ketika perempuan - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. kasus aceh, poso,...

15

Upload: vohanh

Post on 14-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar
Page 2: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KETIKA PEREMPUANBERTEOLOGI

Berteologi Feminis Kontekstual

Editor:Dr. Asnath Niwa Natar, M.Th.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG!Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya dalambentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit!(Sesuai denganPasa!2Ayat(l)danPasal49Ayat(l) UUNo. 19Tahun2002)

TAMAN PUSTAKA KRISTEN PTCA INDONESIA

Page 3: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KETIKAPEREMPUAN BERTEOLOGI:Berteologi Feminis KontekstualHak Cipta © 2012, Taman Pustaka Kristen

Diterbitkan atas kerjasama:

TAMAN PUSTAKA KRISTEN (Anggota IKAPI)Jl dr Wahidin Sudirohusodo No. 38A Yogyakarta 55222Telp./Fax.: (0274) 512449; CDMA: (0274) 9223243E-mail: [email protected]: www.tamanpustakakristen.com

dan

PROGRAMME FOR THEOLOGY AND CULTURE IN ASIA (PTCA) INDONESIAJl dr Wahidin Sudirohusodo No. 5-25 Yogyakarta 55224 Telp. (0274) 563929; Faks. (0274) 513235

Ayat-ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) © LAI 1974.

Penyunting/Editor : Pdt. Dr. Asnath Niwa Natar, M.Th.Desain Sampul : Pdt. Dr. Asnath Niwa Natar, M.ThLayout Sampul & Isi : Aris Wijayanto, STh.Cetakan Pertama : 2012

ISBN 978-979-8361-67-8

Page 4: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

DAFTARISI

Kata Pengantar ....................................................................................... v

Daftar Isi ................................................................................................ x

1. Hikmat dalam Perjanjian Lama dari Sudut PandangPerempuan ....................................................................................... 1

Marie-Claire Barth-Frommel, Dr. theol. h.c.

2. Perjuangan Perempuan di Tengah Budaya Patriarkidalam Perjanjian Lama ................................................................... 25Jerda Djawa, M. Th.

3. Maria ............................................................................................... 46Fretty Udang, M.Th.

4. Pengalaman Interfaith dan Intercultural Anak-anakIndonesia dalam Keluarga ............................................................... 60Judith Lim, M.Si.

5. Keterlibatan dan Peran Perempuan dalam Dialog AntarUmat Beragama Pasca Konflik di Ambon: TinjauanTeologi Interkultural ....................................................................... 75Rachel Iwamony-Tiwery, Ph.D.

6. Kekuatan Perempuan dalam Upaya MewujudkanPerdamaian Antar Umat Beragama: Tinjauan Psikologis ................. 87Dr. Mufidah Cholil, M.Ag.

7. Yesus Bagi Perempuan Asia: Sebuah Contoh KeretakanEpistemologis pada Kristologi Chung Hyun Kyung ....................... 106Dr. Aguswati Hildebrandt Rambe, M. Th.

Perceraian Karena Kekerasan, Bolehkah? ..................................... 121

Dr. Asnath N. Natar, M.Th.

9. Geliat Lumpur Lapindo dalam Bingkai Hidup ParaPerempuan di Desa Besuki, Porong, Jawa Timur ........................... 141

Defrita Rufikasari, S.Si.

10. Nusa Ina: Bermula dari Perempuan ................................................155Weldemina Yudit Tiwery, M.Hum.

11. Mitologi Pohon Bagot (Enau) dari Tanah Batak:Spiritualitas Feminis...................................................................... 179Trans Best Soma Marpaung, S. Th.

12. Tinjauan Buku Chung Hyun Kyung— Struggle To Be theSun Again: Introducing Asian Woman's Theology .......................... 198Tri Nur Adi & Debora Dwioktabriani

Biodata Penulis ................................................................................... 215

\

Page 5: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

6KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA

MEWUJUDKAN PERDAMAIANANTAR UMAT BERAGAMA

Tinjauan Psikologis

Dr. Mufidah Cholil, M.Ag.

