kerangka acuan kegiatan pemantauan garam yodium

4
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM YODIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIMANGGIS TAHUN 2016 1. Latar Belakang a. Dasar Hukum 1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan 2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4) Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan 5) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 6) Keputusan Presiden Nomor 69 tahun 1994 tentang Pengadaan Garam Beryodium 7) Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah 8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah b. Gambaran Umum Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi. Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 77,1%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar 14,8% dan yang tidak mengandung yodium sebesar 8,1%. Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada

Upload: yuda-pratama-adi-nugraha

Post on 12-Apr-2017

250 views

Category:

Health & Medicine


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka acuan kegiatan pemantauan garam yodium

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM YODIUM

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIMANGGISTAHUN 2016

1. Latar Belakang

a. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan

2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4) Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

5) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah Antara  Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

6) Keputusan Presiden Nomor 69 tahun 1994 tentang Pengadaan Garam

Beryodium

7) Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah

8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman

Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah

b. Gambaran Umum

Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium

merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan

mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya

secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas

sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek perkembangan

kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi.

Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan)

rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai

77,1%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar 14,8% dan

yang tidak mengandung yodium sebesar 8,1%. Berkaitan dengan itu Direktur

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat Edaran Nomor :

JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009, mengenai Percepatan Penanggulangan

Gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada

Page 2: Kerangka acuan kegiatan pemantauan garam yodium

seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan

instansi terkait dalam peningkatan garam beryodium dan menghentikan

suplementasi kapsul minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui

dan anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium di Daerah.

Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan yaitu

meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72,

menurunkan angka kematian bayi dari 34 ( SDKI, 2007) menjadi 24 per 1000

kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 346 ( SDKI, 2012) menjadi

306 per 100 ribu kelahiran hidup  dan menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk

) dari 19,6% (Riskesdas, 2013 ) menjadi kurang dari 17% dan menurunkan balita

pendek dari 37% ( Riskesdas, 2013) menjadi kurang dari 28%.

Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015 – 2019 Bidang Kesehatan,

Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementerian Kesehatan

2015-2019, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai. Salah satu dari

8  indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus dicapai pada tahun 2019

yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kadungan yodium

cukup. Oleh karena itu program penanggulangan GAKY difokuskan pada

peningkatkan konsumsi garam beryodium.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk

Tersedianya informasi secara terus menerus setiap tahun tentang konsumsi garam

beryodium rumah tangga di Kecamatan Kalimanggis

b. Tujuan Kegiatan

1) Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan

yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung

yodium.

2)  Diperolehnya informasi tentang :

Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.

 Merk garam yang digunakan di rumah tangg

Page 3: Kerangka acuan kegiatan pemantauan garam yodium

Konsumsi garam beryodium pada ibu hamil

Cara penyimpanan garam beryodium

Lokasi penyimpanan

Tempat membeli

3. Pelaksanaan Kegiatan

a. Uraian Kegiatan

Pemantauan dan pemeriksaan garam yodium di tingkat masyarakat melalui kegiatan

di Posyandu dengan cara penetesan iodina test kepada garam yang dibawa oleh ibu

rumah tangga yang dipakai di rumah

b. Batasan Kegiatan

1) Penetesan garam dengan iodina test dan menanyakan merk garam yang

digunakan dan tempat pembelian garam

2) Mencatan hasil pemeriksaan garam.

3) Rekapitulasi hasil kegiatan

4. Indikator Keluaran dan Keluaran

a. Indikator Keluaran

90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kadungan yodium

cukup

b. Keluaran

Laporan Data hasil pencapaian kegiatan pemeriksaan garam yodium di tingkat

masyarakat Tahun 2016

5. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan direncanakan akan diselenggarakan pada Bulan Februari dan Agustus 2016 di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalimanggis.

Page 4: Kerangka acuan kegiatan pemantauan garam yodium

6. Biaya

Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada Pembiayaan BOK Tahun anggaran 2016,

sebesar Rp. 450.000,- (Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

MengetahuiKepala UPTD Puskesmas Kalimanggis

H. Kusdi, SKM, MM.KesNIP. 19620102 198302 1 002

Kalimanggis, Januari 2016

Pelaksana Kegiatan

Yusup Firmawan, AMGNIP. 19730728 199503 1 001