kenyamanan hutan kota linara berbasis …digilib.unila.ac.id/24862/3/skripsi tanpa bab...

50
KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS KERAPATAN VEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG (Skripsi) Oleh MARIA IMMACULATA C. DWI SULISTYANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: lydiep

Post on 18-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS KERAPATANVEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTA

METRO PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

MARIA IMMACULATA C. DWI SULISTYANA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

ABSTRACT

THE CONVENIENCE OF LINARA URBAN FOREST BASED ONVEGETATION DENSITY, MICROCLIMATE AND PUBLIC

PERCEPTION IN METRO CITY LAMPUNG PROVINCE

By

Maria Immaculata C. Dwi Sulistyana

The urban forest is part of green public open space which is formed by trees

alliance that affect the temperature and humidity and reduce the wind speed so can

provide convenience for the surrounding population. The aims of this research

were to identify the species of the trees, to know comfort level based on THI and

public perception. Trees vegetation data inside urban forest were collected by

census methods, temperature and humidity data were collected by measurement.

Perception data were collected through interview using questionnaire. Descriptive

analysis was used to analyze the trees vegetation and also visitors’ perception.

The comfort level was analyzed by using Nieuwolt’s comfort index. The results

showed the influence of the density of vegetation to temperature and humidity that

affected the level of comfort. The dense canopy area had the air temperature at

29,43oC and humidity at 78,02%. The rare canopy area had the air temperature at

30,49oC and humidity at 75,23%. Based on the THI index, Linara Urban Forest

Page 3: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

Maria Immaculata C. Dwi Sulistyana

was classified uncomfortable with values >26. The perception of visitors to the

Linara Urban Forest was in comfort categories.

Key words: the comfort level, urban forest, vegetation’s density.

Page 4: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

ABSTRAK

KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS KERAPATANVEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTA

METRO PROVINSI LAMPUNG

Oleh

Maria Immaculata C. Dwi Sulistyana

Hutan kota merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yang

terbentuk dari persekutuan vegetasi pohon yang mempengaruhi suhu dan

kelembaban dan mengurangi kecepatan angin sehingga dapat memberikan

kenyamanan bagi penduduk di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan

mengidentifikasi jenis pohon penyusun hutan kota serta mengetahui tingkat

kenyamanan berbasis Temperature Humidity Index (THI) dan persepsi

masyarakat. Data vegetasi pohon dikumpulkan dengan metode sensus terhadap

pohon di hutan kota, data suhu dan kelembaban udara dikumpulkan dengan

pengukuran. Data persepsi pengunjung dikumpulkan dengan wawancara

menggunakan kuesioner. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis

vegetasi pohon dan persepsi pengunjung. Analisis tingkat kenyamanan

menggunakan indeks kenyamanan THI dari persamaan Nieuwolt. Hasil

identifikasi vegetasi pohon menunjukkan adanya pengaruh kerapatan vegetasi

terhadap suhu dan kelembaban udara yang mempengaruhi tingkat kenyamanan.

Page 5: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

Maria Immaculata C. Dwi Sulistyana

Lokasi tajuk rapat memiliki suhu rata-rata sebesar 29,43oC dan kelembaban udara

rata-rata sebesar 78,02%. Lokasi tajuk jarang mempunyai suhu rata-rata sebesar

30,49oC dan kelembaban udara rata-rata sebesar 75,23%. Berdasarkan indeks

THI Hutan Kota Linara tergolong tidak nyaman dengan nilai >26. Persepsi

pengunjung terhadap kenyamanan Hutan Kota Linara termasuk kategori nyaman.

Kata kunci: hutan kota, kerapatan vegetasi, tingkat kenyamanan.

Page 6: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS KERAPATAN

VEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTA

METRO PROVINSI LAMPUNG

Oleh

MARIA IMMACULATA C. DWI SULISTYANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 7: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi
Page 8: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi
Page 9: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 1 Januari 1993,

sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Andreas Sutrisno

dan Ibu Maria Magdalena Endah Trisnowati. Jenjang

pendidikan penulis dimulai di SD Xaverius Metro pada

tahun 1999 dan selesai pada tahun 2005. Selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Xaverius Metro dan selesai pada tahun

2008. Setelah itu melanjutkan ke SMA Negeri 1 Metro diselesaikan tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Lampung melalui jalur undangan program Strata 1 (S1) dan mengambil jurusan

Kehutanan.

Pada bulan Agustus-September 2014 penulis melaksanakan Praktik Umum di

Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Nglobo, Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Cepu Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Kemudian

pada bulan Januari-Februari 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Tematik di Kabupaten Tanggamus.

Page 10: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

“Kenyamanan Hutan Kota Linara Berbasis Kerapatan Vegetasi, Iklim Mikro dan

Persepsi Masyarakat di Kota Metro Provinsi Lampung” sebagai syarat untuk

mencapai gelar sarjana kehutanan.

Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, maka

adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S. selaku Pembimbing I, atas

kesediaannya memberi bimbingan, motivasi, saran, dan kritik dalam proses

penyusunan skripsi.

2. Ibu Rusita, S.Hut., M.P. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya memberi

bimbingan, motivasi, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si. selaku Pembahas, atas kritik dan saran

untuk perbaikan skripsi, kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi.

4. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Page 11: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

ii

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis

mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan

skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa berakhirnya masa studi ini

adalah awal dari perjuangan panjang untuk menjalani kehidupan yang

sesungguhnya. Sedikit harapan semoga karya ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua.

Bandar Lampung, Oktober 2016Penulis,

Maria Immaculata C. Dwi Sulistyana

Page 12: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 11.2. Perumusan Masalah.................................................................... 31.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 31.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 31.5. Kerangka Pemecahan Masalah................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6

2.1. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sebagai Ruang Publik ................. 62.2. Hutan Kota.................................................................................. 72.3. Fungsi Hutan Kota...................................................................... 72.4. Hubungan Vegetasi dan Iklim Mikro ......................................... 82.5. Iklim Mikro ................................................................................ 9

2.5.1 Suhu Udara........................................................................ 92.5.2 Kelembaban Relatif Udara................................................ 10

2.6. Kenyamanan .............................................................................. 102.7. Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan ................................. 122.8. Persepsi....................................................................................... 13

III. METODE PENELITIAN.................................................................. 15

3.1. Waktu Dan Tempat..................................................................... 153.2. Objek Dan Alat ........................................................................... 153.3. Jenis Data.................................................................................... 153.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 163.5. Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 20

Page 13: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

iv

HalamanIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN............................. 22

4.1. Sejarah Hutan Kota Linara ......................................................... 224.2. Letak dan Luas............................................................................ 224.3. Kondisi Fisik Kawasan............................................................... 234.4. Geologi dan Tanah...................................................................... 234.5. Iklim dan Curah Hujan ............................................................... 244.6. Flora dan Fauna .......................................................................... 244.7. Fungsi dan Manfaat .................................................................... 254.8. Fasilitas....................................................................................... 254.9. Karakteristik Responden............................................................. 25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 29

5.1. Jenis Pohon Penyusun Hutan Kota Linara ................................. 295.2. Suhu Udara ................................................................................. 325.3. Kelembapan Relatif Udara (RH) ................................................ 335.4. Tingkat Kenyamanan Hutan Kota Linara................................... 35

5.4.1 Tingkat Kenyamanan Hutan Kota Linara BerbasisTHI.................................................................................. 35

5.4.2 Tingkat Kenyamanan Hutan Kota Linara BerbasisPersepsi Masyarakat ....................................................... 37

VI. SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 40

6.1. Simpulan..................................................................................... 406.2. Saran .......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 42

