kenya man an

Upload: silalahi-tabur

Post on 10-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kenyamanan

    A.1. Pengertian Kenyamanan

    Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan

    karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne, 1995). Menurut

    Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman adalah segar; sehat sedangkan

    kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan. Kolcaba (2003)

    menjelaskan bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya

    kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. Dengan

    terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri

    individu tersebut.

    Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

    seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan

    berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui keenam indera

    melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat

    tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu

    dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian

    otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak.

    Ketidaknyamanan di satu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009).

    Universitas Sumatera Utara

  • 11

    Sanders dan McCormick (1993) menggambarkan konsep kenyamanan

    bahwa kenyamanan merupakan suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung

    pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat

    kenyamanan yang dirasakan orang lain secara langsung atau dengan observasi

    melainkan harus menanyakan langsung pada orang tersebut mengenai seberapa

    nyaman diri mereka, biasanya dengan menggunakan istilah-istilah seperti agak

    tidak nyaman, mengganggu, sangat tidak nyaman, atau mengkhawatirkan.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan adalah

    suatu kontinum perasaan dari paling nyaman sampai dengan paling tidak nyaman

    yang dinilai berdasarkan persepsi masing-masing individu pada suatu hal yang

    dimana nyaman pada individu tertentu mungkin berbeda dengan individu lainnya.

    A.2. Aspek dalam Kenyamanan

    Menurut Kolcaba (2003) aspek kenyamanan terdiri dari:

    a. Kenyamanan fisik berkenaan dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh

    individu itu sendiri.

    b. Kenyamanan psikospiritual berkenaan dengan kesadaran internal diri,

    yang meliputi konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga

    hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi.

    c. Kenyamanan lingkungan berkenaan dengan lingkungan, kondisi dan

    pengaruh dari luar kepada manusia seperti temperatur, warna, suhu,

    pencahayaan, suara, dll.

    Universitas Sumatera Utara

  • 12

    d. Kenyamanan sosial kultural berkenaan dengan hubungan interpesonal,

    keluarga, dan sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan

    individu, kegiatan religius, serta tradisi keluarga).

    A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan

    Menurut Hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

    kenyamanan antara lain:

    a. Sirkulasi

    Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti tidak

    adanya pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan kendaraan

    bermotor, atau tidak ada pembagian sirkulasi antara ruang satu dengan lainnya.

    Sirkulasi dibedakan menjadi dua yaitu sirkulasi di dalam ruang dan sirkulasi di

    luar ruang atau peralihan antara dalam dan luar seperti foyer atau lobby, koridor,

    atau hall.

    b. Daya alam atau iklim

    1. Radiasi matahari

    Dapat mengurangi kenyamanan terutama pada siang hari, sehingga perlu adanya

    peneduh.

    2. Angin

    Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta

    pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikan kenyamanan. Pada ruang

    Universitas Sumatera Utara

  • 13

    yang luas perlu diadakan elemen-elemen penghalang angin supaya kecepatan

    angin yang kencang dapat dikurangi.

    3. Curah hujan

    Faktu curah sering menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia di ruang luar

    sehingga perlu di sediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter, gazebo).

    4. Temperatur

    Jika temperatur ruang sangat rendah maka temperatur permukaan kulit akan

    menurun dan sebaliknya jika temperatur dalam ruang tinggi akan mengalami

    kenaikan pula. Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa temperatur yang terlalu

    dingin akan menurunkan gairah kerja dan temperatur yang terlampau panas dapat

    membuat kelelahan dalam bekerja dan cenderung banyak membuat kesalahan

    c. Kebisingan

    Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan adalah salah

    satu masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan para pekerja yang berada

    di sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah dengan

    menggunakan alat pelindung diri (ear muff, ear plug).

    d. Aroma atau bau-bauan

    Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang tidak

    sedap akan tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapat diatasi dengan

    memindahkan sumber bau tersebut dan ditempatkan pada area yang tertutup dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 14

    pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan atau semak ataupun

    dengan peninggian muka tanah.

    e. Bentuk

    Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia

    agar dapat menimbulkan rasa nyaman.

    f. Keamanan

    Keamanan merupakan masalah terpenting, karena ini dapat mengganggu dan

    menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan saja berarti dari

    segi kejahatan (kriminal), tapi juga termasuk kekuatan konstruksi, bentuk ruang,

    dan kejelasan fungsi.

    g. Kebersihan

    Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa

    nyaman karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak sedap.

