khutbah jumat terbaru
TRANSCRIPT
Khutbah Jumat TerbaruKumpulan Khutbah Jumat Terbaru & Renungan Harian
Skip to content
Home Tentang Aku Kyai Panutan Copy Paste
Kata “Iqra’!”, Dari Al-Quran Sampai Kompasiana (Pandangan Nahwu)Posted on July 3, 2012 by Khutbah Jumat
Allah SWT begitu perhatian pada jalan
hidup umatnya, khusus di sini berarti Muslim, sehingga membaca Al-Quran
pun dijadikan sebuah ibadah. Itu, sebuah motivasi yang sangat penuh kasih
sayang dari Tuhan Semesta Alam. Tidakkah kita termotivasi untuk
membaca Al-Quran? Atau malah selalu curiga pada isi kandungannya.
Simpan saja dulu kecurigaan itu. Bacalah!
Saya setuju, membaca buku dengan niat menambah pengetahuan pun
ibadah. Lebih jauh dari itu, membaca, mengamati, memahami, meneliti,
intinya, yang bersifat upaya mengetahui suatu pengetahuan atau informasi
yang baik dan untuk kebaikan, pun itu suatu ibadah. Argumen saya,
berdasar dari secuil ilmu Nahwu dan Shorof yang pernah saya pelajari.
Anda, bisa tidak setuju, ko!
Lihat ayat ini, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu!” (QS. Al-A’laq:
1). Perintahbacalah, pada ayat tersebut dalam bahasa Arabnya, “Iqra!”.
Kalimat itu bentuknya, amar,atau perintah. Saya akan sedikit
menarik Kalimat ‘Iqra!’ pada ilmu Nahwu. Ilmu yang membahas tata bahasa
Arab.
Aturan dasar susunan kalimat dalam Nahwu, tidak berbeda jauh dengan
bahasa Indonesia. Yakni, Subjek Predikat, Objek (SPO). Yang standarnya
saja, tidak menambahkanKeterangan. Dalam bahasa Nahwu susunan
kalimat itu disebut, Fi’il (Predikat), Fa’il(Subjek), dan Maf’ul (Objek).
Bedanya dalam letak subjek dan objek. Bahasa Indonesia, SPO, Bahasa
Arab, PSO. Hanya itu, bedanya.
Di dalam Nahwu, Jika suatu kalimat
yang membutuhkan keberadaan maf’ul (objek), tapi pada kenyataanya
kalimat tersebut tidak memiliki objek (maf’ul). Maka, kalimat tersebut
bukan tidak sempurna. Melainkan, objeknya itu jadi umum, maksudnya bisa
apa saja yang berhubungan dengan makna predikatnya, fi’ilnya. Jika dalam
Ayat tersebut, klimat, Iqra’! berarti yang jadi objek bacaan apa saja, Umum.
Bisa Al-quran, buku, kitab, koran, Kompasiana juga boleh. Dan bacaan yang
tersiratnya, mengetahui informasi alam semesta dan diri manusia, misalnya,
yang berarti sifatnya penelitian, atau renungan. Renungan (taffakur), bukan
melamun, apalagi angan-angan. Bukan itu!
Adakah batasan pada objek yang tak terkata itu? Ada! Tidak semua boleh
dibaca. Sebab meski objeknya umum tapi ada batasannya. Hal-hal yang
berlawanan dengan sifatKetuhanan, itu tidak boleh dibaca. “Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu!”Nah, hal-hal yang berlawanan dengan
sifat Ketuhanan, disini berarti kebaikan (sifat Tuhan baik) Itu tidak boleh
dibaca. Hal yang cenderung menggerakan manusia pada perbuatan yang
tidak baik, itu tidak boleh dibaca!
Jadi, Allah memerintahkan pada manusia untuk banyak membaca, mengkaji,
memahami, meneliti, intinya, memperbanyak pengetahuan dari hal-hal yang
bermanfaat untuk kehidupan. Dan jangan lupa, untuk selalu menyandingkan
upaya pencarian pengetahuan itu dengan menyebut nama Tuhan, Allah
SWT. Tentang makna “dengan” atau dalam bahasa Arab, “Ba/ Bi” yang
menempel pada kata “Tuhanmu”, saya pernah membahasnya disini.
