makalah kenyamanan

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyamanan adalah konsep sentral kiat keperawatan. Donahuwe (1989) meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan untuk menguoayakan kenyamanan perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan bantuan.” Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuha keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka mengiterpretasikan dan merasaka nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman subjektif kilien. Polcaba mendefinisakan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). 1

Upload: fafasya

Post on 28-Sep-2015

274 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

aman nyaman

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKenyamanan adalah konsep sentral kiat keperawatan. Donahuwe (1989) meringkaskan melalui rasa nyaman dan tindakan untuk menguoayakan kenyamanan perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan bantuan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuha keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka mengiterpretasikan dan merasaka nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman subjektif kilien. Polcaba mendefinisakan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).Suatu cara pandang yang holistik tentang kenyamanan membantu dalam upaya mengidentifikasi 4 konteks:a) Fisik-berhubungan dengan sensasi tubuh.b) Sosial-berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan sosial.c) Psikospiritual-berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri, meliputi harga diri, sekssualitas dan makna kehidupan.d) Lingkungan-berhubungan dengan latar belakang penglaman eksternal manusia: cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur-unsur alamiah.Penilaian tentang konteks kenyamanan memberikan seorang perawat rentang pilihan yang lebih luas dalam mencari tindakan untuk mengatasi nyeri. Cara pandang yang holistik ini menguatkan konsep Mahon (1994) yaitu harus memahami pengalaman nyeri bagaimana nyeri itu berlangsung. Penting bagi perawat untuk memahaimi makna nyeri bagi setiap individu. Penetalaksaan nyeri lebih dari sekedar pemberian analgesik. Dengan memahami nyeri dengan lebih holistik, maka perawat dapat mengembangkan strategi yang lebih baik pada penanganan nyeri.

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan UmumAgar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang konsep kenyamanan.1.2.2 Tujuan Khusus1.2.2.1Untuk mengetahui pengertian kenyamanan dan nyeri, etiologi nyeri, klasifikasi nyeri, gejala klinis, patofisiologi terjadinya nyeri dan pengukuran skala nyeri.1.2.2.2Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan nyeri.

1.3Rumusan Masalah1.3.1 Apa pengertian kenyamanan dan nyeri?1.3.2 Jelaskan etiologi, klasifikasi, gejala klinis, dan patofisioloogi nyei?1.3.3 Bagaimanakah konsep dasar asuhan keperawatan nyeri?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PengertianKenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar klien. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan ketrampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri). Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri (Kolcaba 1992)Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika klien mengalami sensasi tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan jaringan yang actual dan potensional atau gambaran adanya kerusakan (NANDA, 2005). Nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

2.2 Etiologi 2.2.1Agen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma fisik.2.2.2Agen cedera biologis : penyebab nyeri karena kerusakan fungsional organatau jaringan tubuh.2.2.3Agen cedera fisikologis : penyebab nyeri yang bersifat fisikologik seperti kelainan organic, neurois, traumatic, skizo frenia.2.2.4Agen cedera kimia : penyebab nyeri karea bahan / zat kimia.

2.3Klasifikasi2.3.1 Berdasarkan Sumbernya2.3.1.1Cuutaneus atau supcorficial: mengenai kulit atau jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Misalnya terkena ujung pisau atau gunting.2.3.1.2 Deep Somatic atau nyeri dalam : muncul dari ligament, pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama dari sutaneus. Misalnya sprain sendi.2.3.1.3 Visceral (pada organ dalam) : stimuli reseptor nyeri dalam rongga abdomen, cronium dan thoraks. Biasanya terjadi karena spasme otot 15 kemia, regangan jaringan.2.3.2 Berdasarkan Penyebab2.3.2.1Fisik : terjadi karena stimulus fisik2.3.2.2Psykogenik : terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah diidentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari. Misalnya orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.2.3.3 Berdasarkan lama atau durasinya2.3.3.1Nyeri akut : terjadi setelah tubuh terkena cedar, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan.2.3.3.2Nyeri kronik : nyeri konstan atau intermiten yang mentap sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan.2.3.4 Berdasarkan Letak atau Lokasi.2.3.4.1Radiating pain : nyeri menyebar dari sumber nyeri kejaringan di dekatnya.2.3.4.2Reffered pain : nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yang dipikirkan bersal dari jaringan penyebab.2.3.4.3Intrac table pain : nyeri yang sangat susah dihilangkan. Misalnya : nyeri pada kanker.