    Pada daerah tertentu yang menutut kebersihan tinggi, pemilihan jenis pohon dan

    semak harus memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.

    h. Keindahan

    Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh

    kenyamanan karena mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera. Untuk

    menilai keindahan cukup sulit karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda

    Universitas Sumatera Utara

  • 15

    untuk menyatakan sesuatu itu adalah indah. Dalam hal kenyamanan, keindahan

    dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna.

    i. Penerangan

    Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu memperhatikan

    beberapa hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitas cahaya, daya

    penerangan, pemilihan dan perletakan lampu. Pencahayaan alami di sini dapat

    membantu penerangan buatan dalam batas-batas tertentu, baik dan kualitasnya

    maupun jarak jangkauannya dalam ruangan.

    B. Warna

    B.1. Pengertian Warna

    Menurut Kamus Bahasa Indonesia, warna adalah kesan yang diperoleh

    mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Pengertian

    warna menurut Newton adalah bagian sinar dalam spektrum yang tergantung pada

    gelombang cahayanya. Menurut Lenggosari (2008) warna adalah sesuatu yang

    diterima oleh manusia dari cahaya atau sinar.

    Warna adalah unsur yang bisa menciptakan mood atau suasana ruang

    (Wulansari, 2007). Menurut Eiseman (2000) warna merupakan bentuk

    komunikasi non verbal yang berfungsi sebagai metode penyampaian pesan dan

    makna yang paling instan atau menghasilkan pengaruh dengan seketika.

    Secara objektif atau fisik, warna adalah sifat cahaya yang dipancarkan

    sementara secara subjektif atau psikologis, warna adalah sebagian dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 16

    pengalaman indera penglihatan (Swasty, 2010). Marian Davis L (1987)

    menggolongkan warna menjadi dua, yaitu warna eksternal dan internal. Warna

    eksternal adalah warna yang bersifat fisika dan faali, sedangkan warna internal

    adalah warna sebagai persepsi manusia, cara manusia melihat warna kemudian

    mengolahnya di otak dan cara mengekspresikannya.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa warna adalah kesan yang

    diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.

    Warna hanya dapat dilihat karena adanya cahaya. Saat mata menangkap warna

    yang sebenarnya terlihat adalah pantulan cahaya dari sebuah benda yang

    kemudian diterima atau ditangkap mata.

    B.2. Proses Kerja Warna

    Dua unsur yang sangat penting untuk melihat warna adalah mata dan

    cahaya. Tanpa kedua unsur tersebut tidak akan dapat menikmati warna secara

    sempurna, karena cahaya adalah sumber warna dan mata adalah media untuk

    menangkap warna dari sumbernya (Darmaprawira, 2002).

    Cahaya merupakan penyebab terjadinya warna. Cahaya terdiri dari

    seberkas sinar yang memiliki panjang gelombang dan getaran yang frekuensinya

    berbeda-beda. Perbedaan gelombang cahaya inilah yang menciptakan perbedaan

    warna. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia

    berkisar antara 400-700 nanometer dengan frekuensi antara 3,8.104

    - 3,8.10-4

    . Bila

    gelombang tersebut memasuki mata, maka akan terjadi yang disebut dengan

    sensasi warna (Darmaprawira, 2002).

    Universitas Sumatera Utara

  • 17

    Tabel 1. Daftar Warna dan Panjang Gelombang

    Warna Panjang gelombang

    Ungu 400-450 nm

    Biru 450-495 nm

    Hijau 495-580 nm

    Kuning 580-600 nm

    Orange 600-64 0nm

    Merah 640-750 nm

    Proses warna sampai ke mata karena adanya kerjasama antara mata dan

    otak (Darmaprawira, 2002). Di dalam mata terdapat organ-organ mata yang

    memiliki fungsi berbeda-beda. Bagian depan bola mata yang disebut dengan

    kornea merupakan penutup bening seperti kristal. Di belakang kornea terdapat iris

    berbentuk cincin yang dapat melebar dan menguncup bila mendapat pengaruh

    cahaya, kemudian iris membentuk pupil. Bagian belakang pupil terdapat lensa

    yang akan mencembung bila melihat obyek jarak dekat dan akan mendatar bila

    melihat obyek jarak jauh. Retina yang terletak dibagian paling belakang mata

    merupakan jaringan kerja dari saraf yang sensitif. Di sinilah cahaya difokuskan

    dan rangsangan-rangsangan disalurkan ke otak (Darmaprawira, 2002).

