ketidakwajaran dalam penulisan laporan keuangan
DESCRIPTION
Ketidakwajaran dalam Penulisan Laporan KeuanganTRANSCRIPT
Makalah Manajemen Keuangan
“KETIDAKWAJARAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN”
Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Disusun Oleh:
Candra Triyana 2S113020P
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANAJEMEN BISNIS
STEMBI BANDUNG
2 0 1 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan Rahmat, karunia dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Manajemen Keuangan yang berjudul “Ketidakwajaran dalam
Penyusunan Laporan Keuangan” ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Manajemen Keuangan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat dijadikan masukan oleh
penyusun makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang membutuhkan.
Bandung, 21 Desember 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 1
1.1 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II : LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
2.1 Ketidakwajaran .......................................................................................... 3
2.2 Laporan Keuangan ..................................................................................... 3
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ......................................................... 3
2.2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ......................................................... 4
2.2.3 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan .................................. 8
2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan.............................................................. 8
2.2.5 Tujuan Laporan Keuangan ............................................................. 12
2.2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ................................... 13
2.2.7 Masalah-Masalah pada Analisis Laporan Keuangan ..................... 14
iii
BAB III : ISI ............................................................................................................. 15
3.1 Kasus yang Terkait dengan Ketidakwajaran Laporan Keuangan ............ 15
3.2 BEI ........................................................................................................... 17
3.2.1 Indeks Saham BEI .......................................................................... 18
3.3 PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) .......................................................... 19
3.3.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) ..... 20
3.4 PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) ........................................................... 21
3.4.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) ...... 22
3.5 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) ................................................... 23
3.5.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk .......... 24
3.6 PT Bahtera Admina Samudra (BASS) ..................................................... 24
3.7 Auditor dan Opininya dalam Ketidakwajaran Kaporan Keuangan .......... 25
3.7.1 Jenis-Jenis Auditor ......................................................................... 25
3.7.2 Tanggung Jawab Auditor ............................................................... 27
3.7.3 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan ................................. 28
3.7.4 Jenis-Jenis Opini Audit .................................................................. 29
3.7.5 Tahap-Tahap Opini Audit .............................................................. 33
3.8 Analisa-Analisa yang Harus Dilakukan dalam Menila Laporan
Keuangan .................................................................................................. 33
iv
3.8.1 Rasio Penjualan Bersih Terhadap Aktiva ....................................... 33
3.8.2 Modal Kerja dan Rasio Lancar ....................................................... 34
3.8.3 Analisis Vertikal ............................................................................. 34
3.8.4 Analisis Horizontal ......................................................................... 35
3.8.5 Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik .................................. 36
3.8.6 Perputaran Piitang Usaha ............................................................... 37
3.8.7 Rasio Perputaran Persediaan .......................................................... 38
3.8.8 Rasio Kiamat .................................................................................. 40
3.8.9 Rasio Aktiva Tetaap Terhadap Kewajiban Jangka Panjang ........... 41
3.8.10 Rasio Cepat .................................................................................. 41
3.8.11 Hasil Dividen ................................................................................ 42
3.8.12 Rasio Harga Terhadap Laba ......................................................... 43
3.9 Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Terhadap Saham yang
Terdaftar di BEI ........................................................................................ 44
3.10 Peranan Lembaga Keuangan Negara dalam Pengawasan Laporan
Keuangan................................................................................................. 48
BAB IV : PENUTUP ................................................................................................ 50
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 50
4.1 Saran ......................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keuangan adalah suatu kegitan perencanaan, penganggaran,
perencanaan, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh oleh perusahaan. Salah satu fungsi dari
manajemen keuangan yaitu adalah melakukan penyusunan laporan keuangan
yang dapat dimulai dari proses perencanaan keuangan, penganggaran keuangan,
pengelolaan keuangan, pencarian keuangan, penyimpanan keuangan,
pengendalian keuangan, pemeiksaan keuangan, dan terakhir dengan menyusun
pelaporan keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan perusahaan harus
melaporkan dengan sebenar-benarnya. Karena, dalam menilai suatu perusahaan
salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangannya. Namun dalam beberapa
kasus banyak sekali bermunculan laporan-laporan keuangan yang tidak wajar.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapt dirumuskan beberapa masalah berikut:
1. Apa pendapat-pendapat auditor terhadap ketidakwajaran laporan keuangan
sebuah perusahaan (penilaian laporan keuangan)?
2
2. Analisa-analisa apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan
keuangan sehingga dapat tercapai kualitas laporan keuangan yang memenuhi
standar?
3. Sejauh mana implikasi dari kualitas sebuah laporan keuangan terhadap
pergerakan saham-saham yang terdaftar di BEI?
4. Seberapa besar peranan lembaga keuangan Negara lainnya dalam
ketidakwajaran laporan keuangan tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatahui pendapat dari para auditor mengenai laporan keuangan
sebuah perusahaan
2. Untuk mengetahui seberapa baik kualitas laporan keuangan dengan
melakukan analisa-analisa tertentu
3. Untuk mengetahui Sejauh mana implikasi dari kualitas sebuah laporan
keuangan terhadap pergerakan saham-saham yang terdaftar di BEI
4. Untuk mengetahui peran lembaga keuangan Negara lainnya terhadap
ketidakwajaran sebuah laporan keuangan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ketidakwajaran
Ketidakwajaran dalam konteks laporan keuangan yaitu adalah laporan yang
dibuat tidak sesuai dengan semestinya (sesuai dengan kondisi yang sebenarnya).
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang tersusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi.
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi:
a. Neraca
Menurut Suad Husnan & Enny Pudjiastuti dalam bukunya
yang berjudul “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Neraca
menunjukan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan
dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan
4
disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal
sendiri pada sisi pasiva.
b. Laporan laba rugi komprehensif
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan
berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah asset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba-rugi adalah
penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba-rugi dan perubahan dalam
berbagai unsur neraca.
2.2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari
beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan
keuangan tersebut. Masing- masing laporan keuangan memiliki arti
sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara
bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya
5
perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk
kepentingan diri seniri maupun untuk kepentingan pihak lain.
Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuikan juga dengan
kondisi perubahan kebutuhan perusahaan. Artinya jika tidak ada
perubahan dalam laporan tersebut, tidak perlu dibuat, sebagai contoh
laporan perubahan modal atau laporan catatan atas laporan keuangan.
Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya sekedar tambahan,
untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat. Dalam prakteknya,
secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun,
yaitu:
a. Neraca (balance sheet)
merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan
dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan
pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan
komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas
dan jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca harus
didasarkan likuiditasnya atau komponen yang paling mudah
dicairkan. Misalnya kas disusun lebuh dulu karena merupakan
komponen yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva
lancar lainnya, kemudian bank dan seterusnya. Sementara itu,
6
berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi pertimbangan adalah
jangka waktu, terutama untuk sisi pasiva. Contohnya untuk
kewajiban (utang) disusun dari yang paling pendek sampai
yang paling panjang. Misalnya pinjaman jangka pendek lebih
dulu disajikan dan seterusnya yang lebih panjang.
b. Laporan laba-rugi (income statement)
merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil
usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan
laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah
biaya dan jenis-jenis buaya yang dikeluarkan selam periode
tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat
selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumah pendapatan
lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba.
Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah
biaya, perusahaan dikatakan rugi
c. Laporan perubahan modal
merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang
dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga
menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya
perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal
7
jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Artinya
laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.
d. Laporan arus kas
merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas
harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas
keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri
uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau
penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan
sejumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti
pembayaran biaya operasiona perusahaan.
e. Laporan catatan atas laporan keuangan
merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada
laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan
keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu
sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihk yang
berkepentingan tidak salah dalam menfsirkannya
8
2.2.3 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan
Haruslah dibedakan antara pengertian dan Pelaporan keuangan
(financial reporting) dan laporan keuangan (financial reports).
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
penyediaan dan penyampaiaan informasi keuangan. Aspek-aspek
tersebut antara lain lembaga yang telibat (misalnya penyusunan
standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi
profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU
(Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted
Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu
medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus
dibedakan pula antara statemen (statement) dan laporn (report).
2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dapat dipandang sebagai suatu seni dan
ilmu dalam memeriksa komponen-komponen ungkapan moneter
perusahaan, yang disebut sebagai laporan keuangan. Orang-orang
membentuk pendapat tentang hal-hal yang dilakukan dimasa lalu,
masa kini, dan masa datang suatu perusahaan berdasarkan analisis
yang mereka lakukan. Kepercayaan yang diperoleh ini yang akan
menjadi dasar pedoman tindakan di perusahaan. Terdapat enam
9
kelompok pemakai laporan keuangan yaitu inverstor pasar modal,
pemberi kredit, manajer perusahaan, auditor eksternal dan internal,
regulator, dan pegawai perusahaan.
a. Investor pasar modal
Orang-orang yang berinvestasi di pasar modal adalah orang
yang berani menanggung resiko. Sebagai pemilik perusahaan,
kekayaan mereka bertambah seiring dengan semakin
bertambahnya kekayaan perusahaan, dan berkurang ketika
kekayaan perusahaan berkurang. Sebagai pemegang saham,
investor pasar modal yang berinvestasi pada ekuitas yang
dimiliki perusahaan akan mendapatkan hak residual atas aktiva
milik perusahaan, mereka mendapatkan pengembalian
(disebut juga sebagai return) atas investasi yang mereka
lakukan hanya jika hak pemegang kepentingan lainnya telah
terpenuhi.
b. Pemberi kredit
Para kreditor menganalisis laporan keuangan untuk
menetapkan profitabilitas atas pembayaran pokok maupun
bunga pinjaman yang telah diberikan. Mereka memberikan
pinjaman baik dalam jangkan pendek maupun jangka panjang.
Kreditor yang memberikan pinjaman jangka pendek umumnya
10
mendanai operasi perusahaan pada tahun berjalan. Sebagai
contoh, suatu perusahaan manufaktur yang melakukan
transaksi perdagangan dengan seorang pedagang, menetapkan
kepastian pembayaran kembali sebelum menjual barang secara
kredit kepada pengecer. Sebagian besar pemasok mengetahui
para pelanggannya, sebagai konsekuensinya, mereka
membutuhkan suatu analisis laporan keuangan sederhana
untuk kesepakatan kredit dagang jangka pendek. Kreditor
jangka panjang mendanai proyek-proyek besar, seperti
pembuatan konstruksi bangunan dan pengadaan permesinan.
Para pemberi pinjaman menyisihkan berbagai sumber daya
yang dimiliki untuk menganalisis laporan keuangan para
pemohon pinjaman.
c. Manajer perusahaan
Para manajer adalah profesional bisnis yang mengoperasikan
perusahaan untuk kepentingan pemilik. Sebagai pihak yang
bekerja dalam suatu perusahaan, tugas mereka adalah
memaksimalkan harga saham perusahaan melalui penggunaan
produktif aktiva yang dimiliki perusahaan. Para manajer
menggunakan informasi laporan keuangan untuk
mengendalikan dan merencanakan kegiatan perusahaan.
11
Informasi laporan keuangan membantu mereka menyusun
strategi bisnis, penawaran produk, dan inisiatif pemasaran.
d. Auditor Internal dan Eksternal
Internal auditor mengetahui operasi perusahaan, dan eksternal
auditor memberikan pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan suatu entitas. Auditor-auditor dipekerjakan oleh
suatu entitas memberikan keyakinan kepatuhan dengan
kebijakan perusahaan, mengukur kinerja dan memberi
rekomendasi perbaikan operasi. Akuntan Independen yang
bersertifikasi akuntan publik memberikan opini tentang
kewajaran laporan keuangan perusahaan. Kedua kelompok
auditor tersebut menganalisis laporan keuangan dalam rangka
melakukan tugas audit mereka
e. Regulator
Berbagai lembaga pemerintahan menganalisis laporan
keuangan sebagai bagian tugas regulatori mereka. Salah
satunya Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM),
mengatur pasar modal di Indonesia. Badan ini berkewajiban
untuk memperoleh keyakinan investor dan kreditor
mendapatkan ungkapan tentang aktifitas perusahaan secara
penuh dan wajar.
f. Pegawai perusahaan
12
Sebagai salah satu pemakai kelompok laporan keuangan,
pegawai menganalisis manfaat dari keakuratan dan kebenaran
atas kinerja yang dihasilkan perusahaan. Walaupun kandungan
dan prosedur spesifikasi yang digunakan berbeda-beda antar
analis, mereka semua menggunakan data yang diungkapkan
secara publik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
yang lebih baik. Penyajian gambaran kinerja perusahaan yang
benar dan wajar adalah tujuan pelaporan keuangan, membuat
gambaran yang disajikan tersebut masuk akal adalah pekerjaan
analisis laporan keuangan
2.2.5 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan
keuangan tidak menyediakn semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena
secra umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa
13
lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
Lapoan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin
melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi.
Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan
atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat
empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:
a. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan
dengan batas para pengguna
14
b. Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
c. Keandalan
Informasi dalam laporn keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material
d. Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode
sebelumnya.
2.2.7 Masalah masalah pada Analisis Laporan Keuangan
Menurut Drs. Lukas Setia Atmaja M. Sc dalam bukunya yang
berjudul “Manajemen Keuangan” ada beberapa masalah dalam analisis
laporan keuangan. Diantaranya:
1. Data Pembanding
2. Efek inflasi
3. Manjemen perusahaan yang memanipulasi data keuangan
4. Perbedaan kebijakan operasi
5. Rasio perusahaan yang kurang baik
15
BAB III
ISI
3.1 Kasus yang Terkait dengan Ketidakwajaran Laporan Keuangan
MedanBisnis-Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) menegur 4 perusahaan
terbuka untuk dimintai keterangan terkait laporan keuangan. Dari 4 perusahaan
tersebut, 3 di antaranya mendapat catatan Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dan 1 perusahaan tercatat disclaimer.
Daftar perusahaan tercatat hingga 1 April 2014 yang memperoleh opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) adalah PT Gozco Plantation Tbk (GZCO), PT
Davomas Abadi Tbk (DAVO), dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI).
Sementara emiten yang laporan keuangannya tercatat disclaimer adalah PT
Bahtera Edimina Samudra Tbk (BASS).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, dalam minggu ini
pihaknya bakal melayangkan teguran kepada masing-masing emiten berupa
peringatan tertulis.
"Minggu ini akan diberi peringatan tertulis," kata Hoesen saat ditemui di
Gedung BEI, Jakarta, Selasa (15/4).
Hoesen menjelaskan, sanksi peringatan tertulis tersebut bakal meningkat ke
level selanjutnya yaitu pemanggilan emiten jika tidak merespons surat tersebut
dalam 3 hari ke depan.
16
Sementara untuk emiten yang laporan keuangannya disclaimer, maka pihak
bursa akan melakukan penghentian sementara perdagangan sahamnya (suspensi)
apabila emiten tersebut menyandang status disclaimer 2 kali berturut-turut dalam
laporan keuangannya.
"Kita pelajari dan tanyakan ke mereka. Biasanya 3 hari harus respon, kalau
nggak ya perlu kita panggil. Untuk yang disclaimer, kita tanyain penjelasannya,
kalau 2 kali disclaimer berturut-turut sahamnya bisa disuspen," jelas dia.
Di samping itu, hingga 1 April 2014, BEI mencatat, dari total emiten yang
wajib menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2013 sebanyak 530
perusahaan, masih ada sekitar 57 emiten yang belum menyerahkan laporan
keuangannya.
Artinya, sampai saat ini sudah 473 perusahaan yang menyerahkan laporan
keuangannya kepada otoritas BEI.
"Ya memang ada yang beberapa emiten beralasan karena perbedaan
penggunaan tahun buku, sehingga belum waktunya untuk menyerahkan laporan
keuangan," tambah Hoesen.
Namun, Hoesen mengaku, keterlambatan emiten dalam menyampaikan
laporan keuangan ini dalam tren menurun.
"Yang pasti keterlambatan laporan keuangan trennya sudah menurun,"
katanya.
17
Padahal, jika dilihat pada keterbukaan informasi laporan keuangan tahun buku
2012, emiten yang telat memberikan laporan keuangan mencapai 52 emiten.
Hoesen masih belum mau menyebutkan emiten mana saja yang belum
menyerahkan laporan keuangannya.
"Datanya belum ada, belum kita rekap semua, nanti akan ada informasinya,"
kata Hoesen.
Informasi saja, sesuai ketentuan BEI, para emiten pasar modal yang telat
menyampaikan laporan keuangan akan di denda mulai Rp 100 juta hingga Rp 150
juta, bahkan bisa sampai Rp 500 juta.
3.2 BEI
Sekilas tentang BEI atau Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock
Exchange/IDX) 2007 yang didirakan pada tahun merupakan bursa hasil
penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) 1912 dan Bursa Efek Surabaya
(BES) 1940 dan saat ini dirutnya adalah Ito Warsito.
BEI menggunakan system perdagangan bernama Jakarta Automated Trading
System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan system manual yang digunakan
sebelumnya. Sejak 2 maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan
sistem baru bernama JATS-NexG yang disediakan OMX
BE berpusat di gedung BEI, Kawasan Niaga Sudirman 52-53, Senayan,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
18
3.2.1 Indeks Saham BEI
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang
perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu
indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham.
Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan
sepuluh jenis indeks sektoral. Indeks tersebut adalah:
a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen
kalkulasi Indeks.
b. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-
masing saham didasarkan harga dasar.
c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
d. Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
e. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian
Kompas.
f. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk
dalam sektor yang sama.
g. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang
termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh
Bapepam-LK (Kini OJK).
19
h. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), yang menggunakan
semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang
diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK)
i. Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja
sama dengan Harian Bisnis Indonesia.
j. Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih
bekerjasama dengan Pefindo.
k. Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang
menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian
terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan Kehati.
l. Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang
bergerak dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya,
bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
m. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu
kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
3.3 PT Gozco Plantation Tbk (GZCO)
PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) (GZCO)
didirikan tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat Gozco terletak di Gedung Graha
Permata Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780.
20
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham GZCO adalah PT
Golden Zaga Indonesia (27,53%), Wildwood Investment Pte., Limited (26,37%)
dan Amfraser Securities Pte., Limited (7,84%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO
mencakup bidang usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang
berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri. Saat ini kegiatan usaha GZCO
adalah pengembangan dan pengoperasian perkebunan, perdagangan dan
pengolahan kelapa sawit dan minyak nabati (crude palm oil) melalui anak-anak
usaha.
