keragaman-suku.docx

13

Click here to load reader

Upload: yohanes-eko-saputra

Post on 09-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: keragaman-suku.docx

1. Kelompok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Suku Bangsa

Di Sumatera Barat, suku merupakan sebutan untuk bagian-bagian dari suku Minang

seperti suku Sikumbang dan lain-lain. Suku dalam pengertian ini setara dengan marga

dalam suku Batak. Adapun di Sumatera Selatan, terdapat berbagai macam suku dari yang

suku - suku kecil mapupun suku - suku besar. Di Kabupaten Lahat terdapat suku

Besemah, suku Lintang, suku Gumai dan berbagai macam nama suku - suku lainnya.

Sama dengan daerah Sumatera Barat, suku dalam pengertian ini setara dengan marga

dalam suku Batak. Dalam hal ini kata suku harus dibedakan dengan istilah suku bangsa

atau kelompok etnik. Istilah kelompok etnik (ethnic group) juga kurang tepat

menggambarkan suatu suku bangsa.

Selain itu, kata "suku" juga dapat bermakna:

Suku (Hanacaraka) - "pasangan" dalam aksara Jawa

Page 2: keragaman-suku.docx

2. Masalah-Masalah Yang di Alami Suku Bangsa (Etnis)

Di Indonesia pernah dan sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan

pelecehan, perusakan, pembakaran, perkelahian, pemerkosaan dan pembunuhan.

Umumnya dulu sering terjadi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, salah satunya ialah

Peristiwa 13-15 Mei 1998, namun demikian juga sering terjadi pada etnis lainnya.

Tercatat beberapa konflik etnis yang memakan banyak korban antara lain menimpa etnis

Dayak, Madura, Buton, Bugis, Makassar, Betawi, beberapa suku di Papua, NTT,

Ambon/Maluku, suku Jawa yang tinggal di Aceh dan sebagainya. Rasialisme ini tidak

selalu muncul dalam bentrok fisik yang bersifat massal. Kebanyakan justru muncul dalam

situasi keseharian hidup masyarakat. Diskriminasi, misalnya penerimaan pekerja hanya

dari etnis tertentu, tidak boleh menggunakan jilbab ketika bekerja (Kasus rumah sakit

Mitra Keluarga di Bekasi, Jawa Barat), dan sebagainya. Disadari atau tidak praktek gejala

awal diskriminasi hadir dan terus ada di negara ini. Sebagai contoh sampai saat ini ada

aturan tidak tertulis mengenai pembagian lapak kerja di pasar-pasar pusat perdagangan di

Indonesia yang dibagi berdasarkan ras atau etnis tertentu, yakni lapak yang ditempati

pedagang dari sumatera utara, lapak yang mayoritas ditempati pedagang Minang, seperti

halnya di Blok M, Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, dan sebagainya. “Jasa keamanan”

pun masih menggunakan kelompok etnis, yang umumnya dari Betawi (misalnya Forum

Betawi Rempug), Ambon, Timor, dan Batak.

Konflik yang sering terjadi muncul karena adanya ketidakseimbangan hubungan yang

ada dalam masyarakat, baik dalam hubungan sosial, ekonomi, maupun dalam hubungan

kekuasaan. Konflik di atas tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat yang

terlibat konflik tetapi juga merugikan masyarakat secara keseluruhan. Kondisi itu dapat

menghambat pembangunan nasional yang sedang berlangsung. Hal itu juga mengganggu

hubungan kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan, perdamaian dan keamanan di dalam

suatu negara serta menghambat hubungan persahabatan antarbangsa.

Dalam sejarah kehidupan manusia, diskriminasi ras dan etnis telah mengakibatkan

keresahan, perpecahan serta kekerasan fisik, mental, dan sosial yang semua itu

merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Untuk mengatasi hal itu, lahirlah

Page 3: keragaman-suku.docx

Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, yang

disetujui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa melalui Resolusi Majelis Umum PBB 2106 A

(XX) tanggal 21 Desember 1965. Bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa

Bangsa telah meratifikasi konvensi tersebut dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun

1999 tentang Pengesahan International Convention on The Elimination of All Forms of

Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk

Diskriminasi Rasial, 1965). Selain meratifikasi, Indonesia juga mempunyai Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pancasila sebagai falsafah

dan pandangan hidup bangsa Indonesia dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar yang menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia yang tercermin dalam sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Asas ini

merupakan amanat konstitusional bahwa bangsa Indonesia bertekad untuk menghapuskan

segala bentuk diskriminasi ras dan etnis. Oleh sebab itulah, kehadiran Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, yang disahkan

di Jakarta, 10 November 2008 diharapkan sebagai salah satu ‘tools’ untuk upaya

rekonsialisasi kehidupan berbangsa dan bernegara serta menatap masa depan yang lebih

baik dan sejarah sebagai sebuah ‘nation’.