    Retina pada mata adalah mediator antara dunia nyata dan otak dimana

    terjadi proses yang membentuk suatu model realita di dalam pikiran. Perasaan

    akan mencatat situasi lingkungan yang tidak tampak (Darmaprawira, 2002).

    Cahaya yang masuk ke mata bervariasi dan dibedakan dalam tiga aspek yaitu

    kecerahan, skala gelombangnya, dan arah datangnya untuk membentuk imej

    retina. Mata membuat tanda-tanda (kode) informasi yang diterimanya dari medan

    Universitas Sumatera Utara

  • 18

    transmisi melalui sistem visual seperti bentuk, tekstur, warna, perspektif, dan

    sebagainya. Otak menghubungkan tanda-tanda (kode) informasi dari mata tetapi

    tidak menyalin imej yang jatuh pada retina. Mata dapat melihat perbedaan

    panjang gelombang dan untuk imej, otaklah yang merakit seluruh variasi dan

    menjawab hubungan warna yang satu dengan lainnya (Pavey, 1980).

    B.3. Karakteristik Warna

    Karakteristik warna adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh

    suatu warna. Secara garis besar, sifat khas yang dimiliki oleh warna dibagi dalam

    2 golongan besar berdasarkan temperatur warna dengan alat ukur rasa, yaitu

    warna panas yang merangsang sistem saraf secara otomatis dan warna dingin

    yang memperlambat rangsangan (Darmaprawira, 2002). Deretan warna panas

    pada lingkaran warna adalah merah-ungu, merah, merah-jingga, jingga, kuning-

    jingga, sampai kuning dan warna paling panas adalah warna jingga. Deretan

    warna dingin dari lingkaran warna adalah kuning-hijau, hijau, biru-hijau, biru,

    biru-ungu, ungu dan warna paling dingin adalah warna biru-hijau.

    Lingkaran warna mempermudah dalam memahami warna. Pembagian

    spektrum pada lingkaran warna dikembangkan dari tiga warna yaitu merah,

    kuning, dan biru. Ketiga warna primer tersebut jika dicampur akan menghasilkan

    dua belas warna baru yaitu merah, merah-jingga, jingga, kuning-jingga, kuning,

    kuning-hijau, hijau, biru-hijau, biru, biru-ungu, ungu, dan merah-ungu. Sementara

    hitam dan putih tidak termasuk dalam spektrum warna karena merupakan warna

    netral (Lenggosari, 2008). Lingkaran warna berpendar dan membentuk dua

    Universitas Sumatera Utara

  • 19

    kelompok, yaitu warna panas yang merupakan warna yang cepat ditangkap oleh

    mata dan memberikan rangsangan energi untuk yang melihat. Warna panas

    memberikan kesan positif, merangsang, energik, agresif, dan aktif seperti warna

    merah, oranye, dan kuning. Warna-warna tertentu lainnya disebut sebagai warna

    dingin karena memberikan kesan tenang, negatif, mundur, tersisih, aman,

    tenggelam, depresi, dan hening seperti warna violet, biru, dan hijau. Warna ini

    membiaskan warna yang lembut dan termasuk ke dalam warna-warna yang

    menyejukkan (Lenggosari, 2008).

    Hideaki Chijiwa dalam bukunya Color Harmony membuat karakteristik

    warna yang digolongkan dalam enam golongan, yaitu:

    1. Warna hangat yaitu warna-warna yang terletak antara merah dan

    kuning, yaitu merah, kuning, coklat, dan jingga.

    2. Warna sejuk yaitu warna-warna yang terletak antara hijau dan ungu

    melalui biru.

