai teori, maka

akan dimiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci

untuk penelitian.

2.2 Penelitian Terdahulu

Adalah gambaran dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yang

mempunyai kaitan dan persaan variabel dengan variabel yang peneli lakuakn.

2.2 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan

dari deskripsi teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca dapat

dilengkapi sebuah bagan yang menunjukkan alur pikiran peneliti serta kaitan antar

teori yang diteliti.

Page 35: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

15

2.3 Hipotesis Penelitian

Merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, dan

akan diuji kebenarannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan

dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan

diteliti.

3.4.2 Definisi Operasional

Penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang

terukur.

3.5 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data

yang digunakan, proses penyusunan daya dan teknik penentuan kualitas

instrument penelitian.

Page 36: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

16

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan

sebagai sumber data.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data menjelaskan mengenai

cara menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian diadakan mulai dari

pelaksanaan penelitian sampai penelitian tersebut berakhir.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukan,

serta yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif maupun

data kuantitatif.

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

Page 37: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

17

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan

uji statistik.

4.4 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisi statistik yang sudah ditentukan semula, seperti korelasi dan atau regresi

baik sederhana maupun ganda.Masing-masing hipotesis di uji dalam subjudul

sendiri.Hasil akhir dari analisi statistik itu adalah teruji tidaknya hipotesis nol

penelitian.Hasil perhitungan akhir dari statistik dilaporkan dalam batang tubuh,

sedangkan perhitungan selengkapnya di tempatkan dalam lampiran.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

4.6 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data terhadap

hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi terhadap hipotesis

yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi penyebabnya.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

juga mudah dipahami.Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan serta

asumsi dasar penelitian.

Page 38: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

18

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti baik secara teoritis maupun praktis.Saran praktis lebih operasional

sedangkan aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan Skripsi.

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.

Page 39: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang

berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan

antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan

fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2009;80)

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang

teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian

yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang

perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis

tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian

terhadap tiga variabel independendan satu dependen, maka kelompok teori yang

perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang

berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu,

semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang

dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-

variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan

mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan

Page 40: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

20

prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas

dan terarah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberpa istilah yang berkaitan

dengan masalah penelitian dengan mengklasifikasikan ke dalam teori yaitu.

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

2.1.1 Definisi Kinerja

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja

perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah

totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja

organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi

tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang

digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam

upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

Ada berbagai pendapat tentang kinerja, seperti dikemukakan oleh Gibson

(1990:40), mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan

motivasinya untuk melaksankan pekerjaan. Dikatakan bahwa pelaksanaan

pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan motivasi. Keban

(1995:1), kinerja adalah merupakan tingkat pencapaian tujuan. Timpe (1998:9),

kinerja adalah prestasi kerja, yang ditentukan oleh faktor lingkungan dan perilaku

manajemen. Hasil penelitian Timpe menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang

menyenangkan begitu penting untuk mendorong tingkat kinerja pegawai yang

Page 41: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

21

paling efektif dan produktif dalam interaksi sosial organisasi akan senantiasa

terjadi adanya harapan bawahan terhadap atasan dan sebaliknya. Mangkunegara

(2002:67), mengatakan bahwa kinerja adalah merupakan hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oelh seseorang dalam melaksanakan fungsinya

sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Prawirosentono

(1999:2), mengatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai

atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral dan

etika. Sinambela dkk. (2006:136), mendefinisikan kinerja pegawai sebagai

kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Hal

senada dikemukakan oleh Stephen Robbins (1989:439), bahwa kinerja adalah

hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.2 Pengertian Kinerja Organisasi

Sebuah organisasi dapat berjalan karena ada orang-orang yang

menjalankannya, karena itu manusia merupakan elemen utama yang dibutuhkan

sebuah organisasi untuk dapat menjalankan visi misinya. Begitu juga sebaliknya

orang-orang membutuhkan organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuannya.

Untuk mencapai tujuan yang maksimal diperlukan orang-orang yang mampu

bekerja dengan baik. Seorang pegawai dapat dikatakan baik apabila kinerjanya

dapat sesuai dengan target dan tanggung jawab yang diembannya. Kinerja

seseorang dapat dikembangkan setiap saat seiring dengan perkembangan zaman

Page 42: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

22

yang terus maju. Kualitas kinerja sumber daya manusia merupakan salah satu

faktor penting untuk mencapai tujuan organisasi, oleh karena itu diperlukan

sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan keahlian tinggi sehingga

dapat mendukung peningkatan kinerja organisasi.

Terkait dengan konsep kinerja, Rummler dan Brache (1995) dalam

Sudarmanto (2009:5) mengemukakan ada 3 (tiga) level kinerja, yaitu:

1. Kinerja Organisasi; merupakan pencapaian hasil (outcome) pada level

atau unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait

dengan tujuan organisai, rancangan organisasi, dan manajemen

organisasi.

2. Kinerja proses; merupakan kinerja pada proses tahapan dalam

menghasilkan produk atau pelayanan. Kinerja pada level proses ini

dipengaruhi oleh tujuan proses, rancangan proses, dan manajemen

proses.

3. Kinerja individu/pekerjaan; merupakan pencapaian atau efektivitas oada

tingkat pegawai atau pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh

tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan, dan manajemen pekerjaan serta

karakteristik individu.

Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan

sebagai “penampilan”, “unjuk kerja”, atau “prestasi”. Kinerja organisasi

merupakan pencapaian hasil (outcome) pada level atau unit analisis organisasi.

Kinerja pada level organisasi terkait dengan tujuan organisasi, rancangan

organisasi dan manajemen organisasi (Sudarmanto, 2009:7). Bastian

menggambarkan kinerja organisasi tentang tingkat pencapaian pelaksanaan tugas

dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

organisasi (Tangkilisan, 2005:175).

Page 43: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

23

Sementara menurut Gibson, dkk (2003: 355) kinerja adalah:

“job performance adalah hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan

organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan kinerja lainnya. Sementara

menurut Ilyas (1999: 99), kinerja adalah penampilan hasil kerja personil

maupun dalam suatu organisasi. Penampilan hasil karya tidak terbatas

kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural

tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi”.

Menurut Irawan (2002:11), bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja

yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal tiga

macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka kita

juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan

kinerja pegawai.

Penetapan indikator kinerja menurut LAN RI (1999) dalam Pasolong

(2013:178), yaitu merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja

melalui sistem pengumpulan dan pengelolahan data atau informasi untuk

menentukan kinerja kegiatan, program, dan atau kebijakan. Penetapan indikator

kinerja harus didasarkan pada masukan (input), keluaran (output), hasil

(outcome), manfaat (benefit), dampak (impact). Dengan demikian indikator

kinerja dapat digunakan untuk mengevaluasi: (1) tahapan perencanaan, (2) tahap

pelaksanaan, (3) tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan indikator

kinerja, yaitu: (1) spesifik dan jelas, (2) dapat terukur secara objektif baik yang

bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (3) dapat menunjukan pencapaian keluaran,

hasil, manfaat dan dampak, (4) harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap

perubahan, (5) efektif yaitu dapat dikumpulkan, diolah, dianalisis datanya secara

efisien dan efektif.

Page 44: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

24

“Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal

dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Suatu organisasi di bentuk karena mempunyai dasar dan tujuan

yang ingin dicapai, sebagaimana yang dikemukakan oleh James D

Mooney: Organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai

suatu tujuan bersama.akan tetapi perlu kita fahami bahwa yang menjadi

dasar organisasi,bukan “siapa” akan tetapi “apanya” yang berarti bahwa

yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang

organisasi,tetapi “apakah” tugas dari organisasi.(Money,1996:23)

Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat

dicapai dan mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil

yang dicapai dari perilaku anggota organisasi. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai

sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh

komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input).

Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi. Bagi suatu organisasi,

kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen

organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi

tercapainya tujuan organisasi berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat

dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang

didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya (Surjadi,2009:7).

Menurut Baban Sobandi Kinerja organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai

oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input,

output, outcome, benefit, maupun impact. (Sobandi, 2006:176).

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah

Page 45: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

25

ditetapkan. Indicator kinerja harus merupakan suatu yang akan dihitung dan

diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja

baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai dan

berfungsi. Indicator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi

hari organisasi atau unit kerja yang bersangkutan menunjukan kemampuan dalam

rangka dan/atau menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (sedarmayanti,

2010:198).

Menurut Kumorotomo (dalam Pasolong 2010:180) menggunakan beberapa

indikator kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja birokrasi publik,

antara lain :

1. Efisiensi, yaitu menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan

organisasi pelayanan publik dalam memanfaatkan faktor-faktor

produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis.

2. Efektivitas yaitu apakah tujuan yang didirikan organisasi pelayanan

publik tersebut tercapai. Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas

teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen pembangunan.

3. Keadilan yaitu mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang

diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat

kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan.

4. Daya Tanggap yaitu organisasi pelayanan publik merupakan bagian

dari daya tanggap Negara atau pemerintah akan kebutuhan masyarakat

yang mendesak. Karena itu organisasi secara keseluruhan harus dapat di

pertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya

tanggap ini.

2.1.3. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja.

Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik

yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi.

Menurut Wirawan (2009:6) kinerja merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor,

faktor-faktor tersebut adalah :

Page 46: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

26

1. Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai

yang merupakan faktor bawaan dari lahir meliputi bakat, sifat pribadi,

serta keadaan fisik kejiwaan dan faktor yang diperoleh ketika ia

berkembang meliputi pengetahuan, keterampilan, etos kerja,

pengalaman kerja, dan motivasi kerja.

2. Faktor lingkungan internal organisasi, manajemen organisasi harus

menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga

dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan.

3. Faktor lingkungan eksternal organisasi, merupakan keadaan, kejadian,

atau situasi yang terjadi dilingkungan eksternal organisasi yang

mempengaruhi kinerja karyawan.

Sedangkan menurut Mahmudi (2005:7) faktor yang berpengaruh langsung

terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi yaitu sebagai berikut :

1. Teknologi yang meliputi, perlatan dan metode kerja yang digunakan

untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.

Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin

tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.

2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan

ruangan, dan kebersihan.

4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada

dalam organisasi yang bersangkutan.

5. Kepimpinan sebagai usaha untuk mengendalikan anggota organisasi agar

bekerja sesuai dengan standar dan tujuan oragnisasi.

6. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek organisasi,

imbalan, promosi, dan lainnya.

Pendapat lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain

dikemukakan oleh Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2012:100), yaitu

sebagai berikut:

Page 47: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

27

1. Personal factors, ditunjukan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang

dimiliki, motivasi dan komitmen individu.

2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan

dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

3. Team factors, ditunjukan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh

rekan kerja.

4. System factors, ditunjukan oleh adanya system kerja dan fasilitas yang

diberikan oleh organisasi.

5. Contextual/situational factors, ditunjukan oleh tingginya tingkat tekanan

dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Selain itu Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam Wibowo (2012:101)

merumuskan adanya tujuh faktor kinerja yang mempengaruhi kinerja dan

dirumuskan dengan akronim ACHIVE :

A = Ability (knowledge dan skill)

C = Clarity (understanding atau role perception)

H = Help (organizational support)

I = Incentive (motivation atau willingness)

V = Validity (valid dan legal personnel practices)

E = Environment (environmental fit)

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam kinerja dan pendorong pencapaian kerja organisasi publik yaitu bersumber

dari individu masing-masing, seperti apa gaya kepemimpinan di organisasi publik

tersebut, adanya kerja sama tim yang saling mendukung, system kerja dan fasilitas

yang memadai. Apa bila semua faktor-faktor tersebut dimiliki oleh suatu

organisasi publik, maka bukan tidak mungkin organisasi tersebut akan mencapai

keberhasilan kerja sesuai yang telah di targetkan bersama.

Menurut Mangkunegara (2006) terdapat aspek-aspek standar pekerjaan

yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi :

Page 48: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

28

1. Aspek kuantitatif yaitu :

a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,

b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,

c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

2. Aspek kualitatif yaitu :

a. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan,

b. Tingkat kemampuan dalam bekerja,

c. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan

menggunakan mesin/peralatan, dan

d. Kemampuan mengevaluasi (keluhan / keberatan konsumen /

masyarakat).

2.1.4. Deskripsi Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya Negara untuk

memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga Negara atas barang,

jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada Negara untuk

memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara dan kesejahteraannya, sehingga

efektivitas suatu system pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya

penyelenggara pelayanan publik.Pengertian umum pelayanan publik menurut

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63 Tahun 2003

dalam (Ratminto dan Atik 2012:5) adalah:

“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di

pusat, di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Mengikuti definisi tersebut di atas, pelayanan publik atau pelayanan umum

dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa publik yang pada prinsipnya

menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di

Page 49: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

29

Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Sedangkan menurut Bab 1

Pasal 1 Ayat 1 UU No. 25/2009,yang dimaksud dengan pelayanan publik yaitu:

“kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan bahwa Hakikat

pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang

merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

2.1.5. Asas Pelayanan Publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut

(keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004):

a. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektifitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

e. Kesamaan Hak

Tidak diskriminitif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender, dan status ekonomi.

Page 50: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

30

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memnuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

Sedangkan menurut pasal 4 UU No. 25/2009, penyelenggaraan pelayanan

publik berasaskan:

a. Kepentingan umum;

b. Kepastian hukum;

c. Kesamaan hak;

d. Keseimbangan hak dan kewajiban;

e. Keprofesionalan;

f. Partisipatif;

g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

h. Keterbukaan

i. Akuntabilitas;

j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

k. Ketepatan waktu; dan

l. Kecepatan,kemudahan,dan keterjangkauan.

2.1.6. Prinsip Pelayanan Publik

Penyelengaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan

prinsip pelayanan publik. Di dalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003

disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip

sebagai berikut:

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam

memberikan pelayanan dan

penyelesaiankeluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan

pelayanan publik

c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

c. Kepastian Waktu

Page 51: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

31

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

e. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

f. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin , sopan dan santun, ramah, seta

memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, sampah,

tempat ibadah dan lain-lain.

2.1.7 Definisi Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13

Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia

(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun

merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan

penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia

Page 52: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

32

adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan

keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan.

Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia)

dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas

minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap

dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak

memiliki banyak keterkaitan dengan kenyataan penuaan lansia. Setiap orang

menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4

yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly)

adalah 60 – 74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat

tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). Usia lanjut menurut Keliat

(1999) dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998

tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah

mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008:32).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lansia

adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang

masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk

mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi

dirinya (Ineko, 2012).

Page 53: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

33

Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal

dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai

mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,

seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu

usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu

telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba

menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).

Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah

seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri

untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain

(Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan

lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun

(Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu

kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses

penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia

digolongkan menjadi 4, yaitu:

1. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun

2. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun

3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun

4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Page 54: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

34

Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke

atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses

menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat

bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi

(Constantinides, 1994).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam

mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek

biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami

proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya

tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur

dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari

pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua

tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan

bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban

keluarga dan masyarakat.

Page 55: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

35

Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial

sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah

kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber

daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan

sosial yang semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia

menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara

Pembaharuan 14 Maret 1997).

Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua

adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.

Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua

dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial

sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa

kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen. Usia tua dialami

dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat

arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup

yang memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan

bertekad berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap-

sikap yang berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan,

dan keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan

dengan demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka

sendiri.

Page 56: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

36

Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari

pendekatan kronologis. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia

seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek

pengelompokan lanjut usia yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis,

karena batasan usia ini mudah untuk diimplementasikan, karena informasi tentang

usia hampir selalu tersedia pada berbagai sumber data kependudukan.

Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap

orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun

ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk

keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah ( 1983) berpendapat

bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai

tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan

tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul

perubahan-perubahan dalam hidupnya.

2.1.7.1 Batasan Umur Lanjut Usia

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan

umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:

a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat

2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60

(enam puluh) tahun ke atas”.

b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi

empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,

Page 57: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

37

lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90

tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.

c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :

pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-

55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase

senium) ialah 65 hingga tutup usia.

d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric

age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri

dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75 -

80 tahun), dan very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).

2.1.7.2 Klasifikasi Lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia berdasarkan

Depkes RI (2003) dalam Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia

(prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah

seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang

yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

dengan masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu

melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa,

lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga

hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2.1.7.3 Karakteristik Lansia

Page 58: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

38

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari 60 tahun

(sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan

\masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan

biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi

maladaptif, lingkungan tempat tinggal bervariasi (Maryam dkk, 2008).

2.1.7.4 Tipe Lansia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kodisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho 2000 dalam

Maryam dkk, 2008). Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut. Tipe arif bijaksana.

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,

mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,

memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

Tipe mandiri. Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan. Tipe

tidak puas. Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak

menuntut. Tipe pasrah. Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan

agama, dan melakukan pekerjaan apa saja. Tipe bingung. Kaget, kehilangan

kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh. Tipe

lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe independen

(ketergantungan), tipe defensife (bertahan), tipe militan dan serius, tipe

Page 59: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

39

pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe

putus asa (benci pada diri sendiri).