Page 4: keragaman-suku.docx

3. Contoh Dari Masalah-Masalah Itu

4 Maret 2010. terjadi pertikaian antar suku di Kwamki Lama. papua

bentrok antar warga di lokasi kejadian Desa Sidoreno Kecamatan Waypanji, Lampung

Selatan, Jumat, 02 November 2012, 23:23 WIB

Page 5: keragaman-suku.docx

12 September 1995. Kerusuhan meledak di Dili dan beberapa kota lain

setelah adanya laporan bahwa seorang lelaki di penjara Maliana telah

membuat pernyataan yang menyinggung umat Katolik

Page 6: keragaman-suku.docx

4. Kelompok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Suku Bangsa

Minahasa Sulawesi Utara

masyarakat betawi

Page 7: keragaman-suku.docx

5. Cara Mengatasi Masalah-Masalah Yang Timbul Dalam Suku Bangsa

Cara Mengatasi

Adapun strategi yang digunakan dalam penanggulangan disintegrasi bangsa antara lain :

a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa

persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap

kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN.

c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari

anasir luar dan kaki tangannya.

d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir

Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi

bangsa.

e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.

f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam

memerangi separatis.

g) Melarang, dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk

menggunakan kekuatan massa.

h) Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk

bersatu.

i) Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.

j) Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang

menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.

k) Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek

kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak,

semua wilayah.

l) Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang

arif dan bijaksana, serta efektif.

Page 8: keragaman-suku.docx

6. DAMPAK-DAMPAK KONFLIK

sejatinya dampak konflik yang terjadi diantara seseorang dengan orang lain ataupun dengan

suatu kelompok dengan kelompok lain memberikan dua dampak yakni bisa dampak positif

ataupun bisa dampak negatif .

Adapun dampak positifnya yaitu:

1. Mendorong untuk kembali mengkoreksi diri : Dengan adanya konflik yang terjadi, mungkin

akan membuat kesempatan bagi salah satu ataupun kedua belah pihak untuk saling

merenungi kembali, berpikir ulang tentang kenapa bisa terjadi perselisihan ataupun konflik

diantara mereka.

2. Meningkatkan Prestasi : Dengan adanya konflik, bisa saja membuat orang yang

termajinalkan oleh konflik menjadi merasa mempunyai kekuatan extra sendiri untuk

membuktikan bahwa ia mampu dan sukses dan tidak pantas untuk "dihina".

3. Mengembangkan alternatif yang baik : Bisa saja dengan adanya konflik yang terjadi diantara

orang per orang, membuat seseorang berpikir dia harus mulai mencari alternatif yang lebih

baik dengan misalnya bekerja sama dengan orang lain mungkin.

Dampak negatif dari konflik yakni :

1. Menghambat kerjasama : Sejatinya konflik langsung atau tidak langsung akan berdampak

buruk terhadap kerjasama yang sedang dijalin oleh kedua belah pihak ataupun kerjasama

yang akan direncanakan diadakan antara kedua belah pihak.

2. Apriori : Selalu berapriori terhadap "lawan". Terkadang kita tidak meneliti benar tidaknya

permasalahan, jika melihat sumber dari persoalan adalah dari lawan konflik kita.

3. Saling menjatuhkan : Ini salah satu akibat paling nyata dari konflik yang terjadi diantara

sesama orang di dalam suatu organisasi, akan selalu muncul tindakaan ataupun upaya untuk

saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-masing rendah dan

penuh dengan masalah.

Page 9: keragaman-suku.docx

7. Tujuan dari adanya kelompok

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai

oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk

mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota.

Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :

a) sepenuhnya bertentangan,

b) sebagian bertentangan,

c) netral,

d) searah dan

e) identik.

Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling

baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua

anggota kelompok.

Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:

- dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati

- Punya makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan dapat dicapai

- anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan

- adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok

- bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam

mencapainya

- adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok

- berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan

kelompok