keselamatan_penerbangan_sipil_negara_indonesia_berdasarkan_hukum_internasional.docx

14
KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL NEGARA INDONESIA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL A. Latar Belakang Permasalahan tentang keselamatan penerbangan sangat penting bagi setiap negara Internasional seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat maju seperti sekarang ini. Masalah-masalah tentang penerbangan ini tidak terlepas dari makin berkembangnya teknologi di dunia atas pesawat udara yang pengaturan tentang hukum udara itu sendiri masih sangat baru. Tingkat kemajuan suatu bangsa dalam penerbangan dilihat dari bagaimana kebijakan suatu bangsa itu bisa menerapkan keamanan dan keselamatan penerbangan dalam negaranya. Artinya bisa dikatan suatu bangsa yang maju dalam penerbangan adalah negara yang bisa menerapkan kebijakan dalam suatu negaranya agar tercipta keamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Peraturan penerbangan telah diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 Pasal 3 tentang Penerbangan, mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan 1 tetapi karena muatan Undang- undang tersebut sudah tidak sesuai lagi denagan konsisi, 1 Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan

Upload: suprapto-to

Post on 23-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL NEGARA INDONESIA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONALA. Latar BelakangPermasalahan tentang keselamatan penerbangan sangat penting bagi setiap negara Internasional seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat maju seperti sekarang ini. Masalah-masalah tentang penerbangan ini tidak terlepas dari makin berkembangnya teknologi di dunia atas pesawat udara yang pengaturan tentang hukum udara itu sendiri masih sangat baru.Tingkat kemajuan suatu bangsa dalam penerbangan dilihat dari bagaimana kebijakan suatu bangsa itu bisa menerapkan keamanan dan keselamatan penerbangan dalam negaranya. Artinya bisa dikatan suatu bangsa yang maju dalam penerbangan adalah negara yang bisa menerapkan kebijakan dalam suatu negaranya agar tercipta keamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Peraturan penerbangan telah diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 Pasal 3 tentang Penerbangan, mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan[footnoteRef:2] tetapi karena muatan Undang-undang tersebut sudah tidak sesuai lagi denagan konsisi, perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan penerbangan saat ini sehaingga Undang-undang tersebut diubah menjadi undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.[footnoteRef:3] selain itu, terdapat pula dalam PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Penerbangan.[footnoteRef:4] Dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah itu jelas dikatakan tentang keamanan dan keselamatan penerbangan itu menjadi hal yang paling penting dan pokok dalam masalah penerbangan di neraga Indonesia ini. [2: Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan] [3: Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan] [4: Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 ]

Konvensi internasional yang mengatur penerbangan sipil internasional dan telah mengikat 190 negara adalah Convention on International Civil Aviation atau sering dikenal dengan sebutan Konvensi Chicago 1944. Dalam Pasal 37 dengan jelas dikatakan, bahwa untuk meningkatan keamanan dan keselamatan penerbangan negara peserta Konvensi ChIcago 1944 harus berupaya mengelola penerbangan sipil(personil, pesawat, jalur penerbangan dan lain lain) dengan peraturan, standar, prosedur, dan organisasi yang sesuai (uniform) dengan standar yang dibuat oleh Interntional Civil Aviation Organization (ICAO).[footnoteRef:5] [5: Dr. Drs. Yaddy Supriyadi SH, MM, SsiT, Keselamatan Penerbangan, Teori dan Problematika, penerbit: PT. Telaga Ilmu Indonesia, 2012, Hal.5]

Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke membuat Indonesia memiliki banyak bandar udara di setiap pronvinsi dan kepulauannya. Hal ini yang menjadi permasalahan peningkatan keamanan dan keselamatan mengingat luasnya wilayah, banyaknya bandar udara serta bermacam-macamnya perusahaan penerbangan. Sehingga kesulitan yang tampak terjadi dalam pelaksanaan tataran budaya negeratif dalam setiap bandar udara di Indonesia atau paling tidak pada bandara internasinal yang kemudian akan menjadi ceriminan bandara-bandara lain di Indonesia.Menyedihkan kalau kita mau telusuri bandara yang ada di Indonesia yang sudah mencapai tataran budaya generatif bahkan pada bandara internasionalnya sekalipun, seperti Bandara Internasional Soekarno Hatta masalah penangan kargo. Masih beruntung Bandara Soekarno Hatta tidak termasuk bandara yang diaudit Transport Security Administration (TSA) Amerika Serikat (AS) karena bila termasuk dalam audit tersebut kermungkina nasibnya akan sama seperti Bandara Internasional Ngurah Rai yaitu bandara yang kena kartu merah.Saat ini yang perlu dilakukan adalah menciptakan lembaga independen yang profesional dalam mengelola ruang udara Indonesia yang luasnya dari Sabang hingga Merauke. Semuanya harus segera dipikirkan, semua pihak harus menghilangkan kepentingan pribadi semata karena ini berbicara tentang keamanan dan keselamatan serta kepentingan nasional.Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring yang berupa tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko dan melakukan tindakan pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan sebagai pemegang komitmen safety.[footnoteRef:6] Ini sesuai dengan ketentuan ICAO untuk memciptakan keselamatan dalam penerbangan. [6: Direktorat Jendral Perhubungan Udara (http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/104) diakses tanggal 27 Februari 2013 pukul 19.30]

Berdasarkan hal yang telah penulis uraikan diatas, penulis menganggap perlu membahas bagaimana perkembangan upaya-upaya pemerintah dalam membuat kebijakan untuk bandar udara di Indonesia. Melalui proposal skripsi dengan judul PENINGKATAN KESELAMATAN PENERBANGAN NEGARA INDONESIA SIPIL BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL yang menurut penulis sangat menarik untuk dibahas dan ditelaah.

