kesesuaian kegiatan wisata dalam upaya … · 2021. 6. 30. · dilakukan balai taman nasional...

59
KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA PEMANFAATAN MANGROVE DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Oleh : ACHMAD BAHARUDIN 26010118140067 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2021

Upload: others

Post on 21-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

KESESUAIAN KEGIATAN WISATA

DALAM UPAYA PEMANFAATAN MANGROVE

DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Oleh :

ACHMAD BAHARUDIN

26010118140067

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021

Page 2: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Kesesuaian Kegiatan Wisata dalam Upaya Pemanfaatan

Mangrove di Taman Nasional Karimunjawa

Nama : Achmad Baharudin

NIM : 26010118140067

Departemen : Sumberdaya Akuatik

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Tanggal ujian : 9 April 2021

Menyetujui,

Penguji Pembimbing

Nurul Latifah, S.Kel., M.Si

NIP. 19871202 201504 2 003

Dr. Ir. Frida Purwanti, M.Sc.

NIP. 19640225 198902 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Manajemen Sumberdaya Perairan

Ir. Siti Rudiyanti, M.Si

NIP. 19601119 198803 2 001

23/04/21

Page 3: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

iii

ABSTRAK

Achmad Baharudin 26010118140067. Kesesuaian Kegiatan Wisata dalam

Upaya Pemanfaatan Mangrove di Taman Nasional Karimunjawa (Dr. Ir. Frida

Purwanti, M.Sc.)

Kawasan mangrove merupakan ekosistem yang memiliki manfaat ekologi

maupun ekonomi, salah satu fungsi ekologisnya yaitu dapat mencegah abrasi pada

kawasan pesisir, selain itu dapat digunakan untuk tempat wisata. Tujuan dari

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini untuk mengetahui jenis kegiatan pemanfaatan

mangrove di Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), jenis kegiatan wisata di

ekosistem mangrove TNKJ dan kesesuaian kegiatan wisata mangrove dengan

peraturan yang ada. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKL ini yaitu

menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara semi

terstruktur dan dokumentasi. Tahap dari pelaksanakan PKL ini diawali dengan

koordinasi kegiatan PKL oleh pembimbing lapangan, kemudian tahap identifikasi

untuk mengetahui jenis mangrove, dilanjut dengan observasi lapangan untuk

mengetahui jenis pemanfaatan dan kegiatan wisata di ekosistem mangrove serta

mencari informasi mengenai kesesuaian kegiatan wisata di TNKJ. Kegiatan

wisata mangrove di TNKJ dilakukan dengan menyusuri jalur trekking mangrove

sambil mengenal jenis dan berswa-foto. Kegiatan pemanfaatan lain yang sering

dilakukan yaitu pengambilan kerang oleh penduduk sekitar. Kesesuaian kegiatan

wisata sudah sesuai dimana dalam Permenhut No 49 Tahun 2010 luasan yang

dimanfaatkan untuk bangunan sebesar 10% luasan yang ada, dan kegiatan wisata

dilakukan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,

pendidikan lingkungan, wisata terbatas dan kegiatan lainnya yang menunjang

budidaya.

Kata Kunci: Mangrove, Wisata, Pemanfaatan, Kesesuaian

Page 4: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan Praktik Kerja

Lapangan dengan judul “Kesesuaian Kegiatan Wisata dalam Upaya Pemanfaatan

Mangrove di Taman Nasional Karimunjawa” dapat terselesaikan dengan baik.

PKL bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan menambahkan

wawasan terkait Kesesuaian Kegiatan Wisata dalam Upaya Pemanfaatan

Mangrove di Taman Nasional Karimunjawa.

Dalam penelitian in penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Frida Purwanti, M.Sc. selaku dosen pembimbing dalam

penyusunan laporan PKL ini,

2. Ir. Titi Sudaryanti, M. Sc. selaku kepala Balai Taman Nasional

Karimunjawa

3. Iwan Setiawan, S. H. selaku kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional

(SPTN) wilayah I Kemujan,

4. Surahman, S. H. selaku kepala SPTN wilayah II Karimunjawa

5. Karyanto, S. P. selaku pembimbing lapangan PKL di SPTN wilayah I

Kemujan

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan PKL ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih

sangat jauh dari sempurna. Karena itu, saran dan kritik demi perbaikan penulisan

laporan PKL ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan PKL ini dapat diterima

dan bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Maret 2021

Penulis

Page 5: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….. 10

1.2. Tujuan ……………………………………………………………… 11

1.3. Manfaat ………………………………………………………………. 12

1.4. Waktu dan Tempat……………………………………………………. 12

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mangrove……………………………………………………………… 13

2.1.1. Ekosistem Mangrove …………………………………………. 13

2.1.2. Potensi Ekosistem Mangrove ………………………………… 14

2.1.3. Konservasi Mangrove………………………………………… 15

2.1.4. Jenis Mangrove……………………………………………….. 16

2.2. Taman Nasional Karimunjawa ………………………………………. 22

2.3. Wisata………………………………………………………………… 23

2.3.1 Wisata Alam - Mangrove …………………………………….. 23

III. MATERI DAN METODE 3.1. Materi ………………………………………………………………… 25

3.1.1. Alat dan Bahan ……………………………………………….. 25

3.2. Metode ……………………………………………………………… 25

3.2.1. Pengamatan Trekking Mangrove …………………………….. 25

3.2.2. Wawancara …………………………………………………… 26

3.2.3. Analisis Data …………………………………………………. 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ………………………………………………………………….. 27

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapangan ……………. 27

4.1.2. Trekking Area Mangrove …………………………………….. 32

4.1.3. Jenis Pemanfaatan Mangrove ………………………………… 36

4.1.4. Jenis Kegiatan Wisata………………………………………… 39

4.1.5. Kesesuaian Pemanfaatan Mangrove untuk Kegiatan Wisata … 42

4.2. Pembahasan…………………………………………………………… 45

4.2.1. Jenis Pemanfaatan Mangrove…………………………………. 45

4.2.2. Jenis Kegiatan Wisata Mangrove …………………………….. 47

Page 6: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

vi

4.2.3. Kesesuaian Jenis Wisata Mangrove ………………………….. 48

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 50

5.2. Saran …………………………………………………………………. 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

Page 7: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta lokasi PKL ............................................................................................... 28

2. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa ............................................................ 30

3. Peta trekking mangrove................................................................................... 32

4. Gapura trekking mangrove .............................................................................. 34

5. Gedung pusat informasi .................................................................................. 34

6. Shelter trekking mangrove .............................................................................. 34

7. Menara pandang .............................................................................................. 35

8. Sunset area ...................................................................................................... 35

9. Toilet ............................................................................................................... 35

10. Papan informasi ............................................................................................. 36

11. Rumah genset ................................................................................................ 36

12. Trekking mangrove ....................................................................................... 37

13. Pengambil kerang di sekitar mangrove ......................................................... 38

14. Hutan mangrove ............................................................................................ 39

15. Grafik aktiftas pengunjung trekking mangrove di TNKJ 2018 .................... 40

16. Data pengunjung trekking mangrove 2019-2020 .......................................... 42

17. Formasi mangrove yang ada di TNKJ .......................................................... 44

18. Trekking yang rusak ...................................................................................... 49

Page 8: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jenis Mangrove di TNKJ ................................................................................ 17

2. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa. ........................................................... 31

3. Tingkat Kesesuaian Kegiatan Wisata di TNKJ ............................................... 45

Page 9: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan PKL ........................................................................... 55

2. Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan …………………………………. 46

3. Logbook Praktik Kerja Lapangan ................................................................... 58

Page 10: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

10

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mangrove tersebar di berbagai negara yang memiliki iklim tropis maupun

sub tropis. Indonesia merupakan negara maritim di daerah yang beriklim tropis

dan berbentuk kepulauan. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai

tutupan hutan mangrove terluas, yaitu sekitar 3,7 juta hektar atau 26-29% dari

tutupan hutan mangrove dunia. Tutupan hutan mangrove di Indonesia semakin

turun hingga pada tahun 2016 tercatat seluas 2,9 juta hektar (Krisnawati, 2017).

Hutan mangrove mempunyai fungsi untuk melindungi pantai dari abrasi

dan intrusi gelombang laut, melindungi daratan dari gelombang angin laut,

menahan sedimentasi sehingga membentuk tanah baru, memperlambat kecepatan

arus. Hutan mangrove mempunyai manfaat yang besar dan sangat potensial untuk

meningkatkan taraf ekonomi masyarakat pesisir. Ekosistem mangrove memiliki

potensi yang besar diantaranya dari kekayaan hayati, baik dari segi biologi,

ekonomi, serta pariwisata (Turisno et al., 2018).

