ketrampilan membuka pelajaran

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika sebagai salah satu cabang fisika yang menjelaskan gejala alam secara fisis dan matematis, seringkali dirasa sulit oleh siswa, khususnya SMA. Hal ini ditambah dengan aktivitas pembelajaran yang membosankan, siswa yang kurang siap menerima pelajaran dari guru, materi yang sulit dibayangkan, materi yang mudah terlupakan serta kurangnya keterampilan guru dalam meyampaikan materi. Oleh karena itu diperlukan keterampilan dasar mengajar yang harus dipahami oleh guru. Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu; 1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach) 2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach) 1

Upload: silviaagustianim

Post on 26-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keterampilan dasar mengajar

TRANSCRIPT

Page 1: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fisika sebagai salah satu cabang fisika yang menjelaskan gejala

alam secara fisis dan matematis, seringkali dirasa sulit oleh siswa, khususnya

SMA. Hal ini ditambah dengan aktivitas pembelajaran yang membosankan, siswa

yang kurang siap menerima pelajaran dari guru, materi yang sulit dibayangkan,

materi yang mudah terlupakan serta kurangnya keterampilan guru dalam

meyampaikan materi. Oleh karena itu diperlukan keterampilan dasar mengajar

yang harus dipahami oleh guru. Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills)

adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific

instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar

dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional.

Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa

keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh

tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh

seorang tenaga pengajar, yaitu;

1)      Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)

2)      Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara

membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan

dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar

memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar

proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas

seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. Ada 8

keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru salah satunya adalah

keterampilan membuka pelajaran. Di bagian ini, guru hendaknya mengarahkan

siswa agar siap mental dan terfokus perhatian pada materi yang hendak

disampaikan, serta memberikan gambaran secara menyeluruh, agar materi yang

diterima tidak mudah lupa begitu saja. Hal inilah yang melatarbelakangi kami

membuat makalah ini. Dan di dalam makalah ini, kami akan menguraikan

komponen-komponen keterampilan guru untuk membuka pelajaran.

1

Page 2: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup

pelajaran?

2. Apa tujuan dan prinsip melakukan kegiatan membuka pelajaran?

3. Komponen apa saja yang harus ada untuk melakukan kegiatan membuka dan

menutup pelajaran?

4. Bagaimana penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam

proses pembelajaran fisika?

1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui tentang kegiatan membuka dan menutup pelajaran.

2. Mengetahui tujuan dan prinsip kegiatan membuka dan menutup pelajaran.

3. Mengetahui komponen-komponen yang harus ada pada saat kegiatan

membuka dan menutup pelajaran.

4. Terampil dalam membuka dan menutup pelajaran fisika.

2

Page 3: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini

dimaksudkan agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Kegiatan

membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam

pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang

diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk mempersiapkan mental siswa terhadap

hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha dengan memberi

acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan

bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang mentalnya siap untuk belajar adalah

mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah

pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang

akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk

menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa

terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha

menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara

mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi

dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang perhatian dan motivasi belajarnya telah

timbul akan nampak asyik dalam menyelesaikan tugas, semangat dan kualitas

responnya tinggi, bersifat kritis, dan cepat mereaksi terhadap saran-saran guru.

Kegiatan membuka pelajaran tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin

seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman,

menyuruh menyiapkan alat-alat pelajaran dan buku-buku yang akan dipakai dan lain

sebagainya yang tidak berhubungan dengan penyampaian materi pelajaran. Namun,

sebaliknya. Kegiatan membuka pelajaran ada kaitannya langsung dengan

penyampaian materi pelajaran.

Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha

membuka pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan

kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru

langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-

anak hari ini bu guru akan mengenalkan macam-macam besaran, besaran adalah ...”.

3

Page 4: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

tanpa melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian

besaran. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap

untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang

akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang

diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka

tidak punya usaha untuk memahaminya.

Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka

pelajaran, antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai

keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka

pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk

memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup

pelajaran.

2.2 Tujuan dan Prinsip Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran Dalam

Kelas

Penggunaan keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran,

mempunyai tujuan terhadap proses dan hasil belajar. Tujuan yang dimaksud antara

lain:

a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas

yang akan dikerjakan.

b. Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan dikerjakan.

c. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan

yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata

pelajaran.

d. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah

dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang masih asing

baginya.

e. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau

konsep-konsep yang tercangkup dalam suatu peristiwa, serta

f. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari

pelajaran itu, Sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya

dalam mengajar.

4

Page 5: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang

mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka pelajaran yang harus

dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

1) Bermakna

Dalam usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa guru hendaknya

memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau usaha yang

sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat hendaknya dihindari. Cerita singkat atau

lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran mungkin sementara bisa

memikat siswa tetapi akan gagal dalam mewujudkan kelangsungan penguasaan

pelajaran.

2) Berurutan dan berkesinambungan

Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum

kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari

kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip berurutan dan

berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat, berhubungan

dengan minat siswa, ada kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian

lainnya, atau ada kaitan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa.

2.3 Komponen-Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

Penerapan keterampilan membuka pelajaran pada awal suatu jam pelajaran

atau pada setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru harus melakukan

kegiatan membuka pelajaran. Komponen-komponen keterampilan membuka

pelajaran itu meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,

memberikan acuan dan membuat kaitan. Tiap komponen terdiri dari beberapa

kelompok aspek dan kegiatan yang saling berhubungan. Sebagai keterampilan maka

sifatnya integratif dan ada beberapa komponen yang tumpang tindih. Komponen-

komponen dan aspek-aspeknya menurut Abimanyu (1985) adalah sebagai berikut:

1. Menarik perhatian siswa

Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara

lain seperti berikut:

a. Gaya mengajar guru.

Guru hendaknya memvariasikan gaya mengajarnya agar dapat

menimbulkan perhatian siswa. Misalnya hari sebelumnya guru memberikan

soal-soal yang bisa dikerjakan dan dipelajari sebelum proses pembelajaran

5

Page 6: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

dengan harapan siswa telah memiliki sedikit gambaran mengenai materi

yang akan disampaikan. Selain itu, guru dapat memilih posisi di kelas dan

memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasanya dia kerjakan dalam

membuka pelajaran. Kali ini ia berdiri di tengah-tengah kelas sambil

bertanya pada siswa tentang kegiatan siswa di rumah yang mungkin ada

hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Pada kesempatan lain

mungkin guru berdiri di belakang atau di muka kelas lalu bercerita dengan

ekspresi wajah yang meyakinkan dan nada suara yang menunjukkan rasa

bangga.

b. Penggunaan alat bantu mengajar

Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar,

model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa. Alat-alat

bantu mengajar selain dapat menarik perhatian siswa, dapat pula

menimbulkan motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan antara hal-hal yang

telah diketahui dengan hal-hal baru yang akan dipelajari. Misalnya dalam

mengajarkan materi tumbukan, guru memberikan dua kelereng dan

menunjukkan secara langsung peristiwa tumbukan yang terjadi antara 2

kelereng itu. Kemudian menunjukkan peristiwa-peristiwa lain yang

berhubungan dengan tumbukan.

c. Pola interaksi yang bervariasi

Variasi pola interaksi antara guru dan siswa yang biasa saja, seperti guru

menerangkan dan siswa mendengarkan, atau guru bertanya dan siswa

menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa

belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang

akan dipelajari. Oleh karena itu, agar siswa dapat tertarik perhatiannya, guru

hendaknya mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam

menyelenggarakan pembelajaran. Seperti guru menunjukkan video yang

berkaitan dengan tumbukan kemudian bertanya kepada siswa mengenai

peristiwa yang mereka saksikan. Atau bisa juga siswa diminta berinteraksi

dengan siswa lainnya dalam diskusi kelompok kecil (buzz-groups) untuk

mendiskusikan apa yang mereka saksikan.