Bagaimana dengan membaca tulisan di Kompasiana. Saya pikir, tentu saja
hal itu suatu kebaikan, ibadah. Sebab banyak pengetahuan yang bisa
diambil, dikaji, dan dibahas bersama, belum lagi bisa menjalin
tali silaturahim sesama kompasianer, meski secara online. Selain itu, di
Kompasiana pun bukan saja tempat melempar tulisan, tanpa terasa, banyak
sekali yang belajar dari Kompasiana ini, dari mulai belajar menulis, sampai
belajar memahami “seuatu” yang tentunya sesuai tulisan-tulisan yang ada di
Kompasiana. Salah satunya, saya, yang belajar itu.
Saya yakin, jika bukan menganggap hal ini suatu kebaikan. Sudah sejak
lama saya meninggalkan Kompasiana. Atau tidak balik lagi ke sini, saya
mulai gabung di Kompasiana pada tahun 2009. Alhamdulillah, banyak sekali
hal yang bisa “dibaca” di blog keroyokan ini. Semoga Kompasiana sukses
dan selalu bermanfaat.
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan
melihat balasannya (pahala)”. (QS: Az-Zalzalah: 7)
Namun, Al-Quran sebagai pedoman pokok kehidupan umat Muslim, jangan
sampai tergeser posisinya oleh bacaan apapun. Sekali lagi,
oleh bacaan apapun. Al-Quran pun harus sering dibaca. Terlepas pandangan
pembaca terhadap makna Ayat-ayatnya. Perintah membaca Al-Quran
bukanlah perintah yang “lemah”, maksudnya, Allah sangat menitik beratkan
pada perintah membaca Kitab suci ini.
Banyak manfaat yang bisa diambil selain obat penghilang duka lara hati
(bukan ekonomi) dengan membaca Al-Quran. Ketenangan jiwa saat
membacanya penuh dengan nada yang berirama, merasakan keindahan
rangkaian Ayat-ayatnya, apalagi kalau memahami maknanya. Aura
keindahan hidup akan terlihat dan serasa diberi cahaya penuntun saat kita
bisa memahami setiap Ayat-ayat yang dibaca.
Saya tidak berniat menuliskanya, tadinya. Tapi sepertinya harus. Meski
saya hanya sedikit mendapatkan ilmu dari pesantren tentang Bahasa Arab,
tepatnya bahasa Al-Quran dan cara menterjemahkannya, tapi pengetahuan
itu, Alhamdulillah, membuat saya memahami rangkaian Ayat-ayat Al-Quran
itu. Sekali lagi, hanya sedikit yang saya pahami.Subhanallah, ketika saya
kembali membaca Al-Quran dan berusaha menterjemahkan setiap Ayatnya
berbarengan dengan gerakan bibir yang melantunkan Ayat-ayat, sangat
terasa sekali nikmatnya. Saya merasa aneh. Meski bukan hal yang baru
saya merasakan hal seperti itu saat membaca Al-Quran. Tapi tetap saja,
aneh. Ko, rasanya tenang banget. Sampai lupa Doraemon. Hihihi…
Setiap orang mempunyai pandangan dan rasa yang berbeda, pastinya.
Jangan lupakan rangkaian Ayat-ayat Al-Quran, jenguklah ia, barangkali
kesepian. Lantunankan Kalam Illahi itu dengan hati yang ikhlas, tulus dan
karena Allah SWT. Allah, Tuhan Kita.
Dasam Syamsudin
sumber: http://bahasa.kompasiana.com/2012/06/15/kata-%E2%80%9Ciqra
%E2%80%99%E2%80%9D-dari-al-quran-sampai-kompasiana-pandangan-
nahwu/
Posted in Al Qur'an | Comments Off
Di Mana Rasulullah SAW di Dalam HatimuPosted on February 19, 2012 by Khutbah Jumat
Khutbah Jum’at di Masjid Darussa’adah 68 Tembagapura Papua, pada 27
Februari 2012 / 24 Rabiul Awal 1433
..
SEMPENA HARI KEKASIH, yg mana
satu Kekasih Mu? Di mana Rasulullah dalam hatimu?atau wanita yg fana
atau lelaki yg fana sahaja yg menjadi kekasihmu??
