kesiapanyogyakarta sebagai kota wisata mice...

17
HOSPITOUR Volume I No. I - April 20 I0 Kesiapan Yogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) , Oleh: Yustisia Kristiana Abstract MICE is used to refer to a particular type of tourism in which large groups, usually planned well in advance, are brought together for some particular purpose. The Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) segment of tourism caters 10 such corporate· program tailor-made to suit the client s requirements in any part of the world. .The size of the convention, facilities required, competitive pri<:ing, natural attractions, safety and opportunities to shop are some of the factors considered before selecting a MICE destination. MICE tourism usually includes a well-plaJl/led agenda centered on a particular theme. Yogyakarta, the city of culture, prOVides complete . tourist facilities like hotels, accommodations, restaurants, meeting facilities and others. Now. Yogyakarta has many venues for meetings, conventions, exhibitions, seminars and incentive group with it activities and program. Yogyakarta is an ideal place to execute MICE program (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). There are many big event from meeting, convention and seminars has been conducted in this city. Keywords: Meeting, Incentive, Convention and Exhibition; Promotion I. Pendahuluan· Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi terlelak di tengah pulau Jawa, dikelilingi oleh provinsi Jawa Tengah dan termasuk zona tengah bagian selatan dari formasi geologi pulau jawa. Ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Yogyakarta, sedangkan kota-kota yang terdapat dalam wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Bantul, Wates, Sleman, Wonosari. Secara administratifDIY dibagi dalam I (satu) kota dan 4 (empat) kabupaten, dimana Yogyakarta membentuk kesatuan adiministrasi tersendiri. Jarak ke ibu kota negara, Jakarta adalah 600 km, sedangkan kota-kota besar yang dekat adalah Semarang di Jawa Tengah (120 km) dan Surabaya di Jawa Timur (320 km). Bagi masyarakat Yogyakarta, dimana setiap tahapan kehidupan mempunyai ani tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan masih dilaksanakan sampai 49

Upload: phungthuan

Post on 05-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No. I - April 20 I0

Kesiapan Yogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE

(Meeting, Incentive, Convention and Exhibition),

Oleh: Yustisia Kristiana

AbstractMICE is used to refer to a particular type of tourism in which largegroups, usually planned well in advance, are brought together forsome particular purpose. The Meeting, Incentive, Convention andExhibition (MICE) segment of tourism caters 10 such corporate·program tailor-made to suit the client s requirements in any part ofthe world. .The size of the convention, facilities required, competitivepri<:ing, natural attractions, safety and opportunities to shop aresome ofthe factors considered before selecting a MICE destination.MICE tourism usually includes a well-plaJl/led agenda centered on aparticular theme. Yogyakarta, the city of culture, prOVides complete

. tourist facilities like hotels, accommodations, restaurants, meetingfacilities and others. Now. Yogyakarta has many venues for meetings,conventions, exhibitions, seminars and incentive group with it activitiesand program. Yogyakarta is an ideal place to execute MICE program(Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). There are many bigevent from meeting, convention and seminars has been conducted inthis city.

Keywords: Meeting, Incentive, Convention and Exhibition; Promotion

I. Pendahuluan·

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi terlelak di tengah

pulau Jawa, dikelilingi oleh provinsi Jawa Tengah dan termasuk zona tengah

bagian selatan dari formasi geologi pulau jawa. Ibukota provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah Yogyakarta, sedangkan kota-kota yang terdapat dalam wilayah

provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Bantul, Wates, Sleman, Wonosari.

Secara administratifDIY dibagi dalam I (satu) kota dan 4 (empat) kabupaten, dimana

Yogyakarta membentuk kesatuan adiministrasi tersendiri. Jarak ke ibu kota negara,

Jakarta adalah 600 km, sedangkan kota-kota besar yang dekat adalah Semarang di

Jawa Tengah (120 km) dan Surabaya di Jawa Timur (320 km).

Bagi masyarakat Yogyakarta, dimana setiap tahapan kehidupan mempunyai

ani tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan masih dilaksanakan sampai

49

Page 2: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarla Sebagai Kola Wisala MICE

saat ini. Tradisi juga pasti tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacar~­

upacara tradisi tersebut. Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah

beragam. Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya.

Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah antara lain

Gunung Merapi dan pantai-pantai yang masih alami yang terdapat di sebelah selatan

Yogyakarta.

Atmosfir seni begitu terasa di Yogyakarta, terutama di Malioboro Ini terlihat

dari beragam barang kerajinan serta musisi jalanan yang menghibur pengunjung

warung-warung lesehan. Budaya yang kental di masyarakat Yogyaka.rta:il]ilah yang

selama ini menjadi daya tarik bagi wisatawan. Visi pembangunan kota Yogyakarta

tahun 2007-20 I I sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) kota Yogyakarta 2007 - 201 I adalah KotaYogyakarta

sebagai kota pendidikan berkualitas, kota pariwisata berbasis budaya dan kota pusat

pelayanan jasa yang berwawasan lingkungan. Dalam bidang kepariwisataan, visi

tersebut menentukan sasaran pembangunan tahun 2007-201 I yaitu sebagai kota

pariwisata berbasis budaya dengan dukungan keragaman obyek dan daya tarik

wisata.

