kepentingan prancis melakukan perdagangan senjata...

139
KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA DENGAN ARAB SAUDI PERIODE 2015 - 2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muthia Aljufri 11151130000090 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1440 H

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN

PERDAGANGAN SENJATA DENGAN ARAB SAUDI

PERIODE 2015 - 2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Muthia Aljufri

11151130000090

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440 H

Page 2: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA

DENGAN ARAB SAUDI PERIODE 2015 – 2017

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Agustus 2019

Muthia Aljufri.

Page 3: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Muthia Aljufri

NIM : 11151130000090

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

“KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA

DENGAN ARAB SAUDI PERIODE 2015 - 2017”

dan telah memenuhi syarat untuk diuji,

Jakarta, 12 Agustus 2019

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Ahmad Alfajri, MAIR Irfan R. Hutagalung, LL.M

NIP. 1985070220119031005

Page 4: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA

DENGAN ARAB SAUDI PERIODE 2015 - 2017

oleh

Muthia

11151130000090

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

26 Agustus 2019 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, MAIR

NIP. 1985070220119031005

Khoirun Nisa, MA. Pol

NIP. 198503112018012001

Penguji I,

Penguji II,

Rahmi Fitriyanti, M.Si

NIP.197709142011012004

Ahmad Alfajri, MAIR

NIP. 1985070220119031005

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal……….

Ketua Program Studi Hubungan Internasional

FISIP UIN Jakarta

Ahmad Alfajri, MAIR

NIP. 1985070220119031005

Page 5: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

iv

ABSTRAK

Skripsi ini membahas perdagangan senjata Prancis dan Arab Saudi periode

2015 – 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di balik

keputusan Prancis dalam melakukan perdagangan senjata dengan Arab Saudi

meskipun sebelumnya Prancis telah meratifikasi The Arms Trade Treaty (ATT)

atau perjanjian senjata internasional pada 2014. Peningkatan penjualan senjata

Prancis diketahui berlangsung pada 2015 yang total kontrak perjanjian penjualan

senjata Prancis dan Saudi mendominasi keseluruhan total perjanjian penjualan

senjata Prancis pada 2015. Arab Saudi yang diketahui sebagai pemimpin koalisi

negara arab dikonflik Yaman diketahui telah melakukan kejahatan perang yang

menempatkan Prancis dalam posisi melanggar komitmen ATT. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Cara pengumpulan data

yaitu dengan menggunakan studi literatur, yakni melalui buku, jurnal, dokumen

pemerintah, serta sumber terkait lainnya. Kemudian, skripsi ini menggunakan

teori Foreign Policy Decision Making dengan Model Aktor Rasional. Selain itu,

skripsi ini juga menggunakan konsep Kepentingan Nasional. Berdasarkan

kerangka teori tersebut, kepentingan Prancis dalam melakukan perdagangan

senjata dengan Saudi terdiri atas kepentingan ekonomi, minyak, dan kepentingan

strategis. Adanya kepentingan-kepentingan tersebut membuat Prancis memilih

untuk melanjutkan perdagangan senjatanya dengan Arab Saudi.

Kata Kunci : Prancis, Arab Saudi, konflik Yaman, The Arms Trade Treaty

(ATT), senjata.

Page 6: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrrahim, puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kepentingan Prancis Melakukan

Perdagangan Senjata dengan Arab Saudi Periode 2015 - 2017”. Shalawat

serta salam tak lupa diucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW selaku

tauladan bagi seluruh umat manusia.

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program S1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

kemudian menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada :

1. Allah SWT, terimakasih atas limpahan rahmat dan karunia atas kelancaran

dalam mengerjakan skripsi ini,

2. Kedua orangtua penulis, Helmi Akhmad Aljufri dan Fatimah Alhasny yang

selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada henti. Kemudian nenek

penulis, Mahani Assegaf yang juga selalu memberi dukungan dan doa

untuk penulis,

3. Kedua kakak dan adik penulis, Kak Ninis, Kak Ifa dan Hanif yang selalu

mendukung penulis selama proses perkuliahan berlangsung. Penulis juga

berterimakasih kepada Kak Mirvan dan Kak Kiki,

Page 7: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

vi

4. Om dan Tante penulis, Ameh Wardah, Ami Opek dan Bunda yang juga

memberikan dukungan dan doa kepada penulis,

5. Bapak Irfan R. Hutagalung, LL.M selaku Dosen Pembimbing penulis yang

telah membimbing, membantu, dan memberi dukungan tiada henti dalam

menyelesaikan skripsi ini,

6. Bapak Ahmad Alfajri, MA selaku Kepala Program Studi Hubungan

Internasional yang telah membimbing dan membantu penulis selama

proses perkuliahan berlangsung.

7. Segenap jajaran staff dan dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan wawasan yang bermanfaat bagi penulis dan

mahasiswa HI lainnya,

8. Senior penulis selama di FISIP UIN Jakarta Kak Jaka, Kak Bimo, Kak

Ghifar, Kak Oji, Kak Arip, Kak Dara, Kak Ina, Kak Fira, Kak Zahra, Kak

Riri, Kak Lini, Kak Indaha, Kak Ali, Kak Abyan, Kak Cacan, Kak

Sakinah, Kak Tomo, Kak Vanny, Kak Irfan, Kak Rahmat, Kak Ican, Kak

Afdal, Kak Fajar, Kak Pelo, dan Kak Hilda yang telah memberi bantuan

selama proses perkuliahan berlangsung,

9. Teman penulis sejak kecil, Dewi Nawang, Suci Sunarti dan Dalasta Ayu,

10. Teman penulis di FISIP UIN Jakarta, yaitu Nabila Febrina, Baiq Tiara,

Nisrina Nafisah, Kharisma Anissa, Firsty Nabila, Nuzia Quita, Winda

Shabrina, Faradila Meiliza, Nurul Fazriah, Ruella Salsabila, Syahnaz

Risfa, Adinda Layla, Halida Maulidia, Amalia Hanifa, Fira Sintia, Anisa

Asti, Najma Salsabila, Citra Nada, Chivalry Moraza, Fadhly Nurman,

Page 8: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

vii

Fathi Rizki, Achmad Zulfani, Nabil Rahdiga, Fadly Imam, Mohammad

Ilham, Cherlinda, Intan Suci Utari, Diana, Sultan Rivandi, Hasanul Banna,

Khoirul Ahsan, Firman Ihsan, Redidzia, Oka Pangestu, Mahessa, Syauqi,

Dedeh, Imung, Doddy dan Yunandika,

11. Keluarga besar IRCEXTREME sebagai kelas Hubungan Internasional

yang mana seluruh mahasiswa-mahasiswi di kelas tersebut telah

membantu penulis dalam proses perkuliahan berlangsung,

12. Teman penulis di SMP dan SMA, Ramandha Rakha, Nur Azizah, Sachio

Andilo, Salsabila Azhar, Virda Mudrikah, Andhika Ichwan, Asraf Qudsi,

Farizan Shidqi, Gesang Aji, Rayessa Ghaly, Elrico, Bhakti Nurhasan dan

Raka Aufa,

13. Keluarga besar HI UIN Jakarta angkatan 2015 yang selalu memberi

dukungan dan inspirasi selama proses perkuliahan berlangsung,

14. Teman-teman KKN Gempur 2018, khususnya Tatan, Uswah, dan Espe

yang telah memberi dukungan selama proses penyelesaian skripsi,

15. Teman-teman penulis semasa kuliah lainnya yaitu anak-anak FISIP

angkatan 2015 dan dari kampus-kampus lainnya, terima kasih telah

memberi hidup yang berwarna bagi penulis,

Penulis juga berdoa agar segala dukungan dan bantuan yang diberikan

kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis juga

menyadari banyaknya kekurangan dari skripsi ini. Oleh karena itu saran dan

masukan untuk skripsi ini dapat disampaikan melalui email penulis, yaitu

Page 9: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

viii

[email protected]. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta

memberikan wawasan baru bagi setiap pembacanya.

Jakarta, 12 Agustus 2019

Muthia Aljufri.

Page 10: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ......................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ....................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 12

D. Tinjauan Pustaka .............................................................. 13

E. Kerangka Teoritis.............................................................. 17

1. Foreign Policy Decision Making Theory .................. 17

2. Kepentingan Nasional ............................................... 20

F. Metode Penelitian ............................................................. 22

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 23

BAB II PERDAGANGAN SENJATA PRANCIS DAN ARAB SAUDI

A. Keterlibatan Militer Arab Saudi dalam konflik Yaman

periode 2015 – 2017.......................................................... 25

B. Perdagangan Senjata Prancis dan Arab Saudi .................. 34

1. Sejarah Perdagangan Senjata Prancis ................... 34

2. Perdagangan Senjata Prancis dan Arab Saudi

periode 2015 -2017 ............................................... 44

BAB III PELANGGARAN PRANCIS TERHADAP PASAL-PASAL

DALAM THE ARMS TRADE TREATY

A. The Arms Trade Treaty ..................................................... 52

B. Pelanggaran Prancis terhadap The Arms Trade Treaty ..... 62

BAB IV KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN

PERDAGANGAN SENJATA DENGAN ARAB SAUDI

PERIODE 2015 – 2017

A. Kepentingan Ekonomi Prancis dalam Melakukan

Perdagangan Senjata dengan Arab Saudi ..........................70

Page 11: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

x

B. Kepentingan Minyak Prancis dalam Melakukan

Perdagangan Senjata dengan Arab Saudi ..........................77

C. Kepentingan Strategis Prancis dalam Melakukan

Perdagangan Senjata dengan Arab Saudi ..........................82

D. Kepentingan Prancis Melakukan Perdagangan Senjata

dengan Arab Saudi meskipun Melanggar ATT .................85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……….................………………………….. 98

B. Saran ................................................................................100

DAFTAR PUSTAKA …......…………………..…………………………..….. xiv

Lampiran-Lampiran

Page 12: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xi

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik I.1 Daftar 10 Negara Pengekspor Senjata terbesar di Dunia

Periode 2013 – 2015 .................................................................................. 2

2. Grafik I.2 Daftar 10 Negara Pengimpor Senjata terbesar di Dunia

Periode 2013 – 2015 ................................................................................ 9

3. Grafik II.1 Weapon Sales Prancis Pada 1950 – 2017 .......................... 35

4. Grafik II.2 Weapon Sales Prancis Periode 1990 – 2000 ...................... 40

5. Grafik II.3 Weapon Sales Prancis Periode 2001 – 2010 ...................... 42

6. Grafik II.4 Weapon Sales Prancis Periode 2011 – 2017 ...................... 42

Page 13: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel IV.1 Costs dan Benefits Kebijakan Alternatif Prancis ............ 89

Page 14: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ACLED Armed Conflict Location and Event Data Project

ARAMCO Arabian American Oil Company

AS Amerika Serikat

ATT The Arms Trade Treaty

DGA General Delegation for ARMAMENT

DK PBB Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

FPDM Foreign Policy Decision Making

GCC Gulf Cooperation Council

HAM Hak Asasi Manusia

NGO Non- Governmental Organization

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

RAM Rational Actor Model

SIPRI Stockholm International Peace Research Institute

UN United Nations

UNROCA United Nations Register of Conventional Arms

UNSC United Nations Security Council

US Uni Soviet

Page 15: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini membahas tentang kepentingan Prancis dalam melakukan

perdagangan senjata dengan Arab Saudi yang merupakan salah satu pengekspor

senjata terbesar di dunia.1 Berdasarkan laporan dari Stockholm International

Peace Research Institute (SIPRI) 2018 menyebutkan bahwa perdagangan senjata

dunia internasional mengalami peningkatan sebanyak 10% dalam periode 2013

– 2017, angka ini menempati angka tertinggi sejak era Perang Dingin.2

Kebutuhan suatu negara terkait senjata tidak terlepas dari tingkat keamanan

negara tersebut.

Negara yang terlibat suatu konflik cenderung akan membutuhkan senjata

yang mencukupi guna menangani konflik yang terjadi. Hal ini mendorong

timbulnya konflik bersenjata yang memicu peningkatan kebutuhan senjata suatu

negara. Kemudian, konflik bersenjata yang terjadi tentunya menjadi kesenangan

tersendiri bagi aktor-aktor perdagangan senjata dalam dunia internasional.

Berdasarkan laporan dari SIPRI, terdapat enam negara yang menjadi pengekspor

1 World Atlas, World‟s Largest Importers of Military Arms, Canada, 25 April 2017

[artikel on-line], tersedia di https://www.worldatlas.com/articles/world-s-largest-importers-of-

military-arms.html di akses pada 24 Maret 2019. 2 Pieter D Wezeman, dkk, Trends In International Arms Transfers, 2017, SIPRI Fact

Sheet, Maret 2018 [laporan online] tersedia di https://www.sipri.org/sites/default/files/2018-

03/fssipri_at2017_0.pdf diakses pada 25 Maret 2019

Page 16: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

2

senjata rerbesar di dunia yaitu Amerika Serikat, Russia, Perancis, Jerman, China,

dan Inggris. 3

Sumber: Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), [artikel

online]; tersedia di https://www.sipri.org/sites/default/files/2018-

03/fssipri_at2017_0.pdf

Pasca terjadinya Perang Dingin, dampak besar dari pelanggaran

penggunaan senjata dinilai sangat tinggi, yang telah menyebabkan adanya

kemiskinan, dan krisis kemanusiaan, hal tersebut memicu adanya kebijakan

terkait pengiriman senjata yang dibuat oleh lima negara yang menjadi anggota

tetap di United Nations Security Council (UNSC) atau Dewan Keamanan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yaitu Russia, Tiongkok, Amerika

3 Pieter D Wezeman, dkk, Trends In International Arms Transfers, 2017, 2.

Grafik I.1 Daftar 10 Negara Pengekspor Senjata terbesar di Dunia

Periode 2013-2017

Page 17: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

3

Serikat, Perancis dan Britania Raya pada 1991 yang disebut dengan “ Guidelines

for Conventional Arms Transfers”.4

Di awali dengan kebijakan tersebut, proses pembentukan kebijakan dalam

perdagangan senjata terus berjalan. Pada 1997, mantan presiden Costa Rica yang

memenangkan hadiah Nobel Perdamaian mengusulkan adanya perjanjian senjata

berstandar internasional kepada PBB.5 Selanjutnya, pada 6 Desember 2006,

terdapat usulan untuk dibentuknya ATT dengan tujuan menciptakan standar

internasional terkait impor dan ekspor dari senjata konvensional yang

dipaparkan dalam Sidang Majelis Umum dan di sahkan dalam Resolusi Majelis

Umum PBB No.61/89.6

Pada 2 April 2013, ATT resmi diadopsi oleh Majelis Umum PBB dan

disahkan dalam resolusi Majelis Umum PBB No.68/31 pada 5 Desember 2013.7

ATT merupakan perjanjian yang membuat aturan terkait perdagangan senjata

konvensional, amunisi, dan suku cadangnya berdasarkan standar internasional.8

Sejak pertama pembuatannya hingga saat ini, ATT telah diratifikasi oleh 102

4 Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty, United Nations Audiovisual, Library of

International Law [Dokumen on-line] tersedia di http://legal.un.org/avl/pdf/ha/att/att_e.pdf

diunduh pada 5 April 2019 5 Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty, United Nations Audiovisual, Library of

International Law, 1. 6 United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 6

December 2006, 18 Desember 2006 [Dokumen on-line] tersedia di

https://undocs.org/A/RES/61/89 diakses pada 5 April 2019. 7 United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 5

Deember 2013, 9 Desember 2013 [Dokumen on-line], tersedia di https://undocs.org/A/RES/68/31

diakses pada 5 April 2019. 8 Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty

Page 18: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

4

negara.9

Perancis, Italia, Spanyol, Jerman, Swedia dan Inggris merupakan

negara-negara yang meratifikasi ATT dari total keseluruhan 102 negara.10

Terdapat 28 pasal dalam ATT, dan beberapa pasal yang berkaitan dengan

masalah penelitian, diantaranya Pasal 1, dan Pasal 6. Pasal 1 menjelaskan

tentang Maksud dan Tujuan dibuatnya ATT, pasal tersebut menyatakan bahwa:

The object of this Treaty is to:

Establish the highest possible international standards for

regulating or improving the regulation of the international trade,

prevent and eradicate the illicit trade in conventional arms and

prevent their diversion;

for the purpose of:

Contributing to international and regional peace, security and

stability, reducing human suffering, promoting cooperation,

transparency and responsible action by States Parties in the

international trade in conventional arms, thereby building

confidence among State Parties.11

Maksud dari Pasal 1 ATT ialah untuk menciptakan kesamaan standar

internasional dalam mengatur perdagangan senjata konvensional, dengan tujuan

untuk berkontribusi dalam perdamaian, keamanan dan stabilitas regional

maupun internasional, mengurangi penderitaan manusia dan meningkatkan

kerjasama serta tanggung jawab negara dalam perdagangan senjata

internasional.

Pasal 1 dalam ATT mencerminkan salah satu resolusi yang telah disahkan

oleh Majelis Umum PBB No. 64/48 tentang pernyataan terkait dengan tidak

adanya standar internasional mengenai pengiriman senjata konvensional, telah

9 United Nations Treaty Collection, Disarmament, New York, 2 April 2013 [dokumen

on-line] tersedia di

https://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.aspx?src=IND&mtdsg_no=XXVI-

8&chapter=26&clang=_en diakses pada 24 Maret 2019 10

United Nations Treaty Collection, Disarmament. 11

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013),[ buku on-line] ( Genewa

Academy: 2013 diunduh pada 5 April 2019) tersedia

https://www.genevaacademy.ch/joomlatoolsfiles/docmanfiles/Publications/Academy%20Briefings

/ATT%20Briefing%203%20web.pdf

Page 19: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

5

menimbulkan konflik bersenjata, pengungsian, kejahatan terorganisir dan

terorisme, yang menghilangkan suatu perdamaian, keselamatan dan stabilitas

serta merusak pembangunan ekonomi.12

Kemudian, Pasal 6 dalam ATT terdiri atas larangan-larangan dalam

perdagangan senjata. Pasal 6 ATT mengatakan bahwa negara yang berpartisipasi

tidak diperbolehkan untuk melakukan pengiriman senjata apabila terdapat

pengetahuan bahwa senjata tersebut digunakan dalam komisi genosida,

kejahatan terhadap kemanusiaan, pelanggaran Geneva Conventions of 1949, dan

serangan terhadap objek sipil atau warga sipil oleh negara yang membeli senjata

tersebut.13

Article 6 (3) A State Party shall not authorize any transfer of conventional

arms covered under Article 2 (1) or of items covered under

Article 3 or Article 4, if it has knowledge at the time of

authorization that the arms or items would be used in the

commission of genocide, crimes against humanity, grave

breaches of the Geneva Conventions of 1949, attacks directed

against civilian objects or civilians protected as such, or other

war crimes as defined by international agreements to which it is

a Party.14

Pasal 6 dalam ATT terkait pelarangan pengiriman senjata yang dapat

digunakan untuk melakukan tindakan genosida merupakan hal penting

mengingat kejahatan genosida telah mendapatkan perhatian dari Majelis Umum

12

United Nations General Assembly, Resolution adopted by General Assembly on 2

December 2006, 12 Januari 2010 [dokumen on-line] tersedia di https://undocs.org/A/RES/64/48

diakses pada 7 April 2019 13

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty(2013) 14

United Nations, The Arms Trade Treaty, (dokumen on-line), tersedia di

https://thearmstradetreaty.org/hyper-

images/file/ATT_English/ATT_English.pdf?templateId=137253 diakses pada 30 Agustus 2019.

Page 20: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

6

PBB sejak 11 Desember 1946 melalui resolusi Majelis Umum No. 96(I) tentang

Kejahatan atas Genosida.15

Kejahatan terhadap kemanusiaan sebelumnya juga telah di jelaskan dalam

Statuta Roma Pengadilan Kejahatan Internasional (Rome Statute Of the

International Criminal Court) pada 2002 dalam Pasal 7 tentang Kejahatan

terhadap Kemanusiaa didefinisikan sebagai serangan yang meluas dan sistematis

yang diarahkan terhadap penduduk sipil.16

Gejolak politik yang terjadi di Timur Tengah menjadi salah satu kontribusi

peningkatan perdagangan senjata sejak beberapa tahun terakhir dan

berkontribusi atas adanya pelanggaran pasal dalam ATT. Hal ini didorong

dengan adanya The Arab Spring pada Desember 2010, yang dipicu dengan

adanya revolusi dan protes yang terjadi di Tunisia.17

Kejadian ini menimbulkan

gejolak perlawanan masyarakat sipil kepada pemerintah suatu negara guna

menggugurkan sistem pemerintahan yang bersifat otoriter dan merubahnya

menjadi sistem pemerintahan yang demokratis.

Konflik yang terjadi di Tunisia menimbulkan efek domino terhadap

beberapa negara yang pemerintahanya tidak demokratis, seperti Mesir, Libya,

15

General Assembly, The Crime on Genocide, 11 Desember 1946 [dokumen on-line],

tersedia di https://documents-dds-

ny.un.org/doc/RESOLUTION/GEN/NR0/033/47/IMG/NR003347.pdf?OpenElement diakses pada

7 April 2019. 16

Rome Statute of the International Criminal Court, International Criminal Court, The

Hague, 2011 [dokumen on-line] tersedia di https://www.icc-cpi.int/nr/rdonlyres/ea9aeff7-5752-

4f84-be94-0a655eb30e16/0/rome_statute_english.pdf diunduh pada 7 April 2019. 17

Abdul Qadir Mushtaq dan Muhammad Afzal, “Arab Spring: Its Causes and

Consequences,” JPHUS, 30:1, Juni 2017 [jurnal on-line], tersedia di

http://pu.edu.pk/images/journal/HistoryPStudies/PDF_Files/01_V-30-No1-Jun17.pdf diunduh

pada 25 Maret 2019.

Page 21: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

7

Suriah, dan Yaman.18

Penelitian ini akan menjelaskan kebijakan Arab Saudi

dalam konflik Yaman, yang berdasarkan laporan dari United Nations (UN)

merupakan negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.19

Konflik Yaman terjadi dikarenakan adanya pemberontakan oleh kelompok

Houthi pada awal 2011, yang merasakan kekecewaan terhadap pemerintahan Ali

Abdullah Saleh yang dinilai selama menjadi Presiden Ali telah menciptakan

kemiskinan dan kesenjangan sosial yang tinggi di negara tersebut.20

Kemiskinan

dan kesenjangan sosial dirasakan oleh kelompok Houthi yang bertempat

tingggal di kawasan Yaman Selatan.21

Adanya pemberontakan yang kuat oleh Kelompok Houthi membuat Saleh

menerima upaya transisi yang digagas oleh Arab Saudi dan negara teluk lainnya.

Setelah jatuhnya kepemimpinan Ali Abdulah Saleh dan berpindah kepada

Abdrabu Mansoer Hadi pada November 2011, konflik Yaman membesar karena

yang pada awalnya kelompok pemberontak hanya Houthi, masyarakat Yaman

dengan ideologi syiah Zaidiyyah, kini pemberontakan di ikuti oleh kelompok

Sunni yang memiliki keberpihakan kepada pemerintahan Ali Abdullah Saleh.22

18

Peter Jones “The Arab Spring Opportunities and Implications”, International Journal:

Canada‟s Journal of Global Policy Analysis, 67:2, 2012 [jurnal on-line], tersedia di

https://www.jstor.org/stable/23266020?seq=1#page_scan_tab_contents diunduh pada 25 Maret

2019 19

UN News, Humanitarian Crisis In Yemen remains the worst is the World, warns UN,

14 Februari 2019 [berita on-line], tersedia di https://news.un.org/en/story/2019/02/1032811

diakses pada 25 Maret 2019. 20

Sari Arraf, The Armed Conflict in Yemen: A Complicated Mosaic, Geneva, Oktober

2017, Geneva Academy Report [laporan on-line], tersedia di https://www.geneva-

academy.ch/joomlatools-files/docman-files/The%20Armed%20Conflict%20in%20Yemen.pdf

diunduh pada 25 Maret 2019. 21

The Conversation, Who Are the Yemen‟s Houthi? (berita on-line), tersedia di

https://theconversation.com/who-are-yemens-houthis-106423 diakses pada 30 Agustus 2019 22

Shazia Majid dan Fozia Jan, “Yemen Crisis and The Role of Saudi Arabia,” Journal of

Humanitarian and Social Science 5:1, Januari 2017 [jurnal on-line], tersedia di

http://www.springjournals.net/full-

Page 22: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

8

Konflik Yaman meluas yang pada awalnya pemberontakan terjadi di

wilayah bagian Utara, kini memasuki wilayah Yaman bagian Selatan dan Timur.

Pergerakan Houthi juga berhasil menguasai ibu kota Yaman, Sanaa.23

Konfik

Yaman berdasarkan laporan UN telah menyebabkan dua juta penduduk

kehilangan tempat tinggal, dan 75% penduduk membutuhkan bantuan

kemanusiaan, serta kerusakan-kerusakan fasilitas negara yang disebabkan oleh

konflik yang sedang berlangsung.24

Arab Saudi merupakan salah satu negara yang secara aktif merespon

konflik yang terjadi di Yaman. Sebagai negara dengan ideologi sunni terkuat di

Timur Tengah, Saudi melakukan penyerangan terhadap kelompok Houthi yang

diketahui menganut ideologi Syi‟ah dan menjadi pemimpin dalam koalisi negara

Arab yang dikenal dengan Saudi-led Coalition, dan negara yang tergabung di

dalamnya ialah Uni Emirat Arab, Bahrain, Egypt, Jordan, Kuwait, Morocco, dan

Sudan.25

Pada Maret 2015, koalisi negara Arab telah meluncurkan operasinya di

ibu kota Yaman, Sanaa dengan melakukan serangan udara pertama kalinya guna

menyerang kelompok Houthi.26

Serangan dari koalisi negara-negara Arab ini

dinilai telah memberi dampak serius pada kemanusian di Yaman.27

articles/springjournals.netijaharticlesindex=4foziaandshazia..pdf?view=inline diakses pada 26

Maret 2019. 23

Shazia Majid dan Fozia Jan, “Yemen Crisis and The Role of Saudi Arabia” 24

UN News, Yemen, [berita on-line] tersedia di https://news.un.org/en/focus/yemen

diakses pada 26 Maret 2019 25

Arraf, Sari, The Armed Conflict in Yemen: A Complicated Mosaic 26

The New York Times, Saudi Arabia Leads Air Assault in Yemen, Washington, 25

Maret 2015 [berita on-line], tersedia di https://www.nytimes.com/2015/03/26/world/middleeast/al-

anad-air-base-houthis-yemen.html diakses pada 25 Maret 2019 27

Arraf, Sari, The Armed Conflict in Yemen: A Complicated Mosaic

Page 23: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

9

Berdasarkan laporan SIPRI 2018, Arab Saudi merupakan negara

pengimpor senjata terbesar kedua setelah India dalam periode 2013-2017.28

Namun, jika dibandingkan dengan koalisi negara Arab lainnya, pembelian

senjata oleh Arab Saudi lebih besar dengan negara lain yang tergabung dalam

koalisi negara Arab.

Grafik I.2 Daftar 10 Negara Pengimpor Senjata terbesar di Dunia

Periode 2013-2017

Sumber: Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), [artikel

online]; tersedia di https://www.sipri.org/sites/default/files/2018-

03/fssipri_at2017_0.pdf

Namun, Arab Saudi dan koalisinya bukan menjadi satu-satunya aktor luar

dalam konflik Yaman, faktanya koalisi tersebut dibantu oleh negara-negara barat

seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, yang merupakan negara-negara

pemasok senjata ke Arab Saudi.29

Bantuan yang diberikan oleh ketiga negara

tersebut ialah dengan bentuk perdagangan senjata dan memberikan jasa

28

Pieter D Wezeman, dkk, Trends In International Arms Transfers, 2017, 7. 29

Arraf, Sari, The Armed Conflict in Yemen: A Complicated Mosaic.

