kesejahteraan sosial - kementerian … · web viewtabel xiv — 1 perkembangan pusat kegiatan...

27

Click here to load reader

Upload: lambao

Post on 22-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Page 2: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445
Page 3: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

B A B XIV

KESEJAHTERAAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN

Usaha-usaha pembangunan di bidang kesejahteraan sosial dalam Repelita I terutama ditujukan untuk merehabilitir ang- gota masyarakat yang terhambat kesanggupannya serta untuk mendorong berkembangnya kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat. Dalam melaksanakan tugas-tugas pening-katan pelayanan kesejahteraan sosial tersebut di atas prioritas diberikan kepada pembinaan kesejahteraan dan perubahan sosial serta bantuan/rehabilitasi sosial. Dalam pada itu sebagai kegiatan penunjang telah dilakukan latihan-latihan tenaga- tenaga sosial, penelitian masalah kesejahteraan sosial serta penyempurnaan prasarana fisik pemerintahan.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN-KEGIATAN DAN PER-KEMBANGAN HASIL-HASIL YANG DICAPAI

1. Pembinaan Kesejahteraan Sosial Desa.Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

Lembaga-lembaga Sosial Desa (L.S.D.) agar dapat menjadi tempat penyalur turut sertanya masyarakat secara sadar da- lam usaha-usaha perbaikan lingkungan dan kehidupannya. Untuk mencapai maksud tersebut selama masa Repelita I telah dilaksanakan berbagai kursus ketrampilan bagi anggota- anggota L.S.D. meliputi aspek-aspek kepemimpinan, tehnik pekerjaan sosial dasar, maupun keahlian-keahlian praktis yang diperlukan guna peningkatan kehidupan sosial ekonomi masya-rakat. Pada tahun terakhir Repelita I (1973/74) telah terca- tat 50.109 buah L.S.D. yang tersebar diseluruh tanah air.

587

Page 4: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

2. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dan Masyarakat.

Sasaran pembinaan kesejahteraan keluarga dan masyarakat terutama adalah anggota-anggota masyarakat yang berpeng- hasilan sangat rendah. Pelayanan kepada mereka diberikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong mereka untuk bersedia meninggalkan ikatan-ikatan tradisionil yang relatip menghambat kemajuan, serta mengembangkan kemam-puan keluarga agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya se- cara layak. Mengingat jumlah golongan keluarga cukup besar maka prioritas penggarapan ditujukan kepada keluarga-keluarga yang tinggal dibeberapa daerah minus dan tandus, daerah yang terpencil dan daerah yang padat penduduknya.

Dalam jangka panjang diharapkan bahwa dengan peningkat- an penghasilan dari keluarga-keluarga tersebut mereka akan dapat membantu mengembangkan prasarana sosial setempat yang akan sangat berguna sebagai dasar pelayanan kesejahte- raan sosial masyarakat sekitarnya.

Sampai akhir Repelita I usaha tersebut telah berhasil mem- bina sejumlah 2.700 keluarga di desa-desa di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu untuk me- lengkapi fasilitas pembinaan kesejahteraan keluarga dan anak telah dibangun 9 buah Pusat Kegiatan Kesejahteraan Keluarga dan Anak (P.K3.A.) yang dimaksudkan untuk dijadikan pola percontohan pelayanan kepada keluarga dan anak-anak. Jum- lah P.K3.A. yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 1969 adalah 432 buah dan pada akhir tahun 1973 tercatat sebanyak 815 buah (Tabel XIV — 1).

Sedangkan usaha untuk membina kesejahteraan orang lanjut usia yang benar-benar tidak mampu dan memerlukan bantuan dalam kehidupannya, telah tersedia sejumlah 48 Panti Werdha di mana ± 50% di antaranya diselenggarakan atas prakarsa masyarakat sendiri.

588

Page 5: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

TABEL XIV — 1PERKEMBANGAN

PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK

1969 — 1973

Tahun Jumlah P.K. 3. A.

1969 4321970 4451971 6131972 6641973 815

3. Pembinaan Kesejahteraan Anak dan Taruna.Yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini adalah :

a. Remaja yang mengalami masalah-masalah kelakuan dan

masalah sosial (kenakalan dan penyalah gunaan narkotika).b. Remaja yang tidak sempat mengembangkan pertumbuhan

dan bakatnya yang disebabkan berbagai masalah.c. Anak-anak terlantar dan anak-anak yang terhambat.