2.4Gejala Klinis2.4.1 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal2.4.2 Menunjukan adanya kerusakan2.4.3 Posisi pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri2.4.4 Gerakan melindungi diri2.4.5 Tingkah laku berhati-hati2.4.6 Muka topeng2.4.7Gangguan tidur (mata sayu, tampak lelah, pergerakan yang sulit atau kacau)2.4.8 Focus pada diri sendiri2.4.9 Focus menjempit (penurunan persepsi tentang waktu, kerusakan proses pikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)2.4.10 Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas, aktivitas yang berulang-ulang)2.4.11 Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekenan, perubahan nafas, nadi dan dilates pupil)2.4.12 Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari lemah kekaku)2.1.13 Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, nafas panjang, berkeluh kesal)2.4.14 Perubahan nafsu makan minum

2.5 Potofisiologi Konduksi impuls noriseptif pada prinsipnya ada 2 tahap yaitu :2.5.1 Melalui system nosiseptifReseptor di perifer ~ lewat serabut aferen, masuk medula spinalis ~ kebatang otak oleh mesenfalon/midbrain.2.5.2 Melalui tingkat pusat Implus noriseptif mesenfalon sribri di korteks a5 sisanya ~ sensari nyeri dapat dikenal karekteristiknya. Implus implus nyeri disakurkan kesumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut bermialin rapat A delta dan C dari syaraf aferen ~ kespinal dan sel roat dan sel horn ~SG melepaskan PC penyalur utama impuls ~ impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron interneuron bersambung dengan jalur spinalis aseden. Paling sedikit ada 6 jalur ascenden untuk implus implus nsireseptor yang letak pada belahan vencral dari sum sum belakang yang paling utama : SST (spinathomic tract) = jalur spinaretiwler trance ~ implus implus kebatang otak dan sebagian ke thalamus mengaktifkan respon automic dan umbic (pada kulit otak) ~ efektif alimotivasi.Proses Terjadinya NyeriReseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut A bermielin halus bergaris tengah 2-5 m, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 m, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.Serabut A berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.

2.6 Fisiologi NyeriNyeri merupakan reaksi fisik, emosi, dan prilaku. Nyeri memiliki 3 komponen penting yaitu : resepsi, persepsi, dan reaksi.2.6.1 ResepsiResepsi merupakanproses perjalanan nyeri. Semua kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus tormal mekanik, kimia atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan terhadap stimulus yang menyebabkan subtansi C seperti histamine,bradikin dan kalium (akan bergabung dengan lokasi reseptor yang berespon terhadap stimulus yang mebahayakan) untuk memulai transmisi neural yang akan menghasilkan nyeri.2.6.2 PersepsiPersepsi merupakan titik kesadaran terhadap nyeri, pada saat klien menjadi sadar akan nyeri , maka akan terjadi reaksi yang kompleks. Stimulus nyeri ditransmisiki naik kemedula spinalis kemudian ketalamus dan keotak tengah. Dari thalamus, serabut mentranmisikan pesan nyeri keberbagai areal otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus parietali) , lobus frontalis dan system limbic. Ada sel sel di dalam system limbic yang diyakini mengontrol emosi khususnya ansietas, dengan demikian system limbic berperan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi saraf bereaksi di dalam pusat otak yang lebih tinggi. Maka klien mempresepsikan sensasi nyeri.2.6.3 Reaksi Reaksi terhadap nyeri merupakan respon pisikologi dan prilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri.2.6.4 Respon fisikologiPada saat implus nyeri naik ke medulla spinalis menuju kebatang otak dan thalamus, system saraf otonom menjadi tesmulasi sebagai bagian dari respon stress. Nyeri dengan intensitas sebagai ringan hingga sedang dan nyeri yang superficial menimbulkan reaksi flight atau fight, yang merupakan sindrom adaaftasi umum. Stimulus pada cabang simpatis pada system syaraf otonom menghasilkan respon fisikologis.2.6.5 Respon perilakuPada saat nyri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus, dan bila tidak di obati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat mengubah kualitas kehidupan klien secara bermakna. (Malon 1994)2.7 Pengukuran Intense Nyeri2.7.1 Itensi nyeri (sekala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan klien, pengukuran itensi nyeri sangat subyektif dan individual dan mungkin nyeri dalam itensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh 2 klien yang berbeda (Tamsuri, 2007)2.7.2 Face Pain Rating ScaleMenurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri untuk anak usia pra sekolah dan sekolah, pengukuran sekala nyeri menggunakan Face Pain Ratig Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai yang tersenyum untuk tidak ada nyeri, hingga wajah yang manis untuk nyeri berat 2.7.3 Word Gropic Rating ScaleMenggunakan deskripsi kata untuk menggambarkan itensitas nyeri, biasanya dipakai untuk anak 4 17 tahun (Testler dan Other, 1993)Perawat dapat menanyakan kepada klien tentang nilai nyrinya dengan menggunakan sekala 0 sampai 10 yang serupa lainnya yang membantu menerangkan bagaimana intensitas nyerinya. Nyeri yang ditanyakan pada sekala tersebut adalah sebelum sesudah dialkukan intervensi nyeri untuk mengevaluasi keakvektifanya. (Mc kinney e al, 2000). Jika klien mengerti dalam pengguanaan skala dan dapat menjawabnya serta gambaran gambaran yang diungkapkan atau diajukan tersebut di seleksi dengan hati hati, setiap instrument tersebut dapat menjadi valid dan dapat dipercaya. (Grocely dan Wolskee . 1993)Skala Keterangan Nyeri10 - Tipe nyeri sangat berat.7 s/d 9 - Tipe nyeri berat.4 s/d 6 - Tipe nyeri sedang. 1 s/d 3 - Tipe nyeri ringan.