Page 24: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

10

pelatihan militer kepada Arab Saudi dan negara-negara koalisi arab dalam

konflik Yaman.30

Perancis merupakan negara pengekspor senjata terbesar ketiga ke Arab

Saudi, setelah Amerika Serikat dan Inggris.31

Peningkatan perdagangan senjata

antara Arab Saudi dan Perancis dimulai sejak 2013 dan pada 24 Juni 2015,

Perancis dan Arab Saudi melakukan pembaharuan perjanjian dalam

meningkatkan perdagangan senjata antara dua negara tersebut dengan total

kontrak jual beli sebesar 12 miliar dolar AS.32

Disisi lain, peningkatan perjanjian merupakan hal yang dipertanyakan

mengingat sebelumnya pada 25 Maret 2015, Arab Saudi sebagai pemimpin

koalisi negara arab melakukan serangan udara pertama kalinya di Yaman guna

menyerang kelompok Houthi yang menciptakan kematian pada penduduk sipil

dan kerusakan bangunan sipil di ibu kota Yaman, Sana‟a, sebagaimana yang

telah dipaparkan sebelumnya.33

Pada 2015-2017, Perancis diketahui telah mengirimkan senjata seperti

Nexter Aravis lapis baja, ACMAT Bastion Patsas, Sherpa Light dan Vab-Mark 3

(kendaraan lapis baja), Drone, Rudal, Helikopter Cougar Transport milik Airbus

dan Senapan Sniper kepada Arab Saudi. 34

30

Arraf, Sari, The Armed Conflict in Yemen: A Complicated Mosaic. 31

Pieter D Wezeman, dkk, Trends In International Arms Transfers, 2017, 6. 32

Al Arabia, Saudi Arabia and France ink $12bln deal, 24 Juni 2015, Al Arabia News,

[Berita On-line] tersedia di http://english.alarabiya.net/en/News/middle-east/2015/06/24/France-

Saudi-Arabia-to-ink-12bln-arms-deal.html diakses pada 13 April 2019 33

UN News, Yemen, [berita on-line] tersedia di https://news.un.org/en/focus/yemen

diakses pada 26 Maret 2019. 34

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” FIDH International Human Rights, 2018 [jurnal on-

line], tersedia di

Page 25: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

11

Selain itu, The Parliamentary Reports on Arms Exports for 2014 and 2015

menyatakan bahwa pemesanan senjata Arab Saudi ke Perancis mengalami

peningkatan pada 2013-2015, diketahui bahwa total dari nilai penjualan senjata

pada tahun sebelumnya hanya mencapai 400-500 juta euro, meningkat menjadi

644 juta euro pada 2014, dan 900 juta euro pada 2015, hal ini menunjukan

peningkatan pengiriman senjata sejalan dengan konflik yang sedang berlangsung

di Yaman.35

Peningkatan juga terjadi pada 2016 yang pemesanan senjata Arab

Saudi mencapai 2 miliar euro.36

Director of Arms Control, Anna Macdonald menyatakan bahwa sebagai

negara yang telah meratifikasi ATT, Perancis telah melanggar komitmen

perjanjian atas sikap negaranya dalam menjual senjata ke Arab Saudi.37

Perancis

diketahui telah meratifikasi ATT pada 2 April 2014. 38

Pada umumnya, perjanjian internasional akan berlaku pada suatu negara

apabila negara tersebut telah melakukan ratifikasi.39

Pendapat sebagaimana disebut di atas memiliki kesamaan dengan laporan

dari firma hukum Perancis, Ancile Avocat yang menyatakan bahwa ekspor

senjata Perancis ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bertentangan dengan

https://www.fidh.org/IMG/pdf/yemen_french_arms_sales_indicators_of_presence_in_yemen_and

_the_necessary_reform_of_control_mechanisms-2.pdf diunduh pada 13 April 2019. 35

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms.” 36

Reuters. France, Saudi Arabia agree new defence contracts strategy, Middle East &

North Africa, 8 April 2018, [berita on-line] tersedia di https://uk.reuters.com/article/uk-france-

saudi-defence/france-saudi-arabia-agree-new-defence-contracts-strategy-idUKKBN1HF0DP

diakses pada 10 April 2019. 37

The Citizen. US, UK, France Violate Arms Trade Treaty to Sell Arms to Saudi Arabia

Despite Yemen, The Citizen Is Hopeful; 29 Desember 2016 [berita on-line0, tersedia di

https://www.thecitizen.in/index.php/en/NewsDetail/index/6/9557/US-UK-France-Violate-Arms-

Trade-Treaty-to-Sell-Arms-to-Saudi-Arabia-Despite-Yemen diakses pada 24 Maret 2019 38

Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty. 39

Damos Dumoli Agusman, Hukum Perjanjian Internasional Kajian Teori dan Praktik

Indonesia, (Jakarta: Refika Aditama,2014), 48-49

Page 26: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

12

komitmen internasionalnya yang telah meratifikasi perjanjian perdagangan

internasional pada 2014.40

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Pernyataan Masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian ini ialah “Mengapa Perancis

melakukan perdagangan senjata dengan Arab Saudi padahal tindakan

tersebut melanggar The Arms Trade Treaty periode 2015 - 2017?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui hubungan perdagangan senjata antara Perancis dengan

Arab Saudi periode 2015-2017

2) Mengetahui konflik yang terjadi di Yaman beserta intervensi

negara-negara lain dalam konflik tersebut.

3) Mengetahui alasan mengapa Perancis tetap melakukan

perdagangan senjata dengan Arab Saudi sedangkan hal tersebut

bertentangan dengan perjanjian internasional The Arms Trade

Treaty.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Memperkaya wawasan dan pengetahuan bagi mahasiwa hubungan

internasional, khususnya dalam studi kawasan Timur Tengah, studi

40

Jurnis, Pasok Senjata ke Arab Saudi dan UEA, Perancis Langgar Hukum Internasional

[berita on-line] tersedia di https://jurnalislam.com/pasok-senjata-ke-arab-saudi-dan-uea-perancis-

langgar-hukum-internasional/ diakses pada 15 April 2019.

Page 27: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13

kawasan Eropa, Hukum Internasional, Hukum Humaniter

Internasional, dan Analisa Politik Luar Negeri,

2) Penelitian ini bisa dimanfaatkan untuk menambah bahan dan

informasi mata kuliah studi kawasan Timur Tengah studi kawasan

Eropa, Hukum Internasional, Hukum Humaniter Internasional, dan

Analisa Politik Luar Negeri.

D. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa studi di bawah ini yang dapat membantu berjalannya

proses penelitian terkait alasan mengapa Perancis melakukan perdagangan

senjata ke Arab Saudi padahal tindakan tersebut melanggar perjanjian

internasional tentang perdagangan senjata.

Pertama, pada 2016, jurnal berjudul The War in Yemen, karya Emile

Hokayem & David B. Roberts. Jurnal tersebut menjelaskan konflik yang terjadi

di Yaman beserta intervensi negara-negara teluk yang kemudian membuat

koalisi negara arab dengan sebutan Saudi-led Coalition atau Saudi-and UAE-led

Intervention di Yaman.

Selain itu, jurnal tersebut juga memaparkan adanya bantuan yang

diberikan oleh Amerika Serikat terhadap koalisi negara arab di Yaman. Bantuan

yang diberikan oleh Amerika Serikat berupa pemberian informasi intelijen,

dukungan logistik, pengisian bahan bakar, serta pasokan dan perawatan amunisi.

Jurnal tersebut juga memaparkan adanya panggilan kepada Amerika dan Inggris

dari Parlemen Eropa untuk menghentikan dukungan logistik, dan pengiriman

Page 28: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

14

senjata ke koalisi negara arab yang telah mengabaikan hukum humaniter

internasional.

Seperti yang sebelumnya telah dipaparkan dalam penelitian ini, Amerika

Serikat, Inggris dan Perancis merupakan tiga negara yang melakukan ekspor

senjata terbesar ke Arab Saudi periode 2013-2017. Namun, dalam jurnal karya

Hokayem dan Roberts hanya memaparkan pelanggaran atas hukum humaniter

internasional yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Sehingga hal ini

yang menjadi perbedaan yang terdapat antara jurnal di atas dengan penelitian ini.

Adanya intervensi dari koalisi negara arab di Yaman dengan

menggunakan strategi militer membuat penelitian terkait perdagangan senjata

antara Arab Saudi dan Perancis diperlukan mengingat bahwa diantara koalisi

negara arab lainnya, Arab Saudi merupakan negara yang paling aktif merespon

konflik Yaman, dan merupakan negara pengimpor senjata terbesar jika

dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam koalisi, sebagaimana

yang telah dijelaskan dalam penelitian ini.

Kedua, pada 2018, karya M. Oghie Nugraha dalam jurnal skripsinya yang

berjudul Kepentingan Inggris Menjual Senjata ke Arab Saudi. Penelitian

tersebut menjelaskan tentang perdagangan senjata yang dilakukan oleh Inggris

dan Arab Saudi. Dalam jurnal tersebut, Oghie menjelaskan konflik Yaman dan

intervensi yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara yang tergabung dalam

Saudi-led Coalition namun lebih berfokus pada Arab Saudi sebagai pemimpin

koalisi.

Page 29: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

15

Selain itu, Oghie juga memaparkan bahwa hubungan Inggris dengan Arab

Saudi terkait perdagangan senjata telah melanggar The Arms Trade Treaty yang

sebelumnya telah diratifikasi oleh Inggris tahun 2014. Tujuan penelitian tersebut

ialah untuk mengetahui kepentingan Inggris dalam menjual senjata ke Arab

Saudi dengan menggunakan pendekatan neorealisme dengan teori aliansi dan

didukung oleh beberapa konsep diantaranya konsep kepentingan nasional,

balance of power, dan bandwagoning concept.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada negara yang menjadi

pemasok senjata ke Arab Saudi. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,

penelitian ini akan membahas tentang perdagangan senjata Perancis ke Arab

Saudi periode 2015-2017. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan teori

yang berbeda yaitu dengan menggunakan teori proses pengambilan kebijakan

luar negeri dengan menggunakan model aktor rasional dan menggunakan konsep

kepentingan nasional.

Ketiga, pada 2017, Skripsi yang berjudul Penolakan Penjualan Senjata

Belanda ke Arab Saudi 2016 karya Rikmandaru Werdi Hutomo. Skripsi tersebut

membahas terkait sikap Belanda yang memilih untuk menghentikan penjualan

senjatanya kepada Arab Saudi dikarenakan pelanggaran hak asasi manusia yang

dilakukan oleh Arab Saudi dalam konflik Yaman.

Tindakan Belanda merupakan respon atas hadirnya resolusi Uni Eropa

(UE) tentang Humanitarian Situation in Yemen pada Maret 2016. Resolusi

tersebut mengharuskan negara-negara UE untuk memberhentikan ekspor senjata

Page 30: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

16

jika negara pengimpor menggunakan senjata tersebut untuk melakukan

kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pada penelitian tersebut, Belanda merupakan satu-satunya negara UE yang

memberhentikan penjualan senjatanya guna mematuhi aturan dalam resolusi UE.

Sedangkan Perancis, yang diketahui sebagai pengekspor senjata terbesar ke Arab

Saudi tidak melakukan tidak melakukan tindakan yang sama. Selain itu,

penelitian ini juga menjelaskan krisis kemanusiaan yang terjadi di Yaman

dikarenakan adanya serangan Arab Saudi yang dimulai pada Maret 2015.

Penelitian tersebut juga menjelaskan dalam aspek kemanusiaan, Perancis

merupakan negara yang paling banyak menerima pengungsi atas konflik di

Suriah, yang menandakan bahwa Perancis menaruh perhatian pada kemanusiaan.

Namun disisi lain, Perancis merupakan negara yang tetap melanjutkan

perdagangan senjatanya ke Arab Saudi yang telah menewaskan banyak warga

sipil serta melanggar hukum internasional.

Hal tersebut menjadikan perlu adanya penelitian mengapa Perancis tetap

melakukan perdagangan senjata ke Arab Saudi jika Perancis merupakan negara

yang peduli atas kemanusiaan. Perbedaan yang terletak pada penelitian tersebut

dan penelitian ini ialah, penelitian ini tidak menggunakan aturan perdagangan

senjata yang dipaparkan oleh resolusi Uni Eropa, melainkan dengan

menggunakan aturan perdagangan senjata yang berstandar internasional dari The

Arms Trade Treaty yang telah diadopsi oleh Majelis Umum PBB. Fakta bahwa

Perancis merupakan negara peratifikasi The Arms Trade Treaty menjadi kunci

utama mengapa Perancis tetap melakukan perdagangan senjata ke Arab Saudi.

Page 31: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

17

E. Kerangka Teoritis

Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yang terdiri atas teori dan

konsep guna menjadi pedoman dalam melakukan penelitian untuk menciptakan

penelitian yang bersifat ilmiah. Penelitian ini menggunakan Foreign Policy

Decision Making (FPDM) dengan menggunakan Rational Actor Model (RAM)

dan Konsep Kepentingan Nasional dalam menganalisa mengapa Perancis

melakukan perdagangan senjata dengan Arab Saudi padahal melanggar

perjanjian internasional The Arms Trade Treaty.

1. Foreign Policy Decision Making

Foreign Policy Decision Making merupakan teori yang menjelaskan

terkait pengambilan keputusan yang mengacu pada pilihan yang dibuat

oleh aktor yang mempengaruhi tindakan suatu negara dalam sistem

internasional.41

Dalam memutuskan suatu kebijakan ditandai dengan

adanya resiko yang besar serta pertaruhan yang tinggi.42

FPDM dapat

mengungkap proses kognitif terkait pada pembuatan kebijakan luar negeri

suatu negara dengan “get into minds” para aktor yang membuat keputusan

41

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making [buku

on-line] (Cambridge: University Press, 2010, diunduh pada 20 Juni 2019); tersedia di

http://library.aceondo.net/ebooks/HISTORY/Understanding_Foreign_Policy_Decision_Making.pd

f 42

Jonathan Renshon dan Stanley A. Renshon, “The Theory and Practice of Foreign

Policy Decision Making” Political Psychology 29:4, Agustus 2008 [jurnal on-line]; tersedia di

https://www.jstor.org/stable/20447142 diunduh pada 20 Juni 2019.

Page 32: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

18

serta dapat mengidentifikasi pola umum dari keputusan suatu negara atau

aktor.43

Selain itu, FPDM juga dapat memberikan pemahaman secara

mendalam terkait bias, motivasi, dan persepsi.44

Menurut Alex Mintz dan

Karl DeRouen, terdapat beberapa tipe pengambilan keputusan salah

satunya ialah Single Decision yaitu keputusan yang diambil secara

kesatuan oleh negara atau unilateral decision maker.45

Menurut FPDM, faktor domestik suatu negara seperti politik dan

ekonomi dapat membentuk dan mendorong negara dalam bertindak atau

memilih kebijakan luar negerinya.46

Terdapat beberapa model dalam

FPDM yang sering digunakan dalam studi Hubungan Internasional, salah

satunya ialah Rational Actor Model (RAM).47

Rational Actor Model atau

Model Aktor Rasional merupakan salah satu model FPDM yang

dikemukakan oleh beberapa ahli dalam dunia internasional salah satunya

ialah Graham Allison.48

Model yang dikemukakan oleh Allison dipengaruhi oleh adanya

krisis nuklir yang terjadi di Kuba antara Amerika Serikat (AS) dan Uni

Soviet (US), Allison mencoba menganalisa alasan kebijakan AS pada saat

43

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, 5. 44

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, 6. 45

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, 6. 46

Joe D. Hagan, Philip P. Everts, Haruhiro Fukui dan Jogn D. Stempel, “Foreign Policy

by Coalition: Deadlock, Compromise, and Anarchy,” International Studies Review 3:2, 2001

[jurnal on-line]; tersedia di https://www.jstor.org/stable/3186568 diunduh pada 20 Juni 2019. 47

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, 6. 48

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, 57.

Page 33: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

19

itu.49

Allison memaparkan tiga model dalam menganalisa pengambilan

keputusan kebijakan luar negeri, diantaranya ialah model aktor rasional,

model proses organisasi dan model politik birokratik.50

Model aktor rasional dapat dijadikan pedoman dalam penelitian ini

dikarenakan negara diketahui sebagai aktor rasional yang selalu bertindak

didasarkan pada pilihan rasional dan tidak terlepas dari kepentingan

negara itu sendiri termasuk Prancis dalam memilih untuk melakukan

penjualan senjata ke Arab Saudi.

Model Aktor Rasional memandang bahwa negara atau pemerintah

mengambil peran sebagai kesatuan pengambil keputusan kebijakan negara

atau unitary decision maker.51

Menurut Allison, pemerintah

mempertimbangkan tindakan yang paling dapat memenuhi tujuan nasional

negaranya.52

Selanjutnya, dalam model aktor rasional, terdapat empat tahap

asumsi dasar guna mencapai proses analisa dari pengambilan kebijakan

suatu negara diantaranya ialah tahap goals and objectives, alternatives,

consequences, dan choice.53

49

Sophie Vanhoonacker dan Patrice Wangen, Graham T. Allison, The Essence of

Decision: Explaining the Cuban Missle Crisis [buku on-line] (Oxford: Oxford University Press,

2015, diunduh pada 21 Juni 2019); tersedia di

https://www.oxfordhandbooks.com/view/10.1093/oxfordhb/9780199646135.001.0001/oxfordhb-

9780199646135-e-38 50

Sophie Vanhoonacker dan Patrice Wangen, Graham T. Allison, The Essence of

Decision: Explaining the Cuban Missle Crisis, 2. 51

Jasmine Huda, Conceptual Models of Foreign Policy Behaviour, Februari 1998

[artikel on-line], tersedia di http://www.umich.edu/~psci160/GSIPIERRE/005007.html diakses

pada 21 Juni 2019. 52

Jasmine Huda, Conceptual Models of Foreign Policy Behaviour. 53

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis )Boston: Little,

Brown and Company, 1971), 29.

Page 34: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

20

Dalam tahap goals and objectives, aktor pembuat kebijakan dalam

menentukan tujuannya akan mempertimbangkan keuntungan, kegunaan

atau preferensi yang dapat mengetahui apa saja kemungkinan yang akan

terjadi jika keputusan diambil.54

Selanjutnya tahap alternatives, pada tahap ini aktor pembuat

kebijakan memilih diantara keseluruhan kebijakan alternatif yang ada pada

suatu kondisi, yang kemudian berkaitan dengan tahap ketiga yaitu

consequences di mana aktor mengidentifikasikan konsekuensi atau

perkiraan hambatan dan manfaatnya masing-masing dari kebijakan

alternatif yang ada, sehingga pada tahap terakhir yaitu tahap choice, aktor

pembuat kebijakan memilih pilihan alternativ yang memungkinkan untuk

mencapai tujuan negara yang didukung dengan perkiraan untung dan rugi

dari kebijakan yang diambil.55

2. Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional sering menjadi acuan utama suatu negara

dalam mengambil sebuah kebijakan. Negara dalam melaksanakan

kepentingan nasionalnya tetap bergantung pada sifat rasional (sifat yang

bergantung pada untung atau ruginya suatu negara dalam melakukan

sebuah kebijakan atau tindakan).

Kepentingan nasional terbentuk atas kebutuhan suatu negara dalam

kondisi internal seperti politik, ekonomi, militer, atau sosial dan budaya,

54

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis, 29. 55

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis, 29-33.

Page 35: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

21

dan kondisi eksternal atau kepentingan yang didasari akan upaya negara

untuk menciptakan „Power‟ sehingga dapat memberikan dampak atau

pengaruh dalam sistem internasional. Oleh karena itu, secara konseptual

kepentingan nasional digunakan untuk menjelaskan prilaku politik luar

negeri suatu negara.56

Penelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional Donald E.

Neuchterlin. Neuchterlin memaparkan dalam jurnalnya yang berjudul

National Interests and Foreign Policy: A conceptual framework for

analysis and decision-making bahwa kepentingan nasional merupakan

kebutuhan dan keinginan yang dirasakan oleh suatu negara berdaulat yang

berkaitan dengan negara lainnya serta terdiri melalui lingkungan

eksternal.57

Kemudian, Neuchterlin juga memaparkan bahwa kepentingan

nasional yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara

diantaranya ialah kepentingan keamanan, ekonomi, tatanan dunia, dan

kepentingan ideologi.58

Selain itu, Neuchterlin juga memaparkan empat

kepentingan dasar suatu negara yaitu kepentingan keamanan, ekonomi,

tatanan dunia dan kepentingan ideologi.59

56

P.Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2001),.

163 57

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” British Journal of International Studies, 2:3,

Oktober 1976 [jurnal on-line]; tersedia di

https://www.jstor.org/stable/20096778?seq=1#page_scan_tab_contents diunduh pada 22 Juni 2019 58

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 248. 59

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 248.

Page 36: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

22

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Kualitatif,

yaitu metode penelitian yang mencari dan mengumpulkan fakta berdasarkan

pada interpretasi yang tepat60

. Teknik penulisan pada penelitian ini ialah

berpedoman pada Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarifhidayatullah Jakarta.

Teknik pengumpulan data penelitian ini ialah melalui studi literatur

sebagai data sekunder yang bersumber dari buku, jurnal, berita lokal dan

internasional, serta website. Penelitian ini akan menggunakan rujukan literatur

yang berasal dari buku fisik, buku online, jurnal, laporan, berita dan seumber-

sumber lainnya. Teknik analisa dalam penelitian ini akan menggunakan analisa

deskriptif yaitu dengan menganalisa variabel-variabel terkait penelitian ini.

Teknik ini juga akan menghubungkan masalah dengan teori dan konsep

yang digunakan agar dapat mendeskripsikan data dan fakta yang ada.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Jonathan Sarwono dalam bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif yang menyatakan bahwa

tanpa adanya teori, suatu metode atau pendekatan akan mudah digoyahkan,

sehingga hadirnya teori dapat memberikan dasar yang kuat dalam berpikir

ilmiah. 61

Dalam menjawab pertanyaan penelitian dan kaitannya dengan kerangka

pemikirian, penelitian ini akan menggunakan teknik deduktif yaitu pemaparan

60

Withney, F.L, The elements of Research, (Osaka:Overseas book, 1990), 160 61

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006), 197.

Page 37: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

23

masalah dan penjabaran terlebih dahulu yang kemudian akan memaparkan

kesimpulan di akhir penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang terdiri atas:

Bab I Pendahuluan, terdiri atas pernyataan masalah, pertanyaan penelitian,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang Perdagangan Senjata Perancis dan Arab Saudi.

Subbab pertama membahas keterlibatan militer Arab Saudi dalam konflik Yaman

periode 2015 – 2017, yang menjelaskan terkait konflik Yaman, dan kebijakan

militer Arab Saudi dalam konflik tersebut. Subbab kedua kemudian membahas

tentang perdagangan senjata Prancis dan Saudi yang membahas terkait sejarah

perdagangan senjata Prancis serta dan perdagangan senjata Prancis dan Arab

Saudi periode 2015 – 2017.

Bab III membahas tentang pelanggaran Prancis terhadap pasal – pasal

dalam The Arms Trade Treaty . Subbab pertama membahas The Arms Trade

Treaty yang menjelaskan terkait proses pembentukan perjanjian serta pasal-pasal

yang terdapat dalam perjanjian tersebut. Subbab kedua kemudian membahas

tentang pelanggaran Perancis sebagai negara peratifikasi The Arms Trade Treaty.

Bab IV membahas tentang analisis kepentingan Perancis dalam melakukan

perdagangan senjata dengan Arab Saudi periode 2015 – 2017 yang dianalisa

Page 38: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

24

dengan menggunakan FPDM dengan model pilihan aktor rasional serta

kepentingan nasional.

Bab V berisi kesimpulan dan saran.

Page 39: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

25

BAB II

PERDAGANGAN SENJATA PRANCIS DAN ARAB SAUDI

Dalam bab ini menjelaskan perdagangan senjata Prancis dan Arab Saudi

periode 2015-2017. Namun, sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu keterlibatan

Arab Saudi dalam Konflik Yaman dan sejarah singkat Konflik Yaman pasca Arab

Spring. Kemudian, akan dibahas juga sejarah singkat perdagangan senjata Prancis.

Kemudian, pada akhir subbab dalam bab ini, akan dijelaskan perdagangan senjata

Prancis dan Arab Saudi serta signifikasi hubungan persenjataan dua negara

tersebut dalam konflik Yaman.

A. Keterlibatan Militer Arab Saudi dalam Konflik Yaman periode 2015-

2017

Arab Saudi atau al-Mamlakah al-Arabiyah as-Saudiyah merupakan negara

terbesar di kawasan Asia Barat dengan total luas lebih dari dua juta kilometer

persegi.62

Arab Saudi terletak di bagian dari benua asia yaitu kawasan Timur

Tengah, negara ini berbatasan secara langsung dengan Yordania, Irak, Kuwait,

Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman dan Yaman.63

62

Nationsonline, Saudi Arabia, [artikel on-line], tersedia di

https://www.nationsonline.org/oneworld/saudi_arabia.htm diakses pada 25 April 2019. 63

Geographic Guide Maps of Asia, Political Map of Saudi Arabia, [artikel on-line],

tersedia di http://www.geographicguide.com/asia/maps/saudi-arabia.htm diakses pada 25 April

2019

Page 40: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

26

Arab Saudi merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam

yang melimpah, seperti minyak dan gas bumi yang menjadikan negara ini sebagai

produsen minyak dan gas bumi terbesar di dunia, serta memegang 16% dari

cadangan minyak dan gas bumi di dunia pada 2015.64

Menjadi salah satu dari

produsen minyak terbesar di dunia, perekonomian Arab Saudi didominasi oleh

hasil penjualan minyak dan gas bumi sejak 1970an hingga saat ini.65

Selain itu, Arab Saudi merupakan tempat lahirnya agama Islam yang

memiliki dua kota suci bagi umat Islam, yaitu Mekah dan Madinah. Pada 1932,

seorang bernama Abdul Al-Aziz bin Abdul al-Rahman Al Saud bin Saud berhasil

membuat kerajaan Arab Saudi sebagai hasil dari upaya kampanye selama 30

tahun untuk menyatukan sebagian besar Semenanjung Arab.66

Sejak saat itu, Arab

Saudi merupakan negara yang dikuasai dan dipimpin oleh keluarga Al-Saud atau

House Al-Saud.

Sejak Arab Saudi resmi dibawah kuasa al-Saud, Arab Saudi menganut

sistem pemerintahan monarki absolut, di mana Raja memiliki wewenang sebagai

kepala negara dan pemerintah serta memiliki wewenang dalam pembuatan

kebijakan luar negeri.67

Kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya bertujuan

untuk membantu mencapai stabilitas internal negara itu, seperti stabilitas politik,

sosial, dan ekonomi, dan agama yang dalam proses pengambilan keputusan terkait

64

Central Intelligence Agency, The World FactBook: Middle East, Saudi Arabia,

[laporan on-line], tersedia di https://www.cia.gov/library/publications/the-world-

factbook/geos/sa.html diakses pada 25 April 2019 65

Britania.com, Saudi Arabia, [artikel on-line], tersedia di

https://www.britannica.com/place/Saudi-Arabia/Economy diakses pada 25 April 2019. 66

Central Intelligence Agency, The World FactBook: Middle East, Saudi Arabia. 67

James Wynbrandt, A Brief History of Saudi Arabia, (New York: Checkmark Books,

2004), 187

Page 41: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

27

kebijakan luar negeri, keluarga Al-Saud merupakan penententu utama kebijakan

di negara tersebut.68

Kebijakan luar negeri Arab Saudi mampu membuat negara tersebut

memiliki pengaruh besar baik di kawasan Timur Tengah dan di dunia. Salah satu

kebijakan luar neger tersebut ialah kebijakan terkait hubungannya dengan

Amerika Serikat (AS). Hubungan antara AS dengan Saudi secara garis besar

ditandai dengan kerjasama minyak untuk keamanan (Oil for Security), yang

diidentifikasikan dengan adanya Arabian American Oil Company (ARAMCO).69

Selama menjalin kerjasama dengan AS, Saudi mendapatkan keamanan

terutama dalam melawan Soviet pada saat Perang Dingin. AS membantu Saudi

melawan pengaruh Iran di Timur Tengah selama Perang Irak-Iran pada 1980-

1988.70

Selain itu, Saudi juga dijadikan sebagai negara akses militer bagi Amerika

Serikat.71

Kesuksesan Arab Saudi di Timur Tengah tidak terlepas dari adanya

aspek politis AS dalam negara tersebut. Seperti halnya AS mampu menjadikan

Saudi sebagai pemimpin negara teluk yang mampu menyatukan Yaman Utara dan

68

Umer Karim,”The Evolution of Saudi Foreign Policy and the Role of Decision-making

Process and Actors,” The International Spectator, 52:2, 7 Juni 2017 [jurnal on-line], tersedia di

https://scihub.tw/https://doi.org/10.1080/03932729.2017.1308643; Internet; diunduh pada 25 April

2019. 69

Christopher M. Blanchard, “Saudi Arabia: Background and U.S Relations”

Congressional Research Service Report, 21 September 2018 [laporan on-line], tersedia di

https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33533.pdf diunduh pada 27 April 2019. 70

Rachel Bronson, Ticker Than Oil: America‟s Uneasy Partnership with Saudi Arabia,

(New York: Oxford University Press, 2006) [buku on-line], tersedia di

https://www.cfr.org/content/publications/attachments/Excerpts.pdf diunduh pada 27 April 2019. 71

Rachel Bronson, Ticker Than Oil: America‟s Uneasy Partnership with Saudi Arabia, 4.

Page 42: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

28

Yaman Selatan pada 1990 menjadi Republik Yaman yang dipimpin oleh Ali

Abdullah Saleh.72

Selain itu, kebijakan luar negeri Arab Saudi juga ditandai dengan

kerjasama nya antara negara-negara di Eropa, salah satunya ialah Prancis. Arab

Saudi dan Prancis meresmikan kerjasama dua negara tersebut sejak 1839 yang

ditandai dengan pembangunan konsulat Prancis di Jeddah, sejak saat itu hubungan

kedua negara terus mengalami peningkatan.73

Menurut Joseph Bahout, seorang

akademisi dan konsultan politik Timur Tengah, hubungan dua negara tersebut

sangat kuat dalam aspek Ekonomi dan juga terikat perjanjian terkait program

nuklir Iran.74

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, Arab Saudi merupakan

negara dengan sistem pemerintahan monarki absolut dan eksistensi sistem

pemerintahan tersebut masih berdiri tegak hingga saat ini. Gejolak politik yang

dikenal dengan The Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah terkait upaya

masyarakat menumbangkan rezim otoriter, tidak mempengaruhi sistem

pemerintahan Arab Saudi yang bersifat otoriter dan tidak demokratis. Arab Saudi

72

Sharif Ismail, “Unification in Yemen: Synamics of Political Integration, 1978-2000,”

[on-line], tersedia di http://users.ox.ac.uk/~metheses/Ismail%20Thesis.pdf diunduh pada 27 April

2019. 73

Arabnews, France and Saudi Arabia enjoy close and confident relationship, 14 Juli

2016 [berita on-line], tersedia di http://www.arabnews.com/node/953251/saudi-arabia diakses

pada 27 April 2019. 74

Joseph Bahout, “French relations with Saudi Arabia”, Radio France International, 26

Januari 2015 [on-line], tersedia di https://carnegieendowment.org/2015/01/26/french-relations-

with-saudi-arabia-pub-58857 diakses pada 27 April 2019.

Page 43: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

29

merupakan salah satu negara yang berhasil mempertahankan sistem politiknya

dalam menghadapi pengaruh Arab Spring di Timur Tengah.75

The Arab Spring merupakan sebutan atas situasi perlawanan masyarakat

terhadap pemerintah di negara-negara kawasan Timur Tengah pada awal 2011

dengan tujuan untuk melawan pemerintahan yang dinilai telah menjalankan

negara dengan kediktatoran, kebrutalan aparat keamanan dan korupsi.76

Perlawanan terhadap pemerintahan pertama kali dilakukan oleh masyarakat

Tunisia yang dipicu dengan adanya seorang pemuda bernama Mohammed

Bouazizi yang membakar dirinya sendiri atas dasar protes kepada pemerintahan

yang gagal menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Tunisia.77

Berawal dari aksi yang dilakukan oleh Bouzazi, masyarakat Tunisia mulai

melakukan perlawanan kepada pemerintahan Tunisia. Kemudian, protes yang

berlangsung di Tunisia dan adanya peranan sosial media pada saat itu mampu

menciptakan efek domino kepada pemerintah lainnya yang dianggap telah

mengecewakan masyarakat, seperti Libya, Mesir, dan disusul oleh Suriah, dan

Yaman.78

Arab Saudi merupakan salah satu negara yang mampu bertahan dalam

menghadapi gejolak politik dari adanya The Arab Spring. Padahal, Arab Saudi

75

M Muttaqien, “Arab Spring: Dimensi Domestik, Regional dan Global”, Global &

Strategis, 9:2 [jurnal on-line], tersedia di http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

jgs0ebb4483e02full.pdf diunduh pada 26 April 2019. 76

ThoughtCo., What Is The Arab Spring?, 11 Januari 2019 [artikel on-line], tersedia di

https://www.thoughtco.com/definition-of-the-arab-spring-2353029 diakses pada 26 April 2019. 77

History, Arab Spring, 5 April 2019 [artikel on-line], tersedia di

https://www.history.com/topics/middle-east/arab-spring diakses pada 26 April 2019. 78

Abdul Qadir Mushtaq, dan Muhammad Afzal, “Arab Spring: Its Causes And

Consequences”, JPUHS, 30:1, Juni 2017 [jurnal on-line], tersedia di

http://pu.edu.pk/images/journal/HistoryPStudies/PDF_Files/01_V-30-No1-Jun17.pdf diunduh

pada 26 April 2019.

