kimia artikel

Upload: ahmad-zena-sugiarto

Post on 06-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 kimia artikel

    1/23

    Part 1

    Artikel tentang hidrolisis garam

    Pengertian Hidrolisis Garam

    Hidrolisis garam adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam dan

    atau basa.

    Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam

    dengan air. Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :

    * Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H* Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+]

    dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat asam.

    * Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap

    sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).

    Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya

    menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa

    kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi

    ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa pembentuknya ada empat jenis garamyang dikenal, yaitu ;

    1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat

    2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah

    3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah

    4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat

    PETA KONSEP

  • 8/2/2019 kimia artikel

    2/23

    Bagaimanakah Hidrolisis dapat terjadi?

    Hidrolisis garam hanya terjadi JIKA salah satu atau kedua komponen penyusun

    garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa lemah.

    Jika komponen garam tersebut berupa asam kuat dan basa kuat, maka komponen iondari asam kuat atau pun basa kuat tersebut Tidak akan terhidrolisis.

    Berdasarkan penjelasan tadi, maka kation dan anion yang dapat mengalami reaksi

    hidrolisis adalah kation dan anion garam yang termasuk elektrolit lemah.

    Sedangkan kation dan anion garam yang termasuk elektrolit kuat tidak terhidrolisis.

    Contoh ion Asam/Basa yang mengalami reaksi hidrolisis :

    CH3COO- dan HCO3- (ion asam lemah)

    NH4+ (ion basa lemah)

    Contoh ion Asam/Basa yang tidak mengalami reaksi hidrolisis :

    SO42- dan NO3- (ion asam kuat)

    Na+ dan Mg+ (ion basa kuat)

    http://3.bp.blogspot.com/-Eq0Pj5zuYZ4/Tdyp6AcQYdI/AAAAAAAAAH8/yN6d8jm9Mw0/s1600/hg.jpg
  • 8/2/2019 kimia artikel

    3/23

    Hidrolisis Parsial dan Hidrolisis Total

    Hidrolisis parsial

    Hidrolisis parsial terjadi pada Garam yang kation atau anionnya saja yang

    terhidrolisis.

    Hidrolisis parsial dibagi menjadi 2 :

    Pertama, hidrolisis parsial yang terjadi dari garam yang bersifat asam. (kationnya

    saja yang terhidrolisis menghasilkan senyawa basa lemah)

    Kedua, hidrolisis parsial yang terjadi dari garam yang bersifat basa. (anionnya saja

    yang terhidrolisis menghasilkan senyawa asam lemah)

    Contoh : NH4Cl, AgNO3, CH3COOK

    Hidrolisis total (sempurna)

    Garam yang baik kation maupun anionnya terhidrolisis.

    Contoh : CH3COONH4, Al2S3

    Bagaimanakah Sifat larutan garam yang terbentuk?

    Garam yang dihasilkan suatu reaksi antara asam dan basa dapat bersifat asam,

    basa, atau pun netral. Sifat tersebut, bergantung pada jumlah serta jenis senyawa

    asam dan basa yang direaksikan.

    Berdasarkan Zat penyusunya, garam dapat di bagi menjadi 4 :

    1. Garam yang Tersusun dari asam kuat dan basa kuat

    Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, mengapa?Kutip

    Karena garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak memberikan

    perubahan warna lakmus, baik lakmus biru maupun lakmus merah

    Karena nilai pH = 7

  • 8/2/2019 kimia artikel

    4/23

    Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat Tidak dapat terhidrolisis,

    mengapa?

    Karena garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat memiliki kation dan anion

    garam yang tidak akan terhidrolisis bila direaksikan dengan air. Maka Garam yangtersusun dari asam kuat dan basa kuat Tidak dapat terhidrolisis,

    Contoh :

    Garam NaCl tersusun dari NaOH (basa kuat) dan HCl (asam kuat)

    NaCl Na+ + Cl-

    Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sedangkan ion Cl- berasal dari asam kuat

    (HCl), sehingga tidak akan terhidrolisis dan garam bersifat netral.

    Contoh lain : K2SO4 , KCl,

    2. Garam yang Tersusun dari asam kuat dan basa lemah

    Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, mengapa?

    Kutip

    karena garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah dapat mengubah warna

    lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah warna lakmus merah.

