kep gubernur no 182 th 2003 - dinas lingkungan hidup .... gub... · pasal 3 program langit biru...

32
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 182 TAHUN 2003 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. Bahwa untuk mengendalikan pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan hidup, maka perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran udara; b. bahwa dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan tidak bergerak perlu disusun dan dirumuskan dalam suatu program; c. bahwa untuk memadukan dan menyelaraskan semua program yang mencakup lintas sektor, maka diwadahi dalam Program Langit Biru; d. bahwa atas dasar Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-15/MENLH/1996 tentang Program Langit Biru maka Pemerintah Daerah perlu segera menyusun langkah tindak lanjut; e. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Program Langit Biru, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1950, sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara;

Upload: hoangkhuong

Post on 09-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR : 182 TAHUN 2003

TENTANG

PROGRAM LANGIT BIRU

DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang : a. Bahwa untuk mengendalikan pencemaran udara dan mewujudkanperilaku sadar lingkungan hidup, maka perlu dilakukan upayapengendalian pencemaran udara;

b. bahwa dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara darikegiatan sumber bergerak dan tidak bergerak perlu disusun dandirumuskan dalam suatu program;

c. bahwa untuk memadukan dan menyelaraskan semua program yangmencakup lintas sektor, maka diwadahi dalam Program Langit Biru;

d. bahwa atas dasar Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor Kep-15/MENLH/1996 tentang Program Langit Biru makaPemerintah Daerah perlu segera menyusun langkah tindak lanjut;

e. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, bdan c perlu menetapkan Keputusan Gubernur Daerah IstimewaYogyakarta tentang Program Langit Biru, Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31tahun 1950, sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda CagarBudaya;

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas danAngkutan Jalan;

4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup;6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah;7. Undang-Undang Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan;8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1993 tentang Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan;9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan

dan Pengemudi;10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara;

Page 2: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas BuangKendaraan Bermotor;

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber T idakBergerak;

13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru;

14. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5Tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah IstimewaYogyakarta;

15. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalandengan Kendaraan Umum di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

16. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 153Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien Daerah di PropinsiDaerah Istimewa Yogyakarta;

Memperhatikan : Kesepakatan Program Langit Biru pada tanggal 23 Agustus 2003antara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Bupati/Walikotase Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU DIPROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :1. Gubernur ialah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta;2. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota se-Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta;3. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta;4. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota se

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;5. Program Langit Biru adalah suatu program pengendalian

pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan sumbertidak bergerak;

6. Dokumen Program Langit Biru merupakan uraian program yangmemuat langkah-langkah dan arah kegiatan-kegiatan tentangpengendalian pencemaran udara;

7. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien olehkegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai tiketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapatmemenuhi fungsinya;

Page 3: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

8. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahandan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihanmutu udara;

9. Sumber pencemar adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yangmengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udaratidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya;

10.Udara Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi padalaposan troposfir yang berada di dalam wilayah yuridiksi RepublikIndonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhinya kesehatanmanusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya;

11. Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi dan/atau komponenlain yang ada diudara bebas;

12. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat,enfergi dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya adadan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaaannya dalamudara ambien;

13. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atautidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraanbermotor;

14.Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatutempat;

15. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkandari suatu kegiatan yang masuk dan atau dimasukkannya ke dalamudara ambien yang mempunyai dan atau tidak mempunyai potensisebagai unsur pencemar;

16.Baku Mutu Emisi Sumber tidakk bergerak adalah batas kadarmaksimum dan atau beban emisi maksimum yang diperbolehkanmasuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien;

17.Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batasmaksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkanlangsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor.

BAB IIAZAS, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2

Program Langit Biru berazaskan kelestarian fungsi udara untukmenunjang pembangunan yang berkelanjutan bagi peningkatankesejahteraan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Pasal 3

Program Langit Biru bertujuan :a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran

udara yang efektif dan efisien;b. Terkendalinya pencemaran udara, yang ditujukan dengan

menurunnya emisi gas buang dan partikulat dari sumber bergerakdan sumber tidak bergerak;

c. Tercapainya mutu udara ambien yang diperlukan untuk kesehatanmanusia dan makhluk hidup lainnya serta benda-benda cagarbudaya;

Page 4: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Pasal 4

Sasaran Program Langit Biru adalah pengendalian sumber pencemar(sumber bergerak dan sumber tidak bergerak) dan penataanlingkungan hidup.

BAB IIIPENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI

PROGRAM LANGIT BIRU

Pasal 5

(1) Penyusunan Program Langit Biru dibuat untuk jangka waktu 5(lima) tahun;

(2) Koordinasi teknis Penyusunan Program Langit Biru dilaksanakanoleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah PropinsiDaerah Istimewa Yogyakarta, dengan melibatkan instansi terkaitdi Tingkat Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, LembagaSwadaya Masyarakat, Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi danAsosiasi Angkutan;

(3) Penyusunan Program Langit Biru dibuat dengan substansimencakup :

a. programb. sub programc. kegiatand. target pelaksanaane. pelaksana/instansif. lokasig. sumber pendanaanh. indikatori. evaluasi program

(4) Uraian secara lengkap tentang Program Langit Biru dalam rangkapengendalian pencemaran udara, diuraikan dalam DokumenProgram Langit Biru sebagaimana terlampir dalam Keputusanini.

(5) Dokumen Program Langit Biru berisikan garis-garis pokokkegiatan dan merupakan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.

Pasal 6

(1) Pelaksanaan Program Langit Biru menjadi tanggung jawabbersama baik pemerintah, dunia usaha dan masyarakat maupunpihak lain yang berkepentingan;

(2) Pelaksanaan Program Langit Biru dalam bentuk koordinasi teknisdan operasional di lapangan.

Pasal 7

(1) Evaluasi “Pelaksanaan Program Langit Biru” dilakukan setiap 1(satu) tahun sekali;

Page 5: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

(2) Evaluasi “Program Langit Biru” dilakukan setiap 5 (lima) tahunsekali.

Pasal 8

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundanganKeputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah PropinsiIstimewa Yogyakarta.

Ditetapkan di : YogyakartaPada Tanggal : 31 Desember 2003

GUBERNURDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HAMENGKU BUWONO X

Diundangkan di YogyakartaPada Tanggal 31 Desember 2003

SEKRETARIS DAERAHPROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAMBANG S. PRIYOHADI NIP. 110021674

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN 2003 NOMOR 45 SERI : E

Page 6: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTANOMOR 182 TAHUN 2003TANGGAL 31 DESEMBER 2003

DOKUMEN PROGRAM LANGIT BIRUPROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangProgram Langit Biru merupakan suatu strategi pengendalian pencemaran

lingkungan udara yang dilakukan secara bertahap, terencana dan terprogram yangmelibatkan banyak peran (sektor) baik pemerintah maupun dunia usaha sertamasyarakat dalam arti luas. Sebagai langkah strategis yang memiliki banyakketerkaitan maka sejak awal sudah harus bisa memberikan uraian dan penjabarandari seluruh potensi yang bisa dimanfaatkan, dalam rangka pengendalianpencemaran.

Mengingat lingkungan h idup tidak b isa dipisahkan dan terbagi secaraadministratif, maka langkah ke depan pelaksanaan pengendalian pencemaranlingkungan (udara) harus bisa membuktikan adanya keterpaduan dan keselarasanbaik antar sektor maupun antar daerah yang kesemuanya akan memiliki kesamaandalam berbagai tindakan.

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki 4 (empat) wilayahkabupaten dan 1 (satu) kota, merupakan salah satu propinsi di Pulau Jawa yangmendukung pelaksanaan Program Langit Biru secara nasional. Walaupun PropinsiDaerah Istimewa Yogyakarta merupakan propinsi di Pulau Jawa yang terakhirmencanangkan pelaksanaan program tersebut, namun secara bertahap dan terencanatelah dan terus mempersiapkan beberapa data langkah dasar menyusun programlangit biru.

Semenjak dicanangkan Program Langit Biru Nasional Tahun 1996, mulai tahun1997 Pemerintah Daerah Propinsi DIY melalui Biro Bina Lingkungan Hidup SetwildaPropinsi DIY telah melakukan tahap penjajagan untuk mengevaluasi kondisi udarapada saat itu. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa kualitas udara ambien di PropinsiDIY lebih banyak dipengaruhi oleh kegiatan transportasi daripada kegiatan industri.Dalam arti lain bahwa sumber pencemar udara lebih banyak disebabkan dari sumberpencemar bergerak (sarana transportasi).