Page 44: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

30

juga merupakan negara dengan sistem pemerintahan monarki serta tidak

menjalankan keadilan dalam aspek ekonomi, sosial dan politik negara tersebut.79

Kemampuan Saudi dalam menjaga eksistensi sistem monarkinya tidak terlepas

dari adanya kebijakan dan strategi yang dilakukan negara tersebut, salah satunya

ialah melakukan intervensi ke negara yang berkonflik di Timur Tengah akibat

adanya The Arab Spring, salah satu negara tersebut ialah konflik Yaman.80

Republik Yaman merupakan salah satu negara di Timur Tengah dengan

bentuk pemerintahan Republik yang terbentuk pada 1990 pasca bersatunya

Yaman Selatan dan Yaman Utara.81

Yaman merupakan kawasan yang telah

mengalami gejolak politik sejak sebelum terjadinya unifikasi antara Yaman Utara

dan Yaman Selatan. Kemudian, awal Februari 2011, kelompok oposisi Yaman

yang dikenal dengan kelompok Houthi telah melakukan berbagai aksi yg

ditujukan untuk menurunkan Ali Abdullah Saleh. Kelompok Houthi didirikan

pada 1990-an oleh Hussein Badreddin al-Houthi yang menganut ideologi Syiah

Zaidiyah namun kini kelompok Houthi dipimpin oleh Abdul Malik yang

merupakan saudara dari Hussein.82

79

Saud Mousaed Al Tamamy, “Saudi Arabia and the Arab Spring: Opportunities and

Challenges of Security,” Journal of Arabian Studies: Arabia, the Gulf, and the Red Sea 2:2 [jurnal

on-line], tersedia di https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21534764.2012.734117

diunduh pada 26 April 2019. 80

Matamata Politik, Awal Mula Perang Yaman: Mengapa Konflik Terus Memburuk?”ˆ

[berita on-line], tersedia di https://www.matamatapolitik.com/in-depth-awal-mula-perang-yaman-

mengapa-konflik-terus-memburuk/ diakses pada 27 April 2019. 81

Nations Online, Yemen, [artikel on-line], tersedia di

https://www.nationsonline.org/oneworld/yemen.htm diakses pada 25 April 2019. 82

Medcom.id, Pemberontakan Houthi dan Intervensi Saudi di Yaman, Medcom

Internasional, 21 November 2018 [berita on-line], tersedia di

https://www.medcom.id/internasional/dunia/1bVV4p2b-pemberontakan-houthi-dan-intervensi-

saudi-di-yaman diakses pada 28 April 2019.

Page 45: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

31

Adanya aksi demonstrasi yang memanas di Yaman pada 2011 memicu

Gulf Cooperation Council (GCC) yang dipimpin oleh Arab Saudi serta didukung

oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mengusulkan adanya transisi

kekuasaan terhadap Ali Abdullah Saleh, yang pada akhirnya berhasil menurunkan

Saleh dan menggatikannya dengan Abdrabu Mansoer Hadi.83

Transisi kekuasaan yang terjadi tidak mengurangi aksi dan protes yang

terjadi di Yaman, bahkan aksi tersebut meluas ke beberapa wilayah di Yaman

bagian selatan yang dikuasai oleh kelompok radikal Al-Qaeda dan wilayah bagian

utara tepatnya ibu kota Sana‟a dikuasai oleh kelompok Houthi bersama dengan

kelompok pendukung Saleh yang bertujuan untuk mengkontrol kota Sana‟a.84

Gejolak politik yang semakin memanas mendorong Presiden Mansoer

Hadi untuk melarikan diri ke Arab Saudi, dan meminta bantuan kepada Saudi

untuk melawan kelompok pemberontak di Yaman. Pada 26 Maret 2015, Saudi

bersama dengan beberapa negara teluk dan negara arab telah melakukan serangan

udara di Yaman yang dikenal dengan Decisive Storm yang ditujukan untuk

melawan kelompok Houthi di ibu kota Sana‟a dan kota Aden.85

Serangan udara

83

Firmanda Taufik, dan Lalu Wahyu Putra, Hegemoni Amerika Serikat Terhadap Arah

Kebijakan Arab Saudi dalam Konflik Yaman Pasca Arab Spring 2011-2017, [artikel on-line],

tersedia di

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved

=2ahUKEwj4moj11vXhAhXDR30KHZ9uCV8QFjAAegQIABAC&url=https%3A%2F%2Fic-

mes.org%2Fjurnal%2Findex.php%2FjurnalICMES%2Farticle%2Fdownload%2F2%2F4%2F&usg

=AOvVaw2eonpY6mCxzfQP00qN1cat diunduh pada 27 April 2019. 84

Ahmad Fuadi, “Kepentingan Arab Saudi Menghentikan Gerakan Pemberontak

Houthi,” Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, 15:1, Januari 2017 [jurnal on-line], tersedia di

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwjux_2tf

jhAhVHvo8KHUt5Al4QFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fejournal.unri.ac.id%2Findex.ph

p%2FJDOD%2Farticle%2Fdownload%2F5230%2F4903&usg=AOvVaw1NJaCGDUHEysCqCG

WVBZS0 diunduh pada 29 April 2019. 85

Ralph Shield, “The Saudi air war in Yemen: A case for coercive success through

battlefield denial,” Journal of Strategic Studies, 41:3, 2018 [jurnal on-line], tersedia di

https://doi.org/10.1080/01402390.2017.1308863 diunduh pada 29 April 2019.

Page 46: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

32

yang dilakukan koalisi Arab Saudi pada 26 Maret 2015 telah membunuh sekitar

18 penduduk sipil di Sana‟s.86

Serangan koalisi negara arab Decisive Storm yang dimulai pada 25 Maret

2015 tersebut terus berlangsung sampai 21 April 2015 setelah Presiden Mansoer

Hadi mengistruksikan pemberhentian serangan yang telah memakan 3.512 korban

tewas.87

Namun, intervensi Saudi dan koalisi terus berlangsung dengan

mengumumkan adanya operasi baru yang dikenal dengan Restoring Hope, sebuah

operasi yang ditujukan untuk menciptakan bantuan kemanusiaan, namun pada

kenyataannya tidak menciptakan perubahan yang nyata terkait kemanusiaan di

Yaman.88

Intervensi militer Arab Saudi dan koalisi sejak 2015 hingga 2018 telah

memakan puluhan ribu korban jiwa, dan intervensi tersebut diiringi dengan

adanya bantuan dari negara-negara pengeskpor senjata dunia, seperti AS, Inggris,

dan Prancis yang hingga saat ini memutuskan untuk tetap menjadi pengekspor

senjata ke negara-negara koalisi arab.89

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, Prancis merupakan

negara pengekspor senjata terbesar ketiga ke Arab Saudi, yang sejak 2015 Prancis

dan Saudi telah melakukan banyak kesepakatan terkait perdagangan senjata.

86

Aljazeera, Saudi and Arab allies bomb Houthi positions in Yemen, 26 Maret 2015,

[berita on-line], tersedia di https://www.aljazeera.com/news/middleeast/2015/03/saudi-

ambassador-announces-military-operation-yemen-150325234138956.html diakses pada 29 April

2019. 87

Deddy, “LSM Yaman: 3512 Tewas Dalam Operasi Decisive Storm”, Jurnal Islam, 28

April 2015 [jurnal on-line], tersedia di https://jurnalislam.com/lsm-yaman-3512-tewas-dalam-

operasi-decisive-storm/ diakses pada 30 April 2019. 88

Ralph Shield, “The Saudi air war in Yemen: A case for coercive success through

battlefield denial,” 465-466. 89

France24, US, UK, France arms sales to Saudi coalition „devastating‟ Yemeni lives,

says Amnesty, 23 Maret 2018 [berita on-line], tersedia di https://www.france24.com/en/20180323-

yemen-saudi-coalition-arms-amnesty-civilian-casualties diakses pada 30 April 2019.

Page 47: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

33

Selain itu, Prancis juga melakukan perdagangan senjata kepada negara-negara

yang tergabung dalam koalisi Saudi, seperti Uni Emirat Arab.90

Pada penelitian yang dilakukan oleh FIDH yang merupakan federasi

internasional hak asasi manusia, senjata Prancis telah digunakan oleh Arab Saudi

dan Uni Emirat Arab untuk melakukan serangan-serangan di Yaman dikarenakan

tingkat permintaan senjata dari dua negara tersebut meningkat seiring dengan

berlangsungnya konflik Yaman.91

Pada 2015-2017, Prancis telah mengirimkan berbagai jenis senjata ke

Saudi seperti Nexter Aravis lapis baja, ACMAT Bastion Patsas, Sherpa Light dan

Vab-Mark 3 kendaraan lapis baja, Drone, Rudal, Helikopter Cougar Transport

milik Airbus dan Senapan Sniper kepada Arab Saudi, serta mengirimkan senjata

berupa Nexter Aravis lapis baja, ACMAT Bastion Patsas lapis baja, 29 rudal,

Drone, Sherpa Light dan Vab-Mark 3 kendaraan lapis baja ke Uni Emirat Arab.92

Dalam melawan efek musim semi Arab, Saudi memilih untuk menjadi

negara yang mengintervensi langsung kawasan yang berkonflik atas dampak

adanya musim semi arab. Namun, intervensi militer yang dilakukan Arab Saudi

dan koalisi tidak terlepas dari adanya bantuan negara lain yang merupakan aliansi

negara tersebut seperti Prancis yang diketahui sebagai pemasok senjata ke Arab

Saudi. Maka dari itu, pada subbab selanjutnya akan dibahas perdagangan senjata

90

TheDefensePost, Saudi Arabia and UAE use French weapons in Yemen, report

reveals,15 April 2019 [artikel on-line], tersedia di https://thedefensepost.com/2019/04/15/french-

weapons-yemen-saudi-arabia-uae-disclose/ diakses pada 30 April 2019 91

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” 7. 92

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” 9.

Page 48: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

34

Prancis berdasarkan sejarahnya, dan perdagangan senjata Prancis ke Arab Saudi

dalam periode 2015 – 2017.

B. Perdagangan Senjata Prancis dan Arab Saudi

1. Sejarah Perdagangan Senjata Prancis

Prancis merupakan salah satu negara yang secara aktif melakukan

perdagangan senjata dan merupakan pengekspor senjata terbesar ketiga di

dunia setelah AS dan Russia.93

Dalam total lima ribu perusahaan dan

empat ratus ribu pekerjaan terkait keamanan dan pertahanan di kawasan

Eropa, industri Prancis memegang sebanyak 25%.94

Perusahaan utama

dalam industri pertahanan dan keamanan Prancis ialah Dassault Aviation,

Naval Group, Airbus Group, MBDA Missle Systems, Nexter, Safran and

Thales.95

Kemampuan Prancis dalam melakukan penjualan senjata

pertama kali terjadi pada 1950, lima tahun setelah berakhirnya Perang

Dunia Kedua. 96

Pada Perang Dunia Kedua, Prancis memiliki hubungan erat dengan

AS terkait keamanan dan militer yang ditandai dengan bantuan dalam

bentuk dukungan AS kepada Prancis untuk melawan Jerman dan

mempertahankan kekaisaran kolonial Prancis, serta bantuan pembaharuan

93

SIPRI. Trends In International Arms Transfers 2017 94

France Diplomatie, Defence industries and technologies, Maret 2018 [Dokumen on-

line], tersedia di https://www.diplomatie.gouv.fr/en/french-foreign-policy/economic-diplomacy-

foreign-trade/supporting-french-businesses-abroad/strategic-sector-support/defence-industries-and/

diakses pada 1 Mei 2019. 95

France Diplomatie, Defence industries and technologies. 96

History On The Net, When Did WW2 End? [artikel on-line], tersedia di

https://www.historyonthenet.com/when-did-ww2-2-end diakses pada 1 Mei 2019.

Page 49: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

35

dan perluasan industri militer Prancis.97

Dimulai dengan hubungan erat

kedua negara tersebut, saat berakhirnya Perang Dunia kedua, Prancis dapat

menjual senjata seperti light tank AMX-13 kepada Israel, Mesir, Peru, dan

Venezuela dan menjual jet tempur Dassault‟s M.D. Ouragon kepada Israel

dan India pada pertengahan 1950an.98

Sejak saat itu, Prancis merupakan

pengekspor senjata dunia yang melakukan pengiriman senjata setiap tahun

sampai pada 2017.99

Grafik II.1 Weapon Sales Prancis Pada 1950-2017.100

Grafik di atas menjelaskan bahwa perdagangan senjata Prancis

mengalami peningkatan yang cukup tinggi untuk pertama kalinya pada

1970-an serta mampu mencapai penjualan sekitar 4 miliar dolar AS tahun

1985. Menjadi aktor baru dalam penjualan senjata di dunia internasional,

97

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 1980 [jurnal on-line], tersedia di

https://www.jstor.org/stable/2615719?seq=1#metadata_info_tab_contents diunduh pada 1 Mei

2019. 98

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 56. 99

Trading Economics, France Weapon Sales, [laporan on-line], tersedia di

https://tradingeconomics.com/france/weapons-sales diakses pada 1 Mei 2019. 100

Trading Economics, France Weapon Sales.

Page 50: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

36

pernyataan Presiden Prancis, Giscard d‟Estaing terkait sikap Prancis untuk

tidak menjadikan penjualan senjata sebagai prioritas utama negaranya

merupakan hal yang sangat bersebrangan dengan realita yang terjadi,

dikarenakan perdagangan senjata Prancis mengalami peningkatan dua kali

lipat pada 1974-1977 dari 1,4 miliar dolar AS menjadi 3 miliar dolar

AS.101

Pada 1977, The Arms Control and Disarmament Agency

menyatakan bahwa total penjualan perdagangan senjata dunia pada tahun

itu mencapai 17,6 miliar dolar AS, Prancis telah menyumbang sebanyak 3

miliar dolar AS.102

Pada saat itu, Prancis merupakan pengekspor senjata

terbesar ketiga, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet.103

Jika Prancis tidak melakukan penjualan senjata, pertumbuhan

ekonomi Prancis akan mengalami hambatan dikarenakan pada 1974-1977

dalam rata-rata pertahun Prancis mengalami defisit komersial sebesar 5,1

miliar dolar AS, pada periode yang sama penjualan senjata Prancis

meningkat mencapai 1,4 miliar dolar AS, sehingga apabila tidak ada

penjualan senjata, defisit yang diterima oleh Prancis akan lebih tinggi dari

6 miliar dolar AS pertahun. 104

101

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 62. 102

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 55.

103 Marek Thee, “Armaments, arms control and disarmament,” A Unesco reader for

disarmament education, 1981 [jurnal on-line], tersedia di

https://unesdoc.unesco.org/in/rest/annotationSVC/DownloadWatermarkedAttachment/attach_imp

ort_8ecf6720-0761-4be4-ab36-f6f60a9667d3?_=048001engo.pdf diakses pada 2 Mei 2019. 104

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 62.

Page 51: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

37

Penjualan senjata pada Perang Dingin nyatanya telah membantu

perekonomian dan keamanan Prancis dalam bertahun-tahun. Pada Perang

Dingin, Prancis melakukan penjualan senjata kepada negara-negara di

Timur Tengah, salah satunya Arab Saudi yang menjadikan Prancis sebagai

pemasok senjata utamanya dengan membeli 450 tank AMX, dan rudal

darat-ke-udara yang dirancang khusus pada 1970an.105

Pada periode yang

sama, Timur Tengah merupakan kawasan atas negara-negara pengimpor

senjata terbesar di dunia dengan presentase sebesar 48%.106

Kemudian, penjualan senjata Prancis diketahui mengalami

peningkatan di tahun 1985 dengan penjualan sebanyak 4029 juta dolar

atau 4,029 miliar dolar AS, yang berdasarkan laporan SIPRI merupakan

tahun di mana Prancis meraih penjualan senjata tertinggi selama 1950 -

2017.107

Pada akhir Perang Dingin, Prancis diketahui menjadi pemasok

senjata dengan peringkat kedua di dunia bersama dengan Inggris dan

Rusia, sedangkan pringkat pertama diraih oleh AS.108

Penjualan senjata Prancis terus berjalan walaupun Perang Dingin

telah berakhir pada 1991 pasca bubarnya Uni Soviet.109

Meskipun Prancis

menduduki posisi kedua dalam proses penjualan senjata di kawasan Eropa,

total penjualan senjata Prancis dalam periode 1990 – 2000 mengalami

105

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 58. 106

Marek Thee, “Armaments, arms control and disarmament,” 27-28. 107

Trading Economics, France Weapon Sales. 108

Richard F. Grimmett, Conventional Arms Transfers in the Post-Cold War Era, CSR

Report for Congress, 28 September 1993 [ laporan on-line], tersedia di

https://fas.org/sgp/crs/weapons/transfers-pcw.pdf diakses pada 2 Mei 2019. 109

U.S History, The End of the Cold War, U.S History Pre-Colombian to the New

Millenium [berita on-line], tersedia di http://www.ushistory.org/us/59e.asp diakses pada 3 Mei

2019.

Page 52: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

38

penurunan sebanyak 47%.110

Penurunan penjualan dan ekspor senjata

Prancis dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik II.2 Total Weapon Sales Prancis Periode 1990-2000

(dalam jutaan dolar AS).111

Berdasarkan grafik di atas, 1994 merupakan tahun di mana

penjualan senjata Prancis berada pada titik terendah selama periode 1990 –

2000 dengan penjualan yang hanya mencapai 849 juta dolar AS. Namun,

penurunan senjata Prancis bukan satu-satunya masalah yang dihadapi

negara itu, pada periode yang sama Prancis diketahui terlibat dalam

konflik Rwanda karena telah melakukan pengiriman senjata dan keperluan

militer dengan total 6 miliar dolar AS dalam periode 1990 – 1994.112

110

Elisabeth Sköns dan Reinhilde Weidacher, SIPRI Yearbook 2002: Armaments,

Disarmament and International Security [ buku on-line] (Sweden: Oxford University Press, 2002,

diunduh pada 3 Mei 2019); tersedia di https://www.sipri.org/sites/default/files/07.%20.pdf 111

Trading Economics, France Weapon Sales. 112

Mel Mcnulty, “French arms, war and genocide in Rwanda,” Crime, Law & Social

Change, 2000 [jurnal on-line], tersedia di http://www.francegenocidetutsi.org/McNulty.pdf

diunduh pada 3 May 2019.

Page 53: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

39

Hal tersebut kemudian menuai kritik terhadap Prancis dikarenakan

pada 1994 terjadi aksi genosida dalam konflik Rwanda.113

Keterlibatan

Prancis di konflik Rwanda menciptakan adanya komisi parlementer

pertama yang meneliti kegiatan militer Prancis di luar negeri, meskipun

penyelidikan tersebut tidak berhasil mengidentifikasikan apakah pasokan

senjata Prancis memperburuk situasi di Rwanda atau sebaliknya.114

Selain itu, grafik II.2 menjelaskan bahwa terjadinya peningkatan

penjualan senjata Prancis pasca 1994, hal tersebut dilatar belakangi dengan

tingginya ekspor senjata Prancis ke banyak negara, beberapa diantaranya

ialah ke Taiwan dengan total 4,2 miliar dolar AS, lalu ke Arab Saudi

dengan total 2,3 miliar dolar AS, dan Uni Emirat Arab sebesar 2,2 miliar

dolar AS pada periode 1995 - 1997.115

Grafik II.3 menjelaskan bahwa pada 1997, total penjualan senjata

Prancis mencapai 3230 juta dolar AS atau setara dengan 3,23 miliar dolar

AS dan menjadi tahun dengan penjualan tertinggi dalam periode 1990 –

2000. Kemudian, pada periode 2001-2008, Prancis merupakan penjual

senjata terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika dan Russia dan menjadi

penjual utama di kawasan Eropa.116

113

Mel Mcnulty, “French arms, war and genocide in Rwanda,” Crime, Law & Social

Change, 105. 114

Mel Mcnulty, “French arms, war and genocide in Rwanda,” 105. 115

U.S Department of State Bureau of Verification and Compliance, World Military

Expenditures and Arms Transfers 1998, Department of State, April 2000 [ dokumen on-line],

tersedia di https://www.state.gov/documents/organization/110701.pdf diakses pada 3 Mei 2019. 116

Richard F. Grimmett, Conventional Arms Transfers in the Post-Cold War Era, CSR

Report for Congress, 1-11.

Page 54: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

40

Menjadi negara terkemuka dalam penjualan senjata, Prancis

melihat penjualan senjata sebagai hal penting dalam mencapai kepentingan

nasional, pengembangan militer Prancis, serta sebagai sarana untuk

underwriting development. 117

Underwriting development adalah proses di

mana seorang aktor atau institusi membuat keputusan untuk menentukan

kelayakan dan potensi aktor atau institusi tersebut.118

Grafik II.3 Weapon Sales Prancis Periode 2001 – 2010

(dalam jutaan dolar AS)119

Grafik II.3 memperlihatkan bahwa dalam periode 2001 – 2010,

terdapat penurunan drastis yang terjadi antara 2009 dan 2010, yang total

penjualan di 2009 sebesar 1,929 miliar dolar AS turun menjadi 897 juta

dolar AS.

Namun, penyebab turunnya penjualan senjata Prancis pada 2010

ialah lemahnya ekonomi global yang menimbulkan banyak negara

117

Richard F. Grimmett, Conventional Arms Transfers in the Post-Cold War Era, CSR

Report for Congress, 11. 118

Fundrise, Why Underwriting is the Most Important Piece of the Investment Process

[artikel on-line], tersedia di https://fundrise.com/education/blog-posts/why-underwriting-is-the-

most-important-piece-of-the-investment-process diakses pada 3 Mei 2019. 119

Trading Economics, France Weapon Sales.

Page 55: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

41

pengimpor senjata melakukan penundaan dan pembatasan pembelian

senjata, sehingga beberapa pemasok senjata di dunia mengalami

penurunan yang signifikan termasuk posisi Prancis sebagai pemasok

senjata dunia mengalami penurunan tahun 2010.120

Selain itu, penjualan

senjata tertinggi dalam periode 2001 - 2010 terjadi pada 2007, hal ini

dilatar belakangi dengan adanya perjanjian senjata untuk rudal Milan anti-

tank antara Prancis dan Libya dengan total kontrak sebesar 230 juta dolar

AS.121

Kebangkitan penjualan senjata dunia pasca kelemahan ekonomi di

2010 terjadi di tahun 2016, yang total penjualan senjata dan layanan

militer mencapai 374 miliar dolar AS.122

Pada total 374 miliar dolar AS,

Prancis menyumbang sebanyak 2,278 miliar dolar AS khusus dalam

penjualan senjatanya tahun 2016.123

Penjualan senjata Prancis pasca

gangguan ekonomi dunia pada 2010 dapat dilihat pada grafik berikut:

120

Richard F. Grimmett, Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2003-

2010, CSR Report for Congress, 22 September 2011 [on-line], tersedia di

https://fas.org/sgp/crs/weapons/R42017.pdf diakses pada 3 Mei 2019. 121

Aljazeera, France confirms Libya arms deal, 4 Agustus 2007 [berita on-line], tersedia

di https://www.aljazeera.com/news/europe/2007/08/2008525133153830598.html diakses pada 3

Mei 2019. 122

SIPRI, Global arms industry: First rise in arms sales since 2010, says SIPRI, SIPRI

for the media, 11 Desember 2017 [berita on-line], tersedia di https://www.sipri.org/media/press-

release/2017/global-arms-industry-first-rise-arms-sales-2010-says-sipri diakses pada 3 Mei 2019. 123

Trading Economics, France Weapon Sales.

Page 56: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

42

Grafik II.4 Total Weapon Sales Prancis Periode 2011 – 2017

(dalam jutaan dolar AS)124

Berdasarkan pada grafik II. 4, kenaikan penjualan senjata Prancis

cukup tajam tahun 2011 yang mencapai 1,758 miliar dolar AS. Kenaikan

penjualan dilatarbelakangi dengan adanya penjualan senjata Prancis ke

Rusia sebesar 1,6 miliar dolar AS.125

Grafik II.4 menjelaskan bahwa penurunan penjualan senjata

Prancis kembali terjadi pada 2012, total penjualan senjata Prancis menurun

dari 1,758 miliar dolar AS, menjadi 1,035 miliar dolar AS. Penurunan

tersebut disebabkan oleh beberapa pesanan senjata yang tidak dapat

terpenuhi untuk sistem senjata bernilai tinggi, termasuk 10 kapal selam

yang dipesan oleh Brasil dan India, 7 fregat yang dipesan oleh Malaysia

dan Maroko, dan 175 pesawat tempur yang dipesan oleh India.126

124

Trading Economics, France Weapon Sales. 125

The Local, French weapons exports continue to boom, 9 September 2014 [berita on-

line], tersedia di https://www.thelocal.fr/20140909/french-arms-sales-industry-continues-to-boom

4 Mei 2019. 126

Pieter D. Wezeman, dkk, Trends in International Arms Transfers, 2012, SIPRI Fact

Sheet, Maret 2013 [laporan on-line], tersedia di

https://www.sipri.org/sites/default/files/files/FS/SIPRIFS1303.pdf diakses pada 3 Mei 2019

Page 57: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

43

Pada 2013 – 2017 Prancis kembali menjadi salah satu negara

pengekspor senjata terbesar di dunia, setelah mengalami penurunan pada

2010, hal ini dilatar belakangi dengan peningkatan ekspor senjata

sebanyak 27% pada 2013 – 2017.127

Sebanyak 42% dari total penjualan

senjata Prancis dilakukan di kawasan Timur Tengah, 31% di kawasan Asia

dan Oseania, 10% di negara-negara Eropa, 9,1% di kawasan Amerika, dan

7,5% di kawasan Afrika. 128

Pada 2015, Prancis melakukan pengiriman

keperluan militer untuk tentara Lebanon sebesar 1 miliar dolar AS yang

merupakan bagian dari perjanjian senjata antara Prancis dengan Arab

Saudi dengan total kontrak perjanjian sebesar 3 miliar dolar AS.129

Tingginya presentase penjualan senjata Prancis ke negara-negara

Timur Tengah tidak terlepas dari penjualan senjata Prancis ke Arab Saudi.

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, setelah AS dan Inggris,

Prancis merupakan negara pemasok senjata terbesar ke Arab Saudi, kedua

negara tersebut telah menandatangani kontrak jual beli senjata mencapai

12 miliar dolar AS pada 2015.130

Total kontrak yang disepakati kedua

negara tersebut memenuhi hampir keseluruhan total Worldwide Arms

127

SIPRI. Trends In International Arms Transfers 2017, 4. 128

SIPRI. Trends In International Arms Transfers 2017, 4. 129

Reuters, French Weapons arrive in Lebanon in $3 billion Saudi-funded deal, 20 April

2015 [berita on-line], tersedia di https://www.reuters.com/article/us-mideast-crisis-lebanon-

army/french-weapons-arrive-in-lebanon-in-3-billion-saudi-funded-deal-

idUSKBN0NB0GI20150420 diakses pada 5 Mei 2019. 130

Giorgio Cafiero dan Daniel Wagner, “France: Saudi Arabia‟s New Arms Dealer,” The

National Interest, 10 Agustus 2015 [artikel on-line], tersedia di

https://nationalinterest.org/feature/france-saudi-arabias-new-arms-dealer-13533 diakses pada 4

Mei 2019.

Page 58: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

44

Transfer Agreements Prancis pada 2015 yang sebanyak 15,3 miliar dolar

AS.131

Terdapat beberapa perjanjian penjualan senjata yang dilakukan

kedua negara khususnya dalam periode 2015 – 2017. Penjelasan mengenai

penjualan senjata tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam subbab

perdagangan senjata Prancis dan Arab Saudi periode 2015 – 2017.

2. Perdagangan Senjata Prancis dan Arab Saudi periode 2015 –

2017

Prancis dan Arab Saudi secara resmi memiliki hubungan bilateral

pada 1839 yang diidentifikasikan dengan pembukaan konsulat Prancis

untuk pertama kalinya di Jeddah.132

Namun, kedekatan dua negara tersebut

menguat pasca pertemuan Jenderal de Gaulle dan Raja Faisal pada 1967.

133 Prancis dan Saudi melakukan kerjasama di berbagai aspek seperti

ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, energi, serta

keamanan dan pertahanan.134

Namun, aspek yang paling menonjol dari kedekatan Prancis dan

Saudi ialah ekonomi, politik, energi serta keamanan dan pertahanan,

mengingat pada Perang Dingin, Prancis menjadi eksportir senjata ke Arab

131

Cathrine A. Theohary, “Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2008 –

2015,” Congressional Research Service, 19 Desember 2016 [laporan on-line]; tersedia di

https://fas.org/sgp/crs/weapons/R44716.pdf diunduh pada 5 Mei 2019. 132

Arab News, France and Saudi Arabia enjoy close and confident relationship, 14 juli

2016 [berita on-line], tersedia di http://www.arabnews.com/node/953251/saudi-arabia diakses

pada 5 Mei 2019. 133

Arab News, France and Saudi Arabia enjoy close and confident relationship. 134

France in the United Kingdom, French expertise can help transform Saudi Arabian

economy, Paris 10 April 2018 [artikel on-line], tersedia di https://uk.ambafrance.org/French-

expertise-can-help-transform-Saudi-Arabian-economy diakses pada 6 Mei 2019.

Page 59: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

45

Saudi serta menjadi importir minyak dari Arab Saudi.135

Sebagaimana

yang telah dipaparkan sebelumnya, pada 1970an Saudi menjadikan Prancis

sebagai pemasok utama senjata ke negaranya. Disisi lain, 36,4% minyak

Prancis datang dari Arab Saudi di periode yang sama.136

Kedekatan tersebut dilatar belakangi oleh keadaan Prancis yang

membutuhkan stok minyak bumi untuk keberlangsungan perekonomian

dan penjualan senjata Prancis, serta kebutuhan Arab Saudi atas peralatan

keamanan dan pertahanan negara.137

Hubungan Prancis dan Arab Saudi

terus berlangsung bahkan setelah berakhirnya Perang Dingin.

