keputusan kepala badan pengawas obat dan makanan...
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02.1.09.20.429 TAHUN 2020
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2020-2024
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa pengaturan mengenai road map reformasi
birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.04.1.24.08.15.4097 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan
Tahun 2015-2019 sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kebutuhan hukum dan organisasi,
sehingga perlu diganti;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan ketentuan Pasal 1 ayat (2)
huruf b dan Pasal 3 Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2020-2024, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan
Tahun 2020-2024;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
2. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
-2-
3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1745);
4. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 784) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
29 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1274);
5. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
30 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Pusat Pengembangan
Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1275);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 441);
7. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.02.02.1.2.04.20.152 Tahun 2020 tentang
Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Badan Pengawas
Obat dan Makanan;
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2020-
2024.
Kesatu : Menetapkan dan memberlakukan Road Map Reformasi
Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2020-
2024 yang selanjutnya disebut Road Map RB sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua : Road Map RB sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu
merupakan pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi pada
level mikro di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2020-2024.
Ketiga : Road Map RB digunakan sebagai acuan bagi unit kerja di
lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk
menyusun rencana aksi reformasi birokrasi unit kerja.
Keempat : Road Map RB sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua
memuat:
a. pendahuluan;
b. evaluasi capaian dan pelaksanaan reformasi birokrasi;
c. analisis lingkungan strategis;
d. sasaran dan strategi pelaksanaan reformasi birokrasi;
e. manajemen pelaksanaan reformasi birokrasi; dan
f. penutup.
Kelima : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
04.1.24.08.15.4097 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan
Tahun 2015-2019, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 2020-2024
BAB I
PENDAHULUAN
Reformasi Birokrasi (RB) merupakan sebuah kebutuhan dan harus dilakukan
dalam rangka memastikan tata kelola pemerintahan dilakukan dengan baik,
efektif dan efisien. Tata kelola pemerintahan yang baik adalah prasyarat utama
untuk mendukung pembangunan Nasional Indonesia. Kualitas tata kelola
pemerintahan akan berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan melalui
pelaksanaan RB juga dilaksanakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) bidang
pengawasan Obat dan Makanan, BPOM berkomitmen untuk terus
melaksanakaan RB. Sejak tahun 2010, BPOM menunjukkan komitmen dalam
pelaksanaan RB, dan saat ini merupakan periode pembangunan jangka
menengah (5 tahunan) ketiga BPOM melaksanakan RB. Berbagai pencapaian
dalam pelaksanaan RB telah diraih oleh BPOM. Meskipun demikian, perubahan
lingkungan strategis, perubahan kebijakan nasional, harapan masyarakat, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meneguhkan BPOM
untuk terus berkomitmen dalam melakukan transformasi organisasi melalui RB.
RB BPOM dilaksanakan sesuai dengan Grand Design RB Nasional sebagaimana
telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010. Sesuai dengan
Grand Design, saat ini masuk dalam periode ketiga, yaitu tahun 2020-2024
dengan harapan RB akan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(world class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan
publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan RB periode ketiga ini, Kementerian PANRB telah
mengeluarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2020-2024, dengan sasaran RB pada periode ketiga ini
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02.1.09.20.429 TAHUN 2020
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN 2020-2024
- 2 -
adalah: 1) Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel; 2) Birokrasi yang kapabel; dan
3) Pelayanan Publik yang Prima. Untuk mendukung pelaksanaan RB BPOM yang
selaras dan sinergi dengan Grand Design dan Road Map RB, maka perlu disusun
dokumen perencanaan pelaksanaan RB BPOM 2020-2024. Selain itu, dokumen
perencanaan tersebut juga harus sinergis dan selaras dengan Rencana Strategis
BPOM Tahun 2020-2024 yang telah ditetapkan dalam Peraturan BPOM Nomor 9
Tahun 2020. Dokumen perencanaan RB BPOM juga harus dapat mengakomodasi
perkembangan dunia saat ini, mulai dari perubahan komposisi pegawai BPOM
dengan generasi milenial menjadi generasi terbanyak saat ini, perubahan akibat
revolusi industri 4.0, dan juga perubahan landscape dunia akibat masifnya
perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh terhadap perubahan sosial
budaya dan life style manusia.
Dengan dasar tersebut, maka disusun dokumen Road Map RB BPOM 2020-2024
yang lebih implementatif, dan tergambar jelas perubahan yang akan dilakukan
di BPOM. Road Map RB BPOM disusun dengan analisis dan sudut pandang yang
lebih holistik, melibatkan berbagai pihak dan unsur dalam internal BPOM
dengan harapan Road Map disusun lebih komprehensif, dan antisipasif sehingga
diperoleh potret kemajuan, tantangan, dan permasalahan dalam pelaksanaan RB
yang lebih utuh di BPOM. Melalui dokumen Road Map RB BPOM 2020-2024,
diharapkan dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan RB di BPOM periode
2020-2024 sehingga target perubahan yang telah ditetapkan dapat diwujudkan
di BPOM.
- 3 -
BAB II
EVALUASI CAPAIAN DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
A. EVALUASI KEBIJAKAN DAN HASIL REFORMASI BIROKRASI
Sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.04.1.24.08.15.4097
Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat
dan Makanan Tahun 2015-2019, ditetapkan bahwa tujuan dan sasaran
Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan RB BPOM 2015-2019 secara umum adalah meningkatkan kinerja
birokrasi BPOM menjadi lebih efektif dan efisien melalui pendekatan yang
sistematik untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik dan
menciptakan aparatur negara yang bersih, profesional dan bertanggung
jawab serta selalu menghasilkan berbagai inovasi dalam rangka
memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.
2. Sasaran
a. Sedangkan sasaran RB BPOM Tahun 2015-2019 dalam rangka
mencapai tujuan RB BPOM terdiri 3 (tiga) sasaran sebagai berikut:
b. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;
c. Birokrasi yang efektif dan efisien; dan
d. Birokrasi yang mempunyai pelayanan publik yang berkualitas.
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan RB BPOM 2015-2019, dapat disampaikan
capaian pelaksanaan RB BPOM 2015-2019 sebagai berikut:
Tabel 1
Capaian Nilai Indeks RB BPOM 2015-2019
- 4 -
Dibandingkan dengan target nilai Indeks RB BPOM, dapat disampaikan
evaluasi capaian sebagai berikut:
Tabel 2
Evaluasi Capaian Nilai Indeks RB BPOM 2015-2019
No Uraian Target Realisasi Persentase
Capaian
1 Indeks RB BPOM 2015 B 70,89 100 %
2 Indeks RB BPOM 2016 BB 73,19 100 %
3 Indeks RB BPOM 2017 80 76,36 95,4 %
4 Indeks RB BPOM 2018 78 77,65 99,55%
5 Indeks RB BPOM 2019 81 80,12 98,91%
Sumber : Laporan Kinerja BPOM 2015-2019
No Komponen Penilaian BobotNilai
2015 2016 2017 2018 2019
A Komponen Pengungkit
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,76 3,52 3,72 3,72 3,87
2 Peraturan Perundang-undangan 5,00 2,71 2,09 2,71 2,71 3,20
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 3,84 3,84 4,01 4,01 4,32
4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,60 3,84 3,92 3,93 4,12
5 Penataaan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,03 12,71 12,92 12,93 13,10
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 3,80 4,35 4,61 4,64 4,86
7 Penguatan Pengawasan 12,00 7,01 8,09 8,95 8,96 9,24
8 Penguatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 3,89 3,86 4,36 4,39 4,54
Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 40,64 42,30 45,20 45,29 47,25
No Komponen Penilaian BobotNilai
2015 2016 2017 2018 2019
B Komponen Hasil
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,0014,09 15,04
10,61 10,41 10,75
2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 3,41 4,54 4,60
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,008,83 8,55
6,11 6,21 6,07
4 Opini BPK 3,00 3,00 3,00 3,00
5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10,00 7,33 7,29 8,03 8,20 8,45
Total Komponen Hasil (B) 40,00 30,25 30,89 31,16 32,36 32,87
Indeks Reformasi Birokrasi (A+B) 100,00 70,89 73,19 76,36 77,65 80,12
- 5 -
Dalam pelaksanaan RB periode 2015-2019, pada tahun 2019 dilakukan
tinjau ulang terhadap Road Map RB BPOM 2015-2019. Hasil tinjau ulang
Road Map ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor
HK.04.01.1.22.05.19.1620 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Road Map
Reformasi Birokrasi BPOM Tahun 2019. Selain itu, pada periode pelaksanaan
RB BPOM 2015-2019, RB masih dirasakan hanya menjadi agenda dari BPOM
Pusat, atau belum sepenuhnya dianggap menjadi agenda wajib yang harus
dilaksanakan seluruh unit organisasi BPOM, baik di pusat maupun di
daerah.
Berdasarkan evaluasi tersebut, pada tahun 2019 dilakukan perubahan
kebijakan mendasar dalam pelaksanaan RB, yaitu melalui penetapan
Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.04.1.22.02.19.0761 Tahun 2019 tentang
Pedoman Pelaksanaan RB Dalam Rangka Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani pada Unit Kerja di Lingkungan BPOM yang mewajibkan semua Unit
Kerja melakukan Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.
Hasilnya pada tahun 2019, sebanyak 7 (tujuh) Unit Kerja BPOM
mendapatkan predikat WBK dari Kementerian PANRB, meningkat dari tahun
2017 yang hanya 4 (empat) Unit Kerja yang mendapatkan predikat WBK, dan
pada tahun 2018 tidak ada Unit Kerja BPOM yang mendapatkan predikat
WBK.
B. EVALUASI AREA PERUBAHAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
Evaluasi capaian dalam pelaksanaan RB BPOM 2015-2019 tidak hanya
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran RB, tetapi juga evaluasi terhadap
capaian masing-masing area perubahan yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan merupakan motor penggerak perubahan dalam
pelaksanaan RB di BPOM. Dalam pelaksanaan RB BPOM 2015-2019,
berbagai program dan kegiatan Manajemen Perubahan telah dilaksanakan
di BPOM, antara lain sebagai berikut:
a. Perubahan pola pikir dan peningkatan dukungan pegawai BPOM dalam
pelaksanaan RB, dibuktikan dengan peningkatan kenaikan indeks
- 6 -
survei persepsi pegawai dalam pelaksanaan RB awal tahun 2020 dengan
nilai 3,24, naik dari hasil survei periode sebelumnya sebesar 3,07.
b. Peningkatan peran Agen Perubahan Birokrasi BPOM dalam
pelaksanaan RB, utamanya dalam mendukung perubahan pola pikir
dan budaya kerja positif pegawai, yaitu melalui berbagai kegiatan dalam
Rencana Aksi Agen Perubahan Birokrasi BPOM.
c. Dukungan pimpinan puncak BPOM dalam pelaksanaan RB dan
pembangunan Zona Integritas BPOM, dengan penetapan Keputusan
Kepala BPOM Nomor HK.04.1.22.02.19.0761 Tahun 2019 tentang
Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam rangka Pembangunan
Zona Integritas menuju WBK/WBBM pada Unit Kerja di Lingkungan
BPOM, yang telah diperbarui dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor
HK.02.02.1.7.03.20.129 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembangunan
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada Unit Kerja di Lingkungan
BPOM.
d. Dalam periode 2015-2019, sebanyak 11 Unit Kerja di BPOM
mendapatkan predikat sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
pada tahun 2019, Kepala BPOM mendapatkan penghargaan sebagai
Pemimpin Perubahan dari Kementerian PANRB atas keberhasilan
melakukan perubahan di BPOM.
Nilai RB bidang Manajemen Perubahan 2015-2019 mengalami kenaikan
dengan peroleh nilai pada tahun 2019 yaitu 3,87 dengan persentase
capaian 77,40% dari bobot 5.
Gambar 1
Nilai RB BPOM Bidang Manajemen Perubahan Tahun 2015-2019
3.763.52
3.72 3.72 3.87
0
1
2
3
4
5
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 7 -
2. Penataan Peraturan Perundangan/Deregulasi Kebijakan
Capaian program RB BPOM bidang penataan peraturan perundang-
undangan tahun 2015-2019 antara lain meliputi:
1. Melaksanakan pengkajian dan penyusunan rancangan
teknis/manajemen pengawasan Obat dan Makanan dengan
mengundang tim ahli (dalam melakukan pembahasan) antara lain
pembahasan penyusunan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan, RUU Pengawasan Obat dan Makanan, RUU Cipta Kerja, RPP
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alkes, RPP tentang Keamanan
Pangan, dan RPP tentang Label Pangan.
2. Melakukan konsultasi publik dalam proses penyusunan peraturan
perundang-undangan di bidang obat dan makanan untuk
meningkatkan kualitas regulasi yang melindungi dan berpihak pada
publik serta mendorong iklim kondusif bagi publik. Konsultasi publik
dilakukan secara tatap muka atau penyampaian masukan secara
tertulis.
3. Pengunggahan rancangan/peraturan di bidang obat dan makanan
disampaikan secara langsung kepada pemangku kepentingan dan
dipublikasikan melalui website JDIH BPOM.
4. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang obat dan makanan setiap tahun.
5. Melakukan penyusunan dan/atau revisi peraturan perundang-
undangan yang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis
dengan peraturan perundang-undangan lain, termasuk deregulasi
untuk memangkas peraturan perundang-undangan yang dipandang
menghambat pelayanan publik/perizinan.
6. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan baik internal
maupun eksternal atau stakeholder.
7. Penetapan program prioritas penyusunan peraturan perundang-
undangan di bidang pengawasan obat dan makanan di lingkungan
BPOM setiap awal tahun berjalan yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Badan POM.
8. Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan
Rancangan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Badan
- 8 -
Pengawas Obat dan Makanan dan SOP Nomor POM-
01.02/CFM.01/SOP.01 tentang penyusunan peraturan perundang-
undangan.
9. Pelaksanaan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang
melibatkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan/atau
Kementerian/Lembaga terkait lainnya dalam setiap tahap
pembentukan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan sejak
tahun 2017.
10. Pengembangan dan pemutakhiran data dalam Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum (JDIH) BPOM.
11. Pada tahun 2019 telah dilakukan penilaian Indeks Kualitas Kebijakan
untuk pengukuran terhadap efektifitas, efisiensi, dampak, dan
kesesuaian nilai terhadap Peraturan BPOM yang telah diundangkan
dengan nilai 64,96.
Nilai RB bidang Penataan Peraturan Perundang-undangan 2015-2019
mengalami kenaikan dengan peroleh nilai pada tahun 2019 yaitu 3,02
dengan persentase capaian 60,40% dari bobot 5.