A. Pendahuluan

Peristiwa demi peristiwa konflik antar agama maupuninternal agama melengkapi penderitaan masyarakat Indonesia di saatperang melawan korupsi, terorisme, narkoba, traficing, perdagangansenjata api, dan kemiskinan. Masalah agama adalah salah satu faktoryang sangat sensitif di Indonesia karena bangsa Indonesia termasukpenganut agama yang setia. Solidaritas agama biasanya melampauiikatan-ikatan primordial lainnya, seperti ikatan kesukuan dan ikatankekerabatan. Perbedaan merupakan keniscayaan yang terjadi didunia, sebagaimana ditegaskan dalam al Quran, "Jikalau Tuhanmenghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapimereka selalu berselisih pendapat." Dalam beberapa teks suciditegaskan betapa pentingnya melestarikan hubungan harmonisdalam keperbedaan yang diharapkan. Pluralisme harus dipahamisebagai suatu ikatan dan pertalian sejati sebagaimana disimbolisasikandalam Bhinneka Tunggal Ika. Pluralisme perlu disertai dengan sikapyang tulus menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai hal yangpositif.

87

Page 6: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KliKUATAN 1'KRIiMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPliUDAMAlAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MUFIDAH CHOLIL

Tugas mewujudkan kerukunan dan perdamaian tidak hanyadibebankan pada jenis kelamin tertentu, tetapi menjadi gerakan bersamaseluruh bangsa Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Namunrealitas di masyarakat bahwa perempuan menghendaki kehidupan damai, disisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso,Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkantraumatik luar biasa bagi perempuan di mana mereka absen dalam aksitetapi penerima dampak lebih besar. Jika terjadi kerusuhan, yang terlintaspada benak perempuan tidak hanya personal tetapi komunal, yaknikeluarga. Untuk mengeksplor lebih jauh tentang kekuatan perempuandalam mewujudkan perdamaian dalam perspektif psikologi perlu dikajipendekatan teori kepribadian untuk memastikan perbedaan gender hasilpenelitian yang tersedia sebagai landasan dalam menentukan langkahstrategi penguatan perempuan dalam konteks peran sertanya mewujudkanperdamaian di Indonesia.

B. Perbedaan Gender Dalam Kepribadian

Leila Ahmed dalam bukunya Women and Gender in Islammendiskripsikan pernyataan Aristoteles bahwa "Teori Aristotelesmengkonsepsikan perempuan tidak hanya sebagai subordinat karenakeharusan sosial, tetapi secara lahiriah dan biologis ia inferior, baik dalamkapasitas fisik maupun mental".1 Dari pandangan ini seolah-olahperempuan ditakdirkan lahir dalam ketidaksempurnaan. Berbeda halnyadengan teori konstruksi sosial dibentuk melalui proses dialektikfundamental dari masyarakat yang terdiri dari tiga

1 Leila Ahmed, "Women and Gender in Islam: Historical Roots of ModernDebate", 1992, alih bahasa Nasrullah, Wanita dan Gender Dalam Islam: Akar-akarHistoris Perdebatan Modern, Jakarta, 2000, p. 4-5.

momentum, yaitu; Pertama, eksternalisasi; Kedua, objektivasi; Ketiga,internalisasi. Ketiga proses dialektik tersebut dikuatkan oleh legitimasiyang berdimensi kognitif dan normatif yang disebut dengan kenyataansosial.2 Dalam konteks pembentukan konsep gender bagi laki-laki danperempuan, dipengaruhi oleh: Pertama, konsep diri dan citra diri,bagaimana ia memahami tentang dirinya kemudian mempengaruhimasyarakatnya. Kedua, budaya yang telah mengakar dalam bentuk alatyang diproduksi manusia, institusi, bahasa, simbol, nilai dan norma yangdimanifestasikan dalam perilaku sehari-hari. Ketiga, figur yangberpengaruh dalam pembentukan kepribadiannya dalam kehidupannyasehari-hari sebagai aktifitas sosial yang kemudian membentuk identitasdiri.3 Laki-laki dan perempuan memiliki konsep gender yang bias atausetara bukan karena melihat dikotomi biologis dan peran seksualitasnyatetapi konsep gender dapat diubah oleh lingkungannya. Dengan demikianpencitraan perempuan sebagai makhluk tidak sempurna, lemah, danstereotype lainnya bukan kodrati tetapi dipengaruhi oleh konstruksosialnya.

Untuk mengurai lebih lanjut perdebatan di atas, H.S. Friedmen &M.W. Schustack, merumuskan delapan pendekatan psikologis untukmenentukan perbedaan gender dalam pembentukan kepribadian laki-lakidan perempuan sebagai berikut:

1. Pendekatan Psikoanalisis

Sigmund Freud menegaskan bahwa perbedaan variasi sifat yang

mencakup agresi, iri, pasifitas, rasionalitas dan ketergantungan

2 Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan Risalahtentang Sosiaologi Pengetahuan, terjemahan oleh Hasan Basari, Jakarta, 1990, p. 74.