Ekosistem mangrove sangat potensial untuk dikembangkan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memiliki keunikan dan kekhasan

tersendiri seperti bentuk perakarannya yang khas serta berbagai jenis fauna yang

berasosiasi dengan ekosistem mangrove seperti beranekaragam jenis burung, ular,

biawak, udang, ikan, moluska, dan kepiting serta sebagai tempat berasosiasinya

tumbuhan epifit seperti anggrek. Untuk itu potensi ekosistem mangrove sangat

baik untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan ekowisata alternative (Agussalim

dan Hartoni, 2014). Wisata mangrove di Indonesia terjadi pergeseran minat dari

Page 11: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

11

old tourism yang mana hanya berkunjung menjadi new tourism yang mana

melakukan wisata dengan adanya unsur pendidikan atau konservasi. Untuk

mengelola dan mencari daerah tujuan ekowisata yang spesifik alami dan kaya

akan keanekaragaman hayati.

Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) merupakan satu-satunya kawasan

pelestarian alam di provinsi Jawa Tengah, dengan luas kawasan 111.625 hektar.

Kawasan TNKJ mempunyai ekosistem yang unik dan lengkap yang merupakan

perwakilan lima tipe ekosistem yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun

dan rumput laut, hutan mangrove, hutan pantai, serta hutan hujan tropis dataran

rendah. Ekosistem mangrove di TNKJ banyak terdapat di pulau Karimunjawa

dengan luas 4.302,5 ha dan pulau Kemujan 220 hektar yang mana merupakan

salah satu kawasan mangrove terbesar di Jawa Tengah (Statistik BTNKJ, 2019).

Potensi mangrove Karimunjawa dikembangkan menjadi tujuan wisata

yang diunggulkan dengan pembuatan Trekking mangrove untuk menunjang

kegiatan wisata. Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk wisata dapat

mempengaruhi ekosistem didalamnya. Dalam upaya pengelolaan mangrove untuk

menunjang kegiatan tersebut, terdapat regulasi yang akan mengontrol kegiatan

wisata mangrove sebagai upaya konservasi.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan di BTNKJ adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis kegiatan pemanfaatan mangrove di TNKJ

2. Mengetahui jenis kegiatan wisata di ekosistem mangrove TNKJ

3. Mengetahui kesesuaian kegiatan wisata mangrove di TNKJ

Page 12: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

12

1.3. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari Praktik Kerja Lapangan di Balai Taman

Nasional Karimunjawa yaitu mahasiswa mampu mengetahui bagaimana upaya

pemanfaatan dan potensi kesesuaian kegiatan wisata di hutan mangrove yang

dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang

didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen Sumberdaya Perairan.

1.4. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Taman Nasional

Karimunjawa pada tanggal 25 Januari 2021 – 25 Februari 2021.

Page 13: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mangrove

2.1.1. Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan salah satu dari ekosistem pesisir yang

memiliki fungsi ekologis dalam mendukung kehidupan dan keberlangsungan

hidup dari sumberdaya perikanan. Mangrove biasa disebut bakau, yaitu ekosistem

peralihan antara darat dan laut atau perairan di sekitar muara; oleh karena itu

ekosistem ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove didefinisikan

sebagai sekelompok tumbuhan, terdiri dari berbagai jenis dari suku yang berbeda,

tetapi dengan kemampuan adaptasi yang sama terhadap habitat yang terpengaruh

oleh pasang surut. Mangrove di Indonesia umumnya dianggap sebagai salah satu

jenis vegetasi yaitu mangrove, sehingga masyarakat lebih mengenal ekosistem /

hutan mangrove. Vegetasi mangrove dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

namun tidak memerlukan vegetasi dengan kandungan garam yang tinggi, namun

vegetasi mangrove merupakan vegetasi yang toleran terhadap kandungan garam

yang tinggi. Menurut Supriharyono (2009), ekosistem mangrove berada di antara

level pasang naik tertinggi sampai level di sekitar atau di atas permukaan laut rata-

rata pada daerah pantai yang terlindungi.

Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil.

Kawasan ekosistem ini terlihat bahwa hutan mangrove menyumbangkan

konstribusi besar detritus organik yang mendukung jaring makanan dalam

ekosistem. Tingginya kelimpahan makanan dan tempat tinggal, serta rendahnya

tekanan predasi, menyebabkan ekosistem mangrove membentuk habitat yang

Page 14: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

14

ideal untuk berbagai spesies satwa dan biota perairan, untuk sebagian atau seluruh

siklus hidup mereka. Karena itu, mangrove dapat berfungsi sebagai tempat

pengasuhan yang penting untuk kepiting, udang dan berbagai jenis ikan, dan

mendukung keberadaan populasi ikan lepas pantai dan perikanan. Menurut

Wardhani (2011), konservasi mangrove tidak hanya memberikan keuntungan pada

mangrove itu sendiri namun pada biota yang hidup di sekitarnya dan lingkungan

yang ditumbuhinya. Bukti hubungan antara habitat mangrove dan perikanan lepas

pantai masih langka, namun sangat diperlukan untuk tujuan pengelolaan dan

konsevasi.

2.1.2. Potensi Ekosistem Mangrove

Potensi hutan mangrove dapat ditinjau dari dua aspek yaitu potensi

ekologis dan potensi ekonomis. Potensi ekologis lebih ditekankan pada

kemampuannya dalam mendukung eksistensi lingkungan (sebagai hutan rawa,

penahan gempuran ombak, pengendali banjir dan sebagai tempat persembunyian,

mencari makan, tempat pemijahan dari berbagai macam organisme, penahan air),

sehingga sulit dinilai dengan uang, sedangkan potensi ekonomis ditunjukkan

dengan kemampuannya dalam menyediakan produk yang dapat diukur dengan

uang. Menurut Hamidy (2010), salah satu produk dari hutan mangrove yang

secara ekonomis potensial dapat digali adalah kayu.

Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mempunyai peranan

penting dalam upaya pemanfataan berkelanjutan sumberdaya pesisir dan laut,

yang memiliki fungsi penting sebagai penyambung ekologi darat dan laut, serta

gejala alam yang ditimbulkan oleh perairan, seperti abrasi, gelombang dan badai.

Menurut Rusdianti dan Sunito, (2012), mangrove juga merupakan penyangga

Page 15: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

15

kehidupan sumberdaya ikan, karena ekosistem mangrove merupakan daerah

pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery ground) dan daerah

mencari makan (feeding ground)

Kawasan hutan mangrove selain berfungsi secara fisik sebagai penahan

abrasi pantai sebagai fungsi biologinya mangrove menjadi penyedia bahan

makanan bagi kehidupan manusia terutama ikan, udang, kerang dan kepiting, serta

sumber energi bagi kehidupan di pantai seperti plankton, nekton, dan algae.

Potensi biomasa hutan yang besar adalah menyerap dan penyimpan karbon guna

pengurangan kadar CO2 di udara. Menurut Bismark et al., (2008), manfaat

langsung dari pengelolaan hutan berupa hasil kayu secara optimal hanya 4,1%

sedangkan fungsi optimal dalam penyerapan karbon mencapai 77,9%.

2.1.3. Konservasi Mangrove

Menurut Mulyadi et al., (2009), konservasi berasal dari kata Conservation

yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki

pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you

have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore

Roosevelt yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang

konsep konservasi. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan

ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan

sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi

merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Konservasi hutan mangrove adalah usaha perlindungan, pelestarian alam

dalam bentuk penyisihan areal sebagai kawasan suaka alam baik untuk perairan

laut, pesisir, dan hutan mangrove. Konservasi hutan mangrove meliputi usaha

Page 16: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

16

perlindungan, pelestarian alam dalam bentuk penyisihan areal sebagai kawasan

suaka alam baik untuk perairan laut, pesisir dan hutan mangrove. Menurut

Wijayanti (2009), konservasi hutan mangrove mempunyai tujuan sebagai berikut :

a). Melestarikan vegetasi dengan habitat hutan mangrove dengan tipe-tipe

ekosistem; b). Melindungi jenis-jenis biota dengan habitatnya yang terancam

punah; c). Mengelola areal bagi pembiakan jenis-jenis biota yang bernilai

ekonomi; d). Melindungi unsur-unsur yang mempunyai nilai sejarah dan budaya;

dan e). Mengelola areal yang bernilai estetis dan memanfaatkan areal tersebut

bagi usaha rekreasi, turisme, pendidikan, penelitian dan lain-lain.

2.1.4. Jenis Mangrove

Vegetasi manrove terdiri dari mangrove sejati dan mangrove ikutan.