Pariwisata yang merupakan salah satu andalan kota Yogyakarta adalah

satu potensi yang memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung

terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran yang pada akhirnya berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu potensi penting dari suatu

daerah adalah pajak. Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk

kepentingan pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah tersebut (Mardiasmo,

2001). Penerimaan potensial sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya

sebagian dari beberapa pajak dalam arti bahwa pajak daerah itu tidak semuanya

terlaksana secara efisien. Hal ini terbukti karena untuk pemerintah daerah salah satu

penerimaan yang potensial berasal dari pajak hotel dan restoran, pajak .tontonan,

pajak reklame. Semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan

cerminan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam membiayai

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.

Pajak hotel dan restoran memberikan hasil yang cukup besar dan dikarenakan

didasarkan prosentase tertentu atas uang masuk (10% atau 15% di daerah pariwi~ata).

Hal ini cukup elastis karena dalam prakteknya sebagian terbesar hotel dan restoran

kecil-kecil tidak memberikan kwitansi, uang masuk harus diperiksa, dan harus

50

Page 3: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No.1 - April 201 0

dilakukan secara berkala agar penerimaan tidak dikalahkan oleh intlasi. Jadi secara

umum pajak hotel dan restoran merupakan pungutan atas pembayaran rumah makan

dan rumah penginapan yang terdiri dari hotel, losmen, wisma, dan ~estoran. Dengan

demikian pajak hotel dan restoran cukup potensial dalam menyumbang Pendapatan

Asli Daerah (PAD).

Dalam usaha menopang eksistensi otonomi daerah yang maju sejahtera,

mandiri, berkeadilan, kota Yogyakarta dihadapkan pada suatu tantangan dalam

mempersiapkan strategi dalam perencanaan pembangunan yang akan diambil.

Pariwisata yang merupakan salah satu andalan kota Yogyakarta adalah potensi

yang memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap

sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor perdagangan, hotel dan restoran

merupakan sektor potensial di kota Yogyakarta, sehingga dengan adanya potensi

tersebut diharapkan kontribusi yang diberikan oleh sektor perdagangan, hotel dan

restoran dapat memacu pembangunan ekonomi di Kotamadya Yogyakata pada

khususnya dan Provinsi DIY pada umumnya. Untuk mendukung pengembangan

pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta, pelaksanaan kegiatan MICE

mulai ditingkatkan. Sejumlah event internasional dan nasional seringkali diadakan

di provinsi inL

II. Profil Pariwisata Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta sebagai kota wisata pada kurun 5 (lima) tahun telah

mengalami t1uktuasi kunjungan wisatawan dikarenakan faktor ekstemal. Pada

tahun 2004 wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta sebanyak 1.800.000 orang

sementara pada tahun 2005 mengalami penurunan menjadi sebesar 1.600.000 orang

(Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Yogyakarta, 2006), da.ri jumlah tersebut 9,8%

diantaranya adalah wisatawan mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok

wisatawan yang paling banyak berkunjung ke kota Yogyakarta adalah kelompok

wisatawan nusantara. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan Pemerintah Kota

Yogyakarta dalam mengembangkl\ll kepariwisataan adalah (I) meningkatkan

kunjungan wisatawan mancanegara dan (2) mempel"tahankan serta memantapkan

kUnjungan wisatawan nusantara.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan Pemerintah Kota Yogyakarta

dalam mengembangkan kepariwisataan adalah (I) meningkatkan kunjungan

wi~atawan mancanegara dan (2) mempertahankan serta memantapkan kunjungan

51

Page 4: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE

wisatawan nusantara. Dalam mempertahankan dan memantapkan kunjungap

wisatawan nusantara ini, hal yang perlu diperhatikan antara lain profi IIkarakteristik,

motivasi, tujuan perjalanan, pola pergerakan dan perilaku wisatawan nusantara.

Untuk meningkatkan pariwisata di Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

mempunyai strategi sebagai berikut:

I. Peningkatan kualitas SDM;

2. Peningkatan sarana dan prasarana dinas;

3. Rehabilitasi Bangunan Cagar Budaya (BCB);

4. Rekonstruksi tari klasik;

5. Pengelolaan naskah kuno;

6. Penyusuan Perda dan Pergub bidang budaya;

7. Pembentukan penyidik pegawai negeri bidang budaya;

8. Fasilitasi lembaga pengelola dalam pengelolaan dan pengembangan event di

Kawasan Cagar Budaya, Bangunan eagar Budaya, dan Desa Budaya;

9. Tersusunnya pedoman, pergub kebijakan pembangunan berbasis budaya;

10.Penyiapan sarana dan prasarana event bertarafnasional dan intemasional;

11. Peningkatan SDM pengelola event-event budaya di daerah;

12.Promosi budaya;

13.Penyelenggaraan event - event nasional dan internasional.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Obyek Wisata Kota YogyakartaTahun 2001-2006