Pada 2012, kedekatan antara Prancis dan Saudi semakin meningkat

yang ditandai dengan kedatangan Presiden François Hollande ke Saudi

sebanyak empat kali setelah terpilihnya ia menjadi Presiden dalam

pemilihan umum, pertemuan tersebut mendiskusikan terkait Iran‟s

Nuclear Deal dan krisis yang terjadi di Suriah.138

Kemudian pada April

2015, Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius menyatakan dukungan

negara Prancis terhadap koalisi Arab Saudi di Yaman.139

Dukungan

tersebut kemudian ditandai dengan adanya peningkatan kontrak pembelian

135

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 58 – 63. 136

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 63. 137

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 63. 138

France 24, Hollande holds talks in Saudi Arabia on Iran and Syria, 4 September 2012

[berita on-line], tersedia di https://www.france24.com/en/20121104-france-hollande-saudi-arabia-

first-visit-discuss-iran-nuclear-programme-syria-crisis-diplomacy diakses pada 6 Mei 2019. 139

War Is Boring, France Is at War in Yemen, Photos Indicate, 22 Agustus 2016 [berita

on-line], tersedia di https://warisboring.com/france-is-at-war-in-yemen-photos-indicate/ diakses

pada 7 Mei 2019.

Page 60: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

46

senjata antara Prancis dan Saudi yang menandatangani perjanjian sebesar

12 miliar dolar AS pada Juni 2015.140

Pada 2015, total pengiriman senjata Prancis ke Saudi mencapai

900 juta euro yang sebelumnya hanya mencapai 644 juta euro pada 2014.

141 Pada 2015, sejumlah enam kapal tanker Airbus 330-200 MRRT dan

745 Senapan Sniper jarak jauh dikirim ke Arab Saudi.142

Menurut

Observatoire des Armements, kontrak senjata antara Prancis dan Saudi

yang dimaksudkan untuk Lebanon ternyata digunakan untuk

mempersiapkan keperluan militer Saudi di Yaman serta mempercepat

pengiriman di puncak konflik tersebut.143

Pada 2016, peningakatan pengiriman senjata ke Arab Saudi

kembali mengalami peningkatan sebesar 1 miliar euro, hal ini terlihat

bahwa kenaikan pengiriman senjata ke Saudi bersamaan dengan

keterlibatan negara tersebut dalam konflik Yaman.144

Prancis melakukan

pengiriman kendaraan lapis baja ringan (light armored vehicles) sebanyak

276, kendaraan Sherpa Light dan pengankut personel Vab Mark 3 dari

perusahaan Renault, serta 500 Senapan Sniper jarak jauh, serta perjanjian

pembuatan 39 kapal patroli.145

Selain itu, Prancis juga mendatangkan

Angkatan Laut negara tersebut yang dilengkapi dengan sistem navigasi

140

Al Arabia, Saudi Arabia and France ink $12bln deal, 24 Juni 2015, Al Arabia News. 141

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” FIDH International Human Rights, 2018, 8. 142

OrientXXI, How France Participates in the Yemen Conflict, [artikel on-line], tersedia

di https://orientxxi.info/magazine/how-france-participates-in-the-yemen-conflict,1997 diakses

pada 7 Mei 2019. 143

OrientXXI, How France Participates in the Yemen Conflict. 144

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” FIDH International Human Rights, 2018, 8. 145

OrientXXI, How France Participates in the Yemen Conflict.

Page 61: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

47

elektronik untuk membantu pertahanan blokade koalisi arab yang saat itu

sedang melemah.146

Prancis dan Saudi kembali mengadakan kontrak pembelian senjata

yang mencapai 14 miliar dolar AS pada 2017.147

Kemudian, Prancis juga

melakukan pengiriman dua kapal tanker Airbus 320-200 MRTT, Caesar

cannons dari perusahaan Nexter, ACMAT Bastion Patsas lapis baja ringan,

drone spionase militer SDTI, dan kapal patroli dari perusahaan Couach,

serta helicopter cougar troop transport dari perusahaan Airbus.148

Selain itu, Prancis juga mengirimkan laser designation pods by

Thales Damocles XF dan dalam periode yang sama perusahaan Thales

menduduki peringkat ke 8 sebagai perusahaan yang menjual senjata dan

layanan militer terbesar di dunia.149

Selain itu, Airbus Group menduduki

peringkat ke 7 sebagai perusahaan yang menjual senjata dan layanan

militer di dunia, dan juga perusahaan Naval Group yang menduduki

peringkat ke 19 di dunia.150

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, pada 2015 terjadi

serangan oleh koalisi Arab Saudi di konflik Yaman (decisive storm), yang

berdasarkan prakteknya telah melanggar hukum humaniter internasional

146

OrientXXI, How France Participates in the Yemen Conflict. 147

Quartz, Despite the murder of Jamal Khashoggi, most countries continue to sell arms

to Saudi Arabia, 27 Oktober 2018 [berita on-line], tersedia di https://qz.com/1440586/countries-

keep-selling-arms-to-the-saudis-despite-khashoggis-murder/ diakses pada 7 Mei 2019. 148

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” FIDH International Human Rights, 2018, 9. 149

SIPRI, SIPRI Arms Industry Database, [artikel on-line], tersedia di

https://www.sipri.org/databases/armsindustry diunduh pada 7 Mei 2019. 150

SIPRI, SIPRI Arms Industry Database.

Page 62: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

48

dikarenakan telah merenggut nyawa sebanyak 3.512 korban.151

Selain itu,

serangan Arab Saudi dan koalisi juga telah menciptakan krisis kemanusian

terbesar di dunia selama konflik Yaman berlangsung yang ditandai dengan

kekurangan makanan dan minuman, krisis air, kerusakan bangunan, dan

banyaknya warga sipil menjadi korban seperti meninggal dunia dan

mengalami gizi buruk atau luka-luka akibat konflik yang terjadi di

Yaman.152

Berdasarkan Armed Conflict Location and Event Data Project

(ACLED), sejak 2015, sebanyak 56,000 penduduk Yaman telah tewas

dalam konflik yang terjadi dan 570,000 penduduk Yaman kehilangan

rumah.153

Bantuan Prancis terkait perdagangan senjata merupakan prilaku

yang bertentangan dengan komitmen negara tersebut yang telah

meratifikasi The Arms Trade Treaty (ATT) pada April 2014.154

Pendapat

ini disetujui oleh Anna Macdonald yang merupakan Director of Arms

Control, yang mengatakan bahwa Yaman merupakan kawasan yang

menjadi kegagalan pengimplementasian ATT di karenakan negara yang

menyetuji adanya ATT salah satunya Prancis, telah melakukan

151

Deddy, “LSM Yaman: 3512 Tewas Dalam Operasi Decisive Storm”, Jurnal Islam, 28

April 2015 [jurnal on-line], tersedia di https://jurnalislam.com/lsm-yaman-3512-tewas-dalam-

operasi-decisive-storm/ diakses pada 30 April 2019. 152

ICRC, Life in Yemen: Death, Destruction and Hunger, International Committee of the

Red Cross, 19 November 2018 [artikel on-line], tersedia di

http://www.icrcnewsroom.org/open.asp?ID=2678 diakses pada 8 Mei 2019. 153

Independent, The Yemen war death toll is five times higher than we think – we can‟t

shrug off our responsibilities any longer, 26 Oktober 2018 [berita on-line], tersedia di

https://www.independent.co.uk/voices/yemen-war-death-toll-saudi-arabia-allies-how-many-killed-

responsibility-a8603326.html diakses pada 8 Mei 2019. 154

Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty.

Page 63: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

49

pelanggaran atas perjanjian tersebut.155

Tidak hanya Anna, Ancile Avocat

sebagai firma hukum Prancis menyatakan bahwa ekspor senjata Prancis ke

Arab Saudi dan UAE bertentangan dengan komitmen internasionalnya

yang telah meratifikasi perjanjian perdagangan internasional.156

Adanya intervensi militer Arab Saudi dan koalisi telah

menciptakan ketidakstabilan baik secara politik, ekonomi, dan keamanan

di kawasan Yaman. Namun, hal menarik yang terdapat dalam konflik

tersebut ialah keterlibatan negara-negara barat yang memberikan bantuan

kepada Arab Saudi seperti Prancis.

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, Prancis

merupakan negara pengekspor senjata terbesar ketiga ke Arab Saudi.

Peningkatan penjualan senjata tersebut sejalan dengan konflik Yaman

yang berlangsung sejak 2015. Hal yang melatarbelakangi Arab Saudi

meningkatkan kontrak penjualan senjatanya dengan Prancis dikarenakan

Saudi melihat Prancis sebagai negara yang mampu memenuhi kepentingan

teknologi militer Saudi.157

Selain itu, Prancis juga dilihat sebagai negara yang mampu

menjadi aliansi Saudi dalam aspek minya. Hal tersebut diidentifikasikan

dengan peningkatan penjualan minyak Saudi ke Prancis pada 2015 yang

155

The Citizen. US, UK, France Violate Arms Trade Treaty to Sell Arms to Saudi Arabia

Despite Yemen. 156

Jurnis, Pasok Senjata ke Arab Saudi dan UEA, Prancis Langgar Hukum Internasional. 157

The National Interest, France: Saudi Arabia‟s New Arms Dealer, 10 Agustus 2015 (berita on-

line), tersedia di https://nationalinterest.org/feature/france-saudi-arabias-new-arms-dealer-13533

Diakses pada 30 Agustus 2019.

Page 64: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

50

mencapai 18,6%, angka tersebut tertinggi dibandingkan negara lain.158

Hal

tersebut dilatarbelakangi karena Prancis merupakan negara yang

perekonomiannya berkaitan erat dengan sektor industri sehingga memiliki

kebutuhan akan minyak.159

Namun, keterlibatan Prancis dalam memberi bantuan ke Saudi

yang merupakan pemimpin koalisi serangan di Yaman pada dasarnya telah

melanggar komitmen negara tersebut dalam perjanjian internasionalnya,

namun hingga saat ini Prancis masih menjadi negara pemasok senjata ke

Arab Saudi tanpa adanya investigasi penggunaan senjata yang dikirim

meskipun Prancis telah menerima kritik dari berbagai Non-Governmental

Organization (NGO) dan asosiasi terkait penjualan senjatanya ke Arab

Saudi.

Berdasarkan laporan yang dikutip oleh The Defense Post yang

berdasarkan laporan disclose, menyatakan bahwa senjata Prancis terbukti

digunakan Saudi dalam konflik Yaman, seperti tank dan sistem peluru

menggunakan laser yang dibeli oleh Saudi dan UAE, Cougar transport

helicopter milik Airbus, serta Caesar cannons Nexter Group yang dibeli

Arab Saudi.160

Penggunaan senjata Prancis dalam konflik Yaman merupakan

pelanggaran atas ATT yang telah diratifikasi oleh Prancis sebelumnya.

158

Statista, Import shares of the main crude oil suppliers to France in 2015, 24 November 2016

(berita on-line), tersedia di https://www.statista.com/statistics/744232/crude-oil-main-supplier-

countries-france/ diakses pada 30 Agustus 2019. 159

Tiger General, The Importance of Oil and Gas In Today‟s Economy, 160

The defense post, Saudi Arabia and UAE use French weapons in Yemen, report

reveals, 15 April 2019 [berita on-line], tersedia di https://thedefensepost.com/2019/04/15/french-

weapons-yemen-saudi-arabia-uae-disclose/ diakses pada 8 Mei 2019.

Page 65: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

51

Keterkaitan antara hubungan perdagangan senjata Prancis ke Saudi

periode 2015 – 2017 dengan ATT menjadikan penelitian ini memerlukan

pembahasan yang lebih dalam terkait ATT dan pelanggaran Prancis dalam

ATT. Maka dari itu, pada bab selanjutnya akan dibahas perjanjian ATT

dan pelanggaran Prancis dalam ATT.

Page 66: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

52

BAB III

PELANGGARAN PRANCIS TERHADAP PASAL – PASAL

DALAM THE ARMS TRADE TREATY

Bab ini membahas tentang pelanggaran Prancis terhadap perjanjian senjata

internasional yang dikenal dengan ATT. Agar dapat memaparkan penjelasan

terkait, maka akan dibahas terlebih dahulu ATT dalam subbab The Arms Trade

Treaty. Kemudian, pada subbab terakhir akan dibahas pelanggaran Prancis

terhadap ATT.

A. The Arms Trade Treaty

Upaya untuk menciptakan The Arms Trade Treaty dilakukan pada 1997

oleh mantan Presiden Costa Rica yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian,

Oscar Arias yang merekomendasikan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

membuat aturan penjualan senjata berstandar internasional.161

Atas pengaruh usulan tersebut, PBB merencanakan untuk menciptakan

adanya perjanjian berstandar internasional terkait impor dan ekspor senjata

konvensional yang dipaparkan dalam sidang Majelis Umum PBB pada 6 Maret

161

Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty, United Nations Audiovisual, Library of

International Law, 1.

Page 67: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

53

2006, dan di sahkan dalam Resolusi Majelis Umum PBB No.61/89.162

Resolusi

tersebut menyadari bahwa konflik serta kejahatan-kejahatan yang melemahkan

perdamaian, mempersulit rekonsiliasi dan mengganggu keamanan, stabilitas serta

pembangunan berkelanjutan merupakan dampak atas tidak adanya perjanjian

senjata umum berstandar internasional terkait impor, ekspor, dan pengiriman

senjata konvensional.163

Kemudian pada 2 April 2013, ATT resmi diadopsi oleh PBB serta

disahkan dalam resolusi Majelis Umum PBB No. 68/31 pada 5 Desember 2013.164

Peresmian tersebut menjadikan ATT sebagai perjanjian senjata yang mengatur

perdagangan senjata konvensional, amunisi, serta suku cadar berstandar

internasional.165

ATT resmi berjalan pada 2014 dan hingga saat ini, terdapat 102

negara yang meratifikasi ATT salah satunya ialah Prancis.166

Ban Ki Moon,

Sekjen PBB periode 2007 - 2016 berharap ATT dapat mencegah adanya

pengiriman senjata kepada panglima perang, pelanggar hak asasi manusia, teroris

dan organisasi kriminal.167

Namun, ATT memiliki kendala tersendiri dalam pengaplikasiannya di

dunia internasional, karena beberapa negara yang diketahui sebagai pengekspor

senjata terbesar di dunia yaitu AS dan Rusia memilih untuk tidak meratifikasi

162

United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 6

December 2006, 18 Desember 2006. 163

United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 6

December 2006, 18 Desember 2006. 164

United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 5

Deember 2013, 9 Desember 2013. 165

Peter Woolcott, The Arms Trade Treaty, United Nations Audiovisual, Library of

International Law, 2. 166

United Nations Treaty Collection, Disarmament. 167

BBC News, Global arms trade deal takes effect, 24 Desember 2014 [berita on-line],

tersedia di https://www.bbc.com/news/world-30594854 diakses pada 14 Mei 2019.

Page 68: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

54

perjanjian tersebut.168

Selain itu, India dan Arab Saudi yang diketahui sebagai

pengimpor senjata terbesar di dunia juga memilih untuk tidak meratifikasi

ATT.169

Meratifikasi sebuah perjanjian internasional merupakan tindakan negara

dalam mengindikasikan persetujuannya untuk terikat pada perjanjian terkait.170

Sehingga, dengan kata lain negara yang meratifikasi ATT telah menunjukan

tindakannya untuk terikat pada perjanjian tersebut.

Secara keseluruhan, terdapat 28 pasal dalam ATT yang menjelaskan

secara mendalam terkait proses ekspor, impor serta pengiriman senjata

konvensional, namun bab ini memaparkan beberapa Pasal yang terkait dengan

fokus penelitian yaitu Pasal 1 – 7. Sebagaimana yang telah di paparkan

sebelumnya, pasal 1 dari ATT berisikan tentang Object dan Purpose atau Maksud

dan Tujuan adanya ATT.

Maksud adanya ATT ialah untuk menciptakan kesamaan standar

internasional dalam mengatur perdagangan senjata yang bertujuan untuk

berkontribusi dalam perdamaian, keamanan dan stabilitas regional maupun

internasional, mengurangi penderitaan manusia dan meningkatkan kerjasama serta

tanggung jawab negara dalam ATT.171

168

UNODA (United Nations Office for Disarmament Affairs), ATT: Status of

ratifications and accessions, [dokumen on-line], tersedia di https://s3.amazonaws.com/unoda-

web/wp-content/uploads/2019/05/ATT-status-of-ratifications-and-accessions-9-may-2019.pdf

diakses pada 14 Mei 2019. 169

UNODA (United Nations Office for Disarmament Affairs), ATT: Status of

ratifications and accessions. 170

DAG HAMMARSKJÖLD, What is the difference between signing, ratification and

accession of UN treaties?,” DAG HAMMARSKJÖLD LIBRARY, 26 April 2018 [dokumen on-

line], tersedia di http://ask.un.org/faq/14594 diakses pada 15 Mei 2019. 171

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 17.

Page 69: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

55

Pasal 1 ATT mencerminkan tujuan dari PBB yang tercantum dalam

piagam PBB Pasal 1 (1) yang menyatakan bahwa PBB merupakan organisasi

internasional yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia

dengan cara melakukan pencegahan serta penghapusan ancaman terhadap

perdamaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan hukum

internasional.172

Pasal 2 ATT berisikan tentang lingkup senjata konvensional yang

diperbolehkan dalam perdagangan senjata, seperti Battle tanks, Armoured combat

vehicles, Large-calibre artillery systems, Combat aircraft, Attack helicopters,

Warships, Missiles and Missile launchers, dan Small arms and light weapons.173

Delapan kategori senjata konvensional dalam ATT tersebut berpedoman pada

kategori senjata yang tercantum dalam United Nations Register of Conventional

Arms (UNROCA) yang ditambah dengan Small arms light weapons.174

Kemudian, Pasal 3 dalam ATT menjelaskan terkait amunisi dari senjata

konvensional yang menyatakan bahwa negara anggota ATT harus memiliki

sistem kontrol nasional yang mengatur ekspor serta mengatur proses peluncuran

dan pengiriman senjata konvensional yang tercantum dalam pasal 2, serta

menerapkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 6 dan 7 sebelum memberikan

izin ekspor, atau pengiriman senjata.175

172

United Nations, Charter of the United Nations: Chapter 1 Purposes and Principles,

[dokumen on-line], tersedia di https://www.un.org/en/sections/un-charter/chapter-i/index.html

diakses pada 15 Mei 2019. 173

United Nations, The Arms Trade Treaty, [dokumen on-line], tersedia di

https://thearmstradetreaty.org/hyper-

images/file/ATT_English/ATT_English.pdf?templateId=137253 diakses pada 15 Mei 2019. 174

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 18. 175

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 20 – 21.

Page 70: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

56

Selanjutnya, Pasal 4 ATT mengatur tentang suku cadang dan komponen

senjata konvensional menyatakan bahwa setiap negara anggota harus menetapkan

dan memelihara sistem kontrol nasional dalam mengatur ekspor suku cadang dan

komponen di mana ekspor tersebut mampu merakit senjata konvensional yang

tercantum dalam Pasal 2, serta mengatur untuk menerapkan perizinan ekspor

rakitan senjata yang sejalan dengan Pasal 6 dan 7.176

Implementasi Umum ATT diatur dalam Pasal 5 yang menjelaskan tentang

aturan pembentukan sistem kontrol nasional oleh masing-masing negara anggota

dengan mewajibkan membangun dan memelihara sistem kontrol nasional

termasuk daftar kontrol nasional terkait senjata yang tersedia untuk negara

anggota lainnya, menunjuk otoritas nasional yang mampu bertanggung jawab

memelihara sistem terkait, serta menunjuk satu kontak nasional yang

bertanggung jawab untuk bertukar informasi terkait pelaksanaan ATT. 177

Pasal 6 ATT diketahui menjadi Pasal terpenting dalam perjanjian ini,

dikarenakan Pasal ini mengatur tentang pelarangan ekspor dan transfer senjata,

amunisi, komponen serta suku cadang jika negara penerima diketahui melakukan

pelanggaran dalam hukum internasional seperti melakukan kejahatan genosida,

kejahatan atas kemanusiaan, serta kejahatan perang.178

Walaupun pengiriman

senjata berpacu pada kategori senjata yang dipaparkan dalam Pasal 2, atau

ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3 dan 4, apabila negara penerima diketahui

memiliki pelanggaran yang sebelumnya telah dijelaskan, pengiriman senjata tetap

176

United Nations, The Arms Trade Treaty, 4. 177

United Nations, The Arms Trade Treaty, 4. 178

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 23.

Page 71: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

57

dilarang dalam ATT.179

Aturan dalam Pasal 6 ATT mencerminkan tujuan

perjanjian ATT untuk menciptakan perdamaian dan keamanan regional dan

internasional serta mengurangi penderitaan kemanusiaan.

Kejahatan atas genosida, kemanusiaan dan perang merupakan tiga poin

utama yang dapat mengganggu perdamaian dan keamanan dunia. Maka dari itu,

jauh sebelum disusunnya ATT, sejak 11 Desember 1946 kejahatan genosida telah

dinyatakan sebagai pelanggaran serius atas hukum internasional melalui Resolusi

Majelis Umum PBB No. 96(1) tentang Kejahatan Genosida.180

Resolusi tersebut

mendefinisikan kejahatan genosida merupakan tindakan pemusnahan manusia

berdasarkan ras, agama atau politik.181

Selain Resolusi Majelis Umum PBB No.96(1), terdapat konvensi tentang

pencegahan dan hukuman atas kejahatan genosida yang diadopsi oleh Majelis

Umum PBB pada 9 Desember 1948, yang menyatakan bahwa kejahatan genosida

berdasarkan hukum internasional bertentangan dengan tujuan PBB dan

berdasarkan sejarah telah menimbulkan kerugian besar pada kemanusiaan

sehingga perlu adanya kerja sama internasional untuk membebaskan manusia dari

kejahatan tersebut.182

Kemudian, kejahatan kemanusiaan sebelumnya juga telah dipaparkan

dalam Statuta Roma Pengadilan Kejahatan Internasional pada 2002, dalam Pasal 7

179

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 24. 180

General Assembly, The crime on Genocide. 181

General Assembly, The crime on Genocide. 182

United Nations Treaty Collection, Genocide [Dokumen on-line], tersedia di

https://treaties.un.org/doc/publication/unts/volume%2078/volume-78-i-1021-english.pdf diakses

pada 29 Mei 2019.

Page 72: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

58

dari Statuta tersebut, kejahatan kemanusiaan didefinisikan sebagai serangan yang

meluas dan sistematis yang diarahkan kepada penduduk sipil.183

Selanjutnya, kejahatan perang mengacu pada pelanggaran terhadap hukum

humaniter internasional yang dilakukan kepada warga sipil atau kombatan musuh

selama konflik bersenjata terjadi, baik internasional maupun domestik.184

Kejahatan perang juga diidentifikasikan sebagai tindakan menyerang penduduk

sipil, objek sipil, serta menyerang personel, benda, dan kendaraan yang tergabung

dalam bantuan kemanusiaan atau misi menjaga perdamaian.185

Kemudian, Pasal 7 berisikan tentang ekspor dan penilaian ekspor yang

menyatakan bahwa negara pengekspor senjata wajib memastikan bahwa senjata,

amunisi, komponen dan suku cadang yang dikirimkan tidak digunakan oleh

negara pengimpor untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius atas

hukum humaniter internasional, dan Hak Asasi Manusia (HAM), serta tidak

digunakan untuk tindakan terorisme dan kejahatan transnasional terorganisir.186

Penilaian yang harus dilakukan oleh negara pengekspor sebelum

melakukan pengiriman ialah berupa jenis dan jumlah senjata yang akan diekspor,

alasan atas penggunaan senjata, situasi keamanan negara pengimpor dan

183

Rome Statute of the International Criminal Court [buku on-line] (The Hague:

International Criminal Court,2011), 3. 184

ICRC, Customary IHL: Rule 156. Definition of War Crimes [dokumen on-line]

tersedia di https://ihl-databases.icrc.org/customary-ihl/eng/docs/v1_rul_rule156 diakses pada 29

Mei 2019. 185

United Nations, War Crimes, , United Nations Office on Genocide Prevention and the

Responsibility to Protect [dokumen on-line], tersedia di

https://www.un.org/en/genocideprevention/war-crimes.shtml diakses pada 16 Mei 2019. 186

United Nations, The Arms Trade Treaty, 5.

Page 73: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

59

sekitarnya, aktor yang terlibat dalam ekspor serta rute yang dilewati apabila

ekspor dan pengiriman dilakukan.187

Dampak perdagangan senjata, sifat perdagangan senjata yang berubah dan

kurangnya mekanisme yang mengkontrol transfer senjata menjadi faktor-faktor

yang membuat ATT dibutuhkan.188

Sebagaimana yang telah dipaparkan

sebelumnya, Resolusi ATT di Majelis Umum PBB menyatakan bahwa ketiadaan

perjanjian perdagangan senjata berstandar internasional menyebabkan adanya

gangguan pada perdamaian internasional maupun regional. Namun, mengetahui

bahwa perdagangan senjata juga memiliki dampak positif dalam keamanan dan

perkembangan suatu negara, maka ATT diperlukan sebagai upaya menciptakan

proses perdagangan senjata berdasarkan aturan-aturan yang dapat mencegah

adanya dampak negatif atas perdagangan senjata tersebut.189

Kemudian, sifat perdagangan senjata yang berubah-ubah dalam dunia

internasional membuat ATT diperlukan. Pengaruh globalisasi telah membawa

peluang bagi perantara senjata yang dapat memanfaatkan perkembangan teknologi

seperti telepon seluler untuk dapat melakukan kesepakatan tanpa melalui

pertemuan secara langsung.190

Adanya calo atau perantara yang tidak beroperasi sesuai regulasi

berstandar internasional dan sejalan dengan hukum nasional sebuah negara dalam

187

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 26. 188

Sarah Parker, Implications of States‟ Views on an Arms Trade Treaty, United Nations

Institute for Disarmament Research, Januari 2008 [dokumen on-line], tersedia di http://www.poa-

iss.org/CASAUpload/Members/Documents/13@Implications%20of%20States%20Views%20on%

20an%20ATT.pdf diakses pada 16 Mei 2019.

189

Sarah Parker, Implications of States‟ Views on an Arms Trade Treaty, 8. 190

Sarah Parker, Implications of States‟ Views on an Arms Trade Treaty, 8.

Page 74: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

60

melakukan perdagangan senjata mempengaruhi regulasi yang terdapat dalam ATT

yang tertera pada Pasal 10 tentang Perantara, dalam Pasal tersebut mewajibkan

negara anggota ATT mengambil tindakan yang sesuai hukum nasionalnya untuk

mengatur percaloan yang terjadi di bawah kesepakatan penjualan dengan kategori

senjata yang sesuai dalam Pasal 2, upaya tersebut dapat mencakup penggunaan

perantara dengan adanya pendaftaran dan perizinan secara tertulis sebelum terlibat

dalam percaloan.191

Pengaruh globalisasi juga membantu proses perkembangan penyelundupan

senjata, pasalnya para aktor penyelundup senjata dapat menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi serta teknologi transportasi yang berkembang sejak

1980an untuk menjalankan operasinya dalam melakukan penyelundupan

senjata.192

Terdapat kasus penyelundupan senjata yang terjadi dibeberapa negara

seperti, 21 rute penyelundupan senjata dari Venezuela ke Kolombia, 26 dari

Ekuador, 37 dari Panama dan 14 dari Brazil.193

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, proses penyelundupan

tersebut difasilitasi oleh perkembangan teknologi yang meningkat sejak 1980an.

Maka dari itu, ATT bersama dengan PBB berupaya untuk mencegah serta

memerangi penyelundupan senjata yang tertera dalam pembukaan ATT.194

Selanjutnya, faktor terakhir yang mempengaruhi perlunya ATT ialah

kurangnya mekanisme kontrol pengiriman senjata. Mekanisme pengiriman senjata

191

United Nations, The Arms Trade Treaty, 6. 192

Neil Cooper, “What‟s the point of arms transfer controls?” Contemporary Security

Policy 27:01, 24 Januari 2007 [jurnal on-line], tersedia di

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/13523260600603188 diunduh pada 17 Mei 2019 193

Neil Cooper, “What‟s the point of arms transfer controls?” 124. 194

United Nations, The Arms Trade Treaty, 1.

Page 75: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

61

yang ada pada Perang Dingin dinilai tidak efisien dan kurang berpengaruh dalam

memastikan pengiriman senjata yang bertanggung jawab dan berpacu pada hukum

internasional serta kurang berpengaruh dalam menangani perdagangan gelap

senjata konvensional.195

Faktor-faktor tersebut mencerminkan tujuan ATT dan

PBB dalam menciptakan perdamaian internasional dan regional. Maka dari itu,

guna mencapai tujuan tersebut, negara-negara dalam dunia internasional

khususnya negara yang menjadi anggota ATT perlu menerapkan regulasi yang

terdapat dalam perjanjian tersebut.

Namun, pada implementasinya beberapa negara yang telah meratifikasi

ATT atau dengan kata lain telah memilih untuk terikat pada perjanjian tersebut

tidak sepenuhnya mematuhi aturan yang terdapat dalam ATT, salah satunya ialah

Prancis. Prancis diketahui telah menandatangani kesepakatan ATT pada 3 Juni

2013 dan meratifikasinya pada 2 April 2014.196

Namun, kebijakan perdagangan

senjata Prancis ke beberapa negara di Timur Tengah salah satunya Arab Saudi

dinilai telah melanggar perjanjian ATT dan hukum internasional.

Pendapat di atas disetujui oleh beberapa pihak dalam dunia internasional,

salah satunya Director of Arms Control, Anna Macdonald yang menyatakan

bahwa Perancis telah melanggar komitmennya terhadap ATT karena menjual

senjata ke Arab Saudi yang diketahui menjadi pemimpin koalisi negara arab dan

telah meluncurkan berbagai serangan yang menciptakan krisis kemanusiaan di

Yaman.197

195

Sarah Parker, Implications of States‟ Views on an Arms Trade Treaty, 8-9. 196

United Nations Treaty Collection, Disarmament. 197

The Citizen. US, UK, France Violate Arms Trade Treaty to Sell Arms to Saudi Arabia

Despite Yemen.