2.8 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan2.8.1 Focus Pengkajian2.8.1.1 Status kesehatan saat ini2.8.1.1.1 Alasan masuk rumah sakit2.8.1.1.2 Faktor pencetus2.8.1.1.3 Faktor memperberat nyeri : ketakutan , kelelahan2.8.1.1.4 Keluhan utama2.8.1.1.5 Timbulnya keluhan2.8.1.1.6 Pemahaman penotalaksanaan masalah kesehatan.2.8.1.1.7 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.2.8.1.1.8 Diagnose medic.2.8.1.2 Status Kesehatan Masa Lalu2.8.1.2.1 Penyakit yang ernah dialami2.8.1.2.2 Pernah dirawat2.8.1.2.3 Operasi2.8.1.2.4 Riwayat alergi2.8.1.2.5 Status munisasi2.8.1.2.6 Kebiasaan obat obatan2.8.1.3 Pengkajian Riwayat NyeriSifat Nyeri : P,Q,R,S,TP : provocating ( pemacu ) dan palliative yaitu faktor yang meningkatkan atau mengurangi nyeriQ : Quality dan QuantitySupervisial : tajam, menusuk, membakarDalam : tajam, tumpul, nyeri terusR : region ( area / daerah )T: time ( waktu seseorang, lamanya, keterapan muncul.2.8.2 Diagnosa Keperawatan2.8.2.1 Nyeri akut b.d cidera fisik2.8.2.2 Intoleransi aktivitas b.d kelelahan2.8.2.3 Gangguan pola tidur b.d ketidaknyaman fisik2.8.2.4 Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang2.8.2.5 Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik2.8.2.6 Ansietas b.d krisis situasional2.8.3 Intervensi 2.8.3.1 Nyeri akut b.d cidera fisikTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil :a) adanya penurunan intensitas nyerib) ketidaknayaman akibat nyeri berkurangc) tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akutIntervensi :a) Kaji nyeriRasional : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.b) Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasienRasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbulc) Berikan analgetik sesuai programRasional : untuk mengurangi rasa nyerid) Observasi TTVRasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien. 2.8.3.2 Nyeri kronis b.d cidera fisikTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil :a) tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah b) tidak ada posisi tubuh yang melindungic) tidak ada kegelisahan atau ketegangan ototd) tidak kehilangan nafsu makane) frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan Intervensi :a) kaji KU, PQRST, TTV serta efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjangRasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan serta mengetahui efek penggunaan obat secara jangka panjangb) Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeriRasional : utk mengetahui tingkat nyeri pasienc) Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuatRasional : untuk mengurangi rasa nyeri secara adekuatd) Kolaborasi pemberian obat analgesikRasional : untuk mengurangi rasa nyeri2.8.2.3 Intoleransi Aktifitas b.d kelelahan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah dapat teratasi dengan KH sebagai berikut:a) Pasien dapat melakukan aktivitasnya sendirib) Pasien tidak lemasIntervensi :a) Kaji aktivitas dan mobilitas pasienRasional : untuk bisa mengetahui perkembangan dari pasien.b) Bantu aktifitas pasienRasional : untuk memperlancar aktivitas pasienc) Berikan terapi sesuai programRasional : untuk memberikan pengobatan2.8.2.4Gangguan pola tidur b.d perubahan lingkungan (hospitalisasi)Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan tidur tercukupi dengan KH sebagai berikut :a) Kebutuhan tidur tercukupib) Pasien tampak segarc) Tidak sering terbangun pada saat tidurIntervensi :a) Kaji pola tidur pasienRasional : untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien setiap halb) Ciptakan lingkungan nyaman dan tenangc) Batasi pengunjungRasional : agar pasien lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak.2.8.2.5 Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d perubahan nafsu makanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan nutrisi pasien tercukupi dengan KH sebagai berikuta) Nafsu makan bertambahb) Pasien tampak lemasIntervensi :a) Kaji nutrisi pasienRasional : untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pasienb) Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya nutrisi tubuhRasional : membantu pasien dalam memperluas pengetahuan tentang nutrisic) Kolaborasi dengan ahli giziRasional : untuk mengetahui gizi yang seimbang

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar klien. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan ketrampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri). Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri (Kolcaba 1992).Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika klien mengalami sensasi tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan jaringan yang actual dan potensional atau gambaran adanya kerusakan (NANDA, 2005).Berdasarkan lama atau durasinya nyeri dibagi menjadi dua yaitu:a) Nyeri akut : terjadi setelah tubuh terkena cedar, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan.b) Nyeri kronik : nyeri konstan atau intermiten yang mentap sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan.

3.2 SaranKarena kenyamanan merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia, maka segbagai perawat kita harus mampu memberikan kenyamanan bagi klien, agara klien merasa tentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan ketrampilan sehari-hari), lega (kebutuhan yang terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri).13