Pada tanggal 06 Mei 2008, GZCO memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GZCO (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 1.500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp225,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Mei 2008.
3.3.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Gozco Plantation Tbk (GZCO)
JENIS PENCATATAN SAHAM
TGL.
PENCATATAN
Saham Perdana @Rp. 225,- 1.500.000.000 15 Mei 2008
Pencatatan Saham Pendiri
(Company Listing)
3.500.000.000 15 Mei 2008
Saham Bonus (Bonus Shares) 50.000.000 25 Juli 2012
Dividen Saham (Dividen
Stock) 950.000.000 25 Juli 2012
21
3.4 PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)
PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) didirikan tanggal 14 Maret 1990 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat DAVO
berlokasi di Gedung Plaza BII, Tower III, Lantai 9, Jln M.H Thamrin No. 51,
Jakarta 10350 dan pabrik berlokasi di Tangerang, Banten.
Pemegang saham mayoritas DAVO adalah PT Aneka Surya Agro, dengan
persentase kepemilikan sebesar 57,20%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DAVO
bergerak dalam bidang industri pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak
dan kakao bubuk, industri pengolahan coklat dan produk-produk makanan dan
minuman yang berhubungan dengan coklat, pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan, menjalankan usaha-usaha dalam bidang
perdagangan pada umumnya dan usaha jasa lainnya. Kegiatan usaha DAVO
pada saat ini adalah pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao
bubuk.
Pada tanggal 30 Nopember 1994, DAVO memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
DAVO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 17.250.000 dengan nilai nominal
Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.300,- per saham. Saham-
22
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22
Desember 1994.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada
tanggal 11 Maret 2013, para pemegang saham telah menyetujui agenda
pelaksanaan Putusan Pengesahan Perdamaian (Homologasi) dari Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tanggal 8 Juni 2012 nomor : 17/PKPU/2012/PN Niaga
yang meliputi persetujuan Peningkatan Modal Dasar dan Modal Disetor
DAVO Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Jumlah
saham yang diterbitkan Tanpa HMETD sebanyak 84.107.320.000 lembar.
3.4.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)
Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan
Saham Perdana @ Rp3.300,- 17.250.000 22-Des-1994
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 28.551.250 22-Des-1994
Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 2 45.801.250 27-Mei-1996
Saham Bonus (Bonus Shares) 78.778.150 21-Jun-1996
Penawaran Terbatas (Right Issue I) @ Rp1.350,- 283.967.750 12-Des-2001
Konversi ESOP 22.717.420 17-Apr-2002
Saham Bonus (Bonus Shares) 763.305.312 26-Jun-2002
Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 5 4.961.484.528 17-Des-2004
Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 2 6.201.855.660 28-Mei-2007
Penambahan Saham Tanpa HMETD @ Rp50,-* 84.107.320.000
23
3.5 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI)
SLJ Global Tbk (dahulu PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk) didirikan tanggal 14
April 1980 dan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1983. Kantor pusat
SULI terletak di Menara Bank Danamon, Lantai 19, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.
EIV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya
berlokasi di Kalimantan Timur.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham SULI, antara lain: PT
Sumber Graha Sejahtera 2 (24,63%), UOB Kay Hian Pte Ltd (18,96%), Deddy
Hartawan Jamin (15,88%) dan Gem Treasury Investments Limited-873384000
(13,10%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SULI
terutama bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu; mendirikan
dan menjalankan perusahaan dalam bidang pengembangan/ eksploitasi hasil
Hutan Alam dan Hutan Tanaman, usaha penebangan, pengangkutan kayu dan
produksi kayu lapis; serta perdagangan impor/ekspor dan lokal.
Pada tahun 1994, SULI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SULI sebanyak 25.000.000
lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
24
penawaran Rp9.000 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Maret 1994.
3.5.1 Sejarah Pencatatan Saham PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
(SULI)
3.6 PT Bahtera Admina Samudra Tbk (BASS)
PT.BAHTERA ADIMINA SAMUDRA Tbk adalah suatu perusahaan
perikanan yang berorientasi gekspor yang menangkap, mengemas, memasarkan,
dan pendistribusian yang luas dengan ikan yang berkwalitas.
Berdiri di Jakarta pada tahun 1989, Perusahaan hari ini memiliki dan
mengoperasikan suatu armada kapal nelayan yang modern. Kantor pusat dari
Perusahaan berada di Jakarta dan didukung oleh kantor cabang yang terletak di
Merauke dan Fak- fak, Irian Jaya. Perusahaan didukung oleh sistem komunikasi
Jenis Pecatatan Saham Tgl
Pencatatan
Saham Perdana @ Rp9.000,- 25.000.000 21-Mar-1994
Pencatatan Saham Pendiri (Company Lsiting) 100.000.000 21-Mar-1994
Penawaran Terbatas (Right Issue I) 4:11 @Rp1.000,- 343.750.000 16-Jan-1998
Penambahan Saham Tanpa HMETD 313.726.629 29-Des-2004
Penambahan Saham (Konversi Utang) (2005 s/d
2006) 151.804.057
Penawaran Terbatas (Right Issue II) 6 : 1 @
Rp1.000,- 155.713.448 23-Ags-2006
Total Konversi Waran I (18-Jan-07 s/d 10-Aug-09) 146.028.177
Penawaran Terbatas (Right Issue III) 1 : 1 @ Rp100,- 1.236.022.311 01-Apr-10
Penambahan Saham (Konversi Hutang) @ Rp100,- 313.726.629 16-Jan-2013
25
dan peralatan yang terkomputerisasi dengan baik dan Karyawan berpengalaman
di mana kantor pusat dan kantor cabang mengendalikan dan mengkoordinir
operasi Fish-Catching dari kapal itu. Perusahaan adalah suatu cabang dari
kelompok Kompak yang kuat, yang mana bergerak dengan jasa investasi,
pabrikasi, pekerjaan tambang, perdagangan, dan perikanan.