Hasil Survey lalu lintas harian rerata yang dilaksanakan oleh Subdin BinaMarga, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1997menunjukkan adanya 12 titik utama padat kendaraan bermotor. Adapun ke-12 titikutama tersebut :

1. Depan Bank Niaga, Jl. Jend. Sudirman Yogyakarata2. Depan Kantor Kecamatan Jetis, Jl.Diponegoro Yogyakarta3. Depan Bank BCA, Jl. Urip Sumoharjo Yogyakarta4. Depan Kantor Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Jl.Kyai Mojo Yogyakarta5. Depan Stasiun TVRI Yogyakarta, Jl. Magelang Yogyakarta

Page 7: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

6. Depan SPBU Kadipiro, Jl. Yogyakarta – Wates7. Jl. Kaliurang km.7, (dahulu depan Kantor Merapi Golf)8. Depan Hotel Yogya International (Saphir), Jl.Laksda Adisucipto Yogyakarta9. Depan Ruko Janti, Jl.Laksda Adisucipto Yogyakarta10. Depan kampus STTL Yogyakarta, J l. Gedong Kuning Yogyakarta11. Depan Pasar Sepeda, Jl. Menteri Supeno Yogyakarta12. Depan Hotel Matahari, Jl. Parangtritis

Selama periode 1997 – 2000, yang dilakukan secara periodik menunjukkanadanya indikasi terhadap peningkatan pencemar di udara ambien yang ditimbulkandari emisi kendaraan bermotor. Hasil pengamatan selama 5 (lima) tahun pertamayang diperkuat dengan hasil penelitian kualitas udara ambien yang dilakukanBapedalda Propinsi DIY bekerja sama dengan Pusat Studi Energi UniversitasGajahmada Yogyakarta pada tahun 2002 semakin memperkuat adanya indikasi terusmeningkatnya bahan pencemar di udara baik dalam bentuk gas maupun partikulat.

Indikasi meningkatnya bahan pencemar ke udara ambien, ternyata juga tidakhanya dari sumber bergerak semata, dari sumber tak bergerak juga mulaimenunjukkan peningkatan secara kuantitatif. Industri penggilingan batu kapur,industri pembakaran batu kapur, industri pembuatan briket bioarang, industri gula-spritus, industri penggergajian kayu, industri peternakan merupakan sumberpencemar potensial yang setiap saat bisa menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Atas dasar pertimbangan kepentingan kelestarian fungsi lingkungan hidup dankeselamatan manusia, maka Pemerintah Daerah perlu untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam rangka pengendalian pencemaran udara.

Upaya persiapan yang dilakukan secara bertahap ini dilakukan mengingatperkembangan ke depan propinsi DIY diprediksi juga akan mengalami perubahanmutu udara yang sama sebagaimana yang terjadi di propinsi lain. Prakiraan inididasarkan adanya indikasi ke arah terus meningkatnya sumber pencemar udaraterutama sumber pencemar bergerak (mobil, bus, truk dan sepeda motor).

Pencemar udara yang tanpa disadari cepat atau lambat pasti akanmemberikan dampak negatif kepada manusia, yang tidak lagi mengenal adanya sekatdan batas. Pengertian demikian yang mendorong suatu pemikiran jangka panjangdalam menyusun strategi serta perencanaan secara matang yang melibatkan banyakperan.

B. TUJUANPropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Jawa

yang cukup potensial dan memiliki andil besar dalam menyumbang pencemaran udarabaik lokal maupun regional. Hal ini karena potensi Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta yang sarat dengan kegiatan terutama pendidikan yang membutuhkansarana transportasi dengan resiko pencemaran udara yang sangat besar. Untuk ituProgram Langit Biru bertujuan :1. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

efektif dan efisien.2. Terkendalinya pencemaran udara, yang ditunjukkan dengan menurunnya

emisi gas buang dan partikulat dari sumber bergerak dan tidak bergerak.3. Tercapainya mutu udara ambien yang diperlukan untuk kesehatan manusia

dan makhluk hidup lainnya serta benda-benda cagar budaya.

C. SASARANSasaran yang diharapkan dengan adanya Program Langit Biru di Propinsi

Daerah Istimwa Yogyakarta adalah pengendalian sumber pencemar (sumber bergerakdan sumber tidak bergerak) dan penataan lingkungan hidup.

Page 8: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

D. DASAR HUKUM1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 19950 tentang Pembentukan Dareah

Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-UndangNomor 26 tahun 1959;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan;5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;7. Undang-Undang Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan;8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1993 tentang Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan;9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi;10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara;11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-

35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang KendaraanBermotor;

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak;

13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru;

14. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun2001 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta;

15. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 153/KPTS/1992tentang Baku Mutu Udara Ambien Daerah di Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta

Page 9: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

BAB IISTRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM LANGIT BIRU

Program Langit Biru sebagai strategi pengendalian pencemaran udaramemerlukan pemahaman secara seksama yang mencakup semua aspek dalampelaksanaan program secara terpadu.

A. Strategi Program Berdasarkan Pendekatan Sumber Pencemar

1. Sumber Pencemar BergerakSumber Pencemar Bergerak yang berupa alat transportasi (kendaraan

bermotor) di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sumberpencemar utama yang senantiasa jumlahnya terus meningkat dari waktu kewaktu. Sebagai langkah pengendalian dalam bentuk pencegahan, maka sumberpencemar bergerak dalam hal ini kendaraan bermotor memerlukan suatukeseriusan dan tindakan nyata, baik tindakan teknis, administratif maupunpenegakan hukum.

Sebagai salah satu sumber pencemar udara potensial, maka ke depan perlusuatu pemikiran jangka panjang dan inovasi teknologi ramah lingkungan sertapenggunaan bahan bakar yang berpotensi sebagai penghasil polutan.

Banyak cara atau metode pendekatan yang bisa dijalankan terhadap sumberpencemar ini. Beberapa alternatif pendekatan dalam pelaksanaan programpengendalian pencemaran bisa dimulai dari produsen (industri) kendaraan, dealer(agen pemasaran), pengusaha angkutan, pengusaha bahan bakar dan jugapengemudi (pemakai). Dari kelima sasaran inilah sebenarnya suatu aturan bisadisosialisasikan sekaligus dikenakan, dan dilakukan penegakan hukum.

Untuk itu agar kesemuanya menjadi jelas, terarah dan mudahpelaksanaannya, maka pembuatan suatu aturan sangat diperlukan.

2. Sumber Pencemar Tidak Bergerak.Sumber Pencemar Tidak Bergerak yang berupa industri (perusahaan di

Wilayah) Proipinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sumber pencemarwalaupun kurang besar dan tidak secepat peningkatan sumber pencemarbergerak, namun senantiasa jumlahnya terus meningkat dan menyebar. Sebagailangkah pengendalian dalam bentuk pencegahan, maka untuk sumber pencemartidak bergerak diperlukan adanya pengaturan yang tegas dalam operasinya.Upaya pengendalian lebih lanjut di waktu mendatang perlu tindakan nyata, baiktindakan teknis, administratif maupun penegakan hukum.

Sumber pencemar tidak bergerak yang cukup potensial, yakni industri atauperusahaan perlu suatu inovasi teknologi dalam mengendalikan emisi gas/partikelbuangannya.

Page 10: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Inventarisasi dan klasifikasi sumber pencemar merupakan langkah awal untukmembuat sistem pendekatan dalam rangka pengendalian pencemaran. Beberapaalternatif pendekatan dalam pelaksanaan program pengendalian pencemaran bisadilakukan dengan perbaikan proses, pemasangan filter pada cerobong asal sertazonasi bagi kegiatan yang direncanakan. Alternatif pendekatan ini harusdisosialisasikan kepada pemrakarsa dan atau penanggungjawab kegiatan,sebelum dikenakan sangksi dalam rangka penegakan hukum.

Untuk itu agar kesemuanya menjadi lebih jelas, terarah dan mudahpelaksanaannya maka pembuatan aturan sangat diperlukan.

B. Strategi Program Berdasarkan Pendekatan Kebijaksanaan (ManajemenLingkungan)

1. Kebijakan Penanggulangan PencemaranSetiap pembuangan/pelepasan bahan pencemar ke udara baik secara terus

menerus atau insidentil, merupakan suatu bentuk atau memiliki andil dalammenurunkan kualitas lingkungan hidup.

Jenis sumber, letak geografi, kondisi vegetasi, arah dan kecepatan anginmerupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap luas dan sempitnya wilayahpenyebaran dampak pencemaran udara.

Agar penyebaran pencemaran udara bisa diminimasi, maka upayapenanggulangan harus dilakukan secara terpadu dan terus-menerus yangmelibatkan banyak peran.

Penanggulangan berarti meminimasi pencemaran, penanggulangan memberipengertian sebagai bentuk atau tindakan perlindungan terhadap semua komponenlingkungan h idup. Untuk itu agar dalam suatu tindakan dalam rangkapenanggulangan pencemaran udara lebih baik, maka pembuatan dan penetapansuatu aturan menjadi sangat penting sebagai bentuk kebijaksanaan dalampenanggulangan pencemaran.

2. Kebijakan PemulihanSetiap pencemaran udara yang terjadi dan berdampak terhadap menurunnya

kualitas lingkungan dan atau menyebabkan tidak berfungsinya suatu lingkungan,maka perlu dilakukan upaya atau tindakan pemulihan lingkungan.

Riview peraturan daerah penataan ruang serta penataan kembali zona-zonakegiatan yang menyesuaikan dengan keadaan/kondisi saat ini dan yang akandatang merupakan langkah kebijaksanaan yang harus berorientasi padapengelolaan lingkungan secara umum.

Memindahkan sumber pencemar (re-lokasi) dan atau menghilangkan sumberpencemar dan atau perbaikan lingkungan yang merupakan suatu bentukkebijaksanaan pemulihan lingkungan.