Mangrove sejati merupakan kelompok tumbuhan yang hanya dapat hidup di

lingkungan yang masih dipengaruhi pasang surut air laut. (pantai dan muara

sungai) yang substrat dasarnya berupa lumpur endapan atau alluvial. Mangrove

sejati biasanya memiliki adaptasi khusus yang dapat menunjang kehidupannya di

lingkungan mangrove. Adaptasi tersebut dapat berupa adaptasi morfologi seperti

modifikasi daun dan akar, serta adaptasi fisiologi. Mangrove ikutan adalah

kelompok tumbuhan yang berasosiasi dengan mangrove sejati. Mangrove ikutan

merupakan kelompok tumbuhan yang berasosuasi dengan mangrove sejati.

Mangrove ikutan tidak memiliki bentuk adaptasi khusus karena ikutan tidak

memiliki bentuk adaptasi khusus karena bukan tumbuhan khas ekosistem

mangrove namun memiliki toleransi yang tinggi untuk dapat hidup pada kondisi

lingkungan ekosistem mangrove.

Page 17: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

17

Tabel 1. Jenis mangrove di TNKJ

No Jenis

Mangrove

Gambar Ciri-ciri

1. Acanthus

ebrakteatus

Pinggiran daun umumya rata

kadang bergerigi, Mahkota

bunga berwarna biru muda

hingga ungu lembayung cerah,

kadang agak putih di bagian

ujungnya, Warna buah saat

masih muda hijau cerah dan

permukaannya licin mengkilat.

Bentuk buah bulat lonjong

seperti buah melinjo

2. Acanthus

ilicifolius

Dua sayap gagang daun yang

berduri terletak pada tangkai.

Permukaan daun halus, tepi

daun bervariasi:

zigzag/bergerigi besar-besar

seperti gergaji atau agak rata

dan secara gradual menyempit

menuju pangkal.

3. Acrostichum

aureum

anjang 1-3 m, memiliki tidak

lebih dari 30 pinak daun. Pinak

daun letaknya berjauhan dan

tidak teratur. Pinak daun

terbawah selalu terletak jauh

dari yang lain dan memiliki

gagang yang panjangnya 3 cm.

Ujung daun fertil berwarna

coklat seperti karat. Bagian

bawah dari pinak daun tertutup

secara seragam oleh sporangia

yang besar. Ujung pinak daun

yang steril dan lebih panjang

membulat atau tumpul dengan

ujung yang pendek.

4. Aegiceras

comiculatum

Daun berkulit, terang,

berwarna hijau mengkilat pada

bagian atas dan hijau pucat di

bagian bawah, seringkali

bercampur warna agak

kemerahan. Kelenjar

pembuangan garam terletak

pada permukaan daun dan

gagangnya.

Page 18: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

18

5. Avicenia

marina

Bagian atas permukaan daun

ditutupi bintik-bintik kelenjar

berbentuk cekung. Bagian

bawah daun putih- abu-abu

muda. Bunganya seperti trisula

dengan bunga bergerombol

muncul di ujung tandan, bau

menyengat, nektar banyak.

Letak: di ujung atau ketiak

tangkai/tandan bunga.

6. Bruguiera

cylindrica

Permukaan atas daun hijau

cerah bagian bawahnya hijau

agak kekuningan. Bentuk:

elips. Ujung: agak

meruncing. Bunga

mengelompok, muncul di

ujung tandan (panjang tandan:

1-2 cm). Sisi luar bunga bagian

bawah biasanya memiliki

rambut putih. Letak: di ujung

atau ketiak tangkai/tandan

bunga.

7. Bruguiera

gymnorhiza

Daun berkulit, berwarna hijau

pada lapisan atas dan hijau

kekuningan pada bagian

bawahnya dengan bercak-

bercak hitam (ada juga yang

tidak). Unit & Letak:

sederhana & berlawanan.

Bentuk: elips sampai elips-

lanset.

8. Bruguiera

sexangula

Daun agak tebal, berkulit, dan

memiliki bercak hitam di

bagian bawah. Unit & Letak:

sederhana & berlawanan.

Bentuk: elips. Ujung:

meruncing. Letak: Di ketiak

daun. Formasi: soliter (1 bunga

per tandan). Daun makhota:

10-11; putih dan kecoklatan

jika tua, panjang 15mm.

Kadang berambut halus pada tepinya. Kelopak bunga: 10-12;

warna kuning kehijauan atau

kemerahan atau kecoklatan;

panjang tabung 10-15 mm.

Page 19: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

19

9. Ceriops tagal

Daun hijau mengkilap dan

sering memiliki pinggiran yang

melingkar ke dalam. Unit &

Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: bulat telur

terbalik-elips. Bunga

mengelompok di ujung tandan.

Gagang bunga panjang dan

tipis, berresin pada ujung

cabang baru atau pada ketiak

cabang yang lebih tua.

10. Diospyros sp.

Daun bergantian,

berseberangan dan lanset,

panjang 10-18 cm (4-7 inci)

dan lebar 5-8 cm (2-3 inci),

berkilau di permukaan atas,

daun muda berwarna merah

muda keunguan yang indah;

buah bulat, kira-kira seukuran

jeruk nipis besar atau apel

kecil.

11. Excoecaria

agallocha

Hijau tua dan akan berubah

menjadi merah bata sebelum

rontok, pinggiran bergerigi

halus, ada 2 kelenjar pada

pangkal daun. Unit & Letak:

sederhana, bersilangan.

Bentuk: elips. Ujung:

meruncing.

12. Heritiera

littoralis

Kukuh, berkulit, berkelompok

pada ujung cabang, Gagang

daun panjangnya 0,5-2 cm.

Warna daun hijau gelap bagian

atas dan putih-keabu-abuan di

bagian bawah karena adanya

lapisan yang bertumpang-

tindih. Unit & letak: sederhana,

bersilangan. Bentuk: bulat

telur-elips. Ujung: meruncing.

13. Lumnitzera

littorea

Daun agak tebal berdaging,

keras/kaku, dan berumpun

pada ujung dahan. Panjang tangkai daun mencapai 5 mm.

Unit & Letak: sederhana,

bersilangan. Bentuk: bulat telur

terbalik. Ujung: membundar.

Page 20: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

20

14. Lumnitzera

racemose

Daun agak tebal berdaging,

keras/kaku, dan berumpun

pada ujung dahan. Panjang

tangkai daun mencapai 10 mm.

Unit & Letak: sederhana,

bersilangan. Bentuk: bulat telur

menyempit. Ujung:

membundar.

15. Pemphis

acidula

Memiliki daun yang kecil dan

batang yang keras. Terdapat

bunga berwarna putih

16. Pongamia

pinnata

daunnya dengan percabangan

tersebar. Tinggi pohon ini

berkisar antara 15 – 25 m

dengan diameter batang

mencapai 80 cm. Batang

berwarna abu-abu, tegak lurus

samar-samar, cabang pada

umumnya tidak memiliki

rambut atau urat, dan memiliki

goresan yang menyerupai bintil

berdekatan dengan anak daun

pada pangkal tangkai daun.

17. Rhizophora

apiculata

Berkulit, daunnya warna hijau

tua dengan hijau muda pada

bagian tengah dan kemerahan

di bagian bawah. Gagang daun

panjangnya 17-35 mm dan

warnanya kemerahan. Unit &

Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: elips

menyempit. Ujung:

meruncing. Buah kasar

berbentuk bulat memanjang

hingga seperti buah pir, warna

coklat

18. Rhizophora

mucronata

Daun berkulit. Gagang daun

berwarna hijau, panjang 2,5-

5,5 cm. Pinak daun terletak

pada pangkal gagang daun

berukuran 5,5-8,5 cm. Unit &

Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: elips

Page 21: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

21

melebar hingga bulat

memanjang.

19. Rhizophora

stylosa

Daun berkulit, berbintik teratur

di lapisan bawah. Gagang daun

berwarna hijau, panjang

gagang 1-3,5 cm, dengan pinak

daun panjang 4-6 cm. Unit &

Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: elips

melebar. Ujung:

meruncing. Gagang kepala

bunga seperti cagak, biseksual,

masing-masing menempel pada

gagang individu yang

panjangnya 2,5-5 cm. Letak: di

ketiak daun. Formasi:

kelompok (8-16 bunga per

kelompok). Daun mahkota: 4;

putih

20. Scyphiphora

hydrophyllace

a

Daun berkulit dan mengkilap.

Pinak daun berkelenjar,

terletak pada pangkal gagang

daun membentuk tutup

berambut. Gagang daun lurus

panjangnya hingga 13 mm.

Unit & Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: bulat telur

terbalik. Ujung: membundar.

21. Sonneratia

alba

Daun berkulit, memiliki

kelenjar yang tidak

berkembang pada bagian

pangkal gagang daun. Gagang

daun panjangnya 6-15 mm.

Unit & Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: bulat telur

terbalik. Ujung: membundar.

22. Sonneratia

ovata

Gagang/tangkai daun

panjangnya 2-15 mm. Unit &

Letak: sederhana &

berlawanan. Bentuk: bulat

telur. Buah Seperti bola,

ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus

kelopak bunga.