LAMPIRAN............................................................................................... 46

Tabel 8-23 ................................................................................................... 46-50Hasil perhitungan THI................................................................................. 51Kuesioner .................................................................................................... 52-53Gambar 6-11................................................................................................ 54-56

Page 14: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan........................................ 12

2. Persentase responden berdasarkan zona asal pengunjung ............... 26

3. Persentase responden berdasarkan kondisi sosial ekonomi............. 26

4. Jenis pohon, bentuk tajuk, jumlah, kerapatan, dan luas tajukdi area tajuk rapat Hutan Kota Linara.............................................. 29

5. Jenis pohon, bentuk tajuk, jumlah, kerapatan, dan luas tajukdi area tajuk jarang Hutan Kota Linara............................................ 31

6. Indeks kenyamanan THI Hutan Kota Linara................................... 35

7. Persepsi pengunjung terhadap kenyamanan Hutan Kota Linara ..... 37

8. Hasil pengamatan suhu udara pagi hari di area tajuk rapatHutan Kota Linara ........................................................................... 46

9. Hasil pengamatan suhu udara siang hari di area tajuk rapatHutan Kota Linara ........................................................................... 46

10. Hasil pengamatan suhu udara sore hari di area tajuk rapatHutan Kota Linara ........................................................................... 46

11. Hasil pengamatan suhu udara pagi hari di area tajuk jarangHutan Kota Linara ........................................................................... 47

12. Hasil pengamatan suhu udara siang hari di area tajuk jarangHutan Kota Linara ........................................................................... 47

13. Hasil pengamatan suhu udara sore hari di area tajuk jarangHutan Kota Linara ........................................................................... 47

14. Hasil pengamatan kelembaban udara pagi hari di areatajuk rapat Hutan Kota Linara ......................................................... 48

Page 15: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

vi

Halaman

15. Hasil pengamatan kelembaban udara siang hari di areatajuk rapat Hutan Kota Linara ........................................................ 48

16. Hasil pengamatan kelembaban udara sore hari di areatajuk rapat Hutan Kota Linara ........................................................ 48

17. Hasil pengamatan kelembaban udara pagi hari di areatajuk jarang Hutan Kota Linara ....................................................... 49

18. Hasil pengamatan kelembaban udara siang hari di areatajuk jarang Hutan Kota Linara ....................................................... 49

19. Hasil pengamatan kelembaban udara sore hari di areatajuk jarang Hutan Kota Linara ....................................................... 49

20. Suhu udara rata-rata selama 15 hari pengukurandi Hutan Kota Linara area tajuk rapat.............................................. 50

21. Kelembaban udara rata-rata selama 15 hari pengukurandi Hutan Kota Linara area tajuk rapat ............................................. 50

22. Suhu udara rata-rata selama 15 hari pengukuran diHutan Kota Linara area tajuk jarang ............................................... 50

23. Kelembaban udara rata-rata selama 15 hari pengukurandi Hutan Kota Linara area tajuk jarang ........................................... 50

Page 16: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemecahan masalah.................................................... 5

2. Foto udara lokasi Hutan Kota Linara Metro ............................... 17

3. Suhu udara rata-rata Hutan Kota Linara ..................................... 32

4. Kelembaban udara (RH) rata-rata Hutan Kota Linara ................ 34

5. Diagram tingkat kenyamanan Hutan Kota Linara ...................... 39

6. Pengukuran suhu dan kelembaban udara di Hutan KotaLinara Metro ............................................................................... 54

7. Pohon bidara (Ziziphus jujuba) di Hutan Kota Linara Metro ..... 54

8. Pohon ketapang (Terminalia cattappa) diHutan Kota Linara Metro............................................................ 55

9. Fasilitas lampu taman di Hutan Kota Linara. ............................. 55

10. Plang Hutan Kota Linara Metro.................................................. 56

11. Fasilitas bangku taman di Hutan Kota Linara Metro.................. 56

Page 17: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan fisik di perkotaan yang semakin meningkat menyebabkan me-

nurunnya ruang terbuka hijau. Pembangunan fisik seperti permukiman penduduk,

perkantoran, pusat perbelanjaan di perkotaan sejatinya ditujukan untuk memberi-

kan kemudahan bagi manusia dalam menjalani hidup. Namun dengan semakin

meningkatnya pembangunan tersebut, keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) atau

ruang-ruang kosong yang ditumbuhi pepohonan menjadi berkurang dan berpe-

ngaruh pada ketidakseimbangan ekosistem, seperti berkurangnya tempat peresap-

an air, meningkatnya suhu udara, pemanasan global, kekeringan dan polusi yang

berakibat menurunnya kualitas lingkungan. Selain masalah ketidakseimbangan

lingkungan, masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi alam juga men-

jadi masalah yang diakibatkan oleh kurangnya RTH di perkotaan.

Penyelenggaraan RTH di perkotaan sangat penting karena memiliki fungsi

ekologis, sosial budaya, ekonomi dan estetika. Ahmad dkk. (2012) berpendapat

bahwa RTH berperan sebagai pengatur iklim mikro dapat menurunkan suhu

permukaan yang secara langsung berpengaruh terhadap sebaran suhu udara dan

dapat meningkatkan kenyamanan hidup masyarakat.

Page 18: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

2

Kota Metro memiliki ruang terbuka hijau (RTH) publik seluas 14% menyebabkan

kurangnya kenyamanan lingkungan karena meningkatnya suhu udara di Kota

Metro (Putra, 2014). Kondisi tersebut menuntut Pemerintah Kota mengadakan

upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang salah satunya adalah dengan pengelo-

laan hutan kota. Hutan kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau

yang ditumbuhi vegetasi berkayu (pepohonan) di wilayah perkotaan. Unsur

vegetasi yang dominan di dalamnya membantu memperbaiki iklim di sekitarnya

dan memperindah lingkungan. Vegetasi pembentuk hutan mempengaruhi kondisi

atmosfer setempat yaitu mampu menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban

udara dan juga mengurangi kecepatan angin (Martopo dkk, 1995). Hutan kota

juga dapat dijadikan tempat rekreasi atau ruang publik karena fungsi lansekap

sosial yang dimilikinya. Hutan kota menjadi solusi masalah kurangnya kenya-

manan lingkungan di perkotaan akibat kurangnya RTH.

Hutan Kota Linara merupakan bagian dari ruang terbuka hijau di Kota Metro yang

dipertahankan keberadaannya untuk mengatasi permasalahan lingkungan kota.

Keberadaan hutan kota ini merupakan komponen penting dalam mempertahankan

kenyamanan kota bagi penduduknya melalui fungsi pembentuk iklim mikro kota

dan lansekap walaupun kapasitasnya terbatas. Hutan kota ini tidak hanya dapat

difungsikan sebagai recharge area tetapi juga digunakan sebagai ruang publik

yang berbasis pelestarian lingkungan. Ruang publik yang baik harus nyaman

dengan didukung fasilitas yang ada di dalamnya sehingga meningkatkan produk-

tivitas pengunjung. Berdasarkan keterangan tersebut, perlu dilakukan penelitian

pada Hutan Kota Linara Metro bagaimana vegetasi membentuk iklim mikro yang

Page 19: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

3

mempengaruhi kenyamanan pengunjung dan bagaimana persepsi masyarakat

terhadap hutan kota sebagai ruang terbuka hijau publik.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Perlu mengetahui hutan kota sebagai bagian RTH yang mempengaruhi iklim

mikro kota.

2. Perlu mengetahui tingkat kenyamanan hutan kota sebagai ruang publik bagi

masyarakat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi vegetasi pohon penyusun Hutan Kota Linara yang meliputi

jenis, kerapatan, luas tajuk, dan bentuk tajuk.