Pemulihan lingkungan akibat adanya pencemaran yang ditimbulkan satusumber di lokasi terbatas lebih mudah dalam pelaksanaannya, daripada pemulihankualitas lingkungan akibat adanya pencemaran yang ditimbulkan oleh banyaksumber dengan lokasi/area yang cukup luas. Untuk itu dalam upaya pemulihankualitas lingkungan peran pemerintah sangat diperlukan, karena adanyaketerlibatan dari banyak pihak.

Upaya pemulihan kualitas lingkungan lebih banyak melibatkan peranpemerintah, maka diperlukan tindakan hukum secara nyata. Uapya pemulihanlingkungan merupakan indikator kesungguhan semua pihak terhadap KonsistensiProgram Langit Biru secara keseluruhan.

C. Monitoring dan Evaluasi Program Langit Biru

Page 11: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Sebagai upaya mensukseskan Program Langit Biru, maka perlu adanyatindakan monitoring dan evaluasi sebagaimana yang diamanatkan dalam KeputusanGubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Monitoring dan evaluasi terhadappelaksanaan kegiatan dilakukan 1 (satu) tahun sekali, sedangkan terhadapprogramnya dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali atau pada akhir tahap kegiatan.

BAB IIIPROGRAM LANGIT BIRU

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN 2004 - 2008

Program Langit Biru Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tahap pertamadirencanakan beralngsung selama 5 (lima) tahun, mulai Tahun 2004 – 2008. PelaksanaanProgram Langit Biru Daerah dilakukan secara terpadu dengan memberikan peran kepadasemua pihak, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Program Langit Birumerupakan suatu penjabaran lebih lanjut dari program lingkungan hidup yang bersifatterbuka menjadi tanggung jawab banyak pihak.

Sebagai bentuk tanggung jawab bersama semua pihak, maka uraian programkegiatan perlu dijabarkan secara rinci dan jelas, sehingga setiap program selain dapatmenjadi acuan sekaligus dapat terimplementasikan sesuai dengan kondisi kualitas udara.

A. Tahap I (Tahun 2004)Pelaksanaan Tahap I Program Langit Biru Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2004, meliputi beberapa kegiatan :

1. Penetapan Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber BergerakPenetapan Baku Mutu Emisi Gas Buang dari sumber bergerak ditetapkan

untuk tingkat Propinsi, sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 danPeraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, bahwa baku mutu ditetapkan olehGubernur, dengan demikian ketentuan emisi berlaku secara umum diseluruhpropinsi. Tahun 2004 Baku Mutu Emisi diharapkan sudah ditetapkan dengan suatuaturan hukum.

2. Inventarisasi Sumber PencemarInventarisasi sumber pencemar akan dilaksanakan setiap tahun sekali,

yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan pengendalianpencemaran udara. Dalam pelaksanaan inventarisasi sumber pencemar bergerakperlu melibatkan beberapa dinas terkait baik tingkat kabupaten/kota maupunpropinsi. Tersedianya data dasar ini selain untuk keperluan utama dalampengendalian pencemaran, juga sangat besar artinya untuk keperluanperencanaan yang berkaitan dengan pendapatan dan pembangunan prasaran fisikyang lain. Sehingga data ini benar-benar multi guna/multi kepentingan.

3. Sosialisasi Pemanfaatan Bahan Bakar GasSosialisasi pemanfaatan bahan bakar gas mulai dikenalkan kepada

masyarakat luas di Propinsi DIY pada Tahun 2002, pelaksanaan ini berkat kerjasama antara BAPEDALDA Propinsi DIY dengan PT. PRATAMA MULTI GUNA GASBandung. Upaya sosialisasi perlu dilakukan secara berulang dan merata kepada

Page 12: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

masyarakat khususnya dunia usaha, hal ini guna memperkenalkan adanya bahanbakar ramah lingkungan bagi kendaraan bermotor.

Untuk lebih meningkatkan percepatan dalam cakupan sasaran(masyarakat) maka sosialisasi pemanfaatan bahan bakar gas dilakukan setiaptahun oleh banyak instansi, dengan sasaran pemakai kendaraan bermotor.

4. Revisi Perda Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor10 Tahun 2001

Peraturan Daerah yang mengatur tentang Penyelenggaraan AngkutanOrang di jalan dengan Kendaraan Umum di DIY, karena ada sesuatu yang kurangsesuai dengan kondisi saat ini perlu dilakukan perbaikan (revisi). Pada Tahun 2004direncanakan perbaikan revisi Perda Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudahbisa selesai, sehingga pada tahun 2005 dan seterusnya operasional perda sudahsesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat.

5. Sosialisasi Program Langit Biru bagi Pengusaha (Bengkel,Pengemudi dan Angkutan)

Sosialisasi Program Langit Biru (PROLABIR) kepada pengusaha bengkel,pengemudi dan angkutan umum (barang dan manusia) sangat diperlukan,sehingga pemahaman akan arti dan manfaat suatu program tidak lagi hanyamenjadi milik pemerintah saja, melainkan suatu program milik publik. Dengandemikian diharapkan di waktu yang akan datang peran dunia usaha danmasyarakat bisa lebih diandalkan serta memiliki peran penting dalam pelaksanaanpengendalian pencemaran udara.

Pelaksanaan sosialisasi program langit biru kepada pengusaha yang jumlahnya cukup banyak perlu dilakukan oleh banyak instansi, baik ditingkat propinsimaupun kabupaten. Sehingga perilaku sadar lingkungan akan tertanam kepadasemua orang termasuk para pengusaha dimaksud sejak dini.

6. Penyediaan Stasiun Pengisi Bahan Bakar GasKonsekuensi dari upaya pengendalian pencemaran udara akibat pemakaian

dan pembakaran bahan bakar minyak (BBM) oleh kendaraan bermotor, makaperlu ada alternatif untuk menetapkan kebijakan tentang pemakan bahan bakarlain yang lebih ramah lingkungan. Pemakai ELPIJI atau gas oleh kendaraanbermotor berdasarkan hasil uji emisi merupakan bahan bakar yang sangat ramahlingkungan, karena tidak banyak menimbulkan pencemaran di udara. Untuk ituprogram penyediaan bahan bakar gas bagi kendaraan bermotor perlu mendapatrespon dari para pengusaha.

Oleh karena penyediaan stasiun pengisian bahan bakar gas ini memerlukaninvestasi yang cukup besar, maka mulai Tahun 2004 masyarakat (pengusaha)harus sudah bisa menangkap program pemerintah secara jelas sehingga bisamerencanakan dengan cepat dan tepat, dengan harapan Tahun 2004 danseterusnya stasiun pengisian bahan bakar gas siap beroperasi.

Langkah ini nantinya juga akan diikuti dengan upaya perintisan penyediaankendaraan secepat mungkin sehingga ada kesesuaian antara program dengantujuan yang diharapkan.

7. Pengawasan Emisi Gas BuangPengawasan emisi gas buang kendaraan bermotor perlu dilakukan secara

berkala, tidak hanya kendaraan angkutan umum namun juga bagi kendaraanperibadi dan dinas. Uji emisi gas buang harus dilakukan secara berkala baik yangbersifat insidental (penjaringan) di jalan raya, uji berkala di dealer-dealer bengkelbesar yang telah mendapatkan rekomendasi dari pemerintah atau pool mobilangkutan umum.

Page 13: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Oleh karena uji emisi kendaraan bermotor bersifat umum (probadi, dinasdan komersial), maka pemerintah perlu segera menyiapkan perangkat kerja yangmencukupi.

Piohak POLRI dalam hal ini perlu dilibatkan secara tegas, dengan maksudpada saat POLRI melakukan sidak tentang kelengkapan surat-surat kendaraanbermotor juga akan diikuti dengan pengecekan terhadap kelaikan jalan berdasarmutu emisi gas buang, sehingga perlu ada operasi gabungan dalampelaksanaannya.

8. Pemberian Insentif Pembelian Converter bagi kendaraanangkutan Umum Berbahan Bakar Gas

Sebagai langkah ke depan dalam rangka mengurangi banyak bahanpencemar yang terbuang ke udara akibat pembakaran bahan bakar minyak, makapenggunaan bahan bakar gas diharapkan akan sangat efektif. Terutama bagikendaraan angkutan umum yang bisa mempelopori penggunaan bahan bakar gas,maka diharapkan pemerintah daerah memberikan insentif bagi pengusahaangkutan umum dalam pembelian converter.

Conveter merupakan komponen dalam suatu kendaraan yang diperlukansebagai prangkat keras dalam penggunaan bahan bakar gas. Karena converterharganya cukup mahal, maka pemerintah melalui Dinas Perhubungan diharapkanbisa memberikannya tepat pada sasarannya sesuai dengan ketentuan danprioritas dalam penyelenggaraan angkutan.

9. Inovasi TeknologiInovasi Teknologi merupakan suatu langkah strategis dalam rangka

menciptakan sarana bagi manusia yang lebih mengedepankan teknologi ramahlingkungan. Inovasi Teknologi pada sumber bergerak bisa dilakukan terhadapmesin atau muffer (peredam suara dan penangkap emisi gas buang), sehinggaemisi gas buang yang dihasilkan memenuhi baku mutu emisi yang dipersyaratkan.Inovasi Teknologi memberikan ruang kepada dunia usaha atau lembaga swadayamasyarakat atau lembaga penelitian untuk melakukan suatu kajian atau aplikasipenemuan teknologi dalamrangka ikut menciptakan lingkungan yang bersih dansehat.

