ketidakwajaran dalam penulisan laporan keuangan

58
Makalah Manajemen Keuangan KETIDAKWAJARAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGANDikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Disusun Oleh: Candra Triyana 2S113020P SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANAJEMEN BISNIS STEMBI BANDUNG 2 0 1 4

Upload: candra-triyana

Post on 12-Apr-2016

132 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Ketidakwajaran dalam Penulisan Laporan Keuangan

TRANSCRIPT

Makalah Manajemen Keuangan

“KETIDAKWAJARAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN”

Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan

Disusun Oleh:

Candra Triyana 2S113020P

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANAJEMEN BISNIS

STEMBI BANDUNG

2 0 1 4

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

menganugerahkan Rahmat, karunia dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Makalah Manajemen Keuangan yang berjudul “Ketidakwajaran dalam

Penyusunan Laporan Keuangan” ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan

makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah

Manajemen Keuangan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat dijadikan masukan oleh

penyusun makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan.

Bandung, 21 Desember 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI :

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 1

1.1 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II : LANDASAN TEORI .................................................................................. 3

2.1 Ketidakwajaran .......................................................................................... 3

2.2 Laporan Keuangan ..................................................................................... 3

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ......................................................... 3

2.2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ......................................................... 4

2.2.3 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan .................................. 8

2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan.............................................................. 8

2.2.5 Tujuan Laporan Keuangan ............................................................. 12

2.2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ................................... 13

2.2.7 Masalah-Masalah pada Analisis Laporan Keuangan ..................... 14

iii

BAB III : ISI ............................................................................................................. 15

3.1 Kasus yang Terkait dengan Ketidakwajaran Laporan Keuangan ............ 15

3.2 BEI ........................................................................................................... 17

3.2.1 Indeks Saham BEI .......................................................................... 18

3.3 PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) .......................................................... 19

3.3.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) ..... 20

3.4 PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) ........................................................... 21

3.4.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) ...... 22

3.5 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) ................................................... 23

3.5.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk .......... 24

3.6 PT Bahtera Admina Samudra (BASS) ..................................................... 24

3.7 Auditor dan Opininya dalam Ketidakwajaran Kaporan Keuangan .......... 25

3.7.1 Jenis-Jenis Auditor ......................................................................... 25

3.7.2 Tanggung Jawab Auditor ............................................................... 27

3.7.3 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan ................................. 28

3.7.4 Jenis-Jenis Opini Audit .................................................................. 29

3.7.5 Tahap-Tahap Opini Audit .............................................................. 33

3.8 Analisa-Analisa yang Harus Dilakukan dalam Menila Laporan

Keuangan .................................................................................................. 33

iv

3.8.1 Rasio Penjualan Bersih Terhadap Aktiva ....................................... 33

3.8.2 Modal Kerja dan Rasio Lancar ....................................................... 34

3.8.3 Analisis Vertikal ............................................................................. 34

3.8.4 Analisis Horizontal ......................................................................... 35

3.8.5 Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik .................................. 36

3.8.6 Perputaran Piitang Usaha ............................................................... 37

3.8.7 Rasio Perputaran Persediaan .......................................................... 38

3.8.8 Rasio Kiamat .................................................................................. 40

3.8.9 Rasio Aktiva Tetaap Terhadap Kewajiban Jangka Panjang ........... 41

3.8.10 Rasio Cepat .................................................................................. 41

3.8.11 Hasil Dividen ................................................................................ 42

3.8.12 Rasio Harga Terhadap Laba ......................................................... 43

3.9 Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Terhadap Saham yang

Terdaftar di BEI ........................................................................................ 44

3.10 Peranan Lembaga Keuangan Negara dalam Pengawasan Laporan

Keuangan................................................................................................. 48

BAB IV : PENUTUP ................................................................................................ 50

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 50

4.1 Saran ......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 51

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keuangan adalah suatu kegitan perencanaan, penganggaran,

perencanaan, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan

penyimpanan dana yang dimiliki oleh oleh perusahaan. Salah satu fungsi dari

manajemen keuangan yaitu adalah melakukan penyusunan laporan keuangan

yang dapat dimulai dari proses perencanaan keuangan, penganggaran keuangan,

pengelolaan keuangan, pencarian keuangan, penyimpanan keuangan,

pengendalian keuangan, pemeiksaan keuangan, dan terakhir dengan menyusun

pelaporan keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan perusahaan harus

melaporkan dengan sebenar-benarnya. Karena, dalam menilai suatu perusahaan

salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangannya. Namun dalam beberapa

kasus banyak sekali bermunculan laporan-laporan keuangan yang tidak wajar.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, dapt dirumuskan beberapa masalah berikut:

1. Apa pendapat-pendapat auditor terhadap ketidakwajaran laporan keuangan

sebuah perusahaan (penilaian laporan keuangan)?

2

2. Analisa-analisa apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan

keuangan sehingga dapat tercapai kualitas laporan keuangan yang memenuhi

standar?

3. Sejauh mana implikasi dari kualitas sebuah laporan keuangan terhadap

pergerakan saham-saham yang terdaftar di BEI?

4. Seberapa besar peranan lembaga keuangan Negara lainnya dalam

ketidakwajaran laporan keuangan tersebut?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatahui pendapat dari para auditor mengenai laporan keuangan

sebuah perusahaan

2. Untuk mengetahui seberapa baik kualitas laporan keuangan dengan

melakukan analisa-analisa tertentu

3. Untuk mengetahui Sejauh mana implikasi dari kualitas sebuah laporan

keuangan terhadap pergerakan saham-saham yang terdaftar di BEI

4. Untuk mengetahui peran lembaga keuangan Negara lainnya terhadap

ketidakwajaran sebuah laporan keuangan

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ketidakwajaran

Ketidakwajaran dalam konteks laporan keuangan yaitu adalah laporan yang

dibuat tidak sesuai dengan semestinya (sesuai dengan kondisi yang sebenarnya).

2.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang tersusun

berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan

adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi:

a. Neraca

Menurut Suad Husnan & Enny Pudjiastuti dalam bukunya

yang berjudul “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Neraca

menunjukan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan

dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan

4

disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal

sendiri pada sisi pasiva.

b. Laporan laba rugi komprehensif

c. Laporan perubahan ekuitas

d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan

berupa laporan arus kas atau laporan arus dana

e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi

keuangan adalah asset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang

berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba-rugi adalah

penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya

mencerminkan berbagai unsur laporan laba-rugi dan perubahan dalam

berbagai unsur neraca.