Bertanya pada diri, ‘di mana aku tempatkan Rasulullah dalam hati ku’? Mari
kita teliti kisah sahabat baginda Rasulullah s.a.w. , yang bernama Bilal bin
Rabbah. Kisah yang mungkin tidak pernah kita dengar ketika kelas
Pendidikan Islam di sekolah dulu. Kisah yang mungkin sudah ramai yang
lupa. Namun, kisah ini kisah yang mekar di hati para perindu syurga.
Bilal seorang hamba yang berkulit gelap, dari Habsyah (Afrika). Beliau
merupakan antara sahabat yang terawal menyahut seruan dakwah baginda
Rasulullah s.a.w. Selepas ke-islamannya diketahui oleh majikan (Umayyah
bin Khalaf), beliau disiksa dengan amat teruk. Akhirnya beliau ditebus oleh
Abu Bakar as-Siddiq. Beliau turut ikut bersama berhijrah ke Madinah dan
bersama Rasulullah s.a.w sehingga baginda wafat.
Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w Semua sahabat menangis,bahkan Umar
al-Khattab tidak dapat menerima kepergian baginda. Bilal bin Rabbah
antara sahabat yang paling sedih dengan kehilangan Rasulullah s.a.w. Lalu
sampai waktunya, Bilal mengumandangkan azan. Satu persatu kalimat azan
dikumandangkan. Namun, sampai pada kalimat ‘Ashhadu anna
Muhammada Rasululullah’ , suara beliau tersekat, tidak dapat meneruskan
azan kerana terlalu hiba dengan kepergian baginda. Seluruh penduduk
Madinah juga menangis menghantar jenazah baginda.
Selepas itu, Bilal menolak untuk mengumandangkan azan meskipun diminta
oleh Saiyyidina Abu Bakar sendiri. Beliau meminta izin daripada khalifah
pada masa itu (Sayyidina Abu Bakar) untuk berhijrah ke Syam.
Setelah beberapa tahun berlalu, Bilal bermimpi bertemu Rasulullah s.a.w.
Dalam mimpinya, baginda bertanya kepada Bilal “mengapa bersikap keras
begini? Tidakkah kamu ingin menziarahi aku?” Lalu Bilal bangun dari tidur
dan terus menuju ke makam Rasulullah s.a.w. Beliau duduk di sisi makam
baginda, sambil menangis, menangis, dan menangis menghayati hari-hari
indah bersama Rasulullah s.a.w. sampai Hassan dan Hussein datang lalu
mereka berpelukan. Hasaan dan Hussien meminta Bilal melaungkan seruan
azan dan Bilal bersetuju.
Azan yang pertama selepas kewafatan baginda. Azan yang dirindui
penduduk Madinah al-Munawarah. Apabila seruan azan dari Bilal
memenuhi segenap ruang di Madinah,seluruh penduduk Madinah terkejut,
lalu menghamburkan air mata, mengenangkan hari-hari indah bersama
Rasulullah s.a.w. Hari itu hari yang paling ramai orang menangis di
Madinah. Di situ, ada satu perasaan yang wujud di kalangan para sahabat.
Perasaan teramat rindu pada junjungan mulia Rasululullah s.a.w yang telah
banyak berkorban, bersama mereka dalam susah dan senang. Persoalannya,
masih wujudkah perasaan itu dalam hati kita?
Rasulullah telah banyak menangis kerana kita. Bukti sayang baginda
kepada ummat digambarkan melalui beberapa peristiwa.
Semasa baginda sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba baginda
mengalirkan air mata. Lalu para sahabat bertanya “Ya Rasulullah, mengapa
kamu menangis?” Baginda menjawab, “Kerana aku rindu pada ummatku.”
Para sahabat bertanya lagi, “Bukankah kami ini ummat mu ya Rasulullah?”
Rasulullah lalu berkata, “Kalian adalah sahabatku, ummat ku ialah mereka
yang tidak melihatku tetapi beriman kepada apa yang diturunkan”.
Tidakkah terlintas di hati kita, baginda merindui kita? Ya! kita yang tidak
pernah bersua dengan baginda! Tapi di mana kita tempatkan rindu kepada
baginda?