Page 76: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

62

Pelanggaran Prancis terhadap ATT dilatarbelakangi oleh kegagalan negara

tersebut dalam mengimplementasikan aturan-aturan dalam beberapa Pasal ATT.

Sehingga perlu adanya penjelasan pelanggaran Prancis terjadi pada Pasal apa saja

dan faktor apa saja yang membuat Pasal tersebut dilanggar. Maka dari itu, subbab

selanjutnya membahas tentang Pelanggaran Prancis terhadap ATT dan dilengkapi

dengan Pasal-Pasal ATT yang telah dilanggar oleh negara tersebut.

B. Pelanggaran Prancis terhadap The Arms Trade Treaty

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam penelitian ini, Prancis

merupakan negara pengekspor senjata ketiga ke Arab Saudi. Sejarah perdagangan

senjata kedua negara tersebut dimulai sejak Perang Dingin. Namun, keputusan

Prancis dalam menjadi pengekspor senjata ke Saudi pasca menjadi anggota ATT

telah menempatkan Prancis pada posisi negara yang melupakan komitmen

perjanjian tersebut.198

Arab Saudi sebagai pemimpin koalisi negara-negara arab dalam konflik

Yaman telah menciptakan krisis kemanusian terbesar di dunia atas ribuan

serangan udara yang menargetkan penduduk sipil beserta objek sipil, dan blokade

yang menciptakan kesengsaraan terhadap penduduk Yaman yang hingga saat ini

membutuhkan bantuan kesehatan, dan pangan.199

Posisi Arab Saudi yang

merupakan pemimpin koalisi dalam menyerang kelompok houthi di Yaman telah

198

The Citizen. US, UK, France Violate Arms Trade Treaty to Sell Arms to Saudi Arabia

Despite Yemen. 199

American for Democracy & Human Rights in Bahrain, HRC38 Written Statement:

Violations of International Humanitarian Law in Yemen by Saudi Arabia and its Coalition Allies,

11 Juni 2018 [artikel on-line], tersedia di https://www.adhrb.org/2018/06/violations-of-

international-humanitarian-law-in-yemen-by-saudi-arabia-and-its-coalition-allies/ diakses pada 29

Mei 2019.

Page 77: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

63

memberikan efek kepada Prancis yang sebagai negara pengekspor senjata ke Arab

Saudi. Kejahatan perang dan kemanusiaan yang terjadi di Yaman telah

menjadikan Prancis sebagai negara yang melanggar komitmen ATT khususnya

dalam pasal 6 dan 7.

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, Pasal 6 dan 7 ATT

menyatakan bahwa perdagangan senjata tidak boleh dilakukan kepada negara

yang diketahui melakukan kejahatan genosida, kemanusiaan dan perang serta

negara penjual sebelum mengekspor senjata diwajibkan melakukan penilaian

kelayakan penjualan senjata yang telah dipaparkan sebelumnya.

Sejak serangan Arab Saudi dan koalisi, Prancis telah menjadi negara

pengekspor senjata ke Saudi dan negara koalisi lainnya seperti Uni Emirat Arab.

Pelanggaran atas ATT dilatar belakangi oleh laporan yang disajikan oleh NGO

Prancis yaitu Disclose yang mengungkap kebocoran dokumen rahasia Kementrian

Pertahanan Prancis terkait penggunaan senjata Prancis di Yaman secara besar-

besaran sejak 2015.200

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa senjata buatan Prancis seperti

Caesar, Guns, Artillery, tactical Cannons, Tanks, Ships dan Fighter-bomber jets

telah digunakan dalam perang Yaman yang berlangsung sejak 2015 termasuk

dalam menyerang penduduk sipil.201

Laporan yang diungkapkan oleh Disclose

merupakan dokumen yang disampaikan kepada Presiden Prancis, Emmanuel

Macron pada 3 Oktober 2018, selain itu dokumen juga disampaikan kepada

200

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1 [laporan on-line], tersedia di

https://made-in-france.disclose.ngo/en/chapter/yemen-papers/ diakses pada 20 Mei 2019. 201

Disclose, Made in France: Yemen Papers.

Page 78: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

64

Menteri Luar Negeri, Jean-Yves Le Drian dan Menteri Pertahanan, Florence Parly

pada pertemuan Dewan Pertahanan.202

Selain itu, laporan tersebut menyatakan bahwa pada Maret 2016 terdapat

35 warga sipil tewas dalam pemboman yang dialokasikan oleh jangkawan Caesar

merupakan senjata buatan Prancis dari perusahaan Nexter yang mampu

menembak enam peluru per menit ke target hingga 42 kilometer jauhnya.203

Terhitung sejak 2010 Prancis telah menjual 132 Caesar kepada Saudi Arabia,

sebanyak 48 Caesar ditempatkan di batasan Saudi-Yaman di mana lokasi tersebut

diketahui menghadap dengan lingkungan penduduk sipil seperti kota, desa,

petanian dan dusun petani.204

Kemudian, senjata seperti Artileri, Tank, Kapal dan Helikopter yang

berasal dari Prancis juga diketahui digunakan dalam konflik yang berlangsung di

Yaman.205

Berdasarkan Armed Conflict Location and Event Data Project

(ACLED), dalam konflik Yaman, Tank Prancis berada di pusat pertempuran

untuk menguasai Hodeidah yang bertanggung jawab atas kematian 55 warga sipil

pada November 2018.206

202

TRT World, Classified note confirms French weaponry in Yemen: report, 15 April

2019 [berita on-line], tersedia di https://www.trtworld.com/middle-east/classified-note-confirms-

french-weaponry-in-yemen-report-25869 diakses pada 20 Mei 2019. 203

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 2 [artikel on-line], tersedia di

https://made-in-france.disclose.ngo/en/chapter/the-route-of-a-secret-shipment diakses pada 20

May 2019. 204

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1. 205

TRT World, Classified note confirms French weaponry in Yemen: report. 206

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1.

Page 79: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

65

Selain itu, Saudi Arabia dan koalisi juga telah merusak infrastruktur yang

dinilai penting untuk kehidupan rakyat Yaman, sebanyak 1,140 bom menargetkan

produksi pertanian dan persediaan makanan serta air di negara tersebut.207

Tindakan tersebut telah berkontribusi dalam menciptakan krisis

kemanusiaan di Yaman dikarenakan sebanyak 80% populasi Yaman mengalami

krisis pangan, selain itu juga disebabkan karena adanya kapal perang Arab Saudi

dan koalisi yang telah memberlakukan blokade maritime di Laut Merah yang

menyebabkan keterlambatan yang signifikan dalam pasokan bantuan kemanusiaan

yang ditujukan ke Yaman.208

Kemudian, serangan koalisi negara arab lebih sering dilakukan melalui

udara, sejak 2015 terdapat 24,000 serangan udara yang telah dilakukan Arab

Saudi dan pesawat pembom tempur Saudi dilengkapi dengan teknologi bernama

pod Damocles teknologi untuk menargetkan sesuatu dari jarak jauh yang dibuat

oleh perusahaan Prancis yaitu Thales.209

Pesawat tempur dengan teknologi

Prancis yang digunakan dalam serangan udara koalisi Saudi pada 2016 telah

menyebabkan terbunuhnya 15 penduduk sipil yang 12 diantaranya ialah anak-

anak.210

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, penduduk sipil serta objek

sipil merupakan hal yang dlindungi dalam hukum perang, hal ini

mengidentifikasikan Arab Saudi dan koalisi melakukan kejahatan hukum perang

yang menciptakan krisis kemanusiaan di Yaman. Menurut Civilian Impact

207

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 3 [dokumen on-line], tersedia di

https://made-in-france.disclose.ngo/en/chapter/food-war diakses pada 20 May 2019. 208

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 3. 209

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1 210

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1

Page 80: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

66

Monitoring Project, kawasan di perbatasan Yaman Utara dan sekitar Hodeidah

menerima dampak yang paling besar oleh tembakan artileri harian yang

menghantam rumah-rumah dan pertanian.211

Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly menyatakan bahwa Prancis

akan memberi bantuan untuk krisis kemanusiaan di Yaman, namun melupakan

fakta bahwa senjata Prancis digunakan dalam pemboman infrastruktur dan

digunakan dalam blokade koalisi negara arab di Laur Merah.212

Terkait penjualan senjata Prancis dengan Arab Saudi, Macron dan Parly

menyatakan bahwa senjata yang dikirimkan ke Saudi tidak digunakan untuk

menyakiti penduduk sipil, namun laporan Disclose yang diketahui berdasarkan

dokumen pertahanan yang dilaporkan kepada Macron dan Parly menyatakan hal

sebaliknya.213

Dalam kurun waktu yang sesuai dengan konflik Yaman, Prancis dan Arab

Saudi melakukan kontrak perdagangan senjata pertama pada Juni 2015 yang

sebesar 12 miliar dolar AS.214

Sejak 2015 sampai 2017, pelanggaran atas Saudi

dan koalisi kerap terjadi dan menjadi perhatian dunia internasional namun hal ini

tidak menghentikan Prancis dalam melakukan penjualan senjata ke Saudi

211

Amnesty International, France: Leaked military documents underscore need to end

flow of arms to Yemen conflict, 15 April 2019 [artikel on-line], tersedia di

https://www.amnesty.org/en/latest/news/2019/04/france-leaked-military-documents-underscore-

need-to-end-flow-of-arms-to-yemen-conflict/ diakses pada 20 Mei 2019. 212

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 3. 213

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1. 214

Al Arabia, Saudi Arabia and France ink $12bln deal.

Page 81: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

67

dikarenakan pada 2017 total kontrak dua negara tersebut meningkat menjadi 14

miliar dolar AS.215

Pemaparan di atas mengidentifikasikan bahwa Prancis tidak

mengimplementasikan Pasal 6 dan Pasal 7 dalam ATT, dikarenakan Prancis tetap

menjual senjata kepada Saudi yang diketahui telah menjadikan Yaman sebagai

negara dengan krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Selain itu, Prancis juga tidak

melakukan penilaian-penilaian kelayakan sebelum menjalankan aktifitas ekspor

senjatanya ke Saudi. Arab Saudi diketahui sebagai pemimpin koalisi yang telah

melakukan sejumlah serangan udara indiscriminate yang telah menewaskan

ribuan warga sipil dan merusak benda sipil yang melanggar hukum perang.216

Sehingga, berdasarkan penilaian yang terdapat dalam pasal ATT, Prancis

seharusnya tidak melakukan pengiriman senjata kepada Arab Saudi dikarenakan

senjata tersebut digunakan dalam melukai dan membunuh penduduk sipil serta

merusak objek sipil.

Berbeda dengan Prancis yang masih melakukan penjualan senjata ke Saudi

hingga saat ini, Jerman, Denmark, Belanda, Austria, Norwegia, Swiss dan

Finlandia memilih untuk memberhentikan penjualan senjata ke Arab Saudi

sebagai respon atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Yaman.217

215

Quartz, Despite the murder of Jamal Khashoggi, most countries continue to sell arms

to Saudi Arabia, 27 Oktober 2018 [berita on-line], tersedia di https://qz.com/1440586/countries-

keep-selling-arms-to-the-saudis-despite-khashoggis-murder/ diakses pada 20 Mei 2019 216

Human Rights Watch, World Report 2019:Yemen events of 2018 [berita on-line]

tersedia di https://www.hrw.org/world-report/2019/country-chapters/yemen diakses pada 20 Mei

2019. 217

Benoit Muracciole dan Claude Alt, Stop Arming Yemen: The view from Paris, IPIS

[artikel on-line], tersedia di http://ipisresearch.be/publication/arms-trade-highlights-december-

2018-february-2019/ diakses pada 20 Mei 2019.

Page 82: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

68

Prancis dalam menjual senjata ke Saudi meskipun melanggar ATT

tentunya memiliki faktor atau kepentingan yang melatarbelakangi tindakan

tersebut. Maka dari itu, pada bab inti dari penelitian ini akan membahas tentang

alasan mengapa Prancis tetap melakukan perdagangan senjata dengan Arab Saudi

padahal melanggar ATT.

Page 83: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

69

BAB IV

KEPENTINGAN PRANCIS DALAM MELAKUKAN

PERDAGANGAN SENJATA DENGAN ARAB SAUDI

PERIODE 2015 – 2017

Bab ini membahas analisis kepentingan Prancis dalam melakukan

penjualan senjata ke Arab Saudi khususnya dalam periode 2015 – 2017. Setelah

pada bab sebelumnya menjelaskan pelanggaran Prancis terhadap ATT khususnya

dalam penjualan senjata ke Arab Saudi yang digunakan dalam konflik Yaman.

Bab ini menganalisis kepentingan Prancis yang kemudian mendorong

negara tersebut untuk tetap melakukan perdagangan senjata ke Arab Saudi

walaupun pilihan tersebut memberi resiko terhadap Prancis dalam komitmennya

dengan ATT. Penelitian ini menggunakan teori Foreign Policy Decision Making

(FPDM) dengan menggunakan Model Aktor Rasional serta Konsep Kepentingan

nasional untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait mengapa Prancis

melakukan perdagangan senjata ke Arab Saudi padahal melanggar ATT.

Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu kepentingan Prancis dalam

melakukan penjualan senjata kepada Saudi dengan menggunakan konsep

kepentingan nasional. Kemudian, pembahasan selanjutnya terkait mengapa

Prancis melakukan penjualan senjata kepada Saudi dengan menggunakan model

aktor rasional.

Page 84: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

70

Sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, penjualan

senjata Prancis berkaitan erat dengan kepentingan nasional seperti pendapatan

ekonomi, dikarenakan kebijakan Prancis dalam menjual senjata sukses membantu

negara tersebut dalam menurunkan jumlah defisit komersial pada 1974 – 1977

dengan total defisit komersial menurun sampai pada 5,1 miliar dolar AS yang

sebelumnya mencapai lebih dari 6 miliar dolar AS pertahun.218

Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa penjualan senjata berpengaruh

pada perekonomian Prancis saat itu, Perekonomian suatu negara merupakan

kepentingan nasional yang berperan penting dalam kekuatan negara tersebut di

dunia internasional sehingga mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara.219

Maka dari itu, subbab pertama dalam bab ini membahas terkait

kepentingan ekonomi Prancis dalam melakukan perdagangan senjata dengan Arab

Saudi.

A. Kepentingan Ekonomi Prancis dalam Melakukan Perdagangan

Senjata dengan Arab Saudi

Hubungan antara Prancis dan Arab Saudi secara resmi berlangsung sejak

1839 yang diidentifikasikan dengan pembukaan konsulat Prancis untuk pertama

kalinya di Jeddah.220

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, kedua

negara tersebut memiliki hubungan erat dalam berbagai aspek seperti ekonomi,

218

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 62. 219

J. Peter Pham, “Political Realism, the Economy, and the National Interest,” American

Foreign Policy Interest, 33:47-48, 2011 [jurnal on-line]; tersedia di 220

Arab News, France and Saudi Arabia enjoy close and confident relationship.

Page 85: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

71

politik, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, energi, serta keamanan dan

pertahanan.221

Kebijakan penjualan senjata Prancis kepada Arab Saudi merupakan contoh

nyata dari kerjasama keamanan dan pertahanan dua negara tersebut yang telah

dimulai pada 1970an.222

Kebijakan Prancis dalam melakukan penjualan senjata

dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan, salah satunya ialah ekonomi.223

Sebagai tambahan, Hakim El Karoui yang merupakan penasihat teknis Perdana

Menteri Prancis periode 2002 – 2005 Jean-Pierre Raffarin, menyatakan dalam

jurnalnya yang berjudul A New Strategy for France in a New Arab World bahwa

perekonomian Prancis diketahui memiliki hubungan erat pada negara-negara Arab

khususnya Arab Saudi dalam aspek penjualan senjata dan pesawat.224

Penjualan senjata Prancis dan Saudi diketahui mengalami peningkatan

pada 2013 dan terus meningkat hingga saat ini. Berdasarkan laporan yang

tersedia, kedua negara tersebut melakukan kontrak jual beli senjata sebesar 12

miliar dolar AS pada Juni 2015.225

221

France in the United Kingdom, French expertise can help transform Saudi Arabian

economy, Paris 10 April 2018 [artikel on-line], tersedia di https://uk.ambafrance.org/French-

expertise-can-help-transform-Saudi-Arabian-economy diakses pada 24 Juni 2019. 222

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” 63. 223

France 24, Arms sales becoming France‟s new El Dorado, but at what cost? 3 Mei

2015 [berita on-line], tersedia di https://www.france24.com/en/20150503-arms-sales-becoming-

france-new-el-dorado-but-what-cost-francois-hollande-saudi-arabia-rafale diakses pada 24 Juni

2019. 224

Hakim El Karoui, “ A new strategy for France in a new arab world,” Institut

Montaigne, Agustus 2017 [jurnal on-line] tersedia di

https://www.institutmontaigne.org/en/publications/new-strategy-france-new-arab-world diunduh

pada 20 Juni 2019 225

Al Arabia, Saudi Arabia and France ink $12bln deal, 24 Juni 2015, Al Arabia News. 225

Tony Fortin et.al “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of Control Mechanisms,” FIDH International Human Rights, 2018, 8.

Page 86: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

72

Total kontrak perjanjian tersebut mendominasi seluruh total perjanjian

senjata Prancis pada 2015 yang bernilai sekitar 15,3 miliar dolar AS.226

Berdasarkan laporan Menteri Pertahanan Prancis, perjanjian senjata yang

dilakukan pada 2015 telah mampu menciptakan 30,000 pekerjaan baru bagi

perekonomian Prancis.227

Sehingga, berdasarkan informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa pada

2015, Arab Saudi menjadi faktor utama yang mendorong adanya puluhan ribu

pekerjaan baru yang berdampak positif bagi perekonomian Prancis. Total 30,000

pekerjaan baru di Prancis atas hasil kontrak penjualan senjatanya mampu memberi

kontribusi dalam penurunan tingkat pengangguran di Prancis.

Pengangguran merupakan salah satu masalah perekonomian yang dihadapi

Prancis selama bertahun-tahun disertai dengan angka pengangguran yang cukup

tinggi.228

Namun, berdasarkan French National Institute for Statistics and

Economic terkait dengan tingkat pengangguran di Prancis, angka pengangguran di

negara tersebut mengalami penurunan pada akhir 2015 yang sebelumnya pada Juli

2015 angka tersebut mencapai 10,5% kemudian menjadi 10,3% pada akhir 2015,

dan menjadi 10,1% pada Januari 2016.229

Adanya isu pengangguran menjadikan kepentingan ekonomi berpengaruh

pada kebijakan luar negeri Prancis, sebagaimana yang dijelaskan oleh konsep

226

Cathrine A. Theohary, “Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2008 –

2015,” Congressional Research Service, 19 Desember 2016 [laporan on-line]; tersedia di

https://fas.org/sgp/crs/weapons/R44716.pdf diunduh pada 24 Juni 2019. 227

France 24, Arms sales becoming France‟s new El Dorado, but at what cost? 228

European Economy, “Macroeconomic imbalances Country Report – France 2015,”

European Commision, Juni 2015 [laporan on-line], tersedia di

http://ec.europa.eu/economy_finance/publications/occasional_paper/2015/pdf/ocp217_en.pdf

diunduh pada 24 Juni 2019. 229

CEIC, France Unemployment Rate 1996 – 2019, 2019 [artikel on-line], tersedia di

https://www.ceicdata.com/en/indicator/france/unemployment-rate diakses pada 24 Juni 2019.

Page 87: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

73

kepentingan nasional dari Donald E. Neuchterlin, bahwa kebijakan luar negeri

suatu negara terhadap negara lain dapat ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi negara-bangsa.230

Sehingga, kebijakan luar negeri Prancis terhadap Arab Saudi terkait

penjualan senjata untuk kepentingan ekonomi negaranya telah memberi dampak

positif dengan terciptanya puluhan ribu pekerjaan baru yang kemudian memberi

pengaruh pada penurunan tingkat pengangguran di negara tersebut. Jika dilihat

berdasarkan data France Unemployment Rate 1996 – 2019, pada 2015 – 2016

total penurunan tingkat pengangguran Prancis ialah sebanyak 0,4%231

.

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, kedekatan antara Prancis

dan Saudi terjalin erat pasca pertemuan Jenderal de Gaulle dan Raja Faisal pada

1967.232

Namun, pada masa kepemimpinan Francois Hollande hubungan kedua

negara tersebut semakin erat, dalam total 39 kunjungan bilateral antara Prancis

dan Saudi, 15 diantaranya terjadi pada masa kepemimpinan Hollande.233

Salah

satu diantara kunjungan bilateral antara Prancis dan Saudi terjadi pada 2016 yang

menghasilkan kontrak perjanjian senjata sebesar 22 miliar dolar AS.234

Kemudian, pada 2017 kontrak perjanjian senjata negara tersebut cukup

tinggi walaupun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu

230

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 247. 231

CEIC, France Unemployment Rate 1996 – 2019, 2019 [artikel on-line], tersedia di

https://www.ceicdata.com/en/indicator/france/unemployment-rate diakses pada 24 Juni 2019. 232

Arab News, France and Saudi Arabia enjoy close and confident relationship. 233

Karina Piser, Arms Sales to Saudi Boost French Economy, but at What Cost?, World

Politics Review, 9 Oktober 2015, [artikel on-line], tersedia di

https://www.worldpoliticsreview.com/trend-lines/16910/arms-sales-to-saudi-arabia-boost-french-

economy-but-at-what-cost diakses pada 29 Juni 2019. 234

Reuters, France, Saudi Arabia agree new defense contracts strategy, 8 April 2018

[berita on-line], tersedia di https://www.reuters.com/article/us-france-saudi-defence/france-saudi-

arabia-agree-new-defense-contracts-strategy-idUSKBN1HF0DN diakses pada 29 Juni 2019.

Page 88: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

74

sebesar 14,7 miliar euro atau setara dengan 16,5 miliar dolar AS.235

Adanya

perjanjian penjualan senjata Prancis terhadap Arab Saudi dan negara-negara teluk

telah memberikan titik terang bagi perekonomian Prancis yang pada masa

kepemimpinan Hollande sedang mangalami kesulitan.236

Dalam konsep kepentingan nasional menurut Neuchterlin, terdapat

penjelasan terkait intensities of interest sebagai upaya untuk mengidentifikasikan

kepentingan nasional yang menjadi landasan sebuah negara dalam melakukan

kebijakan luar negeri. Namun, dalam subbab ini akan difokuskan kepada

kepentingan ekonomi. Masalah ekonomi diidentifikasikan sebagai major issue

dalam suatu negara yang perlu ditangani agar tidak menciptakan ancaman yang

serius atau vital issue.237

Terkait kasus Prancis, menurut laporan Organisation for Economic Co-

operation and Development (OECD) pada 2015, negara tersebut diketahui

memiliki masalah perekonomian seperti angka pengangguran tinggi dan

pengeluaran pemerintah yang besar yang berdampak pada kurangnya

pertumbuhan ekonomi negara tersebut.238

OECD memaparkan bahwa pengeluaran

pemerintah pada 2015 ialah 57% dari Gross Domestic Product (GDP) Prancis.

Sehingga, untuk mencegah ancaman atas kurangnya pertumbuhan

ekonomi Prancis, negara tersebut perlu menciptakan pasar tenaga kerja baru untuk

235

Reuters, France avoids question on Saudi Arabia weapon sales, 22 Oktober 2018

[berita on-line], tersedia di https://www.reuters.com/article/us-saudi-khashoggi-france-

idUSKCN1MW1TP diakses pada 29 Juni 2019. 236

France 24, Arms sales becoming France‟s new El Dorado, but at what cost? 237

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 250. 238

OECD, OECD Economic Surveys France, Maret 2015 [dokumen on-line], tersedia di

https://www.oecd.org/eco/surveys/France-2015-overview.pdf diunduh pada 1 Juli 2019.

Page 89: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

75

mendorong pertumbuhan pekerjaan yang diposisikan sebagai prioritas utama

dalam menanggulangi masalah ekonomi Prancis.239

Maka dari itu, penjualan senjata Prancis dilihat sebagai suatu cara untuk

mengatasi masalah perekonomian negara tersebut. Hal tersebut dilatar belakangi

oleh keuntungan yang diraih oleh Prancis terkait terciptanya 30,000 pekerjaan

baru pada 2015 atas hasil perjanjian penjualan senjata Prancis kepada negara lain

khususnya Saudi sebagai importer terbesar dalam kontrak penjualan senjata

Prancis tahun 2015.240

Keuntungan atas penjualan senjata pada 2015 mendorong Prancis dalam

memilih untuk melanjutkan kebijakan terkait, dikarenakan telah memberikan

dampak positif bagi perekonomian negaranya. Sehingga, memilih untuk tidak

melanjutkan kebijakan penjualan senjata kepada Saudi akan menghilangkan

kemungkinan keuntungan bagi perekonomian Prancis.

Melakukan penjualan senjata untuk memenuhi kepentingan ekonomi

negara merupakan pilihan yang sudah dilakukan sejak awal mula perdagangan

senjata Prancis terjadi.241

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya,

perdagangan senjata mampu membantu Prancis mengurangi defisit negaranya

yang pada 1960-1970an cukup tinggi.242

Tidak hanya itu, perdagangan senjata Prancis mampu menciptakan

pekerjaan dalam industri senjata sejak Perang Dingin yang mampu menciptakan

239

OECD, OECD Economic Surveys France, 2. 240

Al Arabia, Saudi Arabia and France ink $12bln deal, 24 Juni 2015, Al Arabia News. 241

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 62. 242

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 62.

Page 90: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

76

75,000 pekerja yang bekerja langsung untuk General Delegation for Armament

(DGA) di Kementerian Pertahanan yang merupakan pusat dari industri militer

Prancis. 243

Hal serupa terjadi pada penjualan senjata Prancis periode 2015 yang

mampu menciptakan 30,000 pekerjaan dalam industri senjata.244

Namun, kepentingan ekonomi bukan satu-satunya alasan dari penjualan

senjata Prancis, terdapat juga ikatan antara penjualan senjata Prancis dengan

impor minyak.245

Maka dari itu, pada subbab selanjutnya terdapat pembahasan

terkait kepentingan minyak atau energi Prancis dalam melakukan penjualan

senjata dengan Arab Saudi.

Kepentingan minyak dibahas dalam subbab yang berbeda dengan

kepentingan ekonomi dikarenakan dalam aspek penjualan senjata, kebijakan

tersebut digunakan untuk memenuhi tujuan Prancis dalam mengamankan akses

minyak ke negaranya. Selain itu, minyak juga merupakan komponen penting bagi

sebuah negara khususnya dalam hubungan antara negara barat dengan negara-

negara pemasok minyak yang banyak diantaranya berasal dari Timur Tengah,

contohnya Arab Saudi. Sehingga perlu adanya penjelasan khusus terkait

kepentingan minyak Prancis dalam melakukan perdagangan senjata dengan Arab

Saudi.

243

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 64. 244

France 24, Arms sales becoming France‟s new El Dorado, but at what cost? 245

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 62.

Page 91: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

77

B. Kepentingan Minyak Prancis dalam Melakukan Perdagangan Senjata

dengan Arab Saudi

Penjualan senjata negara-negara pengekspor terbesar di dunia seperti

Prancis, AS, dan Inggris tidak terlepas dari besarnya ketergantungan negara-

negara tersebut atas minyak bumi.246

Negara-negara maju yang bergantung pada

sektor industri yang juga menjadi produsen senjata pada saat yang sama menjadi

peingimpor minyak mentah.247

Seperti yang terjadi pada negara AS, Rusia, Prancis dan Inggris yang

merupakan pemasok senjata tertinggi di dunia diketahui menjadi negara yang

masuk dalam 15 besar pengimpor minyak di dunia.248

Disisi lain, negara-negara

tersebut juga menjadi pengekspor senjata terbesar di dunia. Sebagaimana yang

telah dipaparkan pada penelitian ini, berdasarkan SIPRI, AS, Rusia, Prancis dan

Inggris merupakan negara-negara pengekspor senjata terbesar di dunia.

Kemudian, dalam kasus Prancis sendiri, penjualan senjata negara tersebut

didominasi oleh negara-negara Timur Tengah249

, dan negara-negara Timur

Tengah juga diketahui merupakan pemasok minyak utama ke Prancis, khususnya

Arab Saudi.250

Sebagai salah satu eksporter senjata terbesar di dunia, penjualan

246

Vincenzo Bove, Claudio Deiana dan Roberto Nistico, “Global Arms Trade and Oil

Dependence,” The Jpurnal of Law, Economics and Organization, 34:2, Mei 2018 [jurnal on-line],

tersedia di https://doi.org/10.1093/jleo/ewy007 diunduh pada 3 Juli 2019. 247

Vincenzo Bove, Claudio Deiana dan Roberto Nistico, “Global Arms Trade and Oil

Dependence,” 3. 248

World Top Exports, Crude Oil Imports by Country, 25 Juni 2019 [laporan on-line],

tersedia di http://www.worldstopexports.com/crude-oil-imports-by-country/ diakses pada 2

Agustus 2019. 249

TRT World, French weapons sales double in Middle East-report, 4 Juli 2018 [artikel

on-line], tersedia di https://www.trtworld.com/europe/french-weapons-sales-double-in-middle-

east-report-18661 diakses pada 2 Agustus 2019. 250

Page 92: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

78

senjata Prancis diketahui memiliki hubungan erat dengan kepentingan minyak

negara tersebut sejak 1970an.251

Hal tersebut dilatar belakangi dengan kebutuhan impor minyak Prancis

yang harus mencapai 98% untuk memasok sekitar dua pertiga dari kebutuhan

energi negara tersebut.252

Pentingnya minyak bagi perekonomian dan

kemakmuran Prancis mendorong negara tersebut untuk meningkatkan keamanan

akses ke minyak melalui peranannya sebagai pemasok senjata.253

Berdasarkan pemaparan dapat dikatakan bahwa pada kasus Prancis sendiri

ekspor senjata negara dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan pada pasokan

minyaknya. Hal ini serupa dengan pemaparan penelitian oleh Vincenzo Bove,

Claudio Deiana dan Roberto Nistico yang menyatakan bahwa semakin besar

jumlah minyak yang diimpor oleh negara A dari negara B, semakin besar pula

volume senjata yang akan ditransfer oleh negara A ke negara B.254

Selain itu, sebelumnya juga telah dipaparkan bahwa pada 2015, penjualan

senjata Prancis kepada Arab Saudi meningkat berdasarkan perjanjian kontrak

yang bernilai tinggi. Menurut Kementrian Ekologi Prancis, 18,6% total minyak

251

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 62. 252

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 62. 253

Edward A Kolodziej, “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, 54 – 63. 254

The Conversation, How the arms trade is used to secure access to oil, 4 Mei 2018

[artikel on-line], tersedia http://theconversation.com/how-the-arms-trade-is-used-to-secure-access-

to-oil-95089

diakses pada 4 Juli 2019.