    3. Warna tegas yaitu warna biru, merah, kuning, putih, dan hitam.

    4. Warna tua/ berat yaitu warna-warna tua yang mendekati warna hitam.

    5. Warna muda/ ringan yaitu warna-warna yang mendekati warna putih.

    6. Warna tenggelam yaitu semua warna yang diberi campuran kelabu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 20

    B.4. Dimensi Psikologis Warna

    Dimensi warna menurut Albert Munsell (Darmaprawira, 2002) terdiri dari

    3 bagian yaitu:

    a. Dimensi pertama adalah nama warna (hue)

    Dengan mengetahui nama warna maka identifikasi warna bisa dikenal

    dengan mudah, karena dengan namanya warna dapat dibedakan antara satu

    dengan lainnya. Mata manusia normal dapat membedakan jutaan warna dalam

    berbagai tingkat kecerahannya. Sebelum data Munsell distandardisasikan, nama-

    nama warna pada masa lampau diberikan berdasarkan warna alamiah yang

    dimiliki sebelumnya seperti hijau alpokat adalah warna hijau yang menyerupai

    warna buah alpokat.

    Dalam teori lingkaran warna Munsell mengambil tiga warna utama

    sebagai dasar yang disebut dengan warna primer yaitu merah dengan kode M,

    kuning dengan kode K, dan biru dengan kode B. Apabila dua warna primer

    masing-masing dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau warna

    sekunder. Bila warna primer dicampur dengan warna sekunder akan dihasilkan

    warna tersier. Bila antara warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan

    sekunder akan dihasilkan warna netral.

    b. Dimensi kedua adalah nilai atau derajat warna

    Nilai warna diambil dari bahasa Inggris yaitu value yang berarti tingkatan

    atau urutan kecerahan suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas

    tingkat kecerahan warna. Secara teoritis diagram tingkatan nilai yang biasa

    Universitas Sumatera Utara

  • 21

    digunakan adalah 9 tingkat, mulai dari yang tercerah Putih (P), melalui deretan

    abu-abu netral (Kn) sampai kepada yang tergelap Hitam. Dr. Denman W. Ross,

    membagi interval nilai menjadi 9 langkah dengan berjarak tetap dan diberi simbol

    secara numerik. Putih diberi nomor 1 dan hitam diberi nomor 9. Abu-abu netral

    diberi nomor 2 sampai 8 dengan Kn nomor 5 yang paling netral. Bila

    dihubungkan dengan warna nilai yang lebih terang disebut dengan warna cerah

    atau warna muda sebaliknya warna yang nilainya lebih rendah disebut warna

    gelap atau warna tua.

    Nilai dapat memberikan efek yang berlainan terhadap warna. Dalam

    penggunaannya, nilai cerah akan menambah luas ukuran suatu objek misalnya

    ruangan sempit yang dindingnya dicat dengan warna cerah akan terasa lebih luas

    dari ukuran yang sebenarnya. Sebaliknya nilai gelap akan terasa mempersempit

    atau memperkecil ukuran yang sebenarnya dari suatu objek. Di samping akan

    mempersempit atau memperlebar, nilai warna dapat mengubah jarak seperti

    sebuah ruangan akan terasa lebih tinggi bila warna langit-langit ruangan diberi

    warna bernilai cerah.

    c. Dimensi ketiga adalah chorma/ saturation

    Chroma atau saturation adalah intensitas sebuah warna yang menyatakan

    kekuatan atau kelemahan warna, daya pancar warna dan kemurnian warna.

    Intensitas dapat pula dikatakan seberapa jauh suatu warna jaraknya dari kelabu

    atau dari netral.

    Universitas Sumatera Utara

  • 22

    1. Tint

    Warna yang dicampur dengan warna putih disebut tints (Pile, 2003).

    Dengan menambahkan nilai pada warna melalui pencampuran pigmen menurut

    ukuran yang tepat, dapat dihasilkan tingkat kecerahan warna yang kelak masing-

    masing warna akan mempunyai kekuatan atau intensitas.

    Banyak dari intensitas warna dapat diubah dengan mencampurnya dengan

    warna putih atau abu-abu terang. Pada campuran warna putih dengan intensitas

    tinggi, tints menghasilkan warna pastel atau warna pucat. Pada waktu mencampur

    sedikit warna putih pada warna kuat yang jumlahnya lebih banyak, warna yang

    dihasilkan tetap terlihat kuat. Warna yang dicampur dengan putih akan

    menghasilkan warna-warna seperti pink, sea foam, atau baby line (Pile, 2003).

    2. Shade

    Shade adalah warna atau hue yang dicampur dengan dengan hitam (Pile,

    2003). Karena warna yang dihasilkan cenderung gelap, warna-warna ini memiliki

    karakter yang lebih kuat daripada tint.