Tujuan pelayanan adalah untuk meningkatkan usaha-usaha yang bersifat mendidik dan menyalurkan bakat anak remaja di luar lingkungan sekolah. Usaha tersebut diharapkan dapat sekaligus merupakan langkah-langkah untuk mencegah meluas-nya masalah kenakalan remaja.

Dalam hal merehabilitasi sosial para penderita narkotika telah dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :a. Melalui tehnik pekerjaan sosial ditanamkan motivasi untuk

mengatasi ketergantungannya kepada obat-obat narkotika.

b. Mengajarkan dan melatih ketrampilan yang diperlukan 589

Page 6: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

para penderita agar mereka mampu kembali ke dalam ling- kungan masyarakat.

Page 7: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

c. secara efektif mengadakan penyaluran kembali orang-orang yang bersangkutan ke dalam penghidupan bersama.Jumlah korban narkotika yang telah mendapatkan penyan-

tunan adalah 105 anak remaja. Di antara mereka terdapat kasus-kasus yang tidak dapat dikembalikan kepada orang tua-nya sehingga perlu disalurkan ke Panti-panti Sosial antara lain Panti Karya Taruna guna perawatan lebih lanjut termasuk pemberian berbagai ketrampilan kerja.

Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penanggulangan kenakalan remaja dan mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika dikaitkan dengan usaha-usaha pembinaan remaja umumnya, mengingat bahwa usaha pencegahan dengan pembinaan yang teratur dan terarah merupakan usaha yang paling ampuh. Sampai saat ini telah disediakan fasilitas berupa 2 buah Panti Pendidikan Anak Tuna Sosial (nakal) yaitu di Jakarta dan Palembang, sedang- kan fasilitas untuk rehabilitasi sosial remaja yang terlibat da- lam penyalahgunaan narkotika hanya 1 buah yakni di Jakarta. Dalam usaha mengembangkan dan menyalurkan bakat anak-anak remaja di luar sekolah telah ditempuh cara-cara untuk menghimpun kelompok-kelompok remaja dalam suatu kegiat- an program Karang Taruna dengan memberikan kesibukan-kesibukan waktu luang yang bermanfaat. Dengan adanya ke-lompok remaja yang melakukan kegiatan-kegiatan terencana serta terarah, diharapkan mereka dapat menjadi pencetus pem-baharuan dan pembangunan dalam bentuk sederhana serta dapat merupakan penghalang terdepan terhadap timbulnya masalah-masalah sosial (dikalangan remaja. Sampai dengan akhir Repelita I jumlah Karang Taruna di Indonesia adalah 333 buah oleh karena titik berat diletakkan kepada daya upaya meningkatkan kwalitasnya dengan jalan melatih ketrampilan dan pengetahuan para Pembimbing Remaja yang ada.

Mengenai pemecahan persoalan anak-anak terlantar dan anak-anak yang terhambat perkembangannya, antara lain di-lakukan melalui perawatan dan pendidikan anak-anak yatim-

590

Page 8: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

piatu dalam Panti-panti Asuhan, anak-anak tunanetra dalam Panti Guna, dan lain sebagainya. Mengingat bahwa sistim as-rama dalam Panti Asuhan dianggap kurang sesuai untuk per-tumbuhan/perkembangan anak-anak, maka telah dirintis pem-bangunan Panti Asuhan percontohan dengan cara kelompok yakni 10 — 12 anak dibimbing dan diasuh oleh suatu keluarga pengasuh. Untuk itu di Jawa Barat telah dibangun 9 buah ru-mah asuhan untuk menampung anak terlantar sejumlah ± 100 anak.

Di samping itu dalam rangka meningkatkan usaha produk- tip Panti-panti Asuhan agar dapat memenuhi kebutuhan keper-luan hidupnya sehari-hari, telah disampaikan stimulans berupa sarana usaha peternakan ayam kepada 47 Panti Asuhan. Di Indonesia dewasa ini terdapat 287 Panti Asuhan, 60% dianta-ranya diselenggarakan oleh masyarakat sendiri.