10. Penetapan Emisi Gas/Partikel Buang Sumber Tidakbergerak

Sebagai instrumen lingkungan yang berfungsi untuk mendukung upayapengendalian pencemaran udara, maka Baku Mutu Emisi bagi kendaraan bermotorperlu ditetapkan secara yuridis dengan tetap memperhatikan tingkat kepentingandaerah.

Penyusunan baku mutu emisi yang dikerjakan dalam tahun 2004,diharapkan segera tuntas (selesai), sehingga pada Tahun 2004 sudah bisaditetapkan dengn produk hukum tingkat propinsi.

11. Sosialisasi Program Langit Biru bagi Pengusaha IndustriSosialisasi Progam Langit Biru (PROLABIR) kepada pengusaha industri

diperlukan, sehingga pemahaman akan arti dan manfaat suatu program tidak lagihanya menjadi milik pemerintah saja, melainkan suatu program milik publik.Dengan demikian, diharapkan di waktu yang akan datang peran dunia usaha(industri) dan masyarakat bisa lebih diandalkan serta memiliki peran pentingdalam pelaksanaan pengendalian pencemaran udara.

Page 14: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Pelaksanaan sosialisasi program langit biru kepada pengusaha yangjumlahnya cukup banyak perlu dilakukan oleh banyak instansi, baik di tingkatpropinsi maupun kabupaten. Sehingga perilaku sadar lingkungan akan tertanamkepada semua orang termasuk para pengusaha di maksud sejak dini.

12. Inventarisasi Kegiatan Sumber Tidak BergerakInventarisasi sumber pencemar tidak bergerak yang menimbulkan

pencemaran berasal dari kegiatan industri sangat penting dilaksanakan. Langkahini ditempuh selain sebagai pertimbangan untuk membuat dasar pertimbangandalam menetapkan kebijakan lebih lanjut juga diperlukan sebagai langkahpembinaan dan bimbingan teknis.

Inventarisasi sumber pencemar tidak bergerak dilakukan secara periodiksetiap lima tahun sekali. Pada tahun 2004 pelaksanaan inventarisasi bisadilaksanakan, dan pada tahun 2008 bisa diulang lagi, demikian seterusnyapelaksanaannya secara periodik dan berkala.

13. Pengawasan Industri (sumber tidak bergerak)Pengawasan emisi gas buang industri (sumber tidak bergerak) perlu

dilakukan secara berkala. Pengawasan industri secara internal menjadi tugas dantanggung jawab kegiatan. Pengawasan juga bisa dilakukan oleh pihak lain dalamhal ini masyarakat atau pemerintah. Pengawasan dilakukan dalam rangkapengendalian sebagai bagian rutinitas pengelolaan lingkungan secara terpadu diperusahaan.

Oleh karena pengawasan sebagai tindakan nyata, baik dalam rangkapencegahan dan penanggulangan, maka pengawasan perlu adanya koordinasiserta program yang jelas dan terencana dan melibatkan banyak peran.

Koordinasi pelaksanaan program kegiatan bisa dalam arti teknis maupunadministratif. Dalam arti teknis, bahwa pengawasan (internal dan eksternal) harusdilakukan dengan standar operasional yang sama, sehingga hasil yang diperolehmemiliki arti dan kepentingan otonomi daerah, maka kabupaten/kota harus lebihaktif melakukan koordinasi dalam rangka pengawasan.

14. Penetapan Lokasi Titik Pantau Udara AmbienBahwa atas dasar analisis potensi pencemaran udara, bahwa sumber

pencemar udara di Propinsi DIY lebih banyak disebabkan atau bersumber darikegiatan transportasi. Pada tahun 1997 semenjak ditetapkannya Program LangitBiru Nasional pada tahun 1996, pemerintah Propinsi DIY melalui Biro BinaLingkungan Hidup bekerja sama dengan instansi terkait telah menetapkan 12 titipPantau tersebut berdasarkan hasil survey Kepadatan Lalu Lintas Harian (LHR).Karena penetapan lokasi tersebut sudah lebih dari 5 (lima) tahun, maka untukprogram selanjutnya lokasi titik tersebut perlu untuk dievaluasi, karenameningkatnya jumlah saran transportasi lima tahun terakhir cukup tajam.

15. Sosialisasi Baku Mutu Udara AmbienBaku Mutu Udara Ambien untuk wilayah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, sudah ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Nomor 153 tahun2002. Penetapan baku mutu udara ambien diperuntukkan untuk seluruh wilayahpropinsi, oleh karena itu pemerintah kabupaten/Kota juga ikut bertanggung jawabdalam pengawasan mutu udara ambien.

Sosialisasi Baku Mutu Udara Ambien perlu dilakukan kepada masyarakatluas termasuk kepada dunia usaha, sehingga pemahaman akan arti dan manfaatudara yang bersih dan terhindar dari polusi. Dengan demikian tumbuh pengertianbahwa udara milik umum dan adanya kepedulian dari setiap orang termasukpemerintah, sehingga memiliki pengertian, persepsi dan cara pandang yang sama

Page 15: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

dan kesamaan pandang. Diharapkan di waku yang akan datang peran setiaporang dalam menciptakan suatu lingkungan yang bersih dan sehat akan datangperan setiap orang dalam menciptakan suatu lingkungan yang bersih dan sehatmerupakan bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan secara suka rela tanpaada pemaksaaan.

16. Pengawasan Mutu Udara AmbienPengawasan mutu udara ambien merupakan salah satu tugas pemerintah

yang harus dilakukan secara berkala dan terus-menerus. Pengawasan udaraambien selain dilakukan oleh peerintah, dapat dilakukan oleh pihak lain untukmengetahui kondisi kualitas udara yang sebenarnya. Pengawasan dilakukan dalamrangka pengendalian sebagai bagian rutinitas pengelolaan lingkungan secaraterpadu. Dengan demikian terjadinya kualitas udara ambien dapat diketahuisecara dini.

17. Penyusunan Perda Penghijauan/Perindang Jalan dan KotaPenyusunan perda penghijauan/perindang jalan dan kota sangat

diperlukan, hal ini memberikan jaminan atas terpeliharanya pohon perindang dikota, hal ini mengingat sering terjadinya pemotongan yang tidak dilakukan secarabaik dan benar. Sehingga banyak pohon penghijauan dan perindang jalan yangmengalami kerusakan lebih banyak disebabkan oleh manusia, sementara tindakanpenanaman pohon kembali masih kurang.

Karena lebih mengutamakan pendekatan sistem pangawasan, tanpamelihat kewenangan yang berkaitan dengan pengelolaan status badan jalan,maka akan lebih efektif dan efisien bila penyusunan Perda Penghijauan danPerindang Jalan dan Kota dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sekaligusdalam pelaksanaannya.

18. Sosialisasi Program Langit Biru bagi MasyarakatSosialiasi Program Langit Biru (PROLABIR) selain kepada dunia usaha juga

sangat perlu dilakukan kepada Masyarakat Umum. Karena Program Langit Birutidak saja berisikan program milik pemerintah semata, melainkan juga programyang juga menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat secara umum.

Upaya ini perlu dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan penafsiran bahwaProgram Langit Biru adalah program milik pemerintah yang pelaksanaannyamenjadi tanggung jawab pemerintah saja.

Untuk itu agar sosialisasi kepada masyarakat tepat sasaran dan tepatdalam pelaksanaannya, maka perlu ada koordinasi yang melibatkan banyak pihaksesuai dengan peran masing-masing.

19. Evaluasi Penataan Ruang Propinsi Daerah IstimewaYogyakarat

Penataan ruang merupakan kunci utama pengelolaan lingkungan secaraumum, agar ke depan fungsi penataan ruang berhasil dengan baik, makaterhadap penataan Ruang Propinsi yang sudah dilaksanakan selama ini perluditinjau kembali untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi saat ini.

Selambat-lambatnya pada tahun 2004 perlu segera mungkin evaluasiiterhadap peraturan dan pelaksanaan tentang penataan ruang yang sudah ada.Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat upaya pengendalian pencemaranudara yang berkaitan dengan indikasi meningkatnya bahan pencemar di udara.Evaluasi penataan ruang perlu dilakkan setiap tahun, guna menghindari adanyapenyimpangan dalam implementasinya.

20. Evaluasi Penataan Ruang Kabupaten/Kota

Page 16: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 bahwa PemerintahKabupaten/Kota kedudukannya tidak lagi dibawah Pemerintah Propinsi, namunmengingat kabupaten/Kota perlu tetap memperhatikan Penataan Ruang Propinsi.Penataan ruang lebih detail pelaksanaannya di Kabupaten/Kota sehinggamerupakan kunci utama pengelolaan lingkungan secara umum. Agar ke depanfungsi penataan ruang berhasil dengan baik, maka Penataan RuangKabupaten/Kota yang sudah ada perlu di evaluasi secara cermat.

Selambat-lambatnya pada tahun 2004 perlu segera mungkin evaluasiterhadap pengaturan dan pelaksanaan tentang penataan ruang serta selambatnyatahun 2007 Perda Penataan Ruang Kabupaten/Kota yang sudah ada perlu direvisi.Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat upaya pengendalian pencemaranudara yang berkaitan dengan indikasi meningkatnya bahan pencemar di udara.Evaluasi penataan ruang perlu dilakukan setiap tahun, guna menghindari adanyapenyimpangan dalam implementasinya.

21. Evaluasi Penataan Ruang KecamatanEvaluasi Tata Ruang Kecamatan merupakan tindak lanjut dari evaluasi

penataan ruang kabupaten/kota, langkah ini dilakukan untuk menghindariterjadinya ketidaksesuaian dalam implementasinya. Selambatnya tahun 2008Perda Penataan Ruang Kecamatan perlu untuk direvisi, sebagai penyesuaiandengan program kebijakan di atasnya.

Kecamatan merupakan wilayah yang tidak bersifat otonom, oleh karenakedudukannya terikat dengan kedudukan penataan ruang harus tetapmemperhatikan dengan pengaturan yang ada diatasnya.

22. Evaluasi Mutu Udara AmbienSebagai langkah untuk mengevaluasi program secara keseluruhan, maka

salah satunya adalah perlunya evaluasi udara ambien secara menyeluruh yangdilakukan secara bersama-sama oleh Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kotadengan melibatkan banyak sektor terkait.

Evaluasi dilakukan setiap tahun, dengan tujuan agar indikasi masuknyapolutan ke ekosistem udara bisa diketahui lebih dini. Baik dan buruknya mutuudara ambien merupakan tolok ukur berhasil tidaknya pengendalian pencemaranudra. Oleh karenanya evaluasi harus memberikan informasi yang jelas tentangpotensi pencemaran, upaya/tindakan pengendalian yang dilakukan dankeberhasilan / ketidakberhasilannya serta solusi untuk langkah berikutnya.

23. Penegakan Hukum Lalu LintasPelaksanaan kegiatan penegakan hukum yang berkaitan dengan lalu lintas

jalan walaupun sudah berjalan lama, namun demikian hal itu tetap perlu menjadibagian dari pelaksanaan program langit biru. Hal ini karena perkembanganpenggunaan sarana transportasi yang begitu besar, sehingga ketaatan hukum lalulintas perlu ditegakkan secara intensif. Karenanya konsistensi aparat penegakhukum (POLRI) dalam memberikan sanksi hukum bagi para pelanggar sangatdiperlukan. Selain daripada itu, PPNS-Perhubungan juga dituntut memainkanperannya dalam menertibkan pelanggaran undang-undang tersebut.

B. Tahap II (Tahun 2005)

Pelaksanaan Tahap II Program Langit Biru Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2005, meliputi beberapa kegiatan :

1. Inventaris Sumber Pencemar========== Program Kegiatan Lanjutan =========

Page 17: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

2. Sosialisasi Pemanfaatan Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

3. Pelatihan bagi Pengusaha Bengkel, Pengemudi dan Pengusaha AngkutanDalam Rangka pelaksanaan Program Langit Biru keterlibatan pengusaha

bengkel, pengemudi dan pengusaha angkutan cukup besar. Karena merekalahawal dari suatu pengertian tentang penggunaan kendaraan bermotor yang laikjalan (sesuai dengan kondisi motor yang baik).

Pengertian, pemahaman yang baik dan benar tentang keterpaduanprogram Langit Biru dengan tugas dan tanggung jawab yang mereka kerjakanmerupakan suatu nilai tersendiri dan memiliki arti lebih besar dalam ikut sertapengendalian pencemaran ilmu dan pengetahuan bagi mereka, juga diharapkanakan sampai pada tahap implementasi/penerapan.

4. Penyusunan Perda Pengendalian Pencemaran dari Sumber BergerakPelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 sebenarnya

merupakan salah satu bentuk pengendalian pencemaran udara, pemasalahan diPropinsi DIY yang berkaitan dengan kendaraan bermotor, bukan semata-mataberkaitan dengan masalah kelengkapan administrasi kendaraan danpengemudinya, melainkan adanya suatu pemikiran ketidakadilan atas banyaknyadan terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di wilayahPropinsi DIY sementara mereka bebas dari tanggung jawab dalam pembayaranpajak. Oleh karena pertimbangan atas hak dan kewajiban bagi setiap orang dalampengelolaan lingkungan hidup, maka perlu dibuat suatu aturan bagi kendaraanyang t idak wajib pajak tersebut berkaitan dengan upaya pengendalianpencemaran.

5. Sosialisasi Prolabir bagi Pengusaha Bengkel, Pengemudi dan Pengusaha Angkutan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

6. Penyediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

7. Pengawasan Emisi Gas Buang========== Program Kegiatan Lanjutan =========

8. Pembelian Insentif Pembelian Converter bagi Kendaraan Angkutan Umumberbahan Bakar Gas

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

9. Inovasi Teknologi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

10. Sosialisasi Program Langit Biru bagi Pengusaha Industri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

11. Pelatihan bagi Pengusaha IndustriDalam rangka pelaksanaan Program Langit Biru keterlibatan pengusaha

(industri) cukup besar. Pengertian, pemahaman yang baik dan benar tentangketerpaduan Program Langit Biru dengan tugas dan tanggung jawab yang merekakerjakan merupakan suatu nilai tersendiri dan memiliki arti lebih besar dalam ikutserta pengendalian pencemaran udara. Oleh karena itu melalui pendidkan dan

Page 18: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

pelatihan, selain meningkatkan ilmu dan pengetahuan mereka, juga diharapkanakan sampai pada tahap implementasi/penerapan.

12. Pembinaan Teknis Industri/PerusahaanBimbingan teknis di perusahaan perlu dilakukan, hal ini selain ditekankan

pada upaya pengendalian pencemaran, juga dalam rangka pembinaan teknissecara umum yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan perusahaan. Olehkarena kegiatan pengendalian perusahaan berkaitan dengan banyak kegiatan atauproses industri, maka diperlukan suatu pemahaman dan kesepakatan antaraperusahaan dengan pemerintah.

13. Pemasangan Filter Cerobong AsapKegiatan industri/perusahaan yang saat ini sudah beroperasi yang dalam

kegiatannya secara terus-menerus menghasilkan gas dan partikel, makaberkenaan dengan adanya Program Langit Biru wajib untuk melakukanpemasangan filter/saringan yang berfungsi menurunkan jumlah bahan pencemaryang dibuang ke lingkungan.

Karena proses pemasangan filter di perusahaan memerlukan waktu danbiaya, maka perlu bimbingan teknis serta pengertian yang benar hal tersebut.Langkah teknis ini perlu dibarengi dengan adanya penyiapan “lobang samping”yang diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap mutu emisi gas buang.

14. Pemasangan Penghisap Debu/PartikelKegiatan industri/perusahaan yang saat ini sudah beroperasi dalam

kegiatan secara terus menerus menghasilkan partikel dari dalam ruangan kerja,maka berkenaan dengan adanya Program Langit Biru perlu ada upaya untukmelakukan pemasangan alat penghisap debu/partikel yang berfungsi menurunkanjumlah bahan pencemar yang dibuang ke lingkungan.

Karena proses pemasangan alat penghisap debu di perusahaanmemerlukan waktu dan biaya, maka perlu bimbingan teknis serta pengertian yangbenar. Program ini wajib dilakukan baik semata-mata berkaitan dengan upayapengendalian pencemaran karena keluarnya debu ke lingkungan t idk daricerobong asap semata melainkan juga sebagai upaya perlindungan terhadaptenaga kerja yang ada di dalam lingkungan perusahaan (K3).

15. Pengawasan Industri (sumber tidak bergerak)========== Program Kegiatan Lanjutan =========

16. Sosialisasi Baku Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

17. Penataan Lalu Lintas Inter dan Antar Kabupaten/KotaSumber pencemar udara di Propinsi DIY paling besar bersumber dari

sumber bergerak (Kendaraan bermotor), karena potensinya cukup tinggi dan halitu berkaitan dengan menajemen transportasi, maka ke depan perlu suatu usahapenataan lalu lintas secara baik dan benar. Sehingga terjadinya stagnasi arus lalulintas pada suatu ruas dapat dihindari dan ditekan sekecil mungkin, dengan tetapmempertimbangkan aspek populasi kendaraan bermotor, prosentase kenaikanpopulasi kendaraan bermotor, daya tampung badan jalan serta faktor pendorong(aktivitas lain).

18. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Propinsi

Page 19: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

Dalam rangka memberikan filter dan atau penanggulangan pencemarandari kendaraan bermotor, maka perlu adanya upaya dan atau penanaman pohonperindang jalan. Langkah ini perlu dilakukan secepatnya mengingat semakinmenurunnya jumlah pohon perindang jalan yang ada di sepanjang jalan propinsidan jalan negara.

Agar pembuatan jalur hijau bisa terlaksanan dengan baik, maka perludiikuti dengan penyusunan aturan (perda) agar tanaman/penghijauan aman dariperusakan/penebangan oleh pihak-pihak tertentu. Agar dalam penyusunan danpelaksanaannya bisa menampung semua kepentingan, maka perlu ada koordinasisecara intensif, karena lingkup jalur hijau tidak hanya pada satu kabupaten/kota,melainkan semua propinsi juga harus melaksanakan hal ini.

