kerusakan sel

23

Click here to load reader

Upload: arum-mustika-sari

Post on 04-Feb-2016

347 views

Category:

Documents


103 download

DESCRIPTION

makalah kerusakan sel

TRANSCRIPT

Page 1: Kerusakan Sel

MAKALAH KERUSAKAN SEL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patologi Umum

Dosen pengampu : dr. Anik Setyo W.

Oleh :

Arum Mustika Sari (6411414016)

Rombel 1 IKM 2014

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: Kerusakan Sel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar

kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan

berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara

autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Di dalam badan terdapat berbagai jenis sel dengan fungsi-fungsi

yang sangat khusus, semua sel sampai suatu taraf tertentu, mempunyai

gaya hidup dan unsure structural yang serupa. Sel terdiri atas nucleus,

sitoplasma, lisosom, mitokondria, membrane sel, RE dan Badan golgi

yang semua bagian tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Namun

umur dari setiap sel tidaklah sama, tergantung dari seberapa cepat sel

tersebut beregenerasi.

Terdapat banyak cara dimana sel dapat mengalami kerusakan atau

mati, tetapi modalitas yang penting dari cedera cenderung dibagi menjadi

beberapa kategori. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan cederanya

sel, salah satunya defisiensi oksigen atau bahan makanan kritis lain, sebab

tanpa oksigen berbagai aktifitas pemeliharaan dan sintetis dari sel berhenti

dengan cepat.

Suatu jenis cedera kedua yang penting adalah fisik, yang

sebenarnya menyangkut robeknya sel, atau paling sedikit gangguan

hubungan special umum antara berbagai organel atau integritas struktur

salah satu organel atau lebih.

Ada banyak bentuk kerusakan sel yang di bagi menjadi dua yaitu,

bentuk umum dan bentuk khusus. Bentuk umum terdiri dari; degenerasi

atau infiltrasi, nekrosis dan apoftosis. Sedangkan bentuk khusus terdiri

dari gangren dan infark.

Page 3: Kerusakan Sel

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu kerusakan sel?

2. Bagaimana bentuk-bentuk kerusakan sel?

3. Bagaimana Proses teradinya kerusakan sel?

4. Bagaimana proses terjadinya kerusakan sel pada penyakit kanker?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui definisi kerusakan sel

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerusakan sel

3. Untuk mengetahu prosesi terjadinya kerusakan sel

4. Untuk mengetahui proses terjadinya kerusakan sel pada penyakit

kanker

Page 4: Kerusakan Sel

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jejas Sel

Jejas sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat

beradaptasi terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan

tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau

mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera. Apabila

suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan

dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat

transportasinya.

Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera atau jejas sel dikelompokkan

menjadi 2 kategori utama yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas

irreversible (kematian sel). Jejas reversible adalah suatu keadaan ketika sel

dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak

ditiadakan. Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat

kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat

kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati. Cedera menyebabkan

hilangnya pengaturan volume pada bagian-bagian sel. 

Kerusakan sel merupakan kondisi dimana sel sudah tidak dapat lagi

melakukan fungsinya secara optimal dikarenakan adanya penyebab-

penyebab seperti defisiensi oksigen atau bahan makanan yang dibutuhkan

oleh sel untuk beregenerasi kurang. Sehingga fungsi dari sel lama

kelamaan akan menurun dan terkadang menyebabkan gangguan

morfologis.

Page 5: Kerusakan Sel

2.2 Bentuk-bentuk Kerusakan Sel

2.2.1 Bentuk Umum

1) Degenerasi

Degenerasi yaitu kemerosotan, perubahan fungsi dari yang lebih

tinggi ke bentuk yang lebih rendah, terutama perubahan jaringan yang

kurang fungsional.

Perubahan subletal pada sel secara tradisional disebut degenerasi

ataupun perubahan degeneratif. Walaupun tiap sel dalam badan

menunjukan perubahan-perubahan semacam itu, sel-sel yang secara

metabolis aktif seperti pada hati, ginjal dan jantung sering terserang.