Berbagai kegiatan untuk membina generasi muda pada umumnya telah pula dilaksanakan antara lain :

a. Konperensi Nasional tentang Anak dan Pemuda dalam Pe-rencanaan Pembangunan Nasional.

b. Loka Karya untuk menghimpun, meneliti, mempelajari dan membahas peraturan-peraturan/perundang-undangan yang menyangkut anak dan pemuda serta saran-saran perubahan dan penyempurnaan terhadap perundang-undangan tersebut sesuai dengan perkembangan keadaan.

c. Penelitian di daerah pedesaan untuk mendapatkan bahan-bahan guna penciptaan lapangan pekerjaan bagi para pe- muka sekaligus dalam rangka penanggulangan arus urbani-sasi.

d. Seminar Nasional Pembinaan Generasi Muda.e. Team studi untuk mempelajari masalah kenakalan anak re-

maja serta studi mengenai usaha rehabilitasi sosial/mental para remaja korban narkotika.

f. Perumusan tentang pembinaan generasi muda sesuai dengan permasalahan khusus dan keadaan di daerah-daerah.

591

Page 9: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

4. Pengembangan masyarakat suku-suku terasing.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan tarap kehidupan suku-suku di pedalaman agar mereka dapat aktip turut serta dalam pembangunan masyarakatnya. Pelayanan sosial diberi-kan kepada mereka dalam bentuk bimbingan sosial, penyedia- an prasarana dasar perkampungan yang menetap, kursus-kursus ketrampilan dan lain sebagainya.

Sampai dengan akhir Repelita I telah berhasil dilakukan pen-dekatan dan bimbingan terhadap sejumlah 4.385 kepala kelu-arga, sedangkan jumlah seluruhnya yang sementara dapat di-ketahui adalah ± 1.658.000 atau sekitar 412.000 kepala kelu-arga (label XIV — 2).

TABEL XIV — 2PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

SUKU TERASING1969 — 1973

L o k a s i 1969 1970 1971 1972 1973

1. Sumatera Selatan 800 KK 800 KK 800 KK — —

2. R i a u — 400 KK — — —3. J a m b i — — — 300 KK 200 KK4. Sumatera Barat — — 150 KK — —5. Kalimantan Selatan — 220 KK — — —6. Kalimantan Barat — — — 150 KK 150 KK7. Sulawesi Selatan 300 KK 300 KK — — —8. Kalimantan Timur 300 KK 300 KK — — —9. Sulawesi Tengah — — 165 KK — 100 KK

10. M a l u k u — — — 150 KK —11. Nusa Tenggara Ti-

mur — 1.000 KK — — —

1.400 KK 1.660 KK 315 KK 600 KK 450 KK

592

Page 10: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

5. Pembinaan Kesejahteraan Pejuang dan Pahlawan.

Dalam rangka mengembangkan sikap penghargaan terhadap Pahlawan Nasional, se1ama Repelita I telah dilakukan kegiatan-kegiatan untuk memelihara/memperbaiki Makam-makam Pah-lawan dan Taman Makam Pahlawan yang tersebar di seluruh Tanah air serta penulisan riwayat hidup 57 orang Pahlawan Nasional.

Bantuan/penghargaan kepada keluarga pahlawan telah di-perluas pula dengan pemberian bantuan serta penghargaan kepada keluarga Pahlawan Revolusi dan Pahlawan Ampera. Dengan demikian dalam masa Repelita I telah dilakukan ke-giatan-kegiatan:a. Mengadakan survey, pencatatan dan pencatatan ulang para

Pahlawan Nasional.b. Upgrading Taman Makam Pahlawan dan Makam-makam

Pahlawan.c. Memberikan bantuan kepada 57 orang keluarga Pahlawan

Nasional.d. Bantuan kesejahteraan/pendidikan terhadap 60 orang ke-

luarga Pahlawan Nasional.e. Bantuan kesejahteraan kepada, 100 pejuang lainnya.f. Bantuan kepada 272 Sukwan/Sukwati.g. Membangun sebuah gedung untuk menampung putra-putra

Pahlawan/Pejuang yang kurang mampu dan yang ingin melanjutkan pelajaran/sekolah di Jakarta.

h. Menerbitkan buku Seri Pahlawan Nasional.

6. Rehabilitasi Penderita Cacat.Penyelenggaraan pembinaan para penderita cacat meliputi

aspek rehabilitasi maupun kesejahteraan bagi para penderita cacat tubuh, cacat mental dan cacat tunanetra. Dengan demi- kian kegiatan-kegiatan penyantunan dimaksudkan untuk meng-

593

411234 - (38).

