kimor sabun

10

Click here to load reader

Upload: luci-oktaria-sitorus

Post on 03-Aug-2015

100 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: kimor sabun

ABSTRAK

Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat (misal NaOH). Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserol sebagai produk sampingan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat dan memahami reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun serta mengetahui sifat – sifat sabun pada percobaan. Sabun dibuat menggunakan lemak atau minyak trigliserida yang diesterifikasi dengan gliserol. Kandungan karbon pada lemak atau minyak antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat). Pengolahan sabun melalui proses saponifikasi dengan membebaskan gliserol dengan penambahan minyak dan alkali sebagai bahan utama serta penambahan alkohol (etanol) sebagai pelarut organik. Pembuatan sabun tidak terlepas dengan bantuan NaCl sebagai bahan untuk memperkeras sehingga terbentuknya sabun padat. Untuk pengujian sifat dari sabun yang telah didapatkan ketika kerosen ditambahkan dalam air, campuan menjadi tidak homogen namun ketika ditambahkan sabun menjadi homogen. Kalsium sulfat ditambahkan pada sabun menjadi tidak berbuih dan fenolftalein ditambahkan sabun menghasilkan warna merah muda. Sabun yang didapat sedikit karena volume bahan pembuatan sabun tersebut juga sedikit serta bentuk sabun berupa sabun padat.

Kata Kunci : Gliserol, Sabun, Saponifikasi

ABSTRACT

Saponification reaction is a hidrolysis of fatty acid by a strong base (eg NaOH). The making of a soap or Saponification produces a soap as main product and glycerin as side product. purpose of this experiment is to create and understand the saponification reaction in the process of making soap as well as knowing the properties of the soap. The soap is made using fats or triglyceride oils which esterified by glycerols. carbon content in the fats or oil between C12 (lauric acid) to C18 (stearic acid). Procesing through saponification process by exempting glycerols with addition by oil and alkali as main reactant as well as addition of alcohols (ethanol) as an organic solvent. The making of soap can’t be separated by the aid of NaCl as the material to harden then the soap become solid soap. To identify the nature of soap that had been obtained when kerosene is added to water, the mixture be homogeneous, but when added to the soap becomes homogeneous. Calcium sulfate is added to the soap becomes frothy and phenolphthalein added soap produces a pink color. Soap gained slightly as the volume of material is also a bit of soap making as well as the shape of soap in the form of solid soap.

Keyword : Glycerol, Saponification, Soap

Page 2: kimor sabun

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-Alat yang Digunakan

Cawan Penguap

Gelas ukur 10 ml

Gelas ukur 50 ml

Batang pengaduk

Penangas air

Tabung reaksi

Timbangan

Pipet tetes

Corong

Kertas saring

Pompa vakum

Gelas piala 50 ml

Termometer

Kaca arloji

3.2. Bahan-Bahan yang Digunakan

Minyak goreng 60 ml

Kerosen

Etanol 80 ml

NaOH 80 ml

Larutan NaCl jenuh 120 ml

PP (phenolftalien)

3.3. Prosedur Percobaan

Page 3: kimor sabun

3.3.1. Pembuatan Sabun

Minyak goreng diambil 60 ml dan dimasukkan ke dalam gelas kimia.

Kemudian dicampurkan dengan 80 ml etanol dan 60 ml NaOH

dalam gelas kimia tersebut dan dipanaskan pada suhu 78oC.

Gelas kimia ditutup dengan cawan penguap.

Campuran tersebut dipanaskan dalam cawan penguap sampai bau

alkohol (etanol) hilang.

Setelah bau alkohol hilang, campuran didinginkan dengan batu es.

Kemudian diamati.

Larutan NaCl 2 N ditambahkan sebanyak 120 ml ke dalam gelas kimia

tadi. Penuangannya dilakukan dengan perlahan-lahan.

Kemudian diamati

Campuran diaduk dengan baik, kemudian zat padat yang dihasilkan

disaring dengan kertas saring. Hasil pengamatan kemudian dicatat.

3.3.2. Sifat Sabun

1 ml kerosen dimasukkan ke dalam 10 ml air dalam tabung reaksi

Campuran dikocok dan dicatat yang terjadi

Kemudian dimasukkan sedikit sabun ke dalam tabung reaksi yang

berisi campuran kerosen dan air

Campuran dikocok dan dicatat yang terjadi

Selanjutnya, tabung reaksi lainnya diambil, kemudian dilarutkan

sedikit sabun dalam 5 ml etanol

Lalu ditambahkan 2 tetes larutan phenoftalein

Kemudian diamati.

