ketahanan beberapa varietas tomat terhadap … · penutup 10 simpulan 10 saran 10 ... (sosa-mos...

30
KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MILA NURKAMILA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

Upload: duongkhanh

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

i

KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP

NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.)

MILA NURKAMILA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Page 2: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

ii

Page 3: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Ketahanan Beberapa

Varietas Tomat Terhadap Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.)” adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2017

Mila Nurkamila

NIM A34120013

Page 4: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

iv

Page 5: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

v

ABSTRAK

MILA NURKAMILA. Ketahanan Beberapa Varietas Tomat Terhadap Nematoda

Puru Akar (Meloidogyne spp.). Dibimbing oleh ABDUL MUIN ADNAN.

Meloidogyne spp. merupakan nematoda penting yang dapat menyebabkan

kehilangan hasil 24-100% di daerah tropis. Sembilan varietas tomat telah diuji

ketahanannya terhadap nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Tanaman

berumur 14 HST di dalam polibag berisi 1 liter tanah diinfestasi dengan 500 larva

dua (L2). Percobaan dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap dengan tiga

ulangan. Pengamatan dilakukan pada enam minggu setelah infestasi terhadap

jumlah puru, jumlah nematoda yang mencapai fase reproduksi dan kepadatan

akhir tiap tanaman. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan indeks reproduksi,

tidak ada satupun varietas uji yang tahan terhadap Meloidogyne spp. Kriteria

ketahanan paling tinggi adalah moderat tahan (M) terjadi pada 4 varietas, yaitu

Marta, Viona, Victoria dan New Mutiara, agak rentan (AR) terjadi pada 4

varietas, yaitu Permata, Palupi, Rizky Seed, dan F9-54-3-1, serta tingkat

ketahanan yang paling rendah yaitu rentan (R) hanya terjadi pada satu varietas

yaitu G-Sakina.

Kata kunci: Meloidogyne spp., nematoda puru akar, resistensi, tomat

ABSTRACT

MILA NURKAMILA. Resistance of Several Tomato Varieties to Root-Knot

Nematodes (Meloidogyne spp.). Supervised by ABDUL MUIN ADNAN.

Meloidogyne spp. are the important nematodes which cause 24-100% yield

loss on tomato in tropical area. This study aim were to determine the resistance of

nine varieties of tomato plants against root knot nematodes (Meloidogyne spp.).

Tomato plant was 14 day after planting (DAP) in the polybag containing 1 liter of

growth media infested with 500 larvae (L2) Meloidogyne spp. The experiment

was conducted in a completely randomized design with three replications. The

observations were made at six weeks after infestation (WAI) to the amount of

gall, the number of nematodes that reached the reproductive phase and the final

density nematode of each plant. Based on the reproduction index, none of variety

tested were resistant to Meloidogyne spp. The highest resistance criteria which is

moderately resistant (M) occured at four varieties, they were Marta, Viona,

Victoria and New Pearls, rather susceptible (AR) occured at 4 varieties, they were

Permata, Palupi, F9-54-3-1 and Rizky Seed, and the lower resistance criteria which is susceptible (R) occured at one variety is G-Sakina.

Key words: Meloidogyne spp., resistance, tomato

Page 6: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

vi

Page 7: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

vii

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Page 8: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

viii

Page 9: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

ix

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP

NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.)

MILA NURKAMILA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Page 10: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

x

Page 11: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi
Page 12: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

xi

Judul Usulan : Ketahanan Beberapa Varietas Tomat Terhadap Nematoda

Puru Akar (Meloidogyne spp.)

Nama Mahasiswa : Mila Nurkamila

NIM : A34120013

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Muin Adnan, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Suryo Wiyono, MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal disetujui:

Page 13: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

xii

Page 14: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

xiii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas

rahmat dan petunjukNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas

akhir yang berjudul “Ketahanan Beberapa Varietas Tomat Terhadap Nematoda

Puru Akar (Meloidogyne spp.)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nematologi

Tumbuhan Institut Pertanian Bogor dan kebun milik petani Desa Benteng

Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor pada bulan Januari 2016 sampai Agustus

2016. Penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga besar khususnya kedua orang

tua, kepada keluarga besar bapak Abdul Muin Adnan dan kepada keluarga besar

bapak Anwar yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moral.