2.2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari

beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan

keuangan tersebut. Masing- masing laporan keuangan memiliki arti

sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara

bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya

5

perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan

yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk

kepentingan diri seniri maupun untuk kepentingan pihak lain.

Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuikan juga dengan

kondisi perubahan kebutuhan perusahaan. Artinya jika tidak ada

perubahan dalam laporan tersebut, tidak perlu dibuat, sebagai contoh

laporan perubahan modal atau laporan catatan atas laporan keuangan.

Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya sekedar tambahan,

untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat. Dalam prakteknya,

secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun,

yaitu:

a. Neraca (balance sheet)

merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan

dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan

pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan

komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas

dan jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca harus

didasarkan likuiditasnya atau komponen yang paling mudah

dicairkan. Misalnya kas disusun lebuh dulu karena merupakan

komponen yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva

lancar lainnya, kemudian bank dan seterusnya. Sementara itu,

6

berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi pertimbangan adalah

jangka waktu, terutama untuk sisi pasiva. Contohnya untuk

kewajiban (utang) disusun dari yang paling pendek sampai

yang paling panjang. Misalnya pinjaman jangka pendek lebih

dulu disajikan dan seterusnya yang lebih panjang.

b. Laporan laba-rugi (income statement)

merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil

usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan

laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber

pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah

biaya dan jenis-jenis buaya yang dikeluarkan selam periode

tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat

selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumah pendapatan

lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba.

Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah

biaya, perusahaan dikatakan rugi

c. Laporan perubahan modal

merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang

dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya

perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal

7

jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Artinya

laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.

d. Laporan arus kas

merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas

harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.

Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas

keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri

uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau

penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan

sejumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti

pembayaran biaya operasiona perusahaan.

e. Laporan catatan atas laporan keuangan

merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada

laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan

keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu

sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihk yang

berkepentingan tidak salah dalam menfsirkannya

8

2.2.3 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian dan Pelaporan keuangan

(financial reporting) dan laporan keuangan (financial reports).

Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan

penyediaan dan penyampaiaan informasi keuangan. Aspek-aspek

tersebut antara lain lembaga yang telibat (misalnya penyusunan

standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi

profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU

(Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted

Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu

medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus

dibedakan pula antara statemen (statement) dan laporn (report).

2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan dapat dipandang sebagai suatu seni dan

ilmu dalam memeriksa komponen-komponen ungkapan moneter

perusahaan, yang disebut sebagai laporan keuangan. Orang-orang

membentuk pendapat tentang hal-hal yang dilakukan dimasa lalu,

masa kini, dan masa datang suatu perusahaan berdasarkan analisis

yang mereka lakukan. Kepercayaan yang diperoleh ini yang akan

menjadi dasar pedoman tindakan di perusahaan. Terdapat enam

9

kelompok pemakai laporan keuangan yaitu inverstor pasar modal,

pemberi kredit, manajer perusahaan, auditor eksternal dan internal,

regulator, dan pegawai perusahaan.

a. Investor pasar modal

Orang-orang yang berinvestasi di pasar modal adalah orang

yang berani menanggung resiko. Sebagai pemilik perusahaan,

kekayaan mereka bertambah seiring dengan semakin

bertambahnya kekayaan perusahaan, dan berkurang ketika

kekayaan perusahaan berkurang. Sebagai pemegang saham,

investor pasar modal yang berinvestasi pada ekuitas yang

dimiliki perusahaan akan mendapatkan hak residual atas aktiva

milik perusahaan, mereka mendapatkan pengembalian

(disebut juga sebagai return) atas investasi yang mereka

lakukan hanya jika hak pemegang kepentingan lainnya telah

terpenuhi.

b. Pemberi kredit

Para kreditor menganalisis laporan keuangan untuk

menetapkan profitabilitas atas pembayaran pokok maupun

bunga pinjaman yang telah diberikan. Mereka memberikan

pinjaman baik dalam jangkan pendek maupun jangka panjang.

Kreditor yang memberikan pinjaman jangka pendek umumnya

10

mendanai operasi perusahaan pada tahun berjalan. Sebagai

contoh, suatu perusahaan manufaktur yang melakukan

transaksi perdagangan dengan seorang pedagang, menetapkan

kepastian pembayaran kembali sebelum menjual barang secara

kredit kepada pengecer. Sebagian besar pemasok mengetahui

para pelanggannya, sebagai konsekuensinya, mereka

membutuhkan suatu analisis laporan keuangan sederhana

untuk kesepakatan kredit dagang jangka pendek. Kreditor

jangka panjang mendanai proyek-proyek besar, seperti

pembuatan konstruksi bangunan dan pengadaan permesinan.

Para pemberi pinjaman menyisihkan berbagai sumber daya

yang dimiliki untuk menganalisis laporan keuangan para

pemohon pinjaman.

c. Manajer perusahaan

Para manajer adalah profesional bisnis yang mengoperasikan

perusahaan untuk kepentingan pemilik. Sebagai pihak yang

bekerja dalam suatu perusahaan, tugas mereka adalah

memaksimalkan harga saham perusahaan melalui penggunaan

produktif aktiva yang dimiliki perusahaan. Para manajer

menggunakan informasi laporan keuangan untuk

mengendalikan dan merencanakan kegiatan perusahaan.

11

Informasi laporan keuangan membantu mereka menyusun

strategi bisnis, penawaran produk, dan inisiatif pemasaran.

d. Auditor Internal dan Eksternal

Internal auditor mengetahui operasi perusahaan, dan eksternal

auditor memberikan pendapat tentang kewajaran laporan

keuangan suatu entitas. Auditor-auditor dipekerjakan oleh

suatu entitas memberikan keyakinan kepatuhan dengan

kebijakan perusahaan, mengukur kinerja dan memberi

rekomendasi perbaikan operasi. Akuntan Independen yang

bersertifikasi akuntan publik memberikan opini tentang

kewajaran laporan keuangan perusahaan. Kedua kelompok

auditor tersebut menganalisis laporan keuangan dalam rangka

melakukan tugas audit mereka

e. Regulator

Berbagai lembaga pemerintahan menganalisis laporan

keuangan sebagai bagian tugas regulatori mereka. Salah

satunya Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM),

mengatur pasar modal di Indonesia. Badan ini berkewajiban

untuk memperoleh keyakinan investor dan kreditor

mendapatkan ungkapan tentang aktifitas perusahaan secara

penuh dan wajar.