2.1.8 PMKS

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah Seseorang

keluarga atau kelompok masyarakat, yang karena suatu hambatan, kesulitan atau

gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya ,dan karenanya tidak dapat

menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak

dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai

dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,

keterlantaran, kedisabilitasan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban

tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi, keterasingan/ketertinggalan, dan

bencana alam maupun bencana sosial. Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia

Nomor 8 tahun 2012 tentang peraturan pendataan dan pengelolaan data

penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) sebagai 26 jenis kelompok

marjinal Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Anak Balita Terlantar, adalah anak yang berusia 0 – 4 tahun yang karena

sebab tertentu, orang tuanya tidak dapat melakukan kewajibanya (karena

beberapa kemungkinan: Miskin/tidak mampu, salah seorang sakit, salah

seorang/kedua–duanya meninggal, anak balita sakit) sehingga terganggu

kelangsungan hidupnya, pertumbuhan dan perkembangannya baik secara

jasmani, rohani, maupun sosial.

Page 60: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

40

2. Anak Terlantar, adalah anak yang berusia 5 – 18 tahun yang karena

sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan: miskin/tidak mampu, salah

seorang dari orang tuanya/wali pengampu sakit , salah seorang/kedua

orang tuanya/wali pengampu atau pengasuh meninggal, keluarga tidak

harmonis, tidak ada pengampu/pengasuh), sehingga tidak dapat terpenuhi

kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun

sosial.

3. Anak berhadapan dengan hukum, adalah anak yang berusia 12 - 18

tahun yang berperilaku menyimpang dari norma dan kebiasaan yang

berlaku dalam masyarakat, lingkungannya, sehingga merugikan dirinya ,

keluarganya dan orang lain, akan mengganggu ketertiban umum, akan

tetapi (karena usia) belum dapat di tuntut secara hukum.

4. Anak Jalanan, adalah anak yang berusia 5 – 18 tahun yang menghabiskan

sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di

jalanan maupun ditempat – tempat umum.

5. Anak Korban Tindak Kekerasan, adalah anak yang terancam secara

fisik dan nonfisik karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak

semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan social terdekatnya,

sehingga tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara

jasmani, rohani maupun sosial.

6. Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK), adalah seseorang yang belum

berusia 18 tahun yang mempunyai kelainan fisik atau mental yang dapat

Page 61: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

41

mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk

melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani maupun sosialnya secara layak,

yang terdiri dari anak dengan disabilitas fisik, anak dengan disabilitas

mental dan anak dengan disabilitas mental dan fisik.

7. Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus, adalah anak yang

berusia 6-18 tahun dalam situasi darurat, dari kelompok minoritas dan

terisolasi, dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, diperdagangkan,

menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat

adiktif lainya (napza), korban penculikan, penjualan, perdagangan, korban

kekerasan baik fisik, dan atau mental, yang menyandang disabilitas dan

korban perlakuan salah dan penelantaran.

8. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, adalah Seseorang wanita dewasa

yang berusia 18 – 59 tahun belum menikah atau janda yang tidak

mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok

sehari – hari.

9. Korban Tindak Kekerasan (KTK), adalah wanita yang berusia 18 – 59

tahun yang terancam secara fisik atau non fisik (psikologis) karena tindak

kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan

keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya.

10. Lanjut Usia Terlantar, adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau

lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosialnya.

Page 62: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

42

11. Penyandang Disabilitas, adalah setiap orang yang mempunyai kelainan

fisik atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan

hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani

maupun sosialnya secara layak, yang terdiri dari penyandang cacat fisik

dan penyandang cacat mental.

12. Tuna Susila, adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan

sesama atau lawan jenisnya secara berulang-ulang dan bergantian diluar

perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi

atau jasa.

13. Pengemis, adalah orang-orang yang mendapat penghasilan dengan

meminta-minta ditempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk

mengharapkan belas kasihan orang lain.

14. Gelandangan, adalah orang – orang yang hidup dalam keadaan tidak

sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat,

serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta

mengembara di tempat umum.

15. Pemulung, adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara

memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di

berbagai tempat pemukiman penduduk, pertokoan dan/atau pasar-pasar

yang bermaksud untuk didaur ulang atau dijual kembali, sehingga

memiliki nilai ekonomis.

Page 63: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

43

16. Kelompok Minoritas, adalah kelompok yang mengalami gangguan

keberfungsian sosialnya akibat diskriminasi dan marginalisasi yang

diterimanya sehingga karena keterbatasannya menyebabkan dirinya rentan

mengalami masalah sosial, seperti gay, waria, dan lesbian.

17. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP), adalah

seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa

hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan

mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan

masyarakat, sehingga mendapat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan

atau melaksanakan kehidupannya secara normal.

18. Korban Penyalahgunaan NAPZA, adalah seseorang yang menggunakan

narkotika, psikotropika dan zat – zat adiktif lainya termasuk minuman

keras di luar pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang

berwenang.

19. Fakir Miskin, adalah seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali

tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang

mempunyai sumber mata pencaharian akan tetapi tidak dapat memenuhi

kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan.

20. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis, adalah keluarga yang hubungan

antar anggota keluarganya terutama antar suami-istri kurang serasi,

Page 64: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

44

sehingga tugas-tugas dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan

wajar.

21. Komunitas Adat Terpencil, adalah kelompok orang atau masyarkat yang

hidup dalam kesatuan :kesatuan sosial kecil yang bersifat local dan

terpencil, dan masih sangat terkait pada sumber daya alam dan habitatnya

secara sosial budaya terasing dan terbelakang dianding dengan masyarakat

Indonesia pada umumnya, sehingga memerlukan pemberdayaan dalam

menghadapi perubahan lingkungan dalam arti luas.

22. Korban Bencana Alam, adalah perorngan, keluarga dan kelompok

masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental maupun sosial

ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana alam yang menyebabkan

mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya. Termasuk dalam korban bencana alam adalah korban

bencana gempa bumi tektonik, letusan gunung merapi, tanah longsor,

banjir, gelombang pasang atau tsunami, angin kencang, kekeringan, dan

kebakaran hutan atau lahan, kebakaran pemukiman, kecelakaan pesawat

terbang, kereta api, perahu dan musibah industry (kecelakaan kerja).

23. Korban Bencana Sosial, adalah perorangan, keluarga atau kelompok

masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental maupun sosial

ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana sosial kerusuhan yang

menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-

tugas kehidupannya.

Page 65: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

45

24. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS), adalah seseorang yang

bekerja di luar tempat asalanya dan menetap sementara ditempat tersebut

dan mengalami permasalahan sosial sehingga menjadi terlantar.

25. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), adalah seseorang yang dengan

rekomendasi professional (dokter) atau petugas laboratorium terbukti

tertular virus HIV sehingga mengalami sindrom penurunan dayya tahan

tubuh (AIDS) dan hidup terlantar.

26. Korban Trafficking, adalah seseorang yang mengalami penderitaan

psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi dan social yang diakibatkan tindak

pidana perdagangan orang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pertama, skripsi Rian Lamandani (2014) melakukan penelitian dengan

judul Implementasi Program Jaminan Sosial Lanjut Usia (PJSLU) di Kabupaten

Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai

implementasi program jaminan sosial lanjut usia di Kabupaten Serang. Metode

yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model Analisis Implementasi

Kebijakan oleh Merille S. Grindle yang membagi implementasi kebijakan ke

dalam dua bagian, yaitu: Isi Kebijakan (Content of policy) dan Konteks

Implementasi (Context of policy). Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan

tersebut dirasakan belum berjalan optimal karena belum mampu mencapai tujuan

Page 66: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

46

dari program tersebut, yaitu peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar

penerima dan bantuan.

Persamaan, dari penelitian terdahulu dan penelitian sekarang terdapat

kesamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang Lanjut Usia

Terlantar. Perbedaan, antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu

perbedaanya adalah judul, lokus, dan metode yang digunakan berbeda.

Kedua, skripsi Ami Prihandara (2012) melakukan penelitian dengan judul

kinerja dinas sosial dalam pembinaan anak jalanan di Kota Serang. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Dinas Sosial dalam Pembinaan

Anak Jalanan di Kota Serang. Hipotesis yang digunakan adalah Kinerja Dinas

Sosial dalam Pembinaan Anak Jalanan di Kota Serang masih kurang baik atau ≤

70%. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Dengan menggunakan

Teori Kinerja menurut kumorotomo dalam pasolong. Hasil dari penelitian ini

adalah kinerja Dinas Sosial dalam Pembinaan Anak Jalanan di Kota Serang

dengan perhitungan secara keseluruhan masih kurang baik karena baru mencapai

hasil sebesar 69% dari angka maksimal 70%.

Persamaan, dari penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu

persamaanya adalah sama-sama menggunakan teori Kinerja dan metode yang

digunakan adalah metode Kuantitatif. Perbedaan, antara penelitian terdahulu dan

sekarang yaitu perbedaannya adalah judul dan lokus penelitian yang berbeda.

Page 67: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

47

2.3 Kerangka Berfikir

Secara teoritis dikatakan bahwa Kumorotomo dalam Pasolong, (2010:180)

menggunakan beberapa indikator kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai

kinerja birokrasi publik, antara lain :

1. Efisiensi, yaitu menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan

organisasi pelayanan publik dalam memanfaatkan faktor-faktor

produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis.

2. Efektivitas yaitu apakah tujuan yang didirikan organisasi pelayanan

publik tersebut tercapai. Hal tersebut erat kaitannya dengan

rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen

pembangunan.

3. Keadilan yaitu mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang

diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat

kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan.

4. Daya Tanggap yaitu organisasi pelayanan publik merupakan bagian

dari daya tanggap Negara atau pemerintah akan kebutuhan masyarakat

yang mendesak. Karena itu organisasi secara keseluruhan harus dapat

di pertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria

daya tanggap ini.

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimna teori

hubungan antara berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang

penting. Dan berdasarkan judul penelitian, maka kerangka berfikir dalam

penelitian ini membahas mengenai Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten

menggunakan metode penelitian kuantitatif. Berdasarkan teori - teori diatas maka

kerangka berfikir yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Page 68: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

48

Kerangka Berfikir

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Permasalahan :

1. Masih banyaknya jumlah lanjut usia terlantar di Provinsi Banten.

2. Minimnya sosialisasi dan informasi tentang keberadaan balai untuk para

lanjut usia terlanatar yang didapatkan Dinas Sosial Provinsi Banten.

3. Kurang tanggapnya pegawai balai terhadap kesehatan yang diderita

lanjut usia.

4. Belum optimalnya aturan pelayanan penerimaan lanjut usia terlantar di

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Menurut Kumorotomo (dalam Pasolong 2010:180) menggunakan beberapa

indikator kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja birokrasi

publik, antara lain :

1. Efisiensi

2. Efektivitas

3. Keadilan

4. Daya Tanggap

Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial

Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten.

Metode Penelitian Kuantitatif

Lansia menerima pelayanan dan perlindungan dari Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten dengan baik.

Page 69: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

49

BAB III

METODELOGI PENEITIAN

3.1. Pendekatan Dan Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:2) metode penelitian pada dasarnya adalah

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif, sesuai dengan rumusan masalah yang bersifat deskriptif. Metode

penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh dan menyajikan data

secara maksimal dan menyeluruh sesuai dengan teori yang digunakan dalam

penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar memkualifikasi temuan.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan

apa yang terdapat atau terjadi dalam sebauah kacah, lapangan, atau wilayah

taertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan

menurut jenis, sifat, dan kondisnya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat

kesimpulan (Arikunto, 2010:3).

3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian

Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan

sebelumnya maka Fokus Penelitian ini adalah Kinerja Balai Perlindungan Sosial

dalam pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten,

bagaimana kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan perlindungan

Page 70: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

50

sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten, serta sejauh mana kinerja Balai

Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar

di Provinsi Banten.

3.3 Lokasi Penelitian

Dengan melihat tema/judul penelitian ini mengenai kinerja balai

perlindungan sosial dalam pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia

terlantar, maka peneliti menunjuk tempat penelitian atau yang menjadi lokus

penelitian ini adalah berlokasi di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

1. Efisiensi, yaitu menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan

organisasi pelayanan publik dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi

serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis.

2. Efektivitas yaitu apakah tujuan yang didirikan organisasi pelayanan

publik tersebut tercapai. Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas

teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen pembangunan.

3. Keadilan yaitu mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang

diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat

kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan.

4. Daya Tanggap yaitu organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari

daya tanggap Negara atau pemerintah akan kebutuhan masyarakat yang

mendesak. Karena itu organisasi secara keseluruhan harus dapat di

Page 71: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

51

pertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya

tanggap ini.

3.4.2 Definisi Operasional

Berdasarkan teori yang telah melandasi dan definisi konsep yang telah

dibuat maka dirumuskan suatu variabel penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Oprasional Variabel Penelitian

(Sumber : Analisis Konsep Peneliti, 2015)

3.5 Instrumen Penelitian

pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena maupun sosial yang diamati Sugiyono (2007:1). Secara

spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian adalah berupa angket dengan jumlah variabel

sebanyak satu variabel, dan menggunakan skala likert dalam pengukuran jawaban

Variabel

Penelitian Indikator

Sub

Indikator

No item

Instrument

Kinerja Balai

Perlindungan

Sosial dalam

Pelayanan dan

Perlindungan

Sosial Lanjut Usia

Terlantar di

Provinsi Banten

Kumorotomo

dalam Pasolong,

(2010:180)

Efisiensi 1. Sumber daya manusia

2. Sumber dana

3. Waktu

1,2,3,4

5,6,7,

8,9,10

Efektifitas

4. Keberhasilan Organisasi

5. Ketetapan

6. Kesederhanaan Birokrasi

11,12,13,14

15,16,17,

18,19,20

Keadilan 7. Distribusi dan alokasi

merata

8. Ketercukupan bantuan

9. Kepantasan

21,22,23,24,

25,26,27,

28,29,30

Daya

Tanggap

10. Tanggung Jawab

11. Kesigapan 31,32,33,34,

35,36,37,38,

39,40

Page 72: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

52

dari para responden. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur akan

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan.

Jawaban setiap item instrument memiliki tingkatan nilai dari sangat positif dan

sangat negatif.

Sehingga, untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor, yakni sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skoring Item Instrumen

Jawaban Skor Keterangan

A 4 Sangat Setuju (SS)

B 3 Setuju (S)

C 2 Tidak Sutuju (TS)

D 1 Sangat Tidak Setuju (STS)

(Sumber: Sugiyono. 2007)

3.5.1 Jenis dan Sumber Data

3.5.1.1 Jenis Data

1. Data primer, adalah data yang langsung diperoleh peneliti melalui

Kuesioner (angket), wawancara (interview), dan observasi (pengamatan).

2. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung di peroleh melalui orang

lain maupun dokumen, seperti hasil penelitian yang relevan, laporan dan

catatan-catatan atau melalui informan yaitu, pegawai balai perlindungan

sosial Provinsi Banten yang memberikan keterangan dan informasi kepada

peneliti.

Page 73: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

53

3.5.1.2 Sumber Data

1. Responden, yaitu Lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten.

2. Literature, yaitu menggunakan data kepustakaan yang memiliki hubungan

dengan penelitian ini.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Tekhik pengumpulan data terbagi menjadi beberapa, yaitu:

1. Angket (Kuesioner)

Menurut Sugiyono (2007:162) Angket atau kuisioner merupakan

tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Angket merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Angket dapat berupa pertanyaan/pernyataan

tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau

dikirim memalui pos, atau internet.

2. Observasi

Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan observasi nonpartisipatoris dan hanya menjadi

pengamat yang independen. Kemudian penelitian ini juga menggunakan

observasi langsung. Dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data

Page 74: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

54

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan

penelitian. Merekan yang diteliti mengetahui sejak awal samapi akhir tentang

aktivitas peneliti. Tetapi tidak semua hal kita bisa terus terang kepada sumber

data, karena kemungkinan kali dilakukan dengan terus terang kepada orang

yang tidak berkenan, maka peneliti tidak akan di ijinkan untuk melakuakan

observasi.

3. Wawancara

Wawancara (interview) adalah merupakan pertemuan dua orang untik

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di

konstruksikan makna dalam suatu tofik tertentu. Peneliti menggunakan tekhnik

wawancar tidakk terstruktur dan wawancara mendalam dengan sumber data

atau sumber informan yang menguasai dan memahami dan yang dibutuhkan

peneliti. Wawancara mendalam digunakan untuk mencari dat ayang akan

dugunakan dalam mencari jawaban atas perumusan masalah.

4. Kepustakaan

Model kepustakaan digunakan dalam penelitian ini, gunanya adalah

untuk mendapatkan uraian yang benar dari beberapa ahli. Dengan cara

mempelajarai dan membaca buku-buku, literature sertakarya ilmiah yang

pernah dibuat dan dipublikasikan sebagai bahan referansi yang ada

hubungannya dengan penulisan penelitian ini.

3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasai

Page 75: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

55

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:80).

Populasi ditunjukan pada lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten dalam rangka mengetahui kinerja Balai Perlindungan Sosial

dalam pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten.

Maka dari itu dalam penelitian ini, sesuai denga judul yang tertera yakni “Kinerja

Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia

Terlantar di Provinsi Banten”, maka yang dijadikan populasi adalah Lanjut usia

yang ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten, dengan jumlah sebanyak

60 Orang Lansia.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2006 :

131). Sedangkan menurut sugiyono (2012 : 81) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk mengetahui jumlah

sampel dari populasi yang ada, maka perhitungan sampel dilakukan dengan

menggunakan rumus Taro Yamane dengan populasi (N) sebanyak 60 Lanjut Usia.