Ucapan terimakasih kepada Dr Ir Abdul Muin Adnan, MS selaku pembimbing

akademik dan pembimbing skripsi yang banyak memberi arahan dan bimbingan

selama masa perkuliahan dan pelaksanaan tugas akhir. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada kepala Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge atas

bantuannya dalam penyediaan tanaman tomat yang terserang nematoda sebagai

sumber inokulum, rekan-rekan Laboratorium Nematologi Tumbuhan untuk

dukungan, kerjasama, dan diskusinya, kepada seluruh dosen serta tenaga

kependidikan Departemen Proteksi Tanaman, rekan-rekan Proteksi Tanaman 49,

dan rekan-rekan lain khususnya kepada erus, pipit, teh pipit, kiki, siti, dayah, dan

dian yang banyak membantu kelancaran studi hingga menyelesaikan program

pendidikan S1 dengan memberikan semangat dan dukungan. Tidak lupa penulis

sampaikan terima kasih kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) yang

telah memberikan beasiswa Bidikmisi dan kepada Bank KEB Hana yang telah

memberikan beasiswa kepada penulis sehingga penulis mendapatkan kesempatan

untuk berkuliah dan menyelesaikan tugas akhir di IPB. Semoga penelitian ini

bermanfaat.

Bogor, Februari 2017

Mila Nurkamila

Page 15: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

xiv

Page 16: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

xv

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 3

Tempat dan Waktu 3

Bahan Penelitian 3

Penyiapan Sumber Inokulum Meloidogyne spp. 3

Bahan Tanaman 3

Penyiapan Media Tanam 3

Pembibitan 3

Metode Penelitian 3

Uji Ketahanan Varietas Tomat Terhadap Meloidogyne spp. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil Percobaan 5

Infeksi Meloidogyne spp. pada Akar 5

Persentase Nematoda Bertelur 5

Jumlah Telur per Tanaman 6

Faktor reproduksi Meloidogyne spp. 7

Kriteria Ketahanan 7

Pembahasan 8

PENUTUP 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

RIWAYAT HIDUP 13

DAFTAR TABEL

1 Jumlah puru per tanaman pada 10 varietas uji 5

2 Persentase Meloidogyne spp. yang bertelur pada varietas-varietas tanaman

tomat uji

5

3 Jumlah telur Meloidogyne spp. pada varietas-varietas tanaman tomat uji 6

4 Faktor Reproduksi Meloidogyne spp. pada varietas-varietas tanaman tomat

uji

5 Derajat ketahanan varietas-varietas tomat terhadap Meloidogyne spp.

berdasar indeks reproduksi (IR) relatif terhadap tanaman indikator

7

7

Page 17: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

xvi

Page 18: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tomat merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dikonsumsi

masyarakat, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan. Salah satu

kendala yang sering dihadapi petani tomat adalah adanya gangguan penyakit puru

akar yang disebabkan oleh nematoda, Meloidogyne spp. yang dikenal sebagai

nematoda puru akar (NPA).

NPA merupakan parasit tumbuhan paling penting dan paling luas

sebarannya (Jensen 1972). Nematoda ini paling luas kisaran inangnya (Overman

1997), yaitu sekitar 2000 spesies tumbuhan (Agrios 2005) bahkan menurut Jensen

(1972) sekitar 2500 jenis inang yang meliputi hampir seluruh tanaman budidaya.

Walaupun rataan kehilangan hasil tanaman hanya sekitar 5%, namun petani-petani

kecil di negara-negara sedang berkembang umumnya mengalami kerugian yang

lebih besar (Agrios 2005). Seluruh kerugian akibat serangan nematoda parasit

pada lebih dari 63 jenis tanaman di seluruh USA mencapai $1 590 696 000

(Feldmesser 1971). Pada tanaman tomat kehilangan hasil rata-rata mencapai 15%

dan jika tidak dikendalikan dengan nematisida secara berkala kehilangan hasil

bisa lebih besar (Overman 1997). Penurunan produksi tomat akibat serangan

nematoda dapat mencapai 30-100% (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico

kerugian karena M. incognita dilaporkan mencapai 32%, di Amerika Tengah dan

Karibia sekitar 38%, di Amerika Selatan sekitar 27%, di Brasilia sekitar 25%, di

Afrika Barat sekitar 46%, sedangkan di Asia Tenggara sekitar 24% tergantung

pada kepadatan awal nematoda (Sasser 1979).

Pengendalian penyakit tanaman karena nematoda pada dasarnya adalah

serangkaian tindakan manusia yang bertujuan untuk menekan kepadatan

nematodanya serendah mungkin, sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada

tanaman yang diusahakan. Hingga saat ini pengendalian nematoda yang banyak

dilakukan adalah dengan menggunakan bahan kimia sintetik (nematisida).

Penggunaan bahan kimia sintetik merupakan cara yang sering menimbulkan

masalah baru, seperti terjadinya resistansi terhadap nematoda sasaran dan

pencemaran lingkungan. Penggunaan bahan kimia secara terus menerus dalam

pengendalian nematoda dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, resurjensi

dan resistensi nematoda terhadap bahan kimia (Widmer dan Abawi 2000). Salah

satu teknik pengendalian nematoda parasit yang paling ekonomis dan efektif

adalah penggunaan varietas tanaman resisten (Mai 1985).

