ketrampilan membuka pelajaran
DESCRIPTION
keterampilan dasar mengajarTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika sebagai salah satu cabang fisika yang menjelaskan gejala
alam secara fisis dan matematis, seringkali dirasa sulit oleh siswa, khususnya
SMA. Hal ini ditambah dengan aktivitas pembelajaran yang membosankan, siswa
yang kurang siap menerima pelajaran dari guru, materi yang sulit dibayangkan,
materi yang mudah terlupakan serta kurangnya keterampilan guru dalam
meyampaikan materi. Oleh karena itu diperlukan keterampilan dasar mengajar
yang harus dipahami oleh guru. Keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific
instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional.
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu;
1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. Ada 8
keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru salah satunya adalah
keterampilan membuka pelajaran. Di bagian ini, guru hendaknya mengarahkan
siswa agar siap mental dan terfokus perhatian pada materi yang hendak
disampaikan, serta memberikan gambaran secara menyeluruh, agar materi yang
diterima tidak mudah lupa begitu saja. Hal inilah yang melatarbelakangi kami
membuat makalah ini. Dan di dalam makalah ini, kami akan menguraikan
komponen-komponen keterampilan guru untuk membuka pelajaran.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran?
2. Apa tujuan dan prinsip melakukan kegiatan membuka pelajaran?
3. Komponen apa saja yang harus ada untuk melakukan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran?
4. Bagaimana penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam
proses pembelajaran fisika?
1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
2. Mengetahui tujuan dan prinsip kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
3. Mengetahui komponen-komponen yang harus ada pada saat kegiatan
membuka dan menutup pelajaran.
4. Terampil dalam membuka dan menutup pelajaran fisika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini
dimaksudkan agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Kegiatan
membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam
pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk mempersiapkan mental siswa terhadap
hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha dengan memberi
acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan
bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang mentalnya siap untuk belajar adalah
mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah
pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang
akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk
menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa
terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha
menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara
mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi
dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang perhatian dan motivasi belajarnya telah
timbul akan nampak asyik dalam menyelesaikan tugas, semangat dan kualitas
responnya tinggi, bersifat kritis, dan cepat mereaksi terhadap saran-saran guru.
Kegiatan membuka pelajaran tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin
seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman,
menyuruh menyiapkan alat-alat pelajaran dan buku-buku yang akan dipakai dan lain
sebagainya yang tidak berhubungan dengan penyampaian materi pelajaran. Namun,
sebaliknya. Kegiatan membuka pelajaran ada kaitannya langsung dengan
penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha
membuka pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan
kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru
langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-
anak hari ini bu guru akan mengenalkan macam-macam besaran, besaran adalah ...”.
3
tanpa melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian
besaran. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap
untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang
diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka
tidak punya usaha untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka
pelajaran, antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai
keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka
pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk
memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup
pelajaran.
2.2 Tujuan dan Prinsip Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran Dalam
Kelas
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran,
mempunyai tujuan terhadap proses dan hasil belajar. Tujuan yang dimaksud antara
lain:
a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas
yang akan dikerjakan.
b. Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan
yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata
pelajaran.
d. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah
dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang masih asing
baginya.
e. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau
konsep-konsep yang tercangkup dalam suatu peristiwa, serta
f. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari
pelajaran itu, Sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya
dalam mengajar.
4
Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang
mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka pelajaran yang harus
dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1) Bermakna
Dalam usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa guru hendaknya
memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau usaha yang
sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat hendaknya dihindari. Cerita singkat atau
lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran mungkin sementara bisa
memikat siswa tetapi akan gagal dalam mewujudkan kelangsungan penguasaan
pelajaran.
2) Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum
kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari
kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip berurutan dan
berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat, berhubungan
dengan minat siswa, ada kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian
lainnya, atau ada kaitan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa.
2.3 Komponen-Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Penerapan keterampilan membuka pelajaran pada awal suatu jam pelajaran
atau pada setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru harus melakukan
kegiatan membuka pelajaran. Komponen-komponen keterampilan membuka
pelajaran itu meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,
memberikan acuan dan membuat kaitan. Tiap komponen terdiri dari beberapa
kelompok aspek dan kegiatan yang saling berhubungan. Sebagai keterampilan maka
sifatnya integratif dan ada beberapa komponen yang tumpang tindih. Komponen-
komponen dan aspek-aspeknya menurut Abimanyu (1985) adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara
lain seperti berikut:
a. Gaya mengajar guru.