3 Friedman, Howard S. & Miriam W. Schtack, Kepribadian Teori Klasik danReset Modern, Edisi Ketiga, Jakarta, 2006.

88 89

Page 7: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMAIAN ANTAR UM AT BER AGAMA

MUFIDAH CHOLIL

muncul sebagai akibat dari respon emosional terhadap struktur fisiklaki-laki dan perempuan. Perempuan tidak memiliki penis merupakan buktiketidaksempurnaannya yang berdampak pada perasaan inferior, cemburu,sehingga anak perempuan mengalihkan objek cintanya dari ibu kepadaayah. Konsekwensi dari kekurangan sifat perempuan mengembangkansuperego yang lebih lemah dari laki-laki.

2. Pendekatan Neo Analisis

Erik Erikson mendiskripsikan sifat maskulin dan feminin bagilaki-laki dan perempuan secara terpisah, hubungan biologis dengankepribadian masih sangat kuat. Karen Horney menolak teori Freud yangmengatakan bahwa pengaruh penis envy tidaklah benar, sebab laki-laki jugamemiliki inferioritas akibat iri terhadap perempuan yang bisa melahirkan.Namun demikian pengaruh sosial masyarakat dalam mendifmisikanperempuan berpengaruh terhadap kepribadiannya meski pengaruh biologisterhadap kepribadian masih kuat seperti kekuatan perempuan dalam fungsimelahirkan.

Carl Jung menghubungkan teori psikoanalitik dengan konsep Yindan Yang untuk mendiskripsikan laki-laki dan perempuan yangmerepresentasikan kepribadian maskulin-feminin berkaitan dengan relasikeduanya dan merumuskan konsep androgini yang menghubungkanmaskulin feminine dalam kepribadian seseorang. Adapun Chodorowberpandangan bahwa self ita tidak otonom tetapi dipengaruhi oleh relasisosial. Pembentukan identitas gender laki-laki dan perempuan melalui figurdan pengasuhan ibunya. Identitas gender selfnya laki-laki dan perempuandalam interaksi sosial secara universal akan membentuk kepribadian yangberbeda.

3. Pendekatan Biologis/Evolusioner

Perbedaan peran reproduksi laki-laki dan perempuan membedakanperilaku seksual keduanya. Laki-laki secara seksual lebih aktif sebabmemiliki berjuta-juta sel sperma sehingga ia lebih banyak memilikipasangan dibanding dengan perempuan baik melalui heteroseks, homoseks,maupun penyimpangan seks lainnya. namun demikian perilaku ini tidakmuncul sebab dibatasi oleh norma, budaya, belajar sosial, pengaruhlingkungan dan sebagainya.

4. Pendekatan Behavioris: Belajar Sosial

Identitas gender diperoleh melalui proses perilaku, penguatan,modeling, conditioning, generalisasi, vicarious learning yang berfungsisebagai sarana sosialisasi karakter jenis kelamin (sex typed trait). Anaklaki-laki akan meniru perilaku ayah dan anak perempuan pada ibu.Pemberian pakaian, permainan, warna identitas gender turut membentukkepribadian anak. Melalui belajar sosial ini identitas gender dapat diubahsesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat.

5. Pendekatan Kognitif: Teori Skema Gender

Skema gender adalah berbagai struktur mental yang terorganisasiyang menggambarkan sejumlah kemampuan perilaku yang sesuai sertasituasi yang tepat bagi laki-laki maupun perempuan. Sosialisasi perangender dalam kebudayaan membentuk skema gender yang meliputi:

a. Saringan lensa kognitif.b. Informasi relevan tentang gender, karakter dari situasi

yang menarik.

90 91

Page 8: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUIUDKANPERDAMAIAN ANTAH UMAT BERAGAMA MUFIDAH CHOLIL

c. Membatasi ciri-ciri dari situasi yang akan diproses.d. Mempengaruhi aksi dan reaksi terhadap situasi.e. Mempengaruhi persepsi orang lain dan diri kita sendiri.f. Melakukan stereotype gender atau sebaliknya.