Page 11: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

atasi kecederaannya sehingga mereka mampu menempatkan diri dalam lapangan kerja yang cocok baginya. Guna mencapai maksud tersebut telah dilaksanakana. Untuk penderita cacat tubuh: membangun asrama, ruang

latihan kerja, kantor, serta melengkapi peralatan-peralatan rehabilitasi pada Lembaga Rehabilitasi di Solo serta cabang-cabangnya di Ujung Pandang dan Palembang.

b. Untuk penderita cacat mental: membangun asrama, ruang latihan kerja, kantor, serta perlengkapan rehabilitasi pada Lembaga Rehabilitasi di Cibadak, Temanggung dan Sragen.

c. Untuk penderita cacat tunanetra: memperluas bangunan dan melengkapi peralatan rehabilitasi pada Panti Pendi- dikan dan Pengajaran Kegunaan Tunanetra di Bandung, Pemalang, Temanggung dan Menado.

7. Rehabilitasi Tuna Karya.

Masalah Tuna Karya yang banyak mengganggu ketertiban dan keamanan kota-kata pada dasarnya bersumber pada sebab-sebab kegagalan mereka mendapatkan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu pendekatan pemecahan permasalahan tersebut melalui usaha rehabilitasi untuk mengembalikan mereka ke arah derajat kehidupan yang sesuai dengan martabat kemanu- siaan yakni antara lain. dengan cara memberikan latihan- latihan ketrampilan kerja yang produktip dan disalurkan ke-usaha pertanian di luar Jawa di samping usaha penyaluran secara regional. Gambaran perkembangan rehabilitasi tuna karya selama Repelita I dapat dilihat pada Tabel XIV — 3.

8. Rehabilitasi Korban Bencana Alam.Sasaran utama kegiatan ini adalah para penderita korban

akibat bencana alam yang sifatnya kronis dan daerah-daerah yang dilanda bencana sehingga tidak memungkinkan mereka kembali menempati daerah yang bersangkutan. Selama Repe- lita I telah dapat disalurkan sebanyak 3:108 KK ke daerah baru.

594

Page 12: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

TABEL XIV — 3USAHA PENYALURAN TUNA KARYA

1969 — 1973

1969 1970 1971 1972 1973

1. Jumlah yangditampung 12.264 17.221 17.116 10.184 13.157

2. Jumlah yangdisalurkan 6.802 8.730 3.536 4.258 5.457(a. Pola Nasional) (1.401) (1,202) (653) (1.305) (1.468)(b. Pola Regional) (5.401) (7.528) (2.883) (2.953) (3.989)

TABEL XIV — 4

REHABILITASI KORBAN BENCANA ALAM

1969 — 1973

Daerah PenempatanKorban Bencana Alam

1969( K K )

1970( K K )

1971( K K )

1972( K K )

1973( K K )

1. Sulawesi Tenggara 99 150 200 200 2002. Kalimantan Timur 300 100 100 100

3. Sulawesi Selatan/Luwu 254 140 150 —4. Bengkulu 100 1005. Lampung 250 140 50 100 100

6. Nusa Tenggara Timur(Lokal) 200 75

803 805 500 500 500

Catatan : KK = Kepala Keluarga.595

Page 13: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

GRAFIK XIV — 1PENYALURAN TUNA KARYA 1969 – 1973

596

Page 14: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

di mana diharapkan mereka akan dapat memperbaiki serta me-ningkatkan taraf penghidupannya. Para korban bencana alam tersebut berasal dari daerah banjir di Lamongan (Jawa Ti- mur), daerah bencana Gunung Merapi (Jawa Tengah), daerah bencana kelaparan Gunung Kidul (Yogyakarta) serta dari dae- rah banjir Ciamis (Jawa Barat), dan disalurkan ke daerah- daerah pertanian di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Ka-limantan Timur, Bengkulu dan Lampung (Tabel XIV — 4).

Strategi penyelenggaraannya bekerja sama dengan Direk- torat Jenderal Transmigrasi yang menyangkut bidang tehnis serta keuangan, dan Pemerintah Daerah setempat.

Untuk meningkatkan usaha-usaha rehabilitasi para Korban Bencana Alam, telah dibentuk Badan Nasional Penanggulang- an Bencana Alam. Dalam tahun 1971 Indonesia telah menjadi tuan rumah pertemuan para ahli dalam lapangan bencana alam se-Asia Tenggara sehingga diharapkan selanjutnya dapat di-kembangkan sistim kerja sama antara para ;anggota ASEAN dalam satu wadah Pusat Pengendalian Bencana-bencana Alam ASEAN.