    3. Tone

    Pencampuran warna dengan hitam, putih, dan abu-abu akan menghasilkan

    tiga macam tingkat kecerahan warna, yaitu salah satunya adalah yang dinamakan

    deretan warna nada atau tones.

    Dua warna mungkin akan sama namanya, misalnya merah dan nilainya

    pun mungkin sama, tetapi mungkin akan berbeda dari segi intensitas atau

    Universitas Sumatera Utara

  • 23

    kekuatannya, yang satu mungkin lebih kuat dari yang lainnya. Warna yang penuh

    intensitasnya akan sangat menarik perhatian atau menonjol dan memberikan

    penampilan yang cemerlang. Warna yang intensitasnya rendah lebih halus dan

    lembut.

    B.5. Psikologi Warna

    Psikologi warna adalah suatu hal yang terbentuk dalam diri manusia ketika

    melihat warna tertentu. Dari sisi psikologi, warna memiliki dampak yang kuat

    terhadap emosi dan mood manusia dan merupakan aspek yang mempengaruhi

    penampilan visual suatu ruang. Telah dibuktikan bahwa kebanyakan orang

    mempunyai reaksi yang hampir sama terhadap warna.

    Pada abad ke-15, lama sebelum para ilmuwan memperkenalkan warna,

    Leonardo Da Vinci menemukan warna utama psikologis, yaitu merah, kuning,

    hijau, biru, hitam, dan putih. Kini para ilmuwan memperkenalkan keterlibatan

    warna terhadap cara otak menerima serta menginterpretasikan warna. Adanya

    perkembangan bidang psikologi juga membawa warna menjadi objek perhatian

    bagi para ahli psikologi.

    Pada masa sekarang orang memilih warna tidak hanya sekedar mengikuti

    selera pribadi berdasarkan perasaannya saja tapi telah memilih warna berdasarkan

    kesadaran penuh akan kegunaan warna tersebut (Darmaprawira, 2002). Selera

    orang terhadap suatu warna berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa

    warna berpengaruh terhadap emosi setiap orang. Apabila seseorang tidak

    menyukai warna tertentu mungkin ada sebabnya. Demikian juga respon terhadap

    warna tersebut, karena warna tertentu pernah dipakai oleh seseorang

    Universitas Sumatera Utara

  • 24

    menyebabkan kita menyukai warna tersebut atau tidak menyukai warna tertentu

    karena pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan dengan warna tersebut.

    Kesukaan seseorang terhadap warna menurut penelitian psikologi bisa

    diasosiasikan dengan sifat pembawaan individu tersebut. Sebagai contoh

    seseorang yang menyukai warna merah akan menunjukkan bahwa orang tersebut

    bersifat ekstrovert, pribadi yang integratif dengan dunia luar, dan mudah

    menyesuaikan diri dengan dunia.

    Dalam aktivitas manusia, warna membangkitkan kekuatan perasaan untuk

    bangkit atau pasif, baik dalam penggunaan untuk interior maupun untuk

    berpakaian. Setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik dalam hal

    ini adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. Ditinjau

    dari efeknya terhadap kejiwaan dan sifat khas yang dimilikinya, warna dipilah

    dalam 2 kategori yaitu golongan warna panas dan golongan warna dingin.

    Diantara keduanya ada yang disebut warna antara atau intermediates. Pada

    skema warna psikologi yang diambil dari sistem lingkaran warna Oswalddapat

    dilihat dengan jelas golongan warna panas berpuncak pada warna jingga (J), dan

    warna dingin berpuncak pada warna biru kehijauan (BH). Warna-warna yang

    dekat dengan jingga atau merah digolongkan kepada warna panas atau hangat dan

    warna-warna yang berdekatan dengan warna biru kehijauan termasuk golongan

    warna dingin atau sejuk (Darmaprawira, 2002).

    Universitas Sumatera Utara

  • 25

    Bagan 1. Skema Psikologi Warna (Darmaprawira, 2002)

    Efek psikologis golongan warna panas, seperti merah, jingga, dan kuning

    memberi pengaruh psikologis panas, menggembirakan, menggairahkan dan

    merangsang. Golongan warna dingin hijau dan biru memberi pengaruh psikologis

    menenangkan, damai, sedangkan warna ungu membawa pengaruh menyedihkan.

    Untuk warna putih memberi pengaruh bersih, terbuka dan terang, warna hitam

    memberi pengaruh berat, formal, dan tidak menyenangkan (Pile, 1995 dan Birren,

    1961).