6. Pendekatan Trait terhadap Maskulinitas dan Femininitas

Trait maskulinitas dan femininitas yang sifatnya tidak menetappada awalnya dianggap sebagai dua kutub yang berseberangan. Analisisstatistik dari pengukuran bipolar terhadap kedua trait tersebut menunjukkansifat multidimensional.4 Dengan menggunakan Bern Sex Role Inventory,Sandra Bern mengklasifikasikan individu sebagai: Pertama, feminin, yaknimemiliki lebih banyak karakteristik feminin; Kedua, maskulin yakni lebihbanyak karakter maskulin; Ketiga, androgin menunjukkan tingginyamaskulin maupun feminin; Keempat, tidak terdiferensiasi rendah untukkedua kategori. Menurut Bern, androginilah yang paling mudah beradaptasidengan berbagai situasi. Untuk memperjelas kategori tersebut dapatdiperhatikan pada bagan sebagai berikut:

Skema 1 Klasifikasi PeranGender

MaskulinTinggi Rendah

Feminin Tinggi Androginous FemininRendah Maskulin Tidak Terdife-

rensiasi

4 Santrock, John W., Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Jilid 1,Jakarta, 1995, p. 367.

Dalam berbagai penelitian disimpulkan bahwa kategorisasikarakteristik laki-laki dan perempuan yang meliputi agresivitas, dominasi,rasionalitas, emosionalitas, motivasi berprestasi terdapat perbedaan, tetapidalam perkembangannya tidak didominasi oleh jenis kelamin tertentu.

7. Pendekatan Humanis

Teori kepribadian Abraham Maslow meminimalkan pentingnyatrait kepribadian terpisah antara maskulin dan feminin, namun lebih fakuspada pentingnya aktualisasi diri laki-laki perempuan. Keduanya memilikipeluang yang sama dalam memanfaatkan kemampuan, variasi trait yangumum termasuk empati dan keterbukaan yang semula kualitas perempuandianggap lebih rendah dari laki-laki dan kreativitas otonom dianggapkepribadian laki-laki. Berbeda dengan Freud, Maslow dalam penelitiannyatahun 1942 mengatakan bahwa rendahnya dominasi pada perempuanmerupakan hasil pengaruh budaya seperti norma, pendidikan, status danekspektasi. Pendekatan humanistic paling bersedia menganggap kesetaraanpsikologis laki-laki dan perempuan searah dengan setiap individu berusahamencari pemenuhan kebutuhan dan sejalan pula dengan keadaanmasyarakat yang memberikan hak dan akses yang sama terhadap keduanya.

8. Pendekatan Interaksionis: Karakter sosial dan Interpersonal

Aktivitas yang relevan dengan gender tidak hanya semata-matadidasarkan pada trait individual, namun juga sangat terkait dengan tuntutandari situasi sosial. Sejumlah penelitian tentang karakter sosial daninterpersonal menyimpulkan bahwa:

92 93

Page 9: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA MUFIDAH CHOLIL,

a. Menolong: Bentuk pertolongan yang dilakukan laki-laki lebih konkrit dan instrumental terkait dengantugas, sedangkan bentuk pertolongan yang dilakukanperempuan lebih substantive, bersifat dukunganemosional dan interpersonal. Friedman mempertanyakanhasil penelitian bahwa laki-laki lebih banyak menolongdari pada perempuan, sebab peneliti sering mengabaikanpertolongan perempuan yang bersifat abstrak dan banyakdilakukan di ranah domestik.

b. Mengasuh dan merawat: Dalam berbagai penelitianmasih menyimpulkan bahwa perempuan dari level anak-anak hingga dewasa mendominasi peran mengasuh danmerawat meski dalam studi lintas budaya akan memilikikesimpulan yang berbeda.

c. Sosiabilitas: Berbagai penelitian membuktikan bahwatidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuandalam berinteraksi sosial misalnya mencari teman, meskiada kesan tipis bahwa perempuan lebih ramah dari laki-laki.

d. Perilaku non verbal: Perempuan lebih memahami danmampu menguraikan makna peran-pesan non verbal,termasuk tanda-tanda wajah dan bahasa tubuh. Hal inidisebabkan oleh perbedaan pengalaman, tuntutan sosial,predisposisi biologis. Sikap empati laki-laki maupunperempuan lebih banyak dipengaruhi oleh motivasidibanding dengan kemampuan keduanya sebagaimanadikemukakan teori humanis Maslow.