2. Menimbulkan motivasi

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan

6

Page 7: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang

dikehendaki siswa dapat tercapai. Motivasi belajar dibagi menjadi dua macam,

yaitu :

a. motivasi ekstrinsik, yaitu suatu bentuk motivasi yang aktivitas belajarnya

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar.

b. Motivasi intrinsik, yaitu suatu bentuk motivasi yang aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar.

Tujuan pentingnya ketrampilan memotivasi adalah :

a. Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran

b. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa

c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku yang produktif.

Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara

seksama hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang menjadi perhatian

siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi. Dengan

adanya motivasi itu, pembelajaran menjadi dipermudah. Oleh karena itu, guru

hendaknya melakukan berbagai cara untuk menimbulkan motivasi itu.

Sedikitnya ada 4 (empat) cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:

a. Dengan kehangatan dan keantusiasan

Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat pada

siswa. Dengan sikap-sikap yang demikian itu dapat menimbulkan faktor-

faktor dari dalam diri siswa yang mendorong tingkah laku dan

kesenangannya dalam mengerjakan tugas. Sehingga, timbul motivasi siswa

dalam belajar.

b. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu

Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan

rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa. Misalnya ketika terjadi tumbukan

antara tembok dengan kelereng. Kelereng yang dilempar ke tembok akan

terpental. Lantas, mengapa yang demikian itu bisa terjadi. Cara-cara ini

sangat baik untuk memunculkan rasa ingin tahu siwa, sehingga motivasinya

untuk belajar akan meningkat.

7

Page 8: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

c. Mengemukakan ide yang bertentangan

Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru juga dapat melontarkan ide-

ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi-kondisi dari

kenyataan sehari-hari. Misalnya, guru mengajukan masalah sebagai berikut:

“lampu dalam rumah merupakan suatu peristiwa perubahan energi listrik ke

cahaya. Sementara lampu sepeda motor tidak mempunyai daya listrik. Tapi,

mengapa masih bisa menyala?”

d. Dengan memperhatikan minat siswa

Guru dapat menimbulkan motivasi siswa dengan cara menyesuaikan

topik-topik pelajaran yang diminati siswa. Untuk memperhatikan minat

siswa dalam pembelajaran fisika dapat diberikan contoh sebagai berikut.

Meminta siswa membuat dugaan apa yang terjadi dengan kecepatan kedua

kelereng setelah tumbukan. Contoh yang demikian sangat menarik minat

siswa dalam mengikuti pelajaran, khususnya fisika.

3. Memberi acuan (structuring)

Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan

singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran

yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak

ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran.

Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:

a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Terlebih dahulu, hendaknya seorang Guru mengemukakan tujuan

pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, supaya

mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi

pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.

Misalnya, guru pertama-tama berkata, hari ini kita akan belajar tentang

tumbukan. Perhatikan alat peraga yang ibu bawa (kelereng dan bola plastik).

Tunjukkan bahwa kedua benda ini dapat mengalami peristiwa yang akan

kita bahas.

b. Menyarankan langkah – langkah yang akan dilakukan

Di awal atau saat-saat tertentu didalam kegiatan pembelajaran, siswa

akan terarah usahanya dalam mempelajari materi pelajaran, jika guru dapat

memberi saran-saran tentang langkah-langkah kegiatan yang akan

dilakukan. Misalnya, tugas kalian sekarang adalah membuktikan rumus

8

Page 9: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

tumbukan lenting sempurna dengan menggunakan 2 buah kelereng yang

sama besarnya. Langkah yang harus kalian kerjakan adalah pertama

mengukur jarak antar 2 kelereng, lalu luncurkan kedua kelereng tersebut

sampai terjadi tumbukan dan catat waktunya untuk mendapatkan besar

kecepatan sebelum tumbukan, lakukan hal yang sama setelah kelereng

mengalami tumbukan. Kemudian buatlah kesimpulan dari kegiatan yang

kalian lakukan.

