keragaman metabolit sekunder kul 2

27
Rita Rakhmawati, M.si., Apt 14 September 2009

Upload: mayola-arda

Post on 27-Oct-2015

146 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Rita Rakhmawati, M.si., Apt

14 September 2009

Page 2: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Mutu atau kualitas metabolit sekunder sangat bervariasi tergantung pada tempat pertumbuhan, penanganan saat panen dan pasca panen yang benar.

Metabolit sekunder dari bahan alam juga merupakan hasil resultan berbagai faktor, baik itu inheren (genetik) maupun faktor eksternal (lingkungan) sehingga kandungan bahan aktifnya tidak dapat dijamin selalu tetap (ajeg).

Page 3: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Spesies tumbuhan sama namun ada perbedaan tempat tumbuh sehingga kandungan kimia akan berbeda disebut fenomena chemodem:

Faktor luar: -unsur hara-air-suhu-ketinggian-tumbuhan yg tumbuh disekitarnya (alelopati)Sinar matahariFaktor dalam-tumbuhan itu sendiri (ada hama, infeksi)

Page 4: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Teknik budidaya maupun pasca panen merupakan salah satu rantai proses untuk mencapai jaminan mutu dalam menghasilkan bahan yang memenuhi spesifikasi dan parameter bahan aktif yang jelas.

Bahan-bahan hasil panen masih belum terbebas sepenuhnya dari berbagai aktivitas biokimia. Namun dengan cara budidaya dan penanganan pasca panen yang tepat, variasi kandungan bahan aktif dalam simplisia diharapkan dapat diperkecil, diatur atau distandarkan.

Page 5: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Apa yg terjadi ketika tumbuhan

dipotong/ditebang??

Page 6: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

• Akan terjadi gangguan pada metabolismenya, sehingga bagian tumbuhan yg dipotong segera dikeringkan. Why??

Page 7: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Agar sampel tidak terjadi perubahan mutu dan mencapai kadar air yang dipersyaratkan.

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat.  Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama. Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhatikan. 

Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan.  Pada umumnya suhu pengeringan  adalah antara 40-600C dan hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air kurang dari 10%.

Page 8: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Pengeringan dapat dilakukan dengan :

1. Sinar matahari, secara tidak langsung namun ditutup dengan kain hitam.

2. Oven, suhu 40-60 derajat C

3. Dikeringanginkan

Page 9: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

komponen komponen kimia seperti enzim (Hidrolase, Oksidase, Polymerase, dll) yang tertinggal pada jaringan yang dipanen belum berhenti.

enzim bisa terdapat dalam jaringan, selain itu enzim juga masih mempunyai aktivitas diluar sel hidup. Oleh karenanya sering terlihat adanya kerusakan hasil panen yang merubah penampilan fisik menjadi berwarna coklat akibat aktivitas enzim oksidase. Enzim memiliki sifat tidak tahan terhadap pemanasan, dengan demikian tingginya kadar air pada hasil panen dapat menjadi wahana untuk aktivitas berikutnya, baik dalam merubah tampilan fisik (warna) maupun kandungan bahan kimianya. Kerusakan fisik karena kadar air yang kurang terkontrol juga berkaitan erat dengan timbulnya cemaran, khususnya mikroba.

Page 10: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Teknik budidaya maupun pasca panen merupakan salah satu rantai proses untuk mencapai jaminan mutu dalam menghasilkan bahan yang memenuhi spesifikasi dan parameter bahan aktif yang jelas.

Dengan cara budidaya dan penanganan pasca panen yang tepat, variasi kandungan bahan aktif dalam simplisia diharapkan dapat diperkecil, diatur atau distandarkan.

Page 11: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Budidaya Tanaman Tanaman obat ditanam bukan sekadar diambil

biomassanya, tetapi lebih dititikberatkan pada kandungan bahan aktifnya atau lazim juga dikenal dengan istilah metabolit sekunder.

Tindakan budidaya tanaman obat bertujuan untuk dapat memanipulasi, mengubah atau juga meningkatkan kandungan

bahan aktifnya.

Page 12: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Saat Panen

a. BijiPemanenan biji dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering.

Page 13: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

b. BuahBuah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara memetik.  Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Pemanenan yang terlambat akan menyebabkan penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif yang terdapat di dalamnya menjadi zat lain.

Page 14: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

c. Daun

Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas tanaman. tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1-1,5 tahun, jambu biji pada umur 6-7 bulan setelah tanam.  Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses panen. 

Page 15: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

d. Rimpang

Untuk jenis rimpang waktu pemanenan bervariasi tergantung peng-gunaan.  Tetapi  pada umumnya pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 8-10 bulan.  Seperti rimpang jahe, untuk  kebutuhan ekspor dalam bentuk segar jahe dipanen pada umur 8-9 bulan setelah tanam

Page 16: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

e. Bunga

Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah pertumbuhannya maksimal. Berbeda  dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar.  Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih kuncup  menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.

Page 17: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

f. HerbaPada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata lain pemanenan dilakukan seb. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibatkan produksi tanaman yang kita dapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah.  Sedangkan jika pemanenan terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu.  elum tanaman berbunga

Page 18: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Pasca Panen

Pentingnya penanganan pasca panen dengan benar adalah karena sebagai produk biologis, baik sebelum maupun setelah jadi simplisia, masih berada dalam kondisi yang riskan terhadap kerusakan. Kemungkinan terjadinya perubahan yang berpengaruh terhadap mutu atau kualitas simplisia masih besar karena belum terbebas sepenuhnya dari berbagai aktivitas biokimia.

Page 19: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Kegiatan pasca panen1. Pengangkutan hasil panen2. Sortasi

untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil.  Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran bahan organik asing tidak lebih dari 2%.

1. Pencucianbertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada bahan

Page 20: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

4. Penirisan5. Perajangan

Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif  yang terkandung dalam bahan.  Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran  dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur.

Page 21: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

6. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat.  Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama

Page 22: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Pada umumnya suhu pengeringan  adalah antara 40-600C dan hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air kurang dari 10%.

Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinar matahari ataupun secara modern dengan menggunakan alat pengering seperti oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh dryer.

Page 23: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Tetapi terdapat beberapa bahan yang rusak jika dikeringkan dibawah sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet, misal bahan yang mengandung minyak Atsiri, pro-Vit A, zat zat antioksidan.

Page 24: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

7. Pengemasan dan penyimpanan

Simplisia yang sudah bersih serta kering dan bahan baku yang bukan simplisia yang telah lulus dari pemeriksaan mutu bila tidak langsung digunakan hendaklah disimpan dalam wadah tertutup dan diberi label yang menunjukkan status simplisia dan bahan baku tersebut

Page 25: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi.

Page 26: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2

Pasca panen sebagai mata rantai proses untuk memperoleh jaminan mutu bagi simplisia, secara umum sangat dipengaruhi oleh :

(1) kandungan air bahan,

(2) pengaruh sinar ultra violet

(3) pengaruh suhu (pemanasan),

(4) pengaruh pH

Page 27: Keragaman Metabolit Sekunder Kul 2