94

e. Pengaruh dan adaptasi: Perempuan ditemukan lebihmudah adaptasi, konformis dan persuasi dibanding laki-laki. Dalam penelitian ini belum tergali secara detail latarbelakang terbentuknya karakter tersebut. Untuk itu perludilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktorpenyebabnya.

f. Perilaku instrumentalitas versus ekspresivitas: Perempuanditemukan lebih ekspresif sedangkan laki-laki lebihinstrumental, namun hal ini tidak terkait dengan emosidan kompetensi serta keterampilan interpersonal. Eaglymenyimpulkan bahwa perbedaan pemberian peran sosialyang dimulai dari keluarga dapat mempengaruhi perilakudominan instrumental atau ekspresif. Karakter ini akanterbawa pada gaya kepemimpinan dan pengambilankeputusan.

Untuk memberikan gambaran utuh tentang perbedaan genderdalam kepribadian melalui delapan pendekatan di atas dapatdikategorikan melalui matrik sebagai berikut:

TabelPendekatan Perbedaan Gender Dalam

Kepribadian & Ekspresi MaknanyaNo. Pendekatan

TeoriPsikologi

Konsep Dasar Tipologi Ekspresi MaknaPerempuan

1 Psikoanalisis Faktor biologimempengaruhikepribadian

Genderstereotype

Secara kodratiperempuan lebihrendah dari laki-laki,perempuan

95

Page 10: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMA1AN ANTAR UMAT BERAGAMA MUFIDAH CHOLIL

jenis makhluk kelasdua berdampak padaperilaku diskriminatif.

2 Neo Analisis Biologimempengaruhikepribadian lebihdominan darilingkungan

Biasgender

Sekuat dan sehebat apapun perempuan, merekatidak akan mampubersaing denganlaki-laki, meskidikondisikan.Kepemimpinan layakdipegang laki-laki.

3 Biologis/Evolusioner

Kepribadian &perilaku seksdipengaruhiperbedaan organ& fungsireproduksi

Genderstereotype

Kontrol seksualitasperempuan di bawahkekuasaan laki-laki,rentan terjadi kekerasanseksual baik di ranahdomestik maupunpublik.

4 Behavioris:Belajar Sosial

Kepribadiandibentukmelaluiperilaku,penguatan,modeling,conditioning.

Netralgender

Perempuan berdayaatau tidak berdayatergantung sosialisasioleh lingkungannya.Pendidikan memilikiperan penting dalammengintegrasikankesetaraan gender danpemberdayaanperempuan di semualevel dan di semuapusat pendidikan.

5 KognitifTeoriSkema Gender

Kepribadiandibentuk melaluistruktur mentalyang terorganisiruntuk perilakuyang sesuai.|

Netralgender

Ideologi,keyakinan, konsep diri,mentalitas perempuandibentuk melaluiproses untuk adaptasi.Diperlukan pandanganyang benar terhadap

perempuan dan budayaramah gender untukproses perilaku yangresponsive gender.

6 Trait terhadapMaskulinitasdan Femininitas

Kepribadiandibentuk olehkolaborasimaskulin-feminin, trait androginilebih adaptatifdalam berbagaisituasi.

Setaragender

Pembongkaran konsepdikotomi maskulinlaki-laki & femininperempuan menujutrait androginimembukapeluangpotensiperempuan untukpemberdayaan dankontribusinya dalamkehidupan.

7 Humanis Kepribadiandibentuk seiringdenganpemenuhankebutuhanberdasarkanvariasi traitsecara umum.

Setaragender

Di semua tingkatkebutuhan dasarmanusia tidak terjadidikotomi. HAM bisadimiliki utuh olehlaki-laki dan perempuan.Kompetisi dan kooperasikeduanya melahirkankarya produktif yangkreatif dan inovatifuntuk kehidupan.

8 Interaksionis:Karakter sosialdanInterpersonal

Tuntutan dansituasi sosialmembentukkepribadianseseorang■

Netralgender

Kondisi dankebutuhan masyarakatyang akanmenentukan posisiperempuan.Diperlukan budayaramah gender agarkarakter sosial danrelasi interpersonalnon diskriminatif.

