kesedihan-wujud
DESCRIPTION
tasaufTRANSCRIPT
Risalah Derita - 1 -
RISALAH DERITA
Tentang Kesedihan Wujud
Wujud yang Maha Luas Tiada Terbatas. Ia - lah wujud itu sendiri1. Wujuudun
bima huwa wujuudun. Atau, wujud qua wujud. Tak dibatasi oleh apa pun
kecuali oleh al-’adam al-muthlaq (baca: ketiadaan mutlak atau nothingness).
Sehingga benar - benar batas ini, -yaitu al-’adam al-muthlaq-, sama sekali tidak
mempunyai keberadaan (baca : efek) apa pun sehingga bisa (baca :
berpotensi) untuk membatasi wujud.
Alam yang demikian semarak adalah kumpulan sesuatu - sesuatu yang berefek
satu sama lain. Tiap semua hal yang memiliki wujud mesti berefek. Dan tidak
dikatakan berefek melainkan dirasakan efeknya oleh yang lain. Dan kesaling-
kelindanan, atau kesalinghubungan , efek - efek dalam sekalian alam ini
memestikan satu titik konvergen tempat semua terhubung, tempat semua
bersatu. Satu titik yang seluas sekalian alam. Sekalian alam yang simpel,
basith, sederhana, di mana seluruh efek realitas sekalian alam bermula. Dan ini
lah wujuduun bima huwa wujuudun, atau wujud sebagaimana wujud itu sendiri.
Wujud yang murni sebagaimana wujud yang murni itu sendiri. Wujud murni
yang terlepas dari seluruh penyifatan (baca : pe-mahiyyah-an) apa pun atas
dirinya.2 Wujud murni yang meliputi segala sesuatu3, tanpa suatu persatuan 4.
Bukankah Ia, wujud murni, adalah tempat bergantungnya semua mahiyyah ?5
Maka, Dia (baca : huwa) - lah , - yang tak terpahami oleh siapapun karena
dinyatakan oleh bentuk ketiga-, wujud murni yang tak ter - mahiyyah -kan (baca
: tak tersifati) oleh akal siapapun. Dan jelas Dia, - wujud murni ini-, Tunggal.
Jangan sebut satu. Karena satu bisa mendua bisa pula menjadi tiga. Bisa pula
satu menjadi setengah, sepertiga dan lain - lain. Sedang wujud murni itu
1 Lihat M.H. Thabathaba`i, Bidayatul Hikmah,ketika beliau membahas tentang Hakikat Tuhan. 2 Subhaanalloohi ‘amma yashifuun (QS. Ash-Shoffaat ; 159 )3 Alaa innahu bi kulli syai`in muhiith... (QS. Fushshilat; 54) Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. 4 Imam ‘Ali (a.s.) dalam Nahjul Balaghah.5 Allahush-shomad (QS Al-Ikhlas; 2), menurut penafsiran Imam Khomeini dalam buku “40 Hadits”.
Risalah Derita - 2 -
Tunggal, tak mungkin mendua tak mungkin pula menjadi tiga. Tidak mungkin
pula ia menjadi setengah ataupun sepertiga. Ke - tunggal -annya adalah
ahadiyyul ma’na. Sungguh benar apa yang telah dikatakan dalam Qur’an
Suci, Qul huwalloohu ahad.
Wujud murni ada dengan sendirinya dan meng-ada-kan segala. Segala
sesuatu memiliki wujud yang tunggal dan simpel. Dan ini - lah yang disebut
dengan wahdatul-wujuud. Ke-tunggal-an wujud. Wujud secara hakiki adalah
cahaya (nuur). Allahu nuurus-samaawaati wal-’ardh6 Allah adalah Cahaya
langit dan bumi. Cahaya tampak (efeknya) dengan sendirinya dan
menampakkan (efek) selainnya. Maka demikianlah sifat swa-bukti (self-evident)
dan sifat swa-manifestasi (self-manifestation) adalah hakikat Zat-Nya, wujud
murni tiada terbatas.