2. Mengetahui tingkat kenyamanan Hutan Kota Linara berdasarkan indeks

kenyamanan Temperature Humidity Index (THI) serta persepsi masyarakat

terhadap kenyamanan hutan kota.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bahan referensi bagi peneliti lain khususnya objek yang sama pada tempat dan

waktu yang berbeda.

2. Sebagai referensi dan sajian informasi bagi stakeholder tentang kondisi ruang

terbuka hijau di Kota Metro.

Page 20: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

4

1.5 Kerangka Pemecahan Masalah

Hutan Kota Linara merupakan bagian dari RTH publik yang ada di Kota Metro.

Hutan kota dengan luasan yang terbatas tersebut berfungsi sebagai pengatur iklim

mikro (suhu dan kelembaban udara) di sekitarnya dan sebagai tempat rekreasi.

Iklim mikro yang terbentuk merupakan hasil dari kerimbunan pepohonan yang

mempengaruhi suhu dan kelembaban udara di dalamnya. Tajuk pohon yang

membentuk kanopi akan menciptakan keteduhan di bawahnya. Semakin rapat

tajuk pohon maka radiasi matahari semakin tereduksi, suhu udara di bawah pohon

menjadi rendah dan terasa sejuk, dengan demikian kerapatan tajuk sangat penting

dalam menyatakan lingkungan yang nyaman. Sebagai ruang terbuka hijau publik,

RTH hutan kota ini seharusnya memiliki fasilitas pendukung lain yang dapat

memberikan kenyamanan bagi pengunjung hutan kota.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi vegetasi pohon penyusun Hutan Kota

Linara yang meliputi jenis, kerapatan, luas tajuk, dan bentuk tajuk, lalu

mengetahui tingkat kenyamanan Hutan Kota Linara berdasarkan indeks

kenyamanan Temperature Humidity Index (THI) serta persepsi masyarakat

terhadap kenyamanan hutan kota. Analisis kenyamanan berdasarkan suhu dan

kelembaban dengan indeks kenyamanan/THI. Analisis persepsi masyarakat

terhadap kenyamanan dilakukan secara deskriptif agar mudah diinterpretasikan.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kenyamanan Hutan Kota Linara Metro serta

manfaatnya. Bagan kerangka pemecahan masalah disajikan dalam Gambar 1.

Page 21: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

5

Gambar 1. Kerangka pemecahan masalah.

THI

Tingkat kenyamananlingkungan

Persepsimasyarakat

Suhu dankelembaban udara.

Analisis data

Kategori kenyamanan :1. Nyaman;2. Sedang;3. Tidak nyaman.

Identifikasi pohon

Iklim mikro

Hutan Kota Linara kapasitas terbatas

Peningkatan pengelolaanRTH hutan kota Linara

Page 22: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai Ruang Publik

Hakim (2004) mendefinisikan ruang terbuka hijau (green open space) yang

selanjutnya disebut RTH sebagai bagian dari ruang terbuka dalam kota yang

pemanfaatannya lebih bersifat terbuka yang didominasi oleh tanaman yang

tumbuh secara alami maupun budi daya seperti lahan pertanian, pertamanan,

perkebunan dan lainnya. RTH mempunyai fungsi utama yaitu fungsi ekologis,

sosial budaya, ekonomi dan estetika (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05

Tahun 2008). Fungsi ekologis, RTH memiliki peran sebagai pengatur iklim

mikro yaitu menurunkan suhu permukaan yang secara langsung berpengaruh

terhadap sebaran suhu udara dan dapat meningkatkan kenyamanan hidup

masyarakat (Ahmad dkk, 2012).

Secara sosial budaya keberadaan RTH berfungsi sebagai ruang interaksi sosial

dan sarana rekreasi masyarakat khususnya di perkotaan. RTH yang menjalankan

fungsi tersebut disebut RTH publik. RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan

dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk

kepentingan masyarakat secara umum misalnya taman kota, hutan kota, lapangan

olahraga, taman hutan raya, kebun binatang dan sebagainya (Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2008).

Page 23: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

7

2.2 Hutan Kota

Fandeli (2004) menyebutkan hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi

pohon yang mampu menciptakan iklim mikro dan lokasinya di perkotaan atau

dekat kota yang memiliki manfaat berupa manfaat lingkungan yang terdiri atas

konservasi iklim mikro, keindahan, serta konservasi flora dan kehidupan liar.

Zoer’aeni (2005) menyebutkan bahwa hutan kota adalah unsur RTH yang

terbentuk dari komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di

lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar, atau bergerombol

(menumpuk) dengan struktur menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang

memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat,

nyaman, dan estetis.

2.3 Fungsi Hutan Kota

Zoer’aini (2005) mengemukakan bahwa hutan kota memiliki fungsi lansekap

(fungsi fisik dan sosial), fungsi ekologi dan fungsi estetika. Fungsi fisik yaitu

vegetasi di dalamnya sebagai perlindungan kondisi fisik alami seperti angin, sinar

matahari, pemandangan yang kurang bagus dan bau. Vegetasi berfungsi sebagai

pelengkap, pemersatu, penegas, pengenal, pelembut dan pembingkai. Fungsi

sosial adalah penataan vegetasi dalam hutan kota yang baik akan memberikan

tempat interaksi sosial yang sangat produktif misalnya untuk rekreasi, olahraga

dan sebagai tempat interaksi sosial lainnya.

Page 24: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

8

Douglass (1970) dikutip oleh Zoer’aini (2005) menyebutkan rekreasi adalah

kegiatan untuk mencari kesegaran mental dalam rangka memperbaiki semangat

seseorang yang dapat menimbulkan inisiatif dan perspektif kehidupan sehingga

siap kembali untuk bekerja keras.

Fungsi pelestarian lingkungan (ekologi) yaitu menyegarkan udara atau sebagai

paru-paru kota, memperbaiki dan menjaga iklim mikro, (menurunkan suhu kota

dan meningkatkan kelembaban), meresapkan air, menciptakan keseimbangan dan

keserasian lingkungan fisik kota dan mendukung pelestarian keanekaragaman

hayati, sebagai ruang hidup satwa, perlindungan permukaan tanah dari erosi,

pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah, peredam kebisingan,

pelestarian plasma nutfah dan bioindikator serta menyuburkan tanah

Fungsi estetika karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi.

Ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tanaman serta unsur komposisi dan

hubungannya dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang memengaruhi

kalitas estetika. Kualitas visual vegetasi sangat penting karena tanggapan

seseorang merupakan reaksi dari suatu penampakan. hutan, selain memberikan

hasil utama dan sebagai sumber air, juga merupakan sarana untuk berekreasi.

2.4 Hubungan Vegetasi dan Iklim Mikro

Indriyanto (2006) menyebutkan bahwa vegetasi pembentuk hutan merupakan

komponen alam yang mampu mengendalikan iklim melalui pengendalian

fluktuasi atau perubahan unsur-unsur iklim yang ada disekitarnya misalnya suhu,

kelembaban, angin dan curah hujan, serta menentukan kondisi iklim setempat dan

Page 25: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

9

iklim mikro. Andjelicus (2008) berpendapat bahwa vegetasi pada ruang terbuka

hijau sangat berpengaruh dalam menciptakan iklim mikro sebagai efek dari proses

fotosistesis dan respirasi tanaman.

2.5 Iklim Mikro

Iklim mikro adalah keberadaan ekosistem setempat yang mempengaruhi

kelembaban dan tingkat curah hujan setempat sehingga suhu menjadi terkendali,

termasuk radiasi matahari dan kecepatan angin (Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 1 tahun 2007). Unsur-unsur iklim seperti suhu dan kelembaban udara

merupakan faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan dan aktivitas manusia.