96 97

Page 11: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA MUFIDAH CHOLIL

C. Perempuan Lemah atau Dilemahkan?

Berdasarkan uraian di atas perlu dicermati ulang bahwakategorisasi karakter gender semakin hari semakin digugat Sejumlahpenelitian tentang perempuan yang dikaitkan dengan mentalitaskepribadian, kompetensi, minat dan relasi interpersonal jika dirunuthingga akar penyebabnya tidak lepas dari faktor-faktor psikososialyang berimplikasi pada bangunan konsep gender menurut masyarakat,laki-laki secara personal, dan perempuan itu sendiri.

Konsep perempuan tidak dapat dilepaskan dari pencitraanyang dikukuhkan oleh ideologi gender didukung oleh budaya daninterpretasi agama yang jauh dari kehendak Tuhan yang telahmenciptakan perempuan dan menurunkan agama itu sendiri, sehinggahak-hak mereka menjadi terkurangi bahkan hilang sama sekali. Sikapdiskriminatif oleh masyarakat terhadap perempuan dilekatkan pulapada takdir Tuhan. Melihat fenomena ini boleh disimpulkan bahwaperempuan sesungguhnya bukan makhluk lemah, rendah dalammentalitas dan moralitasnya serta memiliki ketergantungan secarapsikologis, sehingga posisi mereka tidak setara secara sosial denganlaki-laki, tetapi dilemahkan oleh sebuah sistem hampir di semua linikehidupan.

D. Mengenal Potensi Perempuan untuk Pemberdayaan

Ada empat hambatan ketertinggalan perempuan dalamkehidupan dibanding laki-laki: Pertama, problem psikologis/internal perempuan dengan inferioritas dan rendahnya konsep diriyang melahirkan pribadi non asertif; Kedua, budaya patriarki yang

melanggengkan konsep gender yang melemahkan posisi, akses,peran dan tanggung jawab perempuan; Ketiga, kebijakan biasgender yang merugikan hak-hak perempuan di mata hukum danpartisipasi pembangunan; Keempat, interpretasi agama bias genderyang melahirkan pandangan salah bahwa seolah-olah "Tuhan tidakberpihak pada perempuan".

Untuk mengenal bahwa perempuan merupakan makhlukTuhan yang dibekali potensi yang sama dengan laki-laki (QS: AlNisa, 3:124) dan meluruskan bahwa inferioritas bukan takdir tetapikondisional dan dapat diubah, maka diperlukan self assessmentperempuan secara personal. Dengan meminjam teori Sel PengenalanDiri Johari Window berikut ini akan teridentifikasi posisi perempuandan bentuk upaya pemberdayaan yang urgen dilakukan.

Skema 2 Empat SelJohari Window

Internal

Eskternal

Tahu tentang Diri Tidak Tahu tentangDiri

Diketahui OrangLain

A DAERAHPUBLIK

B DAERAHBUTA

Tidak DiketahuiOrang Lain

CDAERAH TER-

SEMBUNYI

D DAERAHYANG TAKDISADARI

Interpretasi teori sel Johari window dan intervensi penguatanperempuan dapat dijelaskan demikian:

98 99

Page 12: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DAIAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MUFIDAH CHOL1L

1. A Daerah Publik: Wilayah di mana secara internal perempuanmemahami tentang potensi dan keterbatasannya sekaligusorang lain juga memahami sebagaimana pemahaman dirinya.Posisi ini menunjukkan bahwa perempuan yang memilikikonsep diri kuat dan bersikap assertif. Pemberdayaan sangatmudah dilakukan karena potensi telah terdeteksi secarakonkrit.

2. B Daerah Buta: Di mana perempuan secara internal merasatidak memiliki keunggulan, konsep dirinya rendah, bersikapnon assertif, inferior, self emage dan self confidencenyarendah, meskipun orang lain memahami dia memiliki banyakpotensi yang dapat dikembangkan. Penguatan yang dilakukanadalah memberikan motivasi dan mengungkap faktor-faktorpenyebab rendahnya konsep diri, serta mendialogkankebutuhan aktualisasi diri untuk pengembangan pribadi yangkuat.

3. C Daerah Tersembunyi: Wilayah di mana perempuanmemahami potensi dirinya termasuk keterbatasannya, tetapisecara eksternal tidak dipahami oleh lingkungannya. Hal inibisa terjadi karena lingkungan kurang mendukung untukmelihat secara obyektif kemampuan perempuan yangdisebabkan budaya, keyakinan, ideologi dan kepentingan yangbernuansa patriarkhi sehingga meski perempuan menyadarikemampuannya tetapi pengembangan aktualisasi diriterhambat. Strategi yang dilakukan adalah sosialisai, publikasidan kampanye pencitraan perempuan agar potensi yangdimiliki tidak terbuang sia-sia, dan kontribusi perempuan diberbagai ranah kehidupan semakin maksimal.