    Karena nilai pH < 7 Adanya ion H+ Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa

    lemah Dapat Terhidrolisis, namun hanya terhidrolis parsial mengapa? Karena

    hanya kation(ion positif/ion basa) yang akan terhidrolisis, sedangkan anion(ion

    negatif/ion asam) tidak akan terhidrolisis bila direaksikan dengan air. Maka Garam

    yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah hanya mengalami hidrolisis parsial.

    Yaitu, yang terhidrolisis hanya kation atau anionya saja. Garam tersebut bila

    direaksikan dengan air akan menghasilkan senyawa basa lemah. Contoh : Garam

    NH4Cl yang tersusun dari HCl (asam kuat) dan NH4OH (basa lemah). NH4Cl

    NH4+ + Cl- NH4+ akan terhidrolisis, sedangkan Cl- tidak terhidrolisis. NH4+ + H2O

    NH4OH + H+ Adanya ion H+ menunjukan bahwa larutan bersifat asam Contoh lain

    : AgNO3 3. Garam yang Tersusun dari asam lemah dan basa kuat Garam yang

    tersusun dari asam lemah dan basa kuat bersifat Basa, mengapa? Kutip karena

    garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat dapat mengubah warna lakmus

    merah menjadi biru dan tidak mengubah warna lakmus biru . Karena nilai pH > 7Adanya ion OH-

    Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat Dapat Terhidrolisis, namun

    hanya terhidrolis parsial mengapa?

  • 8/2/2019 kimia artikel

    5/23

    Karena hanya anion(ion negatif/ion asam) yang akan terhidrolisis sedangkan,

    kation(ion positif/ion basa) tidak akan terhidrolisis bila direaksikan dengan air.

    Maka Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat hanya mengalami

    hidrolisis parsial. Yaitu, yang terhidrolisis hanya kation atau anionya saja. Garam

    tersebut bila direaksikan dengan air akan menghasilkan senyawa asam lemah.

    Contoh :

    Garam CH3COONa yang tersusun dari CH3COOH (asam lemah) dan NaOH (basa

    kuat).

    CH3COONa CH3COO- + Na+

    CH3COO- akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis.

    CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-

    Adanya ion OH- menunjukan bahwa larutan bersifat basa.

    Contoh lain : CH3COOK , MSG

    4. Garam yang Tersusun dari asam lemah dan basa lemah

    Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah dapat bersifat asam, Basa,

    ataupun netral. mengapa?

    Karena Kedua Ionya dapat Terhidrolisis (Hidrolisis Total)

    karena Adanya kedua ion OH- dan H+ yang dihasilkan saat garam tersebut bereaksi

    dengan air

    Mempunyai nilai pH yang tidak menentu.

    Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah Dapat Terhidrolisis secara

    sempurna, mengapa?

    Karena anion(ion negatif/ion asam) dan kation(ion positif/ion basa) keduanya akan

    terhidrolisis bila di reaksikan dengan air. Maka Garam yang tersusun dari asam

    lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total(sempurna). Yaitu, kation dan

    anionya terhidrolisis. Garam tersebut bila direaksikan dengan air akan menghasilkan

    senyawa asam lemah dan basa lemah.

    Sifat Asam, basa, atau Netral garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemahbergantung pada Nilai pH. Nilai pH bergantung pada Ka (tetapan ionisasi asam

    lemah) dan Kb (tetapan ionisasi basa lemah).

    Bila Ka > Kb maka, [H+] > [OH-] dan maka nilai pH < 7 dan sifat larutan adalah Asam.

    Bila Ka = Kb maka, [H+] = [OH-] dan maka nilai pH = 7 dan sifat larutan adalah

    Netral. Bila Ka < Kb maka, [H+] < [OH-] dan maka nilai pH > 7 dan sifat larutan

  • 8/2/2019 kimia artikel

    6/23

    adalah Basa.

    Contoh :

    Garam CH3COONH4 yang tersusun dari CH3COOH (asam lemah) dan NH4OH (basa

    lemah).

    CH3COONH4

    CH3COO- + NH4+CH3COO- dan NH4+ akan terhidrolisis.