Page 22: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

22

23. Xylocarpus

granatum

Daun agak tebal, susunan daun

berpasangan (umumnya 2

pasang pertangkai) dan ada

pula yang menyendiri. Unit &

Letak: majemuk & berlawanan.

Bentuk: elips - bulat telur

terbalik. Ujung: membundar.

Buah seperti bola (kelapa),

berat bisa 1-2 kg, berkulit,

warna hijau kecoklatan

24. Xylocarpus

moluccensis

Lebih tipis dari X.granatum,

susunan daun berpasangan

(umumnya 2-3 ps pertangkai)

dan ada pula yang menyendiri.

Unit & letak: majemuk &

berlawanan. Bentuk: elips -

bulat telur terbalik. Ujung:

meruncing. Buahnnya

berwarna hijau, bulat seperti

jambu bangkok, permukaan

berkulit dan di dalamnya

terdapat 4-10 kepingan biji

berbentuk tetrahedral.

Sumber: wetlands.or.id

2.2. Taman Nasional Karimunjawa

Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) mencakup 22 dari 27 pulau di

Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara Jawa Tengah dimana penduduk lokal

tinggal di lima pulau besar yang ada. TNKJ sebagai kawasan lindung merupakan

representasi dari keutuhan ekosistem pesisir Utara pulau Jawa dengan sumber

daya alam yang sangat potensial dan bioma tingkat tinggi. Karimunjawa terbagi

menjadi lima tipe ekosistem, yaitu: hutan hujan tropis, dataran Ekosistem rendah,

hutan pantai, bakau, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang karang.

Lima tipe ekosistem ini memiliki total luasan dari pulau Karimunjawa (ekosistem

hutan hujan tropis dataran rendah) 1.285,50 hektare, dan wilayah perairan

110.117,30 hektare, yang telah ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam

(KPA). Menurut Sulisyati et al., (2014), Karimunjawa sebagai salah satu kawasan

Page 23: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

23

konservasi laut di Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial

dengan tingginya keanekaragaman biota dan ekosistem yang relatif utuh

dibandingkan wilayah lain di sepanjang perairan Utara Jawa.

2.3. Wisata

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, pariwisata adalah segala

sesuatu yang ada hubungannya dengan wisata atau, termasuk pengusahaan objek

dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata. Wisata bisa disebut kegiatan seseorang ke daerah

lain untuk melihat situasi berbeda dengan daerahnya, dengan maksud untuk

refresing, menghilangkan rasa kejenuhan di daerahnya. Wisata ada hubungannya

dengan kegiatan timbal balik antara tempat wisata dengan pengunjung. Sektor

wisata merupakan pendorong pembangunan negara yang menjadikan kemajuan

pada beberapa sector. Menurut Nugraha et al., (2013), wisata dianggap sebagai

sektor industri yang mampu membangun kemandirian suatu negara dan

merupakan pendorong kemajuan pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Hal ini

menjadikan pariwisata sebagai icon pembangunan negara yang perkembangannya

semakin meningkat.

2.3.1 Wisata Alam - Mangrove

Salah satu ekosistem yang memiliki potensi untuk dikembangkan di

Indonesia sebagai tempat wisata yaitu ekosistem mangrove. Hutan mangrove

merupakan salah satu sumber daya alam memiliki keragaman potensi yang

memberikan manfaat bagi makhluk hidup terutama kehidupan manusia. Manfaat

yang dirasakan yaitu berupa barang (produk) dan jasa. Pemanfaatan mangrove

yang berupa produk dan jasa tersebut dapat membantu menjadikan pendapatan

Page 24: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

24

tambahan dan termasuk juga pendapatan utama dalam memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat. Jasa ekowisata merupakan salah satu jasa yang diperoleh dari

manfaat hutan mangrove. Menurut Tiga et al. (2019), ekowisata sebagai suatu

perjalanan yang bertanggungjawab ke wilayah-wilayah yang masih alami erat

kaitannya dengan berbagai upaya konservasi yang bertujuan untuk melindungi

dan melestarikan lingkungan sedemikian rupa sehingga menekan sekecil mungkin

dampak terhadap lingkungan dan sosial budaya, membangkitkan pendanaan bagi

kawasan-kawasan yang dilindungi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat

lokal.

Berdasarkan penelitian Setiawan et al., (2017) mengenai wisata mangrove

di desa Margasari, Kabupaten Lampung Timur, dimana pengembangan ekowisata

sebagai upaya konservasi dilakukan dengan menjaga, melestarikan, dan

memanfaatkan mangrove seperti pembibitan mangrove, penanaman mangrove,

pemanfaatan jeruju dan pedada buah sebagai bahan pangan dan penyuluhan

kepada masyarakat agar tidak menebang mangrove dan memasuki hutan

mangrove. Kegiatan ekowisata tersebut antara lain berperahu keliling mangrove,

wisata penanaman mangrove, dan bird watching. Upaya konservasi dan ekowisata

dilakukan oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok masyarakat dengan

gerakan mejaga mangrove bersama.

Page 25: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

25

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi

Materi yang digunakan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah

mangrove dan kawasan konservasi yang dikelola oleh Balai Taman Nasional

Karimunjawa. Pengelolaan kegiatan wisata area mangrove merupakan kegiatan

pengelolaan yang dilakukan oleh TNKJ dengan melakukan pemeliharaan,

pengawasan dan pemanfaatan.

3.1.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam PKL di Balai Taman Nasional Karimunjawa,

diantaranya kamera dan alat tulis. Kamera untuk dokumentasi kegiatan PKL dan

alat tulis untuk mencatat data-data di lapangan.

3.2. Metode

Metode yang digunakan dalam PKL dilakukan dengan observasi atau

mengamati, mengumpulkan informasi dan mengikuti prosedur kerja untuk

memperoleh informasi, wawasan, pemahaman dan pengalaman praktik di

lapangan bidang konservasi khususnya pada pemanfaatan ekosistem mangrove di

TNKJ. Pelaksanaan PKL dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

3.2.1. Pengamatan Trekking Mangrove

Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan mengamati jenis vegetasi

mangrove sepanjang jalur trekking mangrove. Kemudian pengamatan dilakukan

terhadap kegiatan pemanfaatan area trekking mangrove yaitu kegiatan wisata dan

kegiatan masyarakat lokal.

Page 26: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

26

3.2.2. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan menanyakan pertanyaan

seputar pengelolaan kawasan trekking mangrove kepada pihak Taman Nasional

Karimunjawa.

3.2.3. Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah proses menjabarkan, mengurutkan, dan

menyusun data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh yaitu data wisatawan

yang berkunjung ke trekking mangrove dengan analisis deskriptif.

Page 27: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang diperoleh berdasarkan Praktik Kerja Lapangan di Taman

Nasional Karimunjawa, sebagai berikut:

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapangan

Taman Nasional Karimunjawa secara geografis terletak pada koordinat

5o40’39”-5o55’00” LS dan 110o05’57”-110o31’15” BT. Surat Keputusan Menteri

Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999

dinyatakan bahwa kawasan Cagar Alam Karimunjawa dan sekitarnya yang

terletak di Kabupaten Dati II Jepara Provinsi Dati I Jawa Tengah ditetapkan

menjadi Taman Nasional dengan nama TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA.

Taman Nasional Karimunjawa tercatat memiliki luasan kawasan 111.625

hektar yang dikelola oleh dua Seksi Pengelolan Taman Nasional yaitu wilayah I

Kemujan dan wilayah II Karimunjawa. Luasan wilayahnya dibagi menjadi

wilayah daratan di Pulau Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan hujan tropis

dataran rendah seluas 1.285,50 hektar, Wilayah daratan di Pulau Kemujan berupa

ekosistem hutan mangrove 220 hektar. Berdasarkan Surat Keputusan Menhut No.

74/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 Kepulauan Karimunjawa ditetapkan

menjadi Taman Nasional dengan luas kawasan 111.625,00 hektar, yang terdiri

dari wilayah daratan 1.285,50 hektar, wilayah perairan 110.117,30 hektar, dan

wilayah daratan berupa ekosistem hutan mangrove 220 hektar di Pulau Kemujan.

Page 28: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

28

Gambar 1. Peta Lokasi PKL

Page 29: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

29

Taman Nasional Karimunjawa memiliki ekosistem asli, dikelola dengan

sitem zonasi. Zonasi ini dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,

pendidikan, menunjang budidaya, parawisata, dan rekreasi. Berdasasrkan Surat

Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 28/IV-SET/2012 tentang Zonasi

Taman Nasional Karimunjawa, saat ini terbagi menjadi sembilan zona dalam

kawasan Karimunjawa. Tujuan dari adanya sistem zonasi untuk menerapkan

pembatasan pemanfaatan dan kegiatan kawasan di Taman Nasional Karimunjawa.