Pada 1990 Mulai operasi pemancingan di laut Arafura dengan 2 kapal
bekerjasama dengan mitra yang asing. Pada tahun 1994- 1997 dioperasikan 12
kapal di laut Sulawesi Bekerjasama dengan mitra setempat.
Di tahun 1998 diperoleh 14 kapal nelayan 300-GRT yang diperbaharui dari
Negeri China, kantor cabang dibentuk di Merauke, Irian Jaya yang menangani
hasil operasi pemancingan di laut Arafura.
Pada tahun 1999 diperoleh 14 kapal nelayan 300-GRT yang diperbaharui dari
Negeri China, kantor cabang dibentuk di Fak-Fak, Irian Jaya, yang menangani
hasil operasi pemancingan di wilayah Irian Jaya.
3.7 Auditor dan Opininya dalam Ketidakwajaran Laporan Keuangan
3.7.1 Jenis-Jenis Auditor
a. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan
audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di
Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu:
- Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari
26
Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2) Hasil
pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai dengan
kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan
badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga
diharapkan dapat bersikap independen.
- Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai
Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang
dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal
Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan Daerah.
b. Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu
perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada
perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu
manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
c. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan
fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka,
27
yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan
juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak
bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan
melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
d. Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada
dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia,
bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan
dan penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan.
Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus.
Tanggungjawab Karikpa adalah melakukan audit terhadap para
wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi
ketentuan perundangan perpajakan.
3.7.2 Tanggung Jawab Auditor
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal
dari Auditing Practices Board, pada tahun 1980, memberikan
ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:
a. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu
merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
28
b. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem
pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
c. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan
dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.
d. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan
kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan
dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance
test.
e. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor
melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan
seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil
berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi
dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.
3.7.3 Pengertian Opini Audit
Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007)
adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar
sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan.
Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini
audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar
29
yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan
norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit
sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus
diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.
3.7.4 Jenis-Jenis Opini Audit
Opini yang diberikan atas asersi manajemen dari klien atau
instansi peusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa
pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak membeikan pendapat,
dan tidak wajar.
a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan
sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan
kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak
terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat keadaan berikut:
- Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi
dan auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa,
sehingga ia dapaty memastikan kerja lapangan telah ditaati
30
- Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan
kerja
- Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang
ditetapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan
sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah
disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari
laporan keuangan
- Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material
uncertainties) mengenai perkembangan di masa mendatang
yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan
secara memuaskan.
b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
(Modified Unqualified Opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika suatu keadaan tertentu
yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar.
Keadaan tertentu dapat terjadi apabila:
- Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor
independen lain
- Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan
keuangan dibuat menyimpang dari SAK
31
- Laporan dipengaruhi oleh ketidak[pastian peristiwa masa yang
akan datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal
laporan audit
- Tersapat keraguan yang besar terhadap kemampuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
- Diantara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang
material dalam penerapan prinsip akuntansi.
- Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM
namun tidak disajikan.
c. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan
wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu
penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus
dikecualikan. Dari pengecualian tersebut yang dapat mungkin
terjadi, apabila:
- Bukti kurang cukup
- Adanya pembatasan ruang lingkup
- Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (SAK).
Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat
ini diberikan apabila:
32
- Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak
m,empengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
- Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak
material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa
pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam
prinsip akuntansi.
d. Opini tidak Wajar (Adverse Opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan secara keseluruhan
ini dapat terjadi apabila auditor harus memberi tyambahan paragraf
untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai
dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut, pada laporan
auditnya.
e. Opini tidak memberikan pendapat (disclamer of opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan
yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI. Pembuatan
laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan
ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak
memberi pendapat.
33
3.7.5 Tahap-Tahap Opini Audit
Sebelum auditor memberikan pendapat (opininya), seseorang
auditor harus melaksanakan tahap-tahap audit. Adapun tahap-tahapnya
menurut Arens etal (2008:132) yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit.
2. Pengujian pengendalian dan transaksi.
3. Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
4. Penyelesaian dan penerbitan laporan audit.
3.8 Analisa-Analisa yang harus dilakukan dalam menilai laporan keuangan
Agar tercapainya kualitas laporan keuangan yang memenuhi standard an dapat
menggambarkan kinerja perusahaan per periode, maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Diantaranya:
3.8.1 Rasio Penjualan Bersih Terhadap Aktiva
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang
tinggi menunjukan penggunaan aktiva yang efektif.
Aktiva yang digunakan dalam menghitung rasio bisa berupa total
aktiva pada akhir tahun, total aktiva rata-rata pada awal dan akhir
tahun, atau aktiva rata-rata bulanan
34
3.8.2 Modal Kerja dan Rasio Lancar
Kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya disebut
solvensi. Dua tolak ukur keuangan untuk mengevaluasi solvensi
jangka pendek dari suatu perusahaan adalah modal kerja dan rasio
lancer
Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancer terhadap kewajiban
lancer suatu perusahaan. [[Modal kerja = Aktiva lancer –
Kewajiban lancer]].
Adanya kelebihan aktiva lancer terhadap kewajiban lancer
mengisyaratkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban
lancarnya. Jika kewajiban lancer lebih besar dari aktiva lancer,
perusahaan mungkin tidak mampu membayar utang-utangnya dan
harus menghentikan usahanya.
3.8.3 Analisis Vertikal
Membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan
dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk
menyoroti hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisi
Vertikal adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
perbandingan semacam itu.
Dalam Analisi Vertikal terdapat neraca, masing-masing pos aktiva
dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos
35
kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total
kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertical terhadap
laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari
total pendapatan atau penghaslan.
Analisis vertical juga bisa diterapkan untuk beberapa periode guna
menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu.
3.8.4 Analisis Horizontal
Satu pos item dari laporan keuangan sering kali bermanfaat dalam
menginterprestasikan hasil operasi perusahaan. Namun, dengan
melakukan perbandingan dengan pos yang sama dari periode
sebelumnya, kita dapat memperoleh manfaat yang lebih besar lagi..
perbandingan ini sering disebut dengan Analisis Horizontal.
Dalam melakukan analisis horizontal, suatu akun laporan
keuangan tahun berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada
periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan pada jumlah pos
tersebut dihitung sebagai presentase kenaikan atau penurunan. Dalam
membandingkan laporan dari dua periode yang berbeda, laporan
keuangan yang lebih awal selalu dijadikan sebagai dasar perhitungan
untuk analisis horizontal.