Gambar 2
Nilai RB BPOM Bidang Peraturan Perundang-undangan Tahun 2015-2019
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
Capaian program RB BPOM bidang penataan dan penguatan organisasi
tahun 2015-2019 di antaranya meliputi:
a. pembentukan unit organisasi eselon I Deputi Bidang Penindakan dan
pengembangan Inspektorat (setingkat eselon 2) menjadi Inspektorat
2.71
2.09
2.71 2.71
3.20
0
1
2
3
4
5
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 9 -
Utama (eselon I) melalui Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017
tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan.
b. Penataan dan penguatan organisasi BPOM Pusat yang memuat tugas,
fungsi susunan organisasi Eselon I, II, III dan IV di lingkungan BPOM
melalui Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai penjabaran
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017.
c. BPOM melakukan evaluasi kelembagaan sesuai Peraturan Menteri
PANRB Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan
Instansi Pemerintah. Evaluasi dilakukan terhadap dimensi struktur
organisasi (subdimensi kompleksitas, formalisasi, sentralisasi) dan
dimensi proses organisasi (keselarasan, tata kelola dan kepatuhan,
perbaikan dan peningkatan proses, manajemen risiko, teknologi
informasi). Berdasarkan hasil analisis atas hasil penilaian terhadap
tingkatan tertinggi organisasi BPOM dan satu tingkatan di bawah
tingkatan tertinggi organisasi, diperoleh skor rata-rata 83,37 atau dapat
disimpulkan bahwa hasil evaluasi kelembagaan BPOM termasuk dalam
peringkat komposit 5 (P-5). Hal ini mencerminkan bahwa dari sisi
struktur dan proses, organisasi BPOM dinilai tergolong sangat efektif.
d. Penataan dan penguatan organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
melalui peningkatan klasifikasi 2 (dua) Balai POM (eselon 3) menjadi
Balai Besar POM (eselon 2) serta pembentukan 40 (empat puluh) Loka
POM (eselon IV) yang berkedudukan di kabupaten/kota melalui
Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPOM sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan BPOM Nomor 29 Tahun 2019.
e. Penataan dan penguatan organisasi Pusat Pengembangan Pengujian
Obat dan Makanan Nasional dilakukan dengan pembentukan 3 (tiga)
UPT terdiri atas Balai Pengujian Produk Biologi, Balai Kalibrasi, dan
Balai Pengujian Khusus Obat dan Makanan melalui Peraturan BPOM
Nomor 30 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Pusat Pengembangan Pengujian Obat
dan Makanan Nasional BPOM.
Nilai RB bidang penataan dan penguatan organisasi 2015-2019 mengalami
peningkatan yang relatif tidak signifikan setiap tahunnya. Nilai pada tahun
2019 adalah 4,32 dengan persentase capaian 72% dari bobot 6. Berkenaan
- 10 -
dengan hal tersebut, masih terdapat area for improvement untuk
pencapaian yang lebih optimal.
Gambar 3
Nilai RB BPOM Bidang Penataan dan Penguatan Organisasi Tahun 2015-2019
4. Penataan Tatalaksana
Dalam periode pelaksanaan RB BPOM 2015-2019, BPOM berkomitmen
untuk terus melakukan peningkatan kualitas tata laksana organisasi,
dengan capaian sebagai berikut:
a. Penataan proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP) secara
konsisten, dibuktikan dengan perolehan sertifikat ISO 9001:2015 untuk
Manajemen Puncak, 28 (dua puluh delapan) Unit Kerja Pusat, 33 (tiga
puluh tiga) Balai Besar/Balai POM dan 2 (dua) Loka POM
Kabupaten/Kota.
b. Pelaksanan e-government di BPOM, dibuktikan dengan meningkatnya
nilai Indeks SPBE BPOM pada tahun 2019 menjadi 3,68 dari nilai indeks
tahun 2018 sebesar 2.44.
c. Penataan keterbukaan informasi publik memperoleh capaian Anugerah
Keterbukaan Informasi Badan Publik sebagai Badan Publik “Menuju
Informatif” di tahun 2018 (nilai 80,33) dan 2019 (nilai 84,99) dari Komisi
Informasi Pusat.
d. Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), antara lain
dilakukan melalui implementasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
(SIKD) untuk pengawasan kearsipannya, dan perolehan indeks
pengawasan kearsipan BPOM tahun 2019 menjadi 95,18, dimana 18
unit kerja mengalami kenaikan dari nilai tahun 2017 sebesar 75,51.
3.84 3.844.01 4.01
4.32
0
1
2
3
4
5
6
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 11 -
Nilai RB bidang penataan tata laksana 2015-2019 mengalami kenaikan
setiap tahunnya dengan peroleh nilai pada tahun 2019 yaitu 4,12 dengan
persentase capaian 82,4% dari bobot 5.
Gambar 4
Nilai RB BPOM Bidang Penataan Tata Laksana Tahun 2015-2019
5. Sistem Manajemen SDM
Manajemen SDM BPOM terus berkembang, seiring dengan ditetapkannya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan
peraturan turunannya. Dalam periode 2015-2019, beberapa capaian dalam
Manajemen SDM BPOM dapat disampaikan sebagai berikut:
a. Penyusunan metode beserta sistem seleksi CPNS dan/atau PPPK secara
terbuka, transparan dan bebas KKN.
b. Pemenuhan pegawai melalui redistribusi, rotasi, seleksi terbuka dan
perpanjangan masa pensiun melalui alih jabatan.
c. Pengembangan kurikulum, modul, dan media pembelajaran
pengembangan kompetensi BPOM.
d. Seleksi terbuka dalam pengisian JPT di BPOM, dan diumumkan ke
seluruh Kementerian/Lembaga melalui surat dan media sosial untuk
proses seleksi terbuka bagi JPT tertentu.
e. Implementasi sistem informasi kepegawaian BPOM (SIASN) yang
berbasis online dan terintegrasi dengan sistem penilaian kinerja,
penegakan disiplin, pembinaan kepegawaian, penilaian dan
pengembangan kompetensi, serta informasi layanan kepegawaian
lainnya.
f. Pengisian jabatan administrasi menggunakan data talent pool dan
rekam jejak.
g. Penilaian dan/atau sertifikasi kompetensi SDM BPOM.
3.63.84 3.92 3.93
4.12
0
1
2
3
4
5
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 12 -
h. Diterapkan e-performance yang terintegrasi dengan sistem kepegawaian
berbasis online.
Nilai RB bidang Manajemen SDM Aparatur 2015-2019 mengalami
kenaikan setiap tahunnya dengan peroleh nilai pada tahun 2019 yaitu
13,10 dengan persentase capaian 87,33% dari bobot 15.
Gambar 5
Nilai RB BPOM Bidang Manajemen SDM Aparatur Tahun 2015-2019
6. Penguatan Akuntabilitas
Akuntabilitas kinerja merupakan garda depan menuju good
governance berkaitan dengan bagaimana Instansi Pemerintah mampu
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara untuk sebaik-
baiknya kinerja organisasi utamanya dalam memberikan pelayanan publik.
Penguatan Akuntabilitas dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Dalam periode 2015-2019, beberapa
capaian di bidang Akuntabilitas Reformasi BPOM adalah sebagai berikut:
a. Kinerja Anggaran BPOM Tahun 2019 memperoleh nilai sebesar 97.71
menduduki peringkat 3 (tiga) besar terbaik dari Kementerian/Lembaga
dengan pagu anggaran kecil. Atas kinerja anggaran tersebut BPOM
memperoleh insentif dari Kementerian Keuangan sebesar 30 Miliar
rupiah.
b. Pengembangan sistem perencanaan berbasis elektronik (e-planning)
BPOM.
c. Pengembangan aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Penganggaran
(SIPP).
d. Integrasi sistem manajemen kinerja (e-performance) dengan sistem
kepegawaian (e-SKP).
12.0312.71 12.92 12.93 13.10
0
3
6
9
12
15
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 13 -
e. Revisi Juknis Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Laporan Kinerja
(Keputusan Kepala BPOM R.I Nomor HK.04.1.21.04.15.2163 Tahun
2015) menjadi Pedoman Penyelenggaraan SAKIP di Lingkungan BPOM
(Keputusan Kepala BPOM R.I Nomor HK.02.02.1.02.20.66 Tahun 2020).
f. Revisi Pedoman Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan
Program dan Kegiatan di BPOM. Seiring dengan perubahan lingkungan
strategis dan kebijakan suprasistem, Keputusan Sekretaris Utama
Badan POM Nomor HK.04.2.21.08.16.3115 tentang Pedoman
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran dan
Kegiatan BPOM direvisi menjadi Keputusan Kepala BPOM Nomor
HK.02.02.1.2.04.20.132 Tahun 2020 tentang Pedoman Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan di BPOM.
Nilai RB bidang penguatan akuntabilitas 2015-2019 mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Nilai pada tahun 2019 adalah 4,86 dengan
persentase capaian 81% dari bobot 6.
Gambar 6
Nilai RB BPOM Bidang Penguatan Akuntabilitas Tahun 2015-2019
7. Pengawasan
Program Penguatan Pengawasan pada RB bertujuan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-
masing instansi pemerintah. Nilai RB BPOM program penguatan
pengawasan merupakan nilai pencapaian RB BPOM komponen pengungkit
Program Penguatan Pengawasan. Pencapaian indikator ini pada tahun
2019 yaitu 9,24 atau 92,40% dari target 10, dengan kriteria pencapaian
3.80
4.354.61 4.64
4.86
0
1
2
3
4
5
6
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 14 -
“Baik”. Pencapaian Nilai RB BPOM Program Penguatan Sistem Pengawasan
tahun 2015 s.d 2019 sebagaimana pada Gambar 7 di bawah ini.
Gambar 7
Nilai Reformasi Birokrasi BPOM Program Penguatan Sistem Pengawasan
Berikut disampaikan tabel pelaksanaan RB Program Penguatan Sistem
Pengawasan pada aspek regulasi yang telah ditetapkan dan prestasi terbaik
yang telah ditampilkan pada periode perencanaan strategis Tahun 2015
sampai dengan Tahun 2019.
Tabel 3
Capaian Program Penguatan Sistem Pengawasan
NO PENGUATAN
PENGAWASAN PROGRAM
1. Penanganan
gratifikasi
1. Peraturan Kepala BPOM Nomor 20 Tahun 2017 tentang
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan BPOM
2. Aplikasi pelaporan gratifikasi berbasis web
2. Penerapan SPIP 1. Keputusan Kepala BPOM
No.HK.04.01.1.23.08.17.3896 Tahun 2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Manajemen
Risiko di Lingkungan BPOM
2. Integrasi SPIP, Manajemen Risiko dengan ISO
9001:2015
3. Pembangunan 3 (tiga) lini pertahanan
4. Telah memperoleh Level Maturitas SPIP level 3 penuh
5. Pengawasan Intern Berbasis Risiko (PIBR)
6. Aplikasi Simolekdesi modul Manajemen Risiko
7.01
8.098.95 8.96 9.24
0
2
4
6
8
10
12
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 15 -
3. Pengelolaan
pengaduan
1. Seluruh pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
2. Aplikasi pelaporan pengaduan berbasis web
4. Penanganan
Whistleblowing
System
1. Peraturan Kepala BPOM Nomor
HK.03.1.23.12.11.10050 Tahun 2011 Tentang Tata
Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan BPOM.
2. Aplikasi pelaporan Whistleblowing berbasis web
5. Penanganan
benturan
kepentingan
1. Keputusan Kepala BPOM Nomor 13 Tahun 2017
tentang Penanganan Benturan Kepentingan
2. Seluruh ASN BPOM tidak lagi merangkap bekerja pada
sarana obat dan makanan yang menjadi obyek
pengawasan BPOM
6. Pembangunan zona
integritas
1. Keputusan Kepala BPOM tentang Pembentukan Tim
Penilai Internal Pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani di Lingkungan BPOM Tahun 2020
2. 11 (sebelas) Unit Kerja Badan POM telah memperoleh
predikat Wilayah Bebas dari Korupsi
7. APIP 1. Resrukturisasi Inspektorat Utama menjadi unit
setingkat eselon I
2. Telah memperoleh Kapabilitas APIP pada level 3 penuh
3. Pembangunan sistem Saluran Online Layanan
Konsultasi (Solusi)
4. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pengawasan
Intern BPOM
8. Pelayanan Publik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik mengamanatkan agar semua penyelenggara pelayanan
publik dapat menyediakan pelayanan yang berkualitas bagi pengguna
layanan atau yang disebut dengan pelayanan prima. Pelayanan prima
memberikan jaminan atas terpenuhinya kepuasan dan kebutuhan
masyarakat sebagai pengguna layanan. Salah satu bukti terjadinya
peningkatan kualitas pelayanan publik ditandai dengan semakin baiknya
persepsi masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan publik. Selain itu,
bukti terjadi peningkatan kualitas pelayanan publik tidak terlepas dari
pengukuran indeks pelayanan publik sebagai alat evaluasi penyeleggaraan
- 16 -
pelayanan publik yang dilakukan, dimana ada 6 (enam) aspek yang
digunakan dalam pengukuran indeks yaitu pemenuhan Kebijakan
Pelayanan (standar pelayanan, maklumat pelayanan dan survei kepuasan
masyarakat), peningkatan Profesionalisme SDM, peningkatan kualitas
Sarana dan Prasarana, pemanfaatan Sistem Informasi Pelayanan Publik
(SIPP), pengelolaan konsultasi dan pengaduan (termasuk penerapan
LAPOR!), serta penyelenggaraan inovasi dalam pelayanan publik.
Nilai RB bidang pelayanan publik 2015-2019 mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Nilai pada tahun 2019 adalah 4,54 dengan persentase
capaian 75,67% dari bobot 6.
Gambar 8
Nilai RB BPOM Program Pelayanan Publik
Dalam periode pelaksanaan RB 2015-2019 terhadap 2 indeks pengukuran
dan evaluasinya sebagai berikut;
1. Indeks Pelayanan Publik (IPP)
a. Tahun 2018 dan 2019, BPOM diwakili Direktorat Registrasi Pangan
Olahan meraih Unit Pelayanan Publik terbaik dengan kategori
Pelayanan Prima dari Kementerian PANRB.
b. BPOM melaksanakan penilaian kinerja internal unit penyelenggara
pelayanan publik pada tahun 2019 mengacu Peraturan Menteri
PANRB Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Penilaian dilakukan terhadap
aspek Kebijakan Pelayanan, Profesionalisme SDM, Sarana
Prasarana, Sistem Informasi Pelayanan Publik, Konsultasi dan
Pengaduan serta Inovasi. Berdasarkan penilaian kinerja UPP di
3.89 3.864.36 4.39 4.54
0
1
2
3
4
5
6
2015 2016 2017 2018 2019
NILAI
TAHUN
- 17 -
lingkungan BPOM tahun 2019 terhadap seluruh 32 jenis layanan
publik yang diselenggarakan oleh 13 unit kerja pusat dan 33 UPT
Balai Besar/Balai POM, diperoleh rata-rata Indeks Pelayanan Publik
(IPP) di lingkungan BPOM sebesar 3,33 dari nilai maksimal 5,00 atau
termasuk kategori B- (“Baik dengan catatan”).
2. IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat)
Gambar 9
Nilai IKM 2016-2019
Adapun terhadap evaluasi terhadap 6 aspek, sebagai berikut:
1. Pemenuhan Kebijakan Pelayanan (standar pelayanan, maklumat
pelayaan dan survey kepuasan masyarakat)
2. Peningkatan Profesionalisme SDM
3. peningkatan kualitas Sarana dan Prasarana
4. pemanfaatan Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP)
5. pengelolaan konsultasi dan pengaduan (termasuk penerapan LAPOR!)