Pada sisi lain keterlibatan instansi lingkungan sangat diperlukan dalam halpenyusunan aturan ini, karena aturan diperuntukkan tidak saja kepada upayapembuatan dan pemeliharaan jalur hijau yang bersifat baru melainkan adanyaupaya melindungi beberapa jenis pohon yang perlu dilindungi.

19. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Kabupaten/KotaDalam rangka memberikan filter dan atau penanggulangan pencemaran

dari kendaraan bermotor, maka perlu ada upaya dan atau penanaman pohonperindang jalan. Langkah ini perlu untuk dilakukan secepatnya mengingat semakinmenurunnya jumlah pohon perindang jalan yang ada di sepanjang jalankebupaten/kota.

20. Pengawasan Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

21. Penyusunan Perda Penghijauan/perindang jalan dan kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

22. Sosialisasi Program Langit Biru kepada masyarakat========== Program Kegiatan Lanjutan =========

23. Evaluasi Penataan Ruang propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta========== Program Kegiatan Lanjutan =========

24. Penyusunan Pedoman Teknisi Pemilihan Kuantias UdaraSetiap terjadi pencemaran lingkungan (pencemaran udara) maka langkah

yang harus ditempuh adalah memulihkan kualitas lingkungan. Bila pencemaran itudisebabkan dari satu sumber yang jelas, maka pemulihan lingkungan itu menjaditugas dan tanggung jawab kegiatan itu, namun bila yang terjadi adalah rusaknyalingkungan yang disebabkan oleh multi dan banyak sumber, maka pemerintahharus mengambil inisiatif untuk pemulihannya. Untuk itu perlu dibuat suatupedoman yang mempermudah upaya dan atau tindakan pemulihan lingkungan.

25. Evaluasi Penataan Ruang Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

26. Evaluasi Penataan Ruang Kecamatan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

27. Evaluasi Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

28. Penegakan Hukum Lalu Lintas (UU No. 14 tahun 1992)

Page 20: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

C. Tahap III (Tahun 2006)

Pelaksanaan Tahap III Program Langit B iru Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta tahun 2006, meliputi beberapa kegiatan :

1. Inventarisasi Sumber Pencemar========== Program Kegiatan Lanjutan =========

2. Sosialisasi Pemanfaatan Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

3. Pelatihan bagi Bengkel, Pengemudi dan Pengusaha Angkutan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

4. Sosialisasi Program Langit Biru bagi Bengkel, Pengemudi dan Pengusaha Angkutan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

5. Penyediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

6. Pengawasan Emis Gas Buang========== Program Kegiatan Lanjutan =========

7. Pemberian Insentif Pembelian Converter bagi Kendaraan Angkutan Umumberbagai gas

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

8. Inovasi Teknologi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

9. Sosialisasi Program Langit Biru bagi Pengusaha Industri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

10. Pelatihan Bagi Pengusaha Industri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

11. Pembinaan Teknisi Industri/Perusahaan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

12. Pemasangan filter Cerobong Asap========== Program Kegiatan Lanjutan =========

13. Pemasangan penghisap debu/partikel========== Program Kegiatan Lanjutan =========

14. Penyusunan Perda Pengendalian Pencemaran Sumber Tidak BergerakPelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1977 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup merupakan payung dari seluruh aturan yang berkaitan denganpengelolaan lingkungan hidup daerah. Mengingat arti penting dalam rangkapengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber tidak bergerak maka perludisusun perda yang mengatur pengendalian pencemaran sumber tidak bergerak.

Page 21: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

15. Pengawasan Industri (Sumber Tidak Bergerak)========== Program Kegiatan Lanjutan =========

16. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Propinsi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

17. Pembuatan Jalur Hijau jalan Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

18. Pembuatan Hutan KotaParu-paru kota sebagai filter dan penyegar udara bebas sangat penting

artinya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini mengingat semakinpadatnya pemukiman yang ada di wilayah kota, serta terus bertambahnya aktifitasmanusia yang tanpa disadari telah mempersempit ruang terbuka hijau sebagaiparu-paru kota. Untuk itu perlu dibuat suatu aturan yang jelas tentang luasminimal hutan kota, sebagai upaya pengelolaan lingkungan kota secara umum.

19. Pembuatan Perindang SekolahPerindang sekolah sebagai filter dan penyegar udara bebas sangat penting

artinya bagi lingkungan sekolah dalam turut serta memberikan suasana segardalam penyelenggaraan proses belajar mengajar. Sekolah sebagai tempat untukmenimba ilmu dan menciptakan kader bangsa yang memiliki kualitas ilmu yangtinggi serta membentuk perilaku dan budi pekerti para siswa, maka dengansendirinya sekolah harus bisa memberikan suasana yang teduh dan nyaman.Keberadaan perindang sekolah sangat diperlukan, sebagai upaya membuat danmenciptakan lingkungan yang teduh, segar dan sehat. Untuk itu perlu penyadaransekaligus mendorong pihak pengelola sekolah untuk bisa mengelola lingkungansekolah dengan baik tanpa harus meninggalkan fungsi utamanya.

20. Pembuatan Perindang Kampus Perguruan TinggiPerindang Kampus Perguruan Tinggi sebagai filter dan penyegar udara

bebas sangat penting artinya bagi lingkungan pendidikan dalam turut sertamemberikan suasana segar dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.Sebagaimana halnya di sekolah, kampus perguruan tinggi juga sebagai tempatuntuk menimba ilmu dan menciptakan kader bangsa yang memiliki kualitas ilmuyang tinggi serta membentuk perilaku dan budi pekerti para mahasiswa, makadengan sendirinya kampus harus bisa memberikan suasana yang teduh dannyaman.

Keberadaan perindang kampus perguruan tinggi sangat diperlukan,sebagai upaya untuk membuat dan menciptakan lingkungan yang teduh, segardan sehat. Untuk itu perlu upaya penyadaran sekaligus mendorong pihakpengelola perguruan tinggi untuk bisa mengelola lingkungan dengan baik tanpaharus meninggalkan fungsi utamanya.

21. Pembuatan Perindang Industri/Kawasan IndustriIndustri atau perusahaan sebagai sumber kegiatan yang potensi

menimbulkan pencemaran perlu ada suatu filter hidup yang berfungsi untukmengendalikan terjadinya pencemaran udara. Fungsi perindang industri selaindimaksudkan untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara juga diharapkanmampu memberikan kesejukan dan kenyamanan di lingkungan perusahaan. Untukitu perlu penyadaran dan kesadaran oleh penanggung jawab kegiatan dalampembuatan perindang industri.

Page 22: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

22. Pembuatan Perindang di Kawasan Cagar BudayaKawasan cagar budaya sebagai aset daerah yang memiliki nilai tinggi

sebagai warisan budaya bangsa, perlu upaya perlindungan dalam arti luas.Penanaman pohon perindang di kawasan cagar budaya merupakan langkahstrategis, karena sebagai penyejuk udara yang menambah indahnya lingkungancagar budaya juga akan bermanfaat mengandalkan terjadinya pencemaran udarayang timbul akibat adanya emisi gas buang kendaraan bermotor dari parapengunjung. Upaya ini tentu sangat erat kaitannya dengan telah ditetapkannyaBaku Mutu Udara Ambien melalui Keputusan gubernur Nomor 153 Tahun 2002yang juga mengatur tentang upaya perlindungan benda-benda cagar budaya.

23. Pembuatan perindang di Kawasan Perdagangan dan TerminalKawasan perdagangan dan terminal sebagai sumber kegiatan potensi

menimbulkan pencemaran perlu ada suatu filter hidup yang berfungsi untukmengendalikan terjadinya pencemaran udara. Fungsi pohon perindang selaindimaksudkan untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara juga diharapkanmampu memberikan kesejukan dan kenyamanan di lingkungan kawasanperdagangan dan terminal. Untuk itu perlu penyadaran oleh penanggung jawabkegiatan dalam pembuatan perindangan di kawasan perdagangan dan terminal.

24. Pembuatan Perindang Kantor Pemerintah dan SwastaPerindang kantor Pemerintah dan Kantor swasta sebagai filter dan

penyegar udara bebas sangat penting artinya bagi lingkungan kantor yangbersangkutan. Sebagaimana halnya di sekolah dan Kampus Perguruan Tinggi,kantor merupakan tempat kerja yang memerlukan suasana sejuk dan sehat, yangdiperuntukkan bagi semua karyawan yang berada di kantor tersebut. Sebagaitempat untuk bekerja dan menyusun kebijaksanaan makro dalam pembangunanserta membentuk perilaku dan budi pekerti bagi karyawan, maka dengansendirinya kantor harus bisa memberikan suasana yang teduh dan nyaman.

Keberadaan perindang kantor pemerintah/swasta sangat diperlukan,sebagai upaya untuk membuat dan menciptakan lingkungan yang teduh, segardan sehat. Untuk itu perlu upaya penyadaran sekaligus mendorong semua pihakdalam hal ini pemimpin instansi kantor untuk bisa mengelola lingkungan denganbaik tanpa harus meninggalkan fungsi utamanya.