c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan

masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya dengan mengingatkan siswa

untuk menemukan hal-hal positif dari sifat-sifat tentang sesuatu konsep,

manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya. Di samping hal-hal

positif, kemudian siswa perlu pula diingatkan untuk menemukan hal-hal

yang negatif, yang hilang atau yang kurang lengkap. Misalnya guru berkata:

Amatilah macam-macam benda yang tersedia berikut ini (kelereng,

plastisin/tanah liat), jelaskan mengapa ada yang dapat mengalami tumbukan

lenting sempurna, lenting sebagian, dan tidak lenting sama sekali. 

d. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan

Guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswanya sebelum

memulai pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan siswa

mengantisipasi isi materi pelajaran. Misalnya, sebelum menjelaskan materi

tentang tumbukan dan momentum, guru dapat mengajukan pertanyaan

sebagai berikut, suatu hari ibu melihat mobil dan motor yang sedang melaju

kencang di jalan raya dengan arah yang berlawanan. Kemudian kedua

kendaraan tersebut saling bertabrakan. Taukah kalian apa yang terjadi

dengan kedua kendaraan itu? bagaimanakah kondisi itu bisa terjadi? Untuk

menjawab pertanyaan ini, kita bisa meninjau kejadian itu dari ilmu fisika,

dan hasilnya adalah fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan

tersebut ditentukan oleh momentum masing-masing kendaraan yang terlibat.

4. Membuat kaitan

Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu

menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan

pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan siswa. Hal itulah

yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha guru untuk membuat kaitan:

9

Page 10: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

a. Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah

dikenal siswa. Di awal pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh mana

pelajaran yang diberikan sebelumnya telah dipahami. Caranya, guru dapat

mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, tetapi bisa juga merangkum

isi materi pelajaran terdahulu secara singkat. Misalnya, sebelum

mengajarkan materi momentum, guru mengulang kembali materi hukum II

Newton.

b. Guru melakukan perbandingan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan

yang telah diketahui atau yang sudah ada. Hal ini dilakukan jika materi baru

itu erat kaitannya dengan materi pelajaran yang telah diketahui dan dikuasai.

Misalnya, guru lebih dahulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui pemahaman siswa tentang hukum II Newton sebelum

mengajarkan materi tentang momentum.

c. Guru menjelaskan pengertian dan konsep suatu materi lebih dahulu sebelum

menyajikan materi secara terperinci. Hal ini biasa dilakukan pada materi

(bahan pelajaran) yang tergolong baru. Misalnya, untuk menjelaskan

momentum suatu benda bergerak maka guru menjelaskan bahwa suatu

benda itu memiliki massa dan jika benda itu bergerak maka akan memiliki

kecepatan maupun percepatan tertentu.

10

Page 11: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar

siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Untuk mempersiapkan mental

siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha

dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah

dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Sementara untuk

menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari,

guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan

antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar,

dan memvariasikan pola interaksi dalam kelas.

11

Page 12: KETRAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN

DAFTAR RUJUKAN

Aziz,arinal.2012.Keterampilan Mengajar Guru,(online), (http://icrixs.wordpress.com/education/keterampilan-mengajar-guru/) , diakses 20 agustus 2014.Mahanani. 2013. Keterampilan Membuka Pelajaran, (Online), (http://www.m-

edukasi.web.id/2013/06/keterampilan-membuka-pelajaran.html ), diakses 20 Agustus

2014.

Satridaruz.2008.Keterampilan Dasar Mengajar,(online), (http://santridaruz.blogspot.com/2008/05/keterampilan-dasar-mengajar.html), diakses 20 austus 2014

Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang : Jurusan Fisika FMIPA UM

.

12