kimia

21
BAB I PENDAHULUAN A........................................................LATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA INDUSTRI Semenjak berabad-abad lamanya manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan cita rasa makanan. Cita rasa makanan bisa bertambah dengan penambahan unsur-unsur bumbu, baik yang bersifat buatan maupun alami. Rahasia pengembangan cita rasa tersebut menurun dari generasi ke generasi sehingga muncul makanan-makanan khas dengan merek tertentu yang bertahan lama. Monosodium glutamat dikenal sebagai bahan tambahan untuk pembangkit cita rasa. Istilah pembangkit cita rasa (flavor enhancer/flavor potentiator) digunakan untuk bahan-bahan yang dapat meningkatkan rasa enak yang tidak diinginkan dari suatu makanan. Sedangkan bahan pembangkit itu sendiri tidak atau sedikit mempunyai cita rasa. Secara alamiah asam glutamat ditemukan dalam protein hanya sebagai L-asam glutamate yang identik dengan asam glutamat buatan pabrik. Monosodium glutamat (MSG) Ajinomoto pertama kali dipasarkan di Jepang pada 1909, yang ditemukan dan dipatenkan oleh Kikunae Ikeda. Menurut Ikeda, MSG adalah penyumbang rasa Umami untuk makanan yang penting bagi asupan nutrisi. Pendapatnya ini telah dibuktikan lewat berbagai penelitian yang berkredibilitas baik dan diakui oleh badan-badan kesehatan dunia. Proses pembuatan MSG dalam skala industri berkembang pesat setelah penemuan bakteri Corynebacterium glutamicum oleh Konoshita. 1

Upload: ernanto

Post on 13-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

Page 1: kimia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA INDUSTRI

Semenjak berabad-abad lamanya manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan

cita rasa makanan. Cita rasa makanan bisa bertambah dengan penambahan unsur-unsur bumbu,

baik yang bersifat buatan maupun alami. Rahasia pengembangan cita rasa tersebut menurun dari

generasi ke generasi sehingga muncul makanan-makanan khas dengan merek tertentu yang

bertahan lama. Monosodium glutamat dikenal sebagai bahan tambahan untuk pembangkit cita

rasa. Istilah pembangkit cita rasa (flavor enhancer/flavor potentiator) digunakan untuk bahan-

bahan yang dapat meningkatkan rasa enak yang tidak diinginkan dari suatu makanan. Sedangkan

bahan pembangkit itu sendiri tidak atau sedikit mempunyai cita rasa. Secara alamiah asam

glutamat ditemukan dalam protein hanya sebagai L-asam glutamate yang identik dengan asam

glutamat buatan pabrik.

Monosodium glutamat (MSG) Ajinomoto pertama kali dipasarkan di Jepang pada 1909,

yang ditemukan dan dipatenkan oleh Kikunae Ikeda. Menurut Ikeda, MSG adalah penyumbang

rasa Umami untuk makanan yang penting bagi asupan nutrisi. Pendapatnya ini telah dibuktikan

lewat berbagai penelitian yang berkredibilitas baik dan diakui oleh badan-badan kesehatan

dunia.

Proses pembuatan MSG dalam skala industri berkembang pesat setelah penemuan bakteri

Corynebacterium glutamicum oleh Konoshita. Kemudian pada tahun 1962 Okumura di Jepang

menemukan Erevibacterium flavum dan Bacterium laktofermentum yang kini banyak digunakan.

Pemakaian Monosodium Glutamat (MSG) sebagai penambah rasa alami di dunia dapat

menumbuhkan perbandingan yang fenomenal. Pada tahun 1962-1972, pemakaian dunia

mencapai tingkat 3 kali pada 440 juta pounds. Tuntutan pertumbuhan mengharapkan untuk terus

menerus pada perbandingan 6-8% per tahun, jadi di tahun 1980 pemakaiannya diperkirakan

mendekati 700 juta pounds (318.000 metrik ton). Setelah ditemukan metode fermentasi produksi

monosodium glutamat semakin berkembang dengan kenaikan 4,8% per tahun, diperkirakan pada

tahun 2009 ada 13,6 milyar. Produksi monosodium glutamat dunia pada tahun 2010 mencapai

2.100.000 metrik ton.