4. D Daerah yang Tak Disadari: Wilayah di manaperempuan tidak peduli terhadap dirinya sendiri danlingkungannya tidak memahami kompetensi yang dimilikiperempuan. Advokasi perlu dilakukan secara berkelanjutandalam jangka panjang untuk mempertemukan dua kubuinternal dan eksternal agar secara bertahap mencapai daerahA di mana ia memiliki kesadaran kekuatan diri dan mendapatpengakuan masyarakat.

E. Perempuan dan Perdamaian Antar Umat Beragama

Sejumlah kasus kekerasan baik yang berbasis etnis, budaya,politik, agama maupun gender secara dikotomis hampir dapatdipastikan bahwa laki-laki mendominasi sebagai pelaku danperempuan sebagai terdampak bahkan menjadi korban. Sebagaimanusia, perempuan memiliki kemampuan untuk menciptakankedamaian baik berbasis kebutuhan individu untuk aktualisasi diri(teori kebutuhan Maslow), dikondisikan oleh lingkungannya maupunsecara kognitif (teori konstruksi sosial Berger) dapat merumuskanbagaimana menciptakan kehidupan harmonis nir kekerasan dandiskriminatif. Semangat ini tidak serta merta memberikan akses yangsama dengan laki-laki yang disebabkan tugas menciptakanharmonisasi dan kedamaian bagi perempuan identik dengan penjagamoral sebagai istri dari seorang suami dan ibu pendidik anak-anak diranah keluarga. Dalam realitasnya kedamaian di wilayah publik yangsecara instrumental dibebankan pada laki-laki tidak sepenuhnyadijalankan, bahkan seringkali laki-laki juga berkontribusi terhadapkonflik dan kekerasan itu sendiri (perhatikan kasus pelanggaran

100 101

Page 13: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA MUFIDAH CHOLIL

HAM, perkosaan, penyerangan, intimidasi, pembiaran pada situasikonflik, dan mengabaikan minoritas).

Perempuan memiliki kekuatan untukmenciptakan situasi kondusif dalam kehidupan dengan mengaktifkanseluruh kecerdasannya secara maksimal baik kecerdasan intelektual,spiritual, sosial, emosional maupun sejumlah kecerdasan lainnya.Dengan kekuatan sikap assertif, adaptatif, hubungan interpersonalyang lebih substantif dan melibatkan aspek kognitif dan emosional dimana perempuan telah lepas dari konsep dikotomimaskulin-feminin menuju trait androgini (maskulin-femininpada tingkat tinggi) merupakan kekuatan situasional yang secaralentur dan adaptatif perempuan dapat memerankan fungsi-fungsipembela kebenaran, pencipta kedamaian dan kerukunan antarumat yang berbeda keyakinan. Kebutuhan rasa aman, memeliharakelangsungan hidup keluarga menjadi pilihan rasional bagiperempuan yang muncul dan bersemangat di tengah situasi konflikdan kekerasan. Karena itu perempuan emosional, lemah, tidakmampu bertanggung jawab menjadi sangat dipertanyakan.

E Pengalaman 12 Tahun PAUB Malang untuk Kerukunan danKedamaian

Semangat pemberdayaan perempuan berkolaborasi denganmewujudkan kerukunan antar umat beragama menjadi entry pointberdirinya forum PAUB Malang yang bersifat inklusif. Proses adaptasiuntuk saling memahami dan menumbuhkan empaty satu sama lainditempuh dalam waktu panjang tetapi progresnya menunjukkanpeningkatan signifikan. Mempersatukan ide danmenyamakan

persepsi juga dilalui berbekal semangat kebangsaan dan multiculturalyang tidak ada lagi dikotomi mayoritas-minoritas atau strata sosiallainnya, tetapi justru melahirkan motto PAUB "SEHATI DALAMKEPERBEDAAN". Silaturahmi dialog antar hati jauh lebih substantifdibanding dengan forum yang dipaksakan oleh sebuah situasi dantuntutan damai pasca konflik dan kekerasan yang sering disebut olehteman-teman PAUB Malang sebagai kerukunan basa-basi bersifatinstrumental, temporal, dan bersekat.