Dan menetapkan taraf kesalahan (d) sebesar 5 % (0,05), yaitu sebagai berikut :

Rumus Taro Yamane:

n =

n = Banyaknya Unit Sampel

N = Banyaknya Populasi

d2

= Presisi Tingkat Kesalahan

Page 76: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

56

n =

n =

n = 52,17 n = 52 Responden

berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dapat

diketahui bahwa dari jumlah populasi sebanyak 60 Lanjut Usia dengan tingkat

kesalahan sebesar 5% (0,05) maka diperoleh hasil sebanyak 52 responden. Maka,

penentuan teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah

sampel jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sempel.hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relative kecil atau peneletian yang ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2007:85).

3.7 Teknik Pengelolaan Dan Analisis Data

Pengolah data merupakan awal dari proses analisis data. Proses

pengolahan data merupakan data tahapan, dimana data dipersiapkan,

diklasifikasikan, dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses

berikutnya yaitu analisis data. Data yang dikumpulkan diolah menjadi beberapa

proses berikut ini :

1. Editing data. Adalah tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data

serta harus dilakukan secara berulang-ulang dan cermat.

2. Coding data, yaitu tahap mengklasifikasikan data berdasarkan kategori

tertentu;

Page 77: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

57

3. tabulating data, yaitu tahapan penyusunan data berdasarkan jenis-jenis data,

serta perhitungan kualitas dan frekuensi data yang disajikan dalam bentuk

tabel-tabel.

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

data-data kuantitatif yang diperlukan adanya perhitungkan matematis atau

menggunakan teknik statistik sebagai alat bantu analisis. Adapun teknik analisis

data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

3.7.1 Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Kevaliditasan instrument menggambarkan bahwa suatu

instrument benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur

dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan

hasil pengukuran.

Pada penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

rumus product moment coralation. Adapun rumus product moment coralation

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi product moment

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y

∑XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

∑ = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑ = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = Jumlah sampel

Rr =

Page 78: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

58

3.7.2 Uji Reliabilitas

Tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas, dimana hasil penelitian yang

reliable, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sugiyono

(2007:137) mendefinisikan instrumen yang reliable merupakan instrumen yang

bila digunakan untuk diuji reliabilitas adalah pendekatan reliabelitas konsistensi

internal. Adapun teknik yang digunakan untuk mengukur konsistensi internal

adalah Cronbach’s Alpha. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih

dari 0,30. Dengan dilakukannya uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu

instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Pengujian Reliabilitas

kuesioner pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak Statistic

Program For Social Sclence (SPSS) 16.

Rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk menguji reliabilitas:

Keterangan:

r = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

3.7.3 Uji Normalitas

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian,

normalitas data digunakan untuk menjaga ketetapan metode statistik yang

digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistika yang

r =

Page 79: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

59

digunakan adalah statistika non parametric sedangkan apabila data yang

dihasilkan adalah normal maka statistika yag digunakan adalah statistic

parametric.

3.7.4 Uji t-Test

Setelah pengolahan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis data.

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data

lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan. Sehingga untuk melakukan pengujian hipotesis deskriptif dipakai t-test

satu sampel dan menggnakan uji pihak kanan, karena ttabel berada disebelah kanan thitung.

Berikut merupakan rumus pengujian hipotesis deskriptif yang diajukan dalam penelitian

ini, sebagai berikut:

Keterangan :

X = keterangan rata-rata

µ0 = nilai yang di hipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah angguta sampel

Page 80: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

60

3.7.5 Uji Pihak Kanan

Hipotesis peneliti dalam penelitian Kinerja Balai Perlindungan Sosial

dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi

Banten sebagai berikut:

Hipotesis nol: Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan

perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten < 65% dari nilai ideal

yaitu 100% (hipotesis nol/Ho).

Hipotesis alternatif: Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam pelayanan

dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten > 65% dari nilai

ideal yaitu 100% (hipotesis alternetif/ Ha).

H0 :µ < 65%

Ha :µ > 65%

Dengan melihat hipotesis statistik tersebut, maka pengujian hipotesis

dalam penelitian Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten adalah

menggunakan Uji Pihak Kanan. Uji Pihak Kanan digunakan jika hipotesis nol

(H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (<) sedangkan pada Hipotesis

alternative (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”.

Page 81: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

61

3.8 Jadwal Penelitian

Tempat penelitian ini berada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ditunjukkan pada tabel 3.3 berikut:

Page 82: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

62

Tabel 3.3

Jadual Penelitian

Tahun

Kegiatan

2014 2015

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Agt

Sep

Okt Nov

Pengajuan Judul

Acc Judul Penelitian

Observasi Awal

Penyusunan Proposal

Bimbingan dan

Perbaikan Proposal

Penyerahan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Kuesioner

Penyusunan Hasil

Penelitian

Sidang Skripsi

Sumber : Peneliti, 2015

Page 83: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

63

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Banten

Wilayah Banten secara geografis berada pada batas astronomi 5º 7' 50” - 7º 1'

11” Lintang Selatan dan 105º 1' 11” - 106º 7' 12” Bujur Timur. Sebelum menjadi

provinsi, Banten termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan UU RI Nomor

23 tahun 2000, luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km² atau sekitar 0,51% dari luas

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika menjadi provinsi, wilayah ini

hanya terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang dan dua kota yaitu Kota Tangerang

dan Kota Serang. Sementara saat ini, wilayah pemerintahan Provinsi Banten sudah

terdiri dari empat kota yaitu Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota

Tangerang Selatan serta empat kabupaten yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang. Provinsi ini terus berkembang karena

telah menjadi salah satu tujuan investasi di Indonesia. Sementara itu jumlah

penduduk di Banten 13 menurut data BPS tahun 2011 berjumlah 10.632.166 orang.

Provinsi Banten mempunyai batas wilayah Sebelah Utara : Laut Jawa, Sebelah

Timur, Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, Sebelah Selatan : Samudra Hindia,

Sebelah Barat : Selat Sunda.

Page 84: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

64

4.1.2 Gambaran Umum Balai Perlindungan Sosial

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI No. 06/Huk/1979 tentang

kesejahteraan lanjut usia, maka didirikanlah Panti Wreda di Banten, tepatnya pada 28

Februari 1979. Panti tersebut dinamakan Sasana Tresna Wreda (STW). Karena

lokasinya di Kelurahan Cipocok Jaya Kabupaten Serang, masyarakat lebih

mengenalnya sebagai panti wreda Cipocok Jaya. Pada tahun 1994, berganti nama

kembali menjadi Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Cipocok Jaya Serang.

Pergantian nama tersebut dikuatkan dalam Surat Keputusan Menteri Sosial RI No. 14

tahun 1994 tanggal 23 April 1994. Delapan tahun kemudian, seiring dengan

diberlakukannya Otonomi Daerah dan dimekarkannya Banten menjadi provinsi

tersendiri, maka status Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Cipocok Jaya Serang juga

berganti nomenklatur menjadi 'Balai Perlindungan Sosial'.

Page 85: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

65

Dari segi struktur, Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten merupakan Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Sosial Provinsi Banten yang memiliki tugas

dan tanggung jawab memberikan pelayanan dan perlindungan sosial kepada lanjut

usia (lansia) terlantar, balita terlantar, Wanita Korban Tindak Kekerasan (WKTK),

dan tuna grahita. Penetapan ini diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Banten No.

40 Tahun 2002 tanggal 13 Desember 2002. Tahun 2008, Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja mengalami perubahan susunan organisasi dan tata kerja sehingga menjadi

Dinas Sosial sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2008. Namun begitu

posisi Balai Perlindungan Sosial (BPS) tetap tidak berubah.

Page 86: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

66

Sasaran dan Kriteria Garapan UPTD Balai Perlindungan Sosial (BPS)

Provinsi Banten, antara lain :

1. Lanjut Usia Terlantar Setiap warga negara pria dan wanita yang berusia

mencapai 60 tahun ke atas, baik potensial maupun tidak potensial yang oleh

karena sesuatu sebab mengalami hambatan fisik, psikologis dan sosialnya.

Kriteria :

1) Usia 60 tahun ke atas

2) Tidak mempunyai penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan

pokok, meliputi sandang, pangan, dan kesehatan yang layak.

3) Tidak ada keluarga, sanak saudara, dan atau orang lain yang mau dan

mampu mengurus

4) Tidak mempunyai penyakit menular

5) Mampu mengurus diri sendiri

2. Wanita Korban Tindak Kekerasan Adalah seseorang yang mengalami

gangguan fisik, psikis, dan sosialnya akibat dari perlakuan dan atau tindakan

manusiawi seperti pemerkosaan, penyiksaan, penyekapan maupun tindak

kekerasan lainnya yang berdalih penipuan. Kriteria :

1) Wanita yang teraniaya/mengalami penyiksaan

2) Korban pemerkosaan

3) Korban penipuan dengan dalih lapangan kerja

Page 87: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

67

4) Berusia 6-45 tahun

5) Tidak mempunyai penyakit menular

3. Penyandang Cacat Grahita/ Retradasi Adalah seseorang yang mengalami

kelainan fisik, kelainan psikis dan sosialnya akibat kecacatan lahir sehingga

menghambat untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan tidak mungkin lagi

untuk diberdayakan secara optimal. Kriteria :

1) Usia 6 – 18 tahun

2) Mengalami cacat mental retradasi

3) Tidak mempunyai penyakit menular

4) Tidak mengalami gangguan jiwa

5) Tidak menderita epilepsy

6) Mampu mengurus diri sendiri

4. Anak Balita Terlantar Adalah anak berusia dibawah 5 tahun yang karena

sesuatu sebab sehingga orang tuanya melalaikan kewajiban yang

mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan anak dengan wajar baik

jasmani, rohani dan sosialnya. Kriteria

1) Usia dibawah 5 tahun

2) Ibu sibuk di luar rumah

3) Ditinggalkan di rumah sakit (ibunya melarikan diri setelah

melahirkan)

Page 88: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

68

4) Mengalami kekurangan gizi

5) Kurang dan atau tidak terurus.

4.1.3 Visi dan Misi Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Visi

Kesejahteraan Sosial bagi Penyangdang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Misi

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur

2. Meningkatkan akses penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam

memperoleh pelayanan sosial melalui rehabilitasi sosial, pemberdayaan

sosial, perlindungan sosial da jaminan sosial

3. Mengembangkan prakarsa, peran aktfi masyarakat dan dunia usaha dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Visi dan misi tersebut diturunkan dalam program dan kegiatan yang mengacu

pada maksud dan tujuan Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten sebagai Unit

Pelaksana Teknis Daerah yang menangani permasalahan sosial Lanjut Usia terlantar,

Wanita Korban Tindak Kekerasan, Tuna Grahita, dan Balita terlantar yaitu :

" Memberikan perlindungan dan pelayanan dalam suatu penampungan

guna terselenggaranya proses rehabilitasi fisik, mental, dan sosial serta

bimbingan keterampilan"

Page 89: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

69

Adapun tujuan secara spesifik diantaranya :

1) Terlindungi dan terawatnya para Lanjut Usia terlantar, Wanita Korban Tindak

Kekerasan (WKTK), Tuna Grahita dan Balita terlantar.

2) Meminimalisasi permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di masyarakat

3) Pemenuhan Kebutuhan dasar dalam rangka perubahan sikap dan perilaku para

penyandang masalah kesejahteraan sosial

4) Pemulihan kemauan, kemampuan dan harga diri penyandang masalah

kesejahteraan sosial sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya dalam

kehidupan bermasyarakat

5) Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang keadaan,

permasalahan, dan kebutuhan Lanjut Usia terlantar, Wanita Korban Tindak

Kekerasan (WKTK), Tuna Grahita, dan Balita terlantar sehingga masyarakat

dapat mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan usaha kesejahteraan

sosial.

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten adalah salah satu alternatif dari

sekian banyak lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan sosial

kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial khususnya Lanjut Usia

terlantar, Wanita Korban Tindak Kekerasan (WKTK), Tuna Grahita dan balita

terlantar.

Page 90: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

70

Tugas dan fungsi Balai Perlindungan Sosial merujuk pada tugas dan fungsi

panti sosial pada Departemen Sosial RI tahun 1998, yaitu :

1. Sebagai Pusat Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial

1) Menggugah, meningkatkan dan mengembangkan kesadaran sosial,

tanggung jawab sosial, prakarsa, dan peran serta perorangan,

kelompok dan masyarakat.

2) Memberikan pelayanan dan perlindungan kepada Lanjut Usia

terlantar, Wanita Korban Tindak Kekerasan, Balita Terlantar dan

Tuna Grahita.

3) Penyantunan dan penyediaan bantuan sosial

4) Mengadakan bimbingan lanjut

2. Sebagai Pusat Informasi Masalah Kesejahteraan Sosial

1) Menyiapkan dan menyebarluaskan informasi tentang data

penyadang masalah kesejahteraan sosial dan teknis penanganannya

2) Menyelenggarakan konsultasi pelayanan sosial bagi masyarakat

3. Sebagai Pusat Pengembangan Kesejahteraan Sosial

1) Mengembangkan kebijaksanaan dan perencanaan sosial

2) Mengembangkan metode pelayanan sosial

4. Fungsi Pendidikan dan Pelatihan kepada klien secara langsung

dalam meningkatkan kemampuan pelayanan kesejahteraan sosial

(Menurut Tim Peneliti Depsos RI tahun 2003).

Tugas Pokok dan Fungsi Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten Berdasarkan

Keputusan Gubernur Banten No. 40 tahun 2002 tentang pembentukan, susunan

organisasi, dan tata kerja Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Page 91: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

71

1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian kewenangan Dinas di bidang desentralisasi,

dekosentrasi, dan tugas pembantuan yang berkaitan dengan urusan pelayanan

dan perlindungan sosial.

2. Fungsi

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pengelolaan di bidang pelayanan sosial

2. Pengelolaan di bidang perawatan

3. Pengelolaan di bidang pelatihan dan keterampilan

Page 92: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

72

4.1.5 Struktur Organisasi Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Balai Perlindungan Sosal Provinsi Banten

Kepala Balai

Hj. Dede Siti Eka M. SH, M. Si

Kelompok Jabatan Fungsional SUB BAGIAN TATA USAHA

Edi Suprihatin, S. Km, M. Si

SEKSI PENERIMAAN

DAN PENYALURAN

Iin Irawati, S. SOS, M. Si

SEKSI PELAYANAN DAN

PERAWATAN

Agus Triyanto, S. Pd, M. Si

Page 93: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

73

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Analisis data penlitian yang dilakukan pertama kali adalah dengan melakukan

uji validitas instrumen guna menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melaksanakan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen

benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian

serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.

Adapun rumus yang digunakan adalah menggunakan product momen dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen

No Item R Hitung R Tabel Keputusan

1 0,137165479 0,361 tidak valid

2 0,623439776 0,361 valid

3 0,117975328 0,361 tidak valid

4 0,576927983 0,361 valid

5 0,126958198 0,361 tidak valid

6 0,550649905 0,361 valid

7 0,615790208 0,361 valid

8 0,574454021 0,361 valid

9 0,402034433 0,361 valid

10 0,47978681 0,361 valid

11 0,515696431 0,361 valid

12 0,624731831 0,361 valid

13 0,493398565 0,361 valid

14 0,477663155 0,361 valid

15 0,657440977 0,361 valid

Page 94: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

74

16 0,61096369 0,361 valid

17 0,515696431 0,361 valid

18 0,515696431 0,361 valid

19 0,61096369 0,361 valid

20 0,559485122 0,361 valid

21 0,477663155 0,361 valid

22 0,377290214 0,361 valid

23 0,169277598 0,361 tidak valid

24 0,659633454 0,361 valid

25 0,530603489 0,361 valid

26 0,537528566 0,361 valid

27 0,03342322 0,361 tidak valid

28 0,502856255 0,361 valid

29 0,487907507 0,361 valid

30 0,646818032 0,361 valid

31 0,374871996 0,361 valid

32 0,342919967 0,361 tidak valid

33 0,487876664 0,361 valid

34 0,613323747 0,361 valid

35 0,386325847 0,361 valid

36 0,582068004 0,361 valid

37 0,43632018 0,361 valid

38 0,247321621 0,361 tidak valid

39 0,569067342 0,361 valid

40 0,046971619 0,361 tidak valid Sumber: Peneliti, Output Mc. Excel yang diolah, 2015

Adapun kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah dimana jika r

hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan valid, dan jika r hitung ≤

r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tabel

diatas dapat diketahui bahwa instrumen nomor 1, 3, 5, 23, 27, 32, 38 dan 40 adalah

tidak valid dengan dibuktikan dari nilai r hitung ≤ r tabel pada taraf signifikan 5

persen.

Page 95: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

75

4.2.2 Identitas Responden

Responden dalam penelitian yang berjudul “Kinerja Balai Perlindungan Sosial

Dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar Di Provinsi Banten”

ini adalah lanjut usia terlantar yang telah mendapatkan penanganan dari Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Dalam rangka memudahkan penelitian, peneliti mengelompokan dan

mengolah data hasil penelitian, maka peneliti membagi pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner sesuai dengan indikator-indikator yang akan diukur berdasarkan teori yang

peneliti anggap sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan. Dalam

pengisian kuesioner peneliti meminta responden untuk memberikan data identitas

dirinya sebagai penunjangdata. Adapun data identitas diri responden yang diminta

adalah jenis kelamin dan usia responden. Berikut pemaparan data identitas diri

responden yang terdapat dalam kuesioner.