Industri asam glutamat di Indonesia kebanyakan dibuat dari fermentasi molasses dan dari

hidrolisis gluten jagung dan gandum. Asam glutamat digunakan untuk bahan baku monosodium

1

Page 2: kimia

glutamat (MSG), dimana monosodium glutamat digunakan sebagai bumbu masak atau penyedap

rasa.

Di Jepang, Korea, Hongkong, dan Taiwan kebutuhan asam glutamat sebagai bahan baku

monosodium glutamat semakin meningkat.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka perlu didirikan pabrik monosodium

glutamat dengan alasan sebagai berikut :

1. Bahan baku molasses jumlahnya melimpah yang merupakan produk samping dari pabrik

gula, molasses sebagian besar berasal dari PG.Gunung Madu Platations yang tiap harinya

menghasilkan molasses sebanyak 629,31 metrik ton/hari sehingga persediaannya

melimpah dan mudah dijangkau tempatnya.

2. Banyaknya industri makanan yang ada di Indonesia menjadikan kebutuhan monosodium

glutamat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selalu meningkat.

3. Dapat memberikan keuntungan karena kapasitas perancangan masuk dalam kapasitas

pabrik yang telah ada sebagian secara ekonomi menguntungkan.

4. Membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat

B. TUJUAN PENDIRIAN PABRIK

Adapun tujuan dari pendirian pabrik adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi kebutuhan MSG dalam negeri

2. Mengurangi impor MSG

3. Mendorong pertumbuhan produsen MSG

4. Membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat disekitar industri

5. Jenis MSG yang diproduksi yaitu Ajinomoto.

2

Page 3: kimia

BAB II

PRARANCANGAN PABRIK

A. TEORI

Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamat, suatu

asam amino yang terdapat dalam semua jenis protein. Monosodium glutamat dikenal sebagai

bahan tambahan untuk pembangkit cita rasa. Istilah pembangkit cita rasa (flavor enhancer/flavor

potentiator) digunakan untuk bahanbahan yang dapat meningkatkan rasa enak yang tidak

diinginkan dari suatu makanan. Sedangkan bahan pembangkit itu sendiri tidak atau sedikit

mempunyai cita rasa.

Glutamat diproduksi melalui fermentasi, suatu proses yang digunakan untuk membuat bir,

cuka, kecap kedelai dan yogurt. Prosesnya dimulai dengan bahan alami seperti tetes gula

(molasses) dari gula tebu atau gula bit dan pati singkong atau biji-bijian.

Secara alamiah asam glutamat ditemukan dalam protein hanya sebagai L-asam glutamat

yang identik dengan asam glutamat buatan pabrik. Hanya saja asam glutamat buatan pabrik

sudah ditambah dengan unsur tambahan. Di dalam asam amino L-asam glutamat ditemukan

dalam kombinasi yang seimbang.

Karakteristik Monosodium Glutamat

Asam glutamat, asam bebas dari MSG, adalah unsur pokok dari protein yang terdapat pada

bermacam-macam sayuran daging, sea food, dan air susu ibu. Asam glutamat digolongkan pada

asam amino non essensial karena tubuh manusia sendiri dapat menghasilkan asam glutamat.

Asam glutamat terdiri dari 5 atom karbon dengan 2 gugus karboksil yang pada salah satu

karbonnya berkaitan dengan NH2 yang menjadi ciri pada asam amino. Struktur kimia MSG

sebenarnya tidak banyak berbeda dengan asam glutamat hanya pada salah satu gugus karboksil

yang mengandung hidrogen diganti dengan natrium.

Asam glutamat dan MSG mempunyai sifat kimia yang sama, yaitu berbentuk tepung

kristal berwarna putih yang mudah larut dalam air dan tidak berbau. Prosentase unsur pokok

yang terkandung dalam MSG dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Unsur Pokok Prosentase (%)Glutamat 78,2

Na 12,2H2O 9,6

3

Page 4: kimia

B. PROSES PENGOLAHAN/DIAGRAM ALIR

Di dalam industri pabrik asam glutamat dalam proses pembuatanya terdiri dari tiga proses,

yaitu:

Proses hidrolisis

Proses sintesis

Proses fermentasi

1. Proses hidrolisis

Proses ini merupakan proses hidrolisis protein dengan asam sulfat, yang diperoleh dari

kacang-kacangan, jagung atau padi-padian. Bahan baku biji jagung yang sudah digiling terlebih

dahulu kemudian dimasak dengan menggunakan steam dengan menambah SO2 untuk dijadikan

larutan gluten yang mengandung 70% protein. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara filtrat

(gluten) dengan ampas jagung (pati, serat, abu, dan minyak) menggunakan filter press. Setelah

itu, gluten tersebut dihirolisis pada suhu 110oC dan tekanan 1 atm dengan penambahan H2SO4,

sehingga terurai menjadi asam amino.