6. penyelenggaraan inovasi dalam pelayanan publik
Selain capaian tersebut, pada tahun 2015-2019 BPOM berhasil meraih
penghargaan terkait dengan pelayanan publik:
a. Penghargaan sebagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik terbaik
kategori Pemerintah Pusat dari Kementerian PANRB (BBPOM
Samarinda, BBPOM Yogyakarta, BBPOM Surabaya, BBPOM Palembang,
Balai POM Bengkulu, dan Balai POM Serang).
- 18 -
b. Penghargaan kepada Kementerian dan Lembaga yang berperan aktif
melaksanakan penegakan hukum serta bersinergi dengan penyidik
Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
c. BPOM meraih Piala Anggakara Birawa sebagai TOP 10 Instansi
Pemerintah Penyelenggara Pengaduan Pelayanan Publik tahun 2018 dari
Kementerian PANRB
d. BPOM meraih TOP 30 Instansi Pemerintah Pengelola Pengaduan
Pelayanan Publik Tahun 2019 dari Kementerian PANRB
e. BPOM meraih Piala Anggakara Birawa sebagai TOP 10 Instansi
Pemerintah Penyelenggara Pengaduan Pelayanan Publik sebagai
Pengelola Sistem Pengaduan Pelayanan Publik terbaik tahun 2019 dari
Kementerian PANRB.
f. Agent Contact Center HaloBPOM 1500533 meriah Bronze Medal The Best
Agent Lembaga Publik pada kompetisi The Best Contact Center Indonesia
tahun 2019.
g. Penghargaan sebagai 10 Layanan Publik Paling Progresif dalam
Kompetisi Open Government Indonesia (OGI) Tahun 2012 dari Unit Kerja
Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan UKP PPP
C. EVALUASI QUICK WINS
Dalam periode pelaksanaan RB BPOM 2015-2019, berbagai quick wins telah
ditetapkan dan dilaksanakan oleh BPOM. Penetapan dan pelaksanaan quick
wins dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 13 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins. Adapun evaluasi
pelaksanaan quick wins BPOM 2015-2019 dapat disampaikan sebagai
berikut:
Tabel 4
Evaluasi Quick Wins BPOM 2015-2019
Tahun Dasar Hukum Quick Wins Evaluasi
2015 Keputusan Kepala BPOM
Nomor
HK.04.1.24.08.15.4097
Tahun 2015 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi
BPOM Tahun 2015-2019
1. Onsite denah sarana
produksi bagi UMKM
Obat Tradisional dan
Kosmetik
2. Biaya pendaftaran
pangan untuk Industri
Telah
dilaksanakan
- 19 -
Tahun Dasar Hukum Quick Wins Evaluasi
sekala mikro senilai 50%
dari PNBP Normal
3. Launching e-reg obat
bart
4. Launching e-registrasi
ulang produk obat baru
5. Notifikasi pendaftaran
pangan very low risk
6. Percepatan penyelesaian
Certificate of
Pharmaceutical Product,
dari 20 HK menjadi 5 HK
7. Surat Keterangan Impor
prioritas bagi
importir/distributor
Obat Tradisional,
Kosmetik, dan Suplemen
Kesehatan
2016 Keputusan Sekretaris
Utama BPOM Nomor
HK.04.2.24.02.16.1837
Tahun 2016 tentang
Penetapan Quick Wins
BPOM Tahun 2016
Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Ekspor Obat dan
Makanan
Telah
dilaksanakan
2017 Keputusan Kepala BPOM
Nomor
HK.04.01.1.24.01.17.002
4 Tahun 2017 tentang
Penetapan Quick Wins
BPOM
1. Halo BPOM Mobile
2. Layanan konsultasi bagi
pelaku usaha /
eksportir Obat dan
Makanan berbasis Web
(Export Consultation
Desk)
Telah
dilaksanakan
2018 Keputusan Kepala BPOM
Nomor
HK.04.01.1.82.18.0922
Tahun 2018 tentang
1. Digital Signature e-
registration Pangan
1. Digital
signature telah
diterapkan
untuk 31.008
- 20 -
Tahun Dasar Hukum Quick Wins Evaluasi
Penetapan Quick Wins
BPOM Tahun 2018
2. e-SKE (Surat
Keterangan Ekspor)
Pangan
3. Respon Cepat terkait
Isu Obat dan Makanan
Nomor Izin
Edar
2. Implementasi di
12 BB/Balai
POM
3. Respon cepat
dengan aplikasi
web
2019 Keputusan Kepala BPOM
Nomor
HK.04.01.1.22.03.19.842
Tahun 2019 tentang
Penetapan Quick Wins
BPOM Tahun 2019
1. Digital signature
sertifikat Cara
Distribusi Obat yang
Baik (CDOB)
2. Notifikasi bidang
registrasi Obat
Tradisional dan
Suplemen Kesehatan
dengan aplikasi ASROT
3. Pembuatan sistem
pengelompokan bidang
registrasi obat
tradisional, suplemen
kesehatan, dan
kosmetik
4. Pengadaan fitur live-
chat bidang pangan
pada aplikasi e-BPOM
5. Sosialisasi, bimbingan
teknis, dan coaching
online registrasi pangan
olahan melalui web
seminar
1. Telah
diterapkan
2. Telah
diterapkan dan
diinformasikan
kepada
stakeholders
melalui Surat
Edaran
Implementasi
Notifikasi
3. Telah
diterapkan dan
diinformasikan
kepada
stakeholders
melalui Surat
Edaran
Implementasi
Notifikasi
4. Telah
diterapkan dan
sosialisasi
kepada
stakeholders
5. Telah
diterapkan
- 21 -
Tahun Dasar Hukum Quick Wins Evaluasi
6. Pembuatan aplikasi
otomatis proses kerja
(proses bisnis) alur
sampel yang dapat
diakses oleh pelanggan
secara elektronik
6. Telah
diterapkan
D. TANTANGAN DAN HAMBATAN
Dalam pelaksanaan RB BPOM periode 2015-2019, berbagai tantangan dan
hambatan dihadapi oleh BPOM, mulai dari internal organisasi, sampai
dengan tantangan dan hambatan yang berasal dari eksternal organisasi
BPOM. Dari internal organisasi, beberapa tantangan dan hambatan yang
dihadapi dalam pelaksanaan RB BPOM adalah:
1. Pelaksanaan RB masih dianggap sebagai tugas tambahan oleh sebagian
unit kerja dan pegawai di BPOM, sehingga pelaksanaannya belum massif,
utamanya di level Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis BPOM. Tantangan
tersebut dihadapi dengan kebijakan bahwa semua Unit Kerja dan pegawai
wajib melaksanakan RB, dan pada tahun 2019 Kepala BPOM menetapkan
Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.04.1.22.02.19.0761 Tahun 2019
tentang Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam rangka
Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM pada Unit Kerja
di Lingkungan BPOM. Selain itu, diusulkan dalam periode 2020-2024,
Indeks Reformasi Birokrasi/Pembangunan Zona Integritas menjadi salah
satu Indikator Utama Unit Kerja di level Learn and Grow sehingga RB
menjadi tugas utama setiap Unit Kerja BPOM.
2. Berdasarkan evaluasi dari Asesor Kementerian PANRB, RB BPOM dinilai
hanya dipahami di level pusat, khususnya Tim RB BPOM, dan belum
dipahami serta dilaksanakan oleh seluruh pegawai sampai Unit terkecil
organisasi. Atas temuan tersebut, BPOM berkomitmen untuk
mengoptimalkan peran Agen Perubahan Birokrasi BPOM untuk
melakukan sosialisasi dan internalisasi RB kepada seluruh pegawai
BPOM. Survei terhadap indeks persepsi pegawai dalam pelaksanaan RB
dilakukan sebagai tools untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman
dan dukungan pegawai BPOM dalam pelaksanaan RB.
- 22 -
3. Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya peningkatan kualitas
implementasi RB serta dampaknya bagi organisasi, belum dimiliki oleh
seluruh pegawai, sehingga program RB belum berjalan dan
terimplementasi secara optimal.
Sedangkan dari eksternal organisasi, berbagai tantangan dan hambatan
dalam pelaksanaan RB BPOM tahun 2015-2019 dapat disampaikan sebagai
berikut:
1. Perubahan regulasi dan kebijakan RB Nasional yang harus
diimplementasikan di BPOM.
2. Birokrasi yang tertutup, dan kurang lincah (agile) dalam mengikuti
perubahan lingkungan strategis, serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga tidak ada interaksi antara birokrasi dengan
masyarakat sebagai penerima layanan publik.
3. Budaya dan pola pikir yang masih egosektoral, termasuk dalam
pengelolaan pemerintahan sehingga program RB seolah-olah terkotak-
kotak tidak mejadi satu kesatuan yang utuh.
4. Program RB belum sepenuhnya direncanakan secara sistematis dan
terukur pada program dan kegiatan yang disusun dalam dokumen
perencanaan, utamanya rencana strategis.
- 23 -
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
A. LINGKUNGAN EKSTERNAL
1. Penyederhanaan Birokrasi
Penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi menjadi salah satu
area perubahan dari RB yang harus dilaksanakan, yaitu penataan dan
penguatan organisasi. Penataan dan penguatan organisasi dilakukan
untuk mendapatkan profil kelembagaan pemerintah yang tepat fungsi,
tepat proses, dan tepat ukuran. Organisasi pemerintah saat ini dihadapkan
pada tantangan yang tidak mudah dalam pencapaian birokrasi kelas
dunia.
Penyederhanaan birokrasi merupakan tindak lanjut terhadap salah satu
prioritas kerja periode tahun 2019-2024 yang disampaikan dalam pidato
Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo dalam berbagai
kesempatan. Penyederhanaan birokrasi tersebut dilakukan dengan
menyederhanakan struktur birokrasi menjadi hanya 2 (dua) level dan
mengganti/mengalihkan jabatan administrasi yang terdiri atas jabatan
administrator (jabatan struktural eselon III) dan jabatan pengawas (eselon
IV) dengan jabatan fungsional yang berbasis pada keahlian/keterampilan
dan kompetensi tertentu.
Penyetaraan jabatan administrasi ke dalam jabatan fungsional disesuaikan
dengan bidang dan tugas jabatan fungsionalnya. Dengan adanya
penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi, maka diharapkan
disposisi/komunikasi lebih fleksibel dan langsung ke pejabat fungsional.
2. Perubahan Target dan Evaluasi RB Nasional
Kementerian PANRB telah menetapkan Peraturan Menteri PANRB Nomor
26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan RB yang
mengubah mekanisme dan tools evaluasi terhadap pelaksanaan RB di
Kementerian/Lembaga. Perubahan tersebut antara lain dilakukan dengan
mengembangkan evaluasi pada komponen pengungkit dengan membagi
menjadi 3 (tiga) aspek evaluasi, yaitu Aspek Pemenuhan, Aspek Hasil
Antara Area Perubahan, dan Aspek Reform. Sedangkan untuk komponen
hasil dijabarkan menjadi 4 (empat) aspek penilaian, yaitu: a) Akuntabilitas
- 24 -
Kinerja dan Keuangan; b) Kualitas Pelayanan Publik; c) Pemerintah Yang
Bersih dan Bebas KKN; dan d) Kinerja Organisasi. Perubahan tersebut
harus menjadi perhatian BPOM dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi
tahun 2020-2024, utamanya dalam menyiapkan strategi dan manajemen
RB BPOM.
3. Perkembangan Teknologi dan Perubahan Gaya Hidup Masyarakat
Kemajuan teknologi juga telah mengubah wajah perekonomian dunia,
khususnya di sektor industri dan perdagangan, tidak terkecuali industri
Obat dan Makanan. Salah satu fase penting dalam perkembangan
teknologi adalah munculnya revolusi industri gelombang ke-4, atau yang
dikenal Industrial Revolution 4.0. Karakteristik revolusi industri 4.0
ditandai dengan berbagai teknologi terapan (applied technology), seperti
advanced robotics, artificial intelligence, internet of things, virtual and
augmented reality, additive manufacturing, serta distributed manufacturing
yang secara keseluruhan mampu mengubah pola produksi dan model
bisnis di berbagai sektor industri.
Perkembangan teknologi tersebut telah memfasilitasi teknologi produksi
sehingga jenis dan volume obat, makanan dan kosmetik semakin beragam.
Dengan perkembangan teknologi ini berdampak pada trend produk dunia
kedepan, diantaranya: 1) meningkatnya produk bioteknologi (monoclonal
anti bodi) atau protein terapetik/biosimilar (eritropoetin, insulin, dll); 2)
pengembangan probiotik sebagai obat penyakit lifestyle, meningkatkan
fungsi pencernaan pada pasien yang memiliki kelainan enzim;
pengembangan obat dengan nanoteknologi; targeted organ medicine; blood
product dan sel punca; 3) Teknologi nano juga telah dikembangkan dalam
pembuatan kosmetik dan pangan, bahkan bentuk sediaan kosmetik terus
berinovasi yang membutuhkan pengawalan pengujian mutu dan
keamanan sesuai inovasi tersebut.
Perkembangan teknologi yang sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia
salah satunya berdampak pada semakin banyaknya pengguna internet.
Total populasi rakyat Indonesia diperkirakan sebesar 265 juta jiwa, dimana
sebanyak 130 juta orang (49%) merupakan pengguna aktif sosial media
pada bermacam platform. Dengan tingkat pertumbuhan pengguna sosial
media mencapai 23% pada tahun 2018, sebanyak 79% pengguna aktif
internet di Indonesia menghabiskan waktu menggunakan internet selama
- 25 -
8-9 jam sehari. Kondisi tersebut menjadi potensi pasar bagi penetrasi
ekonomi digital dan berkembangnya e-commerce. Implikasinya adalah
konsumen akan semakin mudah untuk mendapatkan berbagai layanan
dan barang yang dibutuhkan. Pengguna intenet yang melakukan
pembelian dan jasa layanan sebanyak 40%, dan diperkirakan perputaran
ekonomi di dunia e-commerce mencapai US$ 593 Juta per tahun1 untuk
produk obat, makanan dan kosmetik.
Data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 2015
menunjukkan kategori Belanja Online sudah masuk dalam urutan 10 besar
dan berada di posisi ke-4. Pengaduan konsumen terkait Belanja Online
meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang bahkan tidak
masuk 10 besar. Ini dapat dimaknai dengan 2 (dua) hal, yakni tingginya
minat masyarakat pada transaksi online dan ketiadaan regulasi khusus
yang mengatur e-commerce sehingga konsumen berada pada posisi lemah.
Gambar 10
Proyeksi Jumlah Pembeli Online di Indonesia
Sumber: eshopworld, 2018
Gambar 10 di atas menunjukkan proyeksi jumlah pembeli online di
Indonesia dari tahun 2016 – 2022. Jumlah pembeli online diperkirakan
akan terus bertambah setiap tahunnya yang didorong dengan
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai USD 5.790 pada tahun
2022, penggunaan internet di Indonesia dengan rata-rata waktu 4 jam 48
menit, perkembangan periklanan di Indonesia yang diperkirakan akan
menghabiskan USD 2,85 miliar untuk iklan digital.