Perubahan-perubahan degeneratif cenderung melibatkan sitoplasma sel,

sedangkan nukleus mempertahankan integritas mereka selama sel tidak

mengalami cedera letal.

Bentuk perubahan degeneratif sel yang paling sering dijumpai

adalah menyangkut penimbunan air di dalam sel yang terkena. Cedera

menyebabkan hilangnya pengaturan volum pada bagian-bagian sel.

Biasanya dalam rangka untuk menjaga kestabilan lingkungan internal

sel harus mengeluarkan energi metabolik untuk memompa ion natrium

keluar dari sel. Ini terjadi pada tingkat membran sel.

2). Nekrosis

Nekrosis adalah kematian sel yang disebabkan oleh; (1). Iskemia :

kekurangan oksigen, metabolik lain, (2). Infektif : bakteri, virus, dll,

(3). Fisiko-kimia : panas, sinar X, asam, dll. Terdapat 2 tipe nekrosis :

a. Nekrosis koagulatif

Disebabkan oleh denaturasi protein sekular yang menimbulkan

massa padar, menetap berhari-hari/berminggu-minggu larut dan

dikeluarkan dari lisis enzimatik. Tipe ini ditemukan setelah

kehilangan pasokan darah, contoh pada infark.

Page 6: Kerusakan Sel

b. Nekrosis kolikuatif

Terjadi pelaritan yang cepat dari sel yang mati. Terutama

terjadi pada susunan saraf pusat. Pemecahan mielin perlunakan

otak, likuefaksi.

Ada beberapa penyebab nekrosis:

1). Iskhemi

Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan

makanan untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak,

yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah.

Penyumbatan dapat terjadi akibat pembentukan trombus. Penyumbatan

mengakibatkan anoxia. Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang

terkena tidak mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih

mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang bersifat rentan terhadap

anoxia. Jaringan yang sangat rentan terhadap anoxia ialah otak.

2). Agens biologik

Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh

darah dan trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri

yang virulen, baik endo maupun eksotoksin. Bila toksin kurang keras,

biasanya hanya mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat

mengeluarkan berbagai enzim dan toksin, yang secara langsung atau

tidak langsung mempengaruhi jaringan, sehingga timbul nekrosis.

3). Agens kimia

Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan

juga merupakan juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti

natrium dan glukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat

menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel.

Beberapa zat tertentu dalam konsentrasi yang rendah sudah dapat

Page 7: Kerusakan Sel

merupakan racun dan mematikan sel, sedang yang lain baru

menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya tinggi.

4). Agens fisik

Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin,

tenaga listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat

terjadi karena timbul kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga

fisik, sehingga timbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.

5). Kerentanan (hypersensitivity)

Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat

(acquired) dan menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang

bersensitif terhadap obat-obatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel

tubulus ginjal apabila ia makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul

nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal

reaksi Schwartzman dan reaksi Arthus.

2.2.2 Bentuk Khusus

1) Gangren

Gangren merupakan kematian dari jaringan sebagai suatu massa,

seringkali dengan pembusukan, terjadi karena bagian tubuh sepert kulit,

otot atau organ kekurangan sirkulasi darah. Ada beberapa tipe gangren :

a). Gangren kering

Disebabkan iskemia tanpa adanya edema atau infeksi

makroskopik. Biasanya pada anggota gerak, mengalami

mumifikasi, terdapat garis demarkasi. Biasanya setelah sumbatan

arterial secara berangsur-angsur.

b). Gangren basah

Page 8: Kerusakan Sel

Membusuk dan membengkak, organ atau anggota gerak.

Setelah sumbatan arterial atau kadang vena, sering dipersulit oleh

infeksi, seringkali infeksi saprofitik. Sering pada strangulasi usus.

Juga infeksi anggota gerak dari gangren yang sebelumnya kering.

Penyebab gangren:

1). Vaskular: ateroma, aneurisma, trombosis, keracunan ergot,

tumor, pembalutan, torniket, ligasi, strangulasi, hematoma,

embolisme.

