kepala sekolah yang profesional  · web viewdi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah...

21
KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL Oleh: Dra. Hj. Suharni, MM. A. Latar Belakang Era kesejagatan dan keterbukaan yang ditandai oleh kemajuan di bidang teknologi informasi telah membawa pengaruh yang luar biasa bagi timbulnya berbagai tuntutan perubahan di berbagai kehidupan, ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, serta pendidikan. Perkembangan teknologi informasi yang terjadi pada hampir setiap negara sudah merupakan ciri global yang mengakibatkan hilangnya batas-batas negara (borderless). Karena itu, kejadian-kejadian yang terjadi di belahan bumi sana, dalam hitungan menit sudah dapat diketahui di belahan bumi lain, termasuk di Indonesia. Dalam kaitan ini George C. Lodge (1995: 1) mengemukakan bahwa globalisasi merupakan proses, di mana penduduk dunia menjadi makin saling terkait atau saling tergantung satu sama lain dalam semua bidang kehidupan, budaya, ekonomi, politik, teknologi dan lingkungan, serta pendidikan. Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini merupakan dampak dari semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan informasi itu sendiri. Dekatnya hubungan antara informasi dan teknologi jaringan komunikasi telah menghasilkan dunia maya yang amat luas yang biasa disebut dengan teknologi cyberspace. Teknologi ini berisikan kumpulan informasi yang dapat diakses 1

Upload: others

Post on 08-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL

Oleh: Dra. Hj. Suharni, MM.

A. Latar Belakang

Era kesejagatan dan keterbukaan yang ditandai oleh kemajuan di bidang teknologi

informasi telah membawa pengaruh yang luar biasa bagi timbulnya berbagai tuntutan perubahan

di berbagai kehidupan, ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, serta pendidikan.

Perkembangan teknologi informasi yang terjadi pada hampir setiap negara sudah merupakan ciri

global yang mengakibatkan hilangnya batas-batas negara (borderless). Karena itu, kejadian-

kejadian yang terjadi di belahan bumi sana, dalam hitungan menit sudah dapat diketahui di

belahan bumi lain, termasuk di Indonesia. Dalam kaitan ini George C. Lodge (1995: 1)

mengemukakan bahwa globalisasi merupakan proses, di mana penduduk dunia menjadi makin

saling terkait atau saling tergantung satu sama lain dalam semua bidang kehidupan, budaya,

ekonomi, politik, teknologi dan lingkungan, serta pendidikan.

Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini merupakan dampak dari

semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan informasi itu sendiri. Dekatnya hubungan antara

informasi dan teknologi jaringan komunikasi telah menghasilkan dunia maya yang amat luas

yang biasa disebut dengan teknologi cyberspace. Teknologi ini berisikan kumpulan informasi

yang dapat diakses oleh semua orang dalam bentuk jaringan-jaringan komputer yang disebut

jaringan internet.

Namun, di samping segala kelebihan dan manfaat dari kemajuan teknologi informasi

tersebut, maka kesiapan kita dalam beradaptasi. Tanpa adanya kemampuan untuk adaptasi

tersebut, justru kita sendiri yang akan menjadi korban dari kemajuan teknologi informasi. Untuk

keperluan itu, sebagaimana yang ditulis oleh Mulyasa (2005: 4) bahwa diperlukan sumber daya

manusia (SDM) berkualitas yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk senantiasa

meningkatkan kualitas secara terus menerus dan berkesinambungan.

Di bidang pendidikan, tuntutan akan kualitas SDM merupakan salah satu isu yang terus

bergulir, baik yang menyangkut tenaga pengajar (guru dan dosen) juga pimpinannya, karena itu

dalam salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

1

Page 2: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial

yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang

menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah. Adapun kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada

masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan

bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu (Penjelasan Umum Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157) tanggal 30 Desember 2005.

Kaitannya dengan tuntutan kualitas tersebut, maka Negara mempunyai tanggung jawab

sebagaimana yang diatur dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No. 14 Tahun 2005 bahwa

“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi

akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan

yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat”.

Sehubungan dengan itu, dalam setiap jenjang pendidikan sangat diperlukan seorang

pimpinan yang mampu menerjemahkan berbagai tuntutan tersebut. Di sinilah letak pentingnya di

setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan

sekolahnya sebagai salah satu upaya mengimplementasikan semangat sebagaimana diamanatkan

dalam konsideran Undang-undang No. 14 Tahun 2005: “bahwa pembangunan nasional dalam

bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas

manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan

beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945”.

Untuk keperluan itu, maka memilih kepala sekolah sesuai dengan yang dikehendaki

sudah saatnya meninggalkan cara-cara tradisional dan konvensional, seperti asal tunjuk atau

yang dekat dengan kekuasaan. Dan, diganti dengan cara-cara yang dapat

dipertanggungjawabkan, yaitu seperti pemaparan visi dan misi di hadapan para guru dan

karyawan/I, dengan melakukan debat, sehingga akan didapat kepala sekolah yang benar-benar

berkualitas yang mampu membawa sekolahnya kepada kemajuan.

2

Page 3: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka permasalahan pokok terletak

pada kualifikasi atau kriteria seseorang yang cocok untuk menduduki jabatan sebagai kepala

sekolah. Karena di pundak seorang kepala sekolahlah, mereka menaruh harapan-harapan akan

perlunya perubahan sesuai dengan perkembangan terkini dan prospeksi untuk yang akan datang.

Tidak hanya itu, tuntutan-tuntutan perlunya seorang kepala sekolah yang berkualitas, profesional

selalu menggema.

C. Pembahasan

Pada bagian konsideran Undang-undang No. 14 Tahun 2005 dikemukakan: “bahwa

untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata

pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai

dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan

dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan”; lebih

lanjut dikemukakan: “bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang

sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan ….., sehingga perlu

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat”

Untuk mengkonkretkan semangat tersebut, maka perlu adanya langkah evaluasi terhadap

paradigma manajemen pendidikan dewasa ini. Adapun yang dimaksud dengan manajemen

pendidikan adalah proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sedangkan proses pengendalian kegiatan kelompok

tersebut mencakup (Mulyasa: 7) :

1. Perencanaan (planning);

2. Pengorganisasian (organizing);

3. Penggerakan (actuating); dan

4. Pengawasan (controlling).

Bagi seorang kepala sekolah penguasaan terhadap unsur-unsur tersebut begitu

pentingnya, dapat dibayangkan misalnya, seorang kepala sekolah yang tidak mempunyai

perencanaan, akibatnya sekolah di mana kepala sekolah itu bertugas menjadi tidak mempunyai

arah. Akhirnya, bisa tersesat di jalan yang terang. Sementara itu tuntan-tuntan perlunya kepala

sekolah yang berkualitas, mumpuni dan sebagainya terus bergulir.

3

Page 4: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

Karena itu, di samping unsur-unsur di atas, salah satu kualifikasi yang penting bagi

seorang kepala sekolah adalah apa yang disebut dengan superior intelligence dari bawahannya.

Hal itu penting, karena seorang yang memimpin sejumlah orang tertentu haruslah sanggup

memberikan bimbingan kepada bawahannya ke suatu arah tujuan tertentu. Pemberian bimbingan

tersebut akan dapat dilaksanakan dengan baik, bilamana memang orang yang menjadi pemimpin

itu mempunyai kecakapan relatif tinggi dari yang dibimbing. Dengan demikian, bagi seseorang

yang berkeinginan menjadi seorang kepala sekolah tentunya haruslah bisa melihat ke dirinya

sendiri, bertanya kepada dirinya sendiri: apakah misalnya, saya mampu menjadi kepala sekolah.

Seringkali yang terjadi, bukan visi dan misi untuk pengembangan sekolah, melainkan jabatan

kepala sekolah itulah yang dikejar.

Berikutnya, seorang kepala sekolah harus mempunyai kesanggupan untuk memimpin

atau leadership ability. Tanpa adanya kemampuan yang demikian itu, maka sulit bagi sekolah

untuk mencapai kemajuan. Seorang kepala sekolah harus sanggup menggerakkan berbagai

komponen di sekolah mulai dari wakil kepala sekolah (wakasek) sampai kepada guru-guru yang

merupakan suatu team yang kompak dan terkoodinir dalam upaya mencapai kemajuan sekolah

sebagaimana yang diinginkan. Jadi, berhasil tidaknya seorang kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas-tugasnya amat tergantung pada kesanggupan kepala sekolah itu untuk

menanamkan suasana kerjasama yang sebaik-baiknya di antara bawahan.

Di samping itu, kesanggupan untuk mengadakan komunikasi (communication ability)

merupakan hal yang sangat perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Dalam pekerjaannya

sehari-hari seorang kepala sekolah harus dapat mengadakan hubungan yang baik dengan semua

pihak. Hubungan yang baik harus dibangun dan dipelihara tidak saja terhadap bawahannya,

atasannya, tetapi juga kepada orang tua murid. Seorang kepala sekolah harus dapat dan mempu

mengkomunikasikan ide-idenya dan dapat menjamin pengertian yang baik antara kepala sekolah

dengan semua pihak. Adanya jaminan pengertian yang baik akan memudahkan untuk

mendapatkan keadaan sekitar penentuan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya

dan lain sebagainya. Kesanggupan kepala sekolah untuk mengadakan komunikasi yang baik

dengan semua pihak, memegang peranan penting bagi berhasil tidaknya seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Dalam mengambil keputusan, seorang kepala sekolah harus menggunakan pendekatan

keilmuan, bukan perasaan. Dalam pengambilan keputusan, kepala sekolah harus berdasarkan

4

Page 5: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

data-data, dengan begitu suatu keputusan yang diambil benar-benar merupakan suatu keputusan

yang logis dan objektif. Sifat-sifat yang demikian, harus merupakan kualifikasi seorang kepala

sekolah, karena tanpa kualifikasi yang demikian, maka kepala sekolah yang bersangkutan akan

mengambil keputusan dengan cara serampangan. Hal demikian akan berakibat tidak baik dalam

realisasi tujuan sekolah yang dipimpinnya.

Menurut Salusu (1996: 44-45) pengambilan keputusan merupakan pekerjaan sehari-hari

dari manajemen, kehidupan sehari-hari seorang kepala sekolah, misalnya, sesungguhnya

merupakan kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Sebagian besar dari waktunya

harus dicurahkan pada penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Seringkali seorang

kepala sekolah merasa hampa apabila dalam satu hari tidak mengambil satu keputusan, tidak

menjadi soal apakah keputusan itu benar atau mengandung kelemahan. Oleh karena itu, banyak

pemimpin yang berpendapat bahwa lebih baik membuat enam kesalahan dari keputusan yang ia

buat daripada sama sekali tidak membuat keputusan. Pengambilan keputusan mempunyai arti

penting bagi maju-mundurnya suatu sekolah, terutama karena masa depan sekolah banyak

ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi pertanyaan: apakah pengambilan

keputusan itu? Menurut Salusu (1996: 47) pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu

alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk

menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi yang bernama sekolah.

Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan,

membutuhkan beberapa langkah. Dapat saja langkah-langkah itu terdapat dalam pikiran

seseorang yang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Dalam dunia manajemen

sebagaimana yang digambarkan oleh Salusu (1996: 47-48) bahwa manajemen atau dalam

kehidupan organisasi, baik swasta maupun pemerintah (termasuk sekolah negeri) proses atau seri

tindakan itu lebih banyak tampak dalam berbagai diskusi. Karena itu, kata kunci dalam

pengambilan keputusan adalah: sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus

dibuat”. Dan, sekali keputusan dibuat, harus diberlakukan dan kalau tidak, sebenarnya ia bukan

keputusan, melainkan lebih tepat dikatakan suatu hasrat, niat yang baik.

Selain sifat-sifat yang dissebut di atas, maka seorang kepala sekolah haruslah mempunyai

sifat-sifat memiliki nilai-nilai moral. Hal itu disebabkan karena sesungguhnya kepala sekolahlah

yang harus bertanggungjawab akan kesejahteraan bawahannya. Karena pada umumnya, kepala

5

Page 6: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

sekolah yang memiliki nilai moral demikian itu, kelak akan dicontoh oleh bawahannya, bahkan

juga oleh anggota masyarakat lainnya di dalam lingkungannya.

Demikian juga halnya dengan sifat keadilan, harus pula menjadi kualifikasi dari setiap

kepala sekolah, kualifikasi yang demikian itu pada umumnya dapat tercipta bilamana kepala

sekolah mempunyai pendidikan yang luas, wawasan yang luas, kecakapan yang tinggi,

pengalaman praktis yang lumayan. Dan, dewasa ini seorang pimpinan termasuk kepala sekolah

harus mempunyai networking yang luas, jika tidak maka ibarat “katak dalam tempurung”