Zonasi yang ada di Taman Nasional yaitu zona inti, zona rimba, zona

pemanfaatan darat, zona perlindungan bahari, zona budidaya bahari, zona

pemanfaatan wisata bahari, zona rehabilitasi, zona tradisional perikanan, zona

religi budaya dan sejarah. Peta zonasi TNKJ dapat dilihat pada Gambar 2. Secara

lebih detail, zonasi Taman Nasional Karimunjawa dijabarkan dalam Tabel 2:

Page 30: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

30

Gambar 2. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa

Sumber : Statistik BTNKJ, 2019

Page 31: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

Tabel 2. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa.

No Zona Luas (Ha) Lokasi

1. Zona Inti 444,629 Sebagian perairan Pulau Kumbang, Taka

Menyawakan, Taka Malang, dan Tanjung

Bomang

2. Zona Rimba 1.451,767 Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah di

Pulau Karimunjawa dan Hutan Mangrove

di Pulau Kemujan (diluar area Legon Lele,

Trekking Mangrove dan Makan Sunan

Nyamplungan).

3. Zona

Perlindungan

Bahari

2.599,770 Perairan Pulau Sintok, Gosong Tengah,

Pulau Bengkoang bagian utara, Pulau

Cemara Besar bagian selatan, Pulau

Cemara Kecil bagian utara, Pulau Geleang,

Pulau Burung, perairan selatan Pulau

Menjangan Kecil, timur Pulau Nyamuk,

Perairan Karang Kapal, Karang Besi

bagian selatan, Krakal Besar bagian utara,

Gosong Kumbang, Pulau Kembar dan

Gosong Selikur

4. Zona Pemanfaatan

Darat

55,933 Pulau Menjangan Kecil, Pulau Cemara

Besar, areal Legon Lele, areal trekking

mangrove, areal Nyamplung Ragas

5. Zona Pemanfaatan

Wisata Bahari

2.733,735 Perairan Pulau Menjangan Besar, perairan

Pulau Menjangan Kecil, perairan Pulau

Menyawakan, perairan Pulau Kembar,

perairan Pulau Tengah, perairan sebelah

timur Pulau Kumbang, perairan Pulau

Bengkoang bagian selatan, Indonor dan

perairan Pulau Cemara Besar bagian utara,

perairan Tanjung Gelam, Perairan Pulau

Cemara Kecil bagian utara, perairan Pulau

Katang, perairan Krakal Besar bagian

selatan, perairan Krakal Kecil, perairan

Pulau Cilik

6. Zona Budidaya

Bahari

1.370,729 Perairan Pulau Karimunjawa, perairan

Pulau Kemujan, perairan Pulau Menjangan

Besar, perairan Pulau Parang dan perairan

Pulau Nyamuk, peraira Pulau Karang Besi

bagian utara

7. Zona Religi,

Budaya dan

Sejarah

0,859 Areal Makam Sunan Nyamplungan di

Pulau Karimunjawa

8. Zona Rehabilitasi 68,329 Perairan sebelah timur Pulau Parang,

31

Page 32: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

32

perairan sebelah timur Pulau Nyamuk,

perairan sebelah barat Pulau Kemujan dan

perairan sebelah barat Pulau Karimunjawa

9. Zona Tradisional

Perikanan

102.899,249 Seluruh perairan di luar zona yang telah

ditetapkan yang berada di dalam kawasan

Taman Nasional Karimunjawa

Total Luas Kawasan 111.625,00

Sumber: Statistik BTNKJ, (2019).

Gambar 3. Peta Trekking Mangrove

Sumber: Dokumentasi pribadi

4.1.2. Trekking Area Mangrove

Trekking area mangrove merupakan lintasan jalan berupa panggung kayu

yang terletak di tengah hutan mangrove. Trekking area mangrove Taman Nasional

Karimunjawa (TNKJ) terletak di kawasan mangrove pulau Kemujan dengan

Page 33: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

33

panjang jalur 1.377 m dan luas mencapai 220 ha. Trekking area mangrove masuk

dalam zona rimba yang ada di TNKJ. Berdasarkan data Balai Taman Nasional

Karimunjawa (BTNKJ) pada tahun 2010, terdapat 45 jenis mangrove yang terdiri

dari 27 jenis mangrove sejati dan 18 mangrove ikutan. Wahana wisata alam yang

dibangun olah BTNKJ ini merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang

dibangun dengan tujuan wisata, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.

Pembuatan trekking area ini dibangun secara bertahap dengan melalui tiga

tahap pembangunan yang dimulai pada tahun 2010. Pada tahap awal dibangun

trekking area yaitu berupa jalur pejalan dan area depan pada pintu masuk; tahap

kedua dibangun area parkir dan menara pandang; dan tahap terakhir dibangun

sunset view. Jalur pejalan yang dibangun pada trekking area meminimalisir

adanya pemotongan dari mangrove itu sendiri, ukuran batang mangrove dengan

diameter ≥10cm dianjurkan tidak dilakukan pemotongan. Adanya peminimalisiran

ini membuat jalur pejalan pada trekking mangrove menjadi berkelak-kelok.

Shelter-shelter dibangun dengan jarak 200-300 meter dengan maksud agar jika

ingin beristirahat tidak terlalu jauh dan meminimalisir pemotongan mangrove

yang ada saat pembangunan shelter.

Trekking mangrove memiliki fasilitas didalamnya untuk menunjang

kegiatan wisata. Fasilitas yang terdapat di area trekking mangrove antara lain:

a. Gapura, yang berfungsi sebagai pintu masuk Trekking mangrove.

Page 34: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

34

Gambar 4. Gapura Trekking Mangrove

Sumber: Dokumentasi pribadi

b. 1 gedung pusat informasi dengan luasan 25 m2 dan dapat menampung

untuk 20 orang, yang berfungsi sebagai pusat informasi tentang jenis-jenis

flora dan fauna mangrove dalam bentuk foto dan spesimen serta lukisan.

Gambar 5. Gedung pusat informasi

Sumber: Dokumentasi pribadi

c. 4 shelter dengan luas 4m2, sebagai tempat istirahat bagi pengunjung.

Gambar 6. Shelter Trekking Mangrove

Sumber: Dokumentasi pribadi

Page 35: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

35

d. 1 menara pandang dengan tinggi sekitar 10 meter, sebagai tempat untuk

memandang mangrove dari ketinggian.

Gambar 7. Menara pandang

Sumber: Dokumentasi pribadi

e. 1 sunset area, sebagai tempat menikmati pemandangan ketika matahari

terbenam & sarana untuk mengembangkan hobi dalam bidang fotografi.

Gambar 8. Sunset area

Sumber: Dokumentasi pribadi

f. 2 toilet, sebagai sarana MCK bagi pengunjung dan pengelola Trekking

mangrove.

Gambar 9. Toilet

Sumber: Dokumentasi pribadi

Page 36: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

36

g. 25 papan informasi, yang berisi pengetahuan tentang jenis-jenis mangrove

yang terdapat di sekitar Trekking mangrove serta tips bagi pengunjung

yang ingin menikmati keindahan flora dan fauna di areal Trekking

mangrove.

Gambar 10. Papan informasi

Sumber: Dokumentasi pribadi

h. 1 rumah genset, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan genset.

Gambar 11. Rumah genset

Sumber: Dokumentasi pribadi

4.1.3. Jenis Pemanfaatan Mangrove

Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi

dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang,

kadar garam yang tinggi dan kondisi tanah yang kurang stabil. Kondisi

lingkungan tersebut, menyebabkan beberapa jenis mangrove mengembangkan

mekanisme yang memungkinkan secara aktif mengeluarkan garam dari jaringan,

Page 37: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

37

dan yang lainnya mengembangkan sistem akar napas untuk membantu penyerapan

oksigen bagi sistem perakarannya.

Bentuk-bentuk perakaran yang khas ini sangat efektif dalam

mempertahankan stabilitas lumpur dan pantai, menyerap pollutant, juga mampu

menahan penyusupan air laut ke daratan. Bentuk perakarannya seringkali

digunakan untuk membedakan jenis mangrove. Menurut Tumangger (2019), lima

jenis akar mangrove yaitu akar Tunjang (Stilt root) pada Rhizopora mucrinata,

akar papan (Butters) pada Xylocarpus sp, akar udara (Areial root) pada Rhizopora

sp, akar lutut (Knee root) pada Bruguiera dan akar napas (Pneumatophore) pada

mangrove jenis Avicennia alba.