Guru hendaknya memvariasikan gaya mengajarnya agar dapat
menimbulkan perhatian siswa. Misalnya hari sebelumnya guru memberikan
soal-soal yang bisa dikerjakan dan dipelajari sebelum proses pembelajaran
5
dengan harapan siswa telah memiliki sedikit gambaran mengenai materi
yang akan disampaikan. Selain itu, guru dapat memilih posisi di kelas dan
memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasanya dia kerjakan dalam
membuka pelajaran. Kali ini ia berdiri di tengah-tengah kelas sambil
bertanya pada siswa tentang kegiatan siswa di rumah yang mungkin ada
hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Pada kesempatan lain
mungkin guru berdiri di belakang atau di muka kelas lalu bercerita dengan
ekspresi wajah yang meyakinkan dan nada suara yang menunjukkan rasa
bangga.
b. Penggunaan alat bantu mengajar
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar,
model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa. Alat-alat
bantu mengajar selain dapat menarik perhatian siswa, dapat pula
menimbulkan motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan antara hal-hal yang
telah diketahui dengan hal-hal baru yang akan dipelajari. Misalnya dalam
mengajarkan materi tumbukan, guru memberikan dua kelereng dan
menunjukkan secara langsung peristiwa tumbukan yang terjadi antara 2
kelereng itu. Kemudian menunjukkan peristiwa-peristiwa lain yang
berhubungan dengan tumbukan.
c. Pola interaksi yang bervariasi
Variasi pola interaksi antara guru dan siswa yang biasa saja, seperti guru
menerangkan dan siswa mendengarkan, atau guru bertanya dan siswa
menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa
belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
akan dipelajari. Oleh karena itu, agar siswa dapat tertarik perhatiannya, guru
hendaknya mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Seperti guru menunjukkan video yang
berkaitan dengan tumbukan kemudian bertanya kepada siswa mengenai
peristiwa yang mereka saksikan. Atau bisa juga siswa diminta berinteraksi
dengan siswa lainnya dalam diskusi kelompok kecil (buzz-groups) untuk
mendiskusikan apa yang mereka saksikan.
2. Menimbulkan motivasi
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan
6
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang
dikehendaki siswa dapat tercapai. Motivasi belajar dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
a. motivasi ekstrinsik, yaitu suatu bentuk motivasi yang aktivitas belajarnya
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
b. Motivasi intrinsik, yaitu suatu bentuk motivasi yang aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Tujuan pentingnya ketrampilan memotivasi adalah :
a. Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran
b. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku yang produktif.
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara
seksama hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang menjadi perhatian
siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi. Dengan
adanya motivasi itu, pembelajaran menjadi dipermudah. Oleh karena itu, guru
hendaknya melakukan berbagai cara untuk menimbulkan motivasi itu.
Sedikitnya ada 4 (empat) cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
a. Dengan kehangatan dan keantusiasan
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat pada
siswa. Dengan sikap-sikap yang demikian itu dapat menimbulkan faktor-
faktor dari dalam diri siswa yang mendorong tingkah laku dan
kesenangannya dalam mengerjakan tugas. Sehingga, timbul motivasi siswa
dalam belajar.
b. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan
rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa. Misalnya ketika terjadi tumbukan
antara tembok dengan kelereng. Kelereng yang dilempar ke tembok akan
terpental. Lantas, mengapa yang demikian itu bisa terjadi. Cara-cara ini
sangat baik untuk memunculkan rasa ingin tahu siwa, sehingga motivasinya
untuk belajar akan meningkat.
7
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru juga dapat melontarkan ide-
ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi-kondisi dari
kenyataan sehari-hari. Misalnya, guru mengajukan masalah sebagai berikut:
“lampu dalam rumah merupakan suatu peristiwa perubahan energi listrik ke
cahaya. Sementara lampu sepeda motor tidak mempunyai daya listrik. Tapi,
mengapa masih bisa menyala?”
d. Dengan memperhatikan minat siswa
Guru dapat menimbulkan motivasi siswa dengan cara menyesuaikan
topik-topik pelajaran yang diminati siswa. Untuk memperhatikan minat
siswa dalam pembelajaran fisika dapat diberikan contoh sebagai berikut.
Meminta siswa membuat dugaan apa yang terjadi dengan kecepatan kedua
kelereng setelah tumbukan. Contoh yang demikian sangat menarik minat
siswa dalam mengikuti pelajaran, khususnya fisika.
3. Memberi acuan (structuring)
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan
singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran
yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak
ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran.
Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Terlebih dahulu, hendaknya seorang Guru mengemukakan tujuan
pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, supaya
mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi
pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
Misalnya, guru pertama-tama berkata, hari ini kita akan belajar tentang
tumbukan. Perhatikan alat peraga yang ibu bawa (kelereng dan bola plastik).