Reaksi hidrolisis :

C5H7NO3 H2OC5H9NO4

Hasil dari hidrolisis didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH. Sebelumnya NaOH padat

dilarutkan dengan air pada mixer dan diumpankan menuju netralizer.

Reaksi penetralan :

H2SO4 2NaOH Na 2SO4 2H2OKemudian dilakukan pemisahan filtrat antara filtrat dan endapan Na2SO4 dengan

menggunakan rotary drum vacuum filter pertama. Filtrat hasil penyaringan dipekatkan dalam

evaporator triple effect forward feed yang dilengkapi dengan barometric condensor. Kemudian

produk yang telah dipekatkan, diumpankan menuju Kristalizer untuk mengkristalkan asam

glutamat, leusin dan tyrosin. Setelah asam glutamat, leusin dan tyrosin dikristalkan ditambahkan

HCl sebanyak 30% berat untuk menetralkan larutan yang mengandung sodium hidroksida.

Reaksi : NaOHHClNaClH2OProduk akan dipisahkan dengan centrifuge, sehingga padatan asam glutamat dengan liquor

yang berupa air dan NaCl akan terpisah. Padatan asam glutamat yang masih mengandung sedikit

air dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer untuk mendapatkan produk asam glutamat

kering.

2. Proses sintesis

4

Page 5: kimia

Proses sintesis dapat mengubah acrylonitrile menjadi cyanopropianaldehide yang terdiri

dari hidroformitasi olefin dengan hidrogen dan karbon monoksida pada temperatur sedang dan

tekanan tinggi. Reaksi : NCCHCH 2 COH2NCCH2CH2CHOSetelah itu dengan menggunakan reaksi steeker, cyanopropianaldehide direaksikan dengan

amina sianida yang diperoleh dari pembakaran partial methane dan ammonia sehingga

dihasilkan amino glutarrodinitrite.

Reaksi : NCCH2CH2 NH4CNNCCH2CH2CH(NH2)CNH2OHidrolisis amino glutaronitrite dengan menambah NaOH sehingga dihasilkan asam

glutamat, yang selanjutnya dikristalkan dengan cara menetralkan larutan alkali dan merecyecle

larutan asam glutamat yang mengandung asam sulfat pada titik isolektrik dengan pH 3,2 dari

asam amino tersebut. Selanjutnya dilakukan optical resolution, yaitu proses pemutaran

campuran nomer-nomer optical dari asam glutamat yang menggandung leburan recemic dari

asam glutamat pada konsentrasi tertentu, sehingga kristal L dan D akan keluar secara bergantian

dengan masing masing isomer aktifnya. Selanjutnya di centrifuge dan dikeringkan sehingga

diperoleh asam glutamat.

3. Proses fermentasi

Secara umum tahapan pembuatan MSG dengan menggunakan proses fermentasi adalah

sebagai berikut:

Seeding

Tangki seeding ini mirip tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya. Di tangki ini bakteri

tersebut dibiarkan berkembangbiak dengan baik, dilengkapi dengan penganduk, alat pendingin,

pemasukan udara dan lain-lain.

Fermentasi

Setelah dari tangki seeding, bakteri tersebut dipindahkan ke tangki fermentor. Di tangki ini

mulailah proses fermentasi yang sebenarnya berjalan. Pengawasan proses merupakan pekerjaan

yang sangat penting. Pengaturan pH dengan pemberian NH3, pemberian udara, jumlah gula,

jumlah bakteri harus selalu diamati.

Pengambilan asam glutamat

Setelah fermentasi selesai ± 30-40 jam cairan hasil fermentasi yaitu TB (Thin Broth)

dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya kemudianditambahkan HCl untuk mencapai titik

isoelektrik pada pH ± 3,2.

Netralisasi atau refining, pada tahapan ini dilakukan pencampuran NaOH.

Kristalisasi asam glutamat.

5

Page 6: kimia

Tahap lanjutan pereaksian asam glutamat dengan NaOH sehingga terbentuk

monosodium glutamat liquor.