Dampak E-commerce menawarkan beragam kategori produk kepada
masyarakat, tak terkecuali obat dan makanan. Obat dan makanan yang
1 Indonesia Digital Landsecape 2018 (Courtesy From : Hootsuite.com, Canada)
- 26 -
dijajakan situs daring terdiri atas bermacam-macam jenis, mulai dari
produk dalam negeri hingga luar negeri. Dalam hal ini, konsumen perlu
mendapatkan perlindungan karena mereka berhak mendapatkan obat dan
makanan yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi tahun 2016
menunjukkan bahwa penjualan online Obat dan Kosmetik berada di posisi
ke-4 dengan jumlah persentase sebesar 18,9 persen. Tingginya minat
masyarakat terhadap transaksi online ditambah kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam memilih obat yang aman masih rendah, menjadi
peluang bagi pelaku usaha untuk mendulang keuntungan besar dengan
memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat terhadap aspek keamanan
mutu dan kemanfaatan produk.
Era digital membawa penyaluran dan peredaran obat di masyarakat
menjadi cukup fleksibel sehingga tidak jarang masyarakat tidak
memperhatikan aspek ketentuan distribusi obat yang sesuai peraturan.
Dengan demikian, BPOM harus segera beradaptasi untuk melakukan
digitalisasi instrumen pengawasan yang berbasis kemandirian industri
dalam memastikan keamanan, mutu dan gizi produk yang dihasilkan.
4. Ekspektasi Masyarakat
Ekspektasi masyarakat terhadap kinerja BPOM dalam melakukan
perlindungan kesehatan masyarakat semakin meningkat sehingga BPOM
memiliki posisi strategis yang berpengaruh terhadap masyarakat luas.
Terkait dengan tingginya ekspektasi tersebut, diperlukan adanya
peningkatan kualitas layanan publik serta upaya perlindungan kepada
masyarakat yang lebih optimal. Untuk itu diperlukan adanya strategi dan
upaya perbaikan yang komprehensif dan terus menerus dalam rangka
implementasi RB BPOM. Dengan adanya penerapan RB yang lebih baik
lagi, maka diharapkan ekspektasi masyarakat tersebut dapat terjawab
melalui perwujudan Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel; Birokrasi yang
Kapabel; serta Pelayanan Publik yang Prima.
- 27 -
B. LINGKUNGAN INTERNAL
1. Budaya Organisasi BPOM
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus
dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam
melaksanakan tugasnya. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh-
kembang dalam BPOM menjadi semangat bagi seluruh anggota BPOM
dalam berkarsa dan berkarya yaitu:
a. Profesional. Menegakkan profesionalisme dengan integritas,
objektivitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi.
b. Integritas. Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
c. Kredibilitas. Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas,
nasional dan internasional.
d. Kerjasama. Tim Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan
komunikasi yang baik.
e. Inovatif. Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi
terkini.
f. Responsif/Cepat Tanggap. Antisipatif dan responsif dalam mengatasi
masalah.
Tantangan ke depan, dengan perubahan dan pergeseran nilai-nilai di
masyarakat, dibutuhkan intensifikasi dalam melakukan internalisasi nilai-
nilai organisasi agar menjadi budaya organisasi, utamanya terhadap
anggota organisasi BPOM yang baru dan datang dengan nilai yang berbeda.
Nilai dasar dan budaya organisasi harus menjadi kekuatan utama dalam
melakukan perubahan mind set pegawai, dan juga menghadapi perubahan
melalui RB.
2. Komitmen pimpinan dan seluruh pegawai BPOM dalam menerapkan RB
RB memerlukan komitmen dari semua lini organisasi baik pimpinan
maupun pegawai BPOM. Sejak 2017, BPOM memiliki tambahan 40 (empat
puluh) UPT di kabupaten/kota sehingga pelaksanaan RB harus sampai ke
UPT tersebut. Pimpinan BPOM berkomitmen melaksanakan RB secara
konsisten dibuktikan dengan semakin bertambah banyaknya unit yang
- 28 -
meraih predikat Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi / Wilayah
Bersih Bebas Melayani. Hal ini juga didukung oleh komitmen seluruh
pegawai dalam pelaksanaan RB di seluruh unit yang ada di BPOM.
3. Sumber Daya Manusia
SDM yang dimiliki BPOM sampai dengan tahun 2019 berjumlah 4.761
orang yang tersebar di Unit Pusat dan UPT di seluruh Indonesia. Apabila
dihitung berdasarkan analisis beban kerja dan target yang ditetapkan
jumlah SDM BPOM tersebut belum memadai secara kompetensi dan
jumlah dan belum dapat mendukung pelaksanaan tugas pengawasan Obat
dan Makanan secara optimal.
Dengan tantangan yang semakin kompleks, BPOM harus melakukan
peningkatan kompetensi SDM dan mampu memprediksikan kebutuhan
SDM untuk memperkuat pengawasan dengan lingkungan strategis yang
semakin dinamis. Untuk itu, BPOM perlu penambahan jumlah SDM dalam
menghadapi tantangan pengawasan dan semakin berkembangnya modus
pelanggaran di bidang obat dan makanan. Selain itu, BPOM juga harus
mempunyai strategi pengembangan pegawai yang tepat sehingga tidak
terjadi kekosongan di posisi-posisi strategis. SDM BPOM memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dengan cepat sebagai respon
terhadap kebutuhan kompetensi organisasi. Di sisi lain dibutuhkan
strategi yang tepat dalam mengelola SDM BPOM, khususnya melalui
pengelolaan Human Capital BPOM yang dilakukan bidang Manajemen
SDM Aparatur, RB BPOM.
SDM BPOM dituntut untuk dapat dengan cepat menguasai kompetensi
baru yang dibutuhkan organisasi untuk dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Serta melakukan pemenuhan soft competency untuk
menghasilkan pribadi pemimpin yang matang dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah.
4. Penguatan Regulasi di Bidang Pengawasan Obat dan Makanan
Pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan saat ini didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang sudah dicabut dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tersebut. Pengawasan pangan olahan
- 29 -
dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan; dan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan. Sebagai pelaksanaan teknis pengawasan Obat dan
Makanan telah ditetapkan berbagai Peraturan Kepala Badan/Peraturan
Badan sejak tahun 2001. Adanya berbagai tantangan yang dihadapi
memerlukan adanya payung hukum yang kuat dalam bentuk Rancangan
Undang Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan. Tantangan
tersebut antara lain globalisasi, pertumbuhan usaha dan teknologi,
perdagangan daring (e-commerce), revolusi industry 4.0, kemandirian dan
daya saing industri serta maraknya produk obat dan makanan illegal yang
harus dihadapi.
RUU tentang Pengawasan Obat dan Makanan sudah masuk dalam program
legislasi nasional tahun 2018/2019 yang ditetapkan dengan Keputusan
DPR Nomor 19/DPR-RI/I/2018-2019. DPR telah menyampaikan RUU POM
tersebut kepada Presiden dengan Surat Nomor LG/11923/DPR
RI/VII/2019 tanggal 26 Juli 2019. Pemerintah telah menyusun Daftar
Inventarisasi Masalah (DIM) RUU tersebut dan telah disampaikan kepada
DPR pada tanggal 27 September 2019. RUU tersebut kemudian masuk
dalam Program Legislasi Nasional Tahun 2020-2024 dan Program Legislasi
Nasional Prioritas Tahunan Tahun 2020 yang ditetapkan dengan
Keputusan DPR Nomor 1/DPR RI/II/2019-2020.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan sudah dalam proses revisi/pencabutan
dimana BPOM sebagai inisiator yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden Nomor 20 Tahun 2017 tentang Program Penyusunan Peraturan
Pemerintah. RPP tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan tersebut telah selesai dibahas antar kementerian (PAK) dan
harmonisasi oleh Kementerian Hukum dan HAM serta telah diajukan
proses paraf oleh Menteri Sekretaris Negara berdasarkan surat nomor B-
1131/M.Sesneg/D-1/HK.02.01/10/2019 tanggal 4 Oktober 2019 tentang
Permintaan Paraf Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dan saat ini masih berproses di
Sekretariat Negara dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Selain itu juga dalam proses
- 30 -
revisi Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan.
Pemerintah sedang menyiapkan RUU Omnibus Law yang menjadi RUU
Cipta Kerja dimana Badan POM masuk dalam klaster yaitu
penyederhanaan perizinan berusaha sub sektor Kesehatan Obat dan
Makanan, kemudahan, dan pengenaan sanksi. Undang Undang yang
terkait yang masuk dalam RUU Cipta Kerja yaitu Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika, Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, dan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik telah ditetapkan Peraturan Badan POM Nomor 26 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Sektor Obat dan Makanan dan Peraturan Badan POM Nomor 27 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan. Untuk integrasi Perizinan dengan BKPM telah
ditetapkan Peraturan Badan Nomor 5 Tahun 2020 tentang Integrasi
Pelayanan Perizinan Berusaha secara Elektronik Sektor Obat dan
Makanan.
Sesuai dengan Surat Edaran dari Menteri Sekretariat Negara Nomor B-
1287/M.Sesneg/D-1/HK.05.02/11/2019 tanggal 20 November 2019
tentang Tindak Lanjut Kebijakan Presiden mengenai Pembentukan
Peraturan Menteri/Peraturan Kepala Badan/Peraturan Badan.
Menindaklanjuti Surat Edaran tersebut, BPOM akan melakukan
simplifikasi regulasi dan deregulasi sesuai dengan Surat Edaran tersebut.
5. Pengembangan Data Terintegrasi dan Peningkatan Data Dukung
Pengawasan Obat dan Makanan
Pada Era Revolusi Teknologi (Digital) saat ini, kita harus adaptif mengikuti
perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat dengan:
a. Kompetensi Sumber Daya Manusia yang mumpuni;
b. Sistem Basis Data dan Informasi yang akurat dan terintegrasi untuk
memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan;
c. Kapabilitas dukungan infrastruktur yang andal.
- 31 -
Tantangan saat ini di BPOM adalah banyak aplikasi dibuat oleh masing-
masing unit kerja belum sepenuhnya terintegrasi, data dasar dan
informasinya juga tersebar. Data-data pendukung pengawasan Obat dan
Makanan yang saat ini tersebar di masing-masing unit BPOM harus
diselaraskan, dianalisis dan diinterpretasikan dengan tepat sehingga
menjadi sumber informasi yang penting dan bermakna sebagai dasar
pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan bagi pimpinan BPOM.
Adanya Kebijakan SATU DATA INDONESIA berimplikasi pada kewajiban
membangun SATU DATA BPOM RI. Pusdatin menjadi koordinator dalam
penyiapan Konsep dan Strategi Integrasi Data dan Sistem Informasi baik di
Internal maupun ke Eksternal BPOM. Terbangunnya SATU DATA BPOM RI
sangat diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, disisi lain terkait
khusus dengan data risiko dan keterpaparan obat dan makanan sangat
penting dibangun untuk informasi publik bagi masyarakat dan pemangku
kepentingan terkait.
Sistem aplikasi dan data yang terintegrasi dapat meningkatkan efektivitas
pengawasan Obat dan Makanan. Integrasi sistem pre dan postmarket dapat
mempermudah dan mempercepat layanan publik BPOM dengan adanya
fast track registrasi Obat dan Makanan, serta early warning system untuk
pengawasan postmarket. Untuk mendukung strategi pengawasan di era
digital, diperlukan integrasi data yang dapat dijadikan predictive analytics
untuk pengawasan dan penindakan. Sinergisme antara pemangku
kepentingan ABG (Academic-Business-Government) mutlak diperlukan
sehingga strategi Komunikasi Digital Pengawasan Obat dan Makanan
dapat berjalan selaras dan berdampak lebih luas ke masyarakat.
Dukungan Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti internet,
mobile communication, wireless devices, video conference dan kombinasi
teknologi yang lain digunakan untuk mengimplementasikan Sistem
pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Merujuk kebijakan SPBE, untuk
mewujudkan transformasi digital tersebut perlu didukung dengan
peningkatan kapabilitas dukungan infrastruktur TIK yang handal, up to
date sesuai proses bisnis BPOM, antara lain:
a. Aplikasi yang terintegrasi, penggunaan aplikasi umum berbagi pakai
serta menerapkan single sign on;
- 32 -
b. Dukungan keamanan data dan informasi (cyber security) –
Pembangunan Layanan NSOC (Network Security Operation Center);
c. Ketersediaan stabilitas koneksi jaringan BPOM sesuai standar topologi
jaringan Pusat dan Balai;
d. Kesiapan dukungan infrastruktur TIK untuk backup layanan publik
dan internal BPOM di Disaster Recovery Center (DRC) sebagai bagian
dari Disaster Recovery Plan (DRP) dan pemenuhan Business Continuity
Management (BCM).
6. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kinerja
Sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas tidak hanya sebatas
pada lingkup penyediaan laboratorium maupun kualitas layanan publik
tetapi juga fasilitas pendukung lainnya seperti gedung kantor yang sesuai
standar, lahan parkir yang memadai, jaringan listrik dan air yang tertata,
serta kendaraan operasional maupun laboratorium keliling yang
memungkinkan mobilitas kerja dan pengawasan Obat dan Makanan.
Pada aspek layanan publik, peran pemenuhan sarana dan prasarana
dilihat dari dua sisi pelanggan, internal dan eksternal. Dari sisi pelanggan
internal, dalam hal ini pegawai BPOM, pemenuhan sarana kerja dan
fasilitas umum di lingkungan kantoryang sesuai dengan Standar Sarana
dan Prasarana yang berlaku, sangat mendukung optimalisasi kinerja
pegawai. Sedangkan dari sisi pelanggan eksternal, ruangan layanan publik
dengan fasilitas yang memadai, ketersediaan gedung parkir dan keamanan
lingkungan kantor turut mempengaruhi penilaian layanan publik BPOM.
Usaha pemenuhan serta penataan sarana dan prasarana tersebut harus
selaras dengan ketentuan Pengelolaan Barang Milik Negara yang berlaku,
termasuk Peraturan BPOM tentang Pengelolaan BMN di lingkungan BPOM
yang saat ini tengah disusun. Barang Milik Negara (BMN) adalah barang
yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan/atau perolehan lain yang sah, yang harus dikelola secara akuntabel.
Pengelolaan BMN ini berdampak langsung pada opini BPOM. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka harus direncanakan perencanaan yang
menyeluruh, baik melalui mekanisme Perencanaan Kebutuhan BMN
(RKBMN) maupun RKAKL. Setelah anggaran disetujui, proses pengadaan
menjadi titik kritis yang harus diperhitungkan, karena terdapat resiko
mulai dari tahap penyusunan HPS hingga penyerahan aset kepada Kuasa
- 33 -
Pengguna Barang (KPB), yang tak jarang memerlukan pendapat dari ahli
atau konsultan untuk meminimalisir resiko tersebut. Selanjutnya,
penatausahaan, pengamanan, pengendalian, pengawasan, pemeliharaan,
pemusnahan, pemindahtanganan dan penghapusan BMN tersebut wajib
dilakukan, karena sesuai dengan UU Kekayaan Negara, Pengelolaan Aset
merupakan salah satu titik resiko yang berpotensi menimbulkan kerugian
negara. Dalam penanganan sarana prasarana tersebut, juga harus
memperhitungkan akuntabilitas pengelolaan barang milik negara.