Page 96: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

76

Diagram 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil Lapangan Penelitian, 2015

Berdasarkan diagram 4.1 terlihat bahwa responden sebagian besar berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 63% atau sebanyak responden dan responden

yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37% atau sebanyak responden. Hal ini

menunjukan bahwa mayoritas yang ada di dalam Balai Perlindungan Sosial adalah

perempuan.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

LAKI-LAKIPEREMPUAN

37%

63%

Page 97: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

77

Diagram 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.2 identitas responden berdasarkan usia yaitu 60-69

tahun sebanyak 38% atau sebanyak 20 responden, 70-79 tahun sebanyak 59% atau 31

responden, 80-89 tahun sebanyak 1% atau sebanyak 1 responden. Jadi, terlihat bahwa

responden sebagian besar berusia 70-79 tahun dan sebagian kecil berusia 80-89

tahun.

4.2.2 Analisis Data

Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil penelitian yang

dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada 52

lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten. Dalam melakukan

analisis data, peneliti menggunakan beberapa indikator kinerja menurut Kumorotomo

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

60-69 70-79 80-89

38%

59%

1%

Page 98: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

78

dalam Pasolong, yaitu untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja birokrasi

publik, antara lain: Efisiensi, Efektifitas, keadilan, dan Daya tanggap.

Skala yang dipakai dalam kuesioner adalah skala likert. Pilihan jawaban

dalam kuesioner terdiri dari 4 item yaitu sangat setuju dengan nilai 4, setuju dengan

nilai 3, tidak setuju dengan nilai 2, dan sangat tidak setuju dengan nilai 1. Terkait

dengan nilai jawaban, peneliti menggunakan kuesioner berbentuk pernyataan.

Pemaparan tanggapan responden atas kuesioner ini akan digambarkan dalam bentuk

diagram batang disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan

yang diajukan melalui kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi

Diagram 4.3

Ketersedian Pegawai di Balai Perlindungan Sosial Sudah Mencukupi

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

12%

50%

38%

0%

Page 99: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

79

Berdasarkan diagram 4.3 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang (12%), setuju sebanyak 26 orang (50%),

tidak setuju sebanyak 20 orang (38%), dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 0 atau tidak ada (0%). Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 26

orang atau 50% dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang atau (12%), hal

ini menyimpulkan bahwa Kinerja Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

mengenai ketersedian pegawai yang ada di Balai Perlindungan sosial sudah

mencukupi, itu dikarenakan mereka menganggap bahwa pegawai yang ada di Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten berjumlah 31 pegawai yang terdiri dari kepala

balai berjumlah 1 orang, kepala seksi berjumlah 3 orang, pekerja sosial berjumlah 2

orang, tenaga perawat berjumlah 6 orang, supir operasional berjumlah 1 orang, OB

berjumlah 3 orang, tukang kebun berjumlah 2 orang, tukang cuci berjumlah 2 orang,

tukang masak berjumlah 3 orang, tenaga admin berjumlah 1 orang dan satpam

berjumlah 3 orang.

Namun, ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 20 orang atau (38%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa jumlah lanjut usia yang ada dipanti

berjumlah 60 orang, dilihat dari jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten yang berjumlah 31 orang tidak sebanding

dengan jumlah lanjut usia yang berjumlah 60 orang. Dan pegawai yang ada di Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten belum mencukupi sehingga pelayanan yang

dirasakan kurang.

Page 100: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

80

Diagram 4.4

Bapak/ibu mengetahui adanya standar oprasional prosedur (SOP) di Balai

Perlindungan Sosial

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.4 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 0 atau tidak ada (0%), setuju sebanyak 20 orang

atau (38%), tidak setuju sebanyak 29 orang atau (56%), dan sangat tidak setuju

sebanya 3 orang atau (6%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu

sebanyak sebanyak 29 orang atau (56%) dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 3 orang atau (6%), hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan tidak setuju mengenai adanya standar oprasional prosedur

(SOP) di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten belum baik. Itu dikarenakan

mereka menganggap pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten dalam

menangani lanjut usia yang terlantar belum bisa memberikan pelayanan kepada lanjut

usia dengan baik.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

SangatSetuju

Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0%

38%

56%

6%

Page 101: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

81

Namun, ada juga yang menjawab setuju sebanyak 20 orang atau (38%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa adanya standar oprasional prosedur (SOP) di

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten dalam menangani lanjut usia yang

terlantar dalam memberikan pelayanan dan penerimaan kepada lanjut usia mereka

sudah melalui tahapan sesuai dengan prosedur yang ada dan dirasa sudah baik.

Diagram 4.5

Pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial dalam melakukan pelayanan sesuai

dengan Tupoksi

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.5 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang atau (8%), setuju sebanyak sebanyak 38

orang atau (73%), tidak setuju sebanyak 10 orang atau (19%) dan sangat tidak setuju

sebanyak 0 tidak ada atau (0% ). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu

sebanyak 38 orang atau (73% ) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang

atau (8%), Hal ini mengenai bahwa pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

8%

73%

19%

0%

Page 102: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

82

dalam melakukan pelayanan sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya sudah terlihat

baik. Itu dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai

tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan dan perlindungan terhadapat lanjut

usia yang ada di panti sudah sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Perlindungan

Sosial itu sendiri.

Namun, ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang atau (19%),

dikarenakan ada beberapa lanjut usia yang menganggap bahwa pegawai yang ada di

Balai Perlindungan Sosial dalam melakukan pelayanan dirasa belum cukup baik

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Diagram 4.6

Balai Perlindungan Sosial dapat mengurangi jumlah Lanjut Usia Terlantar

yang ada di Provinsi Banten

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0%

23%

63%

13%

Page 103: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

83

Berdasarkan diagram 4.6 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju 0 tidak ada atau (0%), setuju sebanyak sebanyak 12 orang

atau (23%), tidak setuju sebanyak 33 orang atau (63%) dan sangat tidak setuju

sebanyak 7 orang atau (13%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu

sebanyak 33 orang atau (63%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7

orang atau (13%). Hal ini mengenai Balai Perlindungan Sosial dapat mengurangi

jumlah lanjut usia terlantar yang ada di Provinsi Banten karena jumlah lanjut usia

yang ada di Provinsi Banten mencapai 26.873 orang pada tahun 2013, sedangkan

jumlah penerimaan lanjut usia terlantar di Balai Perlindungan Sosial hanya bisa

menampung maksimal 60 orang lanjut usia saja. Dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten belum bisa memberikan daya tampung yang

cukup untuk lanjut usia terlantar.

Namun, ada juga yang menjawab setuju sebanyak 12 orang atau (23%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa adanya Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten dapat mengurangi jumlah lanjut usia terlantar yang ada di Provinsi Banten

dan dalam penerimaan lanjut usia yang terlantar ada prosedur yang harus dijalani

terlebih dahulu sehingga pihak Balai Perlindungan Sosial dalam penerimaan lanjut

usia yang sudah masuk kriteria baru bisa diterima dan dapat diberikan pelayanan dan

perlindungan terhadapat lanjut usia yang sudah tidak punya sanak saudara yang ada

di tempatnya.

Page 104: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

84

Diagram 4.7

Bapak/ibu mengetahui adanya donatur untuk membantu kebutuhan di Balai

Perlindungan Sosial

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.7 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 2 oarang tau (4%), setuju sebanyak 9 orang atau

(17%), tidak setuju sebanyak 41 orang atau (79%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 41

orang atau (79%). Hal ini mengenai adanya donatur untuk membantu memenuhi

kebutuhan di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten, dikarenakan ada beberapa

lanjut usia yang tinggal di dalam panti tidak mengetahui adanya bantuan dari donatur

di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten karena lajut usia yang ada di panti

hanya mengenalnya sebagai tamu saja dan dari pihak Balai Perlindungan Sosial juga

tidak menerima adanya bantuan dari donatur atau bantuan apapun dari pihak lain

selain dari bantuan pemerintah sajah pihak Balai Perlindungan Sosial hanya

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

4% 17%

79%

0%

Page 105: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

85

menganggap tamu yang datang untuk memberikan bantuan atau amal terhadap lanjut

usia yang ada di dalam panti.

Namun, ada juga yang menjawab setuju sebanyak 9 orang atau (19%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau (4%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa tamu yang datang untuk memberikan bantuannya mereka anggap

donatur untuk membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Diagram 4.8

Alat-alat yang di sediakan di Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu dan tepat guna (Toilet duduk, alat-alat kesehatan standar,

tongkat dan kursi roda)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.8 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), setuju sebanyak 44 orang atau

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

13%

85%

2% 0%

Page 106: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

86

(85%), tidak setuju sebanyak 1 orang atau (2%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 44 orang

atau (85%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (7%). Hal ini

mengenai alat-alat yang disediakan di Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan

kebutuhan dan tepat guna (Toilet duduk, alat-alat kesehatan standar, tongkat dan kursi

roda) sudah tertata baik. Dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten mengenai alat-alat yang disediakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan tepat

guna sesuai dengan kebutuhan para lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang atau (2%),

dikarenakan responden tersebut menganggap bahwa alat-alat yang disediakan oleh

Balai Perlindungan Sosial belum baik masih ada beberapa alat-alat yang disediakan

tidak layak pakai seperti kursi roda yang sudah karatan, dan toilet jongkok dalam hal

ini keterdesedian kebutuhan para lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten dirasa belum baik.

Page 107: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

87

Diagram 4.9

Biaya pemeliharaan Fasilitas umum di Balai Perlindungan Sosial dilakukan secara

rutin (Fasilitas umum berfungsi baik)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.9 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju 0 tidak ada atau (0%), setuju sebanyak 26 orang atau (50%),

tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%) dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang

atau (6%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 26 orang atau

(50%). Hal ini mengenai biaya pemeliharaan fasilitas umum di Balai Perlindungan

Sosial dilakukan secara rutin (fasilitas umum berfungsi baik). Dikarenakan pihak

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pemeliharaan fasilitas umum

dilakukan secara rutin dan sudah tertata baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%)

dan yang mejawab sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau (6%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa biaya pemeliharaan fasilitas umum di Balai Perlindungan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0%

50% 44%

6%

Page 108: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

88

Sosial belum tertata baik karena fasilitas yang ada belum lengkap seperti pegangan

untuk berjalan dari tempat satu ke tempat yang lainnya, lanjut usia yang menderita

katarak dan yang penglihatannya sudah menurun tidak bisa berjalan dengan baik.

Diagram 4.10

Pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial sudah sesuai tupoksinya

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.10 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebnayak 3 orang atau (6%), setuju sebanyak 20 orang atau

(38%), tidak setuju sebanyak 26 orang atau (50%) dan sangat tidak setuju sebanyak 3

orang atau (6%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 26

orang atau (50%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau

(6%). Hal ini mengenai tugas dan fungsi pegawai yang ada di Balai Perlindungan

Sosial belum sesuai dengan tugas dan fungsi, dikarenakan pelayanan yang diberikan

dirasa belum cukup baik.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

6%

38%

50%

6%

Page 109: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

89

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 20 orang atau (38%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang atau (6%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa tugas dan fungsi pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial

sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya yang diberikan kepada lanjut usia yang ada

di dalam Balai Perlindungan Sosial seperti pelayanannya yang dirasa sudah cukup

baik.

Diagram 4.11

Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan pelayanan kepada Bapak/ibu selalu tepat

waktu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.11 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau (4%), setuju sebanyak 30 orang atau

(58%), tidak setuju sebanyak 20 orang atau (38%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 30 orang

atau (58%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau (2%). Hal ini

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

4%

58%

38%

0%

Page 110: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

90

mengenai Balai Perlindungan Sosial dalam memeberikan pelayanan dan kebutuhan

kepada Bapak/ibu selalu tepat waktu, dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten mengenai pelayanan dan kebutuhan yang diberikan pegawai kepada

para lanjut usia tidak pernah telat dalam memberikan pelayanan seperti makan setiap

hari tiga kali sehari dan ada yang sakit langsung diberikan pengobatan itu dirasa

sudah cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 20 orang atau (38%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial dalam

memeberikan Pelayanan kepada lanjut usia yang ada di dalam belum cukup baik.

Diagram 4.12

Pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial dilakukan dengan cepat

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

13%

37%

50%

0%

Page 111: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

91

Berdasarkan diagram 4.12 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), setuju sebanyak 19 orang atau

(37%), tidak setuju sebanyak 26 orang atau (50%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 26

orang atau (50%). Hal ini mengenai pelayanan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial dilakukan tidak cepat, dikarenakan pihak Balai Perlindungan

Sosial dalam melakukan pelayanan masih belum cukup baik disebabkan prosedur

dalam pelayanan harus dilakukan dengan baik sehingga dapat dirasakan oleh

penghuni panti sehingga pelayanannya terhambat.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 19 orang atau (37%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pelayanan

yang diberikan kepada lanjut usia yang ada di Balai sudah cukup baik sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Page 112: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

92

2. Efektifitas

Diagram 4.13

Pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial Bapak/ibu sudah sesuai

dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.13 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang atau (6%), setuju sebanyak 25 orang atau

(48%), tidak setuju sebanyak 24 orang atau (46%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 25 orang

atau (48%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang atau (6%). Hal ini

mengenai pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial Bapak/ibu sudah

sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang ada di Balai Perlindungan

Sosial sudah baik, dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

mengenai pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar oprasional prosedur

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

6%

48% 46%

0%

Page 113: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

93

yang diberikan kepada para lanjut usia yang ada dipanti salah satunya terlihat dari

penerimaan lanjut usia yang ada di Provinsi Banten mereka yang mau masuk Balai

Perlindungan Sosial harus melalui Prosedur yang ada dan harus melalui proses

terlebih dahulu sehingga kriteria yang sudah cukup bisa diterima oleh Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten .

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 24 orang atau (46%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa pelayanan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial terhadap lanjut usia yang terlantar belum sesuai dengan Standar

Oprasional Prosedur karena prosesnya sangat rumit.

Diagram 4.14

Balai Perlindungan Sosial memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan Bapak/ibu

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.14 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang atau (15%), setuju sebanyak 28 orang atau

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

15%

54%

31%

0%

Page 114: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

94

(54%), tidak setuju sebanyak 16 orang atau (31%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 28 orang

atau (54%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang atau (15%). Hal ini

mengenai Balai Perlindungan Sosial memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan

para lannjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten sudah baik,

dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pelayanan

atau bantuan sudah sesuai dengan kebutuhan para lanjut usia dan sudah dirasa baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 16 orang atau (31%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial memberikan

bantuan belum sesuai dengan kebutuhan para lannjut usia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Diagram 4.15

Adanya perubahan fisik yang dirasakan setelah tinggal di Balai Perlindungan Sosial

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

13%

42% 44%

0%

Page 115: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

95

Berdasarkan diagram 4.15 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), setuju sebanyak 22 orang atau

(42%), tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 23

orang atau (44%). Hal ini mengenai adanya perubahan fisik yang dirasakan setelah

tinggal di Balai Perlindungan Sosial, dikarenakan mereka yang tinggal merasakan hal

yang berbeda saat-saat mereka merasakan kangen sama cucu, anak dan menantu

sehingga tidak ada perubahan yang cukup baik yang dirasakan. Cuma ada berbeda

sedikit dengan yang menjawab setuju dengan apa yang mereka rasakan sendiri setelah

tinggal di panti. Hal ini berarti pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

mengenai perubahan fisik yang dirasakan para lanjut usia belum cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 22 orang atau (42%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan pelayanan dan

perlindungan sudah dirasa baik karena apa yang mereka rasakan sendiri setelah

tinggal di Balai Perlindungan Sosial merasa nyaman dan tenang kumpul bareng

teman-teman yang ada di Balai Perlindungan Sosial sehingga rasa rindu sanak

saudara hilang sejenak.

Page 116: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

96

Diagram 4.16

Bantuan yang diberikan dapat memperbaiki kehidupan Bapak/ibu

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.16 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), setuju sebanyak 22 orang atau

(42%), tidak setuju sebanyak 25 orang atau (48%) dan sangat tidak setuju sebanyak

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 25

orang atau (48%). Hal ini mengenai bantuan materil dan non materil yang diberikan

dapat memperbaiki kehidupan para lajut usia karena ada beberapa orang yang tidak

atau adanya bantuan yang diberikan oleh donatur, dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai bantuan yang diberikan kepada lanjut

usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial hanya bantuan dari pemenrintah saja kalau

bantuan yang diberikan oleh donatur pihak Balai Perlindungan Sosial hanya

menganggapnya sebagai tamu yang ingin memberikan bantuan dan memberikan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

10%

42% 48%

0%

Page 117: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

97

amalnya sehingga siapa saja yang ingin membrikan bantuan dipersilahkan itu hanya

sebagai tamu bukan donatur.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 22 orang atau (42%) dan

ada juga yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial mengenai bantuan yang

diberikan sangat sembantu para lanjut usia yang ada di dalam panti. Sehingga pihak

Balai Perlindungan Sosial dirasa cukup baik dalam memberikan bantuan.