W1SATAWAN W1SATAWANTAHUN JUMLAH

NUSANTARA MANCANEGARA2001 1.560.868 180.760 1.741.6282002 1.167.877 91.799 1.259.6762003 1.306.253 64.624 1.370.8772004 1.696.835 103.400 1.800.2352005 1.442.045 157.955 1.600.0002006 654.502 60.708 715.210

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, 2006

Dari tabel di atas terlihat penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung

ke obyek wisata di Yogyakarta pada tahun 2006 sebesar 55,30%. Sedangkan untuk

52

Page 5: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No. 1 - April 20 I0

lama tinggal, pada tahun 2005 rata-rata lama tinggal wisatawan di kota Yogyakarta

meneapai 2,35 hari. Angka ini menurun sebesar 18,40% dibandingkan tahun 2005

dan turun sebesar 38,48% dibandingkan tahun 2004. Datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Rata-RatalLama Menginap (Malam) Wisatawan Nusantara (N), WisatawanManeanegara (MN) di Hotel Kota Yogyakarta Tahun 2006

BulanHotel Berbintang Hotel Non Bintang

N MN Rata2 N MN Rata2Januari 1,94 2,75 2,34 3,03 1,66 2,34Februari 1,84 3,29 2,56 1,58 1,31 1,44Maret 1,80 2,07 1,93 1,71 1,26 1,48April 1,70 3,51 2,60 1,68 3,58 2,63Mei 1,70 2,33 2,01 1,85 2,39 2,12Juni 2,66 3,42 . 3,04 2,16 1,27 1,71Juli 1,58 3,41 2,49 1,87 1,37 1,62Agustus 1,62 3,44 2,53 1,97 1,22 1,59September 1,78 2,96 2,37 2,14 1,09 1,61Oktober 1,55 2,67 2,11 1,87 1,18 1,52November 1,83 3,33 2,58 2,02 1,49 1.75Desember 1,49 2,97 2,23 1,38 1,77 1,57Rata-rata 1,77 2,93 2,35 1,87 1,58 1,72

2005 \,68 4,09 2,88 0,91 1,94 1,42

2004 2,05 5,\5 3,82 1,36 2,89 2,12

Sumber : Dinas Parsenibud Kota Yogyakarta/BPS, 2006

III. Kekuatan Yogyakarta Sebagai Kota Tujuan Wisata

Kota Yogyakarta memiliki aset yang sangat besar baik dalam bidang

pariwisata, seni dan budaya yang dapat menjadi pendorong menjadi kota 15 tujuan

wisata yang terkemuka dengan berbasis kekuatan budayanya. Terwujudnya kota

Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata terkemuka yang bertumpu pada kekuatan dan

keunggulan budaya lokal serta mampu memperkokoh jati diri, memberikan manfaat

yang positif bagi masyarakat, serta dapat menjadi lokomotif pembangunan kota

Yogyakarta secara menyeluruh.

Selain sebagai kota budaya, Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisatawan

terpenting di Indonesia. Penilaian ini didasarkan pada beberapa faktor yang menjadi

kekuatan kepariwisataan DIY. Salah satunya adalah keunikan karakter obyek wisata

seperti Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Candi Prambanan, Pantai

53

Page 6: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE

Parangtristis dan lain-lain. Citra sebagai kota wisatajuga didukung oleh keberadaan

pusat-pusat industri kerajinan tangan maupun sebagai cindera mata. Mulai dari

gerabah dan keramik dengan Desa Kasongan di Bantul sebagai salah satu sentra,

kerajinan perak di Kota Gede, kerajinan batik, dan lain-lain memperkuat Yogyakarta

sebagai .tujuan wisata. Belum lagi ditambah tersedianya anekajasa boga yang khas

seperti bakpia, geplak, gudeg, dan masih banyak lagi.

Faktor pendukung yang tidak kalah penting sehingga Yogyakarta nyaman

sebagai tujuan wisata adalah sarana transportasi dan akomodasi yang menunjang.

Bandara internasional Adisucipto memungkinkan kedatangan wisatawan dari

mancanegara secara langsung menuju Yogyakarta. Sementara untuk sarana

transportasi lainnya juga banyak tersedia pilihan. Jarak Yogyakarta dari Jakarta

sekitar 600 kilometer. Saat ini Yogyakarta diakui sebagai kota pendidikan di Indonesia

karena banyak dan beragamnya lembaga pendidikan tinggi dan lembaga akademis

yangjumlahnya meJebihi 100 buah, baik lembaga yang didirikan pemerintah maupun

swasta.