Gambar 12. Trekking Mangrove

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemanfaatan ekosistem mangrove bagi kehidupan manusia dapat

dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pemanfaatan langsung

mangrove yang dilakukan di TNKJ yaitu pemanfaatan pariwisata dan

pemanfaatan perikanan. Pemanfaatan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata yang

ada di TNKJ berupa trekking area. Pemanfaatan perikanan yang ada di TNKJ

yang sering dilakukan yaitu menangkap kerang, menangkap ikan, menangkap

kepiting. Penghasilan yang ditemukan secara langsung yaitu penangkap kerang

dengan hasil tangkapan seharinya 1 ember cet sebesar Rp. 100.000 dan untuk

Page 38: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

38

penangkap ikan berkisar Rp 200.000 – Rp400.000. Pemanfaatan langsung lainnya

yaitu pengambilan batangnya yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti

untuk membuat kandang dan kayu bakar, namun pemanfaatan ini sudah dikurangi

untuk melindungi mangrove. Pemanfaatan dengan pengambilan bibit bakau yang

ditanamkan pada daerah lahan yang menjadi hotel oleh masyarakat setempat.

Gambar 13. Pengambil Kerang di sekitar Mangrove

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemanfaatan tidak langsung berhubungan dengan manfaat ekologisnya

yang termasuk ekosistem yang sangat penting, terutama karena daya dukungnya

untuk stabilitas ekosistem pesisir. Kestabilan ekosistem mangrove akan

mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap kelestarian dari daerah pesisir.

Bukti yang nyata adanya mangrove yang ada di Karimunjawa ini membuat pulau

Karimunjawa dan pulau Kemujan seolah-olah dipersatukan oleh endapan lumpur

yang terjerat dan bersedimentasi di akar mangrove, menjadi terlihat menyatu

dengan terjadinya pendangkalan akibat mangrove yang tumbuh meluas. Awal dari

ini disebabkan oleh pemanfaatan lahan tersebut sebagai lahan konservasi. Dampak

yang dirasakan secara langsung berperan dalam pembentukan pulau dan

menstabilkan daerah pesisir. Pemanfaatan tidak langsung yang sudah terjadi pada

mangrove di TNKJ yaitu diantaranya dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan

Page 39: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

39

sarana penelitian. Sarana pendidikan yang telah dilakukan oleh BTNKJ berupa

event tahunan lomba mengambar dan mewarnai tingkat SD di Karimunjawa

dengan diajak terlebih dahulu mengelilingi trekking mangrove sambil pengenalan

seputar mangrove. Maksud dari sasaran anak-anak dikarenakan agar menanamkan

rasa cinta alam terutama konservasi mangrove. Sarana penelitian yang dilakukan

di mangrove TNKJ tentu banyak salah satunya digunakan sebagai data skripsi

oleh mahasiswa yang ada di Indonesia.

Gambar 14. Hutan Mangrove

Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.4. Jenis Kegiatan Wisata

Kegiatan wisata mangrove berada di trekking area mangrove TNKJ

terletak di kawasan mangrove pulau Kemujan, pulau terbesar kedua di kepulauan

Karimunjawa. Adanya tempat wisata mangrove ini dimaksudkan untuk

menambah destinasi wisata darat di TNKJ. Destinasi juga dapat dijadikan pilihan

jika penyeberangan untuk pulang wisatawan diundur karena ketidak-berangkatnya

kapal menuju pulau Jawa.

Pengunjung yang ada di trekking mangrove biasanya sudah diberi

penjelasan oleh petugas mengenai petunjuk/tips dan peringatan (attention). Tidak

ada batasan pengunjung untuk trekking mangrove. Jumlah pengunjung sepi atau

Page 40: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

40

ramainya tergolong relatif, biasanya ramai pada saat musim timur karena kapal

penyembrangan selalu ada dan musim di Karimunjawa cocok untuk berwisata

yaitu pada bulai April. Tips yang dijelaskan yaitu pengunjung dianjurkan untuk

memakai lotion anti nyamuk ketika masuk hutan mangrove, pengunjung

dianjurkan menggunakan pakaian tertutup, pengunjung dianjurkan memakai

sepatu dan membawa air minum mineral; sebab jarak yang di tempuh pada

trekking mangrove 1377 meter membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

Peringatan yang disampaikan petugas untuk menjaga hutan mangrove dan

menjaga kebersihan di trekking area.

Gambar 15. Grafik Aktiftas Pengunjung Trekking Mangrove di TNKJ 2018

Sumber: Laporan BTNKJ 2018

Aktifitas yang dilakukan pengunjung pada trekking mangrove antara lain

yaitu, berjalan menyusuri jalur/trekking sembari mengenal mangrove yang ada di

TNKJ, beristirahat di shelter-shelter yang disediakan dan menikmati

pemandangan di menara padang, pengamatan burung, menikmati keindahan

matahari terbenam di sunset area, dan mengabadikan dengan berfoto. Selain itu,

terkadang terdapat pengunjung yang melakukan kegiatan penelitian, studi wisata,

Page 41: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

41

kunjungan kerja, studi banding, praktik dan latihan komunitas fotografi di

trekking mangrove TNKJ. Aktifitas yang berada di menara pandang biasanya di

dominasi oleh pengunjung lokal. Aktifitas lainnya pengunjung juga ikut mencari

kerang di pantai sekitar menara pandang dengan pencari kerang.

Pengunjung trekking mangrove di TNKJ pada tahun 2019 memiliki total

pengunjung sebesar 2907 pengunjung, sedangkan pada tahun 2020 memiliki total

sebesar 316 pengunjung. Lonjakan pengunjung biasanya terjadi pada bulan April

dikarenakan musim timur dan kapal penyebrangan sering tidak mengalami

penundaan. Penurunan dratis ini diakibatkan adanya pandemic covid-19 yang

dapat dilihat pada Gambar 7. Penurunan juga terjadi pada pengunjung

mancanegara yang disebabkan adanya penerapan aturan pada trekking mangrove

yaitu pemungutan tiket atraksi trekking mangrove sekaligus pemungutan tiket

masuk kawasan TNKJ yaitu sebesar Rp. 10.000 bagi pengunjung lokal dan Rp.

150.000 pada weekday dan Rp. 250.000 pada weekend bagi pengunjung asing.

Aturan ini dibuat oleh pihak BTNKJ selaku pengelola dan adanya perbedaan

harga tiket karena harga tiket pengunjung asing termasuk pajak yang dikenanya.

Aturan tersebut sulit diterapkan karena dalam penarikan tiket masuk kawasan

TNKJ sulit dilakukan dengan tertib karena termasuk daerah wisata dengan akses

terbuka. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar pengunjung mancanegara

tidak jadi berkunjung ke trekking mangrove area dikarenakan harga tiket yang

terlalu mahal yaitu Rp. 150.000/weekday dan Rp. 250.000/weekend.

Page 42: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

42

Gambar 16. Data Pengunjung Trekking Mangrove 2019-2020

Sumber: BTNKJ (2020)

Keterangan : Jumlah pengunjung tahun 2019

Jumlah pengunjung tahun 2020

4.1.5. Kesesuaian Pemanfaatan Mangrove untuk Kegiatan Wisata

Taman Nasional Karimunjawa memiliki hutan mangrove seluas 396,4

hektar yang masuk dalam pengelolaan TNKJ di zona rimba/perlindungan. Zona

ini berada di pulau Karimunjawa dan pulau Kemujan. Hutan mangrove yang ada

di TNKJ sebagian besar berada di pulau Kemujan. Beberapa mangrove lainnya

berada pada lokasi lain seperti pulau Menjangan Besar, pulau Nyamuk, pulau

Bengkoang, pulau Parang, dan pulau kecil lainnya menjadi wewenang

pengelolaan pemerintah daerah.

Vegetasi penyusun mangrove umumnya bertumbuh pada lokasi pantai

pasang surut yang berpasir. Karimunjawa jarang adanya muara sungai menjadikan

jarang ditemukan lokasi berlumpur. Jenis mangrove yang mendominasi pada

daerah mendekati pantai yaitu Rhizopora dengan akar tunjangnya melindungi

jenis-jenis penyusun mangrove yang lain untuk bertumbuh. Berdasarkan BTNKJ

Page 43: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

43

(2012), mangrove di TNKJ didomiasi jenis-jenis Rhizopora, Ceriops tagal,

Sonneratiam, Bruguierra dan Lumnbitera yang berada di tepian dekat pantai.

Hutan mangrove di TNKJ memiliki zonasi yang setiap zona memiliki

spesies yang berbeda. Tentu ini merupakan potensi untuk dijadikannya wisata

edukasi mengenai jenis-jenis mangrove. Secara umum formasi mangrove di TNKJ

dapar dilihat pada Gambar 8. Zonasi pada formasi mangrove yang ada di TNKJ

terbagi menjadi 4 bagian. Empat bagian tersebut dibagi menjadi mangrove daratan

(zona belakang), mangrove tengah, mangrove terbuka, dan mangrove payau.