Varietas tanaman resisten memiliki dua tipe ketahanan, yaitu pra dan

pasca infeksi. Menurut Cook and Evans (1987) ketahanan prainfeksi dapat

digolongkan dalam 3 jenis, yaitu pertahanan fisik, kimia dan fisiologi. Pertahanan

fisik dapat berupa ketebalan jaringan yang menjadi penghalang penetrasi

nematoda parasit pada jaringan tanaman, pertahanan kimia dapat berupa senyawa

toksik yang dapat mematikan nematoda, misalnya pada Asparagus officinalis L.,

batang, akar, dan daunnya mengandung senyawa glikosid yang toksik terhadap

Trichodorus christiei Allen, dan pertahanan fisiologi terjadi jika tanaman tidak

mengandung atau memproduksi semua kebutuhan nutrisi nematoda. Keunggulan

penggunaan varietas resisten dibandingkan dengan teknik pengendalian lainnya

antara lain (i) dapat menekan reproduksi nematoda, tidak seperti halnya dengan

Page 19: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

2

pengendalian menggunakan bahan kimia sintetik; (ii) dapat mempersingkat waktu

rotasi dan penggunaan lahan yang lebih efisien; (iii) tidak menghasilkan residu

toksik; (iv) tidak memerlukan teknik atau alat aplikasi khusus; dan (v) tidak

memerlukan biaya tambahan.

Dewasa ini belum ada informasi terbaru tentang ketahanan varietas-

varietas tomat terhadap nematoda puru akar di Indonesia, sehingga penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh informasi tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan varietas-

varietas tomat, yang banyak diperdagangkan di kios-kios pertanian, terhadap

nematoda puru akar Meloidogyne spp.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ketahanan

varietas-varietas tomat yang sering ditanam petani, terhadap nematoda puru akar

Meliodogyne spp. Informasi tersebut juga diharapkan dapat menjadi salah satu

komponen pengendalian dalam pengendalian NPA secara terpadu.

Page 20: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

3

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nematologi Tumbuhan

Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB dan kebun milik petani

Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor pada bulan Januari sampai

Agustus 2016.

Bahan Penelitian

Penyiapan Sumber Inokulum Meloidogyne spp.

Meloidogyne spp. yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

perakaran tomat yang diperoleh dari lahan Kebun Percobaan Institut Pertanian

Bogor Pasir Sarongge, Kecamatan Pacet, Cianjur. Larva instar 2 (L2)

Meloidogyne spp. diekstrak dari perakaran tomat yang menunjukkan gejala puru

dengan metode corong baerman dalam ruang pengabut selama 48 jam. Hasil

ekstraksi ditampung dalam cangkir plastik, kemudian disaring dengan

menggunakan saringan 500 mesh. L2 Meloidogyne spp. yang diperoleh dibiakkan

pada tanaman tomat berumur 2 minggu setelah bibit berumur 3 minggu ditanam.

Biakan Meloidogyne spp. siap digunakan dalam pengujian selanjutnya pada 5-6

minggu setelah infestasi.

Bahan Tanaman

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 varietas, yaitu Intan,

Permata, Marta, Viona, New Mutiara, Victoria, G-Sakina, Palupi, Rizky Seed

yang benihnya diperoleh dari kios-kios pertanian di Bogor dan Cianjur, dan 1

galur F9-54-3-1 yang benihnya diperoleh dari laboratorium Pemuliaan Tanaman,

Departemen Agronomi Hortikultura.

Penyiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah dari galian kolam yang telah

dikeringkan dicampur dengan pupuk kandang sapi dalam perbandingan 1:1 (v/v).

Pembibitan

Benih dari masing-masing varietas/galur (9 varietas 1 galur) tomat disemai

pada media semai campuran tanah yang disterilkan dan arang sekam 1:1 (v/v)

dalam tray, tiap lubang tray diisi 20 ml media. Selanjutnya bibit berumur 14 hari

setelah semai dipindah tanam ke polibag berisi 1 liter media tanam yang telah

disiapkan. Tiap polibag diisi 1 liter media tanam.

Metode Penelitian

Uji Ketahanan Varietas Tomat Terhadap Meloidogyne spp.