Konsep pariwisata berbudaya yang dikembangkan Pemerintah Kota

Yogyakarta merupakan upaya mengoptimalkan segala potensi yang ada. Beberapa

hal yang dapat diidentifikasi sebagai kekuatan yang dapat mendukung Pemerintah

Kota Yogyakarta dalam mengembangkan kepariwisataan berbasis budaya di kota

Yogyakarta terdapat dalam Keputusan Walikota Yogyakarta No. 557lKEP/2007

tentang Rencana· Aksi Daerah Pengembangan Pariwisata Berhasis Budaya Kota

Yogyakarta Tahun 2007-2011. Kekuatan-kekuatan tersebut adalah sebagai berikut:

I. Perangkat regulasi yang mengatur pennasalahan kepariwisataan, kesenian, dan

kebudayaan di kota Yogyakarta;

2. Predikat kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, budaya, perjuangan, dan

wisata;

3. Kota Yogyakarta sangat kaya akan potensi seni budaya baik karya maupun

sumber daya manusianya (seniman)~

4. Obyek dan daya tarik wisata yang ada di kota Yogyakarta cukup beragam;

5. Sarana, prasarana, dan fasilitas kepariwisataan yang ada di kota Yogyakarta

cukup beragam;

6. Aksesibilitas berupa BandaraAdisucipto, Stasiun Tugu, dan terminal Yogyakarta

serta sistem transportasi antar daerah yang mendukung kemudahan mobilitas

wisatawan;

54

Page 7: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarla Sebagai Kola Wisala MICE

Parangtristis dan lain-lain. Citra sebagai kota wisatajuga didukung oleh keberadaall

pusat-pusat industri kerajinan tangan maupun sebagai eindera mata. Mulai dari

gerabah dan keramik dengan Desa Kasongan di Bantul sebagai salah satu sentra,

kerajinan perak di Kota Gede, kerajinan batik, dan lain-lain memperkuat Yogyakarta

sebagai tujuan wisata. Belum lagi ditambah tersedianya aneka jasa boga yang khas

seperti bakpia, geplak, gudeg, dan masih banyak lagi.

Faktor pendukung yang tidak kalah penting sehingga Yogyakarta nyaman

sebagai tujuan wisata adalah sarana transportasi dan akomodasi yang menunjang.

Bandara intemasional Adisueipto memungkinkan kedatangan wisatawan dari

maneanegara seeara langsung menuju Yogyakarta. Sementara untuk sarana

transportasi lainnya juga banyak tersedia pilihan. Jarak Yogyakarta dari Jakarta

sekitar 600 kilometer. Saat ini Yogyakarta diakui sebagai kota pendidikan di Indonesia

karena banyak dan beragamnya lembaga pendidikan tinggi dan lembaga akademis

yangjumlahnya melebihi 100 buah, baik lembaga yang didirikan pemerintah maupun

swasta.

Konsep pariwisata berbudaya yang dikembangkan Pemerintah Kota

Yogyakarta merupakan upaya mengoptimalkan segala potensi yang ada. Beberapa

hal yang dapai diidentifikasi sebagai kekuatan yang dapat mendukung Pemerintah

Kola Yogyakarta dalam mengembangkan kepariwisataan berbasis budaya di kota

Yogyakarta terdapat dalam Keputusan Walikota Yogyakarta No. 557lKEP/2007

tenlang Rencana· Aksi Daerah Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Kota

Yogyakarta Tahun 2007-2011. Kekuatan-kekualan tersebut adalah sebagai berikut:

I. Perangkat regulasi yang mengatur permasalahan kepariwisataan, kesenian, dan

kebudayaan di kota Yogyakarta;

2. Predikat kola Yogyakarta sebagai kota pendidikan, budaya, perjuangan, dan

wisata;

3. Kola Yogyakarta sangat kaya akan potensi seni budaya baik karya maupun

sumber daya manusianya (seniman);

4. Obyek dan daya tarik wisala yang ada di kota Yogyakarta cukup beragam;

5. Sarana, prasarana, dan fasilitas kepariwisataan yang ada di kota Yogyakarta

cukup beragam;

6. Aksesibilitas berupa BandaraAdisueipto, Stasiun Tugu, dan terminal Yogyakarta

serta sistem transportasi antar daerah yang mendukung kemudahan mobilitas

wisatawan;

54

Page 8: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No. I - April 20 I0

7. Kesadaran seluruh komponen masyarakat terhadap posisi kota Yogyakarta

sebagai kota wisata dan kota budaya;

8. Masuknya kota Yogyakarta dalam Komunitas Liga Kota Bersejarah di dunia;

9. Program Master City dan Sister City yang telah dijalin oleh Pemerintah Kota

Yogyakarta dengan berbagai kota baik di dalam maupun luar negeri;

10. Mitra kerja yang dapat mendukung pengembangan dan pelestarian pariwisata,

seni dan budaya;

II. Komitmen pelaku pariwisata, pers, masyarakat, dan pemerintah untuk seeara

sinergis dan terpadu mengembangkan kepariwisataan, kesenian, dan kebudayaan

di kota Yogyakalta.

IV. Industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)

Keberhasilan pembangunan industri pariwisata memiliki implikasi yang

luas. Banyak sektor yang terkait dengan industri pariwisata, yakni industri perhotelan

dari hotel berbintang sampai hotel-hotel melati dan guest house di wilayah"wilayah

pariwisata. Industri kerajinan, transportasi udara dan darat, makanan, penerjemah,

dan lain-lain. Artinya, rangkaian kegiatan ekonomi yang bisa dieapai menjadi sangat

berantai. Seeara otomatis, sektor riil mendapat dampak positifdari kemajuan industri

pariwisata. Industri pariwisatajuga menjadi bagianpublic relations untuk Indonesia.