36
3.8.5 Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Pemilik
Pada dasarnya laporan akuntansi keuangan adalah sebuah alat bagi
manajemen untuk melaporkan aktivitas opersai perusahaan kepada
pemilik. Selain itu, laporan keuangan juga berguna bagi banker,
kreditor, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam menganalisis
serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan konsisi perusahaan.
Mari membahas mengenai alat yang biasa digunakan untuk
menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi
perusahaan. Salah satunya terutama berguna dalam menganalisis
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban atau utang
perusahaan.
Hubungan antara kewajiban dengan ekuitas pemilik dapat
dinyatakan dalam rasio sebagai berikut: [[Rasio kewajiban terhadap
ekuitas pemilik = Total kewajiban/Total ekutas pemilik (total
ekutas pemegang saham)]].
Untuk korporasi, biasanya istilah total ekuitas pemilik diganti
dengan total ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, pada saat
menghitung rasio ini untuk perusahaan korporasi, istilah ekuitas
pemilik harus diganti dengan ekuitas pemegang saham.
Dalam hal prioritas, hak kreditor terhadap aktiva perusahaan lebih
tinggi daripada hak pemilik modal atau pemegang saham. Dengan
demikian, semakin kecil rasio kewajiban terhadap ekuitas pemilik,
37
semakin baik kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam kondisi
yang buruk dan tetap dapat memenuhi kewajibannya terhadap kreditor
Sebagai islustrasi, rasio 1 (satu) menyatakan bahwa kewajiban dan
ekuitas pemilik mempunyai nilai yang sama. Dengan kata lain, jika
perusahaan mengalami kerugian sebesar jumlah kewajibannya, maka
total aktiva perusahaan yang masih tersisa untuk kreditor akan persis
sama dengan jumlah klaim mereka atas aktiva tersebut
Apabila hal ini terjadi, kreditor masih dapat menerima
pembayaran atas pinjaman yang mereka berikan kepada perusahaan
sedangkan pemilik modal tidak akan mendapatkan apapun dari
perusahaan. Sebaliknya, apabila rasio tersebut adalah 3 (tiga), maka
kerugian yang jumlahnya lebih besar dari sepertiga kewajiban akan
menyebabkan total aktiva perusahaan yang tersisa tidak mencukupi
untuk menutup klaim kreditor
3.8.6 Perputaran Piutang Usaha
Peusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang panjang
cenderung memiliki jumlah piutang usaha yang relatif tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang memberikan jangka waktu
kredit yang pendek. Namun, dalam kedua situasi di atas, adalah
penting untuk menagih piutang secepat mungkin.
38
Kas yang diperoleh dari penagihan piutang akan meningkatkan
solvensi dan mengurangi risiko kerugian dari piutang tak tertagih. Dua
ukuran yang sangat berguna untuk mengevaluasi efisiensi penagihan
piutang adalah (1) perputaran piutang usaha, dan (2) jumlah hari
penjualan dalam piutang.
Perputaran Piutang Usaha (accounts receivable turnover)
mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam
setahun. Sebagai contoh, dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, piutang
usaha harus berputar sedikit di atas 12 kali dalam setahun. Perputaran
piutang usaha dihitung sebagai berikut : [[Perputaran piutang usaha
= Penjualan kredit bersih / Piutang usaha rata-rata]].
Piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan
data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang usaha
awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.
3.8.7 Rasio Perputaran Persediaan
Sebuah perusahaan dagang harus menyimpan persediaan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk
melakukan hal itu bisa mengakibatkan hilangnya penjualan. Di sisi
lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan mengurangi solvensi
karena tertimbunnya sejumlah dana yang semestinya dapat digunakan
untuk melakukan ekspansi dan memperbaiki operasi.
39
Selain itu, kelebihan persediaan juga dapat menambah beban
seperti menyimpan, asuransi, dan pajak properti. Terakhir, persediaan
yang berlebihan akan meningkatkan resiko kerugian akibat penurunan
harga, kerusakan, atau perubahan pola belanja pelanggan
Sama seperti banyak jenis analisis keuangan yang lain, adalah
mungkin untuk menggunakan lebih dari satu ukuran dalam
menganalisis efisiensi dan efektivitas pengelolaan persediaan
perusahaan. Dua ukuran yang dimaksud adalah perputaran persediaan
dan jumlah hari penjualan dalam persediaan.
Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur hubungan
antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan
yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai
berikut: [[Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan /
Persediaan Rata-rata]]
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-
angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakan, kita
menentukan persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan
pada akhir dan awal tahun dengan 2. Sepanjang jumlah persediaan
yang dimiliki sepanjang tahun stabil, rata-rata ini akan akurat bagi
analisis kita.
40
3.8.8 Rasio Kiamat
Bagi kebanyakan perusahaan, tolok ukur ini bermanfaat dalam
menilai solvensi jangka pendek. Akan tetapi, perusahaan yang
menghadapi masalah keuangan mungkin akan kesulitan
dalam mengkonversi piutang, persediaan, dan uang muka menjadi kas
pada saat diperlukan.
Dalam hal ini, rasio kas terhadap kewajiban lancar lebih
bermanfaat dalam menilai kemampuan kreditor untuk menagih
piutangnya kepada perusahaan bersangkutan. Karena rasio ini
paling relevan untuk perusahaan yang sedang menghadapi masalah
keuangan, maka namanya disebut “Rasio kiamat” atau doomsday
ratio. Nama tersebut digunakan karena diasumsikan bahwa dalam
keadaan terburuk perusahaan akan menghentikan usahanya dan hanya
kas yang ada di tangan yang bisa digunakan untuk membayar
kewajiban kepada kreditor.
Dalam menghitung rasio kas terhadap kewajiban lancar, kas dan
ekuivalen kas digunakan sebagai pembilang, seperti diperlihatkan
berikut ini.: [[Rasio Kiamat = Kas dan ekuivalen kas / Kewajiban
lancer]].
41
3.8.9 Rasio Aktiva Tetap Terhadap Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang seringkali dijamin oleh aktva tetap.