Percobaan dilakukan dalam polibag sebagai pot. Tiap pot berisi 1 liter

tanah yang ditanami 1 tanaman tomat yang sudah berumur 14 hari. Empat hari

Page 21: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

4

setelah bibit ditanam, tiap pot diinfestasi L2 Meloidogyne spp. dengan kerapatan

500 L2 per liter tanah.

Percobaan terdiri atas 9 varietas/galur dan 1 varietas indikator. Percobaan

disusun dalam rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Tiap ulangan terdiri

atas 3 pot tanaman. Dengan demikian seluruhnya terdiri atas 90 pot tanaman.

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah puru, jumlah paket telur, jumlah

telur dan L2 tiap tanaman pada umur 42 hari setelah infestasi L2. Jumlah puru,

paket telur, dan telur dihitung dari contoh akar yang diketahui bobotnya, sedang

L2 dalam tanah tiap pot dihitung dari 500 ml contoh tanah. Jumlah puru dihitung

berdasarkan total pada setiap akar per tanaman. Penghitungan jumlah paket telur

dihitung dari tiap puru per tanaman, yaitu pada setiap puru tanaman diambil 10

puru untuk mewakili per tanaman, kemudian paket telur diamati dibawah

mikroskop stereo.

Telur dihitung dari suspensi hasil ekstraksi 10 puru yang diambil secara

komposit dari setiap tanaman menggunakan metode Hussey dan Barker (1973).

Puru direndam dalam larutan NaOCl 1%, kemudian dikocok selama 4 menit dan

segera dibilas dengan air dan disaring menggunakan saringan 500 mesh. Telur

dihitung dengan bantuan mikroskop stereo perbesaran 40x.

L2 dihitung dari suspensi hasil ektraksi menggunakan metode sentrifugasi

oleh Jenkins (1964) yang dimodifikasi oleh Caveness dan Jensen’s (1955).

Sampel tanah sebanyak 500 ml dari setiap pot ditambah air 800 ml, diaduk rata

dan diendapkan selama 30 detik. Supernatan disaring dengan saringan bertingkat

50 mesh dan 400 mesh, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm

selama 5 menit, supernatan dibuang. Endapan ditambah larutan gula pasir 40%

diaduk kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 1 menit.

Supernatan disaring sambil dibilas dengan menggunakan air bersih dalam

saringan 500 mesh. Nematoda ditampung dalam botol film untuk diamati.

Ketahanan varietas tomat dinyatakan berdasarkan nilai Indeks Reproduksi

(IR) menurut (Triantaphyllou 1975), dengan rumus sebagai berikut :

Pa pada Tu

IR = x 100%

Pa pada Ti

Pa = populasi akhir Meloidogyne spp.

Tu = varietas tanaman uji

Ti = varietas tanaman indikator, varietas Intan

Derajat ketahanan dipilahkan dalam 6 derajat ketahanan berdasarkan

indeks reproduksi (IR) menurut Taylor (1967) yang dimodifikasi, yaitu rentan (R)

jika IR > 50%, agak rentan (AR) jika 50% > IR ≥ 25% , moderat tahan (M) jika

25% > IR ≥ 10%, tahan (T) jika 10% > IR ≥ 1%, sangat tahan (ST) jika 1% > IR

≥ 0.1%, dan kebal (K) jika IR < 0.1% .

Page 22: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan

Infeksi Meloidogyne spp. pada Akar

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada semua varietas tomat yang diuji

perakarannya mengalami infeksi oleh Meloidogyne spp. dengan terbentuknya

gejala puru. Hal ini menunjukkan bahwa semua varietas yang diuji tersebut

merupakan inang Meloidogyne spp. yang diuji. Namun demikian, jumlah puru

akar per tanaman antar varietas tanaman uji cukup bervariasi. Jika dibandingkan

dengan varietas indikator (Intan), hanya pada tiga varietas yang tidak berbeda

nyata, yaitu G-Sakina, Permata, dan Palupi, sedangkan pada 6 varietas lainnya,

Marta, Viona, Victoria, Rizky Seed, New Mutiara, dan F9-54-3-1 secara nyata

lebih rendah dibandingkan dengan pada varietas Intan (Tabel 1). Hal ini

menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah puru per tanaman, 6 varietas lebih tahan

dibandingkan dengan varietas Intan. Perbedaan ketahanan ini diduga sangat erat

kaitannya dengan ketahanan prainfeksi. Pada 6 varietas yang lebih tahan jumlah

nematoda yang mampu menginfeksi secara nyata lebih sedikit dibandingkan

dengan pada varietas Intan.

Tabel 1 Jumlah puru per tanaman pada 10 varietas uji

No Varietas Jumlah puru per tanamanb

1 Intana 400.0 ab

2 G-Sakina 475.3 a

3 Permata 328.7 bc

4 Marta 151.0 d

5 Viona 135.0 d

6 Palupi 303.0 bc

7 Victoria 158.0 d

8 F9-54-3-1 248.0 cd

9 New Mutiara 231.0 cd

10 Rizky Seed 144.1 d a

Varietas indikator, bAngka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada taraf 5%.