9. Pendidikan dan Latihan Institutionil.Program pendidikan dan latihan pekerjaan sosial dimaksud-

kan untuk menciptakan/menyediakan tenaga-tenaga pelaksa- na di bidang Kesejahteraan Sosial, baik tenaga tingkat tinggi, menengah maupun tenaga-tenaga lapangan yang terlatih baik. Selama ini pada Kursus Kejuruan Sosial tingkat Menengah di Medan dan Kupang telah diselenggarakan praktek kerja sosial pada Lembaga-lembaga Sosial setempat serta penambahan perlengkapan ruang belajar, kantor, asrama dan perpustaka- an. Sedangkan untuk Kursus Kejuruan Sosial tingkat Mene- ngah di Jakarta dan Padang di samping telah disediakan per-lengkapan untuk perpustakaan juga telah selesai dibangun ruang belajar/kelas dan asrama. Pada tahun 1973 telah pula diadakan latihan pembinaan ketrampilan pekerjaan sosial sela-ma 2 bulan dengan 24 peserta. Demikian juga untuk Irian Jaya

597

Page 15: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

telah selesai dibangun sebuah asrama untuk siswa-siswa Keju-ruan Sosial tingkat Pertama dan Menengah. Pada Balai Pen-didikan Tenaga Sosial di Yogyakarta telah dibangun ruang kuliah serta asrama dan telah diselenggarakan upgrading sela-ma satu bulan yang diikuti 40 orang tenaga dalam bidang administrasi pekerjaan sosial.

Untuk Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial di Bandung te- lah diadakan perbaikan ruang kuliah dan asrama, penambahan ruangan perpustakaan serta 4 buah rumah dinas untuk dosen dan tenaga staf lainnya, serta penyediaan mobilitas untuk ke-perluan kuliah kerja para mahasiswa.

Demikian pula telah dilaksanakan pendidikan tenaga teras dan tenaga pimpinan dalam dua angkatan dengan peserta 49 orang selama 6 bulan.

10. Peningkatan Pene1itian dan Survey.Kegiatan penelitian dan survey pada tahap pertama dituju-

kan kepada penyempurnaan prasarana dan peralatan Balai Penelitian dan Peninjauan Masalah-masalah Sosial di Yogya-karta.

Pada tahap berikutnya penelitian ditujukan untuk menda-patkan data yang tepat bagi penyempurnaan kebijaksanaan dan metode pelayanan sosial yang sesuai dengan keadaan ma-syarakat Indonesia. Dari hasil-hasil survey yang diselengga-rakan telah dapat disimpulkan beberapa saran antara lain:a. Lembaga-lembaga pelayanan kesejahteraan sosial dalam

menjalankan tugasnya hendaknya bersifat terbuka yaknisekaligus berfungsi sebagai pusat kegiatan pelayanan kese-jahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.

b. Usaha pembinaan perlu lebih diarahkan kepada penciptaan lapangan kerja sendiri (self employment) dari pada penempatan pada lapangan kerja tertentu (job placement).

11. Peningkatan Effisiensi dan Penyempurnaan Prasarana Fisik

598

Page 16: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445

Kegiatan program ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk penyempurnaan penyusunan rencana dan penilaian mengenai kelemahan, hambatan ataupun penyim-pangan-penyimpangan yang mungkin terdapat dalam pelaksa-naan proyek-proyek. Kegiatan lainnya dilakukan dalam rangka meningkatkan effisiensi kerja dan penyempurnaan prasarana pemerintahan, yang selama ini telah meliputi pembangunan 19 buah Gedung Kantor, 25 Rumah Dinas, 39 kendaraan beroda empat, 14 sepeda motor, untuk pelaksanaan pembangunan so-sial di daerah-daerah.

12. Perencanaan perundang-undangan Kesejahteraan Sosial.

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas di bi-dang kesejahteraan sosial telah disiapkan 7 buah Rancangan Undang-undang yaitu:a. RUU tentang Pokok-pokok Kesejahteraan Sosialb. RUU tentang Pemberantasan Gelandangan dan Pengemisc. RUU tentang Pokok-pokok Kesejahteraan Anakd. RUU tentang Penganugerahan Gelar Pahlawane. RUU tentang Penderita Cacatf. RUU tentang Pemasyarakatan Fakir Misking. RUU tentang Pemberantasan Pelacuran dan Perdagangan

Manusia.

599

Page 17: KESEJAHTERAAN SOSIAL - Kementerian … · Web viewTABEL XIV — 1 PERKEMBANGAN PUSAT KEGIATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN ANAK 1969 — 1973 Tahun Jumlah P.K. 3. A. 1969 432 1970 445