PAUB Malang mencoba memahami arti pluralismesebagaimana yang dikemukakan oleh Alwi Shihab.5 Pertama,pluralisme bukan mengakui kemajemukan, tetapi keterlibatan aktifterhadap kemajemukan dalam komunitas yang seluas-luasnya. Kedua,pluralisme bukan kosmopolitanisme (acuh satu sama lain) tetapisaling menyapa. Ketiga, pluralisme bukan relativisme, di mana setiapagama sama, tidak ada kebenaran absolut. Keempat, pluralisme bukansinkritisme (agama gado-gado) sehingga tidak jelas identitasnya.

Karenanya, interaksi intensif melalui pertemuan rutinbergantian komunitas tidak hanya tuntutan forum tetapi telah menjadikebutuhan bathin masing-masing berbasis semangat nilai agama yangdiyakini. PAUB lebih menekankan strategi jangka panjang di manamewujudkan dan melestarikan kerukunan dan kedamaian hari iniakan menjadi berbunga dan berbuah atau beranak pinak manfaatnyabagi kelangsungan sebuah bangsa ke depan. Karena itu minimnyafasilitas dan perhatian publik tidak menyurutkan semangat pluralismesebagai bagian dari pengamalan nilai-nilai agama dan praktikkehidupan yang benar sebagai bangsa Indonesia.

5 Alwi Shihab, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, Bandung,1999, p. 41-42

102 103

Page 14: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar

KEKUATAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MEWUJUDKANPERDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA _______ MUFIDAH CHOLIL

Pelajaran terpetik dari kiprah PAUB Malang selama ini antara lain:Petama, pembentukan forum diperlukan adaptasi yang lama agar tetapsolid. Kedua, semakin memahami keyakinan berbeda, semakin bijak dandewasa dalam bersikap. Ketiga, sehati dalam keperbedaan mudahdiwujudkan melalui perempuan. Keempat, pendidikan multikultural(gender dan agama) penting untuk diterapkan di Indonesia. Kelima, tokohagama menjadi kunci menciptakan budaya ramah perbedaan dan nirkekerasan.

G. Penutup

Pada bagian penutup ini perlu direnungkan bahwa Tuhanmenciptakan laki-laki dan perempuan bil haq (benar-benar, bukanmain-main). Diskriminasi yang merugikan keduanya bukan bersumber dariajaran agama tetapi lebih kepada ideologi gender yang terbentuk melaluiproses sosialisasi yang cukup panjang. Status, peran dan tanggung jawabsosial laki-laki dan perempuan dapat diubah dan berubah sesuai denganperkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Perempuan bukan makhluk yang lemah, tetapi sama-sama memiliki potensisebagaimana laki-laki. Perempuan memiliki kekuatan-kekuatan tersembunyi(hidden power) yang tertutup akibat mindset dan pencitraan masyarakat,budaya patriarkhi dan kesalahan memahami agama yang berkaitan denganperempuan. Sudah saatnya perempuan menunjukkan jati diri dan aktualisasidirinya sebagai kekuatan berkontribusi secara maksimal untuk membangunbangsa khususnya dalam mewujudkan kedamaian antar umat beragama.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Leila, Women And Gender in Islam: Historical Roots ofModern Debate, 1992, alih bahasa Nasrullah, Wanita danGender Dalam Islam: Akar-akar Historis Perdebatan Modern,

Jakarta, 2000. Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann, Tafsir

Sosial Atas KenyataanRisalah tentang Sosiaologi Pengetahuan, terjemahan oleh

Hasan Basari, Jakarta, 1990. Friedman, Howard S. & Miriam W.

Schtack, Kepribadian Teori Klasik

dan Reset Modern, Edisi Ketiga, Jakarta, 2006. Mufidah Ch.,

Bingkai Sosial Gender: Islam, Strukturasi dan Konstruksi

Sosial, Malang, 2010. Santrock, John W., Life-Span

Development, Perkembangan Masa

Hidup, Jilid 1, Jakarta, 1995. Shihab, Alwi, Islam Inklusif: Menuju

Sikap Terbuka Dalam Beragama,

Bandung, 1999.

104 105

Page 15: KETIKA PEREMPUAN - core.ac.uk · sisi lain berhadapan dengan kenyataan paradog. Kasus Aceh, Poso, Maluku, Jakarta, Sampit, Ketapang, Sampang dan lainnya menimbulkan traumatik luar