Rumusan MasalahPersoalan keamanan dan keselamtan penerbangan ini begitu kompleks dengan perkembangan teknologi dan kemajuan bangsa dalam dunia internasional. Perlu penanganan yang serius dan kerja sama setiap aspek tanpa mementingkan kepentingan pribadi demi kemajuan bangsa di dunia internasional. Maka dari itu, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :1) Apa masalah yang dihadapi Indonesia di dunia Internasional dalam keselamatan penerbangan sipil?2) Bagaimana langkah Indonesia dalam menghadapi masalah keselamatan penerbangan sipil dalam Hukum Internasional?B. TujuanTujuan pembuatan skripsi ini adalah untuk membahas mengenai upaya keamanan dan keselamatan penerbangan di negara Indonesia serta untuk mencari jawaban permasalahan diatas yakni :1. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi Indonesia di dunia Internasional dalam keselamatan penerbangan.2. Untuk mengetahui apa saja langkah Indonesia dalam menghadapi masalah keselamatan penerbangan dalam Hukum Internasional.

C. ManfaatManfaat yang dapat diberikan dari pembuatan skripsi ini adalah dapat mengetahui dan melihat masalah Keamanan dan Keselamatan Penerbangan Negara Indonesia secara mendalam. Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :1. Secara teoritis, Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan, khususnya mengenai Keselamatan Penerbangan Negara Indonesia dalam Hukum Internasional, dan juga diharapkan agar penelitian tersebut dapat bermanfaat di kemudian hari.2. Secara Praktis, Diharapkan agar penelitian tersebut dan menjadi suatu bahan pemikiran yang dapat digunakan Mahasiswa Fakultas Hukum pada umumnya, dan Mahasiswa Kekhususan Hukum Internasional pada khususnya untuk dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan sebagai bahan bacaan bagi rekan-rekan Mahasiswa.

D. Metode Penelitian1. Jenis PenelitianJenis penulisan yang dilakukan ini merupakan jenis penulisan empiris (yuridis sosiologis) Penelitian Hukum Sosiologis atau Empiris adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer[footnoteRef:7] Metode penelitian bertujuan untuk memperoleh data yang lengkap, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pendekatan yuridis dilakukan dengan mengkaji, mempelajari dan menelaah teori-teori, konsep-konsep, doktrin-doktrin hukum serta peraturan perundang-undangan, dan juga berbagai data-data yang didapatkan dari situs-situs internet yang berkaitan dengan permasalahan. [7: Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001, Hal. 14]

2. Teknik Pengumpulan dataDalam penulisan skripsi ini pengumpulan data yang dilakukan studi kepustakaan yang akan dilaksanakan dengan cara mengkaji berbagai literature yang berhubungan dengan obyek penelitian. Literatur - literatur tersebut diperoleh tidak hanya melalui perpustakaan, akan tetapi ada sebagian yang diperoleh melalui situs internet yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.3. Jenis dan Sumber Dataa. Jenis DataData sekunder, yaitu data yang bersumber dari bahan hukum maupun data yang telah diolah terlebih dahului. Data yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.[footnoteRef:8] [8: Amiruddin dan H.Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004.]

b. Sumber Dataa. Bahan Hukum Primer, yakni dalam penulisan ini bahan hukum primer yang digunakan adalah data-data yang didapatkan melalui buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, data-data dari internet, majalah-majalah hukum, konvensi-konvensi Internasional yang terkait, Undang-undang dan Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan pokok permasalahan.b. Bahan Hukum Sekunder, yakni bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, dengan cara menelusuri bahan-bahan literature yang relevan dengan penelitian seperti hasil-hasil penelitian atau pendapat para pakar hukum baik yang berupa buku-buku hukum, jurnal, artikel-artikel dan juga berasal dari perpustakaan pribadi, perpustakaan Universitas Sriwijaya, Perpustakaan Fakultas Hukum dan Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan, dan juga data-data yang berasal dari berbagai situs Internet.c. Bahan Hukum Tersier, yakni Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum).

E. Analisis DataPenelitian ini menggunakan analisa secara kualitatif, yaitu menganalisis data yang berupa keterangan-keterangan dan bahan-bahan tertulis. Penguraian data informasi yang berhubungan dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif yaitu menganalisis terhadap data yang mempunyai bobot dalam hubungan dengan pokok permasalahan. F. Ruang LingkupMengingat luasnya jangkauan hukum Internasional dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis, agar pembahasan skripsi ini tidak menyimpang dari permasalahan, maka penulis memberikan batasan ruang lingkup pembahasan yaitu terbatas hanya mengenai keselamatan penerbangan Indonesia dalam Hukum Internasional.DAFTAR PUSTAKA SEMENTARADr. FX Adji Samekto, S.H., M.H., Negara dalam dimensi Hukum Internasional, penerbit: PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009.Dr. Drs. Yaddy Supriyadi SH, MM, SsiT, Keselamatan Penerbangan, Teori dan Problematika, penerbit: PT. Telaga Ilmu Indonesia, 2012Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001.Amiruddin dan H.Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001Direktorat Jendral Perhubungan Udara (http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/104) diakses tanggal 27 Februari 2013 pukul 19.30