Wujud murni - pun mesti menampakkan Lautan Kesempurnaan - Nya yang
tiada terjangkau. Melodinya melankolis. Melodinya bak suara seruling perih
Laila -Majnun. “Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin
dikenali. Karena itu Aku ciptakan makhluk - makhluk, agar aku dikenali di
dalam makhluk - makhluk tersebut.”7 Ungkapan swa-manifestasi
Kesempurnaan-Nya ini demikian pedih dan merupakan hakikat wujud.
Merupakan hakikat realitas. Merupakan hakikat ke-segala-an. Kesedihan azali
wujud murni untuk dikenali memberikan berbagai drama kesedihan yang
memuncak pada Lautan Manifestasi wujud di alam ini. Bahkan, Yang Terpuji
(Muhammad) (S.A.A.W), Kekasih Tuhan - pun mengatakan maa ‘arrofnaaka
bihaqqi ma’rifatik, belumlah aku kenali Engkau sebagaimana seharusnya
Engkau harus dikenali. Maka siapa lagi yang dapat menghibur wujud murni
dengan sebenar - benar pengenalan akan Khazanah Kesempurnaan -Nya
Yang Tersembunyi?
mawar dan tulip - tulip nan ber-sedih-anjangkar dan kelip bintang tak terjangkau
Wujud dan makhluk - makhluk nan ber-sedih-anWujud dan Gelora Puja tak terjangkau
6 QS An-Nuur; 35.7 Merujuk pada hadits qudsi, “Kuntu kanzan makhfiyyan, ...”
Risalah Derita - 3 -
Laila Majnun gadis pemuda“rinduku pada bibir - mu, perih darah khayal-ku” kata Majnun
Musa dan Allah nabi dan Tuhan‘ketika Aku Sakit, kenapa kau tak menjenguk - Ku” tanya Tuhan8
Wujud murni sakit. Sakit - nya tiada akan tersembuhkan oleh obat apa pun.
Karena Ia ingin dikenali dan bahkan para Nabi - Nya pun tak bisa mengenali -
Nya dengan sebenar - benar pengenalan. Kesempurnaan wujud murni bak
gelombang maha-dahsyat yang tak pernah mengecup palung - palung derita -
Nya karena tak dikenali. Kesempurnaan wujud murni memiliki potensi tak
hingga untuk dikenali, tapi tak pernah Ia benar - benar dikenali in actu. Maka Ia
adalah perbendaharaan yang tersembunyi, -Lautan Kegemilangan yang
dipenuhi potensi untuk dikenali-, yang ingin dikenali, - agar Kesempurnaan -
Nya in actu dikenali-, namun tak pernah dikenali, - sehingga Sakit-lah Ia
karena keinginan-Nya satu - satu - Nya tak tercapai.
Laisa kamitslihi syai`an. Sakit wujud murni sama sekali berbeda dengan sakit-
nya makhluk. Karena wujud murni tak pernah membutuhkan selain diri - Nya
sendiri.9 Dan memang tidak ada apa pun selain wujud murni.10 Tapi sakit wujud
murni ini adalah keniscayaan dari Kesempurnaan - Nya sendiri yang tanpa
batas. Sungguh, wujud murni bukanlah substansi ( baca: jauhar) bukan pula
aksiden (baca ; ‘aradh)11, sehingga benar - benar tak bisa dibandingkan
dengan apa - pun dari sudut pandang apa - pun. Sakit wujud murni adalah
hakikat Samudera Kesempurnaan - Nya Yang Tiada Berbatas, bergolak - golak
dalam lautan Cahaya - Nya Sendiri, Ia memanifestasikan diri-Nya sendiri dalam
segala arah dan segenap alam, dan Ia senantiasa menyempurnakan semua
ciptaan - Nya terus menerus tiap saat tiap waktu di tiap ruang dan tiap alam
apa pun12. Sakit Tuhan adalah Kesempurnaan Tuhan Sendiri. Sakit Tuhan
adalah Penciptaan terus-menerus (khalqun jadiidun) .