Rasio total aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang
menyediakan ukuran solvensi yang mengindikasikan marjin pengaman
kepada kreditor. Rasio tersebut juga memberikan indikasi mengenai
kemampuan potensial perusahaan untuk meminjam dana tambahan
atas dasar jangka panjang.
Rasio aktiv tetap terhadap kewajiban jangka panjang (ratio of
fixed assets to long-term liabilities) dihitung sebagai berikut: [[Rasio
aktiva tetap terhadap kewajiban jangka panjang = Aktiva tetap
(bersih) / Kewajiban jangka panjang]].
3.8.10 Rasio Cepat
Sebuah perusahaan harus mampu membayar kewajiban lancarnya
dalam periode waktu jangka pendek, biasanya satu tahun.
Salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan
pembayaran ini adalah rasio cepat (quick ratio) atau acid-test ratio.
Ratio cepat dihitung dengan cara sebagai berikut: [[Rasio cepat =
Aktiva Cepat / Kewajiban Lancar]].
Rasio Cepat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
utang dengan segera, dengan menggunakan aktiva cepat yang
dimilikinya.
42
Aktiva cepat adalah kas, ekuivalen kas, dan piutang yang dapat
dengan cepat dikonversi menjadi kas. Biasanya, sebuah perusahaan
sebaiknya memiliki rasio cepat lebih dari 1. Rasio yang kurang dari 1
mengindikasikan bahwa kewajiban lancar tidak mampu ditutupi oleh
kas dan aktiva-aktiva lancer lainnya.
3.8.11 Hasil Dividen
Dividend yield ratio mengindikasikan tingkat pengembalian
kepada pemegang sahamdari segi distribusi dividen tunai. Walaupun
hasil dividen dapat dihitung baik untuk saham preferen maupun saham
biasa, namun pada dasarnya hanya dihitung untuk saham biasa.
Hal ini karena sebagian besar saham preferen memiliki jumlah
atau tingkat dividen yang tetap. Sebaliknya, jumlah dividen saham
biasa umumnya bervariasi dengan probablitas korporasi.
Hasil dividen dihitung dengan membagi dividen tahunan per
lembar saham biasa dengan harga pasar per saham pada tanggal
tertentu, seperti diperlihatkan berikut ini: [[Hasil Deviden = Deviden
per Lembar Saham Biasa / Harga Pasar per Saham Biasa]].
Hasil dividen atas saham biasa merupakan fokus utama dari
investor yang tujuan utamanya adalah mendapatkan pengembalian
dalam bentuk dividen atas investasinya. Ini berbeda dengan investor
yang tujuan utamanya adalah meningkatkan harga pasar investasinya.
43
Sebagai contoh, perusahaan teknologi biasanya tidak membayar
dividen tetapi menginvestasikan kembali labanya dalam penelitian dan
pengembangan. Daya tarik utama saham-saham semacam itu, seperti
saham biasa Microsoft, adalah kenaikan harga pasar saham. Karena
harga pasar saham dipengaruhi oleh banyak faktor, suatu strategi
investasi yang hanya bergantung pada peningkatan harga pasar lebih
beresiko daripada strategi yang didasarkan pada hasil dividen.
3.8.12 Rasio Harga Terhadap Laba
Penilaian atas prospek pertumbuhan dan laba sebuah perusahaan
di masa depan diindikasikan oleh seberapa besar pasarmau membayar
untuk setiap Rupiah laba perusahaan.
Rasio ini, yang dinamakan Rasio harga laba (price-earnings ratio
= P/E ratio), umunya ditampilkan dalam kuotasi-kuotasi pasar saham
oleh media keuangan.
Rasio harga-laba yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar
mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan.
Sebaliknya, rasio harga-laba yang rendah mengindikasikan harapan
pertumbuhan dan laba yang rendah.
Rasio harga laba dari saham biasa dihitung dengan membagi harga
pasar per saham pada tanggal tertentu dengan laba per saham tahunan
44
perusahaan, seperti diperlihatkan berikut ini: [[Rasio harga laba =
Harga pasar per saham biasa / Laba per saham biasa]].
3.9 Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan terhadap Saham yang terdaftar di
BEI
3.9.1 Variabel Rasio sebagai Kinerja Laporan Keuangan
a. Return on Assets (ROA).
Rasio in menggambarkan kemampuan peusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dar setiap satu rupiah asset yang
digunakan. Dengan ini kita bisa menlai apakah perusahaan ini
efisien dalam memanfaatkan aktifitasnya dalam kegiatan
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang
lebih baik atas profitablitas perusahaan karena menunjukan
efektiftas manajemen dlam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.
b. Return on Equity (ROE).
Laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rata-rata ekuitas dipeoleh dari
wkuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Asio ini
berguna untuk mengetahui seberapa besar kembalian yang
diberikan oleh peusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik .
c. Net Profit Margn (NPM).
45
Laba bersih dibag penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan
besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap
penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan
seberapa besar presentase keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap penjualan Karena adanya unsur
pendapatan dan baya non operasional. Kelemahan dari rasio ini
adalah memasukan pos atau item yang tidak behubungan langsung
dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga dan pajak.
d. Operating Profi Margin (OPM).
Merupakan ukuran tingkat laba operasi dibandingkan dengan
penjualan besih. Laba operasi meupakan kemampuan peusahaan di
dalam menjalankan operasi. Laba operasi juga mencerminkan
seberapa besar efisiensi dan efektifitas dari operasi perusahaan
untuk mendapatkan laba.
e. Debt to Equity Ratoi (DER).
Rasio ini menjelaskan presentase penyediaan dana oleh pemegang
saham tehadap pember pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang
saham. Dar perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka
panjang, semakin rendah rasio akan semakin bak kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
f. Price to Book Value (PBV).
46
Rasio yang menunjukan apakah harga pasar saham
diperdagangkan diatas atau dibawah nla buku saham tersebut. Dari
penelitan-penelitan sebelumnya menunjukan bahwa kinerja dari
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu
perusahaan. Rasio PVB juga bisa dikatakan sebagai rasio untuk
mengukur kinerja dari perusahaan.
g. Earning Per Share (EPS).
Menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu
lembar saham. EPS adalah rasio keuangan yang paling sering
digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan.
Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan pelembar saham bag pemiliknya maka
semakin profitable dan menark investasi pada perusahaan tersebut.