Persentase Nematoda Bertelur

Persentase nematoda bertelur atau persentase nematoda yang mencapai

fase reproduksi, dihitung berdasarkan jumlah puru yang terdapat paket telur

terhadap jumlah puru yang diamati. Nematoda yang mencapai fase reproduksi,

pada semua varietas yang diuji secara nyata lebih rendah dibandingkan dengan

pada varietas Intan (indikator) dan antar varietas uji tidak menunjukkan adanya

perbedaan nyata (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa persentase nematoda yang

mencapai fase reproduksi pada semua varietas yang diuji lebih rendah dibandingkan dengan pada tanaman indikator, merupakan indikasi bahwa enam

varietas tomat uji tidak cukup menyediakan nutrisi secara optimal untuk

mendukung reproduksi Meloidogyne spp. seperti pada varietas indikator.

Page 23: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

6

Fenomena ini merupakan ketahanan pasca infeksi, yang erat kaitannya dengan

tidak tersedianya nutrisi yang mendukung perkembangan nematoda (Rohde 1965).

Tabel 2 Persentase Meloidogyne spp. yang bertelur pada varietas-varietas

tanaman tomat uji

No Varietas Nematoda bertelur (%)b

1 Intana 5.33 a

2 G-Sakina 0.67 b

3 Permata 1.30 b

4 Marta 2.00 b

5 Viona 2.33 b

6 Palupi 0.33 b

7 Victoria 2.33 b

8 F9-54-3-1 1.33 b

9 New Mutiara 1.00 b

10 Rizky Seed 1.00 b a

varietas indikator, b

Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

Duncan pada taraf 5%

Jumlah Telur per Tanaman

Jumlah telur Meloidogyne spp. per tanaman agak bervariasi tergantung

pada varietas. Jumlah telur per tanaman pada semua varietas uji secara nyata lebih

rendah dibandingkan dengan varietas Intan (indikator) (Tabel 3). Jumlah telur

pada varietas-varietas tanaman uji yang secara nyata lebih rendah hanya terjadi

pada varietas Marta dengan G-Sakina dan galur F9-54-3-1, sedangkan antar

varietas lainnya, yaitu varietas Permata, Viona, New Mutiara, Palupi, Victoria,

dan Rizky Seed tidak menunjukkan perbedaan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa

varietas Marta lebih tahan jika dibandingkan dengan varietas G-Sakina dan F9-54-

3-1 dan cenderung lebih tahan dibandingkan dengan varietas yang lainnya

(Permata, Viona, New Mutiara, Palupi, Victoria, dan Rizky Seed).

Tabel 3 Jumlah telur Meloidogyne spp. pada varietas-varietas tanaman

tomat uji

No Varietas Telur/tanamanb

1 Intana 188 193 a

2 G-Sakina 101 167 b

3 Permata 55 238 bcd

4 Marta 20 347 d

5 Viona 43 420 cd

6 Palupi 52 757 bcd

7 Victoria 37 992 cd

8 F9-54-3-1 78 891 bc

9 New Mutiara 44 178 cd

10 Rizky Seed 69 364 bcd a

varietas indikator, b

Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada taraf 5%.

Page 24: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

7

Faktor reproduksi Meloidogyne spp.

Faktor reproduksi ditentukan berdasarkan kepadatan akhir dibagi

kepadatan awal Meloidogyne spp. Kepadatan akhir merupakan jumlah telur dan

L2 per tanaman. Sama halnya dengan jumlah puru tiap tanaman, faktor reproduksi

pada semua varietas yang diuji secara nyata lebih rendah dibandingkan dengan

pada varietas Intan (indikator) (Tabel 4). Faktor reproduksi pada varietas Marta

secara nyata lebih rendah dibandingkan dengan pada varietas G-Sakina dan F9-

54-3-1, sedangkan antar varietas lainnya, yaitu varietas Permata, Viona, New

Mutiara, Palupi, Victoria, dan R. Seed tidak menunjukkan perbedaan nyata.

Tabel 4 Faktor Reproduksi Meloidogyne spp. pada varietas-varietas

tanaman tomat uji

No Varietas Faktor Reproduksi b

1 Intan a 377.13 a

2 G-Sakina 202.68 b

3 Permata 110.88 bcd

4 Marta 41.09 d

5 Viona 87.08 cd

6 Palupi 105.93 bcd

7 Victoria 76.84 cd

8 F9-54-3-1 158.77 bc

9 New Mutiara 88.56 cd

10 Rizky Seed 138.98 bcd a

varietas indikator , b

Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda

nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%.