f. Pegawai perusahaan

12

Sebagai salah satu pemakai kelompok laporan keuangan,

pegawai menganalisis manfaat dari keakuratan dan kebenaran

atas kinerja yang dihasilkan perusahaan. Walaupun kandungan

dan prosedur spesifikasi yang digunakan berbeda-beda antar

analis, mereka semua menggunakan data yang diungkapkan

secara publik dalam rangka membuat keputusan-keputusan

yang lebih baik. Penyajian gambaran kinerja perusahaan yang

benar dan wajar adalah tujuan pelaporan keuangan, membuat

gambaran yang disajikan tersebut masuk akal adalah pekerjaan

analisis laporan keuangan

2.2.5 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi

kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan

keuangan tidak menyediakn semua informasi yang mungkin

dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena

secra umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa

13

lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non

keuangan.

Lapoan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin

melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban

manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan

ekonomi.

Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan

atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk

mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat

informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat

empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:

a. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan

dengan batas para pengguna

14

b. Relevan

Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan

didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna

c. Keandalan

Informasi dalam laporn keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material

d. Dapat diperbandingkan

Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat

diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode

sebelumnya.

2.2.7 Masalah masalah pada Analisis Laporan Keuangan

Menurut Drs. Lukas Setia Atmaja M. Sc dalam bukunya yang

berjudul “Manajemen Keuangan” ada beberapa masalah dalam analisis

laporan keuangan. Diantaranya:

1. Data Pembanding

2. Efek inflasi

3. Manjemen perusahaan yang memanipulasi data keuangan

4. Perbedaan kebijakan operasi

5. Rasio perusahaan yang kurang baik

15

BAB III

ISI

3.1 Kasus yang Terkait dengan Ketidakwajaran Laporan Keuangan

MedanBisnis-Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) menegur 4 perusahaan

terbuka untuk dimintai keterangan terkait laporan keuangan. Dari 4 perusahaan

tersebut, 3 di antaranya mendapat catatan Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

dan 1 perusahaan tercatat disclaimer.

Daftar perusahaan tercatat hingga 1 April 2014 yang memperoleh opini Wajar

Dengan Pengecualian (WDP) adalah PT Gozco Plantation Tbk (GZCO), PT

Davomas Abadi Tbk (DAVO), dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI).

Sementara emiten yang laporan keuangannya tercatat disclaimer adalah PT

Bahtera Edimina Samudra Tbk (BASS).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, dalam minggu ini

pihaknya bakal melayangkan teguran kepada masing-masing emiten berupa

peringatan tertulis.

"Minggu ini akan diberi peringatan tertulis," kata Hoesen saat ditemui di

Gedung BEI, Jakarta, Selasa (15/4).

Hoesen menjelaskan, sanksi peringatan tertulis tersebut bakal meningkat ke

level selanjutnya yaitu pemanggilan emiten jika tidak merespons surat tersebut

dalam 3 hari ke depan.

16

Sementara untuk emiten yang laporan keuangannya disclaimer, maka pihak

bursa akan melakukan penghentian sementara perdagangan sahamnya (suspensi)

apabila emiten tersebut menyandang status disclaimer 2 kali berturut-turut dalam

laporan keuangannya.

"Kita pelajari dan tanyakan ke mereka. Biasanya 3 hari harus respon, kalau

nggak ya perlu kita panggil. Untuk yang disclaimer, kita tanyain penjelasannya,

kalau 2 kali disclaimer berturut-turut sahamnya bisa disuspen," jelas dia.

Di samping itu, hingga 1 April 2014, BEI mencatat, dari total emiten yang

wajib menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2013 sebanyak 530

perusahaan, masih ada sekitar 57 emiten yang belum menyerahkan laporan

keuangannya.

Artinya, sampai saat ini sudah 473 perusahaan yang menyerahkan laporan

keuangannya kepada otoritas BEI.

"Ya memang ada yang beberapa emiten beralasan karena perbedaan

penggunaan tahun buku, sehingga belum waktunya untuk menyerahkan laporan

keuangan," tambah Hoesen.

Namun, Hoesen mengaku, keterlambatan emiten dalam menyampaikan

laporan keuangan ini dalam tren menurun.

"Yang pasti keterlambatan laporan keuangan trennya sudah menurun,"

katanya.

17

Padahal, jika dilihat pada keterbukaan informasi laporan keuangan tahun buku

2012, emiten yang telat memberikan laporan keuangan mencapai 52 emiten.

Hoesen masih belum mau menyebutkan emiten mana saja yang belum

menyerahkan laporan keuangannya.

"Datanya belum ada, belum kita rekap semua, nanti akan ada informasinya,"

kata Hoesen.

Informasi saja, sesuai ketentuan BEI, para emiten pasar modal yang telat

menyampaikan laporan keuangan akan di denda mulai Rp 100 juta hingga Rp 150

juta, bahkan bisa sampai Rp 500 juta.

3.2 BEI

Sekilas tentang BEI atau Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock

Exchange/IDX) 2007 yang didirakan pada tahun merupakan bursa hasil

penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) 1912 dan Bursa Efek Surabaya

(BES) 1940 dan saat ini dirutnya adalah Ito Warsito.

BEI menggunakan system perdagangan bernama Jakarta Automated Trading

System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan system manual yang digunakan

sebelumnya. Sejak 2 maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan

sistem baru bernama JATS-NexG yang disediakan OMX

BE berpusat di gedung BEI, Kawasan Niaga Sudirman 52-53, Senayan,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

18

3.2.1 Indeks Saham BEI

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang

perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data

pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu

indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham.

Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan

sepuluh jenis indeks sektoral. Indeks tersebut adalah:

a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen

kalkulasi Indeks.

b. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-

masing saham didasarkan harga dasar.

c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan seleksi.

d. Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan seleksi.

e. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian

Kompas.

f. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk

dalam sektor yang sama.

g. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang

termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh

Bapepam-LK (Kini OJK).

19

h. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), yang menggunakan

semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang

diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK)

i. Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja

sama dengan Harian Bisnis Indonesia.

j. Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih

bekerjasama dengan Pefindo.

k. Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang

menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian

terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan Kehati.

l. Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang

bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya,

bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

m. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang

didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu

kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

3.3 PT Gozco Plantation Tbk (GZCO)

PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) (GZCO)

didirikan tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat Gozco terletak di Gedung Graha

Permata Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780.