Decolorisasi atau penjernihan warna menggunakan karbon aktif.

Kristalisasi monosodium glutamat, menghasilkan kristal monosodium glutamat yang

masih mengandung liquor.

Pengeringan kristal monosodium glutamat dengan menggunakan Rotary dryer

sehingga didapatkan kristal Monosodium glutamat yang mempunyai kemurnian

tinggi ± 99,7 %.

DIAGRAM PROSES PEMBUATAN MSG

Pembuatan Media Fase I : Fase II:

Bactosoytone Pertumbuhan/ pembiakan Fermentasi

Oleh Difco bakteri B. Lactofermentum pembuatan MSG

Bactosoytone

digunakan

sebagai

medium padat Bakteri

diambil

untuk

fermentasi

MSG Dimurnikan

dan dikristalisasi

6

Protein Kedelai

Hidrolisis Enzimatik oleh Porcine

Bactosoytone

Bakteri ditumbuhkan/ dibiakkan dalam

media padat Bactosoytone

1. Bakteri di biakkan di Media Cair Starter

2. Bakteri kemudian dipindahkan ke Media Cair Produksi, yang berisi molasesMolase + bakteri

Asam Glutamat

Page 7: kimia

1. MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-gula (molases) oleh bakteri

Brevibacterium lactofermentum. Dalam proses fermentasi ini, pertama-tama akan

dihasilkan Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini,

kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk Monosodium

Glutamat (MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi,

sehingga merupakan serbuk kristal-murni, yang siap di jual di pasar.

2. Sebelum bakteri Brevibacterium lactofermentum digunakan untuk proses fermentasi

pembuatan MSG, maka harus diperbanyak terlebih dahulu (dalam istilah mikrobiologi:

dibiakkan atau dikultur) dalam suatu media yang disebut Bactosoytone. Proses ini

dikenal sebagai proses pembiakan bakteri. Setelah bakteri itu tumbuh dan berbiak, maka

kemudian bakteri tersebut diambil untuk digunakan sebagai agen-biologik pada proses

fermentasi membuat MSG.

3. Bactosoytone sebagai media pertumbuhan bakteri, dibuat dengan cara hidrolisis-

enzimatik dari protein kedelai (Soyprotein). Dalam bahasa yang sederhana, protein-

kedelai dipecah dengan bantuan enzim sehingga menghasilkan peptida rantai pendek

(pepton) yang dinamakan Bactosoytone itu. Enzim yang dipakai pada proses hidrolisis ini

disebut Porcine, dan enzim inilah yang diisolasi dari pankreas-babi.

4. Enzim Porcine yang digunakan dalam proses pembuatan media Bactosoytone, hanya

berfungsi sebagai katalis, artinya enzim tersebut hanya mempengaruhi kecepatan reaksi

hidrolisis dari protein kedelai menjadi Bactosoytone, tanpa ikut masuk ke dalam struktur

molekul Bactosoytone itu. Jadi Bactosoytone yang diproduksi dari proses hidrolisis-

enzimatik itu, jelas bebas dari unsur-unsur babi, selain karena produk Bactosoytone yang

terjadi itu mengalami proses “clarification” sebelum dipakai sebagai media pertumbuhan,

juga karena memang unsur enzim Porcine ini tidak masuk dalam struktur molekul

Bactosoytone, karena Porcine hanya sebagai katalis saja .

5. Proses clarification yang dimaksud adalah pemisahan enzim Porcine dari Bactosoytone

yang terjadi. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan 160oF selama sekurang-

kurangnya 5 jam, kemudian dilakukan filtrasi, untuk memisahkan enzim Porcine dari

produk Bactosoytone-nya. Filtrat yang sudah bersih ini kemudian diuapkan, dan

Bactosoytone yang terjadi diambil.

6. Proses pembuatan Media Bactosoytone ini merupakan proses yang terpisah sama sekali

dengan proses pembuatan MSG. Media Bactosoytone merupakan suatu media

pertumbuhan bakteri, dan dijual di pasar, tidak saja untuk bakteri pembuat MSG, tetapi

7

Page 8: kimia

juga untuk bakteri-bakteri lainnya yang digunakan untuk keperluan pembuatan produk

biotek-industri lainnya.