3.4. Rangkaian Alat

Page 4: kimor sabun

Selang Pembuang Gas

Pompa Penghisap/vakum

Corong buchner

Erlenmeyer

Pompa Vakum

Corong Biuchner

Gambar 3.1 Pemanasan dengan waterbatch

Gambar 3.2 Penyaringan Menggunakan Pompa Vakum

Kerosin + air + sabun Sabun + etanol + PP

Gambar 3.3 Uji Identifikasi

Page 5: kimor sabun

4.2 Pembahasan

Percobaan pada pembuatan sabun yang dilakukan adalah mencampurkan

minyak goreng, etanol sebagai pelarut dan NaOH sebagai pereaksi dalam

pembentukan sabun. Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada suhu 780C,

karena pada suhu tersebut etanol dapat menguap. Suhu harus terus dijaga agar

tidak mempengaruhi reaksi saponifikasi yang sedang berlangsung. Jika suhu

terlalu tinggi dikhawatirkan dapat merusak struktur ikatan molekul dari minyak

dan senyawa lain yang digunakan. Hilangnya bau dari etanol menandakan bahwa

pemanasan selesai. Hasil dari pemanasan ini berupa gel berwarna kekuningan

dengan sedikit buih. Namun gel ini bukan merupakan sabun sempurna, karena

masih terdapat gliserol di dalamnya, sedangkan sabun yang terdapat di pasaran

adalah sabun yang sudah tanpa gliserol dan telah ditambahkan bahan aditif seperti

pewarna dan pewangi. Selanjutnya campuran didinginkan beberapa saat sebelum

ditambahkan dengan NaCl jenuh. Lalu ditambahkan NaCl jenuh, kemudian

diaduk perlahan. NaCl berguna untuk menurunkan nilai kelarutan dari sabun,

sehingga sabun mengendap karena adanya ion sejenis. Endapan sabun tersebut

dipisahkan dari larutannya dengan pompa vakum. Akan tetapi, jumlah sabun yang

kami dapatkan sangat sedikit, hal ini disebabkan oleh etanol yang belum

sepenuhnya hilang pada saat pemanasan, pengaruh suhu dan pengadukan yang

kurang maksimal, juga pengaruh volume masing-masing bahan baku yang

digunakan pada proses pembuatan sabun tersebut.

Setelah sabun selesai dibuat, maka dilakukan pengujian terhadap sifat-sifat

sabun. Pada perlakuan pertama, sabun hasil percobaan dimasukkan kedalam

campuran kerosen dan air. Dalam pengujian sifat sabun, digunakan

campuran kerosin-air sebagai penguji. Kerosin dan air tidak

menyatu karena kepolarannya berbeda. Dengan menambahkan

sabun pada campuran tersebut, kerosin dan air bisa menyatu.

Hal ini menandakan sifat sabun sebagai emulgator yang

mengubah air dan kerosin menjadi homogen.

Perlakuan kedua, air dilarutkan pada air panas sehingga timbul busa. Sabun

diuji dengan air panas untuk menunjukkan tegangan permukaan yang kecil dan

Page 6: kimor sabun

menunjukkan kalau sabun dilarutkan dalam air akan membentuk busa. Busa

adalah suatu koloid dimana gas terdispersi dalam air. Peristiwa ini tidak akan

terjadi pada air sadah. Namun perlakuan ini tidak dilakukan karena kalsium sulfat

tidak tersedia.

Sabun juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat bekerja

pada air sadah (air yang mengandung logam Mg, Ca, dll). Hal ini

terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk

endapan.

Ca2+ (aq)  +  2RCOONa (aq)  Ca(RCOO)2 (s)  +   2Na+ (aq)

Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran

menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah

semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap.

Page 7: kimor sabun

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Bahan dasar pembuatan sabun secara sederhana adalah

dengan memanaskan campuran antara lemak/minyak

dengan alkali (basa).

2. Pemanasan dilakukan pada suhu 780C agar etanol

sebagai pelarut dapat menguap.

3. NaCl ditambahkan agar sabun yang terbentuk dapat

memadat karena adanya pengaruh ion sejenis.

4. Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa sabun

bersifat emulgator. Hal ini dilihat dari kemampuan sabun

menyatukan larutan air dengan kerosen.

5. Sabun bersifat basa, hal ini dibuktikan melalui

penambahan phenolphthalein kedalam larutan sabun,

dan menghasilkan larutan berwarna ungu.

5.2 Saran

1. Gunakan water batch secara hati-hati karena dilakukan pemanasan pada suhu 78oC

2. Perlu diperhatikan cara pengadukan pada saat pencampuran sabun dengan NaCl.