Page 93: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

79

mentah yang diimpor Prancis pada 2015 berasal dari Saudi Arabia sehingga

menjadikan Saudi sebagai pemasok minyak mentah utama ke Prancis.255

Tidak hanya itu, Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly menyatakan

bahwa ikatan perdagangan senjata antara Prancis dan Saudi sangat penting untuk

mempertahankan dan mengamankan pasokan energi Prancis.256

Presiden Prancis,

Macron juga memaparkan hal yang serupa terkait dengan penjualan senjata

Prancis yang digunakan untuk menjaga kepentingan pasokan energi Prancis.257

Kepentingan minyak Prancis dilatar belakangi oleh ketergantungan

ekonomi negaranya atas minyak. Ketergantungan tersebut diidentifikasikan

dengan masalah perekonomian Prancis seperti defisit keuangan dan tingkat

pengangguran tinggi yang telah terbantu oleh adanya pemasukan dan pekerjaan

dari pembangunan minyak.258

Maka dari itu, Prancis perlu memastikan akses minyak ke negeranya

berjalan dengan lancar agar pembangunan minyak di negara tersebut juga berjalan

dengan lancar. Perdagangan senjata diketahui sebagai salah satu upaya efektif dari

kebijakan luar negeri suatu negara untuk mengamankan dan menjaga akses

minyak ke negara tersebut.259

Sehingga, dapat dikatakan bahwa perdagangan

255

Statista, Import shares of the main crude oil suppliers to France in 2015, Statista

Research Department, 24 November 2016 [laporan on-line], tersedia di

https://www.statista.com/statistics/744232/crude-oil-main-supplier-countries-france/ diakses pada

4 Juli 2019. 256

Reuters, As Iran nuclear deal flounders, France turns to Saudi for oil, Business News,

13 Juni 2019 [berita on-line], tersedia di https://www.reuters.com/article/us-france-saudi-iran-

idUSKCN1TE1IJ diakses pada 4 Juli 2019. 257

Reuters, As Iran nuclear deal flounders, France turns to Saudi for oil. 258

Financial Times, Oil in France?, 9 Oktober 2012 [artikel on-line], tersedia di

https://www.ft.com/content/283ebf99-25ce-39e6-80c9-bdcbdd238b03 diakses pada 5 Juli 2019. 259

The Conversation, How the arms trade is used to secure access to oil.

Page 94: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

80

senjata antara Prancis dan Arab Saudi merupakan tindakan nyata atas upaya

Prancis untuk mengamankan dan menjaga akses minyak ke negara tersebut.

Kebijakan luar negeri Prancis kepada Arab Saudi terkait penjualan senjata

dinilai rasional mengingat Saudi merupakan pengimpor senjata terbesar di dunia

dan menjadi pengekspor minyak terbesar di dunia.260

Sebagaimana yang

dipaparkan oleh Neuchterlin, bahwa kepentingan ekonomi merupakan major issue

sebuah negara yang tentunya akan mempengaruhi negara dalam melakukan

kebijakan luar negeri dengan negara lain.261

Dalam pemaparan Neuchterlin, terdapat empat tingkatan isu yang

digunakan untuk menentukan intensitas kepentingan nasional suatu negara yaitu

survival issues, vital issues, major issues dan peripheral issues.262

Tingkatan

intensitas kepentingan tersebut mampu mengidentifikasikan bahwa setiap negara

akan melakukan kebijakan luar negeri guna memenuhi kepentingan negaranya

atau menyelesaikan permasalahan yang ada di negaranya.

Pada umumnya, masalah perekonomian suatu negara merupakan bagian

dari major issues, namun apabila masalah tersebut tidak dapat ditangani dengan

baik akan meningkat menjadi vital issues.263

Seperti halnya apabila minyak yang

diketahui dapat membantu menyelesaikan masalah perekonomian Prancis

260

Investopedia, World‟s Top Oil Exporters, Commodities, 28 Oktober 2018 [berita on-

line], tersedia di https://www.investopedia.com/articles/company-insights/082316/worlds-top-10-

oil-exporters.asp diakses pada 5 Juli 2019. 261

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 250. 262

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 249 - 250. 263

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 249.

Page 95: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

81

mengalami hambatan atau permasalahan akan menghambat penyelesaian

permasalahan ekonomi Prancis secara berkelanjutan.

Penjualan senjata Prancis dan Arab Saudi berpengaruh pada hubungan

perdagangan minyak antara dua negara tersebut. Sebagaimana yang telah

dipaparkan sebelumnya bahwa jumlah minyak yang diimpor oleh Saudi kepada

Prancis memiliki hubungan erat dengan jumlah senjata yang dikirim Prancis ke

Saudi. Sebagai contoh terkait pemaparan sebelumnya, terjadi peningkatan

pembelian minyak pada 2018 di mana impor minyak Prancis ke Saudi meningkat

diiringi dengan peningkatan penjualan senjata Prancis ke Saudi sebanyak 50%

pada 2018 dibandingkan pada 2017.264

Sebagai tambahan, Arab Saudi merupakan negara yang memiliki peran

penting bagi dunia barat dikarenakan pasokan minyak dan kontrak senjatanya

kepada negara-negara barat, seperti AS, Inggris dan Prancis.265

Arab Saudi

diketahui memegang sebanyak 18% dari cadangan minyak dunia dan menjadi

pengekspor minyak terbesar di dunia.266

Selain itu, Arab Saudi juga menjadi

negara yang telah melakukan kontrak penjualan senjata sebanyak 350 miliar dolar

AS selama 10 tahun belakangan ini.267

Prancis diketahui memiliki kepentingan strategis dalam dunia internasional

untuk menciptakan long-term relationship bersama negara-negara dunia

internasional, dan menurut Parly sebagai menteri pertahanan Prancis, penjualan

264

Reuters, As Iran nuclear deal flounders, France turns to Saudi for oil. 265

BBC, Saudi Arabia: Five reasons why Gulf kingdom matters to the West,

World:Middle East, 15 Oktober 2018 [artikel on-line], tersedia di

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-45861708 diakses pada 7 Juli 2019. 266

BBC, Saudi Arabia: Five reasons why Gulf kingdom matters to the West. 267

BBC, Saudi Arabia: Five reasons why Gulf kingdom matters to the West.

Page 96: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

82

senjata merupakan bagian dari upaya Prancis untuk mencapai kepentingan

strategisnya dengan Arab Saudi dan aliansinya, UAE.268

Maka dari itu, pada

subbab selanjutnya akan membahas terkait kepentingan strategis Prancis

(keamanan dan geopolitik) dalam melakukan penjualan senjata dengan Arab

Saudi.

C. Kepentingan Strategis Prancis dalam Melakukan Perdagangan

Senjata dengan Arab Saudi

Hubungan bilateral antara Prancis dan Saudi dalam aspek politik tidak

terlepas dari kepentingan strategis dua negara tersebut yang bertujuan untuk

menciptakan hubungan jangka panjang dengan antar negara. Kepentingan

strategis Prancis dan Saudi terdiri atas upaya kedua negara untuk menciptakan

stabilitas di wilayah yang bermasalah.269

Hal tersebut dilatar belakangi oleh

kepentingan nasional Prancis sendiri terhadap kawasan yang tidak stabil yang

dalam kasus ini ialah kawasan negara-negara Arab.270

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, perekonomian Prancis

memiliki hubungan erat dengan negara-negara Arab. Adanya gangguan atau

ketidak stabilitasan kawasan yang memiliki pengaruh pada perekonomian Prancis

tentunya akan menciptakan hambatan dalam aspek ekonomi negara tersebut.

Selain itu, pentingnya Prancis menjaga stabilitas kawasan negara-negara Arab

dikarenakan kepentingan keamanan negara tersebut terkait warga negara Prancis

268

European Views, France Admits to Sending More Arms to Saudi Arabia despite

Yemeni Civil War, 8 Mei 2019 [berita on-line], tersedia di https://www.european-

views.com/2019/05/france-admits-to-sending-more-arms-to-saudi-arabia-despite-yemeni-civil-

war/ diakses pada 9 Juli 2019. 269

France Diplomatie, France and Saudi Arabia: Political Relations. 270

Hakim El Karoui, “ A new strategy for France in a new arab world.”

Page 97: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

83

yang diketahui sebanyak 1,2 juta tinggal di negara-negara Arab seperti di Timur

Tengah dan Afrika, mereka cenderung memiliki dua kewarganegaraan.271

Menurut Neuchterlin, kepentingan keamanan ialah upaya negara untuk

menjaga keamanan masyarakatnya atau sistem pemerintahannya dari ancaman

yang dilakukan oleh aktor diluar negaranya.272

Kebijakan luar negeri Prancis

terkait perdagangan senjatanya dengan Saudi tidak terlepas dari kepentingan

keamanan negara tersebut. Hal ini dilatar belakangi dengan jawaban Parly sebagai

menteri pertahanan Prancis ketika ditanya terkait penjualan senjatanya dengan

Saudi.273

Parly menyatakan bahwa ekspor senjata merupakan cara yang

memungkinkan untuk menjalin hubungan dekat dengan negara-negara yang

diidentifikasi strategis untuk keamanan Prancis.274

Sehingga, berdasarkan pemaparan di atas, perdagangan senjata Prancis

kepada Saudi serta negara lain di Timur Tengah merupakan bentuk nyata dari

kepentingan keamanan Prancis. Maka dari itu, kepentingan strategi Prancis

dilatarbelakangi oleh upaya negara tersebut untuk menciptakan stabilitas di

kawasan yang bermasalah.

Selain itu, perdagangan senjata antara Prancis dan Saudi juga merupakan

upaya Prancis dalam menjaga hubungannya dengan Arab Saudi sebagai bentuk

upaya memenuhi kepentingan strategisnya dalam menciptakan hubungan jangka

panjang dengan negara tersebut. Menteri Luar Negeri Prancis periode 2012 –

2017, Laurent Fabius menyatakan bahwa dukungan Prancis dalam konflik Yaman

271

kim El Karoui, “ A new strategy for France in a new arab world.” 272

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 248. 273

Reuters, As Iran nuclear deal flounders, France turns to Saudi for oil 274

Reuters, As Iran nuclear deal flounders, France turns to Saudi for oil.

Page 98: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

84

dilatar belakangi oleh Arab Saudi yang merupakan aliansi penting bagi Prancis.275

Prancis memposisikan Saudi sebagai aliansinya di kawasan Timur Tengah

sehingga negara tersebut memutuskan untuk berpihak kepada Saudi dan koalisi

negara Arab di konflik Yaman.276

Menurut Neuchterlin, dalam pemaparannya terkait deciding which

interests are vital, ada delapan faktor yang terdapat didalamnya salah satunya

ialah attitude of allies and friends.277

Dalam attitude of allies and friends,

pandangan atau opini dari negara yang diposisikan sebagai aliansi suatu negara

dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri negara tersebut.278

Hal tersebut dapat

dibenarkan dalam menjelaskan prilaku Prancis terkait dukungannya kepada Saudi

dalam konflik Yaman dikarenakan menurut pandangan Saudi dan koalisi, untuk

menciptakan stabilitas di kawasan Yaman, perlu adanya serangan udara untuk

melawan kelompok Houthi dan pemberontak lainnya.279

Pandangan atau opini tersebut diterima oleh Prancis dikarenakan Saudi

merupakan aliansi penting Prancis di Timur Tengah. Sehingga, dukungan Prancis

dalam tindakan Saudi di Yaman merupakan bentuk dari pentingnya Saudi sebagai

aliansi Prancis di Timur Tengah.

Selain itu, adanya rivalitas antara Arab Saudi dan Iran mendorong Prancis

mendukung Saudi dan koalisi untuk memerangi kelompok pemberontak Houthi di

275

Middle East Eye, France oledges support for Riyadh in Yemen. 276

Middle East Eye, France oledges support for Riyadh in Yemen. 277

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 255. 278

Donald E. Nuechterlin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making,” 255. 279

The Guardian, Saudi Arabia launches Yemen air strikes as alliance builds against

Houthi rebels, 26 Maret 2015 [berita on-line], tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2015/mar/26/saudi-arabia-begins-airstrikes-against-houthi-in-

yemen diakses pada 11 Juli 2019.

Page 99: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

85

Yaman.280

Iran merupakan negara Timur Tengah yang diketahui sebagai rival

Saudi secara sistem pemerintahan dan ideologi.281

Rivalitas dua negara tersebut

juga terjadi di konflik Yaman, yang dengan adanya dukungan Iran kepada

kelompok Houthi mendorong Saudi untuk melawan kelompok tersebut guna

menghentikan pengaruh Iran serta ideologi Syi‟ah di kawasan Yaman.282

Pandangan Saudi yang diketahui sebagai aliansi penting Prancis di Timur Tengah

mendorong Prancis untuk memberi dukungannya kepada Saudi dan koalisi untuk

melawan kelompok pemberontak Houthi.

D. Kepentingan Prancis Melakukan Perdagangan Senjata dengan Arab

Saudi Meskipun Melanggar ATT

Berdasarkan penjelasan yang sebelumnya telah dipaparkan, terdapat

beberapa kepentingan Prancis yang berkaitan dengan penjualan senjatanya dengan

Arab Saudi. Diantaranya ialah kepentingan ekonomi, minyak dan strategis yang

berhubungan dengan keamanan dan geopolitik Prancis. Subbab ini membahas

terkait dengan kepentingan Prancis yang menjadi alasan negara tersebut

melakukan perdagangan senjata dengan Arab Saudi walaupun melanggar The

Arms Trade Treaty.283

280

Reuters, France‟s Macron defends Saudi arms sales, to hold Yemen conference, Word

News, 11 April 2018 [berita on-line], tersedia di https://www.reuters.com/article/us-france-saudi-

yemen/frances-macron-defends-saudi-arms-sales-to-hold-yemen-conference-idUSKBN1HH30P

diakses pada 6 Agustus 2019. 281

Independent, Yemen War: Who are the Houthis and why is Saudi Arabia fighting

them?, 10 November 2018 [berita on-line], tersedia di

https://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/houthis-yemen-war-saudi-arabia-why-

who-gulf-islam-conflict-a8627021.html diakses pada 6 Agustus 2019. 282

Independent, Yemen War: Who are the Houthis and why is Saudi Arabia fighting

them? 283

Amnesty International, France: Leaked military documents underscore need to end

flow of arms to Yemen conflict, 15 April 2019 [berita on-line], tersedia di

Page 100: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

86

Penjelasan terkait dibahas dengan menggunakan teori foreign policy

decision making dengan menggunakan model aktor rasional. Menurut Graham

Allison yang merupakan salah satu ahli dari model aktor rasional mengatakan

bahwa negara akan memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian

pada setiap pilihan kebijakan yang dihadapkan pada alternatif kebijakan lain.284

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, peningkatan penjualan

senjata Prancis dan Saudi dimulai pada 2015 yang diidentifikasikan dengan

perjanjian kontrak senjata yang bernilai tinggi. Namun, terdapat laporan yang

mengeluarkan bukti digunakannya senjata Prancis yang dijual ke Saudi dalam

menyerang penduduk sipil atau objek sipil Yaman.285

Terkait dengan ATT, terdapat pasal didalamnya yang melarang adanya

penjualan senjata ke suatu negara apabila diketahui bahwa senjata tersebut

digunakan dalam melakukan kejahatan perang.286

Sebagai tambahan, melakukan

penyerangan kepada penduduk sipil merupakan salah satu tindakan dari kejahatan

perang yang mengacu pada hukum humaniter internasional.287

Kejahatan perang

yang terjadi di Yaman menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.288

https://www.amnesty.org/en/latest/news/2019/04/france-leaked-military-documents-underscore-

need-to-end-flow-of-arms-to-yemen-conflict/ diakses pada 12 Juli 2019. 284

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis, Boston:

Little, Brown and Company, 1971), 29 – 33. 285

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1 [artikel on-line], tersedia di

https://made-in-france.disclose.ngo/en/chapter/yemen-papers/ diakses pada 20 Mei 2019. 286

Stuart Casey-Maslen, The Arms Trade Treaty (2013), 23. 287

ICRC, Customary IHL: Rule 156. Definition of War Crimes [artikel on-line] tersedia

di https://ihl-databases.icrc.org/customary-ihl/eng/docs/v1_rul_rule156 diakses pada 29 Mei 2019. 288

The Washington Post, How the Saudis Turned the Yemen War Into a Humanitarian

Crisis, 14 Desember 2018 [artikel on-line], tersedia di

https://www.washingtonpost.com/business/how-the-saudis-turned-the-yemen-war-into-a-

humanitarian-crisis/2018/12/14/9a8b6fce-ffb6-11e8-a17e-

162b712e8fc2_story.html?noredirect=on&utm_term=.e37e8b421bd5 diakses pada 12 Juli 2019.

Page 101: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

87

Prancis dihadapkan pada tekanan bahwa negara tersebut telah melanggar

komitmennya dalam meratifikasi ATT terkait penjualan senjatanya dengan Saudi

dan koalisi di konflik Yaman seperti UAE. Selain itu, Amnesty International

sebagai salah satu NGO yang berfokus pada HAM, menyatakan kepada negara-

negara yang diketahui sebagai pemasok utama senjata ke Saudi seperti AS,

Inggris dan Prancis untuk menghentikan pengiriman senjatanya ke Saudi terkait

pasal ATT sampai Saudi menghentikan kejahatan yang dilakukannya di

Yaman.289

Namun, hingga saat ini negara-negara tersebut diketahui tetap melanjutkan

perdagangan senjatanya ke Saudi, termasuk Prancis.290

Memilih untuk

melanjutkan perdagangan senjatanya hingga saat ini memperlihatkan bahwa

alternatif kebijakan yang diambil oleh Prancis ialah tetap melanjutkan

perdagangan senjatanya dengan Saudi.

Setiap alternatif kebijakan yang ada, terdapat untung dan rugi nya masing-

masing. Namun, seperti yang telah dipaparkan, negara akan memaksimalkan

keuntungan dan meminimalkan kerugian. Selain itu, alternatif kebijakan yang ada

tentunya harus berkaitan dari tujuan sebuah negara. Berdasarkan Allison,

kepentingan nasional dan kepentingan keamanan merupakan kategori dasar dari

disusunnya tujuan sebuah negara.291

289

Amnesty International, Yemen War: No End In Sight, 28 Agustus 2015 (diperbaharui

pada 14 Maret 2019) [artikel on-line], tersedia di

https://www.amnesty.org/en/latest/news/2015/09/yemen-the-forgotten-war/ diakses pada 12 Juli

2019. 290

Human Rights Watch, France Should Stop Fueling Saudi War Crimes in Yemen, 17

Mei 2019 [artikel on-line], tersedia di https://www.hrw.org/news/2019/05/17/france-should-stop-

fueling-saudi-war-crimes-yemen diakses pada 12 Juli 2019. 291

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis, 33.

Page 102: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

88

Selanjutnya, menurut Allison pada setiap tujuan dari seorang aktor akan

ada pilihan kebijakan alternatif yang sesuai dengan kondisi tertentu.292

Melanjutkan perdagangan senjatanya kepada Saudi merupakan alternatif

kebijakan yang dilakukan Prancis hingga saat ini, namun hal tersebut tidak

menutup adanya konsekuensi yang dialami Prancis atas kebijakan yang

dilakukannya.

Mengacu pada Allison pada tahap goals and objectives, tujuan suatu

negara ialah memenuhi kepentingan keamanan dan nasionalnya.293

Pada subbab

sebelumnya, telah dipaparkan kepentingan nasional serta keamanan Prancis yang

dalam model aktor rasional, kepentingan tersebut ialah goals and objectives

Prancis. Kemudian pada tahap selanjutnya ialah alternatives dan dilanjutkan

dengan tahap Consequences, yang berdasarkan tujuan Prancis, berikut kebijakan

alternatif yang dapat dilakukan oleh Prancis:

292

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis, 20 – 30. 293

Allison, G.T, Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis, 20 – 30.

Page 103: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

89

Tabel IV.1 Costs dan Benefits Kebijakan Alternatif Prancis

Alternative Costs Benefits

1. Melanjutkan

perdagangan

senjata dengan

Saudi

Melakukan

pelanggaran dalam

komitmen pasal-

pasal The Arms

Trade Treaty

Keuntungan

Ekonomi yang

mempengaruhi

penurunan defisit

negara serta

tingkat

pengangguran di

Prancis.

Menerima tekanan

dari tokoh arms

control, NGO yang

berfokus pada

HAM, serta

masyarakat untuk

menghentikan

kebijakan

penjualan senjata

Prancis ke Saudi

dan koalisi seperti

UAE.

Kepentingan

dalam

mengamankan

akses minyak yang

mempengaruhi

perekonomian

Prancis.

Kepentingan

Strategis yang

mampu

menciptakan long-

term relationship

dengan Arab

Saudi yang

merupakan aliansi

penting Prancis di

Timur Tengah.

Page 104: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

90

2. Menunda

Perdagangan

Senjata dengan

Saudi

Menerima

kerugian ekonomi

atas tidak

berlanjutnya

kontrak penjualan

senjata Prancis –

Saudi yang bernilai

miliaran dolar AS,

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

ekonomi Prancis

Mematuhi

komitmen

negaranya dalam

pasal-pasal ATT

yang menjadikan

Prancis sebagai

negara yang lebih

berkomitmen

dibandingkan

negara AS dan

Inggris yang juga

diketahui sebagai

negara yang

melanggar

komitmen

internasionalnya

terkait penjualan

senjata dengan

Saudi.

Tidak lagi

menerima tekanan

dari NGO HAM,

masyarakat serta

arms control

terkait

penghentian

penjualan senjata

kepada Saudi

Page 105: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

91

3. Melakukan

perdagangan

senjata dengan

negara lain yang

tidak terlibat dalam

suatu konflik

Perdagangan

Senjata dengan

Arab Saudi

merupakan upaya

Prancis dalam

mengamankan

akses minyak,

sehingga

menghentikan

perdagangan

senjata akan

mempengaruhi

akses minyak

Saudi ke Prancis.

Kepentingan

ekonomi atas hasil

perdagangan

senjata dengan

negara lain yang

tidak tergabung

dalam suatu

konflik baik

regional maupun

internasional.

Kepentingan

Strategis antara

Prancis dan Saudi

tidak terpenuhi

untuk tujuannya

menciptakan long

term relationship

yang berdasarkan

menteri pertahanan

Prancis,

perdagangan

senjata Prancis

bertujuan untuk

menciptakan

hubungan jangka

panjang dengan

Mematuhi

komitmen

negaranya dalam

pasal-pasal ATT

yang menjadikan

Prancis sebagai

negara yang lebih

berkomitmen

dibandingkan

negara AS dan

Inggris yang juga

diketahui sebagai

negara yang

melanggar

komitmen

internasionalnya

Page 106: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

92

Arab Saudi. terkait penjualan

senjata dengan

Saudi.

Tidak lagi

menerima tekanan

dari NGO HAM,

masyarakat serta

arms control

terkait

penghentian

penjualan senjata

kepada Saudi

Berdasarkan pada tabel di atas, kebijakan alternatif pertama ialah

melanjutkan perdagangan senjata dengan Arab Saudi. kerugian yang dialami

Prancis atas perdagangan senjatanya dengan Saudi ialah adanya pernyataan dari

Anna Macdonald sebagai Director of Control Arms bahwa konflik yang terjadi di

Yaman merupakan kegagalan dari pengimplementasian ATT dari negara yang

telah mendaftarkan diri sebagai anggota dari ATT seperti Prancis.294

Anna mengatakan bahwa dengan adanya kejahatan perang yang dilakukan

oleh Saudi dan koalisi, negara pemasok senjata ke Saudi seperti Prancis, AS dan

294

The Citizen. US, UK, France Violate Arms Trade Treaty to Sell Arms to Saudi Arabia

Despite Yemen.

Page 107: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

93

Inggris diminta untuk menunda penjualan senjatanya.295

Namun, kerugian yang

dialami Prancis hanya terbatas pada pelanggaran terhadap ATT, dikarenakan tidak

ada sanksi serius yang berlaku apabila sebuah negara melanggar komitmen

perjanjian tersebut.296

Selain itu, kerugian yang dialami Prancis juga terkait adanya aksi protes

baik oleh organisasi maupun masyarakat yang berusaha mengentikan proses

penjualan senjata Prancis ke Saudi. Tidak hanya itu, Prancis juga dihadapkan pada

bocornya dokumen negara terkait penjualan senjatanya dengan Saudi yang

dokumen tersebut berisikan tentang bukti bahwa senjata Prancis digunakan untuk

melakukan kejahatan perang di Yaman.297

Namun, adanya kerugian tersebut juga diiringi dengan adanya keuntungan

yang diraih Prancis atas perdagangan senjatanya dengan Saudi khususnya pada

periode 2015 – 2017 yang memberi efek pada keuntungan negara tersebut di

tahun-tahun selanjutnya. Sebagaimana dengan pemaparan Allison bahwa

kepentingan nasional dan kepentingan keamanan merupakan dasar kategori dari

penentuan sebuah tujuan negara yang berpengaruh pada alternatif kebijakan yang

diambil. Hal tersebut sejalan dengan keuntungan yang diterima Prancis seperti

keuntungan ekonomi yang mampu mengurangi defisit negara dan menciptakan

lapangan pekerjaan baru terkait dengan perusahaan industri senjata.

295

France24, Pressure mounts on Western powers to halt arms sales to Saudi Arabia, 23

Agustus 2016 [berita on-line], tersedia di https://www.france24.com/en/20160823-arms-trade-

france-yemen-saudi-arabia-att-treaty-human-rights diakses pada 6 Agustus 2019. 296

DW, UN‟s Arms Trade Treaty „too weak to make a difference‟, World, 11 Oktober

2017 [berita on-line], tersedia di https://www.dw.com/en/uns-arms-trade-treaty-too-weak-to-make-

a-difference/a-40452550-0 diakses pada 13 Juli 2019. 297

Disclose, Made in France: Yemen Papers Part 1 – 4.

Page 108: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

94

Kepentingan keamanan juga menjadi keuntungan Prancis, dengan

melakukan perdagangan senjata dengan Saudi, Prancis dapat mengamankan akses

minyak ke negara tersebut yang tentunya berpengaruh pada perekonomian

Prancis. Selain itu, dalam melakukan perdagangan senjata dengan Saudi,

kepentingan strategis antara Prancis dan Saudi yang berkaitan dengan menjaga

stabilitas kawasan bermasalah juga berhubungan dengan kepentingan keamanan

warga Prancis yang sebanyak 1,2 juta orang tinggal di kawasan negara Arab.

Selain itu, perdagangan senjata Prancis dengan Saudi pada periode yang

sejalan dengan konflik Yaman yaitu pada 2015 – 2017 merupakan bentuk

dukungan Prancis kepada Saudi dan koalisi yang berkaitan erat dengan

kepentingan strategis Prancis dalam melakukan long-term relationship dengan

Arab Saudi. Sebagaimana dengan pemaparan sebelumnya, Parly menyatakan

bahwa melakukan perdagangan senjata dengan Saudi merupakan bagian dari

upayanya untuk menciptakan hubungan jangka panjang antara dua negara

tersebut.298

Selanjutnya, pada kebijakan alternatif kedua, yaitu menunda perdagangan

senjata dengan Arab Saudi sampai pada waktu di mana Saudi menghentikan aksi

militer negara tersebut beserta koalisi di konflik Yaman. Alternatif tersebut dapat

memposisikan Prancis untuk menerima kerugian dalam aspek ekonomi. Hal

tersebut dilatar belakangi karena Arab Saudi merupakan negara yang

mendominasi kontrak penjualan senjata Prancis pada 2015 – 2016.

298

European Views, France Admits to Sending More Arms to Saudi Arabia despite

Yemeni Civil War,

Page 109: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

95

Namun, alternatif kedua juga memberikan keuntungan bagi Prancis yaitu

Prancis tidak lagi menerima pernyataan melakukan pelanggaran terhadap pasal-

pasal ATT. Prancis juga akan menerima tanggapan baik internasional baik melalui

NGO HAM atau masyarakat apabila melakukan pemberhentian penjualan senjata

ke Saudi. Pada dasarnya kentungan yang diterima Prancis dalam alternatif kedua

merupakan kerugian yang diterima negara tersebutp pada alternatif kebijakan

pertama.

Selanjutnya, alternatif kebijakan terakhir yaitu melakukan perdagangan

senjata dengan negara lain yang tidak terlibat dalam suatu konflik. Alternatif

ketiga dapat dilakukan dengan Prancis melakukan perdagangan senjata dengan

Qatar karena negara tersebut diketahui dikeluarkan oleh Arab Saudi dalam Saudi-

led Coalition di Yaman.299

Disisi lain, Qatar juga merupakan negara pengimpor

senjata Prancis, pada 2017 kontrak penjualan senjata Prancis dan Qatar mencapai

14 dolar AS.300

Walaupun kontrak tersebut tidak setinggi dengan Arab Saudi,

penjualan yang terjadi antara Prancis dan Qatar dapat memberi keuntungan

kepada perekonomian Prancis.

Namun, kerugian dari alterntif ketiga tersebut sebagaimana dengan

kerugian yang didapat ialah terganggunya kepentingan Prancis dalam

mengamankan akses minyak ke negaranya mengingat Qatar dan Prancis tidak

299

Middle East Monitor, Qatar was „obliged‟ to join Saudi coalition in Yemen‟, Juli,

2017 (berita on-line), tersedia di https://www.middleeastmonitor.com/20170719-qatar-was-

obliged-to-join-saudi-coalition-in-yemen/ diakses pada 31 Agustus 2019. 300

Asharq Al-Awsatm Qatar, France sign $14 billion weapons, jets deal, 8 December

2017 (berita on-line), tersedia di https://aawsat.com/english/home/article/1107011/qatar-france-

sign-14-billion-weapons-jets-deal diakses pada 31 Agustus 2019.

Page 110: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

96

melakukan hubungan jual beli minyak. Qatar juga bukan merupakan aliansi

penting Prancis

Berdasarkan pemaparan di atas, kebijakan yang akan dipilih berdasarkan

model aktor rasional ialah kebijakan yang mewakilkan goals and objectives

sebuah negara yang dalam hal ini ialah kepentingan keamanan dan nasional. Pada

pemaparan di atas, terlihat bahwa kebijakan alternatif pertama mampu memenuhi

tujuan Prancis terkait keamanan dan kepentingan nasionalnya.

