kepemimpinan kristen

Upload: aldodong

Post on 19-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kristen

TRANSCRIPT

Nama: Ronaldo.Y.P.SianturiNIM: 0861050117

KEPEMIMPINAN KRISTENDEFINISI PEMIMPIN

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh pemimpin. Karena itu kepemimpinan yang handal sangat dibutuhkan terutama dalam gereja Tuhan. Ada beberapa definisi kepemimpinan secara umum: Lord Montgomery: Kepemimpinan adalah kemampuan dan kehendak untuk mengerahkan sekelompok manusia untuk satu tujuan bersama. John R. Mott: Seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan, yang dapat terus maju dan dapat menarik orang lain mengikuti dia. Harry S. Truman: Seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk membuat orang lain suka melakukan sesuatu yang tadinya mereka tidak suka melakukannya.Dari beberapa definisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa pemimpin adalah seorang yang memiliki pengaruh untuk menggerakkan orang lain pada suatu tujuan.Selanjutnya Robert Clinton mendefinisikan pemimpin Kristen sebagai berikut: Seseorang yang telah dipanggil Allah sebagai pemimpin yang ditandai oleh kapasitas dan tanggung jawab pemberian Allah untuk memimpin suatu kelompok umat Allah mencapai tujuanNya bagi dan melalui kelompok ini. Pola Allah menetapkan pemimpin rohani adalah: Allah memilih, memanggil, melatih dan kemudian menugaskan. Contoh ini dapat kita lihat dalam diri Abraham (Kej. 12), Yusuf (Kej, 37-47), Musa (Kel. 2-7), Daniel (Dan. 6:1-5, 29), Para Rasul (Mat. 10:1-4, Mrk. 3:13-19, Luk. 6:12-16).DASAR KEPEMIMPINAN KRISTEN

1. Dipilih dan ditetapkan Allah.Apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk? (Diskusikanlah!).Seorang bisa dilahirkan dengan bakat kepemimpinan, namun akan efektif bila dia dibentuk dengan adanya kesempatan, latihan dan pengalaman. Dalam kepemimpinan rohani, selain bakat dan pembentukan, ada faktor panggilan dan penetapan Allah untuk memimpin. Contoh: Musa.2. Adanya kerinduan/beban untuk memimpinSeorang pemimpin rohani adalah orang yang menyadari adanya beban tugas dan tanggung jawab terhadap terhadap umat Tuhan, sehingga mereka bersedia berkorban, bahkan menderita demi menjalankan kehendak Allah dalam pelayanan. Contoh: Nehemia, Martin Luther.3. Mengutamakan fungsi, bukan jabatan.Seorang pemimpin rohani harus berfungsi: menjalankan tugas pelayanannya dengan rajin dan setia, bukan mengutamakan pangkat atau jabatan. Fokus dan prioritas utamanya adalah mengutamakan kerja dan bukan imbalan (Luk. 17:10).

KEPRIBADIAN PEMIMPIN KRISTEN

KARAKTER PEMIMPIN KRISTEN Faktor utama yang harus dimiliki seorang pemimpin Kristen adalah: Integritas. Paulus pernah menasehati Timotius, Awasilahdirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. (I Tim. 4:16). Bila kita memiliki karakter yang indah maka akan timbulwibawa rohani, yang membuat orang akan rela mengikuti kita. Alkitab menuntut persyaratan ketat untuk seorang pemimpin rohani. Dalam Keluaran 18:21, disebutkan bahwa orang yang harus dipilih untuk menjadi pemimpin umat Israel adalah orang yang memiliki: 1. Integritas Diri (hubungan dengan diri, dan bagaimana memandang diri) cakap, yaitu menyangkut keberadaan/kemampuan/kematangan individu. 2. Integritas Rohani (hubungan pribadi dengan Allah) takut akan Allah, komitmen kepada Allah. 3. Integritas Sosial (integritas etika/moral/sosial dalam hubungan dengan orang lain) dapat dipercaya 4. Integritas Ekonomi (hubungan dengan benda/uang, kebutuhan vs tanggung jawab) benci pengejaran suap. 5. Integritas Kerja (hubungan dengan pekerjaan yang dipercayakan kepada pemimpin) memimpin orang 1000, 100, 50, 10 sikap terhadap kerja dan orang yang dipimpin.Dalam I Timotius 3:1-13, Paulus memberikan kriteria bagi seorang pemimpin rohani, meliputi klasifikasi: 1. Sosial: tak bercacat, mempunyai nama baik di luar jemaat, orang terhormat. 2. Moral: suami dari satu istri, dapat menahan diri, bukan peminum/penggemar anggur. 3. Mental: bijaksana, sopan, cakap mengajar. 4. Kepribadian: Bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, suka memberi tumpangan, bukan hamba uang/serakah, jangan bercabang lidah dan suka memfitnah, hati nuraninya murni, dapat dipercaya. 5. Rumah Tangga: kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. 6. Kedewasaan: bukan orang yang baru bertobat, harus diuji dulu.

Karena itu seorang pemimpin Kristen, disamping harus sudah lahir baru, ia haruslah memiliki kepribadian yang matang/dewasa, antara lain:1. JUJUR.Seorang pemimpin harus memiliki kejujuran baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. Jujur berarti tidak bercabang lidah, bertindak sportif, terbuka dan berani mengakui kesalahan serta tidak mencari kambing hitam. Hal ini tidak akan menurunkan wibawa kita, malah membuat orang lain makin respek/menghargai kita.2. MENJAGA KESUCIAN. Kesucian memberikan wibawa rohani dan urapan Allah kepada seorang pemimpin. Namun kesucian bukan berarti kita tidak pernah gagal atau salah, tapi sikap dimana kita senantiasa rela diperbaiki dan cepat menyelesaikan kegagalan, dosa dan kesalahan. Makin tinggi kerohanian seseorang, makin mudah ia mengaku dosa dan membereskannya. Orang yang mudah mengaku dosa, mudah menerima pengampunan.3. MEMILIKI PENDIRIAN ROHANI YANG TEGUH.Pemimpin harus memiliki landasan rohani yang kokoh, tidak berkompromi dalam mengambil keputusan karena mendengar pendapat orang atau membaca buku saja. Pemimpin juga harus tegas, artinya konsekwen dengan apa yang sudah digariskan. Tegas berarti berani mengoreksi anak buah yang salah, namun dengan kasih (Ams. 28:23).4. DISIPLIN. Sifat ini sangat penting karena tanpa disiplin maka karunia-karunia yang lain, betapa pun besarnya, tidak akan berkembang dengan sepenuhnya. Seorang pemimpin dapat memimpin orang lain, karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri. Seorang pemimpin adalah orang yang pertama-tama telah menyerahkan dengan sukarela dan belajar untuk mentaati disiplin yang berasal dari luar dirinya, tetapi yang kemudian menaklukkan dirinya sendiri pada disiplin yang lebih keras dari dalam. Mereka yang memberontak terhadap penguasa dan meremehkan disiplin pribadi, jarang yang cakap menjadi pemimpin pada tingkat atas. Orang yang berkaliber pemimpin akan bekerja sementara orang lain membuang-buang waktu, belajar pada waktu orang lain tidur, dan berdoa pada waktu orang lain bermain. 5. KEBERANIAN.Keberanian adalah sifat pikiran yang memungkinkan orang untuk menghadapi bahaya atau kesukaran dengan keteguhan, tanpa rasa takut atau kecil hati. Martin Luther memiliki sifat yang penting ini dalam ukuran yang luar biasa. Dia berkata, Saya tidak merasa takut sedikitpun; Allah dapat membuat orang begitu berani. Tingkat keberanian yang paling tinggi dapat dilihat dalam pribadi yang paling penakut, tetapi yang tidak mau menyerah kepada ketakutan. Keberanian seorang pemimpin dinyatakan dalam hal ia rela menghadapi kenyataan yang tidak enak dengan ketenangan hati yang teguh.6. KERENDAHAN HATI.Di bidang politik, kerendahan hati bukanlah suatu sifat yang diinginkan atau diperlukan. Tetapi menurut ukuran Allah, kerendahan hati mendapat tempat yang sangat tinggi. Tidak menonjolkan diri, tidak mengiklankan diri, adalah definisi yang diberikan Kristus untuk kepemimpinan. Seorang pemimpin rohani akan memilih pelayanan yang penuh pengorbanan yang tidak digembar-gemborkan, bukan tugas yang megah dan pujian yang berlebihan dari orang-orang yang tidak rohani. Rendah hati beda dengan rendah diri/minder, tapi terbuka untuk menerima kritik dan memperbaiki kekurangan diri. Contoh: Paulus merendahkan hati agar tujuan Injil tercapai ( I Kor 9:22-23).

7. RAJIN, MAU BEKERJA KERAS. Tak ada hal besar yang bisa dicapai bila pemimpin malas dan tidak mau bekerja keras. Kerajinan, kerja keras disertai keuletan, itulah yang membuat kepemimpinan seseorang menjadi efektif. Pemimpin dituntut bekerja lebih daripada orang yang dipimpinnya. Terutama bekerja dengan pikiran, strategi, pengertian dan kasih. Keberhasilan tidak diraih dalam sekejap. Mereka bekerja keras di malam yang gelap ketika orang lain tertidur lelap. Untuk itu dibutuhkan disiplin diri yang teguh. Seorang pemimpin dapat memimpin orang lain karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri.8. RELA BERKORBAN/MENDERITA.Pemimpin yang tidak rela berkorban (termasuk mengorbankan harta milik) tidak akan berhasil. Perhatikan teladan Yesus yang bahkan rela mengorbankan hidup-Nya bagi umat manusia. Pemimpin rohani juga harus sungguh-sungguh berjuang dan bergumul dalam pelayanan. Kemajuan pekerjaan Tuhan seringkali menuntut kerelaan menderita dari si pengerjanya. Lihat: Mazmur 126:5-6.9. KESABARANKesabaran adalah keteguhan hati untuk tahan menderita demi kemenangan, menerima dengan gagah dan berani segala sesuatu yang dapat menimpa kita di dalam hidup ini, dan mengubah keadaan yang paling buruk sekalipun menjadi satu langkah ke arah yang lebih tinggi. Kesabaran adalah kesanggupan yang memungkinkan orang melampaui keadaan krisis dengan tabah, dan dengan gembira selalu menyambut yang tidak terlihat.10. MEMPERHATIKAN. Pemimpin harus peduli kepada pengikutnya, seperti ibu yang mengasuh dan merawat anaknya, dan seperti bapa yang menasehati dan menguatkan hati anaknya (I Tes. 2:7-8, 11). Orang tidak peduli berapa banyak yang anda tahu, sampai orang tahu berapa banyak anda peduli. Seorang pemimpin sejati sanggup memperkaya kehidupan orang yang dipimpinnya. Ia senang melihat mereka maju dan tidak menganggapnya sebagai saingan. Ini terjadi karena ia memiliki hati Bapa.11. HIKMAT.Hikmat adalah pengetahuan dengan pengertian sedalam-dalamnya terhadap inti persoalan, dan mengenalnya sebagaimana adanya. Di dalam hikmat termasuk pengetahuan akan Allah dan segala seluk beluk tentang hati manusia. Hikmat jauh lebih luas daripada pengetahuan; hikmat merupakan penerapan yang benar daripada pengetahuan di dalam persoalan-persoalan moral dan rohani, dalam menghadapi keadaan yang membingungkan dan kerumitan hubungan manusia. Hikmat lebih daripada kecerdasan manusia, hikmat adalah ketajaman sorgawi. Menurut Theodore Roosevelt, hikmat sembilan persepuluhnya adalah sikap bijaksana pada waktunya.Pengetahuan diperoleh melalui belajar, tetapi pada waktu Roh Kudus masuk, Ia memberikan hikmat untuk memakai dan menerapkan pengetahuan itu dengan tepat. 12. PENUH DENGAN ROH KUDUS. Kepemimpinan rohani hanya dapat dilakukan oleh orang yang penuh Roh. Ini adalah syarat mutlak. Tanpa perlengkapan penting ini, seseorang tidak akan dapat menjadi seorang pemimpin rohani yang sejati (Kisah 1:8; 6:3,5).

KUALITAS KEPEMIMPINAN YANG HARUS DIMILIKI1. BERPANDANGAN LUAS.Pemimpin yang picik tidak dapat merangkul orang yang dipimpinnya karena tidak dapat menampung ide dan pendapat banyak orang. Pemimpin harus mengerti Alkitab dan perkembangan masyarakat. Karena itu dia harus banyak belajar, membaca dan bergaul luas dengan banyak orang. Ini membuat kita bersifat obyektif, tidak picik dan tidak dikuasai oleh perasaan/emosi. Bersifat obyektif artinya: kita dapat memandang sesuatu sebagaimana adanya. Pemimpin yang obyektif dapat melihat keseluruhan dengan mengambil garis yang tepat dari segala keseluruhan itu. Misalnya dalam rapat, pemimpin dapat menarik satu kesimpulan yang sedapat-dapatnya membuat semua mereka setuju.2. PENGLIHATAN KE DEPAN (VISI).Pemimpin harus hidup dalam kekinian, tapi juga melihat ke depan dalam keakanan. Pemimpin harus punya visi, itu menyebabkan orang akan mengikutinya. Ia melihat ke depan dan membuat rencana. Sejauh penglihatan seorang pemimpin, sejauh itu pulalah ia dapat mengarahkan orang yang dipimpinnya. Visi meliputi unsur: melihat ke depan (bukan melihat masa lalu saja), optimisme/pengharapan dan keberanian untuk melakukan langkah iman. Mereka yang paling kuat dan secara tetap mempengaruhi generasi mereka biasanya adalah seorang pelihat, yaitu orang-orang yang lebih banyak dan lebih jauh melihat daripada orang lain. Menurut Leroy Eims, pemimpin adalah seorang yang melihat lebih banyak daripada yang dilihat orang lain, yang melihat lebih jauh daripada yang dilihat orang lain, dan yang melihatnya sebelum yang lain melihatnya. Kepemimpinan yang bertanggung jawab selalu memandang ke depan untuk melihat bagaimana kebijaksanaan yang diusulkan akan mempunyai akibat bukan hanya pada generasi ini, melainkan juga pada generasi yang akan datang.3. CAKAP/TERAMPIL. Ia dapat diajar dana selalu ingin mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih baik (Ams. 15:14). Bila ada kesempatan selain belajar secara otodidak, milikilah pendidikan akademis yang baik. Selain dari pengetahuan, keterampilan adalah kunci keberhasilan (Pk. 10:10).4. MAMPU BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK. Ini berarti pemimpin harus memberi informasi yang tepat pada waktunya, yakni informasi yang membangkitkan motivasi. Ini menumbuhkan rasa memiliki, membuat orang yang dipimpin merasa dirinya penting dan menciptakan kehangatan rohani dalam persekutuan dengan sesama saudara seiman. Pemimpin juga harus bisa berdiplomasi, artinya memiliki ketrampilan dalam mempersatukan pandangan yang saling bertentangan tanpa melukai perasaan dan tanpa kompromi.; kemampuan untuk menyelesaikan perundingan dan persoalan yang sulit dengan cara mengakui hak masing-masing, namun mengarah pada pemecahan secara harmonis.5. MAMPU MEMBUAT KEPUTUSAN.Jika semua fakta telah ada, maka satu keputusan yang cepat dan jelas merupakan ciri seorang pemimpin yang benar. Orang yang mempunyai penglihatan harus mengambil tindakan terhadap persoalan itu atau ia akan tetap sebagai seorang penonton, dan bukan seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin rohani telah merasa yakin akan kehendak Allah, ia harus segera bertindak tanpa menghiraukan akibat-akibatnya. Dalam mencapai tujuannya, ia harus memiliki keberanian untuk pantang mundur. Ia harus rela menerima tanggung jawab penuh atas akibat kegagalan atau sukses, dan tidak melemparkan kesalahan kepada bawahannya. Seorang pemimpin sejati akan melawan pencobaan untuk menunda pengambilan keputusan, dan ia tidak akan bimbang setelah keputusan diambil. Biasanya, satu keputusan yang tulus meskipun salah, masih lebih baik daripada tidak mengambil keputusan sama sekali.6. MEMILIKI RASA HUMOR.Seorang pemimpin perlu mempunyai selera humor yang baik.Humor yang bersih dan sehat akan meredakan ketegangan dan mengobati keadaan yang sulit. Ini juga cerminan dari sikap hati yang positif. Kita bukan saja harus memupuk pikiran semata-mata, melainkan juga hal-hal yang menyenangkan. Charles Spurgeon dalam membela pemakaian humor di atas mimbar, ia menulis, Ada hal-hal dalam khotbah-khotbah ini yang dapat menyebabkan orang tersenyum, tetapi apa salahnya? Si pengkhotbah sendiri tidak yakin bahwa suatu senyuman merupakan suatu dosa. Lagi pula, ia berpendapat bahwa lebih baik membiarkan orang tertawa untuk sementara daripada tertidur dengan pulas selama setengah jam. Anda tidak dapat memimpin orang lain sampai jauh tanpa sukacita Tuhan dan yang mengikutinya yaitu rasa humor. Humor memberikan ketajaman, keaslian dan kefasihan kepada khotbah. Suatu test yang baik untuk mengetahui apakah humor kita cocok atau tidak ialah apakah kita mengendalikan humor itu atau humor itu mengendalikan kita.7. BISA MARAH UNTUK ALASAN DAN PADA WAKTU YANG TEPAT.Kedengarannya agak aneh kalau sifat ini menjadi salah satu kualitas kepemimpinan. Tetapi bukankah ini juga ada di dalam kehidupan Yesus? Yesus melihat mereka dengan marah (Yoh 2:15-17). Kemarahan yang benar tidak kurang luhurnya dari pada kasih, oleh karena kedua sifat itu ada pada Allah. Yang satu memerlukan yang lain. Kasih Yesus kepada BapaNya dan semangat untuk kemuliaanNya menyebabkan kemarahanNya kepada para pedagang yang mata duitan, yang telah mengubah tempat ibadah untuk segala bangsa menjadi gua penyamun (Mat 21:13). Para pemimpin besar yang telah menyelamatkan bangsanya dari kemunduran nasional dan kemunduran rohani merupakan orang-orang yang bisa marah terhadap ketidak-adilan dan penyalahgunaan yang tidak memuliakan Allah dan yang memperhamba manusia. Paulus membuktikan kemungkinan marah yang benar dalam nasehatnya, Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa (Ef. 4:26). Kemarahan yang berpusat pada diri sendiri selalu berdosa. Agar tidak berdosa, kemarahan itu harus merupakan kegairahan akan hukum-hukum kebenaran dan kesucian, dengan kemuliaan Allah sebagai tujuannya. Jika kita marah terhadap dosa di dalam hidup kita, maka kemungkinan besar kita akan mengalami kemarahan yang benar terhadap dosa pada orang lain.8. MENJALIN PERSAHABATAN.Pemimpin rohani mencintai orang dan mempunyai kemampuan yang besar untuk bersahabat. Salah satu unsur dalam kepemimpinan adalah kemampuan untuk dapat menimbulkan yang terbaik dari dalam diri orang lain. Untuk mencapai hal ini, maka keramah tamahan pribadi jauh lebih berhasil daripada argumentasi yang panjang. Pemimpin harus mampu membangun hubungan dengan semua relasi. Dale Carnegie Foundation menyimpulkan: 15% keberhasilan terjadi karena faktor kemampuan teknis, tapi 85% keberhasilan diperoleh karena kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain. Jadi usahakanlah ikut berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan yang ada. Jangan lupa menghadiri undangan tetangga, melayat yang meninggal, mengunjungi yang sakit, dll.9. KEMAMPUAN MELAKSANAKAN.Orang yang tidak mempunyai sifat ini sampai taraf tertentu, meskipun ia dapat melihat hal-hal rohani dengan jelas, tidak akan dapat mewujudkan penglihatannya menjadi satu tindakan. Pemimpin harus dapat membuat rencana yang teratur sambil tetap bergantung pada pimpinan Roh, dan dengan cakap melaksanakan apa yang telah direncanakan agar mencapai tujuannya.