2.5.1 Suhu Udara

Tauhid (2008) mengutip dari Kartasapoetra (2006) menyebutkan suhu adalah

derajat panas atau dinginnya suatu udara yang diukur dengan skala tertentu

menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat

Celsius (oC). Suhu udara berubah sesuai waktu dan tempat. Suhu udara

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti radiasi matahari, ketinggian tempat, angin,

tipe vegetasi, tipe tanah, sudut datang sinar matahari.

Mengenai kaitannya dengan kenyamanan suhu, menurut Batara (2011) tingkat

kenyamanan suhu udara bagi manusia dibagi atas dingin tak nyaman, sejuk

nyaman, nyaman atau optimal nyaman, hangat nyaman, dan panas tidak nyaman.

Optimal nyaman orang Indonesia ialah pada suhu udara 28oC dengan kelembaban

udara nisbi 70%.

Page 26: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

10

2.5.2 Kelembaban Relatif Udara/Relative Humidity (RH)

Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Kandungan uap

air ini penting karena uap air mempunyai sifat menyerap radiasi bumi yang akan

menentukan cepatnya kehilangan panas dari bumi sehingga dengan sendirinya

juga ikut mengatur suhu udara. Uap air yang ada dalam udara berasal dari hasil

penguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air yang berasal dari penguapan

tumbuh-tumbuhan (Bahri,2012).

Kelembaban relatif/nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan

jumlah uap air maksimum di udara. Kelembaban relatif (RH) dapat diukur

langsung menggunakan higrometer. Untuk memperkirakan RH tanpa alat tersebut

cukup sulit. Berdasarkan waktu, pada keadaan normal, RH pada waktu pagi

cukup tinggi, menurun pada siang hari, dan meninggi lagi pada sorenya dan

maksimum pada malam hari, yang seringkali disertai keadaan yang jenuh yang

dapat mengakibatkan timbulnya pengembunan (Lakitan, 2002). Menurut Umar

(2010) tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat tergantung pada

beberapa faktor yaitu suhu, pergerakan angin, kuantitas dan kualitas penyinaran,

vegetasi, ketersediaan air di suatu tempat (air tanah, perairan).

2.6 Kenyamanan

Rushayati dkk. (2011) mengutip pernyataan Nieuwolt (1975) bahwa kenyamanan

merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan pengaruh keadaan

lingkungan yang dinyatakan secara kuantitatif melalui hubungan kelembaban

udara dan suhu udara yang disebut dengan Temperature Humidity Index (THI).

Page 27: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

11

Menurutnya THI Indonesia berada pada kisaran 20–26 °C. Untuk

mempertahankan kenyamanan di perkotaan maka perlu pengelolaan lingkungan

dengan cara menurunkan suhu udara di area-area dengan suhu tinggi. Standar

kenyamanan iklim mikro dapat diketahui dengan menggunakan rumus

Temperature Humidity Index (THI) yang menggunakan faktor suhu dan

kelembaban udara.

THI = 0,8T + (RH x T)/500

Keterangan :

T = Suhu udara (°C)

RH = Kelembaban udara (%)

Rhozaq (2014) mengutip dari Mangunwijaya (1997) menyatakan bahwa

kenyamanan lingkungan merupakan wujud dari kenyamanan fisik. Kenyamanan

fisik tersebut berupa kenyamanan visual dan kenyamanan termal. Kenyamanan

visual, kuantitas dan kualitas peranan yang sesuai dengan fungsi masing-masing

ruang. Kenyamanan termal yaitu suatu kondisi dimana manusia tidak merasa

terganggu dengan kondisi lingkungan termal di sekitarnya (rentang suhu udara

24°-28°C, kelembaban 40-60 %, aliran udara 0-0,20 m/detik). Contohnya

terhindar dari sinar matahari yang berlebih, maka perlu adanya peneduh berupa

pepohonan rindang.

Mustikaweni (2008) mengutip dari Brooks (1988) menuliskan kelembaban, suhu

udara, dan penyinaran matahari adalah elemen iklim yang mempengaruhi

kenyamanan manusia. Ketika matahari bersinar, tajuk pohon menahan radiasi

matahari dan menurunkan suhu.

Page 28: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

12

Tanaman juga memperbaiki udara panas dengan evapotranspirasi. Menurut Gates

(1972) dalam Setyawati (2012) kondisi yang nyaman adalah kondisi dimana

sebagian besar energi manusia dibebaskan untuk kerja produktif, yang

berhubungan dengan usaha pengaturan suhu tubuh yang minimum. Kondisi

nyaman menunjukan keadaan yang bervariasi untuk setiap individu, sehingga

kenyamanan bersifat subyektif dan berhubungan dengan keadaan tingkat aktivitas,

pakaian, suhu udara, kecepatan angin, pancaran radiasi dan kelembaban udara.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan

Hakim (2004) menyatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kenyamanan antara lain sirkulasi, iklim (radiasi matahari, angin, curah hujan, suhu

udara), kebisingan, aroma atau bau-bauan, bentuk, keamanan, kebersihan dan

keindahan. Faktor tersebut dijelaskan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan

Faktor kenyamanan UraianSirkulasi Kenyamanan dapat berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang baik.

Hendaknya diadakan pembagian sirkulasi antara manusia dengankendaraan.

Iklim Radiasi matahari dapat mengurangi rasa nyaman terutama padadaerah tropik, khususnya di siang hari, maka diperlukan adanyapeneduh.

Angin pada ruang terbuka yang luas jika diperlukan dapatditempatkan elemen-elemen penghalang angin (wind break) agarkecepatan angin kencang dapat diperlambat sehingga tercipta suasanayang nyaman.

Curah hujan, faktor ini sering menimbulkan gangguan terhadapaktivitas manusia di ruang luar. Oleh karenanya perlu disediakantempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter, gazebo).

Suhu udara, untuk daerah tropik, suhu di siang hari relatif cukuppanas maka untuk mendapatkan iklim mikro yang sejuk maka perluditempatkan pohon peneduh dengan tajuk lebar.

Page 29: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

13

Tabel 1 Lanjutan.

Faktor kenyamanan Uraian

Kebisingan Untuk mengurangi kebisingan dapat kita pakai tanaman dengan poladan ketebalan yang rapat

Aroma atau bau-bauan Pada daerah pembuangan sampah maka bau yang tidak enak akantercium oleh orang yang melaluinya. Untuk mengurangi hal itu,maka sumber bau dilokalisasikan dan ditempatkan pada area yangtertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanamanpepohonan/semak ataupun dengan peninggian muka tanah.

Bentuk Bentuk elemen furniture harus disesuaikan dengan ukuran standarmanusia agar skala yang dibentuk mempunyai rasa nyaman, misalnyabentuk bangku taman harus mempunyai fungsi yang jelas dan sesuaiukuran agar bila dimanfaatkan oleh manusia akan terasa nyaman.

Keamanan Keamanan, bukan saja mencangkup segi kejahatan (kriminal) tapijuga termasuk kekuatan konstruksi dari elemen taman, tata letakelemen, bentuk elemen dan kejelasan fungsi.

Kebersihan Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, jugamenambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah dan baubauan yang tidak menyenangkan.

Keindahan Keindahan perlu diperhatikan berkaitan dengan kenyamanan yangmencangkup kepuasan batin, indra, hingga rasa nyaman dapatdiperoleh. Aspek keindahan yaitu adanya keteraturan, keterpaduan,keseimbangan, irama, proporsi, aksentuasi, ritme dan skala.

