kfa 2 nipasol.docx
TRANSCRIPT
I. Tujuan Praktikum :
1. Dapat mengisolasi senyawa propylparaben (nipasol) dalam bentuk sediaan
farmasi.
2. Dapat menentukan kadar dari sediaan tersebut (nipasol) dengan metode
titrasi asam basa tidak langsung yaitu titrasi asidimetri.
II. Tanggal praktikum : 17 februari 2015
III. Dasar teori
Asam monohidroksi benzoat bisa terdapat sebagai isomer orto, meta, dan
para. Isomer orto adalah asam salisilat dan turunan-turunannya misalnya natrium
salisilat, ester dari gugus karboksilnya seperti metil salisilat, dan ester dari gugus
karoksilnya seperti asetosal. Sebagai contoh turunan isomer para adalah nipasol
dan nipagin sedangkan isomer meta dan turunannya hampir tidak digunakan
dalam farmasi.
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah
larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat
tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum
larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif
rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood,
1999).
Nipasol adalah senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemaparan
cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas
menurun dengan meningkatnya pH yang dapat menyebabkan terhidrolisis.
Secara organoleptis nipasol mempunyai bentuk serbuk hablur putih, tidak
berbau dan tidak berasa. Kelarutannya sukar larut dalam air, larut dalam 3,5
bagian etanol 95%, dalam 3 bagian aseton, dan mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida. Nipasol mempunyai kegunaan sebgai zat pengawet dalam sediian
farmasi.
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar
sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar
primer(John Kenkel, 2003). Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk
mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses
titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah
larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik
ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan
banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang
dianalisis atau ditentukan konsentrasinya atau strukturnya. Titik akhir titrasi
adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil
sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi
kemudian dilakukan proses pengenceran (W Haryadi, 1990). Pengenceran adalah
proses penambahan pelarut yg tidak diikuti terjadinya reaksi kimia sehingga
berlaku hukum kekekalan mol.
IV. Alat dan bahan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet ukur 10 ml
4. Cawan petri
5. Ball pipet
6. Tabung sentripuge
7. Gelas kimia 100ml
8. Spatula
9. Magnetic stirer
10. Statif
11. Corong pisah
12. Labu ukur
13. Buret
Bahan
1. Sampel (nipasol)
2. NaOH
3. HCl
4. Etanol
5. Indikator fenolftalein
V. Prosedur
Metode Asam – Basa tidak langsung
Isolasi
(-) Tidak berubah
Residu Filtrat
Tes kualitatif dengan FeCl3 (+) etanol ad 100 ml
(+) Merah
Titrasi
Menjadi garam Nipasol
Ditambahkan NaOH
Ditambahkan NaOH
Sampel Serbuk ditimbang 500 mg
1. Pembakuan NaOH
2. Pembakuan HCl
3. Titrasi sampel
Kelebihan NaOH dititrasi menggunakan HCl
Pipet 10 ml nipasol ditambahkan 25 ml NaOH berlebih.
Ditambahkan indikator fenolptalein
Pipet 10 ml larutan baku natrium tiosulfat 0,1 N
Masukan kedalam labu erlenmeyer dan ditambahkan 20 ml air bebas CO2
Tambahkan indikator metil orange kedalam labu erlenmeyer
Dan dititrasi dengan HCl 0,1 N
Ditimbang asam oksalat sebanyak 0,5 gr
Masukan kedalam erlenmeyer tambahkan Aquadest sebanyak 10 ml
ditambahkan indikator fenolptalein 3 tetes
dititrasi dengan NaOH 1 N
VI. Hasil pengamatan
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian kadar pada sampel
prophylparaben (nipasol) dalam bentuk sediaan serbuk. Metode yang digunakan
dalam praktikum kali ini yaitu dengan metode titrasi asam basa tidak langsung
dengan titrasi asidimetri. Dilihat dari strukturnya nipasol merupakan senyawa
asam maka dapat dianalisis menggunakan asam basa dan spektroskopi uv-vis.
Pertama-tama sampel diisolasi terlebih dahulu dengan menggunakan etanol,
penambahan etanol dimaksudkan agar analit yang terdapat dalam sediaan serbuk
tersebut dapat tertarik, kemudian di centrifuge selama 10 menit sebanyak 3 kali,
saat dicentrifuge pertama fase atas diambil kemudian dipisahkan dan yang fase
bawahnya dilarutkan kembali dengan etanol ini dilakukan dikemungkinkan analit
dalam sediaan belum tertarik, perlakuan dilakukan sebanyak 3kali. Setelah 3 kali
di centrifuge larutan yang di dapat dari fase atas diadd sampai 50 ml
Kemudian dilakukan standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi
larutan standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan
larutan standar primer (John Kenkel, 2003).
VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa hasil kadar dari
sediaan prophylparaben yang dilakukan dengan titrasi asam basa metode
asidimetri yaitu sebesar
IX. Daftar pustaka
Khopkar, S.M 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta
Vogel. 1966. Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif. Jakarta: PT Kalman
Media Pustaka.