Diagram 4.17

Pelatihan yang diberikan sesuai dengan keinginan Bapak/ibu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.17 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), setuju sebanyak 20 orang atau

(38%), tidak setuju sebanyak 24 orang atau (46%) dan sangat tidak setuju sebanyak 3

orang atau (6%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 24

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

10%

38% 46%

6%

Page 118: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

98

orang atau (46%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau

(6%). Hal ini mengenai pelatihan yang diberikan kepada lanjut usia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial belum cukup baik karena ada beberapa lanjut usia yang fisiknya

tidak bisa melakukaan aktifitas atau pelatihan yang diberikan oleh Balai Perlindungan

Sosial.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 20 orang atau (38%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa pelatihan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sangat

membantu lanjut usia yang mempunyai keterampilan dan mereka mempunyai

kegiatan yang tidak bikin mereka bosan dalam keseharian di Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten.

Diagram 4.18

Pelatihan membuat kerajinan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial kepada

Bapak/ibu memberikan dapak yang baik

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

33%

42%

13% 12%

Page 119: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

99

Berdasarkan diagram 4.18 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang atau (33%), setuju sebanyak 22 orang

atau (42%), tidak setuju sebanyak 7 orang atau (13%) dan sangat tidak setuju

sebanyak 6 orang atau (12%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak

22 orang atau (42%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang atau

(33%). Hal ini mengenai pelatihan membuat kerajinan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial kepada lajut usia yang ada di dalam Balai Perlindungan Sosial

memberikan dampak yang baik bagi para lanjut usia, memberikan dapak positif dan

memberikan kegiatan dalam waktu luang mereka sehingga para lanjut usia yang ada

di Balai Perlindungan Sosial tidak jenuh.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 7 orang atau (13%)

dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6 orang atau (12%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa pelatihan dalam membuat kerajinan yang mereka berikan

belum cukup baik karena ada beberapa lanjut usia yang ada di Balai mempunyai

penurunan fisik seperti penglihatannya kurang jelas.

Page 120: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

100

Diagram 4.19

Pembinaan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan kebutuhan

Bapak/ibu

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.19 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), setuju sebanyak 20 orang atau

(38%), tidak setuju sebanyak 25 orang atau (48%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 25

orang atau (48%). Hal ini mengenai pembinaan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial belum sesuai dengan kebutuhan, dikrenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pembinaan yang diberikan kepada

para lanjut usia belum cukup baik sehingga tidak dapat dirasakan secara merata.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 20 orang atau (38%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), dikarenkan mereka

menganggap bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak Balai Perlindungan Sosial

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

13%

38% 48%

0%

Page 121: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

101

sangat sesuai dengan kebutuhan para lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan

Sosial sehingga mereka dapat merasakan dengan baik.

Diagram 4.20

Prosedur penerimaan Bapak/ibu yang tersedia mudah diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.20 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang atau (8%), setuju sebanyak 22 orang atau

(42%), tidak setuju sebanyak 22 orang atau (42%) dan sangat tidak setuju sebanyak 4

orang atau (8%). Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 22 orang atau

(42%) dan yang menjawan sangat setuju 4 orang atau (8%). Hal ini mengenai

prosedur penerimaan para lanjut usia yang tersedia mudah diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial sebanyak 22 orang yang menyatkan mudah dipahami, karena

prosedur yang ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten hanya menerima

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

8%

42% 42%

8%

Page 122: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

102

lanjut usia yang telah di seleksi oleh Dinas Sosial Kota dan kabupaten yang terkait

sehingga pihak Balai hanya melihat dari keriteria yang ada.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 22 orang atau (42%)

dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 orang atau (8%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa prosedur penerimaan lanjut usia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial tidak bisa memberikan wewenang penerimaan lanjut usia

terlantar, pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai prosedur

penerimaan bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota dan Kabupaten karena Provinsi

Banten luas sehingga lanjut usia yang mau masuk dalam Balai Perlindungan Sosial

harus melalui prosedur dan keriteria.

Diagram 4.21

Aturan penerimaan lanjut usia mudah dipahmi oleh Bapak/ibu

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

21%

48%

27%

4%

Page 123: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

103

Berdasarkan diagram 4.21 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau (21%), setuju sebanyak 25 orang

atau (48%), tidak setuju sebanyak 14 orang atau (27%) dan sangat tidak setuju

sebanyak 2 orang atau (4%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak

25 orang atau (48%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau

(21%). Hal ini mengenai aturan penerimaan lanjut usia mudah dipahami oleh para

lanjut usia yang mendaftarkan masuk ke Balai Perlindungan Sosial, karena pihak

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai aturan penerimaan sudah cukup

baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 14 orang atau (27%)

dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 orang atau (4%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa aturan dalam penerimaan lanjut usia terlantar sulit untuk

dipahami dan prosedur penerimaan bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota dan

Kabupaten karena Provinsi Banten memiliki 4 Kabupaten dan 4 Kota sehingga lanjut

usia yang mau masuk dalam Balai Perlindungan Sosial harus melalui prosedur dan

keriteria.

Page 124: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

104

Diagram 4.22

Pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sesuai dengan tujuan Balai

Perlindungan Sosial untuk memberikan perlindungan kepada Bapak/ibu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.22 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau (21%), setuju sebanyak 29 orang

atau (56%), tidak setuju sebanyak 12 orang atau (23%) dan sangat tidak setuju

sebanyak tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak

29 orang atau (56%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau

(21%). Hal ini mengenai pelayanan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial

sudah sesuai dengan tujuan Balai Perlindungan Sosial untuk memberikan pelayanan

dan perlindungan sosial kepada para lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten, sehingga mereka yang tinggal dapat merasakan kenyaman tinggal

seperti rumah sendiri.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

21%

56%

23%

0%

Page 125: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

105

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 12 orang atau (23%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa pelayanan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial belum sesuai dengan tujuan Balai Perlindungan Sosial untuk

memberikan pelayanan dan perlindungan sosial kepada para lanjut usia yang ada di

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten, sehingga mereka yang tinggal dirasa

belum cukup baik.

3. Keadilan

Diagram 4.23

Pembinaan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial merata kepada seluruh

lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.23 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau (17%), setuju sebanyak 25 orang atau

(48%), tidak setuju sebanyak 18 orang atau (35%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 25 orang

atau (48%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau (17%). Hal ini

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

17%

48%

35%

0%

Page 126: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

106

mengenai pembinaan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial merata kepada

seluruh lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial sudah cukup baik dalam

pembinaan yang diberikan kepada lanjut usia, dikarenakan pihak Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten mengenai pembinaan yang diberikan kepada seluruh lanjut

usia dirasa sudah cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 18 orang atau (35%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa pembinaan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial dirasa belum merata kepada lanjut usia yang ada sehingga

pembinaan belum sesuai dengan kebutuhan para lanjut usia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Diagram 4.24

Fasilitas yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sudah sesuai dengan kebutuhan

bapak/ibu

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

4%

77%

19%

0%

Page 127: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

107

Berdasarkan diagram 4.24 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau (4%), setuju sebanyak 40 orang atau

(77%), tidak setuju sebanyak 10 orang atau (19%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 40 orang

atau (77%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau (4%). Hal ini

mengenai fasilitas yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial sudah sesuai

dengan kebutuhan para lanjut usia yang ada di dalam panti, dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai fasilitas yang diberikan kepada

seluruh lanjut usia dirasa sudah cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang atau (19%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa fasilitas yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial belum sesuai dengan kebutuhan seperti fasilitas umum sehingga

para lanjut usia yang ada di Balai dirasa belum cukup baik.

Page 128: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

108

Diagram 4.25

Balai Perlindungan Sosial memberikan fasilitas kesehatan yang sama kepada seluruh

lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.25 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju 0 tidak ada atau (0%), setuju sebanyak 43 orang atau (83%),

tidak setuju sebanyak 9 orang atau (17%) dan sangat tidak setuju sebanyak0 tidak ada

atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 43 orang atau

(83%). Hal ini mengenai fasilitas kesehatan yang diberikan oleh Balai Perlindungan

Sosial kepada para lanjut usia yang ada di Balai sudah cukup baik, dikarenakan pihak

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai fasilitas kesehatan yang

diberikan kepada seluruh lanjut usia dirasa sudah cukup baik dengan adanya perawat

yang ada di Balai.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

0%

83%

17%

0%

Page 129: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

109

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang atau (17%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa fasilitas kesehatan yang ada di Balai

Perlindungan Sosial belum cukup baik karena tidak adanya dokter di Balai

Perlindungan dan fasilitas klinik yang tidak lengkap sehingga ada lanjut usia yang

sakit hanya bisa di bawa ke puskesmas terdekat dari Balai Perlindungan.

Diagram 4.26

Balai Perlindungan Sosial memberikan fasilitas yang sama kepada para lanjut usia

berupa kamar, tempat tidur, tivi, dll

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.26 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), setuju sebanyak 43 orang atau

(83%), tidak setuju sebanyak 4 orang atau (8%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 43 orang

atau (83%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%). Hal ini

mengenai fasilitas yang sama kepada para lanjut usia yaitu berupa kamar, tempat

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

10%

83%

8% 0%

Page 130: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

110

tidur, tivi, dll. Dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

mengenai fasilitas yang diberikan kepada seluruh lanjut usia dirasa sudah cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 orang atau (8%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa fasilitas yang diberikan dirasa belum cukup

baik. fasilitas khusus bagi lanjut usia yang tidak dapat melihat dengan jelas, seperti

disetiap rumah satu kerumah lainya dipasang pegangan besi agar para lanjut usia bisa

leluasa untuk berjalan.

Diagram 4.27 Bantuan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial baik berupa materil atau non

materil sudah mencukupi kebutuhan Bapak/ibu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.27 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), setuju sebanyak 21 orang atau

(40%), tidak setuju sebanyak 25 orang atau (48%) dan sangat tidak setuju sebanyak 5

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

2%

40% 48%

10%

Page 131: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

111

orang atau (10%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 25

orang atau (48%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 orang atau

(10%). Hal ini mengenai Bantuan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial baik

berupa materil atau non materil belum mencukupi kebutuhan para lanjut usia yang

ada di panti, dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai

bantuan yang diberikan berupa materil atau non materil hanya didapatkan dari

bantuan pemerintah jadi para lanjut usia yang ada di Balai ada beberapa lanjut usia

yang tau adanya bantuan itu bukan sebagai donatur tetapi hanya sebagai tamu yang

ingin membantu saja.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 21 orang atau (40%) dan

yang menjawab sangat setuju seabanyak 1 orang atau (2%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa bantuan yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial baik

berupa materil dan non materil sudah mencukupi kebutuhan para lanjut usia yang ada

di Balai, sehingga bantuan yang didapatkan dapatkan entah itu dari Balai

Perlindungan Sosial atau dari tamu yang ingin memberikan bantuan mereka rasakan

dengan baik.

Page 132: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

112

Diagram 4.28

Rumah huni yang disediakan oleh Balai Perlindungan Sosial untuk Bapak/ibu sudah

layak

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.28 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), setuju sebanyak 39 orang atau

(75%), tidak setuju sebanyak 8 orang atau (15%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 39 orang

atau (75%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%). Hal ini

mengenai rumah huni yang disediakan oleh Balai Perlindungan Sosial untuk lanjut

usia yang ada di dalam panti sudah layak, dikarenakan pihak Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten mengenai rumah huni yang disediakan kepada seluruh lanjut

usia mendapakan bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan lanjut usia yang ada di

Balai perlindungan salah satunya rumah yang di tempati dan dirasa sudah cukup baik.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

10%

75%

15%

0%

Page 133: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

113

Namum ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 8 orang atau (15%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa rumah huni yang disediakan kepada lanjut

usia oleh Balai Perlindungan Sosial belum cukup baik. Bantaun yang diberikan oleh

pemerintah dirasa belum cukup baik dalam menyediakan tempat tingal seharusnya

ada tempat untuk lanjut usia yang udah di tempat tidur saja tidak dijadikan satu

dengan yang masih sehat sehingga lanjut usia yang tinggal merasakan nyaman.

Diagram 4.29

Rumah huni bagi Bapak/ibu yang disediakan oleh Balai Perlindungan Sosial sesuai

dengan kapasitas lanjut usia yang ada

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.29 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%), setuju sebanyak 34 orang atau

(65%), tidak setuju sebanyak 11 orang atau (21%) dan sangat tidak setuju sebanyak

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 34 orang

atau (65%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau (13%). Hal ini

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

13%

65%

21%

0%

Page 134: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

114

mengenai rumah huni bagi para lajut usia yang disedikan oleh Balai Perlindungan

Sosial sesuai dengan kapasitas lanjut usia yang ada, dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai rumah huni yang disediakan untuk

lanjut usia sudah sesuai dengan kapasitas lanjut usia yang ada di panti dan dirasa

sudah cukup baik sehingga lanjut usia yang ingin tinggal di Balai Perlindungan Sosial

belum bisa tinggal di Balai sebelum ada yang keluar dari panti atau meninggal dunia.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 orang atau (21%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa rumah huni yang disediakan oleh Balai

Perlindungan Sosial belum cukup baik dengan adanya lanjut usia terlantar di Provinsi

Banten mencapai 26.873 jiwa. Sedangkan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

hanya bisa menampung 60 Lanjut usia terlantar dan kapasitas tempat tinggal pun terbatas

untuk lanjut usia yang ingin tinggal di Balai.

Page 135: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

115

Diagrma 4.30

Bantuan materil yang diberikan oleh donatur untuk Bapak/ibu melalui Balai

Perlindungan Sosial merata kepada seluruh lanjut usia

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.30 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), setuju sebanyak 22 orang atau

(42%), tidak setuju sebanyak 29 orang atau (56%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 29

orang atau (56%). Hal ini mengenai bantuan materil yang diberikan oleh donatur

untuk para lajut usia yang ada di dalam panti melalui Balai Perlindungan Sosial

merata kepada seluruh lajut usia yang ada karena ada beberapa saja yang tau adanya

bantuan dari donatur, sehingga pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

mengenai bantuan yang diberikan oleh donatur dirasa belum merata karena ada

beberapa saja yang tau adanya bantuan dari donatur.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

2%

42%

56%

0%

Page 136: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

116

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 22 orang atau (42%) dan

yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), dikarenkan mereka

menganggap bahwa bantuan materil yang diberikan oleh donatur untuk para lajut usia

yang ada di dalam panti melalui Balai Perlindungan Sosial merata kepada seluruh

lajut usia yang ada tetapi dari pihak Balai hanya mendapatkan bantuan dari

pemerintah saja kalau ada yang ingin memberikan bantuan dari luar Balai itu

dianggap sebagai tamu yang ingin memberikan bantuannya kepada lanjut usia yang

ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Diagram 4.31

Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan bantuan dan pelayanan kepada

Bapak/ibu tidak dibeda-bedakan

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

12%

75%

13%

0%

Page 137: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

117

Berdasarkan diagram 4.31 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang atau (12%), setuju sebanyak 39 orang atau

(75%), tidak setuju sebanyak 9 orang atau (13%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 39 orang

atau (75%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau (13%). Hal ini

mengenai Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan bantuan dan pelayanan

kepada para lanjut usia yang ada di dalam panti tidak dibeda-bedakan, sehingga pihak

Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai bantuan dan pelayanan yang

diberikan kepada para lanjut usia tidak dibeda-bedakan dirasa sudah cukup baik dan

merata.

Namun ada juga yang menjawan tidak setuju sebanyak 9 orang atau (13%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial dalam

memberikan bantuan dan pelayanan kepada lanjut usia yang ada di panti dirasa belum

cukup baik.

Page 138: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

118

Diagram 4.32

Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan makanan lima sehat empat sempurna

setiap hari sudah cukup baik

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.32 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang atau (12%), setuju sebanyak 24 orang atau

(46%), tidak setuju sebanyak 19 orang atau (37%) dan sangat tidak setuju sebanyak 3

orang atau (6%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 24 orang atau

(46%) dan yang menjawab sangat sebanyak 6 orang atau (12%). Hal ini mengenai

Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan makanan lima sehat empat sempurna

setiap hari sudah cukup baik karena dalam pemberian makanan para lanjut usia diberi

makan 3 kali sehari setaiap harinya. Jadi pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten mengenai pemberian makanan lima sehat empat sempurna sudah baik.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

12%

46%

37%

6%

Page 139: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

119

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 19 orang atau (37%)

dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau (6%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan makanan

lima sehat empat sempurna setiap hari sudah cukup baik karena dalam pemberian

makanan para lanjut usia diberi makan 3 kali sehari setaiap harinya, tetapi dalam

pemberian makan seharusnya sesuai dengan lanjut usia yang udah tidak bisa

mengunyah dengan baik diberikan makanan yang bisa dikunyah seperti makanan

yang lembek-lembek.

4. Daya Tanggap

Diagram 4.33

Balai Perlindungan Sosial cepat dalam menanggapi usulan-usulan dan keluhan dari

Bapak/ibu

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

12%

69%

17%

2%

Page 140: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

120

Berdasarkan diagram 4.33 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang atau (12%), setuju sebanyak 36 orang atau

(69%), tidak setuju sebanyak 9 orang (17%) dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang

atau (2%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 36 orang atau

(69%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang atau (12%). Hal ini

mengenai Balai Perlindungan Sosial cepat dalam menanggapi usulan-usulan dan

keluhan dari para lajut usia, sehingga pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten mengenai usulan-usulan dan keluhan dari para lajut usia yang ada di panti

dirasa sudah cukup baik dalam menangapi usulan dan keluhan.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang atau (17%)

dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang atau (2%), dikarenakan

mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial dalam menanggapi usulan-

usulan dan keluhan dari para lajut usia belum cukup baik masih ada usulan-usulan

dan keluhan yang tidak ditanggapi, jadi dalam menanggapi usulan-usulan dan

keluhan para lanjut usia dirasa belum cukup baik.