7. Catatan: nama Bactosoytone merupakan nama dagang, yang dapat diurai sebagai berikut:

Bacto adalah nama dagang dari Pabrik pembuatnya (Difco Co); Soy dari asal kata

soybean: kedelai, tone, singkatan dari peptone; jadi Bactosoyton artinya pepton kedelai

yang dibuat oleh pabrik Difco.

8. Setelah bakteri tersebut ditumbuhkan pada Media bactosoytone, kemudian dipindahkan

ke Media Cair Starter. Media ini sama sekali tidak mengandung bactosoytone. Pada

Media Cair Starter ini bakteri berbiak dan tumbuh secara cepat.

9. Kemudian, bakteri yang telah berbiak ini dimasukkan ke Media Cair Produksi, dimana

bakteri ini mulai memproduksi asam glutamat; yang kemudian diubah menjadi MSG.

Media Cair Produksi ini juga tidak mengandung bactosoytone.

10. Perlu dijelaskan disini bahwa bakteri penghasil MSG adalah Brevibacterium

lactofermentum atau Corynebacterium glutamicum, adalah bakteri yang hidup dan

berkembang pada media air. Jadi bakteri itu termasuk aqueous microorganisms.

11. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal POM di Jakarta menunjukkan

bahwa: Bactosoytone tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan Lemak babi (data

Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA-babi

(data Analisis PCR). MSG tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan: Lemak babi

(data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA

babi (data Analisis PCR).

12. Hasil Analisis yang dilakukan di Jepang (Kyoto University) juga menunjukkan bahwa

baik MSG maupun Bactosoytone tidak terkontaminasi oleh enzim babi.

C. FAKTOR – FAKTOR PENENTU PENDIRIAN PABRIK/LOKASI PABRIK

Pemilihan lokasi pada sebuah pabrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting

untuk keberhasilan dan kelangsungan pabrik tersebut. Lokasi pabrik monosodium glutamat

direncanakan akan dibangun di Lampung Tengah propinsi Lampung. Pada dasarnya terdapat dua

faktor yang menentukan lokasi pabrik, yaitu :

1. Faktor utama dalam pemilihan lokasi antara lain:

a. Bahan baku

Sumber bahan baku adalah salah satu faktor terpenting dalam pemilihan lokasi pabrik

sebab sumber bahan baku yang dekat dengan lokasi pabrik dapat memperkecil biaya transportasi

atau pengangkutan bahan. Untuk bahan baku utama pabrik monosodium glutamat yang berupa

8

Page 9: kimia

molasses diperoleh dari PG Gunung Madu Plantation Lampung yang memproduksi molasses

dengan kapasitas 70 hingga 80 metrik ton. Sebagai cadangan, bahan baku juga bisa diperoleh

dari berbagai pabrik gula yang ada di Pulau Jawa.

b. Transportasi

Pengaruh transportasi terhadap lokasi pabrik meliputi pengangkutan bahan baku, bahan

bakar, bahan pendukung dan produk yang dihasilkan. Untuk mempermudah pengangkutan bahan

baku, bahan pendukung dan produk yang dihasilkan maka lokasi pabrik harus berada di daerah

yang mudah dijangkau oleh kendaraan-kendaraan besar, misalnya dekat dengan badan utama

jalan raya yang menghubungkan kota-kota besar, dekat dengan jalur kereta api dan pelabuhan

sehingga tidak perlu untuk membuat jalan khusus. Di Propinsi Lampung dilalui jalur darat

berupa jalan raya dan jalur laut berupa pelabuhan Bakauheni yang dapat menghubungakan antar

pulau untuk keperluan pemasaran produk monosodium glutamat.

c. Pemasaran

Monosodium glutamat banyak dibutuhkan sebagai bahan tambahan pada makanan. Lokasi

Lampung terdapat pelabuhan Bakauheni yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi penyeberangan

untuk mensuplai monosodium glutamat untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.

d. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi pabrik. Lokasi

pabrik diusahakan berada pada daerah yang masyarakatnya mempunyai latar pendidikan yang

cukup maju sehingga bisa memperoleh tenaga kerja di sekitar lokasi pabrik dan dapat

meminimalkan upah tenaga kerja. Di Lampung sudah terdapat berbagai institusi pendidikan

yang telah mencetak tenaga kerja terdidik. Sehingga tenaga kerja dapat direkrut dari wilayah

Lampung dan daerah sekitarnya.

e. Utilitas

Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar, dan listrik. Kebutuhan listrik dapat

dipenuhi dengan listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Untuk sarana penyediaan air

dapat diperoleh dari air sungai. Di provinsi Lampung banyak terdapat sungai, seperti Way

Seputih dan Way Sekampung. Sedangkan bahan bakar industri berupa minyak bumi dapat

dipasok dari Dumai yang terdapat tambang minyak bumi.