    CH3COO- + NH4+ + H2O CH3COOH + NH4OH

    CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-

    NH4+ + H2O NH4OH + H+

    Adanya ion H+ dan OH- menunjukan bahwa larutan garam tersebut Terhidrolisis

    Total(sempurna)

    demikian lah artikel yang saya tulis..

    semoga bermanfaat..

    jangan lupa komentarnya.....:)

    Part 2

    Hidrolisis merupakan reaksi penguraian zat oleh air, reaksi ini juga dapat terjadi jika garam

    bereaksi dengan air. Reaksi hidrolisis garam juga memegang peranan penting untuk memberikansifat larutan garam tersebut apakah larutan garam bersifat asam, basa ataupun netral.

    Peristiwa hidrolisis garam sangat tergantung dari komposisi pembentuk garam, sehingga kitadapat kelompokan kedalam empat bagian yaitu; 1)garam yang berasal dari asam kuat dan basa

    kuat, 2) asam kuat dan basa lemah, 3) asam lemah dan basa kuat dan 4) asam lemah dan basa

    lemah.

    Sebagai bahan untuk menyederhanakan hidrolisis garam dapat dicermati Bagan 8.22.

  • 8/2/2019 kimia artikel

    7/23

  • 8/2/2019 kimia artikel

    8/23

  • 8/2/2019 kimia artikel

    9/23

    Larutan penyangga

    Part 1

    Larutan Buffer (Larutan Penyangga)

    Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya

    dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah

    (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu

    menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.

    Komponen Larutan Penyangga

    Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

    Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat

    asam.

    Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

    Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

    1. Larutan penyangga yang bersifat asam

    Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan

    ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.

    Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana

    asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang

    mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang

    digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

    2. Larutan penyangga yang bersifat basa

    Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan

    ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara

    lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa

    lemahnya dicampurkan berlebih.

    Cara kerja larutan penyangga

  • 8/2/2019 kimia artikel

    10/23

    Pada bahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen

    asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+

    maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pHnya

    secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

    1. Larutan penyangga asam

    Contoh : CH3COOH dengan CH3COONa ; H2CO3 dengan NaHCO3 ; dan NaHCO3 dengan

    Na2CO3

    Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung ; H2CO3

    dan HCO3- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

    Pada penambahan asam

    Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H

    +yang

    ditambahkan akan bereaksi dengan ion HCO3- membentuk molekul H2CO3.

    HCO3-(aq) + H

    +(aq) H2CO3(aq)

    Pada penambahan basa

    Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH-dari basa itu akan bereaksi

    dengan ion H+

    membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan

    sehingga konsentrasi ion H+

    dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan

    berkurangnya komponen asam (H2CO3), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi

    dengan asam H2CO

    3membentuk ion HCO

    3

    -dan air.

    H2CO3(aq) + OH-(aq) HCO3

    -(aq) + H2O(l)

    2. Larutan penyangga basa

    Contoh : NH4OH dengan NH4Cl

    Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH 3 dan

    NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

    Pada penambahan asam

    Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal

    tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-dapat

    dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa

    (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion

    NH4+.

  • 8/2/2019 kimia artikel

    11/23

    NH3 (aq) + H+(aq) NH4

    +(aq)

    Pada penambahan basa

    Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga

    konsentrasi ion OH-dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen

    asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

    NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)

    Fungsi Larutan Penyangga

    Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada

    obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi

    penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh.

    Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga

    utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4-dan HPO4

    2-yang dapat bereaksi dengan suatu

    asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir

    konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam

    kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.

  • 8/2/2019 kimia artikel

    12/23

    Part 2

    Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia

    terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidangkesehatan. Dalam reaksi-reaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang

    stabil.

    Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 7,45.

    Jika pH darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH)

    yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal, jantung,

    diabetes mellitus, konsumsi protein berlebihan dalam waktu yang lamaatau dehidrasi, misalnya olah raga yang terlalu berlebihan atau diare

    yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45 disebut alkalosis

    (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang

    hebat, bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah

    yang udaranya tipis (ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau

    histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau

    132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistemkesetimbangan larutan penyangga.

    Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel

    (extracelluler), merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang

    utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa konjugasi

    dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4 HPO4

    2). Sistem ini

    bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:

    HPO42(aq) + H+(aq) H2PO4

    (aq)

    H2PO4(aq) + OH(aq) HPO4

    2(aq) + H2O(l)

  • 8/2/2019 kimia artikel

    13/23

    Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam

    basa konjugasi asam karbonat bikarbonat (H2CO3 HCO3). Sistem ini

    bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:

    HCO3(aq) + H+(aq) H2CO3(aq)

    H2CO3(aq) + OH(aq) HCO3

    (aq) + H2O(l)

    Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:

    Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion

    bikarbonat (HCO3-).

    Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya ion

    oksihaemoglobin (HbO2).

    Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai

    berikut:

    Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion

    bikarbonat (HCO3-).

    Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya

    haemoglobin (Hb).

    Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh

    darah, akan sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya

    sistem penyangga, perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan

    atau kenaikan pH darah dapat dicegah.

    Dalam bidang industri, terutama bidang farmasi (obat-obatan),

    diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan

    khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang

    sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi

  • 8/2/2019 kimia artikel

    14/23

    seperti tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan

    pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah

    agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.

    Macam-macam larutan penyangga

    Larutan penyangga asam

    Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan

    penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-).

    Larutan ini dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan

    garamnya. Contoh, larutan penyangga dari campuran asam asetat dengan

    natrium asetat. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut

    .

    CH 3 COOH (aq)> CH 3 COO-(aq) + H

    +(aq)

    Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat,

    dengan catatan basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanyaterdapat asam lemah dan garamnya (basa konjugasinya).

    CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq)> CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

    HA (aq)> A-(aq) + H

    +(aq)

    Larutan penyangga basa

    Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan

    penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan

    ini bisa dibuat dengan mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya.

    Contoh, larutan penyangga dari campuran amonia dengan amonium klorida.

    Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

    NH 3(aq) + H+(aq)> NH 4

    +(aq)

  • 8/2/2019 kimia artikel

    15/23

    Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat,

    dengan catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya

    terdapat basa lemah dan garamnya (asam konjugasinya). Persamaan reaksinya

    adalah sebagai berikut.

    NH 3(aq) + HCl (aq)> NH 4 Cl (aq)

    reaksi kesetimbangan pada larutan penyangga adalah sebagai berikut

    B (aq) + H 2 O (l)> BH+(aq) + OH

    -(aq)

    Larutan penyangga, larutan dapar, atau bufferadalahlarutanyang digunakan

    untuk mempertahankan nilaipHtertentu agar tidak banyak berubah selama

    reaksi kimiaberlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-

    nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

    Larutan penyangga tersusun dariasamlemah denganbasakonjugatnyaatau oleh

    basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen

    penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

    Komponen Larutan Penyangga

    Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri

    dari:

    Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran inimenghasilkan larutan bersifat asam.

    Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkanlarutan bersifat basa.

    Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

    Larutan penyangga yang bersifat asam

    Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan

    larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa

    konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam

    lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam

    http://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Basahttp://id.wikipedia.org/wiki/Basahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konjugat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konjugat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konjugat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konjugat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Basahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutan
  • 8/2/2019 kimia artikel

    16/23

    jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa

    konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang

    digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

    Larutan penyangga yang bersifat basaLarutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan

    larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari

    asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah

    dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

    Cara kerja larutan penyangga

    Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan

    basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-.

    Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya

    secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

    Larutan penyangga asam

    Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung

    CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai

    berikut:

    Pada penambahan asamPenambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+

    yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul

    CH3COOH.

    CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)

    Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan

    bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan

    kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat

    dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen

  • 8/2/2019 kimia artikel

    17/23

    asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi

    dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

    CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)

    Larutan penyangga basa

    Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung

    NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

    Pada penambahan asamJika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal

    tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi

    ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan

    berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan

    bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

    NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)

    Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,

    sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu

    bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan

    air.

    NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)

    Perhitungan pH Larutan Penyangga

    Larutan penyangga asam

    Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam

    suatu larutan dengan rumus berikut:

    [H+] = Ka x a/valxg

    atau

    pH = p Ka - log a/g

  • 8/2/2019 kimia artikel

    18/23

    dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

    a = jumlah mol asam lemah

    g = jumlah mol basa konjugasi

    Larutan penyangga basa

    Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam

    suatu larutan dengan rumus berikut:

    [OH-] = Kb x b/valxg

    atau

    pH = p Kb - log b/g

    dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

    b = jumlah mol basa lemah

    g = jumlah mol asam konjugasi

    Fungsi Larutan Penyangga

    Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti

    pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut,

    terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia

    seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun

    cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya

    seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa.

    Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir

    konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita

    temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes

    mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, agar tidak

    menimbulkan efek samping.

    d. Penjernihan air

    Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-

  • 8/2/2019 kimia artikel

    19/23

    kadang air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai

    sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum

    dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah tangga)

    maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum

    (PDAM). Pada dasarnya penjernihan air itu dilakukan secara bertahap. Mula-mula

    mengendapkan atau menyaring bahan-bahan yang tidak larut

    dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat kimia,

    misalnya tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan

    selanjutnya mengendap, dan kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit

    penyakit. Air yang dihasilkan dari penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai air

    minum, harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat lamanya.

    Untuk memperjelas tentang penjernihan air perhatikan gambar 9.13 berikut!

    Proses pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah), namun

    pada dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan,

    yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut

    mengendap. Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas dan waktu yang

    lama. Benda-benda yang berupa koloid tidak dapat diendapkan dengan cara itu.

    Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang mengandung

    koloid diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan

    adalah aluminium sulfat, besi(II)sulfat, besi(III)klorida, dan klorinasi koperos(FeCl2Fe2(SO4)3). Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikel-

    partikel koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Jika pH air

    berkisar antara 5,56,8, maka yang digunakan adalah aluminium sulfat,

    sedangkan untuk senyawa besi sulfat dapat digunakan pada pH air 3,55,5.

    Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses

    pengendapan, benda-benda koloid yang telah menggumpal dibiarkan

    mengendap. Setelah mengalami pengendapan, air tersebut disaring melalui

    penyaring pasir sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air akantertahan pada saringan pasir tersebut.

    Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk

    menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit

    (kaporit) atau klorin (Cl2).

  • 8/2/2019 kimia artikel

    20/23

    Part 3

    Larutan penyangga yang bersifat asam

    Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan

    penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya acapkali garam

    natrium.

    Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Padakasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam,

    maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal

    konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.

    Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau

    dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.

    Larutan penyangga yang bersifat basa

    larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat

    basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.

    Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium

    klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding, larutan akan

    memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama konsentrasi yang anda pilih

    keduanya sama.

    Bagaimana cara larutan penyangga bekerja?

    Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion

    hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya sebaliknya akan merubah pH. Larutan

    penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang berbeda.

    Larutan penyangga yang bersifat asam

    Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang khas.

    Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:

    Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam jumlah

    yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser

    ke arah kiri.

  • 8/2/2019 kimia artikel

    21/23

    Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting:

    Banyak asam etanoat yang tidak terionisasi; Banyak ion etanoat dari natrium etanoat: Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam.

    Sesuatu hal yang lain (seperti air dan ion natrium) yang ada tidak penting pada penjelasan.

    Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam

    Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru sebaliknya pH

    akan turun dengan mencolok sekali.

    Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi

    berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen

    yang baru dihilangkan melalui cara ini.

    Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalubanyak tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.

    Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam

    Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion hidroksida

    tersebut.

    Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ionhidroksida.

    Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat

    Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul

    asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.

    Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.

    Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen

    Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.

  • 8/2/2019 kimia artikel

    22/23

    Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung

    kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogendihilangkan.

    Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidaksemua ion hidroksida

    dihilangkan karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingat yang

    sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.

    Larutan penyangga yang bersifat basa

    Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang khas.

    Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:

    Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium dalam

    jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan ujung posisikesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.

    Karena itu larutan akan mengandung beberapa hal yang penting:

    Banyak amonia yang tidak bereaksi; Banyak ion amonia dari amonium klorida; Cukup ion hidrogen untuk menghasilkan larutan yang bersifat basa.

    Hal lain (seperti air dan ion klorida) yang ada tidak penting pada penjelasan.

    Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa

    Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.

    Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia

    Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul

    amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.

  • 8/2/2019 kimia artikel

    23/23

    Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifatasam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.

    Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida

    Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan air.

    Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selamahal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai

    sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.

    Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen

    dihilangkan hanya sebagian besar.

    Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa

    Ion hidroksida dari alkali dihilangkan melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.

    Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air dankarena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar (tetapi tidak

    semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.

    Kata Pencarian Artikel ini: