kenapa sih harus sukses dan kenapa sih harus bahagia

7
By: Kurnada Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia ? “Kenapa dong?” Begitu teman saya bertanya dengan sedikit mendesak. Jujur saya bingung menjawabnya. Lalu saya balik pertanyaannya “Memang kenapa sih tidak harus sukses dan tidak harus bahagia?”. Wah malah bengong dia. Pertanyaan diatas biasanya diajukan oleh orang yang merasa dirinya tidak sukses. Orang ini merasa sedih karena tidak bisa mencapai kriteria sukses yag umum berkembang di masyarakat. Banyak sekali orang seperti ini disekitar kita. Dan saya adalah orang yang mendukung pertanyaan itu, meskipun saya tahu bahwa itu adalah pertanyaan yang bersifat pembelaan diri. Membela diri dari dianggap tidak sukses oleh orang lain dan lingkunganya. Apakah hanya orang yang berharta yang berhak disebut sukses? Apakah ukuran sukses itu jabatan yang tinggi dan berpengaruh? Apakah kalau sudah punya jabatan tinggi atau sudah kaya terus otomatis bahagia? Kalau ini patokanya, wah berarti Tuhan gak adil dong. Masak untuk urusan sukses dan bahagia saja Tuhan diskriminatif? Saya lalu mencoba mencari dan berangkat dari sukses itu apa? Saya terus bertanya pada diri saya, Ketika mendengar kata sukses apa yang terlintas di benak saya? Apakah Kekayaan, kebahagiaan, ketenangan hidup, pendapatan besar, keharmonisan

Upload: heri-satono

Post on 15-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sukses yang pas itu sukses sekaligus bahagia. Sukses saja namun tidak bahagia adalah penyakit masa kini yang banyak terjadi di kota-kota besar.

TRANSCRIPT

Page 1: Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia

By: Kurnada

Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia ?

“Kenapa dong?” Begitu teman saya bertanya dengan sedikit mendesak.

Jujur saya bingung menjawabnya. Lalu saya balik pertanyaannya

“Memang kenapa sih tidak harus sukses dan tidak harus bahagia?”. Wah

malah bengong dia.

Pertanyaan diatas biasanya diajukan oleh orang yang merasa dirinya tidak

sukses. Orang ini merasa sedih karena tidak bisa mencapai kriteria sukses

yag umum berkembang di masyarakat. Banyak sekali orang seperti ini

disekitar kita. Dan saya adalah orang yang mendukung pertanyaan itu,

meskipun saya tahu bahwa itu adalah pertanyaan yang bersifat

pembelaan diri. Membela diri dari dianggap tidak sukses oleh orang lain

dan lingkunganya.

Apakah hanya orang yang berharta yang berhak disebut sukses? Apakah

ukuran sukses itu jabatan yang tinggi dan berpengaruh? Apakah kalau

sudah punya jabatan tinggi atau sudah kaya terus otomatis bahagia?

Kalau ini patokanya, wah berarti Tuhan gak adil dong. Masak untuk urusan

sukses dan bahagia saja Tuhan diskriminatif?

Saya lalu mencoba mencari dan berangkat dari sukses itu apa? Saya terus

bertanya pada diri saya, Ketika mendengar kata sukses apa yang terlintas

di benak saya? Apakah Kekayaan, kebahagiaan, ketenangan hidup,

pendapatan besar, keharmonisan rumah tangga, keterkenalan dan nama

besar, reputasi baik dan martabat tinggi, kedudukan sosial yang mapan,

atau apa?

Beberapa kelebat lintasan dalam benak saya menyatakan bahwa suskes

adalah menjadi terkenal dan berpenghasilan besar. Menjadi hartawan dan

dermawan. Ah betapa menyenangkankanya saat mengakses bayangan

itu. Namun kelebat lain tiba-tiba muncul dalam pikiran, kalau kaya tapi

tidak bahagia gimana ? kalau berharta tapi keluarga berantakan gimana ?

dan banyak lagi gimana-gimana lain yang berkelebatan dalam hitungan

Page 2: Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia

detik. Wah bukan sukses seperti ini yang saya inginkan. Saya maunya

meraih sukses tapi juga diikuti perasaan bahagia.

Rupanya saya sudah terjebak dengan definisi sukses yang ada di kamus-

kamus. Yang ujung-ujung dari definisinya umumnya merujuk pada

keberhasilan meraih sesuatu yang diinginkan. Parameternya jadi material

banget sehingga perasaan bahagia yang sifatnya bukan materi kadang

kala tertinggal meskipun seseorang sudah meraih sebuah kesuksesan.

Sukses Harusnya Bahagia

Ah judul diatas sepertinya provokativ sekali ya? Tapi begitulah idealnya.

Orang yang sukses harusnya bahagia. Lalu mengapa dibanyak kasus yang

pernah kita dengar dan lihat diberita, sukses tidak selalu identik dengan

bahagia?

Menurut saya karena definisi sukses yang digunakan tidak sesuai dengan

default atau fitrah penciptaan manusia sehingga sukses akhirnya tidak

selalu sama dengan bahagia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

kata sukses didefinisikan sebagai Berhasil atau Beruntung. Sementara

menurut kamus Oxford kata sukses didefinisikan sebagai pencapaian atas

hal yang diinginkan. Dengan demikian tidak salah kalau seseorang telah

berhasil mencapai apa yang diinginkannya maka akan disebut bahwa

orang tersebut sukses.

Sayangnya sekali lagi pemahaman ini cenderung untuk menjadikan

parameter materi, kekayaan dan kekuasaan sebagai simbol kesuksesan.

Sehingga ujung dari pencapaian kesuksesan yang idealnya adalah

tercapainya juga kebahagiaan menjadi tidak selalu beriringan.

Banyak sekali orang yang merasa sudah mencapai cita-cita atau

mencapai puncak kesuksesan baik karier ataupun materi, tetapi

merasakan sesuatu yang “hampa dan kosong”. Ternyata pada akhirnya,

uang harta, kehormatan, dan kedudukan bukanlah sesuatu yang mereka

cari selama ini. Orang-orang yang kelihatanya sukses namun tidak

Page 3: Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia

bahagia menurut istilah Arvan Pradiansyah1 adalah orang yang dasar

kesuksesanya adalah ambisi dan bukan happiness.

Kekosongan jiwa pada akhirnya mendorong ke arah tindakan penyalah

gunaan obat dan yang lebih ekstrim adalah tindakan bunuh diri. Presiden

direktur Hyundai yang meninggal secara mengenaskan adalah salah satu

contohnya, ia mati bunuh diri dengan melompat dari gedung pencakar

langit. Ada juga beberapa tahun lalu seorang top eksekutif Indonesia yang

mati bunuh diri dengan terjun bebas dari sebuah apartemen di Jakarta

berlantai 56.

Maxwell2 menjelaskan sikap terhadap kesuksesan ini dengan baik.

Menurutnya banyak sikap yang keliru dalam memaknai kesuksesan ini

diantaranya adalah membayangkan diri kita seperti orang yang jelas

bukan diri kita, menyamakan sukses dengan semacam prestasi,

menyamakan sukses dengan mencapai suatu tujuan atau meraih suatu

sasaran. Sukses yang disandarkan pada pengertian seperti ini biasanya

sangat egoistis dan akan meluncur pada arah yang berlawanan pada satu

titik tertentu.

Oleh karena itu definisi sukses menurut Maxwell adalah;

Mengetahui maksud anda dalam kehidupan, Bertumbuh untuk meraih

potensi maksimal anda, dan Menaburkan benih yang menguntungkan

sesama.

Saya cenderung sependapat dengan definisi ala Maxwell ini.

Kecendrungan saya untuk sependapat dengan definisi Maxwell bukan

tanpa alasan. Semua aspek yang disebut dalam definisi sukses Maxwell

tersebut sebenarnya sudah ada jawabanya langsung dari Tuhan. Maxwell

mengatakan bahwa sukses berarti Mengetahui maksud anda dalam

kehidupan , Bukankah Tuhan telah berfirman “Dan tidaklah Kuciptakan jin

dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.”3 Maxwell juga

mengatakan bahwa sukses berati Bertumbuh untuk meraih potensi

maksimal anda, dan Menaburkan benih yang menguntungkan sesama,

dan bukankah anda sering mendengar kalimat ini “Sebaik-baik manusia

Page 4: Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia

diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”4. Jadi

jelaslah bahwa maksud anda diciptakan dalam kehidupan ini adalah untuk

beribadah atau berbakti. Anda mungkin juga sudah sering mendengar

bahwa ibadah bukan hanya ritual keagamaan, bekerja adalah juga ibadah.