Melalui informasi-informasi yang disebarkan oleh wisatawan maneanegara itulah,

kondisi Indonesia yang sesungguhnya bisa disebarluaskan kepada dunia intemasional.

Ini akan menunjang komunikasi bisnis dan politik Indonesia yang sedang dibangun

seeara intensif oleh pemerintahan di dunia internasional. Keberhasilan aparat

keamanan dalam meinbuka jaringan pengganggu stabilitas keamanan selama ini,

menjadi nilai positifbagi Indonesia. Sebab, kepereayaan dunia intemasional terhadap

kondisi keamanan Indonesia, menjadi bagian penting untuk menarik kedatangan

wisatawan maneanegara.

Kedatangan wisatawan maneanegara ke Indonesia bukan hanya sekedar

berlibur, tetapi ada yang mengikuti event MICE (Meeting. Incentive. Convention.

and Exhibition) di Indonesia. Ini artinya. para wisman yang hadir di Indonesia adalah

mereka yang diutus oleh korporasi, lembaga swadaya, bahkan sebagai utusan negara.

Ini memiliki nilai positifbagi perolehan devisa negara. Sebab, rata-rata lama tinggal

peserta MICE minimal selama 3 hari. Pada umumnya peserta MICE berasal dari

kalangan yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam pengambilan kebijakan,

55

Page 9: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarta Sehagai Kota Wisata MICE

berasal dari kalangan menengah ke atas, dengan perekonomian yang cukup tingg;i

sehingga pembelanjaan yang dikeluarkan lebih besar, mencapai 3 sampai dengan 4

kali lipat lebih besar dari wisatawan biasa.

MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), dalam industri

pariwisata atau pameran, adalah suatu jenis pariwisata di mana suatu kelompok

besar, biasanya direncanakan dengan matang, berangkat bersama untuk suatu

tujuan tertentu. MICE adalah Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition

yang merupakan kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya perpaduan antara

leis!i~e 'lan business yang melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama.

Tujuan dari penyelenggaraan MICE tidak sekedar memperkenalkan produk baru,

penghargaan atau strategi perusahaan melainkan menaikkan image agar kepercayaan

konsumen tetap terbina dan menaikkan reputasi perusahaan. Industri ini tidak dapat

berdiri sendiri artinya memerlukan kerja sarna dari berbagai perusahaan karena

membutuhkan pelayanan dan komponen lain dari banyak perusahaan. Perusahaan

atau organisasi yang terlibat dalam industri MICE antara lain:

I. Asosiasi, organisasi atau lembaga

Merupakan wadah perkumpulan orang/kelompok yang memiliki keinginan yang

sarna atau satu visi dari misi tertentu.

2. Perusahaan penyedia ruang pertemuan & pameran (biro konvensi)

Perusahaan yang menyediakan ruang pertemuan dan pameran berperan melayani

jasa penyewaan ruang dan fasilitas.

3. Perusahaan penyedia perancang pameran dan peralatan pameran

Perusahaan ini menyediakan/melengkapi stand (booth) yang dibutuhkan peserta

pameran tentu saja dengan fasilitas yang canggih dan modem.

4. Biro Perjalanan Wisata, event organizer, meeting planner

Perusahaan yang mengurus segala kebutuhan pertemuan mulai dari pertemuan,

faasilitas tenaga ahli, nara sumber, penterjemah yang bekerjasama dengan

perusahaan lainnya.

5. Perusahaan transportasi udara, laut dan darat

Perusahaan ini menyediakan segala jenis transportasi yang akan digunakan oleh

panitia atau peserta sesuai dengan tujuan dan kegiatannya.

6. Perusahaan penyedia usaha penginapan, incentive house

Perusahaan yang menyediakan usaha penginapan yang diIengkapi dengan

berbagai pelayanan serta jasa lainnya.

56

Page 10: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No. I - April 20 I0

7. Perusahaan penyedia makanan dan minuman serta hiburan

Perusahaan menyediakan makanan dan minuman dari berbagai negara dan juga

menyediakan sarana hiburan yang mampu menyegarkan peserta'atau panitia.

8. Perusahaan cindera mata (art shop)

Perusahaan ini menyediakan berbagai cinderamata dari berbagai model untuk

tamu dari mancanegara sebagai kenangan atas negara yang dikunjunginya.

9. Instansi penyelenggara perizinan untuk konvensi dan pameran

Aparat kepolisian negara menjadi penjamin keamanan dan kelancaran selama

pameran & konvensi berlangsung baik bagi panitia, peserta maupun perlengkapan

konvensi dan pameran diselenggarakan.