2). Traumatik: cedera crushing dengan kekurangan pasikan darah,

ulkus dekubitus, dll.

3). Fisiko-kimiawi: panas, dingin, asam, alkali, sinar X dll.

4). Infektif: piogenik akut (karbunkel), infeksi berat dengan

trombosis vaskuler (apendiks gangrenosa), infeksi klostridia (gas

gangren)

5). Penyakit saraf: siringomielia, dan tabesdorsalis ulkus tropik

(kaitan dengan kehilangan saraf sensorik

2). Infark

Suatu daerah nekrosis iskemik yang timbul oleh kurangnya

pasokan darah, biasanya oleh embolisme atau trombosit. Ada dua

tipe infark, yaitu : (1). Aseptik (2). Septik. Keduanya dapat

menyebabkan :

a. Anemia atau pucat. Contoh: ginjal, lien, jantung, otak

b. Hemoragik atau merah. Contoh: paru, usus

Akibat dari infark yaitu perubahan organ, yang terdiri dari:

1. Infark ginjal

Page 9: Kerusakan Sel

2. Infark lien

3. Infark jantung

4. Infark hepar

5. Infark paru

6. Infark usus

7. Infark SSP

2.3 Proses Adaptasi Sel 

Adaptasi sel dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :

a) Atrofi

Adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat terjadi

akibat sel atau jaringan tidak digunakan misalnya, otot individu yang

mengalami imobilisasi atau pada keadaan tanpa berat (gravitasi 0). Atrofi

juga dapat timbul sebagai akibat penurunan rangsang hormon atau saraf

terhadap sel atau jaringan.

b) Hipertrofi 

Adalah bertambahnya ukuran suatu sel atau jaringan. Hipertrofi

merupakan suatu respon adaptif yang terjadi apabila terdapat peningkatan

beban kerja suatu sel. Terdapat 3 jenis utama hipertrofi yaitu :

a.    Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai akibat dari peningkatan beban

kerja suatu sel secara sehat.

b.    Hipertrofi patologis terjadi sebagai respons terhadap suatu keadaan

sakit

c.    Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk mengambil

alih peran sel lain yang telah mati.

Page 10: Kerusakan Sel

c) Hiperplasia

Adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat

peningkatan mitosis. Hiperplasia dapat terbagi 3 jenis utama yaitu :

a. Hiperplasia fisiologis terjadi setiap bulan pada sel endometrium uterus

selama stadium folikuler pada siklus mentruasi.

b. Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat kerangsangan hormon yang

berlebihan.

c. hiperplasia kompensasi terjadi ketika sel jaringan bereproduksi untuk

mengganti jumlah sel yang sebelumnya mengalami penurunan.

d) Metaplasia

    Adalah berbahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya. Metaplasia

terjadi sebagai respon terhadap cidera atau iritasi continue yang

menghasilkan peradangan kronis pada jaringan.

e) Displasia

    Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel

yang berbeda ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel

asalnya.Displasia tampak terjadi pada sel yang terpajan iritasi dan

peradangan kronik.

2.4 Proses Kematian Sel

Akibat  jejas yang paling ekstrim adalah kematian sel ( cellular death ).

Kematian sel dapat mengenai seluruh tubuh ( somatic death ) atau

kematian umum dan dapat pula setempat, terbatas mengenai suatu daerah

jaringan teratas atau hanya pada sel-sel tertentu saja.

Terdapat dua jenis utama kematian sel, yaitu apoptosis dan nekrosis.

Apoptosis (dari bahasa yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”) adalah

kematian sel terprogram (programmed cell death), yang normal terjadi

dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme

multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam

Page 11: Kerusakan Sel

stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara

terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur. 

1. Apoptosis

Adalah suatu proses yang ditandai dengan terjadinya urutan teratur

tahap molekular yang menyebabkan disintegrasi sel. Apoptosis tidak

ditandai dengan adanya pembengkakan atau peradangan, namun sel

yang akan mati menyusut dengan sendirinya dan dimakan oleh oleh

sel di sebelahnya. Apoptosis berperan dalam menjaga jumlah sel

relatif konstan dan merupakan suatu mekanisme yang dapat

mengeliminasi sel yang tidak diinginkan, sel yang menua, sel

berbahaya, atau sel pembawa transkripsi DNA yang salah. 