    B.6. Warna Untuk Kantor

    Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang

    mempunyai dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagian besar pegawai

    sadar akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak

    psikologisnya baik positif maupun negatif pada produktivitas, kelelahan, moral,

    tingkah laku, dan ketegangan (McShane, 1997). Warna pada perkantoran tidak

    hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi.

    Menurut Grandjean (1988) warna di dalam atau di sekitar tempat kerja

    memiliki beberapa fungsi:

    a. Keteraturan dan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 26

    b. Untuk mengindikasikan perlengkapan keamanan.

    c. Kontras warna yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.

    d. Efek psikologis pada operator.

    Sebelum memulai untuk merencanakan warna ruangan harus

    dipertimbangan terlebih dahulu fungsi ruangan dan siapa yang akan menggunakan

    ruangan tersebut. Setelah itu merencanakan warnanya dan hubungannya dengan

    faktor-faktor psikologis dan fisiologisnya Pertimbangan juga harus diperhatikan

    pada pekerjaannya apakah pekerjaannya monoton atau pekerjaan yang sangat

    membutuhkan konsentrasi. Jika pekerjaannya monoton sebaiknya memasukkan

    beberapa area dengan warna yang menarik tetapi bukan area yang besar seperti

    dinding utama ataupun langit-langit, area yang diberi warna menarik seperti pillar,

    pintu ataupun dinding pemisah (Grandjean, 1988).

    Jika ruang kerjanya sangat besar dapat dibagi dengan warna-warna yang

    berbeda sehingga membuatnya lebih anonim. Jika pekerjaan yang dilakukan

    dalam ruangan membutuhkan konsentrasi maka seharusnya memilih warna yang

    lebih berhati-hati untuk menghindari distraksi. Dalam kasus ini, dinding, langit-

    langit, dan elemen struktural lain seharusnya dicat dengan warna yang terang

    tetapi tidak mengganggu penglihatan (Grandjean, 1988).

    Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

    pemilihan warna di kantor (Quible, 2001), antara lain:

    1. Kombinasi warna

    Universitas Sumatera Utara

  • 27

    Kombinasi dari warna primer yaitu kuning, merah, dan biru menghasilkan warna

    sekunder. Warna tersier dihasilkan dengan mencampur warna sekunder dengan

    warna primer. Beberapa pilihan koordinasi warna yang bisa digunakan adalah:

    a. Warna komplementer yaitu warna yang saling berlawanan pada bagan

    warna seperti merah-hijau, kuning-violet, dan biru-oranye.

    b. Warna split komplementer yaitu warna pada sisi dari warna komplementer

    seperti biru-violet dan biru-hijau adalah warna split komplementer dari

    oranye.

    c. Warna triad yaitu tiga warna yang berjarak sama satu sama lain pada

    bagan warna seperti oranye, hijau, violet, atau kuning-oranye, biru-hijau,

    dan merah-violet.

    2. Efek cahaya pada warna

    Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spektrum yang berbeda, sistem

    pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yang signifikan

    terhadap pilihan warna. Sumber cahaya hanya akan meningkatkan warna yang

    sesuai dengan spektrumnya.

    3. Nilai pemantulan warna

    Menurut penelitian ahli mata (opthamologist) dan ahli pencahayaan, warna

    yang baik untuk kantor sebaiknya mempunyai daya pantul sekitar 30%. Warna-

    warna yang demikian bersifat netral dan tidak akan menimbulkan kekacauan

    sehingga para karyawan dapat bekerja dengan baik.

    Berikut adalah daftar spesifikasi warna yang mempunyai daya pantul

    sekitar 30% menurut sistem Munsell:

    Universitas Sumatera Utara

  • 28

    Tabel 2. Daftar Spesifikasi Warna Sistem Munsell

    Nama warna Daya pantul

    Terracotta 30,4%

    Rose Pompadour 30,4%

    Rose Beige 30,4%

    Old Gold 30,4%

    Avocado 30,4%

    Ameral Green 30,4%

    Oriental Gold 30,4%

    Malachite Green 30,4%

    Parkins Violet 30,4%

    Vivid Orange 30,4%

    Turquoise 30,4%

    Sapphire Blue 30,4%

    4. Dampak dari warna

    Warna sering kali mempengaruhi suasana hati. Warna biru memberikan

    kesan lembut, teduh, melambangkan keharmonisan, kedamaian, serta keteguhan.