Page 141: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

121

Diagram 4.34

Kemampuan Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan pelayanan dengan cepat

kepada Bapak/ibu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.34 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), setuju sebanyak 28 orang atau

(54%), tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 28 orang

atau (54%) dan yang menjawab sangat setuju seabanyak 1 orang atau (2%). Hal ini

mengenai kemampuan Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan pelayanan

dengan cepat kepada lajut usia yang ada di dalam panti. Jadi pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pelayanan yang diberikan kepada para

lajut usia yang ada di dalam panti dirasa sudah cepat.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

2%

54% 44%

0%

Page 142: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

122

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa kemampuan Balai Perlindungan Sosial

dalam memberikan pelayanan dengan cepat belum bisa dirasakan seperti pelayanan

penerimaan lanjut usia terlantar, usulan dan keluhan belum cukup baik.

Diagram 4.35

Tanggung jawab yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial kepada Bapak/ibu

sangat baik

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.35 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), setuju sebanyak 29 orang atau

(56%), tidak setuju sebanyak 18 orang atau (35%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 29 orang

atau (56%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%). Hal ini

mengenai tanggung jawab yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial kepada para

lanjut usia baik, dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

10%

56%

35%

0%

Page 143: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

123

mengenai tanggung jawab yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial kepada para

lanjut usia seperti waktu makan, ada yang sakit dan apabila ada lanjut usia yang

bertengkar pihak Balai langsung menangani maunya seperti apa. Mereka merasakan

baik mengenai tanggunng jawab yang diberikan.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 18 orang atau (35%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa tanggung jawab yang diberikan kepada

lanjut usia dirasa belum cukup baik karena pihak Balai Perlindung Sosial punya

prosedur yang harus ditaati dan di patuhi tidak sewenang-wenang memberikan

tanggung jawab seperti kebutuhan dan pelayana kepada lanjut usia yang ada di Balai.

Diagram 4.36

Balai Perlindungan Sosial cepat dalam memberikan bantuan yang diperlukan

Bapak/ibu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

27%

48%

23%

2%

Page 144: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

124

Berdasarkan diagram 4.36 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang atau (27%), setuju sebanyak 25 orang

atau (48%), tidak setuju sebanyak 12 oranga atau (23%) dan sangat tidak setuju

sebanyak 1 orang atau (2%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak

25 orang atau (48%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang atau

(27%). Hal ini mengenai Balai Perlindungan Sosial cepat dalam memberikan bantuan

yang di perlukan bagi para lajut usia yang ada di panti, dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pegawai dalam memberikan bantuan

dirasa sudah cepat seperti bantuan dan pelayanan terhadap lanjut usia untuk

memenuhi kebutuhannya.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 12 orang atau (23%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa bantuan yang diberikan kepada lanjut usia

untuk memenuhi kebutuhanya dirasa belum cukup baik walau pun mereka tinggal di

Balai perlindungan Sosial Provinsi Banten karena bantuan dan pelayanan yang

diberikan disesuaikan dengan kemampuan Balai.

Page 145: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

125

Diagram 4.37

Daya tanggap yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial terhadap keluhan

Bapak/ibu dilakukan dengan cepat

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.37 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), setuju sebanyak 24 orang atau

(46%), tidak setuju sebanyak 27 orang atau (52%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 27

orang atau (52%). Hal ini mengenai daya tanggap yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial terhadap keluhan para lajut usia dilakukan dengan cepat,

dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai tanggapan

pegawai terhadap keluhan para lanjut usia yang ada di panti belum baik karena pihak

Balai berfikir keluhan lanjut usia harus dicari penyebabnya terlebih dahulu sebelum

menanggapinya lebih lanjut.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

2%

46% 52%

0%

Page 146: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

126

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 24 orang atau (46%) dan

yang mejawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa tanggapan yang yang diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial

terhadap keluhan para lajut usia dilakukan dengan baik, dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai tanggapan terhadap keluhan para

lanjut usia yang ada di panti dirasa baik.

Diagram 4.38

Balai Perlindungan Sosial memberikan kesempatan kepada Bapak/ibu untuk ikut

menjaga dan memelihara fasilitas yang disediakan

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.38 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau (21%), setuju sebanyak sebanyak 28

orang atau (54%), tidak setuju sebanyak 11 orang atau (21%) dan sangat tidak setuju

sebanyak 2 orang atau (4%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak

28 orang atau (54%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

21%

54%

21%

4%

Page 147: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

127

(21%). Hal ini mengenai Balai Perlindungan Sosial memberikan kesempatan kepada

seluruh lajut usia yang ada di dalam panti untuk ikut menjaga dan memelihara

fasilitas yang disediakan, dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten mengenai pegawai panti dalam memberikan kesempatan kepada para lanjut

usia untuk ikut menjaga dan memelihara fasilitas yang ada sudah cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 orang atau (21%)

dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang atau (4%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial memberikan kesempatan kepada

seluruh lajut usia yang ada di dalam panti untuk ikut menjaga dan memelihara

fasilitas yang disediakan, akan tetapi ada yang lebih kompeten dalam memelihara

fasilitas yang ada yaitu pegawai Balai.

Diagram 4.39

Balai Perlindungan Sosial selalu mengontrol kebutuhan yang dibutuhkan oleh

Bapak/ibu tiap bulanya

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

10%

77%

13% 0%

Page 148: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

128

Berdasarkan diagram 4.39 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau (10%), setuju sebanyak 40 oranga tau

(77%), tidak setuju sebanyak 7 orang atau (13%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

tidak ada atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 40 orang

atau (77%). Hal ini mengenai Balai Perlindungan Sosial selalu mengontrol kebutuhan

yang dibutuhkan oleh para lanjut usia tiap bulanya, dikarenakan pihak Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai mengontrol kebutuhan untuk para

lanjut usia setiap bulanya dirasa sudah cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 7 orang atau (13%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial selalu mengontrol

kebutuhan yang dibutuhkan oleh para lanjut usia tiap bulanya sehingga kebutuhan

yang diberikan dirasa belum cukup baik.

Page 149: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

129

Diagram 4.40

Balai Perlindungan Sosial selalu melakukan pengawasan pemeliharaan fasilitas yang

ada guna menunjang kebutuhan kepada Bapak/ibu

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.40 di atas, didapatkan jawaban responden yang menjawab

sangat setuju sebanyak 2 orang atau (4%), setuju sebanyak 35 orang atau (67%), tidak

setuju sebanyak 15 orang atau (29%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0 tidak ada

atau (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 35 orang atau

(67%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau (4%). Hal ini

mengenai Balai Perlindungan Sosial selalu melakukan pengawasan pemeliharaan

fasilitas yang ada guna menunjang kebutuhan semua para lanjut usia yang ada di

panti, dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai

pengawasan yang dilakukan dalam pemeliharaan fasilitas guna menunjang kebutuhan

semua para lanjut usia sudah dirasa baik.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

4%

67%

29%

0%

Page 150: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

130

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 15 orang atau (29%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial mengenai

pengawasan yang dilakukan dalam pemeliharaan fasilitas guna menunjang kebutuhan

semau lanjut usia yang ada di Panti dirasa belum baik karena ada beberapa fasilitas

yang kurang menunjang kebutuhan lanjut usia yang ada.

Diagram 4.41

Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan perawatan kepada lanjut usia yang

sudah bedtrest dilakukan dengan baik

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.41 di atas, didapatkan jawaban responden yang menjawab

sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), setuju sebanyak 16 orang atau (31%), tidak

setuju sebanyak 32 orang atau (62%) dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau

(6%). Mayoritas responden menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 32 orang atau

(62%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 orang atau (6%). Hal ini

mengenai Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan perawatan kepada lanjut usia

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

2%

31%

62%

6%

Page 151: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

131

yang sudah bedtrest dilakukan dengan baik, dikarenakan pihak Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten mengenai pegawai dalam memberikan perawatan terhadap

lanjut usia yang sudah bedtrest dirasa belum cukup baik sehingga masih ada lanjut

usia yang merawat lanjut usia yang sudah bedtrest.

Namun ada juga yang menjawab setuju sebanyak 16 orang atau (31%) dan yang

menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang atau (2%), dikarenakan mereka

menganggap bahwa mengenai Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan

perawatan kepada lanjut usia yang sudah bedtrest dilakukan dengan baik, jadi para

lanjut usia yang melihatnya dirasa sudah cukup baik.

Diagram 4.42

Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan kebutuhan kepada Bapak/ibu dengan

cepat

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.41 di atas, didapatkan jawaban responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang atau (8%), setuju sebanyak 25 orang atau

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju

8%

48% 44%

0%

Page 152: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

132

(48%), tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%) dan sangat tidak setuju sebanyak 0

atau tidak ada (0%). Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 25 orang

atau (48%) dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang atau (4%). Hal itu

menyatakan mengenai Balai Perlindungan Sosial dalam memberikan kebutuhan

kepada para lanjut usia yang ada di panti sudah cepat dalam memberikan pelayanan.

Dikarenakan pihak Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten mengenai pegawai

dalam memberikan kebutuhan untuk lanjut usia yang ada di dalam panti dirasa sudah

cukup baik.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang atau (44%),

dikarenakan mereka menganggap bahwa Balai Perlindungan Sosial dalam

memberikan kebutuhan kepada lanjut usia dirasa belum cukup baik sehingga

pelayanan dan memberikan bantuan tidak cepat ditangagapi.

4.3 Pengujian Prasyaratan Statistik

4.3.1 Uji Reliabilitas Instrumen

Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka peneliti

melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji reliabilitas adalah

instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid

maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas

menggunakan alpha cronbach dengan bantuan SPSS 16. Adapun hasil dari uji

reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian adalah nilai alpha cronbach sebesar

0,926. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30

Page 153: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

133

(Sugiyono,2008:126) maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,926 > 0,30 sehingga

instrumen yang diuji bisa reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.2

Uji Reliabilitas Data

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,926 32

Sumber: Peneliti, Output SPSS 16,0, 2015

4.3.2 Uji Normalitas

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang data hasil penelitian ini maka

peneliti mencoba untuk mengetahui nilai mean, median, modus, dan nilai normalitas

data guna menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan, karena apabila data

yang dihasilkan untuk normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non

parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang

digunakan adalah statistik parametric. Pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS statistic 16.

Page 154: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

134

Tabel 4.3

Uji Normalitas Data

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statist

ic

Statistic Statisti

c

Std.

Error

Statistic Std.

Error

VAR0000

1 52 75,00 209,00

109,5

192 18,84039 2,977 ,330 14,793 ,650

Valid N

(listwise) 52

Sumber: Peneliti, Output SPSS 16,0, 2015

Dari hasil uji normalitas diatas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata pada

penelitian ini yaitu sebesar 109,5192. Kemudian nilai terendah sebesar 75 dan nilai

tertinggi adalah sebesar 209. Dalam uji normalitas ini terdapat skewness sebesar

2.977 dan kurtosis sebesar 14,793. Untuk mengetahui penyebaran data tersebut

normal atau tidaknya dilakukan perhitungan skewness dibagi dengan standar erornya

yaitu (2,977/0,330 = 9.02 ) dan kurtosis juga dilakukan perhitungan nilai standar

erornya yaitu (14,793/650 = 0,022) dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa data

dalam penelitian ini normal dan menggunakan statistik parametric.

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian mengenai Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten peneliti

memiliki hipotesis sebagai berikut:

Page 155: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

135

“Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut

Usia Terlantar di Provinsi Banten paling rendah 65% dari nilai ideal 100%”.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikan dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap pengujian

hipotesis ini peneliti mengunakan rumus t-test satu sampel. Adapun perhitungan

pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh

adalah 4 x 32 x 52 = 6656 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada menurut

skala likert, 32 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 52 = jumlah responden yang

ada). Sehingga mean atau rata-rata pada skor ideal instrument adalah 6656 : 52 = 128.

Sehingga untuk kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan

Sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten, nilai yang di hipotesiskan tertinggi

mencapai 65% dari yang diharapkan, ini berarti bahwa 65% = 0,65 x 128 =83,2.

Hipotesis statistiknya dapat ditulis dengan rumus:

H0 = µ < 65% < 0,65 x 6656 : 52= 83,2

Ha = µ > 65% > 0,65 x 6656 : 52 = 83,2

Diketahui:

Χ = 4554 : 52 = 87,5

µ0 = 83,2

Page 156: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

136

S =

n-1

=

52-1

=

51

= = 28,72

Ditanya: t?

Jawab: t = X – 0

S

= 87,5 – 83,2

28,72

= 4,3

3,98

= 1.0

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat

kebebasan (dk) = (n-1) = (52 - 1) = 51 dan taraf kesalahan α = 5% untuk uji satu

pihak (one tail test) uji pihak kanan, didapat nilai ttabel yaitu 1,675. Karena nilai thitung

lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (1,0 < 1,675) dan jatuh pada daerah

penerimaan H0. Maka hipotesis (H0) diterima dan (Ha) ditolak.

Page 157: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

137

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal, ditemukan

bahwa kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan perlindungan sosial

lanjut usia terlantar di Provinsi Banten adalah:

X 100% = 68%

Jadi, telah diketahui bahwa Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten adalah

sebesar 68%.

Gambar 4.2

Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesisi

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan berjudul Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten bahwa

hal yang paling penting dan utama adalah rumusan masalah tersebut adalah

Daerah Penerimaan H0

Daearah Penerimaan H0

0 1,0 1,675

Page 158: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

138

“Bagaimana Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan

Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten”

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat

dari pembahasan yang memaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus

t-test satu sampel dengan menguji pihak kanan bahwa nilai t-hitung lebih kecil (<)

dari nilai t-tabel, dalam hal ini dapat diberikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.

Karena menghasilkan 68% dari angka yang dihipotesiskan yaitu 65%.

Sehingga dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

“Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut

Usia Terlantar di Provinsi Banten mencapai angka 68%” dari angka minimal yang

dihipotesiskan 65%, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kualitas Kinerja Balai

Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar

di Provinsi Banten sudah baik, hal itu dapat dilihat pada kategori berikut:

Kategori Instrumen:

0 1664 3328 4992 6656

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

4554

Nilai 4554 termasuk dalam kategori kurang baik dan baik, tetapi lebih

mendekati kategori baik. Dapat dilihat dari ketentuannya sebagai berikut:

Page 159: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

139

Tabel 4.4

Kategori hasil penelitian

Nilai Kategori

4X52X32 = 6656 Sangat Baik

3X52X32 = 4992 Baik

2X52X32 = 3328 Kurang Baik

1X52X32 = 1664 Tidak Baik

(Sumber : Peneliti 2015)

4.6 Pembahasan

Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial

Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten menunjukan hasil perhitungan yang variatif.

Dilihat dari teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan beberapa

indikator kinerja untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja birokrasi publik

menurut Kumorotomo (dalam Pasolong 2010:180) yaitu, Efisiensi, Efektifitas,

Keadilan, dan Daya tanggap. Adapun presentase indikator skor hasil penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Indikator Skor Hasil Penelitian

No Nilai Keterangan

1 0%-24,99% Tidak Baik

2 25%-49,99% Kurang Baik

3 50%-74,99% Baik

4 75%-100% Sangat Baik

Sumber : Skala Likert, Pengolahan Data, 2015

Page 160: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

140

1. Indikator Efisiensi

Merupakan hal yang berkenaan kinerja Balai Perlindungan Sosial tentang

pegawai, standart oprasional prosedur (SOP), Tupoksi, mengurangi jumlah lanjut

usia terlantar, donatur, alat-alat yang disediakan, fasilitas umum, pelayanan yang

selalu cepat dan tepat waktu . Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator

penelitian ini memuat 10 instrumen pernyataan untuk indikator efisiensi didapatkan

hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator efisiensi adalah 4 x 52 x 7 =

1456 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 52 = jumlah sampel yang

dijadikan responden, 7 = jumlah pernyataan yang valid pada indikator efisiensi).

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh

responden yaitu sebesar 921 : 1456 = 0,63 x 100% = 63%. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan perlindungan sosial

lanjut usia terlantar di Provinsi Banten baik dilihat dari indikator efisiensi.

2. Indikator Efektifitas

Merupakan hal yang berkenaan dengan kinerja Balai Perlindungan Sosial

tentang pelayanan, bantuan, pelatihan, pembinaan, prosedur penerimaan dan aturan

dalam penerimaan. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini

memuat 10 instrumen pernyataan untuk indikator efektifitas didapatkan hasil tersebut

diperoleh dari skor ideal dari indikator efektifitas adalah 4 x 52 x 10 = 2080 (4 = nilai

tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor

Page 161: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

141

berdasarkan pada skala likert, 52 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 10 =

jumlah pernyataan yang valid pada indikator efektifitas). Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1416:

2080 = 0,68 x 100% = 68%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Balai

Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan perlindungan sosila lanjut usia terlantar di

Provinsi Banten baik apabila dilihat dari indikator efektifitas.