Kematian sel terprogram dimulai selama embriogenesis dan terus

berlanjut sepanjang waktu hidup organisme. Rangsang yang

menimbulkan apoptosis meliputi isyarat hormon, rangsangan antigen,

peptida imun, dan sinyal membran yang mengidentifikasi sel yang

menua atau bermutasi. Virus yang menginfeksi sel akan seringkali

menyebabkan apoptosis, yang pada akhirnya akan menyebabkan

kematian virus dan sel pejamu (host). Hal ini merupakan satu cara

yang dikembangkan oleh organisme hidup untuk melawan infeksi

virus. 

Perubahan morfologi dari sel apoptosis diantaranya sebagai

berikut:

a.    Sel mengkerut 

b.    Kondesasi kromatin 

c.    Pembentukan gelembung dan apoptotic bodies 

d.    Fagositosis oleh sel di sekitarnya 

2.    Nekrosis 

Adalah kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi

tertentu dalam tubuh. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus

yang bersifat patologis. Faktor yang sering menyebabkan kematian sel

Page 12: Kerusakan Sel

nekrotik adalah hipoksia berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan

toksin dan radikal bebas, dan kerusakan integritas membran sampai

pada pecahnya sel. Respon imun dan peradangan terutama sering

dirangsang oleh nekrosis yang menyebabkan cedera lebih lanjut dan

kematian sel sekitar. Nekrosis sel dapat menyebar di seluruh tubuh

tanpa menimbulkan kematian pada individu. Istilah nekrobiosis

digunakan untuk kematian yang sifatnya fisiologik dan terjadi terus-

menerus. Nekrobiosis misalnya terjadi pada sel-sel darah dan

epidermis. Indikator Nekrosis diantaranya hilangnya fungsi organ,

peradangan disekitar nekrosis, demam, malaise, lekositosis,

peningkatan enzim serum.

Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis yaitu :

a.    Disgestif enzimatik sel baik autolisis (dimana enzim berasal

dari sel mati) atau heterolysis(enzim berasal dari leukosit). Sel mati

dicerna dan sering meninggalkan cacat jaringan yang diisi oleh

leukosit imigran dan menimbulkan abse.

b.    Denaturasi protein, jejas atau asidosis intrasel menyebabkan

denaturasi protein struktur dan protein enzim sehingga

menghambat proteolisis sel sehingga untuk sementara morfologi

sel dipertahankan.

Kematian sel menyebabkan kekacauan struktur yang parah dan

akhirnya organa sitoplasma hilang karena dicerna oleh enzym litik

intraseluler (autolysis).

2.5 Akibat Kematian Sel

Kematian sel dapat mengakibatkan gangren. Gangren dapat diartikan

sebagai kematian sel dalam jumlah besar. Gangren dapat diklasifikasikan

sebagai kering dan basah. Gangren kering sering dijumpai diektremitas,

Page 13: Kerusakan Sel

umumnya terjadi akibat hipoksia berkepanjangan. Gangren basah adalah

suatu area kematian jaringan yang cepat perluasan, sering ditemukan di

organ dalam dan berkaitan dengan infasi bakteri kedalam jaringan yang

mati tersebut. Gangren ini menimbulkan bau yang kuat dan biasanya

disertai oleh manivestasi sistemik. Gangren basah dapat timbul dari

gangren kering. Gangren ren gas adalah jenis gangren khusus yang terjadi

sebagai respon terhadap infeksi jaringan oleh suatu jenis bakteri anaerob

yang disebut clostridium. Gangren gas cepat meluas kejaringan

disekitarnya sebagai akibat dikeluarkannya toksin yang mematikan oleh

bakteri yang membunuh sel-sel disekitarnya. Sel-sel otot sangat rentan

terhadap toksin ini dan apabila terkena akan mengeluarkan gas hidrogen

sulfida yang khas. Gangren jenis ini dapat mematikan.