Hal ini akan memberkan efek positif pada harga saham.
h. Price Earnng Ratio (PER).
Rasio ini merupakan indkasi tentang harapan masa depan
perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang
diharapkan di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat
pertumbuhan dari pendapatan yang dharapkan, maka semakin tngg
pula PER.
47
Dari makalah “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham
Pada Bank di Bursa Efek Indonesia” ada penelitian yang menarik. Yatu,
“Penelitian ini pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan judul
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus
Pada Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia), (Alan Andy Kusuma tahun
2008).” Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan :
a. Berdasarkan hasil penelitan yang dlakukan pada 10 perusahaan go
public yang terdaftar d BEI periode 2005-2007, bahwa profitablitas
(ROA, ROE, NPM) dan EPS mempunyai pengaruh yang baik
terhadap harga saham secara simultan. Dari pengaruh yang bak ini
dapat dketahui bahwa manajemen perusahaan dapat menggunakan
asset perusahaan dengan baik, peningkatan sales yang lebih besar dari
peningkatan biaya, dan meningkatnya return yang akan diterima
investor. Pengaruh ini dapat meningkatkan harga saham dipasaran dan
menarik investor untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan
tesebut.
b. Berdasarkan uji anova diketahui bahwa ROA, ROE, NPM, dan EPS
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham pada tingkat kepercayaan 5%. Dari hasil uji regresi berganda
dengan taraf signifikan α – 5% diketahui bahwa EPS, ROA, dan ROE
memiliki nilai yang positif 6.268: 21.158 : 3.030 dan NPM memiliki
nilai yang negative 21.431. hasil uji t secara parsial diketahui bahwa
48
ROA, ROE, NPM dan EPS diperoleh T tabel sebesar 2.060. Dari hasil
diatas, EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA,
ROE, dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
3.10 Peranan Lemabaga Keuangan Negara dalam Pengawasan Laporan
Keuangan
Berdasarkan pasal 4 UU No. 15 tahun 2004 jenis-jenis pemeiksaan keuangan
Negara antara lain:
1. Pemeriksaan Keuangan (Financial Audit).
Yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
2. Pemeriksaan Kinerja (Performance Audit)
Merupakan pemeriksaan secara obyektif dan sistemik terhadap berbagai
macam bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja
entitas/program kegiatan yang diperiksa.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar
pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.
49
Pengawasan pada dasarnya adalah untuk mengamati apa yang sungguh-
sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi.
Tujuan pengawasan keuangan negara pada dasarnya adalah :
1. untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan,
2. Menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan
pengeluaran negara sesuai dengan anggaran yang telah digariskan,
3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan
Lembaga Negara Lain yang ikut serta dalam mengawasi adalah:
1. Inspectorat Jendral Memeriksa laporan keuangan yang berkaitan dengan
pajak
2. Satuan Pemeriksa Internal pada BUMN Memeriksa laporan keuangan
perusahaan-perusahaan BUMN
3. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Memerksa Laporan
Keuangan dalam hal pembangunan. Baik itu infrastruktur, fasilitas, dll.
4. Badan Pengawas Daerah (BAWASDA) Memerksa Laporan Keuangan
yang ada d daerah
5. Badan Pengawas Keuangan (BPK) Memerksa Laporan Keuangan yang ada
hubungannya dengan Negara.
50
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketidakwajaran laporan keuangan terjadi karena adanya ketidaksadaran
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Karena itu para auditor perlu
menganalisa laporan-laporan yang masuk agar tercapainya kualitas yang
semestinya. Laporan keuangan sebuah perusahaan ternyata sangat berpengaruh
tehadap perputaran nilai saham di BEI, yang secara tidak langsung berhubungan
dengan orang banyak. Oleh sebab itu, lembaga-lembaga keuangan Negara seperti
BPK, BPKP, BAWASDA dan lembaga lannya perlu melakukan pengawasan dan
pemeiksaan terhadap setiap laporan keuangan agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.
4.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulis adalah manusia yang pasti nya memiliki kesalahan. Oleh karena itu,
dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan
menjadikan makalah kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.
51
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. Manajemen Keuangan , 1999, Penebit Andi
Husnan, Suad. Pudjiastuti, Enny. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 5,
2006, UPP STIM YKPN
Referensi Makalah : “Analisis Laporan Keuangan untuk Meinilai Kinerja
Perusahaan Pada Kelompok Industri Rokok”
www.repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/450/0102234.pdf?seque
nce=1
Referensi Makalah “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham
Pada Bank di Bursa Efek Indonesia” www.ejournal.unsrat.ac.id
www.id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan
www.id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
www.id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor
www. laporankeuangan.co.id/blog/jenis-laporan-keuangan
www.medanbisnisdaily.com/m/news/read/2014/04/15/90414/laporan_keuangan_t
idak_wajar_4_emiten_ditegur_bei/
www.janasitinorkhasanah.wordpress.com/2012/11/02/6-kelompok-pemakai-
laporan-keuangan
www.britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-gzco/
http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-davo/
52
http://www.britama.com/index.php/2012/06/sejarah-dan-profil-singkat-suli/
https://akses.ksei.co.id/members/issuers/bahtera-adimina-samudra
http://www.kajianpustaka.com/2013/10/pengertian-dan-jenis-jenis-opini-
audit.html
http://www.akuntansiitumudah.com/contoh-analisis-laporan-keuangan-
perusahaan/
http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-keuangan-rasio-penjualan-bersih-
terhadap-aktiva/
http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-keuangan-modal-kerja-rasio-lancar/
http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-vertikal/
http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-horisontal/
http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-rasio-kewajiban-
terhadap-ekuitas-pemilik/
http://www.akuntansiitumudah.com/analisis-rasio-perputaran-piutang-usaha/
http://www.akuntansiitumudah.com/analisis-rasio-perputaran-persediaan/
http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-kiamat-doomsday-ratio/
http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-aktiva-tetap-terhadap-kewajiban-
jangka-panjang-utang/
http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-cepat-quick-ratio/
http://www.akuntansiitumudah.com/hasil-dividen-dividend-yield/
http://www.akuntansiitumudah.com/rasio-harga-laba-price-earnings-ratio/