- 34 -
BAB IV
SASARAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Setelah dilakukan evaluasi atas capaian pelaksanaan RB BPOM periode
sebelumnya, dilakukan analisa lingkungan strategis, serta memperhatikan
Peraturan BPOM Nomor 9 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis BPOM 2020-
2024 dan Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024, maka ditetapkan tujuan dan sasaran strategis
RB BPOM 2020-2024, dengan uraian sebagai berikut:
A. TUJUAN
Tujuan pelaksanaan RB BPOM 2020-2024 adalah menciptakan sistem
pemerintahan yang baik dan bersih di BPOM. Pencapaian tujuan ini diukur
melalui indikator Indeks Nilai RB BPOM, dengan target nilai 92 pada akhir
2024.
B. SASARAN
Sasaran RB BPOM 2020-2024 adalah untuk mendukung pencapaian sasaran
strategis ke-8 dalam Rencana Strategis Organisasi BPOM 2020-2024, yaitu
terwujudnya tatakelola pemerintahan dan kerjasama BPOM yang optimal.
Pelaksanaan RB BPOM ditetapkan sebagai aspek perspektif Learning and
Growth Perspective dalam Sasaran Strategis Organisasi BPOM 2020-2024.
Dalam pelaksanaannya, RB BPOM 2020-2024 memiliki tiga sasaran, yaitu:
1. Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
2. Birokrasi yang Kapabel
3. Pelayanan Publik yang Prima
Sasaran tersebut merupakan keberlanjutan sasaran RB 2015-2019, dan
selaras dengan sasaran RB Nasional 2020-2024. Sasaran RB BPOM tersebut
akan diukur dengan pencapaian Indikator Program Mikro RB, dengan uraian
sebagai berikut:
- 35 -
Tabel 5
Indikator Program Mikro RB BPOM 2020-2024
Sasaran Reformasi
Birokrasi
Program /
Area
Perubahan
Terkait
Indikator Baseline
2019
Target
2024
Birokra
si yang
Bersih
dan
Akunta
bel
Birokra
si yang
Kapabel
Pelayan
an
Publik
yang
Prima
V V V Manajemen
Perubahan
Indeks Kepemimpinan
Perubahan
N/A N/A
V
Penataan
Perundangan
/ Deregulasi
Kebijakan
Indeks Reformasi
Hukum
N/A N/A
Indeks Kualitas
Kebijakan
64,96 90
V V V Penataan
dan
Penguatan
Organisasi
Indeks Kelembagaan N/A N/A
Persentase unit
organisasi yang
dilakukan penataan
97,12 100
V V V Penataan
Tatalaksana
Indeks SPBE 3,68 4.4
Indeks Pengawasan
Kearsipan
95,18 98
Indeks Pengelolaan
Keuangan
94 95.92
Indeks Tata Kelola
Pengadaan Barang dan
Jasa
N/A N/A
Nilai Pengelolaan BMN 77,46 88
Predikat Keterbukaan
Informasi Badan Publik
Menuju
Infor-
matif
Infor-
matif
Persentase unit
organisasi yang
menerapkan proses
60,95 100
- 36 -
Sasaran Reformasi
Birokrasi
Program /
Area
Perubahan
Terkait
Indikator Baseline
2019
Target
2024
Birokra
si yang
Bersih
dan
Akunta
bel
Birokra
si yang
Kapabel
Pelayan
an
Publik
yang
Prima
bisnis sesuai ISO
9001:2015
V V V Sistem
Manajemen
SDM
Indeks Profesionalitas
ASN
72 85
Indeks Merit System N/A 4
Indeks Tata Kelola
Manajemen ASN
N/A N/A
V V V Penguatan
Akuntabilitas
Nilai SAKIP 78,6 92
Indeks Perencanaan N/A N/A
Nilai Kinerja Anggaran N/A 97
V Pengawasan
Level Maturitas SPIP 3 4,4
Level Kapabilitas APIP 3 4,5
Opini BPK WTP WTP
Indeks Tata Kelola
Pengadaan Barang dan
Jasa
N/A N/A
Jumlah Unit Kerja yang
diusulkan berpredilat
WBK / WBBM
11
WBK
40
WBK
dan 13
WBBM
Indeks Persepsi Anti
Korupsi (IPAK)
3,47 3,68
V Pelayanan
Publik
Indeks Pelayanan Publik 3,33 4,51
Hasil Survei Kepuasan
Masyarakat (SKM)
80,68 92
- 37 -
Sasaran Reformasi
Birokrasi
Program /
Area
Perubahan
Terkait
Indikator Baseline
2019
Target
2024
Birokra
si yang
Bersih
dan
Akunta
bel
Birokra
si yang
Kapabel
Pelayan
an
Publik
yang
Prima
Persentase rekomendasi
SKM yang
ditindaklanjuti
85,11 90
C. STRATEGI PELAKSANAAN
Dalam rangka memastikan pencapaian tujuan dan sasaran Road Map RB
BPOM 2020-2024, maka ditetapkan strategi pelaksanaan RB di BPOM, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. RB BPOM dilaksanakan selaras dan sinergis dengan Road Map RB
Nasional 2020-2024, serta terintegrasi dengan Rencana Strategis BPOM
2020-2024.
2. Pelaksanaan RB dalam pencapaian sasaran RB BPOM, dengan uraian
sebagai berikut:
a. Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel, dilakukan melalui:
1) Penguatan Integritas dan Budaya Anti Korupsi di BPOM, dilakukan
melalui optimalisasi peran Agen Perubahan Birokrasi dalam
membangun budaya anti korupsi, dan penugasan change leader di
setiap Unit Kerja sebagai duta integritas dan anti korupsi BPOM.
2) Pengawasan internal yang independen, professional, dan sinergis di
BPOM, dilakukan melalui penguatan kapasitas APIP, dan kualitas
SPIP di BPOM, serta pengawasan di setiap unit kerja BPOM.
3) Menguatnya manajemen kinerja yang efektif, efisien, dan akuntabel
di BPOM, dilakukan melalui integrasi manajemen kinerja organisasi
dan individu dengan pendekatan Balance Score Card (BSC) dengan
konsistensi dalam pelaksanaan Planing , Organizing, Actuiting, dan
Controling (POAC).
- 38 -
4) Meningkatnya fairness, transparansi, profesionalisme, dan
nondiskriminatif dalam sistem manajemen organisasi di BPOM,
dilakukan dengan pembangunan organisasi yang terbuka di BPOM
melalui pengembangan learning organization, implementasi
knowledge management, dan Manajemen Talenta di BPOM.
b. Birokrasi yang Kapabel, dilakukan melalui:
1) Penataan dan penguatan organisasi dengan strategi: 1) assessment
organisasi berbasis kinerja melalui kegiatan evaluasi kelembagaan
BPOM dan evaluasi klasifikasi seluruh UPT BPOM; 2) restrukturisasi
kelembagaan BPOM berdasarkan hasil assessment seluruh unit
kerja BPOM pusat dan UPT dalam rangka penyederhanaan birokrasi
serta penataan klasifikasi UPT BPOM; 3) membentuk struktur
organisasi yang tepat fungsi sebagai tindak lanjut hasil evaluasi dan
penataan organisasi kepada Kementerian PANRB.
2) Penyederhanaan proses bisnis, mudah, dan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi di BPOM, dilakukan dengan optimalisasi
teknologi informasi, serta penerapan knowledge management, serta
mempercepat aliran data/informasi/pengetahuan antar pegawai dan
antar unit di BPOM untuk menunjang proses bisnis, pengambilan
kebijakan dan pelayanan publik di BPOM.
3) Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi pegawai BPOM
berbasis sistem merit, dilakukan melalui penerapan Manajemen
Talenta dalam pembinaan karier, penerapan system reward and
punishment yang konsisten, pengembangan kompetensi yang
terstruktur dan berjenjang, serta pembangunan BPOM Corporate
University dengan mengoptimalkan peran teknologi informasi dalam
proses pelaksanaannya.
4) Meningkatnya kepemimpinan transformatif di BPOM, dilakukan
melalui pengembangkan kompetensi transformational leadership
kepada para change leader di BPOM, dan penghargaan bagi change
leader yang berhasil melakukan proses transformasi di unit kerjanya.
5) Terwujudnya deregulasi hukum melalui penyederhanaan regulasi
dan proses bisnis penyusunan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan konsistensi, serta prinsip dasar dalam
pengawasan obat dan makanan.
- 39 -
c. Menciptakan Pelayanan Publik yang Prima, dilakukan melalui:
1) Meningkatnya penciptaan inovasi dalam pelayanan publik melalui
pembangunan ekosistem dan budaya Inovasi di BPOM.
2) Menguatnya pelayanan publik yang responsif dan berdaya saing dan
mengoptimalkan peran teknologi informasi.
3. Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada semua Unit Kerja
di BPOM.
4. Melibatkan semua pegawai BPOM dalam program RB BPOM, melalui
peningkatan pemahaman pegawai terhadap peran dan tugas pekerjaan,
dan kontribusi terhadap pelaksanaan RB di BPOM.
5. Optimalisasi peran Agen Perubahan Birokrasi dalam RB BPOM, utamanya
dalam proses perubahan mind set dan culture set pegawai di BPOM.
6. Pengembangan kompetensi Pemimpin Perubahan di semua Unit Kerja
untuk berperan sebagai transformational leadership, memahami sasaran
dan tujuan perubahan BPOM, menggerakan semua elemen unit kerja
untuk bergerak bersama melakukan perubahan, dan terbuka terhadap
masukan. Pemimpin Perubahan wajib menjadi role model perubahan,
serta duta integritas dan anti korupsi bagi pegawai lainnya.
7. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan publik dan pengawasan
Obat dan Makanan secara realtime dan terintegrasi.
Dalam pelaksanaan RB di BPOM juga diselaraskan dengan strategi
pelaksanaan RB Nasional. Penyesuaian dilakukan terkait dengan strategi di
BPOM, yaitu melalui pembangunan Zona Integritas pada Unit Kerja di
lingkungan BPOM sebagai strategi dalam pelaksanaan dan pencapaian
sasaran RB BPOM 2020-2024.
- 40 -
Gambar 11
Strategi Pelaksanaan RB 2020-2024
D. PROGRAM DAN KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI 2020-2024
Program dan kegiatan RB BPOM 2020-2024 dilaksanakan untuk
pelaksanaan Program RB Nasional, meliputi pelaksanaan di level Makro,
Meso dan Mikro. Program RB BPOM 2020-2024 disusun utamanya mengacu
kepada program Mikro yang telah ditetapkan melaui Peraturan Menteri
PANRB Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-
2024. Adapun Program, kegiatan, dan indikator RB BPOM 2020-2024 dapat
disampaikan sebagai berikut:
- 41 -
Tabel 6
Program, Kegiatan, dan Indikator RB BPOM 2020-2024
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
1 Manajemen Perubahan
Mengembangkan
dan Penguatan
nilai-nilai untuk
meningkatkan
komitmen dan
implementasi
perubahan
Pembentukan Tim
Reformasi Birokrasi
BPOM
Indeks
Kepemimpina
n Perubahan
N/A N/A
Survei Implementasi
Reformasi Birokrasi
BPOM
Pembangunan
Transformational
Leadership BPOM
Perencanaan dan
pelaksanaan Quick
Wins Perubahan BPOM
(wajib dan mandiri)
Pemantauan,
Monitoring, Evaluasi
implementasi RB,
dilakukan secara
online maupun offline
Penguatan nilai
integritas
Penyusunan Roadmap
dan Rencana Aksi RB,
terintegrasi dan selaras
dengan Rencana
Strategis Organisasi
BPOM
Pembangunan Zona
Integritas di
Lingkungan BPOM
- 42 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Mendorong unit kerja
membudayakan nilai
integritas kepada
semua pegawai
Pengembangan
dan penguatan
peran agen
perubahan dan
role model
Pengelolaan Agen
Perubahan Birokrasi
BPOM melalui
pengembangan
kompetesi dan
pengawalan rencana
aksi Agen Perubahan
Birokrasi
Rencana Aksi
Perubahan wajib bagi
Tim Agen Perubahan
Birokrasi Unit Kerja :
"Penguatan Nilai
Integritas dan Anti
Korupsi"
Penetapan Pemimpin
Perubahan sebagai
Duta Integritas dan
Anti Korupsi BPOM
Pengembangan
budaya kerja dan
cara kerja yang
adaptif dalam
menyongsong
revolusi industri
4.0
Sosialisasi dan
Internalisasi Reformasi
Birokrasi dan Budaya
Organisasi kepada
Pegawai BPOM
Sosialisasi dan
Internalisasi
perubahan mind set
dan culture set pegawai
untuk lebih adaptif
terhadap perubahan
- 43 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
dan revolusi industri
4.0
Pembangunan
ekosistem inovasi dan
budaya sharing
knowledge melalui
penerapan Manajemen
Pengetahun BPOM
(SIMPONI BPOM)
Pembangunan digital
mindset pegawai BPOM
2 Penataan PerUU/ Deregulasi Kebijakan
Melakukan
identifikasi dan
pemetaan
regulasi lingkup
Instansi
(menghilangkan
overlaping
peraturan)
Melakukan identifikasi
dan pemetaan regulasi
lingkup Instansi
(menghilangkan
overlaping peraturan)
Indeks
Reformasi
Hukum
N/A
N/A
Deregulasi
aturan yang
menghambat
birokrasi
Melakukan deregulasi
aturan yang
menghambat birokrasi,
pelaksanaan tugas dan
fungsi, dan
perkembangan saat ini
Penguatan
Sistem Regulasi
Nasional di
Lingkup Instansi
Penguatan Sistem
Regulasi di lingkungan
Badan POM dengan
penetapan tata cara
penyusunan
peraturan,
penyusunan kerangka
regulasi, standar
operasional prosedur,
- 44 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
penyusunan,
harmonisasi, dan
sistem pengendalian
peraturan perundang-
undangan.