Rasulullah s.a.w pernah bersabda bahawa setiap nabi dan rasul mempunyai
satu doa yang paling mustajab dan mereka menggunakan doa itu untuk diri
mereka sendiri kecuali Rasulullah s.a.w. Tahukah kalian untuk siapa doa
baginda itu? Untuk ummat baginda yakni kita. Tapi, di mana Rasulullah
dalam doa kita?
Satu lagi peristiwa, di mana Rasulullah s.a.w membaca doa yang pernah
dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s;
“Siapa yang mengikuti ku, maka mereka adalah dari kalanganku,
barangsiapa mengingkari ku, sesungguhnya Engkau (Allah) Maha
Pengampun lagi Maha Pengasih”
Seusai membaca doa itu, baginda menangis dengan amat kuat, lalu Allah
mengutuskan Jibril menemui Rasulullah. Jibril bertanya mengapa baginda
menangis sebegitu sekali. Tahukah kalian apa jawapan baginda? Baginda
menjawab “ummatku, ummatku, ummatku wahai Jibril!” Begitu bimbang
sekali baginda pada kita? Bahkan pada hari kiamat nanti, semua orang akan
berkata “diri aku! diri aku!” hatta semua nabi kecuali Rasulullah s.a.w.
Tahukah kalimah apa yang meniti di bibir baginda waktu semua orang
hanya mementingkan diri sendiri? Ummati! Ummati! Ummati!
Apa lagi alasan kita untuk tidak mengingati baginda? Apa lagi alasan kita
untuk tidak mendoakan kesejahteraan baginda? Apa lagi alasan kita untuk
tidak merindui baginda?
Baginda yang pengorbanan tiada terbalas
Baginda yang mendoakan kita setiap ketika
Baginda yang begitu menyayangi kita
Dimana perasaan rindu yang pernah dirasai Bilal dan para sahabat? Adakah
kita terlupa? Ataupun tidak pernah wujud sama sekali..
andai baginda bersama kita
p/s: siapa yang kau rindu?
===============***
//dari Tulisan guru saya Ustadz Windo & temannya di MalaysiaPosted in Cinta Rasulullah, Sholawat Nabi | Comments Off
Dzikir Yang Menentramkan Dzikir Yang BanyakPosted on October 13, 2011 by Khutbah Jumat
photo by: antarafoto.com
Praktik pembersihan diri itu dalam tasawuf disebut sebagai
praktek takhliyyah, yang artinya mengosongkan, membersihkan, atau
mensucikan diri. Seperti halnya jika kita ingin mengisi sebuah botol dengan
air mineral yang bermanfaat, pertama-tama kita harus mengosongkan isi
botol itu terlebih dahulu. Sia-sia saja apabila kita memasukkan air bersih ke
dalam botol, jika botol itu sendiri masih kotor. Proses pembersihan diri itu
disebuttakhliyyah.
Kita melakukan hal itu melalui tiga cara: al-ju’i atau lapar (upaya untuk
membersihkan diri dari ketundukan kepada hawa nafsu), as-sumtu atau
diam (upaya untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang tumbuh
karena kejahatan lidah), dan shaum.
Setelah menempuh praktik pembersihan diri itu, para penempuh jalan
tasawuf kemudian mengamalkan praktek tahliyyah. Yang termasuk pada
golongan ini adalah praktek zikir dan khidmat atau pengabdian kepada
sesama manusia.
Mengenai zikir yang dijadikan praktik dalam pembersihan diri, ada sebuah
kisah menarik lainnya. Suatu saat, Imam Ghazali ditanya oleh seseorang,
“Katanya setan dapat tersingkir oleh zikir kita, tapi mengapa saya selalu
berzikir namun setan tak pernah terusir?” Imam Ghazali menjawab, “Setan
itu seperti anjing. Kalau kita hardik, anjing itu akan lari menyingkir. Tapi
jika di sekitar diri kita masih terdapat makanan anjing, anjing itu tetap akan
datang kembali. Bahkan mungkin anjing itu bersiap-siap mengincar diri
kita, dan ketika kita lengah, ia menghampiri kita.”