Sumber: Hakim (2004).

2.8 Persepsi

Persepsi diartikan sebagai cara kita menerima informasi atau menangkap sesuatu

hal, secara pribadi atau individu. Persepsi tersebut membentuk apa yang kita

pikirkan, mendefinisikan apa yang penting bagi kita, dan selanjutnya yang akan

menentukan bagaimana kita mengambil keputusan. Sarwono (1992) dalam

Pauwah (2013) menjelaskan bahwa persepsi adalah bagaimana manusia mengerti

dan menilai lingkungan.

Page 30: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

14

Morgan (1961) dikutip oleh Al-Hafizh (2014) mengemukakan bahwa persepsi

seseorang tidak muncul begitu saja, tentunya terdapat faktor yang

mempengaruhinya.

Secara umum ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu faktor

pelaku persepsi (sikap, motif kepentingan, minat, harapan, pengalaman); faktor

sasaran persepsi (orang, benda, peristiwa); dan faktor situasi (keadaan seseorang

ketika melihat sesuatu dan mempersepsikannya). Sementara menurut Lamb et al.

(1999) dalam Purnomo (2011) terdapat faktor psikologis yang mempengaruhi

persepsi seseorang. Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri seseorang yang akan mempengaruhi keputusan pembeliannya akan suatu

produk atau jasa yang terdiri dari tanggapan, motivasi, pembelajaran, keyakinan

dan sikap.

Page 31: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2016 pada saat cuaca cerah.

Lokasi penelitian berada di Hutan Kota Linara, Kelurahan Tejoagung, Kecamatan

Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung.

3.2 Objek dan Alat Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon penyusun RTH hutan

kota dan pengunjung Hutan Kota Linara Metro. Alat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah alat tulis, termometer digital dan higrometer, pita meter, tali

rafia, kamera, dan kuesioner.

3.3 Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian pada saat

berlangsungnya penelitian (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder adalah data yang

diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

Data primer dalam penelitian ini berupa jenis pohon, kerapatan pohon, bentuk

tajuk, luas tajuk, suhu, kelembaban udara, serta persepsi pengunjung terhadap

Hutan Kota Linara. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data gambaran

Page 32: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

16

umum lokasi penelitian yang berasal dari dinas terkait yaitu Dinas Tata Kota dan

Pariwisata Kota Metro, sedangkan data penunjang penelitian berasal dari studi

pustaka dan studi literatur terhadap jurnal-jurnal penelitian sebelumnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Pengumpulan Data Vegetasi Pohon di Hutan Kota Linara

Data vegetasi pohon yang meliputi jenis pohon, jumlah pohon, luas tajuk dan

bentuk tajuk pohon dikumpulkan dengan metode sensus yaitu mencatat semua

pohon yang berada di Hutan Kota Linara. Pengukuran tajuk pohon dilakukan

dengan cara membuat satu titik di tengah-tengah proyeksi tajuk di tanah, dengan

bantuan pitameter tarik garis ke arah utara selatan barat timur dan catat panjang-

nya. Selanjutnya menentukan diameter terpanjang dan diameter terpendek tajuk

kemudian dihitung rata-ratanya. Rata-rata diameter tersebut merupakan diameter

tajuk pohon. Tajuk pohon diasumsikan berbentuk lingkaran sehingga untuk

menghitung luasnya digunakan rumus A= πr2 dimana A = luas tajuk (m2), π= 3,14

dan r = diameter (m). Data hasil pengamatan bentuk tajuk pohon diklasifikasikan

dalam beberapa bentuk seperti tidak beraturan (irreguler), jambang (vase), jorong,

piramid/kerucut, tiang/kolom, bundar, bentuk meliyuk atau menjuntai (Indriyanto,

2006).

Page 33: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

17

3.4.2 Pengumpulan Data Suhu dan Kelembaban Udara

Pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan dengan cara memasang alat

termometer digital dan higrometer lalu mencatat angka yang tertera pada alat

tersebut. Lokasi pengukuran tersebut dibagi menjadi dua kelas tajuk yaitu lokasi

tajuk rapat dan lokasi tajuk jarang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Foto udara lokasi Hutan Kota Linara Metro (Sumber: Google Earthdiunduh pada tanggal 11 Juni 2016 pukul 13.04 WIB).

Pada setiap lokasi dibuat lima titik pengamatan dengan interval jarak setiap titik

pengamatan 20 meter. Pengambilan data dilakukan selama 15 hari, pada pagi hari

pukul 06.00 - 07.00, siang hari pukul 13.00 - 14.00 dan sore hari pukul 17.00 -

18.00. Pengukuran pada setiap titik pengamatan dilakukan pada ketinggian 1,5

meter diatas permukaan tanah. Menurut Tjasyono (2004), dipilihnya tinggi 1,5

meter karena pada ketinggian ini memungkinkan data klimatologi dapat berlaku

untuk daerah yang lebih luas. Jika pengukuran dilakukan pada ketinggian yang

Page 34: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

18

lebih rendah (dekat permukaan tanah) maka akan terdapat gangguan-gangguan

keadaan alam yang menyebabkan hasil data tidak stabil.

Suhu udara rata-rata harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

T=((2 x T07.00) + T13.00 + T17.00))/4

Keterangan :

T 07.00 = Suhu udara yang diukur pada pukul 07.00 WIB

T 13.00 = Suhu udara yang diukur pada pukul 13.00 WIB

T 17.00 = Suhu udara yang diukur pada pukul 17.00 WIB

Sedangkan kelembaban relatif (RH) rata-rata harian dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

RH = (RH07.00) + RH13.00 + RH17.00)/3

Keterangan:

RH 07.00 = Kelembaban relatif yang diukur pada pukul 07.00 WIB

RH 13.00 = Kelembaban relatif yang diukur pada pukul 13.00 WIB

RH 17.00 = Kelembaban relatif yang diukur pada pukul 17.00 WIB

Data suhu dan kelembaban relatif udara selanjutnya ditabulasi, kemudian dilihat

suhu dan kelembaban relatif rata-rata harian yang diukur setiap lokasi, serta untuk

melihat fluktuasi suhu dan kelembaban relatif rata-rata harian selama 15 hari

waktu pengukuran.

3.4.3 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat

Pengumpulan data persepsi masyarakat terhadap kenyamanan hutan kota

dilakukan dengan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner.

Page 35: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

19

Materi kuesioner meliputi (1) profil responden (usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan, domisili), (2) persepsi masyarakat terhadap keberadaan

hutan kota (aksesibilitas, fasilitas, kondisi pohon di Hutan Kota Linara,

kenyamanan lingkungan).

Penentuan responden sebagai unit penelitian dilakukan dengan metode sensus dan

metode insidental sampling. Metode sensus adalah metode pengambilan

responden di mana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Metode ini

digunakan pada responden yang terpilih berasal dari warga Desa Kampung Baru,

Kecamatan Metro Timur, Kota Metro yang berjumlah 19 kepala keluarga (KK).

Metode insidental sampling adalah metode dengan memilih responden yang

secara kebetulan bertemu dan diambil keterangannya berdasarkan pertimbangan

tertentu (berusia ≥ 12 tahun, karena pada umur tersebut umumnya sudah dapat

berpikir secara logika (Auranet (2015) dalam Sari (2015)). Metode ini digunakan

untuk pengunjung hutan kota dan orang-orang yang mampir di hutan kota tersebut

secara kebetulan (bukan warga). Penentuan jumlah responden dilakukan dengan

cara mengasumsikan bahwa untuk mengetahui persepsi suatu masyarakat terhadap

suatu objek, maka yang dapat mewakili masyarakat tersebut diperlukan responden

sebanyak 100 orang (Arikunto, 2002). Jumlah responden dalam penelitian ini

secara keseluruhan sebanyak 100 orang.