8 Merujuk pada hadits qudsi yang dikutip pada buku Misykatul-anwaar, karangan Al-Ghazali, terjemahan Mizan, hal. 50.9 Inallooha ghoniyyun hamiid (QS Baqoroh 267) 10 Fa innamaa tuwalluu fatsamma wajhulloohi (QS Al-Baqoroh 115) Maka ke mana saja engkau menghadap disitulah Wajah
Allah.11 Sabzavary, Syarhe-Manzhumahe-Hikmat, ketika beliau membahas tentang sifat - sifat negatif wujud. 12 Bal hum fii labsin min kholqin jadiidin. (QS Qaaf; 15) Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu - ragu tentang penciptaan
yang baru.
Risalah Derita - 4 -
Sakit wujud murni adalah kesedihan Nama - Nama Tuhan yang menderita
dalam ketaktahuan karena tak satupun yang menamakannya. Kesedihan ini
diturunkan dalam nafas Tuhan (tanaffus) yang tidak lain adalah rahmat dan
eksistensiasi (‘ijad). Dalam alam sirr atau alam al-asrar rahmat ini diturunkan
dari dan untuk diri - Nya sendiri, - yaitu untuk Nama - Nama - Nya sendiri.
Sakit wujud murni adalah Kegemilangan Cinta yang turun menjadi hakikat
kerinduan yang memanifestasikan dirinya menjadi gerakan penciptaan wujud
terus menerus merindukan manifestasi Nama - Nama - Nya yang baru. Inilah
hakikat gerakan hasrat rindu (harakah syauqiyyah).
Wujud murni asli, real dan tunggal. Hanya wujud - lah yang benar - benar
nyata. Sedang dalam sekalian alam (al - ‘alamiin ) ada banyak hal. Banyak
sesuatu yang tidak tunggal. Kuda, manusia, benda, ruang, waktu, sebab -
akibat, panas - dingin, yin - yang, keberadaan - ketiadaan dan lain -lain.
Menatap semua realitas ini, pandangan yang benar hanyalah menatap satu
wujud yang real. Dan kejamakan berbagai hal tidaklah real, ia hanyalah
bayangan yang timbul dalam alam mental semua yang ber-fikir atau semua
yang ber-persepsi. Dengan kata lain, kejamakan adalah serpihan - serpihan
mahiyyah yang bertarian di alam khayal mutawahham13. Ke-real-an wujud
(‘ashalatul-wujuud) dan ke-khayalan mahiyyah membuat,- dalam pandangan
makhluk yang telah cerah-, sekalian alam hanyalah Cinta, wujud disertai
pembuluh - pembuluh keperihan rindu wujud atas Nama - Nama - Nya sendiri. 14 Dan orang - orang beriman pun memasukkan keseluruhan hakikat diri - nya, -
yang tak lain hanyalah salah satu dari Nama - Nama - Nya-, ke dalam Cinta
kepada Tuhan.15
Para Nabi dan para wali, manifestasi paling sempurna dari wujud murni, tidak
pernah sekejappun terlengahkan dari memandang ke-tunggal-an wujud dalam
segala. Bagi mereka, kembali ke alam kejamakan ( al-’alam al-katsrah) lebih
menyakitkan dibandingkan dengan memasuki neraka dan merasakan panas
13 Kullu man ‘alaihaa faan (QS Ar-Rahman ; 26) Semua yang ada di bumi itu akan binasa.14 Wa yabqaa wajhu robbika dzul-jalaali wal ikram (QS Ar-Rahman ; 27) Dan kekallah wajah Robb-mu Yang Memiliki
Keagungan dan Kemuliaan.15 Walladziina aamanuu asyaddu hubba lillaah (QS Al-Baqarah; 165) Dan orang - orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah
Risalah Derita - 5 -
siksanya Sabar yang tertinggi adalah sabarnya para Nabi dan para wali Allah
untuk kembali ke alam kejamakan dan mengajak ummat manusia menuju ke-
tunggal-an wujud.16 Bukankah Imam ‘Ali telah merintih dalam doa Kumail yang
menunjukkan keadaan ini, wa hablii shobartu ‘ala harrinarika fa kaifa ashbiru
‘anin-nazhori ilaa karoomatik (Dan jika Engkau sabarkan aku atas menahan
panasnya neraka - Mu, betapa mungkin aku bersabar dari melihat kemuliaan-
Mu). Ketika seorang arif ditanya “Ke manakah engkau pergi setelah mengenal
Tuhan?” Ia pun menjawab “Ke neraka”. Yang bertanya pun bingung, “Kenapa
ke neraka?”. Orang arif itu pun menjawab, “ Jika aku tidak pergi ke neraka,
maka siapakah yang akan mengajak Anda dan sekalian teman Anda menuju
Ke - Tunggal- an Tuhan?”