Kemudian, seorang kepala sekolah harus mempunyai kualifikasi inisiatif. Ini berarti,

seorang kepala sekolah harus berani memulai suatu pekerjaan tertentu yang tidak atau belum

ditugaskan atasannya dalam usahanya untuk melaksanakan apa yang menjadi tugasnya. Jadi kata

kuncinya, bekerjalah sebelum diperintah. Jadi, seorang kepala sekolah harus mempunyai inisiatif

agar apa yang menjadi tugas-tugasnya benar-benar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam pada itu, seiring dengan munculnya paradigma baru manajemen pendidikan, maka

kepala sekolah perlu memperhatikan pilar-pilar manajemen pendidikan, yaitu (Ravik Karsidi,

2005: 1-4) :

1. Mutu

Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atas jasa yang

memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara

kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses dan

hasil belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Setiap orang selalu

mengharapkan bahkan menuntut mutu dari orang, sebaliknya orang lain juga selalu

mengharapkan dan menuntut dari diri kita. Dengan demikian, mutu adalah paduan sifat-sifat

dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Adapun cirri-ciri mutu

ditandai dengan :

a. Ketepatan waktu pelayanan;

b. Akurasi pelayanan;

c. Kesopanan dan keramahan;

d. Bertanggungjawab atas segala keluhan pelanggan;

e. Kelengkapan pelayanan

f. Kemudahan mendapatkan pelayanan;

6

Page 7: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

g. Variasi layanan;

h. Pelayanan pribadi;

i. Kenyamanan

j. Ketersediaan atribut pendukung.(Slamet, 1999).

2. Otonomi

Otonomi dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti dalam

penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/staf non akademik,

pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar akademik. Dalam

penerapannya di sekolah, paling tidak bahwa guru semestinya diberikan hak-hak profesi

yang mempunyai otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangaan

birokrasi di atasnya.

3. Akuntabilitas

Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang

memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga

pendidikan tersebut dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai termasuk semua

program dan kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi dari semua

fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk penggunaan semua sumberdaya.

4. Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu pengendalian dari luar melalui proses evaluasi tentang

pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil akreditasi perlu diketahui oleh

masyarakat yang menunjukkan posisi lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam

menghasilkan produk atau jasa yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu

badan independen yang berwenang. Di Indonesia pelaksanaan akreditasi pendidikan untuk

sekolah-sekolah menengah ke bawah oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi

yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dan lembaga pendidikan

atau unit yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses

pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau

eksternal. Suatu evaluasi akan lebih bermanfaat bila dilakukan secara berkesinambungan.

7

Page 8: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

Salah satu evaluasi terpenting dalam pendidikan adalah evaluasi diri (self evaluation) yang

dilakukan bertahap dan terus menerus atas seluruh komponen-komponen pendidikan.

Di samping pilar-pilar tersebut, seorang kepala sekolah harus pula memperhatikan hal-

hal sebagai berikut sebagai suatu konsep manajemen pendidikan untuk dapat didesentralisasikan

ke sekolah-sekolah, yaitu (Mulyasa, 2005: 20-23) :

1. Perencanaan dan evaluasi

Dalam paradigm baru manajemen pendidikan , sekolah memiliki kewenangan untuk

melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya, untuk meningkatkan mutu,

sekolah harus melakukan analisis kebutuhan, kemudian mengembangkan rencana

peningkatan mutu berdasarkan hasil analisis kebutuhan.

Sekolah juga memiliki kewenangan untuk melakukan evaluasi secara internal untuk

memantau proses pelaksanaan dan hasil program-program yang dilaksanakan. Evaluasi

harus dilakukan secara jujur, adil, dan transparan, agar dapat mengungkap informasi yang

sebenar-benarnya.

2. Kurikulum

Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat merupakan standar yang berlaku secara

nasional. Dalam implementasinya, daerah dan sekolah diberi kewenangan untuk

mengembangkan silabus, namun tetap berada dalam koridor isi kurikulum yang berlaku

secara nasional. Daerah dan sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan silabus

mata pelajaran keterampilan pilihan, yang merupakan unggulan daerah (muatan lokal)

3. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya sekolah

diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang

paling efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi

nyata sumberdaya yang tersedia dan siap didayakan di sekolah.

4. Ketenagaan

Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen,

pengembangan, hadiah dan sanksi, hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga

kependidikan dapat dilakukan oleh sekolah dan daerah sesuai dengan kemampuan masing-

masing, kecuali yang menyangkut imbal jasa (gaji), dan rekrutmen pegawai negeri masih

ditangani oleh pusat.

8

Page 9: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

5. Fasilitas

Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, pengelolaan fasilitas yang mencakup

pengadaan, pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan merupakan kewenangan sekolah.

Pelimpahan kewenangan tersebut perlu dilakukan, karena sekolah yang paling mengetahui

secara pasti fasilitas yang diperlakukan dalam operasional sekolah, terutama fasilitas

pembelajaran untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik.

6. Keuangan

Pengelolaan keuangan,terutama pengalokasian, dan penggunaan uang sudah sepantasnya

dilakukan oleh sekolah di bawah pimpinan dan koordinasi kepala sekolah. Hal itu perlu

dilakukan, karena sekolah yang paling memahami kebutuhannya, sehingga desentralisasi

pengalokasian, dan penggunaan uang sudah seharusnya dilimpahkan ke sekolah. Sekolah

juga perlu diberi kebebasan untuk mencari dana melalui berbagai kegiatan yang dapat

mendatangkan hasil, agar dalam upaya pengembangan tidak semata-mata bergantung pada

dana pemerintah. Dalam kaitan ini kepala sekolah juga dituntut mempunyai jiwa

kewirausahaan.

7. Peserta didik

Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, pengelolaan dan pengembangan peserta

didik perlu lebih diintensifkan, melalui jalinan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat

dan dunia kerja.

8. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Dalam era demokrasi, masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakaan

pendidikan dan pembelajaran, karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat.

Kerjasama tersebut penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan

dukungan operasional, baik moral maupun financial.

9. Iklim sekolah

Iklim sekolah yang kondusif-akademik, baik fisik maupun nonfisik merupakan landasan

bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena itu, sekolah

perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan semangat dan

merangsang nafsu belajar peserta didik. Disain-disain di lingkungan sekolah ditata

sedemikian rupa, misalnya pembangunan kantin sekolah harus teringrasi dengan upaya

pengembangan atmosfir akademik, penyediaan hotspot yang sekarang sudah umum.

9

Page 10: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

Untuk itu semua, kreatifitas sekolah yang dikomandoi oleh kepala sekolah sangat

menentukan bagi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu, suara-suara yang

menghendaki perlunya kepala sekolah yang professional, sudah mulai menggema. Secara teoretis

(Ravik Karsidi, 2005: 8-9) pengertian professional dapat didekati dengan empat perspektif

pendekatan, yaitu orientasi filosofis, perkembangan bertahap, orientasi karakteristik, dan

orientasi non-tradisional.

1. Orientasi filosofi

Ada tiga pendekatan dalam orientasi filosofi, yaitu pertama lambang keprofesionalan adalah

adanya sertifikat, lisensi, dan akreditasi. Akan tetapi penggunaan lambang ini tidak diminati

karena berkaitan dengan aturan-aturan formal. Pendekatan kedua yang digunakan untuk

tingkat keprofesionalan adalah pendekatan sikap individu, yaitu pengembangan sikap

penting bahwa layanan individu memegang profesi diakui oleh dan bermanfaat bagi

penggunanya. Pendekatan ketiga: electic, yaitu pendekatan yang menggunakan prosedur,

teknik, metode dan konsep dari berbagai sumber, sistem dan pemikiran akademis. Proses

standar tertentu. Pendekatan ini berpandangan bahwa pandangan individu tidak akan lebih

baik dari pandangan kolektif yang disepakati bersama. Sertifikasi profesi memang

diperlukan, tetapi tergantung pada tuntutan penggunanya.

2. Oritasi Perkembangan

Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah pengembangan profesionalisasi,

yaitu :

a. Dimulai dari adanya asosiasi informal individu-individu yang memiliki minat terhadap

profesi.

b. Identifikasi dan adopsi pengetahuan tertentu.

c. Para praktisi biasanya lalu terorganisasi secara formal pada suatu lembaga.

d. Penyepakatan adanya persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi

tertentu.

e. Penentuan kode etik.

f. Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu (termasuk syarat akademis) dan

pengalaman dilapangan.

10

Page 11: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

3. Orentasi Kekarakteristik

Profesionalisasi juga dapat ditinjau dari karakteristik profesi/pekerjaan. Ada delapan

karakteristik pengembangan profesionalisasi, satu dengan yang lain saling terkait :

a. Kode etik.

b. Pengetahuan yang terorganisir.

c. Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus.

d. Tingkat pendidikan yang dipersyaratkan.

e. Sertifikat keahlian.

f. Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memangku tugas dan tanggung

jawab.

g. Kesempatan untuk menyebarluaskan dan pertukaran ide diantara anggota profesi.

h. Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktek oleh anggota

profesi.

4. Orientasi Non-Tradisional.

Perspektif pendekatan yang keempat yaitu perspektif non-tradisional yang menyatakan

bahwa seseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan

karakteristik yang unik dan kebutuhan dari sebuah profesi. Oleh karena itu perlu dilakukan

identifikasi elemen-elemen penting untuk sebuah profesi. Misalnya termasuk pentingnya

sertifikasi professional dan perlunya standarisasi profesi untuk menguji kela.yakannya

dengan kebutuhan lapangan.

Paradikma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada sekolah dalam

mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah

dalam berbagai aspek manajerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi

yang diemban sekolahnya. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan misalnya, kepala sekolah

dituntut memiliki kemampuan melakukan pengelolaan keuangan dengan sebaik-baiknya

disekolah. Kemampuan ini diperlukan, karena kalau dulu kepala sekolah diberi bantuan oleh

pemerintah dalam bentuk sarana dan prasarana pendidikan yang sering kurang bermanfaat bagi

sekolah, maka dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, bantuan langsung

diberiakan dalam bentuk uang, mau diapakan uang tersebut bergantung seluruhnya kepada

kepala sekolah, yang penting dia dapat mempertanggungjwabkannya secara professional.

11

Page 12: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diungkapkan Supriadi (1998-346) bahwa: “Erat

hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti

disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Dalam

pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang

secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.

Apa yang dikemukakan di atas, menjadi lebih penting sejalan dengan semakin

kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin

efektif dan efisien. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat,

sehingga menuntut penguasaan secara professional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala

sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara

terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya peningkatan manajemen kepala sekolah secara

profesional untuk mensukseskan program-program pemerintah yang sedang digulirkan, yakni

otonomi daerah, desentralisasi pendidikan, manajemen berbasis sekolah, kurikulum berbasis

kopentensi, life skill, kontekstual learning dan Undang-Undang Sisdiknas, yang kesemuanya itu

menuntut peran efektif dan kinerja professional kepala sekolah.

D. Kesimpulan dan saran

Menjadi seorang kepala sekolah yang profesional tentu merupakan idaman bagi setiap

orang yang merasa memenuhi kriteria untuk itu, karenanya seiring dengan perubahan paradigma

dalam manajemen pendidikan, dan tuntutan-tuntutan yang berkaitan dengan kualitas, wawasan

yang luas, mempunyai jaringan yang luas, dan sebagainya, harus menjadi pertimbangan utama

dalam menentukan seorang kepala sekolah.

Ini berarti, untuk menjadi seorang kepala sekolah tidaklah semudah yang dibayangkan,

sehingga perlu instropeksi, bertanya kepada diri sendiri apakah mampu mengemban amanah,

karena menjadi seorang kepala sekolah, jangan jabatan kepala sekolah itu yang dikejar,

melainkan mampukah menunaikan amanah sebagai kepala sekolah yang profesional. Karena itu,

model atau cara pemilihan yang secara tradisional masih berlangsung sudah seharusnya diganti

dengan pendekatan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, yaitu melalui pemaparan visi dan misi dan

12

Page 13: KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL  · Web viewDi sinilah letak pentingnya di setiap sekolah mempunyai kepala sekolah yang mempunyai visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah

debat, sehingga dari situ akan didapat pilihan, mana yang layak. Hal itu dilakukan agar terhindar

dari ibarat “membeli kucing dalam karung”. Semoga.

E. Referensi

Karsidi, Ravik, 2000 Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Bahan Ceramah Dipondok

Assalam, Surakarta, 19 Februari.

Slamet, Margono, 1999 Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu,

IPB Bogor.

Gilley, Jerry W. dan Steven A. Egglend,1989, Prinsiples of Human Resourches Development,

New York:Addison Wesley Pub.Campany. Inc.

Mulyasa, E. 2005 Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya Offset,

Bandung.

Salusu, J.1996 Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi

Nonprofit, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Manulang, M. 1984 Managemen Personalia, Ghalia Indonesia.

Jalal, Fasli, dan Dedi Supriadi,(ed) 200, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah,

Yogyakarta: Adicipta.

13