MICE memunculkan semangat baru promosi wisata. Industri MICE

dianggap mendatangkan multiplier effect yang signifikan, lantaran melibatkan

begitubanyak pebisnis. Bukan hanya perusahaan penyelenggara acara pertemuan,

konvensi, pameran, ataupun pelaku bisnis pariwisata yang langsung memetik

keuntungan, tapi juga mereka yang bergerak dalam bisnis akomodasi, kuliner,

transportasi, hingga cindera mata. Montgomery dan Strick (1995) mengatakan

bahwa MICE menghasilkan pendapatan yang sangat besar dalam industri pariwisata

karena mendatangkan banyak pengunjung.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) pada tahun 2007

menetapkan 10 daerah tujuan MICE'di Indonesia. Langkah ini dilakukan. untuk

menyebar pelaksanaan MICE di luar Jakarta dan Bali. Selain dua kota itu, delapan

kota yang sudah punya fasilitasMICE standar nasional adalah Surabaya, Medan,

Bandung, Batam, Yogyakarta, Padang, Makassar, dan Manado. Meningkatnya

kepercayaan dunia intemasional terhadap Indonesia sebagai destinasi MICE yang

menarik, telah mendorong bisnis MICE di tanah air kembali bergairah. Pembentukan

Direktorat Konvensi, Insentive dan Pameran (MICE) oleh pemerintah (Depbudpar)

pada tabun 2007 menunju\i;kan keseriusan pemerintah bersama pelaku bisnis dalam

menggarap MICE.

Bila dilihat dari fasilitas, kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan

wisata MICE memiliki fasilitas yang menunjang penyelenggaraan MICE di kota

tersebut. Yogyakarta mempunyai positioning yang cukup unik, jelas, dan konsisten,

yaitu sebagai kota budaya, pendidikan, dan pariwisata. Bappeda DIY sendiri

sudah menjadikan ketigll"1lSpek ini sebagaipilar pengembangan industri wisata di

57

Page 11: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE

Yogyakarta. Yogyakarta mempunyai banyak institusi pendidikan tinggi, yang tidal<

sedikit di antaranya mempunyai jaringan intemasional yang luas. Banyak perguruan

tinggi dan pusat-pusat studi sebenamya telah menjadi tuan rumah konferensi­

konferensi intemasional dan terbukti berhasil mendatangkan peserta bukan hanya

dari berbagai penjuru Indonesia, tetapi juga dari luar negeri.

Menurut Weissinger (1992), salah satu pertimbangan utama dalam

pemilihan lokasi untuk MICE adalah transportasi dan aksesibilitas. Untuk kegiatan

MICE dengan skala regional, para peserta dapat memilih melalui jalan darat, tetapi

untuk skala yang lebih besar para peserta akan memilih jalur udara. Dalam usaha

melepaskan diri dari ketergantungankunjungan wisatawan mancanegara melalui Bali

dan Jakarta, sedang diperjuangkan masalah aksesibilitas dengan adanya penerbangan

15 langsung dari luar negeri ke Yogyakarta. Saat ini telah tersedia penerbangan

langsung Kuala Lumpur - Yogyakarta. Pada awal Maret 2008, pemerintah DIY telah

mengoperasikan bis TransJogja sebagai usaha untuk membuat transportasi di kota

ini nyaman.

Tempat yang memadai untuk suatu penyelenggaraan MICE juga perlu

dipertimbangkan. Saat ini Yogyakarta telah memiliki gedung Jogjakarta Expo

Center (JEC). JEC memiliki luas 14 hektar yang dilengkapi dengan fasilitas yang

menunjang kegiatan MICE seperti hotel, pusat perbelanjaan, restoran yang bertaraf

internasional, area parkir yang sangat luas serta gudang yang memadai.

V. Kegiatan Pemasaran MICE

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bemilai

dengan pihak lain (Kotler, 2000). Pemasaran bertujuan untuk memuaskan kebutuhan

konsumen karena pemasaran ada akibat dari adanya kebutuhan konsumen yang

kemudian diciptakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atas konsep needs,

wants, dan ability.

Pada awaI tahun 1960-an, Profesor Neil Borden di Harvard Business

School mengidentifikasi sejumlah tindakan perusahaan yang dapat mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli baranr; atau jasa, yang kemudian dikenal

dengan marketing mix. Marketing mix berisi 4 elemen yaitu:

58

Page 12: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No. 1 - April 2010

1. Product (produk)

Aspek produk dari pemasaraan berkaitan dengan spesifikasi seperti barang atau

jasa, dan bagaimana hubungannya dengan kebutuhan dan keinginan akhir dari

pelanggan atau konsumen.

2. Price (harga)

Merujuk kepada proses menetapkan harga untuk suatu produk, termasuk diskon.

3. Placement (penempatan)

Merujuk kepada bagaimana menempatkan produk kepada pelanggan, misalnya

point-ai-sale atau penempatan retailing. P ketiga ini juga kadang-kadang ini

dinamakan place (tempat), tempat ini merujuk kepada saluran yang produk

atau layanan dijual, melingkupi wilayah geografis atau industri, segmen tertentu

(remaja, keluarga, bisnis orang), juga merujuk kepada bagaimana lingkungan di

mana produk tersebut dijual, dan bagaimana efeknya terhadap penjualan.

4. Promotion (promosi)

Mencakup iklan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi. Branding

merujuk kepada berbagai rnetode mempromosikan produk, merek, atau

perusahaan.

Elemen yang akan dibahas lebih lanjut adalah promosi. Menurut Lamb,

Hair dan McDaniel (2004), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang

menginfonnasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk

dalam rangkamempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.