Wujud murni yang meliputi segala, hakikatnya adalah Kesedihan wujud dan
derita wujud yang ingin dikenali. Maka hakikat kesedihan, -perihnya Cinta dan
Rindu akan Wajah Yang Maha Gemilang yang tak pernah tercapai-, memasuki
pori - pori segenap atom di sekalian alam. Mengingkari penderitaan sebagai
satu kemestian yang harus dilalui dalam kehidupan karena itu akan berakhir
pada nihilisme. Kehilangan semua makna kehidupan. Kehilangan wujud semua
yang ada, yang identik dengan kehilangan diri sendiri17 Seperti halnya para
bikhsu,- yang raison de entree - nya dalam perjalanan ruhaninya adalah
melenyapkan seluruh derita-, akhirnya mengklaim bahwa puncak kearifan
adalah kekosongan atau kesunyaan atau nothingness? Tidak ada apa - apa?
Tidak perlu apa - apa? Tidak mesti apa - apa? Segala adalah kesenyapan
total? Betapa na`if - nya seluruh perjalanan mereka ! Alangkah bedanya
mereka dengan ucapan seorang ‘Arif Besar abad ini18, “ Kasihku, duhai
Kasihku, aku sakit karena - Mu. Tapi akan sakitku ini ku-tak ingin Engkau
sembuhkan.” Cobaan, pedih, derita sungguh adalah janji Allah bagi orang -
orang beriman,- yang benar - benar mencintai - Nya.19
Hakikat wujud murni, yaitu Cinta nan dipenuhi segenap pembuluh Rindu,
meliputi segala yang ada. Cinta ilahi ini, ‘isyq, meliputi semua gerak dan 16 Lihat penjelasan Imam Khomeini dalam 40 Hadits - nya mengenai Sabar.17 Wa laa takuunuu kalladziina nasullooha fa ansaahum anfusahum. Ulaa ika humul - faasiquun. (QS Al-Hasyr; 19)18 Imam Khomeini.19 QS Al-Ankabut; 2
Risalah Derita - 6 -
perubahan, menyertai setiap tawa dan tangis, mengalun dalam setiap melodi
dan debur - debur ombak, menakutkan jiwa - jiwa di setiap badai , membuat
para ahli maksiyat menangisi dosanya dan merintih - rintih memohon ampunan
-Nya, dan juga menyertai gemerisik ranting tempat hinggap para burung
kutilang. Kata penyair,
Cinta membuat ombak - ombak berdeburanCinta membuat hati - hati berdesiran
Cinta membuat jantung asmara berdegupanSebagaimana kicauan kutilang bercengkerama
Cinta membuat mata nanar memerah, walau tidakCinta membuat pipi kuning memerah, walau tidak
Cinta membuat bibir merah bergeletaran, walau tidakSebagaimana jantung pisang hendak kaucari di batu intan
mungkin kaukira aku mabok mendengar salju, walau takmungkin kaukira aku menggigil merasa salju, walau takmungkin kaukira aku tersilaukan putih salju, walau tak
Sebagaimana bayi dan tetek ibunya, demikianlah aku menggigil karena Cinta
walau dicampur tetaplah murniwalau bersama tetaplah sunyi
walau bercengkerama tetaplah syahduItulah Cinta pembuluh Rindu
bukanlah mawar tanpa onak dan duribukanlah cinta tanpa pembuluh rindu
bukanlah lautan tanpa ombak dan badaibukanlah Hidup tanpa pedih dan duka
bukanlah hujan tanpa awan nan mendungbukanlah bahagia tanpa tangis air mata
bukanlah intan tanpa jangkauan ribuan tahunbukanlah insan utama tanpa ribuan derita
ayyub - ayyub dalam perahupedih dan kusta ayyub mendayu
tapi Muhamad dan Husein di dalam hutiada derita seperih Karbela