Tunjukkan bahwa kedua benda ini dapat mengalami peristiwa yang akan
kita bahas.
b. Menyarankan langkah – langkah yang akan dilakukan
Di awal atau saat-saat tertentu didalam kegiatan pembelajaran, siswa
akan terarah usahanya dalam mempelajari materi pelajaran, jika guru dapat
memberi saran-saran tentang langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan. Misalnya, tugas kalian sekarang adalah membuktikan rumus
8
tumbukan lenting sempurna dengan menggunakan 2 buah kelereng yang
sama besarnya. Langkah yang harus kalian kerjakan adalah pertama
mengukur jarak antar 2 kelereng, lalu luncurkan kedua kelereng tersebut
sampai terjadi tumbukan dan catat waktunya untuk mendapatkan besar
kecepatan sebelum tumbukan, lakukan hal yang sama setelah kelereng
mengalami tumbukan. Kemudian buatlah kesimpulan dari kegiatan yang
kalian lakukan.
c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya dengan mengingatkan siswa
untuk menemukan hal-hal positif dari sifat-sifat tentang sesuatu konsep,
manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya. Di samping hal-hal
positif, kemudian siswa perlu pula diingatkan untuk menemukan hal-hal
yang negatif, yang hilang atau yang kurang lengkap. Misalnya guru berkata:
Amatilah macam-macam benda yang tersedia berikut ini (kelereng,
plastisin/tanah liat), jelaskan mengapa ada yang dapat mengalami tumbukan
lenting sempurna, lenting sebagian, dan tidak lenting sama sekali.
d. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan
Guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswanya sebelum
memulai pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan siswa
mengantisipasi isi materi pelajaran. Misalnya, sebelum menjelaskan materi
tentang tumbukan dan momentum, guru dapat mengajukan pertanyaan
sebagai berikut, suatu hari ibu melihat mobil dan motor yang sedang melaju
kencang di jalan raya dengan arah yang berlawanan. Kemudian kedua
kendaraan tersebut saling bertabrakan. Taukah kalian apa yang terjadi
dengan kedua kendaraan itu? bagaimanakah kondisi itu bisa terjadi? Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita bisa meninjau kejadian itu dari ilmu fisika,
dan hasilnya adalah fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan
tersebut ditentukan oleh momentum masing-masing kendaraan yang terlibat.
4. Membuat kaitan
Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu
menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan
pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan siswa. Hal itulah
yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha guru untuk membuat kaitan:
9
a. Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah
dikenal siswa. Di awal pelajaran guru meninjau kembali sampai sejauh mana
pelajaran yang diberikan sebelumnya telah dipahami. Caranya, guru dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, tetapi bisa juga merangkum
isi materi pelajaran terdahulu secara singkat. Misalnya, sebelum
mengajarkan materi momentum, guru mengulang kembali materi hukum II
Newton.
b. Guru melakukan perbandingan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang telah diketahui atau yang sudah ada. Hal ini dilakukan jika materi baru
itu erat kaitannya dengan materi pelajaran yang telah diketahui dan dikuasai.
Misalnya, guru lebih dahulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang hukum II Newton sebelum
mengajarkan materi tentang momentum.
c. Guru menjelaskan pengertian dan konsep suatu materi lebih dahulu sebelum
menyajikan materi secara terperinci. Hal ini biasa dilakukan pada materi
(bahan pelajaran) yang tergolong baru. Misalnya, untuk menjelaskan
momentum suatu benda bergerak maka guru menjelaskan bahwa suatu
benda itu memiliki massa dan jika benda itu bergerak maka akan memiliki
kecepatan maupun percepatan tertentu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar
siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Untuk mempersiapkan mental
siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha
dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah
dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Sementara untuk
menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari,
guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan
antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar,
dan memvariasikan pola interaksi dalam kelas.
11
DAFTAR RUJUKAN
Aziz,arinal.2012.Keterampilan Mengajar Guru,(online), (http://icrixs.wordpress.com/education/keterampilan-mengajar-guru/) , diakses 20 agustus 2014.Mahanani. 2013. Keterampilan Membuka Pelajaran, (Online), (http://www.m-
edukasi.web.id/2013/06/keterampilan-membuka-pelajaran.html ), diakses 20 Agustus
2014.
Satridaruz.2008.Keterampilan Dasar Mengajar,(online), (http://santridaruz.blogspot.com/2008/05/keterampilan-dasar-mengajar.html), diakses 20 austus 2014
Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang : Jurusan Fisika FMIPA UM
.
12