Melakukan
perencanaan
kebijakan yang
meliputi agenda
setting dan
formulasi
kebijakan
Melakukan
perencanaan kebijakan
yang meliputi agenda
setting dan formulasi
kebijakan
Indeks
Kualitas
Kebijakan
64,96
90
Melakukan
evaluasi
kemanfaatan
kebijakan yang
telah disusun
Melakukan evaluasi
kemanfaatan kebijakan
yang telah disusun
3 Penataan dan Penguatan Organisasi
Assessment
organisasi
berbasis kinerja
Evaluasi Kelembagaan
BPOM
Indeks
Kelembagaan
N/A N/A
Evaluasi klasifikasi
seluruh UPT BPOM
Persentase
unit organisasi
yang
dilakukan
penataan
97,12 100
Restrukturisasi
(penyederhanaan)
kelembagaan
Instansi
berdasarkan
hasil asessment
Penataan organisasi
seluruh Unit Kerja
BPOM Pusat dan UPT
dalam rangka
penyederhanaan
birokrasi
Penataan UPT BPOM
berdasarkan hasil
evaluasi klasifikasi UPT
Membentuk
struktur
organisasi yang
Penyampaian hasil
evaluasi dan penataan
- 45 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
tepat fungsi
sebagai tindak
lanjut evaluasi
organisasi kepada
Kementerian PANRB
4 Penataan Tatalaksana
Penerapan Tata
Kelola SPBE
Pembangunan dan
pengembangan aplikasi
sesuai
roadmap/perencanaan
Indeks SPBE 3,68 4.4
Peningkatan
pemenuhan standar
infrastuktur
Peningkatan
pemenuhan standar
sistem informasi
Peningkatan
pemenuhan standar
data
Pengelolaan keamanan
data dan informasi
BPOM untuk
mendukung
penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan
yang baik sesuai
dengan ISO 27001
Penerapan
Manajemen SPBE
Pengelolaan
manajemen risiko
terkait tata laksana
TIK BPOM
Pembangunan dan
Pengelolaan sistem
kendali layanan TIK
BPOM untuk
- 46 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
mengawasi, memantau
dan mengamankan
jaringan komunikasi
dan keamanan
informasi BPOM
Pelaksanaan
manajemen data dan
informasi BPOM
Pembangunan
pengelolaan aset TIK
Peningkatan
kompetensi SDM TIK
Penerapan
Layanan SPBE
Penyusunan standar
layanan TIK oleh
Pusdatin
Pengembangan aplikasi
layananan TIK BPOM
(termasuk tracking
keluhan)
Pemeliharaan TIK
BPOM
Mengintegrasikan
pemanfaatan IT
dalam tata kelola
pemerintahah
Integrasi sistem
informasi sesuai
roadmap/perencanaan
Integrasi sistem
informasi dengan
sistem eksternal
Implementasi
Manajemen
Kearsipan
Modern dan
Handal (dari
Implementasi SPBE
bidang kearsipan di
BPOM
Indeks
Pengawasan
Kearsipan
95,18 98
- 47 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
manual ke
digital)
Melakukan
Pengelolaan Arsip
sesuai aturan
Monitoring dan
Evaluasi pengelolaan
arsip aktif dan inaktif
di Unit Kerja BPOM
(sesuai dengan target
prioritas)
Pelaksanaan
penyusutan arsip
melalui proses
pemusnahan arsip dan
penyerahan arsip usul
serah di Unit Kerja
sesuai JRA
Bimbingan dan
supervisi kearsipan di
Unit Kerja
Mengimplementa
sikan digitalisasi
arsip
Penggunaan aplikasi
SIKD (Sistem Informasi
Kearsipan Dinamis)
yang telah disesuaikan
dengan peraturan
internal yang
diimplementasikan
terkait dengan
kearsipan
Melakukan
pengelolaan
keuangan secara
tepat dan sesuai
aturan
Monitoring dan
Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan Anggaran
BPOM
Indeks
Pengelolaan
Keuangan
94 95.92
FGD Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan Anggaran
BPOM
- 48 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Bimbingan Teknis
Pelaksanaan Anggaran
BPOM
Pembangunan/Pengem
bangan Dashboard
Evaluasi Kinerja
Pelaksanaan Anggaran
BPOM
Peningkatan
Kualitas
Pengelolaan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Pengumuman seluruh
RUP dalam aplikasi
SiRUP selambat-
lambatnya 31
Desember pada tahun
anggaran berjalan
untuk tahun anggaran
berikutnya oleh semua
Satker di BPOM
Indeks Tata
Kelola
Pengadaan
Barang dan
Jasa
N/A A
Penerapan Pengadaan
Barang/Jasa melalui
proses e-tendering/e-
seleksi, berdasarkan
pengumuman RUP
pada aplikasi SiRUP
melalui lpse.pom.go.id
Penyelesaian paket
pengadaan
Barang/Jasa hingga
status paket selesai
pada aplikasi Katalog
Elektronik oleh semua
Satker di BPOM
Penerapan non e-
tendering dan non e-
purchasing pada
aplikasi SPSE oleh
semua satker di BPOM
- 49 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Penerapan e-kontrak
pada aplikasi SPSE
oleh semua satker di
BPOM
Pemenuhan kebutuhan
JF PPBJ sesuai formasi
JF PPBJ di BPOM
Pemenuhan semua
minimal level proaktif
(9/9) oleh UKPBJ
BPOM
Melakukan
pengelolaan atas
aset sesuai
dengan kaedah
dan aturan yang
berlaku
Pengelolaan BMN
dengan tertib
administrasi
Nilai
Pengelolaan
BMN
77,46 88
Penyusunan rencana
kebutuhan Barang
Milik Negara (RKBMN)
sesuai aturan oleh
semua satker di BPOM
Pelaksanaan proses
penetapan status
Penggunaan BMN
sesuai aturan oleh
semua satker di BPOM
Pelaksanaan proses
pemusnahan BMN
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
oleh semua satker di
BPOM
- 50 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Penghapusan terhadap
BMN sesuai ketentuan
peraturan perundang
undangan oleh semua
satker di BPOM
Penyusunan Laporan
BMN tepat Waktu
Pengusulan Sertifikasi
terhadap Aset tanah
yang berasal dari
Hibah maupun
perolehan lainnya,
maupun penyelesaian
terhadap
permasalahan aset
tanah
Pengusulan Penilaian
Kembali terhadap Aset
Tanah dan Bangunan
sesuai Nilai Wajar oleh
semua satker di BPOM
Riview dan Sosialisasi
SOP Pengelolaan BMN
di Lingkungan BPOM
Penguatan
implementasi
keterbukaan
informasi publik
Penguatan pengelolaan
Informasi dan
dokumentasi Badan
POM
Predikat
keterbukaan
Informasi
Badan Publik
Menuju
Informat
if
Inform
atif
Pengembangan
proses bisnis
instansi dan unit
Penyusunan Proses
Bisnis dan SOP Makro
BPOM
Persentase
unit organisasi
yang
menerapkan
proses bisnis
60,95 100
Melakukan
pengembangan subsite
- 51 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
sistem manajemen
mutu BPOM
sesuai ISO
9001:2015
Penyelarasan
proses bisnis dan
SOP
Kaji Ulang Proses
Bisnis dan SOP Makro
BPOM yang
diselaraskan dengan
rencana strategis dan
kinerja organisasi
Evaluasi hasil
implementasi proses
bisnis dan SOP melalui
audit internal dan audit
eksternal dan tinjauan
manajemen
5 Sistem Manajemen SDM
Menerapkan
prinsip-prinsip
manajemen ASN
secara
profesional
Penyusunan kebijakan
perencanaan
kebutuhan pegawai
tahun 2020-202
Indeks
Profesionalitas
ASN
72 85
Review Data ABK
setiap jabatan ASN
BPOM
Pemenuhan pegawai
melalui redistribusi,
rotasi, seleksi terbuka
dan perpanjangan
masa pensiun melalui
alih jabatan
Penyusunan
Keputusan Kepala
BPOM tentang
pedoman penerimaan
CPNS dan/atau PPPK
- 52 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Penyusunan metode
beserta sistem seleksi
CPNS dan/atau PPPK
Pelaksanaan
rekruitmen CPNS
dan/atau PPPK secara
terbuka, transparan
dan bebas KKN
Penyusunan laporan
pelaksanaan dan
evaluasi rekruitmen
CPNS dan/atau PPPK
Pengembangan
kompetensi dan
karir ASN
berdasarkan
hasil/monitoring
dan evaluasi
kinerja dan
kebutuhan
organisasi;
Penyusunan
perencanaan
pengembangan karier.
Monitoring dan
evaluasi
pengembangan karier
pegawai
Pengembangan dan
review standar
kompetensi jabatan
BPOM
Menyusun analisa
kebutuhan
pengembangan
kompetensi pegawai
2020-2024
Pengembangan
kurikulum, modul, dan
media pembelajaran
pengembangan
kompetensi BPOM
- 53 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
(klasikal dan non
klasikal)
Melaksanakan
pengembangan
kompetensi SDM
melalui pendidikan
dan pelatihan (klasikal
dan non klasikal), serta
monitoring dan
evaluasi
Sertifikasi Kompetensi
SDM Pengawasan Obat
dan Makanan
Mengembangan sistem
aplikasi dan/atau
konten pembelajaran
online
Penerapan Manajemen
Pengetahuan
(Knowledge
Management) di BPOM
Pengembangan BPOM
Corporate University
Implementasi
manajemen ASN
berbasis merit
system
Pelaksanaan Self
Assessment oleh KASN
terkait implementasi
Sistem Merit di
lingkungan BPOM
Indeks Merit
System
N/A 4
Menyusun,
Menerapkan, dan
Montoring Evaluasi
Peraturan BPOM
tentang Tata Cara
- 54 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Pengisian JPT di
lingkungan BPOM
Implementasi sistem
merit skala pilot
project untuk jabatan
strategis tertentu di
BPOM
Penggunaan aplikasi
SIJAPTI dalam proses
seleksi Terbuka
Jabatan Pimpinan
Tinggi BPOM
Melakukan publikasi
ke seluruh
Kementerian/Lembaga
melalui surat dan
media sosial untuk
proses seleksi terbuka
bagi JPT tertentu di
BPOM
Pengembangan
implementasi
Manajemen
Talenta (Talent
Pool)
Pengisian jabatan
administrasi
menggunakan data
talent pool dan rekam
jejak
Pelaksanaan evaluasi
jabatan BPOM
Penilaian dan/atau
sertifikasi kompetensi
SDM BPOM
- 55 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Penguatan
database dan
sistem informasi
kepegawaian
untuk
pengembangan
karir dan talenta
ASN
Sistem informasi
kepegawaian BPOM
(SIASN) yang berbasis
online dan terintegrasi
dengan sistem
penilaian kinerja,
penegakan disiplin,
pembinaan
kepegawaian, penilaian
dan pengembangan
kompetensi, serta
informasi layanan
kepegawaian lainnya
Diterapkan e-
performance yang
terintegrasi dengan
sistem kepegawaian
berbasis online
Pelayanan administrasi
kepegawaian, penilaian
kinerja, dan tunjangan
kinerja terintegrasi
dalam aplikasi
kepegawaian online
BPOM (SIASN)
Penetapan
ukuran kinerja
individu
Penyusunan,
penerapan,
pelaksanaan, dan
monitoring evaluasi
kebijakan manajemen
kinerja di BPOM
Indeks Tata
Kelola
Manajemen
ASN
N/A N/A
Penyusunan,
penerapan,
pelaksanaan, dan
monitoring evaluasi
kebijakan standar
- 56 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
kualitas output kinerja
jabatan PFM
Monitoring dan
evaluasi kinerja
individu secara
berkala
Evaluasi penilaian
kinerja individu setiap
bulan di BPOM
Penguatan
implementasi
Reward and
Punishment
Berdasarkan
kinerja;
Pengelolaan reward
dan punishment
pegawai
Penyusunan,
penerapan,
pelaksanaan, dan
monitoring evaluasi
kebijakan pengelolaan
disiplin pegawai BPOM
Pemanfaatan IT
dalam
manajemen ASN;
Mengembangkan dan
menerapkan sistem
pengelolaan
pengembangan
kompetensi secara
online terintegrasi
antara
ppsdm.pom.go.id
dengan sisan.pom.go.id
Updating Data Pegawai
dalam sistem informasi
kepegawaian
Integrasi antar aplikasi
layanan kepegawaian
BPOM
- 57 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Integrasi SIASN dengan
SAPK
Pengembangan
nilai-nilai untuk
menegakkan
integritas ASN;
Pemanfaatan aplikasi
pelaporan Benturan
Kepentingan,
Gratifikasi dan Wistle
Blowing System (WBS)
Sosialisasi nilai-nilai
integritas ASN baik
melalui pertemuan
ataupun melalui
infografis di e-kios dan
pembuatan banner
6 Penguatan Akuntabilitas
Melakukan
perencanaan
terintegrasi dan
perencanaan
yang lintas sector
(collaborative and
crosscutting);
Penetapan Rencana
Strategis BPOM 2020-
2024
Nilai SAKIP 78,6 92
Penetapan Grand
Design Pengawasan
Obat dan Makanan
2020-2035 sebagai
acuan penyusunan
Rencana Strategis
BPOM
Pertemuan tiga pihak
antara BPOM,
Bappenas, dan
Kementerian Keuangan
dalam rangka
penyusunan dokumen
- 58 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Rencana Kerja/RKT
BPOM
Penguatan
keterlibatan
pimpinan dan
seluruh
penanggung
jawab dalam
perencanaan
kinerja,
monitoring dan
evaluasi kinerja,
serta pelaporan
kinerja;
Penetapan Indikator
Kinerja Utama (IKU)
BPOM
Penyusunan Program
dan Kegiatan
Strategis/Prioritas
BPOM
Penyusunan kerangka
pengeluaran jangka
menengah BPOM
Penyusunan RKAKL
setiap tahun
Peningkatkan
kualitas
penyelarasan
kinerja unit
kepada kinerja
organisasi (goal
and strategy
cascade);
Penyusunan Perjanjian
Kinerja BPOM
mengacu pada
Rencana Kerja BPOM
Supervisi penyusunan
Dokumen Perencanaan
Unit Organisasi Eselon
- 59 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
I dan Satker di
lingkungan BPOM
Bimtek Perencanaan
Strategis BPOM
Pengembangan dan
review indikator kinerja
pembangunan di
bidang Pengawasan
Obat dan Makanan
Pelaksanaan
monitoring dan
evaluasi kinerja
secara berkala;
Review Pelaksanaan
Renstra Unit
Organisisasi Eselon
I/Satker
Konsolidasi
perencanaan strategis
di lingkungan BPOM
(penyamaan persepsi
dan pemahaman
mengenai konsep
perencanaan strategis
termasuk pengukuran
kinerja dsb)
Review Perjanjian
Kinerja Unit Kerja
(Pusat dan UPT) agar
selaras dengan
Perjanjian Kinerja
BPOM dan Rencana
Strategis Unit
Organisasi Eselon
I/Satker di lingkungan
BPOM
Rapat Evaluasi
Nasional per tahun
- 60 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan
Program dan Kegiatan
Penyusunan Laporan
Kinerja Interim dan
Tahunan
Pengembangan
dan
pengintegrasian
sistem informasi
kinerja,
perencanaan,
dan
penganggaran;
Pengembangan sistem
manajemen kinerja
yang terintegrasi
Indeks
Perencanaan
N/A N/A
Implementasi dan
Pengembangan
Aplikasi e-performance
Self assessment
evaluasi SAKIP melalui
SIMOLEKDESI
Bimbingan teknis
SAKIP dan pengelolaan
anggaran BPOM
Penguatan
implementasi
value for money
dalam rangka
merealisasikan
anggaran
berbasis kinerja;
Workshop Kegiatan
Terpadu Pusat dan
Balai
Nilai Kinerja
Anggaran