2. Faktor pandukung dalam pemilihan lokasi pabrik, antara lain:

a. Harga tanah dan gedung

Lampung bukan daerah metropolis, sehingga harga tanah dan bangunan masih dapat

dijangkau.

9

Page 10: kimia

Direktur Umum Sekretaris Direktur Teknik

Direktur Utama

SekretarisSekretaris Sekretaris Sekretaris

Divisi General Affair/ PersonaliaDivisi KeuanganDivisi Perluasan Usaha Divisi TeknikDivisi Real EstateDivisi Mesin

Divisi Teknik Quality ControlLogistik

b. Kemungkinan perluasan pabrik

Lampung merupakan daerah yang belum padat penduduknya, daerahnya masih banyak

terdapat lahan kosong, sehingga dimungkinkan masih banyak terdapat lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk perluasan area pabrik.

c. Tersedianya air yang cukup

Air untuk proses dalam pabrik, dapat mengguanakan air sungai. Sungai Way Seputih dan

Way Sekampung mempunyai debit yang relatif besar dalam tiap tahunnya.

d. Peraturan pemerintah daerah setempat

Peraturan Pemerintah Daerah Lampung tidak melarang untuk datangnya investor dalam

membangaun industri di wilayah Lampung.

e. Iklim

Lampung Tengah khususnya dan provinsi Lampung pada umumnya terletak pada

10435’sampai dengan 10550’Bujur Timur dan 430’sampai dengan 415Lintang Selatan

yang masih termasuk daerah katulistiwa dengan suhu rata-rata 28-30C.

f. Keadaan tanah

Keadaan tanah di Lampung relatif stabil dan berupa dataran rendah, sehingga tidak ada

kendala untuk mendirikan pabrik di Lampung.

D. SRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi dalam suatu pabrik atau perusahaan antara lain dapat digambarkan

sebagai berikut :

BAB III

10

Page 11: kimia

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar

kegiatan produksi dan operasi dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan

apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga pelaksanaan yang diharapkan

dapat tercapai. Kegiatan pengendalian dan pengawasan dilakukan dalam pelaksanaan fungsi

produk adalah pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi

produk adalah :

1. Karyawan

SDM yang ada diberikan penjelasan serta pelatihan keterampilan yang mendukung

pekerjaan yang akan dia tekuni. Beberapa macam penghargaan dapat diberikan bagi karyawan

yang bekerja dengan baik. Seperti pengangkatan ketingkat lebih tinggi, hadiah, dan sebagainya.

2. Proses Pembuatan

Peningkatan konsumsi MSG di Indonesia, mendorong pertumbuhan produsen MSG.

Karena Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia, maka kehalalan MSG perlu ditegaskan

untuk memenuhi hak dan melindungi konsumen. Metode Haram Analitysis Critical Control

Point (HrACCP) umumnya dilakukan oleh usaha yang siap secara manajemen menjalankan

semua tahapan dalam rencana HrACCP melalui identifikasi Halal Control Point (HCP) proses

produksi MSG, terutama bahan baku yang menggunakan Bactosoytone sebagai media

pertumbuhan bakteri Brevibacterium lactofermentum. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Direktorat Jenderal POM di Jakarta menunjukkan bahwa: Bactosoytone tidak terkontaminasi

(tidak tercampur) dengan Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data

Analisis HPLC), maupun DNA-babi (data Analisis PCR). MSG tidak terkontaminasi (tidak

tercampur) dengan: Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data

Analisis HPLC), maupun DNA babi (data Analisis PCR). Selain itu, hasil analisis yang

dilakukan di Jepang (Kyoto University) juga menunjukkan bahwa baik MSG maupun

Bactosoytone tidak terkontaminasi oleh enzim babi.

Selain dari hasil penelitian yang telah membuktikan, industri MSG masih perlu menelusuri

kehalalan bahan yang digunakan, disusun standarisasi pemilihan dan penerimaan bahan baku,

serta proses produksi untuk menunjang pelaksanaan sistem jaminan halal.