3. Indikator Keadilan

Merupakan hal yang berkenaan dengan kinerja Balai Perlindungan Sosial

tentang pembinaan, fasilitas umum dan fasilitas kesehatan yang diberikan sama rata

kepada lanjut usia sama dirasakan. Dari hasil pengolahan data yang dalam indicator

keadilan penelitian ini memuat 10 instrumen pernyataan untuk indikator keadilan

didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator keadilan adalah 4 x

52 x 8 = 1664 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 52 = jumlah sampel yang

dijadikan responden, 8 = jumlah pernyataan yang valid pada indikator keadilan).

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh

responden yaitu sebesar 1147 : 1664 = 0,69 x 100% = 69%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan

perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten baik apabila dilihat dari

indikator keadilan.

Page 162: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

142

4. Indikator Daya Tanggap

Merupakan hal yang berkenaan dengan kinerja Balai Perlindungan Sosial

tentang pelayanan, tanggung jawab pegawai terhadap lansia, daya tanggap terhadap

keluhan lansia dilakukan dengan cepat atau tidak, menanggapi usulan-usulan dan

keluhan dari lanjut usia yang ada di dalam panti . Dari hasil pengolahan data yang

dalam indikator penelitian ini memuat 10 instrumen pernyataan untuk indikator daya

tanggap didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator daya

tanggap adalah 4 x 52 x 7 = 1456 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan

yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 52 =

jumlah sampel yang dijadikan responden, 7 = jumlah pernyataan yang valid pada

indikator daya tanggap ). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan

rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1005 : 1456 = 0,69 x 100% = 69%. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten baik apabila dilihat dari

indikator daya tanggap.

Berdasarkan pengamatan penelitian melalui presentase jawaban kuesioner dari

responden dan melalui wawancara, peneliti dapat mengetahui bahwa dalam kinerja

birokrasi publik terdapat indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan indikator kinerja birokrasi publik menurut

Kumorotomo (dalam Pasolong 2010:180) yang terdiri dari: efisiensi, efektifitas,

keadilan dan daya tanggap. Dari keempat indikator tersebut maka peneliti dapat

Page 163: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

143

mengetahui bahwa penyebab kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten. yaitu dengan nilai skor

terendah pada indikator efisiensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut:

Tabel 4.6

Skor Masing-masing Jawaban Dari Indikator Kinerja

Indikator Nilai Kategori

Efisiensi 63 Baik

Efektifitas 68 Baik

Keadilan 69 Baik

Daya Tanggap 69 Baik

Sumber: Pengolahan Data, Peneliti 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki skor terendah

yaitu dari indikator efisiensi, dimana indikator efisiensi menghasilkan kinerja yang

cukup baik. Oleh karena itu, kesadaran para pegawai atau pimpinannya akan

pengaruh positif terhadap produktivitas kerja yang lebih tinggi untuk menghasilkan

kinerja organisasi yang lebih baik lagi.

Keberhasilan suatu organisasi atau instansi ditentukan oleh kinerja organisasi

itu sendiri. Pengukuran terhadap kinerja organisasi tersebut berarti dapat memberikan

kesempatan bagi semua instansi untuk mengetahui tingkat kinerja instansi tersebut,

serta memberi kesempatan untuk memperbaiki kinerja dari suatu organisasi.

Sehingga terciptalah kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten yang menginginkan

segala pelaksanaan tugas yang lebih efektif dan efisien, yang dikembangkan dengan

Page 164: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

144

menggunakan indikator kinerja birokrasi publik menurut Kumorotomo (dalam

Pasolong 2010:180) yaitu: Efisiensi, Efektifitas, Keadilan, dan Daya Tanggap.

Kemudian kemampuan atau keahlian para pegawai dalam menangani para lanjut usia

juga mempengaruhi dalam bekerja sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik,

sehingga hal ini juga mengacu kepada pencapaian hasil kerja secara efisiensi.

Demikian hasil penelitian ini, terbukti dalam pengujian hipotesis yang

dinyatakan bahwa Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut usia terlantar di Provinsi Banten dapat diterima. Dalam

penelitian yang dilakukan sekarang kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten sebesar

68%.

Page 165: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

145

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, adapun peneliti sudah

melakukan penelitian yang berjudul Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten dapat

ditarik kesimpulan yaitu bahwa kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam

Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar yang ada di Provinsi

Banten sudah mencapai sebesar 68%, artinya bahwa kinerja Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten dapat dikatakan baik.

Berdasarkan perbandingan antara skor yang terkumpul dengan skor yang

ditetapkan bahwa Kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan

Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi Banten sebesar 68% dan

telah diperkuat dengan teori Kinerja birokrasi publik menurut Kumorotomo dalam

Pasolong, (2010:180) yaitu sebagai berikut:

1. indikator efisinsi sebesar 63%, ini menunjukan bahwa kinerja Balai

Perlindungan Sosial tentang pegawai, standart oprasional prosedur

(SOP), Tupoksi, mengurangi jumlah lanjut usia terlantar, donatur, alat-

alat yang disediakan, fasilitas umum, pelayanan yang selalu cepat dan

tepat waktu cukup baik.

Page 166: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

146

2. indikator efektifitas sebesar 68% ini menunjukan bahwa kinerja Balai

Perlindungan Sosial tentang pelayanan, bantuan, pelatihan, pembinaan,

prosedur penerimaan dan aturan dalam penerimaan lanjut usia sudah

baik.

3. Indikator keadilan sebesar 69% ini menunjukan bahwa kinerja Balai

Perlindungan Sosial tentang pembinaan, fasilitas umum dan fasilitas

kesehatan yang diberikan kepada lanjut usia sudah baik.

4. indikator daya tanggap sebesar 69% ini menunjukan bahwa kinerja Balai

Perlindungan Sosial tentang pelayanan, tanggung jawab pegawai

terhadap lansia, daya tanggap terhadap keluhan lansia dilakukan dengan

cepat, menanggapi usulan-usulan dan keluhan dari lanjut usia yang ada

di dalam panti sudah baik.

Jadi jika dilihat dari teori tersebut, Kinerja Balai Perlindungan Sosial

dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Provinsi

Banten sudah baik dikarena sudah mencapai hasil sebesar 68% dari angka

minimal 65%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul ‘Kinerja Balai

Perlindungan Sosial dalam Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia

Terlantar di Provinsi Banten’. Dari hasil penelitian terdapat indikator yang rendah,

yaitu indikator efisiensi sebesar 63%, maka peneliti dapat memberikan saran

yaitu:

Page 167: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

147

1. Dilakukan perekrutan pegawai di Balai Perlindungan Sosial karena jumlah

pegawai yang ada di Balai Perlindungan Sosial tidak sesuai dengan jumlah

lanjut usia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

2. Untuk pemerintah agar lebih memperhatikan lanjut usia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial, seperti penyediaan fasilitas berupa tempat tinggal

yang lebih luas lagi sehingga para lanjut usia yang ada di Provinsi Banten

dapat ditampung.

3. Diberikan fasilitas khusus bagi lanjut usia yang tidak dapat melihat dengan

jelas, seperti disetiap rumah satu kerumah lainya dipasang pegangan besi

agar para lanjut usia bisa leluasa untuk berjalan.

4. Disediakannya klinik dan dokter tetap di dalam Balai Perlindungan Sosial

Provinsi Banten sehingga jika ada lanjut usia yang sakit cepat ditangani

dengan baik.

Page 168: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku I. Jakarta: Indeks.

Maryam, S. Dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:

Salemba Medika.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta

Pasolong, Harbani. 2013. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta.

PUSTAKA PELAJAR.

Ruky, Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sudarmanto, 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Teori, Dimensi

Pengukuran dan Implementasi dan Organisasi). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

----------. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

----------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika

Aditama.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta:

Lembaga Penerbit FEUI.

Wirawan. 2009. Evalusia Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba

Empat.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raya GrafindoPersada.

Page 169: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Dokumen :

Undang-undang NO. 13 Tahun 1998 Tentang Lanjut Usia.

Keputusan Mentri Sosial RI NO. 06/HUK/1979 Tentang Kesejahteraan Lanjut

Usia

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004.

Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia.

Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial dan Potensi Dan Sumber Kesejahteraan Sosial.

Keputusan Mentri Penyalahgunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M.PAN/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik.

Brosur Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Sumber Lainnya :

Ami Prihandara. 2012. Kinerja Dinas Sosial dalam Pembinaan Anak Jalanan di

Kota Serang. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Serang: Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Rian Lamandani. 2014. Implementasi Program Jaminan Sosial Lanjut Usia

(PJSLU) di Kabupaten Serang. Tidak dipublikasikan. Serang : Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Buku Pemutakhiran Data Dinas Sosial Provinsi BantenTahun 2013-2014

http://balinsos-banten.com/diakses November 2014

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/diakses November 2014

http://repository.unhas.ac.id

http://banten.bps.go.id/diakses 12 Febuari 2015

https://teorionline.wordpress.com/teori-kinerja/diakses23 Febuari 2015

Page 170: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 171: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 172: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 173: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 174: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 175: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 176: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 177: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 178: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 179: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 180: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 181: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 182: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 183: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 184: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 185: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 186: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 187: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 188: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 189: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 190: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 191: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 192: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 193: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota perlu disusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Bidang Sosial;

b. bahwa semakin meningkatnya usia harapan hidup dan

jumlah lanjut usia dengan kompleksitas

permasalahannya sehingga memerlukan penanganan secara komprehensif;

c. bahwa pelayanan sosial lanjut usia baik dalam panti maupun luar panti perlu ditingkatkan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu

menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia;

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

SALINAN

Page 194: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

2

3.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

4.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar

Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4584); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

SALINAN

Page 195: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

3

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);

13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun

2011;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

15. Peraturan Menteri Sosial Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

16. Keputusan Menteri Sosial Nomor 111/HUK/2009

tentang Indikator Kinerja Pembangunan Kesejahteraan

Sosial;

17. Keputusan Menteri Sosial Nomor 80/HUK/2010 tentang Panduan Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah

Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

18. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial Republik Indonesia;

SALINAN

Page 196: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

4

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG PEDOMAN

PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.

2. Lanjut Usia Telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya. 3. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa.

4. Pelayanan Sosial Lanjut Usia adalah upaya yang ditujukan untuk membantu lanjut usia dalam memulihkan dan mengembangkan fungsi

sosialnya. 5. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dalam Panti adalah pelayanan sosial yang

dilaksanakan melalui institusi/Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia dengan menggunakan sistem pengasramaan.

6. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Luar Panti adalah pelayanan sosial yang

dilaksanakan dengan berbasiskan keluarga atau masyarakat dan tidak

menggunakan sistem pengasramaan. 7. Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia yang selanjutnya

disebut Lembaga Lanjut Usia adalah lembaga yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilakukan oleh Pemerintah,

pemerintah daerah, maupun masyarakat. 8. Lembaga Kesejahteraan Sosial, yang selanjutnya disingkat LKS adalah

organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,

baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

SALINAN

Page 197: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

5

Pasal 2

Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia dimaksudkan untuk memberikan

acuan bagi Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten/kota, dan masyarakat dalam melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia.

Pasal 3

Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia bertujuan agar :

a. memberikan arah dan pedoman kinerja bagi Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten/kota dan masyarakat

dalam pelayanan sosial lanjut usia; dan

b. meningkatkan kualitas pelayanan sosial lanjut usia.

Pasal 4

Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia diperuntukan bagi :

a. Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota yang memiliki tugas dan fungsi dalam pelayanan sosial lanjut usia;

b. berbagai LKS yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia; dan

c. pemangku kepentingan lain yang peduli dan berperan serta dalam

pelayanan sosial.

Pasal 5

Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia, meliputi kegiatan:

a. pelayanan dalam panti dan luar panti;

b. perlindungan; dan c. pengembangan kelembagaan sosial lanjut usia.

SALINAN

Page 198: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

6

BAB II

PELAYANAN DALAM PANTI DAN LUAR PANTI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

(1) Pelayanan Sosial Lanjut Usia dapat dilakukan baik dalam panti

maupun luar panti. (2) Pelayanan Sosial Lanjut Usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dapat dilakukan baik oleh Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota maupun masyarakat.

(3) Pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan oleh Kementerian Sosial.

(4) Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintahan daerah provinsi dan

pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), dilakukan oleh dinas/instansi sosial provinsi dan dinas/instansi sosial kabupaten/kota

(5) Pelayanan yang dilakukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), dilakukan oleh LKS.

Bagian Kedua

Pelayanan Dalam Panti

Pasal 7

Pelayanan dalam panti, dilakukan dengan tujuan untuk :

a. meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lanjut usia; b. terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia; dan

c. meningkatkan peran serta masyarakat, Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan maupun menyediakan berbagai bentuk pelayanan sosial

lanjut usia.

SALINAN

Page 199: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

7

Pasal 8

Pelayanan dalam panti dilaksanakan dengan menempatkan lanjut usia

dalam panti lanjut usia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.

Pasal 9

Jenis pelayanan yang diberikan dalam panti, meliputi:

a. pemberian tempat tinggal yang layak; b. jaminan hidup berupa makan, pakaian, pemeliharaan kesehatan;

c. pengisian waktu luang termasuk rekreasi; d. bimbingan mental, sosial, keterampilan, agama; dan e. pengurusan pemakaman atau sebutan lain.

Bagian Ketiga

Pelayanan Luar Panti

Pasal 10

(1) Pelayanan luar panti dilakukan dengan tujuan untuk: a. meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lanjut usia;

b. terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia; dan c. meningkatkan peran serta masyarakat, Pemerintah, pemerintahan

daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam

melaksanakan maupun menyediakan berbagai bentuk pelayanan sosial lanjut usia.

(2) Tenaga Pelaksana Lanjut Usia di luar panti dilaksanakan oleh para pendamping yang terdidik atau dilatih dalam melakukan pelayanan

sosial lanjut usia.

Pasal 11

Pelayanan luar panti dilaksanakan dengan menempatkan lanjut usia dalam keluarga, atau keluarga pengganti yang ada di masyarakat.

Pasal 12

Jenis pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia di luar panti, meliputi: a. pelayanan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di

lingkungan keluarga;

SALINAN

Page 200: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

8

b. pelayanan harian lanjut usia; dan

c. penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai investasi sosial.

Pasal 13

(1) Pelayanan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di

lingkungan keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a,

merupakan pelayanan terhadap lanjut usia yang tidak potensial dan berada di lingkungan keluarga atau keluarga pengganti.

(2) Pelayanan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di

lingkungan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa

bantuan pendampingan, perawatan sosial, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar agar kebutuhan hidup lanjut usia dapat terpenuhi secara layak.

Pasal 14

(1) Pelayanan harian lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

huruf b, merupakan pelayanan terhadap lanjut usia potensial yang

sifatnya sementara, dilaksanakan siang hari, dalam waktu maksimal 8 (delapan) jam sehari dan tidak menginap.

(2) Pelayanan harian lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa pengisian waktu luang, olah raga, bimbingan mental, dan

kesenian.

Pasal 15

(1) Penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai investasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, merupakan bantuan yang diberikan kepada lanjut usia potensial yang

kurang mampu.

(2) Penguatan usaha ekonomis produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada perorangan melalui LKS dengan pendampingan, yang didahului dengan bimbingan sosial dan keterampilan.

(3) Penguatan usaha ekonomis produktif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berupa pemberian paket bantuan usaha ekonomis produktif.

SALINAN

Page 201: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

9

BAB III

PERLINDUNGAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 16

Perlindungan sosial bagi lanjut usia dimaksudkan untuk mencegah dan

menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial agar kelangsungan hidup lanjut usia dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.

Pasal 17

Perlindungan sosial bagi lanjut usia, meliputi:

a. asistensi sosial; b. kedaruratan;

c. aksesibilitas; dan d. pelayanan lanjut usia dalam keluarga pengganti.

Bagian Kedua

Asistensi Sosial

Pasal 18

(1) Asistensi sosial merupakan bentuk perlindungan sosial yang dimaksudkan untuk membantu lanjut usia telantar guna memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

(2) Asistensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk

meringankan beban hidup lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara

layak dan wajar.

Pasal 19

Asistensi sosial dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan berupa uang yang disertai dengan pendampingan sosial.

SALINAN

Page 202: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

10

Bagian Ketiga

Kedaruratan

Pasal 20

(1) Pelayanan sosial kedaruratan lanjut usia dimaksudkan sebagai tindakan yang mendesak untuk menyelamatkan, melindungi, dan memulihkan kesejahteraan lanjut usia dalam situasi darurat.

(2) Pelayanan sosial kedaruratan diselenggarakan dengan melakukan

identifikasi masalah dan kebutuhan lanjut usia, merumuskan mekanisme pelaksanaan kegiatan dan rujukan.

Pasal 21

Pelayanan sosial kedaruratan meliputi lanjut usia:

a. dalam situasi bencana alam dan bencana sosial; dan b. yang mengalami perlakuan salah.

Pasal 22

(1) Lanjut usia dalam situasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal

21 huruf a, merupakan penyelamatan dan evakuasi lanjut usia korban bencana ke tempat penampungan sementara, pemulihan kondisi fisik dan mental, serta pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasarnya.

(2) Lanjut usia yang mengalami perlakuan salah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 huruf b, merupakan pemberian bantuan dan pelayanan khusus kepada lanjut usia yang mengalami penelantaran, penipuan, tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi dan tindak pidana.

Pasal 23

Pelayanan kedaruratan bagi lanjut usia dilakukan dalam bentuk:

a. layanan pengaduan;

b. rujukan untuk pemulihan fisik dan mental; c. pendampingan; dan d. penempatan di tempat penanganan trauma lanjut usia.