Sedangkan menurut Belch dan Belch (2006), promosi adalah koordinasi dari seluruh

upaya para penjualtIntuk menyusun saluran informasi dalam rangka menjual produk

dan jasa ataupun mempromosikan sebuah ide.

Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran sehingga dalam

semua kegiatan pariwisata, promosi tidak bisa berjalan sendiri dan terpisah dari

indikator-indikator bauran pemasaran pariwisata yang lainnya. Secara keseluruhan

bauran promosi pariwisata mencakup produk (product), harga (price), promosi

(promotion), sistem distibusi (place), kerja sarna (partnership), pengemasan paket

wisata (packaging), program kegiatan wisata (programming), penampilan objek

subjek pariwisata (performance), dan sumber daya manusia (people). Seluruh

indikatcr bauran pemasaran pariwisata tersebut harns bersinergi dalam kegiatan

pariwisata agar memperoleh hasil yang optimal.

l 59

Page 13: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarla Sebagoi Kola Wisata MICE

Tindakan promosi hams berdasarkan pada analisis terhadap situa~i

dan permintaan pasar terkini. Ini berarti bahwa promosi yang diJakukan harus

berdasarkan hasil analisis data peneJitian tentang segmentasi pasar pariwisata, bukan

merupakan pendapat dan perasaan penguasa atau pemegang yang memandang

perlu atau tidaknya diadakan promosi. Promosi pariwisata yang efektif mencakup

pengidentifikasian target calon wisatawan yang akan dicapai, pengidentifikasian

tujuan komunikasi yang akan dicapai, fonnulasi bentuk pesan dan informasi

pariwisata untuk mencapai tujuan, pilihan media untuk menyampaikan pesan dan

informasi secara efektifkepada caJon wisatawan yang dituju, aJokasi anggaran untuk

mencapai produksi dan penyampaian pesan, dan evaJuasi mekanisme penjuaJanjasa

dan produk-produk pariwisata.

Menurut Morrison (2002), tujuan dari kegiatan promosi adalahmempengaruhi

perilaku melalui komunikasi. Tiga prinsip dalam promosi dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Customers' Buying Process Stages

Need Awareness

Information Search

Goals ofPromotionI... "V /

Inform

Evaluation ofAlternatives

Purchase

PosflJUrchase Evaluation

Persuade

r····························A·d~;;i~~················ ]Remind

Gambar 1. Tujuan Promosi

Sumber: Morrison, 2002

Pada gambar itu tahapan inform sangat tepat untuk menginfomasikan

sesuatu yang bam, sedangkan tahapan persuade sudah mulai mempengaruhi untuk

menentukan keputusan dan tahapan remind adalah untuk mengingatkan kepada

.kegiatan promosi yang suclah dilakukan misalnya iklan. Suatu alat yang digunakan

60

Page 14: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPITOUR Volume I No. t - April 2010

untuk memenuhi tujuan komunikasi dad suatu organisasi adalah bauran promosi

(promotional mix). Bauran promosi dapat dilihat pada gambar berikut:

PromotionalMix

II I I I I I

.... InteraCtive! Publicity!Advertising Direct Internet ... Sl)l~s Public Personal

Marketing Marketing Promotion Relation Selling

.. :.I

Gambar 2. Bauran Promosi

Sumber : Belch, 2006

Dari kelima elemen tersebut, yang dapat diaplikasikan di dalam kegiatan promosi

MICE adalah :

1. Advertising

Advertising merupakan kegiatan promosi yang bisa menjangkau secara luas

karena melibatkan media massa seperti televisi, radio, majalah dan koran.

Melalui pemilihan media massa yang tepat, kegiatan MICE dapat disampaikan

kepada target pasar yang hendak dituju.

2. Direct marketing

Direct marketing bukanlah sekedar kegiatan direct mail tetapi banyak kegiatan

yang dapat dilakukan seperti database management, direct selling, telemarketing

dan internet.

3. Public relation

Kegiatan MICE dapat dipromosikan melalui elemen ini dengan mengevaluasi

perilaku pasar, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur dari sebuah organisasi

untuk selanjutnya melaksanakan program-program sehingga target pasar yang

hendak dituju menerima dan memahaminya.

Promosi dalam sebuah kegiatan MICE menurut Weissinger (1992) dapat digunakan

untuk:

I. Menentukan peserta yang sesuai dengan konsep acara;

2. Meningkatkan jumlah pengunjung;.,.3. Meningkatkan pendapatan.

61

Page 15: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarla Sebagai Kola Wisata MICE

Kegiatan promosi tidak bisa dilepaskan dalam memasarkan Yogyakarkl

sebagai kota tujuan wisata MICE. Untuk promosi dalam negeri, Yogyakarta

memfokuskan pada 3 (tiga) pintu gerbang utama yaitu Jakarta, Bali, dan Batam,

selia melalui Forum Kerjasama Mitra Praja Utama (MPU). Untuk MPU juga

ditakukan promosi bersama lewat Tourism Information Center (TIC) Denpasar, Bali,

disamping menggunakan website MPU serta TIC, Tourism Information Services

(nS) di Yogyakarta dan website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun pemda

DIY. Program unggulan pariwisata dari tahun ke tanun mengalami perkembangan,

baik SDM, sarana pariwisata maupun promosi pariwisata yang dilaksanakan

setiap tahun, seningga nantinya dapat terwujud Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan

Wisata Utama di Indonesia dengan keunggulan potensi wisata yang nyaman untuk

dikunjungi wisatawan.