N/A 97
Bimtek RKAKL
Pengembangan Sistem
Informasi Perencanaan
Penganggaran (SIPP)
- 61 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Pengelolaan keuangan
sesuai standar serta
peningkatan
kompetensi pengelola
keuangan BPOM
Monitoring kinerja
secara berkala dan
konsisten
7 Pengawasan
Melakukan
pengelolaan dan
akuntabilitas
keuangan dan
kinerja sesuai
kaedah dan
aturan yang
berlaku;
Pengawalan
perencanaan dan
penganggaran melalaui
Reviu atas
perencanaan anggaran,
pelaksanaan anggaran,
pertanggungjawaban
dan pelaporan
keuangan
Opini BPK WTP WTP
Pengawalan
penatusahaan BMN
melalaui Reviu atas
perencanaan BMN,
pelaksanaan BMN,
pertanggungjawaban
dan pelaporan BMN
Implementasi
Pengendalian Intern
atas pelaporan
Keuangan (PIPK)
Penyelesaian Tindak
lanjut hasil
pemeriksaan eksternal
dan penyelesaian
tindak lanjut
pengawasan internal
- 62 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Penguatan
efektivitas
manajemen
risiko;
Peningkatan level
maturitas Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP)
menuju Level 4
Level
Maturitas SPIP
3 4,4
Menyusun,
menetapkan dan
evaluasi kebijakan
pengawasan intern
berbasis risiko (PIBR)
Audit Tematik dalam
rangka implementasi
Pengawasan Intern
Berbasis Risiko (PIBR)
Menilai maturitas
manajemen risiko unit
kerja
Penerapan
pengendalian
kecurangan (Fraud
Control Plan melalui
sosialiasi,
implementasi dan
monev program anti
korupsi
Meningkatkan
kompetensi APIP
Peningkatan Level
Kapabilitas APIP
menuju Level 4
Level
Kapabilitas
APIP
3 4,5
Mengembangkan,
menerapkan dan
evaluasi sistem system
teknik pengawasan
intern berbantuan
computer (TPBK)
- 63 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Integrasi antar aplikasi
TPBK
Pengembangan
Kompetensi SDM APIP
Mengembangkan,
menerapkan dan
evaluasi proses bisnis
pengawasan intern
Pemenuhan
Rasio APIP
(pemenuhan
jumlah ideal
aparatur
pengawas)
Pemenuhan Rasio ASN
Inspektorat Utama
Melakukan
pengelolaan
barang dan jasa
sesuai aturan;
Peningkatan tingkat
kematangan UKPBJ
menjadi level 3 atau
proaktif
Indeks Tata
Kelola
Pengadaan
Barang dan
Jasa
N/A N/A
Pembangunan
unit kerja Zona
Integritas Menuju
WBK/WBBM;
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas
pembangunan Zona
Integritas menuju
WBK/WBBM di BPOM
dengan target 40 Unit
Kerja WBK dan 13 Unit
Kerja WBBM
Jumlah Unit
Kerja yang
diusulkan
berpredilat
WBK / WBBM
11 WBK 40
WBK
dan 13
WBBM
Penguatan
pengendalian
gratifikasi;
Pengelolaan pelaporan
gratifikasi tepat waktu
Indeks
Persepsi Anti
Korupsi (IPAK)
3,47 3,68
Penguatan
penganganan
pengaduan
Penyelesaian
pengaduan masyarakat
secara tuntas
- 64 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
masyarakat dan
komplain;
Monev kepatuhan
penyampaian LHKPN
dan LHKASN
Pelaksanaan
pemantauan
Benturan
Kepentingan
Pelaporkan potensi dan
Penanganan Benturan
Kepentingan
8 Pelayanan Publik
Melakukan
penguatan
implementasi
kebijakan bidang
pelayanan publik
(Standar
Pelayanan,
Maklumat
Pelayanan, SKM)
Peningkatan
kepatuhan UPP BPOM
dalam penerapan
standar pelayanan
publik sesuai dengan
UU 25 / 2009 tentang
Pelayanan Publik
dengan target 70% UPP
menerapkan Standar
Pelayanan Publik
dengan minimal IPP =
3,51 (Baik)
Indeks
Pelayanan
Publik
3,33
4,51
Pelaksanaan
sosialisasi/pelatihan
dalam upaya
penerapan Budaya
Pelayanan Prima
(contoh: kode etik,
estetika, capacity
building, pelayanan
prima) (kumulatif)
kepada seluruh
petugas pelayanan
publik pada setiap UPP
BPOM
Penyusunan
Pedoman/Peraturan
BPOM tentang Sistem
- 65 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Reward dan
Punishment bagi
pelaksana layanan
serta pemberian
kompensasi kepada
penerima layanan bila
layanan tidak sesuai
standar, yang dapat
dijadikan acuan oleh
semua UPP BPOM
Penyusunan
Standar/Pedoman
Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Pelayanan
Publik BPOM
Pengembangan
dan
pengintegrasian
sistem informasi
pelayanan publik
dalam rangka
peningatan akses
publik dalam
rangka
memperoleh
informasi
pelayanan;
Integrasi Sistem
Informasi dengan
sistem suprasistem
sesuai dengan
lingkungan strategis
Pengembangan
integrasi sistem
layanan publik
Pengkayaan BPOM
Mobile
Pengelolaan
pengaduan
pelayanan publik
secara terpadu,
tuntas dan
berkelanjutan
dalam rangka
memberikan
akses kepada
publik dalam
Penguatan pengelolaan
pengaduan pelayanan
publik yang terpadu,
tuntas, berkelanjutan.
- 66 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
mendapatkan
pelayanan yang
baik;
Peningkatan
pelayanan publik
berbasis
elektronik dalam
rangka
memberikan
pelayanan yang
mudah, murah,
cepat, dan
terjangkau.
Pengembangan sistem
seluruh bisnis proses
pelayanan menuju 100
% elektronisasi
Optimalisasi/Integrasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Peningkatan
implementasi TTE Bsre
terhadap semua surat
perizinan yang
dikeluarkan oleh
BPOM
Penciptaan,
pengembangan,
dan pelembagaan
inovasi
pelayanan publik
dalam rangka
percepatan
peningkatan
kualitas
pelayanan
publik;
Peningkatan capaian
BPOM dalam
mengikuti kompetisi
atau meraih
penghargaan 99 Top
Pelayanan Publik
(Sinovik)
Pelaksanaan lomba
Inovasi Peyanan Publik
di BPOM
Pengelolaan database
inovasi BPOM
Pengembangan
sistem pelayanan
dengan
mengintegrasikan
pelayanan pusat,
daerah dan
Pengambangan sistem
layanan publik yang
melibatkan pusat dan
balai bidang
laboratorium
(Pengembangan
- 67 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
bisnis dalam Mal
Pelayanan
Publik;
SIPOPON dan
pengujian pihak ke-3)
Pengembangan sistem
layanan publik yang
melibatkan pusat dan
balai bidang setifikasi
(e-sertifikasi)
Pengembangan sistem
layanan publik yang
melibatkan pusat dan
balai bidang import
dan eksport (e-BPOM)
Pengukuran
kepuasan
masyarakat
secara berkala;
Pemanfaatan teknologi
informasi dalam
melakukan survei
kepuasan masyarakat
Hasil Survei
Kepuasan
Masyarakat
84.47
92
Pelaksanaan
monitoring dan
evaluasi
pelaksanaan
kebijakan
pelayanan publik
secara berkala.
Pengelolaan
pengaduan pelayanan
publik secara terpadu,
tuntas dan
berkelanjutan
Mendorong
K/L/D untuk
melaksanakan
survei kepuasan
masyarakat;
Pelaksanaan survei
kepuasan masyarakat
secara berkala, baik
yang dilakukan
Inspektorat maupun
unit kerja secara
mandiri
- 68 -
NO
KEGIATAN
PROGRAM
MIKRO
KEGIATAN
REFORMASI
BIROKRASI BPOM
INDIKATOR BASELINE
2019
TARGET
2024
Meningkatkan
tindak lanjut dari
Laporan Hasil
Survei Kepuasan
Masyarakat.
Monitoring tindak
lanjut terhadap
rekomendasi survei per
triwulan
Persentase
rekomendasi
SKM yang
ditindaklanjuti
85,11 90
Selain pelaksanaan RB di level Instansi tersebut, BPOM juga berkomitmen
untuk pelaksanaan Program Pembangunan Zona Integritas pada Unit Kerja
di Lingkungan BPOM, yaitu melalui pelaksanaan 6 area perubahan yang
menjadi fokus dalam pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan/atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Adapun program dan kegiatan dalam Pembangunan Zona Integritas BPOM
dapat disampaikan sebagai berikut:
Tabel 7
Program dan Kegiatan dalam Pembangunan Zona Integritas BPOM
No Program/Area
Perubahan Kegiatan
1 Manajemen Perubahan a. Penyusunan Tim Pembangunan Zona
Integritas
b. Pembangunan Pemimpin Perubahan pada
Unit Kerja BPOM
c. Penyusunan Rencana Kerja dan Penetapan
Program Prioritas Pembangunan Zona
Integritas setiap Tahun
d. Sosialisasi dan Internalisasi Reformasi
Birokrasi dan Pembangunan Zona Integritas
kepada semua Pegawai BPOM
e. Pemantauan, Monitoring, dan Evaluasi
Pembangunan Zona Integritas
f. Pembangunan Integritas Pegawai BPOM
- 69 -
No Program/Area
Perubahan Kegiatan
g. Perubahan Pola Pikir Positif dan Penerapan
Budaya Organisasi BPOM
h. Pembinaan Agen Perubahan Birokrasi BPOM
2 Penataan Tatalaksana a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu BPOM
b. Pelaksanaan SPBE melalui pembangunan dan
penerapan e-office pada Unit Kerja BPOM
c. Pengelolaan aset intelektual dan pengetahuan
di lingkup Unit Kerja BPOM
d. Implementasi keterbukaan informasi publik di
lingkup Unit Kerja BPOM
e. Pengelolaan arsip di lingkup Unit Kerja BPOM
f. Penerapan tata kelola keuangan yang baik di
lingkup Unit Kerja BPOM
3 Penataan Sistem
Manajemen SDM
a. Perencanaan kebutuhan pegawai di lingkup
Unit Kerja BPOM yang sesuai dan selaras
dengan kebutuhan organisasi BPOM
b. Pelaksanaan pembinaan karier pegawai di
lingkup Unit Kerja BPOM
c. Evaluasi kompetensi pegawai, dan kesesuaian
dengan pembinaan karier, pengembangan
kompetensi, dan pembinaan kinerja pegawai.
d. Pengembangan pegawai untuk mendukung
pencapaian tujuan strategis organisasi,
meliputi analisa kebutuhan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi pencapaian
e. Pelaksanaan pembinaan kinerja pegawai di
lingkup Unit Kerja BPOM
f. Pelaksanaan penegakan aturan disiplin/kode
etik/kode perilaku pegawai
g. Analisa data kepegawaian dalam mendukung
pencapaian tujuan organisasi
h. Penerapan dan pelaksanaan system informasi
kepegawaian yang update
4 Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
a. Peningkatan kualitas manajemen kinerja
mulai dari perencanaan, penganggaran, serta
- 70 -
No Program/Area
Perubahan Kegiatan
monitoring evaluasi dan pelaporan kinerja
dengan mengedepankan orientasi hasil.
b. Penyusunan perencanaan akuntabilitas
kinerja BPOM yang komprehensif dan selaras
dengan prioritas pembangunan nasional
c. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dan
dan mendorong kegiatan yang bernilai
tambah.
d. Pengelolaan keuangan sesuai standar dan
menganut prinsip kehati-hatian.
e. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran
dan tujuan organisasi di lingkup Unit Kerja
BPOM
f. Integrasi sistem dalam Perencanaan kinerja,
penganggaran, serta monitoring, evaluasi dan
pelaporan kinerja.
g. Integrasi sasaran kinerja organisasi dengan
sasaran kinerja pegawai di lingkup Unit Kerja
BPOM
h. Pembinaan kepada seluruh organisasi/satker
di lingkup Unit Kerja BPOM dalam
implementasi manajemen kinerja yang efektif
dan akuntabel.
i. Pimpinan Unit Kerja sebagai role model dan
penggerak perubahan dalam pembangunan
Zona Integritas
j. Pelibatan pimpinan Unit Kerja dalam setiap
program dan kegiatan penguatan
akuntabilitas di lingkup Unit Kerja BPOM
5 Penguatan Pengawasan a. Pengendalian gratifikasi di lingkup Unit Kerja
BPOM
b. Penerapan Sistem Pengawasan Internal
Pemerintah (SPIP) di lingkup Unit Kerja BPOM
c. Pengelolaan pengaduan masyarakat di lingkup
Unit Kerja BPOM
- 71 -
No Program/Area
Perubahan Kegiatan
d. Pengelolaan Whistle Blowing System (WBS) di
lingkup Unit Kerja BPOM
e. Penanganan Benturan Kepentingan di lingkup
Unit Kerja
6 Penguatan Kualitas
Pelayanan Publik
a. Pemberian pelayanan publik sesuai dengan
standar pelayanan publik BPOM
b. Penerapan budaya pelayanan prima
c. Pelaksanakan pelayanan publik berbasis
digital
d. Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
e. Penerapan reward dan punishment dalam
pelayanan publik di lingkup Unit Kerja BPOM
f. Pengelolaan Inovasi Pelayanan Publik di
lingkup Unit Kerja BPOM
E. PROGRAM DAN KEGIATAN QUICK WINS 2020-2024
Program dan kegiatan quick wins BPOM 2020-2024 dilaksanakan untuk
percepatan pencapaian tujuan pembangunan, baik tujuan pembangunan
Nasional maupun tujuan dan sasaran BPOM yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis BPOM 2020-2024. Quick wins BPOM 2020-2024
dilaksanakan dengan prioritas program dan kegiatan quick wins diselaraskan
dengan kebijakan quick wins dalam pelaksanaan RB Nasional, dan fokus
perencanaan tahunan BPOM dalam dokumen rencana strategis BPOM,
dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Tahun 2020
a. Penyederhanaan birokrasi BPOM
Penyederhanaan birokrasi merupakan langkah strategis percepatan
atau quick wins yang bersifat mandatory (wajib) bagi setiap K/L/Pemda
termasuk BPOM untuk tahun 2020. Penyederhanaan Birokasi BPOM
bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang lebih dinamis, lincah, dan
profesional sebagai upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi untuk
mendukung kinerja pelayanan BPOM kepada publik.
b. Peningkatan integrasi pengawasan pre market - post market, termasuk
penegakan hukum, Unit Pusat - UPT, fungsionalisasi UPT, serta
- 72 -
pembenahan database pengawasan obat dan makanan melalui
peningkatan kualitas riset/kajian dan pemanfaatan TIK secara optimal.
2. Tahun 2021
Pengembangan program strategis dan terobosan untuk mendorong
peningkatan kompetensi SDM dalam rangka meningkatkan efektivitas
pengawasan Obat dan Makanan, termasuk pengujian Obat dan Makanan
serta peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.
3. Tahun 2022
Peningkatan program kerjasama dengan Lembaga-lembaga
pusat/daerah/internasional serta pelibatan masyarakat secara aktif
dalam Pengawasan Obat dan Makanan serta peningkatan kualitas
pengawasan berbasis digital.