SALINAN

Page 203: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

11

Bagian Keempat

Aksesibilitas

Pasal 24

Aksesibilitas dimaksudkan untuk menyediakan berbagai kemudahan untuk memperoleh dan menggunakan fasilitas pelayanan, sarana dan prasarana umum untuk mendukung dan memperlancar mobilitas lanjut usia.

Pasal 25

Aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 mencakup:

a. sarana dan prasarana umum; dan

b. kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum.

Bagian Kelima

Pelayanan Lanjut Usia Dalam Keluarga Pengganti

Pasal 26

(1) Pelayanan sosial lanjut usia dalam keluarga pengganti merupakan

pelayanan sosial kepada lanjut usia di luar keluarganya dan di luar lembaga.

(2) Pelayanan lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan cara lanjut usia tinggal bersama keluarga lain atau

keluarga pengganti karena keluarganya tidak dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan atau lanjut usia berada dalam kondisi telantar.

(3) Pelayanan lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa

bantuan pendampingan, perawatan, termasuk pemenuhan kebutuhan

dasar.

SALINAN

Page 204: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

12

BAB IV

PENGEMBANGAN LEMBAGA LANJUT USIA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 27

Pelayanan sosial lanjut usia yang dilaksanakan dalam panti diselenggarakan

oleh Lembaga Lanjut Usia baik milik Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten/kota maupun masyarakat.

Pasal 28

(1) Untuk keberlanjutan dan profesionalitas pelayanan sosial lanjut usia oleh lembaga diperlukan pengembangan kelembagaan lanjut usia.

(2) Pengembangan kelembagaan sosial lanjut usia dilakukan melalui:

a. pembinaan lembaga dan kerjasama kelembagaan; dan b. pelembagaan nilai-nilai kelanjutusiaan.

Bagian Kedua

Pembinaan Lembaga dan Kerja sama Kelembagaan

Pasal 29

Pembinaan lembaga lanjut usia bertujuan untuk :

a. menguatkan sistem pelayanan lanjut usia berbasiskan masyarakat; b. memantapkan mekanisme kerjasama dan koordinasi antar lembaga

pelayanan lanjut usia; c. mendorong tumbuhnya institusi/LKS lanjut usia;

d. mempertahankan dan membina institusi/ LKS lanjut usia yang ada; e. mengembangkan institusi/ LKS lanjut usia yang sudah berjalan; dan f. meningkatkan kapasitas pengurus LKS lanjut usia.

Pasal 30

Kerja sama kelembagaan bertujuan untuk:

a. memperkuat kerja sama antar LKS lanjut usia;

SALINAN

Page 205: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

13

b. membangun jejaring kerja sama antar LKS lanjut usia;

c. membangun jejaring kerja dalam bentuk forum atau jejaring kerja lainnya; dan

d. terciptanya koordinasi antar LKS lanjut usia.

Pasal 31

Pembinaan lembaga dan kerjasama kelembagaan lanjut usia mempunyai

fungsi sebagai:

a. penyedia pelayanan sosial bagi lanjut usia; b. wadah koordinasi dan kerjasama lintas kelembagaan; dan

c. wadah penanaman dan pembudayaan nilai-nilai kebangsaan dan kesetiakawanan sosial.

Pasal 32

Pembinaan lembaga dan kerjasama kelembagaan lanjut usia mempunyai sasaran yang meliputi :

a. LKS lanjut usia yang memberikan pelayanan langsung kepada lanjut

usia; dan b. Lembaga Koordinatif yang memberikan dukungan terhadap LKS lanjut

usia.

Bagian Ketiga

Pelembagaan Nilai-Nilai Kelanjutusiaan

Pasal 33

Pelembagaan nilai-nilai kelanjutusiaan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kemasyarakatan dan kelanjutusiaan kepada seluruh komponen bangsa

terutama kepada generasi muda, serta menguatkan komitmen berbagai pemangku kepentingan dalam mengapresiasi dan memberikan pelayanan

sosial lanjut usia.

Pasal 34

(1) Pelembagaan nilai-nilai kelanjutusiaan dimaksudkan untuk

melembagakan nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat secara terus menerus.

SALINAN

Page 206: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

14

(2) Pelembagaan nilai-nilai kelanjutusiaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dilakukan melalui penghormatan dan penghargaan terhadap lanjut usia.

(3) Penghargaan dan penghormatan terhadap lanjut usia sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), dilakukan dalam bentuk :

a. Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) dan Hari Lanjut Usia

Internasional (HLUIN); b. penganugrahan penghargaan terhadap tokoh, lembaga, keluarga,

perorangan;

c. sosialisasi, kampanye dan publikasi program pelayanan sosial lanjut usia; dan

d. memberikan aksesibilitas pada ruang publik.

BAB V

KEWENANGAN

Bagian Kesatu

Pemerintah

Pasal 35

Menteri memiliki kewenangan:

a. merumuskan dan menetapkan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi pelayanan sosial lanjut usia;

b. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelayanan sosial

lanjut usia; c. melaksanakan kebijakan, memfasilitasi peningkatan sumber daya

manusia dan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi pelayanan sosial lanjut usia;

d. melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia melalui Unit Pelaksana

Teknis Pusat; e. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelayanan sosial lanjut

usia; f. melakukan koordinasi dengan instansi sosial provinsi atau

kabupaten/kota terhadap pelayanan sosial lanjut usia;

g. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan sosial lanjut usia; dan

h. menyediakan aksesibilitas dan melakukan advokasi serta koordinasi

kepada lembaga lain untuk menyediakan aksesibilitas bagi lanjut usia.

SALINAN

Page 207: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

15

Bagian Kedua

Pemerintah Daerah Provinsi

Pasal 36

Gubernur memiliki kewenangan:

a. melaksanakan kebijakan pelayanan sosial lanjut usia; b. mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan, pelayanan sosial lanjut usia

antar kabupaten/kota di wilayahnya;

c. melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya; d. melakukan penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya

manusia; e. memfasilitasi pelaksanaan pelayanan sosial lanjut usia; f. menghimpun dan mengkompilasikan data lanjut usia di wilayah

provinsi; g. menyediakan aksesibilitas; dan

h. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan sosial lanjut usia.

Bagian Ketiga

Pemerintah Kabupaten/Kota

Pasal 37

Bupati atau Walikota memiliki kewenangan:

a. melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia;

b. mengkoordinasikan pelayanan sosial lanjut usia dalam kabupaten/kota; c. melakukan kerja sama dengan kabupaten/kota lain di dalam dan di luar

provinsi; d. melaksanakan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas serta

pelayanan sosial lanjut usia;

e. melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya; f. melakukan pemantapan terhadap sumber daya manusia yang sudah

dididik dan dilatih oleh Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi; g. melakukan pendataan lanjut usia. h. merencanakan kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga

pendamping untuk meningkatkan aksesibilitas kepada lanjut usia; i. menyediakan aksesibilitas; dan j. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan sosial lanjut

usia.

SALINAN

Page 208: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

16

BAB VI

PENDANAAN

Pasal 38

(1) Pendanaan pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia oleh Pemerintah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(2) Pendanaan pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan

sosial lanjut usia oleh pemerintahan daerah provinsi bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah provinsi.

(3) Pendanaan pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia oleh pemerintahan daerah kabupaten/kota bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota.

BAB VII

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 39

(1) Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota melakukan monitoring untuk menjamin sinergi, kesinambungan, dan efektifitas langkah-langkah secara terpadu dalam pelaksanaan kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia.

(2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk mengetahui

perkembangan dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia.

(3) Monitoring dilakukan secara berkala melalui koordinasi dan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial

lanjut usia.

Pasal 40

(1) Menteri Sosial, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan yang dilakukan secara berkala.

SALINAN

Page 209: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

17

(2) Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial

lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan untuk perencanaan tahun berikutnya dalam rangka perbaikan program.

(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 41

(1) Menteri Sosial melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan

kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia secara nasional.

(2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan

kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia di wilayah provinsi. (3) Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan atas

pelaksanaan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia di wilayah kabupaten/kota.

Pasal 42

Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan pelayanan sosial lanjut usia sesuai dengan mekanisme dan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 43

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42, bertujuan untuk meningkatkan motivasi guna keberlanjutan

kegiatan pelayanan sosial lanjut usia.

SALINAN

Page 210: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

18

BAB IX

PELAPORAN

Pasal 44

(1) Bupati/walikota menyampaikan laporan pelaksanaan pelayanan sosial lanjut usia di daerah kepada Menteri Sosial melalui Gubernur.

(2) Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan dan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia di daerah kepada Menteri Sosial dan

Menteri Dalam Negeri. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi :

a. Laporan pelaksanaan; dan/atau b. Laporan pertanggung jawaban

(4) Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, berupa hasil pelaksanaan kegiatan.

(5) Laporan pertanggung jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b, berupa laporan keuangan.

(6) Bentuk dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dan ayat (5), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 45

Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, syarat, tata cara dan standardisasi pelayanan sosial dalam panti dan luar panti, perlindungan dan kelembagaan

diatur dalam Peraturan Menteri.

SALINAN

Page 211: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

19

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Sosial sebagai Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) sebagai pedoman pelayanan sosial lanjut usia yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan

pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Pasal 47

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri Sosial ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal16 Agustus 2012

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SALIM SEGAF AL JUFRI Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 28 Agustus 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 862

SALINAN

Page 212: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 213: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 214: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 215: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 216: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 217: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 218: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 219: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 220: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 221: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 222: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 223: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 224: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 225: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Dokumen Foto

Tempat Tinggal Lanjut usia di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Wisma yang ditempati Lansia di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Page 226: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Salah satu Wisma di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Salah satu Pegawai yang merawat lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Page 227: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Khasidah Rebana Salah Satu Kegiatan dan Menjadi Hiburan bagi Lansia di Balai

Perlindungan Sosial Provinsi Banten.

Fasilitas yang ada di Balai Perlindungan Sosial

Page 228: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Pengisian Kuesioner Oleh Nenek Hartini di Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten

Pengisian Kuesioner Oleh Nenek Kasminah di Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten

Page 229: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Pengisian Kuesioner Oleh Nenek Narsiah dan nenek Kasminah di Balai Perlindungan

Sosial Provinsi Banten

Pengisian Kuesioner Oleh Nenek Maiah di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Page 230: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

Pengisian Kuesioner Oleh Nenek Ook di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten

Pengisian Kuesioner Oleh Lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Provinsi

Banten

Page 231: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

JUDUL PENELITIAN:

KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM PELAYANAN

DAN PERLINDUNGAN SOSIAL LANJUT USIA TERLANTAR DI

PROVINSI BANTEN

INFORMASI RESPONDEN

Kuesioner

I. Petunjuk

1. Berikan tanda ceklis ( ) pada jawaban yang anda pilih

2. Untuk memudahkan dalam mengisi data, mohon diisi sesuai

dengan keadaan dan kondisi yang terjadi di lapangan

3. Keterangan dari jawaban

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

II. Identitas Responden

1. Kode Responden : (diisi oleh peneliti)

2. Nama :

3. Jenis Kelamin :

4. Usia :

Page 232: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

KINERJA

Indikator I: Efisiensi

Pernyataan SS S TS STS

1. Ketersedian pegawai di Balai Perlindungan

Sosial sudah mencukupi

2. Bapak/ibu mengetahui adanya standar

oprasional prosedur (SOP) di Balai

Perlindungan Sosial

3. Pegawai yang ada di Balai Perlindungan

Sosial dalam melakukan pelayanan sudah

sesuai dengan Tupoksi

4. Balai Perlindungan Sosial dapat mengurangi

jumlah lanjut usia terlantar yang ada di

Provinsi Banten

5. Bapak/ibu mengetahui adanya donatur

untuk membantu memenuhi kebuthan di

Balai Perlindungan Sosial

6. Alat-alat yang disediakan di Balai

Perlindungan Sosial sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu dan tepat guna

(Toiletduduk, alat-alat kesehatan standar,

tongkat dan kursi roda)

7. Biaya pemeliharaan fasilitas umum di Balai

Perlindungan Sosial dilakukan secararutin

(fasilitas umum berfungsi baik)

8. Pegawai yang ada di Balai Perlindungan

Sosial sudah sesuai Tupoksinya

9. Balai Perlindungan Sosial dalam

memberikan pelayanan kepada Bapak/ibu

selalu tepat waktu

10. Pelayanan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial dilakukan dengan cepat

Indikator II: Efektifitas

11. Pelayanan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial Bapak/ibu sudah sesuai

dengan Standar oprasional prosedur (SOP)

yang ada di Balai Perlindungan Sosial

12. Balai Perlindungan Sosial memberikan

bantuan sesuai dengan kebutuhan Bapak/ibu

13. Adanya perubahan fisik yang dirasakan

setelah tinggal di Balai Perlindungan Sosial

14. Bantuan materil yang diberikan dapat

memperbaiki kehidupan Bapak/ibu

15. Pelatihan yang diberikan sesuai dengan

Page 233: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

keinginan Bapak/ibu

16. Pelatihan membuat kerajinan yang

diberikan oleh Balai Perlindungan Sosial

kepada Bapak/ibu memberikan dampak

yang baik

17. Pembinaan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu

18. Prosedur penerimaan Bapak/ibu yang

tersedia mudah diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial

19. Aturan penerimaan lanjut usia mudah

dipahami oleh Bapak/ibu

20. Pelayanan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial sesuai dengan tujuan

Balai Perlindungan Sosial untuk

memberikan Perlindungan kepada

Bapak/ibu

Indikator III: Keadilan

21. Pembinaan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial merata kepada seluruh

lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial

22. Fasilitas yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial sudah sesuai dengan

kebutuhan Bapak/ibu

23. Balai Perlindungan Sosial memberikan

fasilitas kesehatan yang sama kepada

seluruh lansia yang ada di Balai

Perlindungan Sosial

24. Balai Perlindungan Sosial memberikan

fasilitas yang sama kepada para lanjut usia

berupa kamar, tempat tidur, tivi, dll

25. Bantuan yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial baik berupa materil

atau non materil sudah mencukupi

kebutuhan Bpak/ibu

26. Rumah huni yang disediakan oleh Balai

Perlindungan Sosial untuk Bapak/ibu sudah

layak

27. Rumah huni bagi Bapak/ibu yang

disediakan oleh Balai Perlindungan Sosial

sesuai dengan kapasitas lansia yang ada

28. Bantuan materil yang diberikan oleh

donatur untuk Bapak/ibu melalui Balai

Perlindungan Sosial merata kepada seluruh

Page 234: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

lansia

29. Balai Perlindungan Sosial dalam

memberikan bantuan dan pelayanan kepada

Bapak/ibu tidak dibeda-bedakan

30. Balai Peerlindungan dalam memberikan

makanan lima sehat empat sempurna setiap

hari sudah cukup baik

Indikator IV: Daya Tanggap

31. Balai Perlindungan Sosial cepat dalam

menanggapi usulan-usulan dan keluhan dari

Bapak/ibu

32. Kemampuan Balai Perlindungan Sosial

dalam memberikan pelayanan dengan cepat

kepada Bapak/ibu

33. Tanggung jawab yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial kepada Bapak/ibu

sangat baik

34. Balai Perlindungan Sosial cepat dalam

memberikan bantuan yang diperlukan

Bapak/ibu

35. Daya tanggap yang diberikan oleh Balai

Perlindungan Sosial terhadap keluhan

Bapak/ibu dilakukan dengan cepat

36. Balai Perlindungan Sosial memberikan

kesempatan kepada Bapak/ibu untuk ikut

menjaga dan memelihara fasilitas yang

disediakan

37. Balai Perlindungan Sosial selalu mengontrol

kebutuhan yang dibutuhkan oleh Bapak/ibu

tiap bulannya

38. Balai Perlindungan Sosial selalu melakukan

pengawasan pemeliharaan fasilitas yang ada

guna menunjang kebutuhan kepada

Bapak/ibu

39. Balai Perlindungan Sosial dalam

memberikan perawatan kepada lanjut usia

yang sudah bedtrest dilakukan dengan baik

40. Balai perlindungan sosial dalam

memberikan kebutuhan kepada Bapak/ibu

dengan cepat

Page 235: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 236: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk
Page 237: KINERJA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/411/1/Skripsi Cikita Rahmawati... · selalu memberikan semangat, motivasi dan doanya, dan tak lupa untuk

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Cikita Rahmawati

NIM : 6661112199

Fak / Jur : FISIP / Ilmu Administrasi Negara

TTL : Serang, 27 Oktober 1993

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. K.H. Sulaeman Link. Kelapa Dua

Rt/Rw: 02/07 (42116) Kec. Serang,

Prov. Banten

Tel/Hp : 087809566990

Email : [email protected]

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Abdurachman

Pekerjaan : Wirasuwasta

Nama Ibu : Iis Iswati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Alamat : Jl. K. H. Sulaeman Link. Kelapa Dua Rt/Rw: 02/07 (42116) Kec.

Serang Prov. Banten

PENDIDIKAN

Tahun 1997 - 1999 : TK Nurul Huda Kelapa Dua Kota Serang

Tahun 1999 - 2005 : SD Negeri 19 Kota Serang

Tahun 2005 - 2008 : SMP YP 17-2 Kota Serang

Tahun 2008 - 2011 : SMA Prisma Sanjaya Kota Serang

Tahun 2011 - 2015 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)