25. Pengawasan Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

26. Sosialisasi Program Langit Biru========== Program Kegiatan Lanjutan =========

27. Evaluasi Penataan Ruang Propinsi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

28. Evaluasi Penataan Ruang Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

29. Evaluasi Penataan Ruang Kecamatan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

30. Evaluasi Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

31. Penegakan Hukum Lalu Lintas (UU No. 14 Tahun 1993)

Page 23: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

D. Tahap IV (Tahun 2007)

Pelaksanaan Tahap IV Program Langit Biru Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta Tahun 2007, meliputi beberapa kegiatan :

1. Inventarisasi Sumber Pencemar========== Program Kegiatan Lanjutan =========

2. Sosialisasi Pemanfaatan Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

3. Pelatihan Bagi Bengkel, Pengemudi, Dan Pengusaha Angkutan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

4. Penyediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

5. Pengawasan Emisi Gas Buang========== Program Kegiatan Lanjutan =========

6. Pemberian Insentif Pembelian Converter Bagi Kendaraan Angkutan UmumBerbahan Bakar Gas

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

7. Inovasi Teknologi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

8. Pelatihan Bagi Pengusaha Industri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

9. Pembinaan Teknis Industri/Perusahaan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

10. Pemasangan Filter Cerobong Asap/Debu========== Program Kegiatan Lanjutan =========

11. Pemasangan Penghisap Debu/Partikel========== Program Kegiatan Lanjutan =========

12. Pengawasan Industri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

13. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Propinsi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

14. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

15. Pembuatan Hutan Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

Page 24: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

16. Pembuatan Perindang Sekolah========== Program Kegiatan Lanjutan =========

17. Pembuatan Perindang Kampus Perguruan Tinggi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

18. Pembuatan Perindang Perusahaan/Kawasan Industsri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

19. Pembuatan Perindang Di Kawasan Cagar Budaya========== Program Kegiatan Lanjutan =========

20. Pembuatan Perindang Kantor Perdagangan/Terminal========== Program Kegiatan Lanjutan =========

21. Pembuatan Perindang Kantor Pemerintah Dan Swasta========== Program Kegiatan Lanjutan =========

22. Pengawasan Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

23. Sosialisasi Program Langit Biru Kepada Masyarakat========== Program Kegiatan Lanjutan =========

24. Evaluasi Penataan Ruang Propinsi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

25. Evaluasi Penataan Ruang Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

26. Evaluasi Penataan Ruang Kecamatan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

27. Evaluasi Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

28. Penegakan Hukum Lalu Lintas (UU No. 14 Tahun 1992)========== Program Kegiatan Lanjutan =========

E. Tahap V (Tahun 2008)

Pelaksanaan Tahap V Program Langit Biru Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta Tahun 2008, meliputi beberapa kegiatan :

1. Inventarisasi Sumber Pencemar========== Program Kegiatan Lanjutan =========

2. Sosialisasi Pemanfaatan Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

3. Penyediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas========== Program Kegiatan Lanjutan =========

Page 25: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

4. Pengawasan Emisi Gas Buang========== Program Kegiatan Lanjutan =========

5. Pemberian Insentif Pembelian Converter Bagi Kendaraan Angkutan UmumBerbahan Bakar Gas

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

6. Inovasi Teknologi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

7. Inventarisasi Sumber Pencemar Tidak Bergerak========== Program Kegiatan Lanjutan =========

8. Pembinaan Teknis Industri/Perusahaan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

9. Pemasangan Filter Cerobong Asap/Debu========== Program Kegiatan Lanjutan =========

10. Pemasangan Penghisap Debu/Partikel========== Program Kegiatan Lanjutan =========

11. Pengawasan Industri (sumber tidak bergerak)========== Program Kegiatan Lanjutan =========

12. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Propinsi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

13. Pembuatan Jalur Hijau Jalan Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

14. Pembuatan Hutan Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

15. Pembuatan Perindang Sekolah========== Program Kegiatan Lanjutan =========

16. Pembuatan Perindang Kampus Perguruan Tinggi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

17. Pembuatan Perindang Perusahaan/Kawasan Industsri========== Program Kegiatan Lanjutan =========

18. Pembuatan Perindang Di Kawasan Cagar Budaya========== Program Kegiatan Lanjutan =========

19. Pembuatan Perindang Kantor Perdagangan/Terminal========== Program Kegiatan Lanjutan =========

20. Pembuatan Perindang Kantor Pemerintah Dan Swasta========== Program Kegiatan Lanjutan =========

21. Pengawasan Mutu Udara Ambien

Page 26: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

========== Program Kegiatan Lanjutan =========

22. Sosialisasi Program Langit Biru Kepada Masyarakat========== Program Kegiatan Lanjutan =========

23. Evaluasi Penataan Ruang Propinsi========== Program Kegiatan Lanjutan =========

24. Evaluasi Penataan Ruang Kabupaten/Kota========== Program Kegiatan Lanjutan =========

25. Evaluasi Penataan Ruang Kecamatan========== Program Kegiatan Lanjutan =========

26. Evaluasi Mutu Udara Ambien========== Program Kegiatan Lanjutan =========

27. Penegakan Hukum Lalu Lintas (UU No. 14 Tahun 1992)========== Program Kegiatan Lanjutan =========

Uraian detail sebagaimana tersebut merupakan suatu acuan dapat melaksanakansetiap program kegiatan sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan dandisepakati.

Jabaran lebih lengkap tentang urutan prioritas dan pelaksanaan tahap demi tahapProgram Langit Biru Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana termuat dalammatrik pada halaman berikut.

Page 27: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

MATRIK PROGRAM LANGIT BIRUPROPINSI DAERAHISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2004 – 2008

NO. PROGRAM SUB PROGRAM KEGIATAN TARGET 5 TAHUN2004 2005 2006 2007 2008

PELAKSANAN /INSTANSI

LOKASI SUMBERDANA

INDIKATOR EVALUASIPROGRAM

1 PengendalianPencemaranUdara

a. PencegahanPencemaran

a.1. SumberBergerak

a.1.1. Penetapan Emisi Gas buang xxxx - Bapepeda DIY Se DIY APBD I Mentapkan Bakumutu Emisi Gasbuang

TIM

a.1.2. Inventarisasi sumberpencemar

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Kabupaten/Kota- Badedalda DIY- Dishub DIY

Kab/kota Se DIYSe DIY

APBD IIAPBD IAPBD I

Tersedianya datakegiatan sumberpencemarbergerak

TIM

a.1.3. Sosialisasi pemanfaatan bahanbakar gas

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Badedalda DIY- Disperindag DIY- Dishub DIY- Kabupaten/Kota- LSM

Se DIYSe DIYSe DIYKab/KotaSe DIY

APBD IAPBD IAPBD IAPBD IISwadana

Tersosialisasinyapemanfaatanbahan bakar gasuntuk kendaraanbermotor

TIM

a.1.4. Revisi Perda Propinsi DaerahIstimewa Yogyakarta Nomor10 Tahun 2001

xxxx - Dishub DIY Se DIY APBD I Tersusunnyakembali Perdatentang Penyl.Angk. Org di jalandgn Kendaranumum

TIM

a.1.5. Pelatihan bagi bengkel,pengemudi dan pengusahaangkutan

xxxx xxxx xxxx - Diperindag DIY- Dishub DIY- Kabupaten/Kota- Organda- LSM

Se DIYSe DIYKab/KotaSe DIYSe DIY

APBD IAPBD IAPBD IISwadanaSwadana

Terlatihnya parapengusahabengkel, angkutandan pengemudi

TIM

a.1.6. Penyusunan PerdaPengendalian PencemaranUdara Sumber Bergerak

xxxx - Badedalda DIY Se DIY APBD I Tersusunnya perdapengendalianpencemaran udara

a.1.7. Sosialisasi Program Langit Birubagi pengusaha bengkel,pengemudi dan pengusahaangkutan

xxxx xxxx xxxx - Disperindag DIY- Dishub DIY- Kabupaten/Kota- Organda- LSM

Se DIYSe DIYKab/KotaSe DIYSe DIY

APBD IAPBD IAPBD IISwadanaSwadana

Tersampaikannyainformasi ProgramLangit Biru kepadapara pengusaha

TIM

Page 28: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

a.1.8. Penyediaan stasiun PengisianBahan bakar gas

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Organda- LSM- Dunia Usaha- kabupaten/kota

Se DIYSe DIYSe DIY Kab/Kota

SwadanaSwadanaSwadanaAPBD II

TerbangunnyaSPBG di wilayahpropinsi DIYsecara merata

TIM

a.1.9. Pengawasan Emisi gas buang xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Dishub DIY- Bapedalda DIY- Kabupaten/kota- Pengusaha

angkutan

cccBaseCamp

APBD IAPBD IAPBD IISwadana

Terawasinya emisigas buangkendaraanbermotor secaraberkala

TIM

a.1.10. Pemberian insentif pembelianconverter bagi kendaraanangkutan umum berbahanbakar gas

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Dishub DIY- LSM- Dunia Usaha

Se DIYSe DIYSe DIY

APBD ISwadanaSwadana

Tersedianya danainsentif bagikendaraanbermotor pemakaibahan bakar gas

TIM

a.1.11 Inovatif Teknologi xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - LSM- Dunia Usaha- Litbang PT