20

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham GZCO adalah PT

Golden Zaga Indonesia (27,53%), Wildwood Investment Pte., Limited (26,37%)

dan Amfraser Securities Pte., Limited (7,84%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO

mencakup bidang usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang

berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri. Saat ini kegiatan usaha GZCO

adalah pengembangan dan pengoperasian perkebunan, perdagangan dan

pengolahan kelapa sawit dan minyak nabati (crude palm oil) melalui anak-anak

usaha.

Pada tanggal 06 Mei 2008, GZCO memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GZCO (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 1.500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp225,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Mei 2008.

3.3.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Gozco Plantation Tbk (GZCO)

JENIS PENCATATAN SAHAM

TGL.

PENCATATAN

Saham Perdana @Rp. 225,- 1.500.000.000 15 Mei 2008

Pencatatan Saham Pendiri

(Company Listing)

3.500.000.000 15 Mei 2008

Saham Bonus (Bonus Shares) 50.000.000 25 Juli 2012

Dividen Saham (Dividen

Stock) 950.000.000 25 Juli 2012

21

3.4 PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)

PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) didirikan tanggal 14 Maret 1990 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat DAVO

berlokasi di Gedung Plaza BII, Tower III, Lantai 9, Jln M.H Thamrin No. 51,

Jakarta 10350 dan pabrik berlokasi di Tangerang, Banten.

Pemegang saham mayoritas DAVO adalah PT Aneka Surya Agro, dengan

persentase kepemilikan sebesar 57,20%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DAVO

bergerak dalam bidang industri pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak

dan kakao bubuk, industri pengolahan coklat dan produk-produk makanan dan

minuman yang berhubungan dengan coklat, pertanian, perkebunan,

kehutanan, perikanan dan peternakan, menjalankan usaha-usaha dalam bidang

perdagangan pada umumnya dan usaha jasa lainnya. Kegiatan usaha DAVO

pada saat ini adalah pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao

bubuk.

Pada tanggal 30 Nopember 1994, DAVO memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

DAVO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 17.250.000 dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.300,- per saham. Saham-

22

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22

Desember 1994.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada

tanggal 11 Maret 2013, para pemegang saham telah menyetujui agenda

pelaksanaan Putusan Pengesahan Perdamaian (Homologasi) dari Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat tanggal 8 Juni 2012 nomor : 17/PKPU/2012/PN Niaga

yang meliputi persetujuan Peningkatan Modal Dasar dan Modal Disetor

DAVO Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Jumlah

saham yang diterbitkan Tanpa HMETD sebanyak 84.107.320.000 lembar.

3.4.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)

Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan

Saham Perdana @ Rp3.300,- 17.250.000 22-Des-1994

Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 28.551.250 22-Des-1994

Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 2 45.801.250 27-Mei-1996

Saham Bonus (Bonus Shares) 78.778.150 21-Jun-1996

Penawaran Terbatas (Right Issue I) @ Rp1.350,- 283.967.750 12-Des-2001

Konversi ESOP 22.717.420 17-Apr-2002

Saham Bonus (Bonus Shares) 763.305.312 26-Jun-2002

Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 5 4.961.484.528 17-Des-2004

Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 2 6.201.855.660 28-Mei-2007

Penambahan Saham Tanpa HMETD @ Rp50,-* 84.107.320.000

23

3.5 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI)

SLJ Global Tbk (dahulu PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk) didirikan tanggal 14

April 1980 dan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1983. Kantor pusat

SULI terletak di Menara Bank Danamon, Lantai 19, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.

EIV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya

berlokasi di Kalimantan Timur.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham SULI, antara lain: PT

Sumber Graha Sejahtera 2 (24,63%), UOB Kay Hian Pte Ltd (18,96%), Deddy

Hartawan Jamin (15,88%) dan Gem Treasury Investments Limited-873384000

(13,10%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SULI

terutama bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu; mendirikan

dan menjalankan perusahaan dalam bidang pengembangan/ eksploitasi hasil

Hutan Alam dan Hutan Tanaman, usaha penebangan, pengangkutan kayu dan

produksi kayu lapis; serta perdagangan impor/ekspor dan lokal.

Pada tahun 1994, SULI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SULI sebanyak 25.000.000

lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

24

penawaran Rp9.000 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Maret 1994.

3.5.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk

(SULI)

3.6 PT Bahtera Admina Samudra Tbk (BASS)

PT.BAHTERA ADIMINA SAMUDRA Tbk adalah suatu perusahaan

perikanan yang berorientasi gekspor yang menangkap, mengemas, memasarkan,

dan pendistribusian yang luas dengan ikan yang berkwalitas.

Berdiri di Jakarta pada tahun 1989, Perusahaan hari ini memiliki dan

mengoperasikan suatu armada kapal nelayan yang modern. Kantor pusat dari

Perusahaan berada di Jakarta dan didukung oleh kantor cabang yang terletak di

Merauke dan Fak- fak, Irian Jaya. Perusahaan didukung oleh sistem komunikasi

Jenis Pecatatan Saham Tgl

Pencatatan

Saham Perdana @ Rp9.000,- 25.000.000 21-Mar-1994

Pencatatan Saham Pendiri (Company Lsiting) 100.000.000 21-Mar-1994

Penawaran Terbatas (Right Issue I) 4:11 @Rp1.000,- 343.750.000 16-Jan-1998

Penambahan Saham Tanpa HMETD 313.726.629 29-Des-2004

Penambahan Saham (Konversi Utang) (2005 s/d

2006) 151.804.057

Penawaran Terbatas (Right Issue II) 6 : 1 @

Rp1.000,- 155.713.448 23-Ags-2006

Total Konversi Waran I (18-Jan-07 s/d 10-Aug-09) 146.028.177

Penawaran Terbatas (Right Issue III) 1 : 1 @ Rp100,- 1.236.022.311 01-Apr-10

Penambahan Saham (Konversi Hutang) @ Rp100,- 313.726.629 16-Jan-2013

25

dan peralatan yang terkomputerisasi dengan baik dan Karyawan berpengalaman

di mana kantor pusat dan kantor cabang mengendalikan dan mengkoordinir

operasi Fish-Catching dari kapal itu. Perusahaan adalah suatu cabang dari

kelompok Kompak yang kuat, yang mana bergerak dengan jasa investasi,

pabrikasi, pekerjaan tambang, perdagangan, dan perikanan.