Al Ghazali lalu meneruskan, “Begitu pula halnya dengan zikir. Zikir tidak
akan bermanfaat jika di dalam hati masih kita sediakan makanan-makanan
setan. Ketika sedang memburu makanan, setan tidak akan takut untuk
digebrak dengan zikir mana pun. Pada kenyataannya, bukan setan yang
menggoda kita tetapi kitalah yang menggoda setan dengan berbagai
penyakit hati yang kita derita. Zikir harus dimulai setelah kita
membersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan menutup pintu-pintu
masuk setan ke dalam diri kita.”
Dalam Islam, seluruh amal ada batas-batasnya. Misalnya amalan puasa, kita
hanya diwajibkan untuk menjalankannya pada bulan Ramadan saja.
Demikian pula amalan haji, kita dibatasi waktu untuk melakukannya.
Menurut Imam Ghazali, hanya ada satu amalan yang tidak dibatasi, yaitu
zikir. Al-Quran mengatakan, “Berzikirlah kamu kepada Allah dengan zikir
yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Dalam amalan-amalan lain selain zikir yang diutamakan adalah kualitasnya,
bukan kuantitasnya. Yang penting adalah baik tidaknya amal bukan banyak
tidaknya amal itu. Kata sifat untuk amal adalah ‘amalan shaliha bukan
‘amalan katsira. Tapi khusus untuk zikir, Al-Quran memakai kata sifat
dzikran katsira bukan dzikran shaliha. Betapa pun jelek kualitas zikir kita,
kita dianjurkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Karena zikir harus kita
lakukan sebanyak-banyaknya, maka tidak ada batasan waktu untuk berzikir.
Dikutip dari Artikel jadul Ama Salman al-Banjari @1999, “Zikir yang
Menentramkan“Posted in Dzikir | Comments Off
Sholawat Nabi Paling SingkatPosted on September 28, 2011 by Khutbah Jumat
Qobiltu: Aku terima ijazahnya dari Kyai Muslihan – Kyai Muslihan dari Kyai
Nafi’ bin Abdurrahman – Kyai Nafi’ dari KH. Abdullah Salam Kajen – KH.
Abdullah Salam dari KH. Kholil Bangkalan Madura … bahwa … amalkan
sholawat 40x setiap selesai sholat fardhu. – Shollallaahu ‘alaa Muhammad
40x – [Hardi Ahmad]
Dalam hal ini Imam Syâfi’î RA, telah mengamalkan shalawat yang dianggap
oleh beliau paling sahih sanadnya.
Artinya: “Semoga Allah Swt. Mencurahkan shalawat kepada
Muhammad”
Penjelasan: Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa Nabi Saw. Bersabda:
“Barangsiapa yang membaca shalawat ini berarti ia telah membukakan bagi
dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada
dirinya dalam hati umat manusia.”
Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang menghadap Rasulullah
Saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun
beliau ingin sekali melihat Anda.” Rasulullah menjawab, “Bawa dia kemari!”
Orang itu berkata, “la buta, tidak bisa melihat.” Rasulullah lalu bersabda,
“Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkanShallallâhu ‘alâ
Muhammadin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan
melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadis dariku.”
Anjuran Rasulullah itu dituruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia
bisa bermimpi melihat Rasulullah Saw. Serta meriwayatkan hadis dari
beliau.
=========
Pembaca yang budiman, jika mempunyai sanad hadits ini silahkan comment
ya. Penjelasan ijazah saya itu saya dapatkan dari Kaskus.
Posted in Sholawat Nabi | Comments Off
Setengah Bulan Bersama Ramadhan-Mu, Mulailah Ampunkan Dosa-dosaku Ya Rabbiy..!Posted on August 19, 2011 by Khutbah Jumat
//Khutbah Jumat Terbaru – Hardi Ahmad
20 Ramadhan 1432
Bismillah. Sesungguhnya segala puji
hanya milik Allah Robbul ‘Alamiin, sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada qudwah kita Muhammad SAW. Tidak ada orang yang lebih
beruntung kecuali orang-orang yang memperbaiki ketaqwaannya kepada
Sesembahan Alam – Allah SWT.