11

Page 12: kimia

3. Mutu Produk

Sekarang ini, masyarakat tidak hanya melihat produk yang mereka konsumsi dari bentuk

fisik saja melainkan juga mutu atau kualitas dari suatu produk. Akibatnya bagi perusahaan atau

produsen, kualitas merupakan faktor utama yang tidak boleh diabaikan, karena hal tersebut telah

menjadi bagian yang penting dalam setiap proses produksi. Sehingga, perlu dilakukan strategi

yang dapat memberikan jaminan kualitas terhadap mutu suatu produk. Ada tiga unit dalam

proses pembuatan MSG, yaitu unit fermentasi, isolasi dan refining. MSG yang dihasilkan di

refining, kemudian di kirim ke gudang produksi untuk nantinya akan di packing sesuai dengan

order yang masuk. Tetapi dalam produksinya terkadang masih belum mencapai zero defect

(kecacatan nol), karena masih ditemui adanya cacat pada hasil proses produksinya. Cacat MSG

yang ditemukan di bagian packing antara lain cacat karena prongkol, DOP (MSG tidak

mengkristal/rapuh), MSG yang kotor, MSG berwarna hitam dan kuning serta MSG basah.

Kecacatan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan juga kepuasan konsumen.

Karena bagian packing merupakan unit pengemasan produk MSG yang sangat menentukan

dalam keberhasilan industri dalam melepas produk ke pasaran. Untuk itu, perlu dilakukan

strategi yang mampu mengendalikan serta meningkatkan kualitas mutu produk dengan konsep

Six Sigma DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control), yaitu suatu metodologi

terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha untuk mengurangi variasi

proses sekaligus mengurangi cacat produk sehingga diharapkan adanya perbaikan pada produk

yang dihasilkan.

BAB IV

KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

12

Page 13: kimia

A. Keselamatan Kerja

Pendidikan akan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting artinya.Tujuannya antara

lain untuk melindungi kesehatan tebaga kerja, meningktakan efisiensi kerja, mencegah

terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah keselamatan dan kesehatan

kerja:

1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.

2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada ditempat kerja.

3. Mengevaluasi tingkat bahaya ditempat kerja.

4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.

Terkait keselamatan kerja, faktor penyebab berbahaya yang paling sering ditemukan

antara lain adalah:

1. Bahaya jenis kimia

Terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non metal,

hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.

2. Bahaya jenis fisika

Lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan

non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.

3.Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek.

Pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan,dan bahaya yang

ditimbulkan oleh peralatan.

B. Pencegahan Kecelakaan

Adapun cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja adalah:

1. Pengendalian teknik

Mengamatai prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan

otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.

2. Pengendalian administrasi

Mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keselamatan kerja,

memakai lat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-

bahan yang aman,melakukan pelatihan sistem penanganan darurat.

Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada

saat mulai memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya untuk mendaftar

keikutsertaan asuransi tenaga kerja, demi menjamin keselamatan kerja.

13

Page 14: kimia

Selain itu, setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib memberikan subsidi

kecelakaan kerja. Apabila pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta asuransi

tenaga kerja sesuai dengan UU Standar Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan

denda.

Sebagai langkah untuk pencegahan kecelakaan dalam suatu pabrik dapat dilakukan hal-hal

seperti berikut:

1. Mengurangi kondisi kerja yang tidak aman.

Mengurangi kondisi kerja yang tidak aman menjadi ini perusahaan atau laboratorium

dalam mencegah kecelakaan kerja. Penanggung jawab keselamatan kerja merancang tugas

seemikian rupa untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya fisik. Gunakan risk assesment

atau checklist inspeksi alat untuk mengindentifikasi dan menghilangkan bahaya-bahaya yang

potensial.

2. Mengurangi tindakan karyawan yang tidak aman.

Tindakan-tindakan karyawan yang tidak aman (atau tidak sesuai prosedur kerja) dapat

dikurangi dangan berbagai aktivits/cara, yaitu:

a. Seleksi dan penempatan

b. Propaganda, kampanye atau mengenai keselamatan kerja

c. Pelatihan mengenai prosedur kerja dan keselamatan kerja serta dorongan positif

(positive reinforcement)

d. Komitmen dari manajer tingkat atas (top management).

14