Se DIYSe DIYSe DIY

SwadanaSwadanaSwadana

Tersosialisasinyapenggunaanteknologi ramahlingkungan

TIM

a.2. Sumbertidakbergerak

a.2.1. Penetapan emisi gas/partikelsumber tidak bergerak

xxxx - Bapedalda DIY Se DIY APBD I Tersusunnya bakuEmisi Mutu

TIM

a.2.2. Sosialisasi Prolabir bagipengusaha

xxxx xxxx xxxx - Disperindag DIY- Bapedalda DIY- Kabupaten/kota

Se DIYSe DIYKab/Kota

APBD IAPBD IAPBD Ii

Tersampaikannyainformasi programlangit biru kepadapengusaha

TIM

a.2.3. Inventarisasi sumberpencemar tidak bergerak

xxxx xxxx - Kabupaten/kota- Bapedalda DIY- Disperindag DIY

Kab/KotaSe DIYSe DIY

APBD IIAPBD IAPBD I

Tersedianya datakegiatan sumberpencemar tidakbergerak

TIM

a.3.4. Pelatihan bagi pengusaha xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Disperindag DIY- Kabupaten/kota- LSM

Se DIYSe DIYKab/KotaSe DIY

APBD IAPBD IAPBD IISwadana

Terlatihnya parapengusaha

TIM

a.2.5. Pembinaan Teknis Industri/Perusahaan

xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Disperindag DIY- Kabupaten/kota

Se DIYSe DIYKab/Kota

APBD IAPBD IAPBD II

Terlatihnya parapengusaha dalampengendalianpencemaran

TIM

a.2.6. Pemasangan Filter cerobongasap/debu

xxxx xxxx xxxx xxxx - Pengusaha/Penanggungjawab kegiatan

Perusahaan

Swadana Terpasangnyafilter cerobongasap pada industri

TIM

a.2.7. Pemasangan penghisap debu /partikel

xxxx xxxx xxxx xxxx - Pengusaha/Penanggungjawab kegiatan

Perusahaan

Swadana Terpasang alatpenghisap deburuangan padaindustri

TIM

Page 29: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

a.2.8. Pemasangan penghisapcerobong debu/partikel

xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY Perusahaan

Swadana Tersusunnya Perdapengendalianpencemaran bagikegiatan sumbertidak bergerak

TIM

a.2.9. Pengawasan Industri xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Kabupaten/kota- LSM- Masyarakat- Pengusaha /

PenanggungJawab Kegiatan

Se DIYSe DIYKab/KotaSe DIYSetempatPerusahaan

APBD IAPBD IAPBD IISwadanaSwadanaSwadana

Terawasinyakegiatan darisumber tidakbergerak

TIM

b. Penanggula- nganPencemaran

b.1. Penetapan Lokasi TitikPemantauan Udara Ambien

xxxx - Bapedalda DIY- Bapedald/

Kapedal

Se DIYKab/Kota

APBD IAPBD II

Disepakatinyaloaksi titik Pantau

TIM

b.2. Sosialisasi baku mutu udaraambien

xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Kabupaten/kota- LSM

Se DIYKab/KotaSe DIY

APBD IAPBD IISwadana

Tersampaikannyainformasi bakumutu udaraambien

TIM

b.3. Penataan lalu lintas inter danantar kabupaten/kota

xxxx - Kabupaten/kota- Dishub DIIY

TransLintasKab/kota

APBD I Tertatanya alurlintas secara baik

TIM

b.4. Pembuatan jalur hijau pada jalanpropinsi

xxxx xxxx xxxx xxxx - Doskimpraswil Jalannegaradanpropinsi

APBD I Terciptanya jalurhijau pada jalanpropinsi

TIM

b.5. Pembuatan jalur hijau pada jalankabupaten/kota

xxxx xxxx xxxx xxxx - Kabupaten/kota JalanKab/Kota

APBD II Terciptanya jalurhijau pada jalankabupaten/kota

TIM

b.6. pembuatan hutan kota xxxx xxxx xxxx - Kabupaten/Kota Kab/Kota APBD II Terciptanya hutankota

TIM

b.7. pembuatan perindang sekolah xxxx xxxx xxxx - Disdik DIY- Kabupaten/kota- sekolah

Se DIYKab/KotaSekolah

APBD IAPBD IISwadana/Bantuan

Terciptanyaperindang sekolah

TIM

b.8. Pembuatan perindang kampusperguruan tinggi

xxxx xxxx xxxx - KOPERTIS IV- Kabupaten/kota- PTS ybs- PTN ybs

Se DIYKab/KotaKampusKampus

APBNAPBD IISwadanaSwadana

Terciptanyaperindang kampusPT

TIM

b.9. Pembuatan perindangperusahaan/kawasan industri

xxxx xxxx xxxx - Disperindag DIY- Kabupaten/kota- Penanggung

jawab

KawasanKawasanIndustri

APBD IAPBD IISwadana

Terciptanyaperindang dikawasanperusahaan

TIM

Page 30: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

b.10. Pembuatan perindang dikawasan cagar budaya

xxxx xxxx xxxx - Disbudpar DIY- Kabupaten/kota

KawasanKawasan

APBD IAPBD II

Terciptanyaperindang dikawasan cagarbudaya

TIM

b.11. Pembuatan perindang dikawasan perdagangan danterminal

xxxx xxxx xxxx - Dishub DIY- Disperindag DIY- Kabupaten/Kota- Penanggung

jawab

KawasanKawasanKawasanPerusahaan

APBD IAPBD IAPBD IISwadana

Terciptanyaperindang dikawasanperdagangan danterminal

TIM

b.12. Pembuatan Perindang KantorPemerintah dan Swasta

xxxx xxxx xxxx - Kantor Ybs LingkunganKantor

Swadana Terciptanyaperindang dilingkungan kantorsetempat

TIM

b.13. Pengawasan mutu udaraambien

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Kabupaten/kota- LSM- Masyarakat

Titik SentraKab/KotaSe DIYSetempat

APBD IAPBD IISwadanaSwadana

Termonitornyamutu udaraambien

TIM

b.14. Penyusunan Perda Penghijauan/ Perindang Jalan dan Kota

xxxx xxxx - Kabupaten/kota Kab/Kota APBD II Tersusunnya Perdapenghijauan danPerindang kota

TIM

b.15. Sosialisasi Program Langit Birukepada masyarakat

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Kabupaten/kota- LSM- Masyarakat

Titik SentraKab/KotaSe DIYSetempat

APBD IAPBD IISwadanaSwadana

Termonitornyamutu udaraambien

TIM

c. PemulihanKualitasudara

c.1. Evaluasi Penataan RuangPropinsi Daerah IstimewaYogyakarta

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY Se DIY APBD I Terkendaliannyainformasi ProgramLangit biru secaraluas

TIM

c.2. Penyusunan Pedoman TeknisPemulihan Kualitas Air

xxxx - Bapedalda DIY Se DIY APBD I Tersusunnyaperaturan tentangtata carapemulihanlingkungan

TIM

c.3. Evaluasi Penataan Ruangkabupaten/Kota

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Kabupaten/kota Kab/Kota APBD II Terkendaliannyapemanfaatansesuai denganperuntukannya

TIM

c.4. Evaluasi Penataan ruangKecamatan

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Kabupaten/kota Kab/Kota APBD II Terkendaliannyapemanfaatansesuai denganperuntukannya

TIM

Page 31: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

c.5. Evaluasi Mutu Udara Ambien xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - Bapedalda DIY- Puslit PT

Se DIY APBD I Tersusunnya hasilanalisa kualitatifmutu udaraambien

TIM

c.6. Pelaksanaan Undang-UndangNo. 14 Tahun 1992

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx - POLRI- PPNS Diphub

Se DIY APBN TerlaksananyaPenegakah HukumLalu Lintas

TIM

Page 32: KEP GUBERNUR NO 182 TH 2003 - Dinas Lingkungan Hidup .... Gub... · Pasal 3 Program Langit Biru bertujuan : a. Terciptanya mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang

BAB IV PENUTUP

Program Langit Biru Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang disusun untukjangka waktu 5 (llima) tahun dan pelaksanaannya secara bertahap, memerlukan faktorpencermatan khusus serta koordinasi secara terus menerus. Hal ini tentu tidak lepasdengan keterikatan program yang saling berkaitan dan melibatkan banyak peran/sektor.

Sebagai suatu dokumen program yang berisi tentang banyak hal, selain sebagaisuatu bentuk kesepakatan bersama sekaligus merupakan instrumen pengendalianpencemaran udara yang dipakai sebagai acuan pelaksanan kegiatan-kegiatan.Mengingat status dokumen program yang cukup penting karena menjabarkan banyak haltentang rencana ke depan, maka peran dari setiap penanggung jawab kegiatanmenjadi penentu keberhasilan dalam pelaksanaannya.

Program Langit Biru Propinsi Istimewa Yogyakarta Tahun 2004 – 2008 akan lebihbermakna selain sebagai acuan/pedoman, maka juga memerlukan penjabaran lebih lanjutakan pengertian dan peran serta dari masing-masing penanggung jawab baik pemerintah,dunia usaha, masyarakat maupun pihak lain yang berkepentingan.Oleh karenanya, pemikiran, pemahaman, perencanaan, pengorganisasian,pengkoordinasian pelaksanaan serta pengawasan menjadi satu kesatuan sebagai wujudnyata dari pengertian pengelolaan lingkungan hidup.

GUBERNURDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HAMENGKU BUWONO X