Tak terasa Ramadhan 1432H sudah merayap setengah bulan berlalu. Di
antara kita ada yang biasa-biasa saja melewatinya, namun hampir pasti ada
di antara kita telah mencicipi manisnya Ramadhan yang selalu rutin
menghampiri kita tiap tahun. Sungguh benar firman Allah SWT, bahwa
“Demi masa – sungguh orang-orang itu dalam keadaan merugi, kecuali bagi
mereka yang beriman dan beramal sholeh”.
Harapan kita, kita termasuk di antara orang yang beruntung dengan
tambahnya amal sholeh dan bertambahnya iman kita di kesempatan
Ramadhan kali ini. Amin.
Juga di bulan Ramadhan 1432H kali ini, semoga kita tidak terlena untuk
tidak memanfaatkan kedatangannya dalam rangka menghapus dosa-dosa
dan menyimpan pundi-pundi pahala kita sebagai bekal di alam baqa. Seperti
apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah, bahwa dari Jum’at ke Jum’at
dan dari Ramadhan ke Ramadhan sebetulnya adalah sarana penghapusan
dosa-dosa kita.
Subhanallah, Maha Suci Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada kita mencuci bersih noktah-noktah yang melekat di diri kita.
Seandainya saja tidak ada kesempatan waktu dan cara yang disediakan
oleh-Nya bagaimana mungkin kita bisamencuci dosa-dosa kita? Mungkin
kita akan menghadap kepada Allah dengan berlumuran dosa.
Sejujurnya, manusia selalu di antara dua jalan yang dikodratkan oleh Allah
SWT, yaitu jalan yang menuju hidayah-Nya (taqwa) dan jalan yang menuju
kepada tipu daya syaithan (fujuur). Dan memilih satu di antara keduanya
adalah hak dari masing-masing kita.
Abunawas – semoga Allah SWT merahmatinya – adalah ulama yang
memberikan pitutur kepada kita bagaimana selayaknya kita memahami diri
kita akan dosa-dosa yang telah kita perbuat, melalui do’anya yang dibuat
dalam sebuah sya’ir yang sangat bagus di bawah ini.
========================================***
Ilaahi lastu lil Firdausi ahlan ~ Walaa aqwaa ‘alannaaril Jahiimi
Ya Tuhan, aku tak layak masuk surgamu. Tapi aku tak sanggup masuk
nerakamu.
Fahabli taubatan waghfir dzunuubi ~ Fainnaka ghofirudzan bil
adziimi
Terimalah taubatku dan ampuni segala dosaku. Sesungguhnya Engkaulah
pengampun dosa-dosa besar.
Dzunuubii mistlu a’daarir rimaali ~ Fahabli taubatan yaa Dzal Jalaali
Dosa-dosaku bagaikan butiran pasir di pantai. Terimalah taubatku Ya Tuhan
Yang Maha Tinggi.
Wa’umrii naaqishun fikulli yaumi ~ Wa dzammbii zaa-idzun kaifah
timaali
Dan usiaku yang berkurang setiap hari. Sementara dosa-dosaku bertambah
setiap hari.
Ilaahi ‘abdukal ‘ashii aataaka ~ Muqirram bidzunuubi waqod
da’aaka
Ya Tuhanku, hamba-Mu yang sering melakukan maksiat ini telah datang
kepadamu. Yang senantiasa berbuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa
kepadamu.
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun ~ Wan in tadrud faman narjuu
siwaaka
Jika Kau beri ampunan, maka itu adalah hakmu. Dan jika Kau tinggalkan,
maka siapa lagi yang hendak kami harapkan.
========================================***
Dan Ramadhan adalah waktu yang sangat mulia untuk kita mengurangi
beban dosa yang telah kita lekatkan sendiri di dalam diri ini.
Sabda Rasulullah SAW: ”Man qooma Romadhoona imaanan wahtisaaban
ghufirolahu maa taqoddama min dzanbihi” Barang siapa yang mendirikan
(menghidupkan) Ramadhan dengan keimanan dan pengharapan, maka
diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu.
Banyak jalan bagaimana kita mendapatkan manisnya Ramadhan, salah
satunya yaitu dengan menghidupkannya dengan memperbanyak men-
tadarussi dan men-tadabburiQur’an. Karena sesungguhnya Qur’an juga
diturunkan di bulan yang mulia ini.