Mangrove daratan merupakan zona terdalam di belakang zona mangrove sejati

namun mangrove sejati pada zona ini memiliki akar biasa. Pada zona ini dijumpai

jenis-jenis mangrove asosiasi. Mangrove tengah adalah zona yang terletak di

belakang zona terbuka, umunya didominasi oleh Ceriops tagal namun sering kali

dijumpai Brugueira. Mangrove terbuka merupakan zona yang berada di bagian

yang berhadapan dengan laut kebanyakan mangrove yang tumbuh yaitu Brugueira

yang memiliki akar nafas. Mangrove payau merupakan zona mangrove yang

berada baris terdepan menahan omak dari laut. Zona ini memiliki mangrove yang

sistem akarnya tunjang berguna untuk memecah ombak dan merangkap sedimen

sebagian besar tergolong Rhizophora.

Page 44: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

44

Gambar 17. Formasi mangrove yang ada di TNKJ

Sumber: BTNKJ, 2012

Keterangan gambar:

Ra Rhizophora apiculata, Rs Rhizophora stylosa, Rm Rhizophora mucronata, Bg

Brugeira gymnorrhizha, Bc Bruguiera cylindrical, Sa Sonneratia alba, Sc

Sonneratia caseolaris, Ct Ceriops tagal, Lr Lumnitzera racemose, Hl Heritiera

littoralis, Xg Xylocarpus granatum, Ea Excoecaria agallocha, Ai Acanthus

ilicifolius, Ae Acanthus ebracteatus, Ae Acruostichum aureum, As Acrostichum

speciosum.

Kegiatan pemanfaatan mangrove yang ada di TNKJ sudah tergolong

sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu sesuai Permenhut No. 48 Tahun 2010

dimana kawasan yang dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan

pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas dan kegiatan

lainnya yang menunjang budidaya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:

P.48/Menhut-II/2010 tentang pengusahaan pariwasata alam di suaka margasatwa,

taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam; luas area yang diizinkan

dibangun untuk kegiatan wisata alam maksimal 10% dari luasan yang ada. Luasan

Luasan bangunan dalam kawasan wisata mangrove adalah sebesar 29,2 hektar dari

luasan seluruhnya di TNKJ yaitu 396,9 ha atau seluas 7,36%.

Page 45: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

45

Tabel 3. Tingkat Kesesuaian kegiatan wisata di TNKJ

No Jenis Kegiatan Wisata

Jenis kegiatan yang sesuai Jenis Kegiatan yang Tidak Sesuai

1. Trekking Membuang sampah sembarangan

2. Berfoto Melakukan vandalism

3. Birdwatching -

4. Mencari kerang -

5. Mengunjungi pusinfo -

6. Berada di menara pandang -

7. Menikmati pemandangan di

sunset area -

Presentase 78% 12%

Areal trekking mangrove di TNKJ juga ditemukan kerusakan beberapa

fasilitas. Fasilitas tersebut yaitu ada 10 titik di jalur/trekking terjadi kerusakan, ada

7 papan informasi mengenai jenis mangrove yang rusak. Kurangnya tour guide

yang mendampingi untuk memberi informasi mengenai mangrove dan seisinya.

Penyebab dari rusaknya jalur pejalan akibat tumbangnya pohon mangrove yang

rapuh dan jalur yang rapuh, juga adanya sampah pada kawasan trekking mangrove

yang membuat ketidak-sesuain di dalam wisata.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Jenis Pemanfaatan Mangrove

Pemanfaatan yang dilakukan pada hutan mangrove di TNKJ terbagi

menjadi dua pemanfaatan yaitu pemanfaatan secara langsung dan pemanfaatan

tidak langsung. Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa di

hutan mangrove adalah pengambilan batang sebagai bahan kayu bakar ataupun

sejenisnya, tetapi hal ini sekarang sudah tidak dilakukan lagi karena adanya

peraturan yang berlaku dan edukasi. Semakin sadarnya masyarakat akan menjaga

alam mangrove semakin berkurang penebangan pohon mangrove yang ada di

TNKJ. Hal ini diperkuat Mardhia et al., (2019), kesadaran masyarakat untuk

Page 46: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

46

menjaga ekosistem mangrove karena hutan mangrove mempunyai banyak

manfaat.

Pemanfaatan mangrove yang tetap ada sampai sekarang di TNKJ yaitu

pengambilan kerang yang dilakukan oleh masyarakat Kemujan yang juga menjadi

atraksi di trekking mangrove dimana kadangkala wisatawan juga ikut mencari

kerang. Wisatawan juga dapat membeli langsung kerang yang didapatkan oleh

nelayan. Pemanfaatan yang dilakukan masyarkat lainnya yaitu menangkap ikan

dan kepiting. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan bibit-bibit alami yang ada di

trekking mangrove untuk ditaman di lain tempat seperti di sekitar perhotelan. Hal

ini tentu baik untuk menjaga pantai agar tidak terjadi abrasi. Bibit-bibit mangrove

yang ada di TNKJ ini tidak diperbolehkan untuk dibawa keluar dari Karimunjawa.

Kegiatan yang dilakukan oleh BTNKJ berupa edukasi tentang pentingnya

mangrove yang dibungkus dengan lomba menggambar di sekolah dasar. Maksud

dari adanya lomba ini juga secara tidak langsung menanamkan dari dini kesadaran

untuk menjaga ekosistem mangrove. Peserta juga dikenalkan langsung ke hutan

mangrove dengan melewati trekking mangrove yang ada.

Pemanfaatan tidak langsung yang ada di TNKJ sudah dirasakan oleh

masyarakat setempat; diantaranya sebagai sarana pendidikan dan penelitian,

sebagai penyerap dan penyimpan karbon, sebagai pencegah intrusi air laut,

sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, sebagai tempar hidup, sumber makanan

bagi beberapa jenis satwa, pencegah erosi dan abrasi pantai, dan sebagai pencegah

dan penyaring alami. Hal ini diperkuat oleh Danawyanti (2013), bahwa mangrove

memiliki peran penting sebagai pelindung alami pantai karena memiliki perakaran

Page 47: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

47

yang kokoh sehingga dapat meredam gelombang dan menahan sedimen, dan dapat

bertindak sebagai pembentuk lahan (land cruiser).

Pemanfaatan yang ada di TNKJ ini berbeda dengan yang dilakukan oleh

masyarakat desa Margasari, Kabupaten Lampung Timur, Indonesia. Pemanfaatan

sumberdaya hutan mangrove terbatas pada produksi terasi dari bayi udang hasil

fermentasi daun jeruru (acanthus ilicifolius), pedada (sonneratia caseolaris) buah-

buahan dan kegiatan ekowisata. Menurut Hermanti (2015), kelompok masyarakat

di desa Margasari memanfaatkan jeruju dan pedada dari kawasan hutan mangrove

di Margasari. Awalnya produk sirup dikemas dalam botol plastik namun kini

digunakan botol kaca untuk menjaga kualitas sirup.

4.2.2. Jenis Kegiatan Wisata Mangrove

Kegiatan wisata yang ada di trekking mangrove Karimunjawa yang sering

dilakukan oleh wisatawan yaitu berjalan menyusuri jalur/trekking sembari

mengenal mangrove yang ada di TNKJ, beristirahat di shelter-shelter yang

disediakan, beristirahat di menara pandang, pengamatan burung, menikmati

keindahan matahari terbenam di sunset area, dan mengabadikan dengan berfoto.

Namun, ditemukan kegiatan wisata lebih memilih untuk berfoto-foto

dibandingkan untuk lebih mengenal mangrove yang ada dengan melihat papan

informasi. Area mangrove TNKJ tidak ada kegiatan wisata untuk menanam

mangrove karena di TNKJ termasuk zona konservasi. Daerah ini lebih tidak

dianjurkan untuk ditanam oleh manusia agar secara alami tumbuh dan menyebar.

Hal ini diperkuat Wardhani (2011), bahwa kawasan konservasi atau zona

konservasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka

perlindungan terhadap keberadaan hutan mangrove dengan menunjuk suatu

Page 48: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

48

kawasan hutan mangrove, dan sebagai bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai dan

tepi sungai

Wisatawan yang berkunjung ke area trekking mangrove kebanyakan lebih

banyak wisatawan lokal dibandingkan wisatawan asing. Wisatawan asing enggan

untuk berkunjung ke area trekking mangrove karena mahalnya tiket masuk yang

termasuk PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) yang berkisar pada hari biasa

sebesar Rp. 150.000 dan weekend sebesar Rp. 250.000. Transportasi menuju ke

area trekking mangrove juga tergolong mahal. Transportasi yang digunakan yaitu

mobil dengan biaya Rp. 500.000/mobil untuk sewa sehari. TNKJ juga sempat

ditutup karena adanya pandemi Covid-19.