Pada 1990 Mulai operasi pemancingan di laut Arafura dengan 2 kapal

bekerjasama dengan mitra yang asing. Pada tahun 1994- 1997 dioperasikan 12

kapal di laut Sulawesi Bekerjasama dengan mitra setempat.

Di tahun 1998 diperoleh 14 kapal nelayan 300-GRT yang diperbaharui dari

Negeri China, kantor cabang dibentuk di Merauke, Irian Jaya yang menangani

hasil operasi pemancingan di laut Arafura.

Pada tahun 1999 diperoleh 14 kapal nelayan 300-GRT yang diperbaharui dari

Negeri China, kantor cabang dibentuk di Fak-Fak, Irian Jaya, yang menangani

hasil operasi pemancingan di wilayah Irian Jaya.

3.7 Auditor dan Opininya dalam Ketidakwajaran Laporan Keuangan

3.7.1 Jenis-Jenis Auditor

a. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan

audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di

Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu:

- Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari

26

Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi

Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa

Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2) Hasil

pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai dengan

kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan

badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga

diharapkan dapat bersikap independen.

- Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai

Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang

dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal

Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan Daerah.

b. Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu

perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada

perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu

manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

c. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan

fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka,

27

yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan

juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak

bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan

melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).

d. Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada

dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia,

bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan

dan penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan.

Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak

(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus.

Tanggungjawab Karikpa adalah melakukan audit terhadap para

wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi

ketentuan perundangan perpajakan.

3.7.2 Tanggung Jawab Auditor

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal

dari Auditing Practices Board, pada tahun 1980, memberikan

ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:

a. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu

merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.

28

b. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem

pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya

sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

c. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan

dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.

d. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan

kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan

dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance

test.

e. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor

melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan

seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil

berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi

dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

3.7.3 Pengertian Opini Audit

Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007)

adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar

sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang

disajikan perusahaan.

Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini

audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar

29

yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan

norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit

sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus

diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

3.7.4 Jenis-Jenis Opini Audit

Opini yang diberikan atas asersi manajemen dari klien atau

instansi peusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa

pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak membeikan pendapat,

dan tidak wajar.

a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan

sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan

kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak

terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).

Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat keadaan berikut:

- Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi

dan auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa,

sehingga ia dapaty memastikan kerja lapangan telah ditaati

30

- Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan

kerja

- Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang

ditetapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan

sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah

disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari

laporan keuangan

- Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material

uncertainties) mengenai perkembangan di masa mendatang

yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan

secara memuaskan.

b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan

(Modified Unqualified Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan ketika suatu keadaan tertentu

yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar.

Keadaan tertentu dapat terjadi apabila:

- Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor

independen lain

- Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan

keuangan dibuat menyimpang dari SAK

31

- Laporan dipengaruhi oleh ketidak[pastian peristiwa masa yang

akan datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal

laporan audit

- Tersapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan

usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

- Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang

material dalam penerapan prinsip akuntansi.

- Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM

namun tidak disajikan.

c. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan

wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu

penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus

dikecualikan. Dari pengecualian tersebut yang dapat mungkin

terjadi, apabila:

- Bukti kurang cukup

- Adanya pembatasan ruang lingkup

- Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi

yang berlaku umum (SAK).

Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat

ini diberikan apabila:

32

- Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya

pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak

m,empengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

- Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan

dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak

material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara

keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa

pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam

prinsip akuntansi.

d. Opini tidak Wajar (Adverse Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan secara keseluruhan

ini dapat terjadi apabila auditor harus memberi tyambahan paragraf

untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai

dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut, pada laporan

auditnya.

e. Opini tidak memberikan pendapat (disclamer of opinion)

Adalah pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan

yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan

sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI. Pembuatan

laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan

ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak

memberi pendapat.

33

3.7.5 Tahap-Tahap Opini Audit

Sebelum auditor memberikan pendapat (opininya), seseorang

auditor harus melaksanakan tahap-tahap audit. Adapun tahap-tahapnya

menurut Arens etal (2008:132) yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit.

2. Pengujian pengendalian dan transaksi.

3. Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.

4. Penyelesaian dan penerbitan laporan audit.

3.8 Analisa-Analisa yang harus dilakukan dalam menilai laporan keuangan

Agar tercapainya kualitas laporan keuangan yang memenuhi standard an dapat

menggambarkan kinerja perusahaan per periode, maka ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan. Diantaranya:

3.8.1 Rasio Penjualan Bersih Terhadap Aktiva

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam

menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang

tinggi menunjukan penggunaan aktiva yang efektif.

Aktiva yang digunakan dalam menghitung rasio bisa berupa total

aktiva pada akhir tahun, total aktiva rata-rata pada awal dan akhir

tahun, atau aktiva rata-rata bulanan

34

3.8.2 Modal Kerja dan Rasio Lancar

Kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya disebut

solvensi. Dua tolak ukur keuangan untuk mengevaluasi solvensi

jangka pendek dari suatu perusahaan adalah modal kerja dan rasio

lancer

Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancer terhadap kewajiban

lancer suatu perusahaan. [[Modal kerja = Aktiva lancer –

Kewajiban lancer]].

Adanya kelebihan aktiva lancer terhadap kewajiban lancer

mengisyaratkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban

lancarnya. Jika kewajiban lancer lebih besar dari aktiva lancer,

perusahaan mungkin tidak mampu membayar utang-utangnya dan

harus menghentikan usahanya.

3.8.3 Analisis Vertikal

Membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan

dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk

menyoroti hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisi

Vertikal adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

perbandingan semacam itu.

Dalam Analisi Vertikal terdapat neraca, masing-masing pos aktiva

dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos

35

kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total

kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertical terhadap

laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari

total pendapatan atau penghaslan.

Analisis vertical juga bisa diterapkan untuk beberapa periode guna

menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu.

3.8.4 Analisis Horizontal

Satu pos item dari laporan keuangan sering kali bermanfaat dalam

menginterprestasikan hasil operasi perusahaan. Namun, dengan

melakukan perbandingan dengan pos yang sama dari periode

sebelumnya, kita dapat memperoleh manfaat yang lebih besar lagi..

perbandingan ini sering disebut dengan Analisis Horizontal.