Cara lain menikmati manisnya Ramadhan yang datang setiap tahun adalah
dengan cara memperbanyak istighfar dan muhasabah diri. Mengoptimalkan
detik demi detik di setiap lorong waktu Ramadhan dengan memperbanyak
amal shaleh istighfar dan menyadari kesalahan diri adalah cara termudah
yang selalu dilakukan oleh para pendahulu kita. Membuang satu detik dari
setiap kesempatan untuk berbuat baik di bulan Ramadhan sama dengan
kita menyia-nyiakan nikmat terluhur yang pernah sampai kepada kita.
Akhirnya: Seluruh pilihan terletak di tangan kita, tidak ada JIKA atau
TETAPI. Kitalah yang terpandai untuk memilihnya. Kitalah yang
menyumbang terjadinya kehendak Allah SWT itu kepada kita dalam
mencicipi manisnya Ramadhan tahun ini. Kita mendapatkannya atau kita
melewatkannya begitu saja.
Semoga setengah bulan yang telah berlalu di bulan Ramadhan kali ini, kita
mendapatkan manisnya. Dan mari berusaha untuk yang belum
mendapatkannya.
Allaahu ghofuuru rohiim. Yaa Rabbiiyyy…
Ilaahi ‘abdukal ‘ashii aataaka ~ Muqirram bidzunuubi waqod
da’aaka
Ya Tuhanku, hamba-Mu yang sering melakukan maksiat ini telah datang
kepadamu. Yang senantiasa berbuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa
kepadamu.
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun ~ Wan in tadrud faman narjuu
siwaaka
Jika Kau beri ampunan, maka itu adalah hakmu. Dan jika Kau tinggalkan,
maka siapa lagi yang hendak kami harapkan.Posted in Meraih Ampunan Allah, Ramadhan | Tagged Meraih Ampunan Allah, Ramadhan | Comments Off
Sholat Malam – Garansi Sukses Dunia AkheratPosted on August 18, 2011 by Khutbah Jumat
//Khutbah Jumat Terbaru – Hardi Ahmad
19 Ramadhan 1432
Islam adalah agama rahmatan lil
alamin – rahmat bagi jagad raya. Oleh karenanya, pemeluknya diberikan
banyak cara sukses untuk memenangkan pertarungan dalam kehidupan
agar para muslim menjadi rahmat bagi sekalian alam. Diantaranya adalah
sholat malam.
Sungguh banyak bukti keajaiban sholat malam dari puritan ketika Islam
datang sampai era modern saat ini. Pilih saja orang-orang di sekeliling
Anda yang rajin mengerjakan sholat malam, dan mintalah pendapat dan
testimoninya.
Ramadhan menyediakan kesempatan yang sangat berharga bagi kita,
hendaknya ummat Islam memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan
tersebut, terutama di sepuluh malam terakhir. Jangan ada satu malam pun
di bulan suci Ramadhan yang tidak diisi dengan kegiatan sholat malam.
Ramadhan merupakan bulan di mana Allah ta’aala mewajibkan berpuasa di
dalamnya sedangkan Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
mensunnahkan kaum muslimin melaksanakan qiyamul-lail (sholat malam).
Rasululah shallallahu ’alaih wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Ramadhan
adalah bulan di mana Allah ta’aala mewajibkan berpuasa dan aku
sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa
berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka
dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)
Sholat malam diperintahkan Allah ta’aala kepada Rasulullah shollallahu
’alaihi wa sallam melalui firman-Nya: “Dan pada sebahagian malam hari
bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu:mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji.” (QS Al-Israa ayat 79)
Seluruh ummat Islam disyariatkan mencontoh perbuatan Nabi shollallahu
’alaihi wa sallam. Sepatutnya pula setelah Ramadhan berlalu hendaknya
kita terus mengerjakan qiyamullail, sebagai tarbiyah fardhiyah.
Allah ta’aala menjelaskan bahwa orang-orang yang menjaga sholat malam,
itulah sebenarnya orang yang berhak dan layak menerima kebaikan serta
rahmat-Nya.