    Warna biru cocok digunakan pada kantor yang menekankan pekerja untuk fokus

    dan berkonsentrasi pada angka. Warna ini bila diaplikasikan pada ruangan kantor

    akan menimbulkan perasaan nyaman, aman dan sangat baik diterapkan pada

    ruangan yang terlalu terang. Warna biru dapat mengurangi ketegangan otot-otot

    tubuh dan tekanan darah (Gie, 2007). Warna hijau merupakan warna yang sangat

    teduh di mata, berkesan natural dan memberikan kesegaran. Warna ini cocok

    digunakan dalam segala ruangan di kantor. Biru dan hijau merupakan warna yang

    memiliki makna menguntungkan karena dapat menstimulasi dan meningkatkan

    kondisi kerja yang menenangkan dan juga memberi nuansa keharmonisan,

    sukacita, serta pertumbuhan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 29

    Warna kuning menghadirkan suasana hangat, riang dan menambah kesan

    luas pada ruang-ruang sempit. Warna kuning mencerminkan sifat kreatif, intelek

    serta kepemimpinan. Kuning dapat merangsang mata dan saraf untuk lebih fokus,

    berkonsentrasi, dan memunculkan kesan hidup yang membuat karyawan

    bersemangat (Gie, 2007). Kuning adalah warna yang paling cocok dipergunakan

    untuk ruangan pertemuan. Oranye, sama seperti kuning, paduan warna oranye

    pada ruang kerja kantor dapat mendorong kreativitas serta merangsang rasa

    prediktabilitas dan stabilitas.

    Warna merah merupakan aksen cantik yang bersifat terbuka serta akrab.

    Warna merah memberikan kesan berani dan cerah. Lewat aplikasi warna merah,

    suasana ruang kerja menjadi warna hidup, penuh sukacita, kebajikan, dan

    mengalirkan energi positif serta semangat karyawan dalam bekerja. Warna merah

    dapat meningkatkan tekanan darah dan kemampuan aktivitas motorik pekerja.

    Merah dan gradasinya seperti maroon dan burgundy cocok untuk diaplikasikan ke

    ruang resepsionis kantor. Warna merah muda melambangkan romantis, misterius,

    menggairahkan, membangkitkan minat, lemah lembut, kalem, menyejukan, dan

    menenangkan.

    Warna ungu mempunyai karakter yang penuh kekuatan. Ungu adalah

    warna pemikir untuk mencapai besar seperti filsuf, pemimpi, penulis, dan

    visioner. Pada ruang kerja kantor, ungu dapat dihadirkan lewat aksesoris

    misalnya, lukisan dengan variasi warna ungu yang kehadirannya dapat

    meningkatkan kreatifitas dan mampu menciptakan produktivitas terutama di area

    kerja.

    Universitas Sumatera Utara

  • 30

    Putih merupakan warna yang bersifat netral, tepat untuk digunakan

    sebagai warna dasar sehingga suasana nyaman dapat dirasakan pada kantor.

    Warna jingga memberikan kesan menantang, memberi terang, intelek, percaya

    diri, bekerja keras, setia, tabah sehingga cocok untuk diterapkan di bagian

    penjualan dengan memadukan warna putih.

    C. Pengaruh Warna Ruang Kerja Terhadap Kenyamanan

    Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang dimana

    lingkungan yang sesuai dapat memberikan kesan nyaman dan berfungsi sebagai

    sarana yang harus diperhatikan terhadap efektivitas dan efisensi kerja (Hammer,

    1999). Kenyamanan dalam bekerja merupakan hal yang diinginkan oleh tiap

    pekerja serta secara tidak langsung merupakan prediktor yang penting dalam

    efisensi operasional perusahaan seperti produktivitas, kepuasan kerja,

    kesejahteraan, dan keselamatan kerja (Miller, 2008). Menciptakan lingkungan

    fisik kerja yang nyaman, sehat, dan menyenangkan adalah salah satu cara dalam

    meningkatkan kenyamanan para karyawan sehingga secara tidak langsung

    berpengaruh terhadap produktivitas kerja mereka khususnya karyawan yang

    menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di kantor setiap harinya. Hal ini

    sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Clements-Croom, Derek dan Li

    Baizhan (2000) yang menegaskan bahwa pekerja dapat menyukai pekerjaan

    mereka namun tidak dengan lingkungan kerja mereka yang tidak nyaman.