Maka dari itu, kebijakan Prancis dalam melakukan perdagangan senjata

dengan Saudi merupakan pilihan rasional suatu aktor negara. Kepentingan

nasional dan keamanan yang berdasarkan pada aspek ekonomi, minyak, dan

kepentingan strategis merupakan upaya negara tersebut dalam menangani bentuk

masalah dalam negaranya sepeti major issues dan vital issues yang sebelumnya

telah dijelaskan.

Selanjutnya, kebijakan Prancis dapat dikatakan pilihan rasional seorang

aktor, dikarenakan keuntungan-keuntungan yang diraih Prancis melakui

perdagangan senjatanya dengan Saudi mampu memenuhi tujuan strategis negara

tersebut dengan Arab Saudi yaitu menciptakan long-term relationship. Selain itu,

dampak dari keputusan Prancis dalam melakukan perdagangan senjata dengan

Saudi yang diketahui ialah melanggar pasal-pasal dalam ATT. Namun

pelanggaran tersebut tidak diiringi dengan pemberian sanksi serius kepada Prancis

sebagai salah satu negara yang melanggar pasal-pasal ATT.

Dengan kata lain, Prancis memilih keputusan yang menurut negaranya

ialah paling rasional dan memberikan keuntungan berdasarkan tujuan negaranya

Page 111: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

97

walaupun dengan itu Prancis telah melanggar ATT yang sebelumnya telah

diratifikasi pada 2014.

Page 112: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perdagangan senjata Prancis dengan Arab Saudi khususnya dalam periode

2015 – 2017 yang diketahui digunakan dalam Konflik Yaman dan melanggar

hukum perang menempatkan Prancis dalam posisi yang melanggar komitmen

negara tersebut dalam The Arms Trade Treaty (ATT).

Hal tersebut dilatarbelakangi dengan adanya pasal-pasal dalam ATT yang

secara jelas menekankan bahwa perdagang senjata dilarang apabila senjata

tersebut diketahui melanggar hukum perang serta hukum kemanusiaan. Posisi

Prancis yang telah meratifikasi perjanjian tersebut sejak awal mula tentunya

mencerminkan kurangnya komitmen negara tersebut dalam ATT.

Pelanggaran Prancis dalam menjual senjata kepada Arab Saudi dan koalisi

negara Arab di Perang Yaman juga telah menciptakan adanya tekanan yang

diberikan oleh masyarakat Prancis khususnya yang bergabung dalam Non-

Governmental Organization terkait kemanusiaan.

Namun, kebijakan Prancis dalam melakukan perdagangan senjata

diketahui dilatarbelakangi oleh kepentingan negara tersebut. Kepentingan tersebut

meliputi kepentingan ekonomi, keamanan akses minya serta kepentingan strategis

negara tersebut.

Page 113: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

99

Kepentingan ekonomi Prancis didasari pada keuntungan yang diraih

Prancis dari hasil perdagangan senjatanya khususnya dengan Arab Saudi yang

mendominasi keseluruhan total perjanjian senjata Prancis pada 2015. Keuntungan

ekonomi Prancis dalam menjual senjata mampu menurunkan defisit negara

tersebut serta mampu menurunkan tingkat pengangguran di Prancis. Sebagaimana

yang telah dipaparkan, keuntungan ekonomi Prancis dalam menjual senjata telah

didapatkan sejak awal mula perdagangan senjata Prancis dimulai. Oleh karena itu,

perdagangan senjata memiliki hubungan erat dengan keuntungan ekonomi untuk

Prancis.

Selain itu, perdagangan senjata juga dijadikan Prancis sebagai faktor yang

mendukung upaya Prancis dalam mengamankan akses minyak ke negara tersebut.

Khususnya minyak yang diimpor Prancis yang berasal dari Arab Saudi,

dikarenakan Arab Saudi merupakan negara terbesar dalam melakukan pembelian

senjata serta penjualan minyak.

Mengamankan akses minyak ke Prancis dapat menguntungkan

perekonomian negara tersebut mengingat adanya perusahan minyak mampu

menciptakan lapangan pekerjaan di Prancis. Sesuai dengan pemaparan

sebelumnya, pengangguran merupakan isu yang dinilai penting oleh Prancis

karena mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Prancis, oleh karena itu Prancis

perlu menciptakan upaya yang mampu mengurangi isu tersebut.

Selanjutnya, terdapat faktor yang juga penting sehingga mendorong

Prancis untuk tetap melakukan perdagangan senjata dengan Arab Saudi walaupun

melanggar ATT, yaitu kepentingan strategis Prancis. Kepentingan strategis

Page 114: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

100

tersebut didasari atas upaya Prancis untuk menjalin hubungan jangka panjang

dengan Saudi yang dianggap merupakan aliansi penting Prancis di Timur Tengah.

Menjalin hubungan jangka panjang dengan Arab Saudi tidak terlepas dari

kepentingan ekonomi dan minyak Prancis itu sendiri.

Kemudian, perdagangan senjata yang terjadi antara dua negara tersebut

juga berdasarkan pada kepentingan Prancis untuk menjaga stabilitas kawasan

yang bermasalah khususnya di Timur Tengah yang berkaitan dengan kepentingan

negara tersebut terkait keamanan warga negara Prancis. Sehingga, berdasarkan

pemaparan di atas, Prancis dalam memilih untuk melanjutkan penjualan

senjatanya dengan Saudi merupakan tindakan yang menurut negara tersebut

paling rasional.

B. Saran

Pelanggaran Prancis atau negara lain dalam melakukan penjualan senjata

kepada Arab Saudi merupakan bentuk kelemahan dari ATT. Kebijakan Prancis

dalam menjual senjata ke Arab Saudi masih berlangsung hingga saat ini. Saran

untuk penelitian selanjutnya ialah untuk melakukan perpanjangan periode waktu

perdagangan senjata Prancis dan Saudi dalam penelitiannya, mengingat dalam

penelitian ini hanya terdapat penjelasan perdagangan senjata Prancis dan Arab

Saudi pada periode 2015 – 2017.

Page 115: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xiv

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Agusman, Damos Dumoli. Hukum Perjanjian Internasional Kajian Teori dan Praktik

Indonesia. Jakarta: Refika Aditama. 2014.

Bronson, Rachel. Ticker Than Oil: America’s Uneasy Partnership with Saudi Arabia.

New York: Oxford University Press. 2006.

https://www.cfr.org/content/publications/attachments/Excerpts.pdf (Diakses 27

April 2019)

Casey-Maslen, Stuart. The Arms Trade Trety. Genewa Academy. 2013.

https://www.genevaacademy.ch/joomlatoolsfiles/docmanfiles/Publications/Academ

y%20Briefings/ATT%20Briefing%203%20web.pdf (Diakses pada 5 April 2019)

L, Withney, F. The Elements of Research, Osaka: Overseas book, 1990.

Mintz, Alex dan Karl DeRouen. Understanding Foreign Policy Decision Making.

Cambridge: University Press. 2010.

http://library.aceondo.net/ebooks/HISTORY/Understanding_Foreign_Policy_Decis

ion_Making.pdf (Diakses 20 Juni 2019)

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2006.

Sitepu, P. Anthonius. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2001.

Sköns, Elisabeth dan Reinhilde Weidacher. SIPRI Yearbook 2002: Armaments,

Disarmament and International Security. Sweden: Oxford University Press. 2002.

https://www.sipri.org/sites/default/files/07.%20.pdf (Diakses 3 Mei 2019)

T, Allison, G. Essence of Decision Explaining the Cuban Misssile Crisis. Boston: Little,

Brown and Company. 1971.

Vanhoonacker, Sophie dan Patrice Wangen. Graham T. Allison, The Essence of Decision:

Explaining the Cuban Missle Crisis. Oxford: Oxford University Press. 2015.

Page 116: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xv

https://www.oxfordhandbooks.com/view/10.1093/oxfordhb/9780199646135.001.0

001/oxfordhb-9780199646135-e-38 (Diakses 21 Juni 2019)

Wynbrandt, James. A Brief History of Saudi Arabia. New York: Checkmark Books. 2004.

B. Jurnal

Al Tamamy, Saud Mousaed, “Saudi Arabia and the Arab Spring: Opportunities and

Challenges of Security,” Journal of Arabian Studies: Arabia, the Gulf, and the Red

Sea, Volume 2, No. 2,

https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21534764.2012.734117 (Diakses 26

April 2019)

Bove, Vincenzo, Claudio Deiana dan Roberto Nistico, “Global Arms Trade and Oil

Dependence,” The Jpurnal of Law, Economics and Organization, Volume 32, No.

2, (2018) https://doi.org/10.1093/jleo/ewy007 (Diakses 3 Juli 2019)

Cooper, Neil, “What’s the point of arms transfer controls?” Contemporary Security

Policy, Volume 27, No. 1, (2007)

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/13523260600603188 (DIakses 17

Mei 2019)

Deddy, ““LSM Yaman: 3512 Tewas Dalam Operasi Decisive Storm”, Jurnal Islam,

(2015), https://jurnalislam.com/lsm-yaman-3512-tewas-dalam-operasi-decisive-

storm/ (Diakses 30 April 2019)

Fortin, Tony, et.al, “French arms sales: Indicators of Presence in Yemen and the

Necessary reform of control mechanism”, FIDH International Human Rights,

(2018),

https://www.fidh.org/IMG/pdf/yemen_french_arms_sales_indicators_of_presence_

in_yemen_and_the_necessary_reform_of_control_mechanisms-2.pdf ( Diakses 13

April 2019)

Fuadi, Ahmad, “Kepentingan Arab Saudi Menghentikan Gerakan Pemberontak Houthi,”

Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, Volume 15, No. 1, (2017),

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2a

hUKEwjux_2tfjhAhVHvo8KHUt5Al4QFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fe

journal.unri.ac.id%2Findex.php%2FJDOD%2Farticle%2Fdownload%2F5230%2F

4903&usg=AOvVaw1NJaCGDUHEysCqCGWVBZS0 (Diakses 29 April 2019)

Hagan, Joe. D, Philip P. Everts, Haruhiro Fukui dan Jogn D. Stempel, “Foreign Policy by

Coalition: Deadlock, Compromise, and Anarchy”, International Studies Review,

Page 117: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xvi

Volume 3, No. 2 , (2001), https://www.jstor.org/stable/3186568 (Diakses 20 Juni

2019)

Ismail, Sharif, “ Unification in Yemen: Synamics of Political Intergration, 2978 – 2000,”

http://users.ox.ac.uk/~metheses/Ismail%20Thesis.pdf (Diakses 27 April 2019)

Jones, Peter, “The Arab Spring Opportunities and Implications”, Canada’s Journal of

Global Policy Analysis, Volume 67, No.2, (2012),

https://www.jstor.org/stable/23266020?seq=1#page_scan_tab_contents (Diakses

pada 25 Maret 2019)

Karim, Umer, “The Evolution of Saudi Foreign Policy and the Role of Decision Making

Process and Actors,” The International Spectator, Volume 52, No.2, (2017),

https://scihub.tw/https://doi.org/10.1080/03932729.2017.1308643 (Diakses 25

April 2019)

Karoui, El Hakim, ““ A new strategy for France in a new arab world,” Institut

Montaigne,” (2017), https://www.institutmontaigne.org/en/publications/new-

strategy-france-new-arab-world (Diakses 20 Juni 2019)

Kolodziej, Edward A., “France and the Arms Trade,” Royal Institute of International

Affairs, (1980),

https://www.jstor.org/stable/2615719?seq=1#metadata_info_tab_contents (Diakses

1 Mei 2019)

Majid Shazia dan Fozia Jan, “Yemen Crisis and The Role of Saudi Arabia”, Journal of

Humanitarian and Social Science, Volume 5, No. 1, (2017),

http://www.springjournals.net/full-

articles/springjournals.netijaharticlesindex=4foziaandshazia..pdf?view=inline

(Diakses 26 Maret 2019)

Mcnulty, Mel, ““French arms, war and genocide in Rwanda,” Crime, Law & Social

Change, (2000), http://www.francegenocidetutsi.org/McNulty.pdf (DIakses 3 Mei

2019)

Mushtaq, Abdul Qadir dan Muhammad Afzal, “Arab Spring: Its Causes and

Consequences,” JPHUS, Volume 30, No. 1, (2017),

http://pu.edu.pk/images/journal/HistoryPStudies/PDF_Files/01_V-30-No1-

Jun17.pdf (Diakses pada 25 Maret 2019)

Muttaqien, M., “Arab Spring: Dimensi Domestik, Regional dan Global,” Global &

Strategies, Volume 9, No. 2, http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

jgs0ebb4483e02full.pdf (Diakses 26 April 2019)

Neuchterlin, Donald E., ““National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysisi and Decision-Making”, British Journal of International

Studies, Volume 2, No. 3, (1976),

Page 118: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xvii

https://www.jstor.org/stable/20096778?seq=1#page_scan_tab_contents (Diakses

22 Juni 2019)

Renshon, Jonathan dan Stanley A. Renshon, “The Theory and Practice of Foreign Policy

Decision Making”, Political Psychology, Volume 19, No. 4, (2008),

https://www.jstor.org/stable/20447142 (Diakses 20 Juni 2019)

Shield, Ralph, ““The Saudi air war in Yemen: A case for coercive success through

battlefield denial,” Journal of Strategic Studies, Volume 41, No. 3, (2018),

https://doi.org/10.1080/01402390.2017.1308863 (Diakses 29 April 2019)

Thee, Marek, “Armaments, arms control and disarmament,” A Unesco reader for

disarmament education, (1981),

https://unesdoc.unesco.org/in/rest/annotationSVC/DownloadWatermarkedAttachm

ent/attach_import_8ecf6720-0761-4be4-ab36-f6f60a9667d3?_=048001engo.pdf

(Diakses 2 Mei 2019)

C. Laporan

“Crude Oil Imports by Country,” World Top Exports, 25 Juni 2019,

http://www.worldstopexports.com/crude-oil-imports-by-country/ (Diakses 2

Agustus 2019)

“France Weapon Sales,” Trading Economics,

https://tradingeconomics.com/france/weapons-sales (Diakses 1 Mei 2019)

“Import shares of the main crude oil suppliers to France in 2015,” Statista Research

Department, 24 November 2016, https://www.statista.com/statistics/744232/crude-

oil-main-supplier-countries-france/ (Diakses 4 Juli 2019)

“Macroeconomic imbalances Country Report – France 2015,” European Economy, Juni

2015,

http://ec.europa.eu/economy_finance/publications/occasional_paper/2015/pdf/ocp2

17_en.pdf (Diakses 24 Juni 2019)

“Made in France: Yemen Papers”, Disclose, 15 Mei 2019, https://made-in-

france.disclose.ngo/en/chapter/yemen-papers/ (Diakses 20 Mei 2019)

“The World FactBook: Middle East, Saudi Arabia,” Central Intelligence Agency,

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/sa.htm (Diakses

25 April 2019)

Page 119: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xviii

Arraf, Sarim “The Armed Conflict in Yemen: A Complicated Mosaic”, Geneva Academy

Report, Oktober 2017, https://www.geneva-academy.ch/joomlatools-files/docman-

files/The%20Armed%20Conflict%20in%20Yemen.pdf (Diakses 25 Maret 2019)

Blanchard, Christopher M., “Saudi Arabia: Background and U.S Relations,”

Congressional Research Service Report, September 2018,

https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33533.pdf (Diakses 27 April 2019)

Grimmett, Richard F., “ Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2003 –

2010, CSR Report for Congress, 22 September 2011,

https://fas.org/sgp/crs/weapons/R42017.pdf (Diakses 3 Mei 2019)

Grimmett, Richard F., “Conventional Arms Transfers in the Post-Cold War era,” CSR

Report for Congress, 28 September 1993 https://fas.org/sgp/crs/weapons/transfers-

pcw.pdf (Diakses 2 Mei 2019)

Theohary, Cathrine A., “Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2008 –

2015,” Congressional Research Service, 19 Desember 2016

https://fas.org/sgp/crs/weapons/R44716.pdf (Diakses 5 Mei 2019)

Wezeman D, Pieter,. Dkk, “Trends in International Arms Transfers, 2017,” SIPRI Fact

Sheet, Maret 2018, https://www.sipri.org/sites/default/files/2018-

03/fssipri_at2017_0.pdf (Diakses 25 Maret 2019)

Wezeman D, Pieter,. Dkk, “Trends in International Arms Transfers, 2013,” SIPRI Fact

Sheet, Maret 2013,

https://www.sipri.org/sites/default/files/files/FS/SIPRIFS1303.pdf (DIakses 3 Mei

2019)

D. Situs dan Dokumen.

DAG HAMMARSKJÖLD, What is the difference between signing, ratification and

accession of UN treaties?,” 26 April 2018, http://ask.un.org/faq/14594 (DIakses 15

Mei 2019)

France Diplomatie, Defence industries and technologies, Maret 2018,

https://www.diplomatie.gouv.fr/en/french-foreign-policy/economic-diplomacy-

foreign-trade/supporting-french-businesses-abroad/strategic-sector-

support/defence-industries-and/ (Diakses 1 Mei 2019)

ICRC, Customary IHL: Rule 156. Definition of War Crimes, https://ihl-

databases.icrc.org/customary-ihl/eng/docs/v1_rul_rule156 (Diakses 29 Mei 2019)

Page 120: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xix

International Criminal Court, Rome Statue of the International Criminal Court,

2011,https://www.icc-cpi.int/nr/rdonlyres/ea9aeff7-5752-4f84-be94-

0a655eb30e16/0/rome_statute_english.pdf (Diakses 7 April 2019)

OECD, OECD Economic Surveys France, Maret 2015,

https://www.oecd.org/eco/surveys/France-2015-overview.pdf (Diakses 1 Juli 2019)

U.S Department of State Bureau of Verification and Compliance, World Military

Expenditures and Arms Transfers 1998, Department of State, April 2000,

https://www.state.gov/documents/organization/110701.pdf (Diakses 3 Mei 2019)

United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 6

December 2006, 18 Desember 2006, https://undocs.org/A/RES/61/89 (Diakses 5

April 2019)

United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 5

December 2013, 9 Desember 2013, https://undocs.org/A/RES/68/31 (Diakses 5

April 2019)

United Nations General Assembly, Resolution adopted by the General Assembly on 2

December 2006, 12 Januari 2010, https://undocs.org/A/RES/64/48 (Diakses 7 April

2019)

United Nations General Assembly, The Crime on Genocide, 11 December 1946,

https://documents-dds-

ny.un.org/doc/RESOLUTION/GEN/NR0/033/47/IMG/NR003347.pdf?OpenEleme

nt (Diakses 7 April 2019)

United Nations Treaty Collection, Disarmament, 2 April 2013,

https://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.aspx?src=IND&mtdsg_no=XXVI-

8&chapter=26&clang=_en (Diakses 24 Maret 2019)

United Nations Treaty Collection, Genocide,

https://treaties.un.org/doc/publication/unts/volume%2078/volume-78-i-1021-

english.pdf (DIakses 29 Mei 2019)

United Nations, Charter of the United Nations: Chapter 1 Purposes and Principles,

https://www.un.org/en/sections/un-charter/chapter-i/index.html (DIakses 15 Mei

2019)

United Nations, The Arms Trade Treaty, https://thearmstradetreaty.org/hyper-

images/file/ATT_English/ATT_English.pdf?templateId=137253 (Diakses 15 Mei

2019)

United Nations, War Crimes, https://www.un.org/en/genocideprevention/war-

crimes.shtml (Diakses 16 Mei 2019)

Page 121: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xx

United Nationss Institute for Disarmament Research, Implications of States’ Views on an

Arms Trade Treaty, Januari 2008, http://www.poa-

iss.org/CASAUpload/Members/Documents/13@Implications%20of%20States%20

Views%20on%20an%20ATT.pdf (Diakses 16 Mei 2019)

UNODA (United Nations Office for Disarmament Affairs), ATT: Status of ratifications

and accessions, https://s3.amazonaws.com/unoda-web/wp-

content/uploads/2019/05/ATT-status-of-ratifications-and-accessions-9-may-

2019.pdf (Diakses 14 Mei 2019)

Woolcott Peter, United Nations Audiovisual, The Arms Trade Treaty

http://legal.un.org/avl/pdf/ha/att/att_e.pdf (Diunduh 5 April 2019)

E. Situs Berita dan Artikel Online

“France: Saudi Arabia’s New Arms Dealer,” The National Interest, 10 Agustus 2015

https://nationalinterest.org/feature/france-saudi-arabias-new-arms-dealer-13533

(Diakses 4 Mei 2019)

Arab Spring, History, 5 April 2019, https://www.history.com/topics/middle-east/arab-

spring (Diakses 26 April 2019)

Arms sales becoming France’s new El Dorado, but at what cost? France 24, 3 Mei 2015,

https://www.france24.com/en/20150503-arms-sales-becoming-france-new-el-

dorado-but-what-cost-francois-hollande-saudi-arabia-rafale (Diakses 24 Juni 2019)

Arms Sales to Saudi Boost French Economy, but at What Cost?, World Politics Review, 9

Oktober 2015, [artikel on-line], tersedia di

https://www.worldpoliticsreview.com/trend-lines/16910/arms-sales-to-saudi-

arabia-boost-french-economy-but-at-what-cost (Diakses 29 Juni 2019)

As Iran nuclear deal flounders, France turns to Saudi for oil, Reuters, 13 Juni 2019,

https://www.reuters.com/article/us-france-saudi-iran-idUSKCN1TE1IJ (Diakses 4

Juli 2019)

Awal Mula Perang Yaman: Mengapa Konflik Terus Memburuk? Matamata Politik,

https://www.matamatapolitik.com/in-depth-awal-mula-perang-yaman-mengapa-

konflik-terus-memburuk/ (Diakses 27 April 2019)

Bahout, Joseph, French Relations with Saudi Arabia, Radio France International, 26

Januari 2015, https://carnegieendowment.org/2015/01/26/french-relations-with-

saudi-arabia-pub-58857 (Diakses 27 April 2019)

Page 122: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xxi

Who are the Yemen’s Houthi? The Conversation, https://theconversation.com/who-are-

yemens-houthis-106423 (Diakses 30 Agustus 2019)

Classified note confirms French weaponry in Yemen: report, TRT World, 15 April 2019,

https://www.trtworld.com/middle-east/classified-note-confirms-french-weaponry-

in-yemen-report-25869 (DIakses 20 Mei 2019)

Despite the murder of Jamal Khashoggi, most countries continue to sell arms to Saudi

Arabia, Quartz, 27 Oktober, https://qz.com/1440586/countries-keep-selling-arms-

to-the-saudis-despite-khashoggis-murder/ (Diakses 7 Mei 2019)

Despite the murder of Jamal Khashoggi, most countries continue to sell arms to Saudi

Arabia, Quartz, 27 Oktober 2018, https://qz.com/1440586/countries-keep-selling-

arms-to-the-saudis-despite-khashoggis-murder/ (DIakses 20 Mei 2019)

France Admits to Sending More Arms to Saudi Arabia despite Yemeni Civil War,

European Views, 8 Mei 2019, https://www.european-views.com/2019/05/france-

admits-to-sending-more-arms-to-saudi-arabia-despite-yemeni-civil-war/ (Diakses 9

Juli 2019)

France and Saudi Arabia enjoy close and confident relationship, Arab News, 14 juli

2016, http://www.arabnews.com/node/953251/saudi-arabia (Diakses 5 Mei 2019)

France and Saudi Arabia enjoy close confident relationship, Arab News, 14 Juli 2016,

http://www.arabnews.com/node/953251/saudi-arabia (Diakses 27 April 2019)

France avoids question on Saudi Arabia weapon sales, Reuters, 22 Oktober 2018,

https://www.reuters.com/article/us-saudi-khashoggi-france-idUSKCN1MW1TP

(Diakses 29 Juni 2019)

France confirms Libya arms deal, Aljazeera, 4 Agustus 2007,

https://www.aljazeera.com/news/europe/2007/08/2008525133153830598.html

(Diakses 3 Mei 2019)

France Is at War in Yemen, Photos Indicate, War Is Boring, 22 Agustus 2016,

https://warisboring.com/france-is-at-war-in-yemen-photos-indicate/ (Diakses 7 Mei

2019)

Qatar, France sign $14 billion weapons, jets deal, Asharq Al-Awsatm, 8 Desember 2017,

https://aawsat.com/english/home/article/1107011/qatar-france-sign-14-billion-

weapons-jets-deal (Diakses 31 Agustus 2019)

France Should Stop Fueling Saudi War Crimes in Yemen, Human Rights Watch, 17 Mei

2019, https://www.hrw.org/news/2019/05/17/france-should-stop-fueling-saudi-

war-crimes-yemen (Diakses 12 Juli 2019)

Page 123: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xxii

France, Saudi Arabia agree new defence contracts strategy, Reuters, 8 April 2018,

https://uk.reuters.com/article/uk-france-saudi-defence/france-saudi-arabia-agree-

new-defence-contracts-strategy-idUKKBN1HF0DP (Diakses 10 April 2019)

France, Saudi Arabia agree new defense contracts strategy, Reuters, 8 April 2018,

https://www.reuters.com/article/us-france-saudi-defence/france-saudi-arabia-agree-

new-defense-contracts-strategy-idUSKBN1HF0DN (Diakses 29 Juni 2019)

France: Leaked military documents underscore need to end flow of arms to Yemen

conflict, Amnesty International, 15 April 2019,

https://www.amnesty.org/en/latest/news/2019/04/france-leaked-military-

documents-underscore-need-to-end-flow-of-arms-to-yemen-conflict/ (DIakses 20

Mei 2019)

France’s Macron defends Saudi arms sales, to hold Yemen conference, Reuters, 11 April

2018, https://www.reuters.com/article/us-france-saudi-yemen/frances-macron-

defends-saudi-arms-sales-to-hold-yemen-conference-idUSKBN1HH30P (Diakses

6 Agustus 2019)

French expertise can help transform Saudi Arabian economy, France in the United

Kingdom, 10 April 2018, https://uk.ambafrance.org/French-expertise-can-help-

transform-Saudi-Arabian-economy (Diakses 6 Mei 2019

French expertise can help transform Saudi Arabian economy, France in the United

Kingdom, 10 April 2018, https://uk.ambafrance.org/French-expertise-can-help-

transform-Saudi-Arabian-economy (Diakses 24 Juni 2019)

French Weapons arrive in Lebanon in $3 billion Saudi-funded deal, Reuters, 20 April

2015, https://www.reuters.com/article/us-mideast-crisis-lebanon-army/french-

weapons-arrive-in-lebanon-in-3-billion-saudi-funded-deal-

idUSKBN0NB0GI20150420 (Diakses 5 Mei 2019)

French weapons exports continue to boom, The Local, 9 September 2014,

https://www.thelocal.fr/20140909/french-arms-sales-industry-continues-to-boom

(Diakses 4 Mei 2019)

French weapons sales double in Middle East-report, TRT World, 4 Juli 2018,

https://www.trtworld.com/europe/french-weapons-sales-double-in-middle-east-

report-18661 (Diakses 2 Agustus 2019)

Global arms industry: First rise in arms sales since 2010, says SIPRI, SIPRI, 11

Desember 2017, https://www.sipri.org/media/press-release/2017/global-arms-

industry-first-rise-arms-sales-2010-says-sipri (Diakses 3 Mei 2019)

Global arms trade deal takes effect, BBC News, 24 Desember 2014,

https://www.bbc.com/news/world-30594854 (DIakses 14 Mei 2019)

Page 124: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xxiii

Hollande holds talks in Saudi Arabia on Iran and Syria, France 24, 4 September 2012,

https://www.france24.com/en/20121104-france-hollande-saudi-arabia-first-visit-

discuss-iran-nuclear-programme-syria-crisis-diplomacy (Diakses 6 Mei 2019)

How France Participates in the Yemen Conflict, OrientXXI,

https://orientxxi.info/magazine/how-france-participates-in-the-yemen-conflict,1997

(Diakses pada 7 Mei 2019)

How the arms trade is used to secure access to oil, The Conversation, 4 Mei 2018,

http://theconversation.com/how-the-arms-trade-is-used-to-secure-access-to-oil-

95089 (DIakses 4 Juli 2019)

How the Saudis Turned the Yemen War Into a Humanitarian Crisis, The Washington

Post, 14 Desember 2018, https://www.washingtonpost.com/business/how-the-

saudis-turned-the-yemen-war-into-a-humanitarian-crisis/2018/12/14/9a8b6fce-

ffb6-11e8-a17e-

162b712e8fc2_story.html?noredirect=on&utm_term=.e37e8b421bd5 (Diakses 12

Juli 2019)

HRC38 Written Statement: Violations of International Humanitarian Law in Yemen by

Saudi Arabia and its Coalition Allies, American for Democracy & Human Rights

in Bahrain, 11 Juni 2018, https://www.adhrb.org/2018/06/violations-of-

international-humanitarian-law-in-yemen-by-saudi-arabia-and-its-coalition-allies/

(Diakses 29 Mei 2019)

Huda, Jasmine. Conceptual Model of Foreign Policy Behaviour, Februari 1998,

http://www.umich.edu/~psci160/GSIPIERRE/005007.html (Diakses 21 Juni 2019)

Humanitarian Crisis in Yemen remains the worst in the World, UN News, 14 Februari

2019, https://news.un.org/en/story/2019/02/1032811 (Diakses 25 Maret 2019)

Life in Yemen: Death, Destruction and Hunger, ICRC, 19 November 2018,

http://www.icrcnewsroom.org/open.asp?ID=2678 (Diakses 8 Mei 3029)

Oil in France?, Financial Times, 9 Oktober 2012, https://www.ft.com/content/283ebf99-

25ce-39e6-80c9-bdcbdd238b03 (Diakses 5 Juli 2019)

Pasokan Senjata ke Arab Saudi dan UEA, Prancis Langgar Hukum Internasional, Jurnis,

https://jurnalislam.com/pasok-senjata-ke-arab-saudi-dan-uea-perancis-langgar-

hukum-internasional/ (Diakses 15 April 2019)

Pemberontakan Houthi dan Intervensi Saudi di Yaman, Medcom.id, 21 November 2018,

https://www.medcom.id/internasional/dunia/1bVV4p2b-pemberontakan-houthi-

dan-intervensi-saudi-di-yaman (Diakses 28 April 2019)