4. Tahun 2023
Program terobosan dalam rangka intensifikasi pembinaan/pendampingan
pelaku usaha untuk mendorong daya saing dan peningkatan kapasitas
pelaku usaha Obat dan Makanan dengan menekankan riset dan inovasi.
5. Tahun 2024
Percepatan pengawasan Obat dan Makanan, serta evaluasi program dan
kegiatan 2020-2024 dalam rangka peningkatan kinerja pengawasan Obat
dan Makanan periode berikutnya, termasuk efektivitas dan efisiensi
alokasi dan penggunaan anggaran.
- 73 -
BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
A. TIM PENGARAH REFORMASI BIROKRASI BPOM
Tim Pengarah RB BPOM merupakan bagian dari Tim RB BPOM yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala BPOM. Dalam pelaksanaan perannya,
Tim Pengarah memiliki tugas dan tanggung jawab dalam:
1. Memberikan arahan dalam penyusunan dan menetapkan Road Map RB
BPOM;
2. Memastikan pelaksanaan RB sesuai dengan sasaran RB Nasional, yang
dapat memberikan dampak pada perbaikan birokrasi dan memberikan
dampak positif kepada masyarakat; dan
3. Memberikan arahan agar pelaksanaan RB BPOM dilaksanakan dengan
konsisten dan terarah sesuai dengan Road Map RB, dan berkelanjutan.
B. TIM PELAKSANA REFORMASI BIROKRASI BPOM
Tim Pelaksana RB BPOM merupakan bagian dari Tim RB BPOM yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala BPOM. Dalam pelaksanaan perannya,
Tim Pelaksana RB BPOM memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan RB di BPOM, dilaksanakan sesuai dengan Road Map dan
Rencana Aksi RB dalam mewujudkan sasaran dan tujuan RB, khususnya
melalui pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan RB, meliputi:
a. Pelaksanaan RB bidang Manajemen Perubahan
b. Pelaksanaan RB bidang Penataan Perundangan / Deregulasi Kebijakan
c. Pelaksanaan RB bidang Penataan dan Penguatan Organisasi
d. Pelaksanaan RB bidang Penataan Tatalaksana
e. Pelaksanaan RB bidang Sistem Manajemen SDM
f. Pelaksanaan RB bidang Penguatan Akuntabilitas
g. Pelaksanaan RB bidang Pengawasan
h. Pelaksanaan RB bidang Peningkatan Pelayanan Publik
Tim Pelaksana RB BPOM juga memiliki tugas dan tanggung jawab dalam:
- 74 -
1. Merumuskan Road Map pelaksanaan RB BPOM
2. Merumusan Rencana Aksi RB BPOM
3. Merumuskan quick wins BPOM
4. Menjadi Agen Perubahan Birokrasi BPOM
5. Melakukan koordinasi, kerja sama, dan fasilitasi kepada semua pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan RB BPOM
6. Melakukan internalisasi dan sosialisasi kepada pegawai dan masyarakat
tentang RB si BPOM
7. Menjaga kesinambungan program RB BPOM yang telah berjalan dengan
baik, dan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar target yang
dihasilkan selalu dapat menyesuaikan kebutuhan para pemangku
kepentingan
8. Melakukan monitoring dan evaluasi, serta melaporkannya kepada Ketua
Tim Pelaksana RB dengan tembusan kepada Tim Asesor PMPRB dan
Monev RB BPOM
9. Menyiapkan data dan dokumen pendukung sebagai bahan PMPRB bagi
Tim Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM
C. TIM ASESOR PMPRB DAN MONITORING EVALUASI REFORMASI BIROKRASI
BPOM
Tim Pelaksana RB BPOM merupakan bagian dari Tim RB BPOM yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala BPOM. Dalam pelaksanaan perannya,
Tim Asesor PMPRB dan Monitoring Evaluasi RB memiliki tugas dan tanggung
jawab:
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan PMPRB BPOM
2. Memperbarui data profil sebelum melakukan PMPRB BPOM
3. Melakukan review terhadap kertas kerja Asesor sebelum menyusun kertas
kerja Instansi
4. Menginput data hasil PMPRB ke dalam aplikasi PMPRB online dan
menyampaikan kepada Ketua Pelaksana RB BPOM
- 75 -
5. Menyampaikan secara online hasil penilaian dan rencana perbaikan
kepada Kementerian PANRB, yang sebelumnya telah diperiksa dan
disetujui oleh Ketua Pelaksana RB BPOM
6. Melaporkan perkembangan hasil kerja kepada Ketua Tim Pelaksana RB
BPOM
D. TIM REFORMASI BIROKRASI UNIT KERJA BPOM
Tim RB Unit Kerja ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pimpinan Tinggi
Madya, Keputusan Pejabat Pimpinan Pimpinan Tinggi Pratama BPOM Pusat,
atau Keputuan Kepala Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPOM. Tim RB
yang ditetapkan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama BPOM Pusat dan/atau
Keputuan Kepala Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPOM berperan dan
memiliki tanggung jawab juga sebagai Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju WBK/WBBM pada Unit Kerja Pusat dan/atau Unit Pelaksana Teknis
di lingkungan BPOM.
Dalam pelaksanaan perannya, Tim RB Unit Kerja BPOM memiliki tugas dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan RB di Unit Kerja, dengan uraian sebagai
berikut:
1. Merumusan Rencana Aksi RB Unit Kerja untuk Unit setingkat Eselon I,
dan Rencana Kerja RB dan/atau Rencana Kerja Pembangunan Zona
Integritas untuk Unit Kerja Pusat dan/atau Unit Pelaksana Teknis BPOM.
Rencana Aksi dan/atau Rencana Kerja wajib mengacu dan linear dengan
Road Map RB BPOM.
2. Merumuskan quick wins dan/atau program prioritas pelaksanaan RB di
Unit Kerja
3. Menjadi Agen Perubahan Birokrasi BPOM
4. Melakukan koordinasi, kerja sama, dan fasilitasi kepada semua pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan RB di Unit Kerja
5. Melakukan internalisasi dan sosialisasi kepada pegawai Unit Kerja dan
masyarakat tentang RB BPOM
6. Menjaga kesinambungan program RB yang telah berjalan dengan baik,
dan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar target yang dihasilkan
selalu dapat menyesuaikan kebutuhan para pemangku kepentingan
- 76 -
7. Melakukan monitoring dan evaluasi, serta melaporkannya kepada Ketua
Tim Pelaksana RB Unit Kerja dan Tim Penilai Instansi BPOM
8. Menyiapkan data dan dokumen pendukung sebagai bahan PMPRB bagi
Tim Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM, dan/atau bahan bagi Tim Penilai
Instansi BPOM dalam melakukan evaluasi pelaksanaan RB di Unit Kerja
BPOM.
E. TIM AGEN PERUBAHAN BIROKRASI BPOM
Agen Perubahan Birokrasi BPOM dibentuk dan dikelola dengan mengacu
kepada Peraturan Menteri PANRB Nomor 27 Tahun 2014, dengan tugas
utama Agen Perubahan Birokrasi BPOM adalah dapat berperan sebagai :
1. Katalis
Agen Perubahan Birokrasi diharapkan dapat memberikan keyakinan
kepada seluruh pegawai di lingkungan unit kerjanya masing-masing
tentang pentingnya perubahan melalui RB menuju ke arah yang lebih baik
2. Penggerak Perubahan
Agen Perubahan Birokrasi diharapkan dapat mendorong dan
menggerakkan pegawai untuk ikut berpartisipasi dalam perubahan dan
RB
3. Pemberi Solusi
Agen Perubahan Birokrasi diharapkan dapat memberikan alternatif solusi
kepada para pegawai atau pimpinan di lingkungan unit kerja yang
menghadapi kendala dalam proses perubahan dan RB
4. Mediator
Agen Perubahan Birokrasi diharapkan dapat membantu memperlancar
proses perubahan, terutama menyelesaikan masalah yang muncul dalam
pelaksanaan RB dan membina hubungan antara pihak-pihak yang ada di
dalam dan pihak di luar unit kerja terkait dengan proses perubahan dan
RB.
- 77 -
5. Penghubung
Agen Perubahan Birokrasi diharapkan dapat menghubungkan komunikasi
dua arah antara para pegawai di lingkungan unit kerjanya dengan para
pengambil keputusan dalam perubahan dan RB.
Dalam implementasinya, Agen Perubahan Birokrasi BPOM diharapkan dapat
mendorong dan membantu dalam akselerasi pencapaian sasaran RB dan
Pembangunan Zona Integritas di BPOM. Peran Agen Perubahan Birokrasi
dalam pelaksanaan RB di BPOM dilakukan melalui penyusunan dan
pelaksanaan Rencana Aksi Agen Perubahan Birokrasi BPOM, yang
diagendakan dan diselaraskan dengan program RB dan Pembangunan Zona
Integritas di BPOM, dengan pembagian peran dan tugas bahwa rencana Aksi
Agen Perubahan Birokrasi BPOM difokuskan terhadap intervensi kepada
Pegawai BPOM untuk merubah pola pikir positif, dan meningkatkan
dukungan aktif pegawai dalam pelaksanaan RB di BPOM.
F. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan RB BPOM dilakukan dengan
ketentuan:
1. Dilaksanakan oleh Tim Pelaksana RB BPOM, Tim Pelaksana RB Unit Kerja
BPOM, dan Tim Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab masing-masing.
2. Dilakukan terhadap pelaksanaan Road Map, Rencana Aksi, Rencana
Kerja, dan/atau Program Quick Wins/Program Prioritas RB BPOM,
dilakukan secara offline dan online dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi.
3. Dilakukan minimal setiap 3 (Tiga) bulan, dan dilaporkan kepada Tim
Pelaksana RB BPOM dan/atau Ketua Tim Pelaksana RB Unit Kerja BPOM.
- 78 -
G. SINKRONISASI ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DENGAN RENCANA
STRATEGIS BPOM 2020-2024
RB BPOM 2020-2024 dilaksanakan sinergis dan selaras dengan Road Map
RB Nasional 2020-2024, dan juga Rencana Strategis BPOM 2020-2024.
Program dan kegiatan RB BPOM 2020-2024 merupakan turunan dari
program mikro RB Nasional 2020-2024 yang dikembangkan dan disesuaikan
dengan kebutuhan BPOM. Indeks RB BPOM 2020-2024 merupakan salah
satu Indikator Kinerja Utama (IKU) BPOM pada level Learning and Growth
dalam Rencana Strategis BPOM 2020-2024, mulai dari Rencana Strategis
level organisasi BPOM, level Unit eselon I, serta level Unit eselon II dan UPT
BPOM. Untuk IKU pelaksanaan RB level Unit eselon II dan UPT BPOM
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas yang
telah diwajibkan bagi seluruh Unit Kerja eselon II dan UPT BPOM.
Dalam Rencana Strategis BPOM 2020-2024, Indeks RB BPOM menjadi salah
satu IKU dengan sasaran strategis Terwujudnya tatakelola pemerintahan dan
kerjasama BPOM yang optimal. Adapun target nilai Indeks RB BPOM 2020-
2024 dapat disampaikan sebagai berikut:
Tabel 8
Target Indeks RB BPOM 2020-2024
Uraian
Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
Indeks RB BPOM 81 85 90 91 92
Selain Indeks RB, indikator program mikro RB juga telah menjadi indikator
baik dalam Rencana Strategis BPOM 2020-2024 maupun dalam Rencana
Strategis unit organisasi seperti Indeks Kualitas Kebijakan, Indeks SPBE,
Nilai Pengelolaan BMN, Indeks Profesionalitas ASN, Nilai Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Level Maturitas SPIP, Opini BPK, Indeks
Pelayanan Publik dan Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Dengan
demikian program RB BPOM tahun 2020-2024 telah terintegrasi dalam
Rencana Strategis BPOM tahun 2020-2024.
- 79 -
H. PENDANAAN
Program dan kegiatan dalam Road Map RB BPOM 2020-2024, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi RB
dibebankan pada DIPA BPOM tahun berjalan sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
- 80 -
- 81 -
TARGET DAN INDIKATOR REFORMASI BIROKRASI
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 2020-2024
No
Program /
Area
Perubahan
Indikator Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Manajemen
Perubahan
Indeks
Kepemimpinan
Perubahan
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
2 Penataan
Perundangan
/ Deregulasi
Kebijakan
Indeks Reformasi
Hukum
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Indeks Kualitas
Kebijakan
64,96 71 76 81 85 90
3 Penataan dan
Penguatan
Organisasi
Indeks
Kelembagaan
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Persentase unit
organisasi yang
dilakukan
penataan
97,12 100 100 100 100 100
4 Penataan
Tatalaksana
Indeks SPBE 3,68 3,8 3,95 4,1 4,25 4.4
Indeks
Pengawasan
Kearsipan
95,18 96 96,5 97 97,5 98
Indeks
Pengelolaan
Keuangan
94 94,24 94,87 95,22 95,57 95.92
Indeks Tata
Kelola
Pengadaan
Barang dan Jasa
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Nilai Pengelolaan
BMN
77,46 80 82 84 86 88
LAMPIRAN I.A
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02.1.09.20.429 TAHUN 2020
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN 2020-2024
- 82 -
No
Program /
Area
Perubahan
Indikator Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Predikat
Keterbukaan
Informasi Badan
Publik
Menuju
Informa
tif
Menuju
Informa-
tif
Menuju
Infor-
matif
Infor-
matif
Infor-
matif
Infor-
matif
Persentase unit
organisasi yang
menerapkan
proses bisnis
sesuai ISO
9001:2015
60,95 79 100 100 100 100
5 Sistem
Manajemen
SDM
Indeks
Profesionalitas
ASN
72 75 77 80 82 85
Indeks Merit
System
N/A 4 4 4 4 4
Indeks Tata
Kelola
Manajemen ASN
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
6 Penguatan
Akuntabilitas
Nilai SAKIP 78,6 81 85 90 91 92
Indeks
Perencanaan
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Nilai Kinerja
Anggaran
N/A 93 94 95 96 97
7 Pengawasan
Level Maturitas
SPIP
3 3,4 3,7 4 4,2 4,4
Level Kapabilitas
APIP
3 3,4 3,7 4,0 4,2 4,5
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Indeks Tata
Kelola
Pengadaan
Barang dan Jasa
N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Jumlah Unit
Kerja yang
diusulkan
11 WBK 20 WBK
dan 5
WBBM
25
WBK
30
WBK
35
WBK
40
WBK
- 83 -
No
Program /
Area
Perubahan
Indikator Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
berpredilat WBK
/ WBBM
dan 7
WBBM
dan 9
WBBM
dan 11
WBBM
dan 13
WBBM
Indeks Persepsi
Anti Korupsi
(IPAK)
3,47 3,61 3,62 3,63 3,64 3,68
8 Pelayanan
Publik
Indeks
Pelayanan Publik
3,33 3,51 3,76 4,01 4,26 4,51
Hasil Survei
Kepuasan
Masyarakat
(SKM)
80,68 86 88 89 90 92
Persentase
rekomendasi
SKM yang
ditindaklanjuti
85,11 75 80 85 90 90