    Penelitian yang dilakukan oleh Herman Miller (2007) menyimpulkan bahwa

    melakukan beberapa pengawasan atau kontrol pada ruangan kerja dapat

    meningkatkan kenyamanan, kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan, dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 31

    mengurangi stres sehingga dapat mengarahkan pada produktivitas yang lebih

    besar dan kesehatan yang lebih baik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Chao,

    Schwartz, Milton, dan Burge (2003) menunjukkan bahwa lingkungan yang tidak

    sehat dan nyaman akan menurunkan tingkat produktivitas maupun moral pegawai.

    Penelitian yang dilakukan oleh Sterk (2005) menemukan bahwa 86% pegawai

    sangat mengharapkan lingkungan kerja yang nyaman,.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam menciptakan lingkungan

    kerja yang nyaman adalah keindahan (Hakim, 2006). Dalam hal kenyamanan,

    keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna (Hakim, 2006).

    Menurut McShane (1997), warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan

    perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi karyawan.

    Dalam aktivitas manusia, warna membangkitkan kekuatan perasaan untuk

    bangkit atau pasif khususnya dalam penggunaan interior. Penelitian telah

    membuktikan adanya reaksi tubuh manusia terhadap warna baik secara psikologis

    maupun fisiologis (Allen dan Stimpson, 1994). Riset tersebut membuktikan

    bahwa warna mempengaruhi suasana hati dan perasaan seseorang dalam

    hubungannya dengan ruang. Sebuah studi tentang Impact of Color yang

    dilakukan sekelompok fotografer dan psiklolog (2006) menyimpulkan bahwa

    warna turut mempengaruhi emosi setiap orang terutama para pekerja yang lebih

    banyak menghabiskan waktu dalam ruangan.

    Menurut penelitian ahli mata (opthamologist) dan ahli pencahayaan, warna

    yang baik untuk kantor sebaiknya mempunyai daya pantul sekitar 30% karena

    warna demikian bersifat netral, tidak akan menimbulkan kekacauan, dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 32

    meningkatkan kenyamanan serta efisiensi kerja (Darmaprawira, 2002). Hal ini

    telah dibuktikan oleh hasil penelitian bahwa warna yang sering digunakan dalam

    gedung perkantoran yaitu 88% warna putih, 88% campuran warna putih dan hijau,

    83% warna abu-abu, dan 81% warna gading dimana warna-warna tersebut

    memiliki daya pantul yang rendah sehingga tidak menganggu penglihatan

    karyawan selama berada di ruang kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Darul

    Amin Jemmy (2009) juga membuktikan bahwa warna lembut seperti abu-abu

    cerah, kream, dan warna gading yang memiliki tingkat pantul cahaya yang rendah

    akan cocok dengan suasana kerja dan secara langsung warna interior kantor yang

    tidak menganggu penglihatan tersebut mempengaruhi kinerja pekerja.

    Tujuan pewarnaan tidak hanya sekedar menyenangkan mata saja tetapi

    mempunyai tujuan lain yaitu untuk meningkatkan kenyamanan dalam ruang kerja

    sehingga dapat memperbesar efisiensi kerja para karyawan (Gie, 2007). Sebuah

    penelitian dari Creighton University (1999) mengungkapkan bahwa warna dapat

    mempengaruhi efisensi dan emosi para pekerja dimana karyawan yang berada di

    dalam ruang kantor berwarna biru memiliki perasaan tenang dalam mengerjakan

    tugas.

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis penelitian dibagi menjadi dua yakni Ha dan Ho, dimana Ha atau

    biasa disebut sebagai hipotesis alternatif menyatakan adanya saling hubungan

    antara dua variabel atau lebih atau adanya perbedaan dalam hal tertentu pada

    kelompok-kelompok yang berbeda sedangkan Ho adalah hipotesis yang

    menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih atau

    Universitas Sumatera Utara

  • 33

    hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu

    dan kelompok lainnya.

    Berdasarkan dari penelitian diatas dapat ditarik suatu hipotesis, yaitu :

    Ha : Ada pengaruh warna ruang kerja terhadap kenyamanan dosen

    Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU.

    Ho : Tidak ada pengaruh warna ruang kerja terhadap kenyamanan dosen

    Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU.

    Universitas Sumatera Utara