Kriteria Ketahanan

Kriteria ketahanan ditentukan berdasarkan indeks reproduksi yang

merupakan kepadatan akhir pada tanaman uji dibagi kepadatan akhir pada varietas

indikator (Intan).

Tabel 5 Derajat ketahanan varietas-varietas tomat terhadap Meloidogyne spp.

berdasar indeks reproduksi (IR) relatif terhadap tanaman indikator

No Varietas IR (%)a

Derajat Ketahananb

1 Intan (indikator) 100.00 a R

2 G-Sakina 60.80 b R

3 Permata 33.60 bc AR

4 Marta 11.29 c M

5 Viona 24.85 c M

6 Palupi 30.39 bc AR

7 Victoria 19.89 c M

8 F9-54-3-1 42.04 bc AR

9 New Mutiara 24.42 c M

10 Rizky Seed 43.12 bc AR a

Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%, bR= Rentan, AR = Agak Rentan, M = Moderat tahan.

Page 25: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

8

Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari 9 varietas/galur tomat yang diuji

terdapat 3 kriteria ketahanan, yaitu rentan (R), agak rentan (AR) dan moderat

tahan (M) (Tabel 5), tidak satupun varietas yang tahan terhadap Meloidogyne spp.

Tingkat ketahanan yang paling tinggi yaitu moderat tahan (M) terjadi pada 4

varietas, yaitu Marta, Viona, Victoria dan New Mutiara, dengan indeks reproduksi

berturut-turut 11.29, 24.85, 24.42 dan 19.89%. Sementara itu, kriteria ketahanan

agak rentan (AR), terjadi pada 4 varietas, yaitu Permata, Palupi, F9-54-3-1 dan

Rizky Seed, dengan indeks reproduksi berturut-turut 33.60, 30.39, 42.04 dan

43.12 %, serta tingkat ketahanan yang paling rendah yaitu rentan (R) hanya terjadi

pada satu varietas yaitu G-Sakina dengan indeks reproduksi 60.80%.

Pembahasan

Berdasarkan rataan parameter yang diamati, yaitu jumlah puru tiap tanaman,

persentase nematoda yang mencapai fase reproduksi, jumlah telur tiap paket telur

dan kepadatan akhir (jumlah telur dan L2 per tanaman atau pot) dapat dikatakan

bahwa varietas/galur tanaman tomat yang diuji memiliki mekanisme ketahanan

prainfeksi dan pasca infeksi. Ketahanan prainfeksi ditunjukkan oleh jumlah puru

tiap tanaman yang lebih rendah pada varietas-varietas uji jika dibandingkan

dengan pada varietas indikator (Intan). Sementara itu, ketahanan pasca infeksi

ditunjukkan oleh parameter yang lebih rendah dalam persentase Meloidogyne spp.

yang dapat mencapai fase reproduksi, jumlah telur per puru akar dan kepadatan

akhir Meloidogyne spp.

Ketahanan tanaman terhadap Meloidogyne spp. dapat terjadi sebelum larva

masuk ke dalam jaringan tanaman disebut ketahanan prainfeksi dan sesudah larva

masuk ke dalam jaringan tanaman disebut ketahanan pasca infeksi (Wallace

1973). Menurut Cook and Evans (1987) ketahanan prainfeksi dapat digolongkan

dalam 3 jenis, yaitu pertahanan fisik, kimia dan fisiologi. Pertahanan fisik dapat

berupa ketebalan jaringan yang menjadi penghalang penetrasi nematoda parasit

pada jaringan tanaman, pertahanan kimia dapat berupa senyawa toksik yang dapat

mematikan nematoda, misalnya pada Asparagus officinalis L., batang, akar dan

daunnya mengandung senyawa glikosida yang toksik terhadap Trichodorus

christiei Allen, dan pertahanan fisiologi terjadi jika tanaman tidak mengandung

atau memproduksi semua kebutuhan nutrisi nematoda. Ketahanan prainfeksi

dalam hasil penelitian ini dikaitkan dengan jumlah puru per tanaman yang lebih

rendah pada 9 varietas/galur tomat uji dibandingkan tanaman indikator, tetapi

tidak diketahui mekanisme mana yang memberikan pengaruh terhadap ketahanan

prainfeksi terhadap Meloidogye spp.

Ketahanan pasca infeksi terjadi setelah nematoda melakukan infeksi.