Page 36: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

20

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Pohon Penyusun Hutan Kota Linara

Hasil dari pengamatan mengenai jenis pohon, kerapatan, luas tajuk dan bentuk

tajuk pada masing-masing lokasi tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi

kemudian dianalisis secara deskriptif.

3.5.2 Tingkat Kenyamanan Hutan Kota Linara Berbasis Indeks KenyamananSuhu dan Kelembaban Udara/(THI)

Hasil pengukuran data suhu dan kelembaban udara selanjutnya dirata-rata dan

dihitung nilai Temperature Humidity lndex (THI) untuk menunjukkan

kenyamanan suatu lokasi dengan persamaan Nieuwolt (1975) dalam Effendy dan

Aprihatmoko (2014) yaitu:

THI = 0,8T + (RHxT / 500)

Keterangan:

T = Suhu udara (°C)

RH = Kelembaban udara (%)

Suhu udara dan kelembaban udara akan menentukan kenyamanan. Rentang nilai

indeks kenyamanan didapat dari persamaan Nieuwolt yang dihasilkan oleh pe-

nilaian responden dengan rentang nilai sebagai berikut:

a. Indeks 21< THI < 24 Nyaman.

b. Indeks 25< THI < 26 Sedang.

c. Indeks THI > 26 Tidak nyaman.

Page 37: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

21

Nilai THI untuk menentukan kenyamanan manusia diperoleh berdasarkan

fisiologi manusia yang berhubungan dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

3.5.3 Tingkat Kenyamanan Hutan Kota Linara Berbasis Persepsi Masyarakat

Data persepsi responden disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan

secara sederhana. Hasil wawancara tentang kenyamanan hutan kota disajikan

dalam bentuk tabel dan persentase selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Penentuan jawaban responden berupa persepsi pengunjung terhadap kenyamanan

Hutan Kota Linara terbagi dalam beberapa aspek. Untuk mendapatkan rata-rata

persentase tingkat kenyamanan hutan kota, skor sangat baik dan baik dijadikan

satu dan dimasukkan dalam kategori nyaman, skor buruk dan sangat buruk

dijadikan satu dan dimasukkan dalam kategori tidak nyaman.

Page 38: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Hutan Kota Linara

Hutan Kota Linara dibangun pada akhir tahun 1996 dengan luas 0,8 hektar

merupakan ide dari Walikota Metro Mozes Herman yang menjabat waktu itu. Ide

membangun hutan kota tersebut terinspirasi dari hasil kunjungan kerja beliau ke

Australia pada tahun 1996. Hutan kota tersebut diberi nama Linara yang merupa-

kan singkatan dari Listrik Negara. Hal ini dikarenakan hutan tersebut dibangun

pada lahan milik PLTD kota Metro (Dinas Tata Kota dan Pariwisata Metro,

2009).

4.2 Letak dan Luas

Secara administratif Hutan Kota Linara berada di wilayah Kecamatan Metro

Timur. Hutan Kota Linara terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Tejoagung

(Bedeng 24), Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Adapun luas Hutan Kota

Linara adalah 0,8 hektar. Batas wilayah hutan kota Linara ini adalah:

a. Sebelah utara : anak sungai Way Sekampung dan Lembaga

Permasyarakatan Kelas II Kota Metro.

b. Sebelah selatan : PLTD Kota Metro.

c. Sebelah barat : jalan Ahmad Yani.

Page 39: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

23

d. Sebelah timur : pemukiman penduduk Desa Kampung Baru, Kelurahan

Tejoagung, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

A. Kondisi Fisik Kawasan

Keadan fisik kawasan ini merupakan dataran aluvial dengan kemiringan lereng

0% sampai 3%. Ketinggian daerah ini berkisar antara 25 meter sampai 75 meter

dari permukaan laut. Tampak memiliki topografi yang bervariasi yaitu dengan

area datar dan landai. Pepohonan yang tumbuh antara lain akasia (Acacia

auriculiformis), ketapang (Terminalia cattappa), sengon (Paraserianthes

falcataria), jati (Tectona grandis) dan sebagainya. Areal cekung pada kawasan

ini tampak seperti kolam atau empang jika berisi air. Di bagian belakang hutan

kota terdapat tempat pembuangan sampah warga sekitar hutan kota ini.

B. Geologi dan Tanah

Pada dataran di daerah sungai terdapat endapan permukaan alluvium (campuran

liat galuh dan pasir) dengan tanah lotosol dan podsolik. Air tanah ditemukan pada

akuifer, kecepatan peresapan air tanah sangat lambat, dipengaruhi porositas, per-

meabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali (recharge). Ruang Terbuka

Hijau (RTH) termasuk hutan kota merupakan recharge area yang dapat menahan

laju limpasan air di permukaan tanah, sehingga air akan mudah terinfiltrasi dari

tanah. Air tanah di sekitar Hutan Kota Linara saat ini banyak dimanfaatkan seba-

gai sumber air baku bagi masyarakat dan bagi kegiatan rumah tangga (Badan

Pusat Statistik Kota Metro, 2015).

Page 40: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

24

C. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di sekitar kawasan ini beriklim tropis humid dengan banyaknya curah hujan

rata-rata 118 mm/bulan atau antara 180-260 mm/tahun. Sedangkan suhu udara

rata-rata di kawasan ini minimum 22°C dan maksimum 34°C. Rata-rata

kelembaban udara sekitar 80%-90%. Sistem drainase secara alami, aliran air

banyak menuju ke kolam yang ada di dalam Hutan Kota Linara. Sebagian aliran

air yang lain menuju anak sungai Way Perak dan ke arah pemukiman penduduk

(Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2015).

D. Flora dan Fauna

Hutan Kota Linara merupakan hutan kota bentuk gerombol dengan komunitas

vegetasinya tumbuh terkonsentrasi pada suatu lokasi dengan jumlah minimal

pohon 100 dengan jarak rapat tidak beraturan. Jenis yang mendominasi lokasi ini

adalah akasia dan jati. Jenis yang dikembangkan merupakan koleksi dari berbagai

jenis tumbuhan yang dinilai dapat berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan

kenyamanan serta merupakan kawasan resapan air untuk kepentingan tata air

tanah (hidrologis).

Satwa liar yang dapat dijumpai pada lokasi Hutan Kota Linara meliputi burung,

katak, siput air, kepiting air tawar, dan lain-lain. Sedangkan beberapa jenis

serangga yang ditemukan meliputi kupu-kupu, nyamuk, gareng, dan belalang.

Page 41: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

25

E. Fungsi dan Manfaat

Hutan Kota Linara merupakan salah satu bentuk RTH di Kota Metro yang ber-

fungsi sebagai kawasan lindung baik flora maupun fauna, kawasan resapan air

(mencegah banjir dan tanah longsor), menyegarkan udara dengan cara menurun-

kan suhu kota dan meningkatkan kelembaban udara dan sebagai penyerap polutan

di udara terutama karbon dioksida (CO2). Kawasan ini juga dimanfaatkan sebagai

wahana memperkenalkan berbagai jenis pohon kepada masyarakat.

F. Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Linara terbatas karena kurangnya perhatian

dari Pemerintah. Fasilitas pada kawasan ini hanya terdapat dua buah bangku

taman dan tiga buah lampu jalan yang memanfaatkan energi cahaya matahari serta

jalan setapak paving blok yang menghubungkan jalan Ahmad Yani dengan rumah

penduduk. Selain itu terdapat gapura nama/plang Hutan Kota Linara dengan kon-

disi baru. Fasilitas tersebut merupakan proyek pengelolaan langsung dari Dinas

Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Metro pada akhir tahun 2015 yang

memanfaatkan APBD Kota Metro. Fasilitas lahan parkir dan arena bermain anak

tidak terdapat di kawasan ini.

G. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat sekitar Hutan Kota Linara

dan pengunjung yang secara kebetulan singgah di Hutan Kota Linara Metro.

Karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal disajikan dalam Tabel 2.

Page 42: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

26

Tabel 2. Persentase responden berdasarkan zona asal pengunjung

No. Daerah Asal Jumlah Persentase (%)1. Kota Metro 84 842. Luar Kota Metro 16 16

Jumlah 100 100

Sumber : Data Primer (2016).

Berdasarkan Tabel 2 diketahui jumlah pengunjung terbanyak yang datang ke

Hutan Kota Linara berasal dari Kota Metro. Hal ini dikarenakan faktor letak

lokasi hutan kota, di mana pengunjung yang berasal dari Kota Metro lebih mudah

menjangkau hutan kota tersebut dibandingkan pengunjung yang berasal dari luar

Metro.

Karakteristik pengunjung berdasarkan kondisi sosial ekonomi ( usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kendaraan yang digunakan)

disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Persentase responden berdasarkan kondisi sosial ekonomi

No. Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)1 Usia < 20 tahun 29 29

20-29 tahun 50 5030-39 tahun 11 1140-49 tahun 4 450-59 tahun 4 460-69 tahun 2 2

Jumlah 100 1002 Jenis kelamin Laki-laki 59 59

Perempuan 41 41Jumlah 100 100

3 Pendidikan tertinggi SD 3 3SMP 10 10SMA/SMK 43 43PT 44 44

Jumlah 100 100

Page 43: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

27

Tabel 3 Lanjutan

No. Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)4 Pekerjaan PNS 13 13

TNI/Polri 2 2Pegawai Swasta 27 27Wiraswasta 14 14Pelajar/mahasiswa 37 37Lain-lain 7 7

Jumlah 100 1005 Pendapatan per bulan < Rp 1.000.000,- 45 45

Rp 1.000.000-Rp 2.000.000,- 19 19Rp 2.000.000-Rp 3.000.000,- 27 27>Rp 3000.000,- 9 9

Jumlah 100 1006 Jenis kendaraan yang

digunakanMotor 96 96Mobil 4 4Sepeda 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Primer (2016).

Berdasarkan Tabel 3, pada karakteristik usia, responden yang datang ke Hutan

Kota Linara rata-rata berusia 14-29 tahun. Mereka singgah di hutan kota untuk

menyegarkan pikiran kembali (refreshing) dari rutinitas sekolah dan pekerjaan

sehari-hari. Sementara untuk pengunjung berusia 30-39 tahun berjumlah 11 orang

atau persentase 11% dan yang berusia 40-49 tahun sebesar 4 persen.

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, responden laki-laki lebih banyak

jumlahnya dibandingkan responden perempuan, yaitu dengan persentase laki-laki

59% dan perempuan 41%. Hal ini diduga karena kuesioner lebih banyak diisi

oleh pengunjung laki-laki ditambah dengan kepala keluarga warga RT 33 RW 08

yang tinggal bersebelahan dengan Hutan Kota Linara Metro.

Berdasarkan karakteristik pendidikan, hasil yang diperoleh adalah PT sebanyak

44%, pendidikan SMA/SMK 43 %, SMP 10% dan SD 3%.

Page 44: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

28

Responden dengan pendidikan tertinggi yaitu PT dan SMA/SMK. Hal ini erat

kaitannya dengan budaya dan status keluarganya di mana orang yang berpendidik-

an tinggi akan memiliki perekonomian lebih baik dibandingkan yang berpendidik-

an rendah.

Berdasarkan karakteristik pekerjaan, responden dengan pekerjaan pelajar/mahasis-

wa adalah yang terbanyak yaitu 37%. Karakteristik pekerjaan pegawai swasta

sebanyak 27%, PNS sebanyak 13% , wiraswasta 14% dan pekerjaan lainnya 7%.

Berdasarkan karakteristik pendapatan per bulan, pendapatan kurang dari

Rp 1.000.000,- sebanyak 45%. Asumsi bahwa responden yang memiliki penda-

patan sejumlah itu merupakan pelajar/mahasiswa, sebab mereka belum bekerja

atau belum berpenghasilan mandiri. Pendapatan yang diperoleh masih berasal

dari pemberian orang tua. Pegawai swasta umumnya juga berpenghasilan kurang

dari satu juta rupiah. Responden yang pendapatannya Rp 2.000.000-Rp 3.000.000

sebanyak 27% dan pendapatan lebih dari 3 juta sebanyak 9%.

Berdasarkan karakteristik kendaraan yang digunakan, responden mayoritas datang

ke hutan kota dengan kendaraan roda dua. Alasannya demi kepraktisan dan

kemudahan menuju lokasi hutan kota.

Page 45: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini antara lain :

1. kondisi pohon penyusun Hutan Kota Linara:

Area tajuk rapat tersusun dari 24 jenis pohon dan didominasi oleh pohon jati

(Tectona grandis), bentuk tajuk yang mendominasi adalah tajuk bulat, dan luas

tajuk tertinggi adalah jenis ketapang (Terminalia catapa). Area tajuk jarang

tersusun dari 7 jenis pohon dan didominasi oleh pohon mangium (Acacia

mangium), bentuk tajuk beragam dan luas tajuk tertinggi adalah jenis bungur

(Lagerstroemia speciosa).

2. tingkat kenyamanan Hutan Kota Linara berdasarkan Temperature Humidity

Index (THI) tergolong tidak nyaman dengan nilai THI pada kedua lokasi tajuk

>26. Berdasarkan persepsi masyarakat, 66% responden menyatakan hutan

Kota Linara tergolong nyaman, sedangkan 34% menyatakan tidak nyaman.

Page 46: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

41

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk kebijakan publik pengembangan Hutan Kota

Linara yaitu :

1. perlunya pemilihan jenis pohon yang berpotensi menurunkan suhu udara dan

meningkatkan kelembaban udara agar meningkatkan kenyamanan iklim mikro

di Hutan Kota Linara.

2. perlu penambahan dan perbaikan fasilitas di Hutan Kota Linara seperti gazebo,

kotak sampah, parking area, agar kenyamanannya akan semakin meningkat.

Page 47: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F., Arifin, H., Dahlan, E. N., Effendy, S. dan Kurniawan, R. 2012.Analisis hubungan luas ruang terbuka hijau (rth) dan perubahan suhu diKota Palu. Jurnal Hutan Tropis. 13(2) : 173-180.

Al-Hafizh, M. 2013. Pengertian Persepsi dalam Psikologi. Diakses pada tanggal24 April. http://www.referensi-makalah.com/2013/01/pengertian-persepsi-dalam-psikologi.html.

Andjelicus, P. J. 2008. Prinsip-Prinsip Perancangan Ruang Terbuka Hijau diKota Kupang. Tesis. ITB. Bandung. 200 p.

Anggraeni, T. P. 2009. Struktur Komunitas Tumbuhan dan Jumlah KarbonTersimpan di Hutan Kota Linara. Skripsi. Unila. Bandar Lampung. 52 p.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Buku. RinekaCipta. Jakarta. 342 p.

Badan Pusat Statistik Kota Metro. 2015. Metro dalam Angka 2015. Buku. BPSKota Metro. Metro. 152 p.