Dalam melakukan analisis horizontal, suatu akun laporan

keuangan tahun berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada

periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan pada jumlah pos

tersebut dihitung sebagai presentase kenaikan atau penurunan. Dalam

membandingkan laporan dari dua periode yang berbeda, laporan

keuangan yang lebih awal selalu dijadikan sebagai dasar perhitungan

untuk analisis horizontal.

36

3.8.5 Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik

Pada dasarnya laporan akuntansi keuangan adalah sebuah alat bagi

manajemen untuk melaporkan aktivitas opersai perusahaan kepada

pemilik. Selain itu, laporan keuangan juga berguna bagi banker,

kreditor, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam menganalisis

serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan konsisi perusahaan.

Mari membahas mengenai alat yang biasa digunakan untuk

menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi

perusahaan. Salah satunya terutama berguna dalam menganalisis

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban atau utang

perusahaan.

Hubungan antara kewajiban dengan ekuitas pemilik dapat

dinyatakan dalam rasio sebagai berikut: [[Rasio kewajiban terhadap

ekuitas pemilik = Total kewajiban/Total ekutas pemilik (total

ekutas pemegang saham)]].

Untuk korporasi, biasanya istilah total ekuitas pemilik diganti

dengan total ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, pada saat

menghitung rasio ini untuk perusahaan korporasi, istilah ekuitas

pemilik harus diganti dengan ekuitas pemegang saham.

Dalam hal prioritas, hak kreditor terhadap aktiva perusahaan lebih

tinggi daripada hak pemilik modal atau pemegang saham. Dengan

demikian, semakin kecil rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik,

37

semakin baik kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam kondisi

yang buruk dan tetap dapat memenuhi kewajibannya terhadap kreditor

Sebagai islustrasi, rasio 1 (satu) menyatakan bahwa kewajiban dan

ekuitas pemilik mempunyai nilai yang sama. Dengan kata lain, jika

perusahaan mengalami kerugian sebesar jumlah kewajibannya, maka

total aktiva perusahaan yang masih tersisa untuk kreditor akan persis

sama dengan jumlah klaim mereka atas aktiva tersebut

Apabila hal ini terjadi, kreditor masih dapat menerima

pembayaran atas pinjaman yang mereka berikan kepada perusahaan

sedangkan pemilik modal tidak akan mendapatkan apapun dari

perusahaan. Sebaliknya, apabila rasio tersebut adalah 3 (tiga), maka

kerugian yang jumlahnya lebih besar dari sepertiga kewajiban akan

menyebabkan total aktiva perusahaan yang tersisa tidak mencukupi

untuk menutup klaim kreditor

3.8.6 Perputaran Piutang Usaha

Peusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang panjang

cenderung memiliki jumlah piutang usaha yang relatif tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang memberikan jangka waktu

kredit yang pendek. Namun, dalam kedua situasi di atas, adalah

penting untuk menagih piutang secepat mungkin.

38

Kas yang diperoleh dari penagihan piutang akan meningkatkan

solvensi dan mengurangi risiko kerugian dari piutang tak tertagih. Dua

ukuran yang sangat berguna untuk mengevaluasi efisiensi penagihan

piutang adalah (1) perputaran piutang usaha, dan (2) jumlah hari

penjualan dalam piutang.

Perputaran Piutang Usaha (accounts receivable turnover)

mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam

setahun. Sebagai contoh, dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, piutang

usaha harus berputar sedikit di atas 12 kali dalam setahun. Perputaran

piutang usaha dihitung sebagai berikut : [[Perputaran piutang usaha

= Penjualan kredit bersih / Piutang usaha rata-rata]].

Piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan

data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang usaha

awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.

3.8.7 Rasio Perputaran Persediaan

Sebuah perusahaan dagang harus menyimpan persediaan yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk

melakukan hal itu bisa mengakibatkan hilangnya penjualan. Di sisi

lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan mengurangi solvensi

karena tertimbunnya sejumlah dana yang semestinya dapat digunakan

untuk melakukan ekspansi dan memperbaiki operasi.

39

Selain itu, kelebihan persediaan juga dapat menambah beban

seperti menyimpan, asuransi, dan pajak properti. Terakhir, persediaan

yang berlebihan akan meningkatkan resiko kerugian akibat penurunan

harga, kerusakan, atau perubahan pola belanja pelanggan

Sama seperti banyak jenis analisis keuangan yang lain, adalah

mungkin untuk menggunakan lebih dari satu ukuran dalam

menganalisis efisiensi dan efektivitas pengelolaan persediaan

perusahaan. Dua ukuran yang dimaksud adalah perputaran persediaan

dan jumlah hari penjualan dalam persediaan.

Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur hubungan

antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan

yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai

berikut: [[Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan /

Persediaan Rata-rata]]

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-

angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakan, kita

menentukan persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan

pada akhir dan awal tahun dengan 2. Sepanjang jumlah persediaan

yang dimiliki sepanjang tahun stabil, rata-rata ini akan akurat bagi

analisis kita.

40

3.8.8 Rasio Kiamat

Bagi kebanyakan perusahaan, tolok ukur ini bermanfaat dalam

menilai solvensi jangka pendek. Akan tetapi, perusahaan yang

menghadapi masalah keuangan mungkin akan kesulitan

dalam mengkonversi piutang, persediaan, dan uang muka menjadi kas

pada saat diperlukan.

Dalam hal ini, rasio kas terhadap kewajiban lancar lebih

bermanfaat dalam menilai kemampuan kreditor untuk menagih

piutangnya kepada perusahaan bersangkutan. Karena rasio ini

paling relevan untuk perusahaan yang sedang menghadapi masalah

keuangan, maka namanya disebut “Rasio kiamat” atau doomsday

ratio. Nama tersebut digunakan karena diasumsikan bahwa dalam

keadaan terburuk perusahaan akan menghentikan usahanya dan hanya

kas yang ada di tangan yang bisa digunakan untuk membayar

kewajiban kepada kreditor.

Dalam menghitung rasio kas terhadap kewajiban lancar, kas dan

ekuivalen kas digunakan sebagai pembilang, seperti diperlihatkan

berikut ini.: [[Rasio Kiamat = Kas dan ekuivalen kas / Kewajiban

lancer]].

41

3.8.9 Rasio Aktiva Tetap Terhadap Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang seringkali dijamin oleh aktva tetap.