Tanaman yang tahan terhadap Meloidogyne spp. kebanyakan memiliki tipe

ketahanan pasca infeksi. Larva Meloidogyne spp. mampu melakukan penetrasi

dalam jumlah dan pola yang berimbang, baik dalam jaringan varietas tanaman

tahan maupun varietas tanaman rentan (Hadisoeganda dan Sasser 1982). Daya

tahan ditentukan oleh interaksi antara inang dan parasit. Apabila Meloidogyne

spp. tidak berhasil membentuk feeding-site yang menyediakan nutrisi untuk

perkembangannya, maka tanaman memiliki daya tahan menghadapi Meloidogyne

spp. tersebut. Ketahanan pasca infeksi dipengaruhi berbagai faktor dan bersifat

kompleks antara lain: 1. Tersintesis dan terakumulasinya senyawa fitoaleksin

sebagai respon terhadap infeksi patogen termasuk nematoda (Paxton 1980); 2.

Page 26: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

9

Senyawa toksin yang sudah ada dalam jaringan tanaman sebelum terjadinya

infeksi nematoda, senyawa tersebut kebanyakan dari kelompok fenol (Giebel

1974) yang gejala ketahanannya ditandai dengan adanya luka nekrosis pada

epidermis; 3. Terjadinya reaksi hipersensitif yang mengakibatkan nematoda mati,

misalnya pada tomat varietas Warior yang tahan terhadap Meloidogyne spp.

(Dropkin 1969); 4. Kuantitas dan kualitas nutrisi dalam jaringan tanaman yang

diperlukan oleh nematoda, ketiadaan jenis nutrisi tertentu dapat memaksa larva

infektif Meloidogyne spp. keluar dari jaringan yang diinfeksinya (Kaplan et al.

1980). Menurut Huang (1985) pengaruh nutrisi dalam ketahanan tanaman

terhadap Meloidogye spp. melalui dua cara, yaitu: tidak tersedianya nutrisi khusus

yang menyebabkan keluarnya L2 yang telah berada di dalam jaringan akar, dan

keadaan nutrisi inang yang dapat mempengaruhi rasio jantan/betina Meloidogye

spp. dalam jaringan akar. Kekurangan nutrisi dapat meningkatkan rasio

jantan/betina yang mengkibatkan menurunnya tingkat reproduksi Meloidogye spp.

dalam hasil penelitian ini, tidak ada satupun varietas tomat yang diuji tahan

terhadap Meloidogye spp., sehingga tidak ditemukan fenomena meningkatnya

rasio jantan/betina.

Kriteria ketahanan dari 9 varietas/galur hasil penelitian ini yang paling

tinggi hanya sampai moderat tahan (M). Varietas dengan ketahanan moderat tahan

masih dapat dianjurkan untuk digunakan dalam pengendalian Meloidogyne spp.,

namun seyogyanya dikombinasikan dengan teknik pengendalian yang lain yang

kompatibel dalam rangka pengendalian Meloidogyne spp. secara terpadu.

Page 27: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

10

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan jumlah puru, persentase nematoda yang mencapai fase

reproduksi dan jumlah telur perpaket, hampir semua varietas tomat yang diuji

lebih tahan terhadap infeksi Meloidogyne spp. dibandingkan dengan varietas

indikator (Intan). Namun demikian, berdasarkan kriteria ketahanan menurut

Triantahyllou (1975) dari 8 varietas dan 1galur tomat yang diuji, tidak satupun

varietas/galur yang tahan terhadap infeksi Meloidogyne spp. Tingkat ketahanan

yang paling tinggi hanya sampai moderat tahan (M) terjadi pada 4 varietas, yaitu

Marta, Viona, Victoria dan New Mutiara, dengan indeks reproduksi berturut-turut

11.29, 24.85, 24.42 dan 19.89%. Sementara itu, kriteria ketahanan agak rentan

(AR), terjadi pada 4 varietas, yaitu Permata, Palupi, F9-54-3-1 dan Rizky Seed,

dengan indeks reproduksi berturut-turut 33.60, 30.39, 42.04 dan 43.12 %, serta

satu varietas yaitu G-Sakina dengan indeks reproduksi 60.80% tergolong rentan

(R).

Saran

Penelitian berikutnya diperlukan untuk mendapatkan varietas tomat yang

sangat tahan dengan menguji sebanyak mungkin varietas tomat yang banyak

dibudidayakan oleh petani.

Page 28: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

11

DAFTAR PUSTAKA

Agrios GN. 2005. Plant Pathology. 5th

ed. New York (US): Academic Press.

Cook and Evans. 1987. Resistance and Tolerance. Principles and Practice of

Nematode Control in Crops. Brown RH, Kerry BR, editor. Australia:

Academic Press.

Dropkin VH. 1969. The necrotic reaction of tomatoes and other host resistance to

Meloidogyne: reversal by temperatur. Phytopatology. 59: 1631-1637.