”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman
(surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan
kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di
dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di
waktu malam;Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada
Allah).” (QS Adz-Dzaariyaat ayat 15-18)
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menganjurkan ummatnya untuk
mengerjakan sholat malam sambil menjelaskan bahwa kegiatan mulia
tersebut merupakan kebiasaan orang-orang sholeh sejak zaman dahulu. Di
samping itu ternyata sholat malam menghasilkan banyak manfaat
sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda : “Kerjakanlah sholat
malam sebab ia merupakan kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kamu
pada zaman dahulu. Ia juga merupakan jalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah ta’aala, sebagai penebus amal kejahatan-kejahatanmu,
pencegah dosa dan penangkal penyakit pada badan. (HR Tirmidzi 3472)
Bahkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memasukkan orang yang
biasa sholat malam sebagai kelompok yang dijamin bakal masuk surga,
tempat kenikmatan abadi yang Allah ta’aala sediakan bagi hamba-
hambaNya yang sholeh.
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, jalinlah hubungan
silaturrahim, sholatlah di waktu malam tatkala orang-orang masih tidur,
pasti kamu semua masuk surga dengan selamat dan sejahtera.” (HR
Tirmidzi 2409)
Saudaraku, tidakkah kita ingin selalu dekat dengan Allah ta’aala? Tidakkah
kita berambisi untuk meraih tebusan Allah ta’aala atas segala amal
kejahatan yang pernah kita lakukan? Tidakkah kita merasa perlu memiliki
pencegah dari melakukan dosa dalam diri kita? Dan tidakkah kita ingin
selalu mempunyai penangkal saat penyakit badan muncul? Kemudian
saudaraku, tidakkah kita ingin masuk surga Allah ta’aala dan hidup kekal
dalam kenikmatan tiada tara itu?
Marilah, saudaraku, kita senantiasa memperhatikan dan
menghidupkan qiyamullail, baik di bulan Ramadhan maupun di luarnya.
Mari kita jemput kekuasaan Allah ta’aala untuk lebih dominan dalam
mengarahkan kehidupan kita dengan menghampiri-Nya setiap malam. Wa
laa taiasuu min rauhillaah – dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah
ta’aala. (SAH)
Baca postingan sebelumnya:
1. Pembukaan
2. Tentang KamiPosted in Sholat Malam | Tagged Sholat Malam | Comments Off
Khutbah Jumat TerbaruPosted on August 17, 2011 by Khutbah Jumat
Pengunjung blog yang saya hormati,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya mengucapkan Selamat datang di www.KhutbahJumatTerbaru.com.
Blog ini saya buka pertama pada hari Rabu Pahing sehabis mengikuti
upacara memperingati Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
tanggal 17 Agustus 2011, atau bertepatan dengan 17 Ramadhan 1432
Hijriyah.
Mencari materi atau kumpulan Khutbah
Jumat yang actual bagi saya sangat sulit karena kekurangan ilmu saya,
sehingga dengan pengalaman itu saya ingin mendokumentasikan semua
khutbah jumat yang pernah saya dengar dan pernah saya sampaikan dalam
berbagai kesempatan khutbah di masjid-masjid di Papua untuk bisa diakses
oleh teman-teman yang membutuhkan. Semoga ini menjadi amal jariyah
saya dan keluarga. Amin.
Saya sendiri hanya bermaksud berbagi bukan menggurui, sehingga jika ada
kesalahan hal itu semata-mata karena kekurangan ilmu saya. Mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hardi Ahmad
Posted in Pembuka | Tagged Khutbah Jumat Terbaru | 3 Comments
MUTIARA HADITS …
Rasulullah saw, bersabda: "Taqwalah kepada Allah dimana pun engkau berada, dan ikutilah
keburukan itu dengan kebajikan, sehingga keburukan terhapus. Dan bergaullah dengan sesama
manusia dengan akhlak yang baik." (Hr. Imam Ahmad, dan At-Tirmidzy).
Blog ini aku sediakan untuk berbagi kumpulan materi khutbah jumat dan kultum. Silahkan
diambil dan dipakai semoga bermanfaat ==>>KhutbahJumatTerbaru.Com ... berbagi bukan
menggurui.