4.2.3. Kesesuaian Jenis Wisata Mangrove

Kesesuaian kegiatan wisata dalam upaya pemanfaatan yang ada di

mangrove TNKJ dapat terbilang sesuai dengan konsep new tourism dan sesuai

dengan peraturan yang ada. Mangrove yang ada di TNKJ memiliki zonasi

mangrove pada ekosistemnya. Zonasi mangrove yang ada di TNKJ memiliki 4

lapisan yaitu terdiri dari mangrove darat, mangrove tengah, mangrove terbuka dan

mangrove payau. Zonasi mangrove yang ada di TNKJ ini membuat lebih cocok

untuk dikembangkan wisata edukasi. Setiap lapisan memiliki karateristiknya yang

untuk bertahan hidup di daerah tersebut merupakan daya tarik wisatawan.

Mangrove di TNKJ juga masih tergolong memiliki banyak spesies karena

termasuk dalam zona rehabilitasi. Hal ini diperkuat Agussalim dan Hartoni

(2014), ekosistem mangrove memiliki objek daya tarik ekowisata potensial untuk

mendukung pengembangan ekowisata.

Page 49: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

49

Upaya pemanfaatan untuk kegiatan wisata di mangrove TNKJ sudah

sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:

P.48/Menhut-II/2010 jika luas area yang diizinkan untuk dibangun kegiatan

wisata alam maksimal 10% yang sudah dibangun di TNKJ dari luas areal yang

ditetapkan dalam izin. Hal ini sudah sesuai dengan keadaan yang ada di trekking

mangrove TNKJ dimana luasan total mangrove yang ada di TNKJ yaitu 396,9 ha

dengan luas bangunan untuk kegiatan wisata seluas 29,2 ha.

Kerusakan pada fasilitas yang ada di trekking mangrove TNKJ membuat

tidak kesesuaian untuk wisata. Kerusakan terjadi pada jalan trekking berupa

rusaknya papan informasi di beberapa titik dan rusaknya jalan trekking yang ada

di 10 titik kerusakan. BTNKJ sudah mencatat dan menindak-lanjutinya dengan

dimasukkan di anggaran tahun ini; namun keterlambatan turunnya dana membuat

keterlambatan dalam perbaikan. Ketidak sesuain lainya adalah sampah yang

berada di mangrove dan ini membuat salah satu program pengelolaan yang ada

yaitu bersih-bersih mangrove.

Gambar 18. Trekking yang rusak

Sumber: Dokumentasi pribadi

Page 50: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

50

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan antara lain:

1. Jenis pemanfaatan mangrove di Taman Nasional Karimunjawa terbagi

menjadi dua yaitu pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak langsung.

Pemanfaatan langsung yaitu sebagai sarana wisata dengan adanya trekking

mangrove. Pemanfaatan langsung dibidang perikanan berupa penangkapan

kerang, ikan, dan kepiting, sedangkan pemanfaatan tidak langsung berupa

pemanfaaatan sebagai sarana pendidikan dan penelitian.

2. Jenis kegiatan wisata mangrove Taman Nasional Karimunjawa yaitu

berjalan menyururi jalur trekking sambil mengenal jenis mangrove yang

ada, berfoto, menikmati pemandangan dari menara pandang dan area

sunset, serta melihat burung.

3. Kesesuaian kegiatan wisata pada kawasan ini tegolong sudah sesuai

dengan peraturan yang ada, dimana luasan yang dapat dimanfaatkan untuk

bangunan kegiatan wisata sebesar 7,36% luasan yang ada.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

antara lain:

1. Sebaiknya pada menara pandang diberikan teropong paten untuk melihat

objek yang jauh seperti untuk mengamati burung dan sejenisnya.

Page 51: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

51

2. Sebaiknya untuk fasilitas yang rusak pada area trekking mangrove di

Taman Nasional Karimunjawa segera untuk diperbaiki.

3. Sebaiknya untuk mahasiswa yang ingin mengambil topik mengenai

mangrove harus survey ke pihak balainya dan mencari informasi seputar

mangrove agar dapat diarahkan dengan benar dan yang sesuai dengan apa

yang ada di TNKJ.

Page 52: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

52

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim, A., dan H. Hartoni. 2014. Potensi Kesesuaian Mangrove sebagai

Daerah Ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten

Banyuasin. Maspari Journal, 6(2) : 148-156.

BTNKJ (Balai Taman Nasional Karimunjawa). 2012. Jenis-jenis Mangrove TN

Karimunjawa. Semarang: BTNKJ.

. 2017. Statistik Karimunjawa

2016. Semarang: BTNKJ.

. 2019. Statistik Balai Taman

Nasional Tahun 2019. Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Balai Taman Nasional

Karimunjawa. Semarang.

Bismark M., E. Subiandono, dan N. M. Heriyanto. 2008. Keragaman dan Potensi

Jenis serta Kandungan Karbon Hutan Mangrove di Sungai Subelen

Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam,

5(3): 297- 300.

Hamidy, R. 2010. Struktur dan Keragaman Komunitas Kepiting di Kawasan

Hutan Mangrove Stasiun Kelautan Universitas Riau, Desa Purnama

Dumai. Jurnal Ilmu Lingkungan, 2(4):81-91.

Herwanti S. 2015. Kajian Pengembangan Usaha Sirup Mangrove Desa Margasari

Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Jurnal

Hutan Tropis, 4(1): 34-40.

Krisnawati, H. 2017. Hutan Mangrove untuk Mitigasi Perubahan Iklim. Bogor:

Media Brief. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Badan

Penelitian, Pengembangan dan Inovasi.

Mulyadi, E., O. Hendriyanto, dan N. Fitriani. 2009. Konservasi Hutan Mangrove

sebagai Ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2 (1): 51- 58.

Nugraha, H.P., A. Indarjo, dan M. Helmi. 2013. Studi Kesesuaian dan Daya

Dukung Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panjang Kota

Bengkulu. Journal of Marine Research, 2(2): 130-139.

Mardhia, D., R. Firdaus, A. Saputra, F. Asriyanti, dan D. A. Pratama. 2019.

Pemanfaatan Achantus ilicifolius sebagai Produk Olahan Teh dalam

Rangka Melestarikan Mangrove di Desa Labuhan Sumbawa. Abdi

Insani, 6(3): 348-358.

Page 53: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

53

Rusdianti, K dan S, Sunito. 2012. Konversi Lahan Hutan Mangrove serta Upaya

Penduduk Lokal dalam Merehabilitasi Ekosistem Mangrove. Jurnal

Sosiologi Pedesaan, 6 (1): 1-17.

Setiawan, W., S. P. Harianto, dan R. Qurniati. 2017. Ecotourism Development to

Preserve Mangrove Conservation Effort: Case study in Margasari

Village, District of East Lampung, Indonesia. Ocean Life, 1(1): 14-19.

Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah

Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Tiga, M. R. M., E. I. K. Putri, dan M. Ekayani. 2019. Persepsi masyarakat Desa

Katikuwai dan Desa Praing Kareha terhadap Pengembangan Ekowisata

di Taman Nasional Matalawa NTT. Jurnal Sosiologi Pedesaan. Sodality:

Jurnal Sosiologi Pedesaan, 7(1): 34-40.

Tumangger, B. S. 2019. Identifikasi dan Karakteristik Jenis Akar Mangrove

berdasarkan Kondisi Tanah dan Saliniitas Air Laut di Kuala

Langsa.. Biologica Samudra, 1(1): 09-16.

Turisno, B. E., R. Suharto, dan E. A. Priyono. 2018. Peran Serta Masyarakat dan

Kewenangan Pemerintah dalam Konservasi Mangrove sebagai Upaya

Mencegah Rob dan Banjir serta Sebagai Tempat Wisata. Masalah-

Masalah Hukum, 47(4): 479-497.

Wardhani, M. K. 2011. Kawasan Konservasi Mangrove: Suatu Potensi

Ekowisata. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and

Technology, 4(1): 60-76.

Wijayanti, T. 2009. Konservasi Hutan Mangrove sebagai Wisata Pendidikan

Jurnal Ilmu Teknik Lingkungan, 1(1): 15-21.

Page 54: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

54

LAMPIRAN

Page 55: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

55

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan PKL

Pressea

Presentasi proposal PKL Koordinasi Pembimbing Lapangan

Wawancara pencari kerang Wawancara ke pihak Balai

Patroli pal batas Identikasi jenis mangrove

Bersih-bersih area trekking Foto bersama

Page 56: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

56

Bivalvia yang berasosiasi Kerang di mangrove

Ikan Gelodok Kepiting

Kupu-kupu Burung yang berada mangrove

Pengunjung lokal Foto bersama pembimbing lapangan

Page 57: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

57

Lampiran 2. Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan

Page 58: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

58

Lampiran 3. Logbook kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Page 59: KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DALAM UPAYA … · 2021. 6. 30. · dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa dan menerapkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan di program studi Manajemen

59