2.6 Proses Perkembangan Sel Kanker

Kanker merupakan penyakit yang ditimbulkan dari perubahan atau

kelainan pada sel. Dalam tubuh manusia yang normal, sel diatur oleh

protoonkogen yang menghasilkan produk-produk yang memegang peran

penting dalam berbagai aspek proliferasi atau pertumbuhan dan

differensiasi sel. Tetapi, pertumbuhan sel juga dikendalikan secara ketat

atau dihambatoleh antionkogen atau gen supresor, termasuk oleh

mekanisme kematian sel terprogram atau apoptosis dengan tujuan

menyingkirkan sel-sel yang tidak dikehendaki.

Dengan adanya mekanisme kontrol pertumbuhan ini, sel-sel normal

memiliki stabilitas genetik yang sangat tinggi, tapi kecepatan proliferasi

atau pertumbuhan sel umumnya tidak melebii 10 % dari jumlah sel,

tergantung pada jenis sel dan jaringannya.

Pertumbuhan sel terjadi dengan cara mitosis atau pembelahan atau

pembiakan sel. Semua bagian sel mulai dari selaput sel hingga inti sel ikut

berperan pada proses pembelahan sel. Tetapi gen di dalam DNA

merupakan faktor yang paling berperan dalam menimbulkan mitosis dan

Page 14: Kerusakan Sel

proliferasi sel. Gen pengatur dan gen pengendali mengatur keseimbangan

pertumbuhan dan penghambatan sel. Sehingga sel-sel di dalam tubuh akan

tumbuh sesuai kendali pertumbuhan normal.

Sel kanker timbul dari sel normal tubuh manusia yang mengalami

transformasi atau perubahan menjadi ganas oleh karsinogen kemudian

termutasi secara spontan. Karsinogen adalah segala sesuatu yang

menyebabkan terjadinya kanker. Sedangkan proses pembentukan tumor

ganas atau kanker disebut karsinogenesis.

Karsinogenesis merupakan proses yang berjalan dalam berbagai

tahap atau proses multistep. Karsinogen menimbulkan perubahan pada

DNA yang satuan terkecilnya adalah gen. Lebih seringnya lebih dari satu

karsinogen diperlukan untuk terjadinya perubahan dari sel normal menjadi

sel kanker.

Dari adanya kontak dengan karsinogen sampai timbulnya sel

kanker memerlukan waktu induksi yang cukup lama. Terdapat masa laten

yang tidak menunjukan gejala klinis sebelum menjadi progresif, terjadi

invasi ke jaringan sekitarnya dan menyebar ke tempat yang jauh.

Page 15: Kerusakan Sel

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pemaparan mengenai bentuk-bentuk kerusakan sel maka dapat

diambil kesimpulan yaitu :

Kerusakan sel merupakan kondisi dimana sel sudah tidak dapat lagi

melakukan fungsinya secara optimal dikarenakan adanya penyebab-penyebab

seperti defisiensi oksigen atau bahan makanan yang dibutuhkan oleh sel untuk

beregenerasi kurang. Sehingga fungsi dari sel lama kelamaan akan menurun dan

terkadang menyebabkan gangguan morfologis.

Ada 2 bentuk kerusakan sel yaitu bentuk umum dan bentuk khusus.

Sel kanker timbul dari sel normal tubuh manusia yang mengalami

transformasi atau perubahan menjadi ganas oleh karsinogen kemudian

termutasi secara spontan. Karsinogen adalah segala sesuatu yang

menyebabkan terjadinya kanker. Sedangkan proses pembentukan tumor

ganas atau kanker disebut karsinogenesis.

Dari adanya kontak dengan karsinogen sampai timbulnya sel kanker

memerlukan waktu induksi yang cukup lama. Terdapat masa laten yang

tidak menunjukan gejala klinis sebelum menjadi progresif, terjadi invasi ke

jaringan sekitarnya dan menyebar ke tempat yang jauh.

Page 16: Kerusakan Sel

Daftar Pustaka