Feldmesser J. 1971. Estimated crop losses from plant-parasitic nematodes in the

United States. SON Special Publication. 1: 7 hal.

Giebel J. 1974. Biochemical mechanisms of plant resistance to nematodes: A

review. Jurnal nematologi. 6: 175-184.

Hadisoeganda WW, Sasser JN. 1982. Resistance of tomato, bean, southern pea

and garden pea cultivars to root-knot nematodes based on host suitability.

Plant Disease. 66 (2): 145-150.

Huang CS. 1985. Formation, anatomy, and physiology of giants cell induced by

root-knot nematodes. Di dalam: Sasser JN, Carter CC, editor. An Advance

Treatise on Meloidogyne. Vol. I: p 155-164. Biology and Control. NC State

Univ: Releigh NC.

Hussey RS and Barker KR. 1973. A comparison of methods of collecting inokula

on Meloidogyne spp., including a new technique. Plant Disease. 57: 1025-

1028.

Jenkins WR. 1964. A rapid centrifugal flotation technique for separating

nematodes from soil. Plant Disease. 48: 692.

Jensen HJ. 1972. Nematode pests of vegetable and related crops. p: 377-408. Di

dalam: Webster JM, editor. Economic Nematology. Academic Press.

London. New York. 563 p.

Kaplan et al. 1980. Association of glyceollin with the incompatible response of

roots to Meloidogyne incognita. Plant Pathology. 16: 309-318.

Mai WF. 1985. Plant-Parasitic Nematodes: Their Threat to Agriculture. An

Advanced Treatise on Meloidogyne Volume I: Biology adn Control. Sasser

JN, Carter CC, editor. Departement of Plant Pathology: North Caroline

State University.

Overman AJ. 1997. Diseases Caused by Nematodes. Di dalam: Jones JB, John PJ,

Stall RE, Zitter TA, editor. Compendium of Tomato Diseases. USA:

American Phytopathological Society

Paxton JD. 1980. A new working definition of the term “phytoalexin”. Plant

Disease. Rep 64: 734.

Rohde RA. 1965. The nature of resistance in plants to nematodes. Phytopathology

55: 1152-1169.

Sasser JN. 1979. Economic important of Meloidogyne in tropical countries hal:

359-374. Di dalam: Lamberti, Taylor CE, editor. Root-Knot Nematodes (Meloidogyne spesies) Systemics, Biology and Control. New York:

Academic Press.

Page 29: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

12

Sosa-Mos C. 1985. Status of Meloidogyne research in Mexico, report on the

Central America and the Cribean Countries (Region I). Di dalam: Asser JN,

Carter CC, editor. An advenced treatise on Meloidogyne : Biology and

control. Norton Carolina States University Graphics.

Taylor AL. 1967. Principles of measurement of crop losses: nematodes, hlm. 225-

232. Di dalam: Paper Presented at the FAO, Symposium on Crop Losses.

Rome Italy

Triantaphyllou AC. 1975. Genetic structure of race of Heterodera glycines and

heritance of ability to reproduce on resistant soybean. Jurnal Nematology. 7:

356-364.

Wallace HR. 1973. Nematode Ecology and Plant Disease. Edward Arnold.

London: 228 hal.

Widmer TL, Abawi GS. 2000. Mechanism of suppression of Meloidogyne hapla

and its damage by a green manure of sudan grass. Plant Disease. 84: 562-

568.

Page 30: KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT TERHADAP … · PENUTUP 10 Simpulan 10 Saran 10 ... (Sosa-Mos 1985), misalnya di Mexico kerugian karena ... yaitu pra dan pasca infeksi

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 06 Juli 1994 di Bogor, Jawa Barat. Penulis

adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dari pasangan Bapak Tajudin dan Ibu

Saadah. Bapak berprofesi sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2006 di SD Negeri Sampay. Pendidikan

lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2009 di SMP Negeri 1

Rumpin dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2012 di SMA

Negeri 1 Rumpin.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada program studi Proteksi Tanaman,

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut pertanian Bogor

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif bergabung dengan beberapa organisasi

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian periode 2013-2014, Himpunan

Profesi Departemen Proteksi Tanaman periode 2014-2015, peserta IPB Goes To

Field (IGTF) pada tahun 2014 di Bali, penyuluh dalam pelaksanaan program

pemerintah upaya khusus swasembada padi, jagung dan kedelai (UPSUS

PAJALE) pada tahun 2015 di Subang, asisten praktikum pada mata kuliah

Pengantar Nematologi Tumbuhan, dan terlibat sebagai panitia dalam beberapa

kegiatan kampus. Penulis menerima Beasiswa Bidik Misi mulai September 2011

sampai Agustus 2015.