Rasio total aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang

menyediakan ukuran solvensi yang mengindikasikan marjin pengaman

kepada kreditor. Rasio tersebut juga memberikan indikasi mengenai

kemampuan potensial perusahaan untuk meminjam dana tambahan

atas dasar jangka panjang.

Rasio aktiv tetap terhadap kewajiban jangka panjang (ratio of

fixed assets to long-term liabilities) dihitung sebagai berikut: [[Rasio

aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang = Aktiva tetap

(bersih) / Kewajiban jangka panjang]].

3.8.10 Rasio Cepat

Sebuah perusahaan harus mampu membayar kewajiban lancarnya

dalam periode waktu jangka pendek, biasanya satu tahun.

Salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan

pembayaran ini adalah rasio cepat (quick ratio) atau acid-test ratio.

Ratio cepat dihitung dengan cara sebagai berikut: [[Rasio cepat =

Aktiva Cepat / Kewajiban Lancar]].

Rasio Cepat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

utang dengan segera, dengan menggunakan aktiva cepat yang

dimilikinya.

42

Aktiva cepat adalah kas, ekuivalen kas, dan piutang yang dapat

dengan cepat dikonversi menjadi kas. Biasanya, sebuah perusahaan

sebaiknya memiliki rasio cepat lebih dari 1. Rasio yang kurang dari 1

mengindikasikan bahwa kewajiban lancar tidak mampu ditutupi oleh

kas dan aktiva-aktiva lancer lainnya.

3.8.11 Hasil Dividen

Dividend yield ratio mengindikasikan tingkat pengembalian

kepada pemegang sahamdari segi distribusi dividen tunai. Walaupun

hasil dividen dapat dihitung baik untuk saham preferen maupun saham

biasa, namun pada dasarnya hanya dihitung untuk saham biasa.

Hal ini karena sebagian besar saham preferen memiliki jumlah

atau tingkat dividen yang tetap. Sebaliknya, jumlah dividen saham

biasa umumnya bervariasi dengan probablitas korporasi.

Hasil dividen dihitung dengan membagi dividen tahunan per

lembar saham biasa dengan harga pasar per saham pada tanggal

tertentu, seperti diperlihatkan berikut ini: [[Hasil Deviden = Deviden

per Lembar Saham Biasa / Harga Pasar per Saham Biasa]].

Hasil dividen atas saham biasa merupakan fokus utama dari

investor yang tujuan utamanya adalah mendapatkan pengembalian

dalam bentuk dividen atas investasinya. Ini berbeda dengan investor

yang tujuan utamanya adalah meningkatkan harga pasar investasinya.

43

Sebagai contoh, perusahaan teknologi biasanya tidak membayar

dividen tetapi menginvestasikan kembali labanya dalam penelitian dan

pengembangan. Daya tarik utama saham-saham semacam itu, seperti

saham biasa Microsoft, adalah kenaikan harga pasar saham. Karena

harga pasar saham dipengaruhi oleh banyak faktor, suatu strategi

investasi yang hanya bergantung pada peningkatan harga pasar lebih

beresiko daripada strategi yang didasarkan pada hasil dividen.

3.8.12 Rasio Harga Terhadap Laba

Penilaian atas prospek pertumbuhan dan laba sebuah perusahaan

di masa depan diindikasikan oleh seberapa besar pasarmau membayar

untuk setiap Rupiah laba perusahaan.

Rasio ini, yang dinamakan Rasio harga laba (price-earnings ratio

= P/E ratio), umunya ditampilkan dalam kuotasi-kuotasi pasar saham

oleh media keuangan.

Rasio harga-laba yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar

mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan.

Sebaliknya, rasio harga-laba yang rendah mengindikasikan harapan

pertumbuhan dan laba yang rendah.

Rasio harga laba dari saham biasa dihitung dengan membagi harga

pasar per saham pada tanggal tertentu dengan laba per saham tahunan

44

perusahaan, seperti diperlihatkan berikut ini: [[Rasio harga laba =

Harga pasar per saham biasa / Laba per saham biasa]].

3.9 Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan terhadap Saham yang terdaftar di

BEI

3.9.1 Variabel Rasio sebagai Kinerja Laporan Keuangan

a. Return on Assets (ROA).

Rasio in menggambarkan kemampuan peusahaan untuk

menghasilkan keuntungan dar setiap satu rupiah asset yang

digunakan. Dengan ini kita bisa menlai apakah perusahaan ini

efisien dalam memanfaatkan aktifitasnya dalam kegiatan

operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang

lebih baik atas profitablitas perusahaan karena menunjukan

efektiftas manajemen dlam menggunakan aktiva untuk

memperoleh pendapatan.

b. Return on Equity (ROE).

Laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rata-rata ekuitas dipeoleh dari

wkuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Asio ini

berguna untuk mengetahui seberapa besar kembalian yang

diberikan oleh peusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik .

c. Net Profit Margn (NPM).

45

Laba bersih dibag penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan

besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap

penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan

seberapa besar presentase keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan untuk setiap penjualan Karena adanya unsur

pendapatan dan baya non operasional. Kelemahan dari rasio ini

adalah memasukan pos atau item yang tidak behubungan langsung

dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga dan pajak.

d. Operating Profi Margin (OPM).

Merupakan ukuran tingkat laba operasi dibandingkan dengan

penjualan besih. Laba operasi meupakan kemampuan peusahaan di

dalam menjalankan operasi. Laba operasi juga mencerminkan

seberapa besar efisiensi dan efektifitas dari operasi perusahaan

untuk mendapatkan laba.

e. Debt to Equity Ratoi (DER).

Rasio ini menjelaskan presentase penyediaan dana oleh pemegang

saham tehadap pember pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin

rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang

saham. Dar perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka

panjang, semakin rendah rasio akan semakin bak kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

f. Price to Book Value (PBV).

46

Rasio yang menunjukan apakah harga pasar saham

diperdagangkan diatas atau dibawah nla buku saham tersebut. Dari

penelitan-penelitan sebelumnya menunjukan bahwa kinerja dari

perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu

perusahaan. Rasio PVB juga bisa dikatakan sebagai rasio untuk

mengukur kinerja dari perusahaan.

g. Earning Per Share (EPS).

Menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu

lembar saham. EPS adalah rasio keuangan yang paling sering

digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan.

Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan pelembar saham bag pemiliknya maka

semakin profitable dan menark investasi pada perusahaan tersebut.

