keputusan politik diperlukan sebelum 2017 produksi minyak...

1

Upload: hoangnhan

Post on 12-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rabu, 27 Juli 2016 23E N E R G I

Lucky L. [email protected]

Ketentuan soal ekspor mine-ral akan kembali diatur dalam revisi UU No. 4/2009 tentang Per -tambangan Mineral dan Batubara yang ditargetkan selesai tahun ini.

Menteri Eenergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap agar UU Mineral dan Batubara (Minerba) yang ba ru akan memberi kepastian

ter kait dengan sikap yang harus diambil oleh pemerintah.

Jika revisi UU Minerba tersebut ti dak bisa selesai tahun ini, dia menegaskan, tetap harus ada ke -pu tusan politik untuk menyikapi batas waktu ekspor mineral olah -an tersebut.

“Mudah-mudahan revisi un -dang-undang selesai pada wak -tunya. Sebelum 2017 harus su -dah ada keputusan politik,” kata -nya usai rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM,

Se lasa (26/7).Sudirman tidak menjelaskan

lebih jauh keputusan politik se-perti apa yang bisa diambil. Dia me negaskan, perlu ada kepastian usaha bagi industri agar iklim in -vestasi tetap terjaga.

Melalui Peraturan Pemerintah No mor 1 Tahun 2014 dan Per -aturan Menteri ESDM Nomor 1 Ta hun 2014, pemerintah telah memberi kelonggaran bagi per-usahaan yang sudah melakukan pengolahan mineral dengan kadar minimal tertentu untuk bisa mengekspor komoditasnya hingga Januari 2017. Tujuannya memberi waktu kepada per -

usaha an mineral untuk memba-ngun smelter.

Hingga saat ini, perkembangan pembangunan smelter masih berjalan lambat. Hal tersebut mem buat kesiapan pengusaha pengekspor mineral olahan yang tengah membangun smelter terancam disetop mulai awal 2017.

Salah satunya adalah PT Free -port Indonesia (PTFI). Sebagai perusahaan pengekspor mineral olahan, dalam hal ini konsentrat tem baga, smelter perusahaan itu yang akan dibangun di Gresik, Jawa Timur dipastikan tidak bisa selesai pada Januari 2017.

UU MINERBAAnggota Komisi VII DPR Satya

Widya Yudha mengungkapkan, pihaknya sebagai pemegang ini-siatif revisi UU Minerba masih membahas naskah akademik.

Menurutnya, revisi tersebut bisa selesai tahun ini apabila nas -kah nya sudah diparipurnakan bulan depan. “Kalau sampai Agustus belum bisa diparipurna -kan, kecil kemungkinan untuk se lesai tahun ini,” ujarnya.

Terlepas dari itu, Satya meni-lai, pemerintah telah me langgar UU Minerba sejak mem bo lehkan konsentrat diekspor. Menurutnya, jika alasannya adalah pendapatan negara, pemerintah bisa saja me-ngeluarkan peraturan pengganti undang-undang (Perppu). “Perppu itu bisa mengan dung unsur emer-gency-nya.”

Senada dengan Satya, Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai, pemberian waktu ekspor konsentrat hingga 2017 sudah melanggar UU Mi -nerba. Dia melihat opsi yang bisa diambil apabila revisi UU Minerba molor adalah Perppu.

Ekspor mineral olahan yang belum dimurnikan akan disetop mulai awal 2017.

EKSPOR MINERAL

Keputusan Politik Diperlukan Sebelum 2017PRODUKSI MINYAK & GAS BUMI

4 Proyek Migas Bakal Molor

JAKARTA — Empat pro yek minyak dan gas bu mi yang seharusnya bisa mulai berproduk-si pa da tahun ini akan mun dur hingga 2017. Hal tersebut dikhawatirkan mempengaruhi target produksi atau lifting mi -gas tahun ini.

Deputi Pengendalian Ope rasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Ke -giatan Usaha Hulu Mi -nyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan me ngatakan, pengopera-sian empat proyek migas mundur dari target awal. Keempat proyek tersebut seharusnya mulai berpro -duksi pada tahun ini.

Keempat proyek terse-but adalah Wasambo (Energy Equity Epic Seng kang), Matindok (PT Pertamina EP), Da -yung Compression 2 (Co -nocoPhillips) dan Ka ren -dan (Ophir Energy).

Target produksi perta -ma atau onstream dari dua proyek di antaranya mun dur hingga kuartal I/2017.

Dia memaparkan, pro-yek Wasambo ditargetkan ber operasi pada kuartal III/2016, tetapi mundur aki bat fasilitas produksi yang belum siap. La pang -an Wasambo yang akan memasok gas ke South Sumatera Liquefied Na -tural Gas (SS LNG) ter -tun da.

SS LNG pun mendapat-kan pasokan gas dari Bon -tang sebagai pengganti Wasambo yang be lum dapat menghasilkan gas.

Wasambo diproyeksi akan menghasilkan gas 80 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Blok itu baru akan beroperasi pada kuartal I/2017. Dam pak dari mundurnya jad wal operasi mengakibat kan perlu penyesuaian harga gas.

Selain itu, ujar Mulia -wan, proyek Lapangan

Ma tindok pun mundur aki bat belum harmonis-nya konsorsium kontrak-tor yang mengerjakan konstruksi fasilitas pro -duksi. Di samping itu, masalah sulfur yang per-nah menjadi penghambat kini telah selesai. Ma -salah lain yang cukup ber kontribusi terhadap mundurnya proyek Na -tin dok yakni ketidakpas-tian pembeli gas.

“[Diperkirakan ons -tream] tahun depan. Kalau estimasi teman-te -man begitu banyak yang harus dikerjakan,” ujar -nya, Selasa (26/7).

SKK Migas tetap ber-harap ada proyek lain yang bisa mulai berpro -duksi pada akhir tahun ini seperti Dayung Com -pres sion 2 yang berada di Dayung dan Grissik.

TAMBAH KAPASITASProyek Dayung Com -

pres sion 2 akan mening -kat kan kapasitas fasilitas produksi dari 310 MMscfd menjadi 460 MMscfd. Pro yek tersebut terkenda-la oleh persoalan lahan.

Sementara itu, pro-yek Karendan yang diproyeksi menyumbang produksi gas 25 MMscfd dan mi nyak 500 barel per hari (bph) terken-dala akibat belum jalur distri busi listrik ke lokasi ter sebut belum terse-dia. Pasalnya, gas akan me masok Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai.

Dia berharap agar se -jumlah target produksi pro yek yang mundur ter -sebut tidak berpengaruh ter hadap capaian target pro duksi siap jual atau lifting.

Berdasarkan ren-cana kerja dan anggaran (work plan and budget/WP&B) 2016, target lift-ing mi nyak 817.900 bph dan gas 6.601,5 MMscfd. (Duwi Setiya Ariyanti)

JAKARTA — Kementerian ESDM menyatakan perlu ada keputusan politik yang diambil sebe-lum 2017 terkait dengan ekspor mineral olah-an guna menjaga iklim investasi di sektor per-

tambangan tetap kondusif.

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 27 Juli 2016