VI. Kesimpulan

Pariwisata kini tak hanya berkonsentrasi pada paket liburan. Industri

meeting, incentives. convention, dan exhibition atau dikenal dengan industri MICE

memunculkan semangat baru promosi wisata. Sebagai negara tujuan wisata di Asia,

Indonesia memiliki berbagai keunggulan dalam industri MICE. Yogyakarta sebagai

salah satu kota destinasi MICE di Indonesia memiliki fasilitas yang menunjang

penyelenggaraan MICE di kota tersebut. Yogyakarta mempunyai positioning

yang cukup unik, jelas, dan konsisten, yaitu sebagai kota budaya, pendidikan, dan

pariwisata. Untuk mendukung pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi

di Yogyakarta, pelaksanaan kegiatan MICE mulai ditingkatkan. Sejumlah event

internasional dan nasional seringkali diadakan di provinsi ini.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai jumlah wisatawan

serta lama tinggal antara lain pengembangan produk-produk pariwisata, sarana

prasarana dan fasilitas, serta inovasi dalam pengembangan destinasi pariwisata.

Langkah tersebut hendaknya didukung dengan promosi yang sinergis dengan pelaku

pariwisata serta memunculkan citra pariwisata Yogyakarta yang arnan dan nyarnan.

Selain itu peningkatan sumber daya manusia di bidang MICE juga perlu menjadi

perhatian bersama antara pelaku bisnis dan pemerintah.

Kegiatan prornosi tidak bisa dilepaskaJl dalam memasarkan Yogyakarta

sebagai kota tujuan wisata MICE. Untuk promosi dalam negeri, Yogyakarta

memfokuskan pada 3 (tiga) pintu gerbang utama yaitu Jakarta, Bali, dan Batam, serta

62

I

j

Page 16: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

HOSPlTOUR Volume I No. I - April 20 10

melalui Forum Keljasama Mitra Praja Utama (MPU). Untuk MPU juga dilakukan

promosi bersama lewat Tourism Information Center (TIC) D;npasar, Bali, di

samping menggunakan website MPU serta TIC, Tourism Information Services (TIS)

di Yogyakarta dan website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun pemda DIY.

Program unggulan pariwisata dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, baik

SDM, sarana pariwisata maupun promosi pariwisata yang dilaksanakan setiap tahun,

sehingga nantinya dapat terwujud Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama

di Indonesia dengan keunggulan potensi wisata yang nyaman untuk dikunjungi

wisatawan.

Keberadaan Bandara Adisucipto sebagai bandara intemasional serta pintu

gerbang masuknya wisatawan ke kota Yogyakarta diharapkan dapat dioptimalkan

operasionalnya. Hal ini berkaitan dengan frekuensi penerbangan intemasional

yang masih sangat minim sehingga wisatawan mancanegara yang ingin datang ke

kota Yogyakarta tetap harus transit dahulu di Jakarta atau di Denpasar. Jika hal ini

diabaikan maka posisi kota Yogyakarta sebagai kota wisata tetap akan menempati

pilihan kedua setelah Bali atau Jaka$. Selain itu perlu dikembangkan dengan sinergi

antar berbagai stakeholders pariwisata, seperti yang dilakukan di Singapura dimana

terdapat kerjasama yang sangat baik antara perusahaan penerbangan, bandara, hotel,

restoran dan obyek wisata.

63

Page 17: KesiapanYogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE …digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/...Kesiapan Yogyakarra Sebagai Kola Wisata MICE Parangtristis dan lain-lain.Citra

Kesiapan Yogyakarta Sebagai Kota Wisata MICE

DAFTAR PUSTAKA

Belch, George dan Belch, Michael (2006). Advertising andpromotion, an integratedmarketing communications perspective. 7th ed. New York: McGraw Hill.

Borden, N. H. (1964). The concept of the marketing mix. Journal ofAdvertisingResearch, 4,2-7.

Kotler, Philip (2000), Marketing management, the millenium edition. New Jersey:Pearson.

Lamb, Hair dan McDaniel (2004). Essentials of marketing (4" ed.). United States:South-Western College Pub.

Mardiasmo (200 I). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset.

Montgomery, Rhonda J. dan Strick, Sandra K. (1995). Meetings, conventions, andexpositions, an introduction to the industry. United States:Van NostrandReinhold.

Morrison, Allisair M. (2002). Hospitality and travel marketing (3" ed.). New York:Delmar Thomson Learning.

Walikota Yogyakarta(2007, 23 November), KepulUsan Walikota YogyakartaNo. 557/KEPIl007 tentang rencana aksi daerah pengembangan pariwisata berbasisbudaya kota Yogyakarta tahun2007-201I. Diakses pada 18 Januari 2010,dari http://www.jogjakota.go.idl

Weissinger, Suzanne S. (1992). A guide succesful meeting planning. United States:John Wiley & Sons.

64