Hal ini akan memberkan efek positif pada harga saham.

h. Price Earnng Ratio (PER).

Rasio ini merupakan indkasi tentang harapan masa depan

perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang

diharapkan di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat

pertumbuhan dari pendapatan yang dharapkan, maka semakin tngg

pula PER.

47

Dari makalah “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham

Pada Bank di Bursa Efek Indonesia” ada penelitian yang menarik. Yatu,

“Penelitian ini pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan judul

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus

Pada Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia), (Alan Andy Kusuma tahun

2008).” Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan :

a. Berdasarkan hasil penelitan yang dlakukan pada 10 perusahaan go

public yang terdaftar d BEI periode 2005-2007, bahwa profitablitas

(ROA, ROE, NPM) dan EPS mempunyai pengaruh yang baik

terhadap harga saham secara simultan. Dari pengaruh yang bak ini

dapat dketahui bahwa manajemen perusahaan dapat menggunakan

asset perusahaan dengan baik, peningkatan sales yang lebih besar dari

peningkatan biaya, dan meningkatnya return yang akan diterima

investor. Pengaruh ini dapat meningkatkan harga saham dipasaran dan

menarik investor untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan

tesebut.

b. Berdasarkan uji anova diketahui bahwa ROA, ROE, NPM, dan EPS

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga

saham pada tingkat kepercayaan 5%. Dari hasil uji regresi berganda

dengan taraf signifikan α – 5% diketahui bahwa EPS, ROA, dan ROE

memiliki nilai yang positif 6.268: 21.158 : 3.030 dan NPM memiliki

nilai yang negative 21.431. hasil uji t secara parsial diketahui bahwa

48

ROA, ROE, NPM dan EPS diperoleh T tabel sebesar 2.060. Dari hasil

diatas, EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA,

ROE, dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

3.10 Peranan Lemabaga Keuangan Negara dalam Pengawasan Laporan

Keuangan

Berdasarkan pasal 4 UU No. 15 tahun 2004 jenis-jenis pemeiksaan keuangan

Negara antara lain:

1. Pemeriksaan Keuangan (Financial Audit).

Yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai apakah

laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

2. Pemeriksaan Kinerja (Performance Audit)

Merupakan pemeriksaan secara obyektif dan sistemik terhadap berbagai

macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja

entitas/program kegiatan yang diperiksa.

3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar

pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

49

Pengawasan pada dasarnya adalah untuk mengamati apa yang sungguh-

sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi.

Tujuan pengawasan keuangan negara pada dasarnya adalah :

1. untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan,

2. Menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan

pengeluaran negara sesuai dengan anggaran yang telah digariskan,

3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan

Lembaga Negara Lain yang ikut serta dalam mengawasi adalah:

1. Inspectorat Jendral Memeriksa laporan keuangan yang berkaitan dengan

pajak

2. Satuan Pemeriksa Internal pada BUMN Memeriksa laporan keuangan

perusahaan-perusahaan BUMN

3. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Memerksa Laporan

Keuangan dalam hal pembangunan. Baik itu infrastruktur, fasilitas, dll.

4. Badan Pengawas Daerah (BAWASDA) Memerksa Laporan Keuangan

yang ada d daerah

5. Badan Pengawas Keuangan (BPK) Memerksa Laporan Keuangan yang ada

hubungannya dengan Negara.

50

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ketidakwajaran laporan keuangan terjadi karena adanya ketidaksadaran

perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Karena itu para auditor perlu

menganalisa laporan-laporan yang masuk agar tercapainya kualitas yang

semestinya. Laporan keuangan sebuah perusahaan ternyata sangat berpengaruh

tehadap perputaran nilai saham di BEI, yang secara tidak langsung berhubungan

dengan orang banyak. Oleh sebab itu, lembaga-lembaga keuangan Negara seperti

BPK, BPKP, BAWASDA dan lembaga lannya perlu melakukan pengawasan dan

pemeiksaan terhadap setiap laporan keuangan agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan.

4.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas

partisipasi pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa

penulis adalah manusia yang pasti nya memiliki kesalahan. Oleh karena itu,

dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan

menjadikan makalah kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi dan dapat

memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

51

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. Manajemen Keuangan , 1999, Penebit Andi

Husnan, Suad. Pudjiastuti, Enny. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 5,

2006, UPP STIM YKPN

Referensi Makalah : “Analisis Laporan Keuangan untuk Meinilai Kinerja

Perusahaan Pada Kelompok Industri Rokok”

www.repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/450/0102234.pdf?seque

nce=1

Referensi Makalah “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham

Pada Bank di Bursa Efek Indonesia” www.ejournal.unsrat.ac.id

www.id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan

www.id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan

www.id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor

www. laporankeuangan.co.id/blog/jenis-laporan-keuangan

www.medanbisnisdaily.com/m/news/read/2014/04/15/90414/laporan_keuangan_t

idak_wajar_4_emiten_ditegur_bei/

www.janasitinorkhasanah.wordpress.com/2012/11/02/6-kelompok-pemakai-

laporan-keuangan

www.britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-gzco/

http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-davo/

52

http://www.britama.com/index.php/2012/06/sejarah-dan-profil-singkat-suli/

https://akses.ksei.co.id/members/issuers/bahtera-adimina-samudra

http://www.kajianpustaka.com/2013/10/pengertian-dan-jenis-jenis-opini-

audit.html

http://www.akuntansiitumudah.com/contoh-analisis-laporan-keuangan-

perusahaan/

http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-keuangan-rasio-penjualan-bersih-

terhadap-aktiva/

http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-keuangan-modal-kerja-rasio-lancar/

http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-vertikal/

http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-horisontal/

http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-rasio-kewajiban-

terhadap-ekuitas-pemilik/

http://www.akuntansiitumudah.com/analisis-rasio-perputaran-piutang-usaha/

http://www.akuntansiitumudah.com/analisis-rasio-perputaran-persediaan/

http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-kiamat-doomsday-ratio/

http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-aktiva-tetap-terhadap-kewajiban-

jangka-panjang-utang/

http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-cepat-quick-ratio/

http://www.akuntansiitumudah.com/hasil-dividen-dividend-yield/

http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-harga-laba-price-earnings-ratio/

53

www.oneclubaplikom.wordpress.com/2010/11/21/peran-bpk-dalam-pemeriksaan-

dan-pengawasan-pengelolaan-keuangan-negara/