Page 125: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xxiv

Political Map of Saudi Arabia, Geographic Guide Maps of Asia,

http://www.geographicguide.com/asia/maps/saudi-arabia.htm (Diakses 25 April

2019)

Pressure mounts on Western powers to halt arms sales to Saudi Arabia, France24, 23

Agustus 2016, https://www.france24.com/en/20160823-arms-trade-france-yemen-

saudi-arabia-att-treaty-human-rights (Diakses 6 Agustus 2019)

Qatar was ‘obliged’ to join Saudi coalition in Yemen, Middle East Monitor, Juli 2017,

https://www.middleeastmonitor.com/20170719-qatar-was-obliged-to-join-saudi-

coalition-in-yemen/ (Diakses pada 31 Agustus 2019)

Saudi and Arab allies bomb Houthi positions in Yemen, Aljazeera, 26 Maret 2015,

https://www.aljazeera.com/news/middleeast/2015/03/saudi-ambassador-

announces-military-operation-yemen-150325234138956.html (Diakses 29 April

2019)

Saudi Arabia and France ink $12blm deal, Al Arabia, 24 Juni 2015,

http://english.alarabiya.net/en/News/middle-east/2015/06/24/France-Saudi-Arabia-

to-ink-12bln-arms-deal.html (Diakses 13 April 2019)

Saudi Arabia and UAE use French weapons in Yemen, report reveals, TheDefensePost,

15 April 2019, https://thedefensepost.com/2019/04/15/french-weapons-yemen-

saudi-arabia-uae-disclose/ (Diakses 30 April 2019)

Saudi Arabia and UAE use French weapons in Yemen, report reveals, The defense post,

15 April 2019, https://thedefensepost.com/2019/04/15/french-weapons-yemen-

saudi-arabia-uae-disclose/ (Diakses 8 Mei 2019)

Saudi Arabia launches Yemen air strikes as alliance builds against Houthi rebels, The

Guardian, 26 Maret 2015, https://www.theguardian.com/world/2015/mar/26/saudi-

arabia-begins-airstrikes-against-houthi-in-yemen (Diakses 11 Juli 2019)

Saudi Arabia Leads Air Assault in Yemen, The New York Times, 25 Maret 2015,

https://www.nytimes.com/2015/03/26/world/middleeast/al-anad-air-base-houthis-

yemen.html (Diakses 25 Maret 2019)

Saudi Arabia, Britania, https://www.britannica.com/place/Saudi-Arabia/Economy

(Diakses 25 April 2019)

Saudi Arabia, Nationsonline, https://www.nationsonline.org/oneworld/saudi_arabia.htm

(Diakses 25 April 2019)

Saudi Arabia: Five reasons why Gulf kingdom matters to the West, BBC, 15 Oktober

2018, https://www.bbc.com/news/world-middle-east-45861708 (Diakses 7 Juli

2019)

Page 126: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xxv

SIPRI Arms Industry Database, SIPRI https://www.sipri.org/databases/armsindustry

(Diakses 7 Mei 2019)

Stop Arming Yemen: The view from Paris, IPIS, http://ipisresearch.be/publication/arms-

trade-highlights-december-2018-february-2019/ (Diakses 20 Mei 2019)

Taufik, Firmanda dan Lalu Wahyu Putra, Hegemoni Amerika Serikat Terhadap Arah

Kebijakan Arab Saudi dalam konflik Yaman pasca Arab Spring 2011 – 2017,

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja

&uact=8&ved=2ahUKEwj4moj11vXhAhXDR30KHZ9uCV8QFjAAegQIABAC&

url=https%3A%2F%2Fic-

mes.org%2Fjurnal%2Findex.php%2FjurnalICMES%2Farticle%2Fdownload%2F2

%2F4%2F&usg=AOvVaw2eonpY6mCxzfQP00qN1cat (Diakses 27 April 2019)

The End of the Cold War, U.S History, http://www.ushistory.org/us/59e.asp (Diakses 3

Mei 2019)

The Yemen war death toll is five times higher than we think – we can’t shrug off our

responsibilities any longer, Independent, 26 Oktober 2018,

https://www.independent.co.uk/voices/yemen-war-death-toll-saudi-arabia-allies-

how-many-killed-responsibility-a8603326.html (Diakses 8 Mei 2019)

UN’s Arms Trade Treaty ‘too weak to make a difference’, DW, 11 Oktober 2017,

https://www.dw.com/en/uns-arms-trade-treaty-too-weak-to-make-a-difference/a-

40452550-0 (Diakses 13 Juli 2019)

US, UK, France arms sales to Saudi coalition ‘devastating’ Yemeni lives, says Amnesty,

France24, 23 Maret 2018, https://www.france24.com/en/20180323-yemen-saudi-

coalition-arms-amnesty-civilian-casualties (Diakses 30 April 2019)

US, UK, France Violate Arms Trade Treaty to sell arms to Saudi Arabia Despite Yemen,

The Citizen, 29 Desember 2016,

https://www.thecitizen.in/index.php/en/NewsDetail/index/6/9557/US-UK-France-

Violate-Arms-Trade-Treaty-to-Sell-Arms-to-Saudi-Arabia-Despite-Yemen

(Diakses 24 Maret 2019)

What is the Arab Spring?, ThoughtCo, 11 Januari 2019,

https://www.thoughtco.com/definition-of-the-arab-spring-2353029 (Diakses 26

April 2019)

When Did WW2 End,? History on The Net, https://www.historyonthenet.com/when-did-

ww2-2-end (Diakses 1 Mei 2019)

Why Underwriting is the Most Important Piece of the Investment Process, Fundrise,

https://fundrise.com/education/blog-posts/why-underwriting-is-the-most-

important-piece-of-the-investment-process (Diakses 3 Mei 2019)

Page 127: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

xxvi

World Report 2019:Yemen events of 2018, Human Rights Watch,

https://www.hrw.org/world-report/2019/country-chapters/yemen (DIakses 20 Mei

2019)

World’s Largest Importers of Military Arms, World Atlas, 25 April 2017,

https://www.worldatlas.com/articles/world-s-largest-importers-of-military-

arms.html (Diakses 24 Maret 2019)

World’s Top Oil Exporters, Commodities, Investopedia, 28 Oktober 2018,

https://www.investopedia.com/articles/company-insights/082316/worlds-top-10-

oil-exporters.asp (Diakses 5 Juli 2019)

Yemen War: No End In Sight, Amnesty International, 28 Agustus 2015 (diperbaharui

pada 14 Maret 2019), https://www.amnesty.org/en/latest/news/2015/09/yemen-the-

forgotten-war/ (Diakses 12 Juli 2019)

Yemen War: Who are the Houthis and why is Saudi Arabia fighting them?, Independent,

10 November 2018, https://www.independent.co.uk/news/world/middle-

east/houthis-yemen-war-saudi-arabia-why-who-gulf-islam-conflict-a8627021.html

(DIakses 6 Agustus 2019)

Yemen, Nations Online, https://www.nationsonline.org/oneworld/yemen.htm (Diakses 25

April 2019)

Yemen, UN News, 26 Februari 2019, https://news.un.org/en/focus/yemen (Diakses 26

Maret 2019)

Page 128: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

United Nations

The Arms Trade Treaty

Preamble

The States Parties to this Treaty,

Guided by the purposes and principles of the Charter of the United Nations,

Recalling Article 26 of the Charter of the United Nations which seeks to

promote the establishment and maintenance of international peace and security with

the least diversion for armaments of the world’s human and economic resources,

Underlining the need to prevent and eradicate the illicit trade in conventional

arms and to prevent their diversion to the illicit market, or for unauthorized end use

and end users, including in the commission of terrorist acts,

Recognizing the legitimate political, security, economic and commercial

interests of States in the international trade in conventional arms,

Reaffirming the sovereign right of any State to regulate and control

conventional arms exclusively within its territory, pursuant to its own legal or

constitutional system,

Acknowledging that peace and security, development and human rights are

pillars of the United Nations system and foundations for collective security and

recognizing that development, peace and security and human rights are interlinked

and mutually reinforcing,

Recalling the United Nations Disarmament Commission Guidelines for

international arms transfers in the context of General Assembly resolution 46/36H

of 6 December 1991,

Noting the contribution made by the United Nations Programme of Action to

Prevent, Combat and Eradicate the Illicit Trade in Small Arms and Light Weapons in

All Its Aspects, as well as the Protocol against the Illicit Manufacturing of and

Trafficking in Firearms, Their Parts and Components and Ammunition,

supplementing the United Nations Convention against Transnational Organized

Crime, and the International Instrument to Enable States to Ident ify and Trace, in a

Timely and Reliable Manner, Illicit Small Arms and Light Weapons,

Recognizing the security, social, economic and humanitarian consequences of

the illicit and unregulated trade in conventional arms,

Bearing in mind that civilians, particularly women and children, account for

the vast majority of those adversely affected by armed conflict and armed violence,

Page 129: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13-27217 2

Recognizing also the challenges faced by victims of armed conflict and their

need for adequate care, rehabilitation and social and economic inclusion,

Emphasizing that nothing in this Treaty prevents States from maintaining and

adopting additional effective measures to further the object and purpose of this

Treaty,

Mindful of the legitimate trade and lawful ownership, and use of certain

conventional arms for recreational, cultural, historical, and sporting activities, where

such trade, ownership and use are permitted or protected by law,

Mindful also of the role regional organizations can play in assisting States

Parties, upon request, in implementing this Treaty,

Recognizing the voluntary and active role that civil society, including non-

governmental organizations, and industry, can play in raising awareness of the

object and purpose of this Treaty, and in supporting its implementation,

Acknowledging that regulation of the international trade in conventional arms

and preventing their diversion should not hamper international cooperation and

legitimate trade in materiel, equipment and technology for peaceful purposes,

Emphasizing the desirability of achieving universal adherence to this Treaty,

Determined to act in accordance with the following principles;

Principles

– The inherent right of all States to individual or collective self -defence as

recognized in Article 51 of the Charter of the United Nations;

– The settlement of international disputes by peaceful means in such a manner

that international peace and security, and justice, are not endangered in

accordance with Article 2 (3) of the Charter of the United Nations ;

– Refraining in their international relations from the threat or use of force

against the territorial integrity or political independence of any State, or in any

other manner inconsistent with the purposes of the United Nations in

accordance with Article 2 (4) of the Charter of the United Nations;

– Non-intervention in matters which are essentially within the domestic

jurisdiction of any State in accordance with Article 2 (7) of the Charter of the

United Nations;

– Respecting and ensuring respect for international humanitarian law in

accordance with, inter alia, the Geneva Conventions of 1949, and respecting

and ensuring respect for human rights in accordance with, inter alia, the

Charter of the United Nations and the Universal Declaration of Human Righ ts;

– The responsibility of all States, in accordance with their respective

international obligations, to effectively regulate the international trade in

conventional arms, and to prevent their diversion, as well as the primary

responsibility of all States in establishing and implementing their respective

national control systems;

Page 130: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

3

– The respect for the legitimate interests of States to acquire conventional arms

to exercise their right to self-defence and for peacekeeping operations; and to

produce, export, import and transfer conventional arms;

– Implementing this Treaty in a consistent, objective and non-discriminatory

manner,

Have agreed as follows:

Article 1

Object and Purpose

The object of this Treaty is to:

– Establish the highest possible common international standards for regulating or

improving the regulation of the international trade in conventional arms;

– Prevent and eradicate the illicit trade in conventional arms and prevent their

diversion;

for the purpose of:

– Contributing to international and regional peace, security and stability;

– Reducing human suffering;

– Promoting cooperation, transparency and responsible action by States Parties

in the international trade in conventional arms, thereby building confidence

among States Parties.

Article 2

Scope

1. This Treaty shall apply to all conventional arms within the following

categories:

(a) Battle tanks;

(b) Armoured combat vehicles;

(c) Large-calibre artillery systems;

(d) Combat aircraft;

(e) Attack helicopters;

(f) Warships;

(g) Missiles and missile launchers; and

(h) Small arms and light weapons.

2. For the purposes of this Treaty, the activities of the international trade

comprise export, import, transit, trans-shipment and brokering, hereafter referred to

as “transfer”.

3. This Treaty shall not apply to the international movement of conventional arms

by, or on behalf of, a State Party for its use provided that the conventional arms

remain under that State Party’s ownership.

Page 131: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13-27217 4

Article 3

Ammunition/Munitions

Each State Party shall establish and maintain a national control system to

regulate the export of ammunition/munitions fired, launched or delivered by the

conventional arms covered under Article 2 (1), and shall apply the provisions of

Article 6 and Article 7 prior to authorizing the export of such

ammunition/munitions.

Article 4

Parts and Components

Each State Party shall establish and maintain a national control system to

regulate the export of parts and components where the export is in a form that

provides the capability to assemble the conventional arms covered under Article 2

(1) and shall apply the provisions of Article 6 and Article 7 prior to authorizing the

export of such parts and components.

Article 5

General Implementation

1. Each State Party shall implement this Treaty in a consistent, objective and

non-discriminatory manner, bearing in mind the principles referred to in this Treaty.

2. Each State Party shall establish and maintain a national control system,

including a national control list, in order to implement the provisions of this Treaty.

3. Each State Party is encouraged to apply the provisions of this Treaty to the

broadest range of conventional arms. National definitions of any of the categories

covered under Article 2 (1) (a)-(g) shall not cover less than the descriptions used in

the United Nations Register of Conventional Arms at the time of entry into force of

this Treaty. For the category covered under Article 2 (1) (h), national definitions

shall not cover less than the descriptions used in relevant United Nations

instruments at the time of entry into force of this Treaty.

4. Each State Party, pursuant to its national laws, shall provide its national

control list to the Secretariat, which shall make it available to other States Parties.

States Parties are encouraged to make their control lists publicly available.

5. Each State Party shall take measures necessary to implement the provisions of

this Treaty and shall designate competent national authorities in order to have an

effective and transparent national control system regulating the transfer of

conventional arms covered under Article 2 (1) and of items covered under Article 3

and Article 4.

6. Each State Party shall designate one or more national points of contact to

exchange information on matters related to the implementation of this Treaty. Each

State Party shall notify the Secretariat, established under Article 18, of its national

point(s) of contact and keep the information updated.

Article 6

Prohibitions

1. A State Party shall not authorize any transfer of conventional arms covered

under Article 2 (1) or of items covered under Article 3 or Article 4, if the transfer

Page 132: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

5

would violate its obligations under measures adopted by the United Nations Security

Council acting under Chapter VII of the Charter of the United Nations, in particular

arms embargoes.

2. A State Party shall not authorize any transfer of conventional arms covered

under Article 2 (1) or of items covered under Article 3 or Article 4, if the t ransfer

would violate its relevant international obligations under international agreements to

which it is a Party, in particular those relating to the transfer of, or illicit trafficking

in, conventional arms.

3. A State Party shall not authorize any transfer of conventional arms covered

under Article 2 (1) or of items covered under Article 3 or Article 4, if it has

knowledge at the time of authorization that the arms or items would be used in the

commission of genocide, crimes against humanity, grave breaches of the Geneva

Conventions of 1949, attacks directed against civilian objects or civilians protected

as such, or other war crimes as defined by international agreements to which it is a

Party.

Article 7

Export and Export Assessment

1. If the export is not prohibited under Article 6, each exporting State Party, prior

to authorization of the export of conventional arms covered under Article 2 (1) or of

items covered under Article 3 or Article 4, under its jurisdiction and pursuant to its

national control system, shall, in an objective and non-discriminatory manner,

taking into account relevant factors, including information provided by the

importing State in accordance with Article 8 (1), assess the potential that the

conventional arms or items:

(a) would contribute to or undermine peace and security;

(b) could be used to:

(i) commit or facilitate a serious violation of international humanitarian law;

(ii) commit or facilitate a serious violation of international human rights law;

(iii) commit or facilitate an act constituting an offence under international

conventions or protocols relating to terrorism to which the exporting State is a

Party; or

(iv) commit or facilitate an act constituting an offence under international

conventions or protocols relating to transnational organized crime to which the

exporting State is a Party.

2. The exporting State Party shall also consider whether there are measures that

could be undertaken to mitigate risks identified in (a) or (b) in paragraph 1, such as

confidence-building measures or jointly developed and agreed programmes by the

exporting and importing States.

3. If, after conducting this assessment and considering available mitigating

measures, the exporting State Party determines that there is an overrid ing risk of any

of the negative consequences in paragraph 1, the exporting State Party shall not

authorize the export.

Page 133: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13-27217 6

4. The exporting State Party, in making this assessment, shall take into account

the risk of the conventional arms covered under Article 2 (1) or of the items covered

under Article 3 or Article 4 being used to commit or facilitate serious acts of gender -

based violence or serious acts of violence against women and children.

5. Each exporting State Party shall take measures to ensure that all authorizations

for the export of conventional arms covered under Article 2 (1) or of items covered

under Article 3 or Article 4 are detailed and issued prior to the export.

6. Each exporting State Party shall make available appropriate information about

the authorization in question, upon request, to the importing State Party and to the

transit or trans-shipment States Parties, subject to its national laws, practices or

policies.

7. If, after an authorization has been granted, an exporting State Party becomes

aware of new relevant information, it is encouraged to reassess the authorization

after consultations, if appropriate, with the importing State.

Article 8

Import

1. Each importing State Party shall take measures to ensure that appropriate and

relevant information is provided, upon request, pursuant to its national laws, to the

exporting State Party, to assist the exporting State Party in conducting its national

export assessment under Article 7. Such measures may include end use or end user

documentation.

2. Each importing State Party shall take measures that will allow it to regulate,

where necessary, imports under its jurisdiction of conventional arms covered under

Article 2 (1). Such measures may include import systems.

3. Each importing State Party may request information from the exporting State

Party concerning any pending or actual export authorizations where the importing

State Party is the country of final destination.

Article 9

Transit or trans-shipment

Each State Party shall take appropriate measures to regulate, where necessary

and feasible, the transit or trans-shipment under its jurisdiction of conventional arms

covered under Article 2 (1) through its territory in accordance with relevant

international law.

Article 10

Brokering

Each State Party shall take measures, pursuant to its national laws, to regulate

brokering taking place under its jurisdiction for conventional arms covered under

Article 2 (1). Such measures may include requiring brokers to register or obtain

written authorization before engaging in brokering.

Article 11

Diversion

Page 134: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

7

1. Each State Party involved in the transfer of conventional arms covered under

Article 2 (1) shall take measures to prevent their diversion.

2. The exporting State Party shall seek to prevent the diversion of the transfer of

conventional arms covered under Article 2 (1) through its national control system,

established in accordance with Article 5 (2), by assessing the risk of diversion of the

export and considering the establishment of mitigation measures such as

confidence-building measures or jointly developed and agreed programmes by the

exporting and importing States. Other prevention measures may include, where

appropriate: examining parties involved in the export, requiring addit ional

documentation, certificates, assurances, not authorizing the export or other

appropriate measures.

3. Importing, transit, trans-shipment and exporting States Parties shall cooperate

and exchange information, pursuant to their national laws, where appropriate and

feasible, in order to mitigate the risk of diversion of the transfer of conventional

arms covered under Article 2 (1).

4. If a State Party detects a diversion of transferred conventional arms covered

under Article 2 (1), the State Party shall take appropriate measures, pursuant to its

national laws and in accordance with international law, to address such diversion.

Such measures may include alerting potentially affected States Parties, examining

diverted shipments of such conventional arms covered under Article 2 (1), and

taking follow-up measures through investigation and law enforcement.

5. In order to better comprehend and prevent the diversion of transferred

conventional arms covered under Article 2 (1), States Parties are encouraged to

share relevant information with one another on effective measures to address

diversion. Such information may include information on illicit activities including

corruption, international trafficking routes, illicit brokers, sources of illicit supply,

methods of concealment, common points of dispatch, or destinations used by

organized groups engaged in diversion.

6. States Parties are encouraged to report to other States Parties, through the

Secretariat, on measures taken in addressing the diversion of transferred

conventional arms covered under Article 2 (1).

Article 12

Record keeping

1. Each State Party shall maintain national records, pursuant to its national laws

and regulations, of its issuance of export authorizations or its actual exports of the

conventional arms covered under Article 2 (1).

2. Each State Party is encouraged to maintain records of conventional arms

covered under Article 2 (1) that are transferred to its territory as the final destination

or that are authorized to transit or trans-ship territory under its jurisdiction.

3. Each State Party is encouraged to include in those records: the quantity, value,

model/type, authorized international transfers of conventional arms covered under

Article 2 (1), conventional arms actually transferred, details of exporting State(s),

importing State(s), transit and trans-shipment State(s), and end users, as appropriate.

4. Records shall be kept for a minimum of ten years.

Page 135: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13-27217 8

Article 13

Reporting

1. Each State Party shall, within the first year after entry into force of this Treaty

for that State Party, in accordance with Article 22, provide an initial report to the

Secretariat of measures undertaken in order to implement this Treaty, including

national laws, national control lists and other regulations and administrative

measures. Each State Party shall report to the Secretariat on any new measures

undertaken in order to implement this Treaty, when appropriate. Reports shall be

made available, and distributed to States Parties by the Secretariat.

2. States Parties are encouraged to report to other States Parties, through the

Secretariat, information on measures taken that have been proven effective in

addressing the diversion of transferred conventional arms covered under Article 2 (1).

3. Each State Party shall submit annually to the Secretariat by 31 May a report

for the preceding calendar year concerning authorized or actual exports and imports

of conventional arms covered under Article 2 (1). Reports shall be made available,

and distributed to States Parties by the Secretariat. The report submitted to the

Secretariat may contain the same information submitted by the State Party to

relevant United Nations frameworks, including the United Nations Register of

Conventional Arms. Reports may exclude commercially sensitive or national

security information.

Article 14

Enforcement

Each State Party shall take appropriate measures to enforce national laws and

regulations that implement the provisions of this Treaty.

Article 15

International Cooperation

1. States Parties shall cooperate with each other, consistent with their respective

security interests and national laws, to effectively implement this Treaty.

2. States Parties are encouraged to facilitate international cooperation, including

exchanging information on matters of mutual interest regarding the implementation

and application of this Treaty pursuant to their respective security interests and

national laws.

3. States Parties are encouraged to consult on matters of mutual interest and to

share information, as appropriate, to support the implementation of this Treaty.

4. States Parties are encouraged to cooperate, pursuant to their national laws, in

order to assist national implementation of the provisions of this Treaty, including

through sharing information regarding illicit activities and actors and in order to

prevent and eradicate diversion of conventional arms covered under Article 2 (1).

5. States Parties shall, where jointly agreed and consistent with their national

laws, afford one another the widest measure of assistance in investigations,

prosecutions and judicial proceedings in relation to violations of national measures

established pursuant to this Treaty.

Page 136: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

9

6. States Parties are encouraged to take national measures and to cooperate with

each other to prevent the transfer of conventional arms covered under Article 2 (1)

becoming subject to corrupt practices.

7. States Parties are encouraged to exchange experience and information on

lessons learned in relation to any aspect of this Treaty.

Article 16

International Assistance

1. In implementing this Treaty, each State Party may seek assistance including

legal or legislative assistance, institutional capacity-building, and technical, material

or financial assistance. Such assistance may include stockpile management,

disarmament, demobilization and reintegration programmes, model legislation, and

effective practices for implementation. Each State Party in a position to do so shall

provide such assistance, upon request.

2. Each State Party may request, offer or receive assistance through, inter alia,

the United Nations, international, regional, subregional or national organizations,

non-governmental organizations, or on a bilateral basis.

3. A voluntary trust fund shall be established by States Parties to assist requesting

States Parties requiring international assistance to implement this Treaty. Each State

Party is encouraged to contribute resources to the fund.

Article 17

Conference of States Parties

1. A Conference of States Parties shall be convened by the provisional

Secretariat, established under Article 18, no later than one year following the entry

into force of this Treaty and thereafter at such other times as may be decided by the

Conference of States Parties.

2. The Conference of States Parties shall adopt by consensus its rules of

procedure at its first session.

3. The Conference of States Parties shall adopt financial rules for itself as well as

governing the funding of any subsidiary bodies it may establish as well as fi nancial

provisions governing the functioning of the Secretariat. At each ordinary session, it

shall adopt a budget for the financial period until the next ordinary session.

4. The Conference of States Parties shall:

(a) Review the implementation of this Treaty, including developments in the

field of conventional arms;

(b) Consider and adopt recommendations regarding the implementation and

operation of this Treaty, in particular the promotion of its universality;

(c) Consider amendments to this Treaty in accordance with Article 20;

(d) Consider issues arising from the interpretation of this Treaty;

(e) Consider and decide the tasks and budget of the Secretariat;

(f) Consider the establishment of any subsidiary bodies as may be necessary

to improve the functioning of this Treaty; and

Page 137: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13-27217 10

(g) Perform any other function consistent with this Treaty.

5. Extraordinary meetings of the Conference of States Parties shall be held at

such other times as may be deemed necessary by the Conference of States Parties, o r

at the written request of any State Party provided that this request is supported by at

least two-thirds of the States Parties.

Article 18

Secretariat

1. This Treaty hereby establishes a Secretariat to assist States Parties in the

effective implementation of this Treaty. Pending the first meeting of the Conference

of States Parties, a provisional Secretariat will be responsible for the administrative

functions covered under this Treaty.

2. The Secretariat shall be adequately staffed. Staff shall have the necessary

expertise to ensure that the Secretariat can effectively undertake the responsibilities

described in paragraph 3.

3. The Secretariat shall be responsible to States Parties. Within a minimized

structure, the Secretariat shall undertake the following responsibilities:

(a) Receive, make available and distribute the reports as mandated by this

Treaty;

(b) Maintain and make available to States Parties the list of national points

of contact;

(c) Facilitate the matching of offers of and requests for assistance for Treaty

implementation and promote international cooperation as requested;

(d) Facilitate the work of the Conference of States Parties, including making

arrangements and providing the necessary services for meetings under this Treaty;

and

(e) Perform other duties as decided by the Conferences of States Parties.

Article 19

Dispute Settlement

1. States Parties shall consult and, by mutual consent, cooperate to pursue

settlement of any dispute that may arise between them with regard to the

interpretation or application of this Treaty including through negotiations,

mediation, conciliation, judicial settlement or other peaceful means.

2. States Parties may pursue, by mutual consent, arbitration to settle any dispute

between them, regarding issues concerning the interpretation or application of this

Treaty.

Article 20

Amendments

1. Six years after the entry into force of this Treaty, any State Party may propose

an amendment to this Treaty. Thereafter, proposed amendments may only be

considered by the Conference of States Parties every three years.

Page 138: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

11

2. Any proposal to amend this Treaty shall be submitted in writing to the

Secretariat, which shall circulate the proposal to all States Parties, not less than

180 days before the next meeting of the Conference of States Parties at which

amendments may be considered pursuant to paragraph 1. The amendment shall be

considered at the next Conference of States Parties at which amendments may be

considered pursuant to paragraph 1 if, no later than 120 days after its circulation by

the Secretariat, a majority of States Parties notify the Secretariat that they support

consideration of the proposal.

3. The States Parties shall make every effort to achieve consensus on each

amendment. If all efforts at consensus have been exhausted, and no agreement

reached, the amendment shall, as a last resort, be adopted by a three -quarters

majority vote of the States Parties present and voting at the meeting of the

Conference of States Parties. For the purposes of this Article, States Parties present

and voting means States Parties present and casting an affirmative or negative vote.

The Depositary shall communicate any adopted amendment to all States Parties.

4. An amendment adopted in accordance with paragraph 3 shall enter into force

for each State Party that has deposited its instrument of acceptance for that

amendment, ninety days following the date of deposit with the Depositary of the

instruments of acceptance by a majority of the number of States Parties at the time

of the adoption of the amendment. Thereafter, it shall enter into force for any

remaining State Party ninety days following the date of deposit of its instrument of

acceptance for that amendment.

Article 21

Signature, Ratification, Acceptance, Approval or Accession

1. This Treaty shall be open for signature at the United Nations Headquarters in

New York by all States from 3 June 2013 until its entry into force.

2. This Treaty is subject to ratification, acceptance or approval by each signato ry

State.

3. Following its entry into force, this Treaty shall be open for accession by any

State that has not signed the Treaty.

4. The instruments of ratification, acceptance, approval or accession shall be

deposited with the Depositary.

Article 22

Entry into Force

1. This Treaty shall enter into force ninety days following the date of the deposit

of the fiftieth instrument of ratification, acceptance or approval with the Depositary.

2. For any State that deposits its instrument of ratification, acceptance, approval

or accession subsequent to the entry into force of this Treaty, this Treaty shall enter

into force for that State ninety days following the date of deposit of its instrument of

ratification, acceptance, approval or accession.

Article 23

Provisional Application

Page 139: KEPENTINGAN PRANCIS MELAKUKAN PERDAGANGAN SENJATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49449/1/MUTHI… · Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan di

13-27217 12

Any State may at the time of signature or the deposit of instrument of its of

ratification, acceptance, approval or accession, declare that it will apply

provisionally Article 6 and Article 7 pending the entry into force of thi s Treaty for

that State.

Article 24

Duration and Withdrawal

1. This Treaty shall be of unlimited duration.

2. Each State Party shall, in exercising its national sovereignty, have the right to

withdraw from this Treaty. It shall give notification of such withdrawal to the

Depositary, which shall notify all other States Parties. The notification of

withdrawal may include an explanation of the reasons for its withdrawal. The notice

of withdrawal shall take effect ninety days after the receipt of the notifi cation of

withdrawal by the Depositary, unless the notification of withdrawal specifies a later

date.

3. A State shall not be discharged, by reason of its withdrawal, from the

obligations arising from this Treaty while it was a Party to this Treaty, includ ing any

financial obligations that it may have accrued.

Article 25

Reservations

1. At the time of signature, ratification, acceptance, approval or accession, each

State may formulate reservations, unless the reservations are incompatible with the

object and purpose of this Treaty.

2. A State Party may withdraw its reservation at any time by notification to this

effect addressed to the Depositary.

Article 26

Relationship with other international agreements

1. The implementation of this Treaty shall not prejudice obligations undertaken

by States Parties with regard to existing or future international agreements, to which

they are parties, where those obligations are consistent with this Treaty.

2. This Treaty shall not be cited as grounds for voiding defence cooperation

agreements concluded between States Parties to this Treaty.

Article 27

Depositary

The Secretary-General of the United Nations shall be the Depositary of this

Treaty.

Article 28

Authentic Texts

The original text of this Treaty, of which the Arabic, Chinese, English, French,

Russian and Spanish texts are equally authentic, shall be deposited with the

Secretary-General of the United Nations.