Bahri, A. R. S. 2012. Kelembapan Relatif Udara pada Tempat Berbeda. Diaksestanggal 20 April 2015. http://-andi-rizkiqhiqhi.blogspot.com.

Batara, M. 2011. Pengaruh Tekanan Uap Saat Perebusan Tandan Buah SegarKelapa Sawit dan terhadap Kekuatan Dinding Sterilizer di PKS DolokSinumbah. Karya Akhir. USU. Medan. 44 p.

Dahlan. 2011. Potensi Hutan Kota sebagai Alternatif Substitusi Fungsi AlatPendingin Ruangan (Air Conditioner) (Studi Kasus di Kampus IPBDramaga). Skripsi. IPB. Bogor. 65 p.

Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro. 2009. Laporan SLHD 2008. Buku.Metro Lampung. 25 p.

Effendy, S. dan Aprihatmoko, F. 2014. Kaitan rth dengan kenyamanan termalperkotaan. Jurnal Agromet. 28(1) : 23-32.

Page 48: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

43

Fandeli, C. dan Mukhlison, K. 2004. Perhutanan Kota. Buku. UGM. Yogyakarta.203 p.

Gates, D.M. 1972. Man and His Environment : Climate, Harper, and Row. Buku.New York. 175 p.

Hadi, R., Lila, K. A. dan Gunadi, I.G.A. 2012. Evaluasi indeks kenyamanantaman kota (Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made AgungDenpasar, Bali). Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 2(1) : 34-45.

Hakim, R. dan Utomo, H. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur LansekapPrinsip-Prinsip dan Aplikasi Desain. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 250 p.

Handoko, S. A., Tohir, R. K., Sutrisno, Y., Brillianti, D. H., Tryfani, D., Oktorina,P., Yunita, P. dan Hayati, A. N. 2015. Studi Iklim Mikro (Studi Kasus:Arboretum Lanskap, Kampus IPB Darmaga, Bogor). Makalah. IPB.Bogor. 7 p.

Hayati, J., Santun, R. P. dan Siti, N. 2013. Pengembangan ruang terbuka hijaudengan pendekatan kota hijau di Kota Kandangan. Jurnal Tata Loka. 15(4): 306-316.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 210 p.

Khairunissa, S. E. 2012. Evaluasi fungsi ekologis rth di Kota Bandung dalamupaya pengendalian iklim mikro berupa pemanasan lokal dan penyerapanair (studi kasus taman-taman di WP Cibeunying). Jurnal PWK A. 2(2) : 1-10.

Krisdianto, Soemarno, Udiansyah, Januwiadi, B. dan Rhamadani, F. 2012. Potensivegetasi tusam menjadi payung hijau di rthkp Kota Banjarbaru. JurnalLingkungan Binaan Indonesia. 1(1): 19-26.

Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Buku. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. 173 p.

Laurie, M. 1986. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. Buku. Intermatra.Bandung. 136 p.

Manan, S. 1991. Perkembangan Hidrologi Hutan dan Pengembangan Kehutanandi Indonesia. Prosiding. Prosiding Simposium Perkembangan HidrologiIndonesia. Departemen Pertanian. Jakarta. 27 p.

Martopo, S. dan Fandeli, C. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:Prinsip Dasar dan Pemaparannya dalam Pembangunan. Buku. Liberty.Jakarta. 645 p.

Page 49: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

44

Masruroh, H. 2012. Hubungan RTH dengan Suhu dan Kelembapan dalam KajianIklim Mikro di Kota Malang. Makalah. Universitas Negeri Malang.Malang. 11 p.

Mustikaweni, R. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Ruang Kawasan Lingkar LuarKRB Terhadap Iklim Mikro. Skripsi. IPB. Bogor. 86 p.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Buku. Rineka Cipta.Jakarta. 243 p.

Pauwah, Y. 2013. Persepsi dan preferensi pengunjung terhadap kawasan wisataPantai Malalayang. Jurnal Jurusan Arsitektur Sabua. 5(1) : 16-27.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 1 tahun 2007 tentangPenataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. 8 p.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 5 Tahun 2008 tentangPedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan. 84 p.

Permatasari, P. A. 2012. Pengaruh RTH terhadap Iklim Mikro (Studi KasusKebun Raya Bogor). Skripsi. IPB. Bogor. 94 p.

Purnomo, H. 2011. Pengaruh faktor individual wisatawan dan kinerja bauranpemasaran terhadap nilai jasa pariwisata alam. Jurnal Manajemen HutanTropika. 17(1) : 10-16.

Putra, I. P. 2014. Pelaksanaan Pengaturan Ruang Terbuka Hijau dalam RencanaTata Ruang Wilayah di Kota Metro. Skripsi. Unila. Bandar Lampung. 69p.

Rozhaq, B. R. 2014. Persepsi Pengunjung Taman terhadap Tingkat KenyamananTaman-Taman di Kota Banjarnegara sebagai Ruang Publik. Skripsi.UNS. Surakarta. 156 p.

Rushayati, S. B., Alikodra H. S., Dahlan E. N. dan Purnomo H. 2011.Pengembangan ruang terbuka hijau berdasarkan distribusi suhu permukaandi Kabupaten Bandung. Jurnal Forum Geografi. 25(1) : 17–26.

Sari, Y. 2015. Analisis Potensi Daya Dukung Kawasan Sepanjang JalurEkowisata Hutan Mangrove di Pantai Sari Ringgung, KabupatenPesawaran, Lampung. Skripsi. Unila. Bandar Lampung. 67 p.

Setiawati, P. 2012. Pengaruh RTH terhadap Iklim Mikro (Studi Kasus di KebunRaya Cibodas, Cianjur). Skripsi. IPB. Bogor. 101 p.

Page 50: KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS …digilib.unila.ac.id/24862/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kerangka Pemecahan Masalah ... masalah kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi

45

Siregar, H. H. dan Kusuma, H. E. 2015. Tingkat Kenyamanan Taman Kotasebagai Ruang Interaksi Masyarakat Perkotaan. Prosiding. Prosiding TemuIlmiah IPLBI 2015. ITB. Bandung. 6 p.

Soemarno. 2013. Pohon Pelindung – Shading Tree.Diakses pada 14 Juni 2016.http://marno.lecture.ub.ac.id-/201311/pohon-pelindung-shading-tree/.

Sukawi. 2008. Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu di Perkotaan (StudiKasus di Kota Semarang). Prosiding. Prosiding Seminar Nasional PeranArsitektur Perkotaan dalam Mewujudkan Kota Tropis 6 Agustus 2008.UNDIP. Semarang. 6 p.

Tauhid. 2008. Kajian Jarak Jangkau Efek Vegetasi Pohon terhadap Suhu UdaraPada Siang Hari di Perkotaan (Studi kasus : Kawasan Simpang LimaKota Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. 95 p.

Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. Buku. ITB. Bandung. 348 p.

Umar, M. R. 2010. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Buku. UniversitasHasanuddin. Makassar. 57 p.

Vitasari, D. 2004. Evaluasi Tata Hijau Jalan pada Tiga Kawasan PermukimanBesar di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. IPB. Bogor. 94 p.

Wawo, F. C. W. 2010. Kemampuan Tiga Jenis Tanaman dalam Menjerap Debu:Studi Kasus di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri KabupatenBogor. Skripsi. IPB. Bogor. 54 p.

Zahra, A. F., Sitawati dan Suryanto, A. 2014. Evaluasi keindahan dankenyamanan rth alun-alun Kota Batu. Jurnal Produksi Tanaman. 2(7) :524-532.

Zoer’aeni, D. I. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Buku.Bumi Aksara. Jakarta. 179 p.