Kontribusi yang anda pilih dalam pekerjaan anda adalah ibadah anda.

Ketika anda bekerja dengan kualitas tinggi pada bidang yang anda sukai

dan anda menjadi ahli didalamnya maka anda telah mencapai potensi

maksimal anda. Dibidang apapun anda memilih untuk berkontribusi dalam

kehidupan ini jika anda melakukanya dengan potensi maksimal anda,

maka anda akan dikenal orang, semakin banyak orang mengenal anda

maka semakin banyak kesempatan anda untuk menebar benih kebaikan.

Sukses dalam sudut pandang ini lebih menekankan pada proses dalam

diri individu dibandingkan dengan apa yang mereka raih. Orang yang

menggunakan prinsip sukses ini dalam hidupnya tidak akan terlena oleh

arogansi kekuasaan yang dipegangnya, dan tidak pula tergoda hidup

berlebihan dengan kekayaan yang dimilikinya. Orang ini akan fleksibel

dimanapun dia berada, tidak dzalim pada tubuh fisik dan spiritualnya.

Karena sukses baginya adalah menebarkan sebanyak mungkin manfaat.

Menebar manfaat prinsipnya adalah berbagi, berbagi manfaat, berbagi

pengetahuan, berbagi rejeki dan bahkan dengan hanya berbagi senyum

sekalipun. Orang yang menggunakan sudut pandang sukses dari definisi

ini tangannya akan selalu diatas. Menempatkan dirinya sebagai pelayan

atau petugas Tuhan dalam menebar sebanyak-banyak manfaat.

Secara default atau Fitrah, kita memang diciptakan untuk menjadi

Pelayan atau Petugas Tuhan. Ya Tuhan menggerakkan kaki kita untuk

melangkah. Tuhan menggerakkan tangan kita untuk berbagi. Tuhan

menggerakkan mata kita untuk melihat, Tuhan menggerakkan telinga kita

untuk mendengar, Tuhan menggerakkan mulut kita untuk menyampaikan.

Namun Tuhan menyerahkan keputusan itu pada kita. Kitalah lagi yang

memutuskan adakah sukses bagi kita adalah menjadi petugas Tuhan yang

Page 5: Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia

berkontribusi sebaik mungkin melalui bidang pekerjaan kita dan menebar

sebanyak-banyak manfaat melalui pekerjaan kita itu.

Ketika definisi sukses ini yang digunakan maka pencapaian, kekayaan dan

kedudukan yang diperoleh hanyalah sekedar batu lompatan untuk bisa

memberi manfaat lebih banyak lagi. Orang seperti ini jelas tidak

memerlukan pelarian lagi untuk mencari rasa bahagia. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia ke·ba·ha·gi·a·an adalah kesenangan dan

ketenteraman hidup (lahir batin). Kebahagiaan apakah lagi yang melebihi

kebahagiaan sebagai petugas Tuhan?. Orang di Jogja bersedia hanya

dibayar Rp. 7.000,- / bulan asal bisa bertugas sebagai abdi dalem. Karena

bukan materi yang mereka cari namun pengabdian. Banyak panitia pada

acara-acara kegiatan sosial yang rela tidak dibayar asal kegiatanya

berjalan lancar. Sayangnya Tuhan tidak pernah memberi gaji sekecil itu,

semua kebutuhan petugasnya PASTI dicukupkanya secara berkelimpahan.

Dengan sudut pandang seperti ini maka sukses adalah bahagia dan

kesuksesan identik dengan kebahagiaan. Ya memang seharusnya begitu.

Jadi sepertinya saat ini kita sudah punya jawaban atas pertanyaan teman

saya tadi? Kenapa sih harus sukses dan kenapa sih harus bahagia? Ya

anda benar, karena default setting kita memang demikian. Dengan kita

sukses dan bahagia berarti kita sudah memenuhi fitrah penciptaan kita

sebagai petugas dan abdi dari Tuhan.